KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK Keefektifan Penggunaan Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak

1

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS (INKLUSI). ( STUDI KASUS PADA SISWA SEKOLAH DASAR
NEGERI I TEKARAN WONOGIRI TAHUN 2012)

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada
Program Studi Pendidikan Islam
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister dalam Ilmu Agama Islam

Oleh
IDA ROYANI
NIM : O 100100004

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

KEEFEKTIFAN
PENGGUNAAN
MEDIAPEMBETA'ARAN
PADAMATA PELA'ARAN
PENDIDIKAN
AGAMA ISIAM DALAM MENINGKATKAN
PRESTASIBETAIARANAK
BERKEBUTUHAN
KHUSUS{rNKtUSr}.{ STUD|KASUSPADASTSWA
SEKOLAHDASAR
NEGERT
I TEKARANWONOG|R|TAHUN2OL2l

NASKAHPUEUKASI
DiajukanKepada
ProgramStudiPendidikan
lslam
ProgramPascasarjana

UniversitasMuhammadiyahSurakarta
UntukMemenuhiSalah
SatuSyaratGunaMemperoleh
GelarMagisterdalamllmu Agamalslam(M.Pd.l)

Oleh:
IDA ROYANI
NIM: O L00 100004

NaskahPublikasi
initelahdisetujuioleh:

P e m b i m b i nIg

4e-at
Dr. SyamsulHidayat M.Af;

3

SURAT PERNYATAAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama
: IDA ROYANI
NIM
: O 100 100 004
Fakultas/Jurusan
: Magister Pendidikan Islam
Jenis
: Tesis
Judul
: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS (INKLUSI). ( STUDI KASUS PADA
SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI I TEKARAN WONOGIRI
TAHUN 2012)
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
1. Memberikan hak bebas royalty kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya

ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta
menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada
Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan
pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas
pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, September 2012
Yang Menyatakan

Ida Royani

4

ABSTRAK


KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS (INKLUSI). ( STUDI KASUS PADA SISWA SEKOLAH DASAR
NEGERI I TEKARAN WONOGIRI TAHUN 2012)
Ida Royani O 100100 004, Program Studi Magister Pendidikan Islam, Program Pasca

sarjana, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2012

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan prestasi belajar anak berkebutuhan
khusus SD Negeri I Tekaran Wonogiri.
Pembahasan ini didasarkan pada rumusan masalah yang berkisar tentang media
apa yang paling efektif penggunaannya, bagaimana penggunaan media pembelajaran
agar dapat menciptakan suasana belajar yang menarik, aktif kreatif serta komunikatif,
dan mengapa penggunaan media pembelajaran yang efektif dapat meningkatkan
prestasi belajar anak berkebutuhan khusus.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif
yaitu dengan mengumpulkan data melalui angket, wawancara, observasi dan studi
dokumentasi. Setelah data terkumpul dilakukan analisis dengan langkah-langkah :
reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan atau ferifikasi data.
Dari kajian yang telah dilakukan ,penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa,

media pembelajaran yang paling efektif bagi anak berkebutuhan khusus (inklusi),
adalah media yang sesuai dengan tingkat pemahaman serta adanya kesesuaian antara
materi pelajaran dengan medianya. Penggunaan media pembelajaran yang maksimal,
tepat dan berfariatif ,anak menjadi tertarik, tidak jenuh, bersungguh-sungguh dan
merasa senang, sehingga mempermudah dalam menangkap pelajaran dan dapat
mengatasi kesulitan belajar.
Keefektifan penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan
agama islam dapat meningkatkan prestasi belajar anak berkebutuhan khusus (inklusi)
di SD Negeri I tekaran Wonogiri.
Kata Kunci : Prestasi belajar, media pembelajaran, pendidikan agama islam, anak
berkebutuhan khusus, inklusi

5

I.

PENDAHULUAN

SD Negeri I Tekaran Wonogiri, adalah salah satu sekolah yang di dalamnya
terdapat siswa-siswa berkebutuhan khusus atau Inklusi. Pembelajaran untuk anak

Berkebutuhan Khusus atau special needs student (inklusi) membutuhkan pola
tersendiri sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing anak bersangkutan yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Meskipun Sekoah Dasar tersebut
bukanlah SD khusus yang menangani tentang anak-anak berkebutuhan khusus.
Anak-anak ini memiliki kekurangan dibanding anak yang lainnya, yaitu lambat
belajar atau kesulitan dalam belajar. Sehingga untuk menangkap materi pelajaran
tidak seimbang bahkan ketinggalan dengan murid yang lain. Berbagai media
pembelajaran digunakan dalam proses pembelajaran, agar mempermudah dalam
menangkap materi yang disampaikan.
Dalam pengamatan, peneliti masih banyak menemui permasalahan dalam
penggunaan media pembelajaran, diantaranya yaitu kurang efektifnya penggunaan
media dan belum ditemukan media yang tepat guna meningkatkan prestasi belajar
siswa berkebutuhan khusus ini, sehingga siswa kurang tertarik, pasif, bahkan
cenderung jenuh dengan apa yang disampaikan guru. Sehingga dari keseluruhan
siswa SD Negeri I tekaran Wonogiri yang berkebutuhan khusus, pada Tahun
pelajaran 2011/2012 yangterdapat pada kelas satu sampai enam dengan jumlah 25
anak, 90 % masih memiliki nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal.

6


Media adalah alat saluran komunikasi. Dina indriana ( 2011: 13).
Merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting
dalam kegiatan belajar mengajar. Dimana proses belajar mengajar seringkali
dihadapkan pada materi yang sulit dipahami karena di luar pengalaman murid
sehari-hari. Maka diera kemajuan teknologi saat ini, peran multimedia dapat
memberikan kesan yang besar dalam bidang media pembelajaran dikarenakan
dapat mengintegrasikan teks, grafik, animasi, audio dan video. Media sering di
ganti dengan kata mediator media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu
mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar,
siswa dan isipelajaran. Azhar Arsyad ( 2011: 3).
Sedangkan Pendidikan Agama Islam itu adalah usaha berupa bimbingan,
baik jasmani maupun rohani kepada anak didik menurut ajaran Islam, agar kelak
dapat berguna menjadi pedoman hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup
dunia dan akhirat.
Adapun beberapa pengertian mengenai pendidikan inklusi, diantaranya

merupakan

sebuah


pendekatan

yang

berusaha

mentransformasi

sistem

pendidikan dengan meniadakan hambatan-hambatan yang dapat menghalangi
setiap siswa untuk berpartisipasi penuh dalam pendidikan. Dengan kata lain
pendidikan inklusi adalah sekolah yang menampung semua siswa di kelas yang
sama. Abdul Salim Choiri & Munawir yusuf (2009 : 70 ). Jadi Anak Berkebutuhan
Khusus

ini

yang


dididik

bersama-sama

anak

lainnya

(normal)

untuk

mengoptimalkan potensi yang dimilikinya . Hal ini perlu menjadi perhatian utama

7

karena sesungguhnya anak-anak berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama
dengan anak-anak normal lainnya. Tetapi sejalan dengan konsep ini telah muncul
model pelayanan pendidikan luar biasa yang di sebut model inklusi yang
menekankan pada keterpaduan penuh ,menghilangkan labelisasi anak (normal

atau tidak normal) dengan prinsip education for all.
SD Negeri I Tekaran Wonogiri, adalah salah satu sekolah yang di dalamnya
terdapat siswa-siswa berkebutuhan khusus atau Inklusi. Meskipun Sekoah Dasar
tersebut bukanlah SD khusus yang menangani tentang anak-anak berkebutuhan
khusus. Anak-anak ini memiliki kekurangan dibanding anak yang lainnya, yaitu
lambat belajar atau kesulitan dalam belajar. Sehingga untuk menangkap materi
pelajaran tidak seimbang bahkan ketinggalan dengan murid yang lain. Berbagai
media pembelajaran digunakan dalam proses pembelajaran, agar mempermudah
dalam menangkap materi yang disampaikan. Oleh karena itu, penelitian yang
dilakukan ini akan meneliti untuk menjawab tiga bentuk pertanyaan di bawah ini;
1. Media

apa yang paling efektif

penggunaannya pada mata pelajaran

Pendidikan
Agama Islam bagi siswa berkebutuhan khusus (inklusi) di SD Negeri I Tekaran
Wonogiri ?
2. Bagaimana penggunaan media pembelajaran yang efektif bagi siswa agar
mendapatkan suasana belajar yang lebih menarik, aktif, kreatif serta
komunikatif
serta dapat mengatasi kesulitan belajar siswa berkebutuhan khusus di SDN I
Tekaran wonogiri ?
3. Mengapa penggunaan media pembelajaran secara efektif dapat meningkatkan

