Humas Dalam Kampanye Politik:Studi Partai Gerindra Menghadapi Pemilu 2009

(1)

HUMAS DALAM KAMPANYE POLITIK:

STUDI PARTAI GERINDRA MENGHADAPI PEMILU 2009

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Inke Suharni

NIM: 105033201131

PROGRAM STUDI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H./2009M


(2)

HUMAS DALAM KAMPANYE POLITIK:

STUDI PARTAI GERINDRA MENGHADAPI PEMILU 2009

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.sos)

Oleh

Inke Suharni NIM: 105033201131

Pembimbing

Drs. Idris Thaha, M.Si

NIP: 19660805 200112 1 001

PROGRAM STUDI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H./2009M.


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul HUMAS DALAM KAMPANYE POLITIK: STUDI PARTAI GERINDRA MENGHADAPI PEMILU 2009 telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 15 Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Pemikiran Politik Islam.

Jakarta 15 Desember 2009 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr.Hendro Prasetyo, MA Joharotul Jamilah, S. Ag, M. Si NIP: 19640719 199003 1 001 NIP: 19680816 199703 2 002

Anggota, Pembimbing I

Drs. Idris Thaha, M.Si NIP: 19660805 200112 1 001

Penguji I Penguji II

Dra. Haniah Hanafie, M. Si Drs. Agus Nugraha, Ma NIP: 19610524 20003 2 002 NIP: 19680801 20000 3 001


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan

karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang

saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari

terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 15 Desember 2009


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbal ’Alamin, tiada kata seindah kata puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas karunia dan rahmat-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Humas dalam Kampanye Politik Studi: Partai Gerindra Menghadapi Pemilu 2009” dengan lancar dan tepat waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada sang junjungan baginda Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat.

Setelah Allah memberikan kemudahan kepada penulis dengan selesainya skripsi ini dan dilancarkan segala prosesnya, penulis merasa berhutang budi atas doa, bantuan dan bimbingan semua pihak. Penghargaan dan terima kasih yang tulus penulis ucapkan kepada orang yang ikut serta membantu dan memberi dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini kepada:

1. Bapak Prof. Bahtiar Effendy selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah

2. Bapak Dr. Hendro Prasetyo, MA. selaku wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah


(6)

3. Ibu Dra. Wiwi Siti Sajaroh, M.A. selaku sekretaris Jurusan Pemikiran Politik Islam, sekaligus Ibu Joharotul Jamilah, M.Si yang telah membantu penulis dan memberikan semangat untuk segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Drs. Idris Thaha, M.Si. selaku pembimbing penulis, di tengah kesibukannya beliau masih bersedia memberikan bimbingan, arahan, dan koreksi atas tulisan ini. penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya.

5. Seluruh dosen dan staf pengajar yang telah banyak memberikan ilmunya yang bermanfaat bagi penulis selama perkuliahan, Bapak Zaki Mubarak, Bapak Sirojudin Ali, Bapak Nawirudin, Bakir Ihsan, Bapak Sya’ban, Bapak Agus Nugraha, Bu Geva, Bu Suryani, Bu Haniah, dan dosen-dosen lain di Jurusan Pemikiran Politik Islam.

6. Seluruh staf dan karyawan FISIP, atas bantuan surat menyurat yang dibutuhkan penulis.

7. DPP Gerindra dan Bapak M. Asrian Mirza, selaku Ketua Humas dan Media Massa Partai Gerindra, atas waktunya dan kesediannya diwawancara oleh penulis, dan semua informasi yang telah diberikan. 8. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Darnis Ludin dan Ibunda Sovina

Yulis terimakasih atas kasih sayang yang tulus, doa serta pengorbanan lahir dan batin yang telah papa dan mama curahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Kakak-kakak tercinta, Sudaryun, Yudi Finarto, Emil Sutanto, Adrian. Terima kasih atas kasih sayang, perhatian dan suportnya terhadap penulis,


(7)

10.Kakak-kakak ipar, Yeni Rahmadani dan Popy Febriana, terima kasih atas perhatian dan suportnya terhadap penulis.

11.Tiga ponakan kecilku yang tercinta, Kasih Aulia, Talita Akifah Naila dan Cesta Zakari, yang menjadi inspirasi dan semangat penulis serta tiga sepupuku tersayang Fitria Sonata, Ayu Fatimah, Yuliarnis. I love u all. 12.Buat sahabat kecilku, Desi Kurniati, Rita Harnalis, Ilfaturrahmi,

Firmayani, Aspri Anti Jasma, I love n miss u so much, makasih atas doa dan dukungannya.

13.Buat sahabat-sahabatku, Musyrifa, Rhoudhotul Munawarah, Yanti Aprilia, yangyut chayank, inanu’ chayank, iyez cayang, makasih udah jadi tempat berbagi dalam suka maupun duka.

14.Buat teman-teman kosanku yang “heboh” dan penuh keceriaan, Kak ellon, eha, dedek nelin, kak lela, ka as, ara, isna itu aku, yuni, ainun, makasih sudah membuat penulis bahagia berada disekeliling semuanya dan sudah memberi semangat untuk penulis.

15.Spesial for kakakku yang selalu ceria dan punya cerita-cerita yang lucu, kak Nunik, makasih banyak atas support serta perhatian yang kakak berikan lengkap dengan “intipan” berkalanya. Serta tidak mungkin lupa sahabatku vitresweet yang menjadi pe “sock terapi” buat penulis agar semangat menyusun skripsi. Penulis salut buat semangat dan kerja keras Pipit mengerjakan skripsi.

16.Teman sekamarku yang cantiq, manshy, makasih sudah mendengarkan curhat penulis dalam suka maupun duka.

17.Teman-teman sekelas di Jurusan Pemikiran Politik Islam angkatan 2005, Syifa, Fitri, Enje, Komala, Selvi, Nita, Sahla, Rico, Supriyadi,


(8)

Arif serta teman kelas PPI’05 lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Untuk semua teman-teman kelas, penulis ucapkan terima kasih sudah menjadi teman dan tempat berdiskusi yang baik selama empat tahun ini.

18.Adik-Adikku di PPI’06 yang heboh, Mister Dedy plus Nuy yang cantik, Priyo, Fiki, Bara, Rina, Santi, Tea dan teman-teman PPI’06 lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih sudah menjadi adik-adik kelasku yang baik.

19.Buat teman baruku Nisa, terima kasih telah menjadi teman seperjuangan dalam merampungkan skripsi ini.

Kendatipun penulis berupaya menyusun skripsi ini sebaik mungkin kekurangan dan kesalahan mungkin saja ditemukan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dan kritik konstruktif dari semua pihak. Akhirnya penulis minta maaf kepada semua pihak, atas kekurangan dan kekhilafan yang telah penulis lakukan. Terakhir, skripsi ini penulis sembahkan kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Darnis Ludin dan Ibunda Sovina Yulis.

Jakarta 15 Desember 2009


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAKi

KATA PENGANTARii DAFTAR ISIiii

DAFTAR LAMPIRANiv BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Balakang Masalah1 B. Perumusan Masalah13

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian13 1. Tujuan Penelitian13

2. Manfaat Penelitian14 D. Metode Penelitian14 E. SistematikaPenulisan15

BAB II KOMUNIKASI DALAM HUMAS A. Komunikasi20

1. Definisi Komunikasi20 2. Tujuan Komunikasi22

3. Persuasi dalam Komunikasi23 4. Komunikasi Politik24

B. Humas……….28

1. Definisi Humas……….28

2. Peran Humas……….30


(10)

4. Humas dan Partai Politik………..34

C. Humas dan Kampanye………36

1. Definisi Kampanye………...36

2. Kampanye Politik……….38

3. Tahapan (Metode) Kampanye Politik Humas………..39

4. Strategi Kampanye Politik Humas………...43

5. Media Kampanye Politik Humas……….46

BAB III SEKILAS TENTANG PARTAI GERINDRA A. Sejarah Singkat Partai Gerindra………..49

B. Visi-Misi, AD/ART dan Struktur Organisasi Partai Gerindra……55

C. Peran Partai Gerindra dalam Politik Indonesia………...61

D. Humas dalam Struktur Organisasi Partai Gerindra………...64

BAB IV HUMAS DALAM KAMPNYE PARTAI GERINDRA MENGHADAPI PEMILU 2009 A. Peran Politik Humas Partai Gerindra………...67

1. Kontribusi dan Eksistensi Humas ………...67

2. Faktor yang Mempengaruhi Peran Humas………...72

3. Media Pendukung Kampanye Humas ………..75

B. Strategi Kampanye Humas Partai Gerindra Menghadapi Pemilu 2009……….77

1. Tahapan Perencanaan Strategi Kampanye Politik Humas…….77

2. Strategi-Strategi Kampanye Humas Partai Gerindra………….83 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


(11)

A. Kesimpulan………..93

B. Saran………95

DAFTAR PUSTAKA………...96


(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) merupakan salah satu partai politik baru yang ikut pemilihan umum 2009. Partai Gerindra sebagai partai politik resmi dideklarasikan pada 6 Februari 2008.1 Walaupun kemunculan Partai Gerindra tergolong baru dalam pentas politik Indonesia, tapi Partai Gerindra sudah mampu mempublikasikan dan mensosialisasikan partainya kepada masyarakat Indonesia. Terbukti dari program-program politik yang dilakukan Partai Gerindra untuk mengambil perhatian dan kepercayaan masyarakat Indonesia dengan membawa visi-misi dan cita-cita politiknya dalam menghadapi pemilu 2009. Usaha-usaha yang dilakukan Partai Gerindra itu termasuk rangkaian dari proses kampanye politik. Kampanye politik Partai Gerindra adalah sebuah langkah untuk menyampaikan ide-ide serta gagasan politik Partai Gerindra kepada masyarakat dan mempengaruhi opini publik sehingga partai ini memperoleh dukungan suara untuk mengisi jabatan-jabatan penting dalam pemerintahan.

Partai Gerindra melibatkan bidang-bidang dalam struktur organisasi untuk ikut membantu berjalannya kampanye politik. Salah satu bidang dalam struktur organisasi Partai Gerindra yang terlibat dalam kampanye adalah humas (hubungan masyarakat). Humas Partai Gerindra menjadi penghubung antara internal partai dengan masyarakat melalui kampanye yang dilakukan. Partai Gerindra sebagai organisasi sosial politik menempatkan humas di posisi yang sangat penting untuk membantu menjalankan aktivitas-aktivitas politiknya. Program kerja Humas

DPP Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Tanya Jawab Seputar Partai Gerindra


(13)

Partai Gerindra meliputi usaha mengevaluasi dan memantau opini publik yang berkembang di masyarakat. Opini publik terbentuk dari komunikasi yang dilakukan secara berkesinambung oleh partai politik kepada masyarakat. Hasil akhir yang ingin dicapai adalah kepercayaan masyarakat terhadap partai yang bersangkutan.

Usaha Humas adalah usaha untuk mempengaruhi opini publik sebagai bagian integral dari seluruh aktivitas politik untuk memenangkan dukungan mayoritas dalam sebuah sistem pluralistik. Kalangan mayoritas hanya bisa menang jika sebuah visi politik dirumuskan dalam kampanye dan dipropagandakan secara publik.2 Dengan cara itulah Partai Gerindra mewujudkan ide-ide politik serta menggunakannya untuk mengambil alih dukungan publik.

Humas Partai Gerindra membuat posisi yang jelas di depan publik dengan cara mempertahankan ide-ide politiknya dengan melakukan pencitraan positif. Serta berusaha meraih dukungan massa dalam rangka memenangkan wacana-wacana politik. Masa-masa sebelum pemilihan umum adalah momen untuk saling menampilkan keunggulan masing-masing. Oleh karena itu, butuh strategi-strategi khusus untuk merumuskan dan menampilkan keunggulan yang dimiliki partai dengan cara efektif dan efisien.

Adapun produk atau hasil kerja Humas Partai Gerindra adalah memenangkan dukungan publik untuk ide politik yang spesifik. Dukungan ide yang spesifik dibutuhkan dalam persaingan politik melawan ide pihak lain atau mengkonfrontasi pandangan yang kurang efektif dengan menggunakan fakta-fakta sebagai alasan agar citra Partai Gerindra dapat diunggulkan. Karena fungsi

2 Harmuut Hess,

Pekerjaan Partai dalam Partai-partai Sosial Demokrat (Jakarta: Sumber Rejeki, 2006), h. 66.


(14)

program atau kegiatan humas yang utama adalah melaksanakan upaya-upaya untuk menumbuhkan, memelihara dan membangun citra. Dalam hal ini, citra (image) yang positif dan menguntungkan tentunya, sama sekali bukan untuk membangun citra yang negatif atau merugikan.3

Dalam kasus apapun, citra haruslah benar dan organisasi haruslah memiliki kredibilitas. Setiap keputusan dan citra yang dibangun Partai Gerindra serta aktivitas apapun yang dilakukan partai memiliki dampak bagi masyarakat. Begitu juga dengan tugas Humas Partai Gerindra mempublikasikan visi-misi dan pesan-pesan politik yang dijanjikan oleh partai politik kepada masyarakat. Janji-janji itu harus diaplikasikan menjadi program kerja Partai Gerindra. Usaha-usaha humas yang ditargetkan untuk mencapai dan mengaplikasikan program kerjanya menjadi sangat vital karena pesan yang ditransmisikan kepada masyarakat sejalan dengan perbuatan dan aktifitas partai sehari-hari. Hanya dengan demikian, Partai Gerindra nantinya akan memiliki kredibilitas di mata masyarakat. Segala aktivitas politik yang dilakukan partai politik dalam pembentukan image partai tersebut merupakan bagian dari proses kampanye yang dilakukan humas.

Kampanye yang dilakukan Humas Partai Gerindra ibarat fungsi pemasaran menawarkan “dagangan” partai politik kepada konsumen politik yakni pemilih (masyarakat). Jadi relasinya bagaikan antara produsen dengan konsumen. Lazimnya biaya senantiasa ditanggung oleh sang produsen.4 Barang dagangan partai politik maksudnya di sini adalah janji-janji politik untuk perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik sebagai daya jual efektif yang ditawarkan

Teuku May Rudy, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Internasional (Bandung: PT Rafika Aditama, 2005), h. 81.

Anas Urbaningrum, Melamar Demokrasi: Dinamika Politik Indonesia (Jakarta: Republika, 2004), h. 268-269.


(15)

kepada masyarakat. Masyarakat inilah yang dipengaruhi opininya oleh Partai Gerindra, kemudian masyarakatlah yang memutuskan untuk memilih atau tidak Partai Gerindra sebagai pilihan dalam pemilihan umum.

Untuk menjembatani proses pencapaian tujuan kampanye yang dilakukan Humas Partai Gerindra agar menjadi pilihan masyarakat dalam pemilu, Humas Partai Gerindra menggunakan sarana untuk menunjang program-program kampanyenya. Salah satu sarana yang digunakan adalah media massa. Media massa membantu mengarahkan masyarakat menjadi pemberi suara untuk kandidat yang diusung Partai Gerindra dalam pemilihan umum. Seperti yang dikemukakan oleh Peter Rossi seorang tokoh komunikasi menegaskan bahwa “sikap (predisposisi) pemberi suara digerakkan oleh media massa, presisi seperti iklan menggerakkan pembeli.” Pemberi suara terombang-ambing di antara kandidat yang satu dengan kandidat yang lain.5 Jadi media massa membantu mempengaruhi sikap pemilih untuk memilih Partai Gerindra dalam persaingan dengan partai politik lain. Otomatis media massa membantu humas dalam melaksanakan fungsi publikasi dalam kampanye untuk meraih suara dalam pemilihan umum 2009.

Kampanye pemilu 2009 adalah kampanye terpanjang, berlangsung hampir sembilan bulan, mulai dari 12 Juli 2008 hingga 3 hari sebelum hari “H” pemilihan pada 9 April 2009. Partai Gerindra sebagai salah satu dari 18 partai baru yang ikut dalam pemilu 2009 sangat sadar perlu ikut melakukan kampanye politik yang benar-benar efektif untuk memperkenalkan partai dan menarik perhatian publik. Partai baru bukan menjadi alasan yang menghambat optimisme untuk meraih

Dan Nimmo, Komunikasi Politik Khalayak dan Efek (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), h. 187-188


(16)

suara yang besar dalam pemilu 2009. Optimisme Partai Gerindra diperkuat dengan besarnya alokasi dana yang disiapkan. Partai Gerindra mengeluarkan dana yang tidak sedikit dalam kampanye politiknya. Hal itu terbukti dengan Partai Gerindra menjadi partai terkaya dalam pemilu 2009 dengan saldo awal kampanye sebanyak Rp. 15 Miliar.6 Sebagai partai baru, Partai Gerindra berusaha mengoptimalkan komunikasinya melalui media massa.

Kampanye politik adalah sebuah mekanisme pemilu yang membutuhkan dukungan media massa untuk menjadikan partai dikenal orang banyak. Kaitan antara media massa dan tingkah laku pemilih dalam pemilihan umum sesuai dengan kajian seorang ilmuan komunikasi, Sidney Kraus dan Denis David, mereka berpendapat bahwa media massa memainkan peranan penting dalam kampanye pemilu.7

Peranan media massa sangatlah penting karena dapat menunjang suasana kehidupan politik yang dinamis, di mana berbagai nilai, rencana, pesan, kebijakan, aspirasi, dan informasi dapat dikomunikasikan secara luas dan terbuka sebelum pemilu. Media massa menjadi katalisator yang mengkomunikasikan aktivitas partai kepada masyarakat. Masyarakat akan dapat dengan mudah mengetahui apa saja yang dilakukan partai-partai politik. Alhasil, hal ini dapat mempengaruhi opini publik. Persepsi masyarakat terhadap Partai Gerindra atau kandidatnya dapat dibentuk melalui kampanye pada pemberitaan media massa. Sehingga pada akhirnya dapat mempengaruhi masyarakat untuk memberikan suara pada pemillu.

6Tan We Ling, “Sinergi Indonesia”, 4 juni 2009 (Jakarta: Tiongha Indonesia), h. 12.

Maswardi Rauf dan Mappa Nasrun, Indonesia dan Komunikasi Politik (Jakarta: PT Gramedia, 1993), h. 25.


(17)

Memberikan suara adalah salah satu tindakan terakhir dalam kampanye pemilihan umum, suatu rangkaian yang panjang dan kadang-kadang memanas membentuk proses komunikasi. Untuk memahami ciri dasar kampanye politik sebagai dasar komunikasi ada baiknya kita meninjau kembali secara singkat perspektif dasar kita tentang kegiatan manusia.8 Manusia sebagai makluk sosial memerlukan orang lain untuk berkomunikasi. Begitu juga organisasi sosial politik seperti Partai Gerindra, menjalankan komunikasi merupakan suatu keniscayaan. Segala usaha persiapan yang dibutuhkan Partai Gerindra untuk melaksanakan kampanye merupakan bagian dari proses komunikasi politik.

Komunikasi poitik yang dimaksud dalam hal ini adalah semua hal yang dilakukan oleh partai politik untuk mentransfer sekaligus menerima umpan-balik tentang isu-isu politik berdasarkan semua aktivitas yang dilakukannya terhadap masyarakat. Isu politik ini dilihat dalam perspektif yang sangat luas dan sangat terkait dengan usaha partai politik untuk memposisikan dirinya dan membangun identitas dalam rangka memperkuat image-nya dalam benak masyarakat; isu politik tersebut dapat berupa ideologi partai, program kerja partai, figur pemimpin partai, latar belakang pendirian partai, visi dan tujuan jangka panjang partai, dan permasalahan-permasalahan yang diungkapkannya.9

Adapun komunikasi politik yang dilakukan oleh Humas Partai Gerindra khususnya dalam masa-masa kampanye menghadapi pemilu adalah suatu bentuk untuk mencapai partisipasi politik warga negara Indonesia. Sebagai bagian dari organisasi politik, humas dimaksudkan untuk mencapai suksesi dalam pelaksanaan kampanye politik Partai Gerindra. Yaitu bagaimana partai ini secara

8 Ibid., h. 172.


(18)

maksimal berusaha mempengaruhi publik secara sistematis untuk menjatuhkan pilihannya pada parpol tersebut sebagai upaya meraih suara sebanyak-banyaknya dalam pemilu.

Partai Gerindra melaksanakan komunikasi politiknya untuk meraih suara pada pemilu 2009. Terbukti dari kampanye Partai Gerindra yang berkesinambungan yang dilakukan melalui media massa untuk meraih suara dalam pemilu membuahkan hasil. Partai Gerindra mendapat suara 4.646.406 (4,46%) dari jumlah pemilih saat itu sebanyak 121.588.366 orang. Jumlah suara yang terbesar adalah Partai Demokrat dengan jumlah 21.703.137. Partai Gerindra memperoleh 26 kursi dari 560 kursi DPR yang diperebutkan. Partai Gerindra termasuk salah satu dari 9 partai yang lolos pada ambang batas untuk dapat mengirim wakilnya di DPR sebesar 2,5% suara sah nasional dari 38 partai nasional yang ikut pemilu.10

Komunikasi politik merupakan salah satu fungsi dalam sistem politik yang sangat penting. Komunikasi politik menyalurkan aspirasi dan kepentingan politik rakyat menjadi input sistem politik dan pada waktu yang sama ia menyalurkan kebijakan yang diambil atau output dari sistem politik itu. Melalui komunikasi politik, rakyat memberikan dukungan dan menyampaikan aspirasi sekaligus melakukan pengawasan terhadap sistem politik. Melalui itu pula rakyat mengetahui apakah dukungan dan aspirasi serta pengawasan itu tersalur atau tidak


(19)

sebagaimana dapat mereka simpulkan dari berbagai kebijakan politik yang diambil.11

Komunikasi politik dalam kampanye yang dilakukan Humas Partai Gerindra merupakan usaha untuk menyampaikan pesan-pesan politik partai tersebut. Adapun masalah-masalah yang diangkat dalam pesan-pesan politiknya adalah seputar masalah sosial, ekonomi, suksesi, kebulatan tekad, seputar rekruitmen politik serta tentang demokrasi. Karena itu dalam sebuah negara demokrasi, komunikasi politik sudah diterapkan sebagai poin penting yang harus dilakukan oleh seluruh pihak-pihak yang berpartisipasi dalam proses demokrasi. Pihak-pihak itu bisa jadi yang berasal dari pemerintah yang sedang berkuasa, partai-partai politik serta para elit politik. Setiap hari, elit politik dan partai politik Menyampaikan argumentasi pada berbagai forum baik resmi atau tidak resmi dan berbagai komentar yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Selain para elit politik yang melakukan komunikasi, masyarakat juga ikut berpartisipasi dalam komunikasi ini. Masyarakat menyampaikan aspirasi politiknya kepada partai politik dan itu adalah bentuk dari komunikasi politik. Sehingga komunikasi politik yang terjadi adalah komunikasi dua arah.

Komunikasi dua arah (dyadic) berarti komunikasi yang tidak hanya dilakukan oleh partai politik kepada masyarakat, tetapi juga dari masyarakat kepada partai politik. karena kondisi dari masyarakat yang beraneka ragam, tersebar dan terkadang tidak terorganisir, akan sulit membayangkan adanya sistematisasi komunikasi pesan yang dilakukan masyarakat kepada partai politik.12

Maswardi Rauf dan Mappa Nasrun, Indonesia dan Komunikasi Politik, h. 3. Firmanzah, Marketing Politik, h. 257.


(20)

Oleh karena itu Partai Gerindra sebagai organisasi yang terorganisir harus mengambil inisiatif untuk mentransfer sekaligus merumuskan pesan yang disampaikan masyarakat. Humas Partai Gerindra bertugas merangkum dan menganalisis pesan-pesan yang tersembunyi di balik peristiwa yang terjadi. Harus diketahui bahwa bahwa pesan tersembunyi tersebut merupakan pesan yang disampaikan oleh masyarakat kepada elit politik dan harus ditanggapi. Karena humas paling dekat posisinya dengan masyarakat.

Komunikasi politik yang dilakukan humas partai politik untuk mengusung elit politik melewati proses arus komunikasi “ ke atas” dan “ ke bawah” . Arus komunikasi ke atas adalah agregasi kepentingan dan partisipasi politik. Agregasi kepentingan adalah salah satu fungsi universal yang dijalankan oleh sistem politik. Sebagaimana ditunjukkan oleh Almond, fungsi agregasi bertujuan menghimpun kepentingan-kepentingan yang ada dalam masyarakat untuk kemudian dijadikan kebijaksanaan oleh berbagai struktur politik, termasuk partai politik. Bila kita memusatkan perhatian pada fungsi agregasi yang dijalankan partai politik, kita dapat memahami bahwa sasaran terpenting yang ingin dituju oleh proses agregasi itu adalah pemerintah.13 Sedangkan arus komunikasi ke bawah meliputi output melalui kebijakan dari pemerintah. Partai Gerindra dalam hal ini menjalankan fungsi agregasi untuk menghimpun kepentingan-kepentingan masyarakat melalui komunikasi politik yang dilakukan elit politik.

Komunikasi politik yang dilakukan para elit politik yang diusung melalui kempanye humas Gerindra merupakan usaha yang dilakukan untuk menjaga eksistensi partai tersebut dalam persaingan dan kompetinsi partai di kancah

13Maswardi Rauf dan Mappa Nasrun,


(21)

perpolitikan. Karena itu, komunikasi politik berbanding lurus dengan eksistensi sebuah partai politik. Partai Gerindra seperti hal partai lain membutuhkan partisipasi politik dan dukungan massa dalam menghadapi pemilu 2009. Semakin Partai Gerindra melembagakan dukungan massa maka semakin kokohlah keberadaanya di tengah masyarakat. Melalui humaslah dipertaruhkan hidup mati sebuah partai dalam persaingan meraih dukungan pada pemilu 2009.

Pada dasarnya kekokohan sebuah partai itu melalui 3 tahapan. Pada tahap pertama, ukuran kekokohan partai dapat dilihat dari kemampuannya untuk mempertahankan pendirinya atau para pimpinan karismatik yang pertama kali membawa kepuncak kekuasaan. Aspek kedua, kompleksitas kedalaman organisasional. Hal ini bisa disimak dari keakraban antara partai politik dengan sejumlah organisasi sosial ekonomi seperti serikat buruh dan paguyuban kaum tani. Aspek ketiga, yang menjadi indeks kekokohan partai selalu berkaitan dengan sejauhmana aktivitas politik dan pedamba kekuasaan identik dan larut bersama dengan partai; serta sejauh mana mereka mampu memandang partai sebagai sebuah wahana guna mencapai berbagai tujuan.14

Berdasarkan 3 tahapan kekokohan partai di atas, humas peran penting membantu tahapan kekohan sebuah partai politik. Pada tahap pertama Partai Gerindra memunculkan kharismatik ketokohan dalam rangka memperkuat kekohan partainya yang masih baru pada pemilu 2009. Dengan hadirnya Prabowo Subianto sebagai Cawapres yang koalisi dengan Capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yakni, Megawati Soekarno Putri. Sekilas koalisi yang dibangun karena mempunyai kesamaan latar belakang yaitu nasionalis

14 Samuel P. Huntington, Tertib Politik Pada Masyarakat yang Sedang Berubah (Jakarta:


(22)

sekuler. Namun ada perbedaan yang prinsip dan nilai di antara mereka. Adapun tim pendukung koalisi ini adalah PNI Marheinisme, Partai Buruh, Partai Karya Perjuangan, Partai Merdeka, Partai Kedaulatan, PSI, dan Partai Persatuan Nahdatul Ulama Indonesia.15

Pada tahap kedua demi kompleksitas kedalaman organisasional partai Gerindra merangkul organisasi sosial ekonomi dengan gagasan ekonomi kerakyatan yang di usung sebagai tema-tema pendekatan politik dalam proses kampanye partai tersebut. Tahap ketiga adalah dengan melakukan program-program untuk membenahi kembali internal Partai Gerindra.

Menghadapi pemilu 2009 ketiga tahapan di atas merupakan bagian dari orientasi komunikasi politik tidak hanya dilakukan oleh Humas Partai Gerindra saja. Tapi semua partai yang ikut pemilu 2009 punya orientasi komunikasi yang sama. Partai politik berlomba-lomba mempersiapkan strategi dalam rangka menghadapi pemilu 2009. Dibandingkan pemilu 2004, pada pemilu 2009 partai-partai baru lebih banyak jumlahnya ikut mewarnai perpolitikan Indonesia. Bahkan ada partai politik yang baru lahir beberapa bulan sebelum proses-proses kampanye dan pemilu dilaksanakan. Partai-partai baru inipun, mampu mendapatkan suara yang cukup signifikan mengalahkan jumlah suara partai-partai lama sekalipun. Tentu saja ini menjadi menarik, dan menimbulkan pertanyaan bagi kita semua apa yang dijanjikan partai baru ini dan apa saja yang dilakukan oleh partai-partai baru ini dalam rangka membangun komunikasi politik untuk menarik perhatian masyarakat. Sehingga masyarakat memberikan kepercayaan bagi partai-partai baru yang belum mempunyai pengalaman berkuasa.


(23)

Partai Gerindra merupakan salah satu partai baru yang membuktikan diri bisa berpartisipasi dan bersaing dalam pemilihan umum sebagai bagian dari proses demokrasi di Indonesia. Dalam sebuah negara demokrasi, proses pemilihan umum dijadikan tolak ukur. Karena pada saat itulah aspirasi rakyat berjalan untuk memilih pemimpin yang mereka percaya berkuasa atau wakil rakyat yang akan menduduki posisi pemerintahan. Pemilu adalah bukti bahwa kedaulatan rakyat melalui sistem perwakilan. Harapan masyarakat tentulah menjadi cita-cita demokrasi. Namun, demokrasi mustahil dapat stabil dalam sebuah negara jika negara itu tidak memiliki partai politik yang kuat. Indonesia menganut sistem multi partai. Partai politik memiliki kebebasan lahir dan berkembang sejauh sesuai koridor yang ada dalam negara demokrasi. Mustahil ada sistem kepartaian yang kuat jika mayoritas penduduk tidak terikat secara emosional dan rasional kepada partai politik. Partai politik menjadikan dukungan masyarakat untuk menjaga eksistensi di sebuah negara demokrasi. Sejarah mencatat dinamika perjalanan partai politik di Indonesia mengalami pasang surut. Khususnya, pada awal Reformasi timbul krisis kepercayaan terhadap partai politik terutama pada partai lama. Hal itu membuka peluang dan harapan bagi partai baru untuk mencoba bersaing dengan partai lama dalam pemilu.

Berdasarkan analisa di atas, penulis tertarik melihat dan mengamati kemunculan partai baru dalam perpolitikan di Indonesia di tengah krisis kepercayaan yang menimpa masyarakat. Ini menjadi menarik jika partai politik baru meraih suara yang cukup besar pada pemilu mengalahkan partai lama. Dalam hal ini, bisa diangkat salah satu partai politik baru yang fenomenal dalam sejarah pemilu 2009 yaitu Partai Gerindra. Partai Gerindra berhasil meraih 26 kursi DPR dari 560 kursi yang diperebutkan. Indikasi yang menjadi permasalahan yang ingin


(24)

dikemukakan penulis adalah optimalisasi usaha pulikasi yang dilakukan partai baru ini untuk memperkenalkan diri pada masa-masa kampanye. Publikasi yang dilakukan Partai Gerindra merupakan sebuah proses komunikasi politik. Fokus utama komunikasi politik Partai Gerindra adalah usaha untuk membangun citra (image) positif partai. Karena image positif yang ditimbulkan mempengaruhi pilihan masyarakat dalam pemilu. Tugas ini merupakan tanggung jawab dari Humas Partai Gerindra. Karena itu, penulis bermaksud memilih judul skripsi “Humas dalam Kampanye Politik: Studi Partai Gerindra Menghadapi Pemilu 2009.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang didefinisikan, maka masalah-masalah yang dibatasi dalam penelitian ini adalah sekitar “Humas dalam kampanye politik Gerindra menghadapi pemilu 2009”

Untuk lebih memfokuskan pembahasan, maka penulis merumuskan untuk menjawab pertanyaan yang paling mendasar dalam penelitian ini adalah Apa yang dilakukan oleh Humas Partai Gerindra dalam kampanye pada pemilu 2009. Itulah yang menjadi fokus perumasan masalah dalam penelitian ini.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

a. Memahami pentingnya eksistensi Humas Partai Gerindra melalui program-program politiknya.

b. Mengetahui kontribusi serta peran humas dalam melaksanakan proses kampanye politik Partai Gerindra.


(25)

c. Memberikan penjelasan seputar strategi-strategi kampanye yang dilakukan Humas Partai Gerindra dalam rangka menghadapi pemilu di Indonesia pada pemilu 2009.

d. Tujuan secara praktisi dari penulisan, penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi tugas akedemik yang merupakan syarat dan kewajiban bagi setiap mahasiswa dalam rangka menyelesaikan studi tingkat Sarjana program Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

2. Manfaat Penelitian.

a. Menambah pengetahuan terkait proses-proses penting dalam politik. b. Memberikan gambaran strategi-stretegi kampanye humas dan

memberikan kontribusi pada partai serta menjadi evaluasi dari proses-proses politik yang terjadi dalam partai Gerindra.

D. Metode Penelitian

Penelitian skripsi ini menggunakan metode kualitatif. Metode ini lebih mementingkan sebuah kualitas data yang diperoleh. Metode penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif. Analis data dalam penelitian ini menggunakan teknik pembahasan diskriptif analisis yaitu: dengan memaparkan dan menggambarkan serta menganalisa data-data yang diperoleh. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu.


(26)

Penelitian kualitatif ini menggunakan purposive sample. Penggunaan teknik sampel ini mempunyai tujuan atau dilakukan dengan sengaja, cara penggunaan sample ini diantara populasi yang telah dikenal sebelumnya. Penggunaan teknik ini senatiasa berdasarkan kepada pengetahuan tentang ciri-ciri tertentu yang telah didapat dari populasi sebelumnya.16

Data primer diperoleh dari wawancara dengan narasumber dari Humas partai Gerindra dan buku yang berhubungan dengan AD/ART Gerindra, catatan pemerintah, media massa, memoir politik, internet (Website resmi institusi), Humas Gerindra dan sumber lain yang relevan dengan penelitian. Sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada buku yang berkaitan langsung dengan penelitian.

Mengenai teknik penulisan dalam skripsi ini, penulis mengacu sepenuhnya pada buku standar penulisan skripsi untuk pedoman penulisan skripsi pada buku Pedoman Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Desertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Anssurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi ini dapat terarah, maka penulis menyusunnya dalam lima bab yang masing-masing terbagi lagi atas sub-bab, adapun sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab pertama (Pendahuluan), bab ini menjelaskan latar belakang masalah. Pembahasan di sini meliputi, Partai Gerindra sebagai partai baru menjalankan

Mardalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 58.


(27)

proses-proses politiknya, seperti komunikasi politik dalam bentuk kampanye menjadi program kerja bidang humas dalam struktur organisasi politik Partai Gerindra. Selanjutnya mencari faktor yang melatarbelakangi pentingnya keberadaan dan usaha humas dalam kampanye Partai Gerindra menjalankan pilar-pilar demokrasi di Indonesia pada pemilu 2009. Bab pendahuluan juga berisikan pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan teknik penulisan, serta sistematika penulisan.

Bab kedua (Landasan teori), pada bab ini meliputi teori untuk mendukung hasil penelitian di Bab IV. Penulis ingin meneliti keberadaan humas dalam kampanye politik Partai Gerindra. Sehingga teori-teori yang mendukung penelitian ini adalah teori komunikasi politik. salah satu struktur pendukung organisasi partai politik adalah humas yang menjalankan program komunikasi. Dan salah satu program politik bidang humas adalah penyelenggaraan kampanye. Maka teori-teori humas teori kampanye turut melengkapi.

Bab ketiga, penulis membahas sekilas tentang Partai Gerindra, sebagai salah satu partai baru yang ikut dalam pemilu 2009. Dari sejarah singkat berdirinya Partai Gerindra, partai ini termasuk partai termuda dalam pemilu 2009. Partai Gerindra membawa visi-misi kerakyatan yang membedakan partai ini dengan partai umumnya. Selanjutnya Bab ketiga ini juga menjelaskan sekilas tentang AD/ART, struktur organisasi, serta peran humas dalam Partai Gerindra.

Bab keempat (Isi), merupakan inti dari skripsi ini, penulis akan menguraikan keberadaan serta kontribusi humas dalam tubuh Partai Gerindra serta strategi yang ditempuh dalam melakukan publikasi menghadapi pemilu 2009. Adapun keberadaan humas adalah suatu keharusan dalam menjalankan fungsi komunikasi politik. Tugas utama humas Partai Gerindra adalah menampilkan citra


(28)

positif partai. Usaha humas dalam menampilkan citra positif dilakukan dalam proses kampanye menghadapi pemilu. Kampanye politik merupakan usaha komunikasi yang dilakukan partai politik. Partai apapun yang ada di Indonesia butuh wadah sebagai katalisator komunikasi antara partai dengan masyarakat atau sebaliknya masyarakat terhadap partai politik. Untuk membuktikan apakah ada kontribusi Humas dalam kampanye Partai Gerindra perlu dilihat faktor yang mempengaruhi peran humas. Selanjutnya kita bisa melihat strategi-strategi yang dilakukan humas dalam kampanye ditunjang oleh media yang efektif. Hasil akhir akan terlihat seberapa pentingnya keberadaan humas dalam kampanye Partai Gerindra, serta melihat keterlibatan media sebagai sarana pendukung humas. Semua jawaban dari perumusan masalah dalam skripsi akan dijawab dalam bab ini.

Bab kelima (Penutup), penulis menutup dengan kesimpulan yang terkait tentang pembahasan dalam skripsi ini. Ternyata humas dalam sebuah partai politik sangat penting keberadaannya dan besar kontribusinya dalam menjaga eksistensi Partai Gerindra. Selanjutnya keberadaan humas juga bertugas membantu proses kampanye partai Gerindra menghadapi pemilu 2009. Orientasi partai Gerindra pemilu itu sendiri adalah terpilihnya wakil rakyat dari partai tersebut untuk bisa duduk dalam kursi pemerintahan. Karena untuk mencapai orientasi tersebut harus dibangun komunikasi politik melalui pencitraan positif sehingga tercapai opini publik. Partai Gerindra membuktikannya, walaupun termasuk partai baru dan pertama kali ikut pemilu, dalam pemilu 2009 meraih jumlah suara urutan kedelapan suara terbanyak. Hal ini membuktikan telah terjadi proses komunikasi politik yang efektif sehingga masyarakat memberi kepercayaan pada partai baru ini dengan meraih 26 kursi dari 560 kursi di DPR yang ada.


(29)

Selanjutnya bab penutup berisi saran-saran dari penulis yang nanti bisa bermanfaat. Terkait pelaksanaan fungsi humas secara optimal dalam kampanye yang dilakukan partai-partai politik di Indonesia khususnya Partai Gerindra dalam menghadapi pemilu selanjutnya. Agar terjalin komunikasi yang efektif antara partai politik dengan masyarakat dan sebaliknya. Di bagian akhir penulis juga mencantumkan daftar pustaka yang digunakan penulis sebagai rujukan dalam penulisan skripsi ini.


(30)

BAB II

KOMUNIKASI DALAM HUMAS

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan dalam Bab I bahwa yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa yang dilakukan oleh Humas Partai Gerindra dalam kampanye pada pemilu 2009. Kampanye yang dilakukan Humas Partai Gerindra merupakan proses komunikasi. Humas Partai Gerindra merupakan unit atau bidang yang melakukan komunikasi dalam tubuh Organisasi Partai Gerindra. Untuk itu, penulis mengawali analisa di Bab II ini dengan teori teori yang mendukung pembahasan tentang humas dalam kampanye. Teori yang dikemukakan penulis dimulai dari teori yang bersifat umum kemudian diikuti dengan teori-teori yang lebih spesifik penunjang skripsi ini.

Partai politik sebagai sebuah organisasi sosial politik menjadikan dukungan massa sebagai kekuatan hidupnya. Kokohan sebuah partai politik biasanya dilihat dari jumlah dan besarnya dukungan yang diberikan oleh masyarakat. Dukungan dari masyarakat itu diperoleh partai dari usaha-usaha yang dilakukan untuk menampilkan image positif partai politik di depan masyarakat. Usaha menampilkan image positif bertujuan untuk mempengaruhi opini publik. Opini publik ini nanti akan berkembang dan menentukan sikap masyarakat untuk memilih atau tidak memilih partai tersebut. Berkembangnya opini publik dalam masyarakat itu terjadi karena adanya penyampaian ide-ide atau gagasan dari partai politik kepada masyarakat dan sebaliknya masyarakat menyampaikan aspirasi-aspirasinya yang kemudian ditampung oleh partai politik. Penyampaian gagasan politik yang dilakukan partai politik merupakan bagian dari komunikasi.


(31)

1. Definisi Komunikasi

Istilah komunikasi yang dalam bahasa Inggrisnya communication berasal dari kata latin communicatio, dan kata communication ini berasal dari kata latin lainnya, yaitu communis yang berarti sama.17 Jadi komunikasi dikatakan telah terjadi apabila orang yang terlibat mencapai pemahaman yang sama tentang sesuatu hal. Proses keterlibatan antara sumber komunikasi dan sararan komunikasinya jika telah tercapai satu ide atau persepsi yang sama tentang suatu masalah maka proses komunikasi yang seperti itu disebut komunikatif. Tetapi ketika orang-orang yang terlibat tidak mencapai kesamaan ide atau persamaan persepasi maka, itu tidak termasuk proses komunikasi. Sumber komunikasi atau pihak yang lebih dulu melakukan proses komunikasi disebut dengan komunikator. Sedang pihak yang menjadi sasaran komunikasi disebut dengan komunikan. Dalam hal ini Partai Gerindra Gerandra juga melakukan proses komunikasi. Parta Gerindra bertindak sebagai kominikator dan masyarakat sebagai komunikan dan sebaliknya bisa jadi Partai Gerindra bertindak sebagai komunikan. Selajutnya komunikasi yang dilakukan Partai Gerindra akan di bahas pada Bab IV.

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi-informasi, pesan-pesan, gagasan-gagasan atau pengertian-pengertian dengan menggunakan lambang-lambang yang mengandung arti atau makna, baik secara verbal maupun non verbal dari seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok orang lainnya dengan tujuan untuk mencapai saling

17Betty RFS Soemirat dan Eddy Yehuda,

Materi Pokok Opini Publik (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 1.23.


(32)

pengertian atau kesepakatan bersama18. Komunikasi secara sedehana dapat dimengerti sebagai “suatu proses interaksi antara dua atau lebih orang yang berlangsung secara timbal-balik yang di dalamnya suatu perbuatan atau ide menjadi umum, baik secara langsung maupun lewat perantara dengan efek. Efek tersebut diterima oleh yang memberi maupun menerima informasi sehingga tercapai kesepakatan bersama. Kesepekatan bersama dengan masyarakat tersebut merupakan tujuan dari komunikasi yang dilakukan oleh Partai Gerindra. Bentuk komunikasi yang dilakukan Partai Gerindra bersifat timbal-balik dengan masyarakat. Komunikasi yang dilakukan Partai Gerindra itu merupakan usaha untuk memperoleh dukungan masyarakat.

Secara terminologi komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang di mana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain19. Jadi yang terlibat dalam komunikasi adalah bisa jadi individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Semua aspek yang menjadi bagian kehidupan manusia membutuhkan komunikasi seperti aspek sosial, ekonomi, budaya, politik dan sebagainya. Dalam bidang politik, komunikasi meliputi penyampaian informasi dari kelompok dalam hal Partai Gerindra, terhadap kelompok masyarakat. Serta komunikasi juga bisa terjalin dari individu elit politik yang menjadi kandidat dari Partai Gerindra dengan masyarakat. Komunikasi yang dilakukan Partai Gerindra ataupun kandidatnya harus sejalan dengan tujuan

18 Teuku May Rudy, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Internasional (Bandung:

PT Refika Aditama, 2005), h. 1.

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 4.


(33)

komunikasi yang ingin dicapai agar cita-cita politik Partai Gerindra dapat terwujud.

2. Tujuan Komunikasi

Menurut Carl I. Hovland seorang ahli komunikasi, Ilmu Komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Definisi Hovland di atas menunjukan bahwa yang dijadikan objek studi Ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan amat penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasinya, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is process to modify the behavior of other individuals).20

Dari definisi komunikasi Ilmu komunikasi yang dijelaskan Hovland, tujuan komunikasi adalah terjadi perubahan. Tujuan komunikasi yang dilakukan Partai Gerindra bertujuan untuk perubahan sikap di masyarakat dengan penyampaian informasi yang sudah dilakukan. Perubahan adalah suatu bentuk reaksi dari penerimaan komunikasi yang sudah terjadi. Reaksi yang ditimbulkan dari sebuah komunikasi bersifat umpan-balik (feedback). Selanjutnya umpan-balik yang timbul bisa jadi umpan-balik positif atau umpan-balik negatif. Tujuan komunikasi pada dasarnya juga mengajak atau menghimbau agar ide komunikan ide dan komunikator memiliki kesamaan.

20 Onong Uchjana Effendy,

Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 10.


(34)

Himbauan yang dilakukan Partai Gerindra harus memiliki nilai positif sesuai dengan tujuan dari komunikasi itu sendiri. Jika komunikasi yang dilakukan Partai Gerindra sudah melenceng dari tujuan komunikasi yang hendak di capai maka yang akan terjadi adalah perbedaan ide sehingga menimbulkan umpan-balik negatif dari masyarakat terhadap partai tersebut. Agar komunikasi antara Partai Gerindra dan masyarakat menimbulkan umpan-balik positif, maka usaha persuasi dalam komunikasi harus dioptimalkan sebagai cara untuk mencapai kesamaan ide komunikator dengan komunikannya.

3. Persuasi dalam Komunikasi

Menurut ahli komunikasi, R. Pace Bren D. Peterson and M Dallas Burnet dalam bukunya Tecniques for Effective Communication mendefinisikan komunikasi persuasif adalah “secara umum merupakan tindakan komunikasi yang bertujuan untuk menciptakan khalayak mengadopsi pandangan komunikator tentang suatu hal atau melakukan suatu tindakan tertentu.”21

Makna persuasi adalah pola atau cara membujuk dan membuat orang-orang merasa yakin terhadap hal yang kita kehendaki atau terhadap suatu ide tau gagasan yang ingin disampaikan. Ketika Partai Gerindra berkomunikasi dengan komunikannya (masyarakat) berharap ide atau gagasan politiknya diterima dan dapat mempengaruhi komunikannya. Untuk itu dalam melakukan proses komunikasi perlu ada unsur persuasi. Komunikan terpengaruh dengan komunikasi yang dilakukan Partai Gerindra jika

21 Rusady Ruslan,

Kiat dan Strategi Kampanye Publik Relations (Jakarta: PT Grafindo, 2007), h. 27.


(35)

dilakukan dengan cara membujuk. Persuasi yang dilakukan dengan cara positif akan mempercepat tercapainya tujuan komunikasi. Bentuk persuasi yang dilakukan tegantung pada Partai Gerindra (selanjutnya akan dibahas di Bab IV).

Di atas tadi sudah disinggung bahwa komunikasi meliputi berbagai aspek atau bidang kehidupan. Salah satu bidang yang melakukan komunikasi adalah bidang politik. Komunikasi yang dilakukan Partai Gerindra adalah komunikasi yang memiliki unsur-unsur politik sehingga lazim disebut dengan istilah komunikasi politik.

4. Komunikasi Politik

Dalam sebuah negara demokrasi, kedaulatan rakyat berada di atas segalanya. Aspirasi dan dukungan diberikan melalui sistem perwakilan rakyat kepada pemerintah. Rakyat menjalankan fungsi kontrol terhadap pemerintah dalam sebuah negara demokrasi. Karena demokrasi itu sendiri pada hakikatnya adalah pemerintahan dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat. Pemerintah posisinya di sini menjalankan kekuasaan yang diberikan rakyat atas aspirasi yang telah disalurkan melalui wakil-wakil rakyat. Dalam hal ini yang bertindak menjadi penyalur aspirasi di negara demokrasi adalah partai politik. Partai Gerindra merupakan salah satu partai politik yang ikut berpartisipasi dalam demokrasi di Indonesia sebagai penampung aspirasi masyarakat.

Oleh sebab itu, untuk menjalankan sistem demokrasi yang maksimal dalam sebuah negara perlu dibangun komunikasi yang efektif antara masyarakat dengan para elit politik dan sebaliknya. Hal tersebut merupakan


(36)

sebuah usaha untuk menjalankan cita-cita demokrasi itu sendiri. Semakin optimal komunikasi politik yang dibangun dalam sebuah negara demokrasi maka semakin baik kualitas demokrasi di negara tersebut. Semakin optimal komunikasi yang dilakukan Partai Gerindra maka semakin penting eksistensinya di mata masyarakat demokrasi. Bentuk komunikasi yang dilakukan Partai Gerindra sebagai penyalur aspirasi masyarakat merupakan bentuk dari komunikasi politik.

Komunikasi politik adalah suatu proses dan kegiatan-kegiatan membentuk sikap dan perilaku politik yang terintegasi ke dalam sebuah sistem politik dengan menggunakan simbol-simbol.22 Komunikasi politik membentuk sistem politik menjadi dinamis yang berpengaruh juga pada sistem sosial yang berkembang dalam masyarakat. Komunikasi politik terjalin dan terdistribusi antar sistem politik dengan sistem politik lain seperti antara sistem politik dengan sistem sosial. Bagi Partai Gerindra sendiri, komunikasi politik menjadi sangat penting karena komunikasi politik menjadi dasar pelaksanaan fungsi Partai Gerindra lainya seperti sosialisasi politik, partisipasi dan sebagainya.

Komunikasi politik merupakan salah satu proses dalam sistem politik yang amat penting. Komunikasi politik menyalurkan aspirasi dan kepentingan politik rakyat menjadi input sistem politik dan pada waktu yang sama ia juga menyalurkan kebijakan yang diambil atau output sistem politik itu.23 Melalui komunikasi politik rakyat memberikan dukungan, menyampaikan aspirasi,

Rochajat Harun dan Sumarno AP, Komunikasi Politik (Bandung: Mandar Maju, 2006), h. 5.

23Maswardi Rauf dan Mappa Nasrun,

Indonesia dan Komunikasi Politik (Jakarta: PT Gramedia Utama, 1993), h. 3.


(37)

dan melakukan pengawasan terhadap sistem politik. Proses input dalam sebuah sistem politik melibutkan Partai Gerindra sebagai wadah untuk mengimpun aspirasi itu agar partai ini mendapatkan dukungan dari masyarakat. Melalui proses komunikasi politik itu pula rakyat mengetahui apakah dukungan, aspirasi, dan pengawasan itu tersalur atau tidak sebagaimana dapat mereka simpulkan dari apalikasi berbagai kebijakan politik yang diambil pemerintah.

Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Leh Lord Windlesham tujuan komunikasi dalam dalam karyanya “What is Political Communication”, definisi komunikasi politik adalah suatu penyampaian pesan politik yang secara sengaja dilakukan oleh komunikator kepada komunikan dengan tujuan membuat yang telibat komunikasi berperilaku tertentu.24

Rusadi Kantaprawira seorang pakar hukum, melihat komunikasi politik dari sisi kegunaannya. Menurut rusady komunikasi politik itu adalah untuk menghubungkan pikiran politik yang hidup dalam masyarakat, baik pikiran intern golongan, instansi, asosiasi, atau sektor kehidupan politik pemerintah. Komunikasi sebagai pendekatan politik merupakan panyampaian pesan-pesan yang bercirikan politik oleh aktor-aktor politik kepada pihak lain. Dari segi kegunaan, komunikasi politik itu adalah untuk menghubungkan pikiran politik yang hidup dalam masyarakat, baik pikiran intern golongan, instansi, asosiasi, ataupun sektor kehidupan politik pemerintah.25 Partai Gerindra melakukan komunikasi politik dengan melakukan penyampaian ide-ide dengan cara menghubungan pikiran-pikiran

24Onong Uchjana Effendy,

Dinamika Komunikasi, h. 158.

25Rochajat Harun dan Sumarno AP,


(38)

politiknya kepada masyarakat agar tercapainya perubahan di masyarakat sesuai dengan cita-cita politik yang diusung.

Miriam Budiarjo menjelaskan bahwa partai politik dalam sebuah negara demokrasi berfungsi sebagai sarana komunikasi politik. Salah satu tugas dari partai politik adalah menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat serta mengatur sedemikian rupa sehingga kesimpangsiuran pendapat dalam masyarakat berkurang. 26 Semua kegiatan di atas dilakukan oleh semua partai politik tidak terkecuali dilakukan Partai Gerindra. Partai Gerindra selanjutnya merumuskannya sebagai usul kebijaksanaan. Usul kebijaksanaan ini dimasukkan dalam program partai untuk diperjuangkan atau disampaikan kepada pemerintah melalui partai politik.

Tujuan komunikasi politik adalah menjalankan proses-proses komunikasi secara optimal untuk mencapai kesamaan persepsi tentang isu-isu atau ide-ide politik antara para elit politik dengan masyarakat. Komunikasi politik tidak akan mencapai tujuannya jika persepsi yang sama tidak timbul antara pelaku komunikasi. Partai Gerindra sebagai salah satu pelaku komunikasi politik membutuhkan dukungan dari masyarakat untuk bertahan hidup. Dukungan tersebut tidak akan diberikan oleh masyarakat kepada Partai Gerindra jika dalam komunikasi tidak terjadi persepsi yang sama terkait ide-ide politik atau gagasan-gagasan politiknya.

Sesuatu yang dianggap penting oleh Partai Gerindra belum tentu penting menurut masyarakat. Karena itu hubungan yang berkesinambungan

Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004), h. 163.


(39)

dengan masyarakat disertai komunikasi yang efektif akan membantu pencapaian persamaan persepsi di antara keduanya. Dari sini program yang ditawarkan partai politik akan sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat. Hubungan masyarakat (humas) yang ada dalam struktur organisasi partai politik bertindak sebagai salah satu wadah yang menjalankan komunikasi politik dengan masyarakat dengan cara menawarkan program partai politik kepada masyarakat.

B. Humas

Humas mencangkup semua bentuk komunikasi yang terselenggara dalam dengan siapa saja. Bidang profesi humas secara umum sangat luas meliputi, organisasi, perusahaan, lembaga-lembaga pemerintahan, partai politik dan sebagainya. Setiap organisasi mempunyai tanggung jawab kepada kepentingan publik. Karena itu, humas ada untuk menfasilitasi hubungan antara organisasi dengan masyarakat. Hubungan yang tercipta antara humas dalam sebuah partai politik dengan masyarakat haruslah hubungan yang dua arah bukan satu arah. Karena ciri utama dari komunikasi humas adalah komunikasi timbal-balik ( too-way traffic). Untuk mencapai hal tersebut tidaklah mudah, tetapi dengan melakukan pendekatan yang terencana dan teknik khusus dalam usaha pendekatan persuasif kepada khalayak yang menjadi sasaran. Semua Partai politik termasuk Partai Gerindra membutuhkan humas untuk menjadi jembatan sebagai perantara komunikasi kepada masyarakat. Humas Partai Gerindra melaksanakan tugasnya dengan cara melakukan komunikasi politik melalui pelaksanaan program-program partai politiknya untuk masyarakat.


(40)

1. Definisi Humas

Humas merupakan terjemahan bebas dari istilah Public Relations atau PR, terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang berkepentingan dengannya. Menurut definisi kamus terbitan Institut of Public Relations (IPR) yakni sebuah lembaga terkemuka di Inggris dan Eropa, terbitan November 1987, “humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memilihara niat baik dan saling pengertian antara satu organisasi dengan segenap khalayaknya.” Jadi humas adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan semua itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Kegiatan humas sama sekali tidak bisa dilakukan secara sembarangan atau dadakan.27Begitu juga halnya Partai Gerindra membutuhkan humas dalam menjalankan program-program politik dan aktivitas-aktivitas partai yang terencana. Humas membantu Partai Gerindra untuk menjalankan kegiatan komunikasi dengan masyarakat lebih efektif dan teratur.

Keberadaan humas dalam dunia perpolitikan sangat dibutuhkan. Kontribusi humas dalam sebuah partai politik menentukan kokoh atau tidak partai tersebut di mata masyarakat. Humas menjalin hubungan baik dengan masyarakat demi membawa pesan-pesan positif dari partai politik. Indikasi tugas dari humas yang baik adalah dijalankan dengan terencana dan berkesinambungan. Humas memposisikan kedudukannya dekat dengan


(41)

masyarakat dengan melakukan program-progarm yang terorganisir. Humas dalam hal ini merangkum respon yang berkembang di masyarakat terkait program tersebut. Hasil akhir yang diinginkan humas adalah dukungan masyarakat terhadap partai politik tersebut. Dengan kata lain humas melakukan kegiatan komunikasi berencana baik dalam internal partai maupun ekstenal untuk mencapai tujuan yang sama dengan persamaan persepsi tentang suatu hal. Partai Gerindra melakukan komunikasi dibantu oleh humas untuk mencapai opini publik sehingga memperoleh dukungan dalam pemilu yang akan dilaksanakan.

Menurut kamus Fund and WagnalAmerican Standar Dictionary” terbitan 1994, istilah humas diartikan sebagai segenap kegiatan atau teknik atau kiat yang digunakan oleh organisasi atau individu untuk menciptakan dan memelihara suatu sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar tehadap keberadaan dan sepakterjangnya. Istilah “kiat” dalam definisi ini mengindikasikan bahwa humas harus menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan (management by objectives). Dalam mengejar suatu tujuan, semua hasil atau tingkat kemajuan yang telah dicapai harus diukur secara jelas, mengingat humas merupakan kegiatan yang nyata.28 Bagi Partai Gerindra humas membantu partai dengan metode manajemen komunikasinya yang bertujuan untuk mencapai cita-cita politik partai tersebut. Humas dalam Partai Gerindra memiliki peran yang sangat besar menjadi media pengubungan partai dengan masyarakat (selajutnya akan di bahas oleh penulis pada Bab III dan BaB IV).

28


(42)

2. Peran Humas

Irving Smith Kogan dalam artikelnya “Public Relations” mengatakan bahwa fungsi pokok humas antara lain adalah fungsi menajemen sebagai peneliti dan penilai selera dari sikap masyarakat, menyelaraskan kebijakan organisasi dengan kepentingan umum, serta merumuskan dan melaksanakan suatu program kerja untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan masyarakat.29 Peran humas adalah menjalin hubungan timbal-balik yang positif antara lembaga tertentu atau oraganisasi dengan masyarakat secara berkesinambungan dengan cara menampilkan image positif kemudian meneliti gejala yang ditimbulkan publik, baik itu berupa partisipasi, dukungan dan sebagainya. Fungsi humas akan terasa efektif jika program kerja dari organisasi mendapat dukungan dari masyarakat.

Fungsi humas menyangkut upaya pembinaan image, mulai dari upaya menumbuhkan citra, memelihara atau mempertahankan citra, sampai meningkatkan citra (agar lebih baik atau lebih tinggi dari yang sudah ada) dan memperbaiki citra (bila ada gangguan terhadap citra atau ada peristiwa yang membuat citra itu merosot) serta mengembalikan citra yang baik dan positif. Dalam implementasinya fungsi humas adalah untuk membentuk atau membangun pendapat umum (public opinion). Fungsi tersebut juga berhubungan dengan citra, karena meraih pendapat umum termasuk upaya mengarahkan dan meraih kepercayaan khalayak (public) dan untuk memperoleh sokongan dari masyarakat. Partai Gerindra sebagai partai baru membutuhkan kepercayaan yang dari masyarakat. Humas Partai Gerindra

29F. Rahmadi,

Public Relations dalam Teori dan Praktek (Jakarta: PT Gramedia, 1996), h. 9.


(43)

membantu partai ini untuk mulai dengan membangun image positif, selanjutnya dapat diperoleh pendapat umum. Pendapat umum yang berkembang akan mempengaruhi sikap masyarakat. Sikap masyarakat terhadap Partai Gerindra bisa dalam bentuk sikap positif atau sikap negatif. Baik atau tidaknya tanggapan masyarakat tergantung pada image Partai Gerindra yang dibangun oleh humas.

Adapun tugas public relation sehari-hari adalah

1. Menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas penyampaian informasi atau pesan secara lisan, tertulis, atau melalui gambar (visual) kepada publik, sehingga publik mempunyai pengertian yang benar tentang hal-ikhwal perusahaan atau lembaga, segenap tujuan serta kegiatan yang dilakukan.

2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat.

3. Mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik berhadap kebijakan perusahaan atau lembaga, maupun segala macam pendapat.

4. Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dan media massa untuk memperoleh public favour, public opinion, dan perubahan sikap. 30

Pada dasarnya tujuan Humas Partai Gerindra adalah melakukan publikasi untuk pencapaian image positif dan dapat menjalankan tugas dengan semaksimalkan mungkin atas rasa tanggung jawab tehadap partai. Eksistensi sebuah partai itu sepenuhnya tergantung dengan citra (image) yang ditampilkan.


(44)

Humaslah yang bertugas menjadikan image Partai Gerindra itu tetap positif di mata masyarakat.

3. Humas dalam Pembentukan Citra (Image)

(image) adalah sesuatu yang kompleks. Tidak hanya dimensinya yang sangat abstrak, tetapi juga melibatkan dua hal sekaligus, yaitu proses kognitif dan afektif dalam masyarakat. Unsur kognitif mengacu pada pertimbangan rasional dan kalkulasi dalam domain image. Sementara unsur afektif lebih melihat pada sisi emosi dan perasaan dalam emosi image. Kedua hal ini sendiri-sendiri sangat terkait dengan image politik. Dengan kata lain, image politik mengandung unsur-unsur kognitif-rasional maupun hal-hal yang terkait dengan emosi.31Fungsi humas dalam membangun citra positif yang dilakukan Humas Partai Gerindra melibatkan dua unsur komunikasi ini.

Sesuai dengan fungsi utama kerja humas membentuk image positif partai politik di mata masyarakat. Gambaran citra positif yang ditampilkan humas merupakan fungsi ke luar dari humas. Humas dalam pembentukan image partai merupakan usaha menjaga reputasi organisasi di mata khalayak atau masyarakat. Adapun fungsi ke dalam humas adalah menjadikan image organisasi menjadi sebuah identitas. Tugas humas dalam hal menjadi berat karena berhubungan dengan eksistensi organisasi selanjutnya. Humas bertugas mulai dari membentuk image organisasi, menjaga image tersebut tetap positif kemudian melindungi (protect) organisasi dari image yang negatif. Humas dalam pembentukan image merupakan tujuan yang ingin dicapai partai politik. Humas dalam Partai Gerindra melaksanakan kedua proses kerja humas ini sebagai usaha untuk memperkokoh partai ini di mata masyarakat.

Firmanzah, Marketing Politik antara Pemahaman dan Realitas (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h. 233.


(45)

Seperti yang sudah disinggung di atas, fungsi program dan kegiatan humas yang utama adalah melaksanakan upaya-upaya untuk menumbuhkan, memelihara dan membagun image. Dalam hal ini, image yang positif dan menguntungkan tentunya, sama sekali bukan membangun image yang negatif atau merugikan. Dalam hal ini, bisa menyangkut citra mengenai kondisi negara dan bangsa, citra kebijakan pemerintah, citra organisasi, citra partai politik, sampai pada citra perorangan atau pribadi (tokoh masyarakat).32 Semua Partai politik menghendaki tercapai citra positif di tengah-tengah masyarakat, begitu juga halnya Partai Gerindra. Segala tindakan atau aktivitas yang bisa merusak image atau citra positif Partai Gerindra akan dinetralisir oleh Humas Partai Gerindra.

Selain itu, fungsi humas yang lain adalah menciptakan opini publik bagi partai politik. Image yang positif sangat penting bagi partai apapun orientasinya untuk penciptaan opini publik. Demikian juga dengan organisasi politik seperti partai politik yang hidup matinya bersandar pada dukungan masyarakat pada pemilihan umum. Dukungan akan diperoleh sepanjang partai politik bersangkutan mampu membangun image positif bagi organisasinya dan kandidatnya. Image yang baik akan berpengaruh pada sikap publik (khusus eksternal) dan opini pubik terutama dalam hal menentukan pilihan politiknya yang diekspresikan melalui tindakan pada hari-H pemilihan umum.

4. Humas dan Partai Politik

Humas dalam struktur organisasi partai politik melakukan komunikasi politik yang fokus kerjanya berkaitan dengan pencitraan politik (Image Politik). Dalam tugasnya humas mempromosikan partai politik agar partai ini menjadi

32Teuku May Rudi,

Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Internasional (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), h. 81.


(46)

partai yang dikenal masyarakat. Dalam realitasnya banyak partai politik lainnya juga yang bersaing agar dikenal dan diterima masyarakat. Karena itu badan humas disini menjalankan fungsi pencitraan partai politik sebagai sebuah identitas dari partai politik itu. Identitas yang melekat pada partai politik akan menjadikan partai berbeda dengan partai politik lain. Perbedaan itu menyebabkan perbedaan opini yang berkembang di kalangan masyarakat. Karena itu, akan beragam juga penilaiaan terhadap masyarakat tersebut. Humas disini bertugas menggiring penilaian tersebut ke partai yang mewadahinya menjadi pencitraan yang positif. Sehingga partai tersebut memperoleh dukungan. Partai Gerindra juga melibatkan humas dalam membangun image politik yang positif untuk memperjuangkan identitas partai.

Image Politik didefinisikan sebagai kontruksi atas repsentasi dan persepsi masyarakat (publik) akan suatu partai politik atau individu mengenai hal yang terkait dengan aktivitas politik. Image politik tidak selalu mencerminkan realitas objektif. Suatu image politik juga mencerminkan hal yang tidak real atau imajinasi yang terkadang bisa berbeda dengan kenyataan fisik. Image politik dapat diciptakan, dibangun dan diperkuat. Image politik dapat melemah, luntur dan hilang dalam sistem kognitif masyarakat.33Image politik Partai Gerindra memiliki kekuatan untuk memotivasi aktor atau individu agar melakukan Sesutu hal. Disamping itu, image politik tersebut dapat mempengaruhi pula opini publik sekaligus menyebarkan makna-makna tertentu. Usaha Partai Gerindra untuk menumbuhkan, membangun dan memproteksi image Partai Gerindra merupakan tugas dari humas.


(47)

Pencitraan yang dilakukan humas Partai Gerindra akan menentukan persepsi masyarakat terhadap partai politik tersebut. Jika persepsi positif yang berkembang di masyarakat, maka itu merupakan karena image positif yang berhasil ditampilkan partai politik kepada masyarakat. Yang membedakan Partai Gerindra itu berbeda dengan partai lain adalah image partai tersebut. image dari sebuah partai politik tidak bisa ditiru oleh partai lain. Karena image itu sendiri di bangun oleh masing-masing partai politik sebagai sebuah identitas. Identitas yang kemudian membedakannya dengan partai politik manapun juga. Identitas yang melekat pada partai politik menentukan pilihan masyarakat untuk memberikan suaranya pada pemilihan umum. Partai Gerindra menonjolkan identitas sebagai partai “wong kecil” untuk membangun kedekatan dengan masyarakat sebagai strategi yang diwujudkan untuk mencapai tujuan politiknya.

C. Humas dan Kampanye

Humas partai politik melakukan fungsi komunikasi politik melalui kampanye. Kampanye yang dilakukan humas partai politik adalah usaha untuk mempengaruhi kepercayaan dan tingkah laku masyarakat dengan daya tarik komunikatif yang menonjolkan kelebihan partai politik dibandingkan yang lain. Kampanye yang dilakukan humas partai politik bertujuan untuk menawarkan perubahan dan perbaikan dalam sosial politik masyarakat. Kampanye yang dilakukan humas partai politik adalah sarana untuk memperlihat image positif partai. Dengan image positif yang berusaha ditampilkan humas partai politik maka masyarakat akan memberikan suara untuk partai tersebut dalam pemilu. Berarti bila masyarakat memberikan suara untuk partai politik dalam pemilu itu indikasi


(48)

bahwa kampanye dengan penampilan image positif yang dilakukan humas partai tersebut berhasil.

1. Definisi Kampanye

Kampanye di devinisikan oleh beberapa pakar komunikasi34 a. Leslie B. Snyder (2002)

Kampanye komunikasi merupakan aktivitas komunikasi yang terorganisasi, secara langsung ditujukan khalayak tertentu, pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu.

b. Pflau dan parrot (1993)

Kampanye yang secara sadar menunjang dan meningkatkan proses pelasanaan yang terencana pada periode tertentu untuk mewujudkan mempengaruhi khalayak sasaran tertentu.

Dari definisi kampanye di atas terlihat bahwa kampanye merupakan proses komunikasi yang dilakukan secara teroganisir dengan periode waktu tertentu untuk mempengaruhi publik dalam mengambil keputusan. Setiap partai politik khususnya melakukan proses komunikasi seperti ini untuk mempublikasikan informasi atau pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada Publik termasuk Partai Gerindra. Pesan yang akan disampaikan Partai Gerindra itu harus dikemas semenarik dan serasional mungkin untuk menarik perhatian masyarakat. Biasanya untuk menunjang proses komunikasi ini dibutuhkan media pendukung. Media massa menjadi sarana untuk melakukan aktivitas kampanye oleh setiap partai politik termasuk Partai Gerindra.


(49)

Kampanye adalah keinginan seseorang untuk mempengaruhi kepercayaan dan tingkah laku orang lain dengan daya tarik yang komunikatif. Tujuan kampanye adalah menciptakan perubahan atau perbaikan dalam masyarakat. Setiap kampanye mempunyai orientasi yang berbeda-beda tergantung pada organisasi atau lembaga yang menyelenggarakannya. Tujuan tersebut sejalan dengan identitas kepartaian yang dianut masing-masing partai. Partai Gerindra menonjolkan identitas sebagai partai rakyat kecil, sehingga dalam kampanye Partai Gerindra menonjolkan pembelaan nasib rakyat kecil dengan tema-tema kampanye ekonomi kerakyatan.

Partai politik melakukan kampanye politik untuk menarik simpati masyarakat dengan menonjolkan dayat tarik yang dimiliki partai tersebut. Kesuksesan dari kampanye politik yang dilakukan oleh sebuah partai politik dipengaruhi oleh seberapa jauh partai itu dikenal masyarakat dan seberapa banyak pesan kampanye itu disebarluaskan melalui media sekaligus.

2. Kampanye Politik

Kampanye politik adalah periode yang diberikan oleh panitia pemilu kepada semua kontestan, baik partai politik atau perorangan untuk memaparkan program-program kerja dan mempengaruhi opini publik sekaligus memobilisasi masyarakat agar memberikan suara kepada mereka sewaktu pencoblosan. Kampanye dalam kaitan ini dilihat sebagai suatu aktivitas pengumpulan massa, parade, orasi politik, pemasangan atribut partai dan pengiklanan partai. Periode waktu sudah ditentukan oleh panitia. Masing-masing peserta diwajibkan mengikuti aturan-aturan resmi selama periode kampanye ini. Tidak mengikuti aturan yang telah ditetapkan dianggap sebagai suatu pelanggaraan dan akan mendapatkan penalty. Kampanye politik jenis ini diakhiri dengan pemungutan


(50)

suara untuk menentukan siapa yang akan mendapatkan dukungan terbanyak untuk disahkan sebagai pemenang pemilu.35 Dalam hal ini, humas ambil bagian dalam membantu kampanye politik dalam hal publikasi. Seperti halnya Partai Gerindra memiliki media center di bawah koordinasi humas (selanjutnya akan dibahas pada Bab III dan Bab IV).

Kampanye politik harus dilakukan secara permanen. Perhatian kampanye politik tidak hanya terbatas pada periode menjelang pemilu, tetapi sebelum dan setelah pemilu juga berperan amat penting dalam pembentukan image politik yang nantinya akan mempengaruhi perilaku pemilih dan mengevaluasi kualitas para kontestan. kampanye yang dilakukan dengan menonjolkan image positif partai akan memudahkan masyarakat dalam memilih partai yang sesuai dengan ideologi dan program kerja yang mereka tawarkan.

Kampanye politik merupakan kampanye yang berorientasi pada kepentingan-kepentingan politik dan kekuasaan. Pihak penyelenggara kampanye politik ini biasanya partai politik yang ingin memperoleh dukungan suara untuk menduduki jabatan-jabatan penting dalam pemerintahan dari masyarakat pada pemilu yang diadakan. Kampanye politik ini yang dilakukan partai politik dibantu oleh humas. Humas dalam hal ini memperkokoh identitas partai politik dengan membangun image positif. Sehingga kampanye politik juga sejalan dengan tugas humas partai politik.

3. Tahapan (Metode) Kampanye Politik Humas

Metode kampanye humas dilakukan secara berencana, sistematis, memotivatif, psikologis, dan dilakukan berulang-ulang serta kontniu (repetition


(51)

and continue). Sebaliknya, jika kampanye tersebut dilakukan secara insendentil atau hanya dilakukan sekali, tertentu, dan terbatas, maka hal ini jelas tidak bermanfaat atau kurang berhasil untuk “menggolkan” suatu tema, materi dan tujuan dari kampanye. Setiap partai politik dalam melakukan kampanye politik tentu mempunyai fokus yang ingin diperjuangkan. begitu juga halnya dengan Partai Gerindra.

Penjelasan penerapannya melalui program The Public Relations Organozation Model (model organiasi kampanye humas) adalah sebagai berikut. a. Campaign Model of Suksessful Organization (Model Kamapanye Organisasi

yang sukses)

Organisasi dapat memulai suatu identifikasi program yang jelas untuk pencapaian kegiatan tertentu dalam jangka panjang, dengan mengeluarkan energi tenaga, waktu, dana, memanfaatkan sumber daya internal organisasi secara optimal dan terencana baik, untuk selanjutnya menetapkan tujuan pesan-pesan organisasi dan sasaran yang hendak dicapai (position statement). Partai Gerindra sejak dari awal berdirinya telah melakukan publikasi terkait program dan perjangan Partai Gerindra. Karena publikasi melalui kampanye merupakan bagian yang paling penting sebuah partai politik apalagi sebagai partai baru.

Adapun tahap-tahap yang dilalui dalam melaksanakan model kampanye yang sukses adalah:

1) Mendevisikan misi atau pernyataan nilai-nilai yang diinginkan oleh organisasi.

2) Budaya Organisasi

Mengkomunikasikan nilai-nilai budaya organisasi yang mampu menampilkan message tertentu dengan cerita kesuksesan organisasi


(52)

melalui media komunikasi, kampanye iklan promosi korporat, publikasi dan pemberitaan bernilai positif disiarkan ke berbagai media massa sebagai upaya menciptakan citra dengan menampilkan reputasi organisasi yang baik..

3) Membangun Hubungan Baik yang Positif

Menekankan nilai-nilai kepercayaan, kredibilitas, akuntabilitas dan tanggung jawab yang tinggi dengan mempertahankan pelayan terbaiknya.

4) Reputasi Organisasi

Memperhatikan eksistensi dalam menciptakan nilai kepercayaan, penerimaan, reputasi dan citra baik organisasi serta menampilkan motto organisasi yang memiliki sesuatu nilai-nilai penghargaan tertentu terhadap aspek kepetingan.36

Keempat tahapan di atas dilakukan oleh Humas Partai Gerindra sebagai acuan dasar melakukan kampanye menghadapi pemilu 2009. Adapun lebih jelasnya akan dijelaskan pada bab selanjutnya yang membicarakan khusus tentang kampanye politik yang dilakukan Humas Partai Gerindra.

b. Positioning Statement (Pernyataan Posisi)

Kegiatan kampanye humas dapat menciptakan kontruksi mengenai positioning statement pada suatu tujuan kegiatan operasional organisasi atau kelembagaan yang bersangkutan melalui strategi komunikasi dalam penyampaian


(1)

Wawancara Pribadi

Biodata Informan:

Nama : M. Asrian Mirza

Tempat/Tanggal Lahir : Kayu Agung, Sumatera Selatan 16 April 1965

Agama : Islam

Email : asrianmirza@gmail.com

Jabatan di Gerindra :- Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Bidang Humas dan Media Massa.

-Wakil Direktur Pimpinan Pusat Mega-Pro (Megawati-Prabowo)

-Salah satu pendiri Partai Gerindra

Waktu Wawancara: Selasa, 24 November 2009 Tempat : Kantor Tani Merdeka

Tanya: Assalamu’alaikum Bapak maaf ni pak nganggu waktu kerja Bapak lagi. Jawab: Ya ngak papa,

Tanya: ngak sibuk kan pak? Jawab: ngak, tenang aja.

Tanya: udah boleh dimulai ni wawancaranya pak? Jawab: Ya silahkan..apa yang ingin kamu tanyakan?

Tanya: iya ni pak, skripsi saya kan tentang Humas Partai Gerindra dalam kampanye politik pada pemilu 2009, karena itu saya fokus dengan humasnya, nah bapak sendirikan Ketua Bidang Humas Partai Gerindra,


(2)

Jawab: seperti di semua tempat humas harus ada. Menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam organisasi apalagi partai politik. Humas dalam partai politik. Dalam organisasi atau lembaga apapun kehadiran humas sangat dibutuhkan. Apalagi partai politik yang membutuhkan dukungan dari masyarakat untuk meraih kekuasaan. Bagi Partai Gerindra, humas berperan sebagai corong politik. Humas berfungsi menyampaikan atau medistibusikan informasi yang ada terkait Partai Gerindra untuk disebarluaskan kepada masyarakat. Masyarakat harus kenal dengan Partai Gerindra, sebagai salah satu partai baru yang ikut pemilu 2009.

Tanya: Apa saja yang dilakukan Humas Partai Gerindra sebagai corong politik, Pak?

Jawab: Humas dalam Partai Gerindra melakukan tugas publikasi dan promosi. Sebagai partai baru, Partai Gerindra harus melakukan usaha-usaha untuk mempublikasikan kepada masyarakat. Publikasi tersebut merupakan usaha komunikasi yang dilakukan humas kepada masyarakat agar mengenali partai baru ini. Selanjut humas melakukan promosi. Promosi ini dilakukan untuk menjolkan kelebihan dan image positif sebagai identitas dari Partai gerindra. Proses promosi ini melibatkan sarana-sarana seperti media massa agar informasi lebih efektif sampai kepada masyaraka

Tanya: Seperti apa peran dan fungsi yang dilakukan Humas Partai Gerindra?

Jawab: Dalam pelaksanaan publikasi, Humas Partai Gerindra mengangkat isu ekonomi kerakyatan sebagai isu sentral Partai Gerindra dalam pemilu 2009. Nah disini Bapak Prabowo merupakan orang yang tepat untuk menggusung cita-cita ini. Kita tahu bagaimana hubungan beliau dengan kelompok-kelompok masyarakat. Apalagi Prabowo Subanto merupakan salah satu pendiri Partai Gerindra. Sebagai Pendiri tahu betul cita-cita perjuangan Partai Gerindra melihat latar belakang pendirian Partai Gerindra. Karena keprihatinan para pendiri partai atas kondisi bangsa Indonesia yang hidup dalam kemiskinan.


(3)

Jawab: Humas itu harus bisa melihat isu yang sedang berkembang di masyarakat. Isu tersebut kemudian dianalisa oleh humas kemudian dikembangkan dan diformat sedemikian rupa kemudian dikomunikasikan lagi kepada masyarakat sebagai usaha untuk membangun citra politik. Humas dalam hal ini membutuhkan media Massa untuk melakukan tugas ini. Biasanya informasi yang diperoleh dari media massa didokumentasikan dan dilaporkan secara periodek kepada Ketua Umum Partai Gerindra.

Tanya: selanjutnya pak, apa faktor yang mempengaruhi kerja humas Partai Gerindra?

Jawab: Humas menjadi kokoh keberadaannya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang pertama adalah Sumber Daya Manusia (SDM), yang kedua adalah Media Massa, dan yang ketiga adalah Dana. Ketiga faktor tersebut paling tidak yang paling mempengaruhi peran humas. SDM itu adalah orang-orang humas Partai Gerindra. Media massa merupakan sarana untuk humas melakukan publikasi dengan masyarakat. tidak ada gunanya kita berbicara berbagai hal tapi tidak ada yang meliput. Trus yang keyiga adalaga dana. Partai Gerindra punya dukungan dana yang besar. Dari Pak Probowo sendiri dan Hashim Djojohadikusumo

Tanya: oya pak, pada masa kampanye bagaimana kedudukan dan kontribusi humas pak?

Jawab: Pada massa persiapan pemilu humas bekerjasama dan melakukan koordinasi dengan Bappilu. Humas ikut membantu dalam hal-hal yang berhubungan dengan publikasi masyarakat. Untuk berhubungan dengan media massa ada media center yang membatu Bappilu yang berkoordinasi dengan humas. Media center ini biasanya menjalankan tugasnya hanya pada detik-detik pemilu. Setelah pemilu media center non-aktif, tapi nanti mau pemilu lagi akan aktif kembali”

Tanya: humas melakukan pencitraan Partai Gerindra kan pak?trus pencitraan seperti apa yang ingin dibangun oleh Partai Gerindra?


(4)

Jawab: Fungsi humas membangun dan menjaga image Partai Gerindra tetap baik di mata masyarakat. Penjagaan image melalui komunikasi yang terus berlangsung selama partai itu hidup. Sehingga tugas humas pada saat kampanye adalah memastikan dalam aktivitas partai yang dilakukan oleh Partai Gerindra berimbas baik pada image partai. Sehingga koordinasi dengan bidang lain dalam struktur Partai Gerindra harus senantiasa dilakukan. Karena itu dilakukan rapat-rapat DPP Gerindra untuk saling mengkoordinasikan segala aktivitas-aktivitas partai. Jika masing bidang ada yang membutuhkan publikasi untuk program kerjanya maka humas harus turun tangan.

Tanya: Untuk melakukan komunikasi, baik dalam bentuk kampanye, humas melalui tahapan-tahapan kan pak. Tahapan seperti apa yang dilewati oleh Humas dalam kampanyenya pak?

Jawab:Pencitraan partai baru, sebagai partai baru kita ingin memperkenalkan ini partai kita (positioning), partai kita adalah partainya wong cilik, partai untuk petani, partai untuk pedagang pasar, partai untuk nelayan, itu yang akan kita bela. Nah itu semua kita citrakan melalui media. Ini yang membedakan perjuangan partai kita dengan partai lain. Kita memposisikan partai kita sebagai partai wong cilik yang ingin memperjuangan nasib rakyat-rakyat kecil. Semuanya berusahan kita rangkul.

Tanya: dalam memenangkan pemilu 2009, bagaimana humas berperan pak?

Jawab: Pada waktu melakukan kampanye pemilu 2009, publikasi untuk kampanye tersebut dibawah tanggung jawab media center. Media center merupakan bidang yang ada dalam struktur dibawah pengawasan dan tanggung jawab ketua bidang humas dan media massa. Media center berperan melakukan tugas-tugas publikasi focus pada kampanye politik. Tugas media center mulai dari persiapan kampanye politik sampai kepada masa kampanye pemilihan presiden. Namun pada saat kampanye pilpres media center Gerindra digabung dengan media center PDIP. Sekarang media center di non aktikan nanti akan aktif kembali menjelang pemilu 2014.


(5)

Tanya: Media apa yang digunakan sebagai sarana komunikasi humas pak?

Jawab: pada masa kampanye media center difokuskan untuk publikasi kepada masyarakat membantu kerja Bapillu. Kerja media center tetap berkoodinasi dengan Humas dan bertanggung jawab terhadap Ketua Umum DPP Partai Gerindra. Media yang digunakan media center terdiri dari media elektronik, media cetak, dan perangkat-perangkat kampanye lainnya, misalnya bendera, spanduk, poster, kelender, terus baliho.

Tanya: Di media massa Partai Gerindra sering menonjolkan tema-tema kerakyatan ya pak?

Jawab: Humas Partai Gerindra menampilkan sebuah informasi di media massa melibatkan unsure emosional dan rasional yang tinggi. Coba perhatikan iklan Partai Gerindra di TV, lewat iklan dengan tema kerakyatan berhasil menyentuh emosional dan rasional masyarakat. Dalam iklan itu diangkat fenomena yang ada di Indoensia lengkap dengan solusi yang kita tawarkan. Tidak salah kalau iklan Partai Gerindra menjadi iklan terpopuler pada pemilu 2009.

Tanya: Partai Gerindra pernah diberitakan dengan berita negatifkan pak, trus bagaimana keterlibatan humas dalam masalah ini?

Jawab: Walapun Partai Gerindra partai baru tetapi itu tidak menutup kemungkinan kehadirannya diwarnai dengan berita-berita negatif. Berita negatif itu bisa menerpa Partai Gerindra langsung dan juga tokoh yang menjadi kandidat Partai Gerindra, yaitu Prabowo Subianto. Tetapi pihak humas harus bisa mengendalikan informasi yang mulai berkembang. Di sini humas menjadi sangat penting keberadaanya. Baik atau jeleknya Partai Gerindra itu tergantung pada penjagaan image yang dilakukan humas.


(6)