Hubungan Aktivitas Guru Penjas Dalam KKG dan Dukungan Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Profesional Guru Penjas SD Kecamatan Kampar Timur.

(1)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Disetujui dan disyahkan oleh Tim Pembimbing

Pembimbing I,

DR. Bambang Abduljabar, M.Pd Nip: 196509091991021001

Pembimbing II,

DR. Nurlan Kusmaedi, M.Pd Nip: 195301111980031002

Mengetahui:

Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga

Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A Nip: 196306181988031002


(2)

ABSTRAK

HUBUNGAN AKTIVITAS GURU PENJAS DALAM KKG DAN DUKUNGAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI

PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENJAS SD KECAMATAN

KAMPAR TIMUR

Latar belakang aktivitas guru penjas dalam KKG dan dukungan kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional dapat berjalan dengan baik.

Rumusan Masalah bagaimana hubungan aktivitas guru penjas dalam KKG terhadap kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dukungan kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, aktivitas guru penjas dalam KKG dan dukungan kepala sekolah secara bersamaan terhadap kompetensi pedagogik, kompetensi profesional.

Tujuan Penelitian untuk mengetahui hubungan aktivitas guru penjas dalam KKG terhadap kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dukungan kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, aktivitas guru penjas dalam KKG dan dukungan kepala sekolah secara bersamaan terhadap kompetensi pedagogik, kompetensi profesional.

Metode penelitian ini menggunakan analisis untuk data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul. Sampel yang diambil adalah Guru Penjas Kecamatan Kampar Timur sebanyak 30 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembaran kuesioner (angket) dan dokumentasi foto. Data dipaparkan dalam bentuk angka/skor dan analisis dengan mengungkapkan makna dari keadaan yang diamati.

Kesimpulan terdapat hubungan positif dari aktivitas guru penjas dalam KKG terhadap kompetensi pedagogik sebesar 0,617, kompetensi profesional sebesar 0,519, dukungan kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik sebesar 0,362, kompetensi professional sebesar 0,425, aktivitas guru dalam KKG dan dukungan kepala sekolah secara bersamaan terhadap kompetensi pedagogik sebesar 0,518, aktivitas guru dalam KKG dan dukungan kepala sekolah secara bersamaan terhadap kompetensi professional sebesar 0,629, hal ini termasuk kategori sedang.


(3)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat hidayah dan inayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan terang-menerang.

Dalam era sertifikasi sekarang ini diperlukan guru yang benar-benar memiliki kompetensi. Guru wajib memiliki kompetensi yang disyaratkan oleh Sistem Pendidikan Nasional. Kompetensi guru dapat ditingkatkan melalui berbagai langkah. Meningkatkan kompetensi, baik kompetensi pedagogik maupun kompetensi profesional harus dilakukan secara mendalam dan sistematis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pelaksanaan pembinaan kompetensi guru sekaligus menjadi bahan pertimbangan untuk menyusun pola pembinaan guru, baik dari Dinas Pendidikan maupun sekolah.

Dalam penelitian yang dilakukan, terlihat upaya mengembangkan kemampuan profesional guru penjas sekolah dasar melalui Aktivitas Guru Penjas dan Dukungan Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi, sehingga wadah ini


(4)

nantinya tetap merupakan alternatif yang utama dalam memecahkan persoalan yang dihadapi guru pendidikan jasmani di lapangan.

Penulis menyadari keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, dan tentunya masih banyak kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan dalam penulisan. Terimah kasih dan semoga Allah SWT memberikan petunjuk-nya terhadap niat yang baik, Amin yarobalalamin.

Bandung, September 2011 Wassalam Penulis

H. Walis, S.Pd Nim. 0908364


(5)

LEMBARAN PERNYATAAN

Dengan ini saya mengatakan bahwa tesis dengan judul “Hubungan Aktivitas Guru Penjas dalam KKG dan Dukungan Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, September 2011 Yang membuat pernyataan,

H. Walis, S.Pd


(6)

UCAPAN TERIMAH KASIH

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kurnianya kepada kita sehingga tesis yang berjudul “Hubungan Aktivitas Guru Penjas dalam KKG dan Dukungan Kepala Sekolah terhadap Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru Penjas SD Kecamatan Kampar Timur” dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terimah kasih dan penghargaan yang tulus dan ikhlas kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. selaku Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, beserta para Pembantu Rektor, yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk belajar di SPs UPI Bandung.

2. Bapak Prof. Fuad Abdul Hamid, Ph.D. selaku direktur Sekolah Pascasarjana UPI Bandung, beserta para Asisten Direktur, yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada penulis selama belajar di Sekolah Pasca sarjana UPI Bandung, sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.

3. Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd. selaku pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dengan memberikan masukan-masukan yang sangat bermanfaat dari awal hingga selesainya tesis ini.

4. Dr. Nurlan Kusmaedi, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan masukan, dorongan dan koreksinya setiap waktu.

5. Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga yang telah memberikan arahan, dorongan, dan motivasi dalam penyelesaian tesis ini.


(7)

6. Bapak/Ibu seluruh staf dan tenaga pengajar pada program Pascasarjana, khususnya pengajar pada program Studi Pendidikan Olahraga yang telah meluangkan waktunya dalam menyajikan perkuliahan sehingga menambah wawasan kami selama menjalani studi.

7. Bapak Gubernur Riau Melalui Badan Pelatihan Guru Propinsi yang memberi dukungan dana dan memfasilitasi program peningkatan profesional guru di propinsi Riau.

8. Bapak Kepala Dinas Propinsi Riau, Bapak Kepala Dinas Dikpra Kabupaten Kampar, Bapak Kepala Cabang Dinas Dikpora Kecamatan Kampar Timur, Bapak Badan Administrasi Kepagawaian Daerah (BAKD) Kabupaten Kampar Propinsi Riau yang telah memberikan dorongan semangat dalam menjalani studi dan memberikan bantuan dana sehingga dapat diselesaikan. 9. Bapak Pengawas Olahraga dan Kepala SD beserta para guru pendidikan

jasmani yang telah memperlancarkan penyelesaian tesis ini.

10. Seluruh teman-teman yang telah membantu, baik materi maupun moril. Semoga bantuan yang telah diberikan, mudah-mudahan mendapat pahala yang setimpal dan berlipat ganda. Dengan rahmat Allah SWT akhirnya tesis ini dapat diselesaikan seiring dengan kehendaknya, Amin yarobbalalamin.

Bandung, September 2011 Penulis

H. Walis, S.Pd Nim: 0908364


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBARAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... LEMBARAN PERNYATAAN ……… iii v UCAPAN TERIMAH KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan Masalah ……… 10

C. Tujuan Penelitian ……… 12

D. Manfaat Penelitian ………. 13

E. Paradigma Penelitian ……….. 14

F. Defenisi Operasional ……… 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... A. Aktivitas Guru Penjas dalam KKG ... 18

1. Pengertian Aktivitas ………..…... 18

2. Jenis Aktivitas ………..…………... 18

3. Definisi Aktivitas ………..………. 19

4. Guru Penjas ………. 20

5. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Guru………... 23

6. Pendidikan jasmani ………. 24

a. Pengertian Pendidikan Jasmani ………... 26

b. Konsep Dasar Pendidikan Jasmani ………... 26

c. Sejarah Istilah Pendidikan Jasmani ………... 32

d. Kelompok Kerja Guru (KKG) ………... 33

B Dukungan Kepala Sekolah ……….…………. 39

1. Kepala Sekolah sebagai Manajer ………. 46

2. Kepala Sekolah sebagai Educator (Guru) …..………. 50

3. Kepala Sekolah sebagai Administrator …... 51

4. Supervisor (Pengawas, pengoreksi dan melakukan Evaluasi) ... 52

5. Kepala Sekolah sebagai Leader (pemimpin) ………. 53

6. Kepala Sekolah sebagai pencipta Iklim Kerja ……… 54

C Kompetensi Pedagogik ………..……… 55

1. Kompetensi ………..……….. 55


(9)

D Kompetensi Profesional ………..………. 73

1. Pengertian Kompetensi Profesional ………... 73

2. Kreteria Kompetensi Profesional ………..…... 78

BAB III METODE PENELITIAN……….. 91

A Metode Penelitian ………..…………. 91

B Variabel dan Kerangka Penelitian ……….……… 92

C Populasi dan Sampel Penelitian ………..…... 93

D Instrumen Penelitian ……….……… 95

E Hasil Uji Coba Instrumen ……….……… 99

F Langkah Pengumpulan Data ……….……… 125

G Tehnik Analisis Data ……….………... 125

H Pengujian Persyaratan Analisis………. 128

I Jadwal dan Lokasi Penelitian ………. 130

j Tempat Penelitian ……….. 131

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 132

A Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……….………… 132

1. Gambaran Umum Wilayah Kerja Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kecamatan Kampar Timur ………... 132

2. Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar …………...………. 136

B Hasil Penelitian Aktivitas Guru Penjas dalam KKG, Dukungan Kepala Sekolah, Kompetensi Pedagogik, dan Kopetensi Profesional ………. 146

1. Aktivitas Guru dalam KKG……… 146

2. Dukungan Kepala Sekolah ………... 147

3. Kompetensi Pedagogik ………... 149

4. Kompetensi Profesional ………... 150

C Pengujian Signifikansi Aktivitas Guru dalam KKG dan Dukungan Kepala Sekolah terhadap Kompetensi Pedagogik serta Kompetensi Profesional ………..……… 151

1. Hubungan Aktivitas Guru dalam KKG terhadap Kompetensi Pedagogik ……….……….. 151 2. Hubungan Aktivitas Guru dalam KKG terhadap Kompetensi Profesional ………...……… 157

3. Hubungan Dukungan Kepala Sekolah terhadap Kompetensi Pedagogik ……… 161 4. Hubungan Dukungan Kepala Sekolah terhadap Kompetensi profesional ………. 165

5. Hubungan Aktivitas Guru dalam KKG dan Dukungan Kepala Sekolah Secara Bersamaan terhadap Kemampuan Pedagogik ……….………. 170 6. Hubungan Aktivitas Guru dalam KKG dan Dukungan Kepala Sekolah Secara Bersamaan terhadap Kemampuan Profesional ……….. 176

D Resume Hasil Penelitian ………. 181

1. Hasil Penelitian, Aktivitas Guru Penjas dalam KKG, Dukungan Kepala Sekolah, Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional ………. 181 2. Hasil Uji Signifikansi Aktivitas Guru Penjas dalam KKG dan Dukungan


(10)

Profesional ………. 182

E Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 184

1. Aktivitas Guru Dalam KKG ……….. 184

2. Dukungan Kepala Sekolah ……….………… 186

3. Kompetensi Pedagogik ……….. 187

4. Kompetensi Profesional …...……….. 188

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 203

A Kesimpulan ………...………. 203

B Implikasi ……….. 206

C Saran ……….………. 207

DAFTAR PUSTAKA ……….……….. 209 LAMPIRAN ……….. RIWAYAT HIDUP ………..

