HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERSEPSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Dan Persepsi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru ( Studi Pada Penerima Tunjangan Sertifikasi Guru ).
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN
PERSEPSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DENGAN KINERJA GURU
( Studi Pada Penerima Tunjangan Sertifikasi Guru )
Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk
Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
NOVALINDA DWI RAHMAWATI
F 100 080 305
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN
PERSEPSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DENGAN KINERJA GURU
( Studi Pada Penerima Tunjangan Sertifikasi Guru )
Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
NOVALINDA DWI RAHMAWATI
F 100 080 305
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
ABSTRAKSI
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERSEPSI
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DENGAN KINERJA GURU
( Studi Pada Penerima Tunjangan Sertifikasi Guru )
Novalinda Dwi Rahmawati
lind_maniezzz@yahoo.com
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok
dalam melaksanakan tugas – tugas seperti standard hasil kerja, target yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Tujuan utama penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dan persepsi
kepemimpinan dengan kinerja. Variabel tergantung dalam penelitian ini yaitu kinerja,
sedangkan variabel bebas adalah motivasi berprestasi dan persepsi kepemimpinan..
Hipotesis yang diajukan; (1) Ada hubungan antara motivasi berprestasi dan persepsi
kepemimpinan dengan kinerja guru yang menerima tunjangan sertifikasi; (2) Ada
hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan kinerja guru yang menerima
tunjangan sertifikasi; (3) Ada hubungan positif antara persepsi kepemimpinan
dengan kinerja guru yang menerima tunjangan sertifikasi
Subjek penelitian yaitu guru SMP Negeri 11 Surakarta yang menerima
tunjangan sertifikasi berjumlah 30 responden. Metode pengumpulan data
menggunakan skala motivasi berprestasi,persepsi kepemimpinan dan skala kinerja.
Metode analisis data digunakan analisis regresi ganda.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rx1x2y = 0,964 dan p = 0,000 (p
< 0,01). Hasil ini menunjukkan ada hubungan yang sangat signifikan antara motivasi
berprestasi dan persepsi kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja. Hasil analisis
korelasi rx1y sebesar 0,906 dan p = 0,000 (p < 0,01), berarti ada hubungan positif yang
sangat signifikan antara motivasi berprestasi dengan kinerja. Hasil analisis korelasi
rx2y sebesar 0,944; p = 0,000 (p < 0,01) berarti ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara persepsi kepemimpinan dengan kinerja. Sumbangan motivasi
berprestasi dan persepsi kepemimpinan dengan kinerja sebesar R2=0,929 yaitu
92,9%, sehingga masih terdapat 7,1% faktor lain yang mempengaruhi kinerja diluar
variabel motivasi berprestasi dan persepsi kepemimpinan.
Kesimpulan penelitian menyatakan ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara motivasi berprestasi dan persepsi kepemimpinan kepala sekolah
dengan kinerja. Namun generalisasi hasil-hasil penelitian terbatas pada subjek dan
lokasi penelitian dilakukan yaitu guru SMP Negeri 11 Surakarta.
Kata kunci: motivasi berprestasi, persepsi kepemimpinan, kinerja.
v
profesi guru (PLPG) selama 90 jam. Para
PENGANTAR
Program sertifikasi guru sesungguhnya
guru
yang
telah
lulus
dan
berhak
disebut
guru
tuntutan yang diamanatkan UU Nomor 14
bersertifikasi
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang
tunjangan profesi sebesar gaji pokok yang
mewajibkan seluruh guru disertifikasi dan
diterima setiap bulannya. Pemerintah telah
diharapkan tuntas sebelum 2015. Upaya ini
mencanangkan, pada 2015 hanya guru yang
semata-mata
untuk
bersertifikasi yang diperbolehkan mengajar.
profesional
Temuan hasil penelitian awal yang
guru, yang selanjutnya akan berdampak
dilakukan Ditjen PMPTK yang difasilitasi
pada peningkatan mutu pendidikan nasional
Bank Dunia (2010) terhadap guru – guru
secara keseluruhan. Sejak 2005, guru-guru
SMP
telah diseleksi untuk mengikuti program
memberikan gambaran menarik, contohnya
sertifikasi
kualifikasi
: (1). Sebagian guru yang telah disertifikasi
golongan
masih menjalani pekerjaan – pekerjaan lain
kepangkatan, seperti harus berpendidikan
yang dikhawatirkan dapat mengganggu
S-1 dan jumlah jam mengajar 24 jam per
tugas pokok guru. Misalnya guru masih
minggu. Indikator ini digunakan untuk
tetap menjalankan les privat bagi siswa,
memperhatikan
pedagogis,
tetap menjalankan sebagai wirausahawan,
kepribadian, sosial, dan emosional mereka.
masih ada uang menjalankan aktivitasnya
Sekitar 2 juta guru telah disertifikasi, baik
sebagai petani, (2). Sertifikasi belum bisa
melalui penilaian portofolio pengalaman
membawa
kerja dan pelatihan yang telah diperoleh
disiplin guru dalam menjalankan tugas
ataupun melalui pendidikan dan latihan
profesional dan terlihat masih banyak guru
dimaksudkan
meningkatkan
akademik,
kemampuan
berdasarkan
senioritas,
dan
kompetensi
1
yang
sudah
dampak
mendapatkan
disertifikasi
bagi
belum
peningkatan
yang
lalai
melaksanakan
tugasnya
Karolina, 2013 ). Guru membutuhkan
meskipun telah mendapatkan tunjangan
motivasi
profesi. 3. Masih ada guru yang telah
disekolah khususnya meraih prestasi yang
diusertifikasi sering tidak masuk sekolah
diinginkan
dengan alasan tidak memiliki jam mengajar
memiliki motivasi berprestasi yang tinggi.
di sekolah dan kasus terbanyak pada guru-
Ciri-ciri dari motivasi berprestasi antara
guru SMP karena guru SMP adalah guru
lain tidak takut menghadapi kegagalan,
bidang studi. Dari gambaran singkat ini
bertanggung jawab atas tindakannya, ada
jelaslah bahwa usaha peningkatan mutu
keinginan menghadapi tugas-tugas yang
guru melalui program sertifikasi guru,
menantang, mampu menetapkan tujuan
belum
jangka panjang dan mampu
memperlihatkan
dampak
positif
sesuai yang diharapkan.
berprestasi
namun
dalam
tidak
bekerja
semua
guru
fokus pada
pekerjaannya (Schuler, dalam Sugito 2012).
Kinerja Menurut Samsudin (2006)
Berdasarkan beberapa uraian di atas
kinerja adalah tingkat pelaksanaan tugas
dapat Sumber daya manusia yang handal
yang dapat dicapai oleh seseorang, unit,
tidak
lepas
dari
pengaruh
pola
atau
kepemimpinan
yang
diterapkan
dalam
divisi
dengan
menggunakan
kemampuan yang ada dan batasan2 yang
sebuah
telah ditetapkan untuk mencapai tujuan
merupakan suatu proses yang mengandung
organisasi.
unsur mempengaruhi, adanya kerjasama
Menurut
McClelland
motivasi
organisasi.
Kepemimpinan
dan mengarah pada suatu hal dan tujuan
berprestasi adalah motif yang mengarahkan
bersama
perilaku
Kepemimpinan mempunyai peranan sentral
seseorang
pada
tujuan
yang
diinginkan . Dias & Zulkaida ( dalam
dalam
2
dalam
dinamika
sebuah
kehidupan
organisasi.
organisasi.
Kepemimpinan berperan sebagai penggerak
b.
Ada hubungan positif antara persepsi
segala sumber daya manusia dan sumber
kepemimpinan kepala sekolah dengan
daya lain yang ada dalam organisasi (
kinerja guru yang menerima tunjangan
Arifin, 2004).
sertifikasi. Semakin tinggi persepsi
guru bekerja karena dipengaruhi motivasi
kepala
berprestasi
semakin tinggi pula kinerja guru yang
yang
kepemimpinan
baik
pada
dan
persepsi
akhirnya
akan
sekolah
pada
guru
maka
menerima tunjangan sertifikasi.
mempengaruhi kinerja mereka. Adapun
tujuan
utama
penelitian
ini
yaitu
METODE
mengetahui hubungan motivasi berprestasi
Metode penelitian
menggunakan
dan persepsi kepemimpinan dengan kinerja
metode kuantitatif. Subjek penelitian yaitu
guru SMP Negeri 11 Surakarta. .Adapun
guru SMP Negeri 11 Surakarta yang
hipotesis yaitu . Hipotesis Mayor : Ada
menerima tunjangan sertifikasi berjumlah
hubungan antara motivasi berprestasi dan
30 responden. Metode pengumpulan data
persepsi kepemimpinan kepala sekolah
menggunakan skala motivasi berprestasi,
dengan
skala persepsi kepemimpinan dan skala
kinerja
guru
yang
menerima
tunjangan sertifikasi guru. Hipotesis Minor
kinerja. Metode analisis data digunakan
a.
analisis regresi ganda.
Ada hubungan positif antara motivasi
berprestasi dengan kinerja guru yang
menerima
tunjangan
sertifikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Semakin tinggi motivasi berprestasi
Berdasarkan hasil analisis data dapat
maka semakin tinggi pula kinerja guru
diketahui bahwa ada hubungan yang sangat
yang menerima tunjangan sertifikasi.
signifikan antara motivasi berprestasi dan
3
persepsi kepemimpinan kepala sekolah
hubungan positip yang sangat signifikan
dengan kinerja guru yang ditunjukkan nilai
antara variabel kinerja dengan variabel
rx1x2y = 0,964 dan p =0,000 (p
PERSEPSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DENGAN KINERJA GURU
( Studi Pada Penerima Tunjangan Sertifikasi Guru )
Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk
Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
NOVALINDA DWI RAHMAWATI
F 100 080 305
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN
PERSEPSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DENGAN KINERJA GURU
( Studi Pada Penerima Tunjangan Sertifikasi Guru )
Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
NOVALINDA DWI RAHMAWATI
F 100 080 305
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
ABSTRAKSI
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERSEPSI
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DENGAN KINERJA GURU
( Studi Pada Penerima Tunjangan Sertifikasi Guru )
Novalinda Dwi Rahmawati
lind_maniezzz@yahoo.com
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok
dalam melaksanakan tugas – tugas seperti standard hasil kerja, target yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Tujuan utama penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dan persepsi
kepemimpinan dengan kinerja. Variabel tergantung dalam penelitian ini yaitu kinerja,
sedangkan variabel bebas adalah motivasi berprestasi dan persepsi kepemimpinan..
Hipotesis yang diajukan; (1) Ada hubungan antara motivasi berprestasi dan persepsi
kepemimpinan dengan kinerja guru yang menerima tunjangan sertifikasi; (2) Ada
hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan kinerja guru yang menerima
tunjangan sertifikasi; (3) Ada hubungan positif antara persepsi kepemimpinan
dengan kinerja guru yang menerima tunjangan sertifikasi
Subjek penelitian yaitu guru SMP Negeri 11 Surakarta yang menerima
tunjangan sertifikasi berjumlah 30 responden. Metode pengumpulan data
menggunakan skala motivasi berprestasi,persepsi kepemimpinan dan skala kinerja.
Metode analisis data digunakan analisis regresi ganda.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rx1x2y = 0,964 dan p = 0,000 (p
< 0,01). Hasil ini menunjukkan ada hubungan yang sangat signifikan antara motivasi
berprestasi dan persepsi kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja. Hasil analisis
korelasi rx1y sebesar 0,906 dan p = 0,000 (p < 0,01), berarti ada hubungan positif yang
sangat signifikan antara motivasi berprestasi dengan kinerja. Hasil analisis korelasi
rx2y sebesar 0,944; p = 0,000 (p < 0,01) berarti ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara persepsi kepemimpinan dengan kinerja. Sumbangan motivasi
berprestasi dan persepsi kepemimpinan dengan kinerja sebesar R2=0,929 yaitu
92,9%, sehingga masih terdapat 7,1% faktor lain yang mempengaruhi kinerja diluar
variabel motivasi berprestasi dan persepsi kepemimpinan.
Kesimpulan penelitian menyatakan ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara motivasi berprestasi dan persepsi kepemimpinan kepala sekolah
dengan kinerja. Namun generalisasi hasil-hasil penelitian terbatas pada subjek dan
lokasi penelitian dilakukan yaitu guru SMP Negeri 11 Surakarta.
Kata kunci: motivasi berprestasi, persepsi kepemimpinan, kinerja.
v
profesi guru (PLPG) selama 90 jam. Para
PENGANTAR
Program sertifikasi guru sesungguhnya
guru
yang
telah
lulus
dan
berhak
disebut
guru
tuntutan yang diamanatkan UU Nomor 14
bersertifikasi
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang
tunjangan profesi sebesar gaji pokok yang
mewajibkan seluruh guru disertifikasi dan
diterima setiap bulannya. Pemerintah telah
diharapkan tuntas sebelum 2015. Upaya ini
mencanangkan, pada 2015 hanya guru yang
semata-mata
untuk
bersertifikasi yang diperbolehkan mengajar.
profesional
Temuan hasil penelitian awal yang
guru, yang selanjutnya akan berdampak
dilakukan Ditjen PMPTK yang difasilitasi
pada peningkatan mutu pendidikan nasional
Bank Dunia (2010) terhadap guru – guru
secara keseluruhan. Sejak 2005, guru-guru
SMP
telah diseleksi untuk mengikuti program
memberikan gambaran menarik, contohnya
sertifikasi
kualifikasi
: (1). Sebagian guru yang telah disertifikasi
golongan
masih menjalani pekerjaan – pekerjaan lain
kepangkatan, seperti harus berpendidikan
yang dikhawatirkan dapat mengganggu
S-1 dan jumlah jam mengajar 24 jam per
tugas pokok guru. Misalnya guru masih
minggu. Indikator ini digunakan untuk
tetap menjalankan les privat bagi siswa,
memperhatikan
pedagogis,
tetap menjalankan sebagai wirausahawan,
kepribadian, sosial, dan emosional mereka.
masih ada uang menjalankan aktivitasnya
Sekitar 2 juta guru telah disertifikasi, baik
sebagai petani, (2). Sertifikasi belum bisa
melalui penilaian portofolio pengalaman
membawa
kerja dan pelatihan yang telah diperoleh
disiplin guru dalam menjalankan tugas
ataupun melalui pendidikan dan latihan
profesional dan terlihat masih banyak guru
dimaksudkan
meningkatkan
akademik,
kemampuan
berdasarkan
senioritas,
dan
kompetensi
1
yang
sudah
dampak
mendapatkan
disertifikasi
bagi
belum
peningkatan
yang
lalai
melaksanakan
tugasnya
Karolina, 2013 ). Guru membutuhkan
meskipun telah mendapatkan tunjangan
motivasi
profesi. 3. Masih ada guru yang telah
disekolah khususnya meraih prestasi yang
diusertifikasi sering tidak masuk sekolah
diinginkan
dengan alasan tidak memiliki jam mengajar
memiliki motivasi berprestasi yang tinggi.
di sekolah dan kasus terbanyak pada guru-
Ciri-ciri dari motivasi berprestasi antara
guru SMP karena guru SMP adalah guru
lain tidak takut menghadapi kegagalan,
bidang studi. Dari gambaran singkat ini
bertanggung jawab atas tindakannya, ada
jelaslah bahwa usaha peningkatan mutu
keinginan menghadapi tugas-tugas yang
guru melalui program sertifikasi guru,
menantang, mampu menetapkan tujuan
belum
jangka panjang dan mampu
memperlihatkan
dampak
positif
sesuai yang diharapkan.
berprestasi
namun
dalam
tidak
bekerja
semua
guru
fokus pada
pekerjaannya (Schuler, dalam Sugito 2012).
Kinerja Menurut Samsudin (2006)
Berdasarkan beberapa uraian di atas
kinerja adalah tingkat pelaksanaan tugas
dapat Sumber daya manusia yang handal
yang dapat dicapai oleh seseorang, unit,
tidak
lepas
dari
pengaruh
pola
atau
kepemimpinan
yang
diterapkan
dalam
divisi
dengan
menggunakan
kemampuan yang ada dan batasan2 yang
sebuah
telah ditetapkan untuk mencapai tujuan
merupakan suatu proses yang mengandung
organisasi.
unsur mempengaruhi, adanya kerjasama
Menurut
McClelland
motivasi
organisasi.
Kepemimpinan
dan mengarah pada suatu hal dan tujuan
berprestasi adalah motif yang mengarahkan
bersama
perilaku
Kepemimpinan mempunyai peranan sentral
seseorang
pada
tujuan
yang
diinginkan . Dias & Zulkaida ( dalam
dalam
2
dalam
dinamika
sebuah
kehidupan
organisasi.
organisasi.
Kepemimpinan berperan sebagai penggerak
b.
Ada hubungan positif antara persepsi
segala sumber daya manusia dan sumber
kepemimpinan kepala sekolah dengan
daya lain yang ada dalam organisasi (
kinerja guru yang menerima tunjangan
Arifin, 2004).
sertifikasi. Semakin tinggi persepsi
guru bekerja karena dipengaruhi motivasi
kepala
berprestasi
semakin tinggi pula kinerja guru yang
yang
kepemimpinan
baik
pada
dan
persepsi
akhirnya
akan
sekolah
pada
guru
maka
menerima tunjangan sertifikasi.
mempengaruhi kinerja mereka. Adapun
tujuan
utama
penelitian
ini
yaitu
METODE
mengetahui hubungan motivasi berprestasi
Metode penelitian
menggunakan
dan persepsi kepemimpinan dengan kinerja
metode kuantitatif. Subjek penelitian yaitu
guru SMP Negeri 11 Surakarta. .Adapun
guru SMP Negeri 11 Surakarta yang
hipotesis yaitu . Hipotesis Mayor : Ada
menerima tunjangan sertifikasi berjumlah
hubungan antara motivasi berprestasi dan
30 responden. Metode pengumpulan data
persepsi kepemimpinan kepala sekolah
menggunakan skala motivasi berprestasi,
dengan
skala persepsi kepemimpinan dan skala
kinerja
guru
yang
menerima
tunjangan sertifikasi guru. Hipotesis Minor
kinerja. Metode analisis data digunakan
a.
analisis regresi ganda.
Ada hubungan positif antara motivasi
berprestasi dengan kinerja guru yang
menerima
tunjangan
sertifikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Semakin tinggi motivasi berprestasi
Berdasarkan hasil analisis data dapat
maka semakin tinggi pula kinerja guru
diketahui bahwa ada hubungan yang sangat
yang menerima tunjangan sertifikasi.
signifikan antara motivasi berprestasi dan
3
persepsi kepemimpinan kepala sekolah
hubungan positip yang sangat signifikan
dengan kinerja guru yang ditunjukkan nilai
antara variabel kinerja dengan variabel
rx1x2y = 0,964 dan p =0,000 (p