Sekolah Polisi Negara (SPN) Sampali Medan 1984 – 1998

(1)

SEKOLAH POLISI NEGARA (SPN) SAMPALI MEDAN ( 1984 – 1998 )

Skripsi

Disusun Oleh :

Leo Alfero Simanjuntak NIM : 100706007

DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

i ABSTRAK

Secara umum skripsi ini bertujuan untuk mengungkap dan mengetahui sejarah, perkembangan, dan peranan SPN Sampali Medan, dalam melahirkan polisi – polisi yang memiliki peranan penting dalam menjaga keamanan ditengah – tengah masyarakat khususnya di Sumatera Utara. Wadah pendidikan polisi satu – satunya yang ada di Sumatera Utara adalah SPN Sampali Medan. SPN Sampali Medan ini memiliki peranan yang sangat penting dalam lahirnya polisi – polisi yang handal dan professional dalam melaksanakan tugasnya di tengah – tengah masyarakat. SPN Sampali Medan memiliki tugas sebagai pendidik dan pelatih siswa – siswa calon polisi baik mendidik dalam bidang akademik maupun dalam bidang fisik (mental).

Dari hasil penelitian akhir diketahui bahwa sebelum SPN Sampali Medan ini didirikan di regional Sumatera Utara, SPN pertama sekali didirikan di daerah Tanjung Kasau kabupaten Asahan. SPN Tanjung Kasau ini dipindahkan ke daerah Medan pada tahun 1963, dikarenakan SPN Tanjung Kasau ini dijadikan tempat penahanan tahanan politik II PKI di daerah Tanjung Kasau. Dengan kebijakan Kepala Kepolisian, pada tahun 1963 SPN Tanjung Kasau dipindahkan ke daerah Medan dengan nama Sekolah Angkatan Kepolisian (SAK) Sampali Medan, yang dalam perkembangannya berganti nama menjadi SPN.

Metode yang dipakai pada penulisan ini adalah metode Sejarah yaitu Heuristik (pengumpulan data), Verifikasi (kritik), Interpretasi, dan Historiografi (penulisan). Pada tahap Heuristik menggunakan dua metode yaitu metode kepustakaan (library research) dan metode lapangan (Field Research). Selain kedua metode tersebut penulis juga melakukan pengumpulan sumber melalui wawancara terhadap informan – informan yang berkaitan dengan penelitian ini.


(3)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Yesus Kristus yang selalu melimpahkan berkat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna

melengkapi dan memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul skripsi yang penulis tulis adalah “Sekolah Polisi Negara (SPN) Sampali Medan 1984 – 1998”. Pada proses penulisan skripsi ini penulis banyak mengalami rintangan maupun hambatan, namun penulis juga banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, terutama dari staf pengajar jurusan ilmu sejarah.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dalam memperbaharui skripsi ini di masa yang akan datang, sangat penulis harapkan. Akhirnya dengan kerendahan hati , penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi penulis pribadi dan pembaca yang budiman.

Medan, November 2014 Penulis

Leo Alfero Simanjuntak 100706007


(4)

iii Ucapan Terima Kasih

Penulis telah menyelesaikan Penelitian Ilmiah, dan telah berhasil menemukan hasil penelitian dan dituangkan oleh penulis dalam bentuk skripsi. Penulis mengucapkan segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia yang telah dilimpahkan olehNya. Penulis juga memberikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada kedua orang tua yaitu Ayahanda tercinta Nelson Simanjuntak dan Ibunda terkasih Tiar Lumongga Matondang, yang telah berusaha sekuat – kuatnya untuk membesarkan, menyemangati, menemani penulis sehingga bisa sampai saat proses terakhir perkuliahan S1 yaitu penulisan skripsi dapat tercapai dan terlaksana. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

- Rektor Universitas Sumatera Utara Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, D.T.M.&H., M.Sc.(C.T.M), Sp.A.(K) yang telah memimpin USU selama penulis kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini.

- Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, yang telah memimpin Fakultas Ilmu Budaya USU.

- Ketua Departemen Sejarah Bapak Drs. Edi Sumarno, M.Hum, yang telah memimpin Departemen Sejarah dan mengayomi mahasiswa – mahasiswi prodi Ilmu Sejarah.

- Sekretaris Departemen Sejarah Ibu Dra. Nurhabsyah, M.Si, yang juga sebagai dosen pembimbing penulis yang telah membantu, menyemangati, dan memberikan dukungan terhadap penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.


(5)

iv

- Dosen Pembimbing Akademik penulis Bapak Dr. Suprayitno, yang telah memberikan bimbingan akademik bagi penulis dalam menjalani perkuliahan di departemen Sejarah USU.

- Kepada seluruh Staf Pengajar Departemen Sejarah, yang telah mengabdikan ilmunya kepada penulis selama masa proses perkuliahan. - Kepada seluruh abang/kakak alumni Ilmu Sejarah USU yang telah

memberikan dorongan dan dukungannya kepada penulis dalam menjalani kehidupan sebagai mahasiswa.

- Kepada seluruh kakanda dan adinda mahasiswa Ilmu Sejarah USU, yang telah menemani dan mendukung penulis dalam proses perkuliahan.

- Kepada kawan – kawan angkatan 2010 Ilmu Sejarah, yang menjadi kawan – kawan seperjuangan selama perkuliahan di Ilmu Sejarah.

- Kepada Bang Brat, Bang Daru, Bang Marco, Bang Eri, Bobi, Jabal, Jakob, Roy, Daniel, Ardi, Hengki, Fenrico, Ihsan, Tomi, yang sudah mau menemani dan mensupport penulis.

- Kepada Lilis yang telah menjadi sahabat dekat yang mendukung penulis dalam proses perkuliahan.

Medan, November 2014

Penulis

Leo Alfero Simanjuntak 100706007


(6)

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

Ucapan Terima Kasih ... iii

BAB I Pendahuluan ... 1

1. 1 Latar Belakang Masalah ... 1

1. 2 Rumusan Masalah ... 4

1. 3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1. 4 Tinjauan Pustaka ... 5

1. 5 Metode Penelitian ... 7

BAB II SEJARAH BERDIRINYA SPN SAMPALI MEDAN ... 10

2 . 1. SPN Sampali Medan sebelum 1984 ... 10

2 . 2. Berdirinya SPN Sampali Medan ... 13

BAB III PERKEMBANGAN SPN SAMPALI MEDAN 1984 – 1998 ... 19

3.1. Bangunan (Fisik) ... 19

3. 2. Siswa – Siswa ... 21

3 . 3. Sistem Pendidikan ... 23

3 . 4. Kurikulum ... 36

3 . 4. Struktur Organisasi ... 40


(7)

vi

4. 1 Peranan SPN Sampali Medan dalam Melahirkan Anggota – Anggota Polisi . 52

4. 2 Kontribusi SPN Sampali Medan ... 55

4. 2. 1 Polisi Jobtraining ... 57

4.4.2 Polisi Magang ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(8)

vii Daftar Lampiran :

1. KA SPN Sampali Medan Tahun 1962 – 2011 2. Susunan Struktur organisasi SPN Sampali 3. Struktur organisasi Set Lem SPN Sampali

4. Struktur organisasi Urusan Administrasi SPN Sampali 5. Struktur organisasi Urusan Perencanaan SPN Sampali 6. Struktur organisasi urusan dalam (Urdal) SPN Sampali 7. Struktur organisasi urusan tata usaha (Urtu) Sampali 8. Struktur organisasi kanit Provos SPN Sampali 9. Struktur organisasi Poliklinik SPN Sampali 10.Struktur organisasi Koorgadik SPN Sampali 11.Struktur organisasi Kabag Jarlat SPN Sampali 12.Struktur organisasi Ka Korsis SPN Sampali 13.Gambar depan SPN Sampali Medan

14.Foto Siswa Pendidikan

15.Foto Upacara Pembukaan Ajaran Baru 16.Formulir pendaftaran calon Polisi 17.Urutan pangkat Polisi


(9)

i ABSTRAK

Secara umum skripsi ini bertujuan untuk mengungkap dan mengetahui sejarah, perkembangan, dan peranan SPN Sampali Medan, dalam melahirkan polisi – polisi yang memiliki peranan penting dalam menjaga keamanan ditengah – tengah masyarakat khususnya di Sumatera Utara. Wadah pendidikan polisi satu – satunya yang ada di Sumatera Utara adalah SPN Sampali Medan. SPN Sampali Medan ini memiliki peranan yang sangat penting dalam lahirnya polisi – polisi yang handal dan professional dalam melaksanakan tugasnya di tengah – tengah masyarakat. SPN Sampali Medan memiliki tugas sebagai pendidik dan pelatih siswa – siswa calon polisi baik mendidik dalam bidang akademik maupun dalam bidang fisik (mental).

Dari hasil penelitian akhir diketahui bahwa sebelum SPN Sampali Medan ini didirikan di regional Sumatera Utara, SPN pertama sekali didirikan di daerah Tanjung Kasau kabupaten Asahan. SPN Tanjung Kasau ini dipindahkan ke daerah Medan pada tahun 1963, dikarenakan SPN Tanjung Kasau ini dijadikan tempat penahanan tahanan politik II PKI di daerah Tanjung Kasau. Dengan kebijakan Kepala Kepolisian, pada tahun 1963 SPN Tanjung Kasau dipindahkan ke daerah Medan dengan nama Sekolah Angkatan Kepolisian (SAK) Sampali Medan, yang dalam perkembangannya berganti nama menjadi SPN.

Metode yang dipakai pada penulisan ini adalah metode Sejarah yaitu Heuristik (pengumpulan data), Verifikasi (kritik), Interpretasi, dan Historiografi (penulisan). Pada tahap Heuristik menggunakan dua metode yaitu metode kepustakaan (library research) dan metode lapangan (Field Research). Selain kedua metode tersebut penulis juga melakukan pengumpulan sumber melalui wawancara terhadap informan – informan yang berkaitan dengan penelitian ini.


(10)

1

BAB I

Pendahuluan

1. 1 Latar Belakang Masalah

Sekolah Polisi Negara (SPN) adalah lembaga pendidikan kepolisian yang bergerak dibawah tanggungjawab Polda.1

SPN bukan hanya ada di satu tempat saja, melainkan hampir di seluruh wilayah Indonesia seperti, Kutaraja Aceh, Deli-Serdang, Padang Besi, Betung, Ciputat, Maribaya, Candi, Purwokerto, Mojokerto, Banjarmasin, Korambasan, Batua, dan Masohit Pekanbaru (Riau), Pontianak (Kalbar), Kupang (NTT), Jambi, Mataram (NTB) Kramatjati/Jakarta, Bandung (Jabar), Banyu Biru (Jateng), Bangsal,

Pendidikan sangatlah penting bagi setiap umat manusia demi kemajuan dan perkembangan suatu Negara. Pendidikan perlu juga bagi anggota – anggota kepolisian yang nantinya akan bertugas di tengah – tengah masyarakat. Demi menuntut professional seorang anggota polisi maka dibukalah wadah pembekalan ilmu bagi kepolisian Republik Indonesia. Salah satu wadah pembekalan bagi anggota – anggota kepolisian Republik Indonesia adalah SPN. Sekolah Polisi Negara ini bertujuan untuk mendidik dan melatih para siswa – siswa calon anggota polisi yang dinyatakan lulus setelah melewati berbagai tes yang dilaksanakan oleh masing – masing Polda.

1


(11)

2

Mojokerto (Jatim), Tanjung Kasau (Sumatera Utara), Dongaya (Makasar,Sulawesi), dan Ambon. Pendirian SPN di masing – masing lokasi ini ialah untuk menambah personil yang pada saat itu sangat dibutuhkannya personil – personil kepolisian dengan jumlah yang sangat besar.

Dari beberapa SPN yang terdapat di berbagai provinsi tersebut diatas, terdapat di Sumatera Utara adalah SPN Tanjung Kasau dan Deli Serdang. SPN ini didirikan dengan tujuan untuk melaksanakan kegiatan pendidikan anggota Kepolisian Republik Indonesia agar mendapat pembekalan sebelum bertugas di tengah – tengah masyarakat. SPN Tanjung Kasau ini dipindahkan dan dipersatukan ke SPN Deli Serdang. Tahun 1963 SPN Tanjung Kasau ini resmi pindah ke daerah Indra Kasih Sampali dengan maksud dan tujuan yang sama ialah mendidik siswa –siswa calon polisi.2

Dari hal diatas menunjukkan bahwa, pentingnya suatu pendidikan bagi calon – calon anggota kepolisian. Karena, didalam melahirkan polisi – polisi yang ahli dalam melaksanakan tugasnya dibutuhkan pendidikan – pendidikan yang matang. Bukan hanya pendidikan jasmani saja, tapi dibutuhkan juga pendidikan moral, karena SPN ini langsung bersentuhan dengan masyarakat. Dengan begitu, etika sangatlah

Perkembangan Sekolah Polisi Negara Sampali Medan ini tidak terlepas dari para pemimpin-pemimpin yang membina dan mendidik siswa-siswa calon polisi tersebut, termasuk juga staf-staf pengajar yang membina dan mendidik calon-calon polisi.


(12)

3

penting dalam melaksanakan tugasnya. Tuntutan akan etika adalah dimana kita semua berposisi, dan ditentukan oleh tingkat kebijakan dan rasa kemanusiaan kita, semua itu akan diwarnai oleh berbagai peran khusus yang dimiliki polisi dan terbentuk oleh keadaan tertentu dimana mereka harus mengambil keputusan.3

Sekolah Polisi Negara Sampali Medan merupakan tempat pembekalan dari kader-kader polisi yang memiliki tugas penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat di suatu daerah. Meskipun SPN Sampali Medan merupakan pergantian nama dari beberapa nama sebelumnya seperti SAK ( Sekolah Angkatan Kepolisian ) , diganti dengan Dodiklat (Depo Pendidikan dan Latihan) , dan diganti dengan nama SPN Sampali Medan.

Maka dari itu SPN sangat memegang peranan penting dalam melahirkan polisi – polisi yang handal dan juga SPN mempengaruhi perkembangan kepolisian di Indonesia sebagai pengayom, melayani, melindungi masyarakat.

4

3Kunarto-Hariadi Kuswaryono

, Polisi dan Masyarakat , Jakarta : Cipta Manullang, 1998, hal. 67.

Nama SPN Sampali Medan ini diganti pada tahun 1984 atas kebijakan Kepolisian Republik Indonesia . Pergantian nama ini hanya sebatas pergantian nama tanpa mengganti proses dan teknis pendidikan yang sudah berjalan sebelumnya. SPN Sampali Medan ini dulu merupakan bagian dari daerah Deli Serdang dan pada 1984 SPN ini dirubah namanya menjadi SPN Sampali Medan dikarenakan pada tahun tersebut, daerah ini sudah masuk ke kawasan Medan.

4


(13)

4

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis menulis judul “SPN SAMPALI MEDAN (1984 – 1998). Adapun alasan penulis memulai penulisan pada tahun 1984 dikarenakan pada tahun tersebut sekolah pendidikan bagi polisi tersebut digantu namanya menjadi SPN Sampali Medan yang sebelumnya nama pendidikan polisi tersebut adalah Dodiklat ( Depo Pendidikan dan Pelatihan), yang dirubah berdasarkan keputusan kepolisian RI yang berpusat di Jakarta agar sesuai dengan fungsi dan peranan dari SPN Sampali tersebut yaitu sebagai lokasi pembekalan pendidikan bagi calon – calon polisi. Penulisan diakhiri tahun 1998, karena pada tahun ini adalah tahun berakhirnya orde baru, yang dimana setelah tahun 1998 polisi sudah keluar dari tubuh ABRI.

1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis membatasi tulisan ini dengan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah berdirinya SPN Sampali Medan.

2. Bagaimana perkembangan SPN Sampali Medan 1984-1998.


(14)

5 1. 3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menjelaskan sejarah berdirinya Sekolah Polisi Negara (SPN) Sampali Medan.

2. Menjelaskan perkembangan Sekolah Polisi Negara (SPN) Sampali Medan.

3. Menjelaskan peranan Sekolah Polisi Negara (SPN) Sampali Medan.

B. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk :

1. Menambah literatur serta menambah wawasan tentang sejarah militer khususnya kepolisian di Sumatera Utara.

2. Menambah referensi yang berkaitan dengan sejarah berdirinya Sekolah Polisi Negara (SPN) Sampali Medan.

1. 4 Tinjauan Pustaka

Menelusuri serta menelaah yang ada merupakan langkah yang penting dalam melakukan sebuah penelitian ilmiah. Meneliti dengan melakukan cara ini akan membuat data dan hasil yang kita dapat bisa lebih ril dan baik serta sistematis.


(15)

6

Berdasarkan hal tersebut, akan dikemukakan beberapa buku yang mendukung penulis dalam melakukan penelitian ini.

Memet Tanumidjaja, Sejarah Perkembangan Angkatan Kepolisian, 1971. Buku ini menceritakan tentang sejarah berdirinya Kepolisian RI sampai perkembangannya,baik perkembangan polisi itu sendiri,pendidikan kepolisian dan struktur organisasi kepolisian,yang dimulai dari menjelang kemerdekaan Indonesia sampai masa-masa G30S/PKI. Buku ini dapat membantu penulis untuk menjelaskan bagaimana perjalanan kepolisian RI sejak menjelang kemerdekaan Indonesia sampai tahun 1966. Yang didalam buku ini sangat banyak membantu penulisa dalam mengetahui jejak – jejak perjalan polisi termasuk juga perkembangan pendidikan kepolisian dan peran – peran polisi pada masa – masa genting.

Kunarto dan Hariadi Kuswaryono “Polisi dan Masyarakat”, 1998. Buku ini menceritakan tentang fungsi-fungsi polisi dalam memajukan kesejahteran masyarakat. Dimana untuk menciptakan stabilitas masyarakat, kemakmuran rakyat dan pembangunan negara terletak pada lingkungan keamanan masyarakat yang baik, dan untuk itu polisi memiliki peranan yang besar. Buku ini membantu penulis untuk mengetahui peranan lebih dalam seorang polisi dalam bertugas di tengah – tengah masyarakat yang menjadi tolak ukur pendidikan di SPN – SPN yang ada di Indonesia.

Adrianus Meliala “Problema Reformasi Polisi”, 2002. Buku ini menceritakan tentang posisi Polisi sebagai anggota ABRI pada saat itu dan menceritakan juga perjalan polisi dari tahun ke tahun. Dimana dibuku ini diulas dinamika perjalanan


(16)

7

polisi di Indonesia. Buku ini membantu penulis dalam memahami bagaimana peranan – peranan kepolisian pada saat kepolisian RI masih dalam tubuh ABRI, yang mempengaruhi peran dan fungsi kepolisian.

Hadiman Suparmin “Lintasan Perjalanan Kepolisian RI sejak Proklamasi - 1950”, 2002. Buku ini menceritakan tentang perjalanan kepolisian RI dan peranannya dalam mengamankan dan memelihara keamanan di masyarakat sejak proklamasi sampai 1950, yang didalam buku ini diulas juga perkembangan pendidikan kepolisian RI. Buku ini membantu penulis dalam mengetahui lintasan perjalanan kepolisan RI dalam memerankan peranannya sebagai penegak aparat bersenjata yang memiliki tujuan memelihara keamanan dan kenyamanan dalam bermasyarakat dan juga member gambaran dan sejarah perjalanan pendidikan kepolisian.

1. 5 Metode Penelitian

Metode sejarah ialah petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang bahan, kritik, interpretasi, dan penyajian sejarah. Jadi, metode mempunyai hubungan dengan prosedur, proses atau teknis yang sistematis dalam penyelidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek (bahan-bahan) yang diteliti.5

5

Kuntowijoyo. Metodologi Sejarah , Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya, 2003, hal. 13.

Sampai akhirnya menuangkannya dalam bentuk tulisan sejarah ilmiah.


(17)

8

1. Tahapan Pengumpulan Data ( heuristik ) : adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang diperlukan. Penulis melakukan pencarian sumber yang diperlukan dan sesuai dengan keterampilan teknis penelusuran sumber. Sumber-sumber yang saya gunakan adalah sumber kepustakaan yaitu dengan menggunakan buku dan sumber lisan yaitu melalui wawancara. Sumber tertulis berupa buku penulis dapatkan dari perpustakaan Universitas Sumatera Utara, perpustakaan Unimed, perpustakaan Daerah Sumatera Utara, sedangkan sumber lisan penulis dapatkan dengan melakukan wawancara dengan Kompol. Rommel Nainggolan di SPN Sampali Medan yang bertugas di SPN Sampali Medan sebagai kepala bagian urusan administrasi (Urmin), AKBP. Siti Aminah yang bertugas di SPN Sampali Medan sebagai koordinator tenaga pendidik (koorgadik), Aiptu. Kammaludin yang bertugas di SPN Sampali Medan sebagai kepala manage, Aiptu. Marzuki di SPN Sampali Medan yang bertugas sebagai kepala perpustakaan SPN Sampali Medan.

2. Tahapan kritik ekstern dan kritik intern. Sumber sumber sejarah yang diperoleh harus diuji untuk memperoleh fakta sejarah. Kritik ekstern yaitu suatu kritik yang dilakukan terhadap sumber sejarah untuk meneliti tingkat keakuratan dari sumber tersebut. Misalnya melihat otentik atau tidaknya suatu tulisan meneliti bentuk kertasnya dan usia dari sumber yang bersangkutan. Kritik intern yaitu melihat dan menyelidiki isi dari bahan sejarah dan dokumen sejarah. Berguna untuk melihat apakah sumber yang diperoleh benar-benar merupakan fakta historis. Kritik intern termasuk isi, bahasa, situasi saat penulisan, ide, dan sebagainya.


(18)

9

3.Tahap Interpretasi yaitu penafsiran akan makna fakta dan hubungan antara satu fakta dengan fakta lain. Penafsiran atas fakta harus dilandasi oleh sikap obyektif. Kalaupun dalam hal tertentu bersikap subyektif, harus subyektif rasional, jangan subyektif emosional. Rekonstruksi peristiwa sejarah harus menghasilkan sejarah yang benar atau mendekati kebenaran, merupakan suatu hasil pengamatan dalam menganalisa data yang mengemukakan pendapatnnya tentang fenomena-fenomena yangtelah diselidiki.

4.Tahap Historiografi, yaitu rekronstruksi yang imajinatif daripada masa lampau berdasarkan data yang diperoleh melalui metode sejarah. Kegiatan terakhir dari penelitian sejarah (metode sejarah) adalah merangkaikan fakta berikut maknanya secara kronologis/diakronis dan sistematis, menjadi tulisan sejarah sebagai kisah. Kedua sifat uraian itu harus benar-benar tampak, karena kedua hal itu merupakan bagian dari ciri karya sejarah ilmiah, sekaligus ciri sejarah sebagai ilmu.


(19)

10

BAB II

SEJARAH BERDIRINYA SPN SAMPALI MEDAN

2 . 1. SPN Sampali Medan sebelum 1984

Sekolah Polisi Negara (SPN) adalah lembaga pendidikan kepolisian yang bergerak dibawah tanggungjawab Polda. Pada masa perang kemerdekaan, Sekolah Polisi Negara dahulu, berada di Yogjakarta dan Bukittinggi. Pada tahun 1947 Sekolah Polisi Negara di Yogjakarta dan Bukittinggi dipindahkan dan dipersatukan di Sukabumi sebagai pusat dari SPN di Indonesia.6Berhubung dengan jumlah agen polisi yang dihasilkan oleh lembaga kepolisian daerah belum mencukupi, maka sejalan dengan rencana pembangunan semesta berencana tahap pertama, sesuai dengan ketetapan menteri kepala Kepolisian Negara7, maka pada tanggal 23 Mei tahun 1948 sesuai dengan ketetapan Menteri Kepala Kepolisian Republik Indonesia, dibangun Sekolah Polisi Negara Deli Serdang, kemudian pada tahun 1949 didirikan kembali SPN Tanjung Kasau.8

6 Memet Tanuwidjaja,

Sedjarah Perkembangan Angkatan Kepolisian, Jakarta : Pusat Sedjarah ABRI, 1971, hal. 84.

SPN Deli Serdang dan SPN Tanjung Kasau merupakan SPN yang berdiri di regional Sumatera utara, yang sebelumnya telah berdiri SPN – SPN lain di berbagai daerah di Indonesia. Pada tahun 1963 SPN Tanjung Kasau dipindahkan siswa – siswanya ke SPN yang ada di Deli Serdang

7

Ibid, hal. 129.

8


(20)

11

(SPN Sampali), dikarenakan ada kebijakan dari kepolisian RI untuk mempersatukan SPN yang ada di Sumatera Utara. Sebelum SPN ini ditutup dan dipindahkan ke Sampali, SPN Tanjung Kasau ini telah mendidik sekitar 1200 siswa – siswa didik. Pada waktu pendidikan berjalan di SPN Tanjung Kasau, bangunan dan peralatan yang digunakan dalam mendidik siswa – siswa didik hanya seadanya, dikarenakan kondisi ekonomi Indonesia yang pada saat itu masih sangat minim. Namun meskipun dengan kondisi yang belum memadai dalam mendidik siswa – siswa didik, para staf pengajar tetap terus berusaha melatih siswa – siswa didik sebaik mungkin demi menciptakan polisi – polisi yang handal dalam menjaga dan menciptakan keamanan di masyarakat. Sewaktu SPN Tanjung Kasau ditutup dan dipindahkan ke Sampali, segala peralatan – peralatan, akomodasi, dan staf – staf pengajarnya maupun pengurus SPN Tanjung Kasau ikut dipindahkan ke Sampali. Terlihat bahwa siswa – siswa tidak ada yang dipindahkan karena pada saat itu siswa – siswa yang sedang pendidikan sudah tamat dan sudah bertugas di masyarakat. Ketika pindah dan mulai dilaksanakannya pendidikan di SPN Sampali Medan, dibukalah pendaftaran bagi masyarakat – masyarakat yang ingin menjadi polisi. SPN Tanjung Kasau merupakan tongkat pertama pendidikan Kepolisian yang menjadi cikal bakal didirikannya SPN Sampali Medan.

Setelah SPN di Tanjung Kasau ditutup, SPN Tanjung Kasau ini dipindahkan ke daerah Sampali Deli Serdang yaitu di kelurahan Indra Kasih – Sampali pada tahun 1963, sekaligus dilakukan penyesuaian struktur dan organisasi dalam rangka reorganisasi Polri, agar sesuai dengan ketentuan – ketentuan pokok Kepolisian Negara ialah unsur Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dan pada tahun


(21)

12

1964, tempat pendidikan ini diberi nama menjadi SAKRI (Sekolah Angkatan Kepolisian Republik Indonesia). Dengan perubahan nama ini, pendidikan kepolisian yang ada di Sampali dikenal dengan SAKRI Sampali. Pada tahun 1969 dilakukan lagi penyesuaian struktur dan organisasi dalam rangka reorganisasi Polri, maka dari pada itu nama Sekolah Angkatan Kepolisian Republik Indonesia (SAKRI) yang terdapat di kota medan ini diganti lagi namanya dengan DODIKLAT (Depo Pendidikan dan Latihan). Pergantian nama pendidikan kepolisian ini merupakan kebijakan lembaga pendidikan polisi Indonesia yang berada di Jakarta. Lembaga Kepolisian inilah yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem pendidikan kepolisian di Indonesia. Sekolah polisi di Medan ini merupakan salah satu dari beberapa deretan – deretan sekolah kepolisian di Indonesia yang merubah nama sekolah pendidikan kepolisan mereka menjadi DODIKLAT. Dengan digantinya nama sekolah polisi ini, mulai dari sinilah dibukanya sistem pelatihan bagi polisi – polisi yang mau belajar lagi, demi memantapkan perannya sebagai penegak hukum yang professional di masyarakat. Seiring berkembangnya zaman, Depo pendidikan dan latihan (Dodiklat) polisi ini diganti lagi namanya dengan Sekolah Polisi Negara pada tahun 1984. Pergantian ini guna memaksimalkan fungsi dan peranan sekolah polisi ini sebagai tempat belajar dan berlatihnya siswa – siswa didik.


(22)

13 2 . 2. Berdirinya SPN Sampali Medan

SPN Sampali pertama sekali berada di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara,9

● Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Surya

yang berbatasan:

● Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Bhayangkara

● Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Gereja

● Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Sei Kera( Parit Busuk) 10

Dahulu lokasi ini merupakan lahan perkebunan tembakau PNP 9. Diatas perkebunan tembakau tersebutlah didirikan sekolah pendidikan yang sekarang bernama SPN Sampali Medan.11

Nama SPN Sampali Medan dikenal mulai tahun 1984, yang sebelumnya diberi nama Dodiklat yaitu Depo Pendidikan dan Latihan yang merupakan perubahan menyeluruh di Indonesia sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Kepolisian Republik Indonesia yangberpusat di Jakarta. Perubahan ini hanya perubahan sebatas nama saja, agar lebih sinkron dengan fungsi dan peranannya sebagai sekolah yang mendidik siswa – siswa polisi, agar nantinya setelah sudah sah dilantik dan menjadi polisi, dapat bertugas dengan baik di tengah – tengah masyarakat. Dengan berubahnya nama lokasi pendidikan dari dodiklat menjadi SPN Sampali Medan,

9 Dinas Tata Ruang Kota Medan

10 Sejarah singkat SPN sampali Medan. 11


(23)

14

terdapat pergantian kepala pimpinan atau kepala sekolah di SPN Sampali Medan tersebut. Awal perubahan nama tersebut, SPN Sampali Medan dipimpin oleh Letkol Pol. Drs. Soedarso.12

Dengan berubahnya nama lokasi pendidikan polisi ini, terdapat perombakan – perombakan pada bangunan yang terdapat tulisan – tulisan nama pendidikan sebelumnya. Tulisan – tulisan tersebut dirubah dan diganti menjadi SPN Sampali Medan seperti yang terdapat di plat depan SPN Sampali dan gapura atau pintu masuk.

Beliau adalah pemimpin pertama pasca perubahan nama lokasi pendidikan. Namun dengan berubahnya nama lokasi pendidikan yang terdapat di kota Medan ini, tidak merubah fungsi dan sistem pendidikannya. Jalannya sistem pendidikan di SPN Sampali tersebut sama seperti apa yang sudah berjalan sebelumnya. Dimulai dari pola kepemimpinan, struktur organisasi, sampai teknis pengajaran bagi siswa – siswa bintara. Yang berubah hanya sebutan bagi jabatan kepemimpinannya, yaitu dari Kepala Dodiklat Medan menjadi KA. SPN Sampali Medan, tanpa mengurangi nilai dari kepemimpinan.

Pada awal berdirinya pada tahun 1963, lokasi pendidikan ini masih dalam keadaan seadanya. Bangunan – bangunan yang sudah ada pada awal didirikannya adalah sebagai berikut :

1. Gedung Utama

Gedung ini merupakan gedung pusat yang didalamnya terdapat ruangan – ruangan para pengurus harian. Gedung utama adalah gedung atau bangunan yang pertama sekali dibangun. Seperti ruangan koordinator tenaga pengajar dan pendidikan,

12


(24)

15

ruangan kepala bagian pelajaran dan latihan, ruangan administrasi, ruangan tata usaha, dan ruangan kepala sekolah. Didepan gedung ini terdapat sebuah pos penjagaan yang merupakan pos penjagaan utama. Gedung ini dibangun langsung dengan dua tingkat dengan bahan bangunannya adalah beton.

2.Gedung KORSIS

Gedung ini merupakan gedung koprs siswa. Gedung ini terdapat ruangan pembantu penyelenggaraan pembinaan kepribadian dan pengasuhan siswa dalam rangka pelaksanaan pendidikan dan latihan sering disebut Korsis . Gedung ini berjumlah satu dan di depan terdapat pos penjagaan kedua, setelah pos penjagaan yang ada di depan gedung utama.

3.Gedung Tribrata

Gedung ini dibangun sebagai gedung pertemuan antara pimpinan atau orang - orang penting yang berkunjung ke SPN. Gedung ini dibangun di area tepat dibelakang gedung utama. Sama seperti bangunan lain, gedung ini dibangun langsung dengan bahan beton dan bertuliskan “TRIBRATA” di dinding depannya.

4. Barak

Barak merupakan basecamp atau tempat tinggalnya para siswa polisi yang sedang melaksanakan pendidikan. Tahun 1963, barak ini hanya berjumlah 6 buah. Dimana satu barak ditempati sekitar 20 – 30 siswa – siswa pendidikan polisi tersebut.. Barak ini dibangun di area samping kiri SPN Sampali


(25)

16

5. Poliklinik

Poliklinik dibangun sebagai tempat siswa – siswa yang pendidikan di SPN ada yang sedang cedera atau sakit dirawat dan diobati di poliklinik. Bukan hanya bagi siswa, poliklinik ini juga berperan bagi staf-staf yang bekerja di lokasi pendidikan sebagai tempat untuk pemeriksaan kesehatan mereka.

6. Garasi mobil

Garasi mobil merupakan tempat dimana mobil – mobil polisi seperti mobil truk pengangkut siswa – siswa didik apabila ada tugas diluar, dan juga sebagai tempat menyimpan mobil – mobil dinas polisi. Garasi mobil ini dibangun di area paling belakang sebelah kanan. Dengan luas kira – kira sekitar 8 x 20 meter dengan bahan kayu dan atapnya seng.

7. Gedung rekreasi

Gedung ini merupakan tempat rekreasi seperti tempat diadakannya acara – acara seperti acara ulang tahun bhayangkara, tempat ini sebagai tempat pegelaran bagi siswa – siswa didik maupun staf – staf pegawai yang ingin menampilkan sesuatu apabila ada kegiatan perlomabaan keterampilan siswa – siswa didik. Gedung ini dibangun di area paling depan sebelah kanan, dengan bangunan terbuat dari beton.

8. Ruang makan

Tempat ini merupakan tempat makan bagi siswa – siswa calon polisi yang sedang pendidikan . Semua siswa – siswa calon didik disini berkumpul dan makan sesuai


(26)

17

dengan jadwal yang telah diatur di dalam peraturan tata laksana pendidikan kepolisian. Ruang makan ini dibangun di sebelah kiri dengan luas kira – kira 5 x 10 meter.

9. Gedung perpustakaan

Gedung ini didirikan sebagai tempat penyimpanan buku - buku dan digunakan oleh siswa – siswa didik yang pendidikan. Gedung perpustakaan ini dibangun di area paling belakang dekat gedung korsis. Didalam perpustakaan ini terdapat 3 rak lemari buku yang disusun berhadap – hadapan. Gedung ini dibangun dengan luas 5 x 7 meter.

10. Halang Rintang

Ini merupakan tempat atau lokasi latihan bagi para siswa - siswa yang pendidikan. Melatih fisik dan mental calon angkatan kepolisian dalam medan seperti yang sesungguhnya. Harang lintang ini merupakan lapangan, lapangan yang berukuran kira – kira 10 x 20 meter dengan bermacam – macam rintangan yang dibuat dengan tujuan sebagai tempat latihan strategi. Harang lintang ini dibangun di area sebelah kiri paling belakang.

11. Lapangan Upacara

Lapangan upacara ini berada di belakang gedung utama, yang berfungsi sebagai tempat upacara apel serta tempat latihan baris berbaris bagi siswa – siswa didik. Di lapangan upacara ini terdapat sebuah podium yang terbuat dari semen dengan tinggi kira – kira 30cm dengan tiang bendera didepannya. lapangan ini dikelilingi oleh tanah


(27)

18

yang berbentuk melingkari lapangan dan berfungsi sebagai tempat latihan lari bagi siswa – siswa didik.

12. Asrama

Ini merupakan tempat tinggal bagi polisi – polisi. Berbentuk sepeti rumah berderet dan rapat – rapat. Namun yang boleh tinggal hanyalah polisi – polisi yang bekerja di lokasi pendidikan kepolisian Medan sedangkan polisi yang tidak bekerja di SPN Sampali Medan ini tidak dapat tinggal di asrama.13

Unit bangunan diatas merupakan gedung – gedung atau bangunan – bangunan yang sudah ada pada awal berdirinya lokasi pendidikan polisi ini.

13


(28)

19 BAB III

PERKEMBANGAN SPN SAMPALI MEDAN 1984 – 1998

3.1. Bangunan (Fisik)

Sesuai dengan perkembangan zaman, pada tahun 1980-an telah mulai dibangun gedung – gedung atau penambahan – penambahan gedung serta perbaikan – perbaikan bagi gedung – gedung yang sudah mulai rusak. Seperti barak, karena siswa – siswa yang diterima dalam pendidikan polisi tersebut semakin bertambah,sesuai dengan penerimaaan atau kuota permintaan polisi yang semakin banyak dibutuhkan. Barak – barak lain dibangun di sebelahnya sebanyak 11 buah barak dengan kapasitas lebih banyak dari yang sebelumnya. Barak yang pertama hanya menampung siswa – siswa bintara sebanyak 20 - 30 siswa saja, dan barak yang baru ini dibangun dengan kapasitas kurang lebih 60 – 70 orang didalamnya.

Selain penambahan barak, dibangun juga bangunan bagi siswa – siswa pendidikan untuk beribadah. Disebelah kiri SPN Sampali Medan dibangun sebuah Mesjid dan disebelah kanan dibangun juga bangunan ibadah bagi umat Kristen sebuah Gereja. Mesjid di SPN Sampali Medan ini diberi nama Mesjid AL BAROKAH dan Gereja dengan nama Gereja Ouikumene. Penambahan bangunan juga terlihat pada ruangan belajar mengemudi. Ruangan ini dibangun sebagai ruangan belajar teknik mengemudi yang baik sebagai bekal siswa – siswa didik. Kemudian asrama – asrama polisi ini ditambah jumlahnya, yang tadinya hanya berjumlah 2 blok ditambah menjadi 4 blok, dimana setiap bloknya terdapat kurang lebih 15 – 20 rumah


(29)

20

yang saling berhadapan. Didalam membangun beberapa gedung di dalam SPN Sampali Medan, siswa - siswa didik turut serta bergotong royong dalam pelaksanaan pembangunan.

Selain pembangunan dan penambahan bangunan – bangunan di SPN Sampali Medan ini dilakukan juga perbaikan – perbaikan bagi bangunan – bangunan yang mulai rusak. Perbaikan – perbaikan ini bertujuan untuk menjaga kenyamanan dan keamanan dalam menjalankan pendidikan. Gedung – gedung yang rusak seperti gedung utama dan tribrata diperbaiki. Atap dan dindingnya di renovasi ulang beserta perlengkapan – perlengkapan didalamnya.Kemudian sejak didirikannya pertama kali lokasi pendidikan polisi ini di daerah Sampali, tidak memakai batas atau pagar. Demi menjaga dan mewaspadai hal yang tidak diinginkan, pada tahun 1985 dimulailah pembuatan batas – batas area SPN Sampali Medan ini dengan batas berupa tembok batu setinggi 2 meter.

Hal ini dibuat guna menjaga agar warga – warga yang ingin mendirikan rumahnya tidak mengambil tanah milik SPN Sampali Medan, dan juga demi menjaga agar keadaan kondusif dari keramaian masyarakat sekitar. Hal ini dikarenakan dapat mengganggu apabila didalam pendidikan masyarakat menonton dan mengikuti proses pendidikan tersebut. Pembangunan batas – batas lokasi tersebut juga guna menghindari larinya atau kaburnya siswa – siswa calon bintara dari kesatuan atau proses pendidikan yang sedang berlangsung.


(30)

21 3. 2. Siswa – Siswa

Peserta didik merupakan suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, peserta didik dapat ditinjau dari berbagai pendekatan antara lain: pendekatan sosial, pendekatan psikologis, dan pendekatan pedagogis/edukatif. 14

Penerimaan siswa – siswa calon polisi di Indonesia diatur oleh Kepolisian Republik Indonesia sesuai dengan permintaan – permintaan setiap sektor di kepolisian seperti Unit Satuan Polisi Lalu lintas ( Satlantas ), Unit Reserse dan Kriminal, Unit Polisi Air dan Udara ( Polairud ), Unit Sabhara, dll.

Kebutuhan personil dari setiap unit diatas, merupakan faktor penentu kuota atau jumlah – jumlah penerimaan siswa – siswa bintara di seluruh Indonesia termasuk pendidikan polisi yang ada di Sumatera Utara yaitu SPN Sampali Medan. Apabila tahun ini sedikit yang dibutuhkan anggota – anggota polisi maka akan sedikitlah jumlah penerimaan calon – calon polisi, sebaliknya apabila banyak yang dibutuhkan anggota – anggota kepolisian, maka banyak juga penerimaan siswa – siswa didik yang akan ditrima.

Tabel dibawah ini akan menggambarkan jumlah siswa – siswa SPN Sampali periode 1984 – 1998.

14


(31)

22 TABEL JUMLAH PESERTA DIDIK SPN SAMPALI MEDAN 1984 – 1998

No. Tahun Pendidikan Jumlah Siswa Didik

1. Tahun 1984 110 Siswa

2. Tahun 1985 112 Siswa

3. Tahun 1986 127 Siswa

4. Tahun 1987 157 Siswa

5. Tahun 1988 166 Siswa

6. Tahun 1989 175 Siswa

7. Tahun 1990 198 Siswa

8. Tahun 1991 298 Siswa 15

9. Tahun 1992 270 Siswa

10. Tahun 1993 291 Siswa

11. Tahun 1994 292 Siswa

12. Tahun 1995 310 Siswa

13. Tahun 1996 305 Siswa

14. Tahun 1997 320 Siswa

15. Tahun 1998 407 Siswa 16

Sumber: Data SPN Sampali Tahun 2002

15

Terjadi Peningkatan Jumlah peserta didik dikarenakan bertambahnya fasilitas dan daya tampung dalam SPN Sampali.Hasil Wawancara dengan Bapak Kompol.Rommel Nainggolan Tanggal 22 Juli 2014.

16

Terjadi Lonjakan permintaan akan jumlah personil Polri dari SPN Sampali akibat banyak angka pensiun dan persiapan Polri memisahkan diri dari TNI. Hasil Wawancara dengan Bapak Kompol.Rommel Nainggolan Tanggal 22 Juli 2014.


(32)

23

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa terjadi sejumlah peningkatan dan penurunan jumlah siswa didik di SPN Sampali. Banyaknya dinamika selama periode tersebut berpengaruh terhadap jumlah lulusan dan penerimaannya. Hal ini dapat dilihat sejak tahun 1991, terjadi peningkatan penerimaan dikarenakan telah selesainya penambahan fasilitas dan daya tampung di SPN Sampali. Pada tahun 1998 seiring dengan rencana pemerintah untuk memisahkan TNI dengan Polri maka kebijakan Polri pada saat itu adalah dengan melakukan rekrutmen besar – besaran disetiap SPN termasuk SPN Sampali Medan. Hal ini juga diperkuat dengan banyaknya jumlah personil Polri yang akan memasuki masa pensiunnya.

3 . 3. Sistem Pendidikan

KebijakanKepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Penyelenggaraan Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesiamenyebutkan :

A. Bahwa dalam rangka pencapaian Grand Strategy Kepolisian Negara Republik Indonesia dan upaya mendukung program akselerasi transformasi menuju Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mandiri, profesional dan dipercaya serta guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan personel Kepolisian Negara Republik Indonesia, diperlukan adanya pelatihan;

B. Bahwa untuk mencapai kemampuan dan keterampilan personel Kepolisian Negara Republik Indonesia yang optimal, diperlukan pedoman penyelenggaraan


(33)

24

pelatihan internal Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau kerja sama dengan instansi lain baik dalam negeri maupun luar negeri;

C. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf (a) dan huruf (b), perlu menetapkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Penyelenggaraan Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanandan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.

2. Kesatuan adalah satuan kerja baik di tingkat pusat maupun di tingkat kewilayahan sebagai penyelengara pelatihan.

3. Satuan Kerja yang selanjutnya disingkat Satker adalah instansi atau dinas/badan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan yang mendapat alokasi anggaran DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan dengan DIPA.

4. Pelatihan adalah suatu upaya atau proses, cara perbuatan, kegiatan untuk memberikan, memelihara, meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek agar mahir atau terbiasa untuk melakukan sesuatu tugas atau pekerjaan.


(34)

25

5. Peserta pelatihan adalah pegawai negeri pada Polri,instansi lain dan masyarakat umum pengemban tugas fungsi kepolisian yang memperoleh pengetahuan secara teknis dan taktis dalam memelihara dan meningkatkan kemampuan serta keterampilan dengan persyaratan yang telah ditetapkan.

6. Direktif pelatihan adalah kebijakan pelatihan yang dikeluarkan oleh Kapolri dan Kapolda yang berisikan petunjuk umum tentang penyelenggaraan suatu pelatihan. 7. Rencana Garis Besar yang selanjutnya disebut RGB adalah suatu produk

perencanaan pelatihan secara garis besar yang memuat tujuan, sasaran, materi dan anggaran pelatihan.

8. Rencana Pelatihan yang selanjutnya disebut Renlat adalah suatu produk tertulis yang memuat atau berisikan rincian kegiatan pelatihan yang disusun oleh kesatuan tingkat pusat, kewilayahan dan fungsi.

9. Pengendalian Pelatihan adalah upaya kegiatan untuk memelihara arah/gerak dinamika pelaksanaan pelatihan dalam rangka pencapaian tujuan secara efektif dan efesien.

10.Manajemen Pelatihan adalah proses penggunaan sumberdaya yang tersedia meliputi manusia,alat peralatan, piranti lunak pendukung dan dukungan anggaran, secara efektif dan efisien melalui kegiatan perencanaan pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. 11.Pelatihan bersama adalah kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh Polri

bersama instansi di luar Polri baik di dalam maupundi luar negeri dalam rangka mencapai kompetensi tertentu yang ditetapkanbersama.


(35)

26

12.Pelatihan rutin adalah pelatihan yang diselenggarakan sepanjang tahun dalam rangka mencapai target kompetensi yang diharapkan.

13.Pelatihan khusus adalah pelatihan yang diselenggarakan dalam rangka memberikan kemampuan khusus kepada perorangan, fungsi dan kesatuan guna mengantisipasi situasi dan sasaran yang spesifik.

14.Pelatihan perorangan adalah kegiatan pelatihan untuk membentuk kemampuan dan keterampilan perorangan yang harus dimiliki oleh setiap anggota Polri.

15.Pelatihan fungsi adalah pelatihan yang dilaksanakanuntuk memelihara dan meningkatkan kemampuan fungsi sesuai dengan bidang tugasnya.

16.Pelatihan kesatuan adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh antar fungsi dalam organisasi Polri baik di tingkat Pusat maupunkewilayahan.

17.Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan tertentu.

18.Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturanmengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pelatihan di lingkungan Polri. 19.Rangka Pelajaran Pokok yang selanjutnya disingkat RPP adalah kumpulan mata

pelajaran/pelatihan yang di latihkan untuk memenuhistandar kompetensi lulusan. 20.Silabus adalah penjabaran atau uraian materi pelajaran yang tercantum dalam

RPP untuk mewujudkan kompetensi yang dirumuskan dalam tujuan pelatihan dan standar kompetensi lulusan.


(36)

27

21.Bahan Ajar/latih yang selanjutnya disebut Hanjar/Latih adalah materi pengetahuan dan/atau keterampilan yang dipilih dan disusun untuk pemberian pengalaman belajar dalam rangka pencapaian tujuan kompetensi tertentu.

22.Naskah Gadik/instruktur adalah materi pengetahuan dan/atau keterampilan yang disusun dan ditandatangani oleh gadik/instruktur untuk pemberian pengalaman belajar dalam rangka pencapaian tujuan kompetensi tertentu.

23.Naskah Sekolah Sementara adalah materi pengetahuan dan/atau keterampilan yang berasal dari naskah gadik/instruktur yang disempurnakan oleh tim pokja serta ditandatangani oleh Kalemdik setempat.

