POLA PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH POLISI NEGARA (SPN) SAMPALI MEDAN.

( \\

: ~7\;

~\

2e.9
p

fOLA PEKILAKU-KEPt;MI·MFINAN KEPA·LA
.

.

SEKOLAH POLISI ·NEGARA (SPN)
SAMPALI MEDAN

0 le h :

Vit1'S £tj~liH


T.

z~sa

015030081 I AP I REGULEA.
Tesis Diajukan Untuk Memenuhi S~bagin
Persyaratan
Memperoleh Gelar Magiattu Pendidik .n,w-~
Dalam Bidang Administraai Pendidikan IVIILI.K PERPUSTAKAAN .

.

. ·.

.. ·

·.

PROGRAM PASCAS.ARJANA


UNIVERSITAS NEG·ERI. MEDAN
· MED A ·N·.

2 ·004

..

_ ,

,

.

_____

.....;..____;,_---....,...--

lJNil\!ED1 ·

.. ..


·TESIS

: ·~ :

Pola ·P~rilaku-Ktpenm

(SPN)

Sampali ·Medan

Yang dis.usun

·
Kepal~

· ·· . Sekolah:P()lisi· N~ar

.


··

dan diajll;kan oleh : ·

· · V U1's Enjelin T: Zega

015030081

Telah dipertahar.tkan (li depan P~ita
UjianTesis
·, Tanggai 25 Februari 2004
Dinyatk~
telah:memenUhi syarat

Menyetujui · ·
TinrPembimbing .
. Pembimbing n

/


, Y_acub, M.Ed.) .·

{t>r. Sim:Sn, .M.Pd)
· DirelQ;ur Program Pascas&rjana
· · Universitas Negeri Medan

(Dr. Zairiuddin, M.Pd)

(Pro£ Dr. H. Usman Pelly, MA) .

. ..

.

.

. ..

..


Persetujuan Koniisi
Uj i.an Tes.is .Magister.Pendidikan. · ·.
.·..

Nama

No.

1.

..

·I
Prof. Dr. H.M. · Yacub,
{Ketua)
···

.M

. Ed~


·2. ·Dr. Siman,_M.Pd.
. {Selqetaris)

,,.. . . . . . -.. .-..... . . . ........r-.--.. . . . . . ,.. . ,___

3. . ·or. Sukimo, M.Pd.
· (Anggota)
4. .. ·Dr.

Z ainud

~

M.Pd

· . (AnggotaY

5.


Selamat Triorio, M.Sc., Ph_.D.
(Ariggota)
•·

·. . ·.: Vin.)s Enjelin T: Zega .

Nama

... :

NIM

TariggBJ Ujian

....

- . ........ ···--······ .-- -·· .

----·


0153~

· ·. · : 25 Fel1ruari 2004

··- · · -·-·

···--·-- -·-.. ----

- -··

_,,..

··--

- ...·--··. - . - ·-··

KATA PENGANTAR

Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan
Kasih KaruniaNya yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyclesaikan Tesis ini

sebagai persyaratan untuk meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Studi
Administrasi Pendidikan Pascasrujana Universitas Negeri Medan.
Dengan selesainya tesis ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah
membantu dan turut andil di dalarnnya. Untuk itu dalarn kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih sekaligus penghargaan kepada :
1. Bapak Prof. H. Usman Pelly, M.A. Ph.D, selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr. Zainuddin, M.Pd,
Pendidikan Pascasarjana

selaku Ketua Program Studi Administrasi

Universitas Negeri Medan, sekaligus sebagai

Naraswnber..
3. Bapak Prof. Dr. H.M. Yacub, M.Ed, selaku Pembimbing I dan Dr. Siman, M.Pd,
selaku Pembimbing II.
4. Bapak Dr. Sukimo, M.Pd dan Selarnat Triano, M.Sc.,Ph.D sebagai Narasumber.
5. Bapak/Ibu Dosen dan Civitas Akademika Pascasarjana


Universitas Negeri

Medan.
6. Bapak AKBP Drs. M. Wagner Damanik, selaku Kepala Sekolah Polisi Negara
(SPN) Sampali Medan dan seluruh personil SPN Sampali Medan.

Teristimewa

sekali

penulis

sampaikan

kepada

yang

tercinta Papa

FATOLOSA ZEGA dan Mama SITI DEW! ZEGA yang senantiasa memberikan
segenap dukungan, perhatian dan kasih sayang serta tidak pemah merasa letih dalarn
memberikan yang terbaik sehingga tercapainya cita-cita

ank~

ank

ya,

begitu juga

buat adik-adikku tersayang TICIKUS FIRDAUS ZEGA, ELKY CHRlSTPO'S
ZEGA, S.Pd, NECIS WIRA SISWATI CHRISTIN ZEGA, dan seluruh saudara
terdekat atas dukungan doanya selama ini.
Terima kasih penulis sampaikan juga kepada seluruh rekan-rekan satu kelas
reguler angkatan II dan juga buat seluruh Mahasiswa Nias yang tergabWig dalarn
Keluarga Mahasiswa Nias Universitas Negeri (Kamni Unimed),

serta sahabat-

sahabatku yang tidak dapat ditulis namanya satu persatu atas dukungan dan doanya.
Akhimya

penulis

menyadari

bahwa tesis

ini

belum sampai

kesempumaan, untuk itu saran dan kritik sangat diharapkan.

Semoga karya ini

berguna bagi segenap pembaca sekalian.

Medan, Februari 2004
SYALOM

YIN'S ENJELIN T. ZEGA

11

pada

ABSTRAK
Yin's Enjelin T. Zega. Pola Perilaku-Kepcmimpinan Kepala Sekolah Polisi Negara
(SPN) Sampali Medan. Program Paascasarjana Universitas Negeri Medan, 2004.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pola perilaku kepemimpinan Kepala
Sekolah Polisi Negara (SPN) Sampali Medan.
Permasalahan penelitian adalah
1) menemukan bagaimana perilaku pimpinan SPN Sampali Medan sebagai
penyelenggara pendidikan dan pelatihan Bintara Polisi dalam proses memimpin dan
membina seluruh personil agar diperoleh lingkungan kerja yang kondusif dan harmonis.
2) menemukan bagaimana pemimpin melaksanakan bimbingan bagi para tenaga pendidik
di SPN Sampali Medan.
Menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan kunci
dalam penelitian ini adalah Kepala SPN Sampali Medan dan pemilihan informan
lainnya (beberapa staff SPN Sampali Medan) yang meliputi semua kegiatan. Data
penelitian ini dikumpulkan dengan teknik : observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
Data dianalisis dengan model interaktif dari Miles and Huberman yang terdiri dari
reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Untuk keabsahan data digunakan konsep
trustworthiness yang terdiri dari kredibilitas, transferabilitas (generalisasi), dependabilitas
dan konfirmabilitas.
Hasil penelitian ini mengungkap bahwa untuk menjadi Kepala SPN sebaiknya
sudah pemah mengikuti Sekolah Staf Pimpinan Polisi (Sespimpol), disamping itu
dukungan latar belakang pendidikan polisi yang pemah diikuti, telah berpangkat minimal
AKBP Senior dan pengalaman tugas. Pola perilaku kepemimpinan yang terjadi di SPN
Sampali Medan dalam bentuk kepemimpinan Autokratis-Demokratis dan juga gaya
Eksekutif, bersifat konsultatif, dan juga sebagai supervisi. Karakter pimpinan yang
terbentuk mendekati karakteristik Developer dan memenuhi 12 (dua belas) atribut
kepemimpinan. Koordinasi dilaksanakan pimpinan dengan personil melalui rapat staf
pimpinan dan peninjauan langsung di lapangan, serta menerapkan komunikasi terbuka
atau juga komunikasi dua arab. Upaya bimbingan bagi para personil terutama tenaga
pendidik di SPN Sampali Medan dilakukan melalui Apel pagi atau siang, rapat tenaga
pendidik (Gadik), rapat gelar operasional pendidikan (gelar Opsdik) dan dalam
pertemuan baik itu berbentuk formal atau tidak formal. Sedangkan untuk pengembangan
sumber daya manusia diarahkan dalam bentuk penataran Gadik, pendidikan Akta IV,
pendidikan kejuruan polisi yang belum pemah diikuti sebelumnya dan mengikuti kursus
dalam penguasaan komputer dan bahasa lnggris. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan
mutu pendidikan yang akan dihasilkan.
Hasil penelitian ini memberi implikasi bahwa pola perilaku kepemimpinan
Kepala Sekolah Polisi Negara (SPN) Sampali hendaknya dapat diarahkan pada
pemberdayaan potensi yang ada di masing-masing personil terutama pada tenaga
pendidik (Gadik) untuk mencapai tujuan pendidikan Bintara Polri kearah yang lebih
profesional di tengah masyarakat.

Vl

ABSTRACT
Yin's Enjelin T. Zega. Leadership Attitude Pattern of Principal of State Police
School (SPN) Sampali Medan. Post Graduate, Medan State University, Medan
2004
This study is aimed to describe the leadership attitude pattern of principal of
State Police School (SPN) Sampali Medan. The problems discussion are 1) To find out
how is the leadership attitude pattern of principal of state Police school - as the trainer
and educator of police students - managing process and educating of all personnel in
order to have condusive and harmonious working atmosphere, 2) To find out how is the
leardership to do the guidance forms applied by principal of State Police School Sampali
Medan to educator of police students
The method used for this research is descriptive qualitative. Key informan is
Head Master on SPN Sampali Medan and another selective informan (some of State
Police School staffs member) who is involved in all activities.The data were collected
through observation, interview and documentation techniques. It was analysed by using
an interactive model by Miles and Huberman, it consist of data reduction, data display
and aonclusion. The validity of the data were done through trustworthiness concept as
the accumulation of credibility, transferability, dependenabiity and confirmability.
The research' s findings revealed that to be a principal of State Police School, a
police should previously attend Sespimpol ( a special training to enable a police to be a
leader), having police educational background, is in the level at least at Senior AKBP
and having tour of duty experiences. The leadership attitude pattern applied at State
Police School Sampali medan are Autocratic-DemoJcratic and Executive style, which
emphasized on consultative characteristic, and supervisor too. However, in practice
leadership character applied is closely related to developer characteristic and has twelve
leadership requirement. Coordination between principal and his staffs particularly with
educators at State police School Sarnpali is done through staffs meeting and check on the
spot inspection and applying open communication or mutual communication. Guidance
for staffs particularly educators of State Police School (SPN) Sampali Medan were done
through morning ad afternoon inspections, educators meeting (Gadik), operational
education show meeting (Opsdik) and formal and informal meeting. Huan resources
Development was done through Gadik training, Akta IV training, other special training
for police education that they never got previously and following computer and English
courses as well. Those mentioned above are hoped to enable educators giving good
quality of education.
The research result gives implication that a principal of State Police School
(SPN) Sampali Medan with his authority can direct his leadership attitude pattern into
empowering personal potencies of educators and staffs so in turn they can educate those
police students (Bintara) to be come professional persmmels.

Vll

DAFfARISI

Kata Pengantar ................ ... .......................... .... .................................................... ..
Daftar lsi...................... .... ...................................................................................... .
Daftar Tabel .... .... ... ... ... .... .... .... .... .... ...... ... ..... .... .... .... ... .... ... .... ... .. .... .. .. .. ... ... .... .... .
Daftar Gambar................................................................................................ .......
Abstrak ...................................................................................... .............................
Abstract .. . .. . ... . .. . ... .... ... .... ... ... . ... . ... .. .. .. ... .. .... .... .... . ... .. .. .... ... .. . ... ... ... ... ... ... .... .... ... ...
BAB

I

: PENDAHULUAN ..... ................................................................ .
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

BAB

BAB

II

III

iii
v

v
v1

vu
1

Latar Belakang Masalah........................................... .............
Fokus Penelitian ............................................. .......................
Pertanyaan Penelitian .. .. .. .. .. .. .. . ... . .. . ... . ... ... ... .. .. .. .... .. . .. . ... . .. .. .
Batasan Istilah .......................................................................
Tujuan Penelitian .. ......... ............ ... ... ... .... ...... ... ... ... ... ............
Kegunaan Penelitian............................................... .... .... .. .. .. .
Pendekatan Penelitian .... ..... ... .... ....................... ..... ....... ..... ...
Latar Penelitian . ..... .... ..... .... ... .... .... ...... ... . ... ... ... .. .... .... ... ... ....

1
8
8
8
9
9
9
12

: KAJIAN TEORETIS ................... ... ............................ ............ ..

13

. K
. .
epemtmptnan
................................................... .
A . PengertIan
B. Ketrampilan dan Sifat Kepemimpinan ................................ ..
C. Efektivitas Kepemimpinan ................................ .. ........ ........ ..
D. Gaya Kepemimpinan ........................................................... ..

13
16
20
23

: METODE PENELITIAN ....................................................... ..

29

A. Menentukan Situasi Sosial .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. . .. ... .. .. .. .. .. ...... ....
B. Prosedur Pemilihan Informan .... .... ............................ ........ ...
C. Pengumpulan Data Lapangan ........................... ...... .... ... .... ...
1. Teknik Pengumpulan Data..............................................
2. Instrumentasi ..... ..... .... ... .... ... .... ... .... ... ... ... ... ... ... .... .... ... ...
2. Alat Bantu Pengumpul Data............................................

29
30
31
32
34
36

D. Analisis Data ........................................................................
1. Reduksi Data . .. .. .. .. .. .. .. .. . .... .... ... .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. ..
2. Penyajian Data ................................................................
3. Ke simpulan ................................................................ .... .
E. Validasi Data Penelitian................. .......................................
1. Kredibilitas.. .......... ...................... .... ...... ... ... ... ... ... .... ... ....
2. Generalisasi (Transferability)..........................................
3. Dependabilitas .... ..... ........ ... .... ... ... ... ... ... .... .. .... ... ... .... .... ..
4. Konfirrnabilitas .. .... ..... .... ... ... . ... ... ....... ... ... ... ... .... ... .... .... .

Ill

36
37
38
39
39
40
40
41
41

BAB

BAB

BAB

IV

V

VI

: DESKRIPSI HASIL TEMUAN ...............................................

43

A.. Deskripsi SPN Sampali Medan......................................
1. Lokasi SPN Sampali Medan .....................................
2. Sejarah Singkat SPN Sampali Medan ...... ... ... .... ... ....
3. Pengorganisasian.......................................................
4. Tugas Pokok SPN Sampali Medan ...........................
5. Fungsi SPN Sampali Medan .....................................
6. Pelaksanaan Prioritas Sasaran Program ... .. ... ..... .. .. ...
7. Komponen Pendidikan SPN Sampali Medan .... .... ...
8. Sarana dan Prasarana.................................................
B. Analisis Data Lapangan .... .... ... ... ... .... ... .. .... ... ... ... .... ... ....
1. Pola Perilaku Kepemimpinan di SPN Sampali. ... .... .
a. Analisis Logis........................................................
b. Temuan Hasil Analisis ..........................................
2. Pelaksanaan Bimbingan Bagi Instruktur
di SPN Sampali Medan ... ... .. .... ... ... ...... .... ... ... .... ... ....
a. Analisis Logis........................................................
b. Temuan Hasil Analisis ..........................................

43
43
44
47
57
58
59
63
74
80
80
80
86

: HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN ..............................

90

A. Pola Kepemimpinan Ka SPN Sampali Medan.... .... ...... ........
1. Persyaratan dan Pertimbangan Menjadi Kepala SPN.. ...
2. Pelaksanaan Tugas Kepemimpinan... .... ... ... .. .... ... .... ... ....
3. Koordinasi dan Komunikasi Kepala SPN
Sampali Medan... ... .... .... .... ... .... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .... ... .... .
B. Pelak.sanaan Bimbingan Bagi Instruktur
di SPN Sampali Medan... ....... .... ... ... .... ... ...... .... .. ... ... .... .... ... .
1. Situasi dan lntensitas Bimbingan Kepala SPN
Sampali Medan................................................................
2. Bentuk Program Pembinaan Instruktur ...........................
C. Rangkuman ... ..... .... ..... .... .... ... .... ... .... ... ... ... ... ... ... ... ... .... ... .... .

90
90
92

87
87
89

94
96
96
97
98

: PENUTUP ... .... .... .... ..... .... ..... .... .. .. ... .. .. . .. ... ... . .. . .. . .. .. .. .. .. .. ... .. .. ...

103

A. Simpulan .... .... .... ..... .... ..... ... .... .... ... ... .... ... ... ... ... ... ... ... ... .... ....
B. Implikasi.. ... .... .... ..... ..... .... .... ....... ... ... .... ... ... ... ... ... ... ... .... ... ....
C. Saran.- Saran.........................................................................

103
104
105

DAFTAR BACAAN.......... ...................................................................................

106

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................

108

GAMBAR PROSES PENDIDIKAN .................................................................

117

lV

DAFTAR T ABEL

Tabel
Tabe1
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel

1 Data Tindakan Kriminal ... ... ..... ..... ... ... .... ... .... .. .... .. ... ... ... ........ .....
2 Data Siswa Berdasarkan Jenjang Pendidikan .... ... ... .... ... ... ... ... .... ..
3 Data Siswa Berdasarkan Agama ....................................................
4 Data Siswa Berdasarkan Suku I Daerah .......................................
5 Data Keadaan Tenaga Pendidik (Gadik) .......................................
6 Data Pendidikan Kejuruan Tenaga Pendidik .................................
7 Data Keadaan Tenaga Pendidikan (Gadikan) ................................
8 Daftar Alat Instruksional ..............................................................
9 Daftar Hanjar .... ..... ... ...... ... ..... ..... ... ... .... ... .... ... ... ... ... ... ... ... .... ... ....

3
108
108
109
111
111
112

113
114

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Teknik Analisis Data .....................................................................
Gambar 2 Struktur Organisasi SPN Sarnpa1i Medan .. .... ... ... ... .. .... ... ....... ......
Gambar 3 Proses Pendidikan Siswa Bintara Polisi
SPN Sampali Medan ... .... .. .. .. .. ...... ... ... .. .. ... ... .... ... ... ... ... .. ..... ... .. .. .. .

v

37
48
117

1Ml~
L

....

pc,R;~rAK4ni!

· -•H.:.

..

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Lembaga pendidikan Polri yaitu Sekolah Polisi Negara yang disingkat
dengan SPN tidak hanya berada pada satu tempat, akan tetapi menyebar di
beberapa propinsi yang ada di Indonesia dengan jumlah 19 buah, yakni :
l.Sekolah Polisi Negara Seulawah - Aceh, 2. Sekolah Polisi Negara Sampali Sumut, 3. Sekolah Polisi Negara Padang Besi - Sumbar, 4. Sekolah Polisi Negara
Pekan Baru- Riau,

5. Sekolah Polisi Negara Pontianak- Kalbar, 6. Sekolah

Polisi Negara Betung - Sumsel,
8.

7.

Sekolah Polisi Negara Lido - Jabar,

Sekolah Polisi Negara Cisarua - Bandung, 9.

