TINGKAT KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU PENJAS MTs DI KABUPATEN SUMEDANG SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA.
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
TINGKAT KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU PENJAS MTs DI KABUPATEN SUMEDANG SERTA HUBUNGANNYA
DENGAN HASIL BELAJAR SISWA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Olahraga
Oleh SUBARNA
1007073
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2012
(2)
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING :
Pembimbing I,
Prof. Dr. H. Adang Suherman, MA NIP. 196306181988031002
Pembimbing II
Prof. Dr. H.J.S Husdarta,M.Pd
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga
Prof. Dr. H. Adang Suherman, MA NIP. 196306181988031002
(3)
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Tingkat Kompetensi Pedagogik
dan Profesional Guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang serta Hubungannya dengan Hasil Belajar Siswa” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, 10 Oktober 2012 Yang membuat pernyataan,
(4)
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Subarna, 1007073. TINGKAT KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU PENJAS MTs DI KABUPATEN SUMEDANG SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA. Dibimbing oleh Prof. Dr. H. Adang Suherman, MA. dan Prof. Dr. H. J.S Husdarta, M.Pd.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap keterkaitan antara kompetensi pedagogik dan professional guru penjas dengan hasil belajar siswa MTs Swasta di Kabupaten Sumedang.
Populasi dalam penelitian ini adalah 54 orang guru Penjas kelas VIII MTs Swasta di Kabupaten Sumedang. Sampel yang digunakan berjumlah 10 orang guru yang ditentukan berdasarkan cluster sampling (area sampling) mengingat luasnya area/daerah populasi. Adapun penentuan jumlah sampel hasil belajar diambil dari siswa sebagai anak didik masing-masing guru bersangkutan dilakukan berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang telah baku pada taraf kesalahan 5%, maka jumlah sampel yang bisa diambil adalah sebanyak 307 orang (dibulatkan menjadi 300 orang). Pengambilan sampel siswa dilakukan secara
proportionate random sampling dari sepuluh sekolah tempat mengajar
masing-masing guru yang dijadikan sampel.
Instrumen penelitian variabel kompetensi pedagogik dan profesional guru adalah berupa angket yang diisi oleh masing-masing kepala sekolah sebagai asesor dari guru yang menjadi sampel penelitian ini. Adapun hasil belajar siswa diukur berdasarkan nilai harian dan nilai raport yang didapat dari guru Penjas sebagai pendidik dari para siswa. Instrumen penelitian sesuai dengan variabel yang akan diteliti untuk selanjutnya diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kevalidan dan kereliabelan instrumen penelitian sebelum disebar kepada sampel penelitian yang sebenarnya.
Metode pengolahan data yang digunakan adalah deskriptif asosiatif dengan teknik analisis data menggunakan model analisis korelasi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang menurut penilaian masing-masing kepala sekolahnya termasuk pada kategori cukup baik. Hasil analisis data juga menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik dan profesional guru memiliki hubungan dan kontribusi yang signifikan serta positif terhadap hasil belajar Penjas siswa MTs di Kabupaten Sumedang. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi ganda sebesar 0,684 dengan koefisien determinasi sebesar 46,8% sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kompetensi pedagogik dan profesional guru sebesar 46,8%. Adapun 53,2% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.
(5)
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berkaitan dengan hal itu, maka guru Penjas dituntut untuk dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional mereka agar dapat mendukung hasil belajar siswa yang optimal.
ABSTRACT
SUBARNA, 1007073. THE RELATION BETWEEN THE PEDAGOGICAL
AND PROFESSIONAL COMPETENCE LEVEL OF PHYSICAL
EDUCATION TEACHERS AT MTs (ISLAMIC JUNIOR HIGH SCHOOL) IN THE SUMEDANG DISTRIC WITH STUDENTS’ LEARNING OUTCOMES. Supervised by Prof. Dr.H. Suherman Adang, MA. and Prof. Dr. H. J.S Husdarta, M.Pd.
The purpose research was to uncover the relationship between pedagogical and professional physical education teacher with student learning outcomes in the District Private MTs Sumedang
The population in this study were 54 Physical Education teachers eighth grade Private MTs Sumedang district. The sample used was 10 teachers were determined by cluster sampling (sampling area) given the vast area / regional population. The determination of the number of samples taken from student learning outcomes as students of each teacher concerned is based on the table determining the number of samples of a given population who have standard errors at the level of 5%, then the number of samples that can be taken are as many as 307 people (rounded up to 300 people). Sampling students performed proportionate random sampling of ten schools where teachers teach each sampled.
The research instrument variables pedagogical and professional teacher is in the form of a questionnaire completed by each school's head teacher as the assessor of the study sample. The student learning outcomes are measured based on the daily value of report cards and the value derived from physical education teachers as educators of the students. Research instruments in accordance with the variable to be studied to further tested beforehand to determine validity and kereliabelan research instruments prior to distribution to the actual sample.
Data processing method used is descriptive associative data analysis techniques using multiple correlation analysis model. The results showed that pedagogical and professional physical education teacher in the district Sumedang MTs by rating each of the principals, including the category quite well. The results of the analysis of the data also showed that pedagogical and professional teachers have relationships and contribute significantly and positively to the learning outcomes of students physical education schools in District Sumedang. This is evidenced by the multiple correlation coefficient of 0.684 with a coefficient of determination of 46.8% so it can be concluded that student learning outcomes are influenced by the
(6)
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pedagogical and professional teachers at 46.8%. The remaining 53.2% is influenced by other factors not examined in this study.
Related to this, the Physical Education teachers are required to improve their pedagogical and professional in order to support optimal student learning outcomes
(7)
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
UCAPAN TERIMAKASIH... ii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 8
1. Identifikasi Masalah ... 8
2. Rumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat/Signifikasi Penelitian ... 10
1. Kegunaan Teoretis ... 10
(8)
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kompetensi Pedagogik Guru Penjas ... 12
B. Kompetensi Profesional Guru Penjas ... 17
C. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar ... 20
D. Kajian Penelitian yang Relevan... 26
E. Kerangka Berpikir ... 28
F. Hipotesis Penelitian ... 35
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 36
B. Populasi dan Sampel Penelitian... 39
1. Populasi Penelitian ... 39
2. Sampel Penelitian ... 41
C. Definisi Operasional Variabel ... 43
D. Instrumen Penelitian ... 46
E. Pengujian Instrumen Penelitian ... 52
1. Uji Validitas ... 52
2. Uji Reliabilitas ... 55
F. Prosedur Pengumpulan Data Penelitian ... 58
1. Melakukan Studi Pendahuluan ... 58
(9)
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Mempersiapkan Instrumen Penelitian ... 58
G. Skoring ... 59
H. Teknik Analisis Data ... 60
1. Deskripsi Variabel Penelitian ... 60
2. Analisis Ketercapaian Skor ... 61
3. Uji Koefisien Korelasi Ganda ... 62
4. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) ... 63
5. Uji Signifikansi ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 65
1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 65
2. Gambaran Umum Hasil Penelitian ... 65
a. Kompetensi Pedagogik Guru Penjas di MTs Swasta di Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2011-2012 .... 66
b. Kompetensi Profesional Guru Penjas di MTs Swasta di Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2011-2012 .... 70
c. Hasil Belajar Penjas Siswa MTs Swasta di Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2011-2012 ... 74
3. Analisis Data Hasil Penelitian ... 82
a. Hasil Estimasi Regresi Ganda X1 dan X2 terhadap Y1 82 1). Koefisien Korelasi antar Variabel – variabel X
(10)
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan Y ... 83 2). Koefisien Korelasi Ganda dan Koefisien
Determinasi ... 84 3). Model Persamaan Regresi ... 85 4). Uji Signifikansi ... 86 b. Hasil Estimasi Regresi Ganda X1 dan X2
terhadap Y2 ... 89 1). Koefisien Korelasi antar Variabel – variabel
X dengan Y ... 89 2). Koefisien Korelasi Ganda dan Koefisien
Determinasi ... 90 3). Model Persamaan Regresi ... 91 4). Uji Signifikansi ... 92
c. Hasil Estimasi Regresi Ganda X1 dan X2
terhadap Y ... 95 1). Koefisien Korelasi antar Variabel – variabel
X dengan Y ... 96 2). Koefisien Korelasi Ganda dan Koefisien
Determinasi ... 97 3). Model Persamaan Regresi ... 98 4). Uji Signifikansi ... 99
(11)
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Pembahasan ... 102
1. Hubungan Kompetensi Pedagogik Guru Penjas dengan Hasil Belajar Siswa MTs Swasta di Kabupaten Sumedang 103
2. Hubungan Kompetensi Profesional Guru Penjas dengan Hasil Belajar Siswa MTs Swasta di Kabupaten Sumedang 104
3. Hubungan Tingkat Kompetensi dan Profesional Guru Penjas dengan Hasil Belajar Siswa MTs Swasta di Kabupaten Sumedang ... 106
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 108
B. Rekomendasi ... 108
DAFTAR PUSTAKA ... 110
LAMPIRAN - LAMPIRAN ... 113
(12)
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL Tabel
1.1 Kualifikasi Pendidikan Guru Penjas MTsS Kabupaten Sumedang ... 4
3.1 Gambaran Populasi Guru Penjas Kelas VIII di MTs Swasta di Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2011-2012 ... 39
3.2 Rekapitulasi Sampel Penelitian Guru Penjas dan Siswa Kelas VIII MTs Swasta Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2011-2012 ... 42
3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian... 46
3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kompetensi Pedagogik Guru Penjas (X1) ... 47
3.5 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kompetensi Profesional Guru Penjas (X2) ... 51
3.6 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Hasil Belajar Siswa (Y) ... 52
3.7 Hasil Validitas Item Instrumen Penelitian ... 54
3.8 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas ... 57
3.9 Nilai Alternatif Jawaban Angket ... 60
3.10 Katagorisasi Keterampilan Sosial ... 61
3.11 Batas –batas niali r (korelasi) ... 62
(13)
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.2 Kompetensi Pedagogik Guru Penjas MTsS di Kabupaten Sumedang .... 66 4.3 Persentase Ketercapaian Skor Kompetensi Pedagogik Guru Penjas
berdasarkan Masing-masing Dimensi ... 68 4.4 Skor Penilaian dan Penafsiran Data ... 70 4.5 Kompetensi Profesional Guru Penjas MTsS di Kabupaten Sumedang .. 71 4.6 Persentase Ketercapaian Skor Kompetensi Profesional Guru Penjas
berdasarkan Masing-masing Dimensi ... 73 4.7 Skor Penilaian dan Penafsiran Data ... 75 4.8 Hasil Belajar Siswa MTsS di Kabupaten Sumedang Diukur dari nilai
Harian ... 75 4.9 Skor Penilaian dan Penafsiran Data. ... 77 4.10 Hasil Belajar Siswa MTsS di Kabupaten Sumedang Diukur dari nilai
Raport ... . 77 4.11 Skor Penilaian dan Penafsiran Data ... 79 4.12 Hasil Belajar Penjas Siswa MTsS di Kabupaten Sumedang ... 79 4.13 Tabel Silang Kompetensi Pedagogik Guru dengan Hasil Belajar Siswa
MTsS di Kabupaten Sumedang ... 81 4.14 Tabel Silang Kompetensi Profesional Guru dengan Hasil Belajar Siswa
MTs di Kabupaten Sumedang ... 81 4.15 Skor Akhir untuk Pengolahan Data Variabel Kompetensi Pedagogik
(14)
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.16 Koefisien Korelasi antar Variabel-variabel X dengan Variabel Y1... 83
4.17 Koefisien Korelasi Ganda dan Koefisien Determinasi antara Variabel- variabel X dengan Variabel Y1 ... 84
4.18 Nilai Penduga Koefisien Regresi ... 85
4.19 Hasil Uji F ... 87
4.20 Hasil Uji t ... 88
4.21 Skor Akhir untuk Pengolahan Data Variabel Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru dengan Nilai Raport Penjas Siswa ... 89
4.22 Koefisien Korelasi antar Variabel-variabel X dengan Variabel Y2... 90
4.23 Koefisien Korelasi Ganda dan Koefisien Determinasi antara Variabel- variabel X dengan Variabel Y2 ... 90
4.24 Nilai Penduga Koefisien Regresi ... 91
4.25 Hasil Uji F ... 93
4.26 Hasil Uji t ... 94
4.27 Skor Akhir untuk Pengolahan Data Variabel Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru dengan Hasil Belajar Penjas Siswa ... 95
4.28 Koefisien Korelasi antar Variabel-variabel X dengan Variabel Y... 96
4.29 Koefisien Korelasi Ganda dan Koefisien Determinasi antara Variabel- variabel X dengan Variabel Y ... 97
4.30 Nilai Penduga Koefisien Regresi ... 98
(15)
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.32 Hasil Uji t ... 101
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kegiatan Belajar ... 23
2.2 Kerangka Pikir Penelitian ... 34
3.1 Paradigma Penelitian Ganda dengan Dua Variabel Indepeden... 38
4.1 Kompetensi Pedagogik Guru Penjas MTsS di Kabupaten Sumedang ... 67
4.2 Perbandingan Persentase Ketercapaian Kompetensi Pedagogik Guru Penjas berdasarkan masing-masing Dimensi ... 69
4.3 Kompetensi Profesional Guru Penjas MTsS di Kabupaten Sumedang .. 71
4.4 Perbandingan Persentase Ketercapaian Kompetensi Profesional Guru Penjas berdasarkan masing-masing Dimensi ... 74
4.5 Hasil Belajar Penjas Diukur dari Nilai Harian Siswa MTs Swasta di Kabupaten Sumedang ... 76
4.6 Hasil Belajar Penjas Diukur dari Nilai Raport Siswa MTs Swasta di Kabupaten Sumedang ... 78
(16)
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.8 Hasil Analisis Data ... 102
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Lampiran A
1. Instrumen Angket Penelitian untuk Uji Coba ... 113 2. Data Hasil Uji Coba Instrumen Kompetensi Pedagogik Guru ... 119 3. Data Hasil Uji Coba Instrumen Kompetensi Profesional Guru ... 120 4. Contoh Perhitungan Validitas Item Variabel Kompetensi Pedagogik
dengan Menggunakan Rumus Product Moment ... 121 5. Contoh Perhitungan Reliabilitas Instrumen dengan Menggunakan
Rumus Alpha ... 122 B. Lampiran B
1. Instrumen Angket Penelitian... 124 2. Data Hasil Penelitian Kompetensi Pedagogik Guru ... 129 3. Data Hasil Penelitian Kompetensi Profesional Guru ... 131
(17)
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Lampiran C
1. Data Hasil Penelitian Nilai Harian dan Nilai Raport Siswa ... 132 2. Rekap Data Hasil Penelitian Variabel Hasil Belajar Siswa ... 137 D. Lampiran D
1. Hasil Penghitungan SPSS ... 138 E. Lampiran E
1. Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing Penulisan Tesis dari
Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia ... 151 2. Permohonan Izin Studi Lapangan dari Sekolah Pascasarjan Universitas
Pendidikan Indonesia ... 153 3. Rekomendasi Penelitian dari Kemenag Kantor Sumedang ... 154 4. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian dari Kepala Sekolah MTs
Swasta di Kabupaten Sumedang ... 155 F. Lampiran F
(18)
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan proses interaksi antara guru dan siswa. Proses ini akan berkembang lebih baik dan mencapai hasil yang diinginkan jika siswa dapat menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Dalam proses belajar mengajar guru harus memiliki kemampuan guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya. Dalam permasalahan ini guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Purwanto (2010: 104). mengemukakan:
Terutama dalam belajar di sekolah, faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting pula. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajar pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak.
Oleh karena itu, guru sebaiknya memiliki kompetensi yang memadai untuk mengembangkan siswanya dengan kemampuan dan kecakapan yang dimilikinya. Untuk melaksanakan tugasnya secara baik sesuai dengan profesi yang disandangnya guru perlu menguasai berbagai kompetensi yang dimilikinya.
Seperti yang diungkapkan Hamalik (2006: 36) bahwa proses belajar dan hasil belajar siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan
(19)
2
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kurikulumnya akan tetapi ditentukan oleh kemampuan guru yang mengajar. Kemampuan guru dalam mengajar sangat berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa, karena dalam mengajar kemampuan atau kompetensi guru benar-benar dapat membentuk kognitif, afektif dan psikomotor siswa. Oleh karena itu guru dalam proses pembelajaran, harus melakukan interaktif secara intens dengan para siswa, agar dapat terbentuk ketiga tujuan mengajar maupun belajar.
Faktor kompetensi guru sangat penting dimiliki oleh setiap guru dalam proses belajar mengajar. Sebagaimana dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 seorang guru dituntut harus memiliki empat kompetensi meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Sehingga dari kompetensi tersebut guru mampu mengaktualisasikan tugasnya dengan baik, sehingga akan mencapai hasil belajar siswa sesuai harapan.
Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal (Hamalik, 2006: 36). Oleh karena itu, guru memiliki peran dalam dunia pendidikan, karena guru memegang kunci dalam pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Pada dasarnya, kompetensi tersebut juga harus dimiliki oleh guru pendidikan jasmani. Guru penjas harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang baik agar dapat mengelola KBM dengan baik dan berkualitas. Suherman
(20)
3
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(2009; 53). mengungkapkan “Tidak ada pendidikan jasmani berkualitas tanpa kehadiran guru yang berkualitas. Kualitas guru diyakini sebagai faktor penting dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah”. Penguasaan kompetensi tentu saja merupakan upaya yang harus dilakukan oleh guru sehingga mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Aunurrahman (2010: 193). Bahwa :
Bilamana dalam proses pembelajaran, guru mampu mengaktualisasikan tugas- tugas dengan baik, mampu memfasilitasi kegiatan belajar siswa, mampu memotivasi,membimbing dan memberi kesempatan secara luas untuk memperoleh pengalaman, maka siswa akan mendapat dukungan yang kuat untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan. Namun jika guru tidak dapat melaksanakan fungsi-fungsi strategis pembelajaran, siswa-siswa akan mengalami masalah yang kemungkinan dapat menghambat pencapaian belajar mereka
Kegiatan belajar mengajar pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) Swasta di Kabupaten Sumedang merupakan kegiatan pembelajaran yang utama guna mengantarkan siswa maupun sekolah agar mampu bersaing melalui prestasi-prestasi akademiknya, oleh karena itu guru dituntut untuk lebih memiliki kecakapan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, sehingga sangat diperlukan kompetensi terutama kompetensi pedagogik dan professional yakni penguasaan beberapa indikator kemampuan dalam mengajar. Hasil observasi awal penulis keberadaan guru penjas yang mengajar dilingkungan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Swasta saat ini berdasarkan data guru yang ada di Bagian
(21)
4
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mapenda Kemenag Kantor Sumedang baru sekitar 41 % guru yang mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang memiliki ijazah yang sesuai dengan tugas yang diembannya. Adapun secara rinci data guru mata pelajaran penjasorkes beserta latar belakang pendidikannya sebagaimana ditunjukan tabel berikut ini :
Tabel 1.1
Kualifikasi Pendidikan Guru Penjas MTsS Kabupaten Sumedang No Kualifikasi Pendidikan Jumlah
1 S1 Penjas 23
2 D III Penjas -
3 D II Penjas -
4 SMA 15
5 S1 Non Penjas 13
6 D III Non Penjas 5
7 D II Non Penjas -
JUMLAH 56
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru menyebutkan bahwa guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum
(22)
5
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diploma empat (D-IV) atausarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
Selain hal tersebut di atas tadi, hasil wawancara dengan beberapa guru penjas di MTs Swasta di Kabupaten Sumedang, saat ini mereka terkendala oleh beberapa hal, antara lain : jumlah diklat penjas yang minim, kesediaan sarana prasarana di sekolah yang minim, tersendat-sendatnya kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Penjas, dan sumber belajar yang kurang. Hal ini menarik perhatian penulis untuk mengetahui bagaimana kompetensi guru dalam mengajar.
Berdasarkan pemaparan di atas, timbulah keraguraguan penulis tentang kompetensi yang dimiliki oleh guru yang mengajar mata pelajaran Penjasorkes di lingkungan MTs Swasta di Kabupaten Sumedang, sehingga untuk menjawabnya penulis mengangkat masalah tersebut untuk dijadikan bahan penelitian.
Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan tingkat kompetensi guru antara lain, oleh Naree Aware Achwarin. (2009). The
study of teacher competence of teachers at schools in the three southern Provinces Of Thailand. Penelitian tersebut bertujuan menentukan tingkat
kompetensi guru dan menyelidiki hubungan antara kualifikasi guru, pengalaman mengajar, dan ukuran sekolah dan kompetensi guru-guru di sekolah-sekolah di tiga provinsi perbatasan selatan Thailand. Pada penelitian ini terungkap bahwa
(23)
6
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hubungan antara kualifikasi guru, pengalaman mengajar, ukuran sekolah dan kompetensi guru, disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan positif antara kualifikasi guru, pengalaman mengajar, dan kompetensi dalam bahasa dan teknologi , pengembangan kurikulum, dan penelitian pendidikan.
Soekardi Ilhamuddin (2008). menyatakan bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siswa kelas 3 SMK Sunan Gunung Jati Karawang , terdapat hubungan positif antara kompetensi pegagogik dengan efektivitas hasil pembelajaran, walaupun rendah hal tersebut karena dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Menurutnya, bahwa efektivitas hasil belajar merupakan hasil uji kompetensi, oleh karena itu diperlukan kemampuan guru dalam menyusun bahan ajar dan alat bantu yang diperlukan untuk praktek.
Suherman (2009) dalam penelitiannya tentang Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Sekolah dengan subjek penelitian adalah guru-guru penjas tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas pada tiga kota besar di Indonesia yakni Jakarta, Surabaya dan Padang. Secara umum dalam hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kualitas guru pendidikan jasmani masih sangat memprihatinkan, terutama pada kompetensi professional pada saat pre-service maupun in-service dirasa masih sangat kurang, sedangkan menurunnya kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial sangat dipengaruhi oleh masa kerja. Akan tetapi, untuk kompetensi
(24)
7
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pedagogik guru penjas relatif optimal bila dilihat dari waktu aktif belajar gerak dan angka partisipasi siswa dalam pembelajaran.
Ahmad & Eka Setyaningsih (2012) dalam penelitiannya Teacher Professionalism: A Study on Teachers’Professional and Pedagogic Competence High Schools in Banyumas Regency, Central Java Indonesia. Pada intinya penelitian tersebut membahas profesionalisme guru, yang mana kompetensi guru ini dirangkum dalam empat kompetensi yaitu kompetensi professional, pedagogik, kepribadian dan sosial. Penelitian ini difokuskan pada guru professional dan kompetensi pedagogik yang dilakukan pada guru Junior, Senior SMA di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia. Dari hasil analisisnya dengan melalui analisis data kuantitatif untuk menentukan guru professional dan kompetensi pedagogik terungkap bahwa 81,6 % dari 358 guru atau 292 guru memiliki professional yang baik. Selain itu 222 guru (62,3%) telah menguasai materi untuk mengajar dengan baik. Sedangkan dari sisi pedagogik mereka memiliki tingkat sedang (69,7%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyatakan bahwa posisi guru sebagai elemen yang profesional sangat penting sekali, sehingga harus diperbaiki dan terus ditingkatkan mengingat guru sebagai agen dari proses belajar mengajar di sekolah.
Maria Liakopoulou. (2011). The Professional Competence of Teachers:
Which qualities, attitudes, skill and knowledge contribute to a teacher’s
(25)
8
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedangkan yang menjadi salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk secara sistematis merekam kualifikasi yang dianggap penting oleh guru ketika melakukan tugasnya baik secara pedagogis dan didaktik. Temuan dari penelitian ini yakni memverifikasi kesimpulan yang dicapai dalam literatur terkait tentang pendekatan holistik yang membentuk profil dari seorang guru yang baik, seperti dalam mengasosiasikan efektivitas mereka di tempat kerja dengan baik, sifat-sifat pribadi, didaktik dan keterampilan pedagogis , serta pengetahuan pedagogis. Temuan ini khususnya memberikan kontribusi untuk penjelasan sistematis dan analitis dari isi pengetahuan profesional yang diperlukan untuk keberhasilan kinerja guru.
Merujuk dari beberapa penelitian di atas khususnya berkaitan dengan kompetensi guru, penulis belum menemukan adanya penelitian terdahulu tentang kompetensi pedagogik dan professional guru penjas serta hubungannya dengan hasil belajar siswa.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Dari uraian pada latar belakang penelitian di atas, faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, salah satunya kompetensi guru. Oleh karena itu fokus utama penelitian ini adalah untuk mengungkap keterkaitan antara kompetensi pedagogik dan professional guru pendidikan jasmani di lingkungan persekolahan, khususnya di tingkat SMP/MTs dengan hasil belajar siswa.
(26)
9
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kompetensi pedagogik dan professional yang dimaksud yaitu bagaimana kemampuan guru dalam menguasai bahan pelajaran dan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam.
Hasil observasi penulis terkait kompetensi guru di lingkungan MTs Swasta di Kabupaten Sumedang masih menimbulkan keraguraguan. Pasalnya dari 56 MTs Swasta di Kabupaten Sumedang hanya sekitar 41 persen guru penjas yang telah memiliki ijazah yang sesuai dengan tugas yang diembannya. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru menyebutkan bahwa guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
Merujuk apa yang diungkapkan Hamalik (2006: 36 ) bahwa proses belajar dan hasil belajar siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan kurikulumnya akan tetapi ditentukan oleh kemampuan guru yang mengajar. Sehingga cukup jelas bahwa kemampuan guru dalam mengajar sangat berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa, karena dalam mengajar kemampuan atau kompetensi guru benar-benar dapat membentuk kognitif, afektif dan psikomotor siswa.
(27)
10
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Agar penelitian ini lebih fokus dan tidak menyimpang dari apa yang ingin diteliti, identifikasi masalah tersebut dibatasi pada variabel kompetensi pedagogik, professional dan hasil belajar siswa
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang penelitian dan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu “Bagaimanakah tingkat kompetensi pedagogik dan professional guru MTs di Kabupaten Sumedang serta hubungannya dengan hasil belajar siswa ?” Rumusan masalah penelitian tersebut, dapat dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut. a. Bagaimanakah hubungan tingkat kompetensi pedagogik guru penjas dengan
hasil belajar siswa Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Sumedang ?
b. Bagaimanakah hubungan tingkat kompetensi professional guru penjas dengan hasil belajar siswa Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Sumedang ?
c. Bagaimanakah hubungan tingkat kompetensi pedagogik dan professional guru penjas dengan hasil belajar siswa Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Sumedang ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan tingkat kompetensi pedagogik guru penjas MTs di Kabupaten Sumedang
(28)
11
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Mendeskripsikan tingkat kompetensi professional guru penjas MTs di Kabupaten Sumedang
3. Mendeskripsikan bagaimana hubungan tingkat kompetensi pedagogik dan kompetensi professional guru penjas MTs di Kabupaten Sumedang dengan hasil belajar siswanya ?
D. Manfaat /Signifikasi Penelitian 1. Kegunaan Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan studi lanjutan yang relevan dan bahan kajian kearah pengembangan konsep pengembangan guru yang mendekati pertimbangan-pertimbangan kontekstual dan konseptual, serta kultur yang berkembang pada dunia pendidikan dewasa ini.
Dengan terungkapnya tingkat kompetensi pedagogik dan professional guru penjas MTs di Kabupaten Sumedang serta hubungannya dengan hasil belajar siswa, maka diharapkan dapat memberikan bahan masukan yang berharga tidak hanya bagi guru penjas MTs di Kabupaten Sumedang akan tetapi bagi dinas terkait dalam hal ini pihak sekolah maupun Kementerian Agama kantor Kabupaten Sumedang dalam mengembangkan kompetensi pedagogik dan professional guru.
2. Kegunaan Praktis
Kegunaan penelitian secara praktis diharapkan dapat memiliki kegunaan sebagai berikut.
(29)
12
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Masukan bagi Kementerian Agama (Kemenag) kantor Kabupaten Sumedang mengenai materi pengelolaan kompetensi pedagogik dan professional guru dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan peningkatan kompetensi bagi para guru penjas.
b. Bahan perbandingan bagi kepala sekolah dan Kemenag kantor Kabupaten Sumedang untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pengembangan kompetensi pedagogik dan profesional guru.
c. Bahan masukkan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak–pihak yang berkepentingan guna menjadikan penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.
d. Memberikan informasi bagi para guru pendidikan jasmani MTs agar meningkatkan kompetensi pedagogik dan professional
e. Melalui penelitian ini diharapkan guru mampu meningkatkan kualitas personal dan professional sebagai pendidik.
(30)
13
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
(31)
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Suatu penelitian ilmiah tidak dapat terlepas dari cara atau teknik yang mesti digunakan dalam memecahkan masalah yang diteliti. Cara atau teknik tersebut dalam dunia penelitian disebut metode penelitian. Suharsimi Arikunto (1990 : 134)mendefinisikan metode penelitian sebagai cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Sementara itu Sugiyono (2009: 3) menyatakan bahwa,
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
Berdasarkan penjelasan di atas, kedudukan metode penelitian sangatlah penting untuk memecahkan masalah yang diteliti. Suatu penelitian memerlukan metode atau pendekatan yang sesuai dengan tujuan penelitian dan karakteristik masalah yang diteliti agar permasalahan penelitian dapat terpecahkan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey deskriptif dan asosiatif. Hal ini sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yakni untuk memperoleh keterangan tentang bagaimana hubungannya kompetensi pedagogik dan profesional guru Penjas MTs di Kabupaten Sumedang terhadap hasil belajar siswa yang diukur berdasarkan nilai harian dan nilai raport siswa pada mata pelajaran Penjas. Sugiyono (2008:14) mengemukakan bahwa:
(32)
37
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Dalam pengumpulan data di lapangan penulis menggunakan metode survey eksplanatori. Metode survey eksplanatori ialah metode penelitian yang digunakan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan deskripsi dan hubungan antar variabel. (Sugiyono, 2009: 7).
Yang dimaksud dengan teknik penelitian deskriptif, yaitu suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan persamaan dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan yang lain. (Sukmadinata, 2006: 72).
Penggunaan metode penelitian deskriptif asosiatif ini ditujukan agar dapat terungkap secara empirik dan jelas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa MTs di Kabupaten Sumedang pada bidang studi Penjas. Dalam penelitian ini dipergunakan dua macam statistik yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu statistik hasil penelitian, tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (generalisasi/inferensi). Adapun statistik inferensial digunakan karena dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi dan regresi.
(33)
38
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik statistik korelasi untuk menguji hipotesis asosiatif, teknik ini digunakan untuk mengungkapkan kekuatan hubungan antara variabel penelitian, sedangkan analisis regresi dipergunakan untuk mengungkapkan hubungan kausal atau fungsional (Sugiyono, 2006: 243).
Desain penelitian yang dapat digambarkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
Gambar 3.1
Paradigma Penelitian Ganda dengan Dua Variabel Indepeden menurut Sugiyono (2009)
Keterangan :
X1 = Kompetensi pedagogik guru Penjas
X2 = Kompetensi profesional guru Penjas
Y1 = Nilai harian siswa
Y2 = Nilai raport siswa
Y = Hasil belajar siswa X1
X2
Y1
Y2
Y rx1y1
rx2y1
rx1y2
rx2y2
Ԑ Rx1x2y
R2x1x2y
Rx1x2y1
R2x1x2y1
Rx1x2y2
R2x1x2y2
Ԑ Ԑ
rx1y
(34)
39
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Arikunto (1998:115) memberikan pengertian tentang populasi yaitu keseluruhan subjek penelitian. sedangkan Sugiyono, (2007:57) memberikan pengertian populasi sebagai berikut.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya…populasi bukan hanya orang, akan tetapi juga benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.
Dari pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan, bahwa populasi dalam penelitian meliputi segala sesuatu yang akan terjadi pada subjek atau objek penelitian yang dikehendaki peneliti. Berkenaan dengan penelitian ini, maka populasi dalam penelitian ini adalah 54 orang guru Penjas kelas VIII MTs swasta di Kabupaten Sumedang.
Gambaran secara detail populasi guru Penjas kelas VIII MTs Swasta di Kabupaten Sumedang adalah sebagaimana ditunjukkan tabel berikut.
Tabel 3.1
Gambaran Populasi Guru Penjas Kelas VIII MTs Swasta di Kab. Sumedang Tahun Ajaran 2011 – 2012
NO Nama Madrasah Kecamatan Jml Guru
Jumlah
Anak Didik JML Lk Pr
1 MTsS Yasta Bunter, Cimanggung Cimanggung 1 40 37 77
2 MTsS Al-Irfan Tanjungsari 1 30 44 74
3 MTsS Ma'arif Tanjungsari Tanjungsari 1 65 78 143
4 MTsS Muhammadiyah
Tanjungsari Tanjungsari 1 70 78 148
5 MTsS Nurul Aiman, Tanjungsari Tanjungsari 1 13 12 25
6 MTsS Nurul Huda Tanjungsari 1 21 11 32
(35)
40
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8 MTsS YWPPS Sukamaju Rancakalong 1 28 24 52
9 MTsS Al- Fajar Sumedang Sumedang Selatan 1 19 15 34
10 MTsS Persis Sumedang Selatan Sumedang Selatan 1 20 19 39
11 MTsS Khoirul Usroh Sumedang Utara 1 6 7 13
12 MTsS Ma'arif Sumedang Sumedang Utara 1 34 28 62
13 MTsS Plus An-Nuur Sumedang Utara 1 13 11 24
14 MTsS Al- Marzuqiyyah Sumedang Utara 1 9 8 17
15 MTsS Cibogo Darmaraja Darmaraja 1 18 15 33
16 MTsS Ma'arif Sukanagara Darmaraja 1 22 32 54
17 MTsS YKDC, Darmaraja Darmaraja 1 18 16 34
18 MTsS Al- Jauhar Wado 1 12 9 21
19 MTsS Ma'arif Cikareo Wado 1 36 24 60
20 MTsS Al-Irsyad Surian 1 19 14 33
21 MTsS Darul Faizin, Tomo 1 6 6 12
22 MTsS Al- Mubarok Conggeang 1 17 18 35
23 MTsS Asyrofuddin, Conggeang Conggeang 1 21 23 44
24 MTsS Rohmatul Ummah Conggeang 1 15 9 24
25 MTsS GUUPI Cileuksa, Paseh Paseh 1 9 8 17
26 MTsS Ma'arif Sidaraja, Paseh Paseh 1 21 28 49
27 MTsS Salafiyah Bangkok, Paseh Paseh 1 13 20 33
28 MTsS Ma'rif Cibeureum,
Cimalaka Cimalaka 1 47 37 84
29 MTsS Al- Hikam, Tanjungkerta Tanjungkerta 1 28 32 60
30 MTsS Darul Hikmah,
Tanjungkerta Tanjungkerta 1 56 33 89
31 MTsS Muhammadiyah Sukadana Tanjungkerta 1 17 26 43
32 MTsS Adzkiya MH Buahdua 1 11 7 18
33 MTsS As- Sarfah, Cibugel Cibugel 1 18 16 34
34 MTsS Mifahusaadah Pamulihan 1 17 21 38
35 MTsS Muhammadiyah Babakan
loa Pamulihan 1 34 16 50
36 MTsS Persis 40 Sarongge Pamulihan 1 20 10 30
37 MTsS Al- Hikmah Cisarua 1 12 14 26
38 MTsS Uswatun Hasanah Cisarua 1 11 11 22
39 MTsS Al- Falahiyyah Ganeas 1 16 18 34
40 MTsS Muhammadiyah kirisik Jatinunggal 1 36 33 69
41 MTsS Al-Falah Jatinangor 1 25 32 57
42 MTsS Ma'arif Cikeruh Jatinangor 1 100 200 300
43 MTsS Plus Darul Hufadz Jatinangor 1 35 29 64
44 MTsS As- Sa'adah Sukasari 1 43 43 86
45 MTsS Muhammadiyah Cikaramas Tanjungmedar 1 81 52 133
46 MTsS Thursina Tanjungmedar 1 5 9 14
47 MTsS Al-insan Tanjungmedar 1 9 5 14
48 MTsS Darurohman Cimanggung 1 10 11 21
49 MTsS SA Bani Mahfudz Pamulihan 1 3 11 14
50 MTsS Riyadul Muta'alimin Jatinunggal 1 8 15 23
51 MTsS Satu Atap Cilengkrang Wado 1 24 25 49
52 MTsS Riyadul Fallah Tanjungmedar 1 11 8 19
53 MTsS Al Amin Tanjungsari Tanjungsari 1 10 10 20
54 MTsS Miftahul Huda Sumedang Selatan 1 4 2 6
55 MTsS Istighfarlah Sumedang Selatan 0
56 MTsS Terpadu Darul Qur'an Cimalaka 0
(36)
41
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Sampel Penelitian
Dalam metodologi penelitian, kelompok besar subjek penelitian disebut dengan populasi subjek atau populasi penelitian, sedangkan bagian dari kelompok yang mewakili kelompok besar itu disebut dengan sampel subjek atau sampel penelitian. Dengan kata lain, sampel penelitian merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2009: 91). Pengertian sampel menurut Riduwan (2010: 56) mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi.” Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.
Dari total populasi 54 orang guru Penjas yang tersebar di 56 MTs Swasta yang ada di Kabupaten Sumedang, maka peneliti hanya mengambil sampel 10 orang guru saja yang mewakili MTs Swasta se Kabupaten Sumedang berdasarkan
cluster sampling (area sampling). Teknik pengambilan sampel dengan cluster sampling (area sampling) ini dilakukan mengingat luasnya area/daerah populasi
yang akan digunakan sebagai sumber data.
Adapun penentuan jumlah sampel siswa sebagai anak didik masing-masing guru bersangkutan untuk mendapatkan data variabel hasil belajar siswa dilakukan berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang telah baku (Sugiyono, 2009: 99). Dengan jumlah total siswa kelas VIII MTs Swasta se Kabupaten Sumedang yang berjumlah 2.628, pada taraf kesalahan 5%, maka jumlah sampel yang bisa diambil adalah sebanyak 307 orang (dibulatkan menjadi 300 orang).
(37)
42
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengambilan sampel siswa dilakukan secara Proportionate Random
Sampling yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan secara
proporsional dari sepuluh sekolah tempat mengajar masing-masing guru yang dijadikan sampel. Penentuan jumlah sampel siswa secara proporsional berdasarkan jumlah populasinya dihitung menggunakan rumus berikut. (Riduawan, 2008: 262)
Keterangan :
N = ukuran populasi
Ni = ukuran populasi stratum ke 1
n = ukuran sampel keseluruhan ni = ukuran sampel
Hasil perhitungan berdasarkan rumus di atas, penarikan jumlah sampel siswa pada masing-masing sekolah yang dijadikan sampel penelitian secara proporsional, dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.2
Rekapitulasi Sampel Penelitian
Guru Penjas dan Siswa Kelas VIII MTs Swasta di Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2011 – 2012
NO Nama Madrasah Kecamatan Nama
Guru
Sampel Siswa
Populasi Perhitungan Sampel
1 MTsS Ma'arif
Sumedang
Sumedang
Utara Maman 62 1073
62
x 300 17
2
MTsS
Muhammadiyah Tanjungsari
Tanjungsari Fitri 148
1073 148
x 300 41
3 MTsS YWPPS
Sukamaju Rancakalong
Zaki Fuad Nasir, S.Ag. 52 1073 52
x 300 15
4 MTsS Ma'rif
Cibeureum, Cimalaka Cimalaka
Cece Sukarna, S.Pd. 84 1073 84
(38)
43
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5 MTsS Darul Hikmah,
Tanjungkerta Tanjungkerta
M. Hisam Saumon, S.Pd. 89 1073 89
x 300 25
6 MTsS Muhammadiyah Babakan loa Pamulihan Jajang Selamet, S.Pd. 50 1073 50
x 300 14
7
MTsS
Muhammadiyah kirisik
Jatinunggal Yudi
Mulyadi 69 1073
69
x 300 19
8 MTsS Ma'arif Cikeruh Jatinangor
Banban Sutaeban, S.Pd.I 300 1073 300
x 300 84
9 MTsS As- Sa'adah Sukasari Nandang,
S.Pd.I 86 1073
86
x 300 24
10
MTsS
Muhammadiyah Cikaramas
Tanjungmedar Ahmad
Budiman 133 1073
133
x 300 37
Jumlah 1073 300
C. Definisi Operasional Variabel
Sebelum hubungan-hubungan antar variabel diadakan pengujian maka setiap variabel akan diukur dan dijabarkan melalui operasionalisasi variabel. Yang dimaksud dengan variabel adalah gejala yang bervariasi dan menjadi obyek penelitian (Arikunto, 2002: 106). Variabel-variabel dalam penelitian ini bersumber dari kerangka teoritis yang dijadikan dasar penyusunan konsep berpikir yang menggambarkan secara abstrak suatu gejala sosial. Variasi nilai dari konsep disebut variabel yang dalam setiap penelitian selalu didefinisikan atau dibatasi pengertiannya secara operasional. Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis-hipotesis penelitian yang dirumuskan, yaitu dengan cara menjelaskan pengertian-pengertian konkret dari setiap variabel sehingga dimensi dan indikator-indikatornya serta kemungkinan derajat nilai atau ukurannya dapat ditetapkan.
(39)
44
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Masri Singarimbun (2003: 46) memberikan pengertian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi operasional itu harus bisa diukur dan spesifik serta bisa dipahami oleh orang lain.
Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Yang termasuk pada variabel bebas adalah kompetensi pedagogik guru Penjas dan kompetensi profesional guru Penjas, sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar siswa. Adapun definisi operasional adalah sebagai berikut:
1. Kompetensi pedagogik didefinisikan sebagai kemampuan guru yang berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembelajaran. Secara substantif kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran. Ini mencakup konsep kesiapan mengajar yang ditunjukkan oleh penguasaan pengetahuan dan keterampilan mengajar. (Alma, 2008: 141). Untuk mengukur kompetensi pedagogik digunakan instrument berupa tes uji kompetensi pedagogik diambil dari
(40)
45
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007.
2. Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam, serta metode dan teknik mengajar yang sesuai yang dipahami oleh murid, mudah ditangkap, tidak menimbulkan kesulitan dan keraguan. (Alma, 2008: 142). Untuk mengukur kompetensi professional digunakan instrument berupa tes uji kompetensi professional diambil dari standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007. 3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2009 : 22).Sedangkan Benyamin Bloom (Sudjana, 2010: 22) secara garis besar membagi klasifikasi hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif , ranah afektif, dan ranah psikomotoris.
Untuk mengukur penilaian hasil belajar menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Pasal 64 menyebutkan penilaian hasil belajar oleh pendidik dalam bentuk ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas. Merujuk pada pemaparan tersebut, dalam penelitian ini untuk hasil belajar siswa diambil dari nilai harian dan nilai Raport.
Definisi operasional variabel sebagaimana diuraikan di atas, dapat pula digambarkan melalui tabel berikut.
(41)
46
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Penelitian
Konsep
Empiris Konsep Analitis
Sumber Data /Sampel Skala Data Kompetensi Pedagogik Guru Penjas (X1) kemampuan guru yang berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembelajaran
Penilaian kepala sekolah tentang kemampuan guru Penjas dalam hal pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
Instrument yang digunakan sesuai dengan standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 16 Tahun 2007.
Kepala Sekolah & Guru Ordinal Kompetensi Profesional Guru Penjas (X2) kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.
Penilaian kepala sekolah tentang kemampuan guru Penjas dalam hal penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam, serta metode dan teknik mengajar yang sesuai dan dipahami oleh siswa, mudah ditangkap, serta tidak menimbulkan kesulitan dan keraguan. Instrument yang digunakan sesuai dengan standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 16 Tahun 2007.
Kepala Sekolah & Guru Ordinal Hasil Belajar Penjas Siswa (Y) kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya
Hasil belajar siswa yang terdiri dari nilai harian dan nilai raport pada mata pelajaran Penjas
Guru & Siswa
Interval
D. Instrumen Penelitian
Untuk menguji hipotesis penelitian diperlukan pengumpulan data. Instrumen pengumpul data digunakan untuk menggali keterangan dan memperoleh data mengenai variabel-variabel yang diukur/diteliti. “Data tersebut dikumpulkan dengan teknik tertentu yang disebut teknik pengumpulan data” (Usman dan Setiady Akbar, 2006: 54). Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Pengembangan alat
(42)
47
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan mengacu kepada variabel yang diteliti.
Adapun variabel yang diteliti mencakup kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru Penjas serta hasil belajar siswa. Maka data yang perlu dikembangkan adalah data tentang kompetensi pedagogik juga kompetensi profesional guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu ditetapkan alat pengumpul data yang relevan dengan fokus permasalahannya.
Alat pengumpul data dikembangkan berupa angket dengan alternatif jawaban untuk masing-masing variabel dengan pengukuran menggunakan Skala Likert. Sedangkan katagori jawaban terdiri atas 5 tingkatan. Untuk analisis kuantitatif maka alternatif jawaban tersebut dapat diberi skor dari 1 sampai 5 . Responden dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan yang diajukan dalam kuesioner (Riduwan, 2010: 12).
Adapun 5 alternatif jawaban untuk setiap variabel adalah sebagai berikut: 5 = Selalu 4 = Sering 3 = Kadang-kadang 2 = Jarang 1 = Tidak pernah
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Penelitian variabel Kompetensi Pedagogik Guru Penjas (X1)
DIMENSI INDIKATOR-INDIKATOR NO
ITEM 1. Menguasi
karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual
a. Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, social-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial budaya.
b. Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran penjas
c. Mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran penjas
1
2 3
(43)
48
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran penjas
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
d. Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran penjas.
a. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran penjas.
b. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran penjas.
a. Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
b. Menentukan tujuan pembelajaran penjas c. Menentukan pengalaman belajar yang
sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran penjas
d. Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.
e. Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik
f. Mengembangkan indikator dan instrument penilaian
a. Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.
b. Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran
c. Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan didalam kelas, labolatorium, maupun lapangan. d. Melaksanakan pembelajaran yang
mendidik dikelas, dilabolatorium, dan dilapangan dengan memperhatikan strandar keamanan yang dipersyaratkan.
e. Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran penjas untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
(44)
49
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. 6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
f. Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang.
a. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran penjas
a. Menyediakan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal b. Menyediakan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk
kreatifitasnya.
a. Memhami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun, secara lisan, dan/atau bentuk lain
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang has dalam interaksi
kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari (a)penyiapan kondisi pisikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, (b). ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, (c) respon peserta didik terhadap ajakan guru, dan (d) reaksi guru terhadap respon peserta didik, dan seterusnya.
a. Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran penjas b. Menentukan aspek-aspek proses dan hasil
belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran penjas
c. Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
d. Mengembangkan instrument penilaian dan
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
(45)
50
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
10 .Melakukan tindakan reflektif untuk
peningkatan kualitas pembelajaran.
evaluasi proses dan hasil belajar
e. Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instrument f. Menganalisis hasil penilaian proses dan
hasil belajar untuk berbagai tujuan g. Melakukan evaluasi proses dan hasil
belajar.
a. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar
b. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan
c. Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan d. Memanfaatkan informasi hasil penilaian
dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. a. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan
b. Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pem belajaran dalam mata pelajaran penjas c. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran penjas.
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Keterangan :
Kompetensi Pedagogik Guru (X1) dikembangkan dari Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
(46)
51
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Penelitian variabel Kompetensi Profesional Guru Penjas (X2)
DIMENSI INDIKATOR – INDIKATOR NO
ITEM 1. Menguasai
materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu 2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran penjas 3. Mengembangkan materi pembelajaran penjas secara kreatif 4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
a. Menjelaskan dimensi filosofis pendidikan jasmani termasuk etika sebagai aturan dan profesi
b. Menjelaskan perspektif sejarah pendidikan jasmani
c. Menjelaskan dimensi anatomi manusia, secara struktur dan fungsinya
d. Menjelaskan aspek kinesiologi dan kinerja fisik manusia
e. Menjelaskan aspek fisiologis manusia dan efek dari kinerja latihan
f. Menjelaskan aspek psikologi pada kinerja manusia, termasuk motivasi dan tujuan, kecemasan dan stress, serta persepsi diri
g. Menjelaskan aspek sosiologi dalam kinerja diri, termasuk dinamika social; etika dan perilaku moral, dan budaya, suku, dan perbedaan jenis kelamin
h. Menjelaskan teori perkembangan gerak, termasuk aspek-aspek yang mempengaruhinya i. Menjelaskan teori belajar gerak, termasuk
tetertermasuk keterampilan dasar dan kompleks dan hubungan timbale balik di antara domain kognitif, afektif dan psikomotorik
a. Memahami standard kompetensi mata pelajaran penjas
b. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran penjas
c. Memahami tujuan pembelajaran penjas a. Memilih materi pembelajaran penjas sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik b. Mengolah materi pelajaran penjas secara kreatif
sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
a. Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus
b. Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan
c. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
(47)
52
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melakukan tindakan reflektif 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri peningkatan keprofesionalan
d. Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber
a. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi b. Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk pengembangan diri
18 19 20
Keterangan :
Kompetensi Profesional Guru (X2) dikembangkan dari Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
Tabel 3.6
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Hasil Belajar Siswa (Y) Variabel Konsep variabel Indikator Ukuran Hasil Belajar
Penjas
Ketercapaian hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Ulangan, dan/atau
penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik pada mata pelajaran Penjas.
Nilai harian dan Nilai Raport
Keterangan :
Penilaian Hasil Belajar Penjas Siswa (Y) dikembangkan dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
E. Pengujian Instrumen Penelitian
Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan pengujian instrumen penelitian untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan 10 orang sampel uji coba yang diambil secara acak dari sampel penelitian.
1. Uji Validitas
Suharsimi Arikunto (1998: 160) menyatakan “validitas ialah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.” Suatu
(48)
53
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
isntrumen dapat dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi Product Moment dari Pearson. Adapun prosedur pengujian validitas item instrumen penelitian adalah sebagai berikut.
a. Memberikan skor atas masing-masing jawaban responden pada setiap item pernyataan sesuai dengan bobot yang telah ditentukan (5 = Selalu; 4 = Sering; 3 = Kadang-kadang; 2 = Jarang; dan 1 = Tidak pernah).
b. Menjumlahkan skor masing-masing responden untuk seluruh pernyataan yang mewakili variabel penelitian.
c. Menghitung total skor seluruh responden untuk setiap item pernyataan (∑X). d. Menghitung total skor seluruh responden untuk seluruh item yang telah
dijumlahkan (∑Y).
e. Menghitung nilai kuadrat dari tiap skor jawaban responden pada masing-masing item (X2), kemudian menjumlahkannya untuk seluruh responden (∑X2
).
f. Menghitung nilai kuadrat dari jumlah skor masing-masing responden untuk seluruh pernyataan yang mewakili variabel penelitian (Y2), kemudian
menjumlahkannya untuk seluruh responden (∑Y2
).
g. Menghitung hasil kali skor item dengan skor total untuk masing-masing responden (XY), kemudian menjumlahkannya untuk seluruh responden (∑XY).
(49)
54
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
h. Setelah diketahui nilai ∑X, ∑Y, ∑X2, ∑Y2, dan ∑XY dari masing-masing item pernyataan, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai-nilai tersebut ke dalam rumus Product Moment dari Pearson berikut ini.
} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy dimana:
rxy = koefisien korelasi product moment dari Pearson
X = skor item Y = skor total
N = jumlah responden
Selanjutnya, untuk melihat signifikansi validitas yang dihasilkan, maka nilai rxy dihitung dengan uji-t, yaitu:
)
1
(
)
2
(
2r
n
r
t
hit xy
dengan kriteria : Jika thitung > ttabel, maka butir item valid dan signifikan.
Dalam hal ini, uji coba instrumen penelitian variabel kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dilakukan terhadap sampel uji coba sepuluh orang kepala sekolah yang ada di Madrasyah Tsanawiyah Sumedang. Hasil uji validitas instrumen tersebut adalah sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 3.7
Hasil Validitas Item Instrumen Penelitian
Variabel Jumlah
Item
Item Tidak Valid
Jumlah Item Valid
Kompetensi pedagogik 37 Nomor 11 36
(1)
64
Uji t bertujuan untuk mencari makna hubungan variabel-variabel X terhadap variabel Y. Pengujian hipotesis (Uji t) dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut: (Riduan, 2009: 81)
Keterangan :
t = uji signifikansi korelasi n = jumlah sampel
r = nilai koefisien korelasi Kriteria :
Jika nilai t hitung > nilai t tabel maka H0 ditolak dan menerima Ha, artinya
signifikan.
Jika nilai t hitung ≤ nilai t tabel maka H0 diterima dan menolak Ha, artinya
(2)
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kompetensi pedagogik guru Penjas di MTs Swasta di Kabupaten Sumedang memiliki hubungan yang signifikan dengan hasil belajar Penjas siswa.
2. Kompetensi profesional guru Penjas di MTs Swasta di Kabupaten Sumedang memiliki hubungan yang signifikan dengan hasil belajar Penjas siswa.
3. Kompetensi pedagogik dan profesional guru memiliki hubungan dan kontribusi yang signifikan serta positif terhadap hasil belajar Penjas. Artinya jika kompetensi pedagogik dan profesional yang dimiliki para guru meningkat maka hasil belajar Penjas siswa pun akan meningkat, demikian pula sebaliknya.
B. REKOMENDASI
Berdasarkan kesimpulam di atas, direkomendasikan hal-hal sebagai berikut : 1. Meskipun dalam penelitian ini menunjukan bahwa kompetensi pedagogik dan
profesional guru penjas memiliki hubungan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dengan presentase cukup baik , akan tetapi bukan berarti guru mata pelajaran merasa puas dengan situasi yang ada, sehingga penulis mengharapkan
(3)
109
untuk selalu meningkatkan kompetensinya sehingga akan berdampak pada hasil pembelajaran yang lebih maksimal.
2. Guru pendidikan jasmani hendaknya menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan mengenai profesi keguruannya melalui berbagai upaya seperti: studi lanjut, mengikuti seminar, pelatihan, penataran, atau belajar secara mandiri dengan banyak membaca buku-buku tentang bidang keilmuan dan profesi keguruannya.
3. Pemerintah hendaknya memahami situasi dan permasalahan yang dialami oleh sebagian besar guru, termasuk guru pendidikan jasmani.
4. Untuk kepala sekolah agar lebih memperhatikan dan memberikan dukungan kepada guru penjas untuk mengikuti berbagai seminar, pelatihan atau MGMP. 5. Bagi peneliti yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut terkait dengan kompetensi
guru, penelitian ini juga dapat dikembangkan dengan variabel kompetensi guru yang lainnya yaitu kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian.
6. Sebagai bahan informasi terkait kompetensi pedagogik dan profesional guru Penjas, hasil penelitian ini akan disosialisasikan kepada guru-guru matapelajaran Penjas pada kesempatan MGMP.
7. Bagi Kepala Kementerian Agama hendaknya mengadakan pelatihan yang berhubungan dengan kompetensi guru.
(4)
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Achwarin, A.N. (2009). “The Study Of Teacher Competence Of Theachers At School In The Three Southern Provinces Of Tahiland”. Jounal.au edu/scholar.158
Ahmad, Setyaningsih E. (2012) “Teacher Professionalism: A Study on Teachers’ Professional and Pedagogic Competence at Junior, Senior, and Vocational High Schools in Banyumas Regency, Central Java, Indonesia”. Journal Sosiohumanika. 5 (1), 93-105.
Alma, B. (2008). Guru Profesional. Bandung, Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto Suharsimi (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta, Rineka Cipta. Aunurrahman (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung, Alfabeta
Azwar, Saifudin. (2011). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Bandung: Pustaka Pelajar.
Hamalik Oemar (2004),Proses Belajar Mengajar . Bandung, Bumi Aksara. Hamalik Oemar (2006), Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
Jakarta. Bumi Aksara.
Ilhamuddin, S. (2008). “Hubungan Kompetensi Pedagogik dengan Efektivitas Hasil Pembelajaran”. Jurnal Equilibrium, 4 (8), 24-35
Liakopoulou.M. (2011). “The Professional Competence of Teachers: Which qualities, attitudes, skiils and knowledge contribute to a teacher’s effectiveness”. Journal of Humanities and Social Science. 1(21), 66-78. Masri Singarimbun (2003). Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES
Riduwan. (2009). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta. BSNP
(5)
111
Subarna, 2013
Sadulloh U (2010). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung Alfabeta
Sagala S (2009), Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung, Alfabeta.
Sagala S (2010), Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung, Alfabeta Saud Syaefudin (2011). Pengembangan Profesi Guru. Bandung Alfabeta
Soedirman Z. (2009).”Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani”.Journal Edukasi. 5 (1).155-164
Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Sudjana. (2010). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Administrasi dilengkapi dengan Metode R&D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung. Bintang Warli Artika.
Suherman, dkk (2009). Menuju Pendidikan Jasmani dan Olahraga Berbasis Riset.Bandung. Rizqi Press.
Suherman, dkk (2009). Analisis Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani. Jakarta. Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga RI.
Sumaryanto T (2010). Kajian Pelaksanaan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 27 No 2 Unnes.
Syaodih, Nana. Sukmadinata. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia.
Usman, & Setiady Akbar. (2006). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
(6)
112
Subarna, 2013
Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Rosdakarya
____________(2008). Dasar-dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. ____________. (2009).Undang-Undang Guru dan Dosen. Bandung Fokusmedia ____________ (2009).Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun