UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN MEKRSARI 3 CIMANGGIS DEPOK.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 5
E. Definisi Operasional ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar ... 10
B. Pembelajaran IPA di SD ... . 12
C. Metode Demonstrasi ... 17
D. Perubahan Wujud Benda ... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27
A. Metode Penelitian ... 27
B. Model Penelitian ... 28
C. Subyek dan Lokasi Penelitian ... 30
D. Prosedur Penelitian ... 31
E. Instrumen Penelitian ... 34
F. Pengolahan dan Analisis Data ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
(2)
1. Siklus 1 ... 39
a. Perencanaan Tindakan ... 39
b. Pelaksanaan Tindakan ... 40
c. Observasi ... 44
d. Refleksi ... 48
2. Siklus 2 ... 50
a. Perencanaan Tindakan ... 50
b. Pelaksanaan Tindakan ... 51
c. Observasi ... 54
d. Refleksi ... 58
B. Pembahasan ... 60
1. Hasil Belajar Siswa ... 61
2. Aktivitas Guru ... 62
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 61
A. Simpulan ... 62
B. Rekomendasi ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 64
(3)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan yang terjadi pada sistem pendidikan Indonesia telah banyak mengalami perubahan yang sangat pesat sehingga mempunyai dampak yang kuar biasa dengan pendidikan kita, terjadinya pembaharuan-pembaharuan pada dunia pendidikan membawa pengaruh besar pada dunia pendidikan.
Sejalan dengan kemajuan pendidikan maka terus berubah dengan cara berfikir dan dapat diterapkan oleh guru-guru untuk menemukan metode dan media-media yang tepat dalam mengajar sehingga menjadikan generasi bangsa yang berpotensi dan berkualitas. Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem pendidikan yang mencangkup seluruh komponen yang ada. Pembangunan bidang pendidikan barulah ada artinya dalam pendidikan dapat dimanffatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia yang sedang membangun.
Pada hakekatnya proses kegiatan belajar merupakan kegiatan timbal balik anatara guru dan siswa, oleh karena itu guru merupakan hal terpenting pada saat proses mengajar namun guru bukan satu-satunya sumber untuk mendapatkan ilmu. Belajar yang lebih menyenangkan dan efektif merupakan tanggung jawab guru untuk mengatur proses
(4)
Memberikan pengalaman kepada siswa dengan melibatkan langsung merupakan penglaman yang luar biasa bagi mereka dengan melakukan percobaan, permainan, sampai menemukan sesuatu yang bermakna bagi siswa. Pada sekolah dasar pelajaran yang tepat untuk melakukan percobaan adalah pelajaran IPA.
Pembalajaran IPA kelas IV disusun dan dilaksanakan berdasarkan kurikulum tersebut berisi tentang kemampuan-kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa dalam pelajaran IPA, kemampuan yang harus ditekankan anatara lain produk, sikap, nilai, dan moral.
Kemampuan yang dimiliki siswa bukan tampak adanya proses yang dilakukan pada kegiatan sehari-hari siswa, proses dilakuakn dengan pengenalan, latihan serta belajar terus menerus sehingga proses tidak tahu menjadi tahu dan pada dasarnya kemampuan dan perkembangan siswa berbeda-beda dalam menerima materi. Tugas guru dalam mengajar harus mencari metode, media yang tepat agar tercapainya tujuan pelajaran sehingga terjadinya pelajaran yang menyenangkan.
Pada kenyataannya dilihat dari hasil belajar siswa masih terjadi nilai rendah pada pelajaran IPA di SDN Mekarsari 3. Sebagian dari siswa nilai rata-rata mereka belum mncapai KKM, ada beberapa sebab yang terjadi. Mengapa pelajaran IPA bisa terjadi hal demikian sehingga perlu mendapatkan perhatian bagi guru dan pihak sekolah, penyebabnya adalah guru masih melakukan pelajaran secara klasikal dan belum bervariasi dalam pelajaran ke siswa, guru tidak mengajak langsung siswa melakukan
(5)
ekperimen, pada pelajaran IPA siswa tidak menemukan sendiri hasil pelajaran namun masih disrahkan oleh guru, dan guru kurang tepat menggunakan media dan pendekatan yang sesuai.
Guru sekarang ini harus bisa menerpkan metode atau media yang tepat untuk materi yang akan disampaikan, sehingga pelajaran yang siswa terima jadi bermakna dan dapat memudahkan memahami konsep-konsep yang terdapat pada materi yang akan disampaikan.
Upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA salah satunya dengan menggunakan metode demonstrasi yang mendukung siswa untuk mudah memahami pelajaran. Demonstrai merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu untuk mencapai jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran.
Perubahan merupakan suatu proses hal terpenting dalam belajar setelah melakukan observasi yang dilaksanakan di SDN Mekarsari 3 maka kemampuan siswa pada pelajaran IPA di kelas IV kurang
(6)
memahamikonsep IPA, maka dengan dasar itu pula penulis tertarik untuk melakuakn penelitian tindakan kelas (PTK) untuk mencari solusi atas permasalahan yang ada di SD yang terkait dengan hasil belajar siswa menggunakan metode demonstrasi pada materi perubahan wujud benda.
Dengan latar belakang masalah diatas peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA tentang perubahan wujud benda dengan menggunakan metode demonstrasi di kelas IV SDN Mekarsari 3 Cimanggis Depok”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dihadapi maka rumusan masalah sebagi berikut :
1. Bagamana pelaksanaan metode demonstrasi pada pelajaran IPA di SDN
Mekarsari 3 di kelas IV pada materi perubahan wujud benda?
2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas IV di SDN Mekarsari 3 pada materi perubahan wujud benda dengan menggunakan metode demonstrasi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam rangkah pelajaran IPA dengan materi perubahan wujud benda di SDN Mekarsari 3 Cimanggis Depok. Adapun tujuan penelitain sebagai berikut :
(7)
1. Untuk mengetahui penggunaan metode demonstrai pada pelajaran IPA dengn mateeri perubahan wujud benda kelas IV di SDN Mekarsari 3.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunaka metode demonstrasi pada pelajaran IPA dengan materi perubahan wujud benda kelas IV di SDN Mekarsari 3.
D. Manfaat Penelitian
1. Guru dapat memberikan masukan kepada guru-guru SD tentang informasi metode yang sesuai dengan pelajaran IPA yang digunakan pada saat belajar.
2. Siswa diharapkan dapat meningkatkan prestasi pada pelajaran IPA.
3. Guru memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk
mengambil kebijakan di sekolah tersebut.
E. Definisi Operasional
1. Belajar
Belajar merupakan proses tidak tahu menjadi tahu, belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan, belajar yang dilakukan siswa sedangkan mengajar yang dilakukan oleh guru sebagai pengajar yang diantaranya terjadi interaksi. Kemampuan yang dimiliki
(8)
siswa dari proses belajar harus bisa mendapatkan hasil belajar dengan melaluikreatifitas.
Pengertian belajar menurut Oemar Hawalik (1994:69) dalam Asep Herry Hernawan (2007:3) menyatakan”Pembealajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangkah mencapai tujuan”.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif karena dapat membantu siswa menemukan jawaban sendiri berdasarkan data atau fakta yang benar. Pada metode demonstrasi merupakan metode dengan memperagakan dan menunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi benda tertentu baik sebenarnya maupun tiruan. Pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan guru selama pelajaran berlangsung.
Menurut Roetiyah(2008:83) adalah dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.
(9)
Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperlihatkan guru selama perlajran berlangsung.
Metode ini tidak bisa lepas dari penjelasan guru, walau demikian metode ini siswa hanya memperhatikan akan tetapi pada saat pelaksanaan penyajian bahan atau barang pelajaran akan lebih kongkret, sehingga mudah dipahami oleh siswa, metode demonstrasi digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
3. Pembelajaran IPA
Proses berpikir yang berkembang melalui tahap-tahap daur belajar ini mendorong perkembangan berpikir sietik-deduktif, kritis, kemampuan menalar dan berpikir ilmiah pada anak.
Pelajaran IPA lebih menekankan kepada praktek langsung yang akan membuat siswa senagn dan mudah dipelajari, karena siswa dapat belajar mengenal lingkungan. Pada pelajar ini diharapkan siswa dapat lebih menghargai lingkungan.
4. Perubahan Wujud Benda
1. Sifat-sifat Benda
Dapat digolongkan menjadi beberapa jenis benda disekitar kita. benda-benda dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu :
a. Benda padat contohnya, meja, kursi, lemari, batu dan lain-lain b. Benda cair contohnya, oli, sirup, air dan lain-lain
(10)
2. Perubahan Wujud Benda
Benda padat, benda cair, dan benda gas bila terkena panas atau dingin dengan suhu tertentu dapat berubah wujud. Kertas dibakar berubah menjadi abu. Air yang terkena suhu panas berubah menjadi uap. Air yang terkena suhu dingin berubah menjadi es dan uan air yang terkena suhu dingin berubah menjadi air (embun)
Perubahan wujud benda terdiri dari mencair, membeku, menguap, mengembun dan menyublin, adapun penjelasan sebagai berikut :
a. Mencair
Mencair adalah peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi cair. Contohnya es dipanaskan berubah menjadi air.
b. Membeku
Membeku adalah peristiwa perubahan wujud cair menjadi padat. Contohnya air yang didinginkan (dimasukan ke dalam freezer) akan membeku menjadi es.
(11)
Menguap adalah peristiea perubahan wujud dari cair menjadi gas. Contohnya pakaian yang basah setelah dijemur menjadi kering.
d. Mengembun
Mengembun adalah peristiwa perubahan wujud gas menjadi cair. Contoh gelas yang berisi es dingin bagian luarnya terdapat titik air.
e. Menyublin
Menyublin adalah peristiwa perubahan wujud padat menjadi gas atau sebaliknya. Contohnya kapur barus.
(12)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah tindakan kelas (PTK). Dengan ini dapat digunakan untuk mengkaji masalah-masalah yang terdapat dikelas sehingga proses pembelajaran yang inovatif dapat tercapai tujuan penelitian.
Berikut menurut Suharsimi Arikunto (2010: ...) penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan kelas suatu pengamatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang disengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.
Menurut Mc. Niff (1992) dalam Kusuma dan Dwitagama (2012:8)
“Memandang hakikat PTK adalah sebagai bentuk penelitian reflektif
yang dilakukan oleh gurusendiri yang hasilnya dapat
dimanfaatkansebagai alat untuk mengembangkan keahlian mengajar, PTK merupakan penelitian tentang untuk dan masyarakat atau kelompok sasaran dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi dan
kolanoratif antara peneliti dan kelompok sasaran”.
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi siswa dalam mengajar. PTK ini biasanya dilakukan pada daerah yang sempit yaitu kelas guna untuk meningkatkan hasil belajar siswa, penelitian ini dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan bertanggung jawab pada kelas yang diajarkan.
Penelitian ini dilakukan dengan sengaja oleh guru dan untuk melakukan penelitian tersebut maka guru berkerjasama dengan guru lain
(13)
sebagai teman yang memotivasi agar penelitian berjalan dengan baik dan hasilnya menjadi acuan untuk mengajar.
B. Model PTK
Menurut model Kemmis dan Mc Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang dikenalkan Kurt Lewin. Dalam pelaksanaannya penelitian telah mempunyai seperangkat rencana atau tindakan yang didasarkan pada pengalaman sehingga dapat langsung memulai tahap tindakan. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:17) satu siklus terdiri dari empat langkah yaitu (1) perencanaan (2) pelaksanaan (3) pengamatan (4) refleksi. Untuk PTK dilaksanakan paling sedikit dua siklus, satu siklus dapat diuraikan :
1. Perencanaan
Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika akan memulai tindakannya. Adapun uraian harus dikemukan adalah menyusun sebuah rancangan kegiatan, siswanya akan diapakan. Supaya perencanaan ini lengkap dan difahami oleh siswa guru membuat semacam panduan yang mengambarkan (a) apa yang harus dilakukan siswa, (b) kapan dan berapa lama dilakukan, (c) diamana dilakukan, (d) jika diperlukan peralatan atau sarana ujudnya apa dan (e) jika sudah selesai apa tindak lanjutnya.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah implentasi dari perencanaan yang sudah dibuat, untuk itu guru harus memperhatikan hal-hal (a) apakah ada keseuaian
(14)
antara pelaksanaan dan perencanaan, (b) apakah proses tindakan yang dilakukan siswa cukup lancar, (c) bagaimana situasi proses tindakan, (d) apakah siswa-siswa melaksanakan dengan semangat dan (e) bagaimana hasil keseluruhan dari tindakan itu.
3. Pengamatan
Pengamatan adalah proses mencermati jalannya tindakan. Hal-hal yang sudah disebutkan dalam pelaksanaan.
4. Refleksi
Refleksi atau dikenal dengan peristiwa perenungan adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh guru maupun siswa. guru merenungkan dan membanyangkan kembali peristiwa yang sudah lampau yaitu tindakan yang sudah berlangsung. Adanya model PTK akan lebih memudahkan guru untuk menentukan penelitian yang akan dilaksanakan oleh guru. tahapan demi tahapan dilaksanakan dengan baik oleh guru untuk mengetahui hasil yang akan dicapai sesuai dengan perencanaan.
Sesuai dengan model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart sebagai berikut :
(15)
Siklus I
Siklus I
Gambar 3.1 Desain PTK Kemmis dan Mc Taggart
C. Subyek Penelitian dan Lokasi Penelitian a. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Mekarsari 3 Cimanggis Depok. Adapun yang berpartisipasi pada kegiatan ini teman sejawat.
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Hasil
Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan
(16)
b. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di SDN Mekarsari 3
Kecamatan Cimanggis Depok. Pada bulan September–Desember.
Dipilihnya sekolah ini karena sekolah ini termaksud tempat peneliti mengajar, sehingga memungkinkan penelitian ini dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
D. Prosedur Penelitian
Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan tahapan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan Penelitian, meliputi : 1. Penentuan sekolah untuk penelitian
2. Menjalin kerjasama dengan guru lain untuk menjadi observer
3. Menelaah materi yang akan disampaikan yaitu perubahan wujud benda
4. Menyusun RPP sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
5. Merumuskan metode dan pendekatan yang akan digunakan dalam
pembelajaran
6. Menelaah segala hambatan dan kesulitan selam pelaksanaan 7. Menyiapkan alat peraga yang akan dipakai saat pembelajaran
8. Menyusun dan menyiapkan alat evaluasi. Yaitu berupa lembar observer dan lembar tugas siswa.
(17)
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan peneliti memakai dua siklus yaitu pada bulan November. Pada siklus I pada tanggal 20 November 2012 dan siklus II pada tanggal 27 November 2012. Pada tahapan ini peneliti melakukan penelitian pada tiap siklusnya dengan mengadakan observasi, evaluasi serta refleksi dari kegiatan untuk diperbaiki pada siklus II
c. Tahapan Observasi
Observasi (pengamatan) merupakan salah satu alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini. Observasi digunakan peneliti untuk melihat semua kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas selama pelaksanaan tindakan. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dalam penelitian.
observasi adalah Semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan
terencana maupun akibat sampingannya.”
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa melalui kegiatan observasi peneliti dapat mengetahui seberapa besar kinerja guru dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, serta untuk mengumpulkan atau merekam data yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Tahap analisis dan refleksi adalah tahap dimana peneliti melakukan pemeriksaan terhadap semua informasi yang telah berhasil dikumpulkan
(18)
pada tahap wawancara, observasi, dan catatan lapangan. Informasi yang telah berhasil dikumpulkan tersebut selanjutnya harus diurai, diuji, dan dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya, kemudian dikaitkan dengan teori tertentu atau hasil penelitian yang relevan. Melalui proses refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan mendalam.
Tahap analisis dan refleksi dalam penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan merupakan bagian penting karena melalui refleksi peneliti dapat memahami dan mendapat gambaran yang jelas tentang proses dan hasil yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang telah dilakukan pada pokok bahasan perubahan wujud melalui penerapan model demontrasi Hasil dari kegiatan refleksi merupakan sumber untuk pelaksanaan tindakan berikutnya.
E.Instrumen Penelitian
Untuk menunjang Instrument dalam penelitian ini (PTK) menggunakan metode demonstrasi . Ada dua data yang diperlukan yaitu data tes dan non tes.
Instrument yang digunakan sebagai berikut:
1. Instrument Tes
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk lembar tes, yaitu dalam bentuk soal lembar kerja siswa dan soal pilihan ganda.
2. Instrumen Non Tes
(19)
a) Observasi Dalam penelitin ini kegiatan yang perlu diobservasikan adalah aktivitas guru dan siswa mulai dari awal sampai akhir pembelajaran. Proses yang dicapai atau mencatat kejadian yang sedang berlangsung.
b) Wawancara, untuk mengetahui pengumpulan data yang diperlukan guru
yang hanya diungkapkan oleh siswa untuk mengetahui ide-ide, pendapat atau pikiran mereka untuk perbaikan pembelajaran.
Tabel 3.1 Format Observasi Aktivitas Guru
No Aspek yang diobservasikan Skor
1 2 3 4
Kegiatan Awal
1 Guru membuka pelajaran dan melakukan
pengelolahan kelas (mengecek kehadiran siswa, berdoa,memusatkan perhatian siswa untuk belajar)
2 Guru memberikan apersepsi dengan memberikan
pertanyaan yang dapat membangun pengetahuan awal siswa tentang materi pembelajaran 3 Guru menyampaikan indikator yang akan dicapai
oleh siswa melalu proses pembelajaran
menggunakan metode demonstrasi
4 Guru menggunakan alat peraga dalam
menjelaskan materi yang akan disampaikan
5 Guru menyiapakan lember kerja siswa (LKS)
6 Guru menerapkan metode demonstrasi
Kegiatan Inti
1 Guru menyiapkan bahan-bahan yang akan
digunakan dalam demonstrasi
2 Guru membagikan kelompok dengan mengunakan
permainan angkah
3 Guru menyampaikan tugas yang akan dikerjakan selama proses demonstrasi
4 Guru melakukan demonstrasi benda padat
(menimbang batu dengan ukuran kecil dan besar)
5 Guru meminta bantuan siswa untuk memukul
benda padat
6 Guru melakukan demonstrasi benda cair
(menuangkan air dari gelas ke wadah)
7 Guru meminta perwakilan siswa untuk
menuangkan air dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah
(20)
8 Guru memberikan bahan kepada tiap kelompok untuk melakukan demonstrasi benda gas tentang benda gas
9 Guru meminta siswa untuk mengerjakan LKS
10 Siswa melaporkan hasil demonstrasi
Guru memberikan soal evaluasi
Kegiatan Akhir
1 Guru membimbing siswa membuat kesimpulan
dari hasil demonstrasi
2 Guru menutup kegiatan pelajaran
Kategori penilaian: 4= Baik sekali 3= Baik 2= sedang 1= Kurang
Jumlah hasil skor X100% Jumlah seluruh skor
F. Pengolahan dan Analisi Data
Pengumpulan data dilakukan disetiap siklus dimulai dari awal sampai dengan akhir tidakan siklus satu sampai siklus dua. Data yang diperoleh dianalisi pada setiap siklusnya dengan membuat presentase dan dibuat grafik. Hasil dari pengolahan data akan menjadikan bahan pembahasan. Data yang diperoleh dari hasil evaluasi menggunakan prosentase analisis data kualitatif
Dengan rumus �= ∑�� Χ ==∑∑((ƒiƒi..xxii)) k
keetteerraannggaann ::
x
(21)
x
xii == ddaattaa kkee ii
n
n == bbaannyayakk ddaattaa
f
fii == ffrreekkuueennssii ddaattaa
f
fii..xxii = = hahassiill peperrkkaalliiaann skskoorr dedennggaann frfreekkuueennssii sskkoorr yayanngg b
beerrssaannggkkuuttaann..
Pada tahap akhir ini penelitian dapat membuat kesimpulan sementara melalui hasil refleksi yang telah atau belum memuaska, untuk dilanjutkan pada tindakan selanjutnya.
(22)
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Simpulan
Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN Mekarsari 3 Cimanggis Depok, dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang perubahan wujud benda dapat diambi simpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi
perubahan wujud benda berjalan dengan baik karena dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa terhadap percobaan-percobaan yang mereka lakukan sendiri atau langsung mengamati. Dengan demikian metode demonstrasi memberikan nuasa baru pada siswa saat belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Adapun kendala yang di temukan di siklus I diantranya siswa menyalah gunakan bahan-bahan percobaan untuk bermain dengan temannya sehingga pada saat demonstrasi siswa tidak fokus dengan percobaan yang berlangsung dan guru hanya memperhatikan sebagian siswa. Selanjutnya pada siklus II terjadi peningkatan pada siswa karena pada saat pelaksanaan siswa sudah lebih fokus dan dapat mengamati setiap percobaan serta dapat mengambil kesimpulan dari hasil pengamatan mereka dan perhatian guru sudah tidak terfokus hanya sekelompok siswa.
2. Hasil belajar siswa pada materi menggunakan metode demonstrasi dengan materi perubahan wujud benda pada setiap siklusnya mengalami peningkatan.
(23)
Dapat dilihat dari data nilai pra siklus, yaitu menunjukkan rata-rata 61 Pada siklus 1 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai 66, dan terjadi peningkatan pada siklus 2 menjadi 77 Hal tersebut menunjukkan bahwa metode demonstrasi mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
B.Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tindakan kelas ini, maka peneliti menyampaikan rekomendasi yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan guru dalam proses pembelajarannya. Adapun rekomendasinya adalah sebagai berikut:
1. Untuk Guru
a. Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya menggunakan media yang tepat dan yang dapat menciptakan situasi dan kondisi yang menyenangkan, sehingga mendorong siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar.
b. Penggunaan metode demonstrasi hendaknya didukung dengan manajemen
kelas yang teratur, agar siswa dapat lebih tertib dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Guru harus mampu menciptakan percobaan yang lebih kreatif dan
menyenangkan lagi dalam setiap percobaan dengan menggunakan metode demonstrasi.
d. Penggunaan alat peraga harus tepat guna, agar dalam pelaksanaan demonstrasi tidak terjadi kesalahan konsep yang dipahami oleh siswa. 2. Partisipasi dari berbagai pihak diantaranya guru, kepala sekolah, orang tua,
(24)
lanjut pada pembelajaran IPA, sehingga pada pelajaran IPA tidak lagi membosankan kepada siswa tetapi menyenangkan.
(25)
DAFTAR PUSTAKA
Asep Herry Hernawan, (2007) dkk Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI Press Bandung
Didi Sukiyadi, dan dkk, (2006). Kurikulum dan Pembelajaran, Upi Press, Bandung
Dimyati, dan Mudjiono, (1994). Belajar Dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD Kelas IV,
Depdiknas, Jakarta
Fatoni. (Internet,http://id.shvong.com/social-sciences/education/2146624- prinsi-prinsi-metode-demonstrasi/#ixzz0aUGDhB)
Giyarto, (2012).Ilmu Pengetahuan Alam, Macana Jaya Cemerlang, Klaten Hamdani dan Hermana, (2008).Classroom Action Research, Rahayasa,
Hasibuan, Moedjiono, (1995). Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Mulyasa, (2008). Kulikulum Tingkat Satuan Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Roestiyah, (2008). Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta
Suharsimi Arikunto, (2010). Penelitin Tindakan. Aditya Media, Yogyakarta
Sunarto, (2007). Sains Sahabatku, Ganesa, Jakarta
Sukardjo dkk,(2009). Landasan Pendidikan, Rajagrafindo Persada, Jakarta
Wijaya dan Dedi Dwitagama, (2012). Penelitian Tindakan Kelas, PT Indeks, Jakarta
Tim Penyusun Upi, (2010) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Universitas Pendidikan Indonesia , Bandung
(1)
Suryanih , 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Tentang PerubahanWujud Benda Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Di Kelas Iv Sdn Mekrsari 3 Cimanggis Depok
8 Guru memberikan bahan kepada tiap kelompok untuk melakukan demonstrasi benda gas tentang benda gas
9 Guru meminta siswa untuk mengerjakan LKS 10 Siswa melaporkan hasil demonstrasi
Guru memberikan soal evaluasi Kegiatan Akhir
1 Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari hasil demonstrasi
2 Guru menutup kegiatan pelajaran
Kategori penilaian: 4= Baik sekali 3= Baik 2= sedang 1= Kurang
Jumlah hasil skor X100% Jumlah seluruh skor
F. Pengolahan dan Analisi Data
Pengumpulan data dilakukan disetiap siklus dimulai dari awal sampai dengan akhir tidakan siklus satu sampai siklus dua. Data yang diperoleh dianalisi pada setiap siklusnya dengan membuat presentase dan dibuat grafik. Hasil dari pengolahan data akan menjadikan bahan pembahasan. Data yang diperoleh dari hasil evaluasi menggunakan prosentase analisis data kualitatif
Dengan rumus �= ∑�� Χ ==∑∑(( ƒiƒi .. xxi i )) k
keetteerraannggaann ::
x
(2)
x
xii == ddaattaa kkee ii
n
n == bbaannyayakk ddaattaa
f
fii == ffrreekkuueennssii ddaattaa
f
fii..xxii = = hahassiill peperrkkaalliiaann skskoorr dedennggaann frfreekkuueennssii sskkoorr yayanngg b
beerrssaannggkkuuttaann..
Pada tahap akhir ini penelitian dapat membuat kesimpulan sementara melalui hasil refleksi yang telah atau belum memuaska, untuk dilanjutkan pada tindakan selanjutnya.
(3)
Suryanih , 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Tentang Perubahan Wujud Benda Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Di Kelas Iv Sdn Mekrsari 3 Cimanggis Depok
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Simpulan
Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN Mekarsari 3 Cimanggis Depok, dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang perubahan wujud benda dapat diambi simpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi perubahan wujud benda berjalan dengan baik karena dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa terhadap percobaan-percobaan yang mereka lakukan sendiri atau langsung mengamati. Dengan demikian metode demonstrasi memberikan nuasa baru pada siswa saat belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Adapun kendala yang di temukan di siklus I diantranya siswa menyalah gunakan bahan-bahan percobaan untuk bermain dengan temannya sehingga pada saat demonstrasi siswa tidak fokus dengan percobaan yang berlangsung dan guru hanya memperhatikan sebagian siswa. Selanjutnya pada siklus II terjadi peningkatan pada siswa karena pada saat pelaksanaan siswa sudah lebih fokus dan dapat mengamati setiap percobaan serta dapat mengambil kesimpulan dari hasil pengamatan mereka dan perhatian guru sudah tidak terfokus hanya sekelompok siswa.
2. Hasil belajar siswa pada materi menggunakan metode demonstrasi dengan materi perubahan wujud benda pada setiap siklusnya mengalami peningkatan.
(4)
Dapat dilihat dari data nilai pra siklus, yaitu menunjukkan rata-rata 61 Pada siklus 1 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai 66, dan terjadi peningkatan pada siklus 2 menjadi 77 Hal tersebut menunjukkan bahwa metode demonstrasi mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
B.Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tindakan kelas ini, maka peneliti menyampaikan rekomendasi yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan guru dalam proses pembelajarannya. Adapun rekomendasinya adalah sebagai berikut:
1. Untuk Guru
a. Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya menggunakan media yang tepat dan yang dapat menciptakan situasi dan kondisi yang menyenangkan, sehingga mendorong siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar.
b. Penggunaan metode demonstrasi hendaknya didukung dengan manajemen kelas yang teratur, agar siswa dapat lebih tertib dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Guru harus mampu menciptakan percobaan yang lebih kreatif dan menyenangkan lagi dalam setiap percobaan dengan menggunakan metode demonstrasi.
d. Penggunaan alat peraga harus tepat guna, agar dalam pelaksanaan demonstrasi tidak terjadi kesalahan konsep yang dipahami oleh siswa. 2. Partisipasi dari berbagai pihak diantaranya guru, kepala sekolah, orang tua,
(5)
Suryanih , 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Tentang Perubahan Wujud Benda Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Di Kelas Iv Sdn Mekrsari 3 Cimanggis Depok
lanjut pada pembelajaran IPA, sehingga pada pelajaran IPA tidak lagi membosankan kepada siswa tetapi menyenangkan.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Asep Herry Hernawan, (2007) dkk Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI Press Bandung
Didi Sukiyadi, dan dkk, (2006). Kurikulum dan Pembelajaran, Upi Press, Bandung
Dimyati, dan Mudjiono, (1994). Belajar Dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD Kelas IV,
Depdiknas, Jakarta
Fatoni. (Internet,http://id.shvong.com/social-sciences/education/2146624- prinsi-prinsi-metode-demonstrasi/#ixzz0aUGDhB)
Giyarto, (2012).Ilmu Pengetahuan Alam, Macana Jaya Cemerlang, Klaten Hamdani dan Hermana, (2008).Classroom Action Research, Rahayasa,
Hasibuan, Moedjiono, (1995). Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Mulyasa, (2008). Kulikulum Tingkat Satuan Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Roestiyah, (2008). Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta
Suharsimi Arikunto, (2010). Penelitin Tindakan. Aditya Media, Yogyakarta
Sunarto, (2007). Sains Sahabatku, Ganesa, Jakarta
Sukardjo dkk,(2009). Landasan Pendidikan, Rajagrafindo Persada, Jakarta
Wijaya dan Dedi Dwitagama, (2012). Penelitian Tindakan Kelas, PT Indeks, Jakarta
Tim Penyusun Upi, (2010) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Universitas Pendidikan Indonesia , Bandung