PENGARUH KOMPOSISI SUBSTRAT DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KECERNAAN SERAT KASAR, RETENSI NITROGEN DAN ENERGI METABOLISME PRODUK CAMPURAN LIMBAH JUS JERUK DAN TEPUNG DARAH YANG DIFERMENTASI DENGAN COCKTAIL MIKROBA.

PENGARUH KOMPOSISI SUBSTRAT DAN LAMA FERMENTASI
TERHADAP KECERNAAN SERAT KASAR, RETENSI NITROGEN DAN
ENERGI METABOLISME PRODUK CAMPURAN LIMBAH JUS JERUK
DAN TEPUNG DARAH YANG DIFERMENTASI DENGAN COCKTAIL
MIKROBA

Oleh :

LILI ANGGRAINI
1010612025

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014

1

KECERNAAN SERAT KASAR, RETENSI NITROGEN DAN ENERGI
METABOLISME PRODUK CAMPURAN LIMBAH JUS JERUK DAN
TEPUNG DARAH YANG DIFERMENTASI DENGAN COCKTAIL

MIKROBA

Lili Anggraini, dibawah bimbingan
Prof. Dr. Ir. Yetti Marlida, M.S dan Dr. Ir. Suslina A. Latif, M.S
Program Studi Ilmu Peternakan Fakultas Peternakan
Universitas Andalas Padang, 2014

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecernaan serat kasar, retensi
nitrogen, dan energi metabolisme produk LJJTDF. Penelitian dilaksanakan dikandang
unit ternak unggas UPT Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang. Metode
yang digunakan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial
dengan 2 faktor yaitu A (komposisi substrat) dan B (lama fermentasi), 3 ulangan.
Faktor A terdiri dari ; A1 (limbah jus jeruk 90 % + tepung darah 10 %), A2 (limbah
jus jeruk 80 % + tepung darah 20 %), A3 (limbah jus jeruk 70 % + tepung darah 30
%). Faktor B terdiri dari ; B1 (3 hari), B2 (5 hari), B3 (7 hari). Parameter yang
diamati adalah kecernaan serat kasar, retensi nitrogen dan energi metabolisme. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi anta komposisi substrat dan
lama fermentasi terhadap kecernaan serat kasar, retensi nitrogen dan energi
metabolisme LJJTDF. Kecernaan serat kasar LJJTDF memberikan pengaruh yang

berbeda sangat nyata (P0,05). Adapun
energi metabolisme pada faktor A memberikan pengaruh berbeda tidak nyata
(P>0,05) dan faktor B memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P>0,05). Pada
penelitian ini dapat disimpulkan kecernaan serat kasar tertinggi diperoleh pada
perlakuan A3 (70% limbah jus jeruk+30% tepung darah) dengan B2 (5 hari) yaitu
45.73 %, retensi nitrogen pada perlakuan A3(70% limbah jus jeruk+30% tepung
darah) dengan perlakuan B3 (7 hari) yaitu 67,93%, dan energi metabolisme pada
perlakuan A2 (80% limbah jus jeruk + 20% tepung darah) dengan perlakuan B2 (5
hari) 3692,47 kkal/kg.

Kata kunci: limah jus jeruk, fermentasi, serat kasar, retensi nitrogen, energi
metabolisme.
5

-I.PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang
Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu usaha
peternakan. Pakan yang baik diperlukan untuk mendapatkan produksi yang bagus
seperti jagung, bungkil kedelai dan tepung ikan. Namun diketahui bahan-bahan pakan

tersebut merupakan bahan baku impor yang memiliki harga yang cukup tinggi.
Penggunaan komponen impor ini dapat dikurangi melalui penggunaan sumberdaya
lokal, antara lain dengan memanfaatkan limbah pertanian/perkebunan sebagai pakan
ternak yang ketersediaannya cukup melimpah, mudah didapat, tersedia dengan cumacuma dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. Salah satu limbah perkebunan
yang dapat dimanfaatkan adalah limbah jus jeruk. Didalam jeruk terdapat suatu zat
anti kanker yang disebut dengan carotenoid. Warna carotenoid inilah yang membuat
jeruk berwarna orange dan dikenal sebagai sumber vitamin C. Selain mengandung
vitamin C jeruk juga mengandung vitamin A, B1, B2, pektin 15 – 25% dari berat
kering, dan minyak atsiri yang dapat meningkatkan nafsu makan dan menambah cita
rasa pada makanan (Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2008).
Data BPS (2010), produksi jeruk di Sumatera Barat adalah 31.740 ton/tahun
dan untuk Indonesia adalah 2.028.904 ton/tahun buah jeruk. Mahata (2008),
menyatakan bahwa hasil survey yang telah dilakukan di Kota Padang terdapat lebih
kurang 40 counter minuman sari buah. Sementara itu hasil survey yang baru
dilakukan pada beberapa counter minuman sari buah yang ada di Siteba (Padang),
untuk satu counter tersebut menghasilkan limbah jus jeruk 1-3 kg/hari. Apabila
11

mengacu kepada hasil survey Mahata (2008) diprediksikan limbah jus setiap harinya
dihasilkan sekitar 40-120 kg/hari. Dalam satu bulan akan dihasilkan limbah jus

sekitar 1.200-3.600 kg atau sama dengan 3,6 ton, dan perhitungan ini belum termasuk
limbah jus yang dihasilkan dari rumah makan atau restoran.
Murni dkk (2008) limbah jus jeruk adalah kulit bagian dalam, biji dan kulit
bagian luar dari buah jeruk (Citrus sp) yang pada umumnya dibuang pada saat
pembuatan jus jeruk. Kandungan zat – zat makanan yang terdapat dalam limbah jus
jeruk adalah bahan kering 90,1%, protein kasar 6,5%, serat kasar 22,76%, lemak
kasar 3,4%, dan abu 7,7%. Oluremi dkk (2006) limbah kulit jeruk hanya dapat
digunakan sampai 15% dalam ransum broiler tanpa mempengaruhi performanya. Hal
ini karena limbah jus jeruk mengandung serat kasar yang tinggi (22,76%) dan protein
kasar yang rendah (6,5%) dan sejumlah zat anti nutrisi (flavanoid dan tanin),
sehingga terbatas penggunaanya sebagai pakan unggas. Untuk meningkatkan
kandungan protein dalam ransum unggas, maka diperlukan suatu bahan yang kaya
akan protein.
Dalam fermentasi menggunakan mikroba dibutuhkan sumber karbon (C) dan
nitrogen (N). Karbon (C) diperoleh dari limbah jus jeruk dan nitrogen (N) dapat
diperoleh dari tepung darah.
Tepung darah merupakan limbah dari rumah potong hewan yang banyak
digunakan oleh pabrik pakan karena protein kasarnya tinggi. Komposisi gizi tepung
darah adalah sebagai berikut : bahan kering 90,00%, abu 4,00%, protein 85,00%,
lemak 1,60% dan serat kasar 1,00% (Donkoh dkk, 1999). Kandungan protein tepung

darah tergolong tinggi berkisar 85%, namun sulit dicerna sehingga pemberian dalam
12

ransum ternak unggas dibatasi sekitar 5%, rendahnya kecernaan tepung darah
disebabkan kuatnya ikatan disulfide yang menghubungkan satu asam amino dengan
asam amino lainya. Menurut Donkoh et al. (1999) tepung darah adalah sumber
protein hewani karena mengandung protein yang tinggi yaitu lebih dari 80% dan
memiliki kandungan asam amino esensial yang cukup lengkap yaitu asam amino
lisin, metionin, dan triptopan yang cukup tinggi, oleh karena itu tepung darah dapat
dimanfaatkan sebagai penyusun ransum.
Pengolahan teknologi fermentasi merupakan upaya untuk meningkat protein
kasar dan menurunkan kandungan serat kasar. Fermentasi dilakukan dengan
menggunakan cocktail mikroba (Bacillus NG2, Aspergillus niger, dan Saccharomyces
cerevisiae), dimana ketiga jenis mikroba ini diharapkan dapat saling membantu dalam
menghasilkan enzim untuk merombak makromolekul menjadi mikromolekul seperti
sellulosa menjadi glukasa didalam campuran limbah jus jeruk dan tepung darah.
Frazier

and


Westhoff

(1989)

menyebutkan

bahwa

bacillus

dapat

menghasilkan enzim protease, lipase, amilase dan antibiotika pada proses
enzimatiknya yang berguna untuk peningkatan protein dan penguraian lemak menjadi
asam lemak dan gliserol serta memecah pati menjadi glukosa sederhana. Aspergillus
memiliki kemampuan sangat baik untuk membusukkan materi tanaman, produksi
asam laktat membuat lingkungannya bersifat asam dan mengganggu pertumbuhan
beberapa bakteri merugikan, dapat menghasilkan enzim sellulase yang berguna untuk
menurunkan serat kasar (Fardiaz, 1992). Sedangkan Sadikin (2002) menambahkan
saccharomyces cerevisiae dapat tumbuh dalam larutan yang pekat misalnya larutan

gula atau garam, menyukai suasana asam dan adanya oksigen serta dapat
13

menghasilkan enzim sellulase yang berguna memecah selulosa menjadi glukosa
sederhana dan memberikan cita rasa khas pada hasil fermentasi nantinya.
Suatu produk belum dapat dikatakan berkualitas jika belum dilakukan
pengujian kecernaan. Pada ternak unggas uji kecernaan dilakukan dengan menguji
kemampuan ternak unggas dalam memetabolisme zat-zat makanan. Berdasarkan
uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai “Pengaruh Komposisi
Substrar dan Lama Fermentasi Terhadap Kecernaan Serat Kasar, Retensi Nitrogen
dan Energi Metabolisme Produk Campuran Limbah Jus Jeruk dan Tepung Darah
yang Difermentasi dengan Cocktail Mikroba”.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh komposisi substrat dan lama fermentasi terhadap
kecernaan serat kasar, protein kasar dan energi termetabolis produk fermentasi limbah
jus jeruk dan tepung darah menggunakan cocktail mikroba (NG2, Aspergillus niger,
Saccharomyces cerevisiae) pada ternak unggas.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kombinasi terbaik
komposisi substrat dan lama fermentasi campuran limbah jus jeruk dengan tepung

darah menggunakan cocktail mikroba (NG2, Aspergillus niger, Saccharomyces
cerevisiae) terhadap kecernaan serat kasar, retensi nitrogen dan energi metabolisme.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadikan limbah jus jeruk dan tepung
darah yang difermentasi menggunakan cocktail mikroba menjadi pakan alternatif
pada ternak unggas
14

1.5 Hipotesis Penelitian
Adanya interaksi antara komposisi substrat (campuran limbah jus jeruk dan
tepung darah) dengan lama fermentasi terhadap kecernaan serat kasar, retensi
nitrogen dan energi metabolisme.

15

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN ONGGOK FERMENTASI DENGAN Bacillus amyloliquefaciens DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN SERAT KASAR, RETENSI NITROGBN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI METABOLISME AYAM BROILER.

0 0 6

PENGARUH KETEBALAN SUBSTRAT CAMPURAN LIMBAH SARI BUAH YANG DI FERMENTASI DENGAN “Trichoderma viridae” TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN KASAR, SERAT KASAR, DAN SELULOSA.

0 0 12

PENGARUH KOMPOSISI INOKULUM Phanerochaete chrysosporium DAN Neurospora crassa TERHADAP PERUBAHAN FRAKSI SERAT DAN KECERNAAN SERAT KASAR DARI CAMPURAN LIMBAH BUAH DURIAN FERMENTASI.

0 0 6

PENGARUH FERMENTASI CAMPURAN LIMBAH BUAH DURIAN DAN AMPAS TAHU DENGAN Phanerochaete chrysosporium DAN Neurospora crassa TERHADAP PERUBAHAN PROTEIN KASAR, SERAT KASAR DAN RETENSI NITROGEN.

0 0 6

PENGARUH KOMPOSISI SUBSTRAT YANG DIFERMENTASI DENGAN Penicillium sp TERHADAP KONSUMSI PROTEIN, RETENSI NITROGEN DAN KECERNAAN SERAT KASAR AYAM BROILER.

0 0 7

PENGARUH KOMPOSISI SUBSTRAT CAMPURAN TONGKOL JAGUNG DAN BLONDO DIFERMENTASI DENGAN Trichoderma harzianum TERHADAP PROTEIN KASAR, LEMAK KASAR DAN KECERNAAN PROTEIN IN-VITRO.

0 0 6

PERBANDINGAN KECERNAAN SERAT KASAR, ENERGI METABOLIS DAN RETENSI NITROGEN DEDAK FERMENTASI DENGAN DAN TANPA FERMENTASI PADA BROILER.

0 0 6

PENGARUH KOMPOSISI SUBSTRAT TONGKOL JAGUNG DAN BLONDO YANG DIFERMENTASI DENGAN Trichoderma harzianum TERHADAP BAHAN KERING, SERAT KASAR DAN BETN.

0 0 6

KANDUNGAN AIR, PROTEIN KASAR, SERAT KASAR, CAMPURAN EMPULUR SAGU DAN AMPAS TAHU YANG DIFERMENTASI DENGAN TEPUNG ONCOM PADA BEBERAPA DOSIS INOKULUM DAN LAMA FERMENTASI.

0 0 6

Pengaruh Dosis Inokulum dan Lama Fermentasi Campuran Dedak Padi dan Darah dengan Bacillus amyloliquefaciens terhadap Kandungan Serat Kasar, Kecernaan Serat Kasar dan Energi Metabolisme The Effect of Innocullum Dosage and Fermentation Period of Mixtured Ri

0 1 6