PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAL

1

PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DALAM MEWUJUDKAN DAYA SAING SEKOLAH ISLAM
Tutut Sholihah (HP. 085249512371, email: tutut.iainpalangkaraya@gmail.com)
IAIN Palangkaraya, Jl. G. Obos, Palangkaraya, 74874 Indonesia
Abstract: This study aims to discuss principal leadership behavior in realizing
competitiveness in Islamic School which can be summarized as follows: 1)
Developing a competitive and superior quality of human resources (HR) of
education equipped with soft skill maturity, core competence, soft skill, emotional
maturity, and excellent personality; 2) Meet all the accreditation standards to go to
schools with excellent and superior quality; 3) Strengthening school institutions
with various academic and non academic achievements; 4) Strengthening the
position and role of the organizational foundation to be more independent, having
a clear vision as the owner and responsible of the school; 5) Build bargaining by
promoting legal and moral force; 6) Establish sound cooperation with all internal
and external components of the institution (teachers, staff, community and
officials positively); 7) Construct the school management component
continuously by keeping up with the latest management science progress so that
the implementation of education is always advanced; 8) Realizing strong principal
leadership behavior; 9) Continuous innovation in learning that focuses more on

learning methods that focus on student activities (PAKEM); 10) Developing the
competence of teachers both personality, intellectual, and professional in order to
provide transfer of knowledge, skills as well as religious values; and 11)
Internalizing the values of the founder's spirituality and noble values of religion in
the form of vision, mission, goals and the whole school program.
Key Words: Behavior, Headmaster, Competitiveness, Islamic School
Abstrak: Kajian ini bertujuan untuk membahas perilaku kepemimpinan kepala
sekolah dalam mewujudkan daya saing pada Sekolah Islam yang dapat
disimpulkan sebagai berikut: 1) Membangun kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) pendidikan yang kompetitif dan unggul yang dilengkapi dengan
kematangan soft skill, core competence, soft skill, kematangan emosi, dan
excellent personality; 2) Memenuhi semua standar akreditasi untuk menuju
sekolah yang memiliki predikat bermutu dan unggul; 3) Memperkuat institusi
sekolah dengan berbagai prestasi akademik dan non akademik; 4) Memperkokoh
posisi dan peran yayasan penyelenggara agar lebih mandiri, memiliki visi yang
jelas sebagai pemilik dan penanggungjawab sekolah; 5) Membangun bargaining
dengan mengedepankan kekuatan hukum dan moral; 6) Membangun kerjasama
yang kokoh dengan semua komponen baik intern dan ekstern lembaga (guru,
pegawai, masyarakat dan aparat dengan positif); dan 7) Membangun komponen
manajemen sekolah secara terus-menerus dengan mengikuti kemajuan ilmu

manajemen yang mutakhir agar pelaksanaan pendidikan selalu maju; 8)
Mewujudkan perilaku kepemimpinan kepala sekolah yang kokoh; 9) Melakukan
inovasi dalam pembelajaran secara terus-menerus yang lebih menekankan pada
metode belajar yang berfokus pada aktivitas siswa (PAKEM); 10)

2

Mengembangkan kompetensi guru baik kepribadian, intelektual, dan profesional
agar dapat memberikan transfer ilmu pengetahuan, skill sekaligus nilai-nilai
religius; dan 11) Menginternalisasikan nilai-nilai spiritualitas pendiri dan nilainilai luhur agama dalam wujud visi – misi, tujuan maupun seluruh program
sekolah.
Kata-kata kunci: Perilaku, Kepala Sekolah, Daya Saing, Sekolah Islam
Pendahuluan
Sekolah merupakan organisasi sosial yang berdiri dan berkembang berkat
kerjasama berbagai pihak. Untuk dapat mewujudkan kerjasama, sesuai dengan apa
yang diharapkan, diperlukan kepemimpinan kepala sekolah yang baik dan
profesional. Sebagai pemimpin, kepala sekolah adalah orang pertama dan utama
dalam mewujudkan kepemimpinan yang diharapkan itu. Hal ini diperlukan karena
kepemimipinan kepala sekolah akan memberikan corak dan warna sekolah yang
dipimpinnya itu. Kepemimpinan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas akan

