PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS VIDEO UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA ANALOG DIGITAL DI SMK PASUNDAN JATINANGOR : Penelitian Tindakan di Kelas X TKJ-A pada Mata Pelajaran Elektronika Analog Digital di SMK P

(1)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Pembatasan Masalah ... 4

1.4. Tujuan Penelitian ... 4

1.5. Manfaat Penelitian ... 5

1.6. Anggapan Dasar ... 6

1.7. Metode Penelitian ... 6

1.8. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1. Media Pembelajaran ... 9

2.1.1. Definisi Media Pembelajaran ... 9

2.1.2. Ciri-Ciri Media Pembelajaran ... 10

2.1.3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 10

2.1.4. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran ... 12

2.1.5. Kriteria Media Pembelajaran ... 14

2.2. Multimedia ... 14

2.2.1. Pengertian Multimedia ... 14

2.2.2. Manfaat Multimedia Pembelajaran ... 15

2.2.3. Karakteristik Multimedia Pembelajaran ... 15

2.3. Media Video ... 16

2.3.1. Pengertian Media Video ... 16

2.3.2. Karakteristik Media Video ... 17

2.3.3. Kelebihan dan Kekurangan Media Video ... 17

2.4. Prestasi Belajar ... 18

2.4.1. Pengertian Prestasi Belajar ... 18


(2)

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1. Pengertian Metode Penelitian ... 24

3.1.1. Penelitian Tindakan Kelas ... 25

3.2. Setting Penelitian ... 28

3.2.1. Tempat Penelitian ... 28

3.2.2. Waktu Penelitian ... 28

3.2.3. Siklus PTK ... 29

3.3. Persiapan PTK ... 29

3.4. Subjek Penelitian ... 30

3.5. Sumber Data ... 30

3.6. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 30

3.6.1. Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.6.2. Alat Pengumpulan Data ... 31

3.7. Indikator Kinerja ... 31

3.8. Analisis Data ... 32

3.9. Prosedur Penelitian ... 33

3.9.1. Siklus 1 ... 33

3.9.2. Siklus 2 ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 36

4.1. Siklus Pertama ... 36

4.2. Siklus Kedua ... 40

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

5.1. Kesimpulan ... 50

5.2. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52 LAMPIRAN


(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia. Melalui pendidikan, manusia dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya pikir dan tingkah laku yang lebih baik. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, bangsa, dan Negara.

Berdasarkan pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran khususnya di SMK Pasundan Jatinangor, penyampaian materi masih di dominasi dengan metode ceramah dan sedikit bantuan media cetak berupa buku pegangan guru dan modul. Penyebab tersebut karena terbatasnya teknologi dan informasi, sehingga menyebabkan siswa kurang memberikan respon positif pada materi yang di ajarkan. Kondisi tersebut tidak hanya dialami oleh peneliti sebagai pengajar Mata Pelajaran Elektronika Analog Digital, tetapi dialami juga oleh guru mata pelajaran lain khususnya kelas X di SMK Pasundan Jatinangor.

Peneliti merasakan pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas X TKJ-A siswa memberikan respon yang kurang baik, seperti :

1. Beberapa siswa sibuk dengan kegiatan masing-masing di belakang. 2. Beberapa siswa menguap saat materi diberikan.


(4)

3. Banyak siswa izin keluar kelas dengan waktu yang cukup lama saat kegiatan belajar mengajar.

Kondisi tersebut menimbulkan dampak khususnya pada pembelajaran, diantaranya :

1. Suasana kelas menjadi tidak nyaman dengan adanya suara gaduh karena beberapa siswa yang beraktifitas di belakang.

2. Guru mengalami kesulitan pada saat penyampaian materi karena terganggu oleh beberapa siswa yang meminta izin untuk keluar dan masuk kelas.

3. Pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan rendah.

Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut, guru harus memberikan stimulus yang berbeda agar siswa tidak mengalami kejenuhan pada saat kegiatan pembelajaran. Salah satunya dengan menggunakan media yang berbeda agar siswa lebih tertarik terhadap materi yang diberikan. Salah satu media yang cukup menarik untuk memberikan suasana yang berbeda dalam pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa jenuh adalah pemanfaatan media video.

Media video dianggap memiliki banyak keunggulan, antara lain dapat membuat konsep yang abstrak menjadi lebih nyata. Dengan anggapan seperti itu siswa diharapkan lebih termotivasi untuk belajar karena penyajian yang diberikan lebih menarik dan tidak membosankan.

Menurut Arsyad (2011 : 49 – 50), media film dan video mempunyai keuntungan, diantaranya:

1) Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain-lain.


(5)

2) Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu.

3) Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video menanamkan sikap dan segi-segi efektif lainnya.

4) Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengandung pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa. 5) Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila

dilihat secara langsung, seperti lahar gunung berapi atau perilaku binatang buas.

6) Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen maupun perorangan.

7) Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi frame, film dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti berminat untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS VIDEO UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA ANALOG DIGITAL DI SMK PASUNDAN JATINANGOR”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas memiliki masalah sebagai berikut : “Apakah pembelajaran dengan memanfaatkan media video dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?”.

Agar penelitian dapat menjadi lebih terarah, dapat diambil beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana rancangan media pembelajaran berbasis video yang mampu meningkatkan prestasi belajar siswa?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media video untuk meningkatkan prestasi belajar siswa?


(6)

3. Bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa setelah menggunakan media video pada Mata Pelajaran Elektronika Analog Digital?

1.3. Pembatasan Masalah

Dalam menghindari meluasnya masalah yang akan dikaji dalam penelitian, maka masalah dibatasi dengan pembatasan sebagai berikut :

1. Penelitian hanya menerapkan pembelajaran menggunakan media video dalam pembelajaran.

2. Penelitian ditujukan pada Mata Pelajaran Elektronika Analog Digital. 3. Aspek yang diamati yakni prestasi belajar siswa.

4. Penelitian dilaksanakan sampai ujicoba terbatas, sehingga penelitian dibatasi pada satu tingkat saja yaitu kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan SMK Pasundan Jatinangor.

1.4. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan dari penelitian, yaitu :

1. Untuk mengetahui rancangan media pembelajaran yang dilakukan guru dalam menggunakan media video yang berhubungan dengan materi pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pemanfaatan media video dalam pembelajaran.


(7)

3. Serta mengetahui prestasi belajar siswa dengan pemanfaatan media video pada Mata Pelajaran Elektronika Analog Digital.

1.5. Manfaat Penelitian 1. Bagi Sekolah

Sebagai informasi dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran.

2. Bagi Guru

a. Memperoleh pengetahuan baru tentang pemanfaatan media video agar prestasi belajar siswa meningkat khususnya pada Mata Pelajaran Elektronika Analog Digital.

b. Menumbuhkan kreatifitas guru dalam memecahkan masalah proses belajar mengajar.

c. Untuk menambah wawasan tentang Karya Tulis Ilmiah mengenai penelitian tindakan kelas (PTK).

3. Bagi Siswa

a. Siswa terlibat secara langsung dalam proses belajar.

b. Meningkatkan prestasi belajar siswa terkait dengan konsep yang sedang dipelajari.


(8)

1.6. Anggapan Dasar

Anggapan dasar adalah suatu titik tolak pemikiran agar tidak terjadi keragu-raguan dalam penelitian yang akan dilakukan.

Berdasarkan pernyataan tersebut, anggapan dasar dalam penelitian sebagai berikut :

1. Media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat membantu proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Setiap siswa memiliki potensi yang sama besar untuk mencapai prestasi

belajar yang optimal.

1.7. Metode Penelitian

Pada penelitian, penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010 : 3) “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”. Jenis penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat kondisi siswa.

Arikunto (2010 : 102) memandang bahwa “PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya”.


(9)

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas pada penelitian ini. Adapun langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

Gambar 1.1 Siklus Kegiatan PTK (Arikunto, 2010 : 74)

1.8. Struktur Organisasi Skripsi

Penyusunan skripsi dibagi menjadi 5 bab, yaitu BAB I Pendahuluan, mengemukakan tentang latar belakang, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, anggapan dasar, metode penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II Kajian Pustaka, menguraikan tentang definisi media pembelajaran, pengertian multimedia, pengertian media video, dan pengertian prestasi belajar.


(10)

BAB III Metode Penelitian, menguraikan tentang metode penelitian, setting penelitian, persiapan PTK, subjek penelitian, sumber data, teknik dan alat pengumpulan data, indikator kinerja, analisis data, dan prosedur penelitian.

BAB IV Hasil dan Pembahasan Penelitian, menguraikan tentang deskripsi data setiap tindakan dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V Kesimpulan dan Saran, mengemukakan kesimpulan yang diambil dan saran yang diberikan.


(11)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pengertian Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh suatu data dan informasi dengan tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2006 : 3) dalam metode penelitian terdapat empat kunci penting yang harus diperhatikan, yaitu, data, tujuan dan kegunaan tertentu.

Cara Ilmiah

Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu :

1. Rasional

Kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.

2. Empiris

Cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.

3. Sistematis

Proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah penelitian antara metode kuantitatif, kualitatif, dan R&D berbeda, tetapi semuanya sistematis.

. Data

Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid

Tujuan

Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan.

Kegunaan Tertentu

Secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.


(12)

Dalam dunia pendidikan, metode penelitian digunakan sebagai salah satu cara untuk memperbaiki dan mengembangkan proses pembelajaran. Menurut Sugiyono (2006 : 6) mengemukakan bahwa :

Metode Penelitian Pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

3.1.1.Penelitian Tindakan Kelas

Dalam penelitian, penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dalam bahasa Inggris Classroom Action Research (CAR). PTK memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan khususnya untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Menurut Arikunto (2010 : 3) “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.

Kunandar (2011 : 45) mengatakan bahwa dalam penelitian tindakan kelas ada tiga unsur atau konsep, yaitu :

1. Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.

2. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu atau kualitas proses belajar mengajar.

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.


(13)

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian kualitatif seperti diungkapkan Kunandar (2011 : 46), yaitu :

Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitiatif meskipun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, di mana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk. Perhatian peneliti diarahkan kepada pemahaman bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari suatu tindakan.

1. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas

Agar penelitian dapat dilakukan dengan baik dan memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penelitian tindakan kelas, maka penelitian tersebut harus memahami prinsip-prinsip dasar dalam penelitian tindakan kelas, seperti diungkapkan Arikunto (2010 : 6 – 8) sebagai berikut :

1. Kegiatan Nyata dalam Situasi Rutin

Penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti tanpa mengubah situasi rutin. 2. Adanya Kesadaran Diri untuk Memperbaiki Kinerja

Penelitian tindakan didasarkan atas sebuah filosofi bahwa setiap manusia tidak suka atas hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik.

3. SWOT sebagai Dasar Berpijak

Penelitian tindakan harus dimulai dengan melakukan analisis SWOT, terdiri atas unsur-unsur S-Strength (kekuatan), W-Weaknesses (kelemahan), O-Opportunity (kesempatan), T-Threat (ancaman).

4. Upaya Empiris dan Sistemik.

Prinsip ini merupakan penerapan dari prinsip sebelumnya. Dengan telah dilakukannya analisis SWOT, tentu saja apabila guru melakukan penelitian tindakan, berarti sudah mengikuti prinsip empiris (terkait dengan pengalaman) dan sistemik, berpijak pada unsur-unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait dengan objek yang sedang digarap.

5. Ikuti Prinsip SMART dalam Perencanaan

SMART adalah kata bahasa Inggris yang artinya cerdas. Akan tetapi, dalam proses perencanaan kegiatan merupakan singkatan dari lima huruf bermakna. Adapun makna dari masing-masing huruf adalah sebagai berikut :


(14)

A Acceptable, dapat diterima lingkungan, atau Achievable, dapat dicapai, dijangkau.

R Realistic, operasional, tidak diluar jangkauan T Time-bound, diikat oleh waktu, terencana.

Dengan kata lain prinsip PTK yaitu :

“tidak mengganggu proses pembelajaran, harus dipersiapkan dengan rinci dan matang, tindakan harus konsisten dengan rancangan, masalah benar-benar ada dan dihadapi oleh guru” (Arikunto 2010 : 73).

2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Menurut Arikunto (2010 : 74) ada empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, (d) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut :


(15)

Senada dengan pendapat di atas, Kunandar (2011 : 69 – 75) mengatakan :

Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan

komplementari yang terdiri dari empat “momentum” esensial, yaitu sebagai

berikut :

1. Penyusunan Rencana

Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi.

2. Tindakan

Tindakan yang dimaksud disini adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktis yang cermat dan bijaksana.

3. Observasi

Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.

4. Refleksi

Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi.

