PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 SILIMAKUTA SARIBUDOLOK.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN
KALOR DI KELAS X SEMESTER IISMA NEGERI 1
SILIMAKUTA SARIBUDOLOKT.P 2014/2015

Oleh :
Iramaya Fridayanti Sinaga
4112121009
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015

i


ii

RIWAYAT HIDUP

Iramaya Fridayanti Sinaga dilahirkan di Saribudolok pada tanggal 24
September 1993. Ayah bernama Sastra Sinaga dan ibu bernama Nerliaty Purba
dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pada tahun 1999 penulis masuk
SD Swasta GKPS Saribudolok dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005,
penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 1 Silimakuta Saribudolok dan lulus
pada tahun 2008. Kemudian pada tahun 2008, penulis melanjutkan pendidikan
sekolah menengah atas ke SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok dan lulus pada
tahun 2011. Kemudian pada tahun 2011, penulis diterima di Program Studi
Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan (FMIPA UNIMED). Kegiatan intrakurikuler
yang pernah diikuti di UNIMED yaitu Unit Kegiatan Kerohanian Mahasiswa
Kristen Protestan (UKMKP) UNIMED dan lulus ujian pada tanggal 24 Juni 2015.

iv


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga
penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di SMA Negeri
1 Silimakuta Saribudolok T.P. 2014/2015”.
”. Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak Nurdin Siregar, M.S selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga
akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr.
Derlina,M.Si, Bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si , dan Bapak Alkhafi Maas Siregar,
M.Si sebagai dosen penguji I, II, dan III yang telah memberikan masukan dan
saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunaan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Eidi Sihombing M.S, selaku
dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis

selama perkuliahan, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA
Unimed.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai
Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis
selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Kadir
Tarigan, S.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok dan
Ibu Lindawaty Tarigan, S.Pd selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak
membantu dan membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf
administrasi yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis
selama melakukan penelitian.

v

Teristimewa penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Ayahanda Maladin Sastra Sinaga dan Ibunda tercinta Nerliaty Purba yang terus
memberikan motivasi, dan doa serta kasih sayang yang tak pernah henti, terima
kasih kepada abang dan adik tersayang; Dedi Novandri Sinaga dan Cintia Agnes
Sinaga serta sanak keluarga yang senantiasa memberikan motivasi dan doa yang
tulus kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya
skripsi ini.

Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada teman-teman seperjuangan
Fisika Dik C 2011 dan seluruh teman-teman Fisika Unimed 2011 yang telah
memberikan masukan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini dan berjuang bersama pada saat perkuliahan, seminar proposal hingga sidang
dan penyelesaian skripsi. Juga kepada sahabat-sahabatku sekaligus teman
seperjuanganku: Juli Tiara Anggi Damanik, Nita Ariany Purba, dan Rotua
Veronika Marpaung, Pesta Uli Banjarnahor, Riskana Br. Sitepu, dan Angela
Mutia yang telah memberikan motivasi dan masukan dalam penyusunan skripsi
ini. Juga buat teman-teman serumah di Durung 233; Yenni Teresia Manalu,
Nurhaida Natalia Purba, dan Dahlia Simangunsong dan Rinto Gurning yang telah
memberikan semangat dalam mulai pengerjaan skripsi hingga skripsi ini selesai
serta seluruh pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan dunia pendidikan.

Medan,


Juni 2015

Penulis,

Iramaya F Sinaga
NIM. 4112121009

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP
HASIL
ASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN
KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1
SILIMAKUTA SARIBUDOLOK T.P 2014/2015

Iramaya F Sinaga (NIM 4112121009)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
inquiry training terhadap hasil belajar siswa kelas X semester II pada materi
pokok suhu dan kalor di SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok T.P 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment. Populasi dalam penelitian
adalah seluruh siswa kelas X Semester II SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok
yang terdiri dari 8 kelas berjumlah 280 orang. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 8 kelas.
Kelas X-1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 34 orang dan kelas X-3
sebagai kelas kontrol yang berjumlah 36 orang. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini berupa tes hasil belajar untuk mengetahui hasil belajar siswa dan
lembar observasi untuk mengetahui aktivitas belajar siswa.
Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 36,86 dan
kelas kontrol 33,89. Nilai rata-rata postes pada kelas pada kelas eksperimen
sebesar 72,35 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 62,59. Uji hipotesis
menggunakan uji t diperoleh nilai thitung = 3,888 dan nilai ttabel = 1,669, dimana
thitung > ttabel sehingga Ha diterima. Hasil uji hipotesis menunjukkan adanya
pengaruh penggunaan model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar
siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1
Silimakuta Saribudolok T.P.2014/2015. Rata-rata persentase nilai aktivitas belajar
siswa selama proses pembelajaran adalah 68,03 yang termasuk dalam kategori
aktif.
Kata Kunci : Inquiry Training, Hasil Belajar


vi

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

Halaman
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix

x

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Indentifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Defenisi Operasional

1
1
5
6
6
7
7
8


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Kerangka Teoritis
2.1.
2.1.1 Pengertian Belajar
2.1.2 Pengertian Hasil Belajar
2.1.3 Aktivitas Belajar
2.1.4 Pengertian Pembelajaran dan Model Pembelajaran
2.1.5 Model Pembelajaran Inquiry
2.1.6 Model Pembelajaran Inquiry Training
2.1.7 Teori Belajar yang mendukung Model Inquiry Training
2.1.8 Penelitian Yang Relevan
2.1.9 Pembelajaran Konvensional (Model Pembelajaran Langsung)
2.1.10 Materi Pembelajaran
2.2
Kerangka Konseptual
2.3
Hipotesis Penelitian

9
9

9
11
15
16
17
18
21
22
23
23
32
34

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3. Variabel Penelitian
3.4. Jenis Dan Desain Penelitian
3.5. Prosedur Penelitian
3.6. Instrumen Penelitian

3.7. Teknik Analisis Data
3.8. Uji Hipotesis
3.9. Analisis Data Observasi

35
35
35
36
36
37
40
48
50
52

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.2 Data Pretes Dan Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol
4.1.3 Pengujian Analisa Data
4.1.3.1 Nilai Rata-Rata,Simpangan Baku Dan Varians
4.1.3.2 Uji Normalitas Data
4.1.3.3 Uji Homogenitas
4.1.3.4 Uji Kesamaan Rata-Rata Pretes
4.1.3.5 Uji Hipotesis Penelitian
4.1.3.6 Observasi Aktivitas
4.2
Pembahasan

53
53
53
54
56
56
56
57
57
58
58
60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

65
65

DAFTAR PUSTAKA

67

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Tahap Pembelajaran Inkuiri

21

Tabel 2.2. Tabel Hasil Penelitian Terdahulu

22

Tabel 2.3. Tabel Koefisien Muai Panjang Berbagai Zat

24

Tabel 2.4. Beberapa Kalor Jenis Zat

27

Tabel 3.1. Two Group Pretest-Postest Design

36

Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Materi Pokok Suhu Dan Kalor

41

Tabel 3.3. Kriteria Kemampuan Siswa

41

Tabel 3.4. Validasi Butir Setiap Soal

43

Tabel 3.5. Tingkat Kesukaran Butir Soal

44

Tabel 3.6. Daya Beda Butir Soal

46

Tabel 3.7. Pedoman Penskoran Observasi aktivitas

47

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Kontrol & Eksperimen

54

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Nilai Postes Kontrol & Eksperimen

55

Tabel 4.3. Nilai Rata-Rata,Simpangan Bakudan Varians

56

Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Dengan Uji Liliefors

56

Tabel 4.5. Uji Homogenitas data

57

Tabel 4.6. Ringkasan Perhitungan Uji t Dua Pihak

58

Tabel 4.7. Ringkasan Perhitungan Uji t Satu Pihak

58

Tabel 4.8. Rata-Rata Aktivitas Siswa Di Kelas Eksperimen

59

viii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.

Berbagai Perubahan Wujud Suatu Zat

28

Gambar 2.2.

Grafik Suhu Terhadap Kalor

28

Gambar 3.1.

Skema Rancangan Penelitian

39

Gambar 4.1.

Diagram Batang Nilai Pretes Kelas Kontrol & Eksperimen 55

Gambar 4.2.

Diagram Batang Nilai Postes Kelas Kontrol & Eksperimen 56

Gambar 4.3.

Diagram Batang Observasi Aktivitas Siswa

59

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam pengembangan semua
potensi, kecakapan, serta karakteristik sumber daya manusia kearah positif, baik
bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. Pendidikan merupakan proses
mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar
mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, sehingga akan
menimbulkan perubahan dalam dirinya. Semakin banyak dan semakin tinggi
pendidikan seseorang maka akan semakin baik.
Kesadaran tentang pendidikan telah mendorong berbagai upaya dan
perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap perkembangan dunia
pendidikan, terutama perkembangan dalam bidang teknologi dan informasi,
dimana pengetahuan tentang ilmu fisika yang sangat erat kaitannya dengan
IPTEK sangat perlu untuk dikembangkan mulai dari tingkat dasar untuk dapat
bersaing dan dapat bertahan dengan kondisi zaman yang selalu berkembang.
Seiring berjalannya waktu, maka dalam proses pembelajaran harus dapat
mengembangkan kemampuan siswa seutuhnya agar memiliki kualitas sumber
daya manusia yang baik untuk menjawab tantangan-tantangan yang ada.
Mengingat pentingnya peranan pendidikan, pemerintah telah melakukan
banyak perbaikan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam berbagai jenis dan
jenjang. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, proses kegiatan
belajar mengajar disekolah merupakan kegiatan yang sangat penting. Proses
belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi atau
hubungan timbal balik disini bukan hanya sekedar hubungan antara guru dengan
siswa saja, tetapi berupa interaksi edukatif. Sementara masalah yang dihadapi
dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran.

2

Permasalahan besar dalam proses pembelajaran saat ini adalah kurangnya
usaha pengembangan berpikir yang menuntun siswa untuk menguasai konsep.
Proses ini lebih banyak mendorong siswa agar dapat menguasai materi pelajaran
supaya dapat menjawab semua soal ujian yang diberikan. Kenyataan
menunjukkan siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar. Siswa lebih banyak
mendengar dan menulis apa yang diterangkan oleh guru di papan

tulis.

Berdasarkan hasil penelitian dari pusat kurikulum, ternyata metode ceramah
adalah metode yang paling sering digunakan. Hal ini menyebabkan isi mata
pelajaran fisika dianggap sebagai hafalan, sehingga siswa tidak menguasai konsep
(Sirait dkk,2013:3).
Fisika sebagai cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan objek mata
pelajaran yang menarik dan lebih banyak memerlukan pemahaman daripada
penghafalan. Trisno dkk (2014:14) mengatakan bahwa ada kesan yang kuat
menyatakan bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit untuk
dipahami dan kurang menarik. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya
kesempatan siswa untuk mempelajari, mengamati dan menemukan sendiri. Selain
itu ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar fisika
diantaranya proses pembelajaran yang ditemukan secara umum lebih menekankan
pada tuntutan pencapaian kurikulum dan sebagian guru yang belum menciptakan
suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, sehingga siswa kurang
termotivasi dan merasa terbebani dalam belajar fisika. Purnami, dkk (2013:45)
mengatakan bahwa salah satu ukuran keberhasilan proses belajar mengajar dilihat
dari perolehan nilai-nilai siswa pada setiap mata pelajaran. Pada pembelajaran
IPA khususnya fisika seringkali hasil belajar siswa masih rendah, masih banyak
siswa yang nilainya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fisika di SMA
Negeri 1 Silimakuta Saribudolok, nilai rata-rata ulangan harian siswa untuk mata
pelajaran fisika di kelas X hanya 42,85 % atau 60 orang dari 140 siswa yang
memperoleh nilai diatas KKM , dimana nilai KKM di sekolah tersebut yaitu 75,00
sehingga hasil belajar dikatakan rendah.

3

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1
Silimakuta Saribudolok, rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena guru
masih cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional, dimana guru
cenderung lebih menguasai proses pembelajaran dengan menerapkan metode
ceramah. Metode ini membuat guru mendominasi kegiatan belajar mengajar di
kelas sehingga siswa menjadi pasif. Siswa lebih banyak belajar dengan menerima,
mengingat, dan menghafal pelajaran.
Hal inilah yang membuat siswa tidak menyukai pelajaran fisika, dan relevan
dengan data yang diperoleh dari angket yang diberikan kepada 35 siswa.
Sebanyak 29 siswa (82,85 %) menyatakan bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran
yang sulit dipahami dan kurang menarik, dengan alasan bahwa pelajaran fisika itu
tidak terlepas dari rumus-rumus yang harus dihafal. Hal tersebut berhubungan
dengan aktivitas pembelajaran yang sering dilakukan guru di kelas yaitu hanya
membahas soal-soal fisika. Kemudian sebanyak 4 siswa (11,42 %) menyatakan
bahwa pelajaran fisika itu biasa saja, dan sebanyak 2 siswa (5,71 %) menyatakan
bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang mudah. Salah satu faktor yang
menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya aktivitas siswa
didalam pembelajaran dikarenakan minat pelajaran fisika yang masih sangat
rendah.
Berdasarkan kenyataan diatas, perlu diterapkan suatu model pembelajaran
yang akan mengubah cara belajar siswa, dimana siswa akan bertindak lebih aktif
dalam proses pembelajaran. Mengingat fisika merupakan suatu pembelajaran
yang pada dasarnya adalah suatu proses yang diarahkan pada gejala alam yang
terjadi. Dimana fisika sekolah yang diajarkan untuk membekali peserta didik
pengetahuan, pemahaman, konsep dan sejumlah kemampuan untuk memasuki
jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi.
Adapun model pembelajaran yang ditawarkan dan yang sesuai untuk mengubah
cara belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran inquiry
training.

4

Menurut Joyce(2011 : 202) alasan penggunaan model pembelajaran inquiry
training dirancang untuk membawa siswa langsung kedalam proses-proses ilmiah
melalui latihan. Model ini membantu siswa untuk mengembangkan disiplin dan
mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan
pertanyaan dan menemukan jawabannya. Melalui model pembelajaran ini siswa
diharapkan aktif mengajukan pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian
mencari dan mengumpulkan serta memproses data secara logis untuk selanjutnya
mengembangkan strategi intelektual yang dapat digunakan untuk menemukan
jawaban atas pertanyaan tersebut. Model pembelajaran inquiry training dimulai
dengan menyajikan peristiwa yang mengandung teka-teki kepada siswa. Siswasiswa yang menghadapi situasi tersebut akan termotivasi menemukan jawaban
masalah-masalah

yang

masih

menjadi

teka-teki

tersebut.

Guru

dapat

menggunakan kesempatan ini untuk mengajarkan prosedur pengkajian sesuai
dengan langkah-langkah model pembelajaran inquiry training.
Penelitian mengenai model pembelajaran inquiry training sudah pernah
diteliti oleh peneliti sebelumnya. Peneliti sebelumnya Harahap (2012 : 44) hasil
belajar yang diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training
adalah 72,2 sedangkan hasil belajar yang diperoleh dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional adalah 67,2. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan pada kelas yang menggunakan model pembelajaran
inquiry training dan kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
Namun masih terdapat kelemahan dalam penelitian ini, dimana kendala yang
dialami oleh peneliti yaitu kurang mampu mengontrol kelas saat melakukan
diskusi kelompok sehingga kondisi kelas menjadi tidak kondusif. Peneliti juga
mengalami kesulitan ketika membimbing siswa untuk melakukan percobaan
sendiri dan mencari fakta yang relevan karena siswa kurang terbiasa melakukan
percobaan secara mandiri.
Begitu juga penelitian yang sama menggunakan model pembelajaran
inquiry training

dilakukan oleh Hutapea (2013 : 42) hasil belajar dengan

menggunakan model pembelajaran inquiry training adalah 74,63 sedangkan hasil
belajar yang diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran konvensional

5

adalah 69,86. Adapun kelemahan dalam penelitian ini hampir sama dengan
peneliti sebelumnya yaitu peneliti kurang mampu mengontrol kelas saat
melakukan diskusi kelompok sehingga kondisi kelas menjadi tidak kondusif.
Dalam penelitian ini juga peneliti tidak melakukan penilaian hasil belajar dalam
setiap pertemuan, sehingga memberikan hasil yang kurang akurat antara
hubungan aktivitas dan hasil belajar.
Berdasarkan

kelemahan

peneliti

sebelumnya,

untuk

memperbaiki

kelemahan terkait alokasi waktu, maka peneliti akan lebih tegas dalam
pembelajaran terutama pada pertukaran tahap pembelajaran. Karena biasanya
pada pertukaran tahap pembelajaran memakan waktu yang banyak. Peneliti juga
akan menyampaikan langkah model pembelajaran inquiry training kepada siswa
sebelum melaksanakan pembelajaran, agar siswa terbiasa dan tidak heran dengan
model yang akan digunakan pada saat proses pembelajaran. Selain itu peneliti
akan melakukan penilaian hasil belajar dalam setiap pertemuan, agar
mendapatkan hasil yang akurat antara aktivitas dan hasil belajar. Adapun
perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tempat penelitian,
sampel penelitian, materi penelitian, waktu pelaksanaan penelitian.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul :”Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor Di Kelas
X Semester II SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok T.P 2014/2015”.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang terjadinya masalah yang telah dipaparkan,
peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Rendahnya hasil belajar fisika siswa
2. Kemampuan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep fisika yang masih
kurang.
3. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang mampu menciptakan
suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
4. Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar

6

1.3. Pembatasan Masalah
Karena luasnya permasalahan ynag berkaitan dengan penelitian ini, maka
peneliti membuat batasan masalah sebagai berikut:
1.

Subjek penelitian adalah siswa kelas X Semester II SMA Negeri 1
Silimakuta Saribudolok Tahun Pelajaran 2014/2015.

2.

Hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X
Semester II SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok Tahun Pelajaran
2014/2015.

3.

Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran inquiry
training di kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional di
kelas kontrol.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan,
maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut
1. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa yang diberi perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas X semester II
SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok?
2. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa yang diberi perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran inquiry training di kelas X semester II
SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok?
3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training di kelas X
semester II SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok?
4. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap
hasil belajar siswa di kelas X semester II SMA Negeri 1 Silimakuta
Saribudolok?

7

1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa yang diberi perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas X semester II
SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok.
2. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa yang diberi perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran inquiry training di kelas X semester II
SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok.
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selam pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training di kelas X
semester II SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok.
4. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry Training
terhadap hasil belajar siswa di kelas X semester II

SMA Negeri 1

Silimakuta Saribudolok.

1.6. Manfaat penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut:
1.

Merupakan sumbangan yang berharga bagi lembaga pendidikan SMA
dalam rangka memperbaiki dan mengembangkan proses belajar mengajar
terutama untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata
pelajaran fisika.

2.

Dengan menggunakan model

pembelajaran siswa akan terbiasa untuk

belajar mandiri dan berdiskusi tanpa harus di dikte oleh guru.
3.

Mendorong guru untuk pro-aktif dalam menggunakan model pembelajaran
dan memotivasi siswa dalam meningkatkan prestasi belajar.

4.

Menambah pengalaman dan wawasan berpikir bagi penulis terutama
tentang penelitian ilmiah.

8

1.7. Defenisi Operasional
1. Hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau
diciptakan baik secara individual atau kelompok
2. Aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik/jasmani maupun
mental/rohani yang berkaitan dengan kegiatan belajar
3. Kata inkuiri sering juga dinamakan heuriskin yang berasal dari bahasa
yunani, yang memiliki arti saya menemukan. Model pembelajaran inkuiri
berkaitan dengan aktivitas pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk
memuaskan rasa ingin tahu sehingga peserta didik akan menjadi pemikir
kreatif yang mampu memecahkan masalah. Model pembelajaran inkuiri
adalah suatu model pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir
secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban
dari suatu permasalahan yang dipertanyakan.