dapat diketahui melalui berbagai perilaku dan interaksi sosial yang melekat pada
dirinya. Hasil perilaku kepemimpinan tersebut akan dipersepsi oleh para guru dan
karyawan lainnya, dan mereka itu akan menentukan sikap tentang bagaimana
mereka melaksanakan tugas sesuai dengan perilaku kepemimpinan pendidikan
yang mereka saksikan sehari-hari (Tutut Sholihah, 2012).
Cartwing dan Zander dalam Hoy dan Miskel (1987) mengatakan bahwa
perilaku kepemimpinan pendidikan dalam hal ini sebagai kepala sekolah dalam
melaksanakan tugas kepemimpinannya cenderung berorientasi kepada tugas atau
berorientasi kepada hubungan dengan manusia. Kedua orientasi tersebut oleh
Halpkin (1971) dinamakan dimensi struktur inisiasi dan dimensi konsederasi.
Berkaitan dengan itu, kadar kepemimpinan setiap individu tidak sama. Ada kepala
sekolah yang memiliki perilaku kepemimpinan dengan orientasi pada tugas tinggi
dan ada pula kepala sekolah yang memiliki perilaku kepemimpinan dengan
orientasi hubungan manusia

tinggi, ada juga dijumpai tinggi keduanya atau

rendah keduanya.
Kepala sekolah dalam menjalankan tugas kepemimpinannya dan dalam
membuat daya saing lembaga pendidikan akan dipersepsi oleh civitas akademika,

baik di kalangan para guru, karyawan, siswa, staf tata usaha dan masyarakat

3

lainnya. Selanjutnya mereka akan menentukan sikap tentang bagaimana mereka
berbuat berdasarkan perilaku kepemimpinan kepala sekolah dalam melaksanakan
gagasannya tentang

inovasi dan strategi meningkatkan daya saing sekolah.

Terkait dengan masalah tersebut, maka fokus kajian ini adalah: ”Bagaimana
perilaku kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan daya saing Sekolah
Islam?
Pembahasan
Kajian perilaku kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan daya
saing Sekolah Islam dapat merujuk pendapat Sr. Yustiana CB dalam suatu acara
diskusi (http://smakricci1.blogspot.com/) yang mengatakan bahwa sekolah unggul
bukan semata-mata terletak pada fasilitas dan penampilan bangunan. Keunggulan
suatu


lembaga

pendidikan

hendaknya

tercermin

dalam

manajemen

pengelolaannya. Yustiana menyebutkan ada empat hal yang cukup penting untuk
mewujudkan keunggulan sekolah, yakni:
1) Sumber Daya Manusia (SDM). Keunggulan kompetitif terletak pada kualitas
Sumber Daya Manusia. Bagaimana kualitas sumber daya yang dimiliki oleh
lembaga pendidikan dan bagaimana dikembangkannya. Sumber daya manusia
yang berkualitas menjadi faktor yang menentukan perkembangan suatu
persekolahan termasuk juga masa depan peserta didik.
2) Standar akreditasi institusi kualitas sumber daya manusia memiliki bobot

sangat tinggi 9,92 (urutan ke 2). Sumber daya manusia yang ada layak untuk
diakreditasi. Pemerintah sekarang melakukan proses sertifikasi, sebuah upaya
untuk meningkatkan kualitas tenaga didik dan menetapkan kualitas tertentu
setelah diproses. Bagaimana lembaga pendidikan non pemerintah, Yayasan,
menetapkan standarisasi untuk tenaga didiknya? Hal ini menjadi hal yang
harus diprioritaskan.
3) Mewujudkan kualitas SDM pendidikan yang dilengkapi dengan kematangan
soft skill. Saat ini SDM pendidikan tidak cukup hanya mempunyai core
competence (kompetensi inti) di bidangnya (misalnya: marketing, IT, HRD,

design, secretary), namun harus dilengkapi dengan soft skill, kematangan
emosi, excellent personality, dll.

4

4) Hal lain yang tidak kalah penting, terutama bagi lembaga pendidikan swasta
adalah sejauh mana spiritualitas pendiri telah terinternalisasi dalam seluruh
insan pendidikan. Setiap sekolah didirikan selalu membawa visi – misi. Visi
dan misi digali dari spiritualitas para pelindung atau pendirinya. Jika visi dan
misi tersebut sungguh-sungguh menjadi spiritual seluruh stakeholder lembaga

pendidikan, maka itu pertanda bahwa kekuatan masih dimiliki. Oleh karena
itu, jika sekolah-sekolah swasta tidak ingin tersisih mereka harus berani untuk
melakukan berbagai langkah untuk mengatasi hal ini.
Terkait dengan daya saing sekolah swasta, Irfan Tamwifi (2011) praktisi
pendidikan dari Nganjuk Jawa Timur, mengatakan bahwa daya saing sekolah
Islam umumnya rendah. Hal ini sejalan dengan kondisi di lapangan bahwa
mengelola sekolah swasta saat ini memang bukan hal mudah, apalagi bila letak
sekolah kurang strategis seperti berada di pedesaan. Berdasarkan pengalaman
mengatakan banyak masalah yang harus dihadapi dalam mengelola sekolah
swasta. Dibutuhkan kekuatan mental dan kemauan untuk terus mengasah
pengetahuan dan ketrampilan agar sekolah swasta dapat terus eksis, terlebih lagi
bila berharap mampu bersaing dengan sekolah lain.
Irfan Tamwifi (2011) menjelaskan problem-problem umum yang selama
ini mengemuka dalam mengelola sekolah swasta mestinya ditelusuri dari 10 unit
analisis yang biasa digunakan dalam pengembangan sekolah, yang dapat diringkas
menjadi dua aspek, yaitu internal dan eksternal. Secara internal problem sekolah
swasta terdiri dari problem sumber daya manusia (SDM) dan dukungan financial.
Secara eksternal, sekolah harus berhadapan dengan masalah dukungan dinas
(pemerintah), kultur pendidikan, dan dukungan masyarakat.
Demikian juga dalam sebuah seminar bertema “Revolusi Pendidikan di

Sekolah Islam” di Jakarta, Sabtu, 20 April 2002, konsultan pendidikan Drs

Subroto mengatakan bahwa masalah sumber daya manusia (SDM) menjadi
hambatan utama sekolah-sekolah Islam dalam mengembangkan daya saingnya.
Hal ini dapat dicontohkan tenaga guru yang seadanya dan perekrutannya yang
kurang selektif. Untuk yang satu ini, Subroto menyarankan agar guru memperoleh
pembinaan, pelatihan, atau pun penataran, melalui kegiatan kelompok guru mata

5

pelajaran sejenis. Soal perekrutan guru, ia mengatakan, seharusnya hal ini
dilakukan dengan seleksi yang ketat sehingga selalu ada komitmen terhadap
prestasi (Republika, Senin, 22 April 2002).
Irfan Tamwifi (2011) lebih lanjut berpendapat bahwa usaha paling realistis
untuk mengatasi problem SDM sekolah swasta adalah: 1) Memperkuat institusi
sekolah; 2) Institusi sekolah terutama yayasan atau lembaga penyelenggara
seharusnya menjadi lembaga mandiri dan kuat. Lembaga tersebut mempunyai
kekuatan hukum dan moral, apalagi bila ditunjang keuangan yang memadai untuk
menjamin kelangsungan sekolah; 3) Institusi penyelenggara sekolah harus
menempatkan dirinya pada posisi sebagaimana mestinya, yaitu menjadi lembaga