3.2. Setting Penelitian

Setting dalam penelitian meliputi tempat penelitian, waktu penelitian, dan siklus PTK sebagai berikut.

3.2.1.Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMK Pasundan Jatinangor untuk Mata Pelajaran Elektronika Analog Digital. Subjek penelitian adalah siswa kelas X TKJ-A program keahlian Teknik Komputer Jaringan tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 41 orang.

3.2.2.Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada akhir tahun ajaran baru 2012/2013. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK


(16)

memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

Dalam penelitian, peneliti mengacu pada rencana kerja yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk mempermudah proses pembuatan PTK ini.

Tabel 3.1. Rencana Kerja Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

No. Jenis Kegiatan Minggu ke-

1 2 3 4 5

1. Penyusunan proposal √

2. Pelaksanaan siklus 1 √

3. Pelaksanaan siklus 2 √

4. Pelaksanaan siklus 3 √

5. Tabulasi dan analisis data √ √ √ √

6. Penyusunan laporan PTK √

3.2.3.Siklus PTK

PTK dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan prestasi belajar siswa dalam aspek kognitif dalam Mata Pelajaran Elektronika Analog Digital melalui media pembelajaran berbasis video.

3.3. Persiapan PTK

Pelaksanaan PTK mengacu pada rencana pelasanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat dalam PTK ini. Selain itu, perangkat pembelajaran yang digunakan berupa lembar evaluasi berupa pre-test dan post-test yang berbentuk pilihan ganda.


(17)

3.4. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam PTK adalah siswa kelas X TKJ-A yang terdiri dari 41 siswa.

3.5. Sumber Data

Dalam PTK peneliti menggunakan sumber data yang berasal dari siswa, guru, dan observer dalam mendukung pengumpulan pada penelitian.

1. Siswa

Siswa sebagai subjek untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran menggunakan media video.

2. Guru

Guru sebagai peneliti untuk melihat tingkat keberhasilan penggunaan media pembelajaran berbasis video dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Observer

Observer dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK secara komperhensif, baik dari sisi siswa maupun guru.

3.6. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.6.1.Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian digunakan teknik pengumpulan data berupa tes dan obeservasi dengan rincian sebagai berikut :


(18)

1. Tes

Tes dilakukan untuk mengukur prestasi belajar siswa dalam aspek kognitif.

2. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui dan mengukur suatu proses dalam penelitian. Observasi atau pengamatan menurut Kunandar (2011 : 143) adalah “kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Penelitian ini mengamati bagaimana proses pembelajaran menggunakan media video”.

3.6.2.Alat Pengumpulan Data

Dalam mendukung pengumpulan data tersebut, maka digunakan alat pengumpulan data sebagai berikut :

1. Tes

Menggunakan butir soal berupa pilihan ganda untuk mengukur prestasi belajar siswa dalam aspek kognitif.

2. Observasi

Menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan media video.

3.7. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu


(19)

PBM di kelas (Kunandar, 2011 : 127). Adapun aspek yang diukur dalam penelitian yakni aspek kognitif berupa pengenalan dan pemahaman.

Pengukuran aspek kognitif berupa tes tertulis (pilihan ganda) dengan dua kali penilaian dalam tiap siklus yaitu pre-test dan post-test. Standar penilaian dalam aspek kognitif mengacu pada KKM yang telah ditentukan oleh sekolah dengan nilai KKM sebesar 74.

3.8. Analisis Data

Dalam pelaksanaan PTK, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, yaitu :

1. Data Kuantitatif (nilai hasil belajar) siswa dapat dianalisis dengan menghitung rata-rata dan prosentase kenaikan prestasi belajar siswa yang diketahui dari nilai pre-test dan post-test.

2. Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi tentang gambaran aktivitas siswa dalam menyerap materi ajar yang diberikan khususnya dalam aspek kognitif.

Data yang dikumpulkan pada setiap siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik penilaian berupa prosentase kenaikan prestasi belajar siswa yang diukur melalui nilai pre-test dan post-test.


