KUALITAS KINERJA MANAJEMEN PROGRAM PENDIDIKAN POLITEKNIK: Studi Persepsi Dosen tentang Kontribusi Kepemimpinan Manajerial, Kompetensi Dosen, dan Sumber Daya Fasilitas Pendidikan terhadap Kualitas Kinerja Manajemen Program Pendidikan Politeknik di Politekn

(1)

D A F T A R I S I

Halaman

PERNYATAAN ………... i

ABSTRAK ………. ii

ABSTRACT ………... iii

KATA PENGANTAR ……… iv

PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH ………. v

DAFTAR ISI ……….. vi

DAFTAR TABEL ……….. x

DAFTAR GAMBAR ……….. xiii

BAB I PENDAHULUAN ………..……… 1

A. Latar Belakang Penelitian ……….….….. 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ……….………….. 14

C. Tujuan Penelitian ………..………..…….. 19

D. Signifikansi Penelitian ………... 20

E. Struktur Organisasi Desertasi …..………..……… 22

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ………... 24

A. Kualitas Manajemen Pendidikan .….………... 24 1. Konsep kualitas dan kinerja ………….……….…...

2. Manajemen kualitas terpadu ……….…………..…… 3. Manajemen kualitas terpadu dalam pendidikan ……… 4. Manajemen kualitas terpadu di perguruan tinggi ……… 5. Standar kualitas pendidikan ……….……….….….

31 35 35 43 51


(2)

6. Manajemen kulitas pendidikan ……… 7. Sistem penjamin kualitas perguruan tinggi ………

55 59

B. Kepemimpinan Pendidikan ..……...……….……. 65

1. Konsep kepemimpinan ………..….……… 2. Teori kepemimpinan ………...…… 3. Kepemimpinan pendidikan ..……….………. 4. Persyaratan kepemimpinan pendidikan ……….. 65 70 75 79 C. Kompetensi Dosen ………..….. 82

1. Konsep kompetensi …..……….….…. 2. Karakteristik kompetensi …………..……….……. 3. Kompetensi dosen ………. 82 83 85 D. Sumber Daya Pendidikan ………..………... 92

1. Ruang lingkup ……….……….……... 2. Fasilitas dan infrastruktur ……… 92 97 E. Hasil Penelitian terdahulu ………. 99

1. Disertasi …..…………..……….…….... 2. Referensi dari Jurnal ……….….……… 3. Referensi dari Internet ……….…….. 4. Kesimpulan hasil penelitian terdahulu ………..…… 99 115 117 118 F. Kerangka Pemikiran Penelitian ………. 120

G. Hipotesis Penelitian ……….. 125

BAB III METODE PENELITIAN ……….……. 129


(3)

B. Populasi dan Sampel Penelitian …………..…………..….……..

1. Populasi penelitian ………..

2. Sampel penelitian ………

130 130 130 C. Definisi Operasional ………..….……..

1. Kualitas kinerja manajemen program pendidikan

politeknik (Y) ………..

2. Kepemimpinan manajerial (X1) ……….……. 3. Kompetensi Dosen (X2) ……….……….…… 4. Sumber Daya Fasilitas Pendidikan (X3) ……….

133

133 133 134 134 D. Prosedur Penelitian ……..……….……..…….……….. 135

1. Instrumen penelitian ……….………….……... 2. Pengujian instrumen penelitian ……….….….

3. Pengujian validitas dan reliabilitas ……….….……….

135 135 137

E. Analisis Data ……….…... 142

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….…… 150

A. Hasil Penelitian ……….…… 150

1. Deskripsi data penelitian ………..…….. 2. Pengujian persyaratan penelitian ………..….. 3. Pengujian hipotesis penelitian ………..…………...…... 4. Analisis hubungan antar variabel ………..……….……

150 165 173 181

B. Pembahasan Penelitian ……….…… 184

C. Model Konseptual Pengembangan Kualitas Kinerja Manajemen


(4)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ……….…. 198

A. Kesimpulan ……….…. 198

B. Rekomendasi ……….…… 199

DAFTAR PUSTAKA ……….……. 203


(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan ekonomi secara tradisional ditentukan oleh faktor-faktor modal berupa perangkat keras atau fisik, modal finansial, sumber daya alam, dan sumber daya manusia. Perpaduan antara sumber-sumber daya tersebut semakin lama semakin bergeser proporsi bobot kepentingannya kepada sumber daya manusia. Aspek utama yang diunggulkan pada sumber daya manusia adalah kemampuan akal dan daya nalar, yang merupakan perpaduan antara apa yang dia ketahui tentang kebenaran yang berdasarkan azas ilmu pengetahuan, informasi dan pengalaman-pengalaman kebenaran lain yang dia dapatkan, yang secara umum dinamakan pengetahuan (knowledge). Dalam kaitan tersebut pertumbuhan ekonomi akan lebih dipacu dengan gagasan-gagasan baru dan inovasi pengetahuan. Artinya pengetahuan akan menjadi sumber daya yang lebih penting dalam pertumbuhan ekonomi maupun dalam mengembangkan keunggulan komparatif maupun kompetitif. Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa yang menjadi masalah utama adalah bagaimana mengembangkan dan mengelola sumberdaya manusia yang berpengetahuan ini. Ekonomi yang pertumbuhannnya mengandalkan akal budi atau pengetahuan manusia disebut ekonomi berbasis pengetahuan (economy based knowledge), sedangkan untuk industrinya disebut industri berbasis pengetahuan (knowledge based industry).

Menurut Hadi Waratama (2002:574), setiap dunia usaha atau industri pasti mengharapkan terjadinya sustained profitable growth, yaitu kelanggengan atau


(6)

lagi. Dalam industri yang berbasis pengetahuan, kemampuan menghasilkan dan memanfaatkan pengetahuan untuk melakukan inovasi bukan hanya faktor penentu kemakmuran, melainkan juga merupakan basis untuk menciptakan keunggulan komparatif. Terlebih lagi dalam era seperti saat ini, yang disebut era informasi dan globalisasi, hanya dunia usaha dan industri yang berbasis pengetahuanlah yang akan bertahan, sedangkan yang lain, misal yang berbasis tenaga kerja murah atau bahan baku melimpah, tidak akan bertahan. Seperti diketahui globalisasi memudarkan bahkan menghilangkan batas-batas geografi perdagangan dunia, yang disertai dengan tersedianya pengumpulan, pengolahan dan pengiriman informasi yang berkemampuan tinggi, melalui kemajuan pesat pada bidang sistem komunikasi serat optik, satelit, komputer dan sistem digital lainnya. Untuk dapat mempertahan eksistensinya, industri secara umum harus dapat mengembangkan gagasan-gagasan baru, produk-produk baru, maupun proses-proses baru secara terus menerus dan berkesinambungan melalui pengembangan pengetahuan dan kemampuan berinovasi tinggi, serta dilakukan secara cepat. Tantangan yang dihadapi, dimana industri pada era globalisasi yang berbasis pengetahuan sangat membutuhkan tenaga kerja yang amat mahir (highly-skilled workers). Tenaga kerja tersebut harus mempunyai kemampuan belajar dan mau belajar terus menerus untuk meningkatkan dan memperbaharui kemahiran dan keahliannya, serta mampu memecahkan masalah dan merealisasikan konsep secara ekonomis. Untuk menutupi kebutuhan akan tenaga kerja sesuai kebutuhan tersebut, maka diperlukan sistem dan jenjang pendidikan dan pelatihan yang mumpuni.

Sesuai dengan undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja pada level


(7)

menengah ke atas di layani melalui pendidikan jenjang Perguruan Tinggi. Pasal 20 ayat 1, menyatakan bahwa Perguruan Tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas. Jadi politeknik adalah pendidikan tinggi yang mempunyai kedudukan setara dengan perguruan tinggi lainnya. Jika universitas dalam pelaksanaan pendidikannya lebih menitikberatkan pada bidang keilmuan, sedangkan politeknik menyelenggarakan pendidikan terapan dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus yang lebih berorientasi pada kebutuhan industri.

Seperti halnya pada lembaga pendidikan lainnya, politeknik dalam melaksanakan misi pendidikannya menggunakan wahana tridarma perguruan tinggi, yakni menganut tiga azas : 1). Pendidikan, 2). Penelitian dan 3). Pengabdian kepada Masyarakat. Ketiga komponen ini harus diupayakan untuk dapat membentuk sinergi dan saling mendukung, serta mengoptimalkan penggunaan semua sumber daya yang ada.

Salah satu tujuan umum pendidikan politeknik adalah untuk mendukung pengembangan industri baru dan turut serta dalam memperbaiki industri yang sudah ada. Selain itu politeknik juga mempunyai tujuan khusus, yaitu turut serta dalam mencetak tenaga-tenaga yang terampil dan profesional di bidangnya, serta siap berperan aktif dalam pembangunan nasional, khususnya dalam perkembangan dunia industri.

Pendidikan politeknik di Indonesia, dirintis oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berkerjasama dengan Departemen Pekerjaan Umum tahun 1972. Pada saat itu didirikan Lembaga Pendidikan Politeknik Pekerjaan Umum – ITB (LPPU-ITB). Lembaga ini didirikan untuk memenuhi akan kebutuhan tenaga


(8)

kerja dengan keterampilan tinggi yang mampu menjembatani antara lulusan universiatas atau institut dengan lulusan sekolah menengah kejuruan. Pada tahun 1976 didirikan lembaga pendidikan politeknik yang baru, dengan nama Politeknik Mekanik Swiss-Institut Teknologi Bandung (PMS-ITB), lembaga ini didirikan untuk memenuhi akan kebutuhan tenaga terampil dan profesional level akhli madya yang berkaitan dengan bidang mekanik. Selanjutnya setelah dicapai keberhasilan dari dua politeknik yang didirikan ITB dan lembaga lain, pada tahun 1982 pemerintah Indonesia membangun dan membuka enam buah politeknik baru di berbagai daerah.

Pendidikan politeknik hingga saat ini terus berkembang dan bertambah jumlahnya, baik yang dibangun oleh pemerintah maupun pihak swasta. Perkembangan ini dilandasi oleh pengalaman yang menunjukkan bahwa:

 Pertama, masa studi yang berlangsung dan terlaksana sesuai kurikulum dan terkontrol secara ketat, sehingga dapat dikatakan pendidikan di politeknik dapat dilaksanakan tepat waktu. Hal ini menguntungkan baik dari segi perencanaan dan penggunaan waktu, juga tingkat mentalitas dan kedisiplinan lulusannya relatif lebih baik.

 Kedua, daya serap pasar kerja khususnya dunia industri terhadap lulusan politeknik yang begitu tinggi. Alasan utama industri lebih memilih lulusan politeknik antara lain mereka lebih terampil dan profesional.

 Ketiga, lulusan politeknik masih memungkinkan untuk dapat melanjutkan pendidikan pada program-program pendidikan yang lebih tinggi, baik pada jalur pendidikan profesional maupun jenis pendidikan akademik.


(9)

Jalur pendidikan politeknik merupakan jalur pendidikan yang saat ini disebut jalur pendidikan vokasi dengan berbagai tingkatan atau disebut jalur

diploma. Jenjang ini berkembang sesuai „setara‟ dengan beberapa program

pendidikan strata pada jalur akademik. Program-program diploma yang dikembangkan di politeknik ditujukan untuk memenuhi pasar kerja sesuai dengan prinsip dapat mengimplementasikan dan mentransformasikan sains dan atau teknologi kedalam produk dan atau jasa yang bernilai guna dan ekonomis, sesuai dengan standar, nasional atau internasional.

Saat ini jenjang pendidikan yang diselengarakan di politeknik dapat berupa jenjang diploma 1 (D1), diploma 2 (D2), diploma 3 (D3) dan diploma 4 (D4). Untuk jenjang diploma 3 di kategorikan dengan sebutan sebagai Akhli madya (Amd), sedangkan untuk jenjang diploma 4 di kategorikan sebagai Sarjana Sain Terapan (SST). Sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, maka arah pendidikan yang diselenggarakan politeknik adalah:

 Program Diploma 1, diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin, atau memecahkan masalah yang sudah akrab sifat-sifat maupun kontekstualnya dibawah bimbingan.

 Program Diploma 2, diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin, atau memecahkan masalah yang sudah akrab sifat-sifat maupun kontekstualnya


(10)

secara mandiri, baik dalam bentuk pelaksanaan maupun tanggunggjawab kerjanya.

 Program Diploma 3, diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin maupun yang belum akrab sifat-sifat maupun kontekstualnya, secara mandiri dalam pelaksanaan maupun tanggunggjawab pekerjaannya, serta mampu melaksanakan pengawasan dan bimbingan atas dasar keterampilan manajerial yang dimilikinya.

 Program Diploma 4, diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang kompleks, dengan dasar kemampuan profesional tertentu, termasuk keterampilan merencanakan, melaksanakan kegiatan, memecahkan masalah dengan tanggungjawab mandiri pada tingkat tertentu, memiliki keterampilan manajerial, serta mampu mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi dalam bidang keahliannya.

Gambaran yang lebih jelas mengenai lulusan politeknik dan sarjana teknik dapat dijelaskan seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.1. Pada gambar tersebut menjelaskan jenjang tenaga kerja yang harus dipenuhi oleh lembaga pendidikan mulai dari pendidikan dasar-menengah hingga pendidikan tinggi.


(11)

Gambar 1.1. Piramida Sistem Pendidikan di Indonesia (Sumber: Budiono Bambang. Dr. Ir. ME 2004:13)

Berkaitan dengan hubungan antara dunia pendidikan dengan dunia kerja, pada tanggal 17 januari 2012 diterbitkan Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2012, tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegarsikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. KKNI terdiri atas sembilan jenjang kualifikasi, mulai dari jenjang 1 sebagai jenjang terendah sampai jenjang 9 sebagai jenjang tertinggi. Jenjang kualifikasi pada KKNI dibagi pada tiga kategori, yaitu :

a). Jenjang kualifikasi 1 sampai dengan jenjang 3, dikelompokkan dalam jabatan operator.

b). Jenjang kualifikasi 4 sampai dengan jenjang 6, dikelompokkan dalam jabatan teknisi atau analis.


(12)

c). Jenjang kualifikasi 7 sampai dengan jenjang 9, dikelompokkan dalam jabatan ahli.

Penyetaraan capaian pemebelajaran yang dihasilkan melalui pendidikan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI terdiri atas:

a). lulusan pendidikan dasar setara dengan jenjang 1

b). lulusan pendidikan menengah paling rendah setara dengan jenjang 2 c). lulusan Diploma 1, paling rendah setara dengan jenjang 3

d). lulusan Diploma 2, paling rendah setara dengan jenjang 2 e). lulusan Diploma 3, paling rendah setara dengan jenjang 5

f). lulusan Diploma 4, atau Sarjana Terapan dan Sarjana paling rendah setara dengan jenjang 6


(13)

g). lulusan Magister Terapan dan Magister, paling rendah setara dengan jenjang 8 h). lulusan Doktor Terapan atau Doktor, setara dengan jenjang 9

i). lulusan pendidikan Profesi, setara dengan jenjang 7 atau 8, dan j). lulusan pendidikan Spesialis, setara dengan jenjang 8 atau 9.

Politeknik Negeri Bandung (Polban) mempunyai visi: “Menjadi institusi yang unggul dan terdepan dalam pendidikan vokasi yang inovatif dan adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terapan”. Sedangkan misi Polban adalah : 1) Menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten, memiliki semangat terus berkembang, bermoral, berjiwa kewirausahaan dan berwawasan lingkungan. 2). Melaksanakan penelitian terapan dan menyebarluaskan hasilnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan 3). Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung peningkatan mutu kehidupan.

Pada awalnya Polban dinamakan Politeknik-ITB karena berada dalam naungan Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan 4 program studi dalam tiga jurusan yaitu: Program studi Teknik Sipil (Jurusan Teknik Sipil); Program studi Teknik Mesin (Jurusan Teknik Mesin); Program studi Teknik Elektronika dan Teknik Listrik (Jurusan Teknik Elektro). Politeknik ITB memulai penerimaan mahasiswa baru pertama kali pada Tahun Akademik 1982/1983 yang pendiriannya diresmikan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi bersama-sama dengan Politeknik USU Medan, Politeknik UNSRI Palembang, Politeknik UI Jakarta, Politeknik UNDIP Semarang, dan Politeknik UNIBRAW Malang


(14)

Tahun 1986 dibuka program pendidikan diploma bidang Tata Niaga di bawah Jurusan Tata Niaga dengan tiga program studi yaitu Program studi Akuntansi, Program Studi Keuangan & Perbankan, dan Program Studi Kesekretariatan & Administrasi Perkantoran. Di tahun yang sama juga membuka program studi Telekomunikasi di bawah jurusan Teknik Elektro.

Tahun Akademik 1987/1988 Pendidikan Ahli Teknik Komputer yang berada dalam lingkungan ITB dialihkan ke Politeknik-ITB menjadi jurusan Teknik Komputer. Pada tahun yang sama Politeknik-ITB membuka jurusan baru bernama Jurusan Teknik Kimia. Dua program studi baru di bawah jurusan Teknik Mesin juga dibuka yaitu program studi Teknik Refrigerasi dan Tata Udara, dan program studi Teknik Energi.

Melalui surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0313/O/1991 tentang Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut Negeri, maka Politeknik Bandung berada di bawah binaan ITB dan bernama Politeknik ITB, menyelenggarakan pendidikan program diploma dengan 7 Jurusan yaitu : Jurusan Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Komputer, Teknik Kimia, Akuntansi, dan Administrasi Niaga.

Pada Tahun 1997 Politeknik-ITB menjadi institusi mandiri berpisah dari ITB secara passing-out menjadi Politeknik Negeri Bandung (Polban) melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 085/O/1997. Statuta Polban ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 269/O/1998, yang kemudian setelah dilakukan beberapa perbaikan dan ditetapkan oleh menteri melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 tentang Statuta Politeknik Negeri Bandung.


(15)

Tahun 2001 melalui SK Dirjen Dikti No. 45/Dikti/Kep/2001 ditetapkan perubahan nama Program Studi Kesekretariatan dan Administrasi Perkantoran menjadi program studi Administrasi Bisnis. Di tahun yang sama melalui SK Dirjen Dikti No 46/Dikti/Kep/2001 dibuka Program Studi Usaha Perjalanan Wisata yang berada di bawah jurusan Administrasi Niaga.

Mulai tahun akademik 2006/2007 Polban mengembangkan program pendidikan D4 atau Sarjana Sains Terapan (SST), dengan membuka beberapa program studi yaitu : Program Studi Perancangan Jalan dan Jembatan (Jurusan Teknik Sipil); Program Studi Teknik Telekomunikasi Nirkabel (Jurusan Teknik Elektro); Program Studi Akuntansi Manajemen Pemerintahan dan Program

Keuangan Syari‟ah (Jurusan Akuntansi); dan Program Studi Manajemen Aset

(Jurusan Administrasi Niaga). Pada tahun akademik 2011/2012 Polban kembali membuka 3 program pendidikan D4 Teknik Perancangan dan Konstruksi Mesin (Jurusan Teknik Mesin), Teknik Refrigerasi dan Tata Udara (Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara), dan Teknik Otomasi Industri (Jurusan Teknik Elektro).

Sampai dengan tahun akademik 2011/2012 Polban menyelenggarakan pendidikan Diploma 3, 18 Program Studi dan pendidikan D4/Sarjana Sains Terapan 14 Program Studi. Dengan jumlah mahasiswa aktif 4475 orang. Adapun proses penyelenggaraan pendidikan di Polban diampu oleh dosen tetap dengan kualifikasi pendidikan mulai SI/D4 sampai yang berkualifikasi S3 (Doktor). Jumlah dosen Polban berdasarkan kualifikasi pendidikan adalah berpendidikan D4 sebanyak 21 orang, S1 sebanyak 82 orang, SP-1 sebanyak 6 orang, S2 sebanyak 353 orang dan yang berpendidikan S3 sebanyak 30 orang, total 492 orang.


(16)

Sebagian besar dosen dengan pendidikan D4 dan S1, saat ini sedang mengikuti studi lanjut program S2, diberbagai perguruan tinggi, sehingga pada tahun 2014 diharapkan semua dosen Polban minimal berpendidikan S2.

Pokok permasalahan yang timbul dari paparan di atas adalah: apakah pendidikan politeknik, khususnya Polban pada saat ini sudah atau masih menghasilkan lulusan yang mempunyai kualifikasi “highly skilled worker” untuk memenuhi kebutuhan industri dengan standar “knowledge based Industry” ?. Bila

“lulusannya” masih memenuhi kualifikasi berarti politeknik berjalan pada jalurnya, tetapi bila tidak memenuhi, berarti perlu dilakukan evaluasi dan dilakukan upaya perbaikan-perbaikan.

Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas kinerja lembaga pendidikan termasuk politeknik, untuk tetap konsisten menjaga dan terus meningkatkan kualitas “produknya”. Salah satu sudut pandang yang komprehensif yang menyangkut hal tesebut, bila dilihat dari ilmu administrasi pendidikan adalah

dengan menguji “kualitas kinerja manajemen program pendidikan” tersebut.

Selanjutnya akan timbul pertanyaan faktor-faktor atau variabel apa saja yang terkait dengan kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik tersebut?.

Beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik yang dibahas pada penelitian ini, antara lain:

a. Masih terdapat kesenjangan antara kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan di industri dengan kualitas lulusan politeknik yang dihasilkan.


(17)

b. Karakteristik kualitas lulusan politeknik yang cenderung dikeluhkan oleh pihak industri selain pada tingkat keterampilan dibidangnya akan tetapi juga pada sikap atau etos kerja yang masih dianggap relatif rendah.

c. Secara umum penyelenggaraan (manajemen) dan pengembangan program pendidikan politeknik dilaksanakan secara normative mengikuti pola dan kaidah penyelenggaraan baku pendidikan ringgi yang berlaku pada umumnya. d. Kesulitan politeknik memenuhi harapan industri dan pasar kerja terutama

disebabkan oleh keterbatasan kemampuan manajerial kelembagaan politeknik dalam menciptakan, memanfaatkan dan mengerahkan berbagai sumberdaya atau kapital yang ada pada lembaga politeknik.

e. Kompetensi dosen memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kualitas pelayanan pendidikan yang diberikan dosen pada mahasiswanya.

f. Banyak kebijakan yang tidak efektif dan menjadi penyebab rendahnya kinerja dan memperlemah pencapaian tujuan mulai dari hulu sampai hilir pada suatu lembaga pendidikan.

g. Perilaku kepemimpinan, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja dosen.

h. Fasilitas sekolah berpengaruh signifikan terhadap proses belajar mengajar di tingkat SMA Kabupaten Serang.

i. Fasilitas belajar dapat menghambat guru dan siswa dalam meraih sukses. Hasil survei terhadap guru di Chicago menunjukkan bahwa 85% dari meraka berpendapat bahwa fasilitas pendidikan mempengaruhi kemampuan mereka dalam mengajar.


(18)

j. Pada suatu distrik di Columbia sebanyak 38% guru meninggalkan sekolah mereka, dikarenakan fasilitas yang dipunyai sekolahnya kurang memadai.

Hasil dari beberapa penelitian terdahulu tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berkaitan dengan kualitas “produk” yang dihasilkan suatu lembaga pendidikan, antara lain berkaitan dengan : 1). Kualitas kinerja lembaga pendidikan, 2). Kepemimpinan, 3). Kompetensi dosen, dan 4). Fasilitas pendidikan.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Identifikasi masalah

Suatu lembaga pendidikan dapat dinyatakan memenuhi standar, bila lembaga tersebut setelah dievaluasi sesuai dengan visi dan misi, serta memenuhi standar baku yang telah ditetapkan. Di Indonesia untuk perguruan tinggi evaluasi suatu lembaga pendidikan dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Standar evaluasi ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 tahun 2005. Ruang lingkup, Fungsi dan Tujuan, dinyatakan pada pasal 2, yaitu :

(1) Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi: a. standar isi; b. standar proses; c. standar kompetensi lulusan; d. standar pendidik dan tenaga kependidikan; e. standar sarana dan prasarana; f. standar pengelolaan; g. standar pembiayaan; dan h. standar penilaian pendidikan.

(2) Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi.


(19)

(3) Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Pasal 3, Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Pasal 4 Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

Untuk menjamin pelaksanaaan, pengembangan dan terjaganya mutu pendidikan di Indonesia, mulai pasal 73 Peraturan Pemerintah ini menyatakan : Dalam rangka pengembangan, pemantauan, dan pelaporan pencapaian standar nasional pendidikan, dengan Peraturan Pemerintah ini dibentuk Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Bertitik tolak dari latar belakang sebagaimana diuraikan terdahulu, tema sentral permasalahan penelitian ini adalah ingin melakukan evaluasi terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik, khususnya Polban. Kajian faktor-faktor yang berhubungan dan mempengaruhi kualitas kinerja pendidikan polietknik dalam penelitian ini, didasarkan kepada teori Manajemen Kualitas Terpadu. Dari sudut pandang manajemen kualitas, kualitas suatu organisasi dapat dicapai melalui interelasi kompleks dari berbagai elemen yang membentuk sistem kualitas manajemen.

Melihat begitu banyak faktor yang akan berpengaruh terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik, peneliti pada penelitian hanya


(20)

membatasi pada variabel : Kepemimpinan manajerial (X1), Kompetensi dosen (X2), Sumber daya fasilitas pendidikan (X3) dan Kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik (Y).

Alasan ditelitinya variabel tersebut, dapat dijelaskan pada paparan di bawah ini.

Kepemimpinan adalah salah satu faktor penting dalam mengelola suatu organisasi termasuk lembaga pendidikan. Kualitas kepemimpinan akan berpengaruh besar akan jalannya suatu organisasi, semakin baik kepemimpinan, maka akan semakin baik kualitas organisasi tersebut, demikian sebaliknya.

Stephen P. Robbins (1991:354) mengatakan :kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian (tujuan). Pendapat ini memandang semua anggota kelompok organisasi sebagai satu kesatuan, sehingga kepemimpinan dimaknai sebagai kemampuan mempengaruhi semua anggota kelompok organisasi agar bersedia melakukan kegiatan/bekerja untuk mencapai tujuan kelompok atau organisasi. Menurut Jacobs & Jacques (1990), kepemimpinan adalah sebuah proses memberi makna (pengaruh yang bermakna) terhadap suatu kolektif dan mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan dalam mencapai tujuan.

Sondang P. Siagian (1994) menyatakan bahwa: kepemimpinan merupakan inti manajemen, yakni sebagai motor penggerak bagi sumber-sumber dan alat-alat dalam organisasi. Sukses tidaknya suatu organisasi mencapai tujuan yang ditetapkan tergantung atas cara-cara memimpin yang dipraktikan orang-orang atasan (pemimpin-pemimpin) itu. Kepemimpinan pendidikan merupakan


(21)

pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien, Azis A. W (2011:132).

Kompetensi tenaga pendidik, khususnya dosen, diartikan sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh dosen dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Kompetensi tersebut meliputi : (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi sosial dan (4) kompetensi profesional.

Pada buku Pedoman Beban Kerja Dosen dan Evaluasi Pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi (Dirjen Dikti, 2010), dijelaskan bahwa dosen adalah salah satu komponen esensial dalam suatu sistem pendidikan di perguruan tinggi. Peran, tugas, dan tanggung jawab dosen sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yang meliputi kualitas iman dan takwa, akhlak mulia, dan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju, adil, makmur, dan beradab. Untuk melaksanakan fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis tersebut, diperlukan dosen yang profesional.

Sumber daya pendidikan menurut Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (SPM-PT : 2010), terdiri dari manajemen: 1) akademik, 2) kemahasiswaan, 3) penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, 4) fasilitas dan infrastruktur, 5) sumber daya manusia, 6) keuangan, dan 7) sistem informasi. Lembaga-lembaga dan unit-unit di lingkungan perguruan tinggi mengatur penggunaan sumber daya dalam menunjang proses utama untuk menghasilkan output, yaitu alumni dan karya-karya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.


(22)

Mengingat banyaknya komponen yang termasuk sumber daya pendidikan, maka pada penelitian ini hanya dibatasi sumber daya pendidikan pada yang berkaitan dengan manajemen fasilitas dan infrastuktur atau sarana dan prasarana, serta yang berkaitan dengan manajemen sistem informasi. Hal ini peneliti anggap penting mengingat : 1) komposisi kurikulum pendidikan polteknik menerapkan perbandingan matakuliah teori dengan praktik sekitar 50% : 50%, dengan koposisi tersebut mengharuskan penyediaan sarana dan prasarana untuk pendidikan politeknik lebih banyak dari perguruan tinggi lainnya, 2) untuk mendukung semua yang terkait dengan pengelolaan atau manajemen sumber daya pendidikan seperti dijelaskan pada SPM-PT, maka dengan sendirinya peranan dari manajemen sistem informasi menjadi sangat penting untuk mendukung operasional pendidikan yang berkualitas, khususnya bagi pendidikan politeknik.

Perumusan Masalah

Secara umum rumusan masalah penelitian ini adalah, apakah struktur hubungan antara variabel-variabel yang mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik (Y), yang terdiri dari: 1). Kepemimpinan manajerial (X1), 2).

Kompetensi dosen (X2), dan 3). Sumber daya fasilitas pendidikan (X3). Rumusan masalah secara lebih rinci dijelaskan sebagai berikut:

1. Berapa besar kontribusi kepemimpinan manjerial terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik?

2. Berapa besar kontribusi kompetensi dosen terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik?


(23)

3. Berapa besar kontribusi sumber daya fasilitas pendidikan terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik?

4. Berapa besar kontribusi kepemimpinan dan kinerja dosen terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik?

5. Berapa besar kontribusi kepemimpinan dan sumber daya pendidikan terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik?

6. Berapa besar kontribusi kinerja polban dan Sumber daya pendidikan terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik?

7. Berapa besar kepemimpinan, kompetensi dosen dan sumber daya fasilitas pendidikan berkontribusi terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian secara umum, adalah untuk memperoleh pemahaman dan fakta empirik berdasarkan persepsi dosen mengenai struktur hubungan variabel-variabel yang mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik, yang terdiri dari : kepemimpinan manajerial, kompetensi dosen dan sumber daya fasilitas pendidikan. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Memperoleh pemahaman dan fakta empirik tentang:

a. Kontribusi kepemimpinan terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik.

b. Kompetensi dosen berkontribusi terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik.


(24)

c. Sumber daya fasilitas pendidikan berkontribusi terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik.

d. Kepemimpinan dan kompetensi dosen berkontribusi terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik.

e. Kepemimpinan dan sumber daya fasilitas pendidikan berkontribusi terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik. f. Kompetensi dosen dan sumber daya fasilitas pendidikan berkontribusi

terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik. g. Kepemimpinan, kompetensi dosen dan Sumber daya fasilitas pendidikan

berkontribusi terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik.

2. Menganalisis berbagai fakta empirik seperti dijelaskan pada butir satu, khususnya hal-hal apa saja yang berkontribusi secara signifikan atau sebaliknya, terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik.

3. Mengembangkan “model pengembangan manajemen program pendidikan politeknik yang berkualitas”.

D. Signifikansi Penelitian

Secara langsung maupun tidak langsung, penelitian ini dapat digunakan untuk memperoleh gambaran dan mengkaji tentang faktor-faktor yang berkaitan dengan kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik, sehingga nantinya dapat dijadikan untuk acuan dalam meningkatkan kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik, yang akhirnya diharapkan dapat


(25)

kepada masyarakat, khususnya dilingkungan pendidikan politeknik Negeri Bandung. Kegunaan secara teoritis dari hasil penelitian ini, akan memberikan sumbangan bagi ilmu administrasi pendidikan, khususnya yang menyangkut manajemen kualitas. Disamping itu temuan yang dihasilkan diharapkan mampu dijadikan bahan pengembangan teoritik, atau bahan untuk mengkaji teori yang sudah ada, sehingga akan dihasilkan kembali temuan-temuan ilmiah baru dan lebih produktif. Secara lebih rinci manfaat penelitian yang diharapkan, yaitu:

Manfaat secara teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu administrasi pendidikan bagi para pelaku perubahan termasuk di dalamnya pimpinan dan penyelenggara pendidikan, dosen, mahasiswa, alumni dan instansi lain sebagai penerima layanan pendidikan.

b. Mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya korelasi antar variabel hubungannya dengan kualitas kinerja manajemen program pendidikan pendidikan.

c. Penggunaan ilmu pengetahuan dan penelitian empirik di bidang kepemimpinan, kompetensi dosen, dan sumber daya fasilitas pendidikan secara lebih luas dalam hubungannya dengan peningkatan kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik.

Manfaat secara praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk membantu dalam pengembangan kebijakan yang menyangkut kepemimpinan, kompetensi dosen dan sumber daya fasilitas pendidikan.


(26)

b. Masukan bagi pemangku kepentingan pendidikan tinggi, khususnya politeknik untuk menentukan kebijakan yang menyangkut profil kepemimpinan yang mampu meningkatkan kualitas kompetensi dosen, sehingga dapat menjalankan tugas dengan lebih baik lagi.

c. Masukan bagi pimpinan dan dosen agar lebih mampu memberdayakan sumber daya fasilitas pendidikan secara lebih efektif dan efisien.

d. Memberikan rekomendasi kebijakan dan operasionalisasi penyelenggara manajemen kualitas yang adaptif terhadap pengembangan lingkungan stratejik di politeknik.

e. Memberikan masukan dalam perbaikan sistem manajemen operasional pendidikan politeknik, untuk menghasilkan kualitas pelayanan yang lebih baik lagi.

f. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan kajian dalam bidang yang relevan sesuai dengan perkembangan ilmu dan praktik layanan manajemen pendidikan.

E. Struktur Organisasi Penelitian

Struktur organisasi pendidikan dibagi menjadi lima bab, yaitu:

Bab 1. PENDAHULUAN, meliputi : Latar belakang penelitian, Identifikasi dan perumusan masalah, Tujuan penelitian, Signifikansi penelitian, dan Struktur organisasi penelitian.

Bab 2. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN, meliputi: Kualitas manajemen pendidikan, Kepemimpinan pendidikan, Kompetensi dosen, Sumber daya Fasilitas


(27)

pendidikan, Hasil penelitian terdahulu yang relevan, Kerangka pemikiran dan Hipotesis penelitian.

Bab 3. METODE PENELITIAN, meliputi : Metode penelitian, Populasi dan sampel penelitian, Definisi operasional, Prosedur penelitian, dan Analisis data.

Bab 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, meliputi: Hasil penelitian, Pembahasan penelitian, Model pengembangan kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik.


(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini meggunakan metode survei dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Peneliti berusaha untuk mendapatkan dan mengumpulkan data, serta informasi dari berbagai individu yang dijadikan responden penelitian dengan menggunakan instrumen daftar pernyataan yang disusun secara terstruktur sesuai dengan kepentingan data yang diperlukan, dan berpedoman pada substansi serta judul penelitian. Penelitian survei dimaksudkan untuk menentukan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Menurut Dyah K (2001), penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengukur data pokok. Penelitian jenis ini dapat digunakan untuk maksud : 1) penjajagan, 2) deskriptif eksplanatory atau confirmatory, yakni menjelaskan hubungan kausal dan pengajuan hipotesis, 3) evaluasi, 4) prediksi, 5) penelitian operasional, dan 6) pengembangan indikator-indikator sosial.

Sugiyono (2010) menyatakan: metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya menggunakan sampel random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif (statistik) dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Langkah-langkah yang dilakukan penelitian survei, antara lain: 1) merumuskan masalah: masalah penelitian dan menentukan tujuan survei, 2) menentukan konsep dan hipotesa serta menggali


(29)

kepustakaan, 3) menentukan sampel, 4) membuat kuisioner, 5) melakukan pekerjaan lapangan, 6) mengolah data, dan 7) analisis dan pelaporan. Analisis data yang digunakan adalah analisis jalur. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya kontribusi ditunjukkan oleh keoefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan antar variabel Kepemimpinan manajerial (X1), Kompetensi dosen (X2), dan Sumber daya fasilitas pendidikan (X3) terhadap Kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik (Y).

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan keudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda slsm yang lain. Ppulasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek sampel itu Sugiyono (2010). Dalam penelitian, populasi dibedakan antara populasi secara umum, populasi target, dan populasi terukur. Populasi umum adalah populasi menyeluruh, populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran keberlakuan kesimpulan penelitian, sedangkan populasi terukur adalah populasi yang secara ril dijadikan dasar dalam penentuan sampel. Populasi target merupakan populasi yang dengan alasan yang kuat memiliki kesamaan karakteristik dengan populasi terukur.

2. Sampel Penelitian


(30)

sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Sedangkan menurut Arikunto (1998:117-120), bahwa yang disebut dengan sampel adalah bagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Penentuan jumlah sampel dengan cara mengambil sebanyak 10% s/d 15% atau 20 s/d 25 % atau lebih jika populasi lebih dari 100, sedangkan jika kurang dari 100 sebaiknya diambil semuanya. Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel Nasution (2003:135) menyatakan bahwa, "Mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya (asumsi-asumsi statistik), serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya.

Dalam penelitian kuantitatif yang menjadi perhatian utamanya ada populasi oleh karena itu, dikemukakan beberapa pendapat, para ahli tentang pengertian populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana, 2003:6). Pada umumnya pengertian survei dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi.

Pada tahun akademik 2011/2012 Polban menyelenggarakan pendidikan Akhli Madya (Diploma 3) sebanyak 18 Program Studi dan pendidikan Sarjana Sains Terapan (Dipoma 4) sebanyak 14 Program Studi. Dengan jumlah mahasiswa aktif 4475 orang. Proses penyelenggaraan pendidikan di Polban diampu oleh dosen tetap dengan kualifikasi pendidikan mulai SI/D4 sampai yang berkualifikasi S3. Adapun jumlah dosen Polban berdasarkan kualifikasi pendidikan adalah D4 sebanyak 21 orang, S1 sebanyak 82 orang, SP-1 sebanyak 6 orang, S2 sebanyak 353 orang dan yang


(31)

Dari penjelasan tersebut maka jumlah polulasi sebesar 492. Adapun Tabulasi dari rincian tersebut ditunjukkan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Jumlah Populasi Dosen Tetap Politeknik Negeri Bandung

No. Strata Populasi Dosen

1. S1+D4 82+21=103

2. S2+Sp1 353+5=359

3. S3 30

Total 492

Teknik pengambilan sampel ini adalah berdasarkan kelompok yang mewakili populasi, dan untuk menghitung banyaknya sampel pada penelitian ini dengan menggunakan rumus Taro Yamane pada Riduwan (2008:44), yaitu:

n

=

N

(N� 2+1)

Dimana :

n = Jumlah sampel N = Jumah populasi d = presisi yang ditetapkan

Dengan menetapkan tingkat presisi sebesar 10%, tingkat kepercayaan 95% dan jumlah populasi sebanyak 495, maka diperoleh:

n = 492

(492x0,1 2+1)

n = 492

(492x0,01+1)

n = 83,193


(32)

C. Definisi Operasional

1. Kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik (Y)

Ace Suryadi (1993) menjelaskan bahwa "Mutu pendidikan adalah kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin". Analisis konsep ini menekankan kepada kinerja lembaga pendidikan, yaitu ada kecenderungan semakin efektif dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan dan hasil yang dicapai baik, maka dapat dikatakan pendidikan tersebut memiliki mutu yang baik. Menurut Tampubolon (1996) perguruan tinggi merupakan lembaga yang melaksanakan usaha pelayanan atau jasa. Usaha untuk penilaian kinerja perguruan tinggi tersebut didasarkan pada lima di dimensi manajemen layanan, yaitu manajemen jasa : a) kurikuler, b) penelitian, c) administrasi, d) kebijakan umum atau kepemimpinan, dan e) ekstrakurikuler. Pada penelitian ini penulis memodifikasi pembidangan tersebut menjadi : a) kebijakan umum/kepemimpinan, b) administrasi, c) pendidikan (kurikuler dan ekstra kurikuler, dan d) penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Keempat dimensi kajian tersebut pada penelitian ini di operasionalkan menjadi 80 item kuisioner, yang disusun dengan format skala Linkert, kisaran secara kontinyu antara 1 sampai dengan 5 jawaban.

2. Kepemimpinan manajerial (X1)

Dalam lingkungan pendidikan, secara spesifik kepemimpinan pendidikan dimaknai sebagai kemampuan mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan pendidikan. Fungsi kepemimpinan pendidikan di sekolah sebagai kepemimpinan manajerial adalah pengelola mutu, yang meliputi perencanaan mutu, pengembangan produk dan proses yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan


(33)

pelanggan secara efektif dan efisien . Kajian kepemimpinan manajerial yang dikembangkan pada penelitian ini terdiri dari lima dimensi, yaitu : a) Kepemimpinan Pendidikan, b) Kepemimpinan Personal, c) Kepemimpinan Relasional, d) Kepemimpinan Intelektual, dan e) Kepemimpinan Organisasi. Kelima dimensi kajian tersebut di operasionalkan menjadi 28 item kuisioner, yang disusun dengan format skala Linkert, kisaran secara kontinyu antara 1 sampai dengan 5 jawaban.

3. Kompetensi dosen (X2)

Penjabaran operasional variabel kompetensi dosen didasarkan pada aturan yang dikeluarkan oleh Dikti, yakni membagi menjadi empat dimensi kajian, yakni: a) kompetensi pedagogik, b) kompetensi kepribadian, c) kompetensi kompetensi sosial, dan d) kompetensi profesional. Keempat dimensi kajian tersebut pada penelitian ini di operasionalkan menjadi 28 item kuisioner, yang disusun dengan format skala Linkert, kisaran secara kontinyu antara 1 sampai dengan 5 jawaban.

4. Sumber daya fasilitas pendidikan (X3)

Sumber daya fasilitas pendidikan menurut Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (SPM-PT : 2010), meliputi dimensi manajemen : a) akademik, b) kemahasiswaan, c) penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, d) fasilitas dan infrastuktur, e) sumber daya manusia, g) keuangan, dan f) sistem informasi.

Dalam penelitian ini dimensi sumber daya pendidikan di tetapkan dengan memilih elemen-elemen yang peneliti anggap “paling penting” dari standar yang dikeluarkan oleh dikti, yaitu meyangkut : a) fasilitas dan infrastuktur atau sarana dan prasarana, dan b) sistem informasi, serta di definisikan sebagai : sumber daya fasilitas pendidikan. Kedua dimensi kajian tersebut pada penelitian ini di


(34)

operasionalkan menjadi 35 item kuisioner, yang disusun dengan format skala Linkert, kisaran secara kontinyu antara 1 sampai dengan 5 jawaban.

D. Prosedur Penelitian 1. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu perangkat yang digunakan untuk megukur nilai variabel yang diteliti. Menurut Sugiyono(2010:120), langkah dalam pengembangan instrumen penelitian dimulai dengan menentukan variabel penelitian yang ditetapkan pada pendefinisian variabel penelitian, menentukan indikator yang akan diukur, selanjutnya menjabarkan indikator kedalam butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan

penyusunan instrumen, maka perlu digunakan “matriks pengembangan instrumen” atau disebut kisi-kisi instrumen. Variabel dan dimensi atau indikator penelitian yang ditunjukkan pada tabel 3.2.

2. Pengujian instrumen penelitian

Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Untuk itu instrumen penelitian sebelum dipergunakan, harus dilakukan proses uji reliabilitas dan uji validitas untuk setiap item pertanyaan. Pungujian diawali dengan memberikan uji coba kepada populasi penelitian, kemudian hasil uji coba dihitung validitas dan reliabilitasnya. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur


(35)

objek yang sama maka akan menghasilkan data yang sama. Setelah didapatkan hasil dari perhitungan validitas dan reliabiltas, kemudian item pertanyaan yang tidak valid direvisi atau diganti untuk digunakan pada penelitian sebenarnya.

Tabel 3.2. Variabel dan Dimensi Penelitian

No Variabel Dimensi Item

Pertanyaan

1 Kepemimpinan

Manajerial (X1)

a. Kepemimpinan Pendidikan b. Kepemimpinan Personal c. Kepemimpinan Relasional d. Kepemimpinan Intelektual e. Kepemimpinan Organisasi

1,2,3,4 5,6,7,8,9,10 11,12,13,14,15,16 17,18,19,20,21,22 23,24,25,26,27,28

2 Kompetensi

Dosen (X2)

a. Kompetensi Pedagogik b. Kompetensi Profesional c. Kompetensi Kepribadian d. Kompetensi Sosial

1,2,3,4,5,6,7,8,9 10,11,12,13,14,15

,16,17 18,19,20,21,22,23

24,25,26,27,28

3 Sumber Daya

Fasilitas Pendidikan

(X3)

a. Sarana dan Prasarana b. Sistem Informasi

1 s/d 15 16 s/d 35

4 Kualitas Kinerja Manajemen

Program Pendidikan

Politeknik (Y)

a. Kebijakan Umum /Kepemimpinan b. Administrasi

c. Pendidikan (Kurikuler dan Ekstra kurikuler)

d. Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

1 s/d 14

15 s/d 33 34 s/d 72


(36)

3. Pengujian validitas dan reliabilitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2004:109) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.

Uji validitas

Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment adalah :

Rxy = N∑XY− ∑X (∑Y)

{ N∑X2− ∑X 2}{ N∑Y2− ∑Y 2}

dimana:

Rxy = validitas instrumen

∑X = jumlah skor item

∑Y = jumlah skor total N = jumlah responden

Selanjutnya dihitung uji-t dengan rumus:

t

hitung

=

r n−2


(37)

t = nilai thitung

r = koefesien korelasi hasil thitung n = jumlah responden

Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2)

Kaidah keputusan :

Jika :

t

hitung

> t

tabel berarti valid

t

hitung

< t

tabel berarti tidak valid

Jika instrumen tersebut valid, maka dilihat kriteria penapsiran mengenai indeks korelasinya ( r) sebagai berikut:

Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0,799 : tinggi

Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 – 0,399 : rendah

Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah

(a). Uji validitas variabel Kepemimpinan Manajerial (X1)

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Variabel Kepemimpinan Manajerial (X1)

Item r hitung r tabel Keterangan Kesimpulan

p1 0.87 r hitung> r tabel Valid

p2 0.85 r hitung> r tabel Valid

p3 0.87 r hitung> r tabel Valid

p4 0.89 r hitung> r tabel Valid

p5 0.81 r hitung> r tabel Valid

p6 0.83 (n=85, =5%) r hitung> r tabel Valid

p7 0.80 0,213 r hitung> r tabel Valid

p8 0.79 atau r hitung> r tabel Valid

p9 0.76 (n=85, =1%) r hitung> r tabel Valid

p10 0.75 0,276 r hitung> r tabel Valid

p11 0.89 r hitung> r tabel Valid


(38)

Lanjutan Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Variabel Kepemimpinan Manajerial (X1)

Item r hitung r tabel Keterangan Kesimpulan

p13 0.90 r hitung> r tabel Valid

p14 0.87 r hitung> r tabel Valid

p15 0.88 (n=85, =5%) r hitung> r tabel Valid

p16 0.81 0,213 r hitung> r tabel Valid

p17 0.82 atau r hitung> r tabel Valid

p18 0.87 (n=85, =1%) r hitung> r tabel Valid

p19 0.79 0,276 r hitung> r tabel Valid

p20 0.82 r hitung> r tabel Valid

p21 0.83 r hitung> r tabel Valid

p22 0.89 r hitung> r tabel Valid

p23 0.81 r hitung> r tabel Valid

p24 0.83 r hitung> r tabel Valid

p25 0.77 r hitung> r tabel Valid

p26 0.75 r hitung> r tabel Valid

p27 0.87 r hitung> r tabel Valid

p28 0.84 r hitung> r tabel Valid

(b). Uji validitas variabel Kompetensi Dosen (X2)

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Dosen (X2)

Item r hitung r tabel Keterangan Kesimpulan

p1 0.68 r hitung> r tabel Valid

p2 0.66 r hitung> r tabel Valid

p3 0.78 (n=85, =5%) r hitung> r tabel Valid

p4 0.80 0,213 r hitung> r tabel Valid

p5 0.55 atau r hitung> r tabel Valid

p6 0.74 (n=85, =1%) r hitung> r tabel Valid

p7 0.61 0,276 r hitung> r tabel Valid

p8 0.64 r hitung> r tabel Valid

p9 0.77 r hitung> r tabel Valid

p10 0.79 r hitung> r tabel Valid


(39)

Lanjutan Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Dosen (X2)

Item r hitung r tabel Keterangan Kesimpulan

p13 0.80 r hitung> r tabel Valid

p14 0.75 r hitung> r tabel Valid

p15 0.67 r hitung> r tabel Valid

p16 0.45 r hitung> r tabel Valid

p17 0.66 r hitung> r tabel Valid

p18 0.59 (n=85, =5%) r hitung> r tabel Valid

p19 0.58 0,213 r hitung> r tabel Valid

p20 0.50 atau r hitung> r tabel Valid

p21 0.57 (n=85, =1%) r hitung> r tabel Valid

p22 0.66 0,276 r hitung> r tabel Valid

p23 0.57 r hitung> r tabel Valid

p24 0.63 r hitung> r tabel Valid

p25 0.48 r hitung> r tabel Valid

p26 0.52 r hitung> r tabel Valid

p27 0.43 r hitung> r tabel Valid

p28 0.40 r hitung> r tabel Valid

(c). Uji validitas variabel Sumber Daya Fasilitas Pendidikan (X3)

Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Variabel Sumber Daya Fasilitas Pendidikan (X3)

Item r hitung r tabel Keterangan Kesimpulan

p1 0.47 r hitung> r tabel Valid

p2 0.59 r hitung> r tabel Valid

p3 0.61 r hitung> r tabel Valid

p4 0.45 (n=85, =5%) r hitung> r tabel Valid

p5 0.37 0,213 r hitung> r tabel Valid

p6 0.51 atau r hitung> r tabel Valid

p7 0.59 (n=85, =1%) r hitung> r tabel Valid

p8 0.65 0,276 r hitung> r tabel Valid

p9 0.47 r hitung> r tabel Valid

p10 0.68 r hitung> r tabel Valid


(40)

Lanjutan Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Variabel Sumber Daya Fasilitas Pendidikan (X3)

Item r hitung r tabel Keterangan Kesimpulan

p13 0.74 r hitung> r tabel Valid

p14 87.00 r hitung> r tabel Valid

p15 0.90 r hitung> r tabel Valid

p16 0.65 (n=85, =5%) r hitung> r tabel Valid

p17 0.62 0,213 r hitung> r tabel Valid

p18 0.54 atau r hitung> r tabel Valid

p19 0.58 (n=85, =1%) r hitung> r tabel Valid

p20 0.58 0,276 r hitung> r tabel Valid

p21 0.73 r hitung> r tabel Valid

p22 0.73 r hitung> r tabel Valid

p23 0.63 r hitung> r tabel Valid

p24 0.76 r hitung> r tabel Valid

p25 0.69 r hitung> r tabel Valid

p26 0.63 r hitung> r tabel Valid

p27 0.51 r hitung> r tabel Valid

p28 0.62 r hitung> r tabel Valid

p29 0.41 r hitung> r tabel Valid

p30 0.56 r hitung> r tabel Valid

p31 0.56 r hitung> r tabel Valid

p32 0.71 r hitung> r tabel Valid

p33 0.73 r hitung> r tabel Valid

p34 0.69 r hitung> r tabel Valid

p35 0.61 r hitung> r tabel Valid

(d). Uji validitas variabel Kualitas Kinerja Manajemen Program Pendidikan Politeknik (Y)


(41)

Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Kinerja Manajemen Program Politeknik (Y)

Item r hitung r tabel Keterangan Kesimpulan

p1 0.59 r hitung> r tabel Valid

p2 0.75 r hitung> r tabel Valid

p3 0.73 r hitung> r tabel Valid

p4 0.66 r hitung> r tabel Valid

p5 0.51 r hitung> r tabel Valid

p6 0.64 r hitung> r tabel Valid

p7 0.74 r hitung> r tabel Valid

p8 0.74 r hitung> r tabel Valid

p9 0.76 (n=85, =5%) r hitung> r tabel Valid

p10 0.70 0,213 r hitung> r tabel Valid

p11 0.71 atau r hitung> r tabel Valid

p12 0.71 (n=85, =1%) r hitung> r tabel Valid

p13 0.60 0,276 r hitung> r tabel Valid

p14 0.78 r hitung> r tabel Valid

p15 0.58 r hitung> r tabel Valid

p16 0.61 r hitung> r tabel Valid

p17 0.60 r hitung> r tabel Valid

p18 0.55 r hitung> r tabel Valid

p19 0.71 r hitung> r tabel Valid

p20 0.57 r hitung> r tabel Valid

p21 0.72 r hitung> r tabel Valid

p22 0.55 r hitung> r tabel Valid

p23 0.70 r hitung> r tabel Valid

p24 0.62 r hitung> r tabel Valid

p25 0.77 r hitung> r tabel Valid

p26 0.55 r hitung> r tabel Valid

p27 0.56 r hitung> r tabel Valid

p28 0.57 r hitung> r tabel Valid

p29 0.63 r hitung> r tabel Valid

p30 0.74 r hitung> r tabel Valid


(42)

Lanjutan 1 tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Kinerja Manajemen Program Pendidikan Politeknik (Y)

Item r hitung r tabel Keterangan Kesimpulan

p32 0.83 r hitung> r tabel Valid

p33 0.74 r hitung> r tabel Valid

p34 0.40 r hitung> r tabel Valid

p35 0.54 r hitung> r tabel Valid

p36 0.71 r hitung> r tabel Valid

p37 0.73 r hitung> r tabel Valid

p38 0.69 (n=85, =5%) r hitung> r tabel Valid

p39 0.58 0,213 r hitung> r tabel Valid

p40 0.65 atau r hitung> r tabel Valid

p41 0.81 (n=85, =1%) r hitung> r tabel Valid

p42 0.42 0,276 r hitung> r tabel Valid

p43 0.54 r hitung> r tabel Valid

p44 0.56 r hitung> r tabel Valid

p45 0.62 r hitung> r tabel Valid

p46 0.71 r hitung> r tabel Valid

p47 0.69 r hitung> r tabel Valid

p49 0.71 r hitung> r tabel Valid

p50 0.56 r hitung> r tabel Valid

p51 0.54 r hitung> r tabel Valid

p52 0.49 r hitung> r tabel Valid

p53 0.57 r hitung> r tabel Valid

p54 0.69 r hitung> r tabel Valid

p55 0.37 r hitung> r tabel Valid

p56 0.77 r hitung> r tabel Valid

p57 0.45 r hitung> r tabel Valid

p58 0.61 r hitung> r tabel Valid

p59 0.71 r hitung> r tabel Valid

p60 0.76 r hitung> r tabel Valid

p61 0.75 r hitung> r tabel Valid


(43)

Lanjutan 2 tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Kinerja Manajemen Program Pendidikan Politeknik (Y)

Item r hitung r tabel Keterangan Kesimpulan

p63 0.64 r hitung> r tabel Valid

p64 0.81 r hitung> r tabel Valid

p65 0.63 r hitung> r tabel Valid

p66 0.79 r hitung> r tabel Valid

p67 0.65 r hitung> r tabel Valid

p68 0.52 r hitung> r tabel Valid

p69 0.57 r hitung> r tabel Valid

p70 0.58 r hitung> r tabel Valid

p71 0.84 r hitung> r tabel Valid

p72 0.71 r hitung> r tabel Valid

p73 0.56 r hitung> r tabel Valid

p74 0.62 r hitung> r tabel Valid

p75 0.57 r hitung> r tabel Valid

p76 0.43 r hitung> r tabel Valid

p77 0.43 r hitung> r tabel Valid

p78 0.61 r hitung> r tabel Valid

p79 0.66 r hitung> r tabel Valid

p80 0.74 r hitung> r tabel Valid

Uji reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keajegan atau keandalan) instrumen penelitian. Riduwan (2004:115), untuk pengujian reliabilitas digunakan rumus alpha, adapun tahapan yang halus dilakukan adalah: (1). Menghitung varian skor tiap item :

Si =

∑ ���

(∑ �

� �)�)

� Dimana :


(44)

∑ ��2 = jumlah kuadrat item xi ( ∑ �)2= jumlan item xi dikuadratkan N = jumlah responden

(2). Mejumlahkan semua varian :

Si = S1 + S2 + 31…. + Sn

Dimana :

Si = varian semua item

S1, S2, S3…n = varian item ke 1, 2, 3 ….n

(3). Menghitung varian total :

St = ∑ ���−

(∑ � )�)

� �

Dimana :

St = varian skor tiap item

∑ ��2 = jumlah kuadrat item xt ( ∑ �)2= jumlan item xt dikuadratkan N = jumlah responden

(4). Masukan nilai alpha:

r

11 = ( �

�−1)(1- ∑ �

�� )

Dimana :

r

11 = nilai reliabilitas

∑ �� = jumlah varian skor tiap item St = varian total


(45)

(5). Uji reliabilitas

Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir:

rb = �

(∑ )−(∑ ).(∑ ) {� ∑ 2− ∑ 2}−{� ∑ 2−(∑ )2}

Harga rxy atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes, atau disebut

tawal-akhir. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown,

yaitu :

r11

=

2��

1+��

Untuk mengetahui signifikansi koefesien korelasi, digunakan tabel distribusi (Tabel t), untuk α = 0,05 atau =0,01 dengan derajat kebebasan (dk = n -2). Kemudian membandingkan r11 dengan rtabel, bila memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

Jika : r11 > rtabel , berarti instrumen Reliabel

Jika : r11 < rtabel , berarti instrumen Tidak Reliabel.

(a). Uji reliabilitas variabel Kepemimpinan manajerial (X1)

Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kepemimpinan Manajerial (X1)

Cronbach's Alpha N of Items


(46)

(b). Uji reliabilitas variabel Kompetensi Dosen (X2)

Tabel 3.8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi Dosen (X2)

Cronbach's Alpha N of Items

.945 28

(c). Uji reliabilitas variabel Sumber Daya Fasilitas Pendidikan (X3)

Tabel 3.9. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Sumber Fasilitas Pendidikan (X3)

Cronbach's Alpha N of Items

.953 28

(d). Uji reliabilitas variabel Kualitas Kinerja Manajemen Program Pendidikan Politeknik (Y)

Tabel 3.10. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Kinerja Manajemen Program Politeknik (Y)

Cronbach's Alpha N of Items

.982 28

Hasil uji reliabilitas untuk masing-masing variabel : kepemimpinan manajerial, kompetensi dosen, sumber daya fasilitas pendidikan dan kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik seperti ditunjukkan pada tabel 3.7 sampai tabel 3.10, nilai alpha masing-masing : 0,983 , 0,945 , 0,953 , dan


(47)

0,982. Nilai-nilai tersebut lebih besar dari 0,6 , berarti semua variabel tersebut memenuhi kriteria reliabilitas.

E. Analisis Data

Analisis data adalah proses pengolahan data untuk mengambil atau menentukan kesimpulan-kesimpulan dari data yang sudah dikumpulkan, dengan demikian nantinya dapat diketahui hasil dari penelitian. Proses pengolahan data seperti telah dilakukan pada pengujian validitas dan reliabilitas variabel, yakni menggunakan alat bantu berupa komputer mikro dan perangkat lunak Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20 dan Microsoft Exel 2007. Adapun prosedur pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: 1) menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, 2) menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan, kemudian ditentukan skornya, 3) menganalisis secara deskriptif, untuk mengetahui karakteristik data. Dari analisis ini akan diketahui rata-rata, nilai tengah atau median, deviasi standar dan varian dari masing-masing variabel.

Penentuan korelasi menggunakan rumus Pearson Product Moment, dimana korelasi diberi lambang r. Nilai r berada pada minus satu sampai dengan satu (-1

≤ r ≤ 1). Bila nilai r = -1, bertarti korelasi negatif sempurna, bila r = 0 berarti tidak ada korelasi, serta bia r = 1 , berarti korelasinya sempurna atau kuat. Definisi atau interpretasi koefesien korelasi dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 3.11.


(48)

Tabel 3.11. Interpretasi Koefesien Korelasi

Interval Koefesien Tingkat Hubungan

0,800 - 1,000 Sangat Kuat (SK) 0,600 - 0,799 Kuat (K) 0,400 – 0,599 Cukup Kuat (CK) 0,200 - 0,399 Rendah (R)


(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan manajerial berkontribusi signifikan terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik, telah dapat dibuktikan dan hasil penelitian ini telah dapat menjawab hipotesis yang diajukan.

2. Kompetensi dosen berkontribusi signifikan terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik, telah dapat dibuktikan dan hasil penelitian ini telah dapat menjawab hipotesis yang diajukan.

3. Sumber daya fasilitas pendidikan berkontribusi signifikan terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik, telah dapat dibuktikan dan hasil penelitian ini telah dapat menjawab hipotesis yang diajukan.

4. Kepemimpinan manajerial, kompetensi dosen, dan sumber daya fasilitas pendidikan secara simultan berkontribusi secara signifikan terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik, telah dapat dibuktikan dan hasil penelitian ini telah dapat menjawab hipotesis yang diajukan.

5. Sesuai dengan hasil pada butir empat, dimana kepemimpinan manajerial, kompetensi dosen, dan sumber daya fasilitas pendidikan berkontribusi signifikan terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik, tetapi masih terdapat residu sebesar 34,6%. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat variabel lain yang berpengaruh terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan


(50)

6. Terdapat korelasi yang signifikan antar variabel kepemimpinan manajerial, kompetensi dosen, dan sumber daya fasilitas pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian mempunyai keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.

7. Nilai hasil perhitungan koefisien jalur masing-masing variabel terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik, urutan pertama adalah sumber daya fasilitas pendidikan, kedua adalah kompetensi dosen, dan ketiga adalah kepemimpinan manajerial.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, bahwa variabel penelitian kepemimpinan manajerial, kompetensi dosen, dan sumber daya fasilitas pendidikan telah terbukti berkontribusi secara signifikan terhadap variabel kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik. Oleh sebab itu peneliti mengajukan beberapa rekomendasi antara lain:

1. Untuk Pihak Internal

Berdasarkan hasil penelitian, maka bagi pihak internal diperlukan usaha-usaha pengembangan kualitas kinerja kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik secara komprehensif, teratur dan berkesinambungan. Usaha-usaha yang perlu dilakukan antara lain:

a). Melakukan pelatihan, workshop, seminar atau upaya lain yang menyangkut pengembangan kualitas kepemimpinan manajerial di politeknik.


(51)

c). Masih diperlukan peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia, khususnya dosen, dengan berbagai usaha, seperti melaksanakan pelatihan-pelatihan dan atau melalui pendidikan formal berupa studi lanjut pada jenjang yang lebih tinggi.

d). Pengelolaan sumber daya fasilitas pendidikan, mulai dari perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan dan perbaikan, hingga penggatian dengan perangkat baru, harus diakukan dengan lebih terencana dan komprehensif. Hal ini guna mendukung usaha pengembangan dan peningkatan kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik.

2. Untuk Pihak Eksternal

Berdasarkan hasil penelitian, maka bagi para pemangku kepentingan (termasuk DIKTI), bila ingin meningkatkan kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik diperlukan berbagai langkah kongkrit, upaya peningkatan kualitas kinerja yang secara langsug maupun tidak langsung mempengaruhi peningkatan kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik, antara lain:

a). Menerbitkan standar dan aturan yang secara langsung terkait dengan usaha peningkatan kualitas kinerja politeknik, juga disesuaikan dengan jenis pendidikan yang diselengarakan oleh lembaga politeknik. Hal ini sangat diperlukan mengingat politeknik berupa pendidikan vokasi, jadi berbeda dengan jenis pendidikan pada perguruan tinggi lain. Di politeknik koposisi mata kuliah teori dengan praktik berkisar antara 50% teori dan 50% praktik, pola operasional pendidikannnya lebih banyak belajar di kelas atau laboratorium, sehingga diperlukan aturan atau standar operasional pelaksanaan pendidikannya yang berbeda dengan perguruan tinggi


(52)

dilaksanakan dengan sistem paket, jadi begitu harus menerapkan sistem kredit semester (SKS), terjadi hambatan dalam operasionalnya. Misal seorang dosen yang mengajar kuliah praktikum tertentu yang dilaksanakan dengan periode 6 jam di lab, maka selama ini perhitungan sks-nya hanya sebesar 2, berarti untuk mendapatkan bobot 10 sks, diperlukan mengajar sebanyak (10/2)x6 jam = 30 jam. Dampak dari keadaan ini, seorang dosen di politeknik sulit melakukan aktifitas tridarma perguruan tinggi yang lainnya, seperti penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta kesulitan melaksanakan program-program peningkatan diri yang lainnya, karena waktunya habis dipakai mengajar di laboratorium.

b). Kontribusi sumber pendidikan terhadap kualitas kinerja politeknik pada penelitian ini mempunyai nilai yang paling tinggi. Ini menunjukkan bahwa kualitas kinerja politeknik sangat ditentukan oleh sumber daya pendidikan. Oleh karena itu bagi para pemangku kepentingan harus mendukung secara penuh terhadap keberadaan, pengadaan dan pengawasan sumber daya pendidikan. Kualitas dan kuantitas sumber daya pendidikan tentunya akan berpengaruh secara lagsung, terhadap kualitas kinerja politeknik. Hal yang paling pokok yang berkaitan dengan sumber daya pendidikan adalah anggaran, jadi para pemangku kepentingan harus mengupayakan untuk membantu dalam penyediaan anggaran yang proporsional, guna peningkatan kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik.

c). Memberi dukungan kongkrit terhadap usaha-usaha peningkatan kualitas kinerja pendidikan politeknik, seperti membuka jalan untuk kerja sama dengan berbagai industri atau pihak-pihak lain.


(53)

3. Untuk Penelitian Selanjutnya

Dari hasil penelitian menujukkan bahwa selain variabel kepemimpinan manajerial, kompetensi dosen, dan sumber daya fasilitas pendidikan yang berkontribusi terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik, masih ada variabel yang harus disertakan, seperti variabel iklim organisasi, budaya kualitas dan lain-lain, agar penelitian lebih lengkap. Hal lain, misalnya masih perlu juga dilakukan penelitian dengan menggunakan metode kualitatif untuk mengungkap karakteristik kepemimpinan, kompetensi dosen dan variabel lainnya.


(1)

Yusuf Sofyan

Kualitas Kinerja Manajemen Program Pendidikan Politeknik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dilaksanakan dengan sistem paket, jadi begitu harus menerapkan sistem kredit semester (SKS), terjadi hambatan dalam operasionalnya. Misal seorang dosen yang mengajar kuliah praktikum tertentu yang dilaksanakan dengan periode 6 jam di lab, maka selama ini perhitungan sks-nya hanya sebesar 2, berarti untuk mendapatkan bobot 10 sks, diperlukan mengajar sebanyak (10/2)x6 jam = 30 jam. Dampak dari keadaan ini, seorang dosen di politeknik sulit melakukan aktifitas tridarma perguruan tinggi yang lainnya, seperti penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta kesulitan melaksanakan program-program peningkatan diri yang lainnya, karena waktunya habis dipakai mengajar di laboratorium.

b). Kontribusi sumber pendidikan terhadap kualitas kinerja politeknik pada penelitian ini mempunyai nilai yang paling tinggi. Ini menunjukkan bahwa kualitas kinerja politeknik sangat ditentukan oleh sumber daya pendidikan. Oleh karena itu bagi para pemangku kepentingan harus mendukung secara penuh terhadap keberadaan, pengadaan dan pengawasan sumber daya pendidikan. Kualitas dan kuantitas sumber daya pendidikan tentunya akan berpengaruh secara lagsung, terhadap kualitas kinerja politeknik. Hal yang paling pokok yang berkaitan dengan sumber daya pendidikan adalah anggaran, jadi para pemangku kepentingan harus mengupayakan untuk membantu dalam penyediaan anggaran yang proporsional, guna peningkatan kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik.

c). Memberi dukungan kongkrit terhadap usaha-usaha peningkatan kualitas kinerja pendidikan politeknik, seperti membuka jalan untuk kerja sama dengan berbagai industri atau pihak-pihak lain.


(2)

3. Untuk Penelitian Selanjutnya

Dari hasil penelitian menujukkan bahwa selain variabel kepemimpinan manajerial, kompetensi dosen, dan sumber daya fasilitas pendidikan yang berkontribusi terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik, masih ada variabel yang harus disertakan, seperti variabel iklim organisasi, budaya kualitas dan lain-lain, agar penelitian lebih lengkap. Hal lain, misalnya masih perlu juga dilakukan penelitian dengan menggunakan metode kualitatif untuk mengungkap karakteristik kepemimpinan, kompetensi dosen dan variabel lainnya.


(3)

Yusuf Sofyan

Kualitas Kinerja Manajemen Program Pendidikan Politeknik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Akdon, 2009. Strategic Management for Educational Management (Manajemen Stratejik Untuk Pendidikan). Bandung : Penerbit Alfabeta

Argyris, Chris. 1992. On Organizational Learning (2nd edition). Oxford, UK : Blackwell

Ariatmi, Siti Zuhriah dan Andi Haris Prabawa. 2002. Paradigma Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi Tahun 2000. Surakarta : Penerbit Universitas Muhammadiyah Surakarta

Asosiasi Karyawan Pendidikan Nasional. 2002. Direktori Perguruan Tinggi Swasta Jawa Barat dan Banten. Jawa Barat : Asokadikna

Atmadilaga, Didi. 1997. Panduan Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung : Pionir Jaya Atmosudirdjo, Prajudi. 1982. Administrasi dan Management Umum. Jakarta :

Ghalia Indonesia

Aziz Abdul Wahab 2011, Anatomi Organisasi dan Kepemipinan Pendidikan, Bandung : Alfabeta

Beckef, Gary S. ----. Human Capital : A Theoretical and Empirical Analysis with Special Reference to Education. Chicago and London : The University of Chicago Press

Becker, Brian E. dkk. 2001. The HR Scorecard : Linking People, Strategy, and Performance. USA : Harvard Business School Press

Berk, Susan dan Joseph.1995. Total Quality Management : Implementing Continuous Improvement. Malaysia : S. Abdul Majeed & Co.

Budiono Bambang. 2005. Filosopi Pendidikan Politeknik. Makalah. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Byram, Harold M. dan Ralph C. Wenrich. 1956. Vocational Education and Practical Arts in the Community School. New York : The Macmillan Company

Cartin, T.J. 1999. Principles and Practices of Organizational Performance Excellence. Milwaukee, Wisconsin : ASQ Quality Press

Cohn, Elchanan. 1979. The Economics of Education. USA : Ballinger Publishing Company

Danim Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan :Dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Penerbit Pustaka Setia Bandung

Danim Sudarwan. 2009. Kepemimpinan Pendidikan :Kepemimpinan Genius, Etika, Perilaku Motivasional dan Mitos. Bandung: Alfabeta


(4)

Douglas, Windham M. 1988. Improving The Efficiency of Educational Systems : Indicators of Educational Effectiveness and Effeciency. USA

Dunn, William N. 1994. Analisis Kebijakan Publik (edisi kedua). New Jersey : Prentice – Hall.

Dye, Thomas R. 1976. Policy Analysis : What Governements do, Why They do it, and What Difference it Makes. USA : The University of Alabama Press Engkoswara, Komariah Aan, 2010. Admiistrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta Fajar, A Malik, dkk. 2001. Strategi Pendidikan Nasional Dalam Era Globalisasi

dan Era Otonomi Daerah. Jakarta : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA press

Fattah, Nanang. 2000. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Fletcher, Shirley. ----. The Art of Training and Development : Competence – Based Assessment Tchniques. London : Stylus Publishing.

Gitosudarmo, Indriyo. 1998. Manajemen Operasi. Yogyakarta : BPFE

Harris, Drew L. dan Randall S. Schuler. 1992. Managing Quality : The Primer

For Middle Managers. New York : Addison–Wesley Publishing Company

Indrawijaya, Adam I. ----. Prilaku Organisasi. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Ismaun. 2010. Filsafat Ilmu. Bandung : Sekolah Pascasarjana UPI

Kamil, Tolangowati. 2008. Faktor-faktor yang Mempenaruhi Profesionalisme Dosen dalam Mewujudkan Kualitas Pelayanan Pendidikan di Politeknik. Bandung, Disertasi S3, Sekolah Pasca Sarjana UPI

Krathwohl, David R. ----. Methods of Educational and Social Science Research : An Integrated Approach. New York and London : Longman

Madjakusumah DG. 2008. Implementasi Kebijakan Publik di Bidang Pendidikan Tinggi. Bandung, Sekolah Pasca Sarjana UPI

Marquardt, Micheal J. 1996. Building The Learning Organization. USA : McGraw-Hill

Massy, William F. dan Barbara E. Taylor. 1996. Strategic Indicators For Higher Education : Vital Benchmarks and Information to Help You Evaluate and

Improve Your Institution’s Performance. Princeton, New Jersey :

Peterson’s

Mazurek, Kas, dkk. 2000. Educational in a Global Society : A Comparative Prespective. USA : Allyn and Bacon

McMillan, James H. dan Sally Schumacher. 2001. Research in Education (5th editon). USA : Longman

Mello, Jeffrey A. 2002. Strategic Human Resource Management. Cincinnati, Ohio : Thomson Learning


(5)

Yusuf Sofyan

Kualitas Kinerja Manajemen Program Pendidikan Politeknik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Micklethwait, John dan Adrian Wooldridge. 2000. A Future Perfect : The Challenge and Hidden Promise of Globalization. USA : Crown Business Mulyadi D. 2004. Faktor-faktor Stratejik yang Mempengaruhi Pgembangan

Kinerja Dosen Perguruan Tinggi Kedinasan. Bandung, Disertasi S3, Sekolah Pasca Sarjana UPI

Nur, Agustiar Syah. 2000. Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara. Bandung : Lubuk Agung

Pratomo, Petrus. 2007. Manajemen Pendidikan Politeknik Berwawasan Kebutuhan Pasar Kerja Industri : Bandung, Disertasi S3, Sekolah Pasca Sarjana UPI

Prayitno RH. 2001. Manajemen Sistem Pengembangan Sumber DAya Manusia di Lingkungan Industri. Bandung, Disertasi S3, Sekolah Pasca Sarjana UPI Prosser, Charles A. 1950. Vocational Education : in a Democracy. Chicago, USA

: American Technical Society

Rasto. 2010. Mutu Kinerja Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung, Disertasi S3, Sekolah Pasca Sarjana UPI

Razik, Taher A. dan Austin D. Swanson. 1995. Fundamental Concepts of Educational Leadership anad Management. New Jersey : Merril, an imprint of Prentice Hall

Rebore, Ronald W. Personnel Administration in Education : A Management

Approach (2nd edition). Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice-Hall,Inc

Sagala Syaiful. 2009. Manajemen Startegik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung : Penerbit Alfabeta

Sallis, Edward. 1993. Total Quality Management in Education. London : Kogan Page

Seonaryo, dkk. 2002. Sejarah Pendidikan Teknik dan Kejuruan di Indonesia : Membangun Manusia Produktif. Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan

Siagian, S.P. ----. Filsafat Administrasi. Jakarta : Gunung Agung

Siagian, Sondang P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : Rineka Cipta

Siagian, Sondang P. ----. Manajemen Stratejik. Jakarta : Bumi Aksara

Stewart, Aileen Mitchell. 1994. Empowering People. London, UK : Pitman Publishing

Soemarto. 2002. Faktor-faktor Lingkungan Stratejik dalam Pengembangan Perguruan Tinggi Swasta. Bandung, Disertasi S3, Sekolah Pasca Sarjana UPI

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan-Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta.


(6)

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Penerbit Alfabeta Sulipan. 2004. Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan pada Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung, Disertasi S3, Sekolah Pasca Sarjana UPI

Supriadi Dedi (Editor). 2002. Sejarah Pendidikan Teknik dan Kejuruan di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Suyatno, dkk (Editor). 2001. Strategi Pendidikan Nasional: Dalam Era Globalisasi dan Otonomi Daerah. Jakarta: Penerbit Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA Press

Thoha, Miftah. ----. Prilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada

Tilaar, H. A. R. 1999. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Tim Dosen Administrasi Pendidikan. 2001. Pengelolaan Pendidikan. Bandung : Adpen – UPI.

Tjiptono F, dan Diana A. 2000. Total Quality Management: Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta

Turney, C., dkk. 1992. Educational Management Roles and Tasks : The School Manager. Australia : Allen & Unwin

Umar, Husein.2003. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tanggal 8 Juli 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tanggal 16 Mei 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tanggal 28 Januari 2010, tentang Pengelolaan dan Penyelanggaraan Pendidikan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012, tentang Kerangka


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendidikan, Senioritas dan Komitmen Kerja terhadap Kinerja Dosen di Politeknik Negeri Medan

6 109 196

Persepsi Mahasiswa Tentang Disiplin Kerja Dosen Program Studi Manajemen Pendidikan

0 6 72

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, KOMPETENSI, DAN PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA SEKOLAH Kontribusi Kepemimpinan, Motivasi, Kompetensi, Dan Pendidikan Terhadap Kinerja Sekolah (Studi Kasus SMP Se Kab. Sragen).

0 1 15

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, KOMPETENSI, DAN PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA SEKOLAH Kontribusi Kepemimpinan, Motivasi, Kompetensi, Dan Pendidikan Terhadap Kinerja Sekolah (Studi Kasus SMP Se Kab. Sragen).

0 1 19

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KOMPETENSI MENGAJAR DOSEN DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN BELAJAR PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KOMPETENSI MENGAJAR DOSEN DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIK

0 1 18

TRY OUT ANGKET PERSEPSI MAHASISWA TENTANGKOMPETENSI MENGAJAR DOSEN, KUALITAS PELAYANAN,KEPUASANBELAJAR PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KOMPETENSI MENGAJAR DOSEN DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNT

0 1 61

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) TERHADAP PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA (Survei pada program studi di universitas pendidikan indonesia).

0 2 66

PERSEPSI LULUSAN TENTANG EFEKTIFITAS MANAJEMEN PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN VOKASI PROGRAM DIPLOMA III POLITEKNIK.

0 1 76

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DALAM KUALITAS | Karya Tulis Ilmiah

0 0 38

PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL DOSEN MENUJU KUALITAS PENDIDIKAN TINGGI AGAMA HINDU DAN SUMBER DAYA MANUSIA HINDU

0 0 16