24.Naskah Sekolah adalah hasil peningkatan status dari naskah sekolah sementara melalui proses pengkajian oleh tim Pokja Lemdiklat Polri dan pembina fungsi/instansi terkait serta ditandatangani oleh Kalemdiklat Polri.

25.Alat instruksi selanjutnya disingkat Alins adalah alat atau benda yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk memperlancar peserta pelatihan agar lebih mudah dalam menerima dan memahami materipelajaran, sehingga memiliki kompetensi yang diharapkan.

26.Alat penolong instruksi selanjutnya disingkat Alongins adalah alat atau benda yang digunakan untuk membantu atau menolong penggunaan alins.

27.Sertifikat pelatihan adalah surat atau keterangan berupa pernyataan tertulis atau tercetak yang dikeluarkan oleh penyelenggara pelatihan sebagai lembaga yang berwenang, yang dapat digunakan sebagai bukti dari suatu kegiatan secara otentik.


(37)

28

28.Pengamanan pelatihan adalah usaha kegiatan dan pekerjaan yang dilaksanakan secara terencana dan terarah dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif agar pelatihan dapat berjalan aman dan lancar.

29.Desain pelatihan adalah persiapan mengajar yang harus dibuat/disiapkan oleh pelatih (tim) setiap akan mengajar sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai. Prinsip-prinsip dalam penyelenggaraan pelatihan ini meliputi:

a. legalitas, yaitu pelatihan yang dilaksanakan mempunyai dasarhukum dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum;

b. akuntabilitas yaitu setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan pelatihan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan;

c. transparansi, yaitu segala upaya dan tindakan harus dilaksanakansecara jelas dan terbuka;

d. humanis, yaitu pelatihan yang dilakukan senantiasa memperhatikan aspek penghormatan, perlindungan dan menjunjung tinggi hak asasi manusia;

e. bertingkat, yaitu penyelenggaraan pelatihan dilakukan sesuai tingkatan kompetensi guna mendapatkan kualitas hasil yang maksimal;

f. bertahap, yaitu penyelenggaraan pelatihan dengan memperhatikan tahapan yang telah ditentukan guna dapat terukur; dan

g. berlanjut yaitu penyelenggaraan pelatihan dilakukan secara terus menerus guna mencapai profesionalisme yang lebih tinggi atau sebanding dari kebutuhan pelayanan yang dibutuhkan.


(38)

29

Jenis Pelatihan

1. Pelatihan perorangan

Pelatihan perorangan bertujuan untuk membentuk, memelihara serta meningkatkan kemampuan dan keterampilan perorangan. Pelatihan perorangan terdiri dari:

a. Tingkat Dasar

Pelatihan perorangan dasar bertujuan untuk membentuk, memelihara kemampuan danketerampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap anggota Polri.

b. Tingkat Lanjutan

Pelatihan perorangan lanjutan merupakan pelatihan untuk memelihara, meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dan keterampilan dasar perorangan yang telah dimiliki sesuai dengan fungsi yang diembannya.

2. Pelatihan Khusus bertujuan untuk membentuk, memelihara dan meningkatkan kemampuan antar fungsi di tingkat kesatuan pusat maupun wilayah, sesuai dengan bidang tugasnya. Pelatihan kesatuan terdiri dari:

a. Dasar

Pelatihan kesatuan dasar bertujuan untuk membentuk, memelihara kemampuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap kesatuan Polri.


(39)

30

b. Lanjutan

Pelatihan kesatuan lanjutan merupakan pelatihan untuk memelihara, meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dan keterampilan kesatuan yang telah dimiliki.

3. Pelatihan fungsi.

Merupakan pelatihan yang diselenggarakan oleh masing-masing fungsi pada tingkat pusat maupun wilayah sesuai kebutuhan. Pelatihan fungsi terdiri dari 2 yaitu:

a. Operasional Kepolisian.

Pelatihan fungsi operasional Kepolisian merupakan pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan operasional Kepolisian, yaitu fungsi:

• Intelijen dan keamanan (intelkam);

• reserse kriminal;

• samapta;

• lalu lintas;

• bimbingan masyarakat (bimmas); dan

• narkoba.

b. Pembinaan Kepolisian

Pelatihan fungsi pembinaan Kepolisian merupakan pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan bidang pembinaan kepolisian, antara lain:

• personel


(40)

31

• keuangan 17

Manusia Indonesia seutuhnya yang diiedealisasikan menjadi titik puncak capaian tujuan pendidikan nasional sebagai proses kemanusiaan dan pemanusiaan sejati masih terus menjadi dambaan kita, ketika sosok yang sesungguhnya belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan era pasar bebas terus menerpa secara keras. Disinilah kita harus menerima secara taat asas bahwa pembangunan manusia Indonesia seutuhnya melalui pendidikan dan pelatihan dengan beragam jenis, jenjang sifat, dan bentuknya sebagai sebuah proses yang tidak pernah akan selesai.18

Pendidikan akademik merupakan salah satu agenda dalam proses belajar mengajar di SPN Sampali Medan tersebut diluar latihan fisik. Sama seperti sekolah-sekolah umum di Indonesia , para siswa – siswa didik tersebut mendapat pengajaran berupa teori yang diajarkan di dalam sebuah kelas.

Pada tahun awal berdiri sampai dengan tahun 1998, para calon- calon polisi yang pendidikan di SPN Sampali Medan harus mengikuti proses pembentukan menjadi polisi selama 11 bulan atau dikenal dengan formasi 5-5-1. Dimana para calon- calon polisi ini menjalani 5 bulan pendidikan di SPN Sampali Medan , 5 bulan magang, dan 1 bulan pembentukan. Didalam 5 bulan pendidikan pertama, calon- calon bintara tersebut dibekali dengan ilmu- ilmu khusus kepolisian, baik itu pembekalan secara teori maupun pembekalan secara fisik. Hal ini tentu efektif dalam

17

Sejarah singkat SPN Sampali Medan, tahun 2012.

18 Sudarwan Danim,

Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan, Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2003, hal. 1.


(41)

32

pembekalan calon- calon polisi, karena sudah dianggap cukup selama 5 bulan dalam pemberian materi- materi khusus kepolisian kepada siswa- siswa bintara yang sedang melaksanakan pendidikan tersebut.19

Didalam melaksanakan pendidikan selama 5 bulan, teknis dalam pemberian materi- materi pelajaran tentang kepolisian juga memerlukan yang namanya metode pembelajaran yang fungsinya agar proses belajar mengajar di SPN Sampali tersebut terstruktur dan berjalan dengan baik, sehingga siswa- siswa bintara ini lebih mudah dalam mencerna materi pelajaran yang disampaikan oleh tenaga pendidik mereka.

Metode- metode pembelajaran selama 5 bulan adalah sebagai berikut :

1. Metode Ceramah

Adalah cara penyajian materi pelajaran yang dilakukan tenaga pendidik dengan penuturan atau penjelasaan lisan secara langsung terhadap peserta didik.

2. Metode Tanya Jawab

Adalah cara penyajian materi pelajaran dalam pertanyaan yang dijawab, terytama dari tenaga pendidik kepada peserta didik, tetapi dapat pula dari peserta didik.

3. Metode Tutorial

Adalah metode penyajian materi pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan proses belajar mengajar.

19


(42)

33

4. Metode Diskusi

Adalah cara penyajian materi pelajaran, dimana peserta didik diharapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan yang bersifat problematic untuk dibahas dipecahkan bersama.

5. Metode Penugasan

Adalah cara penyajian materi pelajaran, dimana tenaga pendidik memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar serta mempertanggung jawabkan pekerjaan yag dihasilkan berupa tugas mengerjakan soal, meringkas bacaan, atau mengamati.

6. Metode Demonstrasi

Adalah cara penyajian materi pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan yang sering diserta dengan penjelasan lisan.

7. Metode Pemecahan Masalah

Adalah cara penyajian materi pelajaran dengan peserta didik dihadapkan pada satu permasalahan untuk dipecahkan atau ditemukan penyelesaiannya dan mengembangkan kemampuan memecahkan masalah- masalah sosial dengan cara berfikir logis.


(43)

34

8. Metode Latihan atau driil

Adalah cara penyajian materi atau memelihara, kebiasaan- kebiasaan yang baik dan dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketetapan, kesempatan, dan keterampilan.

9. Metode Simulasi

Adalah cara penyajian materi pembelajaran dengan cara pendidik menyiapkan scenario, dengan tujuan untuk memberikan pengalaman belajar menyerupai yang sebenarnya.

Diatas merupakan metode- metode pembelajaran SPN Sampali Medan yang merupakan sebuah proses dalam pembentukan pola pikir dan teknis dalam materi khusus polisi. Proses pembekalan siswa- siswa bintara tidak terlepas dengn materi- materi pelajaran mereka. Dimana materi- materi inilah yang membangun pola pikir serta pembentukan siswa- siswa bintara SPN Sampali Medan. Materi- materi wajib dalam proses belajar- mengajar seperti pendidikan karakter kebhayangkaraan adalah salah satu materi pelajaran mereka, para siswa- siswa didik tersebut diberikan materi yang berkenaan dengan fungsi seorang polisi sebagai penegak hukum di tengah- tengah masyarakat. Materi ini lebih banyak dilaksanakan dilapangan, dengan tujuan agar siswa- siswa bintara lebih terlatih dalam melaksanakan tugasnya nanti kalau sudah selesai dari pendidikan di SPN Sampali tersebut.20


(44)

35

Selain materi pembentukkan karakter kebhayangkaraan , para siswa- siswa ini tidak lepas juga dengan yang namanya pelajaran agama. Pelajaran ini merupakan salah satu pelajaran yang tidak boleh ditinggalkan karena sangat mempengaruhi hati nurani mereka dalam melaksanakan tugasnya dilapangan nanti serta memperdalam ilmu keagamaan mereka masing- masing. Seperti hari jumat, siswa- siswa didik yang beragama Muslim di wajibkan untuk shalat di mesjid yang berada di lingkungan SPN Sampali dan yang Bergama Nasrani diwajibkan untuk melaksanakan kebaktian di gereja yang sudah disediakan di SPN Sampali Medan tersebut.21

Materi pendidikan sejarah pun harus mereka kuasai, terutama sejarah juang Polri. Disini terdapat sisipan- sisipan perjalanan Polri dari awal terbentuknya, agar mereka tahu bagaimana dulu peranan polisi dan dapat menjadi sebuah acuan mereka dalam melaksanakan tugas dan cinta akan peran mereka sebagai penegak hukum di tengah- tengah masyarakat. Pendidikan dan budaya pun harus mereka tahu.22

Namun ada satu hal yang harus mereka kuasai dalam melaksanakan pendidikan polisi di SPN yaitu teknik atau cara menembak. Tidak sedikit dari polisi- polisi yang sudah bertugas mengambil kepelatihan lagi dalam menembak. Karena senjata mereka dalam melaksanakan tugas adalah pistol. Pistol merupakan senjata api yang digunakan polisi apabila dalam melaksanakan tugasnya nanti. Dalam menggunakan senjata api harus memiliki kemampuan tersendiri dalam memakainya. Tidak mudah dalam melakukan tembakan yang tepat sasaran. pelajaran ini menjadi pelatihan yang sangat penting.

21Hasil wawancara dengan Akbp. Siti Aminah 9 september 2014. 22


(45)

36

Dalam melahirkan calon- calon polisi yang handal dan berkarakter dibutuhkan juga tenaga pendidik yang berkarakter juga. Tenaga- tenaga pendidik tersebut dipilih dan diseleksi oleh Polda dan akan disesuaikan ia akan mengajar apa oleh koordinator tenaga pendidik (koorgadik) SPN sesuai dengan keahliannya masing- masing. Bagi tenaga pendidik yang mahir dalam menembak maka ia akan menjadi pelatih menembak di SPN, kalau tenaga pendidiknya mahir dalam bela diri maka akan dijadikan sebagai pendidik karate. Perpanjangan dan pemberhentian dalam mengajar diatur oleh koorgadik tersebut. Koorgadik selalu mengawas dan memperhatikan setiap perkembangan seluruh tenaga- tenaga pendidik dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. 23

3 . 4. Kurikulum

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang24. Didalam sebuah pendidikan haruslah memilki yang namanya kurikulum. Kurikulum adalah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan.25

23

Hasil wawancara dengan AKBP. Siti Aminah 9 september 2014.

Usaha sadar disini dimaksudkan adalah bahwa pendidikan diselenggarakan berdasarkan rencana yang matang, mantap, jelas, lengkap, menyeluruh, berdasarkan pemikiran yang rasional dan objektif. Fungsi

24 UU Pendidikan R. I Tahun 1989, Bab 1, Pasal 1. 25


(46)

37

pendidikan adalah menyiapkan peserta didik dalam mengemban tugas dikemudian hari.

Tujuan Kurikulum adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu program studi, bidang studi, dan suatu mata ajaran yang disusun berdasarkan tujuan institusional. Perumusan tujuan kurikulum berpedoman pada kategorisasi tujuan pendidikan / taksonomi tujuan, yang dikaitkan dengan bidang studi bersangkutan.

Tujuan institusional adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu lembaga pendidikan atau satuan pendidikan tertentu. Tujuan institusional terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menunjuk kepada pengembangan warga negara yang baik. Tujuan khusus meliputi pengembangan aspek – aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai.26

26

Ibid, hal. 6.

Dalam hal ini SPN Sampali Medan berdasarkan Kurikulum 1985 – 1991 bertujuan untuk membentuk Brigadir Polri sebagai insan Bhayangkara yang memiliki sikap perilaku, pengetahuan, keterampilan, tugas umum kepolisian dan keterampilan pengendalian massa. Dengan materi – materi pelajaran seperti pengetahuan secara umum tentang prinsip – prinsip dasar HAM, pelaksanaan tugas kepolisian ditengah – tengah masyarakat, dan teknis pengendalian masa. Didalam pelaksanaan kurikulum tersebut, siswa – siswa dituntut untuk memiliki sikap perilaku. Pengetahuan, keterampilan tugas umum Kepolisian dan keterampilan pengendalian massa, didukung dengan kondisi fisik yang samapta untuk melaksanakan tugas sebagai pemelihara kamtibnas, penegak hukum nyang


(47)

38

professional dalam melaksanakan tugasnya nanti. Kurikulum tersebut dilandaskan dengan kompetensi – kompetensi sebagai berikut :

1.Kompetensi Umum 1. Pendidikan Karakter Kebhayangkaraan 2. Kerukunan Hidup Umat Beragama 3. Kode Etik Profesi Polri

4. Inter Personal Skill 5. Tata Krama dan Etika 6. Sejarah Juang Polri 7. Antropologi Budaya 8. Komunikasi Sosial 9. Pelayanan Prima 2.Kompetensi Utama 1. Pengantar FT. Sabhara

2. Negosiasi

3. Bantuan SAR dan Penanggulangan Bencana 4. Fungsi Teknis Lalu Lintas

5. Fungsi Teknis Binmas 6. Fungsi Teknis Serse 7. Fungsi Teknis Intel

8. Beladiri Polri Tarung Derajat 9. HAM dan Gender

10.Persenjataan dan Menembak 11.Ketangkasa Lapangan/Perorangan


(48)

39

3.Kompetensi Khusus 1. Pelayanan Perempuan dan Anak 2. Penanganan Massa

3. Komunikasi Elektronika 4. Organisasi Polri

Sedangkan pada periode 1992 – 1998 tujuan kurikulum SPN Sampali, lebih melengkapi dari kurikulum sebelumnya dengan didukung kondisi fisik yang samapta untuk melaksanakan tugas sebagai pemelihara kamtibmas, penegak hukum, pelindung, pengayom , dan pelayan masyarakat yang professional, bermoral, modern, unggul, humanis, empati, dan dipercayai masyarakat.27

Kompetensi umum yang hendak dicapai oleh setiap peserta didik di SPN Sampali Medan pada masa pendidikan dari tahun 1992 - 1998 adalah memiliki sikap mental dan perilaku insan bhayangkara sesuai dengan etika profesi dan jati diri Polri, memiliki pengetahuan psikologi massa dalam melaksanakan tugas, mampu bekerjasama , memiliki jiwa kejuangan dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya. Dengan berdasarkan tujuan dari kurikulum diatas, siswa didik mendapatkan pengajaran seperti pengajaran tentang pendidikan karakter kebhayangkaraan, kode etik profesi polri, komunikasi sosial, dan pelayanan prima. Adapun kompetensi yang hendak dicapai, sebagai berikut :


(49)

40

1.Kompetensi Umum 1. Kode Etik Polri 2. Perdaspol

2.Kompetensi Utama 1. Kepemimpinan

2. Dasar – dasar Manajemen 3. Manajemen Fungsi Pembinaan 4. Manajemen Fungsi Operasional

5. KUHAP

6. KUHP

7. Kapita Selekta Perundang – undangan 3.Kompetensi Khusus 1. Pelayanan Prima

3 . 4. Struktur Organisasi

SPN Sampali Medan merupakan instansi pendidikan yang fungsinya mendidik siswa – siswa calon polisi dengan cara memberi pengajaran berupa pelatihan jasmani dan akademik yang diatur oleh lembaga pendidikan polisi (Lemdikpol). SPN Sampali Medan sejak pertama berdiri sampai sekarang sudah mengalami yang namanya perkembangan baik didalam struktur peorganisasiannya maupun sistem belajar mengajar mereka dan juga perkembangan di bagunan – bangunan yang bertambah dari tahun ke tahun. Perkembangannya ini tidak terlepas dari para orang – orang yang mengurus serta kinerja mereka semua. Setiap instansi


(50)

41

seperti sekolah sudah pasti memiliki susunan pengurus atau struktur organisasi yang memiliki tugas masing – masing yang bekerja sesuai dengan fungsinya masing – masing.

Seperti instansi – instansi lain, SPN Sampali Medan juga diurus oleh orang – orang yang sudah ahli didalam pengurusan sesuai dengan peranannya masing – masing yang disebut dengan struktur organisasi. Budaya organisasi, sebagaimana pengertian budaya secara umum, merupakan cirri khas suatu organisasi yang tampak dari pola piker, norma-norma, dan perilaku khusus anggota-anggota organisasi. Karena merupakan ciri khas, budaya suatu organisasi bisa membedakan organisasi satu dengan organisasi lainnya. Bahkan budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap kinerja suatu organisasi.28

Setiap kepala – kepala bagian memegang peranan penting dalam terlaksananya sistem belajar – mengajar di SPN Sampali Medan. Didalam menjabat sebagai kepala sekolah di SPN Sampali Medan, mereka dibantu oleh staf – staf atau pegawai yang sudah disusun sendiri oleh kepala sekolah yang sedang menjabat di SPN Sampali Medan. Setiap koordinator atau kepala bagian yang menjabat salah satu bidang bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya masing – masing. (lihat lampiran 2)

Struktur organisasi inilah yang mengurus setiap hari bagaimana agar sistem belajar – mengajar di SPN Sampali berjalan dengan lancar sesuai dengan agenda yang telah ditetapkan oleh Polda dan Lemdikpol.

28


(51)

42

Jabatan tertinggi dipegang oleh kepala sekolah yang disingkat KA SPN Sampali. Kepala sekolah SPN Sampali ini adalah sebagai jabatan tertinggi yang mengakomodir jalannya sistem pendidikan tersebut. Didalam melaksanakan tugasnya, kepala sekolah dibantu langsung oleh Sekretariat Lembaga yang disingkat Set Lem. Set Lem ini dipimpin oleh sekretaris lembaga (SESLEM) perwira berpangkat AKBP yang merupakan unsur pembantu pimpinan dan pelayanan staf yang memiliki tugas untuk menyelenggarakan penyusunan termasuk pengendalian evaluasi kerja perencanaan program kerja dan anggaran , urusan administrasi personel dan logistic, serta urusan dalam yang meliputi pelayanan kesehatan, pelayanan markas, dan manase.

Didalam melaksanakan tugasnya, sekretaris lembaga (SESLEM) ini dibantu oleh : (lihat lampiran 3)

1. Urusan Administrasi ( Urmin)

2. Urusan Perencanaan (Urren)

3. Urusan Tata Usaha ( Urtu)

4. Urusan Dalam (Urdal)


(52)

43 Urusan Administrasi

Urusan Administrasi disingkat Urmin dipimpin oleh seorang Kepala Urmin (KAURMIN) yang merupakan pembantu SESLEM dalam hal pelayanan staf, urusan administrasi personel dan logistik.

Kepala urusan dalam tersebut bekerja sama dengan sekretaris lembaga sebagai koordinatornya dalam melaksanakan tugas. Didalam melaksanakan tugasnya, kepala urusan administrasi (KAURMIN) ini dibantu juga dengan beberapa sub pembantu – pembantu lain seperti : (lihat lampiran 4)

1. Paurmin Pers

Paurmin Pers ini adalah perwira urusan administrasi personil yang memiliki tugas dan tanggungjawab dalam member bimbingan teknis atas pelaksanaan fungsi administrasi personil dilingkungan SPN. Paurmin Pers juga membantu dalam pelaksanaan penerimaan personil dan seleksi masuk pendidikan beserta administarsi, melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data atau informasi

3. Paur Log

Paur Log adalah perwira urusan logistik yang memiliki tugas melaksanakan perencanaan kebutuhan dalam lingkungan SPN, serta melaksanakan pemeliharaan materil yang ada di SPN.


(53)

44 Urusan Perencanaan

Urusan perencanaan disingkat Urren yang dipimpin oleh kepala urusan dalam (KAURREN) yang dijabat oleh seorang perwira berpangkat AKP, merupakan pembantu Sekretaris Lembaga (SESLEM) yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan dalam hal pengendalian dan analisa evaluasi pelaksanaan program kerja perencanaan dan pelaksanaan anggaran.

Didalam melaksanakan tugasnya, KAURREN dibantu oleh :(lihat lampiran 5)

1. Paur Urren

Paur Urren ialah pembantu urusan perencanaan yang dipimpin oleh seorang yang berpangkat setara dengan perwira, yang memiliki tugas membantu Kaurren dalam melaksanakan pengumpulan bahan- bahan dalam perencanaan dan pelaksanaan anggran, menertibkan administrasi yang berkaitan dengan tugas – tugas Urren, serta mengarsipkan administrasi yang berhubungaan dengan tugas – tugas urren.

2. Paur Analisa dan Evaluasi ( Anev )

Paur Anev ialah pembantu urusan perencanaan dalam bidang analisa dan evaluasi sistem yang berjalan di SPN Sampali dengan dipimpin oleh polisi yang berpangkat setara dengan perwira. Disini dilakukan analisa dan evaluasi bagi sistem pelajaran dan pengajar yang ada di SPN Sampali yang setelah itu akan diserahkan kepada kepada KAURREN untuk segera menimbang bagaimana selanjutnya untuk dilaksanakan.


(54)

45 3. Urusan Dalam

Urusan Dalam yang disingkat Urdal yang dipimpin oleh pembantu urusan dalam (PAURDAL) berpangkat inspektur satu atau dua atau PNS gol III . Memiliki tugas dan tanggungjawab sebagai unsur pembantu pimpinan dibidang pelayanan yang bertanggungjawab terhadap Seslem dengan tugasnya sebagai urusan kesiapan dan kebersihan barak, kelas, dan lingkungan SPN Sampali Medan dan juga mempersiapkan segala sesuatu yang bersangkutpaut dengan urusan dalam seperti manase ( makanan).

Didalam melaksanakan tugasnya, Paurdal dibantu oleh : ( lihat lampiran 6)

1. Payanma

Payanma adalah adalah pembantu pelayanan markas yang memiliki tugas membantu Paurdal dalam menjaga kebersihan barak, markas, dan SPN Sampali Medan.

2. Paur Manase

Paur manase adalah pembantu yang bertugas dalam urusan makanan dan perlengkapan alat atau peralatan inventaris.Tugas pokok Paur manase ialah menyediakan makanan bagi siswa – siswa yang melaksanakan pendidikan di sebuah ruangan yang telah dipersiapkan khusus sebagai tempat para siswa untuk menyantap makanan. Selain menyediakan makanan, paur manase juga memiliki tanggung jawab menyediakan bahan – bahan belanjaan yang akan dimasak untuk disajikan kepada peserta pendidikan di SPN Sampali Medan.


(55)

46 4. Urusan Tata Usaha

Urusan tata usaha disingkat Urtu yang dipimpin oleh PAURTU yang dijabat perwira berpangkat IPTU / IPDA atau PNS gol III yang merupakan pembantu SESLEM dalam hal tata usaha yang meliputi pengarsipan surat menyurat penerimaan dan pendistribusian surat, baik surat yang masuk maupun surat yang keluar. Selain itu Paurtu juga memiliki tugas dalam mengolah tulisan dinas yang akan dikirim. ( lihat lampiran 7)

5. Unit Provos

Unit provos dipimpin oleh Kanit Provos sebagai kepala dari unit provos SPN Sampali tersebut. Didalam melaksanakan tugasnya kanit provos tersebut memiliki tanggung jawab dalam membantu pimpinan untuk menyelenggarakan penegakkan hokum, tata tertib, dan disiplin anggota di lingkungan SPN Sampali Medan.

Unit provos memiliki tugas yaitu menyelenggarakan dan melaksanakan : (lihat lampiran 8 )

1. Penegakkan hukum, tata tertib, dan disiplin serta peraturan di lingkungan SPN Sampali Medan.

2. Memelihara keamanan dan ketertiban dalam lingkungan markas kesatuan asrama dan instansi.


(56)

47

3. unit service dalam melakukan saran dan pertimbangankepada pimpinan khusunya mengenai hal – hal yang berhubungan dengan bidang provos.

4. Mengambil serta mengawas absensi personil yang bertugas sesuai dengan jadwal piket.

6. Unit Poliklinik

Poliklinik dipimpin oleh KAPOLIKLINIK yang struktur organisasinya diatur dalam keputusan tersendiri ( melalui Pembina fungsi / Biddokes) yang bertugas membantu Seslem dalam hal melayani kesehatan baik untuk personil maupun keluarga personil. Dalam melakukan tugasnya KA Poliklinik ini dibantu oleh Payankes yang berfungsi membantu KA Poliklinik dalam mengurus urusan kesehatan personil maupun siswa – siswa pendidikan, didalam pengurusan obat KA Poliklinik dibantu oleh PAUR Obat, pembantu urusan Obat yang memiliki tugas dalam penyediaan dan pengadaan obat – obatan dalam SPN Sampali Medan, dan juga dibantu oleh PAUR GIGI , pembantu urusan gigi yang memiliki tugas dalam pengobatan bagi personel dan siswa – siswa pendidikan dalam urusan masalah gigi. ( lihat lampiran 9)

7. Koordinator Tenaga Pendidik ( KOORGADIK)

Koordinator Tenaga Pendidik disingkat Koor Gadik yang dipimpin oleh perwira berpangkat AKBP yang merupakan koordinator dari tenaga pendidik untuk


(57)

48

melaksanakan pengajaran dan pelatihan termasuk persiapan rencana pengajaran dan pelatihan dalam bentuk tugas instruktur umum (TIU) dan tugas instruktur khusu (TIK) opersasional pendidikan.

Koor Gadik melaksanakan tugasnya sebagai koordinator untuk mengkoordinir tenaga pendidik berpangkat IPDA sampai dengan AKBP.Koor Gadik memiliki tugas juga sebagai penyusun tenaga pendidik sesuai dengan pendidikan dan latar belakang tugasnya.( lihat lampiran 10)

8. Bagian Pengajaran

Bagian pengajaran disingkat Bag Jarlat yang dipimpin oleh Kepala bagian pengajaran (Kabag Jarlat) perwira berpangkat AKBP yang merupakan unsur pembantu pelaksana yang bertugas menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang meliputi penyiapan rencana pengendalian pendidikan dan latihan serta pelaksanaannya.

Tugas pokok Kabag Jarlat :

1. Merencanakan kebijakan KA SPN Sampali dalam mengoperasionalkan pendidikan dan latihan Polri sesuai yang telah diprogramkan dari Lemdiklat Polri.

2. Membuat perencanaan pendidikan dan latihan Polri yang telah diprogramkan.

3. Melakukan pengawasan dan monitoring setiap pelaksanaan pendidikan dan latihan yang sedang dilaksanakan.


(58)

49

Dalam melakasanakan tugasnya Kabag Jarlat dibantu oleh:(lihat lampiran 11 )

1. Kepala Sub Bagian Perencanaan pendidikan dan latihan (KSBG Ren Diklat)

KSBG Ren Diklat memiliki tugas dalam membantu Kabag Jarlat dalam hal :

1. Merencanakan setiap kegiatan operasional Pendidikan dan Latihan yang akan dilaksanakan.

2. Membuat perencanaan dalam operasional pendidikan dan latihan Polri, pelaksanaannya bertanggungjawab terhadap Kabag Jarlat.

3. Melakukan pengawasan dan monitoring setiap perencanaan yang akan sedang dilaksanakan.

Tugas pokok Ren Diklat ialah

a. Membuat rangka pelajaran pokok Diklat

b. Membuat rangka pelajaran terurai

c. Menbuat kalender pendidikan

d. Membuat jadwal pelajaran mingguan

2. Kepala Sub Bagian Pelaksanaan Pengajaran dan Pelatihan (KSBG Lak Jarlat)

KSBG Lak Jarlat memiliki tugas dan tanggungjawab dalam :


(59)

50

b. Membuat data pelaksanaan belajar dikelas dan dilapangan,

c. Membuat absen piket opsdik

d. Mengawasi proses belajar mengajar dikelas dan dilapangan

e. Melakukan pengawasan dan monitoring setiap pelaksanaan proses pembelajaran dikelas dan dilapangan.

9. Korps Siswa (Korsis Jarlat)

Korps Siswa disingkat Korsis yang dipimpin oleh kepala Korps Siswa ( Ka Korsis) perwira berpangkat AKBP yang merupakan unsur pembantu penyelenggara pembinaan kepribadian dan pengasuhan siswa dalam rangka pelaksanaan pendidikan dan latihan. ( lihat lampiran 12)

Tugas pokok Ka Korsis ialah

1. Memberikan perintah dan petunjuk bimbingan kepada kepala detasemen , komandan kompi, komandan peleton, dan siswa.

2. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan tugas kepala detasemen, komandan kompi, komandan peleton, dan siswa.

3. Menjabarkan standar kompetensi pengasuhan dan evaluasi pencapaiannya.

4. Mengevaluasi pencapaian kompetensi siswa dalam komponen pengasuhan secara berkala (mingguan,sesuai tahap dan pada akhir pendidikan)


(60)

51

6. Memberikan motivasi terhadap siswa

7. Menampung aspirasi siswa dan menyalurkan sesuai hirarki.

8. Memberikan penghargaan terhadap siswa yang berprestasi.

9. melaporkan hasil kegiatannya kepada KA SPN Sampali.

Didalam melakukan tugasnya, Ka Korsis dibantu oleh:

1.Kepala urusan administrasi siswa ( Kaur Min Sis)

Kaur Min Sis memiliki fungsi sebagai menerima dan mengagendakan surat – surat atau berkas – berkas yang berkaitan dengan seleksi pembina atau danton siswa, mendistribusikan surat – surat ke satker – satker dan satwil ,dan serta menyelenggarakan ketertiban administrasi .

2. Perwira Penuntun ( Patun)

Dalam melaksanakan tugasnya membantu Ka Korsis, Patun memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas piket pengasuhan, pengawasan dan pengamatan terhadap siswa, melaksanakan perintah dan petunjuk dari Ka Korsis, melaksanakan standar kompetensi pengasuhan dan evaluasi pencapaiannya, mengendalikan koordinasi komandan peleton dan siswa dalam kompinya, mencatat setiap perilaku positif yang dilakukan oleh siswa serta memberikan penghargaannya.


(61)

52

BAB IV

PERANAN SEKOLAH POLISI (SPN) SAMPALI MEDAN

4. 1 Peranan SPN Sampali Medan dalam Melahirkan Anggota – Anggota Polisi

Didalam pelaksanaan kinerja polisi sepanjang ini, citra dan kinerja mereka masih sangat kurang dimata masyarakat. Dimana didalam pola pikir masyarakat polisi sangat- sangat jauh perannya dengan apa yang diharapkan masyarakat yaitu sebagai polisi yang mengayomi mayarakat. Hal ini dikarenakan, masih banyaknya polisi yang memiliki perilaku kurang baik dan arogan terhadap masayarakat. Diantaranya adalah masalah Hak Asasi Manusia (HAM), penggunaan kekerasan dalam penyidikan, persekongkolan polisi dengan penjahat dalam kasus- kasus kriminalitas, perilaku polisi yang tidak menunjukkan mentalitas dan moralitas sebagai aparat dan penegak hukum, sikap militerisme polisi, dan budaya korupsi.29

Berbeda dengan polisi yang pada saat merebut kemerdekaan Indonesia.Polisi- polisi pada saat itu sangat memiliki peranan penting dalam merebut kemerdekaan RI dari tangan penjajah. Seperti di aceh, setelah anggota kepokisian dan rakyat mengetahui tentang diproklamasikannya kemerdekaan bangsa Indonesia, maka anggota- anggota kepolisian telah ikut serta berjuang bersama rakyat dalam usaha menegakkan kemerdekaan yang baru diproklamasikan.30

29

Suwarni , Perilaku Polisi, Bandung :Penerbit Nusa Media, 2009, hal. 1

Disini peran dan kinerja

30

Memet Tanuwidjaja, Sedjarah Perkembangan Angkatan Kepolisian, Jakarta : Pusat Sedjarah ABRI, 1971, hal. 25


(62)

53

polisi sangat dipuji dan dicintai masyarakat karena polisi – polisi pada saat mempertahankan kemerdekaan Indonesia sangat serius dan berjuang demi rakyat, bahkan bersama – sama dengan rakyat menumpas penjajah dari Indonesia.

Dengan dasar seperti diatas agar polisi – polisi yang akan bertugas nantinya ke masyarakat dan mengayomi masyarakat mengerti serius akan peran dan tugasnya dilapangan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat sekitar, maka harus diberi pendidikan yang baik dan terampil baik itu pendidikan akademik dan pendidikan fisik. Demi menciptakan polisi- polisi yang terampil dan bermatabat maka didirikannlah sekolah – sekolah pendidikan khusus bintara.Salah satu sekolah pendidikan adalah SPN.SPN yang terdapat saat ini di Sumatera Utara yaitu SPN Sampali Medan.SPN Sampali Medan merupakan depo pendidikan bagi anggota- anggota kepolisian khususnya di daerah Sumatera Utara.Dengan tujuan mendidik dan melatih anggota- anggota kepolisian secara fisik dan akademik.

Peran dari SPN Sampali Medan ini sangat penting dalam melahirkan polisi – polisi yang professional dalam bertugas nantinya di masyarakat.Peran dari SPN adalah mendidik dan melatih siswa - siswa calon polisi.Pembukaan pendidikan kepolisian di SPN Sampali Medan tersebut sesuai dengan kebijakan dan permintaan calon- calon polisi di Indonesia yang diatur oleh Polri.Lemdik Polri adalah badan yang ada didalam Polri yang tugasnya mengurus pendidikan dan pelatihan di tubuh Polri.31

Selain mendidik, di SPN sampali juga dibuka pelatihan bagi polisi – polisi yang sudah jadi atau sudah bertugas untuk lebih mengasa keterampilan mereka dalam

31


(63)

54

menjalankan tugasnya dilapangan. Pendidikan diberikan kepada calon – calon bintara yang baru saja masuk dan dinyatakan lulus setelah menjalakankan beberapa tes. Didalam SPN Sampali ini para calon – calon bintara diberi pendidikan khusus kebhayangkaraan dalam sesuai dengan fungsi dan peran polisi di masyarakat.Para peserta didik diberi materi khusus yang telah disesuaikan dengan program pendidikan polisi yang diatur oleh lemdik Polri di pusat.Para calon- calon bintara tersebut diasramakan atau di karantinakan di lokasi SPN Sampali tersebut guna agar lebih efisien dalam melatih kedisiplinan sebagai anggota kepolisian.Para calon polisi polri yang sedang pendidikan diberi asupan pendidikan baik secara materi maupun secara praktek.Para siswa – siswa bintara dibagi dalam satu kesatuan yang dahulu itu ada pleton.Dalam satu pleton biasanya diisi oleh 20 – 25 orang.Pleton ini merupakan seperti kelas atau kawan satu kumpulan.Pleton dibuat agar lebih memudahakan bagi tenaga pendidik utnuk memberikan materi pengajaran.Seiring dengan perkembangan zaman pleton tidak lagi dipakai. Pada tahun 2000-an para siswa dibagi- bagi dalam beberapa kelompok dengan nama batalyon. Di dalam satu batalyon ada sekitar lebih dari 100 orang.Dalam satu batalyon ini pendidik memilih salah seorang murid sebagai kepala satuannya.

Selain mendidik para siswa didik, SPN Sampali juga berfungsi atau memiliki peranan dalam melatih polisi- polisi yang ingin menajamkan keterampilan mereka.Pelatihan ini dibuka sekitar tahun 1990, yang fungsinya khusus bagi polisi- polisi yang sudah bertugas untuk melatihkan dirinya dalam kepelatihan- kepelatihan khusus.Salah satu kepelatihan yang paling sering dilakukan adalah kepelatihan menembak.Menembak adalah salah satu teknik yang harus dimiliki setiap anggkatan


(64)

55

kepolisian.Di dalam SPN Sampali tersebut mereka dapat lagi melatih tehnik – tehnik menembak.

4. 2 Kontribusi SPN Sampali Medan

Didalam sebuah pendidikan, para siswa – siswa didik ini akan menjalani yang namanya tugas lapangan. Tugas lapangan adalah salah satu bentuk pelajaran bagi siswa- siswa bintara untuk belajar langsung kelapangan guna membiasakan diri bekerja untuk rakyat agar nantinya setelah tamat mereka tidak canggung lagi dalam melaksanakan tugasnya. Selain merupakan agenda ajaran dalam pendidikan di SPN Sampali medan, turun kelapangan tersebut merupakan salah satu kontribusi SPN Sampali Medan dalam menjaga Kamtibnas.

Dalam menjalankan fungsinya, SPN Sampali juga memiliki kontribusi yang diwujudkan dalam visi dan misi SPN Sampali itu sendiri, yaitu:

A. Visi SPN Sampali

Melalui program pendidikan profesional, procedural, disiplin latihan dan taqwa personil maka SPN Sampali siap melahirkan lulusan yang menjadi pengayom, pelindung serta pelayan masyarakat yang dapat menjadi penegak hukum untuk menciptakan rasa keamanan, tertib dan keadilan bagi warga masyarakat.


(65)

56

B. Misi SPN Sampali

1) Meningkatkan kemampuan dan profesionalitas lulusan SPN Sampali melalui pendidikan dan latihan sesuai dengan kebutuhan dan fakta lapangan.

2) Meningkatkan moralitas lulusan SPN Sampali melalui pembinaan mental, pembinaan rohani dan pembinaan jasmani.

3) Meningkatkan disiplin lulusan sehingga pelaksanaan tugas melalui pengawasan / pengendalian menjadi optimal

4) Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap SPN Sampali dan lulusannya sehingga masyarakat merasa terjamin dengan melalui penegakan hukum yang professional, proporsional, objektif, secara transparan, konsisten dan berkesinambungan.

Dalam menjalankan program pendidikannya, SPN Sampali menerapkan nilai – nilai dasar untuk memenuhi kompetensi lulusannya, yaitu :

1. Profesional

• Penerapan sistem desentralisasi untuk menjamin akuntabilitas lulusan SPN Sampali

• Penyediaan berbagai sarana dan prasarana pelatihan sesuai dengan kompetensi

• Penampilan lulusan yang professional dan ramah 2. Terpercaya


(66)

57

• Peningkatan kerjasama internal dan eksternal

• Penyusunan metode pendidikan yang jelas dan berbasis kompetensi 3. Kooperatif

• Proses pendidikan yang ramah, efektif, dan tepat waktu

• Selalu bermitra dengan masyarakat 4. Pendidikan yang berbasis masyarakat

• Pendelegasian kewenangan sehingga setiap lulusan daerah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

• Pembangunan mental polisi adalah mitra masyarakat ( Community Policing )32

4. 2. 1 Polisi Jobtraining

Jobtraining adalah isitilah yang digunakan SPN Sampali Medan dalam proses pendidikan siswa – siswa didik yang tugasnya adalah turun kelapangan langsung. Istilah jobtraining ini dimulai sejak tahun 1970 sampai tahun 1991 dengan jangka waktu jobtraining adalah 5 bulan. Siswa – siswa didik ditempatkan langsung di berbagai lokasi sesuai dengan kebijakan Polda Sumut, dan yang paling banyak adalah di satuan lalu lintas (satlantas).Diletakkan di Satlantas karena pekerjaan dalam mengatur lalu lintas lebih efisien bagi mereka calon- calon bintara yang baru saja kontak ke masyarakat dengan status sebagai penegak hukum. Didalam melaksanakan tugasnya, para calon bintara ini akan diawasi oleh pengawas mereka sendiri dan nanti setelah selesai jobtraining mereka akan diberi penilaian khusus oleh pengawas

32


(67)

58

tersebut, bagaimana keseriusan mereka dalam menjalankan tugasnya dilapangan. Didalam menjalankan jobtraining tersebut calon polisi ini diberi oakaian layaknya seorang polisi, namun tidak disertai dengan pangkat.Pangkat di bahu mereka dikosongkan.33

4.4.2 Polisi Magang

Polisi magang mulai diterapkan pada tahun 1992.Sama halnya dengan jobtraining, magang juga merupakan proses pembelajaran bagi siswa calon bintara untuk mengenal langsung medan atau lapangan dengan bertindak sebagai aparat penegak hukum.34Dan yang membedakan magang dengan jobtraining adalah perlengkapan mereka yaitu pangkat.Di jobtraining para siswa – siswa didik tidak dibuatnya pangkat mereka, lain halnya dengan magang.Didalam magang, siswa – siswa calon polisi tersebut sudah disertai dengan pangkat mereka.35Ini merukan upaya agar masyarakat diluar tidak sepele dengan mereka yang statusnya masih siswa, karena mereka belum sah menjadi polisi sungguhan.Demi menghindari hal semacam itu, dibuatlah pangkat mereka di bahu bagi masing- masing calon bintara yang sedang magang. Jangka yang dibutuhkan dalam magang tersebut samaseperti jobtraining yaitu 5 bulan dan setelah selesai magang mereka akan kembali lagi ke SPN Sampali Medan dalam proses pembentukan atau pemantapan terakhir.

33

Hasil wawancara dengan Aiptu.Kammaluddin tanggal 18 agustus 2014. 34

Hasil wawancara dengan Kompol.Rommel Nainggolan tanggal 13 agustus 2014. 35


(68)

59 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Pada tahun 1984, pendidikan kepolisian yang terdapat di daerah Sampali tersebut mulai dikenal dengan nama SPN (Sekolah Polisi Negara) Sampali Medan yang sebelumnya pertama sekali bernama SAK (Sekolah Angkatan Kepolisian) Sampali Medan pada tahun 1963 , dan pada tahun 1969 diganti menjadi Dodiklat (Depo Pendidikan dan Pelatihan) Sampali Medan. Yang pada mana cikal bakal berdirinya SPN Sampali Medan ini berawal dari dibukanya pendidikan kepolisian di Tanjung Kasau dengan nama SPN Tanjung Kasau.

SPN Sampali Medan merupakan tempat dimana siswa – siswa calon polisi dididik dan dilatih sesuai dengan tujuan dan tugas polisi apabila nanti bertugas di tengah – tengah masyarakat. Proses pendidikan yang baik akan menghasilkan bibit – bibit polisi yang baik juga. Kemajuan dari kepolisian Republik Indonesia khususnya kepolisian Sumatera Utara sangat bergantung pada kemajuan struktural dan sistem pendidikan kepolisian di SPN Sampali tersebut.Dengan kemajuan SPN Sampali Medan seperti pembangunan – pembangunan dan penambahan – penambahan sarana dan prasana sangat mendorong perkembangan kepolisian Republik Indonesia khususnya di Sumatera Utara ini. Dengan penambahan sarana dan prasarana di SPN Sampali ini sangat mempengaruhi jumlah dari siswa – siswa yang akan dididik di SPN Sampali Medan karena sistem pendidikan di SPN Sampali Medan ini


(1)

85

BI N TARA TI N GGI

Aj un I nspekt ur Polisi Sat u

/ Aipt u

Aj un I nspekt ur Polisi

Dua

/ Aipda

BI N TARA

Brigadir Polisi Kepala / Bripka

Brigadir Polisi

/ Brippol

Brigadir Polisi Sat u

/ Bript u

Brigadir Polisi Dua

/ Bripda

TAM TAM A

Aj un Brigadir Polisi / Abrippol

Aj un Brigadir Polisi Sat u

/ Abript u

Aj un Brigadir Polisi Dua

/ Abripda


(2)

86

Bhayangkara Kepala

/ Bharaka

Bhayangkara Sat u / Bharat u


(3)

87 Lampiran 18

Daftar tanda kepangkatan Polri

Polri (1 Januari 2001 - sekarang)

Polri (1 Juni 2000-31 Desember 2000)

Polri (dulu)

Perwira Tinggi

Jenderal Polisi

(Komjen Pol)

Komisaris Jenderal Polisi

Pol)

Inspektur Jenderal Polisi

(Brigjen Pol)


(4)

88 Perwira Menengah (Pamen)

(Kombes Pol)

Senior Superintendent

(AKBP)

Superintendent

Asisten Superintendent

Perwira Pertama (Pama)

Senior Inspektur Polisi

Inspektur Polisi I

Inspektur Polisi II


(5)

89

(Aiptu)

Ajun Inspektur Polisi I

(Aipda)

Ajun Inspektur Polisi II

Sersan Kepala Polisi

Sersan Satu Polisi

Sersan Dua Polisi


(6)

90

(Abriptu)

Bhayangkara Utama II

(Abripda)

Bhayangkara Utama Muda

Bhayangkara Kepala

Bhayangkara I


Dokumen yang terkait

Higiene dan Sanitasi Penyelenggaraan Makanan di Instalasi Gizi Sekolah Polisi Negara (SPN) Sampali Polda Sumatera Utara Tahun 2004

0 55 83

Hubungan Rasio Lingkar Leher-Lingkar Pinggang Terhadap Tekanan Darah pada Anggota Kepolisian di Sekolah Polisi Negara Sampali

7 84 66

Perkembangan Sekolah Luar Biasa-E Negeri Pembina Tingkat Propinsi Di Medan (1984-1999)

2 41 83

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMAMPUAN DASAR MEKANIKA DENGAN KETERAMPILAN MENEMBAK SISWA DIKTUK BA POLRI T.A.2006 DI SPN SAMPALI MEDAN.

0 1 35

POLA PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH POLISI NEGARA (SPN) SAMPALI MEDAN.

0 4 22

SEKOLAH POLISI NEGARA(SPN) PADANG BESI 1961-2002.

0 0 9

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMAMPUAN DASAR MEKANIKA DENGAN KETERAMPILAN MENEMBAK SISWA DIKTUK BA POLRI T.A.2006 DI SPN SAMPALI MEDAN - Digital Repository Universitas Negeri Medan

0 0 2

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMAMPUAN DASAR MEKANIKA DENGAN KETERAMPILAN MENEMBAK SISWA DIKTUK BA POLRI T.A.2006 DI SPN SAMPALI MEDAN - Digital Repository Universitas Negeri Medan

0 0 6

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMAMPUAN DASAR MEKANIKA DENGAN KETERAMPILAN MENEMBAK SISWA DIKTUK BA POLRI T.A.2006 DI SPN SAMPALI MEDAN - Digital Repository Universitas Negeri Medan

0 0 13

HUBUNGAN STRES DENGAN HIPERTENSI ANGGOTA POLRI DI SEKOLAH POLISI NEGARA SELOPAMIORO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Stres dengan Hipertensi Anggota Polri di Sekolah Polisi Negara Selopamioro Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 18