Efek Analgesik Ekstrak Etanol Bunga Cengkeh (Caryophylli Flos) Pada Mencit Betina Galur Swiss-Webster.
v Universitas Kristen Maranatha
EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL BUNGA CENGKEH
(Caryophylli flos) PADA MENCIT BETINA
GALUR
Swiss-Webster
Fanny Rusaydimanto, 2006, Pembimbing I : Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes. Pembimbing II : Rosnaeni, Dra., Apt.
Nyeri merupakan gejala yang paling sering dikeluhkan banyak orang, sehingga mendorong individu bersangkutan untuk mencari pengobatan, dapat menggunakan obat konvensional atau tanaman obat yang berefek analgesik.
Tanaman obat yang secara empiris digunakan untuk menghilangkan nyeri salah satunya adalah Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry. (cengkeh), dengan menggunakan simplisia bunga cengkeh (Caryophylli flos).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek analgesik ekstrak etanol bunga cengkeh (Caryophylli flos).
Penelitian menggunakan metode prospektif eksperimental sungguhan, memakai Rancangan Acak Lengkap, bersifat komparatif. Uji analgesik dengan metode induksi nyeri cara termik menggunakan 25 ekor mencit betina galur Swiss-Webster yang berat badannya 20-25 g. Mencit dialokasikan secara acak ke dalam 5 kelompok perlakuan, masing-masing diberi Ekstrak Etanol Bunga Cengkeh (EEBC) dosis 1 (1.4 g / Kg BB mencit), dosis 2 (2.8 g / Kg BB mencit), dosis 3 (4.2 g / Kg BB mencit), Kontrol Negatif dan Pembanding (Carboxy Methyl Cellulosa 1% dan Asetosal). Data yang diukur adalah waktu reaksi 10, 20, 30, 45, 60, dan 90 menit setelah perlakuan. Analisis data dengan ANAVA satu arah, dilanjutkan uji Tukey HSD dengan = 0.05, menggunakan program SPSS 13.0 .
Hasil penelitian adalah EEBC dosis 3 memiliki efek analgesik yang signifikan (p<0.05) dan potensinya setara dengan Asetosal (p>0.05).
Kesimpulan : ekstrak etanol bunga cengkeh (Caryophylli flos) dosis 3 (4.2 g / Kg BB mencit) memiliki efek analgesik.
(2)
vi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
ANALGESIC EFFECT OF ETHANOL EXTRACT OF CLOVE FLOWER (Caryophylli flos) TO FEMALE MICE
STRAIN Swiss-Webster
Fanny Rusaydimanto, 2006, 1st Tutor : Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes. 2nd Tutor : Rosnaeni, Dra., Apt.
Pain is disease that is the most people often complained about, which drive people to seek therapy, can use conventional drugs either herbal medicines which have an analgesic effect.
One of herbal medicines that is used empirically to omit pain is Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry. (clove), with use its simplisia clove
flower (Caryophylli flos).
The purpose of this research is to know analgesic effect of ethanol extract of clove flower (Caryophylli flos).
The research used Real Prospective Experimental Method, use Random Complete Design, characteristic of comparative. Test of analgesic effect used Thermal Induction Pain method, used 25 female mouse strain Swiss-Webster by body weight 20-25 grams. The mouse allocation randomly into 5 group of treatment, each mouse gave ethanol extract of clove flower (EEBC) 1st dosage (1.4 mg / kg BW mouse), 2nd dosage (2.8 mg / kg BW mouse), 3rd dosage (4.2 mg / kg BW), Negative and Compare Control (Carboxy Methyl Cellulosa 1% and Asetosal). Data observed is time reaction of mouse at 10, 20, 30, 45, 60, and 90 minutes after treated. Data analysis with one way ANOVA, followed by Tukey HSD test with = 0.05, using SPSS 13.0 program.
The result is EEBC 3rd dosage have significantly analgesic effect (p< 0.05) and the potency equal with Asetosal (p> 0.05).
The conclusion is ethanol extract of clove flower (Caryophylli flos) 3rd dosage (4.2 mg / kg BW) have an analgesic effect.
(3)
vii Universitas Kristen Maranatha
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT... v
PRAKATA... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan... 2
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 2
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis... 3
1.6 Metodologi ... 4
1.7 Lokasi dan Waktu ... 4
BAB II PENDAHULUAN... 5
2.1 Fisiologi Sensasi Nyeri ... 5
2.1.1 Rasa Nyeri... 5
2.1.2 Klasifikasi Nyeri ... 5
2.1.3 Reseptor Nyeri ... 6
2.1.4 Sifat Nonadaptasi dari Reseptor Rasa Nyeri... 7
2.1.5 Serabut Nyeri Aferen Primer ... 7
(4)
viii Universitas Kristen Maranatha
2.1.7 Sistem Penghantaran Impuls Nyeri... 11
2.1.8 Pemodulasi Sistem Nyeri dan Sistem Analgesia ... 13
2.2 Obat Analgesik... 15
2.2.1 Golongan Analgesik Opioid... 16
2.2.2 Golongan Analgesik Nonopioid... 16
2.2.3 Tempat Kerja Obat Golongan AINS... 16
2.2.4 Asam Asetil Salisilat ... 18
2.2.5 Efek Analgesik Asetosal ... 18
2.3 Cengkeh ... 19
2.3.1 Taksonomi... 20
2.3.2 Deskripsi Cengkeh (Caryophyllus aromaticus L.)... 20
2.3.3 Ekologi dan Penyebaran... 22
2.3.4 Bunga Cengkeh (Caryophylli flos) ... 22
2.3.5 Manfaat ... 23
2.3.6 Zat Aktif Eugenol... 23
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN... 25
3.1 Bahan dan Alat... 25
3.1.1 Bahan yang Digunakan ... 25
3.1.2 Alat yang digunakan ... 25
3.2 Persiapan Penelitian ... 26
3.2.1 Hewan Coba ... 26
3.2.2 Penyiapan Bahan Uji... 26
3.3 Metode Penelitian ... 27
3.3.1 Metode Penarikan Sample... 27
3.3.2 Variabel Penelitian ... 27
3.3.3 Prosedur Kerja... 28
(5)
ix Universitas Kristen Maranatha
4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 30
4.2 Uji Hipothesis ... 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 37
5.1 Kesimpulan ... 37
5.2 Saran... 37
DAFTAR PUSTAKA ... 38
LAMPIRAN 1... 41
LAMPIRAN 2... 43
LAMPIRAN 3... 44
LAMPIRAN 4... 45
(6)
x Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Waktu reaksi (detik) 10 menit sebelum perlakuan... 31 Tabel 4.2 Uji ANAVA terhadap waktu reaksi (detik) 10 menit sebelum
perlakuan ... 32 Tabel 4.3 Rerata waktu reaksi (detik) selama pengamatan 10 - 90 menit
setelah perlakuan ... 32 Tabel 4.4 Uji ANAVA terhadap rerata waktu reaksi setelah perlakuan ... 33 Tabel 4.5 Uji Tukey HSD terhadap rerata waktu reaksi setelah perlakuan ... 34
(7)
xi Universitas Kristen Maranatha
Halaman
Gambar 2.1 Beberapa macam ujung serabut saraf somatosensorik... 6
Gambar 2.2 Komponen-komponen saraf pada kulit ... 7
Gambar 2.3 Skema biosintesis prostaglandin ... 9
Gambar 2.4 Peristiwa aktivasi, sensitasi, dan penyebaran sensitasi dari ujung nosiseptor aferen primer... 10
Gambar 2.5 Mediator-mediator yang dilepaskan oleh jaringan yang mengalami trauma mempengaruhi eksitasi dan inhibisi saraf perifer ... 11
Gambar 2.6 Jaras penjalaran sinyal nyeri ... 12
Gambar 2.7 Jaras penghantaran impuls nyeri ... 13
Gambar 2.8 Macam–macam neurotransmiter ... 14
Gambar 2.9 Sistem analgesia dalam batang otak dan medula spinalis ... 15
Gambar 2.10 Skema biosintesis prostagalandin ... 17
Gambar 2.11 Struktur kimia aspirin... 18
Gambar 2.12 Tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry.).... 20
Gambar 2.13 Bunga cengkeh ... 21
Gambar 2.14 Penampang melintang dan membujur simplisia bunga cengkeh ... 22
Gambar 2.15 Struktur molekul kimia eugenol... 24
Gambar 2.16 Bagan mekanisme analgesik eugenol... 24
Gamabr 3.1 Alat (plat panas) dan respon mencit mengangkat kaki ... 28
(8)
xii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS... 41 LAMPIRAN 2 PROSEDUR EKSTRAKSI BUNGA CENGKEH... 43 LAMPIRAN 3 DATA KASAR PENELITIAN PENGARUH ANALGESIK
EKSTRAK ETANOL BUNGA CENGKEH ... 44 LAMPIRAN 4 UJI STATISTIK... 45
(9)
PERHITUNGAN DOSIS
Perhitungan dosis asetosal
Dosis asetosal 30 mg / 100 g BB tikus (Wahjoedi, Yun Astuti N., B. Nuratmi, 1997)
Faktor konversi dari tikus yang beratnya ± 200 g ke mencit yang beratnya ± 20 g adalah 0.14
Mencit yang digunakan dalam penelitian beratnya ± 22 g Volume lambung mencit ± 0.5 ml
Perhitungan :
Dosis asetosal = 30 mg / 100 g BB tikus = 60 mg / 200g BB tikus Dosis asetosal untuk mencit = 60 mg x 0.14
= 8.4 mg / 20 g BB = 9.24 mg / 22 g BB Jadi dosis mencit = 9.24 mg / 22 g BB = 0.42 g / Kg BB
Dosis asetosal diberikan 9.24 mg / 0.5 ml (volume lambung mencit) 184.8 mg asetosal dilarutkan dalam 10 ml CMC 1%.