8

prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bagi siswa
berkebutuhan khusus (inklusi) di SDN I Tekaran Wonogiri ?
II.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan melalui pendekatan kualitatif, yang bersifat

deskriptif. Dengan demikian hasil yang didapatkan berupa kata-kata, dan tindakantindakan subjek yang diamati atau yang diwawancarai. Dalam penelitian kualitatif
Peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data
utama. Lexy J. Moleong (2004 : 9 ). Hal ini peneliti akan menyampaikan gambaran
apa adanya tentang keefektifan media pembelajaran bagi anak berkebutuhan
khusus dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dimana subjek yang diteliti
adalah seluruh siswa berkebutuhan khusus di SD Negeri I Tekaran Wonogiri Tahun
2012. Teknik yang digunakan adalah :
1. Angket, berupa pernyataan tertulis yang harus dijawab oleh responden (siswa)
secara tertulis pula. Hal-hal yang ditanyakan dalam angket ini meliputi identitas
responden dan pengalaman responden dalam menerima pelajaran Pendidikan
Agama Islam dengan melalui media pembelajaran di sekolah serta bagaimana
guru dalam menggunakan media pembelajaran.
2. Wawancara, dimaksud untuk memperoleh data secara langsung tentang
permasalahan yang sedang diteliti dari pewawancara kepada responden yang
dalam hal ini Anak Berkebutuhan Khusus di SD Negeri I Tekaran Wonogiri.
3. Observasi, untuk mengecek kebenaran informasi yang diperoleh melalui
wawancara. Observasi/pengamatan memungkinkan melihat dan mengamati

9

sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi
sebenarnya

(Moleong,2000:125-126).

Di

samping

itu

peneliti

ingin

mendapatkan data yang lebih akurat.
4. Studi dokumentasi, digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang hasil
pembelajaran siswa yang telah dilakukan oleh guru. Perolehan data melalui
dokumen yang relevan akan dapat membantu guna melengkapi data yang
mungkin tidak atau sulit diungkap melalui wawancara, observasi dan angket.
Dokumen yang dikumpulkan meliputi: alat pengumpul dan penyimpan data,
perlengkapan media pembelajaran, serta perlengkapan administrasi yang
meliputi buku laporan hasil belajar siswa.
III.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendidikan inklusi di Sekolah Dasar Negeri I Tekaran Wonogiri,
dilaksanakan oleh guru Pendidikan Agama Islam. Bagi peserta didik yang
berkebutuhan Khusus di sekolah Inklusi prinsipnya sama dengan di sekolah
umum atau regular. Prestasi belajar anak berkebutuhan khusus rata-rata di
bawah anak-anak lainnya. Dikarenakan ketunaan lambat belajar yang
dimilikinya maka anak berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran
dibantu oleh guru pelayanan khusus. Meskipun satu GPK dirasa belum cukup
mampu untuk mengatasi masalah kesulitan belajar anak berkebutuhan khusus.
Semua guru bekerja sama dalam menangani anak berkebutuhan khusus ini,
termasuk guru pendidikan agama Islam . Namun semua dilakukan hanya
sebatas kemampuan pribadi yang dimiliki oleh setiap guru. Dimana seharusnya

10

pada sekolah inklusi, semua guru wajib mendapatkan pengetahuan secara
khusus dalam menangani pembelajaran anak berkebutuhan khusus.
Beberapa faktor yang mendukung keberhasilan prestasi belajar anak
berkebutuhan khusus tidak dapat di bebankan hanya pada pengajaran oleh GPK
saja, akan tetapi kerjasama semua pihak , sekolah, pemerintah, keluarga juga
lingkungan masyarakat. Hal ini di kemukakan oleh Kepala Sekolah SDN I Tekaran
Ibu Dra. Wariningdyah, M.Pd melalui wawancara tanggal 7 mei 2012.
Ditambahkan pula oleh guru pelayanan khusus SDN I Tekaran yaitu
tentang Kecenderungan sifat anak berkebutuhan khusus adalah pendiam, ia
e uturka :

A ak Berke utuha Khusus e deru g pe dia

dikare aka

mereka ada yang memiliki kekurangan yaitu lambat dalam menangkap
pertanyaan maupun kalimat, sehingga agak sulit untuk berkomunikasi secara
cepat, maka cenderung agak pe dia

. Maka a ak Berke utuha khusus perlu

bimbingan yang lebih mendalam dibanding anak lainnya. Anak Berkebutuhan
Khusus tidak oleh didiskriditka , a ak o ABK harus di eri pe gertia . Maka
dari pernyataan tersebut telah dibuktikan dengan memberikan perlakuan yang
sama antara mereka.
Masih menurut guru pelayanan khusus, bahwa media pembelajaran
untuk anak berkebutuhan khusus di SDN I Tekaran membawa dampak yang
positif bagi perkembangan hasil belajarnya. Dan saat ini sarana media
pembelajaran yang ada sudah lumayan memadai, meskipun perlu untuk selalu
ditingkatkan. Selanjutnya, Anak Berkebutuhan Khusus ini meskipun memiliki