yang memiliki visi, yang berperan sebagai pemilik dan penanggungjawab sekolah;
4) Membangun bargaining dengan mengedepankan kekuatan hukum. Irfan
Tamwifi (2011) menjelaskan dengan institusi yang kuat, lembaga pendidikan
dapat membangun kerja sama dengan guru, pegawai, masyarakat dan aparat
dengan positif.
Apa yang diungkapkan oleh Irfan Tamwifi (2011) memang sudah menjadi
kenyataan umum bahwa daya saing sekolah-sekolah swasta itu rendah. Tetapi
apabila ada kepemimpinan kepala sekolah yang mumpuni tentunya dapat
mendongkrak daya saing sekolah swasta. Perilaku kepemimpinan sekolah swasta
termasuk di lingkungan sekolah Islam dapat mewujudkan lembaga pendidikan
yang

dibangunnya

menjadi

kuat,

apabila


didukung

oleh

perilaku

kepemimpinannya mampu membangun kerja sama dengan pengurus yayasan,
komite sekolah, guru, staf,

masyarakat serta dengan berbagai instansi dan

lembaga terkait dengan baik.
Untuk mewujudkan daya saing pada sekolah swasta diantaranya perlunya
melakukan inovasi dalam pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM. Hal ini
sesuai dengan yang disarankan oleh Subroto (Republika, 22 April 2002) yang
memberikan penekanan pada metode belajar yang dapat

meningkatkan daya

saing sekolah Islam. Menurutnya, sebaiknya sekolah-sekolah tersebut menerapkan

metode yang berfokus pada aktivitas siswa. Karena dengan memfokuskan pada
metode belajar seperti itu, guru mampu mengembangkan moral, pengetahuan

6

dasar kreativitas, dan belajar bagaimana cara belajar para siswanya. Hal ini
tentunya akan membantu menciptakan daya saing para siswa di sekolah Islam.
Untuk meningkatkan daya saing, lanjut Subroto, sekolah Islam harus
meninggalkan metode belajar yang mengandalkan cara klasikal dengan guru
sebagai sumber belajar (teacher centred).
Dalam kajian ini diantara upaya untuk mewujudkan daya saing sekolah
Islam, maka perilaku kepemimpinan kepala sekolah harus melakukan serangkaian
upaya membangun manajemen sekolah dan kepemimpinan yang kokoh. Hal ini
sesuai yang disarankan oleh praktisi pendidikan dari Jakarta, Dr Arief Rahman
MPd (Republika, 22 April 2002) yang menyatakan bahwa yang perlu dibenahi
oleh sekolah Islam adalah manajemen sekolah. Penerapan manajemen sekolah
yang baik, akan memberikan hasil optimal dalam mencapai

tujuan sekolah.

Tujuan sekolah, kata Arief, terbentuknya manusia beriman, berilmu, terampil dan
semangat dalam beramal sehingga tercipta masyarakat yang terhormat dunia dan
akhirat. Tercapainya tujuan sekolah, tuturnya, akan menghasilkan para siswa
yang terasah semua potensi yang ada dalam dirinya baik spritual, emosi, akal,
sosial, maupun jasmaninya. Kepala sekolah memegang peranan penting dalam
mewujudkan semuanya.
Menurut Arief Rahman (Republika, 22 April 2002) bahwa kepala sekolah
adalah pengelola kunci dalam sekolah. Dialah nahkoda dan pengemudi sekolah.
Kepala sekolah harus memiliki kepribadian yang dapat menangkal semua masalah
yang dapat melemahkan roda dan ketahanan sekolah. Selain itu, guru harus dapat
memberikan transfer bukan hanya ilmu tetapi nilai. Menurutnya, guru harus dapat
menginternalisasikan ajaran Islam kepada para siswanya, sehingga menyadari
akan kedudukannya sebagai manusia. Kemampuan guru dalam mentransfer nilai
akan membuat para siswa bukan hanya terasah akalnya namun juga potensi
keimanannya. Mereka akan memiliki daya saing sekaligus sandaran keimanan
yang kuat kepada Tuhannya. Guna mewujudkan hal tersebut, mereka harus
memiliki kompetensi baik

