PENGEMBANGAN REPRESENTASI KIMIA SEKOLAH BERBASIS INTERTEKSTUAL PADA SUBMATERI IKATAN KOVALEN DALAM BENTUK MULTIMEDIA PEMBELAJARAN.

PENGEMBANGAN REPRESENTASI KIMIA SEKOLAH
BERBASIS INTERTEKSTUAL PADA SUBMATERI IKATAN
KOVALEN DALAM BENTUK MULTIMEDIA
PEMBELAJARAN

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Kimia

Oleh:
ENGGAH KURNIAWAN
0700443

Jurusan Pendidikan Kimia
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung
2011

PERNYATAAN


Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Pengembangan Representasi
Kimia Sekolah Berbasis Intertekstual pada Submateri Ikatan Kovalen dalam
Bentuk Multimedia Pembelajaran” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak
ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya
tidak melakukan penjiplakan dan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan kaidah keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
penyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya
apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya saya ini, atau adanya klaim dari pihak lain atas karya saya ini.

Bandung, Desember 2011
Yang membuat pernyataan,

(ENGGAH KURNIAWAN)

PENGEMBANGAN REPRESENTASI KIMIA SEKOLAH BERBASIS
INTERTEKSTUAL PADA SUBMATERI IKATAN KOVALEN DALAM
BENTUK MULTIMEDIA PEMBELAJARAN


Oleh:
Enggah Kurniawan
0700443
Disetujui dan Disahkan oleh:
Pembimbing I

Dra. Sri Mulyani, M.Si.
NIP. 196111151986012001
Pembimbing II

H. Budiman Anwar, S.Si.,M.Si.
NIP. 197003131997031004
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

Dr. Ahmad Mudzakir, M.Si.
NIP. 196611211991031002

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan representasi kimia sekolah

berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk multimedia
pembelajaran. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian dan pengembangan
(Research and Development), dengan menggunakan metode deskriptif dan
evaluatif. Objek penelitian ini adalah submateri ikatan kovalen yang dispesifikkan
pada proses pembentukan ikatan kovalen. Indikator untuk submateri ikatan
kovalen adalah menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap
dua, dan rangkap tiga. Dari hasil kajian level representasi untuk submateri ikatan
kovalen dari tujuh bahan ajar kimia SMA kelas X diketahui bahwa semua bahan
ajar yang dianalisis tidak menyertakan representasi pada level makroskopis. Dari
hasil analisis tiga multimedia yang telah ada diketahui bahwa ketiga multimedia
tersebut tidak menampilkan representasi pada level makroskopis, tidak semua
prinsip pengembangan multimedia diterapkan dan ada beberapa aspek teori
belajar discovery learning yang tidak diterapkan. Multimedia dikembangkan
berdasarkan script dan storyboard yang telah divalidasi. Aspek yang divalidasi
meliputi aspek konten dan pedagogik yang dilakukan oleh dosen kimia dengan
cara presentasi terbuka. Cara penyajian dalam multimedia meliputi cara penyajian
enaktif, ikonik dan simbolik. Skor rata-rata sebesar 82% dari hasil validasi aspek
multimedia bermakna bahwa pakar multimedia menilai multimedia sudah valid.
Skor rata-rata 85,64% hasil pengolahan angket tanggapan guru kimia terhadap
multimedia dan skor rata-rata sebesar 85,73% hasil pengolahan angket tanggapan

siswa terhadap multimedia bermakna bahwa guru kimia dan siswa menganggap
multimedia bisa digunakan dalam pembelajaran.
Kata kunci: representasi kimia, intertekstual, ikatan kovalen, multimedia
pembelajaran.

Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This research was aimed to develop chemical representation based in
intertextuality in covalent bond concept in the form of learning media. This
research was part of research and development, which used descriptive and
evaluative method. The object of this research was the concept of covalent bond
which was specified into the process of how covalent bond is formed. The
indicator of the concept is “to explain the process of formation of single, double
and triple covalent bond”. The overview of representation level from seven
textbooks showed that all textbooks do not show the representation at

macroscopic level. The overview of three learning media showed that all
multimedia do not show the representation at macroscopic level, some of
multimedia principle were not applied and some aspects of discovery learning
were not applied too. The media was created based on script and storyboard that
had been validated. Content and pedagogic aspects were validated by lectures at
open presentation. The media was using iconic, enactive and symbolic
presentation. The score of 82% of multimedia aspect means that the media experts
judged this media has been valid. Meanwhile, the score of 85.64% in teacher’s
review and 85.73% in student’s review means that according to students and
teachers this media can be used in teaching-learning activity.
Keyword: chemical representation, intertextuality, covalent bond, multimedia.

Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI
ABSTRAK …………………………………………………………………


i

KATA PENGANTAR …………………………………………………….

ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………

iv

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..

vi

DAFTAR TABEL ………………………………………………………..

ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………..


1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………….

5

C. Tujuan Penelitian …………………………………………………..

6

D. Manfaat Penelitian …………………………………………………

6

E. Pembatasan Masalah ………………………………………………

6

F. Definisi Operasional ………………………………………………


7

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Representasi Kimia dan Intertekstual ……………………………...

9

B. Teori Belajar Konstruktivisme ………………………………….....

12

C. Teori Belajar Penemuan …………………………………………..

14

D. Multimedia dalam Pembelajaran ………………………………….

17


E. Konsep Pembentukan Ikatan Kovalen …………………………….

22

Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian …………………………………………………

30

B. Prosedur Penelitian ………………………………………………..

31

C. Objek Penelitian …………………………………………………..


36

D. Instrumen Penelitian ………………………………………………

36

E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………….

37

F. Teknik Pengolahan Data ………………………………………….

38

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ……………...

41

B. Kajian Level Representasi pada Bahan Ajar Kimia SMA

kelas X ............................................................................................

45

C. Analisa Multimedia yang telah ada ……………………………….

51

D. Pembuatan Script ………………………………………………….

75

E. Pembuatan Storyboard …………………………………………………..

91

F. Pembuatan Multimedia ……………………………………………

95

G. Validasi dan Tanggapan terhadap Multimedia ……………………

105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………………………………………………………..

116

B. Saran ………………………………………………………………

117

Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………

119

LAMPIRAN-LAMPIRAN
144

RIWAYAT PENULIS
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1

Level Representasi Kimia (Johnstone, 2000 dalam
Chittleborough, et al., 2004)

10

Gambar 2.2

Teori Kognitif Multimedia Pembelajaran (Mayer
dan Moreno, 2003)

19

Gambar 2.3

Proses pembentukan ikatan Kovalen pada molekul
H2 (Mc Monagle, 2006).

23

Gambar 2.4

Hubungan antara Jarak antar Atom dengan Energi
Potensial (Whitten, 2008)

24

Gambar 2.5

Proses Pembentukan Ikatan Kovalen pada H2O
(McMonagle, 2006)

25

Gambar 2.6

Struktur Lewis dari BF3 (a), BeF2 (b) dan PF5 (c)

28

Gambar 3.1

Alur Penelitian

31

Gambar 4.1

Ilustrasi Ikatan Kovalen pada Bahan Ajar 7.
(Hermawan et al.,2009)

45

Gambar 4.2

Proses Pembentukan Ikatan Kovalen pada Bahan
Ajar 5 (Utami et al., 2009)

48

Gambar 4.3

Struktur Lewis dari Ikatan Kovalen pada HCl
(Sunarya dan Setiabudi, 2009)

49

Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.4

Hubungan antara Jarak antar Atom dengan Energi
Potensial (Whitten et al., 2008)

50

Gambar 4.5

Tampilan representasi pembentukan H2 pada
multimedia pertama yang dianalisis

52

Gambar 4.6

Tampilan pembentukan N2 (a) dan O2 (b) pada
multimedia pertama yang dianalisis.

52

Gambar 4.7

Proses Pembentukan Ikatan Kovalen H2 pada
Multimedia Kedua Saat atom-atom H berjauhan (b)
Saat atom-atom H pada jarak optimal (c) saat jarak
atom-atom H terlalu dekat.
Proses Pembentukan Ikatan ion dari NaCl pada
Multimedia Kedua.

61

Gambar 4.9

Percobaan untuk Melihat Perbedaan Titik Leleh
Gula dan Garam pada Multimedia Kedua.

64

Gambar 4.10

Penggambaran Atom H pada Multimedia Kedua.

64

Gambar 4.11

Proses Pembentukan Ikatan Kovalen dari H2 pada
Multimedia Ketiga

71

Gambar 4.12

Tahapan Representasi Kimia Sekolah Berbasis
Intertekstual pada Konsep Pembentukan Ikatan
Kovalen

75

Gambar 4.13

Pembentukan Ikatan pada Senyawa H2O Kovalen
dengan Menggunakan Pendekatan Teori Atom Bohr

78

Gambar 4.14

Gaya tarik menarik antara elektron pada atom H
dengan inti atom O dan gaya tarik menarik inti atom
O terhadap elektron pada atom H

79

Gambar 4.15

(a) Gaya tolak menolak antara inti atom H dengan
yang lain inti atom O. (b) gaya tolakan antara
elektron pada atom H elektron pada atom O.

79

Gambar 4.16

Atom O dan H yang saling mendekat akibat gaya
tarik menarik yang jauh lebih kuat dibandingkan
gaya tolak menolak.

80

Gambar 4.8

62

Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.17

Gaya tolak menolak inti yang makin kuat apabila
atom terlalu dekat.

81

Gambar 4.18

Penggambaran hubungan energi potensial dengan
jarak antar atom (Mc Murry, 2005)

82

Gambar 4.19

Penggambaran grafik energi pada multimedia yang
akan dikembangkan (a) Sebelum atom-atom
berikatan; (b) setelah atom-atom berikatan

83

Gambar 4.20

Pemakaian bersama masing-masing sepasang
elektron antara atom H dan O pada air.

84

Gambar 4.21

Gambar untuk membantu siswa menentukan
konfigurasi elektron atom H dan O setelah berikatan.

85

Gambar 4.22

Jumlah elektron yang dipakai bersama pada molekul
O2 (a) dan N2 (b)

86

Gambar 4.23

Tampilan multimedia saat menampilkan daya hantar
listrik lelehan NaCl.

104

Gambar 4.24

Tampilan multimedia saat menampilkan proses
pembentukan ikatan kovalen pada H2O

104

Gambar 4.25

Tampilan animasi pada multimedia berkenaan
dengan pasangan elektron yang dipakai bersama
dalam ikatan kovalen.

105

Gambar 4.26

Tampilan multimedia yang mendapatkan komentar
timming dari pakar media.

109

Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1

Konfigurasi Elektron Atom H dan O Sebelum dan
Sesudah Berikatan Membentuk H2O

26

Tabel 3.1

Tanggapan dalam Angket Validasi Multimedia oleh
Pakar Multimedia serta Tanggapan Guru dan Siswa

38

Tabel 3.2

Batas-batas untuk Kategori Skor untuk Angket
Validasi Multimedia oleh Pakar Multimedia dan
Angket Tanggapan guru dan Siswa

40

Tabel 4.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang
Berkaitan dengan Submateri Ikatan Kovalen

42

Tabel 4.2

Indikator untuk SK dan KD yang Berkaitan dengan
Submateri Ikatan Kovalen.

44

Tabel 4.4

Tabel Hasil Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip
Pengembangan Multimedia pada Multimedia
Pertama
Hasil analisis penerapan teori belajar discovery
learning multimedia pertama

56

Tabel 4.5

59

Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.6

Tabel Hasil Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip
Pengembangan Multimedia pada Multimedia Kedua

66

Tabel 4.7

Hasil Analisis Penerapan Teori Belajar Discovery
Learning Multimedia Kedua

68

Tabel 4.8

Hasil Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip Multimedia
Mayer pada Multimedia Ketiga.

72

Tabel 4.9

Hasil Analisis Penerapan Teori Belajar Discovery
Learning Multimedia Ketiga

73

Tabel 4.10

Storyboard multimedia yang dikembangkan

91

Tabel 4.11

Gambar-gambar pada Multimedia yang Digunakan
dalam Multimedia

96

Tabel 4.12

Tabel hasil pengolahan angket untuk validasi aspek
tulisan pada multimedia

106

Tabel 4.13

Tabel hasil pengolahan angket untuk validasi aspek
video pada multimedia

107

Tabel 4.14

Tabel hasil pengolahan angket untuk validasi aspek
gambar pada multimedia

108

Tabel 4.15

Tabel hasil pengolahan angket untuk validasi aspek
video pada multimedia

109

Tabel 4.16

Tabel hasil pengolahan angket untuk validasi aspek
navigasi pada multimedia oleh pakar media

110

Tabel 4.17

Tabel hasil pengolahan seluruh aspek pada
multimedia

111

Tabel 4.18

Tabel hasil pengolahan angket untuk tanggapan guru
terhadap multimedia

112

Tabel 4.19

Tabel hasil pengolahan angket untuk tanggapan
siswa terhadap multimedia

114

Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya kimia dibentuk dari berbagai konsep dan topik abstrak.
Pendapat ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Gabel (Chittleborough et al.,
2002) yang menyebutkan bahwa kimia adalah sebuah pelajaran yang abstrak dan
sulit untuk dipelajari sehingga guru perlu menggunakan bukti-bukti dan alat-alat
visual seperti diagram, deskripsi verbal dan oral, representasi simbol dan model
fisik untuk membantu menyampaikan bentuk dan konsep baru.
Berdasarkan fakta yang telah disebutkan di atas, maka siswa akan
memerlukan tenaga ekstra untuk memahami kimia. Kozma dan Russell
(Chandrasegaran et al., 2007) menyebutkan bahwa untuk memahami kimia,
paling tidak siswa harus memiliki kemampuan representasional. Kemampuan
representasional yang dimaksud adalah kemampuan untuk memvisualkan hal-hal
tidak bisa dilihat mata dan sesuatu yang tidak bisa disentuh (Kozma dan Russell,
1997).
Johnstone (Chillteborough et al., 2004) mendeskrispsikan bahwa fenomena
kimia dapat dijelaskan dengan tiga level representasi, yaitu level makroskopik,
submikroskopik dan simbolik. Level makroskopik adalah level representasi

Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

berupa fenomena riil dan dapat dilihat, seperti fenomena kimia yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam laboratorium yang dapat diamati langsung.
Level submikroskopik adalah level representasi berdasarkan observasi riil tetapi
masih memerlukan teori untuk menjelaskan apa yang terjadi pada level molekuler
dan menggunakan representasi model teoritis, seperti partikel mikroskopik yang
tidak dapat dilihat secara langsung. Level simbolik adalah level representasi dari
suatu kenyataan, seperti representasi simbol dari atom, molekul, dan senyawa,
baik dalam bentuk gambar, aljabar, maupun bentuk-bentuk hasil pengolahan
komputer.
Para peneliti telah melaporkan bahwa hubungan antara level makroskopik,
submikroskopik dan simbolik dalam kimia adalah sumber kesulitan bagi banyak
siswa yang mempelajari kimia (Dhinda dan Treagust, 2009). Laporan ini
didukung oleh studi empiris yang menunjukkan bahwa memahami representasi
pada level submikroskopik dan simbolik adalah hal yang dianggap sulit oleh
siswa karena representasi pada level ini tidak bisa dilihat mata. Hal tersebut
diperparah dengan adanya fakta bahwa siswa masih memiliki ketergantungan
untuk menggunakan informasi-informasi sensori (Ben-Zvi et al., 1987 dalam Wu
et al., 2001).
Upaya untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan pertautan level
representasi telah banyak diteliti dan dibahas baik oleh pendidik maupun peneliti
di bidang pendidikan. Wu et al. (2001) mengusulkan berbagai jenis pendekatan
instruksional untuk membantu siswa mempertautkan level makroskopik,
Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

submikroskopik dan simbolik. Pendekatan instruksional yang dimaksud adalah
menerapkan strategi pembelajaran berdasarkan conceptual change model,
menghubungkan
penggunaan

kegiatan

model

laboratorium

konkrit

dan

dengan

menggunakan

pembelajaran
teknologi

di

kelas,

sebagai

alat

pembelajaran. Russell et al. (Treagust et al., 2003) menambahkan selain dari
empat jenis pendekatan instruksional di atas, pembelajaran yang dilakukan harus
secara simultan menggunakan representasi level makroskopik, submikroskopik
dan simbolik.
Taber dan Coll (Dhindsa dan Treagust, 2009) telah mengkaji beberapa konsep
abstrak yang perlu menekankan hubungan level makroskopik submikroskopik dan
simbolik dalam proses pembelajaran. Salah satu konsep tersebut adalah ikatan
kimia. Apabila kita kembali merujuk pada pernyataan bahwa mempertautkan
level-level representasi merupakan sumber kesulitan dalam memahami konsep
kimia, maka siswa sangat mungkin mengalami kesulitan dalam memahami konsep
mengenai ikatan kimia. Tan dan Treagust (1999) juga menyatakan bahwa ikatan
kimia memang merupakan konsep yang abstrak yang jauh dari pengalaman
sehari-hari siswa. Siswa tidak bisa melihat atom dan proses bagaimana atom-atom
tersebut berikatan satu sama lain. Oleh karena itu siswa mengalami kesulitan
untuk memahami konsep mengenai ikatan kimia dan siswa sering mengalami
miskonsepsi dalam mempelajari konsep tersebut.
Salah satu kompetensi dasar (KD) dalam mata pelajaran kimia untuk siswa
SMA kelas X adalah membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan
Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

kovalen, ikatan koordinasi, dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat
fisika senyawa yang terbentuk. Merujuk pada KD tersebut, maka materi ikatan
kimia yang mencakup submateri ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan koordinasi dan
ikatan logam merupakan materi yang sangat penting untuk dipelajari oleh siswa.
Konsep ikatan kimia merupakan konsep dasar yang bisa membantu siswa untuk
memahami konsep-konsep lain seperti kepolaran senyawa, bentuk molekul dan
gaya antaraksi antar molekul. Apabila siswa tidak memahami konsep mengenai
ikatan kovalen maka siswa juga akan mengalami kesulitan dalam memahami
konsep-konsep lain yang berkaitan dengan konsep ikatan kovalen.
Beranjak dari permasalahan di atas maka diperlukan solusi untuk membantu
siswa agar mampu memahami kimia dengan baik melalui pertautan diatara levellevel representasi. Telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu upaya untuk
mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan pertautan level representasi
adalah dengan menggunakan teknologi sebagai alat pembelajaran. Salah satu
bentuk penggunakan teknologi sebagai alat pembelajaran adalah dengan
menggunakan multimedia dalam pembelajaran. Multimedia merupakan alat
pembelajaran yang sangat berguna karena memiliki kemampuan untuk
mengkomunikasikan hal yang kompleks secara lebih sederhana dan mudah
dipahami (Reddi dan Mishra, 2003). Karena permasalahan yang dihadapi siswa
adalah mempertautkan ketiga level representasi, maka multimedia yang disajikan
sedapat mungkin memuat pertautan antara level-level representasi dalam kimia.
Kozma et al. (Wu et al., 2001) menyebutkan bahwa multimedia yang memuat
Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

hubungan ketiga level representasi mampu membuat siswa untuk memvisualkan
interaksi-interaksi molekuler dan membantu siswa untuk memahami konsep kimia
terkait.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai
representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen
yang disajikan dalam bentuk multimedia.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana mengembangkan
representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen
dalam bentuk multimedia pembelajaran?”
Adapun pertanyaan-pertanyaan

penelitian untuk lebih mengarahkan

penelitian ini adalah:
1. Apakah indikator pembelajaran yang berhubungan dengan submateri ikatan
kovalen?
2. Bagaimana representasi untuk materi ikatan kovelan pada bahan ajar kimia
SMA kelas X?
3. Bagaimana aspek representasi, konten dan penerapan prinsip pengembangan
multimedia Mayer pada multimedia yang sudah ada?
4. Bagaimanakah representasi kimia sekolah berbasis intertekstual yang
dikembangkan untuk submateri ikatan kovalen?

Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

5. Bagaimana tanggapan siswa dan guru terhadap representasi kimia sekolah
berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk multimedia
pembelajaran?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan representasi kimia
sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk
multimedia pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bisa dijadikan alternatif rujukan bagi peneliti dan pengembang
multimedia dalam mengembangkan representasi kimia sekolah berbasis
intertekstual khususnya dalam submateri ikatan kovalen.

E. Pembatasan Masalah
1. Representasi kimia sekolah berbasis intertekstual yang dikembangkan
dalam bentuk multimedia pembelajaran pada submateri ikatan kovalen
difokuskan pada proses pembentukan ikatan kovalen di SMA kelas X.
2. Multimedia yang dikembangkan berpedoman pada prinsip-prinsip
pengembangan multimedia Mayer .

Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

3. Intertekstual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pertautan antara
level makroskopik, submikroskopik dan simbolik.
4. Representasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah representasi level
makroskopik, submikroskopik dan simbolik.

F. Definisi Operasional
1. Representasi kimia
Representasi kimia adalah metafor, model dan gagasan teoritis dari hasil
interpretasi berdasarkan sifat dasar alam dan kenyataan (Hoffman dan
Laszlo, 1991 dalam Wu, 2001).
Tiga level representasi dalam ilmu kimia adalah representasi level
makroskopik, submikroskopik dan simbolik (Johnstone, 2000 dalam
Chillteborough et al., 2004).
2. Level Makroskopik
Level makroskopik adalah representasi berupa hal nyata, bukti nyata yang
dapat diperbandingkan dan hal-hal kimia lain yang teramati yang boleh
jadi merupakan pengalaman sehari-hari dari siswa (Johnstone, 2000 dalam
Chittleborough et al., 2004).
3. Level submikroskopik

Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

Level submikroskopik adalah representasi

berdasarkan observasi riil

tetapi masih memerlukan teori untuk menjelaskan apa yang terjadi pada
level molekuler dan menggunakan representasi model teoritis, seperti
partikel mikroskopik yang tidak dapat dilihat secara langsung (Johnstone,
2000 dalam Chittleborough et al., 2004).
4. Level simbolik
Level simbolik adalah representasi dari suatu kenyataan, seperti
representasi simbol dari atom, molekul, dan senyawa, baik dalam bentuk
gambar, aljabar, maupun bentuk-bentuk hasil pengolahan komputer.
(Johnstone, 2000 dalam Chittleborough et al., 2004).
5. Intertekstual
Intertekstual adalah penjajaran atau pertautan dari multirepresentation
(representasi

level

makroskopik,

submikroskopik

and

simbolik)

(Johnstone, 1982 dalam Treagust dan Chittleborough, 2007).
6. Multimedia Pembelajaran
Mulimedia pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran yang terdiri dari
kata dan gambar (Mayer dan Moreno, 2003).

Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian dan pengembangan (research
and developement). Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau
langkah-langkah untuk mengembangkan atau menyempurnakan produk baru yang
dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2008).
Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, terdapat beberapa metode
yang digunakan, yaitu metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Namun
pada penelitian ini, metode yang digunakan dibatasi hanya metode deskriptif dan
evaluatif.
Metode deskriptif digunakan dibagian awal penelitian untuk menghimpun data
tentang kondisi yang ada yang meliputi bagaimana SK dan KD yang berhubungan
dengan konsep ikatan kovalen, bagaimana multimedia kondisi yang telah ada dan
bagaimana level representasi yang ada pada bahan ajar kimia SMA kelas X.
Metode evaluatif digunakan untuk mengevaluasi proses pengembangan suatu
produk (Sukmadinata, 2008). Metode evaluatif dilakukan dengan cara
mengevaluasi, menguji coba dan melakukan penyempurnaan-penyempurnaan
terhadap multimedia yang dikembangkan.

Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31

B. Prosedur Penelitian
Alur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
sesuai dengan konten yang akan dikembangkan
Kajian Level Representasi pada Bahan
Ajar Kimia SMA Kelas X
Kajian Pedagogik

Tahap 1

Analisis Multimedia yang telah ada

Pembuatan Script Multimedia

Revisi

Kajian Prinsip-Prinsip
Pengembangan Multimedia
Mayer

Pembuatan Storyboard Multimedia

Validasi Aspek Konten dan Pedagogik

Pembuatan Multimedia

Tahap 2

Validasi Aspek Multimedia oleh Pakar
Multimedia

Angket validasi aspek
multimedia

Revisi Multimedia

Pengumpulan Data Tanggapan Guru
Kimia dan Siswa

Angket untuk Guru Kimia
dan Siswa

Analisis Data

Tahap 3
Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

Kesimpulan

Gambar 3.1 Alur Penelitian
Berdasarkan alur penelitian (Gambar 3.1) tahapan penelitian dibagi menjadi tiga
tahap, yaitu:
1. Tahap 1 meliputi:
a. Analisis standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang
sesuai dengan konten yang akan dikembangkan.
Analisis ini bertujuan agar multimedia yang dikembangkan dapat
digunakan untuk membantu pencapaian SK dan KD. Analisis
dilakukan terhadap SK dan KD yang terdapat dalam standar isi mata
pelajaran kimia dari BNSP (2006). Dari hasil analisis ini diturunkan
indikator-indikator yang untuk selanjutnya dipilihlah satu indikator
yang digunakan sebagai pedoman dalam pengembangan multimedia
pembelajaran. Alasan pemilihan satu indikator adalah supaya
multimedia lebih fokus untuk membahas proses pembentukan ikatan
kovalen.
b. Kajian Level Representasi pada Bahan Ajar Kimia SMA Kelas X.
Kajian level representasi pada bahan ajar kimia SMA Kelas X
dilakukan dengan cara menganalisis bagaimana level makroskopik,
submikroskopik dan simbolik dari submateri ikatan kovalen disajikan
serta bagaimana pertautan diantara ketiga level representasi tersebut.

Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

Hal ini dilakukan agar peneliti memiliki gambaran bagaimana
representasi dalam materi ikatan kovalen untuk siswa SMA kelas X
disajikan dalam bahan ajar tersebut yang selanjutnya dijadikan bahan
pertimbangan dalam mengembangkan representasi kimia sekolah
dalam materi ikatan kovalen dalam bentuk multimedia pembelajaran.
c. Analisis multimedia yang telah ada.
Analisis

multimedia yang telah ada dilakukan dengan cara

menganalisis bagaimana aspek konten, aspek pedagogik dan aspek
penerapan

prinsip-prinsip

pengembangan

multimedia

Mayer

diterapkan dalam multimedia yang telah ada. Analisis multimedia ini
berguna

sebagai

bahan

pertimbangan

dalam

pengembangan

multimedia.
d. Pembuatan script multimedia
Script merupakan deskripsi dari multimedia yang akan dikembangkan.
Script berfungsi sebagai gambaran awal dalam mengembangkan
multimedia. Tujuan dari pembuatan script ini adalah agar multimedia
yang dikembangkan lebih terencana dan terstruktur.
e. Pembuatan storyboard multimedia
Storyboard merupakan gambaran yang lebih spesifik dibandingkan
dengan script. Dalam stroryboard akan terlihat bagaimana desain dari
multimedia yang dikembangkan. Storyboard berisi tata letak gambar,

Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

tulisan, narasi, animasi serta video yang akan ditampilkan dalam
multimedia pembelajaran.
f. Validasi aspek konten dan pedagogik dari script dan storyboard
Validasi aspek konten dan pedagogik dari multimedia dilakukan
dengan cara presentasi terbuka di depan dosen kimia. Hal ini dilakukan
supaya peneliti mengetahui apakah rancangan multimedia yang
targambar dalam script dan storyboard telah valid secara konten dan
aspek pedagogis atau tidak.
g. Pembuatan multimedia
Pembuatan multimedia merupakan realisasi dari apa yang tercantum
dari script dan storyboard. Pembuatan multimedia ini bertujuan untuk
menghasilkan multimedia pembelajaran yang menampilkan dan
mempertautkan level representasi makroskopik, submikroskopik dan
simbolik dalam submateri ikatan kovalen.
2. Tahap 2 meliputi:
a. Validasi aspek multimedia oleh pakar multimedia.
Validasi aspek multimedia dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
apakah menurut pakar multimedia, multimedia yang dikembangkan
telah menerapkan aspek-aspek multimedia atau tidak. Dengan kata lain
validasi

multimedia

ini

bertujuan

untuk

mengetahui

apakah

multimedia sudah valid atau tidak menurut pakar multimedia.

Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35

Validasi aspek multimedia ini dilakukan dengan cara menunjukkan
multimedia yang telah dikembangkan kepada pakar multimedia dan
meminta mereka untuk mengisi angket yang berisi pernyataanpernyataan seputar aspek-aspek multimedia. Angket untuk pakar
multimedia terlampir pada Lampiran.

b. Revisi multimedia
Revisi multimedia dilakukan sebagai tindak lanjut dari validasi aspek
multimedia. Saran dan komentar yang tertampung dalam angket
validasi aspek multimedia yang diberikan pada pakar multimedia
dikaji dan dianalisis sebagai bahan untuk merevisi multimedia.
c. Pengumpulan data tanggapan guru kimia dan siswa
Setelah multimedia direvisi sesuai dengan saran dan komentar dari
pakar multimedia maka, langkah selanjutnya adalah menunjukkan
multimedia tersebut pada guru dan siswa dan meminta mereka untuk
mengisi angket tanggapan terhadap multimedia. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana tanggapan dari guru dan siswa terhadap
multimedia yang dikembangkan. Saran dan komentar siswa dan guru
ini digunakan untuk lebih menyempurnakan lagi multimedia yang
dikembangkan.
3. Tahap 3 meliputi:
Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36

a. Analisis data
Analisis data dilakukan dengan mengolah hasil angket dari pakar
multimedia serta tanggapan guru dan siswa. Hasil angket dari pakar
multimedia serta tanggapan guru dan siswa terhadap multimedia diolah
sedemikian rupa sehingga dapat dijabarkan bagaimanakah tanggapan
guru dan siswa terhadap multimedia yang dikembangkan.
b. Penarikan kesimpulan

C. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah submateri ikatan kovalen yang difokuskan
pada proses pembentukan ikatan kovalen.

D. Instrumen Penelitian
1. Angket validasi aspek multimedia.
Lembar validasi ini berfungsi untuk mengetahui validitas multimedia yang
telah dikembangkan. Adapun indikator-indikator yang ada pada angket
meliputi aspek tulisan, aspek video, aspek gambar, aspek animasi dan
aspek navigasi. Aspek tulisan terdiri dari: jenis huruf, jarak antar huruf,
kombinasi warna pada huruf, jumlah tulisan, ukuran huruf dan
penempatan teks. Aspek video terdiri dari: durasi video, kecepatan video,
tata warna dalam video dan narasi pada video. Aspek gambar terdiri dari:
penggunaan warna pada gambar, tata letak gambar dan kesesuaian gambar.
Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37

Aspek animasi terdiri dari: warna pada animasi, kemenarikan animasi,
narasi pada animasi dan penempatan animasi. Aspek navigasi terdiri dari:
warna pada tombol, kejelasan tombol, penempatan tombol dan kemudahan
menggunakan tombol.
2. Angket tanggapan guru kimia terhadap multimedia
Angket ini berfungsi untuk mengetahui bagaimana tanggapan guru
terhadap multimedia yang telah dibuat. Indikator-indikator yang ada pada
angket meliputi aspek konten, aspek kejelasan dan keterbacaan dan aspek
kegunaan. Aspek konten terdiri dari: kesesuaian materi pada multimedia,
kecocokan materi untuk pencapaian indikator, kesesuaian video,
kesesuaian narasi, kesesuaian animasi, kesesuaian gambar. Aspek
kejelasan dan keterbacaan terdiri dari: kejelasan narasi dalam video dan
animasi serta kejelasan tulisan. Aspek kegunaan terdiri dari: kepraktisan
multimedia dalam mengajar, kemudahan mempergunakan multimedia.
3. Angket tanggapan siswa terhadap multimedia
Angket ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa
terhadap multimedia yang telah dibuat. Aspek-aspek yang ada pada angket
tanggapan siswa meliputi: aspek motivasi siswa, aspek kejelasan dan
keterbacaan dan aspek pengoperasian. Aspek motivasi siswa terdiri dari:
kemenarikan

multimedia,

kesesuaian

konten

multimedia

dengan

kehidupan sehari-hari. Aspek kejelasan dan keterbacaan terdiri dari:
kejelasan narasi, gambar animasi, tulisan dan video. Aspek pengoperasian
Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

terdiri dari: kemudahan penggunaan tombol dan kemudahan menggunakan
multimedia.

E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui tiga jenis angket yaitu angket untuk
pakar media, angket untuk guru dan angket untuk siswa.
1. Untuk mengetahui validitas dari multimedia dilakukan validasi oleh
pakar media. Jumlah pakar media yang memvalidasi adalah empat
orang validator.
2. Untuk mengetahui tanggapan guru maka angket dibagikan dan diisi
oleh tiga orang guru. Guru-guru yang mengisi angket adalah guru-guru
dari dua SMA berbeda yang ada di Bandung.
3. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa, maka angket
dibagikan pada siswa-siswi SMA yang telah mempelajari ikatan
kovalen. Siswa-siswi yang dipilih adalah siswa-siswi SMA kelas XI
yang bersekolah di salah satu sekolah di kota Bandung.

F. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan memberikan analisis deskriptif pada:
1. Pengolahan data angket validasi aspek multimedia oleh pakar
multimedia dan angket tanggapan guru dan siswa terhadap multimedia.
a. Pemberian skor
Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

Pernyataan-pernyataan yang ada dalam angket adalah pernyataanpernyataan positif yang akan ditanggapi oleh responden (Pakar
Multimedia, Guru dan Siswa). Tanggapan-tanggapan yang akan
diberikan adalah:
Tabel 3.1 Tanggapan dalam Angket Validasi Multimedia oleh
Pakar Multimedia serta Tanggapan Guru dan Siswa
Tanggapan
SS
S
R
TS
STS

Keterangan
Sangat Setuju
Setuju
Ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

Dalam skala Likert pemberian skor untuk pernyataan positif adalah
SS=5; S= 4; R= 3; TS= 2; STS=1 (Firman, 2000).
b. Pengolahan skor
1) Penentuan % skor maksimal
Skor maksimal

= bobot maksimal × jumlah responden

2) Penentuan % skor minimal.
Skor minimal

= bobot minimal × jumlah responden

3) Penentuan nilai tengah (Q2)
Median

= (% Nilai Maksimal + % Nilai Minimal)

4) Penentuan kuartil 1 (Q1)
Q1

= (% Nilai Minimal + % Median)

5) Penentuan kuartil 3 (Q3)
Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40

Q3

= (% Maksimal + % Median)

6) Membuat skala skor

Min

Q1

Median

Q3

Max

7) Menentukan batas-batas skor untuk masing-masing kategori.
Tabel 3.2 Batas-batas untuk Kategori Skor untuk Angket
Validasi Multimedia oleh Pakar Multimedia dan Angket
Tanggapan guru dan Siswa
Kategori
Sikap sangat negatif
Sikap negatif
Sikap positif
Sikap sangat positif

Batas skor
Skor min ≤ x < Q1
Q1 ≤ x < Median
Median ≤ x < Q3
Q3 ≤ x < Skor Maks

Dimana x = skor tiap-tiap pernyataan (Lutviana, 2011).
c. Mendeskripsikan hasil pengolahan skor kedalam bentuk narasi.

Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dalam mengembangkan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual
pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk multimedia indikator yang
diturunkan dari SK dan KD yang sesuai dengan ikatan kovalen adalah
menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua,
dan rangkap tiga.
2. Dari hasil kajian representasi pada bahan ajar kimia SMA kelas X
ditemukan bahwa bahan ajar yang dikaji tidak menampilkan level
representasi makroskopik, sehingga pertautan antara level representasi
menjadi tidak terlihat.
3. Dari hasil analisis terhadap tiga multimedia yang telah ada ditemukan
bahwa dua diantara multimedia yang telah ada tidak menampilkan
representasi pada level makroskopik. Ketiga multimedia tidak menerapkan
prinsip pengembangan multimedia pada prinsip interaktif serta ada
beberapa aspek teori belajar penemuan yang tidak diterapkan.

Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

117

4. Representasi kimia sekolah berbasis intertekekstual dikembangkan dengan
cara menampilkan representasi pada level makroskopik, submikroskopik
dan

simbolik.

Level

makroskopik

ditampilkan

dengan

cara

memeperlihatkan video perbedaan daya hantar listrik lelehan NaCl dan
air, reaksi pembentukan H2O dan gambar-gambar senyawa kovalen. Level
submikroskopik disajikan dengan menggunakan narasi dan level simbolik
disajikan dengan menggunakan animasi dan gambar.
5. Validasi dari representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada
submateri pembentukan ikatan kovalen dalam bentuk multimedia
memiliki rata-rata skor sebesar 82,00%. Skor ini bermakna bahwa
multimedia sudah valid.
6. Siswa dan guru memberikan sikap sangat positif terhadap multimedia.
Skor rata-rata untuk tanggapan siswa dan guru masing-masing adalah
sebesar 85,73% dan 85,64%. Skor ini bermakna bahwa menurut siswa dan
guru multimedia sudah bisa digunakan dalam proses pembelajaran.

B. Saran
Tahapan penelitian dan skripsi ini baru sampai pada tahap pengembangan
multimedia dengan melalui serangkaian uji terbatas oleh sebab itu peneliti
menyarankan agar multimedia hasil penelitian ini diimplementasikan dalam

Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

118

pembelajaran sehingga pengaruh multimedia terhadap pemahaman siswa dalam
memahami materi pembentukan ikatan kovalen dapat diketahui.

Enggah Kurniawan, 2014
Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan
kovalen dalam bentuk media pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu