PENGARUH MANAJEMEN LABA (EARNINGS MANAGEMENT) TERHADAP RETURN SAHAM.

PENGARUH MANAJ EMEN LABA (EARNINGS MANAGEMENT)
TERHADAP RETURN SAHAM

SKRIPSI

Oleh:

MUHAMMAD GALUH BAGUS TP
0613010177/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL `VETERAN`
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH MANAJ EMEN LABA (EARNINGS MANAGEMENT)
TERHADAP RETURN SAHAM


SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akutansi

Oleh:

MUHAMMAD GALUH BAGUS TP
0613010177/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL `VETERAN`
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH MANAJ EMEN LABA (EARNINGS MANAGEMENT)
TERHADAP RETURN SAHAM


Yang diajukan

MUHAMMAD GALUH BAGUS TP
0613010177/FE/EA

Disetujui Untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dra.EC. Siti Sundari, Msi

Tanggal : ……………….

Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr s. H. Rahman A. Suwaedi, MS
NIP.196003301986031003


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

USULAN PENELITIAN
PENGARUH MANAJ EMEN LABA (EARNINGS MANAGEMENT)
TERHADAP RETURN SAHAM

Yang diajukan

MUHAMMAD GALUH BAGUS TP
0613010177/FE/EA

Telah Diseminarkan Dan Disetujui untuk Menyusun Skripsi Oleh:

Pembimbing Utama

Dra.EC. Siti Sundari, Msi.Ak

Tanggal : ……………….


Mengetahui
Ketua Progam Studi Akuntansi

Dr. Hero Priono SE.MSi.AK
NIP. 030 217 165

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
PENGARUH MANAJ EMEN LABA (EARNINGS
MANAGEMEN) TERHADAP RETURN SAHAM
Disusun oleh:

MUHAMMAD GALUH BAGUS TP
0613010177/FE/EA
Telah dipertahankan dihadapan
Dan diterima oleh tim penguji skripsiJurusan akuntansi fakultas ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Pada tanggal 13 juni 2013
Pembimbing:
Pembibing Utama

Tim Penguji:
Ketua

Dra. Ec. Siti Sundari, Msi

Dr s. Ec H. Muslimin, MSi
Sekertaris

Dra. Ec. Siti Sundari, MSi
Anggota

Dra.Ec. Eko Riyadi. MAKs
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ”Veterean”
Jawa timur


Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM
NIP . 030 202 389

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul
“Pengaruh

Manajemen

Laba

(Earnings


Management)terhadapReturn

Saham” dengan studi empiris pada perusahaan di sekitar IPO yang terdaftar di
Bursa Efek jakarta(BEI)”.
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian
Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil
maupun materiil, khususnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Hero Priono,SE,MSi.Ak. Selaku

Ketua Program Studi Akuntansi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Dra.EC. Siti Sundari, Msi.Ak Selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

memberikan bimbingan skripsi sehingga peneliti bisa merampungkan tugas
skripsinya.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis
selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“
Jawa Timur.
6. Kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan baik
moril ataupun material.
7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi
terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam
skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti sangat berharap
saran dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.


Wassalamualaikum Wr.Wb.

Surabaya, Juni 2013

Peneliti

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................

i

DAFTAR ISI

...................................................................................


iii

DAFTAR TABEL

...................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

ix

ABSTRAK

x


BAB I

BAB II

...................................................................................

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................

1

1.2 Perumusan Masalah .............................................................

7

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................

7

1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................

7

TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................

9

2.2 Landasan Teori ...................................................................

11

2.2.1 Laba ( earnings) ..........................................................

11

2.2.1.1

2.2.3.

Pengertian Laba ........................................

11

2.2.1.2 Tujuan pelaporan keuangan .........................

12

Manajemen laba ......................................................

13

2.2.3.1 Teknik dan pola melakukan manajemen
laba ..........................................................
2.2.3.2

15

Faktor-faktor Yang memotivasi
terjadinya manajemen laba ........................

17

2.2.4. Initial Public Offering (IPO) .....................................

20

2.2.5. Saham

................................................................

24

2.2.5.1. Pengertiaan Saham ....................................

22

2.2.5.2. Jenis-Jenis Saham ........................................

23

2.2.5.3. Jenis Harga Saham .....................................

24

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III

BAB IV

2.2.6. Return Saham ........................................................

25

2.2.7 pengaruh Earning manajemen dengan return saham ...

27

2.3 Kerangka Pikir .......................................................................

28

2.4 Hipotesis ..............................................................................

29

METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variable ....................

30

3.2 Teknik Penentuan Sampel ....................................................

31

3.2.1 Populasi ....................................................................

32

3.2.2 Sampel ......................................................................

32

3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................

33

3.3.1 Sumber dan Jenis Data ..............................................

33

3.3.2 Metode Pengumpulan Data ........................................

33

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ........................................

34

3.4.1 Uji Normalitas ...........................................................

34

3.4.2 Teknik Analisis ..........................................................

34

3.4.3 Uji Hipotesis .............................................................

35

3.4.3.1 Uji f ................................................................

35

3.4.3.2 Uji t .................................................................

35

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian .................................................

37

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................

45

4.2.1. Manajemen laba (x) ........................................

45

4.2.2. Return Saham (y) .............................................

47

4.3.

Uji Normalisasi .........................................................

48

4.4.

Analisis Model dan Pengujian Hipotesisi.....................

49

4.4.1. Hasil Analisis Regresi Sederhana .......................

50

4.4.2 Uji f ……………………………………………

51

4.4.3. Uji t ................................................................

51

Pembahasan

52

4.5.

.............................................................

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V

4.6. Perbedaan Hasil Penelitian Dengan Penelitian Tredahulu ..

54

4.7. Keterbatasan Penelitian ...................................................

55

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .........................................................................

56

5.2 Saran ...................................................................................

56

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
Tabel :
1.

Daftar perusahaan yg terdaftar di BEI yang menjadi sample ..................

2.

Data manajemen laba Perusahaan yang melakukan IPO

33

tahun 2007-2011 ..................................................................................

46

3

Data Return Saham Perusahaan Tahun 2007-20011 ...............................

47

4.

Hasil uji Nomalisasi ..............................................................................

48

5.

Hasil uji Nornalisasi dengan transformasi ..............................................

49

6.

Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ................................................

50

7.

Hasil Koefisien Determinasi (R Square/ R2) ..........................................

51

8.

Uji f

9.

Uji t

10.

………………………………………………………...

51

...................................................................................

52

Tabel perbedaan Penelitian terdahulu dengan penelitian Sekarang ......

54

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Gambar :
1.

Kerangka Pikir ..................................................................................

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

DAFTAR LAMPIRAN
Lampir an 1

uji nor malisasi

Lampir an 2

Uji Regr esi linier seder hana

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH MANAJ EMEN LABA (EARNINGS
MANAGEMENT) TERHADAP RETURN SAHAM

MUHAMMAD GALUH BAGUS TP
0613010188/FE/EA

Abstraksi

Sebelum menawarkan sahamnya manajemen harus menjelaskan kondisi
perusahaan secara menyeluruh. Hal ini dilakukan dengan menerbitkan prospektus
perusahaan yang didalamnya terdapat informasi tentang perusahaan mulai dari
penawaran umum, kegiatan dan prospek perusahaan, sudut pandang hukum
tentangperusahaan, laporan keuangan lengkap perusahaan hingga penyebarluasan
prospektus danformulir pemesanan saham. Setelah perusahaan melakukan IPO
dan terdaftar di Bursa Efek, setiap akhir periode perusahaan diharuskan untuk
menerbitkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit.Laporan keuangan
merupakan media yang diperlukan untuk pertanggungjawaban manajemen
terhadap para investor dan perhatian investor lebih sering terpusat pada informasi
laba. Sehingga hal tersebut memicu manajemen untuk melakukan manajemen laba
untuk menghasilkan laba yang dianggap normal untuk suatu perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris adanya pengaruh
manajemen laba terhadap return saham perusahaan yang terdaftar di BEI.
Populasi dalam penelitian ini perusahaan yang melakukan IPO pada tahun
2007 hingga tahun 2010. Teknik sampling mengunakaan purposive sampling
dengan jumplah sampel sebanyak 10 perusahaan. Sedangkan teknik analisis yang
dipergunakan adalah regresi linier sederhana.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Manajemen laba mempunyai
kontribusi terhadap return saham perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek
Indonesia..

Keyword : Manajemen Laba dan Return Saham

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Balakang Masalah
Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang digunakaan untuk
menilai posisi dan kinerja perusahaan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahaan ekuitas dan laporan arus kas (standart akuntansi No. 1).
Manajer dapat memodifikasi laporan keuangan yang disusun untuk mnghasilkan
jumpelah laba (earning) yang diinginkan. Laporan keuangaan harus mengikuti
standart akuntansi bila diterbitkan untuk orang lain seperti pemegang saham,
kreditur, karyawan, dan masyarakat luas sehinga memberikan keleluasaan
manejer untuk memilih metode akuntansi dalam menyusun laporan keuangaan.
Penelitian

ini

merujuk

pada

tentangearningdisebabkan karena dasar

beberapa

hal

dan

akrual dalam

salah

satunya

laporan keuangan

memberikankesempatan kepada manajer untuk memodifikasi laporan keuangan
gunamenghasilkan jumlah laba (earning) yang diinginkan.Kajian yang lainnya
yaitu

tentang

manajemen

laba

yang

dilakukan

manajer

yang

terdiri

daridiskresioner akrual dan non diskresioner akrual.
Manajemen laba merupakanhal yang diperhatikan karena melibatkan
potensi pelanggaran, kejahatan, dankonflik yang dibuat pihak manajemen
perusahaan dalam rangka menarikminat investor.Manajemen laba dilakukan oleh
manajer perusahaan dengan tujuan agar mereka dikontrak kembali untuk menjabat
sebagai manajer diperusahaan tersebut di periode berikutnya (Kin Lo, 2007: 1).

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Investor bersediamenyalurkan dananya melalui pasar modal karena perasaan
amanakan berinvestasi dan tingkat return yang akan diperoleh dari investasi
tersebut.Return memungkinkan investor untuk membandingkan keuntunganaktual
ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagaiinvestasi pada
tingkat pengembalian yang diinginkan. Di sisi lain, return punmemiliki peran
yang amat signifikan dalam menentukan nilai dari suatuinvestasi (Daniati dan
Suhairi, 2006).
Salah satu syarat yang ditetapkan pengawas pasar modal untuk perusahan
yang akan melakukan penawaran perdana saham dipasar modal (initial public
offerings/IPO)adalah dokumen prospektus. Prospektus berisi informasi tentang
perusahaan penerbit sekuritas dan informasi lainya yang berkaitan dengan
sekuritas yangdijual (Hartono 2000:20). Prospektustersebut disiapkan oleh
perusahan untuk keperluan registrasi dan didistribusikaan kepada public (Francis
1993: 154) dan didistribusikan untuk setiap investor (Jones 2000:75)
Secara umum para praktisi, yaitu pelaku ekonomi, pemerintah, asosiasi
profesi dan regulator lainnya, berpendapat bahwa pada dasarnya manajemen laba
merupakan perilaku oportunis seorang manajer untuk merubah-rubah angka dalam
laporan keuangan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya.Hal tersebut
dilakukan manajer perusahaan dengan tujuan agar investor terpengaruh dan
tertarik untuk berinvestasi.Para akademisi berpendapat bahwa pada dasarnya
manajemen laba merupakan dampak dari kebebasan seorang manajer untuk
memilih dan menggunakan metode akuntansi tertentu ketika mencatat dan
menyusun informasi dalam laporan keuangan.Manajemen laba muncul karena ada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

beragam metode akuntansi yang diakui dan diterima dalam standar akuntansi serta
prinsip akuntansi berterima umum (Sulistyanto, 2008).
Selain itu, manajemen laba muncul sebagai dampak masalah keagenan
yang terjadi karena adanya ketidakselarasan kepentingan antara pemegang saham
(principal) dan manajemen perusahaan (agent), yaitu tidak bertemunya utilitas
yang maksimal antara mereka (Beneish dalam Herawaty 2007). Sebagai agent,
manajer secara moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para
pemegang saham (principal), namun disisi lain manajer juga mempunyai
kepentingan memaksimumkan kesejahteraan diri mereka sendiri, sehingga ada
kemungkinan besar agent tidak selalu bertindak demi kepentingan terbaik
principal (Jensen dan Meckling, 1976). Disamping itu manajer selaku pengelola
perusahaan akan lebih banyak dan lebih dahulu menerima informasi tentang
perusahaan dibandingkan pemegang saham sehingga dapat terjadi asimetri
informasi yang memungkinkan manajemen melakukan praktik akuntansi dengan
orientasi pada laba untuk mencapai suatu kinerja tertentu.
Salah satu motivasi yang memicu munculnya manajemen laba adalah
motivasi untukmemanfaatkan kegiatan Initial Public Offering (IPO) sebagai
sebuah kondisi asimetri informasidalam rangka mendapatkan harga saham
perdana yang tinggi.Selain itu, perusahaan terdoronguntuk melakukan manajemen
laba adalah karena perusahaan berusaha untuk meningkatkanpenjualan saham,
menurunkan tingkat pajak, mendapatkan bonus.Dari sekian banyak peristiwa yang
identik dengan praktik manajemen laba, keberadaan praktik manajemen laba pada
peristiwayang identik dengan praktik manajemen laba, keberadaan praktik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

manajemen laba pada peristiwa IPO menarik untuk diteliti.Pada saat perusahaan
pertama kali menawarkan saham umumnya kepublik, terdapat ketidakseimbangan
informasi yang tinggi antara investor dengan perusahaanyang menawarkan saham
(emiten) (Niken dan Sylvia, 2009).
Sebelum menawarkan sahamnya manajemen harus menjelaskan kondisi
perusahaansecara menyeluruh. Hal ini dilakukan dengan menerbitkan prospektus
perusahaan yang didalamnya menyeluruh terdapat informasi tentang perusahaan
mulai dari penawaran umum, kegiatan dan prospek perusahaan, sudut pandang
hukum tentangperusahaan, laporan keuangan lengkap perusahaan hingga
penyebarluasan prospektus danformulir pemesanan saham (Irawan dan Gumanti,
2008).
Setelah perusahaan melakukan IPO dan terdaftar di Bursa Efek, setiap
akhir periode perusahaan diharuskan untuk melaporkan atau menerbitkan laporan
keuangan tahunan yang berkualitas kepada pihak-pihak yang membutuhkan
(publik).Karena laporan keuangan tersebut merupakan media yang diperlukan
untuk pertanggungjawaban manajemen terhadap para investor dan perhatian
investor lebih sering terpusat pada informasi laba. Sehingga hal tersebut memicu
manajemen untuk melakukan manajemen laba untuk menghasilkan laba yang
dianggap normal untuk suatu perusahaan (Bartov, 1993 dalam Wahyuningsih,
2007).Karena laba merupakan ukuran yang merangkum kinerja operasional
perusahaan yang disusun berdasarkan basis akrual (Niken dan Sylvia, 2009).
Dalam Irawan dan Gumanti (2009), Barth, Elliot dan Finn (1999) meneliti
hubungan antara laba perusahaan sebelum go pubic dan harga saham.Hasil

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan keuntungan yang konsisten
memiliki harga saham yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan
yang memiliki laba yang tidak konsisten. Hasil penelitian ini mampu menjelaskan
kenapa manajer kerapkali menggunakan metode akuntansi tertentu untuk
mengukur besaran laba perusahaan pada periode menjelang go public, dan
tindakan ini lebihdikenal sebagai earning management.
Rao (1993) dalam Niken dan Sylvia (2009) menyatakan bahwa pada
periode sebelumterjadinya IPO, hampir tidak ada pemberitaan apapun mengenai
perusahaan

yang

elektronik.Adanya

bersangkutan
keterbatasan

baik

di

informasi

media

masa

maupun

yang

dimiliki

para

media
investor

mengharuskan mereka untuk mengandalkan laporan keuangan yang ada untuk
melakukan penilaian atas kinerja emiten sebelum IPO dan juga menilai
kemungkinan terjadinya manajemen laba. Manajer dapat menyusun laporan
keuangan dengan memilih metode akuntansi akrual yang akan meningkatkan laba,
dan laba yang tinggi diharapkan akan dihargai tinggi oleh investor berupa harga
penawaran yang tinggi. Dengan asumsi demikian, diperkirakan bahwa praktik
manajemen laba yang dilakukan pada saat IPO dimaksudkan untuk mendongkrak
harga saham perdana.
Penelitian Saiful (2004) berhasil menemukan manajemen laba disekitar
IPO, yaitu pada perioda dua tahun sebelum IPO, ketika IPO dan dua tahun setelah
IPO.Selain itu terdapat kinerja operasi setelah IPO rendah yang dipengaruhi oleh
manajemen laba. Kemudian, ditemukan juga return saham satu tahun setelah IPO
rendah, namun dalam penelitian itu tidak berhasil menemukan hubungan antara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

rendahnya return saham setahun setelah IPO dengan manajemen laba disekitar
IPO.
Khoirudin (2007) melakukan penelitinan mengenai indikasi terjadinya
manajemen laba pada sebelum dan sesudah dilakukan penawaran umum
perdana.Hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa telah terjadi indikasi
tindakan manajemen laba pada laporan keuangan perusahaan yang melakukan
IPO dalam periode satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah dilakukan
penawaran umum perdana.
Irawan dan Gumanti (2008) dalam Irawan dan Gumanti (2009) melakukan
penelitian tentang earnings management dengan data 35 perusahaan yang go
public pada periode 2002-2005 untuk menyelidiki apakah perusahaan terindikasi
melakukan earnings management untuk meningkatkan saham saat IPO, adapun
hasilnya tidak ditemukan bukti kuat indikasi earnings management pada
perusahaan yang gopublic selama periode tersebut.
Dalam konteks mendeteksi manajemen laba pada saat penawaran saham
perdana yang hendak diteliti kembali yaitu dengan menggunakan data penelitian
yang lebih baru dan menggunakan pendekatan model Modified Jones (1995) agar
dapat diketahui bahwa model tersebut diduga merupakan model yang lebih baik
daripada model pendekatan Instrumental Variable (IV) yang telah diteliti oleh
Joni dan Jogiyanto (2009) sebelumnya.
Manajemen laba dan retrun saham,banyak penelitiaan menunjukan bahwa
umumnya penawaran perdana saham adalah under pricing.para penelii di
Indonesia menunjukan mean initial retrun adalah 4.3547%(widjaja 1999) dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

12.4891%(Rizka 1995).return saham masih tetap positif pada mingu pertama dan
akan negative dalam jangka panjang.
Berdasarkan latar belakang masalah, penelitian ini mengambil judul
“Pengaruh Manajemen Laba (Earnings Management) terhadap Return
Saham” dengan studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
jakarta(BEI).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah apakah manajemen laba berpengaruh terhadap return
saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai penelitian
ini adalah untuk menguji secara empiris adanya pengaruh manajemen
laba terhadap return saham perusahaan yang terdaftar di BEI
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat :
1. Bagi investor penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam membuat
keputusan investasi terutama berkaitan dengan penawaran saham
perdana(IPO).
2. bagi perusahaan penelitian ini dapat memberikan pertimbangaan dalam
mengambil keputusan serta menentukan langkah selanjutnya sebelum
melakukan IPO.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
informasi perkembangan pasar modal, serta dapat membngun ide-ide
baru bagi para akademis dalam penelitian yang lebih sempurna.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu
Pada penelitian Saiful (2004) berhasil menemukan manajemen laba
disekitar IPO, yaitu pada perioda dua tahun sebelum IPO, ketika IPO dan dua
tahun setelah IPO. Selain itu terdapat kinerja operasi setelah IPO rendah yang
dipengaruhi oleh manajemen laba. Kemudian, ditemukan juga return saham satu
tahun setelah IPO rendah, Kesimpulan dalam penelitian itu tidak berhasil
menemukan hubungan antara rendahnya return saham setahun setelah IPO dengan
manajemen laba disekitar IPO.
Khoirudin (2007) melakukan penelitinan mengenai indikasi terjadinya
manajemen laba pada sebelum dan sesudah dilakukan penawaran umum
perdana.Penelitiannya dilakukan pada 37 perusahaan sampel yang melakukan IPO
dalam kurun waktu 2001-2004.Pengujiannya menggunakan regresi white covarian
matrix yang digunakan untuk memproksi Non Discretionary Acrual dan untuk
mengetahui Discretionary Acrual dalam penyusunan laporan keuangan satu tahun
sebelum dan satu tahun sesudah dilakukannya IPO.Hasil penelitiannya dapat
disimpulkan bahwa telah terjadi indikasi tindakan manajemen laba pada laporan
keuangan perusahaan yang melakukan IPO dalam periode satu tahun sebelum dan
satu tahun sesudah dilakukan penawaran umum perdana.
Niken dan Sylvia (2009) penelitiaan ini menemukaan indikasi adanya
tindakaan manajemen laba yang dilakukan perusahaan pada saat sebelum IPO
merupakaan sebuah tujuan oportunis keuntungan sebesar-besarnya dari kegiataan

9
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

IPO. Kesimpulaan dalam penelitian itu menemukan adanya hubungan positif yang
signifikan antara komponen totalakrual diskresioner dengan nilai perusahaan
perdana saat IPO. Namun demikiantidak berhasil ditemukan adanya hubungan
yang signifikan antara komponenakrual kelolaan yang diperoleh dari model modal
kerja akrual dengan nilaiperusahaan perdana saat IPO.Kemudian indikasi adanya
tindakan oportunistikterlihat dari hubungan negative antara manajemen laba yang
dilakukan perusahaanselama dua

tahun sebelum IPO dengan

rata-rata

pertumbuhan nilai EVAperusahaan pasca-IPO selama tiga tahun dimulai dari
periode perusahaanmelakukan IPO hingga dua tahun pasca-IPO.
Pada penelitian Joni dan Jogiyanto (2009) berhasil menemukan
manajemen laba disekitar IPO, yaitu perioda dua tahun sebelum IPO dan lima
tahun setelah IPO. Perusahaan melakukan manajemen laba dengan menurunkan
nilai laba periode dua tahun sebelum IPO, kemudian manajemen laba dilakukan
dengan menaikkan nilai laba pada perioda satu tahun sebelum IPO. Perusahaan
juga melakukan manajemen laba dengan menaikkan nilai laba perioda lima tahun
setelah IPO. Penelitian Joni dan Jogiyanto juga menemukan bahwa manajemen
laba perioda 2 tahun sebelum IPO berhubungan dengan return saham dengan
menggunakan kecerdasan investor sebagai pemoderasi. Koefisien hubungan
manajemen laba dengan return saham yang mempertimbangkan faktor kecerdasan
investor bernilai negative. Kesimpulan Hal ini menunjukkan bahwa manajemen
laba yang tinggi menyebabkan nilai harga saham rendah.
Berdasarkan penelitian terdahulu diatas ada persamaan dan perbedaan
dengan penelitiaan yang dilakukan sekarang ini. Adapun persamaan penelitiaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

terdahulu dengan penelitiaan sekarang mengunakaan sempel penelitiaan
perusahaan yang masih aktif dalam perdagngan saham di BEI,adapun perbedaan
penelitiaan terdahulu dengan sekarang yaitu penelitian terdahulu mengunakan
sample perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2001-2004 sedangkan
penelitian sekarang ini mengunakan sample perusahaan yang melakukan IPO pada
tahun 2007-2011.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Laba
2.2.1.1 Pengertiaan Laba
Dalam buku-buku teks akuntansi (khususnya teori akuntansi) istilah
income pada umumunya dimaknai sebagai jumplah laba bersih sehimga istilah
laba bersih mengambarkan apa yang dimaksud dengan income dalam buku-buku
tersebut. Laba dalam teori akuntansi biasanya lebih menunjukan pada konsep
yang oleh FASB disebut sebagai laba komperhensif.Laba komperhensip dimaknai
sebagai kenaikaan asset bersih selain yang dari transaksi dengan pemlik. Karena
akuntansi secara umumnya mengunakaan kos historis, kos akrual dan konsep
penandingaan, laba akuntansi yang sekarang dianut dimaknai sebagai selisih
antara pendapataan dan biaya. Sementara itu pendapataan dan biaya diukur dan
diakui melalui prosedur tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum (PABU). Choriri dan Ghozali (2001:301)menyatakaan bahwapada
dasarnya terdapat 3 konsep earnings yang diumumkan dibicarakaan dalam
ekonomi yaitu:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

1. Physic income , yang menunjukaan komsumsi barang/jasa yang
dapat memenuhi kepuasan dan keinginan individu
2. Real income, yang menunjukan kenaikaan dalam kemakmuraan
ekonomi yang ditunjukaan oleh kenaikaan cost of living.
3. Money income, yang menunjukan kenaikaan nilai moneter
sumber-sumber yang digunakaan untuk komsumsi sesui dengan
biaya hidup (cost of living)
2.2.1.2 Tujuan Pelaporan Laba
Adapun pengertiaan dan cara pengukuranya, laba akuntansi dengan
berbagai interprestasinya diharapkan dapat digunakaan antara lain sebagai berikut:
-

Indikator efesiensi penguna dana yang tertanam dalam perusahaan
yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas tingkat investasi (rate
of retrun oninvested capital).

-

Pengukuran prestasi/kinerja badan usaha dan manajemen

-

Alat pengendaliaan alokasi sumber daya ekonomi suatu negara

-

Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan
publik

-

Alat pengendaliaan terhadap debitor dalam kontrak utang

-

Dasar kompensasi dan pembagiaan bonus

-

Alat motivasi manajemen dalam pengendaliaan perusahaan

-

Dasar pembagiaan dividen (Suwardjono, 2005:456-457)

Hendriksen dan Van Breda (1992) dalam buku teori akuntansi Suwardjono
mengemukakan bahwa laba akuntansi yang sekarang berjalan (konvensional)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

masih problematic secara teoritis. Laba akuntansi mempunyai beberapa
kelemahaan sebagai berikut( hal 456):
-

Laba akuntansi belum didevinisikan secara semantic dan jelas sehinga
laba tersebut secara intuitif dan ekonomi bermakna.

-

Penyajiaan dan pengukuran laba masih difokuskan pada pemegang
saham biasa/residual

-

Prinsip akuntansi berterima umum (PABU) sebagai pedoman
pengukuran

laba

masihmemberi

peluang

untuk

terjadinya

ketaktaatasasan (inkosistensia) antara perusahaan
-

Karena didasarkan pada konsep kos historis, laba akuntansi secara
umum belummemperhitungkan pengaruh perubahaan daya beli dan
harga.

2.2.3 Manajemen Laba
Sampai saat ini belum ada kesepakatan mengenai batasan dan definisi
manajemen laba. Ada pihak yang mendefinisikan manajemen laba sebagai
kecurangan yang dilakukan seorang manajer untuk mengelabui orang lain,
sedangkan ada pihak yang mendefinisikannya sebagai aktivitas yang wajar
dilakukan manajer dalam menyusun laporan keuangaan. Menurut Sulistyanto
(2008) manajemen laba tidak bias dikategorikaan sebagai kecurangaan sejauh apa
yang dilakukaan masih dalam ruang lingkup prinsip akuntansi.
Beberapa peneliti mendefinisikan manajemen laba dalam arti yang
berbeda-beda. Dalam Sulistyanto (2008) terdapat definisi mengenai manajemen
laba (earning management) yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

1. Schipper (1989)
Manajemen laba adalah intervensi atau campur tangan dalam
proses

penyusunan

laporan

keuangan

dengan

tujuan

untuk

memaksimalkan keuntungan pribadi. Definisi tersebut mengartikan bahwa
manajemen laba merupakan perilaku oportunistik manajer untuk
memaksimalkan utilitas mereka.
Manajer melakukan manajemen laba dengan memilih metode atau
kebijakan akuntansi untuk menaikkan laba atau menurunkan laba, pada
saat manajer menaikkan laba manajer menggeser laba periode – periode
yang akan datang ke periode sekarang dan pada saat manajer menurunkan
laba yaitu dengan menggeser laba periode masa sekarang ke periode –
periode berikutnya.(Widodo, 2005).
2. Fisher dan Rosenzweig
Manajemen

laba

adalah

tindakan-tindakan

manajer

untuk

menaikkan (menurunkan) laba periode berjalan dari sebuah perusahaan
yang dikelolanya tanpa menyebabkan kenaikan (penurunan) keuntungan
ekonomi perusahaan dalam jangka panjang.
3. Healy dan Wahlen (1999)
Manajemen laba terjadi apabila manajer menggunakan penilaian
dalam pelaporan keuangan dan dalam struktur transaksi untuk mengubah
laporan keuangan guna menyesatkan pemegang saham mengenai prestasi
ekonomi

perusahaan

atau

mempengaruhi

akibat-akibat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

perjanjian

15

yangmempunyai kaitan dengan angka-angka yang dilaporkan dalam
laporan keuangan.
Sedangkan, Sugiri (1988) dalam Widyaningdyah (2001) membagi
manajemen laba menjadi dua, yaitu :
1. Secara sempit, manajemen laba didefinisikan sebagai perilaku manajer
untuk ``bermain`` dengan komponen discretionary accruals dalam
menentukan besarnya laba.
2. Secara luas, manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk
meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit
dimana manajer bertanggungjawab tanpa mengakibatkan peningkatan
(penurunan) profitabilitas ekonomis jangka panjang unit tersebut.
Sedangkan menurut Scott (2000) manajemen laba adalah pemilihan
kebijakan Akutansi oleh manajer untuk mencapai tujuan khusus. Lebih lanjut dia
mengungkapkan bahwa terdapat dua cara yang saling melengkapi dalam berfikir
tentang manajemen laba. Pertama, perilaku oportunistik manajemen untuk
memaksimumkan utilitasnya dalam kompensasi, kontrak, dan kos politik. Kedua,
perspektif

kontrak

efisien

ketika

manajemen

laba

dilakukan

untuk

menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam kontrak.
2.2.3.1 Teknik dan Pola Melakukan Manajemen Laba
Teknik dan pola manajemen laba menurut Setiawati dan Na`im (2000)
dapat dilakukan dengan tiga teknik.Yaitu :
a. Memanfaatkan peluang atau memainkan kebijakan untuk membuat
estimasi akuntansi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Manajemen mempengaruhi laporan keuangan dengan cara manajemen
mempengaruhi laba melalui judgment (perkiraan) estimasi akuntansi
antara lain estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu
depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi
biaya garansi dll
b.

metode akuntansi
Untuk dapat menaikkan dan menurunkan angka laba yaitu dengan
mengubah

metode

akuntansi

yang

berbeda

dengan

metode

sebelumnya, Perubahan metode akuntansi tersebut yang digunakan
untuk mencatat suatu transaksi, contoh : merubah metode depresiasi
aktiva tetap, dari metode depresiasi angka tahun ke metode depresiasi
garis lurus, merubah metode perhitungan persediaan dari metode LIFO
ke metode FIFO atau sebaliknya dsb.
c. Menggeser periode biaya atau pendapatan
Banyak hal yang menggeser periode biaya atau pendapatan, sebagai
contoh

merekayasa

mempercepat

periode

biaya

atau

pendapatan,

atau menunda pengeluaran untuk

mengembangkan

sampai

pada

periode

seperti

meneliti dan

akuntansi

berikutnya,

mempercepat atau menunda pengeluaran promosi sampai periode
berikutnya, mempercepat atau menunda pengiriman produk ke
pelangaan,mengatur saat penjualaan aktiva tetap yang sudah tidak
dipakai.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Sedangkan pola manajemen laba yang dikemukakan oleh Scott (2000)
yaitu :
1. Talking a Bath
Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru
dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar.Tindakan ini diharapkan
dapat meningkatkan laba di masa mendatang.
2. Income Minimization
Dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat probabilitas yang
tinggi sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun
drastis dapat diatasi dengan laba periode sebelumnya.
3. Income Maximization
Dilakukan pada saat laba menurun.Tindakan atas Income Maximization
bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus
yang lebih besar.Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan
pelangaran perjanjian hutang.
4. Income Smoothing
Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan
sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada
umumnya investor lebih menyukai laba yang relative stabil.
2.2.3.2 Faktor-faktor yang Memotivasi Terjadinya Manajemen Laba
Faktor-faktor yang mendorong tindakan manajer dalam melakukan
kegiatan manjemen laba menurut Scott (1997) dalam Wedari (2004) adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

a. Kontrak Bonus.
Laba sering dijadikan indikator penilaian prestasi manajer
perusahaan. Oleh karena itu, jika manajer perusahaan yang memperoleh
laba di bawah target laba, maka akan melakukan manipulasi laba agar
memperoleh bonus yang maksimal di periode mendatang.
b. Stock Price Effect
Manajer melakukan manajemen laba dalam laporan keuangan
bertujuan untuk mempengaruhi pasar.
c. Faktor Politik
Untuk mengurangi biaya politis dan pengawasan dari pemerintah,
dilakukan dengan cara menurunkan laba, untuk memperoleh kemudahan
dan fasilitas dari pemerintahaan misalnya, dilakukan dengan cara
menurunkan laba untuk meminimalkan tuntutan serikat buruh.
d. Faktor Pajak
Pada perioda terjadi kenaikan harga (inflasi), penggunaan LIFO
akan menghasilkan laba yang dilaporkan lebih rendah dan pajak yang
dibayarkan juga menjadi lebih rendah. Jadi manajer perusahaan berusaha
menurunkan laba dengan tujuan untuk mengurangi beban pajak yang
dikenakan perusahaan.
e. Pergantian Chief Executive Officer (CEO)
Pada bonus plan hypothesis memprediksikan bahwa semakin
mendekati periode pensiun seorang CEO akan cenderung melakukan
strategi income maximization untuk meningkatkan bonus mereka. Selain

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

itu, dalam kasus pergantian CEO biasanya diakhir tahun tugasnya, manajer
akan melaporkan laba yang tinggi, sehingga CEO yang baru akan merasa
sangat berat untuk mencapai tingkat laba tersebut.
f. Penawaran Saham Perdana (IPO)
Pada umumnya, perusahaan yang akan melakukan penawaran
saham perdana (IPO) melakukan aktifitas manajemen laba pada periode
terakhir sebelum IPO. Saat perusahaan go public, informasi keuangan
yang ada dalam prospektus merupakan sumber informasi yang penting dan
utama.
Informasi ini dapat dipakai sebagai sinyal kepada calon investor tentang
nilai perusahaan untuk mempengaruhi calon investor, maka manajer berusaha
untuk menaikkan laba yang dilaporkan, agar harga saham tinggi pada saat IPO.
Menurut Watt dan Zimmerman (1986) dalam Sulistyanto (2008), terdapat tiga
hipotesis yang mendorong terjadinya manajemen laba yaitu :
1) Bonus Plan Hypothesis
Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan
utilitasnya yaitu bonus yang tinggi. Dalam bonus atau kompensasi
manajerial, pemilik perusahaan berjanji bahwa manajer akan menerima
sejumlah bonus jika kinerja perusahaan mencapai jumlah tertentu. Hal
inilah yang merupakan alasan bagi manajer untuk mengelola dan mengatur
labanya pada tingkat tertentu sesuai dengan yang disyaratkan agar dapat
menerima bonus.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2) Debt Covenent Hypothesis
Manajer perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit
cenderung

memilih

metode

akuntansi

yang

memiliki

dampak

meningkatkan laba. Dalam konteks perjanjian hutang, manajer akan
mengelola dan mengatur labanya agar kewajiban hutangnya yang
seharusnya diselesaikan pada tahun tertentu dapat ditunda untuk tahun
berikutnya. Hal ini merupakan upaya manajer untuk mengelola dan
mengatur jumlah laba yang merupakan indikator kemampuan perusahaan
dalam menyelesaikan hutangnya.
3) Political Cost Hypothesis
Semakin besar perusahaan, semakin besar pula kemungkinan
perusahaan tersebut memilih metode akuntansi yang menurunkan laba. Hal
tersebut dikarenakan besar kecilnya pajak yang akan ditarik oleh
pemerintah sangat tergantung pada besar kecilnya laba yang dicapai
perusahaan. Kondisi inilah yang menyebabkan manajer untuk mengelola
dan mengatur labanya dalam jumlah tertentu agar pajak yang harus
dibayar menjadi tidak terlalu tinggi.
2.2.4 IPO
Salah satu cara untuk mendapatkan keuntungan dari pasar modal adalah
dengan melakukan penawaran saham perdana perusahaan kepada masyarakat atau
lebih dikenal sebagai Initial Public Offering (IPO) (Irawan dan Gumanti,2008).
Istilah IPO sering disamakan dengan go public, memang tidak sepenuhnya benar,
tetapi ada bedanya. IPO hanya terjadi satu kali dalam perjalanan sejarah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

perusahaan, sedangkan go public dapat terjadi berkali-kali. Misalnya satu tahun
setelah go public dan IPO, emiten (perusahaan yang menawarkan efek-efeknya di
Bursa efek) kembali menjual saham dalam bentuk right issue, kemudian setelah
berjalan dua tahun, emiten kembali melakukan go public dengan menerbitkan
obligasi.
Menurut Gumanti (2002) IPO adalah suatu peristiwa dimana untuk
pertama kalinya suatu perusahaan menjual atau menawarkan sahamnya kepada
publik di pasar modal.
Tujuan perusahaan ingin melakukan IPO adalah mendapat tambahan
modal dari masyarakat (publik) dan perusahaan akan semakin dikenal.
Konsekuensinya pemilik perusahaan harus bersedia berbagi kepemilikan untuk
menginginkan penggalian dana yang tidak terbatas, yaitu dengan perusahaan
menjual saham kepada masyarakat melalui pasar modal, sehingga dapat diartikan
bahwa prosentase kepemilikan akan berkurang, namun sebenarnya hal tersebut
tidak perlu dikhawatirkan karena saham yang dijual kepada publik melalui proses
IPO tidak akan mengurangi kemampuan pemegang saham pendiri untuk tetap
dapat mempertahankan kendali perusahaan kemudian konsekuensi lainnya adalah
mematuhi Peraturan Pasar Modal yang berlaku, yang mana semua ketentuan
tersebut pada dasarnya justru akan membantu perusahaan untuk dapat
berkembang dengan cara yang baik di masa mendatang.
Adapun efek yang diterbitkan oleh emiten adalah saham, obligasi, right
issue, dan waran. Bagi perusahaan, menjual saham kepada masyarakat berarti
mendapat pilihan lain dalam mendapatkan modal, guna meningkatkan omset

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

perusahaan. Bagi investor, membeli saham perusahaan yang melakukan IPO akan
memberikan alternatif lain dalam memperoleh penghasilan. Dengan membeli
saham, investor akan mendapat penghasilan berupa dividen.
Selain harus mendaftar ke Bapepam, perusahaan harus mempublikasikan
prospektus yang merupakan syarat wajib untuk suatu perusahaan yang hendak
melakukan penawaran ke publik, hal tersebut sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Bapepam. Begitu pentingnya prospectus karena mempunyai peran
sebagai iklan, guna untuk menarik investor agar membeli efek yang dijual dan
didalamnya berisi tentang jadwal proses go public, , sejarah singkat perusahaan,
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, para pengelola (komisaris dan
direksi), struktur organisasi, pendapat dari konsultan hukum dan penilai, laporan
keuangan yang sudah diaudit akuntan publik, kebijakan dividen dan risiko.
Setelah perusahaan resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI),
perusahaan harus menunaikan kewajiban yang harus dipenuhi yaitu menerbitkan
laporan keuangan tahunan, membayar biaya go public, mengadakan RUPS (Rapat
Umum Pemegang Saham) dan perusahaan harus bersikap terbuka terhadap publik.
2.2.5 Saham
2.2.5.1. Pengertiaan Saham
Saham didefinisikan sebagaisurat berharga sebagai bukti pernyertan atau
pemilik individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Apabila seseorang
investor membeli saham, maka dia akan menjadi pemilik dan disebut sebagai
pemegang saham perusahaan tersebut. (Anoraga dan Pakarti, 2001;58).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Menurut Darmaji, dkk (2011;5) saham dapat didefinisikan sebagai tanah
penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau
suatu perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat
berharga tersebut.
2.2.5.2. J enis- jenis saham
Menurut Keown (1999;281) ada beberapa jenis saham yaitu:
a. Saham biasa (Common Stock)
Saham biasa menunjukaan kepemilikan dalam perusahaan, pemegang
obligasi dapat dipandang sebagai kreditor, sedangkan pemilik saham
biasa merupakan pemilik sebenarnya dari perusahaan, saham tidak
memiliki jangka waktu jatuh tempo,tetapi sebagai pemilik selama
sebuah perusahaan berdiri,saham tersebut juga tidak memiliki batas
pembayaran deviden.
b. Saham Preferent ( preffered stock)
Saham preferent sering disebut juga sebagai

sekuritas hibrida/

sekuritas campuran karena ia memiliki banyak karakteristik baik dari
saham biasa ataupun obligasi.saham preferent sama dengan saham
biasa karena ia tidak memiliki jatuh tempo yang ditetapkan, deviden
yang tidak dibayarkan tidak akan menyebabkan kebangkrutan bagi
perusahaan dan deviden tidak dapat mengurangi pembayaran pajak.
Dilain pihak saham preferent sama dengan obligasi karena jumplah
devidenya memiliki batas tuntutan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

2.2.5.3. J enis harga saham
Menurut halim (2003;11) jenis-jenis harga saham adalah:
a. Harga Nominal
Menurut nilai yang ditetapkan emitenuntuk menilai setiap lembar
saham yang dikeluarkan.harga nominal itu tercantum dalam lembar
saham tersebut.
b. Harga Perdana
Merupakan harga sebelum saham tersebut dicantumkan di bursa efek,
besarnya harga perdana ini tergantung dari persetujuan antara emiten
(perusahaan penerbit saham)dan penjamin emisi (underwriter)
c. Harga Pasar
Menurut harga jual investor yang satu ke investor yang lain, harga
saham terjadi setelah harga saham tersebut dicatatkan ke bursa efek
atau disebut harga pasar skunder , harga ini benar-benar mewakili
perusahaan penerbitnya.harga yang diterbitkan setiap hari adalah harga
pasar ini.
d. Harga Pembukaan
Merupakaan harga yang diminta oleh penjual dari pembeli pada saat
jam bursa dibuka.
e. Harga Pembuka
Merupakaan harga yang diminta oleh penjual dari pembeli pada saat
akhir bursa.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

f. Harga Tertingi
Transaksi tidak hanya sekali atau dua kali dalam satu hari , tetapi b isa
berkali-kali dan tidak terjadi pada harga yang sama.dari harga- harga
yang terjadi tentu ada harga yang paling tinggi pada stu hari bursa
tersebut,harga ini disebut harga tertingi.
g. Harga Terendah
Merupakan harga yang paling rendah pada satu hari bursa.
h. Harga Rata- rata
Merupakaan harga tertingi dan terendah, harga ini dicatat untuk
transaksi hariaan, bulanan dan tahunan.
2.2.6 Return Saham
Menurut Ang (1997: 97) konsep return (kembalian) adalah tingkat
keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya.
Return saham merupakan income yang diperoleh oleh pemegang saham sebagai
hasil dari investasinya di perusahaan tertentu.
Return saham dapat dibedakan menjadi dua jenis (Jogiyanto, 2000), yaitu:
-Return realisasi (realized return) merupakan return yang sudah terjadi
yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam
mengukur kiner