PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 GEBANG T.P. 2015/2016.

(1)

RIWAYAT HIDUP

Dian Mentari dilahirkan di Stabat 21 Mei 1994. Ayah bernama Sumadi dan Ibu bernama Rusiani, dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Negeri 050659 Stabat dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Stabat dan lulus pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Binjai Kabupaten Langkat dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Universitas Negeri Medan Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UNIMED.


(2)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

POKOK SUHU DAN KALOR KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 GEBANG

T.P. 2015/2016

Oleh

Dian Mentari (4121121005)

ABSTRAK

Penelitian telah dilakukan dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Gebang T.P. 2015/2016” yang bertujuan untuk : mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training dan pembelajaran konvensional, serta mengetahui aktivitas belajar siswa dan pengaruh yang signifikan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training. Jenis penelitian adalah quasi experiment, dengan teknik pengambilan sampel secara cluster random sampling. Kelas eksperimen adalah kelas X MIA-3 yang berjumlah 30 siswa dan kelas kontrol adalah kelas X MIA-4 yang berjumlah 30 siswa. Instrumen yang digunakan adalah tes essay sebanyak 7 soal yang telah divalidkan dan lembar observasi siswa. Pretes diberikan sebelum diberikan perlakuan dengan kemampuan kedua kelas adalah sama. Kelas eksperimen dengan model Inquiry Training dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian diperoleh bahwa hasil belajar siswa di kelas eksperimen mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata sebesar 78,33. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t diperoleh Ha diterima, H0 ditolak sehingga ditarik kesimpulan ada pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor kelas x semester genap SMA Negeri 1 Gebang T.P. 2015/2016


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji bagi Allah yang menciptakan manusia dengan penciptaan yang paling sempurna. Dia-lah yang melengkapi manusia dengan akal sehingga manusia berpikir dan mempunyai hasrat untuk senantiasa mencari kebenaran, senantiasa belajar sepanjang hayatnya, senantiasa berpikir sepanjang rentang kehidupannya agar menjadi pribadi yang bermakna serta mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Atas berkat rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Penyusun mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu Dan Kalor Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Gebang T.P. 2015/2016”. Shalawat dan salam tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabat serta seluruh generasi setelahnya.

Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari hambatan-hambatan dan banyak kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun dengan usaha dan kerja keras yang maksimal dan bantuan dari segala pihak terutama kepada Dosen Pembimbing Skripsi Ibu Dr. Rita Juliani, M.Si yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan skripsi sampai skripsi ini selesai dan memberikan kesempurnaan pada skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED.

2. Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Serta Wakil Dekan Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, MS., M.Sc Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. Alkhafi Maas Siregar, M.Si Selaku Ketua Jurusan Fisika Universitas Negeri Medan.


(4)

v

4. Ibu Dr. Rita Juliani, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing penulis dari awal hingga akhir penyelesaian skripsi.

5. Bapak Drs. Makmur Sirait, M.Si, Bapak Purwanto, S.Si., M.Pd dan Bapak Drs.J. B. Sinuraya, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberi masukan dan mengkoreksi dalam kesempurnaan skripsi ini

6. Seluruh Dosen Jurusan Fisika Universitas Negeri Medan

7. Seluruh Staf dan Pegawai Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan atas kerjasama dan bantuan kepada peneliti terutama dalam usaha surat-menyurat

8. Ibu Dra. Hj. Mirohmayanur, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Gebang beserta wakilnya, guru-guru di SMA Negeri 1 Gebang khususnya guru mata pelajaran fisika Ibu Aminah Lubis, S.Pd.