214 314


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 3.1 Populasi dan Anggota Sampel ……….

95

97

3.3 Kisi-Kisi Dukungan Kepala Sekolah terhadap Guru Penjas (X2) ………. 100

3.4 Kisi-kisi Kompetensi Pedagogik Guru Penjas (Y1) ………. 101

3.5 Kisi-kisi Kompetensi Profesional Guru Penjas (Y2) ……….. 105

3.6 Interpretasi Koefisien Validitas ………. 106

3.7 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas ... 109

3.8 Uji Normalitas ……… 110

3.9 Uji Linieritas data ……….. 120

4.1 Struktur Organesasi dan Kepengurusan ………. 133

4.2 Pemandu Mata Pelajaran Gugus Sakura SDN 001 Sawah Baru Kecamatan Kampar Timur ………. 134

4.3 Pengurus Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS)……… 135

4.4 Pengurus Kelompok Kerja Guru (KKG) ……… 135

4.5 Anggota Gugus Sakura Peserta KKG dan KKKS ………. 136

4.6 Latar Belakang Pendidikan dan Lama Tugas Kepala Sekolah ……… 138 4.7 Struktur Organesasi Kelompok Kerja Kepala Sekolah Dasar Kecamatan Kampar Timur ……… 139

4.8 Daftar Latar Belakang Pendidikan Guru Penjas ……… 141

4.9 Kondisi Sarana dan Prasarana Penjas yang Tersedia di Sekolah Dasar ... 144


(12)

4.10 Hasil Uji Normalitas Data Aktivitas Guru dalam KKG ………. 147

4.11 Hasil Uji Normalitas Data Dukungan Kepala Sekolah ……… 148

4.12 Hasil Uji Normalitas Data Kompetensi Pedagogik ...……… 149

4.13 Hasil Uji Normalitas Data Kompetensi profesional ………. 150

4.14 Analisis Varians (Uji F) Aktivitas Guru dalam KKG terhadap Kompetensi Pedagogik ……… 152

4.15 Hasil Analisis T Aktivitas Guru Dependent Variable: Kompetensi Pedagogik ... 155

4.16 Kontribusi Model Regresi Aktivitas Guru, Variabel Kompetensi Pedagogik ………. 156

4.17 Analisis Varians (Uji F) Aktivitas Guru dalam KKG terhadap Kompetensi Profesional ………. 158

4.18 Hasil Analisis Uji T Aktvitas Guru Dependent Variable: Kompetensi Profesional ……… 159

4.19 Kontribusi Model Regresi Aktivitas Guru, Variabel Kompetensi Profesional ……… 161

4.20 Analisis Varians (Uji F) Dukungan Kepsek terhadap Kompetensi Pedagogik ………... 162

4.21 Hasil Analisis Uji TDukungan KepsekDependent Variable: Kompetensi Pedagogik ………... 164

4.22 Kontribusi Model Regresi Dukungan Kepsek Kompetensi Pedagogik ………. 165


(13)

4.23 Analisis Varians (Uji F) Dukungan kepala Sekolah terhadap

Kompetensi Professional ……… 167

4.24 Hasil Analisis Uji T Dukungan Kepsek Dependent Variable: Kompetensi Professional ………

169 4.25 Kontribusi Model Regresi Dukungan Kepsek Dependent Variable:

Kompetensi Profesional ……… 170 4.26 Analisis Varians (Uji F) Aktivitas Guru dalam KKG dan Dukungan

Kepsek terhadap Kompetensi Pedagogik ………...

172 4.27 Hasil Analisis Uji T Aktivitas Guru Dukungan Kepsek Dependent

Variable: Kompetensi Pedagogik ………...

174 4.28 Kontribusi Model Regresi Dukungan Kepsek, Aktivitas Guru

Dependent Variable: Kompetensi Pedagogik ………... 175 4.29 Analisis Varians (Uji F) Aktivitas Guru dalam KKG dan Dukungan

Kepala Sekolah terhadap Kompetensi Professional ……… 177 4.30 Hasil Analisis Uji T Aktivitas Guru Dukungan Kepsek Dependent

Variable: Kompetensi Profesional ……… 179 4.31 Kontribusi Model Regresi Dukungan Kepsek, Aktivitas Guru

Dependent Variable: Kompetensi Profesional ………


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Skor Aktivitas Guru Penjas dalam KKG ……….. 147

4.2 Skor Dukungan Kepala Sekolah ………... 148

4.3 Skor Kompetensi Pedagogik ……… 149

4.4 Skor Kompetensi Profesional ………... 150

4.5 Observed Cum Prob Aktivitas Guru Penjas Dependent Variabel Kompetensi Pedagogik……… 154

4.6 Observed Cum Prob Aktivitas Guru Penjas Dependent Variabel Kompetensi Profesional ……… 159

4.7 Observed Cum Prob Dukungan Kepsek Dependent Variabel Kompetensi Pedagogik……… 163

4.8 Observed Cum Prob Dukungan Kepsek Dependent Variabel Kompetensi Profesional ………... 168

4.9 Observed Cum Prob Aktivitas Guru dalam KKG dan Dukungan Kepala Sekolah terhadap Kompetensi Pedagogic Dependent Variabel Kompetensi Pedagogik……… 173 4.10 Observed Cum Prob Aktivitas Guru dalam KKG dan Dukungan Kepala Sekolah terhadap Kompetensi Pedagogik Dependent Variabel Kompetensi Profesional ……… 178


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Skor Penelitian Aktivitas Guru Penjas dalam KKG ……….. 215

2. Skor Penelitian Dukungan Kepala Sekolah ………... 216

3. Skor Data Penelitian Kompetensi Pedagogik …...………. 217

4. Skor Data Penelitian Kompetensi Profesional ...……… 218

5. Uji Normalitas Aktivitas Guru Penjas …...……… 219

6. Uji Normalitas Dukungan Kepala Sekolah ……...………. 221

7. Uji Normalitas Kompetensi Pedagogik …..……… 223

8. Uji Normalitas Kompetensi Profesional………. 225

9. Uji Korelasi Aktivitas Guru Kompetensi Pedagogik ……… 226

10. Uji Korelasi Aktivitas Guru Kompetensi Profesional ……….…….. 227

11. Uji Korelasi Dukungan Kepsek Kompetensi Pedagogik ……….. 228

12. Uji Korelasi Dukungan Kepsek Kompetensi Profesional ….……….. 229

13. Uji Korelasi Dukungan Kepsek Aktivitas Guru ………. 230

14. Aktivitas Guru Penjas, Dukungan Kepsek, Kompetensi Pedagogik … 231


(16)

16. Uji Regresi Liner (Regression) Kompetensi Pedagogik Aktivitas

Guru…………... ………. 233

17. Uji Regresi Liner (Regression) Kompetensi Profesional Aktivitas

Guru…………... ………. 238

18. Uji Regresi Liner (Regression) Kompetensi Pedagogik Dukungan

Kepsek ………... 243

19. Uji Regresi Liner (Regression) Kompetensi professional Dukungan

Kepsek ………... 249

20. Uji Regresi Liner (Regression) Dukungan Kepsek, Aktivitas Guru

Penjas ……… 253

21. Uji Regresi Liner (Regression) Kompetensi Pedagogik, Aktivitas Guru

Penjas, Dukungan Kepsek ………. 258

22. Uji Regresi Liner (Regression) Kompetensi Profesional, Aktivitas

Guru Penjas, Dukungan Kepsek ………... 264 23. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Aktivitas Guru Penjas dalam

KKG ………. 270

24. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Dukungan Kepala Sekolah

terhadap Guru Penjas (X2) ………. 271

25. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Kompetensi Pedagogik Guru Penjas (Y1) ………..


(17)

26. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Kompetensi Profesional

Guru Penjas (Y2) ……….. 278

27. Angket Penelitian ……….. 279

28. Angket I Aktivitas Guru Penjas dalam KKG (X1) ………... 280

29. Hasil Analisis Validitas Butir Instrumen Aktivitas Guru Penjas dalam KKG ……….. 281

30. Angket II Dukungan Kepala Sekolah terhadap Guru Penjas (X2)……… 282 31. Hasil Analisis Validitas Butir Instrumen Dukungan Kepala Sekolah ……… 283 32. Angket III Kompetensi Pedagogik Guru Penjas (Y1) ……….. 284 33. Hasil Analisis Validitas Butir Instrumen Kompetensi Pedagogik …... 288

34. Angket IV Kompetensi Profesional Guru Penjas (Y1) …………... 289 35. Hasil Analisis Validitas Butir Instrumen Kompetensi Profesional ..… 291

36. Uji Reliabilitas Aktivitas Guru Penjas ……….……… 292

37. Uji Reliabilitas Dukungan Kepala Sekolah ………. 294

38. Uji Reliabilitas Kompetensi Pedagogik ………. 296


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha menciptakan manusia Indonesia seutuhnya. Usaha ini dilakukan dengan mengembangkan potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa berbudi pekerti luhur, dan berakhlak mulia, sehat pengetahuan dan keterampilan

Pendidikan dasar sebagai pilar utama kekuatan bangsa. Sebagai jawaban terhadap tantangan yang nyata bagi perkembangan masyarakat, baik dalam kondisi internal maupun peraturan global. sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana.

