Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Metode Petak Omisi : Dasar Penetapan Pembatas Hara Tanah dan Efisiensi Nitrogen, Fosfor, dan Kalium pada Lahan Sawah Tadah Hujan T1 512011029 BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Luas lahan sawah non irigasi yang salah satunya lahan sawah tadah hujan di
Indonesia mencapai 3,36 juta ha atau 41,35 % total luas lahan sawah, sehingga
memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan produksi padi nasional
(BPS, 2014). Pengembangan Lahan sawah tadah hujan mendapat kendala dengan
cekaman kekeringan dan kesuburan tanah yang rendah yang mengakibatkan
rendahnya produktivitas padi sawah tadah hujan tanpa pengelolaan hara yang
tepat.
Menurut hasil survey yang dilakukan Fagi dan Kartaatmadja (2002)
menunjukkan bahwa padi varietas lokal yang ditanam dengan sistem gogo rancah
secara tradisional pada lahan sawah tadah hujan menghasilkan 1,8 – 3,1 t ha-1
sedangkan pada keadaan yang sama, ditanam dengan teknologi yang modern
menghasilkan 4,0 – 6,1 t ha-1. Salah satu teknologi modern yang dapat digunakan
melalui pemupukan berimbang.
Pemupukan berimbang adalah pengelolaan hara spesifik lokasi, bergantung
pada lingkungan setempat, terutama tanah. Konsep pengelolaan hara spesifik
lokasi mempertimbangkan kemampuan tanah menyediakan hara secara alami dan
pengembalian hara yang digunakan pada pertanaman sebelumnya (Dobermann
dan Fairhurst, 2000; Witt dan Dobermann, 2002). Pengelolaan hara spesifik lokasi
berupaya menyediakan hara bagi tanaman secara tepat, baik jumlah, jenis,
maupun waktu pemberiannya, dengan mempertimbangkan kebutuhan tanaman,
dan kapasitas lahan dalam menyediakan hara bagi tanaman (Makarim et al.,
2003).
Kemampuan tanah menyediakan hara secara alami penting dikelola dengan
maksimal untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan menjaga
keseimbangan hara dalam tanah. Hukum Minimum Van Liebig’s menyatakan
dimana unsur hara yang berada dalam kondisi kurang merupakan pembatas
produksi. Pemupukan yang didasarkan kondisi hara yang kurang dalam tanah
akan menghasilkan hasil panen yang optimum karena tercapainya keseimbangan
hara.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan
tanah menyediakan hara secara mudah, murah dan dapat dikerjakan sendiri oleh
petani yaitu melalui petak omisi (omission plot). Petak omisi dilakukan untuk
mengetahui kemampuan tanah secara alami menyediakan hara bagi tanaman dan
melihat respon tanaman terhadap pemupukan yang mempertimbangkan faktorfaktor lain yang mempengaruhi ketersediaan unsur hara secara alami (Fairhurst et
al., 2007).
Pemupukan berimbang melalui petak omisi dilakukan untuk mengetahui
pembatas hara N,P, dan K dalam tanah yang menjadi acuan dalam pemupukan
berimbang. Pupuk N,P, dan K merupakan unsur hara yang sangat penting dalam
budidaya pertanian. Kekurangan hara N, P, dan K dapat menurunkan
pertumbuhan maupun hasil produksi sedangkan kelebihan salah satu hara tersebut
akan menurunkan kadar hara lainnya dalam tanah. Penetapan kebutuhan pupuk
yang tepat akan meningkatkan hasil produksi dan efisiensi pemupukan.
Dari latar belakang diatas, kegiatan penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pembatas hara N, P, dan K pada tanaman padi secara tepat dengan
informasi pembatas hara melalui metode petak omisi (omission plot) di lahan
sawah tadah hujan.
1.2. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pembatas hara (N, P, dan K) dalam tanah terhadap hasil
panen tanaman padi di lahan sawah tadah hujan.
2. Menentukan efisiensi kebutuhan hara N, P, dan K bagi tanaman padi di
lahan sawah tadah hujan.
3. Mengetahui hubungan antara pembatas hara tanah dengan tingkat
efisiensi pemupukan N,P, dan K pada tanaman padi di lahan sawah
tadah hujan.
2
1.3. Model Hipotetik
Pengelolaan
Hara N, P, dan
K pada padi.
Pembatas hara
Tanah terhadap
Pertumbuhan dan
Hasil Panen Padi.
Efisiensi Pemupukan
N, P, dan K
1.4. Batasan Masalah
Permasalahan yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah
pengelolaan hara yang dimaksud berdasarkan :
1. Pembatas Hara N, P, dan K dalam tanah dengan melihat hasil panen
tanaman padi di lahan sawah tadah hujan.
2. Efisiensi kebutuhan pupuk N, P, dan K pada tanaman padi di lahan
sawah tadah hujan.
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka dilakukan
pembatasan masalah sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan di lahan sawah tadah hujan Desa Semawung, Kec.
Andong, Boyolali (lahan milik Bapak Sunardi) pada bulan Oktober
2014 – Februari 2015.
2. Bahan yang digunakan adalah tanaman padi varietas Situbagendit
3. Pupuk yang digunakan adalah Urea, SP-36, dan KCl.
4. Metode petak omisi yang digunakan Kontrol (-NPK), PK (-N), NP (-K),
NK (-P), N (-PK), dan NPK.
1.5. Signifikasi Penelitian
1. Dari segi ilmiah diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi informasi
dan pengetahuan pembatas hara N, P, dan K di Desa Semawung, Kec.
Andong, Boyolali.
2. Dari segi praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
acuan pemupukan N, P, dan K di Desa Semawung, Kec. Andong,
Boyolali berdasarkan pembatas hara untuk pertumbuhan dan hasil padi.
3
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Luas lahan sawah non irigasi yang salah satunya lahan sawah tadah hujan di
Indonesia mencapai 3,36 juta ha atau 41,35 % total luas lahan sawah, sehingga
memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan produksi padi nasional
(BPS, 2014). Pengembangan Lahan sawah tadah hujan mendapat kendala dengan
cekaman kekeringan dan kesuburan tanah yang rendah yang mengakibatkan
rendahnya produktivitas padi sawah tadah hujan tanpa pengelolaan hara yang
tepat.
Menurut hasil survey yang dilakukan Fagi dan Kartaatmadja (2002)
menunjukkan bahwa padi varietas lokal yang ditanam dengan sistem gogo rancah
secara tradisional pada lahan sawah tadah hujan menghasilkan 1,8 – 3,1 t ha-1
sedangkan pada keadaan yang sama, ditanam dengan teknologi yang modern
menghasilkan 4,0 – 6,1 t ha-1. Salah satu teknologi modern yang dapat digunakan
melalui pemupukan berimbang.
Pemupukan berimbang adalah pengelolaan hara spesifik lokasi, bergantung
pada lingkungan setempat, terutama tanah. Konsep pengelolaan hara spesifik
lokasi mempertimbangkan kemampuan tanah menyediakan hara secara alami dan
pengembalian hara yang digunakan pada pertanaman sebelumnya (Dobermann
dan Fairhurst, 2000; Witt dan Dobermann, 2002). Pengelolaan hara spesifik lokasi
berupaya menyediakan hara bagi tanaman secara tepat, baik jumlah, jenis,
maupun waktu pemberiannya, dengan mempertimbangkan kebutuhan tanaman,
dan kapasitas lahan dalam menyediakan hara bagi tanaman (Makarim et al.,
2003).
Kemampuan tanah menyediakan hara secara alami penting dikelola dengan
maksimal untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan menjaga
keseimbangan hara dalam tanah. Hukum Minimum Van Liebig’s menyatakan
dimana unsur hara yang berada dalam kondisi kurang merupakan pembatas
produksi. Pemupukan yang didasarkan kondisi hara yang kurang dalam tanah
akan menghasilkan hasil panen yang optimum karena tercapainya keseimbangan
hara.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan
tanah menyediakan hara secara mudah, murah dan dapat dikerjakan sendiri oleh
petani yaitu melalui petak omisi (omission plot). Petak omisi dilakukan untuk
mengetahui kemampuan tanah secara alami menyediakan hara bagi tanaman dan
melihat respon tanaman terhadap pemupukan yang mempertimbangkan faktorfaktor lain yang mempengaruhi ketersediaan unsur hara secara alami (Fairhurst et
al., 2007).
Pemupukan berimbang melalui petak omisi dilakukan untuk mengetahui
pembatas hara N,P, dan K dalam tanah yang menjadi acuan dalam pemupukan
berimbang. Pupuk N,P, dan K merupakan unsur hara yang sangat penting dalam
budidaya pertanian. Kekurangan hara N, P, dan K dapat menurunkan
pertumbuhan maupun hasil produksi sedangkan kelebihan salah satu hara tersebut
akan menurunkan kadar hara lainnya dalam tanah. Penetapan kebutuhan pupuk
yang tepat akan meningkatkan hasil produksi dan efisiensi pemupukan.
Dari latar belakang diatas, kegiatan penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pembatas hara N, P, dan K pada tanaman padi secara tepat dengan
informasi pembatas hara melalui metode petak omisi (omission plot) di lahan
sawah tadah hujan.
1.2. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pembatas hara (N, P, dan K) dalam tanah terhadap hasil
panen tanaman padi di lahan sawah tadah hujan.
2. Menentukan efisiensi kebutuhan hara N, P, dan K bagi tanaman padi di
lahan sawah tadah hujan.
3. Mengetahui hubungan antara pembatas hara tanah dengan tingkat
efisiensi pemupukan N,P, dan K pada tanaman padi di lahan sawah
tadah hujan.
2
1.3. Model Hipotetik
Pengelolaan
Hara N, P, dan
K pada padi.
Pembatas hara
Tanah terhadap
Pertumbuhan dan
Hasil Panen Padi.
Efisiensi Pemupukan
N, P, dan K
1.4. Batasan Masalah
Permasalahan yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah
pengelolaan hara yang dimaksud berdasarkan :
1. Pembatas Hara N, P, dan K dalam tanah dengan melihat hasil panen
tanaman padi di lahan sawah tadah hujan.
2. Efisiensi kebutuhan pupuk N, P, dan K pada tanaman padi di lahan
sawah tadah hujan.
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka dilakukan
pembatasan masalah sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan di lahan sawah tadah hujan Desa Semawung, Kec.
Andong, Boyolali (lahan milik Bapak Sunardi) pada bulan Oktober
2014 – Februari 2015.
2. Bahan yang digunakan adalah tanaman padi varietas Situbagendit
3. Pupuk yang digunakan adalah Urea, SP-36, dan KCl.
4. Metode petak omisi yang digunakan Kontrol (-NPK), PK (-N), NP (-K),
NK (-P), N (-PK), dan NPK.
1.5. Signifikasi Penelitian
1. Dari segi ilmiah diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi informasi
dan pengetahuan pembatas hara N, P, dan K di Desa Semawung, Kec.
Andong, Boyolali.
2. Dari segi praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
acuan pemupukan N, P, dan K di Desa Semawung, Kec. Andong,
Boyolali berdasarkan pembatas hara untuk pertumbuhan dan hasil padi.
3