9. Teristimewa penulis sampaikan kepada Ibunda tercinta Rusiani atas segala kasih sayang, doa, dan pengorbanannya selama ini sehingga peneliti bisa selalu termotivasi dalam menjalani hidup untuk lebih baik lagi dan terlebih dalam pengerjaan skripsi ini. Kepada Ayahanda Sumadi terimakasih atas pengorbanannya, doa dan dukungannya, juga untuk kakakku Puri Mawar Dani, S.Pd terimakasih atas doa, canda dan tawa dalam mengisi hari-hari. 10. Teman-teman Fisika Dik C 2012 terkhusus untuk Tridisilivarie, Listri

Pardani, S.Pd, Siti Khadijah, Nurlia Rahmadani, S.Pd, Apri Tivani Maduwu, Rika Utami, S.Pd, dan Eka Wahyuni, S.Pd, yang telah memberikan dukungan dan semangatnya dalam membantu menyelesaikan penelitian. Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, saya ucapkan terima terima kasih.

Medan, 2017 Penulis


(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Dampak Langsung dan Iringan Model Pembelajaran

Inquiry Training 22

Gambar 2.2. Perbandingan Skala Termometer Celcius, Fahrenheit,

Kelvin, dan Reamur 24

Gambar 2.3. Pemuaian Panjang 25

Gambar 2.4. Pemuaian Luas 26

Gambar 2.5. Pemuaian Volume 27

Gambar 2.6. Grafik Hubungan Volume dan Suhu Air (Anomali Air) 28 Gambar 2.7. Grafik Hubungan Tekanan dan Volume Gas pada

Suhu Konstan 29

Gambar 2.8. Grafik Hubungan Tekanan dan Suhu Gas pada

Volume Konstan 30

Gambar 2.9. Grafik Hubungan Volume dan Suhu Gas pada

Tekanan Konstan 30

Gambar 2.10. Perubahan Wujud Zat 33

Gambar 2.11. Grafik Perubahan Wujud Zat 34

Gambar 4.1. Gambar Diagram Rata-Rata Aktivitas Siswa Pada

Kelas Eksperimen 61

Gambar 4.2. Gambar Diagram Rata-Rata Hasil Belajar Afektif

Siswa Pada Kelas Eksperimen 62

Gambar 4.3. Gambar Diagram Rata-Rata Hasil Belajar Psikomotorik


(6)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Inquiry Training 20

Tabel 2.2. Konversi Skala Termometer 24

Tabel 3.1. Two Group pre-test post-test design 40 Tabel 3.2. Tabel Spesifikasi Materi Pokok Suhu dan Kalor 44 Tabel 3.3. Kriteria Penilaian Hasil Belajar 44 Tabel 3.4. Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa 45 Tabel 3.5. Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa 46 Tabel 3.6. Nilai dan Kategori Reliabilitas 48 Tabel 3.7. Nilai dan Kategori Taraf Kesukaran 49 Tabel 3.8. Nilai dan Kategori Daya Pembeda 50 Tabel 4.1. Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 55 Tabel 4.2. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 56 Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen

Dan Kelas Kontrol 56

Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen

Dan Kelas Kontrol 57

Tabel 4.5. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 57 Tabel 4.6. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes 58 Tabel 4.7. Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes 58 Tabel 4.8. Ringkasan Perhitungan Uji t Postes 59 Tabel 4.9. Hasil Perkembangan Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa 60 Tabel 4.10. Hasil Perkembangan Rata-Rata Hasil Belajar

Afektif Siswa 61

Tabel 4.11. Hasil Perkembangan Rata-Rata Hasil Belajar


(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Perkembangan pendidikan terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perkembangan pendidikan ke arah yang lebih baik pada semua tingkat dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kamampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan yang mendukung pembangunan di masa mendatang dapat mengembangkan potensi peserta didik, sehingga peserta didik mampu mengahadapi problema kehidupan dengan cara menerapkan apa yang dipelajari peserta didik di sekolah. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik.

Penyempurnaan pendidikan formal untuk mengantisipasi kebutuhan dan tantangan masa depan harus dilakukan, diselaraskan dengan perkembangan kebutuhan dunia industri, perkembangan dunia kerja, serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Trianto, 2009).

Pendidikan memberikan siswa kesempatan, harapan, dan pengetahuan agar dapat hidup secara lebih baik. Besarnya kesempatan dan harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. Pendidikan mampu menjadi kekuatan untuk melakukan perubahan kondisi menjadi lebih baik. Pendidikan yang berkualitas melibatkan siswa untuk aktif belajar. Siswa harus diberi


(8)

2

kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, terutama teman sekelas, keluarga, dan masyarakat. Pengetahuan dapat diperoleh ketika siswa melakukan interaksi dengan masyarakat. Pendidikan yang dilakukan seharusnya membentuk siswa yang memiliki karakter agar mereka tidak menyalahgunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk merugikan orang lain (Sani, 2014).

Perkembangan pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perubahan seiring dengan tantangan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era global. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa adalah masih rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang. Meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, proses kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan kegiatan yang sangat penting. Sementara masalah yang dihadapi di dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Pendidikan di provinsi Sumatera Utara perlu ditingkatkan sesuai perkembangan zaman. Untuk meningkatkan mutu yang lebih spesifik sehingga kualitas pendidikan lebih menonjol maka kebijakan desentralisasi pemerintah membawa harapan bagi pembangunan pendidikan khususnya penyelenggaraan sekolah. Tujuan utamanya adalah memandirikan dan memberdayakan sekolah dalam mengembangkan kompetensi yang disampaikan kepada peserta didik (Rhamadani, 2015).

Indonesia memberlakukan otonomi daerah sejak tahun 2001, pengelolaan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan swasta di Indonesia termasuk Kabupaten Langkat yang bertanggung jawab terhadap penyelenggara pendidikan di SMA adalah pemerintah kabupaten. Langkat merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara. Perkembangan pendidikan di kabupaten Langkat sudah baik hal ini didukung dengan tingkat kelulusan Ujian Nasional (UN) untuk tingkat SMA atau sederajat di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, mencapai 100% dengan jumlah 11.621 siswa yang mengikuti ujian nasional.

Hal yang sama terjadi di SMA Negeri 1 Gebang yaitu salah satu SMA di kabupaten Langkat yang memperoleh tingkat kelulusan UN 100%, namun hal ini tidak didukung oleh hasil pengalaman peneliti khususnya pada mata pelajaran fisika, didapatkan bahwa hasil belajar peserta didik memiliki nilai rata-rata 48,98,


(9)

ini menunjukkan bahwa nilai peserta didik masih jauh dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditetapkan yaitu 65, diperoleh data hasil belajar fisika melalui ulangan tengan semester (UTS), sebanyak 12,5 % siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM, berdasarkan pengamatan peneliti, hal ini disebabkan karena kegiatan pembelajaran yang berlangsung masih berpusat kepada guru. Guru menyampaikan materi pembelajaran sebagai produk. Siswa menghafal informasi faktual. Pembelajaran yang masih berpusat kepada guru akan menimbulkan ketidaktahuan pada diri siswa mengenai proses maupun sikap dari konsep fisika yang siswa peroleh. Pendidik perlu menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk mempelajari ilmu fisika. Model yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran serta jenis materi yang diajarkan. Pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami konsep-konsep fisika.

Proses pembelajaran fisika yang biasa dilakukan oleh guru berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada guru dan siswa memperoleh hasil bahwa menjelaskan materi, menjelaskan rumus, memberi contoh soal dan memberikan tugas rumah, sehingga siswa dalam pembelajaran fisika sering sekali terkesan pasif. Keterbatasan sarana prasarana dan alat peraga menjadi kendala utama dalam pembelajaran, sehingga guru mengajarkan materi fisika tidak dengan metode yang bervariasi menyebabkan hasil belajar peserta didik rendah. Peserta didik tidak terlatih untuk bisa menemukan masalah dan pemecahan masalah fisika yang berhubungan dekat dengan kehidupan peserta didik, akibatnya peserta didik hanya mengenal fisika lebih kepada perhitungan matematisnya saja, namun minim konsep dan aplikasinya.

Hasil belajar peserta didik yang masih rendah perlu diatasi dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk bisa menemukan pemecahan masalah dalam ilmu fisika dimana peserta didik mengerti bahwa fisika adalah ilmu yang berkaitan langsung dengan kejadian dan aktifitas dalam hidup. Salah satu cara untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik ialah dengan penerapan model Inquiry Training.


(10)

4

Penelitian mengenai model pembelajaran Inquiry Training telah dilakukan sebelumnya. Pengaruh model pembelajaran Inquiry Training (Latihan Inkuiri) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara aktif dalam menemukan sendiri materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan lingkungan sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran Inquiry Training dapat digunakan untuk mendorong siswa lebih aktif dalam belajar sehingga siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai materi dan akan lebih tertarik terhadap materi yang disampaikan. Keterlibatan aktif siswa terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap siswa terhadap materi pembelajaran (Sani dan Syihab, 2010).

Model pembelajaran Inquiry Training memilki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran Inquiry Training menuntut siswa untuk memecahkan sebuah fenomena dalam fisika dengan melakukan eksperimen sehingga siswa lebih aktif dibanding guru. Penggunaan model pembelajaran Inquiry Training dapat menguntungkan karena memberi peluang sama kepada semua siswa, baik siswa yang memiliki kemampuan rendah, sedang maupun tinggi untuk berhasil. Siswa yang berkemampuan rendah, sedang maupun tinggi ditantang untuk dapat menemukan materi melalui praktikum, dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training siswa lebih berani berbicara didepan kelas (Trisno, dkk. 2014).

Penelitian ini berbeda dengan peneliti-peneliti yang terdahulu, baik dari segi lokasi penelitian, materi yang digunakan, dan waktu pelaksanaan penelitian. Pada penelitian ini peneliti akan mendemonstrasikan terlebih dahulu eksperimen yang akan dilakukan oleh peserta didik, dengan mendemonstrasikan terlebih dahulu eksperimen yang akan dilakukan peserta didik, siswa akan menjadi lebih aktif dan lebih paham mengenai prosedur yang akan dilakukan dalam mengerjakan lembar kerja siswa yang diberikan oleh peneliti.

Pada penelitian sebelumnya juga dijelaskan kekurangan dari penelitian tersebut yaitu masih terdapat siswa yang kurang aktif dalam melakukan kegiatan


(11)

praktikum. Sehingga kegiatan kelompok hanya dikerjakan oleh sebagian anggota kelompok saja. Penelitian ini akan lebih baik apabila semua anggota kelompok terlibat aktif selama proses belajar melalui kerja kelompok, maka perlu perorganisasian kelompok yang lebih baik, sehingga pada penelitian ini peneliti akan memberikan arahan kepada siswa untuk membagi tugas masing-masing dalam setiap anggota kelompoknya, sehingga setiap siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran dan mengerti materi yang diajarkan pada kelas tersebut. Dari uraian tersebut tampak perbedaan antara penilitian-penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan.

Mengacu pada uraian di atas, apakah hasil belajar fisika siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training. Untuk dapat mengetahui hal tersebut, penelitian mengenai model pembelajaran Inquiry Training penting dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan judul : Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Gebang T.P. 2015/2016.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah pada penelitian ini adalah :

1. Rendahnya hasil belajar siswa yang memiliki nilai rata-rata masih dibawah KKM.

2. Proses belajar mengajar masih terpusat kepada guru sehingga siswa cenderung pasif dalam pembelajaran.

3. Ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah seperti laboratorium yang kurang maksimal dalam menunjang proses pembelajaran.

4. Penggunaan metode yang dilakukan saat pembelajaran fisika kurang bervariasi.


(12)

6

5. Tidak adanya pengkaitan antara fisika dengan pada kehidupan sehari-hari sehingga siswa hanya mengenal fisika lebih kepada perhitungan matematisnya saja.

1.3Batasan Masalah

Penulis membatasi permasalahan pada :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Inquiry Training.

2. Subjek yang diteliti adalah siswa SMA Negeri 1 Gebang kelas X semester genap T.P. 2015/2016.

3. Materi pelajaran fisika kelas X semester genap di SMA Negeri 1 Gebang pada materi pokok suhu dan kalor.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Gebang semester genap T.P. 2015/2016 ?

2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Gebang semester genap T.P. 2015/2016 ?

3. Bagaimana aktivitas belajar siswa menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Gebang semester genap T.P. 2015/2016 ?

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas SMA Negeri 1 Gebang semester genap T.P. 2015/2016 ?


(13)

1.5Tujuan Penelitian

Bertitik tolak dari rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran Inquiry Training pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Gebang semester genap T.P. 2015/2016.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Gebang semester genap T.P. 2015/2016.

3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Gebang semester genap T.P. 2015/2016.

4. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas SMA Negeri 1 Gebang semester genap T.P. 2015/2016

1.6Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak, antaranya :

1. Membuka wawasan berpikir dalam mengajar dan mengembangkan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar dan menjadi masukan bagi guru fisika dalam menjalankan kegiatan pembelajaran yang tepat.

2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti sebagai calon guru dalam mengajar fisika terutama pada materi suhu dan kalor di masa yang akan datang. 3. Mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran konsep fisika terutama

pada materi suhu dan kalor.

4. Memberikan wawasan dalam bidang penelitian pendidikan dan model pembelajaran yang akan menjadi bekal untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata.


(14)

8

1.7Definisi Operasional

1. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010).

2. Hasil belajar adalah ketercapaian tiap kemampuan dasar, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorikyang diperoleh siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu (Suyanto dan Jihad, 2013).

3. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain ( Joyce dalam Trianto, 2009).

4. Model Inquiry Training (Latihan Inkuiri) adalah model pembelajaran dimana pengajar melibatkan kemampuan berpikir kritis pembelajaran untuk menganalisis dan memecahkan persoalan secara sistematik (Sani dan Syihab, 2010).


(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran inquiry training pada materi Suhu dan Kalor di kelas X SMA Negeri 1 Gebang Kabupaten Langkat T.P 2015/2016 mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 16,78 menjadi 78,33.

2. Hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran konvensional T.P 2015/2016 pada materi Suhu dan Kalor di kelas X SMA Negeri 1 Gebang Kabupaten Langkat dengan nilai yaitu 58,57.

3. Aktivitas belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran inquiry training pada materi Suhu dan Kalor di kelas X SMA Negeri 1 Gebang Kabupaten Langkat T.P 2015/2016 meningkat pertemuan I, II, III, dan IV yaitu 68,57, 71,42, 74,76, dan 81,42.

4. Ada pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi Suhu dan Kalor di kelas X SMA Negeri 1 Gebang Kabupaten Langkat T.P 2015/2016 dengan thitung > ttabel = 9,76 > 1,671

dengan taraf signifikansi α = 0,05.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memiliki saran, yaitu bagi mahasiswa dan calon guru atau guru yang ingin menerapkan model pembelajaran inquiry training sebaiknya mempersiapkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang menarik dan terkait pada materi pelajaran sehingga siswa akan lebih tertarik lagi mengikuti kegiatan pembelajaran. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih mengoptimalkan pengelolaan kelas khususnya saat diskusi berlangsung agar tidak terjadi keributan di dalam kelas.


(16)

69

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2011), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Aunurrahman, (2012), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Boedijoewono, N, (2007), Pengantar Statistika Ekonomi dan Bisnis, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed.

Hamalik, O, (2013), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Joyce, B., Weil, M., Calhoun, E, (2009), Models Of Teaching Edisi Kedelapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Purwanto, N, (2010), Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Rhamadani, W.T, (2015), Pengaruh Metode Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Fluida Dinamis Kelas XI Semester Genap SMA Swasta Budi Satrya Medan T.P 2014/2015., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Sanjaya, W, (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Sani, R.A, (2014), Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, Bumi Aksara, Jakarta.

Sani, R. A., Syihab, M. Z. A. T, (2010), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training (Latihan Inkuiri) terhadap Penguasaaan Konsep Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Beringin, Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika, 2 : 16-22.

Siddiqui, M.H, (2013), Inquiry Training Model of Teaching : A Search of Learning, International Journal Of Scientific Research (IJSR), 2 : 108-110.


(17)

Sirait, R, (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Usaha dan Energi Kelas VIII MTS N-3 Medan, Jurnal Pendidikan Fisika, 1 : 21-26.

Slameto, (2010), Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana, N, (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sugiono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Supiyanto, (2006), Fisika untuk SMA Kelas X, Phibeta, Jakarta.

Suryosubroto, (2002), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta. Suyanto., Jihad, A, (2013), Menjadi Guru Profesional, Esensi Erlangga Group,

Jakarta.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Media Group, Jakarta.

Trisno., Kendek, Y., Pasaribu, M, (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Training Inquiry terhadap Hasil Belajar pada Pokok Bahasan Kalor Siswa SMP Negeri 9 Palu, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), 2 : 14-20.


(1)

5. Tidak adanya pengkaitan antara fisika dengan pada kehidupan sehari-hari sehingga siswa hanya mengenal fisika lebih kepada perhitungan matematisnya saja.

1.3Batasan Masalah

Penulis membatasi permasalahan pada :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Inquiry Training.

2. Subjek yang diteliti adalah siswa SMA Negeri 1 Gebang kelas X semester genap T.P. 2015/2016.

3. Materi pelajaran fisika kelas X semester genap di SMA Negeri 1 Gebang pada materi pokok suhu dan kalor.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Gebang semester genap T.P. 2015/2016 ?

2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Gebang semester genap T.P. 2015/2016 ?

3. Bagaimana aktivitas belajar siswa menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Gebang semester genap T.P. 2015/2016 ?

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas SMA Negeri 1 Gebang semester genap T.P. 2015/2016 ?


(2)

1.5Tujuan Penelitian

Bertitik tolak dari rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran Inquiry Training pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Gebang semester genap T.P. 2015/2016.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Gebang semester genap T.P. 2015/2016.

3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Gebang semester genap T.P. 2015/2016.

4. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas SMA Negeri 1 Gebang semester genap T.P. 2015/2016

1.6Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak, antaranya :

1. Membuka wawasan berpikir dalam mengajar dan mengembangkan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar dan menjadi masukan bagi guru fisika dalam menjalankan kegiatan pembelajaran yang tepat.

2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti sebagai calon guru dalam mengajar fisika terutama pada materi suhu dan kalor di masa yang akan datang. 3. Mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran konsep fisika terutama

pada materi suhu dan kalor.

4. Memberikan wawasan dalam bidang penelitian pendidikan dan model pembelajaran yang akan menjadi bekal untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata.


(3)

1.7Definisi Operasional

1. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010).

2. Hasil belajar adalah ketercapaian tiap kemampuan dasar, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorikyang diperoleh siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu (Suyanto dan Jihad, 2013).

3. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain ( Joyce dalam Trianto, 2009).

4. Model Inquiry Training (Latihan Inkuiri) adalah model pembelajaran dimana pengajar melibatkan kemampuan berpikir kritis pembelajaran untuk menganalisis dan memecahkan persoalan secara sistematik (Sani dan Syihab, 2010).


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran inquiry training pada materi Suhu dan Kalor di kelas X SMA Negeri 1 Gebang Kabupaten Langkat T.P 2015/2016 mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 16,78 menjadi 78,33.

2. Hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran konvensional T.P 2015/2016 pada materi Suhu dan Kalor di kelas X SMA Negeri 1 Gebang Kabupaten Langkat dengan nilai yaitu 58,57.

3. Aktivitas belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran inquiry training pada materi Suhu dan Kalor di kelas X SMA Negeri 1 Gebang Kabupaten Langkat T.P 2015/2016 meningkat pertemuan I, II, III, dan IV yaitu 68,57, 71,42, 74,76, dan 81,42.

4. Ada pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi Suhu dan Kalor di kelas X SMA Negeri 1 Gebang Kabupaten Langkat T.P 2015/2016 dengan thitung > ttabel = 9,76 > 1,671 dengan taraf signifikansi α = 0,05.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memiliki saran, yaitu bagi mahasiswa dan calon guru atau guru yang ingin menerapkan model pembelajaran inquiry training sebaiknya mempersiapkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang menarik dan terkait pada materi pelajaran sehingga siswa akan lebih tertarik lagi mengikuti kegiatan pembelajaran. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih mengoptimalkan pengelolaan kelas khususnya saat diskusi berlangsung agar tidak terjadi keributan di dalam kelas.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2011), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Aunurrahman, (2012), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Boedijoewono, N, (2007), Pengantar Statistika Ekonomi dan Bisnis, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed.

Hamalik, O, (2013), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Joyce, B., Weil, M., Calhoun, E, (2009), Models Of Teaching Edisi Kedelapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Purwanto, N, (2010), Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Rhamadani, W.T, (2015), Pengaruh Metode Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Fluida Dinamis Kelas XI Semester Genap SMA Swasta Budi Satrya Medan T.P 2014/2015., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Sanjaya, W, (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Sani, R.A, (2014), Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, Bumi Aksara, Jakarta.

Sani, R. A., Syihab, M. Z. A. T, (2010), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training (Latihan Inkuiri) terhadap Penguasaaan Konsep Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Beringin, Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika, 2 : 16-22.

Siddiqui, M.H, (2013), Inquiry Training Model of Teaching : A Search of Learning, International Journal Of Scientific Research (IJSR), 2 : 108-110.


(6)

Sirait, R, (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Usaha dan Energi Kelas VIII MTS N-3 Medan, Jurnal Pendidikan Fisika, 1 : 21-26.

Slameto, (2010), Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana, N, (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sugiono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Supiyanto, (2006), Fisika untuk SMA Kelas X, Phibeta, Jakarta.

Suryosubroto, (2002), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta. Suyanto., Jihad, A, (2013), Menjadi Guru Profesional, Esensi Erlangga Group,

Jakarta.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Media Group, Jakarta.

Trisno., Kendek, Y., Pasaribu, M, (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Training Inquiry terhadap Hasil Belajar pada Pokok Bahasan Kalor Siswa SMP Negeri 9 Palu, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), 2 : 14-20.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X SMA ARJUNA BANDAR LAMPUNG

0 13 55

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 12

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 METRO PELAJARAN 2011/2012

0 11 100

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA, MINAT BACA SISWA DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 PUNDUH PEDADA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 83

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 2 LIWA KABUPATEN LAMPUNG BARAT

5 11 56

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SEMESTER GENAP 2014/2015 SMA NEGERI 1 MERAPI TIMUR KABUPATEN LAHAT SUMSEL

1 24 77

PENGARUH MEDIA KARTU ISOMER BERGAMBAR PADA MATERI HIDROKARBON TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 ALALAK

0 0 7

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 GADING REJO TAHUN PELAJARAN 20152016

1 0 9

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS ADOBE FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI EKOSISTEM KELAS X SMA NEGERI 1 SIANTAN ARTIKEL PENELITIAN

1 1 10

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CIRC PADA MATERI KOLOID TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

0 1 11