PERSEPSI LULUSAN TENTANG EFEKTIFITAS MANAJEMEN PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN VOKASI PROGRAM DIPLOMA III POLITEKNIK.

(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... PERNYATAAN ... ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ...

i iii iv vi viii xii xvi xx BAB I. PENDAHULUAN ...

A. Latar Belakang Penelitian ... B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... C. Rumusan Masalah ... D. Tujuan Penelitian ... E. Sistimatika Penulisan ...

1 1 6 14 15 16 BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN

HIPOTESIS ... A. Manajemen Pembelajaran dalam Konteks Administrasi Pendidikan B. Penjaminan Mutu Untuk Pembelajaran Efektif ... C. Indikator Mutu Pembelajaran ... D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Mutu Pembelajaran ... 1. Profesionalitas Dosen ... 2. Media Pembelajaran ... 3. Fasilitas Pembelajaran ... E. Pendidikan Vokasi di Indonesia ... 1. Pendidikan Vokasi, Profesi dan Akademik ... 2. Pendidikan Vokasi dan Dunia Kerja ... F. Belajar Mengajar dan Pembelajaran ... 1. Kompetensi dan Hasil Pembelajaran ...

18 18 23 30 38 43 55 61 65 66 69 72 76


(2)

2. Kompetensi Lulusan Program Diploma III ... G. Kerangka Berpikir ...

H. Hipotesis Penelitian ...

86 93 96 BAB III. METODE PENELITIAN ...

A. Metode Penelitian ... B. Sumber Data Penelitian ... 1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 3. Karakteristik Responden ... C. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 1. Definisi Operasional ... 2. Variabel dan Instrumen Penelitian ... D. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ...

1. Teknik Pengumpulan Data ... 2. Pengolahan Data Statistik ...

98 98 99 99 101 104 109 109 113 117 117 121 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

A. Deskripsi Data Penelitian ... 1. Deskripsi Data Variabel Profesionalitas Dosen ... 2. Deskripsi Data Variabel Media Pembelajaran ... 3. Deskripsi Data Variabel Fasilitas Pembelajaran ... 4. Deskripsi Data Variabel Mutu Pembelajaran ... 5. Deskripsi Data Variabel Kompetensi Lulusan ... a. Jenjang Capaian Kompetensi Lulusan ... b. Jenjang Capaian Kompetensi Lulusan Yang Diharapkan ... B. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 1. Analisis Model Pengukuran ... a. Validitas Model Pengukuran Profesionalitas Dosen ... 1) Model Pengukuran Profesionalitas Dosen POLBAN ... 2) Model Pengukuran Profesionalitas Dosen POLMAN .... b. Validitas Model Pengukuran Media Pembelajaran ... 1) Model Pengukuran Media Pembelajaran di POLBAN....

123 123 123 127 131 135 139 140 146 149 159 160 161 164 168 168


(3)

2) Model Pengukuran Media Pembelajaran di POLMAN... c. Validitas Model Pengukuran Fasilitas Pembelajaran ... 1) Model Pengukuran Fasilitas Pembelajaran di POLBAN 2) Model Pengukuran Fasilitas Pembelajaran di POLMAN d. Validitas Model Pengukuran Mutu Pembelajaran ...

1) Model Pengukuran Mutu Pembelajaran di POLBAN ... 2) Model Pengukuran Mutu Pembelajaran di POLMAN... e. Validitas Model Pengukuran Kompetensi Lulusan ... 1. Model Pengukuran Kompetensi Lulusan POLBAN ... 2. Model Pengukuran Kompetensi Lulusan POLMAN... f. Reliabilitas Model Pengukuran Variabel Laten ... 2. Analisis Model Struktural ...

a. Model Struktural Pembelajaran POLBAN ... b. Model Struktural Pembelajaran POLMAN ... 3. Analisis Kecocokan Keseluruhan Model Struktural ...

a. Model Struktural Pembelajaran POLBAN ... b. Model Struktural Pembelajaran POLMAN ... 4. Analisis Komparatif Deskriptor Kompetensi ...

a. Jenjang Capaian Kompetensi Lulusan POLBAN dan

POLMAN ... b. Jenjang Capaian Kompetensi dan Kompetensi yang

diharapkan di Tempat Kerja ... C. Pembahasan Hasil Penelitian ...

1. Pengaruh Profesionalitas Dosen Terhadap Mutu Pembelajaran ... 2. Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Mutu Pembelajaran ... 3. Pengaruh Fasilitas Pembelajaran Terhadap Mutu Pembelajaran .. 4. Pengaruh Mutu Pembelajaran Terhadap Kompetensi Lulusan ... 5. Profil dan Jenjang Capaian Kompetensi Lulusan ...

a. Komparasi Jenjang Capaian Kompetensi POLBAN dan

POLMAN ……….

b. Komparasi Komparasi Jenjang Capaian Kompetensi dengan Kompetensi yang diharapkan di Tempat Kerja ……… D. Keterbatasan Penelitian ... E. Model Hipotetis Pengembangan Manajemen Pembelajaran

171 174 174 177 180 181 187 187 191 194 194 198 198 201 203 207 209 210 211 212 216 217 220 223 226 229 229 232 233


(4)

Pendidikan Vokasi

1. Tujuan Pengembangan Model ………..

2. Asumsi-asumsi ……….

3. Komponen Model ……….

4. Model Hipotetis Pengembangan Manajemen Pembelajaran

Pendidikan Vokasi ………...

5. Strategi Implementasi ...

235

236 237 237

239 241

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……….

A. Kesimpulan ………

B. Rekomendasi ……….

244 244 248

DAFTAR PUSTAKA ……… 252


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1: Indeks Kompetitif Pendidikan Tinggi Beberapa Negara Asia

dan Australia ………... 7

Tabel 3.1: Jumlah Lulusan POLBAN Periode 2008-2010 ………... Tabel 3.2: Jumlah Lulusan POLMAN Periode 2008-2010 ………... Tabel 3.3: Jumlah Sampel Yang Diperlukan Metoda Sugiyono ………….. Tabel 3.4: Jumlah Sampel Yang Diperlukan Metoda Analisis SEM……… Tabel 3.5: Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…... Tabel 3.6: Karakteristik Responden Berdasarkan Sektor Pekerjaan... Tabel 3.7: Kisi-kisi Instrumen Penelitian ………... Tabel 3.8: Daftar Responden yang Dikirim Kuesioner Tahap 1…………... Tabel 3.9: Daftar Responden yang Menjawab Kuesioner Tahap 1………... Tabel 3.10: Daftar Responden yang Dikirim Kuesioner Tahap 2………….. Tabel 3.11: Daftar Akhir Responden yang Menjawab Kuesioner ………….

102 102 103 104 105 107 114 118 119 120 121 Tabel 4.1: Deskripsi Variabel Profesionalitas Dosen POLBAN ………...

Tabel 4.2: Deskripsi Variabel Profesionalitas Dosen POLMAN …………. Tabel 4.3: Deskripsi Sub-variabel Profesionalitas Dosen POLBAN…... Tabel 4.4: Deskripsi Sub-variabel Profesionalitas Dosen POLMAN……... Tabel 4.5: Deskripsi Variabel Media Pembelajaran POLBAN………. Tabel 4.6: Deskripsi Variabel Media Pembelajaran POLMAN………... Tabel 4.7: Deskripsi Sub-variabel Media Pembelajaran POLBAN……….. Tabel 4.8: Deskripsi Sub-variabel Media Pembelajaran POLMAN ……….

124 125 126 126 127 128 130 130


(6)

Tabel 4.9: Deskripsi Variabel Fasilitas Pembelajaran POLBAN………... Tabel 4.10: Deskripsi Variabel Fasilitas Pembelajaran POLMAN………… Tabel 4.11: Deskripsi Sub-variabel Fasilitas Pembelajaran POLBAN…... Tabel 4.12: Deskripsi Sub-variabel Fasilitas Pembelajaran POLMAN…... Tabel 4.13: Deskripsi Variabel Mutu Pembelajaran POLBAN…………... Tabel 4.14: Deskripsi Variabel Mutu Pembelajaran POLMAN…………... Tabel 4.15: Deskripsi Sub-variabel Mutu Pembelajaran POLBAN………... Tabel 4.16: Deskripsi Sub-variabel Mutu Pembelajaran POLMAN……….. Tabel 4.17: Nilai Rata-rata Kompetensi Lulusan POLBAN dan POLMAN

untuk Kesluruhan Variabel Manifes………... Tabel 4.18: Deskripsi Variabel Kompetensi Lulusan POLBAN………... Tabel 4.19: Deskripsi Varabel Kompetensi Lulusan POLMAN………. Tabel 4.20: Deskripsi Sub-varabel Capaian Jenjang Kompetensi Lulusan

POLBAN………...

Tabel 4.21: Deskripsi Sub-varabel Capaian Jenjang Kompetensi Lulusan

POLMAN……….

Tabel 4.22: Deskripsi Varabel Kompetensi Diharapkan Lulusan POLBAN Tabel 4.23: Deskripsi Varabel Kompetensi Diharapkan Lulusan POLMAN.. Tabel 4.24: Validitas Model Pengukuran Variabel Manifes terhadap

Vari-abel Laten Tingkat Pertama Profesionalitas Dosen POLBAN… Tabel 4.25: Validitas Model Pengukuran Variabel Laten Tingkat Pertama

terhadap Profesionalitas Dosen POLBAN………... Tabel 4.26: Hasil Uji Kecocokan Model Struktural Profesionalitas Dosen

POLBAN………...

Tabel 4.27: Validitas Model Pengukuran Variabel Manifes terhadap Vari-abel Laten Tingkat Pertama Profesionalitas Dosen POLMAN…. Tabel 4.28: Validitas Model Pengukuran Variabel Laten Tingkat Pertama

terhadap Profesionalitas Dosen POLMAN………..

131 132 134 134 135 136 138 138 140 142 143 144 145 146 147 161 162 163 164 166


(7)

Tabel 4.29: Hasil Uji Kecocokan Model Struktural Profesionalitas Dosen

POLMAN……….

Tabel 4.30: Validitas Model Pengukuran Variabel Manifes terhadap

Variabel Laten Tingkat Pertama Media Pembelajaran POLBAN..

Tabel 4.31: Validitas Model Pengukuran Variabel Laten Tingkat Pertama terhadap Media Pembelajaran POLBAN………... Tabel 4.32: Hasil Uji Kecocokan Model Struktural Media Pembelajaran

POLBAN ……….

Tabel 4.33: Validitas Model Pengukuran Variabel Manifes terhadap Vari-abel Laten Tingkat Pertama Media Pembelajaran POLMAN... Tabel 4.34: Validitas Model Pengukuran Variabel Laten Tingkat Pertama

terhadap Media Pembelajaran POLMAN ………... Tabel 4.35: Hasil Uji Kecocokan Model Struktural Media Pembelajaran

POLBAN ……….

Tabel 4.36: Validitas Model Pengukuran Variabel Manifes terhadap Vari-abel Laten Tingkat Pertama Fasilitas Pembelajaran POLBAN... Tabel 4.37: Validitas Model Pengukuran Variabel Laten Tingkat Pertama

terhadap Fasilitas Pembelajaran POLBAN………... Tabel 4.38: Hasil Uji Kecocokan Model Struktural Fasilitas Pembelajaran

POLBAN ……….

Tabel 4.39: Validitas Model Pengukuran Variabel Manifes terhadap Vari-abel Laten Tingkat Pertama Fasilitas Pembelajaran POLMAN.. Tabel 4.40: Validitas Model Pengukuran Variabel Laten Tingkat Pertama

terhadap Fasilitas Pembelajaran POLMAN………. Tabel 4.41: Hasil Uji Kecocokan Model Struktural Fasilitas Pembelajaran

POLMAN ……….

Tabel 4.42: Validitas Model Pengukuran Variabel Manifes terhadap Vari-abel Laten Tingkat Pertama Mutu Pembelajaran POLBAN…… Tabel 4.43: Validitas Model Pengukuran Variabel Laten Tingkat Pertama

terhadap Mutu Pembelajaran POLBAN……….. Tabel 4.44: Hasil Uji Kecocokan Model Struktural Mutu Pembelajaran

POLBAN ……….

167 168 169 170 171 172 173 174 176 177 178 179 180 181 182 183


(8)

Tabel 4.45: Validitas Model Pengukuran Variabel Manifes terhadap Vari-abel Laten Tingkat Pertama Mutu Pembelajaran POLMAN…... Tabel 4.46: Validitas Model Pengukuran Variabel Laten Tingkat Pertama

terhadap Nutu Pembelajaran POLMAN……….. Tabel 4.47: Hasil Uji Kecocokan Model Struktural Mutu Pembelajaran

POLMAN……….

Tabel 4.48: Validitas Model Pengukuran Variabel Manifes terhadap Vari-abel Laten Tingkat Pertama Kompetensi Lulusan POLBAN….. Tabel 4.49: Validitas Model Pengukuran Variabel Laten Tingkat Pertama

terhadap Kompetensi Lulusan POLBAN………. Tabel 4.50: Hasil Uji Kecocokan Model Struktural Kompetensi Lulusan

POLBAN ……….

Tabel 4.51: Validitas Model Pengukuran Variabel Manifes terhadap Vari-abel Laten Tingkat Pertama Kompetensi Lulusan POLMAN…. Tabel 4.52: Validitas Model Pengukuran Variabel Laten Tingkat Pertama

terhadap Kompetensi Lulusan POLMAN ……….. Tabel 4.53: Hasil Uji Kecocokan Model Struktural Mutu Pembelajaran

POLMAN ………

Tabel 4.54: Construct Reliability, Variance Extracted dan Reliabilitas Model Pengukuran Variabel Laten POLBAN……….

184

185 186

187

189

190

191

192

193


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Faktor-faktor penting dalam pembelajaran efektif………... Gambar 2.2: Model “Didactische Analyse” menurut konsepsi Van Gelder

………. Gambar 2.3: Hubungan peran pendidik dan peserta didik dalam proses

pembelajaran ………..

Gambar 2.4. Orientasi siswa, metoda pembelajaran dan tingkat

kedalaman pengetahuan ………... Gambar 2.5. Model Teoritis Karakteristik Profesionalitas Tenaga Pendidik..

Gambar 2.6: Kerucut Pengalaman Dale ……….. Gambar 2-7: Diagram aktivitas pekerjaan di dunia kerja dengan jenjang

pendidikan ………..

Gambar 2-8: Diagram hubungan sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja serta jenjang kualifikasi Kompetensi……... Gambar 2.9: Tipologi kompetensi ………... Gambar 2.10: Model holistik kompetensi ………. Gambar 2.11: Pengaruh Profesionalitas Dosen, Media pembelajaran, dan

Fasilitas pembelajaran terhadap Mutu pembelajaran, dan

Kompetensi lulusan ………...

39

42

45

47 52 57

69

70 84 84

95 Gambar 3.1: Prosentase Responden Total berdasarkan Jenis Kelamin……

Gambar 3.2: Prosentase Responden POLBAN berdasarkan Jenis Kelamin... Gambar 3.3: Prosentase Responden POLMAN berdasarkan Jenis Kelamin.. Gambar 3.4: Prosentase Responden TOTAL berdasarkan Sektor Pekerjaan… Gambar 3.5: Prosentase Responden POLBAN berdasarkan Sektor

pekerjaan ………..

105 106 106 107


(10)

Gambar 3.6: Prosentase Responden POLMAN berdasarkan Sektor

Pekerjaan ………

Gambar 4.1: Grafik Histogram Profesionalitas Dosen POLBAN………… Gambar 4.2: Grafik Histogram Profesionalitas Dosen POLMAN………..

108 124 125

Gambar 4.3: Grafik Histogram Media Pembelajaran POLBAN………….. Gambar 4.4: Grafik Histogram Media Pembelajaran POLBAN………….. Gambar 4.5: Grafik Histogram Fasilitas Pembelajaran POLBAN……….. Gambar 4.6: Grafik Histogram Fasilitas Pembelajaran POLMAN………. Gambar 4.7: Grafik Histogram Mutu Pembelajaran POLBAN…………... Gambar 4.8: Grafik Histogram Mutu Pembelajaran POLMAN………….. Gambar 4.9: Grafik Diagram Pencar Perbandingan Kompetensi Lulusan

POLBAN dan POLMAN………

Gambar 4.10: Grafik Histogram Kompetensi Lulusan POLBAN…………. Gambar 4.11: Grafik Histogram Kompetensi Lulusan POLMAN…………. Gambar 4.12: Skor Kompetensi Masing-masing Variabel Manifes Tingkat

Kedua Lulusan POLBAN dan POLMAN………..

Gambar 4.13: Grafik Histogram Kompetensi Diharapkan Lulusan

POLBAN………

Gambar 4.14: Grafik Histogram Kompetensi Diharapkan Lulusan

POLMAN………

Gambar 4.15: Skor Kompetensi yang Diharapkan untuk Masing-masing Variabel Manifes Tingkat Kedua POLBAN dan POLMAN.. Gambar 4.16: Struktur Lengkap Diagram Jalur Hubungan Kausal antar

Variabel………..

Gambar 4.17: Model Struktural Konseptual Pembelajaran Diploma III

Politeknik………

Gambar 4.18: Model Struktural Sederhana (Laten Variable Score)

Pembelajaran Diploma III Politeknik……….

128 129 132 133 136 137 140 142 143 145 148 148 148 150 151 158


(11)

Gambar 4.19: Model Pengukuran 2nd Order CFA Profesionalitas Dosen

POLBAN……….

Gambar 4.20: Model Pengukuran Sederhana Profesionalitas Dosen

POLBAN……….

Gambar 4.21: Model Pengukuran 2nd Order CFA Profesionalitas Dosen

POLMAN………

162

163

165 Gambar 4.22: Model Pengukuran Sederhana Profesionalitas Dosen

POLMAN………

Gambar 4.23: Model Pengukuran 2nd Order CFA Media Pembelajaran

POLBAN……….

Gambar 4.24: Model Pengukuran Sederhana Media Pembelajaran POLBAN..

Gambar 4.25: Model Pengukuran 2nd Order CFA Media Pembelajaran

POLMAN………

Gambar 4.26: Model Pengukuran Sederhana Media PembelajaranPOLBAN.

Gambar 4.27: Model Pengukuran 2nd Order CFA Fasilitas Pembelajaran

POLBAN………

Gambar 4.28: Model Pengukuran Sederhana Fasilitas Pembelajaran

POLBAN………

Gambar 4.29: Model Pengukuran 2nd Order CFA Fasilitas Pembelajaran

POLMAN………

Gambar 4.30: Model Pengukuran Sederhana Fasilitas Pembelajaran POLMAN

Gambar 4.31: Model Pengukuran 2nd Order CFA Mutu Pembelajaran

POLBAN………

Gambar 4.32: Model Pengukuran Sederhana Fasilitas Pembelajaran

POLBAN……….

Gambar 4.33: Model Pengukuran 2nd Order CFA Mutu Pembelajaran

POLMAN………

Gambar 4.34: Model Pengukuran Sederhana Mutu Pembelajaran POLMAN.

Gambar 4.35: Model Pengukuran 2nd Order CFA Kompetensi Lulusan

POLBAN………. 166 169 170 172 173 175 176 178 179 182 183 185 186 188


(12)

Gambar 4.36: Model Pengukuran Sederhana Kompetensi Lulusan

POLBAN……….

Gambar 4.37: Model Pengukuran 2nd Order CFA Kompetensi Lulusan

POLMAN……….

Gambar 4.38: Model Pengukuran Sederhana Mutu PembelajaranPOLMAN..

Gambar 4.39: Nilai Koefisien Model Struktural Pembelajaran di POLBAN...

189

192 193 199 Gambar 4.40: Nilai t (t-value) Model Struktural Pembelajaran diPOLBAN..

Gambar 4.41: Nilai Koefisien Model Struktural Pembelajaran di POLMAN..

Gambar 4.42: Nilai t (t-value) Model Struktural Pembelajaran di POLMAN..

Gambar 4.43: Skor Rata-rata Capaian Kompetensi dan Kompetensi Yang Diharapkan Lulusan D III POLBAN……….. Gambar 4.44: Skor Rata-rata Capaian Kompetensi dan Kompetensi Yang

Diharapkan Lulusan D III POLMAN………

Gambar 4.45: Model Hipotetis Pengemangan Manajemen Pembelajaran

Pendidikan Vokasi……….

200 202 202

216

216


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Instrumen Penelitian ………..

Lampiran 2: Tahapan Pelaksanaan Survey Penelitian ………...

Lampiran 3: Data Responden ……….

Lampiran 4: Data Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen …………. Lampiran 5: Data Jumlah Dosen POLBAN dan POLMAN ……….. Lampiran 6: Rasio Fasilitas-Jumlah Mahasiswa POLBAN ………... Lampiran 7: Hasil Pengolahan Model Struktural dengan Program LISREL 8

263 286 289 320 324 326 328


(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan Tinggi merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan suatu bangsa. Sebagai jenjang pendidikan paling tinggi dalam sistem pendidikan nasional maka pendidikan tinggi menjadi ujung tombak dalam mendorong perkembangan suatu bangsa. Secara umum pendidikan memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Harbison dan Myers (Soediyarto, 2008: 80) bahwa “Investment in education certainly contribute to economic growth, but it is obvious that economic growth makes it possible for nations to invest in educational and development. Education, therefore, is both the seed and the flower of the economic development.”

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2010, tujuan pendidikan tinggi adalah:

a) membentuk insan yang:

1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur;


(15)

2. sehat, berilmu, dan cakap;

3. kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri dan berjiwa wirausaha; serta 4. toleran, peka sosial dan lingkungan, demokratis, dan bertanggung jawab. b) menghasilkan produk-produk ilmu pengetahuan, teknologi, seni, atau olahraga

yang memberikan kemaslahatan bagi masyarakat, bangsa, negara, umat manusia, dan lingkungan.

Perguruan tinggi diharapkan menjadi kekuatan moral yang mampu membentuk karakter dan budaya bangsa yang berintegritas tinggi; memperkuat persatuan bangsa melalui penumbuhan rasa kepemilikan dan kebersamaan sebagai suatu bangsa yang bersatu; menumbuhkan masyarakat yang demokratis sebagai pendamping bagi kekuatan sosial-politik; menjadi sumber ilmu pengetahuan dan pembentukan sumber daya manusia yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat dengan seluruh strata sosialnya (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2004: 7).

Globalisasi yang terjadi pada abad ini berakibat pada perubahan keseluruhan kehidupan bermasyarakat, tidak terkecuali pendidikan tinggi, yang harus menyesuaikan dengan liberalisasi dan restrukturisasi pasar dan perkembangan masyarakat berbasis ilmu pengetahuan dan inovasi dengan mengembangkan berbagai metoda dan model pendidikan (UNESCO: 2006.)

Mobilitas mahasiswa antar negara dan juga dosen memberikan tantangan bagi perguruan tinggi untuk melakukan komparasi mutu antar program studi dan yang lebih penting adalah kesesuaian antara lulusan dengan kebutuhan bursa tenaga kerja dan para pemakai tenaga kerja.


(16)

bertumpu pada tiga strategi utama pengembangan, yaitu peningkatan daya saing bangsa, otonomi dan desentralisasi, dan kesehatan organisasi. Dengan peningkatan mutu dan relevansi pendidikan tinggi diharapkan sasaran untuk mencapai peningkatan daya saing bangsa dapat segera terwujud. Relevansi merupakan suatu ukuran tingkat kesesuaian antara produk yang dihasilkan pendidikan tinggi (baik berupa lulusan, penelitian maupun hasil pengembangan) dengan kebutuhan pengguna produk-produk tersebut antara lain pemerintah, masyarakat dan industri.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 15 menyebutkan bahwa jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. Selanjutnya dalam penjelasan Undang-Undang tersebut diuraikan bahwa pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu. Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki


(17)

pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana, dan pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama, sedangkan pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.

Pendidikan tinggi di Indonesia menyelenggarakn empat jenis pendidikan, yaitu pendidikan akademik, pendidikan profesi, pendidikan vokasi, dan pendidikan agama. Politeknik adalah salah satu institusi pendidikan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi, program yang mengarah pada penguasaan ketrampilan yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu. Dibandingkan dengan institusi pendidikan tinggi lainnya di Indonesia, politeknik memiliki usia relatif sangat muda. Pendidikan vokasi di Indonesia yang diselenggarakan oleh pemerintah dimulai pada tahun 1972, saat Intitut Teknologi Bandung bekerjasama dengan Departemen Pekerjaan Umum mendirikan Lembaga Politeknik Pekerjaan Umum,(LPPU) sebagai jawaban atas tantangan kebutuhan tenaga teknisi yang mampu menerjemahkan konsep ilmu pengetahuan dan teknologi kedalam tugas-tugas praktis yang diperlukan di lapangan. Pada tahun yang sama dibangun kerjasama antara Institut Teknologi Bandung dengan pemerintah Swiss untuk mendirikan pendidikan yang


(18)

serupa yang diberi nama Politeknik Mekanik Swiss. Disamping itu di Solo juga didirikan Akademi Teknik Mesin Indonesia (ATMI), hasil kerjasama antara Yayasan Karya Bakti Surakarta, dengan pemerintah Swiss. Kemudian pada tahun 1979 pemerintah mendirikan lima politeknik pada perguruan tinggi negeri, yaitu di Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Sriwijaya dan Universitas Sumatera Utara.

Pendidikan vokasi di Indonesia (lebih dikenal dengan istilah pendidikan politeknik) telah berdiri selama lebih dari 30 tahun. Pendidikan vokasi selalu dikaitkan dengan penyiapan tenaga kerja “siap pakai”. Artinya lulusan pendidikan vokasi harus memenuhi kompetensi sesuai standar kinerja di tempat kerja. Beberapa studi tentang pendidikan tinggi yang dilakukan oleh Bank Pembangunan Asia dan Bank Dunia pada beberapa tahun yang lalu menyatakan bahwa relevansi pendidikan dengan dunia kerja masih rendah, tidak terkecuali pendidikan vokasi yang diselenggaraakanh di Politeknik, dengan demikian masih terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Studi yang dilakukan oleh Bank Pembangunan Asia dan Bank Dunia masih belum dilakukan secara ilmiah, sehingga dengan demikian, penelitian tentang capaian pembelajaran, berupa kompetensi lulusan di institusi pendidikan vokasi akan sangat menarik untuk dilakukan.

Dengan berjalannya waktu dan berkembang pesatnya teknologi serta bertambahnya jumlah pendidikan vokasi, maka evaluasi tujuan pendirian pendidikan vokasi di Indonesia harus dilakukan. Evaluasi dapat dimulai dengan


(19)

mempelajari kinerja proses pembelajaran dan kompetensi lulusannya. Informasi hasil penelitian yang akan dilakukan diharapkan akan bermanfaat untuk pengembangan sistem penjaminan mutu dan pengembangan kurikulum pada politeknik-politeknik yang ada di Indonesia.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Pemerintah Indonesia telah merintis jenis pendidikan vokasi pada perguruan tinggi sejak tahun 1979. Dengan didirikannya pendidikan vokasi ini diharapkan kebutuhan tenaga teknisi tingkat menengah dapat terpenuhi. Tenaga teknisi tingkat menengah ini diharapkan mampu menerjemahkan konsep ilmu pengetahuan dan teknologi kedalam tugas-tugas praktis yang dibutuhkan di lapangan. Pada saat ini pendidikan vokasi telah berkembang secara pesat. Jumlah institusi pendidikan vokasi berbentuk politeknik, baik negeri maupun swasta telah mencapai 162 dengan jumlah mahasiswa program Diploma III sebanyak 96.777 dan program Diploma IV sebanyak 5.301 (EPSBED Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Januari 2010).

Beberapa studi tentang pendidikan tinggi yang dilakukan oleh Bank Pembangunan Asia dan Bank Dunia pada beberapa tahun terakhir menyatakan bahwa relevansi pendidikan tinggi dengan dunia kerja masih rendah, tidak terkecuali pendidikan vokasi yang diselenggarakan di Politeknik, demikian pula laporan World Economic Forum dalam The Global Competitiveness Report tahun 2008-2009 mengenai indeks kompetitif global (global competitiveness index) menunjukkan bahwa indeks Pendidikan Tinggi dan Pelatihan Indonesia berada


(20)

pada posisi 71. Indeks ini merupakan faktor kunci untuk mendorong efisiensi ekonomi. Hal ini menunjukkan mutu dan relevansi pendidikan tinggi di Indonesia masih tertinggal dibandingkan beberapa negara tetangga lainnya sebagaimana ditunjukkan pada tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1: Indeks Kompetitif Pendidikan Tinggi Beberapa Negara Asia dan Australia

Negara Higher Education and Training Overall Index

Singapore 8 5.56 5 5.53

Australia 14 5.44 14 5.23

Malaysia 35 4.63 21 5.04

Thailand 51 4.31 34 4.60

Philippines 60 4.10 71 4.09

India 63 4.06 50 4.33

Indonesia 71 3.88 55 4.25

Sumber: The Global Competitiveness Report 2008–2009 World Economic Forum Geneva, Switzerland

Kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk mencapai tujuan ketersediaan pendidikan tinggi Indonesia yang bermutu dan relevan, antara lain, meningkatkan keselarasan hasil perguruan tinggi dengan kebutuhan masyarakat dan mendorong proses pendidikan dan pembelajaran yang kondusif untuk menghasilkan lulusan yang cerdas, terampil, dan berkarakter (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010). Untuk meningkatkan relevansi dan mutu pendidikan tinggi, khususnya pendidikan vokasi maka evaluasi penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan dalam penelitian ini sangat relevan dengan kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tersebut. Evaluasi penyelenggaraan pendidikan vokasi dalam penelitian ini ditujukan pada evaluasi profesionalitas dosen, media


(21)

pembelajaran, fasilitas pembelajaran, mutu pembelajaran, dan kompetensi lulusan. Dalam penelitian ini akan dipelajarai pengaruh variabel-variabel profesionalitas dosen, media pembelajaran, dan fasilitas pembelajaran terhadap mutu pembelajaran dan terhadap kompetensi lulusan. Tempat penelitian dipilih dua institusi politeknik negeri yang dianggap dapat mencerminkan gambaran mengenai sistem pendidikan politeknik di Indonesia, yaitu Politeknik Manufaktur Negeri Bandung dan Politeknik Negeri Bandung. Politeknik Manufaktur Negeri Bandung dipilih karena merupakan politeknik negeri pertama, berupa “pilot project” pendidikan politeknik yang didirikan oleh pemerintah dan sampai sekarang konsisten dengan budaya institusi yang berorientasi ke negara Eropa, khususnya Swiss sebagai mitra utama pada saat pendiriannya, sedangkan Politeknik Negeri Bandung merupakan salah satu dari lima politeknik negeri yang dibangun oleh pemerintah pada tahap awal pengembangan pendidikan politeknik di Indonesia. Politeknik Negeri Bandung merupakan politeknik negeri terbesar dari jumlah mahasiswa dan jumlah program studi yang dikelolanya, dan juga memiliki budaya institusi yang mewakili beberapa politeknik negeri yang berkembang saat ini, yang memiliki budaya majemuk yang dipengaruhi oleh budaya masing-masing staf pengajar yang berasal dari berbagai alumni perguruan tinggi di Indonesia dan luar negeri dan juga memiliki program studi non rekayasa (Administrasi Bisnis, Akutansi, Perbankan dan lain-lain) yang bermitra dengan pemerintah Australia. Meskipun penelitian ini tidak ditujukan untuk mengambil kesimpulan umum tentang situasi pendidikan politeknik di Indonesia, namun


(22)

demikian dengan memilih dua politeknik negeri tersebut diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran awal mengenai kompetensi lulusan dan mutu pembelajaran di lingkungan pendidikan politeknik di Indonesia.

Sesuai dengan tujuan semula pendirian pendidikan vokasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknisi yang trampil melaksanakan tugas-tugas praktis di lapangan yang membedakannya dengan pendidikan akademis yang lebih berorientasi teoritis dan pemahaman konsep, maka ketercapaian tujuan pendidikan tersebut harus tercermin dalam kompetensi lulusan yang dihasilkan.

Pencapaian kompetensi lulusan tersebut dapat menggambarkan suatu tingkatan mutu dan relevansi dari proses pendidikan yang dilakukan di suatu institusi. Hasil pembelajaran atau capaian pembelajaran (learning outcomes) adalah merupakan suatu ukuran tujuan pendidikan, yang merupakan suatu pernyataan tentang apa yang diharapkan diketahui, dipahami, dan/atau dapat dikerjakan oleh peserta didik setelah menyelesaikan suatu perioda belajar. Ada beberapa pendapat bagaimana mendeskripsikan capaian pembelajaran suatu pendidikan, Para ahli pendidikan tinggi di negara-negara di Eropa dibawah naungan organisasi Joint Quality Initiative (JQI, 2004) telah lama mengembangkan beberapa seri deskriptor yang mendeskripsikan capaian pembelajaran dari beberapa jenjang (level) kualifikasi, sebagai kelanjutan dari deklarasi Bologna pada bulan Juni tahun 1999. Deskriptor tersebut dikenal dengan nama Dublin descriptors. (Draft 1 working document on JQI meeting in Dublin on October 18, 2004). Deskriptor Dublin untuk capaian pembelajaran didasarkan


(23)

kepada lima dimensi, yaitu: 1) Knowledge; 2) Application of knowledge; 3) Problem solving; 4) Communication; dan 5) Lifelong Learning. Deskriptor lain capaian pembelajaran diuraikan dalam European Qualification Framework, yang mendeskrpsikannya ke dalam tiga dimensi yang terdiri atas; 1) knowledge: described as theoretical and/or factual. 2) skills: described as cognitive (use of logical, intuitive and creative thinking) and practical (involving manual dexterity and the use of methods, materials, tools and instruments); 3) 'Competence': described in terms of responsibility and autonomy.

Jenjang deskriptor tersebut disusun dalam Kerangka Kualifikasi Nasional (National Qualification Frameworks) yang disusun secara berjenjang dari jenjang kualifikasi terendah sampai kualifikasi tertinggi.

Dalam penelitian ini, hasil pembelajaran atau capaian pembelajaran untuk program Diploma III Politeknik Negeri, yang selanjutnya disebut sebagai kompetensi lulusan, diasumsikan memiliki jenjang kualifikasi setara dengan deskriptor Dublin untuk kualifikasi short cycle, dengan capaian pembelajaran sebagai berikut:

1. dapat mendemonstrasikan pengetahuan dan pemahaman di suatu bidang studi yang dipelajarinya. Pengetahuan yang digunakan untuk menunjang pekerjaan pada bidang tertentu atau bidang vokasi, pengembangan diri, dan untuk menempuh studi lanjut.

2. dapat mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman ke dalam konteks pekerjaan;


(24)

merumuskan respon atas permasalahan konkrit dan abstrak yang telah didefinisikan;

4. dapat mengkomunikasikan pemahaman, ketrampilan dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepada rekan sekerja, supervisor atau dengan klien;

5. memiliki kemampuan belajar lanjut dengan beberapa kebebasan.

Standar capaian pembelajaran ini akan bermanfaat bagi badan-badan nasional yang menjamin mutu lulusan, perencana standar kompetensi program studi, dan para pengguna lulusan. Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah mengevaluasi mutu dan capaian pembelajaran kualifikasi program diploma III politeknik dan mempelajari pengaruh profesionalitas dosen, media pembelajaran, dan fasilitas pembelajaran terhadap mutu pembelajaran dan kompetensi lulusan. Penelitian dilakukan pada program diploma III pendidikan vokasi di Politeknik Negeri Bandung dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung.

Berikut adalah definisi dan batasan operasional terminologi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Kompetensi Lulusan

Kompetensisi lulusan adalah capaian pembelajaran (learning outcomes) yang harus diperoleh oleh peserta didik setelah menyelesaikan suatu proses pembelajaran, yang diungkapkan dalam terminologi dari apa yang diketahui, dipahami dan dapat dikerjakan oleh peserta didik setelah mereka memperoleh pendidikan.

Kompetensi lulusan Diploma III Politeknik mengacu kepada ungkapan hasil pembelajaran dalam deskriptor Dublin untuk kualifikasi short cycle, yang


(25)

terdiri atas 4 dimensi kompetensi, yaitu: (a) kemampuan mendemonstrasikan pengetahuan dan pemahaman (knowledge and understanding) dalam suatu bidang ilmu, yaitu merupakan kemampuan untuk berfikir dan bertindak secara mendalam dan bersifat menjelaskan masalah, (b) kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman (application of knowledge and understanding) ke dalam konteks pekerjaan, yaitu merupakan kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilan ke dalam situasi kerja atau pengembangan profesi, (c) kemampuan untuk mengidentifikasi dan menggunakan data untuk menyelesaikan masalah konkrit dan abstrak (making judgement) dan (d) kemampuan berkomunikasi (communication) sosial, yaitu kemampuan untuk mengalami dan meningkatkan hubungan, untuk mengidentifikasi keuntungan-keuntungan dan tekanan-tekanan, dalam interaksi dengan orang lain secara rasional dan bersungguh-sungguh, termasuk pengembangan tanggung jawab sosial dan solidaritas sosial.

2. Mutu Pembelajaran

Mutu pembelajaran adalah pembelajaran efektif yang diukur berdasarkan kepuasan konsumen (mahasiswa) atas proses pembelajaran yang dilakukan di perguruan tinggi. Evaluasi yang dilakukan mahasiswa meliputi; (a) pengajaran yang baik (good teaching), (b) kejelasan tujuan dan standar pembelajaran (clear goals and standards), (c) kesesuaian beban belajar (appropriate workload), d) keterbukaan dosen tehadap mahasiswa (openness to students) dan (e) kebebasan dalam pembelajaran (independence in learning).


(26)

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran, antara lain faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu peserta didik, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu peserta didik. Faktor internal antara lain; faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan, sedangkan faktor eksternal antara lain; faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pembelajaran dibatasi atas tiga faktor-faktor sebagai berikut; (a) profesionalitas dosen, (b) media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran, dan (c) fasilitas pembelajaran yang disediakan oleh perguruan tinggi.

3. Profesionalitas Dosen

Profesionalitas dosen adalah aktualisasi dari kompetensi yang dimiliki dosen yang meliputi kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Kompetensi profesional adalah kompetensi dosen dalam penguasaan materi kuliah dan pemahaman tentang tujuan pembelajaran, kompetensi pedagogik adalah kemampuan dosen dalam mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman metoda pembelajaran, dan pengetahuan karakteristik mahasiswa, kompetensi kepribadian adalah kemampuan dosen dalam menyikapi berbagai karakteristik mahasiswa dan sikap dalam mengajar, kompetensi sosial adalah kemampuan dosen dalam berkomunikasi secara efektif, baik dengan sesama dosen maupun dengan mahasiswa dan masyarakat.


(27)

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran, alat komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar, sedangkan bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu pengajar/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Pembelajaran yang efektif memerlukan bahan ajar dan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Bahan ajar dan media pembelajaran merupakan faktor yang penting dalam pembelajaran, untuk mengkomunikasikan materi yang akan diajarkan oleh pengajar kepada pembelajar. Bahan ajar dan media pembelajaran dalam penelitian ini meliputi kesesuaian bahan ajar dengan tujuan pembelajaran, jenis media pembelajaran yang digunakan, dan pemanfaatan teknologi Informasi sebagai media pembelajaran.

5. Fasilitas Pembelajaran

Fasilitas pembelajaran adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya, alat bantu pelajaran, laboratorium, ruang kuliah dan perpustakaan. Fasilitas pembelajaran dalam pendidikan dimaksudkan untuk menyiapkan lingkungan belajar yang nyaman agar peserta didik dapat belajar dengan nyaman dan efektif.

Fasilitas pembelajaran dalam penelitian ini meliputi kebersihan dan kenyamanan, serta kelengkapan peralatan di laboratorium dan bengkel, kebersihan dan kenyamanan serta kelengkapan alat bantu pengajaran di ruang kelas, dan kebersihan dan kenyamanan pelayanan serta kelengkapan dan kecukupan buku


(28)

teks dan bahan ajar lainnya di perpustakaan.

C. Rumusan Masalah

Permasalahan yang ingin dianalisis dalam penelitian ini antara lain;

(1) Bagaimana profil dan jenjang kompetensi lulusan Diploma III yang dihasilkan oleh Politeknik Negeri Bandung (POLBAN) dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung (POLMAN)?;

(2) Bagaimana pengaruh, profesionalitas dosen, media pembelajaran, dan fasilitas pembelajaran terhadap mutu pembelajaran di POLBAN dan POLMAN;

(3) Bagaimana pengaruh mutu pembelajaran terhadap pencapaian kompetensi lulusan di kedua institusi tersebut?; dan

(4) Adakah perbedaan kompetensi lulusan program Diploma III Politeknik Negeri Bandung dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung?

Dalam penelitian ini, ruang lingkup penelitian dibatasi pada lulusan Politeknik Negeri Bandung dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung yang lulus antara tahun 2008 sampai dengan 2010 yang bekerja dibeberapa industri menengah dan industri besar yang tersebar di seluruh Indonesia dan luar negeri, sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap mutu pembelajaran dan pembentukan kompetensi lulusan dibatasi pada profesionalitas dosen, media pembelajaran dan fasilitas pembelajaran. Penelitian ini akan menilai jenjang capaian pembelajaran pada masing-masing institusi, mengevaluasi mutu pembelajaran, dan juga mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhinya.


(29)

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan antara lain:

(1) Mengukur profil dan jenjang kompetensi lulusan Diploma III pendidikan vokasi yang diselenggarakan di Politeknik Negeri Bandung dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung menurut persepsi lulusan.

(2) Mempelajari pengaruh profesionalitas tenaga pengajar, media pembelajaran, dan fasilitas pembelajaran terhadap mutu pembelajaran di Politeknik Negeri Bandung dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung..

(3) Mempelajari pengaruh mutu pembelajaran di Politeknik Negeri Bandung dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung terhadap Kompetensi lulusannya.

(4) Menganalisis perbedaan kompetensi antara lulusan program Diploma III Politeknik Negeri Bandung dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung..

E. Sistimatika Penulisan

Penulisan disertasi ini disusun ke dalam 5 bab dengan rincian uraian isi dari setiap bab sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan

Isi dari bab ini adalah penjelasan mengenai latar belakang permasalahan penelitian yang dilakukan, rumusan permasalahan mengenai fokus dan variabel-variabel penelitian dan kaitannya antara variabel-variabel bebas dengan variabel-variabel terikat,


(30)

tujuan penelitian serta manfaat dari penelitian yang dilakukan, dan penjelasan tentang istilah-istilah, konsep-konsep serta variabel yang digunakan dalam penelitian.

Bab II: Kajian Pustaka, Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang landasan teoritis dari konstruksi model yang dilakukan dalam penelitian dengan mengkaji beberapa sumber pustaka yang berkaitan dengan konsep-konsep dan variabel-variabel dalam penelitian. Hasil kajian pustaka ini kemudian dikaitkan dengan rumusan masalah dan membentuk suatu konstruksi model yang dirumuskan ke dalam hipotesis penelitian. Dalam bab ini juga diuraikan mengenai penelitian terdahulu yang relevan.

Bab III: Metode Penelitian

Uraian pada bab ini merupakan penjabaran tentang metode penelitian yang dilakukan, yang meliputi; lokasi penelitian, waktu penelitian, subyek populasi dan sampel penelitian, definisi konseptual dan operasional variabel-variabel penelitian, instrumen yang digunakan, teknik pengumpulan data dan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen serta teknik pengolahan data yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian.

Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini terdiri atas dua bagian, bagian pertama berisi data hasil pengukuran dari variabel-variabel yang diteliti dan hasil pengolahannnya, yang merupakan bahan untuk analisis dan jawaban dari hipotesis, sedangkan bagian


(31)

kedua berupa pembahasan hasil temuan pada tahapan analisis dan mendiskusikan temuan tersebut dikaitkan dengan dasar teoritik yang telah dibahas pada Bab II.

Bab V: Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi penafsiran dan pemaknaan mengenai hasil analisis temuan penelitian dalam bentuk kesimpulan penelitian dan rekomendasi yang ditujukan kepada para pembuat kebijakan, pengguna hasil penelitian dan kepada peneliti berikutnya yang berminat melakukan penelitian selanjutnya.


(32)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk mendapatkan informasi mengenai pengaruh profesionalitas dosen, media pembelajaran, dan fasilitas pembelajaran terhadap mutu pembelajaran, serta implikasinya terhadap profil dan jenjang capaian pembelajaran. Untuk memperoleh informasi yang diharapkan, metode penelitian dilakukan dengan metode survey, yaitu dengan mengajukan kuesioner terhadap alumni untuk memperoleh respon dari setiap pernyataan yang diajukan.. Dalam penelitian ini terdapat lima hipotesis deskriftif, empat hipotesis asosiatif dan satu hipotesis komparatif. Lima rumusan hipotesis deskriptif yang diteliti, yaitu; (i) mutu pembelajaran, (ii) jenjang kompetensi lulusan, (iii) profesionalitas dosen, (iv) media pembelajaran, dan (v) fasilitas pembelajaran, sedangkan empat rumusan asosiatif, yaitu; (i) mempelajari pengaruh profesionalitas dosen terhadap mutu pembelajaran, (ii) pengaruh media pembelajaran terhadap mutu pembelajaran, (iii) pengaruh fasilitas pembelajaran terhadap mutu pembelajaran, dan (v) pengaruh mutu pembelajaran terhadap kompetensi lulusan, dan satu rumusan komparatif, yaitu menguji perbedaan antara hasil pembelajaran (learning outcomes) program Diploma III pendidikan vokasi yang diselenggarakan di Politeknik Negeri Bandung dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung, mengacu kepada deskripsi hasil pembelajaran untuk kualifikasi “short cycles” dalam deskriptor Dublin.


(33)

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat untuk mendesain dan mengembangkan program pendidikan dan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan kompetensi yang diharapkan pengguna lulusan dan mengacu kepada capaian pembelajaran yang diharapkan sebagaimana diuraikan dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Dengan mengetahui profil kompetensi yang dimiliki dan faktor-faktor pendidikan yang memiliki peran kuat dalam membentuk mutu pembelajaran dan kompetensi lulusan, maka desain pembelajaran di politeknik dapat diarahkan dan dikembangkan sesuai dengan profil kebutuhan kompetensi tenaga kerja yang dibutuhkan di industri.

B. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian meliputi lokasi penelitian, waktu penelitian, populasi, sampel dan karakteristik responden yang dijadikan subyek penelitian.

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Politeknik Negeri Bandung (POLBAN dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung (POLMAN). Politeknik Manufaktur Negeri Bandung dipilih karena merupakan politeknik pertama yang didirikan oleh pemerintah, sedangkan Politeknik Negeri Bandung merupakan politeknik negeri terbesar yang memiliki jumlah program studi dan jumlah mahasiswa paling banyak dan juga merupakan penggabungan dari Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik (Polytechnic Education Development Centre) dan Politeknik Institut Teknologi Bandung.


(34)

sebanyak 697 mahasiswa dengan jumlah program studi sebanyak 8 program studi yang terdiri atas:

1 Teknik Pemeliharaan Mesin (Diploma-III)

2 Teknik Pembuatan Perkakas Presisi (Diploma-III)

3 Teknik Mekanik Umum (Diploma-III)

4 Teknik Perancangan Perkakas Presisi (Diploma-III) 5 Teknik Perancangan Mekanik Umum (Diploma-III)

6 Teknik Pengecoran Logam (Diploma-III)

7 Teknik Otomasi Manufaktur & Mekatronika (Diploma-III)

8 Teknik Mesin dan Manufaktur (Diploma-IV)

sedangkan Politeknik Negeri Bandung memiliki mahasiswa sebanyak 3462. mahasiswa dengan jumlah program studi sebanyak 17 program studi, yang terdiri atas:

1 Teknik Konstruksi Gedung (Diploma-III)

2 Teknik Konstruksi Sipil (Diploma-III)

3 Teknik Mesin (Diploma-III)

4 Teknik Aeronatika (Diploma-III)

5 Teknik Konversi Energi (Diploma-III)

6 Teknik Pendingin dan Tata Udara (Diploma-III)

7 Teknik Listrik (Diploma-III)

8 Teknik Elektronika (Diploma-III)

9 Teknik Telekomunikasi (Diploma-III)

10 Teknik Komputer (Diploma-III)

11 Teknik Kimia (Diploma-III)

12 Analis Industri (Diploma-III)

13 Akutansi (Diploma-III)

14 Keuangan dan Perbankan (Diploma-III)

15 Administrasi Bisnis (Diploma-III)

16 Usaha Perjalanan Wisata (Diploma-III)

17 Manajemen Pemasaran (Diploma-III)

18 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan (Diploma-IV) 19 Teknik Perancangan dan Konstruksi Mesin (Diploma-IV)


(35)

21 Teknik Produksi Bersih (Diploma-IV) 22 Teknik Perancangan Sanitasi Permukiman (Diploma-IV)

23 Manajemen Aset (Diploma-IV)

Waktu penelitian dibagi dalam tiga tahap, yaitu; (1) tahap pertama, yang merupakan studi pendahuluan, dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2011, meliputi kegiatan kajian pustaka dan pemahaman kondisi lapangan obyek penelitian; (2) tahap kedua, pengembangan instrumen, perancangan sistem penjaringan data, uji coba instrumen dan sistem penjaringan data, dan pelaksanaan penjaringan data yang dilaksanakan secara on line kepada responden alumni Politeknik Manufaktur Negeri Bandung dan Politeknik Negeri Bandung yang tersebar di seluruh Indonesia dan luar negeri. Tahap kedua dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Nopember 2011; (3) tahap ketiga, pengolahan data, analisis dan pembahasan hasil penelitian yang dilaksanakan pada bulan Nopember sampai dengan Desember 2011.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini, populasi penelitian adalah lulusan Politeknik Negeri Bandung (POLBAN) dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung (POLMAN) yang lulus antara tahun 2008 sampai dengan 2010 yang bekerja dibeberapa industri menengah dan industri besar yang tersebar di seluruh Indonesia dan luar negeri. Sampel yang akan diteliti dipilih secara acak dan proporsional (proportionate stratified random sampling) dari data lulusan yang dapat diperoleh melalui unit Job Placement and Assesment Centre (JPAC) Politeknik Negeri Bandung, Data Alumni Bagian Akademik dan Kemahasiswaan Politeknik Negeri


(36)

Bandung, Bagian Akademik dan Kemahasiswaan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung, jaringan alumni Politeknik Negeri Bandung dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung, jaringan laman jejaring sosial facebook UPT Perpustakaan Politeknik Negeri Bandung, jejaring sosial facebook alumni, dan lain-lain. Sampel dibagi ke dalam dua kelompok lulusan, yaitu lulusan Diploma III Politeknik Negeri Bandung dan lulusan Diploma III Politeknik Manufaktur Negeri Bandung. Jumlah sampel yang akan diteliti didasarkan kepada perhitungan populasi jumlah lulusan Diploma III POLBAN dan POLMAN.

Data lulusan untuk masing-masing politeknik selama tiga tahun terakhir adalah sebagaimana disajikan pada tabel 3.1 dan tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.1: Jumlah Lulusan POLBAN Periode 2008-2010 No Lulus Tahun Jumlah Lulusan

1 2008 904

2 2009 995

3 2010 1.030

Jumlah 2.839

Tabel 3.2: Jumlah Lulusan POLMAN Periode 2008-2010 No Lulus Tahun Jumlah Lulusan

1 2008 244

2 2009 244

3 2010 244

Jumlah 732

Jumlah total lulusan POLBAN dan POLMAN selama tiga tahun terakhir adalah 3.571 lulusan. Berdasarkan Tabel 5.1 Sugiyono (2008) dengan tingkat kepercayaan 5%, maka jumlah sampel yang diteliti sekurang-kurangnya adalah


(37)

320 lulusan. Perhitungan statistik dengan metoda stratified random sampling, untuk menentukan jumlah sampel yang diperlukan untuk masing-masing politeknik dalam penelitian ini disajikan pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3: Jumlah Sampel Yang Diperlukan Metoda Sugiyono

No Politeknik Jumlah Sampel

1 POLBAN 260

2 POLMAN 60

Jumlah 320

Pengolahan data untuk penelitian ini menggunakan analisis Structural Equation Modeling (SEM), dengan demikian penentuan jumlah sampel pada penelitian ini tidak menggunakan perhitungan sebagaimana yang diuraikan oleh Sugiyono tetapi mengacu kepada “rule of thumb” menurut Bentler dan Chou dalam Wijanto (2008: 46). Ukuran sampel minimal dengan pendekatan Maximum Likelihood (ML) menurut Bentler dan Chou adalah 5 responden untuk setiap variabel teramati. Dalam penelitian ini, variabel teramati (variabel manifes) terdiri atas 42, sehingga sampel yang diperlukan untuk masing-masing politeknik minimal 210 responden dan jumlah keseluruhannya diperlukan 420 responden. Jumlah responden ini cukup besar, mengingat lokasi responden tersebar di berbagai perusahaan/institusi pengguna di seluruh wilayah Indonesia dan akan sulit untuk memperoleh data tersebut dalam waktu singkat dan dana yang terbatas, maka teknik pengolahan data dapat disederhanakan dengan menyederhanakan model penelitian dengan memanfaatkan skor variabel laten dari masing-masing variabel terukur dan second order confirmatory analysis (Wijanto, 2008: 199 dan 267). Penyederhanaan model menghasilkan jumlah variabel


(38)

teramati yang lebih sedikit, yaitu menjadi 18 variabel. Dari penyederhanaan model ini maka sampel yang diperlukan untuk masing-masing institusi menjadi sebagai berikut:

Tabel 3.4: Jumlah Sampel Yang Diperlukan Metoda Analisis SEM

No Politeknik Jumlah Sampel

1 POLBAN 90

2 POLMAN 90

Jumlah 180

Dalam penelitian ini, teknik pengolahan data menggunakan SEM dan estimasinya menggunakan pendekatan Maximum Likelihood (ML), serta modelnya berupa model yang disederhanakan, dengan demikian jumlah sampel yang diperlukan adalah sebagaimana tersebut pada tabel 3.4 di atas. Secara rinci penyederhanaan model penelitian dijelaskan pada Bab IV, bagian C dari laporan penelitian ini.

3. Karakteristik Responden

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, responden yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah alumni Politeknik Negeri Bandung (POLBAN) dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung (POLMAN) yang lulus antara tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Responden dipilih secara acak dan proporsional (proportionate stratified random sampling) dari jumlah populasi lulusan sebanyak 3.571 orang yang terbagi kedalam dua kelompok, yaitu lulusan Diploma III Politeknik Negeri Bandung, dan lulusan Diploma III Politeknik Manufaktur Negeri Bandung. Kuesioner disebarkan melalui internet ke alamat email alumni


(39)

yang terdaftar di masing-masing institusi dan yang didapat melalui jejaring sosial “face book” atau dari “milis” alumni.

Pengolahan data dilakukan dengan pendekatan model struktural yang disederhanakan, dengan memanfaatkan skor variabel laten dari masing-masing variabel terukur dan second order confirmatory analysis. Berdasarkan “rule of thumb” jumlah sampel minimal yang diperlukan untuk penelitian ini (Wijanto, 2008: 199 dan 267) adalah sebanyak 90 untuk masing-masing institusi.

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5: Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No

Jenis Kelamin

Jumlah Responden

POLBAN

Jumlah Responden

POLMAN

Jumlah Responden

TOTAL

1 Laki-laki 88 82 170

2 Perempuan 37 9 46

TOTAL 125 91 216

sedangkan prosentase untuk masing-masing politeknik dan keseluruhan responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar 3.1, gambar 3.2 dan gambar 3.3 berikut:


(40)

Gambar 3.1: Prosentase Responden Total berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 3.2: Prosentase Responden POLBAN berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-laki 76% Perempuan

24%

Laki-laki 70% Perempuan


(41)

Gambar 3.3: Prosentase Responden POLMAN berdasarkan Jenis Kelamin Tabel dan gambar di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki, yaitu 70% untuk POLBAN dan 90% untuk POLMAN. Hal ini sesuai dengan karakteristik populasi yang juga mayoritas laki-laki, yaitu 58,2% untuk POLBAN dan 90,2% untuk POLMAN.

Karakteristik responden berdasarkan sektor pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6: Karakteristik Responden Berdasarkan Sektor Pekerjaan

No Jenis Pekerjaan

Jumlah Responden

POLBAN

Jumlah Responden POLMAN

Jumlah Responden

TOTAL

1 Industri Manufaktur 17 41 58

2 Sales / Distributor 6 4 10

3 Transportasi 2 0 2

4 Industri Proses 11 4 15

5 Teknologi Informasi 9 0 9

6 Energi & Pertambangan 34 16 50

7 Perhotelan / Pariwisata 0 0 0

8 Konstruksi 5 0 5

9 Lain-lain 41 26 67

TOTAL 125 91 216

Laki-laki 90% Perempuan


(42)

sedangkan prosentase untuk masing-masing politeknik dan keseluruhan responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada gambar 3.4, gambar 3.5, dan gambar 3.6.

Gambar 3.4: Prosentase Responden TOTAL berdasarkan Sektor Pekerjaan

Gambar 3.5: Prosentase Responden POLBAN berdasarkan Sektor pekerjaan

Industri Manufaktur 22% Sales / Distributor 5% Transportasi 1% Industri Proses 7% Teknologi Informasi 5% Energi & Pertambangan 25% Perhotelan / Pariwisata 0% Konstruksi 3% Lain-lain 32% Industri Manufaktur

Sales / Distributor

Transportasi

Industri Proses

Teknologi Informasi

Energi & Pertambangan

Perhotelan / Pariwisata

Konstruksi Lain-lain Industri Manufaktur 13% Sales / Distributor 5% Transportasi 2% Industri Proses 9% Teknologi Informasi 7% Energi & Pertambangan 27% Perhotelan / Pariwisata 0% Konstruksi 4% Lain-lain 33% Industri Manufaktur

Sales / Distributor

Transportasi

Industri Proses

Teknologi Informasi

Energi & Pertambangan

Perhotelan / Pariwisata

Konstruksi


(43)

Gambar 3.6: Prosentase Responden POLMAN berdasarkan Sektor Pekerjaan

Tabel dan gambar di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden bekerja pada sektor pekerjaan lain-lain (35%), sektor energi & pertambangan (25%), sektor manufaktur (22%), sedangkan sisanya bekerja di sektor industri proses (7%), industri teknologi informasi dan sales (5%). Distribusi sektor pekerjaan ini selaras dengan jenis program studi lulusan yang mayoritas program studi teknik manufaktur dan program studi teknik lainnya. Sektor pekerjaan lain-lain adalah sektor pekerjaan selain yang disediakan pada lembar jawaban, atau responden masih belum bekerja atau sedang menunggu pekerjaan.

C. Pengembangan Instrumen Penelitian

Tahapan pengembangan instrumen penelitian diawali dengan perumusan definisi operasional dari semua variabel penelitian, kemudian dilanjutkan dengan pengembangan indikator dari masing-masing variabel, dan dilanjutkan dengan penyusunan intrumen/angket penelitian.

Industri Manufaktur 45% Sales / Distributor 4% Transportasi 0% Industri Proses 4% Teknologi Informasi 0% Energi & Pertambangan 18% Perhotelan / Pariwisata 0% Konstruksi 0% Lain-lain 29% Industri Manufaktur

Sales / Distributor

Transportasi

Industri Proses

Teknologi Informasi

Energi & Pertambangan

Perhotelan / Pariwisata

Konstruksi


(44)

1. Definisi Operasional

Berikut adalah definisi dan batasan operasional beberapa terminologi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

a) Kompetensi Lulusan

Sistem penjaminan mutu dengan learning outcomes based approach menekankan kepada penetapan hasil pembelajaran yang jelas dan melakukan pengukuran terhadap pencapaiannya. Dengan demikian pengukuran kompetensi lulusan merupakan aktivitas dari sistem penjaminan mutu di perguruan tinggi.

Kompetensi lulusan yang dimaksud pada penelitian ini adalah capaian pembelajaran (learning outcomes) yang harus diperoleh peserta didik setelah peserta didik menyelesaikan suatu proses pembelajaran, yang diungkapkan dalam terminologi dari apa yang diketahui, dipahami dan dapat dikerjakan oleh peserta didik setelah mereka memperoleh pendidikan.

Kompetensi lulusan Diploma III Politeknik yang diukur meliputi profil dan jenjang capaian pembelajaran yang mengacu kepada ungkapan hasil pembelajaran dalam deskriptor Dublin untuk kualifikasi short cycle, yang terdiri atas 4 dimensi kompetensi, yaitu: (a) kemampuan mendemonstrasikan pengetahuan dan pemahaman (knowledge and understanding) dalam suatu bidang ilmu, yaitu merupakan kemampuan untuk berfikir dan bertindak secara mendalam dan bersifat menjelaskan masalah, (b) kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman (application of knowledge and understanding) ke dalam konteks pekerjaan, yaitu merupakan kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan


(45)

ketrampilan ke dalam situasi kerja atau pengembangan profesi, (c) kemampuan untuk mengidentifikasi dan menggunakan data untuk menyelesaikan masalah konkrit dan abstrak (making judgement) dan (d) kemampuan berkomunikasi (communication), yaitu kemampuan untuk mengalami dan meningkatkan hubungan, untuk mengidentifikasi keuntungan-keuntungan dan tekanan-tekanan, dan interaksi dengan orang lain secara rasional dan bersungguh-sungguh, termasuk pengembangan tanggung jawab sosial dan solidaritas sosial.

b) Mutu Pembelajaran

Mutu pembelajaran adalah pembelajaran efektif yang diukur berdasarkan kepuasan konsumen (mahasiswa) atas proses pembelajaran yang dilakukan di perguruan tinggi. Evaluasi yang dilakukan mahasiswa meliputi; (a) pengajaran yang baik (good teaching), (b) kejelasan tujuan dan standar pembelajaran (clear goals and standards), (c) kesesuaian beban belajar (apprpriate workload), (d) keterbukaan dosen tehadap mahasiswa (openness to students) dan (d) kebebasan dalam pembelajaran (independence in learning).

Pembelajaran yang bermutu merupakan pembelajaran yang efektif. Beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran, antara lain budaya institusi, jenis program, fasilitas pembelajaran, mahasiswa, media pembelajaran, dosen, dan metodologi pengajaran. Mengingat pengukuran mutu pembelajaran pada penelitian ini berfokus kepada pengalaman mahasiswa ketika mereka memperoleh pembelajaran di istitusinya (course experience), maka faktor utama yang akan mempengaruhi persepsi mereka terhadap pengalaman pembelajaran tentu akan


(46)

terbatas pada beberapa faktor saja. Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi atas tiga faktor, yaitu; (a) profesionalitas dosen, (b) media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran, dan (c) fasilitas pembelajaran yang tersedia.

c) Profesionalitas Dosen

Profesionalitas dosen adalah aktualisasi dari kompetensi yang dimiliki dosen yang meliputi kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Kompetensi profesional adalah kompetensi dosen dalam penguasaan materi kuliah dan pemahaman tentang tujuan pembelajaran, kompetensi pedagogik adalah kemampuan dosen dalam mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman metoda pembelajaran, dan pngetahuan karakteristik mahasiswa, kompetensi kepribadian adalah kemampuan dosen dalam menyikapi berbagai karakteristik mahasiswa dan sikap dalam mengajar, kompetensi sosial adalah kemampuan dosen dalam berkomunikasi secara efektif, baik dengan sesama dosen maupun dengan mahasiswa dan masyarakat.

d) Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran, alat komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar, sedangkan. bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu pengajar/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, Pembelajaran yang efektif memerlukan bahan ajar dan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Bahan ajar dan


(47)

media pembelajaran merupakan faktor yang penting dalam pembelajaran, untuk mengkomunikasikan materi yang akan diajarkan oleh pengajar kepada pembelajar. Media pembelajaran dalam penelitian ini termasuk juga di dalamnya adalah bahan ajar, yaitu meliputi kesesuaian bahan ajar dengan tujuan pembelajaran, jenis media pembelajaran yang digunakan, dan pemanfaatan teknologi Informasi sebagai media pembelajaran.

e) Fasilitas Pembelajaran

Fasilitas pembelajaran adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya, alat bantu pelajaran, laboratorium, ruang kuliah dan perpustakaan. Fasilitas pembelajaran dalam pendidikan dimaksudkan untuk menyiapkan lingkungan belajar yang nyaman agar peserta didik dapat belajar dengan nyaman dan efektif.

Fasilitas pembelajaran dalam penelitian ini meliputi kebersihan dan kenyamanan, serta kelengkapan peralatan di laboratorium dan bengkel, kebersihan dan kenyamanan serta kelengkapan alat bantu pengajaran di ruang kelas, dan kebersihan dan kenyamanan pelayanan serta kelengkapan dan kecukupan buku teks dan bahan ajar lainnya di perpustakaan.

2. Variabel dan Instrumen Penelitian

Variabel-variabel independen dari penelitian ini terdiri atas faktor-faktor yang dianggap berpengaruh terhadap mutu pembelajaran di Politeknik Negeri Bandung dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung, yaitu: profesionalitas dosen (X1); media pembelajaran (X2); dan fasilitas pembelajaran (X3), sedangkan


(48)

variabel dependennya adalah mutu pembelajaran (Y1) dan Kompetensi lulusan (Y2).

Profesionalitas dosen meliputi aktualisasi dari kompetensi yang dimiliki dosen yang meliputi kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.

Media pembelajaran meliputi jenis media pembelajaran yang digunakan, kesesuaian bahan & media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, dan pemanfaatan ICT untuk media pembelajaran, sedangkan fasilitas pembelajaran meliputi mutu laboratorium dan bengkel, mutu ruang kuliah, dan mutu perpustakaan.

Mutu pembelajaran meliputi (1) pengajaran yang baik (good teaching), yaitu kejelasan dosen dalam menyampaikan kuliah, kesesuaian materi pembelajaran dengan tujuan, antusiasme dan kemauan untuk menolong dalam mengatasi permasalahan studi; (2) kejelasan penyampaian tujuan dan standar penilaian hasil pembelajaran (clear goals and standards) (3) kesesuaian beban belajar (appropriate workload) untuk peserta didik; (4) keterbukaan dosen kepada peserta didik (openness to students); dan (5) kebebasan peserta didik dalam pembelajaran (independence learning).

Kompetensi lulusan mengacu kepada hasil pembelajaran dalam deskriptor Dublin untuk kualifikasi short cycle, yang terdiri atas 4 dimensi kompetensi, yaitu: (a) kemampuan mendemonstrasikan pengetahuan dan pemahaman (knowledge and understanding) dalam suatu bidang ilmu, yaitu merupakan


(49)

kemampuan untuk berfikir dan bertindak secara mendalam dan bersifat menjelaskan masalah, (b) kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman (application of knowledge and understanding) ke dalam konteks pekerjaan, yaitu merupakan kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilan ke dalam situasi kerja atau pengembangan profesi, (c) kemampuan untuk mengidentifikasi dan menggunakan data untuk menyelesaikan masalah konkrit dan abstrak (making judgement) dan (d) kemampuan berkomunikasi (communication), yaitu kemampuan untuk mengalami dan meningkatkan hubungan, untuk mengidentifikasi keuntungan-keuntungan dan tekanan-tekanan, dan interaksi dengan orang lain secara rasional dan bersungguh-sungguh, termasuk pengembangan tanggung jawab sosial dan solidaritas sosial.

Kisi-kisi instrumen pada penelitian ini disajikan dalam tabel 3.7 sebagai berikut::

Tabel 3.7: Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No Variabel Aspek Indikator

1 Profesionalitas Dosen

Kompetensi profesional

Penguasaan materi kuliah Pemahaman tujuan pembelajaran

Kompetensi pedagogik

Metoda pengajaran

Memahami karakteristik Peserta didik

Kompetensi kepribadian

Sikap terhadap mahasiswa Sikap dalam mengajar

Kemampuan komunikasi sosial

Komunikasi dengan peserta didik Komunikasi dengan sesama pendidik

2 Media

pembelajaran

Kesesuaian bahan ajar

Kesesuaian bahan ajar dengan tujuan pembelajaran


(50)

Jenis media pembelajaran

Jenis media pembelajaran yang digunakan

Pemanfaatan ICT Pemanfaatan teknologi Informasi sebagai media pembelajaran

3 Fasilitas Pendidikan

Laboratorium dan bengkel

Kebersihan dan kenyamanan Kelengkapan peralatan

Ruang kuliah

Kebersihan dan kenyamanan Ketersediaan alat bantu pengajaran

Perpustakaan

Kebersihan dan kenyamanan pelayanan Kelengkapan dan kecukupan buku teks dan sumber lainnya

Pengajaran yang baik (Good teaching)

Ketrampilan mengajar (teaching skills) Sikap Empati (Emphaty)

4 Mutu

Pembelajaran

Tujuan dan Standar pembelajaran (Clear goals and standards)

Tujuan pembelajaran Standar kinerja

Beban belajar yang cukup (Appropriate workload)

materi belajar Tugas kuliah

Keterbukaan Dosen terhadap mahasiswa (Openess to student)

Perhatian terhadap mahasiswa Ketersediaan untuk dikoreksi Menekankan kebebasan

belajar (Emphasis on independence)

Memberi banyak pilihan kepada mahasiswa untuk mengerjakan suatu tugas

Pengetahuan dan pemahaman (knowledge and understanding)

Kemampuan matematik/berhitung Kemampuan administrasi dan manajemen

Mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman ( appli-cation of knowledge and understanding)

Kemampuan mengaplikasikan

pengetahuan ke dalam konteks pekerjaan

5 Kompetensi

Lulusan

Kemampuan menyelesaikan permasalahan yang kompleks Kemampuan menganalisis data dan


(51)

informasi

Membuat Keputusan (making judgement)

Kemampuan berpikir kritis

Kemampuan memeilih peralatan yang tepat

Komunikasi (communication)

Kemampuan menulis Kemampuan berbicara Kemampuan membaca

Kemampuan mengkomunikasikan ide Kemampuan bahasa Inggris

Instrumen penelitian untuk mengukur variabel profesionalitas dosen, media pembelajaran, fasilitas pembelajaran dan mutu pembelajaran pada penelitian ini menggunakan skala Likert, yaitu untuk mengukur sikap atau persepsi responden terhadap pernyatan-pernyataan yang diajukan. Angket berupa pernyataan positif dengan rentang skala jawaban adalah 5 yang terdiri dari:

Sangat tidak setuju = 1 Tidak setuju = 2

Ragu-ragu = 3

Setuju = 4

Sangat setuju = 5

Instrumen lainnya untuk mengukur variabel jenjang dan profil kompetensi lulusan menggunakan skala diferensial semantik, yaitu untuk mengukur sikap responden terhadap pertanyaan yang diajukan dengan menyediakan jawaban serangkaian karakteristik bipolar. Rentang skala adalah 5, angka 1 menunjukkan level rendah dan angka 5 menunjukkan level tinggi. Instrumen yang digunakan mengacu kepada instrumen yang digunakan oleh Allen dan Ramaekers (2008) dan survey O*Net yang dilakukan oleh The US Department of Labor. Untuk setiap indikator dibuat 3 pertanyaan, yaitu, pertanyaan pertama mengenai seberapa


(52)

penting masing-masing aspek terhadap pekerjaan yang dihadapi responden saat ini, pertanyaan kedua mengenai tinggi rendahnya level kompetensi masing-masing aspek dalam implementasinya di pekerjaan, sedangkan pertanyaan ketiga adalah penilaian responden tentang pencapaian level kompetensi yang diperoleh pada saat responden lulus dari kuliah. Untuk memperjelas rating yang diberikan pada jawaban level kompetensi maka untuk pertanyaan kedua dan pertanyaan ketiga pada jawaban yang disediakan diberikan contoh pada bagian atasnya uraian mengenai level pengetahuan atau ketrampilan yang relevan dengan aspek yang ditanyakan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini secara lengkap disajikan pada Lampiran 1.

Sebelum instrumen disebarkan kepada semua responden, terlebih dahulu dilakukan uji pendahuluan validitas dan reliabilitas instrumen dengan menggunakan 30 responden. Hasil uji pendahuluan instrumen disajikan pada Lampiran 4.

D. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Setelah instrumen dibuat kemudian dilakukan penyebaran angket kepada semua responden. Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data

Pelaksanaan survey dilakukan melalui jaringan internet, kuesioner dikirim kepada responden melalui alamat email dan pengisiannya dilakukan secara interaktif. Responden yang sudah terdaftar alamat emailnya di Bagian Administrasi Akademik di Politeknik Negeri Bandung dan Politeknik Manufaktur


(1)

Ahmad Rifandi, 2012

Persepsi Lulusan Tentang Efektifitas Manajemen Pembelajaran Pada Pendidikan Vokasi Program Diploma Iii Politeknik

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

257 Law, D.,C.,S. and Meyer, J. (2011), Adaptation and Validation of the Course Experience Questionnaire in the Context of Post-Secondary Education in Hong Kong, Quality Assuarance in Education, Vol. 19, No. 1, 2011, Emerald Group Publishing Limited.

Lawson, K. (2006). The Trainer's Handbook. San Fransisco, second Edition, Pfeiffer.

Leung-Mei, Yung and Ivan-Fung, F. (2005), Enhancement of classroom facilities of primary schools and its impact on learning behaviors of students, Facilities, Vol 23, No. 13/14, 2005, pp 585-594, Emerald Group Publishing Limited.

Lomas, L. (2004), Embedding Quality: The Challenges for Higher Education, Quality Assurance in Education, Volume 12, Number 4, pp 157-165, Emerald Group Publishing Limited.

Markowitsch, J. dan Plaimauer, C. (2009), Descriptors for Competence: Towards an International Standard Classification for Skill and Competences. Journal of European Industrial Training, Vol 33, No. 8/9, 2009, pp 817-837, Emerald Group Publishing Limited.

Martens, E. and Prosser, M. (1998), What Constitutes High Quality Teaching and Learning and How to Assure It, Quality Assurance in Education, Volume 6, No. 1, 1998, pp 28-36, MCB University Press.

McInnis, C. et al. (2001), Development of the Course Experience Questionnaire (CEQ), Centre for the Study of Higher Education and Assessment Research Centre, Faculty of Education The University of Melbourne.

Moodie, G. (2008). From Vocational to Higher Education : an International Perspective. London, McGraw-Hill International (UK) Limited.

Moon, J. (2002), The Module and Program Development Handbook, A Practical Guide to Linking Levels, Learning Outcomes & Assesment, USA, Stylus Publishing, Inc.

Munadi, Y. (2008), Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta, Gaung Persada Press.

Muijs, D. & Reynolds, D. (2008). Effective Teaching, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta, Edisi Kedua, Pustaka Pelajar


(2)

Ahmad Rifandi, 2012

Persepsi Lulusan Tentang Efektifitas Manajemen Pembelajaran Pada Pendidikan Vokasi Program Diploma Iii Politeknik

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

258 Mulder, M. et al. (2009). The new competence concept in higher education: error or enrichment? International Journal of European Industrial Training, Vol 33, No. 8/9, 2009, pp 755-770, Emerald Group Publishing Limited.

Mulyasa, E (2005). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung, Remaja Rosda Karya.

Munteanu, C. et al. (2010), An Analysis of Customer Satisfaction in A Higher Education Context, International Journal of Public Sector Management, Vol 23, No. 2, 2010, pp 124-140, Emerald Group Publishing Limited.

Munthe, B.(2009), Desain Pembelajaran, Yogyakarta, Pustaka Insani Madani. Nada-Trunk, S. et al. (2006). The Labour Market, Graduate Competences and

Study Programme Development: A Case Study. Journal of Higher Education in Europe, Vol. 31, No. 1, April 2006

National Research Council of The National Academies (2008), Assessing Accomplished Teaching, Advanced-Level Certification Program, Washington, The National Academies Press.

Nasution, S. (2010), Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta, Cetakan Keempat, PT. Bumi Aksara.

Nijhof, W., J., et al. Shaving Flexibility in Vocational Education and Training, Institutional, Curricular and Professional Conditions. New York, Kluwer Academic Publishers.

Nillson, S. (2007). From Higher Education To Professional Practice A comparative study of physicians’ and engineers’ learning and competence use, Department of Behavioural Sciences and Learning, Linköping University

Nizam. (2006) ”The Need For Higher Education Reform” dalam Higher Education in South-East Asia, Bangkok, the UNESCO Asia and Pacific Regional Bureau for Education.

Nwezeh, Chinwe, M.T. (2009). The impact of internet use on Teaching, Learning and Research Activities in Nigerian universities: A case study of Obafemi Awolowo University, Journal of the Electronic Library, Vol. 28 No. 5, 2010 pp. 688-701, Emerald Group Publishing Limited.

Organisation for Economic Cooperation and Development (2009), Creating Effective Teaching and Learning Environments, First Results from TALIS, OECD Publications.


(3)

Ahmad Rifandi, 2012

Persepsi Lulusan Tentang Efektifitas Manajemen Pembelajaran Pada Pendidikan Vokasi Program Diploma Iii Politeknik

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

259 Pate, J.et al. (2003), Acrediting Competencies: a Case of Scottish Vocational Qualifications, Journal of European Industrial Training, Vol 27 No.2/3/4, 2004 pp 169-176, Emerald Group Publishing Limited.

Parini, J. (2009), The Art of Teaching, Alih Bahasa oleh Eka Adinugraha dan Rika Sulistyaningrum, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, Tanggal 17 Januari 2012.

Paloniemi, S. (2006). Experience, Competence and Workplace Learning. Journal of Workplace Learning, Vol 18 No.7/8, 2006 pp 439-450, Emerald Group Publishing Limited.

Pritchard, A. (2009), Ways of Learning: Learning Theories and Learning Styles in the Classroom, New York, Second Edition, Routledge Taylor and Francis Group.

Ramsden, P. (1991) 'A performance indicator of teaching quality in higher education: The Course Experience Questionnaire', Studies in Higher Education, Vol. 16, No. 2, hal. 129 -150

Rauner, F. and Maclean, R. (2008). Handbook of Technical and Vocational Education and Training Research. Germany, Springer Science + Business Media, B.V.

Robert, L., W. (2009), Measuring School Facility Conditions: an Illustration of the Importance of Purpose, Journal of Educational Administration, Vol. 47, No. 3, 2009, pp 368-380, Emerald Group Publishing Limited.

Saha-Ghafur, A., H. (2008), Manajemen Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi di Indonesia, Suatu Analisis Kebijakan, Jakarta, Bumi Aksara.

Sajjad, S.(n.d), Effective Teaching Methods at Higher Education Level. Diunduh tanggal 17 Maret 2011 dari

http://www.wfate.org/papers/Research_paper_Teaching_methods.pdf

Sakellariou, C. (2006), Benefits of general vs vocational/technical education in Singapore using quantile regression, International journal of Manpower, Vol. 27, No. 4, 2006, pp 358-376, Emerald Group Publishing Limited.


(4)

Ahmad Rifandi, 2012

Persepsi Lulusan Tentang Efektifitas Manajemen Pembelajaran Pada Pendidikan Vokasi Program Diploma Iii Politeknik

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

260 Sallis, E. (2008), Total Quality Management in Education, Alih Bahasa oleh

Ahmad Ali Riyadi dkk., Yogyakarta, IRCiSoD.

Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta , Edisi ke 7, Prenada Media Group.

Sanaky, H. (2011). Media Pembelajaran, Buku Pegangan Wajib Untuk Guru, Yogyakarta, Kaukaba Dirgantara.

Syaefudin-Saud, U. (2010), Pengembangan Profesi Guru, Bandung, Cetakan ketiga, Alfabeta.

Senthilkumar, S., N. and Arulraj, A. (2009), SQM-HEI – determination of service quality measurement of higher education in India, journal of Modeling in Management, Vol. 6, No. 1, 2011, pp 60-78, Emerald Group Publishing Limited.

Slameto (2010), Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta, Cetakan kelima, PT. Rineka Cipta.

Syaiful Sagala (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung, Cetakan keenam, Alfabeta.

Soedijarto (2008). Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita. Jakarta, Penerbit Kompas.

Sugiyono (2008), Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung Alfabeta.

Suharsaputra, U. (2010), Administrasi Pendidikan, Bandung, PT. Refika Aditama. Sutisna, O. (1989),Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis Untuk Praktek

Profesional, Bandung, Penerbit Angkasa.

Tilak, J.,B.,G.,(2002), Vocational Education and Training in Asia, National Institute of Educational Planning and Administration, Sri Aurobindo Marg, New Delhi 110016, India. Diunduh pada tanggal 24 Maret 2011 dari:

http://www.norrag.org

Townsend, T. and Bates, R. (2007), Handbook of Teacher Education: Globalization, Standards and Professionalism in Times of Change, Netherlands, Springer


(5)

Ahmad Rifandi, 2012

Persepsi Lulusan Tentang Efektifitas Manajemen Pembelajaran Pada Pendidikan Vokasi Program Diploma Iii Politeknik

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

261 Kunaefi, D., T. (2007). Policies on Internationalization of HEI. Presentasi pada workshop The Development of Model of International People Mobility Among Universities.

Tsinidou, M. et al. (2010), Evaluation of the factors that determine quality in higher education: an empirical study, Quality Assurance in Education journal, Vol. 18, No. 23, 2010, pp 227-244, Emerald Group Publishing Limited.

Turner, A. D. (2007). Theory and Practice of Education. London, Continuum International Publishing Group.

Tuck, R. (2007). An Introductory Guide to National Qualifications Frameworks: Conceptual and Practical Issues for Policy Makers, Skills and Employability Department, International Labour Office (ILO), Geneva. Umiarso dan Gojali, I. (2010), Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi

Pendidikan, Yogyakarta, Cetakan Pertama, IRCiSoD.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Dosen dan Guru.

UNESCO, Growing Legitimacy and Recognition, Trends and Developments in Private Higher Education in Europe, Higher Education in Europe, Volume XXXI, No. 1, April 2006, UNESCO-CEPES, European Centre for Higher Education.

UNESCO (2010), International Standard Classification of Education (ISCED) 2011, Draft for Global Consultation.

Uno-Hamzah, B. (2010). Model Pembelajaran, Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta, Bumi Aksara.

Velde, C., R. (2009). International Perspectives on Competence in the Workplace. Springer Dordrecht Heidelberg London New York

Versha-Lin, L. and Nichols, G. (2005). Teaching AT POS 16, Effective Teaching in the A-Level, AS and VCE Curriculum. United Kingdom, Taylor & Francis e-Library.

Voss, R. and Gruber, T. (2006). The desired teaching qualities of lecturers in higher education: a means end analysis, Quality Assurance in Education, Vol. 14, No.23, 2006, pp 217-242, Emerald Group Publishing Limited.


(6)

Ahmad Rifandi, 2012

Persepsi Lulusan Tentang Efektifitas Manajemen Pembelajaran Pada Pendidikan Vokasi Program Diploma Iii Politeknik

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

262 Voss, R. et al. (2010), Which Classroom Service Encounters Make Student Happy or Unhappy?, International journal of Educational Management, Vol. 24, No. 7, 2010, pp 615-635, Emerald Group Publishing Limited.

Wijanto, S. Hari (2008). Structural Equation Modeling dengan LISREL 8.8, Konsep dan Tutorial. Graha Ilmu.

Winkel, W., S. (2007). Psikologi Pengajaran, Yogyakarta, Media Abadi.

Westwood, P. (2008). What Teachers Need to Know About Teaching Methods. Australia, ACER Press.

http://www.infed.org/biblio/b-curric.htm, Infed: curriculum theory and practice. http://web.mnstate.edu/instrtech/SCmodules/LearningObjectives/LearningObjectives3. html. Dale’s Cone of Experience