Perhitungan dosis ekstrak etanol bunga cengkeh (EEBC) (Caryophylli flos)
Dosis efektif pada mencit = 28 mg / 20 g BB (Fitria Sholihah, 2004) Mencit yang digunakan dalam penelitian beratnya ± 23.7 g
Volume lambung mencit ± 0.5 ml Perhitungan :
Dosis yang digunakan :
EEBC-1 = 28 mg / 20 g = 1.4 g / Kg BB mencit EEBC-2 = 56 mg / 20 g = 2.8 g / Kg BB mencit EEBC-3 = 84 mg / 20 g = 4.2 g / Kg BB mencit
(10)
Perhitungan dosis 1:
EEBC-1 = 28 mg / 20 g BB mencit = 33.18 mg / 23.7 g BB mencit
Dosis 1 diberikan 33.18 mg / 0.5 ml (volume lambung mencit) 663.6 mg dilarutkan dalam 10 ml CMC 1%
Perhitungan dosis 2:
EEBC-2 = 56 mg / 20 g BB mencit = 66.36 mg / 23.7 g BB mencit
Dosis 2 diberikan 66.36 mg / 0.5 ml (volume lambung mencit) 1327.2 mg EEBC dilarutkan dalam 10 ml CMC 1%
Perhitungan dosis 3:
EEBC-3 = 84 mg / 20 g BB mencit = 99.54 mg / 23.7 g BB mencit
Dosis 3 diberikan 99.54 mg / 0.5 ml (volume lambung mencit) 1990.8 mg EEBC dilarutkan dalam 10 ml CMC 1%
(11)
PROSEDUR EKSTRAKSI BUNGA CENGKEH
Bunga cengkeh yang sudah waktunya panen dikeringkan.
Simplisia cengkeh (bahan yang sudah digiling halus) dimasukan ke dalam wadah simplisia pada alat ekstraksi (mesin ekstraktor) dengan perbandingan 1:3 w/v dalam 50 % etanol, prosesnya dilakukan secara kontinyu sehingga semua senyawa dalam simplisanya telah terekstraksi sempurna selama 5 jam, kemudian diperoleh ekstrak cair.
Ekstrak cair tersebut diambil kemudian dimasukanke dalam lemari pengering atau oven selama 48 jam dengan suhu 500C hingga diperoleh ekstrak kering. Ekstrak tersebut kemudian digiling sampai halus.
(12)
LAMPIRAN 3
DATA KASAR PENELITIAN PENGARUH ANALGESIK
EKSTRAK ETANOL BUNGA CENGKEH
Tabel 3.1 Waktu reaksi mencit setelah perlakuan
Kelompok
( n=5) 10’ 20’ 30’ 45’ 60’ 90’
5.17 5.80 4.55 6.49 4.87 3.88
6.53 6.74 3.61 3.71 4.66 5.72
I 7.26 3.92 4.48 5.49 4.63 4.02
4.15 4.95 4.00 6.74 6.13 4.52
4.55 4.63 3.33 5.88 4.81 3.80
Rerata 5.53 5.21 3.99 5.66 5.02 4.39
6.24 6.11 6.03 3.99 3.24 6.81
3.59 5.14 4.82 5.09 3.49 5.06
II 5.99 5.93 5.63 5.15 5.54 5.85
6.01 3.32 4.92 3.54 4.46 3.07
6.13 5.63 6.36 4.21 5.49 4.24
Rerata 5.59 5.23 5.55 4.40 4.44 5.01
4.92 5.30 5.73 7.24 6.74 5.42
3.78 5.47 5.66 5.61 5.96 5.45
III 4.43 5.43 5.72 5.69 7.26 5.29
4.36 6.09 6.45 6.76 7.04 6.55
7.74 6.27 6.94 9.54 4.77 6.68
Rerata 5.05 5.71 6.10 6.97 6.35 5.88
8.85 4.20 1.80 8.38 5.20 3.09
6.17 2.19 3.26 2.07 3.49 5.29
IV 5.85 4.77 7.27 4.37 4.15 6.62
2.98 4.63 5.29 2.65 5.55 3.97
3.58 4.14 4.64 4.49 4.62 4.31
Rerata 5.49 3.99 4.45 4.39 4.60 4.66
6.15 4.10 6.27 2.70 8.94 7.04
7.13 9.53 4.81 6.59 6.24 3.54
V 4.09 7.19 9.00 5.40 4.31 7.98
9.91 6.47 4.97 5.62 5.36 11.42
6.63 10.13 5.72 4.37 4.33 4.15
(13)
UJI STATISTIK
4. 1 Waktu Reaksi 10 Menit Sebelum Perlakuan
Oneway
Descriptives waktu reaksi 10 menit sebelum perlakuan
5 4.9060 .85284 .38140 3.8471 5.9649 3.53 5.64 5 4.6620 1.06013 .47410 3.3457 5.9783 3.30 5.59 5 4.3240 .96645 .43221 3.1240 5.5240 3.20 5.49 5 4.5980 .90842 .40626 3.4701 5.7259 3.02 5.16 5 3.6980 .51572 .23064 3.0576 4.3384 3.10 4.32 25 4.4376 .90790 .18158 4.0628 4.8124 3.02 5.64 EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding Total
N Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound 95% Confidence Interval for Mean
Min Max
Test of Homogeneity of Variances
waktu reaksi 10 menit sebelum perlakuan
1.144 4 20 .365
Levene Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA waktu reaksi 10 menit sebelum perlakuan
4.277 4 1.069 1.379 .277
15.506 20 .775
19.783 24
Between Groups Within Groups Total
(14)
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons Dependent Variable: waktu reaksi 10 menit sebelum perlakuan Tukey HSD
.24400 .55688 .992 -1.4224 1.9104 .58200 .55688 .831 -1.0844 2.2484 .30800 .55688 .980 -1.3584 1.9744 1.20800 .55688 .231 -.4584 2.8744 -.24400 .55688 .992 -1.9104 1.4224 .33800 .55688 .972 -1.3284 2.0044 .06400 .55688 1.000 -1.6024 1.7304 .96400 .55688 .439 -.7024 2.6304 -.58200 .55688 .831 -2.2484 1.0844 -.33800 .55688 .972 -2.0044 1.3284 -.27400 .55688 .987 -1.9404 1.3924 .62600 .55688 .792 -1.0404 2.2924 -.30800 .55688 .980 -1.9744 1.3584 -.06400 .55688 1.000 -1.7304 1.6024 .27400 .55688 .987 -1.3924 1.9404 .90000 .55688 .505 -.7664 2.5664 -1.20800 .55688 .231 -2.8744 .4584
-.96400 .55688 .439 -2.6304 .7024 -.62600 .55688 .792 -2.2924 1.0404 -.90000 .55688 .505 -2.5664 .7664 (J) Kelompok Pelakuan
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1 EEBC -2 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1 EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Pembanding EEBC -1 EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif (I) Kelompok Pelakuan EEBC -1 EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval
(15)
waktu reaksi 10 menit sebelum perlakuan
Tukey HSDa
5 3.6980
5 4.3240
5 4.5980
5 4.6620
5 4.9060
.231
Kelompok Pelakuan Kontrol Pembanding EEBC -3
Kontrol Negatif EEBC -2 EEBC -1 Sig.
N 1
Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
a.
4.2 Waktu Reaksi 10 Menit Setelah Perlakuan
Oneway
Descriptives
waktu reaksi 10 menit setelah perlakuan
5 5.5320 1.32167 .59107 3.8909 7.1731 4.15 7.26 5 5.5920 1.12366 .50252 4.1968 6.9872 3.59 6.24 5 5.0460 1.55935 .69736 3.1098 6.9822 3.78 7.74 5 5.4860 2.33611 1.0447 2.5853 8.3867 2.98 8.85 5 6.7820 2.09612 .93741 4.1793 9.3847 4.09 9.91 25 5.6876 1.70276 .34055 4.9847 6.3905 2.98 9.91
EEBC -1 EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding Total
N Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound 95% Confidence Interval for Mean
Min Max
Test of Homogeneity of Variances
waktu reaksi 10 menit setelah perlakuan
.642 4 20 .639
(16)
ANOVA
waktu reaksi 10 menit setelah perlakuan
8.417 4 2.104 .688 .609
61.169 20 3.058
69.585 24
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: waktu reaksi 10 menit setelah perlakuan Tukey HSD
-.06000 1.10606 1.000 -3.3698 3.2498 .48600 1.10606 .992 -2.8238 3.7958 .04600 1.10606 1.000 -3.2638 3.3558 -1.25000 1.10606 .789 -4.5598 2.0598 .06000 1.10606 1.000 -3.2498 3.3698
.54600 1.10606 .987 -2.7638 3.8558 .10600 1.10606 1.000 -3.2038 3.4158 -1.19000 1.10606 .817 -4.4998 2.1198 -.48600 1.10606 .992 -3.7958 2.8238 -.54600 1.10606 .987 -3.8558 2.7638
-.44000 1.10606 .994 -3.7498 2.8698 -1.73600 1.10606 .532 -5.0458 1.5738 -.04600 1.10606 1.000 -3.3558 3.2638 -.10600 1.10606 1.000 -3.4158 3.2038 .44000 1.10606 .994 -2.8698 3.7498
-1.29600 1.10606 .767 -4.6058 2.0138 1.25000 1.10606 .789 -2.0598 4.5598 1.19000 1.10606 .817 -2.1198 4.4998 1.73600 1.10606 .532 -1.5738 5.0458 1.29600 1.10606 .767 -2.0138 4.6058
(J) Kelompok Pelakuan EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding (I) Kelompok Pelakuan EEBC -1 EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval
(17)
waktu reaksi 10 menit setelah perlakuan
Tukey HSDa
5 5.0460
5 5.4860
5 5.5320
5 5.5920
5 6.7820
.532
Kelompok Pelakuan EEBC -3
Kontrol Negatif EEBC -1 EEBC -2
Kontrol Pembanding Sig.
N 1
Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000. a.
4.3 Waktu Reaksi 20 Menit Setelah Percobaan
Oneway
Descriptives
waktu reaksi 20 menit setelah perlakuan
5 5.2080 1.09054 .48770 3.8539 6.5621 3.92 6.74 5 5.2260 1.12700 .50401 3.8266 6.6254 3.32 6.11 5 5.7120 .43649 .19520 5.1700 6.2540 5.30 6.27 5 3.9860 1.03977 .46500 2.6950 5.2770 2.19 4.77 5 7.4840 2.43688 1.08981 4.4582 10.5098 4.10 10.13 25 5.5232 1.71796 .34359 4.8141 6.2323 2.19 10.13 EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding Total
N Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound 95% Confidence Interval for Mean
Min Max
Test of Homogeneity of Variances
waktu reaksi 20 menit setelah perlakuan
2.895 4 20 .048
(18)
ANOVA
waktu reaksi 20 menit setelah perlakuan
32.155 4 8.039 4.157 .013
38.678 20 1.934
70.833 24
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: waktu reaksi 20 menit setelah perlakuan Tukey HSD
-.01800 .87952 1.000 -2.6499 2.6139 -.50400 .87952 .978 -3.1359 2.1279 1.22200 .87952 .641 -1.4099 3.8539 -2.27600 .87952 .111 -4.9079 .3559
.01800 .87952 1.000 -2.6139 2.6499 -.48600 .87952 .980 -3.1179 2.1459 1.24000 .87952 .629 -1.3919 3.8719 -2.25800 .87952 .115 -4.8899 .3739
.50400 .87952 .978 -2.1279 3.1359 .48600 .87952 .980 -2.1459 3.1179
1.72600 .87952 .319 -.9059 4.3579 -1.77200 .87952 .295 -4.4039 .8599 -1.22200 .87952 .641 -3.8539 1.4099 -1.24000 .87952 .629 -3.8719 1.3919 -1.72600 .87952 .319 -4.3579 .9059
-3.49800* .87952 .006 -6.1299 -.8661 2.27600 .87952 .111 -.3559 4.9079 2.25800 .87952 .115 -.3739 4.8899 1.77200 .87952 .295 -.8599 4.4039 3.49800* .87952 .006 .8661 6.1299
(J) Kelompok Pelakuan EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding (I) Kelompok Pelakuan EEBC -1 EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level. *.
(19)
waktu reaksi 20 menit setelah perlakuan
Tukey HSDa
5 3.9860
5 5.2080 5.2080
5 5.2260 5.2260
5 5.7120 5.7120
5 7.4840
.319 .111
Kelompok Pelakuan Kontrol Negatif EEBC -1 EEBC -2 EEBC -3
Kontrol Pembanding Sig.
N 1 2
Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000. a.
4.4 Waktu Reaksi 30 Setelah Perlakuan
Oneway
Descriptives
waktu reaksi 30 menit setelah perlakuan
5 3.9940 .53238 .23809 3.3330 4.6550 3.33 4.55 5 5.5520 .67503 .30188 4.7138 6.3902 4.82 6.36 5 6.1000 .57075 .25524 5.3913 6.8087 5.66 6.94 5 4.4520 2.06958 .92555 1.8823 7.0217 1.80 7.27 5 6.1540 1.69630 .75861 4.0478 8.2602 4.81 9.00 25 5.2504 1.47377 .29475 4.6421 5.8587 1.80 9.00
EEBC -1 EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding Total
N Mean
Std. Deviatio
n
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound 95% Confidence Interval for Mean
Min Max
Test of Homogeneity of Variances
waktu reaksi 30 menit setelah perlakuan
2.371 4 20 .087
(20)
ANOVA
waktu reaksi 30 menit setelah perlakuan
19.226 4 4.807 2.922 .047
32.902 20 1.645
52.128 24
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: waktu reaksi 30 menit setelah perlakuan Tukey HSD
-1.55800 .81119 .339 -3.9854 .8694 -2.10600 .81119 .109 -4.5334 .3214 -.45800 .81119 .979 -2.8854 1.9694 -2.16000 .81119 .096 -4.5874 .2674
1.55800 .81119 .339 -.8694 3.9854 -.54800 .81119 .959 -2.9754 1.8794 1.10000 .81119 .661 -1.3274 3.5274 -.60200 .81119 .944 -3.0294 1.8254 2.10600 .81119 .109 -.3214 4.5334 .54800 .81119 .959 -1.8794 2.9754 1.64800 .81119 .288 -.7794 4.0754 -.05400 .81119 1.000 -2.4814 2.3734 .45800 .81119 .979 -1.9694 2.8854 -1.10000 .81119 .661 -3.5274 1.3274 -1.64800 .81119 .288 -4.0754 .7794
-1.70200 .81119 .259 -4.1294 .7254 2.16000 .81119 .096 -.2674 4.5874
.60200 .81119 .944 -1.8254 3.0294 .05400 .81119 1.000 -2.3734 2.4814 1.70200 .81119 .259 -.7254 4.1294 (J) Kelompok
Pelakuan EEBC -1 EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding (I) Kelompok Pelakuan EEBC -1 EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval
(21)
waktu reaksi 30 menit setelah perlakuan
Tukey HSDa
5 3.9940
5 4.4520
5 5.5520
5 6.1000
5 6.1540
.096
Kelompok Pelakuan EEBC -1
Kontrol Negatif EEBC -2 EEBC -3
Kontrol Pembanding Sig.
N 1
Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000. a.
4.5 Waktu Reaksi 45 Menit Setelah Perlakuan
Oneway
Descriptives
waktu reaksi 45 menit setelah perlakuan
5 5.6620 1.19740 .53549 4.1752 7.1488 3.71 6.74 5 4.3960 .70397 .31483 3.5219 5.2701 3.54 5.15 5 6.9680 1.59765 .71449 4.9843 8.9517 5.61 9.54 5 4.3920 2.46680 1.10319 1.3291 7.4549 2.07 8.38 5 4.9360 1.47808 .66102 3.1007 6.7713 2.70 6.59 25 5.2708 1.76095 .35219 4.5439 5.9977 2.07 9.54 EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding Total
N Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound 95% Confidence Interval for Mean
Min Max
Test of Homogeneity of Variances
waktu reaksi 45 menit setelah perlakuan
.784 4 20 .549
(22)
ANOVA
waktu reaksi 45 menit setelah perlakuan
23.416 4 5.854 2.295 .095
51.007 20 2.550
74.423 24
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: waktu reaksi 45 menit setelah perlakuan Tukey HSD
1.26600 1.01002 .721 -1.7563 4.2883 -1.30600 1.01002 .698 -4.3283 1.7163 1.27000 1.01002 .719 -1.7523 4.2923 .72600 1.01002 .950 -2.2963 3.7483 -1.26600 1.01002 .721 -4.2883 1.7563
-2.57200 1.01002 .120 -5.5943 .4503 .00400 1.01002 1.000 -3.0183 3.0263 -.54000 1.01002 .983 -3.5623 2.4823 1.30600 1.01002 .698 -1.7163 4.3283 2.57200 1.01002 .120 -.4503 5.5943
2.57600 1.01002 .119 -.4463 5.5983 2.03200 1.01002 .296 -.9903 5.0543 -1.27000 1.01002 .719 -4.2923 1.7523 -.00400 1.01002 1.000 -3.0263 3.0183 -2.57600 1.01002 .119 -5.5983 .4463
-.54400 1.01002 .982 -3.5663 2.4783 -.72600 1.01002 .950 -3.7483 2.2963 .54000 1.01002 .983 -2.4823 3.5623 -2.03200 1.01002 .296 -5.0543 .9903
.54400 1.01002 .982 -2.4783 3.5663 (J) Kelompok
Pelakuan EEBC -1 EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding (I) Kelompok Pelakuan EEBC -1 EEBC -2 EEBC -3
Kontrol Negatif
Kontrol Pembanding Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval
(23)
waktu reaksi 45 menit setelah perlakuan
Tukey HSD a
5 4.3920
5 4.3960
5 4.9360
5 5.6620
5 6.9680
.119
Kelompok Pelakuan Kontrol Negatif EEBC -2
Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -3 Sig.
N 1
Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000. a.
4.6 Waktu Reaksi 60 Menit Setelah Perlakuan
Oneway
Descriptives
waktu reaksi 60 menit setelah perlakuan
5 5.0200 .62857 .28110 4.2395 5.8005 4.63 6.13 5 4.4440 1.07881 .48246 3.1045 5.7835 3.24 5.54 5 6.3540 1.01301 .45303 5.0962 7.6118 4.77 7.26 5 4.6020 .82120 .36725 3.5823 5.6217 3.49 5.55 5 5.8360 1.91189 .85502 3.4621 8.2099 4.31 8.94 25 5.2512 1.30835 .26167 4.7111 5.7913 3.24 8.94
EEBC -1 EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding Total
N Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound 95% Confidence Interval for Mean
Min Max
Test of Homogeneity of Variances
waktu reaksi 60 menit setelah perlakuan
1.627 4 20 .206
(24)
ANOVA
waktu reaksi 60 menit setelah perlakuan
13.423 4 3.356 2.427 .082
27.659 20 1.383
41.082 24
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Post HocTests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: waktu reaksi 60 menit setelah perlakuan Tukey HSD
.57600 .74376 .935 -1.6496 2.8016 -1.33400 .74376 .404 -3.5596 .8916
.41800 .74376 .979 -1.8076 2.6436 -.81600 .74376 .806 -3.0416 1.4096 -.57600 .74376 .935 -2.8016 1.6496 -1.91000 .74376 .115 -4.1356 .3156
-.15800 .74376 1.000 -2.3836 2.0676 -1.39200 .74376 .363 -3.6176 .8336
1.33400 .74376 .404 -.8916 3.5596 1.91000 .74376 .115 -.3156 4.1356 1.75200 .74376 .169 -.4736 3.9776 .51800 .74376 .955 -1.7076 2.7436 -.41800 .74376 .979 -2.6436 1.8076 .15800 .74376 1.000 -2.0676 2.3836 -1.75200 .74376 .169 -3.9776 .4736
-1.23400 .74376 .480 -3.4596 .9916 .81600 .74376 .806 -1.4096 3.0416 1.39200 .74376 .363 -.8336 3.6176 -.51800 .74376 .955 -2.7436 1.7076 1.23400 .74376 .480 -.9916 3.4596
(J) Kelompok Pelakuan EEBC -1 EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding (I) Kelompok Pelakuan EEBC -1 EEBC -2 EEBC -3
Kontrol Negatif
Kontrol Pembanding Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval
(25)
waktu reaksi 60 menit setelah perlakuan
Tukey HSDa
5 4.4440
5 4.6020
5 5.0200
5 5.8360
5 6.3540
.115 Kelompok Pelakuan
EEBC -2 Kontrol Negatif EEBC -1
Kontrol Pembanding EEBC -3
Sig.
N 1
Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000. a.
4.7 Waktu Reaksi 90 Menit Setelah Perlakuan
Oneway
Descriptives
waktu reaksi 90 menit setelah perlakuan
5 4.3880 .79544 .35573 3.4003 5.3757 3.80 5.72 5 5.0060 1.44088 .64438 3.2169 6.7951 3.07 6.81 5 5.8780 .67703 .30278 5.0374 6.7186 5.29 6.68 5 4.6560 1.35110 .60423 2.9784 6.3336 3.09 6.62 5 6.8260 3.17967 1.42199 2.8779 10.7741 3.54 11.4 25 5.3508 1.82946 .36589 4.5956 6.1060 3.07 11.4 EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding Total
N Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound 95% Confidence Interval for Mean
Min Max
Test of Homogeneity of Variances
waktu reaksi 90 menit setelah perlakuan
3.144 4 20 .037
(26)
ANOVA
waktu reaksi 90 menit setelah perlakuan
19.914 4 4.978 1.648 .201
60.412 20 3.021
80.326 24
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: waktu reaksi 90 menit setelah perlakuan Tukey HSD
-.61800 1.09920 .979 -3.9072 2.6712 -1.49000 1.09920 .661 -4.7792 1.7992 -.26800 1.09920 .999 -3.5572 3.0212 -2.43800 1.09920 .214 -5.7272 .8512
.61800 1.09920 .979 -2.6712 3.9072 -.87200 1.09920 .930 -4.1612 2.4172 .35000 1.09920 .998 -2.9392 3.6392 -1.82000 1.09920 .482 -5.1092 1.4692 1.49000 1.09920 .661 -1.7992 4.7792 .87200 1.09920 .930 -2.4172 4.1612 1.22200 1.09920 .799 -2.0672 4.5112 -.94800 1.09920 .907 -4.2372 2.3412 .26800 1.09920 .999 -3.0212 3.5572 -.35000 1.09920 .998 -3.6392 2.9392 -1.22200 1.09920 .799 -4.5112 2.0672
-2.17000 1.09920 .313 -5.4592 1.1192 2.43800 1.09920 .214 -.8512 5.7272 1.82000 1.09920 .482 -1.4692 5.1092 .94800 1.09920 .907 -2.3412 4.2372 2.17000 1.09920 .313 -1.1192 5.4592
(J) Kelompok Pelakuan EEBC -1 EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding (I) Kelompok Pelakuan EEBC -1 EEBC -2 EEBC -3
Kontrol Negatif
Kontrol Pembanding Mean Differenc e (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval
(27)
waktu reaksi 90 menit setelah perlakuan
Tukey HSD a
5 4.3880
5 4.6560
5 5.0060
5 5.8780
5 6.8260
.214 Kelompok Pelakuan
EEBC -1 Kontrol Negatif EEBC -2 EEBC -3
Kontrol Pembanding Sig.
N 1
Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000. a.
4.8 Waktu Reaksi Rerata Setelah Perlakuan
Oneway
Descriptives
waktu reaksi rata-rata setelah perlakuan
5 4.9673 .27140 .12137 4.6303 5.3043 4.50 5.16 5 5.0360 .62580 .27986 4.2590 5.8130 4.22 5.68 5 6.0097 .63775 .28521 5.2178 6.8015 5.32 6.99 5 4.5957 .74944 .33516 3.6651 5.5262 3.75 5.51 5 6.3363 .57769 .25835 5.6190 7.0536 5.87 7.29 25 5.3890 .86943 .17389 5.0301 5.7479 3.75 7.29 EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding Total
N Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound 95% Confidence Interval for Mean
Min Max
Test of Homogeneity of Variances
waktu reaksi rata-rata setelah perlakuan
1.638 4 20 .204
(28)
ANOVA
waktu reaksi rata-rata setelah perlakuan
11.072 4 2.768 7.831 .001
7.070 20 .353
18.142 24
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: waktu reaksi rata-rata setelah perlakuan Tukey HSD
-.06867 .37602 1.000 -1.1939 1.0565 -1.04233 .37602 .078 -2.1675 .0829
.37167 .37602 .857 -.7535 1.4969 -1.36900* .37602 .013 -2.4942 -.2438 .06867 .37602 1.000 -1.0565 1.1939 -.97367 .37602 .110 -2.0989 .1515
.44033 .37602 .767 -.6849 1.5655 -1.30033* .37602 .019 -2.4255 -.1751 1.04233 .37602 .078 -.0829 2.1675 .97367 .37602 .110 -.1515 2.0989 1.41400* .37602 .010 .2888 2.5392 -.32667 .37602 .905 -1.4519 .7985 -.37167 .37602 .857 -1.4969 .7535 -.44033 .37602 .767 -1.5655 .6849 -1.41400* .37602 .010 -2.5392 -.2888 -1.74067* .37602 .001 -2.8659 -.6155 1.36900* .37602 .013 .2438 2.4942 1.30033* .37602 .019 .1751 2.4255 .32667 .37602 .905 -.7985 1.4519 1.74067* .37602 .001 .6155 2.8659
(J) Kelompok Pelakuan EEBC -1 EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding EEBC -1
EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding (I) Kelompok Pelakuan EEBC -1 EEBC -2 EEBC -3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level. *.
(29)
waktu reaksi rata-rata setelah perlakuan Tukey HSDa
5 4.5957
5 4.9673 4.9673
5 5.0360 5.0360
5 6.0097 6.0097
5 6.3363
.767 .078 .905
Kelompok Pelakuan Kontrol Negatif EEBC -1 EEBC -2 EEBC -3
Kontrol Pembanding Sig.
N 1 2 3
Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
(30)
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nyeri merupakan gejala yang paling sering dikeluhkan oleh banyak orang. Rasa nyeri dapat dirasakan seperti rasa terbakar, rasa tertusuk, rasa menyengat, atau rasa nyeri berdenyut denyut, yang berlangsung konstan maupun intermiten, sehingga dapat mengganggu aktivitas kita sehari-hari (Guyton & Hall, 1997). Nyeri yang timbul, mendorong individu bersangkutan untuk mencari pengobatan, baik dengan mengobati sendiri (self-medication) menggunakan obat konvensional atau secara tradisional menggunakan tanaman obat yang berefek analgesik. Analgesik adalah obat yang digunakan untuk menghambat atau mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Obat analgesik konvensional yang beredar saat ini, beberapa menimbulkan efek samping, seperti: iritasi mukosa lambung yang dapat menginduksi tukak lambung atau tukak peptik, perpanjangan waktu perdarahan, perdarahan saluran
cerna bagian atas, gangguan fungsi ginjal (P. Freddy Wilmana, 2004; Furst & Munster, 2002), bahkan kerusakan hati maupun ginjal (Ogbru, 2005).
Oleh karena itu, masyarakat mulai beralih untuk menggunakan tanaman obat sebagai obat alternatif analgesik.
Populasi dunia sampai saat ini sebagian besar masih menggunakan tanaman obat, baik untuk tujuan pengobatan yang utama maupun alternatif. Tanaman obat berasal dari alam dan sifatnya alamiah sehingga dianggap lebih aman dan lebih mudah ditoleransi dibandingkan obat konvensional. Selain itu, tanaman obat dapat diperoleh tanpa perlu menggunakan resep, dan harganya relatif murah (Juckett, 2004).
Tanaman obat yang secara empiris digunakan untuk menghilangkan nyeri salah satunya adalah cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry.), dengan menggunakan simplisia bunga cengkeh (Caryophylli flos). Bunga cengkeh memiliki efek analgesik, antiinflamasi pada mukosa membran mulut,
(31)
Universitas Kristen Maranatha
kerongkongan, dan tenggorokan, serta menghambat pertumbuhan bakteri (Blake, 2004; Suharmiati & Lestari Handayani, 2005).