Sekolah Polisi Negara

Purwekerto - Jateng, 10. Sekolah Polisi Negara Banyubiru - Jateng, 11. Sekolah
Polisi Negara Mojokerto - Jatim,

12. Sekolah Polisi Negara Singaraja- Bali,

13. Sekolah Polisi Negara Kupang - NTI, 14.

Sekolah Polisi Negara Balik

Papan- Kaltim, 15. Sekolah Polisi Negara Banjar Baru- Kalsel, 16. Sekolah
Polisi Negara Batua - Sulsel, 17. Sekolah Polisi Negara Karombasan - Sulut,
18. Sekolah Polisi Negara Passo- Maluku, 19. Sekolah Po1isi Negara Jayapura Irja. Sekolah Polisi Negara (SPN) Sampali Medan merupakan satu dari 19 tempat
SPN diselenggarakan, memiliki tanggung jawab untuk melahirkan polisi-polisi
yang profesional, produktif, dan kualitas, hal ini memerlukan penanganan yang
profesional, dan ini tidak terlepas dari orang orang yang mengelola secara

1

2

terorganisir.

Hal inilah merupakan fokus

penelitian yang akan melihat

bagaimana Pola Perilaku Kepemimpinan Kepala SPN Sampali Medan.
Faktor perlunya pendidikan polisi dilatar belakangi pentingnya polisi yang
profesional sebagai satuan pengaman di tengah masyarakat atas kejadian yang
terjadi yang tak terlepas dari kemajuan perkembangan peradaban manusia.
Adanya kesenjangan sosial terjadi mengakibatkan perselisihan di tengah
masyarakat baik antar golongan, ataupun pribadi yang menuntut hak antara satu
dengan yang lain, dan kejadian atau fenomena lainnya sehingga dapat
menimbulkan tindak kriminal seperti pembunuhan, penculikan, penganiayaan,
pemberontakan dan tindakan lainnya yang rnerugikan pihak yang rnengalaminya.
Keresahan lain juga tetjadi di tengah masyarakat yakni dengan merebaknya
perjudian dengan berbagai jenis permainan, baik dilakukan secara kecil-kecilan
atau besar-besaran dan yang terlibat dalam hal ini bukan hanya pada batasan
kalangan orang

dewasa saja bahkan sudah sampai pada kalangan anak-anak.

Kasus yang berkembang ditengah masyarakat yang meresahkan generasi bangsa
adalah NARKOBA (Narkotik dan Obat Bius). Penggunaan Narkoba dapat
menimbulkan

berbagai efek seperti merusak moral, mental, dan menggangu

kesehatan tubuh sipengguna

yang dapat mengakibatkan kematian,

dan juga

dapat menimbulkan tindakan kriminal seperti pencurian dan pembunuhan untuk
memenuhi kebutuhan bagi pecandu Narkoba. Hal ini perlu penanganan khusus
yang dimulai dari lingkungan keluarga sampai kepada pihak kearnanan.

3

Tindakan kriminal lain yang berkembang di masa reformasi dan seakanakan menjadi trend adalah pemboman dilokasi-lokasi tempat umum. Di awali
pemboman di tempat ibadah, kemudian kekawasan kedutaan negara yang
ditempatkan di Indonesia seperti kedutaan Filipina, Amerika Serikat dan lainnya,
kantor milik instansi pemerintah kemudian merembet pada lokasi hiburan yang
saat ini terkenal dengan pemboman di Bali.
Berikut data tentang kasus tindakan kriminal yang terjadi di Sumut kurun waktu
2 tahun terakhir ini pada tabet berikut:

Tabell

DATA TINDAKAN KRIMINAL
TAHUN

JENIS TINDAKAN KRIMINAL

Narkoba

Curas

Curat

Curanmor

Judi

Anira

Kosa

Bunuh

1

2

3

4

8

628

447

934

6
130

7

2001

5
1156

860

14

9
30

2002

958

490

916

1005

56

978

32

35

•sumber data Poltabcs Mcdan Sek1tamya
kcterangan :

Curas
: Pencurian dengan kekerasan
Curat
: Pencurian berat
Curanmor : Pencurian kendaraan motor

Judi
An ira

Kosa
Bunuh

: Perjudian
: Aniaya Berat
: Perkosaan
: Pembunuhan

Berdasarkan tabel di atas tmtuk jenis pencurian yang mendominasi dari
semua tindak kejahatan ditengah masyarakat hal ini akibat dari latar belakang
faktor ekonomi yang tidak sesuai dengan tingkat kebutuhan hidup. Dan ini masih
banyak lagi tindakan-tindakan yang masuk dalam katagori kriminal dan kejadian
lainnya, hal ini dapat dilihat pada program-program televisi seperti PATROLl
disiarkan di Indosiar jam 11.30 Wib, BUSER disiarkan di SCTV jam 11.30,

4

SERGAP disiarkan di RCTI jam 12.00, lewat siaran Radio Republik Indonesia
(RRI) dan radio swasta serta berita koran yang menerbitkan berita kejadian
kriminal. Untuk mengatasi masalah diatas dituntut profesionalisme Polri dan hal
ini berkaitan dengan Lembaga Pendidikan Polri. Sehingga tercipta masyarakat
yang aman, damai dan tentram, dan tidak terusik kehidupannya.
Belwn lagi kejadian pada lalu-lintas jalan raya yang sermg terjadi
tabrakan, terlebih-lebih tabrak lari atau ada kasus yang diselesaikan ditempat bagi
pelanggar rarnbu lalulintas. Kejadian ini perlu mendapat perhatian oleh aparat
yang berkopenten pada bidang itu diantaranya polisi.
Untuk menjalankan tugas seorang polisi haruslah mencapai tujuan Polri
yakni untuk menjamin tertib dan tegaknya hukum serta terbinanya ketentramaan
masyarakat guna mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalarn negeri, terselenggaranya fungsi pertahanan
keamanan negara, dan tercapainya tujuan nasional dengan menjunjung tinggi hak
azasi manusia. (Ps.2 UU No. 27/97).
Membaca hal di atas jelaslah tertuang akan visi dan misi dalam Polri,
dimana menurut Djunaidi (1999) ada 3 (tiga) Visi Polri yang menggambarkan
masa depan yang dicita-citakan adalah : 1. Polri yang profesional sebagai aparat
penegak hukum, 2. Polri dicintai masyarakat, 3. Polri yang bersih dan berwibawa.
Ketiga visi tersebut akan rnenjiwai semua kegiatan, Ethos kerja dan perilaku
anggota Polri.

5

Sedangkan misi Polri yang menjadi tugas tugas pokok ada 3 (tiga), yang
telah diatur tertuang pada UU No. 27 tahun 1997, yakni 1. Penegak hukwn,
2. Perlindungan dan pelayanan msyarakat, 3. Pembimbing masyarakat dalam
rangka tejaminnya tertib dan tegaknya hukum serta terbinanya ketentraman
masyarakat

guna

terwujudnya

keamanan

dan

ketertiban

masyarakat.

(Ps. 3 UU No. 27/97).
Dengan demikian visi dan misi Polri harus dibuat menjadi arab kemana
Polri akan berbuat. Visi berkaitan dengan citranya dan misi adalah tugas yang
harus dikerjakan. Apabila visi dan misi tersebut ditanamkan secara baik pada diri
anggota Polri, maka semua perbuatan akan mengarah kepadanya.
Untuk melahirkan anggota Polri yang sesuai dengan visi dan misi yang
diharapkan perlunya lembaga pendidikan khusus mengenai kepolisian. Karena
pendidikan kepolisian ini merupakan pendidikan kedinasan maka harus
disesuaikan seperti yang tertuang pada Undang-undang Republik Indonesia
NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional khusus Pendidikan
Kedinasan yang isinya sebagai berikut :
1. Pendidikan
kedinasan
merupakan
pendidikan
profesi
yang
diselenggarakan
oleh
departemen
atau
lembaga pemerintah
nondepartemen.
2. Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan dan
ketrampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai dan calon
pegawai negeri suatu departemen atau lembaga pemerintah
nondepartemen.
3. Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal
dan nonfonnal.
4. Ketentuan mengenai pendidikan kedinasan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah. (Pasal 29)

6

Sesuai ayat 2 pasal 29 UU. RI. No. 20, Tahun 2003 di atas maka peran
lembaga pendidikan kepolisian ini harus memberikan muatan tiga unsur yakni
1. kognisi dengan melalui pelajaran yang memberikan pengetahuan tertentu,
2. afeksi yang dibeikan melalui

latihn~I

dari pelajaran yang telah diberikan,

sehingga mereka tahu benar dan terampil, dan 3. konasi yang diberikan melalui
pengasuhan, yang selalu memberikan semangat untuk berkeinginan menjadi
anggota polri yang baik. Atau memberikan sosok Polri yang perlu diteladani,
sehingga akan menimbulkan semangat meniru scperti

tokoh idolanya.

(Djunaidi, 1999).
Apabila lembaga pendidikan Polri gagal memberikan muatan ketiga unsur
tersebut jelaslah pendidikan itu hanya akan menciptakan anggota Polri menjadi
kurang baik, tidak profesional, produktif, serta cenderung penyalahgunaan
wewenang.
Salah satu satuan kerja dalarn lembaga pendidikan Polri yang berada di
Medan adalah Sekolah Polisi Negara (SPN) Sampali yang menangani pendidikan
bintara polisi. Agar tidak menemui kegagalan dalam memproduk atau melahirkan
polisi yang profesional tidak terlepas dari pengelolaan yang profesional oleh
semua pihak atau personil polisi yang ada di lingkungan SPN Sampali itu sendiri
dan ini tidak terlepas juga dari pimpinan yang dapat mengorganisir seluruh sistem
kependidikan polisi dan juga cara perilaku pimpinan dalam memimpin agar
suasana kerja harmonis dan berjalan dengan lancar.

