ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS LAPORAN DANA KAMPANYE PARTAI POLITIK DITINJAU DARI SEGI GOOD GOVERNANCE (Studi Kasus DPW PAN JAWA TIMUR pada Pemilu 2009).

ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS LAPORAN DANA
KAMPANYE PARTAI POLITIK DITINJ AU DARI SEGI GOOD
GOVERNANCE
(Studi Kasus DPW PAN J AWA TIMUR pada Pemilu 2009)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :
Afiatus Sobr ina
0813010165/FE/AK

Kepada

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS LAPORAN DANA
KAMPANYE PARTAI POLITIK DITINJ AU DARI SEGI GOOD
GOVERNANCE
(Studi Kasus DPW PAN J AWA TIMUR pada Pemilu 2009)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyar atan
dalam Memper oleh Gelar Sar jana Ekonomi Progr am Studi Akuntansi

Diajukan Oleh :
Afiatus Sobr ina
0813010165/FE/AK

Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR

2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah
melimpahkan kasih dan sayangnya, rahmat dan ridhonya, serta tak lupa juga
Salam Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis Transparansi dan Akuntabilitas
Laporan Dana Kampanye Partai Politik Ditinjau dari Segi Good Governance”
(Studi Kasus DPW PAN Jawa Timur pada Pemilu 2009), sebagai salah satu
persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.
Selesainya penyusunan skripsi ini, sebenarnya tidak lepas dari banyak
pihak yang telah membantu, baik dalam motivasi moral, spiritual, tukar pikiran,
material dan hal-hal lain yang menumbuhkan kesadaran dalam diri penulis,
sehingga banyak melahirkan inspirasi kecerdasan nalar. Dalam konteks ini semua,
perkenankan penulis untuk mengucapkan ribuan terima kasih kepada mereka
semua yang telah membantu penulis selama menempuh pendidikan Strata 1 di

UPN “Veteran” Jawa Timur :
1. Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Bapak
Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP.
2. Dekan Fakultas Ekonomi, Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM.
3. Ketua Jurusan Program Studi Akuntansi, Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, M.Si.
4. Dosen Wali penulis, Bapak Drs. Munari, MM.
5. Dosen pembimbing penulis, Ibu Dra. Tituk Diah Widajantie, SE, Maks.
i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6. Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional Jawa Timur,
Bapak Kuswiyanto.
7. Kepada Keluarga Besar DPW PAN Jawa Timur yang bersedia membantu,
Pak Riffa, Mas Mahmudi, Mas Udin, Mas Noval, Mas Hari DPRD,
terimakasih atas bantuannya selama saya menyusun skripsi.
8. Kepada kedua orang tuaku, Alm Papa Noer Said dan Mama Arofatul
Machmudah, terimakasih atas jasa dan cinta kalian.
9. Kepada Om Ali dan Tante Ita, terimakasih atas bantuannya untuk

membiayai kuliahku di UPN “Veteran” Jawa Timur.
10. Kepada keluarga besar Moeslimin, terimakasih atas dukungan dan cinta
kalian.
11. Kepada teman-teman dan sahabatku, terimakasih atas dukungan kalian
semua.
12. Kepada Aditya Ramadhan kekasihku, terimakasih telah mendampingi dan
mendukungku selama ini.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna untuk semua, saran
dan kritik masih banyak diharapkan, karena penulis menyadari tulisan ini
masih sangat jauh dari sempurna.

Surabaya, 24 April 2012

PENULIS

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS LAPORAN
DANA KAMPANYE PARTAI POLITIK DITINJ AU DARI SEGI
GOOD GOVERNANCE
(Studi Kasus DPW PAN J awa Timur pada Pemilu 2009)
Oleh :
Afiatus Sobrina
ABSTRAK
Salah satu wujud perlibatan masyarakat dalam proses politik
adalah Pemilihan Umum (Pemilu). Pemilu merupakan sarana bagi
masyarakat untuk ikut menentukan figur dan arah kepemimpinan negara
atau daerah dalam periode tertentu. Pemilu memiliki fungsi utama untuk
menghasilkan kepemimpinan yang benar-benar menghendaki kehendak
rakyat. Oleh karena itu, pemilu merupakan salah satu sarana legitimasi
kekuasaan. Sebagai sebuah organisasi publik yang memiliki peran penting
di suatu negara, maka tuntutan akan Good Governance partai politik tidak
dapat dielakkan. Good governance mengandung arti hubungan yang
sinergis dan konstruktif diantara negara, sektor swasta dan masyarakat
(society). Dalam hal ini adalah kepemerintahan yang mengembangkan dan
menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi,

pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan
dapat diterima oleh seluruh masyarakat. Transparansi dan akuntabilitas
partai politik dalam menyusun laporan dana kampanye sangat berperan
dalam membantu pelaksanaan tata kepemerintahan yang baik (Good
Governance). Karena bagaimanapun juga, good governance akan
menghasilkan birokrasi yang handal dan profesional, efisien, produktif
serta memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemenuhan
transparansi dan akuntabilitas Laporan Dana Kampanye Partai Politik pada
Pemilu 2009. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif, untuk
menggali dan menjelaskan tentang keterbukaan dan pertanggungjawaban
Partai Politik akan Laporan Dana Kampanye yang dibuat saat Pemilu.
Berdasarkan observasi bahwa ditemukan pertanggungjawaban dan
keterbukaan DPW PAN Jawa Timur mengenai pelaporan dana kampanye
yang disampaikan setiap kegiatan evaluasi internal partai, termasuk sudah
efektif dan efisien dalam mengatur program serta pengelolaan keuangan
selama Kampanye.
Kata Kunci : Good Governance, Tr ansparansi, Akuntabilitas, Par tai
Politik, Laporan Dana Kampanye.


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . viii
DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ix
ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . x
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1

1.2

FOKUS PENELITIAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .7


1.3

PERUMUSAN MASALAH. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7

1.4

TUJUAN PENELITIAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7

1.5

MANFAAT PENELITIAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8

BAB 2 TINJ AUAN PUSTAKA
2.1

HASIL – HASIL PENELITIAN TERDAHULU . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

2.2


LANDASAN TEORI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .13
2.2.1

PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN. . . . . . . . . . . . . . . . . .13
2.2.1.2 TUJUAN LAPORAN KEUANGAN. . . . . . . . . . . . . . . ..14

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.1.3 KARAKTERISTIK LAPORAN KEUANGAN. . . . . . .. .15
2.2.1.4 UNSUR – UNSUR LAPORAN KEUANGAN. . . . . . . . 17
2.2.2

PENGERTIAN GOOD GOVERNANCE. . . . . . . . . . . . . . . . . . .18
2.2.2.1 PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE. . . . . . . . . .19
2.2.2.2 PILAR-PILAR GOOD GOVERNANCE. . . . . . . . . .. . . .21
2.2.2.3 UNSUR-UNSUR GOOD GOVERNANCE. . . . .. . . . . .23
2.2.2.4 GOOD GOVERNANCE DI INDONESIA. . . . . . . . . .. . 25


2.2.3

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS. . . . .. . . . . . . . . . .28
2.2.3.1 TIGA DIMENSI AKUNTABILITAS. . . . . . . . . . . . . . . .30
2.2.3.2 METODE UNTUK MENEGAKKAN
AKUNTABILITAS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33
2.2.3.3 HAMBATAN DALAM
PELAKSANAAN AKUNTABILITAS . . . . . . . . . . . . . . 38

2.2.4

LAPORAN DANA KAMPANYE DAN KEUANGAN
PARTAI POLITIK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 40
2.2.4.1 PENGATURAN LAPORAN DANA KAMPANYE .. . . .45
2.2.4.2 PERTANGGUNGJAWABAN LAPORAN DANA
KAMPANYE . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 48

iv


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.4.3 ANCAMAN UU NO.10 TH 2008 KEPADA PARTAI
POLITIK. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .51
2.2.4.4 AKUNTABILITAS DANA KAMPANYE.. . .. . . . . . . . .51
2.3

KERANGKA PIKIR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .52

BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1

JENIS PENELITIAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 53
3.1.2

ALASAN KETERTARIKAN PENELITI. . . . . . .. . . . . . . . . . . .57

3.2

INFORMAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .59

3.3

LOKASI PENELITIAN

3.4

SUMBER DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA. . . . . . . . .61

3.5

TEKNIK ANALISIS. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .65

3.6

PENGUJIAN KREDIBILITAS DATA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 66

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .61

BAB 4 DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
4.1

PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 69

4.2

SEJARAH PARTAI POLITIK DI INDONESIA . . . . . . . . . . . . . . . . . . 69

4.3

PARTAI POLITIK DI MASA ORDE BARU . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .71

4.4

SEJARAH BERDIRINYA PAN DI INDONESIA . . . . . . . . . . . . . . . . .73

4.5

PLATFORM PARTAI AMANAT NASIONAL . . . . . . . . . . . . . . . . . . .75

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.6

STRUKTUR ORGANISASI PARTAI AMANAT NASIONAL . . . . . . 77

4.7

SEJARAH BERDIRINYA DPW PAN JAWA TIMUR . . . . . . . . . . . . . 77

4.8

SUSUNAN PENGURUS DPW PAN JAWA TIMUR . . . . . . . . . . . . . ..78

BAB 5 ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS LAPORAN
DANA KAMPANYE PARTAI POLITIK DITINJ AU DARI SEGI
GOOD GOVERNANCE (Studi Kasus DPW PAN J awa Timur pada
Pemilu 2009)
5.1

PEMAHAMAN MENGENAI GOOD GOVERNANCE . . . . . . . . . . . . 79

5.2

PENGELOLAAN GOOD GOVERNANCE DI DPW PAN JAWA
TIMUR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 82

5.3

PEMAHAMAN LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN DANA
KAMPANYE PARTAI POLITIK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 90

5.4

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS MENGENAI
PENGELOLAAN LAPORAN DANA KAMPANYE DPW PAN
JAWA TIMUR PADA PEMILU 2009. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .96

5.5

KETERBATASAN PENELITI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 106

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1

KESIMPULAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 107

6.2

SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 109

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG
Salah satu wujud perlibatan masyarakat dalam proses politik
adalah pemilihan umum (pemilu). Pemilu merupakan sarana bagi
masyarakat untuk ikut menentukan figur dan arah kepemimpinan negara
atau daerah dalam periode tertentu. Pemilu memiliki fungsi utama untuk
menghasilkan kepemimpinan yang benar-benar menghendaki kehendak
rakyat. Oleh karena itu, pemilu merupakan salah satu sarana legitimasi
kekuasaan.
Sebagai sebuah organisasi publik yang memiliki peran penting di
suatu negara, maka tuntutan akan Good Governance partai politik tidak
dapat dielakkan. Good governance mengandung arti hubungan yang
sinergis dan konstruktif diantara negara, sektor swasta dan masyarakat
(society). Dalam hal ini adalah kepemerintahan yang mengembangkan dan
menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi,
pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan
dapat diterima oleh seluruh masyarakat.

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Birokrasi pemerintahan kita sampai saat ini sangat payah dan sudah
menjadi rahasia bersama. Tingkat kepayahan tersebut kemudian berakibat
pada rendahnya pertumbuhan ekonomi, hilangnya rasa aman dan pada
akhirnya

dapat

menandaskan

rasa

kepercayaan

rakyat

terhadap

pemerintah. Sebagian kelompok masyarakat sudah sampai pada taraf mati
rasa. Baginya, keberadaan pemerintah dengan ketiadaannya sudah tidak
dapat dirasakan bedanya. Namun, masih banyak yang berpandangan
optimis bahwa kondisi saat ini, meski tidak banyak, tetap lebih baik dari
masa lalu. Setidaknya masih ada ruang kebebasan untuk menyuarakan
masa depan bangsa. Karena itu, perbaikan terhadap birokrasi merupakan
hal yang fardlu hukumnya (poerwos.wordpress.com/2008).
Hiruk pikuk kampanye partai politik yang sampai saat ini masih
dirasakan masyarakat adalah adanya money politik pada masa kampanye,
seperti pembagian uang transport, pembagian uang palsu, sembako, durasi
iklan yang berlebihan, bahkan menyewa heli sampai sumbangan pesawat
terbang yang digunakan turun ke daerah-daerah untuk kampanye. Belum
lagi kemampuan partai politik yang memasang bendera, spanduk, baleho
yang begitu besar hingga menutup gapura di seluruh kota. Masyarakat
pasti berpikir, dari mana sumber keuangannya?
Pemikiran seperti ini akan tumbuh dan tetap hidup dalam pikiran
masyarakat apabila partai politik tidak juga menyampaikan laporan dana
kampanye sampai batas waktu yang ditentukan oleh KPU. Sebagai
organisasi publik yang hidup dan berkembang dari kepercayaan, partai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

politik mungkin masih beripikir tradisional dan tertutup. Padahal publik
sebagai pemilih pasti akan mengukur kinerja partai politik dengan
pengukuran keuangan dan non keuangan. Dengan pengukuran keuangan,
tentu

masyarakat

sebagai

stakeholder

berkepentingan

terhadap

pertanggungjawaban keuangan dan akan menilai detail sumber dana dan
penggunaan

dana

kampanye

serta

keuangan

partai

politik

(www.waspada.co.id)
Karakter dasar partai politik adalah meraih kekuasaan atas nama
rakyat, yang dilakukan melalui Pemilihan Umum (Pemilu). Bila menang
dalam pemilu, partai politik akan memegang kekuasaan melalui jalur
pengambil keputusan (eksekutif) dan jalur pembuat kebijakan (legislatif).
Setiap keputusan yang dibuat oleh partai politik melalui kedua jalur
tersebut selalu mengatasnamakan rakyat dan berimplikasi luas terhadap
kehidupan rakyat. Oleh karena itu, partai politik seharusnya memastikan
bahwa setiap tindakan yang dilakukan demi rakyat yang diwakilinya bebas
dari politik uang dan pengaruh kelompok kepentingan. Namun pada
kenyataannya, sulit sekali melepaskan partai politik dari pengaruh
kelompok kepentingan, karena kehidupan partai politik justru tergantung
pada sumbangan yang diterimanya (Artikel Dahnil Anzar, 2008) .
Transparency International Indonesia menyebutkan bahwa sistem
pendanaan politik yang transparan dan akuntabel merupakan salah satu
pilar utama penegakan demokrasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Sayangnya tidak semua partai politik terbuka untuk membeberkan berapa
jumlah dana kampanye yang diterima maupun dikeluarkan untuk
keperluan selama pemilu.
Transparency International Indonesia memperkirakan banyak dana
kampanye pemilihan umum yang tidak dilaporkan partai politik ke Komisi
Pemilihan Umum. Perkiraan lembaga ini didasarkan pada perbedaan nilai
belanja kampanye, termasuk belanja media, yang dikeluarkan partai politik
dengan dana yang diperoleh selama masa kampanye lalu.
Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia, Emmy
Hafild, mengatakan bahwa di negara-negara lain, hal seperti ini dapat
dikategorikan sebagai pelanggaran berat pemilihan umum. Bahkan ada
negara yang mengindikasikan ini sebagai modus pencucian uang.
Berdasarkan perhitungan Transparency International, selama
kampanye yang lalu, PDI Perjuangan paling tidak membelanjakan Rp 241
miliar untuk kampanye. Partai ini merupakan pembelanja kampanye
paling besar. Setelah PDIP, Partai Golkar berada di urutan kedua dengan
belanja kampanye sebesar Rp 169 miliar. Berdasarkan data yang
dilaporkan kedua partai itu ke Komisi Pemilu, saldo akhir dari dana
kampanye yang berhasil dikumpulkan PDIP hanya sebesar Rp 111 miliar,
sedangkan saldo akhir rekening Partai Golkar dalam pengumpulan dana
kampanye hanya sebesar Rp 757 juta.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Laporan yang diterbitkan lembaga itu, seluruh partai yang lolos
electoral threshold (ambang batas perolehan suara dalam pemilihan umum)
tercatat memiliki perbedaan antara dana yang dipakai kampanye dan
perolehan sumbangan. Partai Kebangkitan Bangsa, misalnya, dihitung
mengeluarkan Rp 95 miliar, namun tak mencatatkan sama sekali berapa
dana yang mereka dapat. Ini juga terjadi pada Partai Amanat Nasional,
Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Keadilan
Sejahtera. Bahkan dari seluruh partai yang dilaporkan, hanya PDIP dan
PAN yang melaporkan identitas penyumbang dan jumlah sumbangannya
(www.antikorupsi.org).

Pertanggungjawaban yang sangat minim inilah, maka dibutuhkan
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan sumber keuangan partai
politik.

Sebagai

institusi

publik,

maka

partai

politik

harus

mempertanggungjawabkan seluruh tindakannya kepada publik, termasuk
secara transparan melaporkan kepada publik sumber-sumber keuangan
yang diperoleh dalam membiayai kegiatan partai politik bersangkutan.
Karena, melalui transparansi sumber dan pengelolaan keuangan partai
politik, maka publik akan mudah mengawasi dan menilai kebijakan serta
gerakan politik yang dibuat oleh partai politik. Dengan partai politik yang
tidak akuntabel dan transparan, jangan pernah berharap adanya
pemerintahan yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (Artikel Dahnil
Anzar, 2008).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Bentuk transparansi dan akuntabilitas partai politik kepada publik
atas aktivitas yang dilaksanakannya adalah dengan menyusun laporan
keuangan. Laporan keuangan yang disusun tentunya harus memenuhi
standar agar dapat dipahami secara luas (universal). Laporan keuangan
yang dibuat oleh partai politik adalah laporan keuangan tahunan dan
laporan dana kampanye. Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan Partai
Politik mengacu pada PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)
No. 45 tentang akuntansi untuk organisasi nirlaba, yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia.

Transparansi dan akuntabilitas partai politik dalam menyusun
laporan dana kampanye sangat berperan dalam membantu pelaksanaan tata
kepemerintahan yang baik (Good Governance). Karena bagaimanapun
juga, good governance akan menghasilkan birokrasi yang handal dan
profesional, efisien, produktif serta memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat.

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, penulis akan
melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS TRANSPARANSI DAN
AKUNTABILITAS LAPORAN DANA KAMPANYE PARTAI POLITIK
DITINJAU DARI SEGI GOOD GOVERNANCE (Studi Kasus Laporan
Dana Kampanye Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional (DPW
PAN) Jawa Timur pada Pemilu 2009)”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

1.2

FOKUS PENELITIAN
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, hal-hal yang menjadi
fokus penelitian sebagai berikut :
1. Pemahaman mengenai pencatatan Laporan Keuangan Partai Politik.
2. Menganalisa transparansi dan akuntabilitas Laporan Dana Kampanye
Partai Politik ditinjau dari segi good governance.
3. Laporan Keuangan yang dimaksud adalah Laporan Penerimaan dan
Pengeluaran Dana Kampanye Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat
Nasional ( DPW PAN) Jawa Timur pada Pemilu 2009.

1.3

PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang disampaikan diatas, maka
permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan : “Apakah Laporan Dana
Kampanye DPW PAN JAWA TIMUR pada Pemilu 2009 telah memenuhi
kriteria

transparansi

dan

akuntabilitas

ditinjau

dari

segi

good

governance??”
1.4

TUJ UAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemenuhan
transparansi dan akuntabilitas Laporan Dana Kampanye Partai Politik pada
Pemilu 2009.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

1.5

MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi penulis : Untuk memperoleh pemahaman dan wawasan yang lebih
mendalam mengenai transparansi dan akuntabilitas laporan dana
kampanye serta hubungannya dengan good governance.
2. Bagi objek yang diteliti : Dapat dijadikan sebagai masukan dalam
merumuskan

kebijaksanaan

serta

tindakan-tindakan

selanjutnya

sehubungan dengan transparansi dan akuntabilitas laporan dana kampanye
dan good governance.
3. Bagi masyarakat : Dapat dijadikan sebagai informasi untuk bahan
penelitian bagi yang berminat dalam bidang serupa.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

HASIL-HASIL PENELITIAN TERDAHULU
Dalam menunjang penelitian ini, maka didukung oleh penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Penulis :
1. Hernisah

(2005-Fakultas

Ekonomi

Univer sitas

Widyatama-

Bandung)
“Analisis Akuntabilitas Laporan Keuangan Ditinjau dari Segi Good
Corporate Governance” (Studi Kasus Pada PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk.)
a. Permasalahan : Apakah laporan keuangan yang dihasilkan PT.
Telekomunikasi

Indonesia

Tbk.

telah

memenuhi

kriteria

akuntabilitas menurut Good Coorporate Governance?
b. Tujuan : Untuk mengetahui pemenuhan akuntabilitas laporan
keuangan dari segi Good Coorporate Governance pada PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
c. Kesimpulan : Laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk. dinilai telah akuntabel, hal ini didukung oleh :

9

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10



Dalam RUPS tahunan, keputusan RUPS adalah menerima
laporan keuangan.



Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam laporan keuangan telah
diungkapkan secara proporsional.



Telah dipenuhinya

aspek akuntabilitas,

yaitu

integritas

keuangan, pengungkapan dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.
2. Sugiono Poulus (2009-Fakultas Ekonomi Univer sitas Padjajar anBandung)
“Pengaruh Transparansi dan Akuntabilitas Partai Politik Dalam
Menyusun Laporan Dana Kampanye Terhadap Efektivitas Pelaksanaan
Prosedur Audit Laporan Dana Kampanye Pemilu Legislatif 2009”.
a. Permasalahan : Untuk membuktikan pengaruh transparansi dan
akuntabilitas partai politik dalam menyusun Laporan Dana
Kampanye terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit laporan
dana kampanye Pemilu Legislatif.
b. Tujuan : Menganalisis pengaruh transparansi dan akuntabilitas
dalam pemyusunan laporan kungan terhadap efektivitas prosedur
audit Laporan Dana Kampanye Pemilu Legislatif, baik secara
parsial atau simultan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

c. Kesimpulan :


Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara
transparansi dan akuntabilitas partai politik dalam menyusun
laporan dana kampanye terhadap efektivitas pelaksanaan
prosedur audit laporan dana kampanye.



Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara
transparansi partai politik dalam menyusun laporan dana
kampanye terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit
laporan dana kampanye. Sedangkan akuntabilitas partai politik
dalam menyusun laporan dana kampanye tidak berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap efektivitas pelaksanaan
prosedur audit laporan dana kampanye.

3. Yohana Febiani Angi (2009-Magister Akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur)
“Akuntabilitas Keuangan Partai Politik” (Studi pada DPD PDI
Perjuangan Provinsi Jawa Timur)
a. Permasalahan : Untuk mengetahui bagimana pengelolaan keuangan
pada DPD PDI Perjuangan dan bagaimana pertanggungjawaban
pada DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

b. Tujuan : Memberikan gambaran mengenai pengelolaan keuangan
serta pertanggungjawaban pada DPD PDI Perjuangan Provinsi
Jawa Timur.
c. Kesimpulan :


DPD PDI Perjuangan telah membuat Anggaran Pendapatan dan
Belanja Partai Tahunan (APBPT) sebagai wujud pengelolaan
partai. APBPT tersebut mengatur tentang pemasukan dan
pengeluaran dana dengan jelas.



Penyusunan rancangan APBPT DPD PDI Perjuangan Provinsi
Jawa Timur berpedoman kepada program kerja pengurus partai
dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan partai.



Pada DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Timur, setiap
penerimaan sumbangan dicatat dan dibukukan dalam laporan
penerimaan sumbangan dan daftar sumbangan, pengungkapan
identitas donatur dan besarnya jumlah sumbangan dicatat
dalam pembukuan.



Pertanggungjawaban

pengelolaan

keuangan

DPD

PDI

Perjuangan disampaikan setiap tahun oleh bendahara DPD
dalam rapat DPD dan pada akhir masa jabatan kepengurusan
partai bersamaan dengan penyampaian pertanggungjawaban
kepengurusan partai dalam konferensi daerah (Konferda).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Pertanggungjawaban pengurus

dilampiri dengan

laporan

pemeriksaan/hasil audit dari BPK dan KAP.
Penelitian terdahulu yang telah diulas memiliki kesamaan dalam
bentuk teori transparansi dan akuntabilitas, namun penelitian yang
sekarang ini berbeda dengan penelitian terdahulu, yaitu terletak pada
waktu, sampel, obyek dan metodologi penelitian. Oleh karena itu,
penelitian sekarang bukan replikasi dari penelitian terdahulu.

2.2

LANDASAN TEORI

2.2.1

PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan merupakan informasi yang sangat dibutuhkan
dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan didefinisikan oleh
Kasmir (2008:6) sebagai berikut : “Dalam praktiknya laporan keuangan
oleh perusahaan tidak dibuat secara serampangan, tetapi harus dibuat dan
disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku. Hal ini perlu
dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan dimengerti”.
Djarwanto (2004:5) menyebutkan bahwa “Laporan keuangan pada
dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang
terjadi dalam suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan hasil
tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan
manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai
kepentingan dengan data keuangan perusahaan”.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai laporan
keuangan, berikut merupakan definisi yang dikutip dari PSAK 2009 :
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meiputi neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta
materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan
adalah suatu laporan yang berisi informasi tentang kondisi keuangan dari
hasil operasi perusahaan pada periode tertentu.

2.2.1.2 TUJ UAN LAPORAN KEUANGAN
Tujuan laporan keuangan menurut Kasmir (2008:10) yaitu
“Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan
suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun periode tertentu.
Jelasnya adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi
keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki
kepentingan terhadap perusahaan”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Tujuan

laporan

keuangan

menurut

PSAK

2009

adalah

“menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi”.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan
keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
2.2.1.3 KARAKTERISTIK LAPORAN KEUANGAN
PSAK 2009 menyebutkan karakteristik laporan keuangan sebagai
berikut:
1. Dapat dipahami.
Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang
memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta
kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
2. Relevan.
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna dalam proses pengambilan keputusan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau
mengoreksi hasil evaluasi pengguna di masa lalu.
3. Keandalan.
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal. Informasi memiliki
kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan
material dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang
tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan. Untuk dapat diandalkan, informasi
akuntansi juga memiliki karakteristik sebagai berikut : penyajian jujur,
substansi mengungguli bentuk, netralitas, pertimbangan sehat dan
kelengkapan.
4. Dapat dibandingkan.
Pengguna

harus

dapat

memperbandingkan

laporan

keuangan

perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi
dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan
laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2.2.1.4 UNSUR – UNSUR LAPORAN KEUANGAN
Unsur-unsur Laporan Keuangan yang terdapat dalam PSAK 2009
antara lain:
1. Aset
Aset perusahaan berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang terjadi di
masa lalu. Perusahaan biasanya memperoleh aset melalui pembelian
atau produksi sendiri, tetapi transaksi atau peristiwa lain juga dapat
menghasilkan aset, misalnya properti yang diterima perusahaan dari
pemerintah

sebagai

bagian

dari

program

untuk

merangsang

pertumbuhan ekonomi dalam suatu wilayah.
2. Kewajiban
Kewajiban merupakan suatu tugas atau tanggungjawab untuk bertindak
sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban juga timbul dari transaksi atau
peristiwa masa lalu.
3. Ekuitas
Jumlah ekuitas yang ditampilkan dalam neraca bergantung pada
pengukuran aset dan kewajiban.
4. Kiner ja
Penghasilan bersih (laba) serungkali digunakan sebagai ukuran kinerja
atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain, seperti imbal hasil investasi
atau laba per saham.
5. Penghasilan
Meliputi pendapatan dan keuntungan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

6. Beban
Mencakup kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan
aktivitas perusahaan yang biasa.
7. Penyesuaian Pemeliharaan Modal.
Menurut konsep pemeliharaan modal tertentu, kenaikan dan penurunan
ini tidak dimasukkan dalam laporan laba rugi.
Sebagai alternatif, pos ini dimasukkan dalam ekuitas sebagai
penyesuaian pemeliharaan modal atau cadangan revaluasi.

2.2.2

PENGERTIAN GOOD GOVERNANCE

UNDP (United Nation Development Program) mendefinisikan
governance sebagai “Penggunaan wewenang ekonomi, politik dan
administrasi guna mengelola urusan-urusan negara pada semua tingkat.
Tata pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses, dan lembagalembaga dimana warga dan kelompok masyarakat mengutarakan
kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan
menjembatani

perbedaan-perbedaan

di

antara

mereka”

(rochmanonline.blogspot.com/2008).

Andrianto (2007:24) mendefinisikan good governance menurut
world bank sebagai “suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan
yang solid dan bertanggungjawab serta sejalan dengan prinsip demokrasi
dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan
disiplin anggaran, serta penciptaan legal dan political framework bagi
tumbuhnya aktivitas usaha”.

2.2.2.1 PRINSIP – PRINSIP GOOD GOVERNANCE
Andrianto

(2007:24)

menyebutkan

bahwa

baik

buruknya

pemerintahan bisa dinilai bila ia telah bersinggungan dengan semua unsur
prinsip-prinsip good governance berikut :
1. Par tisipasi masyarakat
Partisipasi menyeluruh dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul
dan mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk berpartisipasi
secara konstruktif.
2. Tegaknya Supr emasi Hukum
Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu,
termasuk di dalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi
manusia.
3. Tr ansparansi
Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh
proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat
diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan informasi yang
tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.
4. Peduli pada Stakeholder s
Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha
melayani semua pihak yang berkepentingan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

5. Ber or ientasi pada Konsensus
Tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-kepentingan
yang berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam
hal apa yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat dan bila
mungkin, konsensus dalam hal kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur.
6. Kesetaraan
Semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau
mempertahankan kesejahteraan mereka.
7. Efektivitas dan efisiensi
Proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil
sesuai kebutuhan warga masyarakat dengan menggunakan sumbersumber daya yang ada seoptimal mungkin.
8. Akuntabilitas
Para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta dan organisasiorganisasi masyarakat bertanggung jawab, baik kepada masyarakat
maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan. Bentuk
pertanggungjawaban tersebut berbeda satu dengan lainnya, tergantung
kepada jenis organisasi yang bersangkutan.
9. Visi Strategis
Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh
ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

serta kepekaan atas apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan
perkembangan tersebut.
Partai Politik yang merupakan organisasi non profit sangat
mendapat sorotan dari banyak pihak seperti media massa dan publik.
Sebenarnya pertai politik sebagai wujud perwakilan aspirasi rakyat
(legislatif)

dalam

kehidupan

berdemokrasi,

partai

politik

dapat

menggunakan kelembagaannya sebagai isu sentral, dengan landasan
pemikiran partai politik sebagai penjelmaan aspirasi, harus dapat
mewujudkan setiap keinginan masyarakat yang mewakilinya (akuntabilitas
publik). Disini,

akuntabilitas publik merupakan kewajiban pihak

pemegang amanah untuk memberikan pertanggungjawaban, penyajian,
melaporkan

dan

mengungkapkan

segala

aktivitas

yang

menjadi

tanggungjawabnya kepada pemberi amanah yang memiliki hak dan
kewenangan

untuk

meminta

pertanggungjawaban

tersebut

(www.waspada.co.id)

2.2.2.2 PILAR – PILAR GOOD GOVERNANCE
Andrianto

(2007:26) menyebutkan bahwa Good Governance

hanya bermakna bila keberadaannya ditopang oleh lembaga yang
melibatkan kepentingan publik. Pilar-pilar Good Governance tersebut
adalah sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

1. Negara
a. Menciptakan kondisi politik, ekonomi dan sosial yang stabil
b. Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan
c. Menyediakan public service yang efektif dan accountable
d. Menegakkan HAM
e. Melindungi lingkungan hidup
f. Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik
2. Sektor Swasta
a. Menjalankan industri
b. Menciptakan lapangan kerja
c.Menyediakan insentif bagi karyawan
d. Meningkatkan standar hidup masyarakat
e. Memelihara lingkungan hidup
f. Menaati peraturan
g. Transfer ilmu pengetahuan dan tehnologi kepada masyarakat
h. Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM
3. Masyar akat Madani
a. Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi
b. Mempengaruhi kebijakan public
c. Sebagai sarana checks and balance pemerintah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

d. Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintah
e. Mengembangkan SDM
f. Sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat

2.2.2.3 UNSUR – UNSUR GOOD GOVERNANCE

Tjokroamidjojo menyatakan bahwa yang dimaksudkan dengan
good governance adalah terdapatnya beberapa unsur untuk dapat
terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam rangka
peningkatan mutu pelayanan masyarakat. Di mana unsur-unsur tersebut
harus dapat ditegakkan sehingga akan dapat tercapai sebagaimana yang
dimaksudkan, serta diamanahkan dalam UU No. 28 Tahun 1999 Tentang
Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (poerwos.wordpress.com/2008) . Unsur-unsur tersebut antara
lain :

1.

Akuntabilitas (accountability) – tanggung gugat dari pengurusan
/penyelenggaraan, dari governance yang dilakukan. Menurut LAN
(Lembaga Administrasi Negara), akuntabilitas adalah kewajiban
untuk

memberikan

pertanggungjawaban

atau

menjawab

dan

menerangkan kinerja dan tindakan seorang pemimpin suatu unit
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau yang berwenang
meminta

pertanggungjawaban.

Akuntabilitas

ada

akuntabilitas

politik, keuangan dan hukum.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

2. Transparansi (transpar ancy) - Transparansi yaitu dapat diketahuinya
oleh banyak pihak (yang berkepentingan mengenai perumusan
kebijaksanaan (politik) dari pemerintah, organisasi, badan usaha.
Tender pelelangan dan lain-lain dilakukan secara transaparan.

3. Keter bukaan (openes) - Pemberian informasi secara terbuka, terbuka
untuk open free suggestion, dan terbuka terhadap eritic yang
merupakan partisipasi. Keterbukaan bisa meliputi bidang politik dan
pemerintahan.

4. Aturan Hukum (Rule of Law)

Keputusan, kebijakan pemerintah, organisasi, badan usaha berdasar
hukum (peraturan yang sah). Jaminan kepastian hukum dan rasa
keadilan masyarakat terhadap setiap kebijakan publik yang ditempuh
juga dalam social economic transaction. Conflict resolution berdasar
hukum (termasuk arbitrase). Institusi hukum yang bebas, dan
kinerjanya yang terhormat. Dasar-dasar dan institusi hukum yang baik
sebagai infrastuktur good governance.

5.Ada yang yang menambahkan jaminan fair ness, a level playing field
(perlakuan yang adil / perlakuan kesetaraan) Adamolekun dan Briyant
menambahkan

dalam

unsur-unsur

good

governance,

yaitu

management competency dan human rights (kompetensi manajemen
dan hak asasi manusia).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

2.2.2.4 GOOD GOVERNANCE DI INDONESIA
Good Governance, bila kita kupas : "Good" rnaknanya adalah
nilai-nilai yang menjunjung tinggi kehendak rakyat dan meningkatkan
kemampuannya demi pencapaian tujuan serta berguna dalam pelaksanaan
tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut.
"Governance" maknanya pemerintahan berfungsi secara efektif dan
efisien dalam upaya mencapai tujuan nasional yangtelah digariskan, dalam
Alinea IV Pembukaan UUD 1945. Apa nilai-nilai dasar yang ada di
Indonesia? Musyawarah mufakat, menjunjung moralitas, bersikap terbuka,
tanggap, menjaga persatuan, berkeadilan sosial, bergotong-royong,
bertanggung jawab dan berkeinginan luhur. Orientasi ideal Good
Governance diarahkan pada pencapaian tujuan nasional secara efektif dan
efisien. Tujuan Nasional (Alinea IV Pembukaan UUD 1945) :
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Dengan demikian maka Good Governance Indonesia, didefinisikan
sebagai praktek penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis dan
berkemampuan mengelola berbagai sumberdaya yang bersifat sosial dan
ekonorni dengan baik untuk kepentingan sebesar besarnya rakyat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

Indonesia berdasarkan azas musyawarah dan mufakat. Sedangkan
wujudnya di Indonesia berupa penyelenggaraan tata pemerintahan yang
bersih dan berwibawa, efisien dan efektif, tanggap dan bertanggungjawab,
bertindak dan berpihak pada kepentingan rakyat serta mampu menjaga
keselarasan hubungan kemitraan melalui proses interaksi yang dinamis dan
konstruktif antara pemerintah , rakyat, dan berbagai kelompok kepentingan
di dalam tata kehidupan masyarakat Indonesia berdasarkan Pancasila.
Kemasan wujud good governance dalam paradigma dalam negeri,
terefleksi dari penekanan pokok-pokok kebijakan yang mencakup empat
bidang, yaitu :
1) Politik : memposisikan pemerintah sebagai fasilitator, mendorong
dialogis yang interaktif, dan dorongan untuk berkembangnya lembaga
politik dan tradisi.
2) Pemer intahan dalam negeri : pengakuan kewenangan daerah (kecuali
yang dipusatkan), pemisahaan executive dan legislative daerah, serta
mengawali berkembangnya dinamika NKRI.
3) Par tisipasi masyarakat: mendorong prakarsa local terus berkembang
dan mendorong peranan maksimal lembaga kemasyarakatan.
4) Pembangunan Daer ah : memberikan tekanan orientasi regional/local,
menjawab masalah kunci daerah/wilayah, dan memperkuat kerja
samawilayah/antar daerah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

Untuk mencapai cita-cita nasional (Indonesia yang merdeka,
bersatu,berdaulat, adil dan makmur, sebagaimana dalam Alinea II
Pembukaan UUD 1945) dan Tujuan Nasional sebagaimana dalam Alinea
IV Pembukaan UUD 1945, diperlukan STRATEGI NASIONAL. Strategi
Nasional ini harus disusun dengan memperhatikan dinamika Iingkungan
strategis (internal dan eksternal) dan sesuai dengan paradigma baru yang
berkembang.
Proses bagaimana strategi nasional dapat mencapai cita-cita dan
tujuan nasional masih tergantung pada berbagi faktor, yang terpenting
adalah kepemimpinan nasional dan spirit paradigma kepemimpinannya.
Contoh spirit, saat ini, yang berkembang di Indonesia dalam pembangunan
adalah paradigma baru dengan tiga spirit yang dikandungnya yaitu :
otonomi daerah, good governance, dan pemberdayaan masyarakat. Seluruh
kebijakan pemerintah dalam pembangunan nasional akan diwarnai dengan
spirit ini dalam berbagai bentuknya.
Secara konseptual, bagaimana Good Governance menuju cita-cita
nasional pada akhirnya akan tergantung pada bagaimana kepemimpinan
yang efektif dan manajemen yang efisien, mendasarkan diri pada prinsipprinsip GG dalam dinamika tantangan dan perkembangan yang dihadapi
(fisip.uns.ac.id/2011).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

2.2.3

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS
Transparansi publik menurut Andrianto (2007:20) adalah suatu
keterbukaan secara sungguh-sungguh, menyeluruh dan memberi tempat
bagi pertisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam proses
pengelolaan sumber daya publik. Setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh
penyelenggara negara harus dapat diakses secara terbuka dengan memberi
ruang yang cukup bagi masyarakat untuk berpartisipasi secara luas di
dalamnya.
Transparansi anggaran menurut Andrianto (2007:21) didefinisikan
sebagai keterbukaan kepada masyarakat dalam hal fungsi dan struktur
pemerintahan, tujuan kebijakan fiskal, sektor keuangan publik dan
proyeksi-proyeksinya. Hal ini berarti bahwa informasi mengenai aktivitas
pemerintahan harus dapat diakses serta dapat dipercaya secara luas dan
tepat waktu.
Beberapa manfaat penting adanya transparansi anggaran adalah
sebagai berikut :
1. Mencegah korupsi.
2. Lebih mudah mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan kebijakan.
3. Meningkatkan akuntabilitas pemerintah sehingga masyarakat akan
lebih mampu mengukur kinerja pemerintah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

4. Meningkatkan kepercayaan terhadap komitmen pemerintah untuk
memutuskan kebijakan tertentu.
5. Menguatkan kohesi sosial, karena kepercayaan publik terhadap
pemerintah akan terbentuk.
6. Menciptakan iklim investasi yang baik dan meningkatkan kepastian
usaha.
Akuntabilitas publik menurut Andrianto, SE, AK (2007:22) hanya
dikenal di negara yang menerima konsep-konsep demokrasi yang
menganggap rakyat sebagai faktor yang sangat penting. Asas akuntabilitas
menetapkan bahwa setiap kegiatan dari hasil akhir dari kegiatan
penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dalam suatu negara.
Ciri-ciri

pemerintahan

yang

akuntabel

menurut

Andrianto

(2007:23) adalah sebagai berikut :
1. Mampu menyajikan informasi penyeleggaraan pemerintahan secara
terbuka, cepat dan tepat kepada masyarakat.
2. Mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi publik.
3. Mampu menjelaskan dan mempertanggungjawabkan setiap kebijakan
publik secara proporsional.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

30

4. Mampu memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam
proses pembangunan dan pemerintahan.
5. Adanya sarana bagi publik untuk menilai kinerja pemerintah. Dengan
pertanggungjawaban publik,

masyarakat

dapat menilai derajat

pencapaian pelaksanaan program pemerintah.
2.2.3.1 TIGA DIMENSI AKUNTABILITAS
Akuntabilitas Politik, biasanya dihubungkan dengan proses dan
mandat pemilu, yaitu mandat yang diberikan masyarakat kepada para
politisi yang menduduki posisi legislatif dan eksekutif dalam suatu
pemerintahan. Masa jabatan kedua kekuasaan tersebut bersifat temporer
karena mandat pemilut sangat tergantung pada hasil pemilu yang
dilakukan pada interval waktu tertentu. Untuk negara-negara di mana
mandat pemilu mendapat legitimasi penuh (pemilu bersifat bebas dan
hasilnya diterima oleh semua pihak), masyarakat menggunakan hak
suaranya untuk mempertahankan para politisi yang mampu menunjukkan
kinerja yang baik serta menjatuhkan pemerintahan yang berunjuk prestasi
buruk. Mandat elektoral yang kuat memberikan legitimasi kepada
pemerintah dan membantu menjamin kredibilitasnya, di samping stabilitas
dan prediktibilitas kebijakan yang diformulasikannya.
Akuntabilitas Finansial, fokus utamanya adalah pelaporan yang
akurat dan tepat waktu tentang penggunaan dana publik, yang biasanya
dilakukan melalui laporan yang telah diaudit secara profesional.

Hak Cipta ©

Dokumen yang terkait

KIPRAH PARTAI POLITIK DALAM KANCAH PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TIMUR (Study pada DPW PAN dan DPD Partai Demokrat Jatim dalam Memenangkan Pasangan KarSa)

0 3 2

MODEL KAMPANYE POLITIK PARTAI (Studi Kasus Peningkatan Suara Partai Amanat Nasional (PAN) Tahun 2009 di Kabupaten Jombang)

0 4 23

PERSEPSI AUDITOR TENTANG PENGARUH TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS TERHADAP EFEKTIFITAS PROSEDUR AUDIT LAPORAN DANA KAMPANYE PARTAI POLITIK PEMILU LEGISLATIF 2014 (Studi Empiris pada Akuntan Publik Kota Malang)

2 23 25

Humas Dalam Kampanye Politik:Studi Partai Gerindra Menghadapi Pemilu 2009

1 10 109

ANALISIS KEPATUHAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2009 DI KOTA PADANG.

0 0 6

Pengaruh Transparansi Dan Akuntabilitas Partai Politik Dalam Menyusun Laporan Dana Kampanye Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit Laporan Dana Kampanye Pemilu Legislatif 2009.

0 0 18

Analisis Transparansi dan Akuntabilitas Laporan Dana Kampanye Partai Politik Ditinjau dari Segi Good Governance (Studi Kasus Laporan Dana Kampanye Dewan Pimpinan Cabang Partai Hati Nurani Rakyat (DPC HANURA) Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur pada Pem

0 2 89

Analisis Perspektif Good Governance dalam Pengelolaan Keuangan Partai Politik (Kajian Akuntabilitas, Transparansi, dan Responsivitas Penggunaan Dana APBD pada Partai Demokrat Daerah Istimewa Yogyakarta).

0 1 10

AKUNTABILITAS PARTAI POLITIK DAN ELEKTABILITAS PARTAI POLITIK: STUDI KASUS PADA PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU DI PROPINSI DIY TAHUN 2014

0 0 10

KUOTA KETERWAKILAN PEREMPUAN DALAM REKRUITMEN PENGURUS DAN CALEG DI DPW PAN JAWA TIMUR PADA PEMILU 2014

0 0 29