Menurut UUSPN (2003:2) mengatakan:

Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2 bahwa: “Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran; Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran Nasional yang telah diatur oleh Undang-Undang.” Salah satu pengajaran nasional adalah pengajaran penjas, suatu bentuk pendidikan melalui aktivitas jasmani.

Pandangan tentang Penjas dalam Undang-Undang No 4 Tahun 1950 Bab VI Pasal 9 adalah sebagai berikut: “Pendidikan Jasmani yang menuju


(19)

keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa dan merupakan usaha untuk membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sehat lahir dan batin, diberikan pada seluruh jenjang pendidikan”.

Pandangan penjas berdasarkan pandangan dikhotomi manusia ini secara empirik menimbulkan salah kaprah dalam merumuskan tujuan, program pelaksanaan, dan penilaian pendidikan jasamani. Dari kenyataan menunjukkan bahwa pelaksanaan penjas ini cenderung mengarah kepada upaya memperkuat badan, memperhebat keterampilan fisik, atau kemampuan jasmaniahnya saja. Selain dari itu, sering juga pelaksanaan penjas ini justru mengabaikan kepentingan jasmani itu sendiri.

Melalui analisis kritis dan penelitian ditemukan banyak hal-hal faktual yang kurang mendukung dasar pandangan dikhotomi tersebut. Fakta dan temuan ini mendorong timbulnya pandangan yang kedua yaitu pandangan yang bersifat holistik. Pandangan holistik ini menganggap bahwa manusia bukan sesuatu yang terdiri dari bagian-bagian yang terpilah-pilah. Oleh kerena itu penjas tidak dapat hanya berorientasi pada jasmani saja atau hanya untuk kepentingan satu komponem saja. Salah satu contoh definisi pendidikan jasmani yang didasarkan pada pandangan holistik ini dikemukakan oleh Jawatan Penjas (sekarang telah dibubarkan) yang dirumuskan tahun 1960, sebagai berikut, “Penjas adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindak, dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita-cita kemanusiaan”.


(20)

Definisi yang relatif sama, juga dikemukakan oleh Pangrazi dan Dauar dalam Adang (1992:4) sebagai berikut:

“Physical education is a part of the generai educational that contributes, primarily through movement experiences, to the total grawth and development of all children. Physical and must be conducted in a manner that merits this meaning”.

Penjas adalah pendidikan melalui dan tentang aktivitas fisik atau dalam bahasa ahlinya adalah Physical education is education of and through movement. Terdapat tiga kata kunci dalam definisi tersebut, yaitu 1) pendidikan (education), yang direfleksikan dengan kompetensi yang ingin diraih siswa, 2) melalui dan tentang (through and of), sebagai kata sambung yang menggambarkan keeratan hubungan yang dinyatakan dengan berhubungan langsung dan tidak langsung dan 3) gerak (movement), merupakan bahan kajian sebagaimana tertera dalam kurikulum penjas.

Definisi penjas dari pandangan holistik ini cukup banyak mendapat dukungan dari pada ahli pendidikan jasmani lainnya. Misalnya, Siedentop (1990: 6) mengemukakan, “Modern physical education with its emphasis upon education throgh the physical is based upon the biologic unity of mind and body. This view sees life as a totality”.

Wall dan Murray (1994: 6) mengemukakan hal serupa dari objek yang lebih spesifit:

“Children are complex beings whose thoughts, feelings, and actions are constantly in a state of flux. Because of the dynamic nature of children as they grow and mature, change in one element often affects


(21)

the others. Thus, it is a ‘whole’ child whom we must educate, not merely the physicalor bodily aspect of the chil”.

Proses pelaksanaan penjas di sekolah dasar senantiasa memerlukan perbaikan. Sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntunan murid/peserta didik. Proses penjas di sekolah dasar tentu mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mencapai suatu keberhasilan.

Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan perlu dimulai dari jenjang pendidikan dasar. Sekolah dasar merupakan salah satu jenjang pendidikan. Oleh karena itu, pelaksanaan pengajaran penjas pada jenjang ini sangat penting untuk diperhatikan dengan baik. Penjas merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disekolah dasar. Penjas adalah mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan pola hidup sehat untuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani baik secara mental yang pada dasarnya, guru telah memiliki kompetensi dasar yang baik.

Namun kemampuan dan keterampilan guru pejas dalam mengelola Proses Belajar Mengajar (PBM) saat ini masih memperhatinkan.

Terkait dengan hal tersebut, Argasasmita (2005) dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang berjudul “Proses pembinaan olahraga prestasi di Indonesia: Tinjauan dari kacamata sosiologi olahraga” mengemukakan bahwa:

Proses pendidikan di tingkat dasar amat menentukan pencapaian proses olahraga. Hal itu menuntut ketersediaan guru pendidikan jasmani yang memiliki kompetensi memadai. Sayangnya, sampai saat ini kompetensi guru pendidikan jasamani masih perlu dipertanyakan. Terutama dalam menerapkan variasi-variasi latihan menarik dan memotivasi anak untuk bergerak.


(22)

Hal ini besar kemungkinan disebabkan oleh bebarapa hal, antara lain: jumlah pendidikan dan latihan (diklat) penjas yang minim, ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah yang minim, kebijakakan kepala sekolah yang tidak berpihak kepada guru penjas, tingkat kependidikan guru penjas yang rendah, tersendak-sendaknya kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) penjas, dan sumber belajar yang kurang.

Guru penjas harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang kuat, agar dapat mengelola PBM dengan baik pula. Kemampuan dan keterampilan guru tersebut diwujudkan dalam bentuk kompetensi. Menurut Direktorat profesi pendidikan (2006:2) mengemukakan, guru yang profesional memiliki empat kompetensi:

Pertama, kompetensi profesional yaitu: 1) konsep struktur dan metode keilmuan/teknologi/seni yang menuangi/koheren dengan materi ajar, 2) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, 3) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait, 4) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari, 5) kompetensi secara profesional dalam konteks global dengan tetap, melestarikan nilai dan budaya nasional.

Kedua, kompetensi pedagogik yaitu; 1) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, 2) pemahaman terhadap peserta didik, 3) pengembangan kurikulum/selabus, 4) perancangan pembelajaran,(5) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan diologis, 6) evaluasi hasil belajar, 7) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.


(23)

Ketiga, kompetensi pribadi yaitu; 1) kemampuan kepribadian yang mantap, 2) stabil, 3) dewasa, 4) arif dan bijaksan, 5) berwibawa, 6) berakhlak yang mulia, 7) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, 8) mengevaluasi kinerja senadiri, 8) mengembangkan diri.

Keempat, kompetensi sosial yaitu; 1) berkomunikasi lisan dan tulisan, 2) menggunakan tehnologi komunikasi dan imformasi secara fungsional, 3) bergaul secara efektif dengan peserta didik sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, 4) berbagai secara santun dengan masyarakat sekitarnya.

Guru penjas sekolah dasar diharapkan mengerti dan memiliki keempat kompetensi tersebut di atas, agar pembelajaran yang dilaksanakan lebih menarik, dan menyenangkan, memberi pengalaman gerak yang menyeluruh, dan mampu menfasilitas keinginan bergarak siswa. Di Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar memiliki 17 sekolah dasar, yang negeri setiap sekolah dasar memiliki 2 orang guru penjas, yang PNS masih memiliki tamatan SGO, Diploma D2 dan ada beberapa guru sarjana S1 guru penjas. Tingkat pendidikan guru-guru tersebut kurang memenuhi kriteria persyaratan uji sertifikasi. Namun demikian mereka tetap harus memiliki kompetensi dan berupaya unutuk meningkatkan kompetensi yang dimilikinya, karena tanggung jawabnya terhadap keberhasilan pendidikan sangat besar. Oleh karena itu perlu upaya-upaya yang harus dilakukan secara mendalam, terencana, sistematik, dan berkesinambungan.

Kegiatan KKG penjas sebagai salah satu berpengaruh terhadap profesi guru, seharusnya dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai media pengembangan


(24)

kompetensi. Dukungan teman-teman sejawat, kepala sekolah, dan dinas pendidikan/pemda terkait sebagai penentu kebijakkan akan sangat berpengaruh terhadap upaya-upaya yang dilakukan. Hal ini terkait dengan beberapa keterbatasan yang ada pada guru penjas, sekolah dan lingkungan sekitarnya.

Kompetensi yang tersebut di atas, peneliti mengambil dua kompetensi saja, yaitu: kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Dari pengamatan peneliti, bahwa guru penjas kurang memahami di dalam pembuatan PBM, seperti membuat silabus dan Rencana Proses Pembelajaran (RPP). Guru penjas pada saat ini, masih sipatnya menonton saja. Atau guru penjas masih terpaku dengan menggunakan buku paket/teks sewaktu PBM berlangsung. Maka peneliti ingin untuk mengembangkan PBM ini, supaya guru penjas sekolah dasar kecamatan kampar timur merata bisa untuk mengembangkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional dengan baik.Tapi, dari awal peneliti menemukan beberapa kendalah atau kelemahan tentang kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional terhadap guru penjas seperti: 1) Kurangnya wawasan atau landasan kependidikan, 2) Kurangnya pengembangan kurikulum/silabus, 3) Guru masih mengalami hambatan dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran, 4) Guru kurang memahami dan menyelenggarakan administrasi sekolah. Dari pengamatan peneliti yang terjadi masalah diatas, bahwa guru penjas ada 6 orang yang datang kepeneliti untuk meminjam silabus dan Rencana Proses Pembelajaran (RPP) dengan tujuan untuk mengcopinya, guna oleh guru penjas tesebut untuk mempersiapkan mengusulkan kenaikan pangkat atau golongan keberikutnya, dan untuk mempersiapkan kedatangan


(25)

pengawas kesekolah, karna ada pemeriksaan administarasi dalam proses belajar mengajar. Dan 6 orang ini akan memperluaskannya sama teman seperjuangan guru penjas, bagi guru yang belum mengerti membuatnya. Mengenai alasan kelemahan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional ada di rumusan masalah.