Penelitian efek analgesik bunga cengkeh pernah dilakukan oleh Fitria Sholihah pada tahun 2004, dengan menggunakan metode Writhing Test yaitu induksi nyeri menggunakan asam asetat yang diberikan secara intraperitoneal. Hasil penelitian tersebut kurang memuaskan, yang mana pada dosis 1.4 g / KgBB mencit dan 2.8 g / KgBB mencit dibandingkan dengan Kontrol Negatif tidak terdapat perbedaan yang signifikan ini menunjukkan bahwa ekstrak bunga cengkeh tidak memiliki efek analgesik, tetapi bila dibandingkan dengan Kontrol Pembanding tidak terdapat perbedaan yang signifikan ini menunjukkan bahwa ekstrak bunga cengkeh memiliki potensi analgesik. Ini berarti ekstrak bunga cengkeh masih memiliki efek analgesik yang lemah. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut efek analgesik bunga cengkeh menggunakan metode yang berbeda yaitu metode induksi nyeri cara termik dan dosis yang lebih besar.
1.2Identifikasi Masalah
Apakah ekstrak etanol bunga cengkeh (Caryophylli flos) memiliki efek analgesik.
1.3Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui tanaman obat yang berefek analgesik sehingga dapat dikembangkan dan digunakan secara luas di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek analgesik ekstrak etanol bunga cengkeh (Caryophylli flos).
1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah
A. Manfaat akademis : pembuatan karya tulis ilmiah ini diharapkan bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan informasi baru di bidang farmakologi
(32)
3
Universitas Kristen Maranatha
tanaman obat, khususnya cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry.) yang berefek analgesik.
B. Manfaat praktis : bunga cengkeh diharapkan dalam penerapannya dapat dijadikan obat alternatif untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri yang digunakan secara luas oleh masyarakat.
1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Reseptor nyeri (nociceptor) merupakan ujung saraf bebas, yang tersebar di kulit, otot, tulang, dan sendi. Impuls nyeri disalurkan ke susunan saraf pusat melalui dua jaras, yaitu jaras nyeri cepat dengan neurotransmiternya glutamat dan jaras nyeri lambat dengan neurotransmiternya substansi P (Guyton & Hall, 1997; Ganong, 2003).
Rangsangan nyeri dapat bersifat mekanik, suhu, dan kimiawi. Beberapa zat kimia yang merangsang jenis nyeri kimiawi meliputi bradikinin, histamin, ion kalium, asetilkolin, dan enzim proteolitik (Guyton & Hall, 1997). Sedangkan yang berperan pada nyeri dengan kerusakan jaringan dan menimbulkan keadaan hiperalgesia adalah prostaglandin. Prostaglandin dibentuk dari konversi asam arakidonat menggunakan enzim siklooksigenase (P. Freddy Wilmana, 2004). Prostaglandin dan substansi P meningkatkan sensitivitas ujung-ujung serabut nyeri tetapi tidak secara langsung merangsangnya (Guyton & Hall,1997).
Penelitian ini menggunakan bunga cengkeh karena mengandung 20% minyak atsiri yang disebut minyak cengkeh (oleum caryophyllum). Komponen utama minyak cengkeh adalah eugenol (Didik Gunawan & Sri Mulyani, 2004).
Eugenol menghambat saluran kalsium tipe-N (Lee et al., 2005). Penghambatan saluran kalsium dalam membran ujung saraf menyebabkan penurunan pelepasan transmiter (substansi P), sehingga menghasilkan inhibisi presinaptik (Guyton & Hall, 1997; Kim et al., 2002). Eugenol juga menghambat enzim siklooksigenase yang mengakibatkan penghambatan sintesa prostaglandin (Bruneton, 1999). Sehingga sinyal nyeri dapat diblokade dan terjadi analgesia.
(33)
Universitas Kristen Maranatha 1.6Metodologi
Metode penelitian yang digunakan adalah metode prospektif eksperimental sungguhan, memakai Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang bersifat komparatif. Uji analgesik dilakukan dengan metode induksi nyeri cara termik, menggunakan plat panas dengan suhu 550C yang dilengkapi thermostat.
Data yang diukur adalah waktu reaksi (dalam satuan detik) timbulnya respon yang pertama kali muncul, yaitu mengangkat atau menjilat kaki depan atau meloncat, setelah mencit diletakkan di atas plat panas.
Analisis data dengan ANAVA satu arah, dilanjutkan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan = 0.05, menggunakan program SPSS 13.0.
1.7Lokasi dan Waktu
Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.
(34)
37 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Ekstrak etanol bunga cengkeh (Caryophylli flos) dosis 3 (4.2 g / KgBBmencit) memiliki efek analgesik.
5.2 Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menguji efek analgesik dari bunga cengkeh dengan menggunakan dosis yang lebih besar dan jumlah sampel yang lebih banyak, atau menggunakan hewan uji lain.
Diperlukan uji toksisitas pada mencit atau pada hewan coba lain untuk mengetahui batas keamanannya.
Diperlukan penelitian serupa dengan menggunakan fraksi-fraksinya, misal dengan pelarut : n-heksana, etil asetat, dan lain-lain.
(35)
38 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Blake S. 2004. Medicinal plant actions. http://www.naturalhealthwizards.com/ MedicinalPlantActions Sample.pdf/, March 27th 2006.
Bruneton, J. 1999. Clove, Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry. In:
Pharmacognosy phytochemistry medicinal plants. 2nd ed. Paris: Lavoisier. p. 553-555.
Busroni. 2000. Sintesa 1-(3,4 dimetoksi fenil)-2-propanon turunan eugenol melalui pembentukkan senyawa 1-(3,4 dimetoksi fenil)-2- propanil format pada suhu 250-3000C. http://www.unej.ac.id/fakultas/mipa/pdf/busroni.pdf., 21 Mei 2006.
Cabrera C. 2001. Clinical aromatherapy-the medicinal value of volatile oil. http://www.gaiagarden.com/pdf/voloils.pdf., March 27th 2006.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Vademekum bahan obat alam. Jakarta: DirJen POM. h. 42-46.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Materia medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: DirJen POM. h. 55-58.
Dharmady Agus dan Triyanto. 2004. Manajemen nyeri dalam suatu tatanan tim medis multidisiplin. Majalah Kedokteran Atma Jaya, 3(1): 1.
Didik Gunawan dan Sri Mulyani. 2004. Obat hayati golongan minyak atsiri. Dalam: Ilmu obat alam (farmakognosi). Cetakan I. Jakarta: Penebar Swadaya. h. 119-120.
Dorland. 2002. Kamus kedokteran dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC. h. 85. Endang Hadipoentyanti. 1997. Tipe dan karakteristik cengkeh. Dalam: Syahril
Kemala, Maharani Hasanah, Alimin Djisbar, Ariful Asman, Naran Nurjannah, eds. Monograf tanaman cengkeh. No. 2. Bogor: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. h. 17.
Fields H.L. & Martin J.B. 2005. Pain: pathophysiology and management. In: Kasper D.L., Fauci A.S., Longo D.L., Braunwald E., Hauser S.L., and Jameson J.L., eds. Harrison’s principles of internal medicine. 16th ed. New York: McGraw-Hill Co. p. 71-73.
(36)
39
Universitas Kristen Maranatha
FloraHealth. 2005. Herb and supplement encyclopedia: Clove. http://www.florahealth.com/flora/home/usa/healthinformation /encyclopedias/Clove.asp., March 24th 2006.
Furst D.E. & Munster T. 2002. Obat-obat anti inflamasi nonsteroid, obat-obat antireumatik pemodifikasi penyakit, analgesik nonopioid, dan obat-obat untuk pirai. Dalam: Katzung B.G., ed. Farmakologi dasar dan klinik. Edisi 8. Jakarta: Salemba Medika. h. 449-460.
Ganong W.F. 2003a. Sensasi somatovisera (perasaan kulit, dalam & viseral). Dalam: Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC. h. 132, 135-136, 140.
_______. 2003b. Penghantaran di sinaps dan di taut otot-saraf. Dalam: Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC. h. 105-106.
Guyton & Hall. 1997a. Susunan sistem saraf dan fungsi dasar sinaps, dan substansi transmiter. Dalam: Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. h. 761-767.
_______. 1997b. Reseptor-reseptor sensorik: Rangkaian saraf untuk mengolah informasi. Dalam: Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. h. 729.
H.Sardjono, O.Santoso, Hedi R.Dewoto. 2004. Analgesik opioid dan antagonis. Dalam: Sulistia G. Ganiswarna, dkk., eds. Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. h. 189-190.
Ipteknet. 2005. Cengkeh. http://www.iptek.net.id/ind/pdtanobat/view.php?id=9/, 22 Maret 2006.
Juckett G. 2004. Herbal medicines. In: Stitzel R.E. and Craig C.R., eds. Modern pharmacology with clinical applications. 6th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. p. 785.
Kim J.S., Lee.C.H., Park K., Kim Y.B., Yang B.H., Piao Z.G., et al. 2002. Effect of eugenol on ionic current and substance P release in trigeminal ganglion neuron. http://iadr.confex.com/iadr/2002SanDiego/
techprogram/abstract_16911 .htm/, April 6th 2006.
Lee M.H., Yeon K.Y., Park C.K., Li H.Y., Fang Z., Kim M.S., et al. 2005. Eugenol inhibits calcium currents in dental afferent neurons.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db= pubmed&dopt=Abstract&listuids=16109996&queryhl=2&itool =pubmed_docsum, April 6th 2006.
(37)
Universitas Kristen Maranatha
MayoClinic. 2005. Nervous system: How you feel pain.
http://www.mayoclinic.com/health/pain/PN00017, May 24th 2006. Neuromuscular. 2000. Pain medications. http://www.neuro.wustl.edu/
neuromuscular/lab/painmed.htm, May 11th 2006.
Ogbru O. 2005. Nonsteroidal Antiinflamatory Drugs (NSAIDs). http://www.medicinenet.com/nonsteroidal_antiinflammatory_drugs/ article.htm, May 24th 2006.
P. Freddy Wilmana. 2004. Analgesik-antipiretik: Analgesik anti-inflamasi non steroid dan obat pirai. Dalam: Sulistia G. Ganiswarna, dkk., eds.
Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. h. 207-213.
Sidik, Kosasih P., Moesdarsono, Iwang S., Soediro Soetarna. 1993. Analgetika. Dalam: Penapisan farmakologi pengujian fitofarmaka dan pengujian klinik. Jakarta: Yayasan Pengembangan Bahan Obat Alami Phyto Medica. h. 4-5. Ramabadran K. & Bansinath M. 1990. Bioscreening technique for analgesic
activity. In: Thompson E.B., ed. Drug bioscreening. New York: VCH. p. 56. Sawynok J. 2003. Topical and peripherally acting analgesics.
http://www.pharmrev.aspetjournals.org/cgireprint/55/1/1?maxtoshow=&HITS =10&hits=10&RESULTFORMAT=&fulltext=analgesia&andorexactfulltext= and&searchid=1&FIRSTINDEX=0&sortspec=relevance&resourcetype= HWCIT/, May 23th 2006.
Shiel W.C. 2005. Pain...oh, what a pain!. http://www.medicinenet.com/script/ main/art.asp?articlekey=40842, May 24th 2006.
Suharmiati & Lestari Handayani. 2005. Tanaman obat untuk keadaan darurat di rumah. Dalam: Ramuan tradisional untuk keadaan darurat di rumah. Edisi 1. Jakarta: Agromedia Pustaka. h. 53.
Wahjoedi, Yun Astuti N., B. Nuratmi. 1997. Efek antipiretik ekstrak etanol daun johor (Cassia sianea Lamk.) pada tikus putih. Buletin penelitian kesehatan, 25: 34-38.
Wikipedia. 2006. Aspirin. http://en.wikipedia.org/wiki/Apirin, May 11th 2006. _______. 2006. Nonsteroidal_anti-inflammatory_drug. http://en.wikipedia.org/
wiki/Nonsteroidal_anti-inflammatory_drug, May 11th 2006.
Wuryanti Handayani. 2001. Sintesis polieugenol dengan katalis asam sulfat. http://www.unej.ac.id/fakultas/mipa/vol2,no2/sintesis.pdf/, April 4th 2006.
(1)
Universitas Kristen Maranatha tanaman obat, khususnya cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry.) yang berefek analgesik.
B. Manfaat praktis : bunga cengkeh diharapkan dalam penerapannya dapat dijadikan obat alternatif untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri yang digunakan secara luas oleh masyarakat.
1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Reseptor nyeri (nociceptor) merupakan ujung saraf bebas, yang tersebar di kulit, otot, tulang, dan sendi. Impuls nyeri disalurkan ke susunan saraf pusat melalui dua jaras, yaitu jaras nyeri cepat dengan neurotransmiternya glutamat dan jaras nyeri lambat dengan neurotransmiternya substansi P (Guyton & Hall, 1997; Ganong, 2003).
Rangsangan nyeri dapat bersifat mekanik, suhu, dan kimiawi. Beberapa zat kimia yang merangsang jenis nyeri kimiawi meliputi bradikinin, histamin, ion kalium, asetilkolin, dan enzim proteolitik (Guyton & Hall, 1997). Sedangkan yang berperan pada nyeri dengan kerusakan jaringan dan menimbulkan keadaan hiperalgesia adalah prostaglandin. Prostaglandin dibentuk dari konversi asam arakidonat menggunakan enzim siklooksigenase (P. Freddy Wilmana, 2004). Prostaglandin dan substansi P meningkatkan sensitivitas ujung-ujung serabut nyeri tetapi tidak secara langsung merangsangnya (Guyton & Hall,1997).
Penelitian ini menggunakan bunga cengkeh karena mengandung 20% minyak atsiri yang disebut minyak cengkeh (oleum caryophyllum). Komponen utama minyak cengkeh adalah eugenol (Didik Gunawan & Sri Mulyani, 2004).
Eugenol menghambat saluran kalsium tipe-N (Lee et al., 2005). Penghambatan saluran kalsium dalam membran ujung saraf menyebabkan penurunan pelepasan transmiter (substansi P), sehingga menghasilkan inhibisi presinaptik (Guyton & Hall, 1997; Kim et al., 2002). Eugenol juga menghambat enzim siklooksigenase yang mengakibatkan penghambatan sintesa prostaglandin (Bruneton, 1999). Sehingga sinyal nyeri dapat diblokade dan terjadi analgesia.
(2)
4
1.6Metodologi
Metode penelitian yang digunakan adalah metode prospektif eksperimental sungguhan, memakai Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang bersifat komparatif. Uji analgesik dilakukan dengan metode induksi nyeri cara termik, menggunakan plat panas dengan suhu 550C yang dilengkapi thermostat.
Data yang diukur adalah waktu reaksi (dalam satuan detik) timbulnya respon yang pertama kali muncul, yaitu mengangkat atau menjilat kaki depan atau meloncat, setelah mencit diletakkan di atas plat panas.
Analisis data dengan ANAVA satu arah, dilanjutkan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan = 0.05, menggunakan program SPSS 13.0.
1.7Lokasi dan Waktu
Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.
(3)
37 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Ekstrak etanol bunga cengkeh (Caryophylli flos) dosis 3 (4.2 g / KgBBmencit) memiliki efek analgesik.
5.2 Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menguji efek analgesik dari bunga cengkeh dengan menggunakan dosis yang lebih besar dan jumlah sampel yang lebih banyak, atau menggunakan hewan uji lain.
Diperlukan uji toksisitas pada mencit atau pada hewan coba lain untuk mengetahui batas keamanannya.
Diperlukan penelitian serupa dengan menggunakan fraksi-fraksinya, misal dengan pelarut : n-heksana, etil asetat, dan lain-lain.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Blake S. 2004. Medicinal plant actions. http://www.naturalhealthwizards.com/ MedicinalPlantActions Sample.pdf/, March 27th 2006.
Bruneton, J. 1999. Clove, Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry. In:
Pharmacognosy phytochemistry medicinal plants. 2nd ed. Paris: Lavoisier. p. 553-555.
Busroni. 2000. Sintesa 1-(3,4 dimetoksi fenil)-2-propanon turunan eugenol melalui pembentukkan senyawa 1-(3,4 dimetoksi fenil)-2- propanil format pada suhu 250-3000C. http://www.unej.ac.id/fakultas/mipa/pdf/busroni.pdf., 21 Mei 2006.
Cabrera C. 2001. Clinical aromatherapy-the medicinal value of volatile oil. http://www.gaiagarden.com/pdf/voloils.pdf., March 27th 2006.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Vademekum bahan obat alam. Jakarta: DirJen POM. h. 42-46.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Materia medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: DirJen POM. h. 55-58.
Dharmady Agus dan Triyanto. 2004. Manajemen nyeri dalam suatu tatanan tim medis multidisiplin. Majalah Kedokteran Atma Jaya, 3(1): 1.
Didik Gunawan dan Sri Mulyani. 2004. Obat hayati golongan minyak atsiri. Dalam: Ilmu obat alam (farmakognosi). Cetakan I. Jakarta: Penebar Swadaya. h. 119-120.
Dorland. 2002. Kamus kedokteran dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC. h. 85. Endang Hadipoentyanti. 1997. Tipe dan karakteristik cengkeh. Dalam: Syahril
Kemala, Maharani Hasanah, Alimin Djisbar, Ariful Asman, Naran Nurjannah, eds. Monograf tanaman cengkeh. No. 2. Bogor: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. h. 17.
Fields H.L. & Martin J.B. 2005. Pain: pathophysiology and management. In: Kasper D.L., Fauci A.S., Longo D.L., Braunwald E., Hauser S.L., and Jameson J.L., eds. Harrison’s principles of internal medicine. 16th ed. New York: McGraw-Hill Co. p. 71-73.
(5)
Universitas Kristen Maranatha FloraHealth. 2005. Herb and supplement encyclopedia: Clove.
http://www.florahealth.com/flora/home/usa/healthinformation /encyclopedias/Clove.asp., March 24th 2006.
Furst D.E. & Munster T. 2002. Obat-obat anti inflamasi nonsteroid, obat-obat antireumatik pemodifikasi penyakit, analgesik nonopioid, dan obat-obat untuk pirai. Dalam: Katzung B.G., ed. Farmakologi dasar dan klinik. Edisi 8. Jakarta: Salemba Medika. h. 449-460.
Ganong W.F. 2003a. Sensasi somatovisera (perasaan kulit, dalam & viseral). Dalam: Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC. h. 132, 135-136, 140.
_______. 2003b. Penghantaran di sinaps dan di taut otot-saraf. Dalam: Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC. h. 105-106.
Guyton & Hall. 1997a. Susunan sistem saraf dan fungsi dasar sinaps, dan substansi transmiter. Dalam: Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. h. 761-767.
_______. 1997b. Reseptor-reseptor sensorik: Rangkaian saraf untuk mengolah informasi. Dalam: Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. h. 729.
H.Sardjono, O.Santoso, Hedi R.Dewoto. 2004. Analgesik opioid dan antagonis. Dalam: Sulistia G. Ganiswarna, dkk., eds. Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. h. 189-190.
Ipteknet. 2005. Cengkeh. http://www.iptek.net.id/ind/pdtanobat/view.php?id=9/, 22 Maret 2006.
Juckett G. 2004. Herbal medicines. In: Stitzel R.E. and Craig C.R., eds. Modern pharmacology with clinical applications. 6th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. p. 785.
Kim J.S., Lee.C.H., Park K., Kim Y.B., Yang B.H., Piao Z.G., et al. 2002. Effect of eugenol on ionic current and substance P release in trigeminal ganglion neuron. http://iadr.confex.com/iadr/2002SanDiego/
techprogram/abstract_16911 .htm/, April 6th 2006.
Lee M.H., Yeon K.Y., Park C.K., Li H.Y., Fang Z., Kim M.S., et al. 2005. Eugenol inhibits calcium currents in dental afferent neurons.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db= pubmed&dopt=Abstract&listuids=16109996&queryhl=2&itool =pubmed_docsum, April 6th 2006.
(6)
40
MayoClinic. 2005. Nervous system: How you feel pain.
http://www.mayoclinic.com/health/pain/PN00017, May 24th 2006. Neuromuscular. 2000. Pain medications. http://www.neuro.wustl.edu/
neuromuscular/lab/painmed.htm, May 11th 2006.
Ogbru O. 2005. Nonsteroidal Antiinflamatory Drugs (NSAIDs). http://www.medicinenet.com/nonsteroidal_antiinflammatory_drugs/ article.htm, May 24th 2006.
P. Freddy Wilmana. 2004. Analgesik-antipiretik: Analgesik anti-inflamasi non steroid dan obat pirai. Dalam: Sulistia G. Ganiswarna, dkk., eds.
Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. h. 207-213.
Sidik, Kosasih P., Moesdarsono, Iwang S., Soediro Soetarna. 1993. Analgetika. Dalam: Penapisan farmakologi pengujian fitofarmaka dan pengujian klinik. Jakarta: Yayasan Pengembangan Bahan Obat Alami Phyto Medica. h. 4-5. Ramabadran K. & Bansinath M. 1990. Bioscreening technique for analgesic
activity. In: Thompson E.B., ed. Drug bioscreening. New York: VCH. p. 56. Sawynok J. 2003. Topical and peripherally acting analgesics.
http://www.pharmrev.aspetjournals.org/cgireprint/55/1/1?maxtoshow=&HITS =10&hits=10&RESULTFORMAT=&fulltext=analgesia&andorexactfulltext= and&searchid=1&FIRSTINDEX=0&sortspec=relevance&resourcetype= HWCIT/, May 23th 2006.
Shiel W.C. 2005. Pain...oh, what a pain!. http://www.medicinenet.com/script/ main/art.asp?articlekey=40842, May 24th 2006.
Suharmiati & Lestari Handayani. 2005. Tanaman obat untuk keadaan darurat di rumah. Dalam: Ramuan tradisional untuk keadaan darurat di rumah. Edisi 1. Jakarta: Agromedia Pustaka. h. 53.
Wahjoedi, Yun Astuti N., B. Nuratmi. 1997. Efek antipiretik ekstrak etanol daun johor (Cassia sianea Lamk.) pada tikus putih. Buletin penelitian kesehatan, 25: 34-38.
Wikipedia. 2006. Aspirin. http://en.wikipedia.org/wiki/Apirin, May 11th 2006. _______. 2006. Nonsteroidal_anti-inflammatory_drug. http://en.wikipedia.org/
wiki/Nonsteroidal_anti-inflammatory_drug, May 11th 2006.
Wuryanti Handayani. 2001. Sintesis polieugenol dengan katalis asam sulfat. http://www.unej.ac.id/fakultas/mipa/vol2,no2/sintesis.pdf/, April 4th 2006.