7

. Berdasarkan pendapat Hersey dan Blanchard (1988) yang menjelaskan

''Leardership occurs any time one attemps to influence the behavior of an
individual or group". Dengan kata lain pimpinan harus dapat aktif menjalankan
kepemimpinan pendidikannya dan dapat

mengambil keputusan yang tepat,

sebagai seorang diteladani, dapat berkornWlikasi, motivasi, mengkoordinasi,
membagi tugas, membina dan lainnya bagi anggotanya dan terlebih instruktur
yang akan menangani langsung siswa sebagai calon polisi yang bennutu dan
tanggung sehingga tercipta pemimpin yang efektif.
Fenomena di atas merupakan hal yang menarik untuk diteliti, kemudian
dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan fokus penelitian, yang
akan melihat langsWlg bagaimana sesungguhnya pola perilaku kepemimpin
Kepala SPN Sampali Medan dalam memimpin seluruh pesonil untuk melahirkan
polisi seperti yang diharapkan berdasarkan visi dan misi Polri serta masyarakat,
yang signifikansi pada efektifitas kepemimpinan dalam menentukan mutu Sumber
Daya Manusia (SDM) dalam mewujudkan kerjasama antar unit yang meliputi
proses administrasi, pcmbinaan pcrsonil, keuangan, pengajaran, sarana dan
prasarana yang akan bennuara pada tingginya mutu lulusan SPN Sampali Medan
sebagai aparat keamanan dan ketertiban ditengah masyarakat.

8

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, permasalahan
penelitian ini difokuskan pada :
" Pola Perilaku pemimpin dan kepemimpinan kepala Sekolah Polisi Negara
Sampali Medan"

C. Pertanyaan Penelitian

Adapun yang menjadi permasalahan penelitian ini sebagai berikut:
I . Bagaimanakah Pola perilaku pemimpin dan kepemimpinan di Sekolah Polisi
Negara Sampali Medan?
2. Bagaimanakah pemimpin melaksanakan bimbingan bagi para tenaga pendidik
di SPN Sampali Medan ?

D. Batasan Istilah

Adapun yang menjadi batasan istilah terhadap permasalahan penelitian
sebagai berikut:
1.

Pola Perilaku

kepemimpinan kepala SPN Sampali yang akan diteliti

menyangkut pada syarat dan cara/gaya memimpin oleh Kepala SPN Sampali
Medan.
2. Pelaksanaan bimbingan merupakan bentuk pelatihan atau program khusus
yang dibuat untuk tenaga pendidik oleh Kepala SPN Sampali dalam
meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di lingkungan SPN Sampali.

9

E. Tujuan Penelitian

Penelitiann ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan pola perilaku kepemimpinan di Sekolah Polisi Negara
Sampali Medan.
2. Menjelaskan pelaksanaan bimbingan bagi para instruktur oleh pemimpin SPN
Sampali Medan.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna:
1. Bagi Lembaga Pendidikan dan latihan Mabes POLRI sebagai bahan evaluasi

terhadap kepemimpinan kepala SPN Sampali Medan.
2. Bagi kepala Polda Sumatera Utara sebagai masukan dalam meningkatkan
pembinaan terhadap kepala sekolah kepolisian SPN Sampali dan jajarannya
sehingga lebih baik di masa mendatang.
3. Bagi Kepala Sekolah Polisi Negara Sampali Medan untuk masukan dalam
meningkatkan kualitas kepemimpinan di masa mendatang.

G. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif, karena peneliti ingin mendeskripsikan
perilaku aktor yaitu kepala Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Sampali Medan,
dengan nara sumber dari para pembantu kepala SPN, para instruktur, seluruh
personil dan para siswa, yang akan melihat tentang perilaku kepemimpinan yang
dijalankan oleh kepala SPN Sampali

sebagai satu situasi sosial di Sekolah

10

Kepolisisan Negara Sampali Medan. Sesuai menurut Spradley (1980), bahwa
penelitian kualitatif lebih tepat digunakan pada penelitian perilaku/budaya pada
suatu situasi sosial. Demikian juga Williams (1989) yang menyatakan bahwa,
penelitian kualitatif metode yang efektif untuk mengetahui; 1.

makn

a ~makn

perilaku individu, 2. deskripsi suatu situasi sosial dan inteaksinya yang kompleks
yang dilakukan individu (aktor), 3. pengkajian untuk menemukan informasi barn,
4. fokus yang mendalam dan rinci dari sesuatu yang terbatas jumlahnya,
5. deskripsi dari fen omena yang digunakan untuk menyusun teori, 6. fokus pada
interaksi individu dan prosesnya, 7. uraian yang dengan konteks dan kesimpulan.
Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong

(1989) bahwa penelitian

kualitatif menghasilkan deskripsi/uraian berupa kata-kata tertuli s atau lisan dari
perilaku aktor yang dapat diamati dalam suatu situasi sosial. Selanjutnya dalam
penelitian ini peneliti berusaha memahami makna pola perilaku pemimpin dalam
memimpin dan peristiwa kepemimpinan yang terjadi sesuai latar sosial (social

setting) di SPN Sarnpali Medan
Sejalan dengan hal di atas Faisal (1990) berpendapat bahwa dalam
mempelajari perilaku manusia diperlukan penelitian mendalam sampai ke
perilaku intinya (inner behavior) secara holistik dan bertolak dari sudut pandang
manusia pelakunya.
Aktivitas penelitian kualitatifyang akan dilaksanakan ini memiliki ciri-ciri
sebagaimana dikemukakan Bogdan dan Biklen (1982) yaitu : 1. latar alamiah
sebagai sumber data, 2. peneliti adalah instrumen kunci, 3. penelitian kualitatif
lebih mementingkan proses daripada basil, 4. peneliti dengan pendekatan
kualitatif cenderung menganalisis data secara induktif, 5. makna yang dimiliki

11

pelak.u yang mendasari tindakan-tindakan mereka merupakan aspek esensial
dalam penelitian kualitatif.
Menurut Moleong (1989) bahwa sampel pada penelitian kualitatif ialah
sampel bertujuan (purvosive sample) dimaksudkan menjaring informasi dari
berbagai macam sumber dan bangunannya sehingga dapat dirinci kekhususan
yang ada ke dalam ramuan konteks yang unik. Penetapan informan di atas
sebagai sampel penelitian ini didasarkan pada pertimbangan keterlibatan mereka
terhadap aktivitas kepemimpinan yang dilakukan kepala SPN Sampali Medan.
Berdasarkan pendapat para tokoh kualitatif dimana fokus penelitian ini
adalah pola perilaku pernimpin dan kepemimpinan Sekolah Polisi Negara
Sampali Medan lebih sesuai menggunakan pendekatan kualitatif karena fokus
penelitian kualitatif adalah interaksi aktor·aktor dan prosesnya, bukan
produklhasi lnya.
Sesuai dengan pemyataan Bogdan dan Biklen ( 1982); Lincoln dan Guba
(1985) serta Nasution (1988) peneliti juga tertarik untuk meneliti fenomena yang
teijadi secara alamiah dalam arti tidak dikondisikan atau dimanipulasikan dengan
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dinamakan
juga naturalistic inquiri atau inkuiri (penyelidikan) alamiah (Guba & Lincoln,
1981). Bogdan & Taylor (1993) menyatakan bahwa, tujuan penelitian kualitatif
untuk membentuk pemaharnan-pemahaman yang rasional dan gamblang
mengenai kebenaran dan realita.

Peneliti mengwnpulkan berbagai data dan

informasi melalui observasi terhadap fenomena, serta makna yang melatarbelakanginya. Oleh karena itu dala penelitian ini peneliti menggunakan metode
penelitian deskriptif, seperti dikatakan faisal (1990); Williams (1 989); dan

12

Branen (1992), bahwa kebanyakan peneliian kualitatif bersifat deskriptif.
Penelitian deskriptif dimaksudkan Wltuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai
sesuatu fenomena atau kenyataan sosial, dan penelitian deskriptif tidak
menggunakan serta tidak melakukan pengujian hipotesis (Faisal, 1995).
H. Latar Penelitian

Untuk menggambarkan situasi sosial yang sebenarnya, perlu ditentukan
latar penelitian. Spradley (1980) menjelaskan "all situation involves the three

primary elements of place, actors and activities". Dapat dipahami bahwa satu
situasi sosial itu terdiri dari tiga unsur yaitu tempat, aktor-aktor (pelaku) dan
kegiatan.
Adapun situasi sosial di SPN Sampali

yang lokasinya di Jalan

Bhayangkara Medan, terdiri dari para aktomya yaitu : 1. kepala SPN, 2. unsur
pimpinan lainnya wakil kepala SPN serta kepala tatausaha (KTU), 3. para
pelatih, 4. seluruh personil, dan 5. para siswa.
Sedangkan tempat yang menj adi lokasi aktor melakukan aktivitas, yaitu :
1. ruang kantor kepala SPN sampali dan wakil kepala, 2. ruang kantor para
pelatih,

3. ruang tatausaha, 4. ruang kelas, 5. ruang ibadah , dan lain-lain.

Adapun aktivitas yang dilakukan para aktor terdiri dari: 1. kegiatan memimpin,
mempengaruhi, menggerakkan dan mengkoordinir personil SPN, 2. kegiatan
administrasi, 3. kegiatan membina pelatih dan pegawai, 4. kegiatan belajar
mengajar di kelas, 5. kegiatan musyawarah pelatih
6. kegiatan rohani.

di ruang rapat, dan