(20)

3.9. Prosedur Penelitian 3.9.1.Siklus 1

1. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan pada siklus 1 sebagai berikut :

a. Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan.

b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). c. Memilih media video yang sesuai dengan materi ajar.

d. Membuat soal evaluasi berupa pre-test dan post-test berbentuk pilihan ganda yang mengacu pada materi ajar.

e. Menyediakan alat, bahan dan materi ajar lain yang mendukung. 2. Tindakan

Dalam proses pelaksanaan pembelajaran, guru menggunakan metode ceramah yang dikolaborasikan dengan media video dengan penerapan 80% ceramah dan 20% penayangan media video yang sesuai dengan materi ajar pada proses pembelajaran. Dalam tahap ini guru mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan. 3. Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan secara kolaboratif yang melibatkan guru dan teman sejawat (observer) untuk memperoleh data proses pembelajaran yang berlangsung di kelas.


(21)

4. Refleksi

Guru menganalisis proses pembelajaran menggunakan media video dari evaluasi berupa nilai pre-test dan post-test. Dalam tahap ini guru dapat mengetahui kekurangan dalam siklus satu dan dapat memperbaiki proses pembelajaran pada siklus selanjutnya. Indikator keberhasilan yang digunakan dalam penelitian adalah nilai kriteria ketuntasan minimal sebesar 74 yang ditentukan sebelumnya. Nilai KKM tersebut diperoleh dari penilaian post-test pada siklus pertama.

3.9.2.Siklus 2

Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

1. Perencanaan

Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.

2. Pelaksanaan

Guru melaksanakan pembelajaran menggunakan media video berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama. 3. Pengamatan

Tim peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran menggunakan media video.


(22)

4. Refleksi

Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menganalisis untuk serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran menggunakan media video dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Elektronika Analog Digital di SMK Pasundan Jatinangor.


(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dalam penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMK Pasundan Jatinangor kelas X TKJ-A pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dalam penggunaan media video yang diberikan, guru mengacu pada materi ajar yang diberikan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selain itu video tersebut harus dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran.

2. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan media video lebih efektif dan efisien apabila dilaksanakan dengan mengkolaborasikan metode ceramah, pemutaran video, serta pemberian latihan soal secara langsung kepada siswa.

3. Penggunaan media video dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang diukur dari KKM. Jumlah siswa yang mencapai KKM pada pre-test siklus 1 hanya 5,6% menjadi 22,2% pada post-test siklus 1 dan 78% pada post-test siklus 2.


(24)

5.2. Saran

Mengacu pada hasil penelitian dan kesimpulan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMK Pasundan Jatinangor kelas X TKJ-A pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut :

1. Pemilihan media video dalam pembelajaran diharapkan menjadi alternatif penyampaian materi yang dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Karena penggunaan media video sangat bermanfaat dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, maka diharapkan penggunaan media video dapat dilakukan secara berkesinambungan dengan pemilihan video yang lebih menarik lagi dalam Mata Pelajaran Elektronika Analog Digital maupun mata pelajaran lain.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Aamprogresif. (2011). Cara Menentukan Prestasi Belajar Siswa. [online]. Tersedia: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2108884-cara-menentukan-prestasi-belajar/ [13 Nopember 2012]

Ahira, A. (2010). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa. [online]. Tersedia: http://www.anneahira.com/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar-siswa.htm [13 Nopember 2012]

Arikunto, S. et al. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Arvio, I. (2012). Pengertian Prestasi Belajar Siswa. [online]. Tersedia:

http://education-vionet.blogspot.com/2012/08/pengertian-prestasi-belajar-siswa.html [13 Nopember 2012]

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Djamarah, S.B. (2008). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Gintings, A. (2008). Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran. Bandung : Humaniora

Khoiriyah, A.N. (2012). Video Sebagai Media Pembelajaran. [online]. Tersedia: http://blog.elearning.unesa.ac.id/alfitri-nisa-khoiriyah/video-sebagai-media-pembelajaran [11 Nopember 2012]

Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT. Rafagrafindo Persada

Nursyamsi, A. (2012). Definisi Media Pembelajaran. [online]. Tersedia: http://neozonk.wordpress.com/2012/09/19/definisi-media-pembelajaran/ [11 Nopember 2012]

Prayitno, E. (1989). Motivasi Dalam Belajar. Jakarta : DEPDIKBUD

Riezkey, V. (2012). Karakteristik Media Video. [online]. Tersedia: http://vhinasibintanktanpabulan.blogspot.com/2012/04/ karakteristik-media-video.html [11 Nopember 2012]

Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung : Alfabeta


(26)

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran (Landasan & Aplikasinya). Jakarta : PT. Rineka Cipta

Widoyoko, E.P. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik). Yogyakarta : Pustaka Pelajar


(1)

Muhammad Aris Risnandar, 2013

Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Video Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Analog Digital

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Refleksi

Guru menganalisis proses pembelajaran menggunakan media video dari evaluasi berupa nilai pre-test dan post-test. Dalam tahap ini guru dapat mengetahui kekurangan dalam siklus satu dan dapat memperbaiki proses pembelajaran pada siklus selanjutnya. Indikator keberhasilan yang digunakan dalam penelitian adalah nilai kriteria ketuntasan minimal sebesar 74 yang ditentukan sebelumnya. Nilai KKM tersebut diperoleh dari penilaian post-test pada siklus pertama.

3.9.2.Siklus 2

Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

1. Perencanaan

Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.

2. Pelaksanaan

Guru melaksanakan pembelajaran menggunakan media video berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama. 3. Pengamatan

Tim peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran menggunakan media video.


(2)

4. Refleksi

Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menganalisis untuk serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran menggunakan media video dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Elektronika Analog Digital di SMK Pasundan Jatinangor.


(3)

Muhammad Aris Risnandar, 2013

Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Video Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Analog Digital

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dalam penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMK Pasundan Jatinangor kelas X TKJ-A pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dalam penggunaan media video yang diberikan, guru mengacu pada materi ajar yang diberikan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selain itu video tersebut harus dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran.

2. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan media video lebih efektif dan efisien apabila dilaksanakan dengan mengkolaborasikan metode ceramah, pemutaran video, serta pemberian latihan soal secara langsung kepada siswa.

3. Penggunaan media video dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang diukur dari KKM. Jumlah siswa yang mencapai KKM pada pre-test siklus 1 hanya 5,6% menjadi 22,2% pada post-test siklus 1 dan 78% pada post-test siklus 2.


(4)

5.2. Saran

Mengacu pada hasil penelitian dan kesimpulan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMK Pasundan Jatinangor kelas X TKJ-A pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut :

1. Pemilihan media video dalam pembelajaran diharapkan menjadi alternatif penyampaian materi yang dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Karena penggunaan media video sangat bermanfaat dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, maka diharapkan penggunaan media video dapat dilakukan secara berkesinambungan dengan pemilihan video yang lebih menarik lagi dalam Mata Pelajaran Elektronika Analog Digital maupun mata pelajaran lain.


(5)

Muhammad Aris Risnandar, 2013

Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Video Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Analog Digital

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aamprogresif. (2011). Cara Menentukan Prestasi Belajar Siswa. [online]. Tersedia: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2108884-cara-menentukan-prestasi-belajar/ [13 Nopember 2012]

Ahira, A. (2010). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa. [online]. Tersedia: http://www.anneahira.com/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar-siswa.htm [13 Nopember 2012]

Arikunto, S. et al. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Arvio, I. (2012). Pengertian Prestasi Belajar Siswa. [online]. Tersedia:

http://education-vionet.blogspot.com/2012/08/pengertian-prestasi-belajar-siswa.html [13 Nopember 2012]

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Djamarah, S.B. (2008). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Gintings, A. (2008). Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran. Bandung : Humaniora

Khoiriyah, A.N. (2012). Video Sebagai Media Pembelajaran. [online]. Tersedia: http://blog.elearning.unesa.ac.id/alfitri-nisa-khoiriyah/video-sebagai-media-pembelajaran [11 Nopember 2012]

Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT. Rafagrafindo Persada

Nursyamsi, A. (2012). Definisi Media Pembelajaran. [online]. Tersedia: http://neozonk.wordpress.com/2012/09/19/definisi-media-pembelajaran/ [11 Nopember 2012]

Prayitno, E. (1989). Motivasi Dalam Belajar. Jakarta : DEPDIKBUD

Riezkey, V. (2012). Karakteristik Media Video. [online]. Tersedia: http://vhinasibintanktanpabulan.blogspot.com/2012/04/ karakteristik-media-video.html [11 Nopember 2012]

Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung : Alfabeta


(6)

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran (Landasan & Aplikasinya). Jakarta : PT. Rineka Cipta

Widoyoko, E.P. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik). Yogyakarta : Pustaka Pelajar