EFEKTIVITAS MANAJEMEN PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN ANAK SEKOLAH (PMT-AS) DAN PENGARUHNYA TERHADAPMUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN : Studi pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau, Tahun 2002.
EFEKTIVITAS MANAJEMEN PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN
TAMBAHAN ANAK SEKOLAH (PMT-AS) DAN PENGARUHNYA
TERHADAP MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
(Studi pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam
Kabupaten Pe lalawan Propinsi Riau, Tahun 2002)
Tesis
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
5£
O
I e
h
M.D. RIZAL
009684
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2002
DISETUJUI DAN DISAHKAN UNTUK MENGIKUTI
UJIAN TAHAP II
PEMBIMBING I,
PROF. DR. H. Tb. ABIN SY
PEMBIMBING II,
PROF. DR. DEDI SUPRIADI
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
KETUA PRORGAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA UPI BANDUNG,
PROF. DR. H.Tb. ABIN SYAMSUDDIN
MUN, MA
ABSTRAK
EFEKTIVITAS MANAJEMEN PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN
TAMBAHAN ANAK SEKOLAH (PMT-AS) DAN PENGARUHNYA
TERHADAPMUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
(Studi pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam
Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau, Tahun 2002)
Salah satu upaya pemerintah untuk peningkatan mutu sumber daya
manusia Indonesia adalah dengan meningkatkan derajat kesehatan dan
upaya perbaikan gizi bagi usia sekolah dasar. Dengan tingginya derajat
kesehatan anak usia sekolah dasar, akan memperkecil angka putus
sekolah dan tinggal kelas, sehingga program wajib belajar sembilan tahun
bisa dituntaskan. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka pemerintah
menetapkan kebijakan yaitu melaksanakan program PMT-AS bagi siswa
SD/MI negeri dan swasta serta siswa Pondok Pesantren usia sekolah
dasar yang berada di desa tertinggal dan daerah miskin perkotaan
Penelitian mi bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
efektivitas manajemen program PMT-AS dan pengaruhnya terhadap mutu
penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di Kecamatan Langgam
Kabupaten Pelalawan. Tujuan selanjutnya adalah mengembangkan
alternatif strategi manajemen
program
PMT-AS dalam
upava
meningkatkan efektivitas pengelolaannya.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang menggabungkan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui
teknik kuesioner, dokumen, dan wawancara. Data tentang efektivitas
manajemen program PMT-AS dan mutu penyelenggaraan pendidikan
dikumpulkan melalui kuesioner terhadap 56 responden yaitu semua guru
pmt A TnA°? di,Kecamatan Langgam yang mendapat program
PMT-AS Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini diarahkan untuk
mendeskripsikan data variabel penelitian serta menguji hipotesis Untuk
mengungkapkan hubungan antar variabel penelitian mengunakan teknik
analisis regresi dan korelasi. Pendekatan kualitatif digunakan untuk
mengembangkan alternatif strategi manajemen program PMT-AS denqan
menggunakan teknik SWOT dengan cara mengidentifikasi Kekuatan
(Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), dan
Hambatan (Threats).
yh
Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa fungsi
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan manajemen program PMTAS belum sepenuhnya efektif. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
terdapatnya hubungan positif yang signifikan antara efektivitas
manajemen dengan mutu penyelenggaraan pendidikan. Peningkatan
efektivitas manajemen memberikan kontribusi positif pada peningkatan
mutu penyelenggaraan pendidikan. Koefisien korelasi 0,554 dan koefisien
ditermmasi 0,307, menunjukkan bahwa 30,7% variasi yang terjadi pada
mutu penyelenggaraan pendidikan dapat dijelaskan oleh efektivitas
manajemen.
ABSTRACT
THE EFFECTIVITY OF MANAGEMENT ON FOOD SUPLEMENT
PROGRAM FOR SCHOOLERS (PMT-AS) AND ITS EFFECTS
ON THE QUALITY OF EDUCATION IMPLEMENTATION
(An Study on A State Elementary Schools In Langgam Subdistric
Pelalawan Regency Province of Riau, Year 2002)
One of government efforts in enhancing the quality of human
resources in Indonesia is by improving the quality of schoolers' health and
nutrient. The higher is the quality of schoolers' health, the less is the
number drop-outs and students who are held back a class. This may
result in the success of nine-year compulsory education program. In
achieving this goal, the government has issued a policy concerning on the
implementation of PMT-AS program for students of both state and private
SD/MI (elementary school) and students of Pondok Pesantren living in
backward districts and urban slum area.
This study is aimed as describing and analysing the effectivity of
management on PMT-AS program and its effect on the quality of
education implementation conducted in Langgam Subdistrict, Pelalawan
Regency. Other objective of this study is to develop an alternative
management strategy on PMT-AS program.
This study utilizes a descriptive method which combines the
qualitative and quantitative approach. This data is obtained by using
questionnaire technique, documents, and interview. Data containing the
effectivity of management of PMT-AS program and the quality of education
implementation is obtained from the questionnaire distributed to 56
respondents. The respondents are teachers of eight state elementary
schools in Langgam Subdistrict where PMT-AS program is carried out.
The quantitative approach in this study is used to describe variable data
and to test the hypothesis. To interpret the correlation among the
variables, regression analysis and correlation are utilized. The qualitative
approach is taken into account to develop an alternative management
strategy on PMT-AS program by using the SWOT technique. This
technique is used to identify Strength, Weakness, Opportunity, and
Threats.
The analysis result indicate that the functions of planning,
operation, and monitoring of the of management of PMT-AS program is
not fully effective. The hypothesis testing results show that there is a
positive relationship which is significant between the effectivity of
management and the quality
of education implementation. The
improvement of management effectivity contributes positively to the
improvement of the quality of education implementation. Correlation
coefficient of 0,554 determination coeffcient of 0,307 indicate that
variation of 30,7% occurring in the quality of education management can
be explained by the effectivity of management.
DAFTAR ISI
ABSTRAK
ABSTRACT
•
KATA PENGANTAR
,,
UCAPAN TERIMA KASIH DAN PENGHARGAAN
daftarisi
DAFTAR TABEL
DAFTARGAMBAR
v
xjv
^
w
AA
DAFTAR LAMPIRAN
^
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Asumsi
F. Hipotesis
G. Kerangka Berpikir Penelitian
1
15
16
18
19
20
21
BAB II KAIJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum tentang Administrasi Pendidikan
1. Konsep Dasar Administrasi Pendidikan
2. Bidang Garapan Administrasi Pendidikan
3. Penerapan Administrasi Pendidikan pada Sekolah Dasar
4. Kedudukan Program PMT-AS dalam Administrasi Pendidikan ..
25
27
28
29
5. Program PMT-AS sebagai Kegiatan Pelayanan kepada Siswa .
31
B. Jaringan Pengaman Sosial dan Program PMT-AS
1. Dasar Hukum Pelaksanaan Program PMT-AS
2. Pengertian, Tujuan dan Sasaran Program PMT-AS
3. Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan Pembinaan
38
38
dan Pelaporan Program PMT-AS
40
XIV
C. Hubungan Pendidikan dengan Kesehatan
1. Relevansi Program PMT-AS terhadap Kesehatan Siswa
2. Program Perbaikan Gizi untuk Menunjang Aktivitas Anak
45
Sekolah
3. Komposisi Gizi Usia Anak Sekolah Dasar/MI
51
52
D. Konsep tentang Efektivitas
1. Konsep Dasar
2. Pengukuran Efektivitas
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas
E. Metoda Analisis SWOT
55
56
59
59
F. Pandangan tentang Mutu Pendidikan
1. Konsep Dasartentang Mutu
2. Standar Baku Mutu
51
62
3. Esensi Mutu dan Standar Ideal Indikator Mutu Pendidikan
Dasar
03
4. Karakteristik Model Sekolah Dasar yang Bermutu di
Masa Depan
5. Formula Perhitungan Indikator Mutu Pendidikan Dasar
H. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
63
72
76
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
79
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ....
C. Populasi dan Sampel Penelitian
on
ou
00
D. Teknik Pengumpul Data
E. Instrumen Penelitian
oc
85
F. Teknik Analisis Data
90
G. Prosedur Penelitian
9/
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitia
Penelitian
B. Deskripsi Data Variabel Penelitian
1. Efektivitas Manajemen Program PMT-AS
2. Mutu Penyelenggaraan Pendidikan
3.Analisis Pengaruh Efektivitas Manajemn Program PMT-AS
xv
gg
105
106
113
terhadap Mutu Penyelenggaraan Pendidikan
C. Pembahasan Hasil penelitian
116
130
D. Pengembangan Alternatif Strategi Manajemen Program
PMT-AS
133
1. Analisis Lingkungan Internal
2. Analisis Lingkungan Eksternal
3. Strategi Manajemen Program PMT-AS
]34
^
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
145
B. Implikasi
148
C. Rekomendasi
151
DAFTAR PUSTAKA
155
LAM PI RAN-LAMPI RAN
161
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.1 Program-program JPS, Pengelola Program serta Alokasi
dan Sumber Dana Tahun 1998/1999-2000
1.2 Pelaksanaan Program PMT-AS di Propinsi Riau
11
1.3 Dukungan Dana dari RAPBD Menunjang Program PMTAS Di Propinsi Riau Tahun 1996/1997-1999/2000
12
1.4 Alokasi Anggaran dan Lokasi Program PMT-AS Di
Kabupaten Pelalawan Tahun 2001/2002 - 2002/2003
13
1.5 Sekolah Dasar Negeri Penerima Dana Bantuan Program
PMT-AS Di Kecamatan Langgam Tahun 2001/2002
14
2.1 Daftar Usia Anak Sekolah yang Kekurangan Gizi dan
Vitamin (%) di Beberapa Negara Asia
2.2 Hubungan Kondisi Nutrisi dan Kesehatan dengan
BeNar
46
48
2.3 Daftar Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (Perorang/hari)
53
2.4 Berat Menurut Tinggi untuk Anak Laki-Laki dan
Prempuan Indonesia
54
2.5 Berbagai Kriteria dalam Mengukur Efektivitas
Organisasi
2.6 Standar Nilai Ideal Indikator Mutu Pendidikan Dasar
57
66
4.1 Karakteristik Sekolah Dasar yang Mendapat Program
PMT-AS di Kecamatan Langgam Berdasarkan Jumlah
Guru, Siswa, dan Rombongan Belajar
XVII
100
4.2 Karakteristik Guru Sekolah Dasar Negeri yang Mendapat
Program PMT-AS di Kecamatan Langgam Berdasarkan
Tingkat Pendidikan
101
4.3 Perkembangan Jumlah Siswa Sekolah Dasar Negari
yang Mendapat Program PMT-AS di Kecamatan
Langgam (1998-2002)
102
4.4 Perkembangan Jumlah Siswa Drop-Out dari Sekolah
Dasar Negeri yang Mendapat Program PMT-AS di
Kecamatan Langgam (1998-2002)
103
4.5 Perkembangan Jumlah Siswa yang Tinggal Kelas pada
Sekolah Dasar Negeri yang Mendapat Program PMT-AS
di Kecamatan Langgam (1998-2002)
104
4.6 Rata-rata Jumlah Nilai EBTANAS/UAN pada Sekolah
Dasar Negeri yang Mendapat Program PMT-AS di
Kecamatan Langgam (1998-2002)
105
4.7 Deskripsi Statistik Skor Perencanaan Program PMT-AS
Berdasarkan Dimensi Perencanaan untuk Masing-
masing Sekolah
108
4.8 Deskripsi Skor Perencanaan Program PMT-AS
Berdasarkan Dimensi Pelaksanaan untuk Masing-masing
Sekolah
109
4.9 Deskripsi Statistik Skor Pengawasan Program PMT-AS
Berdasarkan Dimensi Pengawasan untuk Masing-masing
Sekolah
4.10 Deskripsi Statistik Skor Variabel Efektivitas Program
PMT-AS untuk Masing-masing Sekolah
111
113
4.11 Deskripsi Statistik Skor Variabel Mutu Penyelenggaraan
Pendidikan untuk Masing-masing Sekolah
115
4.12 Perbandingan Skor Rata-rata Variabel Efektivitas Mana
jemen Program PMT-AS Berdasarkan Perencanaan
dengan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan
4.13 Perbandingan Skor Rata-rata Variabel Efektivitas
Manajemen Program PMT-AS Berdasarkan Pelaksanaan
dengan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan
XVIII
117
119
4.14 Perbandingan Skor Rata-rata Variabel Efektivitas Mana
jemen Program PMT-AS Berdasarkan Pengawasan
dengan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan
121
4.15 Perbandingan Skor Rata-rata Variabel Efektivitas Mana
jemen Program PMT-AS dengan Mutu Penyelenggaraan
Pendidikan
4.16 Anava untuk Pengujian Signifikansi dan Linearitas
Persamaan Regresi Y = 38,122+ 0.131 X
4.17 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi antara Efektivitas
Manajemen Program PMT-AS (X) terhadap Mutu
Penyelenggaraan Pendidikan (Y)
XIX
122
125
128
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.1 Model Hubungan antar Variabel
21
1.2 Kerangka Berpikir Penelitian: Efektivitas Manajemen
Program PMT-AS dan Pengaruhnya terhadap Mutu
Penyelenggaraan Pendidikan
24
2.1 Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
30
4.1 Grafik Garis Perbandingan Skor Rata-rata Variabel Efek
tivitas Manajemen Program PMT-AS Berdasarkan
Dimensi Peren-canaan dengan Mutu Penyelenggaraan
Pendidikan
118
4.2 Grafik Garis antara Skor Variabel Efektivitas Manajemen
Program PMT-AS dengan Berdasarkan Dimensi Pelak
sanaan dengan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan
120
4.3 Grafik Garis Skor Variabel Efekrtivitas Manajemen
Program PMT-AS Berdasarkan Dimensi Pengawasan
dengan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan
121
4.4 Grafik Garis Skor Variabel Efektivitas Manajemen
Program PMT-AS dengan Mutu Penyelenggaraan
Pendidikan
123
4.5 Grafik Garis Persamaam Regresi Y = 38,122 + 0,131 X ...
127
XX
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Instrumen Peneitian
161
2. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel Efektivi
tas Manajemen Program PMT-AS
172
3. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel Mutu
Penyelenggaraan Pendidikan
177
4. Data Penelitian
180
5. Deskripsi Data Karakteristik Responden
187
6. Deskripsi Data Skor Variabel Efektivitas Manajemen Program
PMT-AS
189
7. Deskripsi Data Skor Variabel Mutu Penyelenggaraan
191
Pendidikan
8. Pengujian Hipotesis Pengarauh Efektivitas Manajemen
Program PMT-AS terhadap Mutu Penyelenggaraan Pendi
dikan
9. Matrik Analisis SWOT
192
193
10. Surat Permohonan untuk mengadakan prasurvey dari
Direktur PPs UPI
195
11. SK Direktur PPs UPI tentang Penunjukan Dosen
Pembimbing Tesis
196
12. Surat izin mengadakan Studi lapangan/Penelitian dari
Direktir PPs UPI
198
13. Surat izin mengadakan Studi lapangan/Penelitian dari
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pelalawan
199
14. Surat izin mengadakan Penelitian dari Kepala Kantor
Cabang Dinas Kecamatan Langgam
200
15. Surat Bukti mengadakan Penelitian di delapan SDN yang
mendapat Program PMT-As di Kecamatan Langgam
16. Daftar Riwayat Hidup
201
209
xx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada awal abad XXI pembangunan pendidikan di Indonesia
menghadapi tiga tantangan besar, yaitu:
Pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan
dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil pembangunan
pendidikan yang telah dicapai. Kedua, untuk mengantisipasi era
globalisasi, dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang kompeten agar mampu bersaing dalam
pasar kerja global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya otonomi
daerah,
sistem
pendidikan
nasional
dituntut
untuk
melakukan
perubahan dan penyesuaian sehingga dapat mewujudkan proses
pendidikan yang lebih demokratis, memperhatikan keberagaman
kebutuhan/keadaan daerah dan peserta didik, serta mendorong
peningkatan partisipasi masyarakat, (PROPENAS 2000 - 2004, 200V
165).
Menghadapi tantangan di atas, Pemerintah Indonesia merumuskan
visi pembagunan nasional yang merupakan tujuan yang ingin dicapai
yaitu: "Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis,
berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia
yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air,
kesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi dan berdisiplin,"
(PROPENAS 2000 - 2004, 2001: 9).
Sejalan dengan visi pembangunan nasional tersebut, terdapat
delapan butir arah kebijakan pembangunan pendidikan menurut GBHN
1999-2004
(2001:165),
salah
satunya
(butir
ketujuh)
adalah:
"Mengembangkan kualitas SDM sedini mungkin secara terarah, terpadu,
dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh
komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal
disertai dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya."
Khusus pendidikan dasar dan prasekolah sasaran yang ingin
dicapai sampai dengan akhir tahun 2004 adalah: "(1) Meningkatnya Angka
Partisipasi Kasar (APK) SD/MI dan SLTP/MTs; (2) Terwujudnya organisasi
sekolah disetiap kebupaten/kota yang lebih demokratis, transparan,
efisien,
terakunkan
(accountable),
serta
mendorong
partisipasi
masyarakat; dan (3) Terwujudnya manajemen pendidikan yang berbasis
sekolah/masyarakat (school/community - based management) dengan
mengenalkan konsep dan merintis pembentukan komite sekolah di
seluruh SD dan Ml serta SLTP dan MTs," (PROPENAS 2000 - 2004,
2001).
Salah satu upaya menunjang arah yang ingin dicapai
dalam
pembangunan pendidikan dasar dan prasekolah tersebut, pemerintah
melaksanakan Program Perbaikan Gizi dan Masyarakat dengan tujuan
umumnya adalah meningkatkan intelektualitas dan produktivitas sumber
daya manusia. Sedangkan tujuan khsususnya adalah: "(a) Meningkatkan
kemandirian keluarga dalam
upaya
perbaikan status gizi;
(b)
Meningkatkan pelayanan gizi untuk mencapai keadaan gizi yang baik
dengan menurunkan
prevalensi gizi kurang dan gizi lebih; dan (c)
Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan bermutu untuk
memantapkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga," (PROPENAS
2000-2004,2001: 189).
Berkaitan dengan visi, misi, dan
arah kebijakan pembangunan
pendidikan di atas, terdapat beberapa pandangan tentang hakekat
pendidikan yang dikemukakan oleh Makmun et al. (1999: 7) yaitu:
(1) Secara fenomenologis (Langevel), pendidikan pada hakekatnya
merupakan suatu bantuan yang diberikan seseorang kepada orang
lain yang sedang berusaha untuk mencapai kedewasaannya dengan
menggunakan cara tertentu serta berlangsung dalam lingkungan
(keluarga, sekolah, dan masyarakat) sosio kultural tertentu; (2) secara
legalistik (UUSPN No.2/1989), pendidikan merupakan usaha sadar
untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dan atau latihan bagi perannya di masa yang akan
datang; dan (3) secara sistemik, pendidikan merupakan proses
transaksional dari totalitas perangkat masukan (observed inputs)
sesuai yang diharapkan (minimum acceptable performance, intended
outputs).
Di samping tantangan
Indonesia sebagaimana
telah
pendidikan yang dihadapi Bangsa
diungkapkan
sebelumnya,
khusus
pendidikan dasar di Indonesia kualitasnya sangat memprihatinkan. Hal itu
tercermin dari hasil studi kemampuan membaca untuk tingkat Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP) yang dilakukan The
International Association for the Evaluation of Educational Achievement
(IEA) pada tahun 1987-1990. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa
siswa SD (kelas 3-4) di Indonesia berada pada urutan ke-26 dari 27
negara peserta dengan jumlah skor 394. Sementara untuk tingkat Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), studi yang dilakukan oleh Bank Dunia
pada tahun 1998 mencatat bahwa siswa SLTP Indonesia mencapai skor
51,7 dari materi yang di teskan. Rata-rata skor ini berada di bawah Hong
Kong (75,5%), Singapura (74%), Thailand (65,15), dan Filipina (52,6%),
(Supriadi, 2000: 7).
Ketika krisis ekonomi menerpa Bangsa Indonesia sejak bulan Juli
1997, kemudian berkembang
menjadi multi krisis telah memporak-
porandakan struktur kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk sektor
pendidikan nasional. Bidang pendidikan merasakan dampak langsung
terhadap krisis ekonomi tersebut (ketiga setelah pangan dan kesehatan)
adalah pendidikan dasar (SD dan SLTP). Misalnya, menambah resiko
semakin banyaknya siswa yang putus sekolah dan terhambatnya
pertumbuhan Angka Partisipasi Kasar (APK), membuka peluang bagi
anak-anak usia wajib belajar yang berasal dari kelompok "marginal" untuk
tidak melanjutkan ke SLTP, ongkos kesempatan (opportunity cost)
pendidikan menjadi mahal, tertundanya penuntasan wajib belajar yang
ditargetkan pada akhir Pelita VII tahun 2004 (ditunda sampai tahun 2008),
dan terhambatnya penambahan jumlah guru, (Supriadi, 2000: 13).
Angka putus sekolah setelah terjadi krisis ekonomi di Indonesia
bervariasi. Pada tahun ajaran 1998/1999 Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan memperkirakan sekitar 5 - 6 juta anak tidak melanjutkan ke
SLTP. Awal tahun 1999 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Juwono
Sodarsono (waktu itu) mengatakan angka putus sekolah telah bertambah
dari 3 juta siswa menjadi 3,2 juta siswa. Menurut Menteri Koordinator
Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan Haryono Suyono
(pada
waktu
itu)
terdapat
6-10
juta
keluarga
yang
kesulitan
menyekolahkan anaknya karena tidak mampu. Rano Karno, salah
seorang duta UNICEF di Indonesia memperkirakan 7 juta anak usia
sekolah tidak bisa sekolah akibat semakin buruknya kondisi ekonomi,
jumlah anak usia wajib belajar tingkat SLTP (12-15) yang melanjutkan
pada
tahun
ajaran
1998/1999
turun
dari
78%
menjadi
58%,
(Darmaningtyas, 1999: 33).
Krisis ekonomi juga menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat, yaitu munculnya penyakit gizi buruk dan busung lapar (di
desa dan kota) di daerah kantong-kantong miskin. Penyakit gizi buruk
(berat badan kurang dari 60% dari berat normal) dan busung lapar
(honger diem - HO) merupakan penyakit yang banyak menimpa anakanak di bawah usia lima tahun (Balita). Pada bulan Mei 1999 jumlah
balita yang menderita kurang gizi, gizi buruk, dan busung lapar mencapai
117.219 orang. Penyakit itu menyebar di seluruh wilayah Indonesia, selain
menderita penyakit gizi buruk dan busung lapar, sekitar 60%-80% siswa
SD cacingan, (Darmaningtyas, 1999: 81). Sebagai dampak dari kondisi
buruk tersebut adalah terjadinya penurunan tingkat kecerdasan jutaan
anak Indonesia dan secara jelas akan berpengaruh terhadap perwujudan
pendidikan yang berkualitas.
Dampak dari krisis ekonomi yang berkepanjangan membuat
rendahnya status gizi kesehatan anak usia SD (6-12 tahun) yang memiliki
latar belakang
keluarga tidak mampu. Akibatnya adalah di samping
secara mental tidak siap untuk belajar, juga berakibat pada lemahnya
rangsangan intelektual. Hal itu senada dengan apa yang diungkapkan
oleh Supriadi, (2000: 6) yaitu:
Sebagian (besar) anak SD datang ke sekolah dalam keadaan perut
lapar, tanpa sarapan pagi dan tidak dibekali uang jajan. Kalaupun
mereka dibekali uang jajan, makanan yang mereka beli di lingkungan
sekolah kurang higienis. Anak-anak SD juga banyak mengalami
kekurangan gizi dan secara umum status kesehatannya rendah.
Penyakit cacingan dan kekurangan zat yudium masih sangat tinggi
pada anak-anak SD di Indonesia yang kemudian menghambat
perkembangan intelektual mereka. Secara fisik penampilan sebagian
dari mereka tampak kuyu, sorot matanya sayu, pemtnya buncit,
pantatnya kempes, badannya kurus, dan pakaiannya lusuh. Hal itu
menandakan bahwa status kesehatan fisik mereka rendah.
Bila dilihat dari terminologi kesehatan temngkap bahwa, "Makanan
yang mengandung gizi bukan hanya penting untuk menunjang kebutuhan
fisik, akan tetapi juga mempengaruhi pencapaian hasil prestasi belajar
anak. Bila anak belajar dalam kedaan perut kosong, maka daya pikir dan
ingatnya menjadi lebih rendah," (Ratnawati, 2001: 83).
Selanjutnya
Dryden, G dan Vos Jeannette yang dikutip oleh Baiquni, (2000:95)
mengatakan bahwa, "Pengaturan makanan yang baik dan bergizi
sangatlah penting untuk proses belajar, dan begitu juga dengan
pemeriksaan kesehatan secara rutin." Selanjutnya diungkapkan juga
bahwa:
Seperti mesin-mesin kompleks yang lain, otak membutuhkan
energi. Pada dasarnya, ia mendapatkannya dari makanan. Jika
makanan berenergi rendah, ia tidak dapat bekerja dengan baik.
Berilah ia makanan berenergi tinggi, hingga komputer pribadi anda
dapat bekerja dengan mulus dan efisien, (Baiquni, 2001: 136).
7
Pemerintah Indonesia dibantu oleh lembaga-lembaga
keuangan
internasional berusaha menanggulangi dampak krisis ekonomi terhadap
sektor penididikan sejak tahun 1998 dengan melaksanakan program
Jaring Pengaman Sosial (JPS) - Social Safety Net Programs - dalam tiga
bidang, yaitu: (1) pangan; (2) kesehatan masyarakat dan pendidikan; dan
(3) lapangan kerja dan usaha kecil. Program Jaringan Pengaman Sosial
ini dilajutkan tahun 1999/2000 dengan prioritas pada empat bidang, yaitu:
(1) pangan, (2) pendidikan, (3) kesehatan, dan (4) pemberdayaan
ekonomi rakyat," (Supriadi, 2000: 14-15).
Salah satu program bidang kesehatan yang juga merupakan
langkah perbaikan gizi untuk anak usia SD/MI yang dilaksanakan
pemerintah pada masa krisis ekonomi adalah program Pemberian
Makanan Tambahan Sekolah (PMT-AS). Program ini merupakan salah
satu program jaringan pengaman sosial bidang kesehatan untuk tingkat
SD dan Madrasah Ibtidaiyah (Ml) negeri dan swasta, Pondok Pesantren
setingkat SD yang berada di desa tertinggal dan daerah miskin perkotaan.
Landasan yuridis formal dari pelaksanaan program PMT-AS tersebut
adalah Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1997 dan
Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 441.5/328/SJ tanggal 25 Nopember
1996 tentang Persiapan Pelaksanaan Program PMT-AS. Secara umum
tujuan dari program PMT-AS adalah "Meningkatkan ketahanan fisik siswa
SD/MI di desa tertinggal, siswa SD/MI di daerah miskin perkotaan dan
siswa Pondok Pesantren (Ponpes) usia SD melalui perbaikan gizi dan
kesehatan, sehingga dapat mendorong minat dan kemamj
untuk meningkatkan prestasi dalam rangka menunjang
Program Wajib Belajar Sembilan Tahun," (Forum Koordinasi PMT-AS,
1999: 2).