Upaya peningkatan kualitas guru selama ini sudah dilakukan melalui KKG, hanya saja dalam pelaksanaannya belum berjalan sesuai yang diharapkan, karena masih mengalami beberapa kelemahan seperti 1) Pandangan pengurus KKG masih kurang untuk melaksanakan, 2) Faktor alokasi waktu yang tersedia dalam KKG tidak mencukupi, 3) Tidak semua guru yang termasuk anggota termotivasi mengikuti kegiatan KKG, 4) Faktor pembinaan yang dilaksanakan oleh Kepala Sekolah, Pengawas Olahraga dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga kurang memperhatikan untuk melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan KKG, 5) Faktor nara sumber (tutor) yang dapat memberikan berbagai informasi masih kurung, bagaimana penerapan mata pelajaran penjas, 6) Faktor dana, untuk kelancaran KKG sangat perlu, sehingga segala PBM yang tertuang dalan program KKG dapat dilaksanakan. Seperti program tahunan, semester, bulanan dan mingguan. Adapun program yang dilaksanakan dalam materi KKG yang secara umum meliputi: 1) penyabaran kurikulum, 2) metodologi pembelajaran, 3) tehnik evaluasi, 4) media pembelajaran, 5) pengelolaan kelas, 6) manajemen pendidikan, sistem pembinaan profesional, 7) manajemen KKG, 8) materi-materi lain yang berhubungan dengan kemajuan pendidikan SD.


(26)

Berdasarkan masalah di atas, penulis mengajukan pemecahan masalah dengan peningkatan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru penjas sekolah dasar di kecamatan kampar timur kepada sekolah akan dapat mendukung kegiatan KKG. Karena KKG penjas adalah sebagai salah satu organesasi profesi guru dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai media pengembangan kompetensi.

Penelitian tentang upaya-upaya guru dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional ini sangat penting karena kompetensi guru menjadi hal yang sangat menentukan dalam keberhasilan pendidikan. jika tidak dibina dan dikembangkan terus menerus dikhawatirkan kompetensi yang dimiliki oleh guru semakin lama semakin menghilang. Pada akhirnya PBM yang dilakukan oleh guru hanya monoton saja. Pembinaan dan pengembangan kompetensi guru sangat diperlukan, agar kompetensi yang dimiliki guru tetap ada dan dapat dikembangkan lagi. Pengembangan kompetensi harus dimulai dari diri guru itu sendiri. Guru harus menyadari bahwa dia juga harus terus belajar dan belajar untuk meningkatkan kompetensinya.

Untuk bisa KKG berlangsung harus adanya dukungan, seperti: 1) Kepala Sekolah, 2) Pengawas Olahraga dan 3) Kepala Cabang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Kampar Timur. Kepala Sekolah sangat berperan sekali didalam sekolah. Kepala Sekolah adalah supervisor pendidikan, di sekolah kepala sekolah memiliki andil yang cukup signifikan dalam mendukung segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan oleh guru di sekolah. Pembinaan dan pengarahan yang dilakukan oleh kepala


(27)

sekolah turut mempengaruhi kinerja yang dilakukan oleh guru. Hal ini berhubungan dengan pengadaan dan penggunaan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan PBM. Ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah dasar satunya dipengaruhi oleh kebijakan kepala sekolah. Setiap upaya yang dilakukan guru penjas akan sia-sia bila tidak mendapat dukungan dari kepala sekolah Berdasarkan pemahaman terhadap latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dipandang penting untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru penjas. Penulis rumuskan dalam judul “Hubungan Aktivitas Guru Penjas dalam KKG dan dukungan Kepala Sekolah terhadap Peningkatan Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru Penjas Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar”.

B. Rumusan Masalah

Seperti diungkapkan dalam latar belakang masalah, kelompok kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional menjadi variabel teramati yang perlu didukung oleh kepala sekolah melalui wadah pertemuan guru penjas dalam kegiatan KKG, untuk itu, guru penjas wajib memiliki empat kompetensi dasar yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi pribadi, kompetensi profesional, kompetensi sosial. Keempat kompetensi tersebut harus dikuasai oleh guru, tidak terkecuali guru penjas sekolah dasar. Kompetensi merupakan suatu hal yang dianggap baru bagi guru penjas sekolah dasar. Oleh karena itu, guru harus memahami terlebih dahulu mengenai empat kompetensi yang wajib dimilikinya. Dengan memahami keempat kompetensi guru maka diharapkan guru akan


(28)

berupaya untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki saat ini. Untuk melaksanakan pembelajaran penjas yang menyenangkan dan menantang merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Salah satu yang penting adalah kemampuan guru. Kemampuan guru tersebut berhubungan dengan penguasaan materi ajar dan pengelolaan kelas yang baik.

Dari latar belakang juga timbul masalah ada lagi seperti contoh yang nampak dalam pelaksanaan di lapangan kelemahan kompetensi pedagogik atau kompetensi profesional pada saat guru melakukan aktivitas mengajar, guru belum bisa mewujudkan kegiatan pengajaran sebagai upaya mendidik siswa melalui aktivitas olahraga dengan aktivitas penjas. Pada hal mengajarkan penjas berbeda dengan cara mengajarkan dengan olahraga.

Dengan adanya kelemahan guru penjas kecamatan kampar timur karna kebanyakan: 1) guru tidak terpaku untuk melaksanakan aktivitas mengajar (mencampurkan kerja mengajar dengan kerja diluar), 2) guru mudah saja meninggalkan tugas untuk mencari tambahan diluar, sementara jam sekolah masih ada, 3) guru untuk mengembangkan proses belajar mengajar terhadap siswa kurang, 4) guru untuk mengembangkan dan membuat silabus dan Rencana Proses Pembelajaran (RPP) kurang.

Maka peneliti mengajukan beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini. Rumusan masalah itu disusun seperti yang ditulis dibawah ini.

1. Bagaimana hubungan aktivitas guru penjas dalam KKG terhadap kompetensi pedagogik?


(29)

2. Bagaimana hubungan aktivitas guru penjas dalam KKG terhadap kompetensi profesional?

3. Bagaimana hubungan dukungan kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik?

4. Bagaimana hubungan dukungan kepala sekolah terhadap kompetensi profesional?

5. Bagaimana hubungan aktivitas guru penjas dalam KKG dan dukungan kepala sekolah secara bersamaan terhadap kompetensi pedagogik?

6. Bagaimana hubungan aktivitas guru penjas dalam KKG dan dukungan kepala sekolah secara bersamaan terhadap kompetensi profesional?

C. Tujuan Penelitian

Secara operasional dan spesifit, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan fakta-fakta yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan aktivitas guru penjas dalam KKG terhadap kompetensi pedagogik.

2. Untuk mengetahui hubungan aktivitas guru penjas dalam KKG terhadap kompetensi profesional.

3. Untuk mengetahui hubungan dukungan kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik

4. Untuk mengetahui hubungan dukungan kepala sekolah terhadap kompetensi profesional


(30)

5. Untuk mengetahui hubungan aktivitas guru penjas dalam KKG dan dukungan kepala sekolah secara bersamaan terhadap kompetensi pedagogik?

6. Untuk mengetahui hubungan aktivitas guru penjas dalam KKG dan dukungan kepala sekolah secara bersamaan terhadap kompetensi profesional?

D. Manfaat Penelitian

Menfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini terdiri dari dua, yaitu: pertama, mafaat dari segi ilmiah dalam kerangka pengembangan ilmu (manfaat teoritis) dan kedua, manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Dari segi teori, hasil peneliti ini diharapkan untuk dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan guru penjas sekolah dasar, dan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti dan pengamat masalah pendidikan yang terkait dengan Aktivitas guru penjas dalam KKG dan dukungan Kepala Sekolah terhadap Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru Penjas di Sekolah Dasar Kecamatan Kampar Timur.

2. Manfaat Praktis

Dari aspek kegunaan praktis, pengetahuan yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat pula bermamfaat bagi:

1. Pengurus KKG agar dapat melakukan inovasi terutama tentang program, tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan dalam penyelenggaraan kegiatan KKG.


(31)

2. Guru-guru penjas diharapkan memperoleh motivasi yang tinggi untuk mengikuti kegiatan KKG dalam usaha meningkatkan kualitas PBM dan dapat pula dijadikan sebagai bahan evaluasi diri.

3. Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS), Kepala Cabang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan, Kepala Dinas Kabupaten, dan instansi yang terkait mendapat masukan dalam menyusun suatu program kegiatan penyelenggaraan KKG untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.

E. Paradigma Penelitian

Untuk mempermudah alur pemikiran dalam pembahasan penelitian, maka paradigma yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma ganda dengan dua variabel independent (bebas) dan satu variabel dependent (terikat).

Sebelum penulis mengemukakan variabel-variabel dalam penelitian ini, penulis terlebih dahulu mengemukakan pengertian variabel. Variabel menurut Sugiyono (1999: 20-21) adalah sebagai berikut: “Variabel adalah suatu aktribut atau sifat asfek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi yang tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”.

Jadi yang dimaksud dengan variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek dalam sebuah pengamatan atau penelitian. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang digunakan:

1. Variabel bebas (independent), yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya perubahan atau timbul variabel terikat, dalam hal ini Aktivitas guru pendidikan jasmani dalam KKG (X1) dan dukungan Kepala Sekolah (X2)


(32)

2. Variabel terikat (dependent), yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, dalam hal ini adalah Kompetensi Pedagogik (Y1) dan Kompetensi profesional (Y2).

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap beberapa variabel-variabel yang digunakan berikut ini, akan dijelaskan secara lebih operasional tentang hal-hal yang tertuang dalam tesis ini. Istilah-istilah pokok tersebut adalah:

1. Aktivitas Guru Penjas dalam KKG

Sebagaimana dipaparkan oleh Diedrich (dalam Rohani, 2004:9) mengatakan aktivitas guru dalam penelitian ini meliputi;

1) aktivitas visual; 2) aktivitas lisan (oral), 3) aktivitas mendengarkan, 4) aktivitas menulis, 5) ) aktivitas mental.

Yang dijaring menggunakan lembar observasi terhadap guru penjas dengan menyebarkan angket.

2) Dukungan Kepala Sekolah

Kathleen M.Brown Susan R. Wyynn (2007) Teacher Retention Issues: How Some Principals Are SupportinB and KeepinB new Teachers:

1) dukunBan nasehat, 2) administrasi, 3) kepemimpinan, 4) kondisi, 5) struktural kepala sekolah, 6) kekeluarBaan, 7) sumber daya, yang dijaring menggunakan angket tanggapan guru penjas terhadap kepala sekolah.


(33)

3) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik dalam standar Nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir a disebutkan bahwa:

Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan pengelola pelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Menurut Permendiknas nomor 17 tahun (2007:65) tentang kompetensi pedagogik guru, dirangkumkan dalam 10 kompetensi yaitu sebagai berikut:

1) menguasai pemahaman wawasan atau landasan pendidikan (asfek fisik, moral, spritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual; 2) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; 3) mengembangan kurikulum/silabus yang terkiat dengan mata pelajaran; 4) menyelenggarakan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis; 5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi; 6) Mamfasilitas pengembangan potensi peserta didik; 7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan satuan; 8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; 9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi; 10) Melakukan tindakan relatif untuk peningkatan kualitas pembelajaran

Kompetensi pedagogik yang dimaksud adalah memahami peserta didik, merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, merancang dan melaksanakan evaluasi, dan mamfasilitasi peserta didik untuk mengaktualisasikan segala potensi yang dimilikinya, baik akademik maupun non akademik, yang akan diukur dengan lembar angket kompetensi pedagogik terhadap guru pendidikan jasmani dengan menyebarkan angket.


(34)

2) Kompetensi Profesional

Menurut Endang Komara (2007:157) kompetensi adalah kamampuan yang berhubungan dengan penyusaian tugas-tugas keguruan. Oleh sebab itu, tingkat profesionalitas seorang guru dapat melihat dari kompetensi sebagai berikut:

1) kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, institusi, kurikuler, dan tujuan pembelajaran; 2) pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar; 3) kemampuan dalam penguasaan materi pembelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkan; 4) kemampuan dalam mengaklifikasikan berbagai mothodologi dan strategi pembelajaran; 5) kemampuan merancang dan menfaatkan berbagai media dan sumber belajar; 6) kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran ; 7) kemampuan dalam menyusun program pembelajaran; 8) kemampuan dalam melaksanakan unsur penunjang, misalnya administrasi sekolah, bimbingan dan penyuluhan dan; 9) kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja.

Kopemtensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuan. Secara ringkas kompetensi profesional guru menurut Asian Intitute for Teacher Educator (1972) yang dikutip oleh Rusyan (1992:17) mengemukakan kompetensi profesional dapat digambarkan sebagai berikut:

1) menguasai bahan ajar; 2) mengelola program belajar mengajar; 3) mengelola kelas; 4) menggunakan media sumber; 5) menguasai landasan kependidikan; 6) pengelola interaksi belajar mengajar; 7) menilai prestasi belajar siswa untuk kependidikan dan pengajaran; 8) mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan; 9) mengenal dan penyelenggaraan administrasi sekolah; 10) memahami prinsip –prinsip dan penafsirkan hasil-hasil penelitian.

ini akan diukur dengan lembar angket kompetensi profesional terhadap guru penjas dengan menyebarkan angket.


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan desain penelitian kuesioner (angket), survei. Menurut Kerlinger (2000:660) penelitian survei mengkaji populasi yang besar maupun kecil dengan menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi itu untuk menemukan insidensi, distribusi dan interelasi relatif dari veriabel-veriabel sosiologis dan psikologis.

Penelitian survei pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasikan dari pengamatan yang tidak mendalam namun generalisasi yang dihasilkan bisa akurat bila digunakan sampel yang representatif. Menurut Kerlinger (2000:660) penelitian survei ini mengkaji populasi (universe) yang besar maupun yang kecil dengan menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi.

Dengan demikian bila ditinjau dari bagaimana variabel-variabel secara bersama-sama, penelitian ini termasuk deskriftif korelasional yaitu penelitian untuk menjawab pertanyaan tentang hubungan keadaan suatu fenomena dan melaporkan sebagaimana keadaannya (Hajar, 1999:274). Dalam penelitian ini di jelaskan derajat dari dua veriabel kuantitatif di asosiasikan.

Penelitian deskriptif ini menelusuri hubungan antara: 1) hubungan aktivitas guru penjas dalam KKG terhadap kompetensi pedagogik, 2) hubungan aktivitas guru pendidikan jasmani dalam KKG terhadap kompetensi Profesional, 3) hubungan dukungan kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik, 4) hubungan dukungan kepala sekolah terhadap kompetensi profesional, 5) hubungan aktivitas guru penjas dalam KKG dan dukungan kepala sekolah secara bersama terhadap kompetensi pedagogik, 6) hubungan aktivitas guru penjas. dalam KKG dan dukungan kepala sekolah secara bersama terhadap kompetensi profesional


(36)

a. Variabel dan Kerangka Penelitian 1. Variebel Penelitian

Variabel adalah suatu akibat atau sifat asfek dari orang maupun obyek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1990:20-21).

Veriabel ini terdiri dari 4 (empat) veriabel, yaitu 2 (dua) variabel bebas, dan 2 (dua) variabel terikat. Variabel-Variabel tersebut adalah:

Variabel yang dipelajari dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu “Aktivitas guru penjas dalam KKG” (X1) dan “Dukungan kepala sekolah” (X2) serta veriabel terikat yaitu “Kompetensi pedagoik “(Y1) Kompetensi profesional ” (Y2).

Pola hubungan variabel-variabel, secara sederhana dan skematis dapat digambarkan sebagai berikut:

rX1 Y1 rX1 Y2

r X1 X2 Y1 rX1 X2 Y2

rX2 Y1 rX2 Y2 Gambar 3.1 Kerangka pemikiran

X1

Y2

Y1


(37)

Keterangan:

X1 : Variabel Aktivitas guru penjas dalam KKG : Variabel Dukungan kepala sekolah : Variabel Kompetensi pedagogik

: Variabel Kompetensi profesional : Hubungan tunggal dan bersama-sama : Hubungan secara bersama-sama rxy : Kolerasi sampel

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah guru penjas Kecamatan Kampar Timur sebanyak 30 orang guru penjas, dan jumlah Kepala Sekolah Kecamatan Kampar Timur sebanyak 17 orang. Dengan jumlah keseluruhan sebagai populasi dalam penelitian ini sebanyak 47 orang. Dari populasi tersebut diambil sampel sebanyak 30 orang. Ini didasarkan pada pendapat Nana Sujana (1991:73) “Menimal sampel sebanyak 30 subyek, ini berdasarkan atas perhitungan atau syarat pengujian yang lazim digunakan dalam statistik”.

Mengenai besarnya sampel tidak ada ketentuan yang baku atau rumus yang pasti. Sebab keabsahan sampel terletak pada sifat karakteristiknya mendekati populasi atau tidak bukan pada besar atau banyaknya. (Nana Sujana, 1991:72).

Selain itu, besar sampel yang harus diselidiki dalam suatu penelitian tergantung pada keragaman karakteristik populasi sebab keadaan populasi

X1 X2 Y1 Y2


(38)

penelitian yang heterogen karena perbedaan dari segi tugas dan tingkat pendidikan, maka 30 subyek dianggap cukup representatif.

Pengambilan sampel dengan menggunakan cara random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dengan posisi anggota populasi mempunyai hak yang sama untuk dijadikan sampel (Sugiyono, 1999:60).

Dengan demikian teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini secara operasional adalah masing-masing guru penjas berjumlah 2 orang guru setiap sekolah. Jumlah kepala sekolah Kecamatan Kampar Timur berjumlah sebanyak 17 orang, maka jumlah sampel yang diambil adalah 17 x 2 = 34 orang. Maka jumlah responden dijadikan sampel yaitu sebanyak 30 orang. Hal ini sudah memenuhi syarat besar sampel menimal 30 subyek dari populasi guru penjas yang ada dua setiap sekolah.

Guru penjas Kecamatan Kampar Timur memiliki 17 Sekolah Dasar Negeri. Setiap sekolah guru penjas memiliki 2 orang guru, masing-masing guru memiliki latar belakang pendidikan. Tamatan Sekolah Guru Olahraga (SGO) 2 orang, tamatan D2 30 orang, dan Sarjana satu (S1) 2 orang. Maka seluruh guru penjas kecamatan kampar timur berjumlah 34 orang yang dijadikan sampel sebanyak 30 orang guru penjas.


(39)

Tabel 3.1 Populasi dan Anggota Sampel

No Sekolah Populasi Sampel

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

SDN 001 Sawah Baru SDN 002 Pulau Rambai SDN 003 Koto Perambahan SDN 004 Pulau Birandang SDN 005 Koto Perambahan SDN 006 Tanjung Bungo SDN 007 Pulau Birandang SDN 008 Pulau Rambai SDN 009 Pulau Birandang SDN 010 Pulau Birandang SDN 011 Pulau Rambai SDN 011 Sei. Putih SDN 013 Sungai Tarap SDN 014 Deli Makmur SDN 015 Koto Perambahan SDN 016 Pulau Rambai SDN 017 Kampar

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30

Jumlah 34 30

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang menggunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 1999:84), Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembaran kuesioner (angket) yang terdiri dari 1) berupa lembaran kuesioner aktivitas guru penjas dalam KKG dengan indikator: aktivitas visual, aktivitas lisan (oral), aktivitas mendengarkan, aktivitas menulis, aktivitas mental, 2) kuesioner dukungan kepala sekolah dengan indikator: motivasi, sarana dan prasarana, merencanakan program pembelajaran, ketetapan waktu, 3) kuesioner kompetensi pedagogik dengan indikator: Menguasai


(40)

pemahaman wawasan atau landasan pendidikan (asfek fisik, moral, spritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual), Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, Mengembangan kurikulum/silabus yang terkiat dengan mata pelajaran, Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, Mamfasilitas pengembangan potensi peserta didik, Berkomonikasi secara efektif, empatik, dan satuan, Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi, Melakukan tindakan relatif untuk peningkatan kualitas pembelajaran, 4) kuesioner kompetensi profesional dan indikator: menguasai bahan, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas, menggunakan media/sumber, menguasai landasan kependidikan, pengelola intraksi belajar mengajar, menilai prestasi belajar siswa untuk kependidikan dan pengajaran, mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan, mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah, memahami prinsip-prinsip dan penafsiran hasil-hasil penelitian.

Keempat instrumen tersebut menggunakan Tes Penyekalaan (Rating Scale Likert) yang memberikan lima altenatif pilihan yaitu Sangat Sering (SS), Sering (S), Kadang-Kadang (KK), Jarang (JR), Tidak Pernah (TP). Kelima kriteria tersebut diberi bobot 5, 4, 3, 2, dan 1 untuk positif, dan 1, 2, 3, 4, dan 5 untuk pernyataan negatif.


(41)

Bobot dari setiap pertanyaan tertera dalam tabel 3.2

Bobot Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

5 SS TP

4 S JR

3 KK KK

2 JR S

1 TP SS

Setelah intrumen penelitian Aktivitas guru penjas dalam KKG, Dukungan Kepala Sekolah, Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional telah tersusun, keempat instrumen tersebut agar mencapai tingkat validitas dan reliabilitas instrumen. Arikunto (1998) mengatakan validitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen itu mengukur apa yang ingin diukur dan untuk keperluan pengukuran validitas butir instrumen menggunakan rumus kolerasi product moment dari pearcon.

Uji validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dua cara yaitu: (a) Validitas isi (content validity) dan (b) validitas konstruk (construnt validity). a) Uji validitas isi.

Uji validilitas isi di lakukan dengan rational judgement yaitu mengukur seberapa jauh isi dari setiap item instrumen dapat mewakili secara representatif semua indikator dari karakteristik variabel yang diukur. Hal ini di lakukan dengan mengkonsultasikan setiap instrumen kepada dosen pembimbing tesis dan ahlipraktisi di lapangan. Dengan cara demikian maka akan diperoleh instrumen yang memenuhi dan mencerminkan keseluruhan isi yang hendak diukur.


(42)

Hajar (1999) mengemukakan semakin isi setiap butir instrumen representatif semakin tinggi tingkat validiritasnya.

b) Uji validitas konstruk

Uji Validitas konstruk di maksudkan untuk menunjukan sejauhmana suatu intrumen mengukur konstruk teori yang menjadi dasar penyusunan instrumen. Hadjar (1999:196) mengatakan tehnik ini digunakan untuk menguji validitas instrumen variabel yang hanya dapat diukur secara tidak langsung melalui inferensi, prosedur pengujian ini sangat diperlukan untuk penelitian yang menguji hipotesis. Adapun reliabilitas instrumen berkaitan dengan kepercayaan terhadap instrumen. Sumanto (1995) taraf kepercayaan instrumen akan tinggi bila instrumen tersebut memberikan hasil yang lain baik pada waktu yang sama maupun waktu yang berbeda.

Suatu instrumen yang mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi dapat dipercaya untuk dijadikan dasar pengambilan kesimpulan dan keputusan, karena itu untuk menguji tingkat reliabilitas instrumen ada beberapa teknik yang digunakan antara lain tes stabilitas, tes ekuivalensi dan tes konsistensi internal (Sugiyono. 1998:103).

Dalam penlitian ini, teknik yang digunakan untuk menguji tingkat reliabilitas instrumen adalah tes konsistensi internal sebab tes ini hanya memerlukan sekali pelaksanaan dan satu instrumen. Hal ini berdasarkan pertimbangan efektivitas dan efesiensi.

Dari tiga macam teknik yang digunakan pada tes konsistensi internal yaitu Kuder, Richadson dan Alpha Crombach maka peneliti memilih untuk


(43)

menggunakan Alpha Crombach sebab teknik ini paling cocok untuk menguji reliabilitas instrumen yang masing-masing butirnya mempunyai lebih dari satu alternatif jawaban. Hal ini berdasarkan pendapat Crombach dalam Hajar (1999) bahwa teknik alpha digunakan bila butir instrumen tidak diskor dengan benar atau salah.

E. Hasil Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen yang terdiri dari empat instrumen yaitu: Aktivitas guru penjas dalam KKG, Dukungan kepala sekolah, Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional guru penjas dilakukan terhadap 30 orang responden yang diambil secara acak. Tujuan pelaksanaan uji coba tersebut adalah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen sebagai syarat bagi suatu instrumen agar layak digunakan dalam suatu penelitian. Data uji coba dan hasil analisis yang lengkap dapat dilihat lampiran.

Adapun cara ringkas tingkat validitas dan reliabilitas hasil uji coba instrumen berdasarkan variabel penelitian disajikan berikut ini:

1. Aktivitas guru penjas dalam KKG (X1)

Diedrich (dalam Rohani, 2004:9), mengembangkan beberapa keaktivitas belajar berikut ini, yaitu :

1), aktivitas visual 2), aktivitas lisan 3), aktivitas mendengar 4), aktivitas menulis 5), aktivitas mental


(44)

Sedangkan komponen-komponen dari Aktivitas guru penjas dalam KKG telah dijelaskan dalam tesis ini. Selanjutnya akan ditampilkan kisi-kisi kuesioner aktivitas guru penjas dalam KKG sebelum digunakan untuk memperoleh data dan setelah dilakukan uji coba. Instrumen tes aktivitas guru penjas dalam KKG terdiri dari 15 indikator. Sedangkan Tabel 3.3 menunjukkan bobot pertanyaan aktivitas guru penjas dalam KKG. Berturut-turut akan ditampilkan di bawah ini.

Tabel 3.3

Bobot Pertanyaan Kompetensi Pedagogik Guru Penjas (Y1)

Bobot Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

5 SS TP

4 S JR

3 KK KK

2 JR S


(45)

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Aktivitas guru penjas dalam KKG

No Variabel Sub Variabel Indikotor No

Item 1 Aktivitas guru

penjas dalam KKG (X1) Diedrich (dalam Rohani, 2004:9)

1. Aktivitas visual 1.1. Memperhatikan 1.2. Mengamati

1 2 2. Aktivitas lisan

(oral)

2.1. Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, 2.2. Menghubungkan suatu kejadian

2.3. Mengajukan pertanyaan 2.4. Memberi saran

2.5. Mengemukakan pendapat.

3 4 5 6 7 3.Aktivitas mendengarkan

3.1. Mendengarkan penyajian bahan 3.2. Percakapan atau diskusi kelompok

8 9 4. Aktivitas

menulis

4.1. Menulis laporan 4.2. Mengerjakan tes 4.3. Mengisi angket.

10 11 12 5. Aktivitas mental 5.1. Merenungkan

5.2. Memecahkan masalah 5.3. Menganalisis.

13 14 15


(46)

Instrumen soal

Angket I Aktivitas guru penjas dalam KKG (X1) Petunjuk;

Pilihlah jawaban angket 5 alternatif dibawah ini dengan memberi tanda cek (v ) didalam kolam yang tersedia;

5 = Sangat Sering, 4 = Sering, 3 = Kadang-kadang, 2 = Jarang, 1 = Tidak pernah

No Pernyataan

Jawaban

SS S KK JR TP

1 Saya memperhatikan apa yang di sampaikan tutor 2 Saya mengamati kajian yang di sampaikan tutor 3 Saya mengemukakan suatu fakta atau prinsip sendiri 4 Menghubungkan suatu kejadian yang di sampaikan tutor 5 Saya mengajukan pertanyaan yang kurang jelas dari

tutor

6 Saya memberikan saran kepada tutor 7 Saya mengemukakan pendapat kepada tutor

8 Saya mendengarkan penyajian bahan yang di sampaikan oleh tutor

9 Betukar pendapat antara teman dalam kelompok 10 Menulis laporan tentang pelaksanaan KKG

11 Saya mengerjakan tes setelah PBM selesai di sajikan tutor

12 Mengisi angket setelah PBM selesai di sajikan tutor 13 Merenungkan PBM setelah di sajikan tutor

14 Mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi PBM 15 Menganalisis masalah-masalah yang dihadapi PBM

Berdasarkan hasil analisis data yang diolah dengan menggunakan bantuan program spss, butir-butir pernyataan untuk veriabel pertama yaitu aktivitas guru penjas dalam KKG menghasilkan 15 item soal.


(47)

Hasil perhitungan validitas tersebut dilakukan menggunakan rumus Kolerasi Product Moment dari Pearson dan membandingkannya dengan nilai r tabel = 10 (0,632) masrun (1979) mengatakan teknik kolerasi untuk menentukan validitas item ini paling banyak digunakan dengan syarat minimum untuk dianggap valid adalah jika r = 0,632 jadi kolerasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,632 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

Berdasarkan pada kritetia diatas maka diperoleh 15 item insrumen aktivitas guru penjas dalam KKG dinyatakan valid karena r hitongan > r tabel. Sedangkan perhitungan reliabilitas instrumen aktivitas guru penjas dalam KKG yang menggunakan rumus Alpha Crombach diperoleh r = 0,962 dan sesuai dengan apa yang dikemukakan Arikunto (1998) bahwa koefisien kolerasi tingkat reliabilitas suatu instrumen yang berada dalam jarak interval 0,50 digolongkan tinggi sedangkan yang berada dalam jarak diatas 0,80-1,00 dikategorikan sangat tinggi. Dengan demikian koefisien reliabilitas aktivitas guru penjas dalam KKG sebesar 0,962 sangat tinggi.


(48)

Hasil Analisis Validitas Butir Instrumen Aktivitas Guru Penjas dalam KKG

No Korelasi Tabel Ket

no1 ,808 0,632 Valid

no2 ,633 Valid

no3 ,776 Valid

no4 ,759 Valid

no5 ,759 Valid

no6 ,769 Valid

no7 ,711 Valid

no8 ,761 Valid

no9 ,739 Valid

no10 ,716 Valid

no11 ,952 Valid

no12 ,660 Valid

no13 ,781 Valid

no14 ,775 Valid

no15 ,706 Valid

2. Dukungan Kepala Sekolah (X2)

Kathleen M.Brown Susan R. Wyynn (2007) Teacher Retention Issues: How Some Principals Are Supporting and Keeping new Teachers:

1), Dukungan nasehat 2), dukungan administrasi 3), kepemimpinan 4), kondisi 5), struktural pendidikan 6), kekeluargaan 7), sumber daya.

Sedangkan komponen-komponen dari dukungan kepala sekolah telah dijelaskan dalam tesis ini. Selanjutnya akan ditampilkan kisi-kisi kuesioner dukungan kepala sekolah sebelum digunakan untuk memperoleh data dan setelah dilakukan uji coba. Instrumen tes dukungan kepala sekolah terdiri dari 14 indikator. Sedangkan Tabel 3.5 menunjukkan bobot pertanyaan dukungan kepala sekolah . Berturut-turut akan ditampilkan di bawah ini.


(49)

Tabel 3.5

Bobot Pertanyaan Dukungan Kepala Sekolah Bobot Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

5 SS TP

4 S JR

3 KK KK

2 JR S

1 TP SS

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel

Dukungan Kepala Sekolah terhadap Guru Penjas (X2)

No Variabel Sub Variabel Indikotor No Item

2 Dukungan Kepala Sekolah (X2) Kathleen M.Brown Susan R. Wyynn (2007)

1. dukungan nasehat 1.1. Nasehat oleh kepala sekolah 1 2. Dukungan

administrasi

2.1. Mengisi daftar hadir 2.2. Cacatan kemajuan siswa

2 3 3. Kepemimpinan 3.1. Kepemimpinan dalam

pendidikan

4,5

4. Kondisi 4.1. Asfek dukungan dalam kondisi internal

4.2. Iklim sekolah

4.3. Veriasi proses pembelajaran

6 7 8 5. Sruktural kepala

sekolah

5.1. Hubungan atasan dan bawahan 9 6. Sumber daya 6.1. Pendidikan

6.2. Orang tua 6.3. Peserta didik 6.4. Masyarakat

10 11 12 13 7. kekeluargaan 7.1. Kerja sama

7.2. Merasa nasib seperjuangan

14 15


(50)

Istrumen soal

Angket II Dukungan Kepala Sekolah terhadap Guru Penjas (X2) Petunjuk;

Pilihlah jawaban angket 5 alternatif dibawah ini dengan memberi tanda cek (v ) didalam kolam yang tersedia; 5 = Sangat Sering, 4 = Sering, 3 = Kadang-kadang, 2 = Jarang, 1 = Tidak pernah

No Pernyataan

Jawaban

SS S KK J TP

1 Kepala sekolah memberikan dukungan nasehat pada guru penjas dalam mengikuti KKG dan memberi dana bantuantransfor.

2 Kepala sekolah menyuruh mengisi daftar hadir kepada guru penjas.

3 Kepala sekolah menyuruh guru penjas melakukan pembinaan terhadap berbagai kegiatan ekstrakurikuler kepada siswa 4 Kepala sekoah mendukung atas kelancaran kepemimpinan guru

penjas

5 Kepala sekolah memberikan kepercayaan kepada guru penjas untuk memimpin KKG

6 Asfek dukungan dalam kondisi internal terciptanya pengelolaan pendidikan yang efesien dan efektif oleh kepala sekolah

7 Kepala sekolah selalu mencitakan Iklim sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran dengan baik

8 Kepala sekolah menginstruksikan kepada guru penjas dalam proses pembelajaran ada veriasinya

9 Hubungan kepala sekolah dan bawahan (guru penjas) selalu baik 10 Kepala sekolah memberikan memberikan dukungan kepada

guru penjas tentang PBM.

11 Kepala sekoah memberikan dukungan kepada guru penjas untuk menyampaikan kepada orang tua siswa tentang PBM. 12 Kepala sekolah memberikan dukungan kepada guru penjas

untuk menyampaikan kepada siswa tentang PBM

13 Kepala sekolah memberikan dukungan terhadap guru penjas untuk berkomunikasi dengan masyarakat.

14 Kepala sekolah menyatukan guru penjas dengan guru kelas dalam KKG

15 Kepala sekolahmenyatukan guru penjas dengan guru kelas setiap pelaksanaan KKG


(51)

Berdasarkan hasil analisis data yang diolah dengan menggunakan bantuan program spss, butir-butir pernyataan untuk veriabel pertama yaitu dukungan kepala sekolah menghasilkan 15 item soal.

Hasil perhitungan validitas tersebut dilakukan menggunakan rumus Kolerasi Product Moment dari Pearson dan membandingkannya dengan nilai r tabel = 10 (0,632) masrun (1979) mengatakan teknik kolerasi untuk menentukan validitas item ini paling banyak digunakan dengan syarat minimum untuk dianggap valid adalah jika r = 0,632 jadi kolerasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,632 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

Berdasarkan pada kritetia diatas maka diperoleh 15 item insrumen dukungan kepala sekolah dinyatakan valid karena r hitongan > r tabel. Sedangkan perhitungan reliabilitas instrumen dukungan kepala sekolah yang menggunakan rumus Alpha Crombach diperoleh r = 0,862 dan sesuai dengan apa yang dikemukakan Arikunto (1998) bahwa koefisien kolerasi tingkat reliabilitas suatu instrumen yang berada dalam jarak interval 0,50 digolongkan tinggi sedangkan yang berada dalam jarak diatas 0,80-1,00 dikategorikan sangat tinggi. Dengan demikian koefisien reliabilitas dukungan kepala sekolah sebesar 0,862 sangat tinggi.


(52)

Hasil Analisis Validitas Butir Instrumen Dukungan Kepala Sekolah

No Korelasi Tabel Ket

no1 ,708 0,632 Valid

no2 ,733 Valid

no3 ,865 Valid

no4 ,759 Valid

no5 ,659 Valid

no6 ,769 Valid

no7 ,711 Valid

no8 ,808 Valid

no9 ,739 Valid

no10 ,636 Valid

no11 ,952 Valid

no12 ,660 Valid

no13 ,781 Valid

no14 ,775 Valid

no15 ,706 Valid

3 Kompetensi Pedagogoik Guru Penjas (Y2)

Menurut Permendiknas nomor 17 tahun (2007:65) tentang kompetensi pedagogik guru, dirangkumkan dalam 10 kompetensi yaitu sebagai berikut:

1) menguasai pemahaman wawasan atau landasan pendidikan (asfek fisik, moral, spritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, 2) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, 3) mengembangan kurikulum/silabus yang terkiat dengan mata pelajaran, 4) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, 5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, 6) mamfasilitas pengembangan potensi peserta didik, 7) berkomonikasi secara efektif, empatik, dan satuan, 8) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, 9) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi, 10) melakukan tindakan relatif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.


(53)

Sedangkan komponen-komponen dari kompetensi pedagogik telah dijelaskan dalam tesis ini. Selanjutnya akan ditampilkan kisi-kisi kuesioner kompetensi pedagogik sebelum digunakan untuk memperoleh data dan setelah dilakukan uji coba. Instrumen tes kompetensi pedagogik guru terdiri dari 34 indikator.

Dengan bobot pertanyaan kompetensi pedagogik. ditampilkan pada tabel 3.7 di bawah ini.

Tabel 3.7

Bobot Pertanyaan Kompetensi Pedagogik Guru Penjas (Y1)

Bobot Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

5 SS TP

4 S JR

3 KK KK

2 JR S


(54)

Tabel 3.8a

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kompetensi Pedegogik Guru Penses (Y1)

No Variabel Dimensi Indikator

3 Kompetensi Pedagogik Guru Penjas (Y1)

Permendiknas No. 17 Tahun 2007 halaman 65 1. Menguasai pemahaman wawasan atau landasan pendidikan (aspek fisik, moral, spritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual

1.1. Memahami landasan kependidikan;

1.2. Memahami kebijakan pendidikan; 1.3. Memahami tingkat perkembangan

siswa;

1.4. Memahami pendekatan

pembelajaran yang sesuai meteri pembelajaran;

1.5. Menerapkan kerja sama dalam aktivitas pekerjaan

1.6. Memfaatkan kemajuan iptek dalam pendidikan.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik

2.1.Instruksi pembelajaran harus menyusuaikan kondisi setiap peserta didik.

2.2.Memperhatikan dan melayani perbedaan–perbedaan perorangan peserta didik.

2.3.Strategi pembelajaran yang berasaskan maju berkelanjutan (continous progress)

2.4.Pembelajaran dipecah-pecah menjadi satuan-satuan kecil

2.5.Peserta didik tidak akan diperkenankan belajar materi berikutnya apabila materi persyaratan belum tuntas 2.6.Seorang peserta didik yang

mempelajari satuan pelajaran tertentu dapat berpindah ke satuan pelajaran berikutnya apabila peserta didik yang bersangkutan telah menguasai sekurang-kurangnya 75% indikator (tergantung pada kondisi sekolah)

2.7.Penilaian harus menggunakan acuan kriteria.

3.Mengembangan kurikulum/silabus yang terkiat dengan mata

3.1.Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik pada lingkungannya


(55)

pelajaran ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

3.3.Relevan dengan kebutuhan kehidupan

3.4.Menyeluruh dan berkesenambungan 3.5.Belajar sepanjang hayat

3.6.Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah 4. Menyelenggarakan

Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis

4.1.Pendekatan kompetensi

4.2.Pendekatan keterampilan proses 4.3.Pendekatan lingkungan

4.4.Pendekatan kontekstual 4.5.Pendekatan tematis 5.Memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi

5.1. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi Internet, komputer, laboraterium, digital library 6.Mamfasilitas

pengembangan potensi peserta didik.

6.1 fasilitator pengembangan potensi murid.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan satuan.

7.1. Komunikasi guru dan murid sangat berpengaruh terhadap kedekatan dan efektivitas proses pembelajaran yang dilakukan guru.

8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

8.1. Menguji konsistensi atau kebugaran suatu karya berdasar kriteria internal

8.2. Menilai suatu karya baik kelebihan maupun kekurangannya

9.Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi

9.1. Melakukan penilaian tes kemampuan

9.2. Melakukan tes fortofolio

9.3. penilaian kelas dan ujian meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

9.4. Melakukan penilaian secara terpadu dengan proses pembelajaran pada siswa. 10.Melakukan tindakan relatif untuk peningkatan kualitas pembelajaran

10.1. Kreteria pedagogik menjadi starting point dalam

menjalankan pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan rekreatif.


(56)

Dari kisi-kisi yang telah tersusun dalam Permendiknas nomor 17 tahun (2007:65), peneliti melakukan modifikasi 34 indikator, dari dua indikator: 1), memahami landasan kependidikan, dan memahami kebijakan pendidikan, menjadi satu indikator yaitu: memahami landasan dan kebijakan kependidikan 2), indikator: Menerapkan kerja sama dalam memfaatkan kemajuan aktivitas iptek dalam pendidikan, menjadi satu indikator yaitu: menerapkan kerja sama dalam memfaatkan kemajuan aktivitas iptek dalam pendidikan 3), indikator: berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik pada lingkungannya, relevan dengan kebutuhan kehidupan, menjadi satu indikator: dalam PBM yang relevan berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik pada lingkungannya 4), indikator: tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, menyeluruh dan berkesenambungan, menjadi satu indikator: tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dapat berkesinambungan 5), indikator: Pendekatan lingkungan, dan pendekatan tematis, menjadi satu indikator: Pendekatan lingkungan, dan tematis.

Sehingga dari modifikasi itu dihasilkanlah kisi-kisi yang tercantum dalam tabel 3.8b seperti pada halaman berikutnya.


(1)

para guru penjas untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan atau mendatangi tutor dengan melaksanakan KKG dalam satu kali sebulan agar kompetensi pedagogik dan kompetensi professional menjadi lebih baik.

2. Disarankan kepada kepala sekolah lebih memperhatikan para guru penjas dalam melaksanakan tugasnya, dan dapat mendukung sesuatu aktivitas kerja disekolah atau menjalin hubungan kerjasama antar guru dengan kepala sekolah.

1. Disarankan kepada para pengambil kebijaksana Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kecamatan Kampar Timur untuk dapat menambah wawasan pendidikan dan pelatihan atau membawa para sumber/tutor dalam dua kali satu bulan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi professional guru penjas.

2. Disarankan kepada para pengelola sekolah khususnya sekolah dasar, agar dalam melaksanakan rekrutmen guru lebih memperhatikan aspek kompetensi guru penjas.

3. Disarankan kepada para peneliti lain untuk melakukan penelitian lanjutan dengan mengkaji factor-faktor lain yang turut mempengaruh terhadap peningkatan kenerja guru sehingga menambah wawasan lebih luas lagi.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

A.F.Tangyong, dkk. (1990). Buku panduan Kelompok Kerja Guru. Jakarta: Depdikbud.

Ahmad, D. (1997). Penyelenggaraan Pendidikan di SD. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Depdikbud.

Arikunto (1998). Manajemen Pengajaran Secara Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Anwar, Idhochi (2003). Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya

Pendidikan . Bandung: Alfabeta.

Argasasmita. (2005). Proses pembinaan Olahraga prestasi di Indonesia: Tinjauan dari Kacamatan Sosiologi Olahraga.

Adang Suherman (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. CV. Bintang WarliArtika.

Bambang (1985). Pedagogik Olahraga (Seri: Konsep dan Pendekatan Pengajaran). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Bambang (2001). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: RIZQI Press.

Bahtiar Malingi (2008). 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Jogjakarta: Power Books (IHDINA).

Carrol dan Hall (1987). 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Jogjakarta: Power Books (IHDINA).

Clarkl Monstakis, (1995). Strategi pengembangan keativitas pada anak. Kencana media group.

Depdikbud (1996). Pedoman Pengelolaan Gugus Sekolah, Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Dava Meier. (2002). The Accelerated Learning: Hand Book, Bandung: Kaifa. Dr. Soemiarti Patmonodewo (2003). ). 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan


(3)

Depdiknas, (2006). Memberdayakan MGMP Sebuah Keniscayaan. Artikel. http/www. Artikel.us/art 05-14.html.

Engkoswara (1987). Lembaga Pendidikan sebagai Pusat Pembudayaan, Bandung: Yayasan Amal Keluarga.

Echols. J.M (1989). Kamus Bahasa Inggris. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana. Endang Komara (2007). 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional.

Jogjakarta: Power Books (IHDINA).

Gordon dkk (1990). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: CV. ANDIRA. Handoko (1992). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi

Pembelajaran. Bandung: ALFABETA.

Handoko (1992:67). Manejemen. Edisi ke 2. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM.

Hajar ( 1999:a,1999:b). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hamid (2000). Kinerja Guru SLTPN di Kabupaten Pinrang (Studi Kolerasional antara Motivasi Kerja dan Pengalaman Kerja dengan Kinerja Guru di Kabupaten Pinranf). Tesis Universitas Negeri Makasar.

Kimbrough dan Burkett (1990). Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organesasi Pembelajaran. Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) CV.Alfabeta.

Kerlinger (2000). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yokyakarta: Gaja Mada University Press.

Kalpin (2010). Pengaruh Permainan Modifikasi Terhadap Kemampuan Motorik Kasar dan Kognitif pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Bandung: UPI tidak diterbitkan.

Kathleen M.Brown Susan R. Wyynn (2007). “Teacher Retention Issues: How Some Principals Are Supporting and Keeping new Teachers”. Journal of School Leadership. 664-665.

Langeveld. (1980).Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: ALFABETA

M. Athiyah. Dkk (1975:10-132). Memberdayakan MGMP Sebuah Keniscayaan. Artikel. http/www. Artikel.us/art 05-14.html.


(4)

Mali, P. (1978). Improving Total Productivity, MBO Strategies for Bussiness Government, and not for Provil Organazation. Toronto: John Wiley and Sons. New York: Chucester, Brisbase.

Makmum, (1998). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Mutohir. (1997). Pengembangan Pedagogik Olahraga. Makalah Konferensi Nasional Penjas dan Olahraga. IKIP Bandung.

Makmum (2000). Konsep Dasar dan Penilain Kompetensi Profesional Tenaga Kependidikan. Bandung: UPI.

Mangkunegara (2000) Manajemen Sumber daya Manusia Perusahan. Bandung: Rosyda Karya.

Muhtadi, D. (2000). Pengaruh Pembiayaan Kelompok Kerja Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru. Tesis pada PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Mel Silberman (2001) Memberdayakan MGMP Sebuah Keniscayaan. Artikel. http/www. Artikel.us/art 05-14.html.

Moch. Idhochi Anwar (2003). Memberdayakan MGMP Sebuah Keniscayaan. Artikel. http/www. Artikel.us/art 05-14.html.

Mulyasa, E (2005). ImplementasiKurikulum 2004. Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT Remaja Rosada Karya.

Majid. (2005).Perencanaan Pembelajaran. Mengembangkan Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosda karya.

Mulyasa. (2007). Standar Kompetensi dan sartifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nana Sujana (1991). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru. Nawawi, H. dan Hadari, M. (1994). Ilmu Administrasi. Jakarta: Ghalia Indonesia Nurhattati. (1995). Pembinaan Profesional Guru Sekolah Dasar. Tesis PPs,

UPI bandung: tidak diterbitkan.

Natawijaya. (1989:2). Psikologi Pendidikan. Jakarta Depdikbud, Dirjen Dikti. Nursito (2000). Kiat menggali keativitas. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.

Nurhadi (2002). 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Jogjakarta: Power Books (IHDINA).


(5)

Stoner (1989). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran. Bandung: ALFABETA.

Siedentop. (1990). Introduction to Physical Education, Fitness, and Sport. California: Mayfield Publishing Company.

Siagian (1992). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran. Bandung: ALFABETA.

Sutisna (1993). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran. Bandung: ALFABETA.

Samana, A. (1994). Profesionalisme Guru. Jakarta: Depdikbud.

Samana, 1994) Profesionalisme Keguruan, Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Supardi (1994). Memberdayakan MGMP Sebuah Keniscayaan. Artikel. http/www. Artikel.us/art 05-14.html.

Supriadi (1994). Strategi pengembangan keativitas pada anak. Kencana media group.

Sumanto (1995). Metode Penelitian Sosial dan Penelitian. Yokyakarta: Andi Offset.

Semiawan (1997). Strategi pengembangan keativitas pada anak. Kencana media group.

Syah. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Surya (2000). Aspirasi peningkatan Kemampuan Profesional dan Kesejakteraan Guru. Dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 021 Tahunke-5. Jakarta: Balitbang Depdikbud.

Sugiyono (1999:a,1999:b). Metode PenelitianAdministrasi. Bandung: Alfebeta. Surakhmat (2000). Masalah Keterkaitan Kemampuan Profesional, Kesejakteraan

Guru dan Mutu Pendidikan. Dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 021 Tahunke-5. Jakarta: Balitbang Depdikbud.

Satori, D (2000). Perencanaan Pembangunan Pendidikan Sasaran Pembangunan Pendidikan. Jakarta: Biro Perencanaan.


(6)

Sukandi U, et al. (2001). Belajar Aktif dan Terpadu. Jakarta: The British Council. Sanjaya (2007) Memberdayakan MGMP Sebuah Keniscayaan. Artikel.

http/www. Artikel.us/art 05-14.html.

Roger Scott (1994). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: CV. ANDIRA. Rusli Lutan. (1998:a,1998:b). Perencanaan dan strategi Pembelajaran Penjaskes.

Jakarta: Depdikbud.

Rusli Lutan. (2001) Olahraga dan Etika Fair Flay. Jakarta: Dirjen Olahraga Depdiknas.

Rohani, Ahmad. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Pidarta (1988). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran. Bandung: ALFABETA

Permendiknas nomor 17 tahun (2007). 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Jogjakarta: Power Books (IHDINA).

Parnes, (2000). Strategi pengembangan keativitas pada anak. Kencana media group.

Usman. (1996). Menjadi Guru Profesional. Bandung Remaja Rosdakarya.

...(2005a, 2006b). Bahan Sosialisasi Sartifikasi Guru. Jakarta: DirektoratProfesi Pendidikan, Ditjen. Panjaminan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.

………(2005). Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: CV Timur Putra Mandiri.

Thaha Putra ( 1989). Al-qur'an Dan Terjemahnya, Semarang

Wall dan Murray (1994). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. CV. Bintang Warli Artika.

Wahjosumidjo (1987). Kepemimpinan Motivasi, Solo: PT. Aneka Ilmu. Zamroni. (2000). Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf