DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA SUBTOPIK PEMBENTUKAN IKATAN ION DAN IKATAN KOVALEN.
Reza Firmansyah, 2014
Desain Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai Pada Subtopik Pembentukan Ikatan Ion Dan Ikatan
DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA
SUBTOPIK PEMBENTUKAN IKATAN ION DAN IKATAN
KOVALEN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh: Reza Firmansyah
0900765
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
2014
DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN
NILAI PADA SUBTOPIK PEMBENTUKAN
IKATAN ION DAN IKATAN KOVALEN
Oleh Reza Firmansyah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Reza Firmansyah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
(3)
Reza Firmansyah, 2014
Desain Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai Pada Subtopik Pembentukan Ikatan Ion Dan Ikatan
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis
REZA FIRMANSYAH 0900765
DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA SUBTOPIK PEMBENTUKAN IKATAN ION DAN IKATAN KOVALEN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. Wawan Wahyu, S.Pd, M.Pd. NIP. 197111201998021001
Pembimbing II
Drs. Ali Kusrijadi, M.Si. NIP. 196706291992031001
Mengetahui,
(4)
Dr. rer. nat. H. Ahmad Mudzakir, M.Si. NIP. 1966112111991031002
(5)
ABSTRAK
Penelitian ini mengenai desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen. Tujuan dari penelitian ini untuk membuat desain pembelajaran tersebut yang diwujudkan dalam RPP dan perangkat pendukungnya yaitu LKS. Dari tujuan tersebut dapat diketahui karakteristik dari desain pembelajaran yang telah dibuat dan nilai-nilai yang ditanamkan dari subtopik pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Instrumen yang digunakan terdiri dari dua yaitu format kesesuaian desain pembelajaran kimia bermuatan nilai dengan parameter-parameter desain pembelajaran dan lembar validasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain pembelajaran yang telah dibuat sudah sesuai dengan parameter-parameter yang digunakan dalam membuat desain pembelajaran tersebut. Desain pembelajaran yang telah dibuat dinyatakan valid karena dari masing-masing item yang dinilai oleh 7 validator tidak terdapat nilai CVR dibawah 0,622. Karakteristik dari desain pembelajaran terdiri atas dirumuskannya 14 tujuan pembelajaran bermuatan nilai, materi pembelajaran bermuatan nilai, strategi pembelajaran bermuatan nilai dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif-inkuiri, metode pembelajaran diskusi, pendekatan pembelajaran scientific, dan media pembelajaran LKS, selanjutnya alat evaluasi pembelajaran yang mengevaluasi nilai-nilai yang ditanamkan pada siswa meliputi lembar observasi penilaian aspek sikap, penilaian diri (self assessment), dan penilaian teman sejawat (peer assessment). Nilai-nilai yang dapat ditanamkan dari subtopik pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen terdiri dari nilai religius, komunikatif, peduli sosial, dan kerja sama.
Kata kunci: desain pembelajaran, nilai, pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen
(6)
ABSTRACT
This research was about value contained instructional design of chemistry on subtopics of ionic bond and covalent bond formation. The purpose of this research is to make a instructional design realized in the lesson plans and students worksheets. The characteristics of instructional design and the values instilled by subtopics formation of an ionic bond and covalent bond are obtained from the study purpose. A descriptive method is applied to the research. There are two instrument used i.e: a instructional design of chemistry matched format to parameters of design and validation sheet. The results showed that the instructional designs made are compatible to the parameters use in the learning design. The instructional design is valid because every item rated by seven validator, the CVR values is higher than 0.622. The characteristics of instructional design are 14 learning purposes values contained, learning materials values contained, learning strategies values contained by applying cooperative-inquiry learning model, discussion method, scientific learning approach, and worksheets learning media, evaluations instrument of learning that can evaluate values implanted on students such as observation sheets of sudent attitude, self assessment and peer assessment. The values implanted from formation of an ionic bond and covalent bond subtopics consist of religious communicative, social care, and teamwork values.
(7)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Desain Pembelajaran ... 6
B. Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 19
C. Tinjauan Materi Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen ... 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Obyek Penelitian ... 37
B. Metode Penelitian ... 37
C. Definisi Operasioanal ... 38
D. Instrumen Penelitian ... 38
E. Alur Penelitian ... 39
F. Teknik Pengumpulan Data ... 43
(8)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 45
B. Pembahasan ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 77
B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 78
LAMPIRAN ... 84
(9)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
Tabel 2.1 Keterkaitan antara Langkah-Langkah Pembelajaran
dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya ... 10
Tabel 2.2 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter... 20
Tabel 2.3 Keterkaitan Nilai dan Indikator untuk SMA ... 21
Tabel 2.4 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif ... 27
Tabel 2.5 Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Inkuiri ... 29
Tabel 2.6 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif-Inkuiri...31
Tabel 2.7 Kesesuaian Langkah-Langkah dengan Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif-Inkuiri ... 30
Tabel 2.8 Konfigurasi Elektron Gas Mulia ... 32
Tabel 2.9 Titik Didih dan Titik Leleh Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen...36
Tabel 3.10 Kriteria Penilaian Ahli ... 43
Tabel 4.11 Hasil Kesesuaian Tujuan Pembelajaran yang Telah Dibuat dengan Parameter Tujuan Pembelajaran ... 46
Tabel 4.12 Hasil Kesesuaian Materi Pembelajaran yang Telah Dibuat dengan Parameter Materi Pembelajaran ... 46
Tabel 4.13 Hasil Kesesuaian Strategi Pembelajaran yang Telah Dibuat dengan Parameter Strategi Pembelajaran ... 47
Tabel 4.14 Hasil Kesesuaian Evaluasi Pembelajaran yang Telah Dibuat dengan Parameter Evaluasi Pembelajaran ... 48
Tabel 4.15 Hasil Penliaian Validator Terhadap Tujuan Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 49
Tabel 4.16 Hasil Penliaian Validator Terhadap Materi Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 50
Tabel 4.17 Hasil Penliaian Validator Terhadap Strategi Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 51
Tabel 4.18 Hasil Penliaian Validator Terhadap Evaluasi Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 53
(10)
Tabel 4.20 Rincian Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
Kompetensi ... 58 Tabel 4.21 Kesesuaian Indikator dengan Materi Pembelajaran ... 61 Tabel 4.22 Analogi Teks Dasar dengan Nilai yang Ditanamkan ... 74
(11)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
Gambar 2.1 Proses Komunikasi dengan Media ... 12
Gambar 2.2 Lambang Lewis Unsur Golongan IA-VIIIA ... 33
Gambar 2.3 Diagram Titik-Silang dari Dua Senyawa Ionik ... 34
Gambar 2.4 Pembentukan Senyawa HCl...35
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman A.1 Instrumen Format Kesesuaian Desain Pembelajaran Kimia
Bermuatan Nilai dengan Parameter-Parameter yang Digunakan ... 85
A.2 Instrumen Lembar Validasi Desain Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 88
B.1 RPP Berbasis Nilai ... 94
B.2 Kisi-Kisi Alat Evaluasi Pembelajaran yang Digunakan ... 119
B.3 Lembar Observasi Penilaian Domain Afektif ... 122
B.4 Lembar Penilaian Domain Kognitif ... 128
B.5 Lembar Penilaian Domain Psikomotor ... 130
B.6 Lembar Penilaian Diri ... 131
B.7 Lembar Penilaian Teman Sejawat ... 134
B.8 LKS Pola 5M ... 137
B.9 Materi Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 144
(13)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai pada siswa dapat membantu siswa agar menyadari nilai-nilai serta menerapkannya secara integral dalam keseluruhan hidupunya. Hal ini sesuai dengan Permendikbud No.81A yang menyebutkan bahwa kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum 2013 harus menggunakan prinsip bermuatan nilai (Kemendikbud, 2013). Dengan demikian, untuk mencapai tujuan dari kurikulum 2013 perlu dilaksanakan pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai pada siswa, termasuk pada pembelajaran kimia.
Kimia merupakan salah satu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Menurut Rustaman (Sauri, 2012) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran IPA selain untuk memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya, juga ditujukan untuk menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah. Oleh karena itu, mata pelajaran kimia yang masuk dalam rumpun IPA wajib mengembangkan rancangan pembelajaran pendidikan karakter yang diintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai pada siswa (Kemendikbud, 2012).
Kenyataan di lapangan mengungkapkan bahwa pembelajaran kimia lebih menitikberatkan pada kognitif semata, sedangkan pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai cenderung diabaikan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Salirawati (2010) bahwa kimia sebagai salah satu mata pelajaran di Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) selama ini diajarkan sebagai ilmu murni yang seolah-olah tidak ada muatan penanaman nilai. Salirawati (2010) mengungkapkan sesungguhnya dalam proses pembelajaran kimia terdapat muatan kerja ilmiah yang mengajarkan dan menanamkan sikap ilmiah, seperti jujur, teliti, kerjasama. Terabaikannya proses pembelajaran yang
(14)
menanamkan nilai-nilai pada siswa mempengaruhi karakter siswa itu sendiri. Hal ini terbukti dengan terjadinya krisis moral pada siswa diantaranya krisis ketidakjujuran dan ketidakdisiplinan. Fakta-fakta mengenai krisis moral tersebut diungkapkan berdasarkan hasil penilitian yang dilakukan oleh Kautsar (2009) terhadap SMA di Kota Semarang menunjukkan sebanyak 77% siswa mencontek dan hasil penelitian Istiqomah (2013) terhadap SMA di Kota Magetan menunjukkan 43 siswa membolos pada bulan Agustus, 38 siswa membolos pada bulan September, dan 15 siswa membolos pada bulan Oktober.
Fakta-fakta di atas menunjukkan terdapatnya kesenjangan antara kenyataan di lapangan dengan tuntutan kurikulum. Perlu dilakukan sebuah upaya untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan melaksanakan pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai. Hasil penelitian Saghafi dan Shatalebi (2012) menyatakan bahwa guru mempunyai peran dalam pembentukan karakter siswa melalui pembelajaran di lingkungan sekolah. Hasil penelitian lain diungkapkan oleh Prudente dan Aguja (2003) menyatakan bahwa keterampilan mengajarkan nilai-nilai melalui pembelajaran sains merupakan salah satu kompetensi penting yang harus dikuasai oleh guru sains. Oleh karena itu, keterampilan melaksanakan proses pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai pada siswa merupakan salah satu kompetensi penting yang harus dikuasai oleh guru termasuk guru kimia.
Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 Pasal 39 mengenai tugas dari pendidik atau guru menyatakan bahwa seorang guru sebelum melaksanakan pembelajaran perlu merencakan terlebih dahulu mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan membuat suatu desain pembelajaran. Dengan demikian, untuk melaksanakan proses pembelajaran kimia yang menanamkan nilai-nilai pada siswa guru kimia perlu membuat suatu desain pembelajaran kimia
(15)
Desain pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran (Munthe, 2010). Agar dapat digunakan guru secara umum, komponen-komponen tersebut diterjemahkan secara operasional sebagai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan dalam pelaksanaannya tersebut didukung oleh perangkat pendukung RPP.
Subtopik pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen dalam pelaksanaanya masih sering diberikan melalui model pembelajaran konvensional seperti induktif dan deduktif (Fedrik, 2012). Akibatnya siswa hanya mendapatkan pengetahuan semata, sedangkan pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai cenderung diabaikan. Hal ini menjadi bukti bahwa desain pembelajaran yang digunakan dalam penyampaian subtopik pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen belum menggunakan desain pembelajaran kimia bermuatan nilai.
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas dijadikan acuan oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian yang akan dilakukan peneliti mengenai “desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Pembelajaran kimia yang menanamkan nilai-nilai pada siswa cenderung diabaikan. Hal ini terbukti dengan terjadinya krisis moral pada siswa di Indonesia. Perlu dilakukan sebuah upaya untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan melaksanakan pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai pada siswa, termasuk dalam pembelajaran kimia. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran tersebut perlu dibuat suatu desain pembelajaran kimia bermuatan nilai. Desain pembelajaran terdiri atas tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
(16)
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, peneliti merumuskan permasalahan utama dalam penelitian ini adalah “Bagaimana desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen?” Permasalahan tersebut diuraikan menjadi sub-sub masalah berikut:
1. Bagaimana karakteristik desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen?
2. Nilai-nilai apakah yang dapat ditanamkan pada siswa dari subtopik pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen?
C. Tujuan Penelitian
Terkait dengan rumusan masalah yang ada, penlitian ini bertujuan untuk membuat desain pembelajaran kimia bermuatan nilai yang diwujudkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bermuatan nilai dengan perangkat pendukung RPP berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) pada subtopik pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen sehingga dapat mengetahui karakteristik dari desain pembelajaran kimia bermuatan nilai dan mengetahui nilai-nilai yang dapat ditanamkan pada siswa dari subtopik pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen.
D. Manfaat Penilitian 1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk menggunakan desain pembelajaran kimia bermuatan nilai sebagai alternatif untuk melaksanakan proses pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai pada siswa.
2. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan peneliti lain untuk membuat desain pembelajaran kimia
(17)
Bab II Kajian Pustaka; Bab III Metode Penelitian; Bab IV Hasil Penlitian dan Pembahasan; serta Bab V Kesimpulan dan Saran.
Bab I terdiri atas lima sub bab, meliputi Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi.
Bab II terdiri atas tiga sub bab, yaitu Desain Pembelajaran, Pembelajaran Bermuatan Nilai, serta Tinjauan Materi Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen.
Bab III terdiri atas tujuh sub bab, meliputi Lokasi dan Obyek Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan Desain Pembelajaran Berbasis Nilai, Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data.
Bab IV terdiri atas dua sub bab, meliputi Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab V terdiri atas dua sub bab, meliputi Kesimpulan dan Saran.
(18)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Obyek Penelitian
Penelitian ini difokuskan untuk membuat desain pembelajaran kimia bermuatan nilai yang diwujudkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta perangkat pendukung RPP yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS). Proses validasi desain pembelajaran dilakukan di jurusan pendidikan kimia UPI dan beberapa SMA di kota Bandung.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif dilakukan dengan cara membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir,1999).
Penelitian deskriptif hanya berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan apa yang ada sehingga pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi deskriptif. Hal ini mengenai kondisi atau hubungan yang ada, akibat atau efek yang terjadi atau kecenderungan yang tengah berlangsung. Studi deskriptif terutama berkenaan dengan masa sekarang meskipun tidak jarang juga memperhitungkan masa lampau dan pengaruhnya terhadap kondisi masa sekarang (Sanapiah, 1982).
Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan kondisi apa adanya (Sukmadinata, 2010).
(19)
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini, berikut ini penjelasan singkat beberapa istilah yang digunakan dalam peneltian, antara lain:
1. Desain pembelajaran dapat diartikan sebagai proses yang sistematis untuk memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan-perencanaan bahan-bahan pembelajaran beserta aktivitas yang harus dilakukan, perencanaan sumber-smber pembelajaran yang dapat digunakan serta perencanaan evaluasi keberhasilan (Sanjaya, 2011).
2. Menurut Frankel (1977) nilai artinya suatu gagasan atau konsep tentang segala sesuatu yang diyakini seseorang penting dalam kehidupan. Definisi lain diungkapkan oleh Spranger (Allport, 1964) menyatakan nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya.
D. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan rumusan masalah, maka digunakan instrumen penelitian berupa format kesesuaian desain pembelajaran kimia bermuatan nilai dengan parameter-parameter yang digunakan dan lembar validasi ahli. Penjabaran mengenai instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Format Kesesuaian Desain Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai dengan Parameter-Parameter yang Digunakan
Untuk mengetahui kesesuaian desain pembelajaran kimia bermuatan nilai yang telah dibuat menggunakan instrumen format kesesuaian desain pembelajaran kimia bermuatan nilai dengan parameter-parameter yang digunakan. Instrumen tersebut dapat dilihat pada Lampiran A.1.
2. Lembar Validasi Ahli
Lembar validasi ahli yang digunakan terdiri dari lembar validasi tujuan, materi, strategi, dan evaluasi pembelajaran kimia bermuatan nilai. Lembar validasi digunakan untuk mengetahui penilaian dari para ahli mengenai desain pembelajaran kimia berbasis nilai pada subtopik pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen yang telah dibuat. Peneliti meminta bantuan kepada 7
(20)
orang tenaga ahli yang terdiri dari 4 dosen ahli dan 3 orang guru kimia SMA di kota Bandung. Instrumen tersebut dapat dilihat pada Lampiran A.2.
E. Alur Penelitian
Untuk membantu mengarahkan langkah-langkah penelitian agar sesuai dengan tujuan penelitian, proses pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai digambarkan melalui alur penelitian seperti terlihat pada Gambar 3.5.
Berdasarkan alur penelitian pada Gambar 3.5 maka langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Studi pustaka mengenai kurikulum 2013
Telaah kurikulum 2013 meliputi pengkajian empat Standar Nasional Pendidikan. Keempat standar tersebut diantaranya Standar Kompetensi Lulusan yang terdapat pada Permendikbud No.54 Tahun 2013, Standar Isi yang terdapat pada Permedikbud No.64 Tahun 2013, Standar Proses yang terdapat pada Permendikbud No.65 Tahun 2013, dan Standar Penilaian yang terdapat pada Permendikbud No.66 Tahun 2013.
2. Studi pustaka pendukung
Studi pustaka pendukung meliputi pencarian pustaka mengenai materi pembelajaran dari subtopik pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen, strategi pembelajaran, alat ukur penilaian, dan pustaka untuk membuat acuan pembuatan desain pembelajaran meliputi desain tujuan, materi, strategi, dan evaluasi pembelajaran.
3. Studi pustaka tentang Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan merupakan acuan utama bagi Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Hasil yang diperoleh dari studi pustaka tentang Standar Kompetensi Lulusan adalah Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar untuk mata pembelajaran kimia tentang pembentukan ikatan ion dan
(21)
Instrumen Peneltitian
Gambar 3.5 Alur Penelitian
Revisi
Tidak Valid
Valid
Desain Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai Hasil Validasi Analisis Data
Desain Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai (Hipotetik) Standar Isi (Permen-dikbud No. 64/2013) Standar Proses (Permendikbud No. 65/2013) Standar Kompetensi Lulusan
(Permendikbud No. 54/2013)
Standar Penilaian (Permendikbud
No. 66/2013)
Strategi Pembelajaran Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD)
Indikator Pencapaian Kompetensi Model, Pendekatan, Metode, dan Media Pembelajaran Materi Pembelajaran Bermuatan Nilai Tujuan Pembelajaran
Domian Afektif
Domian Kognitif
Domian Psikomotor
Evaluasi Pembelajaran
Lembar Penilaian
Domian Afektif
(observasi, self dan peer asessment Domain Kognitif Domian Psikomotor Materi Pembelajaran Bermuatan Nilai Tujuan Pembelajaran Bermuatan Nilai Evaluasi Pembelajaran Bermuatan Nilai Strategi Pembelajaran Bermuatan Nilai Acuan Tujuan Pembelajaran
Acuan Materi
Pembelajaran Acuan Evaluasi
Pembelajaran Acuan
Strategi Pembelajaran
Validasi
Kurikulum 2013 Pustaka Pendukung
Materi Pembelajaran
(22)
5. Studi pustaka tentang standar proses
Hasil yang diperoleh adalah tentang strategi pembelajaran yang meliputi model, metode, pendekatan, dan media pembelajaran. Model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran kooperatif-inkuiri. Metode yang dipilih yaitu metode diskusi. Pendekatan yang dipilih yaitu pendekatan
scientific, dan media pembelajaran yang dipilih adalah LKS Pola 5M.
6. Studi Pustaka tentang Standar Penilaian
Hasil yang diperoleh adalah evaluasi pembelajaran mengenai penilaian aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penyusunan alat ukur disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi
7. Pembuatan acuan desain pembelajaran kimia bermuatan nilai
Pembuatan acuan desain pembelajaran kimia bermuatan nilai terdiri dari pembuatan acuan tujuan, materi, strategi, dan evaluasi pembelajaran bermuatan nilai. Acuan tersebut diperoleh dari perpaduan antara empat standar nasional pendidikan yang digunakan dan hasil dari studi pustaka penunjang. 8. Pembuatan tujuan pembelajaran bermuatan nilai.
Desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan tujuan pembelajaran dan mengacu kepada indikator pencapaian kompetensi.
9. Pembuatan materi pembelajaran bermuatan nilai
Materi pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan materi pembelajaran bermuatan nilai
10.Pembuatan strategi pembelajaran bermuatan nilai
Strategi pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan strategi
(23)
12.Pembuatan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini meliputi format kesesuaian desain pembelajaran kimia bermuatan nilai dengan parameter-parameter yang digunakan
dan lembar validasi. Pada format kesesuaian desain pembelajaran kimia bermuatan nilai dengan parameter-parameter yang digunakan berisikan tentang komponen-komponen yang akan diperiksa kesesuaianya. Lembar validasi berisi komponen-komponen yang akan divalidasi oleh tujuh validator.
13.Pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai
Desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen dituangkan dalam bentuk RPP bermuatan nilai. Dalam RPP bermuatan nilai mencakup tujuan pembelajaran bermuatan nilai, materi pembelajaran bermuatan nilai, desain strategi pembelajaran bermuatan nilai, dan lembar evaluasi pembelajaran bermuatan nilai. Perangkat RPP bermuatan nilai pada subtopik pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen yang berperan sebagai media pembelajaran adalah LKS Pola 5M. Pembuatan LKS pola 5M disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran.
14.Validasi
Validasi dilakukan oleh 7 validator. Hal-hal yang divalidasi meliputi tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
15.Menganalisis dan membahas hasil penelitian
Data yang diperoleh dari penelitian kali ini adalah data hasil validasi yang kemudian dianalisis untuk mengetahui nilai CVR dan kesesuian desain pembelajaran yang teah dibuat dengan paramter-parameter yang digunakan. Pembahasan mengenai hasil penelitian yaitu dengan cara mendeskripsikan langkah-langkah pembuatan desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen.
(24)
F. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini diperoleh dari hasil keseluruhan validasi terhadap desain tujuan, materi, strategi, dan evaluasi pembelajaran berbasis nilai. Proses validasi dilakukan oleh 7 orang ahli yang terdiri dari 4 dosen ahli dan 3 guru kimia SMA di Kota Bandung. Data lain diperoleh dari kesesuian desain pembelajaran yang telah dibuat dengan paramter-paramter yang digunakan. Untuk memperoleh data tersebut peneliti mengkonsultasikan desain pembelajaran yang telah dibuat kepada dosen pembimbing.
G. Analisis data
Data yang dianalisis adalah data hasil validasi yang dilakukan oleh 7 validator yang terdiri dari 4 dosen ahli dan 3 guru kimia SMA di kota Bandung. Data hasil validasi ahli dianalisis dengan cara:
1. Kriteria penilian hasil validasi
Data tanggapan ahli yang diperoleh berupa ceklist. Tabel 3.10. Kriteria Penelian Ahli
2. Pemberian skor pada jawaban item dengan menggunakan CVR. Setelah semua item mendapat skor kemudian skor tersebut diolah
a. Menghitung nilai CVR (rasio validitas konten) CVR
ne : jumlah responden yang menyatakan Ya
N : total respon
Kriteria Bobot
Ya 1
(25)
3) Saat seluruh responden menyatakan Ya maka nilai CVR = 1 (hal ini diatur menjadi 0.99 disesuaikan dengan jumlah responden).
4) Saat jumlah responden yang menyatakan Ya lebih dari ½ total reponden maka nilai CVR = 0-0,99
b. Menghitung nilai CVI ( indek validitas konten)
Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR untuk sub pertanyaan yang dijawab Ya.
(26)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Karkteristik dari desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen terdiri atas dirumuskannya 14 tujuan pembelajaran bermuatan nilai, materi pembelajaran bermuatan nilai, strategi pembelajaran bermuatan nilai dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif-inkuiri, metode pembelajaran diskusi, pendekatan pembelajaran scientific, dan media pembelajaran LKS, selanjutnya alat evaluasi pembelajaran yang mengevaluasi nilai-nilai yang ditanamkan pada siswa meliputi lembar observasi penilaian aspek sikap, penilaian diri (self
assessment), dan penilaian teman sejawat (peer assessment).
2. Nilai-nilai yang dapat ditanamkan pada peserta didik dari subtopik pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen yaitu religius, komunikatif, peduli sosial, dan kerja sama.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, disarankan untuk membuat desain pembelajaran bermuatan nilai pada berbagai topik atau subtopik yang lainnya. Selian itu disarankan juga dalam membuat materi pembelajaran berbasis nilai sebaiknya mencakup ke 18 nilai yang ditentukan Kemendiknas yang kemudian divalidasi sehingga diketahui nilai-nilai yang ditanamkan dari materi.
(27)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Z dan Mahmood, N. (2010). “Effects of Cooperative Learning vs. Traditional Instruction on Prospective Teachers’ Learning Experience
and Achievement”. Journal of Faculty of Educational Sciences. 43, (1),
154-164
Allport, G.W. (1964). Pattern and Growth in Personality. New York : Holt, Rinehart and Winston
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran.Jakarta: Rajawali Pers.
Brady, J, E. (2000).Kimia Universitas Asas & Struktur/Alih Bahasa: Sukmariah
dkk. Jakarta:Binarupa Aksara.
Burton, G. et.al. (1994). Chemical Ideas. United Kingdom : The Bath Press.
Depdiknas. (2003). Kurikulum dan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran Kimia SMP dan MTs. Jakarta : Puskur-Balitbang, Depdiknas
Depdiknas. (2008).Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Fedrik, Y.(2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Ikatan Kimia untuk
SMA/MA Kelas X IPA Semester 1.Skripsi pada Pendidikan Kimia FPMIPA
UNY: tidak diterbitkan
Frankel, J.R. (1977). How to Teach About Values: an Analytic Approach. New Jersey : Prentice-Hall, Inc
(28)
HAM, M.(2011).Hamdout Perkuliahan Perencanaan Pembealajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Istiqomah, F. (2013). Studi tentang Penanganan Siswa Membolos di SMA Negeri
Magetan.Jurnal BK UNESA. Volume 03 Nomor 01
Johari, dkk.(2006). Kimia Sma dan Ma untuk Kelas X. Bandung: Esis
Kautsar, I.(2009). Program Bimbingan Belajar untuk Mengatasi Masalah
Mencontek Siswa SMP .Skripsi pada PPB FIP UPI: tidak diterbitkan.
Kemdiknas. (2010). Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran di
Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat PSMP Kemdiknas.
Kemdiknas. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta : Puskur-Balitbang, Kemdiknas
Kemendikbud. (2012). Panduan Integrasi Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta.
Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.54 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.64 tentang Standar Isi Pendidikan
(29)
Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.81A tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lawshe, C. H. (1975). A Quantitative Approach To Content Validity. Personnel Psychology. vol. 28. 563-575.
Lickona, T. (2012). Educating for Character : Bagaimana Sekolah Dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan Tanggung Jawab. Bandung : Bumi Aksara.
Mardiatmadja. (1986). Tantangan Dunia Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius
Munthe. (2010). Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani
Nazir, M. (1999). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Pemerintah Republik Indonesia.(2003).Undang-Undang Republik Indonesia No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta.
Pemerintah Republik Indonesia.(2013).Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.Jakarta.
Petrucci, R.H. (1987).Kimia Dasar Jilid 1 Terjemahan Suminar Achmadi . Jakarta : Erlangga.
Prudente, M.S. dan Aguja, E.S. (2003) ”Science Teachingand Learning Process
in Preservice Teacher Education: The De Salle University-Manila Experience”.Electronic Journal of Science Education, Vol 1.
(30)
Sagala, S. (2010).Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Saghafi dan Shatalebi. (2012). “Analyzing The Role of Teachers in The Nature Character Education of Students from The Attitudes of Them”. Arabian Journal of Business and Management Review. 1, (7), 54-59
Salirawati, D. (2010). “Optimalisasi Pendidikan Nilai/Karakter dalam Pendidikan Kimia Masa Depan”. Makalah pada Materi Seminar Pendidikan Nasional Kimia UNY, Yogyakarta.
Sanapiah, F. (1982).Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.
Sanjaya, W.(2011).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sastrapratedja, M. (1993). Pendidikan nilai memasuki tahun 2000.Jakarta: Grasindo
(31)
Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning. USA : Allyn and Bacon.
Sukmadinata, N.S. (2010). Metode Penelitian dan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Sunarya, Yayan dan Setiabudi, Agus. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia
Untuk Kelas X SMA / MA Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasioanal.
Sunyono. (2008). “Development of Student Worksheet Base on Environmnet to Sains Material of Junior High School in Class VII on Semester I”.
Processing of The 2nd International Seminar of Science Education-UPI.
Bandung.
Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teory & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tim Penyusun. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ullrich, C. (2008) Pedagogicaly Founded Coursware for Wpringer-eb Based
Learning. Germany : Springer-verlag Berlin Heidelberg
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI
Utami, Budi dkk.(2009). Kimia Untuk SMA/MA Kelas X Program Ilmu Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
(32)
Widjayanti,E. (2008). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran
Sains Kimia untuk SMP Kelas VII, VIII, dan IX [Online]. Tersedia :
http://staff.uny.acc.id/sites/default/files/paper-Dwijawacanaok [27 November 2013]
(1)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Z dan Mahmood, N. (2010). “Effects of Cooperative Learning vs.
Traditional Instruction on Prospective Teachers’ Learning Experience and Achievement”. Journal of Faculty of Educational Sciences. 43, (1), 154-164
Allport, G.W. (1964). Pattern and Growth in Personality. New York : Holt, Rinehart and Winston
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran.Jakarta: Rajawali Pers.
Brady, J, E. (2000).Kimia Universitas Asas & Struktur/Alih Bahasa: Sukmariah
dkk. Jakarta:Binarupa Aksara.
Burton, G. et.al. (1994). Chemical Ideas. United Kingdom : The Bath Press.
Depdiknas. (2003). Kurikulum dan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran Kimia SMP dan MTs. Jakarta : Puskur-Balitbang, Depdiknas
Depdiknas. (2008).Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Fedrik, Y.(2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Ikatan Kimia untuk
SMA/MA Kelas X IPA Semester 1.Skripsi pada Pendidikan Kimia FPMIPA
UNY: tidak diterbitkan
Frankel, J.R. (1977). How to Teach About Values: an Analytic Approach. New Jersey : Prentice-Hall, Inc
(2)
HAM, M.(2011).Hamdout Perkuliahan Perencanaan Pembealajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Istiqomah, F. (2013). Studi tentang Penanganan Siswa Membolos di SMA Negeri
Magetan.Jurnal BK UNESA. Volume 03 Nomor 01
Johari, dkk.(2006). Kimia Sma dan Ma untuk Kelas X. Bandung: Esis
Kautsar, I.(2009). Program Bimbingan Belajar untuk Mengatasi Masalah
Mencontek Siswa SMP .Skripsi pada PPB FIP UPI: tidak diterbitkan.
Kemdiknas. (2010). Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran di
Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat PSMP Kemdiknas.
Kemdiknas. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta : Puskur-Balitbang, Kemdiknas
Kemendikbud. (2012). Panduan Integrasi Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta.
Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.54 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.64 tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.65 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.66 tentang Standar Penilaian
(3)
Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.81A tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lawshe, C. H. (1975). A Quantitative Approach To Content Validity. Personnel Psychology. vol. 28. 563-575.
Lickona, T. (2012). Educating for Character : Bagaimana Sekolah Dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan Tanggung Jawab. Bandung : Bumi Aksara.
Mardiatmadja. (1986). Tantangan Dunia Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius
Munthe. (2010). Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani
Nazir, M. (1999). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Pemerintah Republik Indonesia.(2003).Undang-Undang Republik Indonesia No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta.
Pemerintah Republik Indonesia.(2013).Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.Jakarta.
Petrucci, R.H. (1987).Kimia Dasar Jilid 1 Terjemahan Suminar Achmadi . Jakarta : Erlangga.
Prudente, M.S. dan Aguja, E.S. (2003) ”Science Teachingand Learning Process
in Preservice Teacher Education: The De Salle University-Manila
(4)
Sagala, S. (2010).Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Saghafi dan Shatalebi. (2012). “Analyzing The Role of Teachers in The Nature Character Education of Students from The Attitudes of Them”. Arabian Journal of Business and Management Review. 1, (7), 54-59
Salirawati, D. (2010). “Optimalisasi Pendidikan Nilai/Karakter dalam Pendidikan
Kimia Masa Depan”. Makalah pada Materi Seminar Pendidikan Nasional
Kimia UNY, Yogyakarta.
Sanapiah, F. (1982).Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.
Sanjaya, W.(2011).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sastrapratedja, M. (1993). Pendidikan nilai memasuki tahun 2000.Jakarta: Grasindo
Sauri, S. (2012). “Revitalisasi Pendidikan Sains dalam Pembentukan Karakter Anak Bangsa untuk Menghadapi Tantangan Global”. Makalah pada UPI, Bandung.
(5)
Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning. USA : Allyn and Bacon.
Sukmadinata, N.S. (2010). Metode Penelitian dan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Sunarya, Yayan dan Setiabudi, Agus. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia
Untuk Kelas X SMA / MA Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasioanal.
Sunyono. (2008). “Development of Student Worksheet Base on Environmnet to
Sains Material of Junior High School in Class VII on Semester I”. Processing of The 2nd International Seminar of Science Education-UPI.
Bandung.
Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teory & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tim Penyusun. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ullrich, C. (2008) Pedagogicaly Founded Coursware for Wpringer-eb Based
Learning. Germany : Springer-verlag Berlin Heidelberg
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI
Utami, Budi dkk.(2009). Kimia Untuk SMA/MA Kelas X Program Ilmu Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
(6)
Widjayanti,E. (2008). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran
Sains Kimia untuk SMP Kelas VII, VIII, dan IX [Online]. Tersedia :
http://staff.uny.acc.id/sites/default/files/paper-Dwijawacanaok [27