PENGARUH POPULATION, EMPLOYMENT, SIZE DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA

PENGARUH POPULATION, EMPLOYMENT, SIZE DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA

SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh : HABIB CANDRA DARMANTO F0308048 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

commit to user

PENGARUH POPULATION, EMPLOYMENT, SIZE, DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA ABSTRAKSI HABIB CANDRA DARMANTO F0308048

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jumlah penduduk (population), jumlah tenaga kerja (employment), ukuran (size) pemerintah daerah, dan leverage mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia yang dinyatakan dengan current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), assets turnover (AT), operating revenue to total revenue (ORTR), dan operating revenue to operating expense (OROE).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 704 laporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia tahun 2008-2010. Sampel ini dipilih berdasarkan purposive sampling method. Penelitian ini menggunakan alat analisis data regresi berganda dengan bantuan software komputer untuk statistik SPSS versi 16.0

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel jumlah penduduk (population) dan leverage berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di indonesia, sedangkan variabel jumlah tenaga kerja (employment) dan ukuran (size) pemerintah daerah tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia.

Kata kunci : population, employment, size, leverage, current ratio, debt to equity

ratio, assets turnover, operating revenue to total revenues, operating revenue to operating expenses, kinerja keuangan pemerintah daerah.

commit to user

THE EFFECT OF POPULATION, EMPLOYMENT, SIZE , AND LEVERAGE TO FINANCIAL PEFORMANCE OF LOCAL GOVERNMENT IN INDONESIA ABSTRAC HABIB CANDRA DARMANTO F0308048

This study aims to analyze the influence of population, employment, size, and leverage affect financial performance of local government in Indonesia which is indicated by current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), assets turnover (AT), operating revenue to total revenue (ORTR), and operating revenue to operating expense (OROE).

This research used 704 financial report of local government in Indonesia at 2008-2010 as the samples. This samples was selected using proportional purposive sampling method. This research used a multiple regression analysis of data with the help of computer software for stastitical 16.0 version of SPSS

The result of this study showed that the variables population and leverage affect the financial performance of local government in Indonesia. But, the variables employment and size gives no affect on the financial performance of local government in Indonesia.

Keywords : population, employment, size, leverage, current ratio, debt to equity

ratio, assets turnover, operating revenue to total revenues, operating revenues to operating expenses, financial performance of local government.

commit to user

commit to user

commit to user

MOTTO

…Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya… (QS. Al-Baqarah : 286)

…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat…

(QS. Al-Mujadaadilah : 11)

Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari dijalan itu sesuatu ilmu niscaya Allah akan memudahkan kepada orang itu

jalan menuju surga

(Hadits Rasulullah Muhammad SAW riwayat Muslim)

Ngelmu iku kalakone kanthi laku

(filosofi jawa)

…sak bejo-bejone wong, isih bejo wong eling kalawan waspada…

(Ronggowarsito)

commit to user

PERSEMBAHAN

Penelitian ini kupersembahkan kepada….

Bapak, ibuk, dan keluarga tercinta.Do’a kalian luar biasa.

Bapak dan ibu guru/dosen almamaterku SDN Sidodadi

1 Sragen, SMP Al – Islam 1 Surakarta, SMAN

6 Surakarta, dan FE UNS Surakarta. Terima Kasih atas ilmu yang diberikan.

Untuk semuanya.…terima kasih.

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia, segala nikmat, dan kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH POPULATION, EMPLOYMENT, SIZE,

DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH

DAERAH DI INDONESIA”, sebagai tugas akhir guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan banyak pihak. Oleh karenanya, penulis dengan ini mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT Azza wa Jalla atas segalanya.

2. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Santosa Tri Hananto, M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

4. Drs. Jaka Winarna M.Si., Ak., selaku pembimbing yang sangat membantu penulis untuk mencapai hasil yang terbaik.

5. Bapak Drs. Eko Arief S, M.Si,Ak. Selaku pembimbing akademik yang memberikan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan di FE UNS.

6. Ibu, Bapak yang selalu menyertai doa, motivasi, dan nasehat untuk keberhasilan kami. Semoga Allah membalas segala jasa kalian dengan memberikan istana di surga-Nya kelak.

commit to user

7. Adikku yang tercinta, Fauzia Kartika Darmanto yang menjadi teman bercanda di rumah. Semoga kuliahnya di jurusan akuntansi bisa lebih baik dari kakaknya. Amin

8. Keluarga besar organisasi tempat dimana saya belajar selain di kampus. BEM FE UNS kabinet Merdeka (Mas Bardjos, Mbak Finik, Mas Hera,Mas Firhat, Mbak Finik dll) dan Pergerakan (Mas Fitrah, Mbak Rini, Ida, Suryati, Reza gundul, Suryo, Zulfikar, Suroto dll) BEM UNS kabinet inspiratif, dan BPPI FE UNS. Makasih atas pengalaman yang diberikan.

9. Sahabat sehidup sematic Roofi’udien Arroozy, sekolah SMP, SMA, dan Universitas yang sama, motor sama, HP sama, teman menggila, teman touring menembus jalanan aspal mencari kepuasan berkeliling ke pelosok daerah. Kita memang sehati. Kita sama-sama akuntansi, bedanya kamu jadi pak guru, jangan ajari muridmu hal-hal yang nyleneh.

10. Teman-teman Akuntansi angkatan 2008 FE UNS yang luar biasa.

11. Geng Murni (Vendi, Andre, Wis2, Dio, Isnan) teman kumpul dikala jam kosong kuliah, Nata dan Adhib yang kosnya bisa dijadikan tempat singgah, club badminton PB Inflasi (Ardhan, Wahyu, Ari, Roni, Faris, Dwi, Argo, David, Adhib dll) dengan stadion kebanggan bulukantil yang menjadi tempat olahraga dan penghilang penat kuliah.

12. Keluarga besar Beswan Djarum, khususnya Beswan angkatan 26 Solo (bro Deni item, cak deni putih, cak Adhib, jon Suryo, jer Hawari, pak Heri, dokter Wildan, jer Ucup, jer Fajar, jer Ardhi, jer Hafidz, Dian, Sarah, Nita, Raras, Indah, Tanti, Ririn, Rida, Shinta) teman menggila dan makasih atas pengalaman yang luar biasa.

commit to user

13. Jack Queen King team (Nanda, Fauzi, Condro) teman seperjuangan berkeluh kesah skripsi, biar mumet tapi bisa ngakak-ngakak.

14. Para penghuni kantor (alias perpustakaan) baik yang ngerjain skripsi maupun yang sekedar download. Terima kasih telah meramaikan kantor dan memberi motivasi teman-teman seperjuangan.

15. Sahabat-sahabat, saudara-saudari, mbak-mbak, mas-mas, adek-adek, dan teman-teman seperjuanganku yang telah memberikan warna-warni pada kehidupanku. Maaf tidak bisa menyebutkan kalian satu persatu. Kalau mau disebut bisa request insya’allah jika diberi kesempatan membuat karya yang lain. Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu

kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang memiliki ketertarikan dengan penelitian ini sangat penulis harapkan demi perbaikan yang berkelanjutan. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan di kemudian hari. Terima kasih. Alhamdulillahirobbil’alamin.

Surakarta, Juli 2012 Habib Candra Darmanto

commit to user

c. Uji multikolonieritas ............................................................ 34

d. Uji heterokedastisitas ........................................................... 34

3. Pengujian hipotesis .................................................................. 35

a. Uji Koefisien Determinasi (R 2 )............................................ 36

b. Uji Regresi Simultan (Uji F) ............................................... 37

c. Uji Regresi Parsial (Uji t) .................................................... 38

C. Pembahasan .................................................................................. 39

BAB V. PENUTUP .......................................................................................... 42

A. Kesimpulan .................................................................................. 42

B. Keterbatasan ................................................................................. 43

C. Saran............................................................................................. 44 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman Tabel 1

Sampel Penelitian ......................................................................... 28 Tabel 2

Deskripsi Statistik Data Penelitian ............................................... 30 Tabel 3

Normalitas Data ........................................................................... 31 Tabel 4

Normalitas setelah Transformasi dan Seleksi Data Outlier .................................................................................. 32

Tabel 5 Uji Autokorelasi ........................................................................... 33 Tabel 6

Uji Multikolonieritas .................................................................... 34 Tabel 7

Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 35 Tabel 8

Uji Koefisien Determinasi ........................................................... 36 Tabel 9

Uji Signifikansi-F ......................................................................... 37 Tabel 10

Uji Signifikansi-t .......................................................................... 38

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman Gambar 1

Kerangka Pemikiran ................................................................ 13

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Daftar sampel tahun 2008

Lampiran 2

Daftar sampel tahun 2009

Lampiran 3

Daftar sampel tahun 2010

Lampiran 4 Hasil pengolahan data dengan program SPSS

commit to user

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dan kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang pemerintahan daerah dan Undang- Undang No 25 Tahun 1999 dan kemudian diperbaharui dengan Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah merupakan titik awal dimulainya otonomi daerah. Sebagai konsekuensi dari otonomi daerah yang diterapkan di Indonesia, pemerintah daerah mempunyai kewajiban untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat secara demokratis, adil, merata, serta berkesinambungan. Kewajiban itu bisa dipenuhi apabila pemerintah daerah mampu mengelola potensi daerahnya yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, dan potensi sumber daya keuangan secara optimal. Dampak lain dari adanya otonomi daerah adalah semakin kuatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Erawati, 2009).

Namun setelah lebih dari sepuluh tahun otonomi berjalan, kinerja pemerintah daerah untuk mewujudkan pemerintahan yang baik belum menunjukkan perbaikan yang signifikan, termasuk dalam kinerja keuangan, jika kita melihat dari Ikhtisar Hasil Pemeriksaan (IHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menunjukkan pada tahun 2010, dari 516 daerah yang diaudit, 7% mendapat opini wajar tanpa pengecualian (WTP), 66% mendapatkan opini wajar dengan pengecualian (WDP), 5% mendapatkan opini tidak wajar (TW) dan 22% mendapatkan opini tidak memberikan pendapat (TMP). Sedangkan pada tahun 2009 dari 504 daerah yang diaudit, 3% mendapatkan opini wajar tanpa

commit to user

10% mendapatkan opini tidak wajar (TW), dan 22% mendapatkan opini tidak memberikan pendapat (TMP). Dari data diatas menunjukkan bahwa masih banyak daerah yang mendapatkan opini tidak wajar (TW) dan tidak memberikan pendapat (TMP) menunjukkan bahwa masih buruknya kinerja permerintah daerah dalam pengelolaan keuangan daerah sehingga berdampak buruk terhadap penilaian pemerintah daerah oleh BPK yang berarti juga penyelenggaraan pemerintahan yang baik belum bisa terwujud.

Salah satu cara bagi pemerintah daerah untuk mencapai pemerintahan yang baik menurut Halacmi (2005) adalah dengan melakukan pengukuran kinerja. Selain untuk meciptakan pemerintahan yang baik, pengukuran kinerja menurut Mardiasmo (2007) adalah dalam rangka menciptakan pertanggungjawaban publik berkaitan dengan pengelolaan pemerintahan di daerah, termasuk didalamnya adalah pengelolaan keuangan daerah. Menurut Erawati (2009) salah satu alat yang dapat digunakan untuk menganalisis kinerja pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerahnya adalah melakukan analisis kinerja keuangan terhadap APBD yang telah diterapkan dan dilaksanakan. Analisis kinerja keuangan tersebut biasanya dinyatakan dengan rasio keuangan yang diidentifikasi dari laporan keuangan pemerintah daerah (Suyono, 2010).

Kinerja keuangan pemerintah daerah tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, menurut Groves et all (2001) faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan terdiri dari tiga kategori yaitu faktor lingkungan, faktor organisasional dan faktor finansial. Beberapa penelitian yang meneliti tentang hubungan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di dalam dan luar negeri. Faktor-faktor tersebut antara lain

commit to user

adalah jumlah penduduk (population), tenaga kerja (employment) ukuran daerah (size), dan leverage.

Population dan Employment merupakan bagian dari faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah. Jumlah penduduk (population) sebuah daerah akan berpengaruh tehadap pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah, menurut Cohen (2006) semakin besar jumlah penduduk suatu daerah, maka akan menuntut pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan publik lebih baik, dengan adanya tuntuntan tersebut maka pemerintah akan terdorong untuk meningkatkan kinerja dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sedangkan jumlah tenaga kerja (employment) yang dimiliki suatu daerah akan turut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah (Steven dan McGowen, 1983). Dengan demikian dapat dipahami semakin besar jumlah tenaga kerja yang dimiliki daerah, maka pertumbuhan ekonomi daerah tersebut akan semakin baik.

Sedangkan size dan leverage merupakan bagian dari faktor-faktor finansial yang mempengaruhi kinerja keuangan. Ukuran daerah (size) menunjukkan seberapa besar pemerintah daerah yang salah satunya dapat diukur dari jumlah aset yang dimiliki daerah seperti penelitian yang dilakukan Black, Jang, dan Kim (2003). Semakin besar suatu entitas maka akan memiliki kinerja yang lebih baik dibanding entitas yang lebih kecil (Schmalensee,1989). Sedangkan besar kecilnya leverage pemerintah daerah akan mempengaruhi tingkat kemampuan pemerintah daerah membiayai kegiatan operasionalnya (Sumarjo, 2010). Semakin besar leverage yang dimiliki oleh suatu entitas maka entitas tersebut memiliki kinerja yang buruk (Perwitasari, 2010).

commit to user

Penelitian yang dilakukan Cohen (2006) terhadap pemerintah daerah di Yunani dengan mengidentifikasikan faktor-faktor yang dapat menjadi moderator kinerja keuangan pemerintah daerah menggunakan variabel gross domestic product, population , real estate, tourist, dan capital. Sementara untuk mengukur kinerja keuangan, Cohen menggunakan rasio keuangan yang terdiri dari return on equity, return on assets, profit margin, current ratio, debt to equity, long term liabilities to total assets, assets turnover, operating revenues to total revenues , dan operating revenues to operating expenses. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kelima variabel berpengaruh terhadap variabel kinerja keuangan. Jumlah penduduk dan capital adalah dua variabel yang berpengaruh lebih tinggi, sementara rasio ROA, ROE dan profit margin tidak dipengaruhi oleh variabel independen karena profitabilitas sektor publik berbeda dengan sektor swasta.

Suyono (2010) melakukan penelitian analisis laporan keuangan daerah di Indonesia dengan menggunakan variabel independen revenue, expenditure, real estate, capital, taxes, dan grant. Sementara variabel dependen yaitu kinerja laporan keuangan daerah diproksikan dengan rasio keuangan yang terdiri dari current ratio, debt to equity, assets turnover, operating revenues to total revenues, dan operating revenues to total expenses. Hasil dari penelitian menunjukkan hanya variabel revenue yang berpengaruh terhadap kinerja laporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia.

Sumarjo (2010) melakukan penelitian pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia. Karateristik pemerintah daerah dijelaskan dengan ukuran (size), kemakmuran (wealth), ukuran legislatif, leverage, dan intergovermental revenue. Sementara untuk kinerja keuangan pemerintah daerah dijelaskan dengan rasio efisiensi. Hasil dari

commit to user

revenue berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah, sementara kemakmuran (wealth) dan ukuran legislatif tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah.

Winarna (2010) melakukan penelitian terhadap pemerintah daerah di Jawa Tengah tentang pengaruh revenue, expenditure, real estate, taxes, grant, population tourist, gross domestic product , dan employment terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah yang diproksikan dengan tiga rasio keuangan yang terdiri dari rasio kemandirian, rasio efisiensi, dan rasio efektivitas. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel revenue dan expenditure yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah, sementara untuk variabel , real estate, taxes, grant, population tourist, gross domestic product, dan employment tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah.

Terdapat dua perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Pertama, variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel independen berupa population, employment, leverage, dan size. Dalam penelitian yang dilakukan Cohen (2006) dan Suyono (2010) tidak menggunakan keempat variabel independen tersebut, sementara penelitian Sumarjo (2010) tidak menggunakan variable independen population dan employment dan penelitian yang dilakukan Winarna (2010) tidak menggunakan variabel independen size dan leverage . Sementara untuk variabel dependen, penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan Suyono (2010) dengan perbedaan yaitu variabel independen. Kedua, periode dalam penelitian ini menggunakan periode dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, sedangkan periode penelitian yang dilakukan Suyono (2010) adalah dari tahun 2002 sampai dengan 2007, Sumarjo (2010) menggunakan periode penelitian tahun 2008, dan Winarna (2010) menggunakan

commit to user

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah yang diproksikan dengan lima rasio yakni : current ratio, debt to equity, assets turnover, operating revenues to total revenues, dan operating revenues to operating expenses dengan mengambil sampel laporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia dan menggunakan empat variabel independen: population, employment, size, dan leverage yang mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah. Maka, judul penelitian ini adalah “PENGARUH POPULATION, EMPLOYMENT, SIZE,

DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA”

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah berdasarkan uraian diatas adalah sebagai berikut :

1. Apakah population mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia?

2. Apakah employment mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia?

3. Apakah size mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia?

4. Apakah leverage mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jumlah penduduk (population), jumlah tenaga kerja (employment), ukuran (size) pemerintah daerah,

commit to user

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemerintah Penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi terhadap evaluasi atas kinerja pemerintah daerah, sehingga dapat memberikan masukan kepada pemerintah dalam membuat peraturan yang berkaitan dengan kinerja pemerintah daerah terutama dalam hal pengelolaan anggaran.

2. Bagi akademisi Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang sektor publik dan menjadi referensi atas penelitian selanjutnya dalam hal sektor publik

3. Bagi masyarakat Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi masyarakat sebagai untuk mengetahui kinerja pemerintah daerah sehingga dapat dipergunakan sebagai alat pengawasan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah.

4. Bagi pemberi donasi, investasi, dan pinjaman Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan memberikan donasi, investasi, dan pinjaman kepada pemerintah daerah.

commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan Tujuan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (SPAP) Nomor 1 PP No 24 Tahun 2005 menyatakan Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya dengan kriteria sebagai berikut:

1. menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemerintah.

2. menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemerintah.

3. menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi

4. menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya.

5. menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya.

6. menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai

commit to user

penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.

7. menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.

B. Komponen Laporan Keuangan Daerah

Laporan keuangan daerah dibuat oleh entitas yang bersangkutan yaitu pemerintah daerah. Sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SPAP) No.

1, dalam rangka untuk memenuhi tujuan umum atas laporan keuangan daerah, maka dalam penyajian laporan keuangan harus menyediakan informasi mengenai entitas pelaporan sebagai berikut:

1. laporan realisasi anggaran (LRA) Laporan Realisasi Anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah pusat/daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap APBN/APBD. Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah dalam satu periode pelaporan. Dalam penyajian laporan realisasi anggaran setidaknya harus memuat unsur pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA, pembiayaan, sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran. Laporan realisasi anggaran juga menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan.

2. neraca Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Neraca menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang pajak dan bukan pajak, persediaan, investasi jangka panjang, aset tetap, kewajiban jangka pendek, kewajiban

commit to user

jangka panjang, dan ekuitas.

3. laporan arus kas Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris.

4. catatan atas laporan keuangan Agar laporan keuangan dapat digunakan oleh pengguna dalam memahami dan membandingkannya dengan laporan keuangan entitas lainnya, catatan atas laporan keuangan sekurang-kurangnya disajikan dengan susunan sebagai berikut:

a) informasi tentang Catatan atas Laporan Keuangan kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target Undang-Undang APBN/Perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target.

b) ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan.

c) informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya.

d) pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

e) pengungkapan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan

commit to user

f) formasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

g) daftar dan skedul. Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis. setiap pos dalam laporan realisasi anggaran, neraca, dan laporan arus kas harus mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam catatan atas laporan keuangan.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan

Pada umumnya, sektor privat menggunakan analisis rasio keuangan sebagai alat ukur untuk membandingkan terhadap penilaian perusahaan. Sektor privat juga menggunakan analisis rasio untuk mengevaluasi tren akuntansi dari waktu ke waktu pada perusahaan yang sama. Namun, tidak seperti pada evaluasi kinerja keuangan perusahaan sektor privat yang didasarkan pada analisis profitabilitas dan rasio keuangan yang mudah dimengerti, evaluasi kondisi keuangan pada sektor publik meliputi keputusan tentang faktor lingkungan, faktor organisasional dan faktor keuangan yang saling mempengaruhi. (Ningsih, 2010).

Penelitian yang dilakukan Ningsih (2010) menyatakan bahwa adanya dorongan dari faktor lingkungan yang menjadi faktor eksternal pemerintahan daerah mendorong faktor organisasional untuk merespon keinginan dari faktor lingkungan. Dengan adanya respon dari faktor organisasional sebagai pengelola pemerintahan (eksekutif) maka akan dapat mengubah faktor lingkungan sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan. Dalam kaitannya dengan faktor keuangan, faktor keuangan menggambarkan secara finansial atas respon yang dilakukan oleh faktor organisasional karena adanya dorongan dari faktor lingkungan.

commit to user

D. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Menurut Indra Bastian (2001), kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu

kegiatan/program/kebijaksanaan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi terutang dalam perumusan skema strategis suatu organisasi. Sedangkan kinerja keuangan menurut Sucipto (2003) adalah adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Ukuran-ukuran yang digunakan sebagai penilaian kinerja keuangan tersebut biasanya dinyatakan dalam rasio keuangan seperti yang dinyatakan oleh Suyono (2010). Menurut Cohen (2006) rasio keuangan tersebut dapat digunakan sebagai media untuk menginformasikan kinerja keuangan. Penggunaan rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan pada sektor swasta dapat juga dipakai untuk menilai kinerja keuangan pada sektor publik, akan tetapi karena perbedaan profitabilitas antara sektor swasta dan sektor publik, maka ada beberapa rasio yang tidak bisa digunakan dalam sektor publik seperti penelitian yang dilakukan Cohen (2006) yang menyatakan bahwa rasio seperti ROA, ROE, dan profit margin tidak dipengaruhi oleh GDP, population, real estate, tourist, dan capital.

Halachmi (2005) menyatakan bahwa penilaian kinerja dapat meningkatakan efisiensi, keefektifan, penghematan, dan produktifitas pada organisasi sektor publik. Sementara Sumarjo (2010) menyatakan dengan berfokus pada hasil penilaian dan pelaporan kinerja dapat membantu mengkomunikasikan kepada publik tentang tingkat penyelesaian unit kerja organisasi lain yang serupa. Mahmudi dalam Sumarjo (2010) menyatakan salah satu cara untuk mewujudkan akuntabilitas adalah pelaporan kinerja melalui laporan keuangan.

commit to user

E. Kerangka Pemikiran

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh population, employment, leverage, dan size terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia yang dinyatakan dengan rasio current ratio (CR), debt to equity (DER), assets turnover (AT), operating revenues to total revenues (ORTR), dan operating revenues to operating expenses (OROE). Sedangakan kerangka pemikiran yang menggambarkan model penelitian dan hubungan antar variabel dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Variabel Dependen Variabel Independen

Gambar 1

F. Hipotesis

Pengujian Hipotesis dilakukan untuk menjawab rumusan masalah, yaitu menguji apakah population, employment, leverage, dan size berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia. Berikut ini pengembangan hipotesisnya.

1. Pengaruh Population Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Dalam penelitian ini, population yang dimaksud adalah jumlah keseluruhan penduduk yang berada pada kota / kabupaten. Salah satu indikaktor yang mencerminkan penyelenggarakan pemerintahan daerah yang baik adalah pemerintah daerah bisa memberikan pelayanan yang baik kepada publik. Jumlah populasi penduduk yang menempati daerah juga berpengaruh tehadap pelayanan

· Population (X 1 ) · Employment (X 2 )

· Size (X 3 )

· Leverage (X 4 )

Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

(Y)

commit to user

daerah, maka akan menuntut pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan publik lebih baik dari sebelumnya.

Athanasopoulos dan Triantis (1998) dalam Cohen (2006) mengindikasikan bahwa kepadatan penduduk terkait dengan kinerja pemerintah daerah. Peningkatan jumlah penduduk pada suatu daerah menyebabkan daerah yang bersangkutan mendapatkan tuntutan untuk memberikan pelayanan yang sebaik- baiknya kepada publik. Penelitian yang dilakukan oleh Cohen (2006) menyatakan bahwa jumlah penduduk berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah.

Atas dasar teori diatas, maka hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Terdapat pengaruh population terhadap kinerja keuangan pemerintah

daerah di Indonesia.

2. Pengaruh Employment Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

ketenagakerjaan Indonesia

diterjemahkan sebagai kesempatan kerja, yang berarti jumlah orang yang bekerja tanpa memperhitungkan berapa banyak pekerjaan yang dimiliki tiap orang, pendapatan, dan jumlah jam kerja mereka.

Tenaga kerja merupakan sumber daya potensial sebagai penggerak, penggagas, dan pelaksana di daerah, sehingga dapat memajukan daerah tersebut (Winarna, 2010). Ketiga faktor tersebut diharapkan mampu menjadi fakor pendorong pertumbuhan dan perkembangan perekonomian daerah yang tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Steven dan McGowen (1983) menyatakan bahwa employment berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Semakin besar tingkat employment yang dimiliki oleh suatu daearah, maka akan

commit to user

dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi bagi daerah. Atas dasar teori diatas, maka hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H2 : Terdapat pengaruh employment terhadap kinerja keuangan

pemerintah daerah di Indonesia

3. Pengaruh Size Pemerintah Daerah Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Cooke (1992) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki ukuran lebih besar akan memiliki tekanan yang lebih besar untuk melaporkan pengungkapan wajibnya. Dengan demikian, ukuran yang dimiliki pemerintah daerah akan berdampak adanya tekanan dari publik agar pemerintah daerah memenuhi pengungkapan wajib dalam setiap laporan keuangan, sehingga berdampak pula terhadap kinerja pemerintah daerah. Sumarjo (2010) menyatakan bahwa pemerintah daerah akan cenderung memberikan good news, dalam mengungkapkan laporan keuangannya. Kecenderungan pemerintah daerah untuk memberikan good news antara lain adalah untuk memberikan kepercayaan kepada publik atas kinerja pemerintah daerah.

Penelitian yang dilakukan Ramasamy et al. (2005) menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara size dan pengukuran kinerja. Semakin besar size pemerintah daerah, maka akan semakin besar pula tuntuntan kepada pemerintah daerah tersebut untuk memiliki kinerja yang lebih baik.

Atas dasar teori diatas, maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H3 : Terdapat pengaruh size pemerintah daerah terhadap kinerja keuangan

pemerintah daerah di Indonesia.

commit to user

4. Pengaruh Leverage Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Leverage adalah hutang sumber dana yang digunakan perusahaan untuk membiayai asetnya diluar sumber dana modal atau ekuitas (Sam’ani, 2008). Hutang merupakan perjanjian antara pihak debitor dengan pihak kreditor, dalam kaitannya dengan pemerintah daerah sebagai debitor, timbulnya keinginan dari pihak debitor untuk mendapatkan penilaian positif dari pihak kreditor akan memicu pemerintah daerah untuk meningkatkan discretionary accrualnya dengan memperlihatkan kinerja yang positif dari pihak kreditor, sehingga pemerintah daerah memperoleh suntikan dana atau untuk memperoleh penjadwalan kembali pembayaran hutang.

Sumarjo (2010) menyatakan semakin besarnya tingkat leverage yang dimiliki oleh pemerintah daerah menunjukkan bahwa pemerintah daerah tidak mampu membiayai operasionalnya sendiri sehingga memerlukan dana dari pihak eksternal. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pengelolaan keuangan oleh pemerintah daerah belum maksimal. Penelitian yang dilakukan Perwitasari (2010) pada sektor publik menunjukkan bahwa semakin besar leverage yang dimiliki oleh suatu entitas maka entitas tersebut memiliki kinerja yang buruk.

Penelitian yang berkaitan dengan leverage yang dilakukan oleh Weill (2003) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara leverage dengan pengukuran kinerja suatu entitas. Maka dari uraian diatas, maka hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H4 : Terdapat pengaruh leverage terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia

commit to user

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi empiris yang bertujuan untuk memperoleh bukti tentang ada tidaknya pengaruh population, employment, size, dan leverage terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia. Data dalam penelitian ini diperoleh hanya sekali pada batasan waktu antara tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 sehingga penelitian ini merupakan penelitian cross section.

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan kelompok individu, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten dan kota yang berada di Indonesia tahun 2008 sampai dengan 2010 yang diperoleh dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan data statistik pemerintah daerah kabupaten dan kota yang diperoleh dari website www.bps.go.id

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang karakteristiknya diselidiki dan dianggap dapat mewakili populasi (sekaran 2006). Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling. Yaitu pengambilan sampel menggunakan kriteria tertentu bedasarkan kebijakan dari peneliti. Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini mengacu pada kriteria yang digunakan oleh Suyono (2010). Kriteria yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten/kota seluruh Indonesia tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 yang diperoleh dari BPK RI.

commit to user

2. Laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten/kota seluruh Indonesia tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 dengan opini audit wajar tanpa pengecualian (WTP), wajar tanpa pengecualian dengan bahasa atau paragraf penjelas maupun wajar dengan pengecualian (WDP). Adapun laporan keuangan dengan opini tidak wajar (TW) dan tidak memberi pendapat (TMP) tidak digunakan dalam sampel penelitian dengan pertimbangan bahwa informasi yang tersaji dalam laporan keuangan dengan opini tersebut tidak wajar dan tidak dapat digunakan dalam pengambilan keputusan oleh pemakai laporan keuangan.

3. Laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten/kota seluruh Indonesia tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 yang mencantumkan seluruh data dan informasi yang dibutuhkan dalam pengukuran variabel dan analisis data untuk pengujian hipotesis dalam penelitian.

C. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada (Sekaran, 2006). Sumber data dari penelitian ini adalah laporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia yang diperoleh dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) . Sedangkan sumber data lain diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS) melalui website resminya yaitu www.bps.go.id dan website resmi masing-masing pemerintah daerah.

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Sekaran (2006) menyatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang mempunyai nilai yang dapat berbeda/berubah. Nilai ini dapat berbeda dalam

commit to user

waktu yang lain untuk objek/orang yang sama atau dapat juga dapat berbeda pada waktu yang sama untuk objek/orang yang berbeda (Sumarjo, 2010)

Penelitian ini menggunakan lima buah variabel penelitian. Satu variabel yaitu kinerja keuangan menjadi variabel dependen, sedangkan empat buah variabel yang lain menjadi variabel dependen yaitu population, employment, size dan leverge. Adapun definisi dan pengukuran masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan yang diproksikan ke dalam lima rasio keuangan pemerintah daerah. Agar tidak terjadi bias dalam pengambilan kesimpulan, maka kelima rasio keuangan tersebut difaktorkan menjadi satu menggunakan progran SPSS dengan memasukkan lima rasio keuangan tersebut ke dalam variabel dependen dan kemudian diolah dengan factor analyze untuk menentukan component principal yang kemudian diperoleh satu faktor yang merupakan proksi kinerja keuangan pemerintah daerah untuk selanjutnya digunakan sebagai data untuk variabel dependen penelitian (Singgih Santoso, 2002). Rasio yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Suyono (2010). Rasio keuangan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Current Ratio (CR)

Current Ratio merupakan perbandingan antara harta lancar dan kewajiban lancar. Rasio ini menggambarkan kemampuan pemerintah daerah untuk memenuhi kewajiban lancarnya dengan harta lancar yang dimiliki. Data yang dipergunakan dalam perhitungan ini adalah data yang berasal dari laporan neraca pemerintah daerah. Rumus untuk

commit to user

menentukan angka rasio ini adalah seperti yang digunakan Cohen (2006) adalah sebagai berikut:

CurrentLia bilities

CurrentAss ets

CR =

b. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara jumlah total utang pemerintah daerah dengan total ekuitas dana. Rasio ini menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam memberi jaminan pemenuhan seluruh jumlah utang dengan jumlah ekuitas dana yang dimilki oleh pemerintah pada tanggal tertentu. Kedua angka rasio ini ditentukan dengan menggunakan angka dalam neraca pemerintah. . Rumus untuk menentukan angka rasio ini adalah seperti yang digunakan Cohen (2006) adalah sebagai berikut:

c. Assets Turnover (AT)

Assets turnover merupakan perbandingan jumlah pendapatan asli daerah dengan jumlah total asset yang dimiliki oleh Pemda. Angka rasio ini menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam memperoleh pendapatan asli daerah dengan menggunakan total asset yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang bersangkutan, semakin tinggi angka rasio ini menandakan bahwa semakin baik kemampuan pemerintah dalam mengusahakan asset yang dimiliki utuk menghasilkan pendapatan bagi daerah. Rumus untuk menentukan angka rasio ini adalah seperti yang digunakan Cohen (2006) adalah sebagai berikut:

commit to user

TotalAsset s

ting TotalOpera ting

AT

Re

d. Operating Revenues to Total Revenues (ORTR)

Operating revenues to total revenues adalah perbandingan antara jumlah pendapatan asli daerah dengan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh pemerintah daerah yang bersangkutan. Kedua angka yang digunakan dalam penghitungan rasio ini diambil dari neraca pemerintah. Rumus untuk menentukan angka rasio ini adalah seperti yang digunakan Cohen (2006) adalah sebagai berikut:

Total venues

ting TotalOpera ting

e. Operating Revenues to Operanting Expenses (OROE)

Operating revenues to operating expenses merupakan perbandingan antara jumlah pendapatan asli daerah dengan jumlah belanja operasi daerah dalam suatu periode tertentu. Untuk menentukan jumlah angka rasio ini angka yang digunakan adalah angka dalam laporan realisasi anggaran. Angka rasio ini menunjukkan kemampuan pemerintah dalam memperoleh pendapatan asli daerah dengan belanja operasi yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu. Rumus untuk menentukan angka rasio ini adalah seperti yang digunakan Cohen (2006) adalah sebagai berikut:

tingExpens TotalOpera tingExpens

ting TotalOpera ting

OROE

= Re

2. Variabel Independen

Variabel Independen dalam penelitian ini sebagaimana yang digunakan dalam penelitian Sumarjo (2010) dan Winarna (2010) yang terdiri dari variabel

commit to user

a. Population (POP)

Variabel ini merupakan jumlah penduduk yang mendiami wilayah kabupaten atau kota di Indonesia. Data dari variabel diperoleh dari website Biro Pusat Statistik

b. Employment (EMP)

Variabel ini merupakan jumlah orang yang bekerja tanpa memperhitungkan berapa banyak pekerjaan yang dimiliki tiap orang, pendapatan, dan jumlah jam kerja mereka. Data dari variabel ini diperoleh dari website Biro Pusat Statistik dan website masing-masing pemerintah daerah.

c. Size (SZ)

Size dapat diukur dengan jumlah karyawan, total aset, total pendapatan, dan tingkat produktifitas (Damanpour, 1991). Penelitian lain yang dilakukan oleh Baber (2010) menggunakan populasi penduduk sebagai proksi dari size. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Black, Jang, dan Kim (2003), penelitian ini menggunakan total aktiva sebagai proksi dari size. Pertimbangan dipilihnya total aktiva untuk mengukur size adalah nilai aktiva lebih stabil daripada nilai penjualan bersih dan kapitalisasi pasar (Wuryaningsih, 2002). Data untuk variabel ini diperoleh dari laporan keuangan pemerintah daerah yang didapat dari BPK.

d. Leverage (LEV)

Leverage merupakan proporsi yang menggambarkan besarnya utang yang berasal dari pihak ekternal dibandingkan dengan modal sendiri (Weill, 2003). Hal ini mengindikasikan bahwa jika jumlah utang lebih

commit to user

bahwa sumber utama pendanaan entitas tersebut berasal dari pihak ekternal. Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh cohen (2006), penelitian ini menggunakan Debt to Equity untuk mengukur leverage.

Data untuk variabel ini diperoleh dari laporan keuangan pemerintah daerah yang didapat dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

E. Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2006) Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai distribusi dan perilaku data sampel dengan menghitung rata- rata (mean), median, standar deviasi, minimum, dan maksimum dari masing- masing data sampel.

2. Analisis Regresi Berganda

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda (multiple regression model) untuk menguji pengaruh POP, EMP, Sz, dan LEV terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah yang dinyatakan dalam rasio CR, DER, AT, ORTR, OROE. Digunakannya model regresi berganda karena terdiri dari satu variabel dependen dan beberapa variabel independen (Sekaran, 2006) adapun model regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

KK = a +β 1 POP + β 2 EMP + β 3 Sz + β 4 LEV + e

Keterangan :

KK

: Kinerja Keuangan

commit to user

a : Konstanta β 1 – β 4 : Koefisien regresi POP : Population

e : Error

3. Uji Asumsi Klasik

Sebelum model analisis regresi digunakan untuk menguji hipotesis, maka harus dilakukan uji asumsi klasik yang bertujuan untuk memastikan bahwa hasil penelitian adalah valid, dengan data yang digunakan secara teori adalah tidak bias, konsisten, dan penaksiran koefisien regresinya efisien (Ghozali, 2006). Terdapat empat macam uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini, keempat macam uji asumsi klasik tersebut adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji kenormalan distribusi dalam model regresi pada variabel penggganggu atau variabel residual (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006).Alat uji yang digunakan untuk uji normalitas yaitu dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal apabila signifikansi variabel dependen memiliki nilai signifikansi lebih dari 5%.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji suatu model regresi linear, untuk

commit to user

dengan periode t-1 (Ghozali, 2006). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam model regresi terdapat autokorelasi atau tidak, pada penelitian ini menggunakan alat uji Breusch-Godfrey test (BG test). Dari pengujian ini dapat dilihat terjadi atau tidaknya autokorelasi dengan melihat nilai signifikansi dari lag residual. Apabila nilai signifikansi lag residual < 5%, maka dapat dikatakan terjadi autokorelasi, namu jika nilai signifikansi lag residual > 5% maka dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi yang digunakan.

c. Uji Multikolinearitas