65

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dan analisa data serta

pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada
materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1
Silimakuta T.P.2014/2015 yaitu pada ranah kognitif dengan nilai rata-rata
postes sebesar 62,59.
2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inquiry
training pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA
Negeri 1 Silimakuta Saribudolok T.P.2014/2015 yaitu pada ranah kognitif
dengan nilai rata-rata postes sebesar 72,35.
3. Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inquiry
training adalah melakukan tanya jawab, mengisi LKS, melakukan
percobaan, melakukan presentasi dan mencatat kesimpulan. Aktivitas
siswa termasuk dalam kategori aktif dimana pada pertemuan I sampai
pertemuan keempat rata-rata persentasenya adalah 68,03.
4. Ada pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar
siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA
Negeri 1 Silimakuta Saribudolok T.P. 2014/2015, dimana thitung > ttabel
yaitu 3,888 > 1,669 pada taraf signifikansi 0,05.
5.2

Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti

mempunyai beberapa saran yaitu :
1. Pada saat proses pembelajaran berlangsung sebaiknya menambahkan
beberapa observer untuk membantu siswa agar pembelajaran lebih terarah
dan mampu mengawasi serta mengamati siswa dalam mengumpulkan data
verifikasi dan eksperimentasi.

66

2. Selama proses pembelajaran berlangsung sebaiknya lebih memperhatikan
efisiensi waktu di setiap tahap model pembelajaran inquiry training, agar
pelaksanaan pembelajaran untuk setiap tahapannya dapat dipergunakan
dengan sesuai.

67

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R.I., (2008), Learning To Teach, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Arikunto,S., (2011), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto,S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Djamarah, Z., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian
Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan.
Foster, Bob, (2007), Fisika SMA Kelas X A, Erlangga : Jakarta.
Hamalik, O., (2011), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Bandung
Harahap, M., dan Ritonga, W., (2012), Strategi Belajar Mengajar Fisika,, FMIPA
Unimed, Medan.
Hermanto, 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik
Dinamis Kelas X Semester II SMA N 1 Sei Bingai T.P. 2012/2013
2012/2013.
Skripsi. Medan : FMIPA Unimed.
Istarani, (2011), 50 Model Pembelajaran Inovatif, Mediapersada, Medan
Kanginan, M., (2007), Fisika SMA/MA Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Pohan, 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik
Dinamis Kelas IX SMP N 5 Pematang Siantar T.P. 2012/2013. Skripsi
Skripsi.
Medan : FMIPA Unimed
Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Pembelajaran, Penerbit, Bumi Aksara,
Sani, Ridwan Abdullah., (2013), Inovasi Pembelajaran
Jakarta.
Sardiman, (2010), Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Rajawali
Pers, Jakarta.

68

Siagian, L. 2009. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model
Berdasarkan Masalah dan Model Pembelajaran Konvensional pada Materi
Pokok Listrik Dinamis di Kelas IX SMP N 2 Rantau Parapat T.A
2008/2009. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta.
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito¸ Bandung.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Supiyanto, (2004), Fisika SMA Untuk SMA Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta

Supiyanto, (2006), Fisika SMA Jilid 1, Erlangga, Jakarta
Progresif, Kencana,
Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif
Jakarta.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 GEBANG T.P. 2015/2016.

0 2 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK SUHU, KALOR, DAN PERPINDAHAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 7 MEDAN T.P. 2015/2016.

0 3 30

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA AL-FATTAH MEDAN.

0 1 26

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR KELAS X SEMESTER II DI SMA NEGERI 1 SUNGGAL T.P. 2015/2016.

0 5 20

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DENGAN MENGGUNAKAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 LAE PARIRA T.P 2014/2015.

0 3 19

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.P. 2014/2015.

0 2 20

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA PAB 8 SAENTIS DELI SERDANG T.P 2014/2015.

0 3 19

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRY (INQUIRY TRAINING) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA SWASTA DARUSSALAM MEDAN T.P 2014/2015.

0 2 20

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA SWASTA TELADAN MEDAN T.P. 2014/2015.

0 5 19

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KALOR KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 TANJUNG PURA T.P 2013/2014.

0 3 12