kepribadian, intelektual, dan profesional. Rahman

(2002) juga berpendapat bahwa manajemen sekolah perlu mengikuti kemajuan

7

ilmu manajemen yang mutakhir. Ini agar pelaksanaan pendidikan akan selalu
maju dan menjalin nilai-nilai luhur agama.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka kajian perilaku kepemimpinan
kepala sekolah dalam mewujudkan daya saing pada Sekolah Islam dengan
menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dan teknik
analisis isi (content analisys), maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1)
Membangun kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pendidikan yang kompetitif
dan unggul yang dilengkapi dengan kematangan soft skill, core competence
(kompetensi inti) di bidangnya (misalnya: marketing, IT, HRD, design, secretary),
juga harus dilengkapi dengan soft skill, kematangan emosi, excellent personality,
dll.; 2) Memenuhi semua standar akreditasi sekolah untuk menuju sekolah yang
memiliki predikat bermutu dan unggul; 3) Memperkuat institusi sekolah dengan
berbagai prestasi akademik dan non akademik yang diperoleh; 4) Memperkokoh
posisi dan peran yayasan atau lembaga penyelenggara agar lebih mandiri,
memiliki visi yang jelas sebagai pemilik dan penanggungjawab sekolah; 5)
Membangun bargaining dengan mengedepankan kekuatan hukum dan moral; 6)
Membangun kerjasama yang kokoh dengan semua komponen baik intern dan
ekstern lembaga (guru, pegawai, masyarakat dan aparat dengan positif); 7)
Membangun komponen manajemen sekolah secara terus-menerus dengan
mengikuti kemajuan ilmu manajemen yang mutakhir agar pelaksanaan pendidikan
selalu maju; 8) Mewujudkan perilaku kepemimpinan kepala sekolah yang kokoh
dengan memiliki kepribadian yang dapat menangkal semua masalah yang dapat
melemahkan roda dan ketahanan sekolah.; 9) Melakukan inovasi dalam
pembelajaran secara terus-menerus dengan pendekatan PAKEM, yaitu suatu
pendekatan yang lebih menekankan pada metode belajar yang berfokus pada
aktivitas siswa; 10) Mengembangkan kompetensi guru baik

kepribadian,

intelektual, dan profesional agar dapat memberikan transfer ilmu pengetahuan,
skill sekaligus nilai-nilai religius guna menginternalisasikan ajaran Islam kepada

para siswanya, agar mereka kelak mampu berdaya saing sekaligus memiliki
sandaran keimanan yang kuat kepada Tuhannya; dan 11) Menginternalisasikan

8

nilai-nilai spiritualitas pendiri dan nilai-nilai luhur agama dalam wujud visi – misi,
tujuan maupun seluruh program sekolah.
Dengan menerapkan strategi kepemimpinan kepala sekolah tersebut
diharapkan dapat mendongkrak mutu Sekolah Islam yang 100% berstatus swasta
untuk mencapai keunggulan dan branding di berbagai kawasan.
References
Harian Republika, Agar Sekolah Islam Berdaya Saing Tinggi, Senin, 22 April
2002, [Tersedia] http://www.republika.co.id/, [Online] Rabu, 1 Februari
2012.
Hoy and Miskel, 1987. Educational Administration, New York: Random Hause.
http://gurupembaharu.wordpress.com/, Guru Profesional Mendongkrak Mutu
Kinerja Dan Meningkatkan Daya Saing Sekolah (2), 24 April 2008,

[Online] Senin, 5 November 2012.
http://smakricci1.blogspot.com/Masih Adakah Daya Saing Untuk Sekolah,
Februari 2012, 01:35, [Online] 11 November 2012.
Sholihah, Tutut. Persepsi Stake Holder Terhadap

Perilaku Kepemimpinan

Pendidikan dalam Meningkatkan Inovasi dan Daya Saing Sekolah Islam
(Studi Kasus di SDIT Al Furqan Palangka Raya). Laporan Penelitian.

(Palangkaraya: Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangkaraya, 2012).
Tamwifi, Irfan. 2011. Problem SDM Sekolah Swasta di Pedesaan, Rabu, 30
November 2011,[Tersedia] http://www.kampuspendidikan.com/ ,[Online]
Rabu, 1 Februari 2012.