PENDAHULUAN Perbedaan Pengetahuan Anemia Pada Remaja Putri Setelah Diberi Pendidikan Dengan Metode Ceramah Tanpa Media Dan Ceramah Dengan Media Buku Cerita.

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Remaja merupakan salah dari satu tahap perkembangan individu. Masa
remaja merupakan masa-masa bereksperimen, fokus utama pada remaja
ialah pencarian identitas. Remaja rajin mencari sesuatu yang baru untuk
kemudian mereka tiru dan adopsi misalnya dengan banyak membaca majalah,
tabloid ataupun novel. Remaja juga memiliki karakteristik yang cepat merasa
bosan. Pada masa ini terjadi perubahan yang dramatis dalam diri seseorang,
yaitu perubahan fisik dan pikiran serta emosi atau perubahan psikologis
(Ibrahim,2002).

Perubahan-perubahan

tersebut

menyebabkan


remaja

membutuhkan zat gizi khusus. Usia remaja merupakan usia yang rentan
terhadap masalah gizi. Peningkatan masa tubuh, volume darah dan jumlah sel
darah merah menyebabkan tubuh membutuhkan zat besi lebih tinggi untuk
membentukan myoglobin dan hemoglobin, apalagi remaja putri banyak
kehilangan

darah

selama

masa

menstruasi

setiap

bulannya


yang

menyebabkan hemoglobin ikut berkurang bersama darah yang keluar. Apabila
kebutuhan zat besi tidak tercukupi maka akan menyebabkan terjadinya
anemia (Almatsier, 2011; Spear, 1996).
Anemia merupakan suatu keadaan terjadinya penurunan kadar
hemoglobin (Hb), hematokrit dan jumlah eritrosit dalam darah yang kadarnya
lebih rendah daripada kadar normalnya yang dipatok untuk perorangan yang
juga merupakan salah satu dari beberapa masalah gizi utama di Indonesia
(Arisman, 2009; Supariasa, 2002). Anemia pada remaja dan anak sekolah

1

dapat mempengaruhi konsentrasi belajar dan pada akhirnya berpengaruh
terhadap prestasi serta intelegensi anak karena pada anak yang mengalami
anemia mudah merasa lelah dan mudah mengantuk (Poltekkes Depkes, 2010
& Supariasa, 2002).
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, perempuan lebih berisiko
terhadap kejadian anemia daripada laki-laki, dengan persentase perempuan
sebesar 23,8%, sedangkan laki-laki 18,4%. Pada kelompok umur 5-14 tahun

prevalensi anemia sebesar 26,4%, pada kelompok umur 15-24 tahun sebesar
18,4%. Angka kejadian anemia tingkat SMP/MTs di wilayah Bogor Timur
sebesar

47,87%

(Nursari,

2010),

sedangkan

Nurbaiti

(2013)

dalam

penelitiannya mendapatkan hasil angka kejadian anemia pada remaja putri
sebesar 52,3%.

Faktor penyebab anemia antara lain karena perdarahan kronis seperti
ulkus peptikum, hemoroid, infestasi parasit, asupan makan tidak mencukupi
atau gangguan penyerapan (intake inadekuat) serta peningkatan kebutuhan
karena aktivitas (Arisman, 2009). Selain itu, hal yang dapat mempengaruhi
terjadinya anemia bisa disebabkan karena kurangnya pengetahuan gizi pada
remaja sehingga melakukan pembatasan konsumsi makan dan menghindari
jenis makanan tertentu untuk menjaga bentuk tubuhnya yang pada akhirnya
berpengaruh terhadap status gizi remaja (Sediaoetomo, 2008; Suhardjo,
2003).
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam hal pencegahan
dan penanggulangan anemia yang diakibatkan kekurangan konsumsi zat
besi. Salah satu diantaranya adalah dengan pendidikan kesehatan mengenai
pola makan yang sehat (Poltekkes Depkes, 2010). Syahrir, Abdul dan

2

Nurhaedar (2013) menyebutkan bahwa pendidikan gizi diperlukan dengan
tujuan supaya remaja mempunyai pengetahuan gizi sehingga penyimpangan
pola makan dapat dicegah. Pendidikan gizi juga dimaksudkan agar
masyarakat sadar akan pentingnya gizi.

Cara pendekatan yang strategis diperlukan untuk dapat meningkatkan
pengetahuan gizi tentang anemia pada remaja agar tercapai hasil yang
maksimal secara efektif dan efisien. Oleh karena itu diperlukan metode yang
tepat dalam penyampaiannya. Selain metode, faktor pendukung untuk
mencapai hasil yang maksimal ialah dengan adanya media atau alat bantu
pendidikan karena dengan alat bantu dapat memperjelas pesan dan
meningkatkan efektifitas dalam proses pendidikan (Supariasa, 2012).
Metode ceramah merupakan salah satu metode pendidikan kesehatan
yang biasa digunakan pada kelompok besar dengan sasaran baik yang
berpendidikan tinggi maupun rendah (Notoatmodjo, 2007). Menurut Djamarah
(2010) metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang
paling ekonomis dalam menyampaikan informasi dan yang paling efektif
dalam pengatasan kelangkaan literatur yang sesuai dengan daya beli dan
pemahaman siswa. Pada penelitian ini menggunakan pendidikan dengan
metode ceramah karena metode ceramah ialah cara yang paling mudah
digunakan dalam penyampaian pesan. Metode ceramah dapat dilaksanakan
dengan atau tanpa media pembelajaran.
Media pembelajaran membantu mempermudah dalam penyampaian
pesan. Penelitian Pasaribu (2005) menunjukkan adanya peningkatan
pengetahuan anak SD mengenai reinfeksi Ascaris lumbricoides setelah

diberikan pendidikan gizi dengan metode ceramah maupun menggunakan

3

media buku kecacingan. Penelitian Ikada (2010) menunjukkan bahwa
pemberian buku cerita bergambar berpengaruh terhadap peningkatan
pengetahuan gizi siswa SD.
Media pendidikan yang disesuaikan dengan selera atau karakteristik
peserta didik akan lebih memberikan hasil yang efektif. Menurut Supariasa
(2012) dalam pemilihan media yang akan digunakan dalam pendidikan harus
disesuaikan dengan sasaran. Sasaran pada penelitian ini ialah remaja,
menurut Backes (2007) untuk usia 12 tahun ke atas media yang cocok ialah
buku cerita, pesan-pesan gizi khususnya tentang anemia yang ingin
disampaikan diwujudkan dalam bentuk alur cerita remaja yang menarik dan
relevan dengan kehidupan remaja. Cerita akan lebih membentuk pemahaman
emosional pembaca terhadap isi cerita serta lebih melibatkan imajinatif
pembaca sehingga lebih mudah memahami dan mudah untuk diingat. Selain
itu, media buku cerita sebagai media visual lebih ekonomis dan lebih
terjangkau jika dibandingkan dengan media audio-visual yang membutuhkan
teknologi canggih seperti komputer atau laptop maupun smartphone dalam

penggunaannya.
Penyampaian pesan-pesan mengenai anemia dengan metode ceramah
maupun dengan media buku cerita diharapkan dapat menjadi cara yang
efektif bagi remaja putri dalam upaya meningkatkan pengetahuan gizi remaja
tentang anemia dan pada akhirnya perilaku atau pola makan remaja akan
berubah, sehingga prevalensi penderita anemia remaja tidak terus bertambah.
Remaja yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik akan lebih mampu
memilih makanan yang sesuai dengan kebutuhan tubuhnya, bukan hanya
sekedar mengikuti trend masa kini (Emilia, 2009).

4

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMP Muhammadiyah seSurakarta didapatkan 84,4% remaja putri SMP memiliki tingkat pengetahuan
anemia sedang dan yang memiliki tingkat pengetahuan anemia kurang
sebesar 15,6%. Beberapa penelitian sebelumnya, pendidikan gizi diberikan
dalam bentuk buku cerita bergambar (Ikada, 2010), buku saku (Sholikah,
2012) serta booklet (Zulaekah, 2012), dan menjadikan siswa SD sebagai
sasarannya. Belum banyak penelitian yang menggunakan buku cerita dalam
menyampaikan pendidikan gizi khususnya anemia dengan sasaran remaja
putri.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian
bagaimana perbedaan pengetahuan anemia setelah diberi pendidikan dengan
metode ceramah tanpa media dan ceramah dengan media buku cerita dalam
upaya pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri, serta
bagaimana daya terima remaja putri terhadap media pendidikan yang
diberikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan
penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan pengetahuan anemia pada
remaja putri setelah diberi pendidikan dengan metode ceramah tanpa media
dan ceramah dengan media buku cerita?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan
anemia pada remaja putri setelah diberi pendidikan dengan metode
ceramah tanpa media dan ceramah dengan media buku cerita.

5

2. Tujuan Khusus

a. Mendiskripsikan tingkat pengetahuan anemia sebelum dan sesudah
dilakukan pendidikan dengan metode ceramah tanpa media
b. Mendiskripsikan tingkat pengetahuan anemia sebelum dan sesudah
dilakukan pendidikan dengan metode ceramah menggunakan media
buku cerita
c. Mendiskripsikan daya terima remaja putri terhadap media buku cerita
d. Menganalisis perbedaan pengetahuan anemia sebelum dan sesudah
dilakukan pendidikan dengan metode ceramah tanpa media
e. Menganalisis perbedaan pengetahuan anemia sebelum dan sesudah
dilakukan pendidikan dengan media buku cerita
f. Menganalisis perbedaan pengetahuan anemia pada kelompok yang
diberikan pendidikan anemia dengan metode ceramah tanpa media dan
ceramah dengan media buku cerita
g. Menginternalisasi nilai-nilai islam dalam pendidikan gizi
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti
mengenai metode dan media pendidikan gizi yang efektif untuk
meningkatkan pengetahuan gizi siswa sekolah menengah pertama.
2. Bagi Remaja Putri SMP Muhammadiyah 1, 5 dan 8 Surakarta

Diharapkan dapat memberikan informasi pada remaja tentang
anemia melalui buku cerita dan penyampaian informasi secara ceramah
sehingga para remaja dapat mencegah terjadinya anemia pada dirinya
sendiri.

6

3. Bagi Institusi Sekolah SMP Muhammadiyah 1, 5 dan 8 Surakarta
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi sekolah
mengenai pengetahuan gizi dan kesehatan siswa terutama anemia,
sehingga dapat dijadikan bahan masukan kepada sekolah untuk
memberikan materi tambahan mengenai kesehatan dalam mata pelajaran
tertentu.
4. Bagi Penelitian Lain
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk menambah
wawasan serta berguna sebagai literatur penelitian selanjutnya.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup materi pada penelitian ini dibatasi pada pembahasan
mengenai perbedaan pengetahuan anemia remaja putri setelah diberi
pendidikan dengan metode ceramah tanpa media dan ceramah dengan

media buku cerita, serta daya terima terhadap media pendidikan yang
diberikan.

7

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PENGETAHUAN PADA PENDIDIKAN KESEHATAN METODE CERAMAH DAN MEDIA LEAFLET Perbedaan Pengetahuan Pada Pendidikan Kesehatan Metode Ceramah Dan Media Leaflet Dengan Metode Ceramah Dan Media Video Tentang Bahaya Merokok Di SMK Kasatrian Solo.

0 4 15

PERBEDAAN PENGETAHUAN PADA PENDIDIKAN KESEHATANMETODE CERAMAH DAN MEDIA LEAFLET DENGAN Perbedaan Pengetahuan Pada Pendidikan Kesehatan Metode Ceramah Dan Media Leaflet Dengan Metode Ceramah Dan Media Video Tentang Bahaya Merokok Di SMK Kasatrian Solo.

0 2 16

PENDAHULUAN Perbedaan Pengetahuan Pada Pendidikan Kesehatan Metode Ceramah Dan Media Leaflet Dengan Metode Ceramah Dan Media Video Tentang Bahaya Merokok Di SMK Kasatrian Solo.

0 3 6

PENDAHULUAN Pengaruh Pendidikan Gizi Dengan Media Buku Cerita Terhadap Peningkatan Pengetahuan Anemia dan Perubahan Perilaku Makan Pada Remaja Putri.

0 4 6

PUBLIKASI KARYA ILMIAH Perbedaan Pengetahuan Anemia Pada Remaja Putri Setelah Diberi Pendidikan Dengan Metode Ceramah Tanpa Media Dan Ceramah Dengan Media Buku Cerita.

0 2 14

SKRIPSI Perbedaan Pengetahuan Anemia Pada Remaja Putri Setelah Diberi Pendidikan Dengan Metode Ceramah Tanpa Media Dan Ceramah Dengan Media Buku Cerita.

0 2 18

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Pengetahuan Anemia Pada Remaja Putri Setelah Diberi Pendidikan Dengan Metode Ceramah Tanpa Media Dan Ceramah Dengan Media Buku Cerita.

0 3 4

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEAMANAN PANGAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI CERAMAH PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEAMANAN PANGAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI CERAMAH KONVENSIONAL DAN CERAMAH MENGGUNAKAN BUKU SAKU.

0 1 17

PENDAHULUAN PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEAMANAN PANGAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI CERAMAH KONVENSIONAL DAN CERAMAH MENGGUNAKAN BUKU SAKU.

0 1 6

PERBEDAAN PENGETAHUAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI SETELAH DIBERI PENDIDIKAN DENGAN METODE CERAMAH TANPA MEDIA DAN CERAMAH DENGAN MEDIA BUKU CERITA Azizah Nur Rohim

0 0 13