Sebagai gambaran, pembiayaan yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah secara nasional untuk program PMT-AS pada tahun
1998/1999-2000 dapat dilihat pada tabel 1.1 di halaman berikutnya.
TabeM.1
Program-Program JPS, Pengelola Program serta Alokasi
dan Sumber Dana Tahun 1998/1999 - 2000
Bidang Intervensi
Program
1.
Instansi
Pengelola
PKPN - MPMP
Sumber
Dana
Tahun
'98/'99
Tahun
'99/'00
Tahun
'00
633
117
8
0
5
8
RM
Deptan
633
0
0
RM
Deptan
0
57
0
JBIC
DEPK
Perikanan
0
55
0
JBIC
2.923
2.054
1.066
1.138
1.209
667
Di Pusat
KETAHANAN
PANGAN
OPK Beras
Alokasi Dana (Milyar Rupiah)
Bulog &
DDN-OD
Pengemb. Dan
Budidaya Ayam
Buras 1'
Pengemb. Tambak
Rakyat1)
2. PENDIDIKAN
Beasiswa dan DBO
Depdikbud
Dikdasmen
Beasiswa dan DBO
Dikti1)
BOP SD/MI
RM.WB,
ADB
Depdikbud
338
309
0
RM
Depdikbud,
Depag &
959
536
399
RM
DDN-OD
Rehabilitas dan
Bantuan Pemb. SD
852
iljlESl||i|N:: i|
JPS-BK2)
PS Bidang Sosial2)
-
-
RM
->2.2p||| liliiili illi>-^
Depkes
Depkes/BK
SN
1.043
1.030
867
92
102
68
0
0
ADB.RM
ADB,
RM
Bantuan
Pembangunan
Depkes
721
RM
Sarana Kesehatan
PMT-AS
Lirttas
Sektor
4. PENCIPTAAN
LAPANGAN
KERJA
PRODUKTIF
41tf;'::;-
-^S5^ : v;™345
2.045
1,000
RM
.::-44t:.
PDKMK
Depnaker
597
0
0
RM
P3T
Depnaker
399
0
0
RM
Dephutbun
491
0
0
RM
Padat Karya
Kehutanan
Tabel 1.1 (Lanjutan)
Program-Program JPS, Pengelola Program serta Alo
dan Sumber Dana Tahun 1998/1999 - 2000
Bidang Intervensi
Program
PKSPU-CK
(1998/99VKKP3
Instansi
Pengelola
Di Pusat
Depkimpraswil
Alokasi Dana (Milyar Rupiah)
Tahun
'98/'99
Dana
'99/'00
559
850
3.666
RM
0
150
75
RM
1.701
792
435
1.701
792
435
9.573
5.645
3.230
5.450
6.235
2.232
15.023
11.880
5.4662
Depkim-
PKPP
Raswil
5. DANA PEMBERDAYAAN MASYA
Sumber
Tahun
'00
Tahun
RAKAT
PDM-DKE 3)
DDN-OD
TOTAL ANGGARAN
JPS (Pembangunan)
RM
Subsidi Beras
Program (PK)
Anggaran Rutin
TOTAL ANGGARAN
Sumber: Wahid et a/., (2001: 24-25).
Keterangan:
RM = Rupiah Murni, WB = Word Bank, ADB = Asian Development Bank
1) Program Pengembangan Ayam Buras, Pengembangan Tambak Rakyat dan
Beasiswa dan DBO Dikti dilaksanakan sebagai program reguler pada tahun 2000.
2) Alokasi dana untuk dua program yang dibiayai oleh Project Loan ADB ini digunakan
tidak terbatas pada priode tahun anggaran. Alokasi dana untuk tahun 2000 baru
digunakan pada akhir tahun anggaran yang bersangkutan.
3) Program PKP, PKPP dan PDM-DKE tidak dilaksanakan pada tahun 1999/2000,
karena keterbatasan anggaran.
Pelaksanaan program PMT-AS di Propinsi Riau telah berjalan
semenjak program ini dimulai, tepatnya tahun anggaran 1996/1997.
Sebagai gambaran umum pelaksanaan program PMT-AS di Propinsi Riau
dapat dilihat pada tabel 1.2. Berdasarkan data yang diperiihatkan pada
tabel 1.2 tersebut, dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan program PMT-AS
di Propinsi Riau mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya jumlah siswa SD/MI/Pondok Pesantren sebagai sasaran
11
yang diikuti dengan peningkatan jumlah anggaran yang dikeluarkan oleh
negara.
Tabel 1.2
Pelaksanaan Program PMT-AS di Propinsi Riau
Tahun
Sasaran
Anggaran
SD/MI
Jumlah
Siswa
Jumlah
Jumlah
Desa
Dana/Per-
Sumber
Dana
Sisiswa
1996/1997
880
130.524
460
3.162.376.000/
RAPBN
@250
1997/1998
1.425
236.199
652
6.917.398.000/
RAPBN
@250
1998/1999
1.464
257.125
652
13.496.101.000/
RAPBN
@350
1999/2000
1.611
272.940
713
13.384.655.000/
RAPBN
@400
2000/2001
1.805
305.450
812
13.852.342.000
@750
2001/2002
2.015
452.65
956
14.171.425.000
RAPBN
dan
RAPBD
RAPBN
dan
@850
RAPBD
Sumber: Forum Komunikasi PMT-AS Propinsi Riau, tahun 2002.
Oleh karena adanya anggapan yang muncul bahwa anggaran yang
diberikan oleh Pemerintah Pusat belum mencukupi, maka masing-masing
Pemerintah Kabupaten/Kota mengambil langkah dengan mengalokasikan
dana tambahan untuk melaksanakan program PMT-AS yang diambil dari
RAPBD. Besarnya dana tambahan yang dikeluarkan oleh setiap
Pemerintah Kabupaten/Kota di
Provinsi
Riau
dalam
mendukung
12
pelaksanaan program PMT-AS dapat dilihat pada tabel 1.3 di halaman di
bawah ini.
Tabel 1.3
Dukungan Dana RAPBD Pemerintah Kabupaten/Kota
dalam Menunjang Program PMT-AS di Propinsi Riau
No.
Tahun Anggaran
Kabupaten/
Kota
1.
Bengkalis
2.
Kepri
3.
Kampar
4.
Inhu
5.
Inhil
6.
Pekanbaru
7.
Batam
8.
Propinsi Riau
JUMLAH
1996/
1997
1997/
1998
-
-
-
-
-
25.000.00
-
-
-
-
25.000.00
-
50.000.00
1998/1999
1999/2000
826.690.40
836.340.40
1.288.100.00
1.320.100.00
75.000.00
130.000.00
30.000.00
250.000.00
-
-
25.000.00
10.000.00
10.000.00
38.365.00
55.000.00
50.000.00
65.000.00
200.000.00
150.000.00
200.000.00
315.000.00
2.429.790.40
2.864.805.40
Sumber: Forum PMT-AS Propinsi Riau, tahun 2000.
Khususnya untuk Kabupaten Pelalawan yang merupakan lokasi
penelitian ini, program PMT-AS dilaksanakan semenjak program ini
dilaksanakan dari tahun anggaran 1996/1997 hingga tahun anggaran
1999/2000 dilaksanakan di Kabupaten Kampar (sebelumnya merupakan
Kabupaten Induk). Namun, semenjak tahun anggaran 2000/2001 sudah
dikelola oleh Kabupaten Pelalawan. Adapun alokasi anggaran, jumlah
13
sasaran siswa, dan lokasi program PMT-AS di Kabupaten Pelalawan
dapat dilihat pada tabel 1.4.
Tabel 1.4
Alokasi Anggaran dan Lokasi Program PMT-AS
di Kabupaten Pelalawan Tahun 2001/2002- 2002/2003
No.
Tahun
Anggaran
Jumlah
Kecamatan/
Desa/Kel.
Ponpes
Jumlah
SD/MI/
Jumlah
Siswa
Anggaran
Jumlah
,1.
2001/2002
10/57
106
15.945
918.486.600
2.
2002/2003
10/88
174
21.292
1.280.969.200
Sumber: Kantor Pembangunan Masyarakat Desa Kabupaten Pelalawan,
tahun 2002.
Pada tahun anggaran 2001/2002 sekolah dasar negeri yang
terpilih melalui seleksi ditingkat Kecamatan Langgam (lokasi penelitian ini)
dan kemudian diterbitkan Surat Keputusan Bupati Pelalawan sebagai
penerima dana bantuan program PMT-AS dapat dilihat pada tabel 1.5"
pada halam berikutnya.
14
Tabel 1.5
Sekolah Dasar Negeri Penerima Dana Bantuan
Program PMT-AS di Kecamatan Langgam tahun 2001/2002
No.
Nama Sekolah
Desa
Lokasi
1.
SD Negeri No. 002
Tambak
Sedang
2.
SD Negeri No. 004
Sotol
Sulit
3.
SD Negeri No. 006
Segati
Sedang
4.
SD Negeri No. 007
Penarikan
Sulit
5.
SD Negeri No. 010
Pkl.Gondai
Sulit
6.
SD Negeri No. 013
Langkan
Sedang
7.
SD Negeri No. 016
Penarikan
Sedang
8.
SD Negeri No. 025
Tambak
Sedang
Sumber: Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Pelalawan, tahun 2002.
Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan pada bulan Agustus
2001, ditemukan beberapa fenomena yang mengindikasikan bahwa
pelaksanaan program PMT-AS belum sepenuhnya dikelola secara efektif
dan efisien sesuai dengan petunjuk pelaksana dan teknis yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Ketidakefektifan tersebut dapat dilihat baik
pada
aspek
perencanaan,
pelaksanaan,
maupun
pada
aspek
pengawasannya. Berangkat dari kondisi tersebut, penelitian ini difokuskan
untuk mengungkap secara empirik tentang efektivitas manajemen
program PMT-AS serta pengaruhnya terhadap mutu penyelenggaraan
pendidikan. Melalui penelitian ini diharapkan tujuan dan sasaran program
PMT-AS dapat tercapai secara optimal, sehingga dana yang dikeluarkan
oleh pemerintah dapat dipergunakan dan dipertanggungjawabkan oleh
15
pihak pengelolanya. Mengacu pada segala permasalahan dan hambatan
yang ditemui dalam program PMT-AS pada tingkat sekolah, tahap
selanjutnya
adalah
mengembangkan
alternatif
strategi
untuk
meningkatkan efektivitas manajemen program PMT-AS pada masa
datang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang
masalah di atas, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini secara
umum dapat dirumuskan sebagai berikut.
"Bagaimanakah Efektivitas Manajemen Program Pemberian Makanan
Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan Pengaruhnya terhadap Mutu
Penyelenggaraan Pendidikan pada Sekolah
Dasar Negeri di
Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau?"
Berdasarkan rumusan umum masalah yang dikemukakan di atas,
selanjutnya dijabarkan secara khusus pokok-pokok masalah yang akan
dianalisis melalui penelitian ini yaitu:
(1) Bagaimanakah gambaran umum tentang efektivitas manajemen
program PMT-AS pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan
Langgam Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, ditinjau dari aspek
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
(2) Bagaimanakah
gambaran
tentang
mutu
penyelenggaraan
pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam
16
Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, ditinjau dari aspek tingkat
absensi siswa, tingkat drop-out siswa, tingkat tinggal kelas siswa,
derajat kesehatan siswa, dan prestasi hasil belajar siswa.
(3) Berapa besarkah pengaruh efektivitas manajemen program PMTAS terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan pada Sekolah
Dasar Negeri di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan
Propinsi Riau.
(4) Bagaimanakah
gambaran
tentang
Kekuatan
(Strengths),
Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), dan Ancaman
(Threats) - SWOT - dari pelaksanaan program PMT-AS pada
Sekolah Dasar di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan
Propinsi Riau.
(5) Berdasarkan hasil analisis SWOT, bagaimanakah alternatif
strategi manajemen program PMT-AS pada Sekolah Dasar Negeri
di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan batasan dan fokus masalah yang telah diungkapkan
sebelumnya, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
dan menganalisis secara empirik tentang Efektivitas Manajemen Program
Pemberian
Pengaruhnya
Makanan
terhadap
Tambahan
Mutu
Anak
Sekolah
Penyelenggaraan
(PMT-AS)
Pendidikan
dan
yang
dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam
17
Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, yang telah dilaksanakan sejak tahun
1996/1997 sampai dengan tahun 2001/2002.
Secara khusus tujuan penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut.
(1) Untuk
memperoleh
gambaran
umum
tentang
efektivitas
manajemen program PMT-AS pada Sekolah Dasar Negeri di
Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, ditinjau
dari aspek perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
(2) Untuk memperoleh gambaran tentang mutu penyelenggaraan
pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam
Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, ditinjau dari aspek tingkat
absensi siswa, tingkat drop-out siswa, tingkat tinggal kelas siswa,
derajat kesehatan siswa, dan prestasi hasil belajar siswa.
(3) Untuk
mengetahui
seberapa
besar
pengaruh
efektivitas
manajemen program PMT-AS terhadap mutu penyelenggaraan
pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam
Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau.
(4) Untuk
menjelaskan
gambaran
umum
tentang
Kekuatan
(Strengths), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), dan
Ancaman (Threats) - SWOT- dari pelaksanaan program PMT-AS
pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam Kabupaten
Pelalawan Propinsi Riau.
18
(5) Untuk mengembangkan alternatif strategi manajemen program
PMT-AS pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam
Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengungkap aspekaspek penting yang berkaitan dengan efektivitas manajemen dan manfaat
program dari pelakasanaan program PMT-AS. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun
secara praktis. Secara teoretis hasil penelitian ini dimaksudkan untuk
memperkaya khazanah keilmuan, khususnya dalam bidang administrasi
pendidikan sebagai landasan konseptual dalam upaya meningkatkan
mutu penyelenggaraan pendidikan. Hasil penelitian ini juga diharapkan
dapat dikembangkan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian
lebih lanjut.
Secara praktis hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan sumbangan pemikiran dalam upaya lebih menyempumakan
dan memperbaiki pelaksanaan program PMT-AS pada masa yang akan
datang. Sumbangan pemikiran tersebut dapat dijadikan sebagai kerangka
acuan bagi pihak-pihak yang terkait baik secara langsung, maupun tidak
langsung, misalnya Pemerintah Daerah, Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten dan Kecamatan, Kepala Sekolah, Guru, Kepala Desa, BP3
19
atau Dewan/Komite Sekolah, Bidan Desa, dan pihak lain yang terkait
dalam pelaksanaan program PMT-AS.
E. Asumsi
Dalam upaya menjelaskan bagaimana pengaruh efektivitas
manajemen
program
PMT-AS terhadap
mutu
penyelenggaraan
pendidikan yang merupakan pokok permasalahan dalam penelitian ini
berikut dikemukakan beberapa asumsi yaitu:
(1) Efektivitas pada dasarnya menunjukkan kepada suatu ukuran
tingkat kesesuaian antara hasil yang dicapai (acheivment,
observed output) dengan hasil yang diharapkan sebagaimana
ditetapkan, (Abin Syamsudin Makmun, 1996).
(2) Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas suatu organisasi
meliputi: (a) Karakteristik organisasi; (b) Karakteristik lingkungan;
(c) Pekerja; dan (d) Kebijakan manajemen dalam mengelola
organisasi, ( Richard M. Steers dalam Muhyadi, 1989: 297).
(3) Program PMT-AS merupakan salah satu Program Perluasan
Jaring Pengaman Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (PJPSPM) yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan fisik siswa
melalui perbaikan gizi dan kesehatan, sehingga dapat mendorong
minat dan kemampuan belajar untuk meningkatkan prestasi
belajarnya dalam rangka menunjang tercapainya wajib belajar
sembilan tahun, (Bappenas, 2000).
20
(4) Mutu
penyelenggaraan pendidikan
merupakan
kemampuan
sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan effisien
terhadap komponen yang berkaitan dengan sekolah, sehingga
menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut
standar yang berlaku, (Direktorat Pendidikan Dasar, 1994: 7).
(5) Peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan dapat dilakukan
berdasarkan TQM (Total Quality Management) yang merupakan
suatu pendekatan dalam menjalankan program/usaha yang
mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui
perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungannya, (Tjiptono dan Diana, 1995: 4).
F. Hipotesis
Mengacu pada latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan
penelitian, serta dalam upaya memberikan arah yang lebih jelas pada
penelitian ini, maka dirumuskan hipotesis kerja sebagai berikut:
"Terdapat pengaruh positif yang signifikan efektivitas manajemen
program PMT-AS terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan pada
Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan
Propinsi Riau."
Berdasarkan rumusan hipotesis tersebut di atas, hubungan antara
variabel yang dianalisis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut.
EFEKTIVITAS MANAJEMEN
PROGRAM PMT-AS (X)
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengawasan
MUTU PENYELEN
PENDIDIKA
•
.
Absensi
DO
•
Tinggal Kelas
•
Kesehatan
> Prestasi Belajar
Gambar 1.1 : Model Hubungan antarVariabel Penelitian
G. Kerangka Berpikir Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif yang akan dijelaskan lebih lanjut pada bab III dari
tesis ini. Dalam upaya lebih memahami fokus penelitian secara lebih tajam
pembahasan berikut ini akan menjelaskan kerangka berpikir penelitian
yang merupakan "Fundamental image a dicipline has ofits subject metter
yaitu suatu pandangan mendasar suatu disiplin ilmu tentang apa yang
menjadi pokok persolan yang semestinya dipelajari," (Supriadi 1998:12).
Kerangka berpikir penelitian disusun dengan cara merumuskan,
menggolongkan dan menghubungkan eksemplar, teori-teori, metode-
metode, dan seluruh informasi yang terdapat di dalamnya. Dalam
pelaksanaan penelitian ini kerangka berpikir penelitian digunakan untuk
menunjukkan konsepsi dasar mengenai aspek realitas tentang apa dan
bagaimana pengaruh antara efektivitas manajemen program PMT-AS
terhadap mutu penyelenggraan pendidikan.
22
Penelitian ini berfokus pada efektivitas manajemen program PMT-
AS, dan pengaruhnya terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan di
sekolah dasar. Program PMT-AS pada dasarnya merupakan gerakan
nasional yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan fisik siswa SD/MI
dan Pondok Pesantren negeri dan swasta melalui perbaikan gizi dan
kesehatan, sehingga dapat mendorong minat dan kemampuan belajar
siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya dalam rangka menunjang
tercapainya program wajib belajar pendidikan sembilan tahun.
Siswa merupakan raw input dalam penyelenggaraan pendidikan,
kualitas input akan menentukan kualitas proses dan kuatitas output yang
dihasilkan. Keberhasilan program PMT-AS dalam mencapai tujuannya
yaitu meningkatkan ketahanan fisik,
sehingga dapat mendorong
kemampuan belajar siswa sebagai raw input akan berpengaruh terhadap
kualitas proses dan kualitas hasil belajar yang juga merupakan salah satu
indikator dari mutu penyelenggraan pendidikan.
Program PMT-AS merupakan program lintas sektoral, maka
penanganannya memerlukan suatu bentuk koordinasi yang terpadu.
Keberhasilan program PMT-AS sangat tergantung partisipasi, koordinasi,
dan pengawasan serta pembinaan dari berbagai pihak terkait. Di samping
itu, faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan program
ini adalah kemampuan kepala sekolah (sebagai penanggung jawab
pelaksana pada tingkat sekolah) dalam mengelola dan menjalin
kerjasama dengan berbagai unsur yang terkait secara langsung. Misalnya
23
dengan guru, Pengurus BP3, Tim Penggerak PKK Desa, Bidan Desa, dan
Kepala Desa.
Perwujudan dari pengelolaan program PMT-AS meliputi aspek
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Idealnya setiap masing-
masing fungsi menajemen tersebut harus dilakukan dengan prinsip-prinsip
menurut teori manajemen modern yang bermuara pada optimalisasi, yaitu
dikelola secara efektif dan efisien. Bila tidak dikelola secara efektif, maka
tujuan dari program PMT-AS tidak akan tercapai secara optimal dan
program ini akan tidak membawa pengaruh ataupun dampak apa-apa
terhadap peningkatan ketahanan fisik dan kesehatan siswa, termasuk
mutu penyelenggaraan pendidikan. Pandangan menyeluruh tentang
keterkaitan antara komponen-konponen yang merupakan fokus penelitian
ini dapat lihat pada kerangka berpikir yang digambarkan halaman
berikutnya.
24
—i
KURIKULUM
TENAGA PENGAJAR
SARANA
INSTRUMENTAL INPUT
• -* ,
o
RAW INPUT
PROSES
(SISWA)
IQ&EQ
Minat
Motivasi
Kesehatan
OUTPUT
*k
3
Kegiatan Belajar Mengajar [J_| J^
Hasil Belajar
MUTU PENYELENGARAAN PENDIDIKAN
•*»
^T
x
\3a3t
va
PROGRAM
PMT-AS
Sumber Daya
ENVIRONMENTAL INPUT
Manajemen
Gambar 1.2
Paradigma Penelitian Efektivitas Manajemen Program PMT-AS dan
Pengaruhnya terhadap Mutu Penyelengaraan Pendidikan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini memiliki tujuan operasional untuk
mendeskripsikan
efektivitas
manajemen
program
PMT-AS
yang
dilaksanakan pada sekolah dasar negeri serta menganalisis pengaruhnya
terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan, khususnya yang berkaitan
dengan mutu siswa sebagai sasaran program. Tahap selanjutnya dari
penelitian ini adalah mengembangkan strategi alternatif manajemen
program PMT-AS dengan cara menganalisis faktor-faktor internal dan
eksternal kelembagaan (sekolah), baik itu yang mendukung ataupun
menghambat pelaksanaan program.
Dalam upaya mencapai tujuan
tersebut di atas, penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode
deskriptif yang datanya diperoleh melalui kegiatan survey.
Metode
deskriptif diterapkan
untuk
mengggambarkan
secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai efektivitas manajemen program
PMT-AS dan mutu penyelenggraan pendidikan berdasarkan fakta-fakta
yang diketemukan pada saat program tersebut dilaksanakan. Proses
pengungkapan fakta dilakukan dengan cara mengakumulasi data dasar
yang diperoleh melalui survey terhadap guru, kepala sekolah, dan pihakpihak lainnya yang terlibat dalam pelaksanaan program PMT-AS. Data
lainnya yang juga dijadikan sebagai bahan untuk dianalisis adalah
79
80
dokumen-dokumen yang terkait dengan program PMT-AS dan mutu
penyelenggaraan pendidikan, baik itu dokumen yang tersaji dalam bentuk
arsip ataupun dalam bentuk buku pedoman.
Berdasarkan
tipe
data
yang
akan
dianalisis,
penelitian
ini
dilaksanakan dengan menggunakan dua pendekatan yaitu penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif. Data dalam penelitian kuantitatif
diperoleh dengan melakukan pengukuran variabel melalui penyebaran
kuesioner. Data dalam penelitian kualitatif diperoleh dengan melakukan
wawancara
dan
analisis
dokumen.
Pendekatan
analisis
kuantitatif
diterapkan untuk mendeskripsikan tingkat efektivitas manajemen program
PMT-AS serta pengaruhnya terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan
yang dijelaskan dengan menggunakan teknik statistik deskriptif dan
analisis korelasional.
mengungkapkan
ancaman
yang
Pendekatan analisis kualitatif diterapkan untuk
faktor-faktor
kekuatan,
selanjutnya
digunakan
kelemahan,
sebagai
peluang,
dasar
dan
dalam
mengembangkan alternatif strategi manajemen program PMT-AS.
B. Definisi Operasional Variabel
Terdapat dua variabel yang akan di analisis dalam penelitian ini
yaitu efektivitas manajemen program PMT-AS dan mutu penyelenggaraan
pendidikan. Secara rinci definisi operasional dari kedua variabel tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut.
81
1. Efektivitas Manajemen Program PMT-AS
Efektivitas berhubungan dengan keberhasilan dalam mencapai
suatu tujuan yang pada dasarnya menunjukkan suatu ukuran tingkat
kesesuaian antara hasil yang dicapai (achievement, observed outputs)
dengan hasil yang diharapkan (objectives, targets, intended outputs).
Efektivitas manajemen lebih mengarah pada bagaimana proses dan
fungsi manajemen dilaksanakan melalui proses penataan sumber daya
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan
bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia
serta di dalam
pelaksanaan
mencapai tujuan yang ditetapkan.
program
PMT-AS di sekolah,
yang turut
Dalam
konteks
efektivitas manajemen
dijelaskan berdasarkan dimensi dan indikator yaitu:
(1) Perencanaan yang meliputi: (a) Proses perumusan program; (b)
Persiapan sarana penunjang; (c) Penentuan kelompok kerja; (d)
Pelatihan kelompok kerja; (e) Jadwal pemberian makanan; (f)
Penentuan daftar jenis makanan; (g) Pendataan siswa setiap kelas;
(h) Ketersediaan buku pedoman pelaksanaan; (i) Sosialisasi.
(2) Pelaksanaan yang meliputi:
(a) Prosedur pencairan dana;
(b)
Pencatatan status gizi (KMS); (c) Penyediaan sarana/peralatan; (d)
Teknis pemberian makanan; (e) Frekuensi/jumlah hari makanan; (f)
Pemberian
obat
Pengawasan gizi.
cacing;
(g)
Pelaksanaan
Imunisasi;
(h)
82
(3) Pengawasan
yang
meliputi:
(a)
Penyampaian
laporan
pertanggungjawaban; (b) Bimbingan; (c) Pembinaan; (d) Evaluasi
keberhasilan.
2. Mutu penyelenggaraan pendidikan
Mutu menunjukkan suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang
diberikan atau dikenakan kepada barang (products) dan/atau jasa
(sew'ces) tertentu berdasarkan pertimbangan objektif atas bobot dan atau
kinerja.
Penyelenggaraan pendidikan adalah segala bentuk proses
pelaksanaan pendidikan di sekolah yang berlangsung sesuai dengan
prosedur dan waktu yang telah ditetapkan tercermin dari kemampuan
sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien terhadap
komponen-komponen yang berkaitan dengan program pendidikan (inputproses-output), sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponenkomponen
tersebut.
Dalam
penelitian
ini
mutu
penyelenggaraan
pendidikan dibatasi pada komponen siswa sebagai raw input dalam
penyelenggaraan pendidikan yang diukur dengan menggunakan dimensi
dan indikator yaitu:
(1) Tingkat absensi siswa;
(2) Tingkat drop-out siswa;
(3) Tingkat tinggal kelas siswa;
(4) Derajat kesehatan siswa;
(5) Prestasi belajar siswa.
83
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada sekolah dasar negeri yang berada di
di Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau yang telah
mendapat program PMT-AS sejak tahun pelajaran 1996/1997 sampai
dengan tahun 2001/2002. Penatapan lokasi penelitian didasarkan pada
pertimbangan karakteristik kelayakan obyek dan lokasinya bisa dijangkau.
Adapun lokasi penelitian meliputi delapan Sekolah Dasar Negeri yaitu:
(1) SDN No. 002 Tambak;
(2) SDN No. 004 Sotol;
(3) SDN No. 006 Segati;
(4) SDN No. 007 Penarikan;
(5) SDN No. 010 Pangkalan Gondai;
(6) SDN No. 013Langkan;
(7) SDN No. 016 Penarikan;
(8) SDN No. 025 Tambak.
Kaitannya dengan proses pengumpulan data, responden yang
dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan
kepala sekolah. Karena jumlah populasi sekolah yang relatif sedikit yaitu
hanya ada delapan sekolah, maka teknik pengambilan sampel pada
tingkat sekolah menggunakan total sampling a
TAMBAHAN ANAK SEKOLAH (PMT-AS) DAN PENGARUHNYA
TERHADAP MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
(Studi pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam
Kabupaten Pe lalawan Propinsi Riau, Tahun 2002)
Tesis
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
5£
O
I e
h
M.D. RIZAL
009684
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2002
DISETUJUI DAN DISAHKAN UNTUK MENGIKUTI
UJIAN TAHAP II
PEMBIMBING I,
PROF. DR. H. Tb. ABIN SY
PEMBIMBING II,
PROF. DR. DEDI SUPRIADI
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
KETUA PRORGAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA UPI BANDUNG,
PROF. DR. H.Tb. ABIN SYAMSUDDIN
MUN, MA
ABSTRAK
EFEKTIVITAS MANAJEMEN PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN
TAMBAHAN ANAK SEKOLAH (PMT-AS) DAN PENGARUHNYA
TERHADAPMUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
(Studi pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam
Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau, Tahun 2002)
Salah satu upaya pemerintah untuk peningkatan mutu sumber daya
manusia Indonesia adalah dengan meningkatkan derajat kesehatan dan
upaya perbaikan gizi bagi usia sekolah dasar. Dengan tingginya derajat
kesehatan anak usia sekolah dasar, akan memperkecil angka putus
sekolah dan tinggal kelas, sehingga program wajib belajar sembilan tahun
bisa dituntaskan. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka pemerintah
menetapkan kebijakan yaitu melaksanakan program PMT-AS bagi siswa
SD/MI negeri dan swasta serta siswa Pondok Pesantren usia sekolah
dasar yang berada di desa tertinggal dan daerah miskin perkotaan
Penelitian mi bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
efektivitas manajemen program PMT-AS dan pengaruhnya terhadap mutu
penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di Kecamatan Langgam
Kabupaten Pelalawan. Tujuan selanjutnya adalah mengembangkan
alternatif strategi manajemen
program
PMT-AS dalam
upava
meningkatkan efektivitas pengelolaannya.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang menggabungkan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui
teknik kuesioner, dokumen, dan wawancara. Data tentang efektivitas
manajemen program PMT-AS dan mutu penyelenggaraan pendidikan
dikumpulkan melalui kuesioner terhadap 56 responden yaitu semua guru
pmt A TnA°? di,Kecamatan Langgam yang mendapat program
PMT-AS Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini diarahkan untuk
mendeskripsikan data variabel penelitian serta menguji hipotesis Untuk
mengungkapkan hubungan antar variabel penelitian mengunakan teknik
analisis regresi dan korelasi. Pendekatan kualitatif digunakan untuk
mengembangkan alternatif strategi manajemen program PMT-AS denqan
menggunakan teknik SWOT dengan cara mengidentifikasi Kekuatan
(Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), dan
Hambatan (Threats).
yh
Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa fungsi
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan manajemen program PMTAS belum sepenuhnya efektif. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
terdapatnya hubungan positif yang signifikan antara efektivitas
manajemen dengan mutu penyelenggaraan pendidikan. Peningkatan
efektivitas manajemen memberikan kontribusi positif pada peningkatan
mutu penyelenggaraan pendidikan. Koefisien korelasi 0,554 dan koefisien
ditermmasi 0,307, menunjukkan bahwa 30,7% variasi yang terjadi pada
mutu penyelenggaraan pendidikan dapat dijelaskan oleh efektivitas
manajemen.
ABSTRACT
THE EFFECTIVITY OF MANAGEMENT ON FOOD SUPLEMENT
PROGRAM FOR SCHOOLERS (PMT-AS) AND ITS EFFECTS
ON THE QUALITY OF EDUCATION IMPLEMENTATION
(An Study on A State Elementary Schools In Langgam Subdistric
Pelalawan Regency Province of Riau, Year 2002)
One of government efforts in enhancing the quality of human
resources in Indonesia is by improving the quality of schoolers' health and
nutrient. The higher is the quality of schoolers' health, the less is the
number drop-outs and students who are held back a class. This may
result in the success of nine-year compulsory education program. In
achieving this goal, the government has issued a policy concerning on the
implementation of PMT-AS program for students of both state and private
SD/MI (elementary school) and students of Pondok Pesantren living in
backward districts and urban slum area.
This study is aimed as describing and analysing the effectivity of
management on PMT-AS program and its effect on the quality of
education implementation conducted in Langgam Subdistrict, Pelalawan
Regency. Other objective of this study is to develop an alternative
management strategy on PMT-AS program.
This study utilizes a descriptive method which combines the
qualitative and quantitative approach. This data is obtained by using
questionnaire technique, documents, and interview. Data containing the
effectivity of management of PMT-AS program and the quality of education
implementation is obtained from the questionnaire distributed to 56
respondents. The respondents are teachers of eight state elementary
schools in Langgam Subdistrict where PMT-AS program is carried out.
The quantitative approach in this study is used to describe variable data
and to test the hypothesis. To interpret the correlation among the
variables, regression analysis and correlation are utilized. The qualitative
approach is taken into account to develop an alternative management
strategy on PMT-AS program by using the SWOT technique. This
technique is used to identify Strength, Weakness, Opportunity, and
Threats.
The analysis result indicate that the functions of planning,
operation, and monitoring of the of management of PMT-AS program is
not fully effective. The hypothesis testing results show that there is a
positive relationship which is significant between the effectivity of
management and the quality
of education implementation. The
improvement of management effectivity contributes positively to the
improvement of the quality of education implementation. Correlation
coefficient of 0,554 determination coeffcient of 0,307 indicate that
variation of 30,7% occurring in the quality of education management can
be explained by the effectivity of management.
DAFTAR ISI
ABSTRAK
ABSTRACT
•
KATA PENGANTAR
,,
UCAPAN TERIMA KASIH DAN PENGHARGAAN
daftarisi
DAFTAR TABEL
DAFTARGAMBAR
v
xjv
^
w
AA
DAFTAR LAMPIRAN
^
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Asumsi
F. Hipotesis
G. Kerangka Berpikir Penelitian
1
15
16
18
19
20
21
BAB II KAIJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum tentang Administrasi Pendidikan
1. Konsep Dasar Administrasi Pendidikan
2. Bidang Garapan Administrasi Pendidikan
3. Penerapan Administrasi Pendidikan pada Sekolah Dasar
4. Kedudukan Program PMT-AS dalam Administrasi Pendidikan ..
25
27
28
29
5. Program PMT-AS sebagai Kegiatan Pelayanan kepada Siswa .
31
B. Jaringan Pengaman Sosial dan Program PMT-AS
1. Dasar Hukum Pelaksanaan Program PMT-AS
2. Pengertian, Tujuan dan Sasaran Program PMT-AS
3. Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan Pembinaan
38
38
dan Pelaporan Program PMT-AS
40
XIV
C. Hubungan Pendidikan dengan Kesehatan
1. Relevansi Program PMT-AS terhadap Kesehatan Siswa
2. Program Perbaikan Gizi untuk Menunjang Aktivitas Anak
45
Sekolah
3. Komposisi Gizi Usia Anak Sekolah Dasar/MI
51
52
D. Konsep tentang Efektivitas
1. Konsep Dasar
2. Pengukuran Efektivitas
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas
E. Metoda Analisis SWOT
55
56
59
59
F. Pandangan tentang Mutu Pendidikan
1. Konsep Dasartentang Mutu
2. Standar Baku Mutu
51
62
3. Esensi Mutu dan Standar Ideal Indikator Mutu Pendidikan
Dasar
03
4. Karakteristik Model Sekolah Dasar yang Bermutu di
Masa Depan
5. Formula Perhitungan Indikator Mutu Pendidikan Dasar
H. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
63
72
76
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
79
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ....
C. Populasi dan Sampel Penelitian
on
ou
00
D. Teknik Pengumpul Data
E. Instrumen Penelitian
oc
85
F. Teknik Analisis Data
90
G. Prosedur Penelitian
9/
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitia
Penelitian
B. Deskripsi Data Variabel Penelitian
1. Efektivitas Manajemen Program PMT-AS
2. Mutu Penyelenggaraan Pendidikan
3.Analisis Pengaruh Efektivitas Manajemn Program PMT-AS
xv
gg
105
106
113
terhadap Mutu Penyelenggaraan Pendidikan
C. Pembahasan Hasil penelitian
116
130
D. Pengembangan Alternatif Strategi Manajemen Program
PMT-AS
133
1. Analisis Lingkungan Internal
2. Analisis Lingkungan Eksternal
3. Strategi Manajemen Program PMT-AS
]34
^
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
145
B. Implikasi
148
C. Rekomendasi
151
DAFTAR PUSTAKA
155
LAM PI RAN-LAMPI RAN
161
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.1 Program-program JPS, Pengelola Program serta Alokasi
dan Sumber Dana Tahun 1998/1999-2000
1.2 Pelaksanaan Program PMT-AS di Propinsi Riau
11
1.3 Dukungan Dana dari RAPBD Menunjang Program PMTAS Di Propinsi Riau Tahun 1996/1997-1999/2000
12
1.4 Alokasi Anggaran dan Lokasi Program PMT-AS Di
Kabupaten Pelalawan Tahun 2001/2002 - 2002/2003
13
1.5 Sekolah Dasar Negeri Penerima Dana Bantuan Program
PMT-AS Di Kecamatan Langgam Tahun 2001/2002
14
2.1 Daftar Usia Anak Sekolah yang Kekurangan Gizi dan
Vitamin (%) di Beberapa Negara Asia
2.2 Hubungan Kondisi Nutrisi dan Kesehatan dengan
BeNar
46
48
2.3 Daftar Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (Perorang/hari)
53
2.4 Berat Menurut Tinggi untuk Anak Laki-Laki dan
Prempuan Indonesia
54
2.5 Berbagai Kriteria dalam Mengukur Efektivitas
Organisasi
2.6 Standar Nilai Ideal Indikator Mutu Pendidikan Dasar
57
66
4.1 Karakteristik Sekolah Dasar yang Mendapat Program
PMT-AS di Kecamatan Langgam Berdasarkan Jumlah
Guru, Siswa, dan Rombongan Belajar
XVII
100
4.2 Karakteristik Guru Sekolah Dasar Negeri yang Mendapat
Program PMT-AS di Kecamatan Langgam Berdasarkan
Tingkat Pendidikan
101
4.3 Perkembangan Jumlah Siswa Sekolah Dasar Negari
yang Mendapat Program PMT-AS di Kecamatan
Langgam (1998-2002)
102
4.4 Perkembangan Jumlah Siswa Drop-Out dari Sekolah
Dasar Negeri yang Mendapat Program PMT-AS di
Kecamatan Langgam (1998-2002)
103
4.5 Perkembangan Jumlah Siswa yang Tinggal Kelas pada
Sekolah Dasar Negeri yang Mendapat Program PMT-AS
di Kecamatan Langgam (1998-2002)
104
4.6 Rata-rata Jumlah Nilai EBTANAS/UAN pada Sekolah
Dasar Negeri yang Mendapat Program PMT-AS di
Kecamatan Langgam (1998-2002)
105
4.7 Deskripsi Statistik Skor Perencanaan Program PMT-AS
Berdasarkan Dimensi Perencanaan untuk Masing-
masing Sekolah
108
4.8 Deskripsi Skor Perencanaan Program PMT-AS
Berdasarkan Dimensi Pelaksanaan untuk Masing-masing
Sekolah
109
4.9 Deskripsi Statistik Skor Pengawasan Program PMT-AS
Berdasarkan Dimensi Pengawasan untuk Masing-masing
Sekolah
4.10 Deskripsi Statistik Skor Variabel Efektivitas Program
PMT-AS untuk Masing-masing Sekolah
111
113
4.11 Deskripsi Statistik Skor Variabel Mutu Penyelenggaraan
Pendidikan untuk Masing-masing Sekolah
115
4.12 Perbandingan Skor Rata-rata Variabel Efektivitas Mana
jemen Program PMT-AS Berdasarkan Perencanaan
dengan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan
4.13 Perbandingan Skor Rata-rata Variabel Efektivitas
Manajemen Program PMT-AS Berdasarkan Pelaksanaan
dengan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan
XVIII
117
119
4.14 Perbandingan Skor Rata-rata Variabel Efektivitas Mana
jemen Program PMT-AS Berdasarkan Pengawasan
dengan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan
121
4.15 Perbandingan Skor Rata-rata Variabel Efektivitas Mana
jemen Program PMT-AS dengan Mutu Penyelenggaraan
Pendidikan
4.16 Anava untuk Pengujian Signifikansi dan Linearitas
Persamaan Regresi Y = 38,122+ 0.131 X
4.17 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi antara Efektivitas
Manajemen Program PMT-AS (X) terhadap Mutu
Penyelenggaraan Pendidikan (Y)
XIX
122
125
128
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.1 Model Hubungan antar Variabel
21
1.2 Kerangka Berpikir Penelitian: Efektivitas Manajemen
Program PMT-AS dan Pengaruhnya terhadap Mutu
Penyelenggaraan Pendidikan
24
2.1 Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
30
4.1 Grafik Garis Perbandingan Skor Rata-rata Variabel Efek
tivitas Manajemen Program PMT-AS Berdasarkan
Dimensi Peren-canaan dengan Mutu Penyelenggaraan
Pendidikan
118
4.2 Grafik Garis antara Skor Variabel Efektivitas Manajemen
Program PMT-AS dengan Berdasarkan Dimensi Pelak
sanaan dengan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan
120
4.3 Grafik Garis Skor Variabel Efekrtivitas Manajemen
Program PMT-AS Berdasarkan Dimensi Pengawasan
dengan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan
121
4.4 Grafik Garis Skor Variabel Efektivitas Manajemen
Program PMT-AS dengan Mutu Penyelenggaraan
Pendidikan
123
4.5 Grafik Garis Persamaam Regresi Y = 38,122 + 0,131 X ...
127
XX
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Instrumen Peneitian
161
2. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel Efektivi
tas Manajemen Program PMT-AS
172
3. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel Mutu
Penyelenggaraan Pendidikan
177
4. Data Penelitian
180
5. Deskripsi Data Karakteristik Responden
187
6. Deskripsi Data Skor Variabel Efektivitas Manajemen Program
PMT-AS
189
7. Deskripsi Data Skor Variabel Mutu Penyelenggaraan
191
Pendidikan
8. Pengujian Hipotesis Pengarauh Efektivitas Manajemen
Program PMT-AS terhadap Mutu Penyelenggaraan Pendi
dikan
9. Matrik Analisis SWOT
192
193
10. Surat Permohonan untuk mengadakan prasurvey dari
Direktur PPs UPI
195
11. SK Direktur PPs UPI tentang Penunjukan Dosen
Pembimbing Tesis
196
12. Surat izin mengadakan Studi lapangan/Penelitian dari
Direktir PPs UPI
198
13. Surat izin mengadakan Studi lapangan/Penelitian dari
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pelalawan
199
14. Surat izin mengadakan Penelitian dari Kepala Kantor
Cabang Dinas Kecamatan Langgam
200
15. Surat Bukti mengadakan Penelitian di delapan SDN yang
mendapat Program PMT-As di Kecamatan Langgam
16. Daftar Riwayat Hidup
201
209
xx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada awal abad XXI pembangunan pendidikan di Indonesia
menghadapi tiga tantangan besar, yaitu:
Pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan
dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil pembangunan
pendidikan yang telah dicapai. Kedua, untuk mengantisipasi era
globalisasi, dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang kompeten agar mampu bersaing dalam
pasar kerja global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya otonomi
daerah,
sistem
pendidikan
nasional
dituntut
untuk
melakukan
perubahan dan penyesuaian sehingga dapat mewujudkan proses
pendidikan yang lebih demokratis, memperhatikan keberagaman
kebutuhan/keadaan daerah dan peserta didik, serta mendorong
peningkatan partisipasi masyarakat, (PROPENAS 2000 - 2004, 200V
165).
Menghadapi tantangan di atas, Pemerintah Indonesia merumuskan
visi pembagunan nasional yang merupakan tujuan yang ingin dicapai
yaitu: "Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis,
berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia
yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air,
kesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi dan berdisiplin,"
(PROPENAS 2000 - 2004, 2001: 9).
Sejalan dengan visi pembangunan nasional tersebut, terdapat
delapan butir arah kebijakan pembangunan pendidikan menurut GBHN
1999-2004
(2001:165),
salah
satunya
(butir
ketujuh)
adalah:
"Mengembangkan kualitas SDM sedini mungkin secara terarah, terpadu,
dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh
komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal
disertai dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya."
Khusus pendidikan dasar dan prasekolah sasaran yang ingin
dicapai sampai dengan akhir tahun 2004 adalah: "(1) Meningkatnya Angka
Partisipasi Kasar (APK) SD/MI dan SLTP/MTs; (2) Terwujudnya organisasi
sekolah disetiap kebupaten/kota yang lebih demokratis, transparan,
efisien,
terakunkan
(accountable),
serta
mendorong
partisipasi
masyarakat; dan (3) Terwujudnya manajemen pendidikan yang berbasis
sekolah/masyarakat (school/community - based management) dengan
mengenalkan konsep dan merintis pembentukan komite sekolah di
seluruh SD dan Ml serta SLTP dan MTs," (PROPENAS 2000 - 2004,
2001).
Salah satu upaya menunjang arah yang ingin dicapai
dalam
pembangunan pendidikan dasar dan prasekolah tersebut, pemerintah
melaksanakan Program Perbaikan Gizi dan Masyarakat dengan tujuan
umumnya adalah meningkatkan intelektualitas dan produktivitas sumber
daya manusia. Sedangkan tujuan khsususnya adalah: "(a) Meningkatkan
kemandirian keluarga dalam
upaya
perbaikan status gizi;
(b)
Meningkatkan pelayanan gizi untuk mencapai keadaan gizi yang baik
dengan menurunkan
prevalensi gizi kurang dan gizi lebih; dan (c)
Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan bermutu untuk
memantapkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga," (PROPENAS
2000-2004,2001: 189).
Berkaitan dengan visi, misi, dan
arah kebijakan pembangunan
pendidikan di atas, terdapat beberapa pandangan tentang hakekat
pendidikan yang dikemukakan oleh Makmun et al. (1999: 7) yaitu:
(1) Secara fenomenologis (Langevel), pendidikan pada hakekatnya
merupakan suatu bantuan yang diberikan seseorang kepada orang
lain yang sedang berusaha untuk mencapai kedewasaannya dengan
menggunakan cara tertentu serta berlangsung dalam lingkungan
(keluarga, sekolah, dan masyarakat) sosio kultural tertentu; (2) secara
legalistik (UUSPN No.2/1989), pendidikan merupakan usaha sadar
untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dan atau latihan bagi perannya di masa yang akan
datang; dan (3) secara sistemik, pendidikan merupakan proses
transaksional dari totalitas perangkat masukan (observed inputs)
sesuai yang diharapkan (minimum acceptable performance, intended
outputs).
Di samping tantangan
Indonesia sebagaimana
telah
pendidikan yang dihadapi Bangsa
diungkapkan
sebelumnya,
khusus
pendidikan dasar di Indonesia kualitasnya sangat memprihatinkan. Hal itu
tercermin dari hasil studi kemampuan membaca untuk tingkat Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP) yang dilakukan The
International Association for the Evaluation of Educational Achievement
(IEA) pada tahun 1987-1990. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa
siswa SD (kelas 3-4) di Indonesia berada pada urutan ke-26 dari 27
negara peserta dengan jumlah skor 394. Sementara untuk tingkat Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), studi yang dilakukan oleh Bank Dunia
pada tahun 1998 mencatat bahwa siswa SLTP Indonesia mencapai skor
51,7 dari materi yang di teskan. Rata-rata skor ini berada di bawah Hong
Kong (75,5%), Singapura (74%), Thailand (65,15), dan Filipina (52,6%),
(Supriadi, 2000: 7).
Ketika krisis ekonomi menerpa Bangsa Indonesia sejak bulan Juli
1997, kemudian berkembang
menjadi multi krisis telah memporak-
porandakan struktur kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk sektor
pendidikan nasional. Bidang pendidikan merasakan dampak langsung
terhadap krisis ekonomi tersebut (ketiga setelah pangan dan kesehatan)
adalah pendidikan dasar (SD dan SLTP). Misalnya, menambah resiko
semakin banyaknya siswa yang putus sekolah dan terhambatnya
pertumbuhan Angka Partisipasi Kasar (APK), membuka peluang bagi
anak-anak usia wajib belajar yang berasal dari kelompok "marginal" untuk
tidak melanjutkan ke SLTP, ongkos kesempatan (opportunity cost)
pendidikan menjadi mahal, tertundanya penuntasan wajib belajar yang
ditargetkan pada akhir Pelita VII tahun 2004 (ditunda sampai tahun 2008),
dan terhambatnya penambahan jumlah guru, (Supriadi, 2000: 13).
Angka putus sekolah setelah terjadi krisis ekonomi di Indonesia
bervariasi. Pada tahun ajaran 1998/1999 Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan memperkirakan sekitar 5 - 6 juta anak tidak melanjutkan ke
SLTP. Awal tahun 1999 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Juwono
Sodarsono (waktu itu) mengatakan angka putus sekolah telah bertambah
dari 3 juta siswa menjadi 3,2 juta siswa. Menurut Menteri Koordinator
Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan Haryono Suyono
(pada
waktu
itu)
terdapat
6-10
juta
keluarga
yang
kesulitan
menyekolahkan anaknya karena tidak mampu. Rano Karno, salah
seorang duta UNICEF di Indonesia memperkirakan 7 juta anak usia
sekolah tidak bisa sekolah akibat semakin buruknya kondisi ekonomi,
jumlah anak usia wajib belajar tingkat SLTP (12-15) yang melanjutkan
pada
tahun
ajaran
1998/1999
turun
dari
78%
menjadi
58%,
(Darmaningtyas, 1999: 33).
Krisis ekonomi juga menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat, yaitu munculnya penyakit gizi buruk dan busung lapar (di
desa dan kota) di daerah kantong-kantong miskin. Penyakit gizi buruk
(berat badan kurang dari 60% dari berat normal) dan busung lapar
(honger diem - HO) merupakan penyakit yang banyak menimpa anakanak di bawah usia lima tahun (Balita). Pada bulan Mei 1999 jumlah
balita yang menderita kurang gizi, gizi buruk, dan busung lapar mencapai
117.219 orang. Penyakit itu menyebar di seluruh wilayah Indonesia, selain
menderita penyakit gizi buruk dan busung lapar, sekitar 60%-80% siswa
SD cacingan, (Darmaningtyas, 1999: 81). Sebagai dampak dari kondisi
buruk tersebut adalah terjadinya penurunan tingkat kecerdasan jutaan
anak Indonesia dan secara jelas akan berpengaruh terhadap perwujudan
pendidikan yang berkualitas.
Dampak dari krisis ekonomi yang berkepanjangan membuat
rendahnya status gizi kesehatan anak usia SD (6-12 tahun) yang memiliki
latar belakang
keluarga tidak mampu. Akibatnya adalah di samping
secara mental tidak siap untuk belajar, juga berakibat pada lemahnya
rangsangan intelektual. Hal itu senada dengan apa yang diungkapkan
oleh Supriadi, (2000: 6) yaitu:
Sebagian (besar) anak SD datang ke sekolah dalam keadaan perut
lapar, tanpa sarapan pagi dan tidak dibekali uang jajan. Kalaupun
mereka dibekali uang jajan, makanan yang mereka beli di lingkungan
sekolah kurang higienis. Anak-anak SD juga banyak mengalami
kekurangan gizi dan secara umum status kesehatannya rendah.
Penyakit cacingan dan kekurangan zat yudium masih sangat tinggi
pada anak-anak SD di Indonesia yang kemudian menghambat
perkembangan intelektual mereka. Secara fisik penampilan sebagian
dari mereka tampak kuyu, sorot matanya sayu, pemtnya buncit,
pantatnya kempes, badannya kurus, dan pakaiannya lusuh. Hal itu
menandakan bahwa status kesehatan fisik mereka rendah.
Bila dilihat dari terminologi kesehatan temngkap bahwa, "Makanan
yang mengandung gizi bukan hanya penting untuk menunjang kebutuhan
fisik, akan tetapi juga mempengaruhi pencapaian hasil prestasi belajar
anak. Bila anak belajar dalam kedaan perut kosong, maka daya pikir dan
ingatnya menjadi lebih rendah," (Ratnawati, 2001: 83).
Selanjutnya
Dryden, G dan Vos Jeannette yang dikutip oleh Baiquni, (2000:95)
mengatakan bahwa, "Pengaturan makanan yang baik dan bergizi
sangatlah penting untuk proses belajar, dan begitu juga dengan
pemeriksaan kesehatan secara rutin." Selanjutnya diungkapkan juga
bahwa:
Seperti mesin-mesin kompleks yang lain, otak membutuhkan
energi. Pada dasarnya, ia mendapatkannya dari makanan. Jika
makanan berenergi rendah, ia tidak dapat bekerja dengan baik.
Berilah ia makanan berenergi tinggi, hingga komputer pribadi anda
dapat bekerja dengan mulus dan efisien, (Baiquni, 2001: 136).
7
Pemerintah Indonesia dibantu oleh lembaga-lembaga
keuangan
internasional berusaha menanggulangi dampak krisis ekonomi terhadap
sektor penididikan sejak tahun 1998 dengan melaksanakan program
Jaring Pengaman Sosial (JPS) - Social Safety Net Programs - dalam tiga
bidang, yaitu: (1) pangan; (2) kesehatan masyarakat dan pendidikan; dan
(3) lapangan kerja dan usaha kecil. Program Jaringan Pengaman Sosial
ini dilajutkan tahun 1999/2000 dengan prioritas pada empat bidang, yaitu:
(1) pangan, (2) pendidikan, (3) kesehatan, dan (4) pemberdayaan
ekonomi rakyat," (Supriadi, 2000: 14-15).
Salah satu program bidang kesehatan yang juga merupakan
langkah perbaikan gizi untuk anak usia SD/MI yang dilaksanakan
pemerintah pada masa krisis ekonomi adalah program Pemberian
Makanan Tambahan Sekolah (PMT-AS). Program ini merupakan salah
satu program jaringan pengaman sosial bidang kesehatan untuk tingkat
SD dan Madrasah Ibtidaiyah (Ml) negeri dan swasta, Pondok Pesantren
setingkat SD yang berada di desa tertinggal dan daerah miskin perkotaan.
Landasan yuridis formal dari pelaksanaan program PMT-AS tersebut
adalah Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1997 dan
Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 441.5/328/SJ tanggal 25 Nopember
1996 tentang Persiapan Pelaksanaan Program PMT-AS. Secara umum
tujuan dari program PMT-AS adalah "Meningkatkan ketahanan fisik siswa
SD/MI di desa tertinggal, siswa SD/MI di daerah miskin perkotaan dan
siswa Pondok Pesantren (Ponpes) usia SD melalui perbaikan gizi dan
kesehatan, sehingga dapat mendorong minat dan kemamj
untuk meningkatkan prestasi dalam rangka menunjang
Program Wajib Belajar Sembilan Tahun," (Forum Koordinasi PMT-AS,
1999: 2).
Sebagai gambaran, pembiayaan yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah secara nasional untuk program PMT-AS pada tahun
1998/1999-2000 dapat dilihat pada tabel 1.1 di halaman berikutnya.
TabeM.1
Program-Program JPS, Pengelola Program serta Alokasi
dan Sumber Dana Tahun 1998/1999 - 2000
Bidang Intervensi
Program
1.
Instansi
Pengelola
PKPN - MPMP
Sumber
Dana
Tahun
'98/'99
Tahun
'99/'00
Tahun
'00
633
117
8
0
5
8
RM
Deptan
633
0
0
RM
Deptan
0
57
0
JBIC
DEPK
Perikanan
0
55
0
JBIC
2.923
2.054
1.066
1.138
1.209
667
Di Pusat
KETAHANAN
PANGAN
OPK Beras
Alokasi Dana (Milyar Rupiah)
Bulog &
DDN-OD
Pengemb. Dan
Budidaya Ayam
Buras 1'
Pengemb. Tambak
Rakyat1)
2. PENDIDIKAN
Beasiswa dan DBO
Depdikbud
Dikdasmen
Beasiswa dan DBO
Dikti1)
BOP SD/MI
RM.WB,
ADB
Depdikbud
338
309
0
RM
Depdikbud,
Depag &
959
536
399
RM
DDN-OD
Rehabilitas dan
Bantuan Pemb. SD
852
iljlESl||i|N:: i|
JPS-BK2)
PS Bidang Sosial2)
-
-
RM
->2.2p||| liliiili illi>-^
Depkes
Depkes/BK
SN
1.043
1.030
867
92
102
68
0
0
ADB.RM
ADB,
RM
Bantuan
Pembangunan
Depkes
721
RM
Sarana Kesehatan
PMT-AS
Lirttas
Sektor
4. PENCIPTAAN
LAPANGAN
KERJA
PRODUKTIF
41tf;'::;-
-^S5^ : v;™345
2.045
1,000
RM
.::-44t:.
PDKMK
Depnaker
597
0
0
RM
P3T
Depnaker
399
0
0
RM
Dephutbun
491
0
0
RM
Padat Karya
Kehutanan
Tabel 1.1 (Lanjutan)
Program-Program JPS, Pengelola Program serta Alo
dan Sumber Dana Tahun 1998/1999 - 2000
Bidang Intervensi
Program
PKSPU-CK
(1998/99VKKP3
Instansi
Pengelola
Di Pusat
Depkimpraswil
Alokasi Dana (Milyar Rupiah)
Tahun
'98/'99
Dana
'99/'00
559
850
3.666
RM
0
150
75
RM
1.701
792
435
1.701
792
435
9.573
5.645
3.230
5.450
6.235
2.232
15.023
11.880
5.4662
Depkim-
PKPP
Raswil
5. DANA PEMBERDAYAAN MASYA
Sumber
Tahun
'00
Tahun
RAKAT
PDM-DKE 3)
DDN-OD
TOTAL ANGGARAN
JPS (Pembangunan)
RM
Subsidi Beras
Program (PK)
Anggaran Rutin
TOTAL ANGGARAN
Sumber: Wahid et a/., (2001: 24-25).
Keterangan:
RM = Rupiah Murni, WB = Word Bank, ADB = Asian Development Bank
1) Program Pengembangan Ayam Buras, Pengembangan Tambak Rakyat dan
Beasiswa dan DBO Dikti dilaksanakan sebagai program reguler pada tahun 2000.
2) Alokasi dana untuk dua program yang dibiayai oleh Project Loan ADB ini digunakan
tidak terbatas pada priode tahun anggaran. Alokasi dana untuk tahun 2000 baru
digunakan pada akhir tahun anggaran yang bersangkutan.
3) Program PKP, PKPP dan PDM-DKE tidak dilaksanakan pada tahun 1999/2000,
karena keterbatasan anggaran.
Pelaksanaan program PMT-AS di Propinsi Riau telah berjalan
semenjak program ini dimulai, tepatnya tahun anggaran 1996/1997.
Sebagai gambaran umum pelaksanaan program PMT-AS di Propinsi Riau
dapat dilihat pada tabel 1.2. Berdasarkan data yang diperiihatkan pada
tabel 1.2 tersebut, dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan program PMT-AS
di Propinsi Riau mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya jumlah siswa SD/MI/Pondok Pesantren sebagai sasaran
11
yang diikuti dengan peningkatan jumlah anggaran yang dikeluarkan oleh
negara.
Tabel 1.2
Pelaksanaan Program PMT-AS di Propinsi Riau
Tahun
Sasaran
Anggaran
SD/MI
Jumlah
Siswa
Jumlah
Jumlah
Desa
Dana/Per-
Sumber
Dana
Sisiswa
1996/1997
880
130.524
460
3.162.376.000/
RAPBN
@250
1997/1998
1.425
236.199
652
6.917.398.000/
RAPBN
@250
1998/1999
1.464
257.125
652
13.496.101.000/
RAPBN
@350
1999/2000
1.611
272.940
713
13.384.655.000/
RAPBN
@400
2000/2001
1.805
305.450
812
13.852.342.000
@750
2001/2002
2.015
452.65
956
14.171.425.000
RAPBN
dan
RAPBD
RAPBN
dan
@850
RAPBD
Sumber: Forum Komunikasi PMT-AS Propinsi Riau, tahun 2002.
Oleh karena adanya anggapan yang muncul bahwa anggaran yang
diberikan oleh Pemerintah Pusat belum mencukupi, maka masing-masing
Pemerintah Kabupaten/Kota mengambil langkah dengan mengalokasikan
dana tambahan untuk melaksanakan program PMT-AS yang diambil dari
RAPBD. Besarnya dana tambahan yang dikeluarkan oleh setiap
Pemerintah Kabupaten/Kota di
Provinsi
Riau
dalam
mendukung
12
pelaksanaan program PMT-AS dapat dilihat pada tabel 1.3 di halaman di
bawah ini.
Tabel 1.3
Dukungan Dana RAPBD Pemerintah Kabupaten/Kota
dalam Menunjang Program PMT-AS di Propinsi Riau
No.
Tahun Anggaran
Kabupaten/
Kota
1.
Bengkalis
2.
Kepri
3.
Kampar
4.
Inhu
5.
Inhil
6.
Pekanbaru
7.
Batam
8.
Propinsi Riau
JUMLAH
1996/
1997
1997/
1998
-
-
-
-
-
25.000.00
-
-
-
-
25.000.00
-
50.000.00
1998/1999
1999/2000
826.690.40
836.340.40
1.288.100.00
1.320.100.00
75.000.00
130.000.00
30.000.00
250.000.00
-
-
25.000.00
10.000.00
10.000.00
38.365.00
55.000.00
50.000.00
65.000.00
200.000.00
150.000.00
200.000.00
315.000.00
2.429.790.40
2.864.805.40
Sumber: Forum PMT-AS Propinsi Riau, tahun 2000.
Khususnya untuk Kabupaten Pelalawan yang merupakan lokasi
penelitian ini, program PMT-AS dilaksanakan semenjak program ini
dilaksanakan dari tahun anggaran 1996/1997 hingga tahun anggaran
1999/2000 dilaksanakan di Kabupaten Kampar (sebelumnya merupakan
Kabupaten Induk). Namun, semenjak tahun anggaran 2000/2001 sudah
dikelola oleh Kabupaten Pelalawan. Adapun alokasi anggaran, jumlah
13
sasaran siswa, dan lokasi program PMT-AS di Kabupaten Pelalawan
dapat dilihat pada tabel 1.4.
Tabel 1.4
Alokasi Anggaran dan Lokasi Program PMT-AS
di Kabupaten Pelalawan Tahun 2001/2002- 2002/2003
No.
Tahun
Anggaran
Jumlah
Kecamatan/
Desa/Kel.
Ponpes
Jumlah
SD/MI/
Jumlah
Siswa
Anggaran
Jumlah
,1.
2001/2002
10/57
106
15.945
918.486.600
2.
2002/2003
10/88
174
21.292
1.280.969.200
Sumber: Kantor Pembangunan Masyarakat Desa Kabupaten Pelalawan,
tahun 2002.
Pada tahun anggaran 2001/2002 sekolah dasar negeri yang
terpilih melalui seleksi ditingkat Kecamatan Langgam (lokasi penelitian ini)
dan kemudian diterbitkan Surat Keputusan Bupati Pelalawan sebagai
penerima dana bantuan program PMT-AS dapat dilihat pada tabel 1.5"
pada halam berikutnya.
14
Tabel 1.5
Sekolah Dasar Negeri Penerima Dana Bantuan
Program PMT-AS di Kecamatan Langgam tahun 2001/2002
No.
Nama Sekolah
Desa
Lokasi
1.
SD Negeri No. 002
Tambak
Sedang
2.
SD Negeri No. 004
Sotol
Sulit
3.
SD Negeri No. 006
Segati
Sedang
4.
SD Negeri No. 007
Penarikan
Sulit
5.
SD Negeri No. 010
Pkl.Gondai
Sulit
6.
SD Negeri No. 013
Langkan
Sedang
7.
SD Negeri No. 016
Penarikan
Sedang
8.
SD Negeri No. 025
Tambak
Sedang
Sumber: Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Pelalawan, tahun 2002.
Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan pada bulan Agustus
2001, ditemukan beberapa fenomena yang mengindikasikan bahwa
pelaksanaan program PMT-AS belum sepenuhnya dikelola secara efektif
dan efisien sesuai dengan petunjuk pelaksana dan teknis yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Ketidakefektifan tersebut dapat dilihat baik
pada
aspek
perencanaan,
pelaksanaan,
maupun
pada
aspek
pengawasannya. Berangkat dari kondisi tersebut, penelitian ini difokuskan
untuk mengungkap secara empirik tentang efektivitas manajemen
program PMT-AS serta pengaruhnya terhadap mutu penyelenggaraan
pendidikan. Melalui penelitian ini diharapkan tujuan dan sasaran program
PMT-AS dapat tercapai secara optimal, sehingga dana yang dikeluarkan
oleh pemerintah dapat dipergunakan dan dipertanggungjawabkan oleh
15
pihak pengelolanya. Mengacu pada segala permasalahan dan hambatan
yang ditemui dalam program PMT-AS pada tingkat sekolah, tahap
selanjutnya
adalah
mengembangkan
alternatif
strategi
untuk
meningkatkan efektivitas manajemen program PMT-AS pada masa
datang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang
masalah di atas, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini secara
umum dapat dirumuskan sebagai berikut.
"Bagaimanakah Efektivitas Manajemen Program Pemberian Makanan
Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan Pengaruhnya terhadap Mutu
Penyelenggaraan Pendidikan pada Sekolah
Dasar Negeri di
Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau?"
Berdasarkan rumusan umum masalah yang dikemukakan di atas,
selanjutnya dijabarkan secara khusus pokok-pokok masalah yang akan
dianalisis melalui penelitian ini yaitu:
(1) Bagaimanakah gambaran umum tentang efektivitas manajemen
program PMT-AS pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan
Langgam Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, ditinjau dari aspek
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
(2) Bagaimanakah
gambaran
tentang
mutu
penyelenggaraan
pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam
16
Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, ditinjau dari aspek tingkat
absensi siswa, tingkat drop-out siswa, tingkat tinggal kelas siswa,
derajat kesehatan siswa, dan prestasi hasil belajar siswa.
(3) Berapa besarkah pengaruh efektivitas manajemen program PMTAS terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan pada Sekolah
Dasar Negeri di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan
Propinsi Riau.
(4) Bagaimanakah
gambaran
tentang
Kekuatan
(Strengths),
Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), dan Ancaman
(Threats) - SWOT - dari pelaksanaan program PMT-AS pada
Sekolah Dasar di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan
Propinsi Riau.
(5) Berdasarkan hasil analisis SWOT, bagaimanakah alternatif
strategi manajemen program PMT-AS pada Sekolah Dasar Negeri
di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan batasan dan fokus masalah yang telah diungkapkan
sebelumnya, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
dan menganalisis secara empirik tentang Efektivitas Manajemen Program
Pemberian
Pengaruhnya
Makanan
terhadap
Tambahan
Mutu
Anak
Sekolah
Penyelenggaraan
(PMT-AS)
Pendidikan
dan
yang
dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam
17
Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, yang telah dilaksanakan sejak tahun
1996/1997 sampai dengan tahun 2001/2002.
Secara khusus tujuan penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut.
(1) Untuk
memperoleh
gambaran
umum
tentang
efektivitas
manajemen program PMT-AS pada Sekolah Dasar Negeri di
Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, ditinjau
dari aspek perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
(2) Untuk memperoleh gambaran tentang mutu penyelenggaraan
pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam
Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, ditinjau dari aspek tingkat
absensi siswa, tingkat drop-out siswa, tingkat tinggal kelas siswa,
derajat kesehatan siswa, dan prestasi hasil belajar siswa.
(3) Untuk
mengetahui
seberapa
besar
pengaruh
efektivitas
manajemen program PMT-AS terhadap mutu penyelenggaraan
pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam
Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau.
(4) Untuk
menjelaskan
gambaran
umum
tentang
Kekuatan
(Strengths), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), dan
Ancaman (Threats) - SWOT- dari pelaksanaan program PMT-AS
pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam Kabupaten
Pelalawan Propinsi Riau.
18
(5) Untuk mengembangkan alternatif strategi manajemen program
PMT-AS pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam
Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengungkap aspekaspek penting yang berkaitan dengan efektivitas manajemen dan manfaat
program dari pelakasanaan program PMT-AS. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun
secara praktis. Secara teoretis hasil penelitian ini dimaksudkan untuk
memperkaya khazanah keilmuan, khususnya dalam bidang administrasi
pendidikan sebagai landasan konseptual dalam upaya meningkatkan
mutu penyelenggaraan pendidikan. Hasil penelitian ini juga diharapkan
dapat dikembangkan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian
lebih lanjut.
Secara praktis hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan sumbangan pemikiran dalam upaya lebih menyempumakan
dan memperbaiki pelaksanaan program PMT-AS pada masa yang akan
datang. Sumbangan pemikiran tersebut dapat dijadikan sebagai kerangka
acuan bagi pihak-pihak yang terkait baik secara langsung, maupun tidak
langsung, misalnya Pemerintah Daerah, Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten dan Kecamatan, Kepala Sekolah, Guru, Kepala Desa, BP3
19
atau Dewan/Komite Sekolah, Bidan Desa, dan pihak lain yang terkait
dalam pelaksanaan program PMT-AS.
E. Asumsi
Dalam upaya menjelaskan bagaimana pengaruh efektivitas
manajemen
program
PMT-AS terhadap
mutu
penyelenggaraan
pendidikan yang merupakan pokok permasalahan dalam penelitian ini
berikut dikemukakan beberapa asumsi yaitu:
(1) Efektivitas pada dasarnya menunjukkan kepada suatu ukuran
tingkat kesesuaian antara hasil yang dicapai (acheivment,
observed output) dengan hasil yang diharapkan sebagaimana
ditetapkan, (Abin Syamsudin Makmun, 1996).
(2) Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas suatu organisasi
meliputi: (a) Karakteristik organisasi; (b) Karakteristik lingkungan;
(c) Pekerja; dan (d) Kebijakan manajemen dalam mengelola
organisasi, ( Richard M. Steers dalam Muhyadi, 1989: 297).
(3) Program PMT-AS merupakan salah satu Program Perluasan
Jaring Pengaman Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (PJPSPM) yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan fisik siswa
melalui perbaikan gizi dan kesehatan, sehingga dapat mendorong
minat dan kemampuan belajar untuk meningkatkan prestasi
belajarnya dalam rangka menunjang tercapainya wajib belajar
sembilan tahun, (Bappenas, 2000).
20
(4) Mutu
penyelenggaraan pendidikan
merupakan
kemampuan
sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan effisien
terhadap komponen yang berkaitan dengan sekolah, sehingga
menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut
standar yang berlaku, (Direktorat Pendidikan Dasar, 1994: 7).
(5) Peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan dapat dilakukan
berdasarkan TQM (Total Quality Management) yang merupakan
suatu pendekatan dalam menjalankan program/usaha yang
mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui
perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungannya, (Tjiptono dan Diana, 1995: 4).
F. Hipotesis
Mengacu pada latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan
penelitian, serta dalam upaya memberikan arah yang lebih jelas pada
penelitian ini, maka dirumuskan hipotesis kerja sebagai berikut:
"Terdapat pengaruh positif yang signifikan efektivitas manajemen
program PMT-AS terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan pada
Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan
Propinsi Riau."
Berdasarkan rumusan hipotesis tersebut di atas, hubungan antara
variabel yang dianalisis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut.
EFEKTIVITAS MANAJEMEN
PROGRAM PMT-AS (X)
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengawasan
MUTU PENYELEN
PENDIDIKA
•
.
Absensi
DO
•
Tinggal Kelas
•
Kesehatan
> Prestasi Belajar
Gambar 1.1 : Model Hubungan antarVariabel Penelitian
G. Kerangka Berpikir Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif yang akan dijelaskan lebih lanjut pada bab III dari
tesis ini. Dalam upaya lebih memahami fokus penelitian secara lebih tajam
pembahasan berikut ini akan menjelaskan kerangka berpikir penelitian
yang merupakan "Fundamental image a dicipline has ofits subject metter
yaitu suatu pandangan mendasar suatu disiplin ilmu tentang apa yang
menjadi pokok persolan yang semestinya dipelajari," (Supriadi 1998:12).
Kerangka berpikir penelitian disusun dengan cara merumuskan,
menggolongkan dan menghubungkan eksemplar, teori-teori, metode-
metode, dan seluruh informasi yang terdapat di dalamnya. Dalam
pelaksanaan penelitian ini kerangka berpikir penelitian digunakan untuk
menunjukkan konsepsi dasar mengenai aspek realitas tentang apa dan
bagaimana pengaruh antara efektivitas manajemen program PMT-AS
terhadap mutu penyelenggraan pendidikan.
22
Penelitian ini berfokus pada efektivitas manajemen program PMT-
AS, dan pengaruhnya terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan di
sekolah dasar. Program PMT-AS pada dasarnya merupakan gerakan
nasional yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan fisik siswa SD/MI
dan Pondok Pesantren negeri dan swasta melalui perbaikan gizi dan
kesehatan, sehingga dapat mendorong minat dan kemampuan belajar
siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya dalam rangka menunjang
tercapainya program wajib belajar pendidikan sembilan tahun.
Siswa merupakan raw input dalam penyelenggaraan pendidikan,
kualitas input akan menentukan kualitas proses dan kuatitas output yang
dihasilkan. Keberhasilan program PMT-AS dalam mencapai tujuannya
yaitu meningkatkan ketahanan fisik,
sehingga dapat mendorong
kemampuan belajar siswa sebagai raw input akan berpengaruh terhadap
kualitas proses dan kualitas hasil belajar yang juga merupakan salah satu
indikator dari mutu penyelenggraan pendidikan.
Program PMT-AS merupakan program lintas sektoral, maka
penanganannya memerlukan suatu bentuk koordinasi yang terpadu.
Keberhasilan program PMT-AS sangat tergantung partisipasi, koordinasi,
dan pengawasan serta pembinaan dari berbagai pihak terkait. Di samping
itu, faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan program
ini adalah kemampuan kepala sekolah (sebagai penanggung jawab
pelaksana pada tingkat sekolah) dalam mengelola dan menjalin
kerjasama dengan berbagai unsur yang terkait secara langsung. Misalnya
23
dengan guru, Pengurus BP3, Tim Penggerak PKK Desa, Bidan Desa, dan
Kepala Desa.
Perwujudan dari pengelolaan program PMT-AS meliputi aspek
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Idealnya setiap masing-
masing fungsi menajemen tersebut harus dilakukan dengan prinsip-prinsip
menurut teori manajemen modern yang bermuara pada optimalisasi, yaitu
dikelola secara efektif dan efisien. Bila tidak dikelola secara efektif, maka
tujuan dari program PMT-AS tidak akan tercapai secara optimal dan
program ini akan tidak membawa pengaruh ataupun dampak apa-apa
terhadap peningkatan ketahanan fisik dan kesehatan siswa, termasuk
mutu penyelenggaraan pendidikan. Pandangan menyeluruh tentang
keterkaitan antara komponen-konponen yang merupakan fokus penelitian
ini dapat lihat pada kerangka berpikir yang digambarkan halaman
berikutnya.
24
—i
KURIKULUM
TENAGA PENGAJAR
SARANA
INSTRUMENTAL INPUT
• -* ,
o
RAW INPUT
PROSES
(SISWA)
IQ&EQ
Minat
Motivasi
Kesehatan
OUTPUT
*k
3
Kegiatan Belajar Mengajar [J_| J^
Hasil Belajar
MUTU PENYELENGARAAN PENDIDIKAN
•*»
^T
x
\3a3t
va
PROGRAM
PMT-AS
Sumber Daya
ENVIRONMENTAL INPUT
Manajemen
Gambar 1.2
Paradigma Penelitian Efektivitas Manajemen Program PMT-AS dan
Pengaruhnya terhadap Mutu Penyelengaraan Pendidikan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini memiliki tujuan operasional untuk
mendeskripsikan
efektivitas
manajemen
program
PMT-AS
yang
dilaksanakan pada sekolah dasar negeri serta menganalisis pengaruhnya
terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan, khususnya yang berkaitan
dengan mutu siswa sebagai sasaran program. Tahap selanjutnya dari
penelitian ini adalah mengembangkan strategi alternatif manajemen
program PMT-AS dengan cara menganalisis faktor-faktor internal dan
eksternal kelembagaan (sekolah), baik itu yang mendukung ataupun
menghambat pelaksanaan program.
Dalam upaya mencapai tujuan
tersebut di atas, penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode
deskriptif yang datanya diperoleh melalui kegiatan survey.
Metode
deskriptif diterapkan
untuk
mengggambarkan
secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai efektivitas manajemen program
PMT-AS dan mutu penyelenggraan pendidikan berdasarkan fakta-fakta
yang diketemukan pada saat program tersebut dilaksanakan. Proses
pengungkapan fakta dilakukan dengan cara mengakumulasi data dasar
yang diperoleh melalui survey terhadap guru, kepala sekolah, dan pihakpihak lainnya yang terlibat dalam pelaksanaan program PMT-AS. Data
lainnya yang juga dijadikan sebagai bahan untuk dianalisis adalah
79
80
dokumen-dokumen yang terkait dengan program PMT-AS dan mutu
penyelenggaraan pendidikan, baik itu dokumen yang tersaji dalam bentuk
arsip ataupun dalam bentuk buku pedoman.
Berdasarkan
tipe
data
yang
akan
dianalisis,
penelitian
ini
dilaksanakan dengan menggunakan dua pendekatan yaitu penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif. Data dalam penelitian kuantitatif
diperoleh dengan melakukan pengukuran variabel melalui penyebaran
kuesioner. Data dalam penelitian kualitatif diperoleh dengan melakukan
wawancara
dan
analisis
dokumen.
Pendekatan
analisis
kuantitatif
diterapkan untuk mendeskripsikan tingkat efektivitas manajemen program
PMT-AS serta pengaruhnya terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan
yang dijelaskan dengan menggunakan teknik statistik deskriptif dan
analisis korelasional.
mengungkapkan
ancaman
yang
Pendekatan analisis kualitatif diterapkan untuk
faktor-faktor
kekuatan,
selanjutnya
digunakan
kelemahan,
sebagai
peluang,
dasar
dan
dalam
mengembangkan alternatif strategi manajemen program PMT-AS.
B. Definisi Operasional Variabel
Terdapat dua variabel yang akan di analisis dalam penelitian ini
yaitu efektivitas manajemen program PMT-AS dan mutu penyelenggaraan
pendidikan. Secara rinci definisi operasional dari kedua variabel tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut.
81
1. Efektivitas Manajemen Program PMT-AS
Efektivitas berhubungan dengan keberhasilan dalam mencapai
suatu tujuan yang pada dasarnya menunjukkan suatu ukuran tingkat
kesesuaian antara hasil yang dicapai (achievement, observed outputs)
dengan hasil yang diharapkan (objectives, targets, intended outputs).
Efektivitas manajemen lebih mengarah pada bagaimana proses dan
fungsi manajemen dilaksanakan melalui proses penataan sumber daya
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan
bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia
serta di dalam
pelaksanaan
mencapai tujuan yang ditetapkan.
program
PMT-AS di sekolah,
yang turut
Dalam
konteks
efektivitas manajemen
dijelaskan berdasarkan dimensi dan indikator yaitu:
(1) Perencanaan yang meliputi: (a) Proses perumusan program; (b)
Persiapan sarana penunjang; (c) Penentuan kelompok kerja; (d)
Pelatihan kelompok kerja; (e) Jadwal pemberian makanan; (f)
Penentuan daftar jenis makanan; (g) Pendataan siswa setiap kelas;
(h) Ketersediaan buku pedoman pelaksanaan; (i) Sosialisasi.
(2) Pelaksanaan yang meliputi:
(a) Prosedur pencairan dana;
(b)
Pencatatan status gizi (KMS); (c) Penyediaan sarana/peralatan; (d)
Teknis pemberian makanan; (e) Frekuensi/jumlah hari makanan; (f)
Pemberian
obat
Pengawasan gizi.
cacing;
(g)
Pelaksanaan
Imunisasi;
(h)
82
(3) Pengawasan
yang
meliputi:
(a)
Penyampaian
laporan
pertanggungjawaban; (b) Bimbingan; (c) Pembinaan; (d) Evaluasi
keberhasilan.
2. Mutu penyelenggaraan pendidikan
Mutu menunjukkan suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang
diberikan atau dikenakan kepada barang (products) dan/atau jasa
(sew'ces) tertentu berdasarkan pertimbangan objektif atas bobot dan atau
kinerja.
Penyelenggaraan pendidikan adalah segala bentuk proses
pelaksanaan pendidikan di sekolah yang berlangsung sesuai dengan
prosedur dan waktu yang telah ditetapkan tercermin dari kemampuan
sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien terhadap
komponen-komponen yang berkaitan dengan program pendidikan (inputproses-output), sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponenkomponen
tersebut.
Dalam
penelitian
ini
mutu
penyelenggaraan
pendidikan dibatasi pada komponen siswa sebagai raw input dalam
penyelenggaraan pendidikan yang diukur dengan menggunakan dimensi
dan indikator yaitu:
(1) Tingkat absensi siswa;
(2) Tingkat drop-out siswa;
(3) Tingkat tinggal kelas siswa;
(4) Derajat kesehatan siswa;
(5) Prestasi belajar siswa.
83
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada sekolah dasar negeri yang berada di
di Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau yang telah
mendapat program PMT-AS sejak tahun pelajaran 1996/1997 sampai
dengan tahun 2001/2002. Penatapan lokasi penelitian didasarkan pada
pertimbangan karakteristik kelayakan obyek dan lokasinya bisa dijangkau.
Adapun lokasi penelitian meliputi delapan Sekolah Dasar Negeri yaitu:
(1) SDN No. 002 Tambak;
(2) SDN No. 004 Sotol;
(3) SDN No. 006 Segati;
(4) SDN No. 007 Penarikan;
(5) SDN No. 010 Pangkalan Gondai;
(6) SDN No. 013Langkan;
(7) SDN No. 016 Penarikan;
(8) SDN No. 025 Tambak.
Kaitannya dengan proses pengumpulan data, responden yang
dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan
kepala sekolah. Karena jumlah populasi sekolah yang relatif sedikit yaitu
hanya ada delapan sekolah, maka teknik pengambilan sampel pada
tingkat sekolah menggunakan total sampling a