11

kemampuan dibawah anak-anak lainnya, tetapi pada sisi lain mereka juga
memiliki kelebihan, seperti contoh salah satu Anak berkebutuhan khusus di
kelas V ,Royan Prasetyo , mampu menjadi juara cabang atletik pada Pekan Olah
Raga Daerah. Ini menunjukkan bahwa tidak semua Anak Berkebutuhan Khusus
lemah disegala bidang. Mereka perlu mendapatkan apresiasi yang tinggi, dan
juga bimbingan agar lebih bisa mengembangkan kemampuan mereka. Maka
dorongan, perhatian orang tua sangat penting agar anak berkebutuhan khusus
tidak merasa rendah diri dan malu bergaul bersama dengan anak lainnya.
Di SD Negeri I Tekaran memiliki 4 anak dalam kategori lamban
belajar, dan 21 lainnya tergolong pada anak yang mengalami kesulitan belajar
spesifik, yaitu kesulitan membaca (disleksia) dan kesulitan menulis (disgrafia).
Rata-rata 80% Anak Berkebutuhan Khusus pernah tidak naik kelas, maka
pendampingan oleh Guru Pelayan Khusus ini sangat membantu guru kelas.
Terbukti setelah beberapa semester anak mengikuti bimbingan secara khusus,
anak dapat kembali ke kelas masing-masing dan mampu mengikuti pelajaran
seperti anak lainnya, nilai yang didapatpun bisa mencapai angka kelulusan
meskipun setara dengan stándar Kelulusan Minimal.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan , dengan adanya penggunaan
media pembelajaran , anak berkebutuhan khusus memiliki minat yang
meningkat dalam menerima atau merespon pelajaran, meskipun terdapat
beberapa penemuan yang menurut peneliti mengejutkan.

12

Berikut ini media pembelajaran yang digunakan dalam proses
pembelajaran :
1.

Media Televisi
SD Negeri I Tekaran memiliki ruang khusus yaitu ruang multi media, di situ
pada pembelajaran khusus anak dapat diajak untuk masuk di dalamnya dan
diperlihatkan film melalui sebuah televisi

tentang materi yang akan

disampaikan oleh guru saat itu. Dikarenakan anak berkebutuhan khusus ini
terdapat anak yang lambat dalam menerima dan mencerna informasi yang
didapat, maka tidak semua materi cocok menggunakan televisi.
Contoh pada kisah Nabi.mereka merasa tertarik tetapi kesulitan untuk
menangkap isi yang ada di dalamnya. Sebuah kisah atau cerita nabi yang
ditampilkan akan terdapat alur mundur , juga tokoh-tokoh yang ada dalam
cerita tersebut tidak disebutkan secara jelas. Anak harus memahami sendiri
karakter dari tokoh yang ada. Maka anak berkebutuhan khusus ini sulit
menangkap maksud cerita apalagi memahami pesan apa yang ada dalam
cerita tersebut. Tentu saja media televisi kurang tepat penggunaannyadalam
materi kisah nabi. Tetapi menjadi media yang menarik pada materi lain.
2.

Media Papan Tulis
Papan tulis adalah media yang paling sering dipergunakan, seperti adanya
mutlak, layaknya meja dan kursi. Papan tulis dapat digunakan guru untuk
menjelaskan materi pelajaran, dan biaya yang dibutuhkan lumayan murah. SD
Negeri I Tekaran tinggal memiliki dua kelas yang menggunakan papan tulis dari

13

kayu, yaitu kelas satu dan dua. Selainnya menggunakan White Board.kelebihan
papan tulis selain biaya murah, juga mudah untuk melakukan koreksi jika
terjadi kekeliruan .Siswa dapat menulis dan juga mencatat tanpa harus merasa
takut ketinggalan.
3.

Media Peraga Praktis Pe

elajara Al Qur’a (P3Q)

Pada mata pelajaran pendidikan agama islam di SD Negeri I Tekaran
memiliki alat peraga yang bernama Peraga Praktis Pe

elajara Al Qur’a (

P3Q) dimana alat ini terdiri dari huruf-huruf hijaiyah secara terpisah maupun
bersambung, dan dilengkapi tanda baca secara lengkap yang dapat dipasang
pada papan khusus bermagnet. Ternyata anak lebih asyik dan senang dengan
bermain huruf-huruf hijaiyah, karena lebih unik dan menarik . Anak seperti
bermain , padahal ia sedang belajar. Anak dapat mengganti huruf yang salah
dengan mudah, tanpa harus menghapus atau menuliskannya kembali.
Sehingga pembelajaran terasa lebih menyenangkan, dan materi lebih dapat
untuk diterima.
4.

Media Audio
Dalam

materi

pelajaran

menghafal

surat-surat

pendek,

anakberkebutuhan khusus memiliki keterlambatan dibanding anak yang
lainnya.Media yang digunakan adalah audio yang diperdengarkan dan dapat
diikuti serta diatur untuk di ulang-ulang, sehingga anak terbiasa dengan bunyi
atau lafal itu.Anak dapat menirukan dengan baik pada kalimat-kalimat yang

14

pendek. Pe

iasaa

di “D Negeri I Tekara

setiap pagi se elu

erdo’a

diperdengarkan bacaan surat-surat pendek yang diganti sesuai jadwal yang di
tentukan.Hal ini ternyata sangat membantu pada proses pelajaran menghafal
bagi anak berkebutuhan khusus. Bunyi bacaan tersebut, secara otomatis akan
terekam sedikit demi sedikit . Pada materi tersebut nantinya guru tinggal
mengulang. Maka hasil yang dicapai , anak berkebutuhan khusus ini mampu
e ghafal e erapa surat pe dek dala
5.

Al Qur’a .

Media Gambar
Pada materi wudu dan sholat, anak di perlihatkan gambar tentang
orang sholat yaitu gerakan disertai bacaannya. Kemudian mereka diberi
potongan gambar dan potongan bacaan secara terpisah, dan mereka saling
mencari kesesuaian antara gambar gerakan dan bacaan. Suasana yang riuh
membuat mereka merasa senang, meskipun materi yang diberikan bukan
termasuk materi yang mudah. Namun dengan media gambar ini ternyata
mampu membuat anak bersungguh-sungguh dalam mencari pasangannya.
Dan tingkat keberhasilannya cukup tinggi bagi anak dalam memahami materi
kesesuaian antara gerakan dan bacaan sholat.
Pernyataan

responden

tentang

minat

dan

ketertarikan

pembelajaran dapat dilihat dari tabel 1. Data yang diperoleh

pada media
bahwa anak

berkebutuhan khusus yang menjawab sangat tertarik dengan adanya media
pembelajaran sebanyak 22 anak, (88 %), dan yang menjawab biasa saja 3 anak (12%).

15

Ini membuktikan bahwa media memang sangat menarik siswa dalam menerima materi
pelajaran.
Pernyataan

responden

tentang

seberapa

efektif

penggunaan

media

pembelajaran oleh guru pendidikan agama islam pada tabel 2. Dapat diketahui , siswa
seluruhnya menjawab sangat efektif, 100 %. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
media pembelajaran oleh guru agama Islam telah dilakukan secara maksimal.
Pernyataan responden tentang kesesuaian penggunaan media pembelajaran
dengan materi pelajaran pada tabel 3. Bahwa siswa yang menyatakan sangat sesuai
adalah 100 %. Guru telah mampu menggunakan media dan menyesuaikannya dengan
materi pelajaran. Karena ketidaksesuaian media dan materi akan mengakibatkan
kerancuan dan ketidakfahaman siswa. Sehingga untuk menerima dan memahami
materi akan mengalami hambatan.
Pernyataan responden tentang ketertarikan dengan penggunaan media
pembelajaran pada tabel 4 menunjukkan bahwa ,jawaban yang diberikan mencapai 88
% atau 22 anak, sedang yang menjawab biasa-biasa saja ada 3 anak ( 12 % ).
Adanya anak yang menjawab biasa-biasa saja dikarenakan terdapat anak berkebutuhan
khusus yang lamban belajar secara spesifik. Sehingga dari keterbatasan yang dimiliki
membuat anak kurang merasa tertarik.
Pernyataan responden tentang kemudahan dalam menerima materi pelajaran
dengan adanya penggunaan media pembelajaran pada tabel 5 diketahui terdapat 2
anak ( 8%), menjawab sulit , dan 3 anak ( 12%) menjawab sedang, yang menjawab

16

mudah 20 anak ( 80%). Ketertarikan anak terhadap penggunaan media pembelajaran
tidak seluruhnya menjadikan anak tersebut mudah dalam menerima materi pelajaran.
Pernyataan responden tentang keaktifan dalam menerima materi pelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran pada tabel 6dapat diketahui masih terdapat
3 anak yang biasa-biasa saja, dikarenakan karakter anak yang memang pendiam. Jadi
meskipun media yang digunakan sangat menarik belum tentu dapat menjadikan anak
menjadi aktif.
Pernyataan responden tentang suasana yang menyenangkan dalam proses
pembelajaran dengan adanya penggunaan media pembelajaran pada tabel 7 dapat
diketahui bahwa Anak berkebutuhan khusus memberikan 100 % jawaban bahwa
suasana sangat menyenangkan. Hal ini tentu saja diharapkan dapat menumbuhkan
semangat untuk belajar sehingga nilai yang didapat bisa maksimal.
Pernyataan responden tentang kesungguhan dalam memperhatikan materi
pelajaran dengan penggunaan media pembelajaran pada tabel 8 menunjukkan
bahwatingkat kesungguhan anak dalam menerima materi pelajaran dapat meningkat.
Terbukti 23 anak menjawab sangat memperhatikan , karena tertarik maka timbul
kesungguhan dalam menerima materi pelajaran.
Pernyataan responden tentang pemanfaatan media pembelajaran terhadap
prestasi belajar pada tabel 9 dapat diketahui bahwa dengan adanya pemanfaatan
media pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar anak berkebutuhan khusus.
Terbukti

semua

anak

berkebutuhan

khusus

mengalami

peningkatan

nilai,

17

meskipun kenaikan yang didapat tidak sangat signifikan, namun cukup bagus dan perlu
diberi apresiasi.
Pernyataan responden tentang kemampuan anak dalam memahami cerita nabi
melalui media pembelajaran Televisi pada tabel 10 menunjukkan hal yang
positif.terdapat 23 anak yang menjawab bisa memahami, dan 2 anak yang kurang bisa
memahami.
Pernyataan responden tentang kemudahan menulis huruf hijaiyah melalui
media pembelajaran yaitu papan tulis pada tabel 11 dapat diketahui sebanyak 17
anak (68 %) menjawab mudah, dan 8 anak menjawab sedang-sedang saja. Tidak ada
yang menjawab sulit, berarti meski tidak semua menganggap mudah tetapi tetap
media papan tulis membawa dampak yang baik untuk materi tulis menulis huruf
hijaiyah.
Pernyataan responden tentang kemudahan dalam merangkai huruf hijaiyah
tunggal maupun bersambung melalui media pembelajaran P3Q pada tabel 12 dapat
diketahui bahwaseluruh anak berkebutuhan khusus menjawab mudah, berarti 100 %
tidak mengalami kesulitan. Namun begitu bukan berarti mereka dapat merangkai huruf
hijaiyah secara sempurna, tetapi dalam bentuk kata atau kalimat pendek dan
sederhana.
Pernyataan responden tentang keefektifan penggunaan media pembelajaran
audio dalam materi menghafal surat-surat pendek pada tabel 13 dapat diketahui
bahwa 100 % anak menjawab sangat efektif. Karena audio telah terpasang di setiap
kelas SD Negeri I Tekaran, sehingga secara serentak selalu diperdengarkan setiap pagi

18

dan siang menjelang selesai pelajaran, surat-surat pendek pilihan. Hal ini benar-benar
membawa manfaat yang baik bagi pembelajaran anak, tidak saja sebagai bentuk
penyampaian materi pelajaran semata, tetapi lebih kepada pembiasaan membaca Al
Qur’a ,i ple entasi dari ibadah kepada Allah Swt.
Pernyataan responden tentang kemampuan dalam mengerjakan wudu dan
sholat setelah mendapatkan materi pelajaran melalui media pembelajaran pada tabel
14 menunjukkan bahwa dengan adanya media pembelajaran mampu meningkatkan
kemampuan anak berkebutuhan khusus sehingga mereka mampu melaksanakan wudu
dan sholat dengan baik dan benar. Hal ini dibuktikan dengan sebagian besar menjawab
mampu melaksanakan wudu dan sholat dengan baik dan benar .
Pernyataan responden tentang media pembelajaran pendidikan agama Islam
yang sesuai dan paling menarik pada tabel 15 Seratus persen menyatakan kesesuaian
dan menarik. Hal ini membuktikan bahwa selama ini media pembelajaran pendidikan
agama islam yang digunakan dalam pembelajaran telah sesuai dengan materi dan
menimbulkan ketertarikan siswa.
Maka dari semua hasil diatas terdapat beberapa faktor yang menghambat dan
mendukung keefektifan penggunaan media pembelajaran dalam meningkatakan
prestasi belajar anak berkebutuhan khusus pada mata pelajaran pendidikan agama
islam.
1. Faktor yang menghambat dalam penggunaan media pembelajaran adalah :
a).

Terbatasnya media pembelajaran yang khusus untuk anak berkebutuhan
khusus,

19

mengingat tidak semua media yang ada dapat memberikan informasi secara
mudah pada anak berkebutuhan khusus.
b). Belum adanya sosialisasi dan pelatihan khusus bagi guru agama islam dalam
menangani anak berkebutuhan khusus. Hal ini tentu saja menjadi faktor yang
menghambat bagi guru agama islam, karena keterbatasan pengetahuan
tersebut membuat guru agama kesulitan memahami karakter dan penanganan
bagi anak berkebutuhan khusus.
c). Kurangnya perhatian keluarga dalam memberikan bimbingan belajar dirumah
yang efektif terhadap anak-anak berkebutuhan khusus, mengingat latar
belakang anak berkebutuhan khusus ini rata-rata tinggal dengan wali atau
bukan orang tua kandungnya, dengan ditandai seringnya pekerjaan rumah yang
tidak terselesaikan oleh anak.
d). Belum adanya penghargaan

bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang

memiliki prestasi dibidang lain selain pelajaran, karena hal ini dapat memacu
rasa percaya diri serta semangat belajar mereka.
2. Faktor yang mendukung dalam penggunaan media pembelajaran adalah :
a). Ketepatan penggunaan media pembelajaran dengan materi pelajaran, sehingga
memudahkan anak berkebutuhan khusus dalam memahami materi pelajaran.
b). Lingkungan sekolah yang cukup mendukung terhadap proses pembelajaran bagi
anak berkebutuhan khusus, terbukti adanya perhatian dengan

20

diadakannya guru pelayanan khusus dari sekolah luar biasa.
c). Dukungan pemerintah yang semakin bagus, yaitu dialokasikannya dana khusus
inklusi yang sangat bermanfaat bagi anak berkebutuhan khusus.
d). Motifasi belajar dan perhatian yang tinggi siswa dalam menerima materi
pelajaran, sehingga memudahkan proses pelaksanaan pembelajaran.
III. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari observasi, wawancara, angket dan studi
dokumentasi , dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Media pembelajaran yang paling efektif bagi anak berkebutuhan khusus,
adalah media yang sesuai dengan tingkat pemahaman serta adanya
kesesuaian materi pelajaran dengan medianya. Hal ini menunjukkan
peningkatan hasil belajar yang baik, dengan indikasi secara umum seluruh
anak berkebutuhan khusus dapat mencapai Standar kenaikan kelas Minimal
80 %.
2. Dengan penggunaan media pembelajaran yang maksimal, tepat dan
bervariatif , anak menjadi tertarik, tidak jenuh, bersungguh-sungguh dan
merasa senang, sehingga mempermudah dalam menangkap pelajaran.
Namun meskipuntertarik, tetapi tidak semua anak dapat mudah memahami
materi melalui beberapa media pembelajaran tertentu, ini menunjukkan
bahwa bagi anak berkebutuhan khusus memiliki keterbatasan, meskipun
media pembelajaran dan materi telah sesuai, tidak lantas dapat memahami

21

materi pelajaran dengan mudah, Perlu bimbingan yang mendalam agar anak
berkebutuhan khusus ini dapat menerima materi pelajaran secara maksimal.
3. Karena dengan penggunaan media pembelajaran secara efektif dapat
menimbulkan minat anak dalam belajar, sehingga belajar merupakan suatu
pekerjaan yang ia butuhkan dan bukan lagi sebuah keterpaksaan atau
tuntutan kewajiban. Hal ini sangat membantu anak dalam mengatasi
kesulitan belajar serta dapat meningkatkan prestasinya.

22

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto,2010. Media Pembelajaran, Bandung : Satu Nusa.
Yusuf, Munawir, 2003. Pendidikan bagi Anak dengan Problema Belajar, Solo : Tiga
Serangkai.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007,Ilmu & Aplikasi Pendidikan, Bandung :
Imtima.
Hallahan D.P. & Kauffman,J.M , 1991, Exceptional Children : Introduction to Special
Education. New Jersey : Prentice-Hall, Englewood Cliffs
Karen Burke & Candra Sutherland, 2004, Attitudes Toward Inclucion : knowledge Vs.
Experience. “t. Joseph’s College, Brookly , New York.
Indriyana, Dina,2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, Jogjakarta : DIVA Press.
Margono,2003, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta.
Deborah Peel & Paula J Posas, 2009, innovations in educations and Teaching
International,Departement of Civic Design, Univercity of Liverpool, Liverpool, UK.
Asmani, Ja al Ma’ ur, 2011, Penelitian Pendidikan, Jogjakarta: DIVA Press.
Arikunto, Suharsini, 2003, Managemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta.
Trianto, 2007, Model-Model Pembelajaran Inovatif, Jakarta: Prestasi Pustaka.

Bagus, M. Ghojali, 2010, BukuAjar Psikologi Komunikasi – Fakultas Psikologi Unair

Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, 2008, Pedoman Manajemen Sekolah

23

Inklusif Pendidikan dasar, Depdiknas .
Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : Bumi
Aksara
Purwanto, Ngalim, 2007, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : Remaja Rosdakarya
Sardiman. 2009, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers.
Sudjana, Nana. 1991, Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi UI
W J S Purwodarminto. 1999, Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka
Depag. 1989, Al-Qur’a da Terje ah. Semarang : CV. Toha Putra .
Darajat,Zakiah, 1976, Ilmu dan pendidikan agama, Jakarta : Bulan Bintang.
Sadiman,Arif S, 1986, Media Pembelajaran; pengertian, pengembangan, dan pemanfaatan,
Jakarta : Rajawali Press.

Depdikbud, Undang-undang RI No 2 Tahun 1989, 1992, Undang-undang system
pendidikan nasional dan peraturan pelaksanaannya, Jakarta : Sinar Grafika.
Sastro amijoyo,purwanto & Cunningham, Robert K, 2009, Kamus Inggris-Inggrisindonesia Edisi lengkap, Semarang : CV Widya Karya.

SELAYANGPANDANGTENTANGPENULIS

IDA ROYANI( denganpanggilansehari-harilda ), lahir
padatanggal5 Maret 1975di Karanganyar,
Surakarta,
JawaTengah,sebagaiputri ke 8 (dari I bersaudara)
dari pasanganBapaklmam Fattah(Almarhum)dan lbu
Tamriyah(almarhumah).
Penulismengawalipendidikan
formal di Ml MuhammadiyahCeporan Ngadiluwih
Matesih Karanganyar(lulus tahun 1989), Kemudian
melaniutkanke PondokPesantren
Assalaam
Surakarta(lulustahun 1991) . Dan
melanjutkankejenjangatas, MadrasahAliyah NegeriKaranganyar
(lulustahun
1994). Selepasitu masukSekolahTinggiAgamalslamMamba'ulUlumSurakarta
jurusanPendidikan
AgamaIslam(lulustahun 1997),Dan ditahunitu juga
menikahdenganTojib Nurrochman(KepalaKUAasalWonogiri)sertaturut serta
tinggaldi Wonogiri.Tahun2000 diterimamenjadiPegawaiNegriSipil sebagai
Guru PendidikanAgamalslamdi wilayahWonogiri,dansampaisekarangtelah
dikaruniai dua putra yaitu llyasin Aditya Rahman (13 tahun) dan Yusuf
(6 tahun). Padatahun 2011bulanmaret masukd?lamprogram
Habiburrahman
(UMS).Padatahun2012ini, penulis
52 Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
menyusuntesis sebagai syarat kelulusan (S-2) dengan judul Keefektifan
penggunaan
padamata pelajaranpendidikanagamaislam
mediapembelajaran
bagi anak berkebutuhankhusus(lnklusi)(studi kasusdi SD NegerilTekaran
Wonogiritahun 2012)dan telah dipertahankandi depan DewanPengujipada
Tanggal24 september2012.

Dokumen yang terkait

Peranan guru Agama dalam Mengoptimalkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Pamulang

1 6 111

Penggunaan Media Komputer Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

0 3 106

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN Upaya Meningkatkan Keterampilan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 2 Kartasura Tahun Pelajar

0 3 15

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN Upaya Meningkatkan Keterampilan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 2 Kartasura Tahun Pelajar

0 3 14

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP Penggunaan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Birrul Walidain Sragen Tahun Ajaran

0 2 15

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Penggunaan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Birrul Walidain Sragen Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 18

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK Keefektifan Penggunaan Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak

0 1 16

PENDAHULUAN Keefektifan Penggunaan Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak Berkebutuhan Khusus (Inklusi). ( Studi Kasus Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri I Tekaran Wonogiri Tahun 2012).

0 5 15

Keefektifan penggunaan metode pembelajaran Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Wachid Hasyim 2 Surabaya.

1 1 139

PENGGUNAAN MEDIA PETA KONSEP (CONCEPT MAPPING) DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS 2 SMP NEGERI 26 MAKASSAR

0 0 118