IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI I NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010 2011

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI
(TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DALAM UPAYA
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI I NOGOSARI
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2010/2011

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh:
NISA USWATI NURDIN
K7407110

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011


i

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI
(TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DALAM UPAYA
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI I NOGOSARI
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2010/2011

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh:
NISA USWATI NURDIN

K7407110

Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011

ii

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id


iii

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

iv

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

v

commit to user


perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRAK
Nisa Uswati Nurdin. K7407110. IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DALAM
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA
KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2011.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran
kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan prestasi
belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri I Nogosari Kabupaten
Boyolali.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas
(classroom action research). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1
SMA Negeri I Nogosari, Boyolali yang berjumlah 32 siswa. Obyek penelitian
pada penelitian tindakan ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas

selama berlangsungnya proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan
kolaborasi antara peneliti, guru, dan melibatkan partisipasi siswa. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah informan, tempat atau lokasi,
peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, tes, dokumentasi, dan wawancara. Prosedur penelitian meliputi tahap:
(1) identifikasi masalah, (2) persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4)
implementasi tindakan, (5) pengamatan, dan (6) penyusunan laporan. Proses
penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari
empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan
dalam 2 kali pertemuan. Alokasi waktu masing-masing pertemuan 4x45 menit.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
(TAI) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa. Hal tersebut terefleksi
dari beberapa indikator berikut ini: (1) keaktifan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran akuntansi mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan adanya
peningkatan pada setiap siklus yang dilaksanakan. Pada siklus I ke siklus II terjadi
peningkatan sebesar 21,87% (siklus I sebesar 53,75% dan siklus II sebesar
75,62%). (2) prestasi belajar akuntansi siswa setelah diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI juga meningkat. Pada siklus I ke siklus II terjadi

peningkatan sebesar 18,76% (siklus I sebesar 65,62% dan siklus II sebesar
84,38%).

vi

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Nisa Uswati Nurdin. THE IMPLEMENTATION OF TEAM ASSISTED
INDIVIDUALIZATION FOR IMPROVING ACADEMIC ACHIEVEMENT IN
ACCOUNTING OF THE STUDENT IN CLASS XI IPS 1 OF SMA N I
NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher
Training and Education. Eleven March Surakarta University, March 2011.

The purpose of this study is for knowing what cooperative learning Team

Assisted Individualization can improving academic achievement in accounting of
the student in class XI IPS I of SMA N I Nogosari Kabupaten Boyolali.
This research is a class action (classroom action research) using the cycle strategy.
The subject of this research is a class XI student IS 1 SMA Negeri 1
Nogosari Kabupaten Boyolali which totaled 32 students. The object of this action
research study on the various activities that occur in the classroom during the
learning process. This research was carried out with collaboration between
researchers, classroom teachers and involve student participation. Technique of
data collecting is done by testing, observation, documentation, and interviews.
The procedure includes the stages of research: (1) identification of issues, (2)
preparation, (3) preparation of action plans, (4) implementation of the action, (5)
observations, and (6) preparation of reports. The research process was conducted
in two cycles, each cycle consisting of four stages: (1) planning action, (2)
implementation of the action, (3) observation and interpretation, and (4) analysis
and reflection. Each cycle carried out in 2 meetings, allocation of time of each
meeting 4 x 45 minutes.
The result from this research showed that implementation cooperative
learning tipe Team Assisted Individualization can improving achievement of
accounting. There is reflected from some indicators, there are: (1) Activity student
along learning process can improving which in cycles I 53,75% and cycles II

75,62%. (2) the student achievement improving too. Cycles I 65,62% and cycles
II 84,38%.

vii

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

MOTTO

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.
(QS. Al Mujadalah: 11)

“Tekad merupakan sumber motivasi bagi kemajuan dan kesuksesan. Mereka yang
memiliki tekad yang kuat, dia bisa menciptakan apa yang tidak mungkin menjadi
mungkin”.
(Adrie Wongso)


“Kesuksesan tidak datang dengan sendirinya, tetapi perlu perjuangan dan
keyakinan yang kuat untuk meraihnya”.
(Penulis)

“Ilmu lebih berharga daripada harta, karena ilmu tidak akan habis sampai akhir
hayat, tetapi harta akan habis dalam sekejap”.
(Penulis)

viii

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa

sayang, cinta kasih penulis dan terima kasih penulis
kepada:
Ibu dan Bapak tersayang yang telah memberikan
banyak pengorbanan dan doa restu sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
lancar.
Adik-adikku tersayang Fazia dan Zadat yang
selalu membuatku tersenyum dan semangat.
Mas Murdi yang selalu memberikan doa,
semangat, dan pengorbanannya selama proses
skripsi.
Drs. Ngadiman, M.Si terima kasih untuk
motivasi dan bimbingan serta kesabarannya
selama ini.
Muhtar,

S.Pd,

M.Si


terima

kasih

untuk

bimbingan dan motivasinya.
Semua sahabatku Kiky, Novi, Puput, Ratna,
Yamti terima kasih untuk motivasi dan doanya.
Semua anak-anak Akuntansi ‘07
Almamater UNS

ix

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan persetujuan skripsi.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan ijin penulisan skripsi.
4. Drs. Sudiyanto, M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan
bimbingan, doa, dan semangat.
5. Drs. Ngadiman, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan banyak
motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.
6. Muhtar, S.Pd, M.Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan dorongan
dan bimbingan dengan baik.
7. Suwardi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri I Nogosari Boyolali terima
kasih atas ijin dan kemudahan bagi penulis dalam pelaksanaan penelitian.
8. Titik Syamsiyah, S.Pd selaku guru mata pelajaran akuntansi SMA Negeri I
Nogosari Boyolali yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini.
Terima kasih untuk bantuan waktu, tenaga serta pikiran dan juga doa yang
selalu diberikan kepada penulis.
9. Siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri I Nogosari Boyolali terima kasih atas
kerjasamanya dalam penelitian yang penulis lakukan.
10. Bapak Ibu tercinta, atas segala pengorbanannya baik moril maupun spiritual,
kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis hingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

x

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

11. Mas Murdi yang selalu memberiku semangat, membantuku dalam segala hal
dan terima kasih telah mewarnai hari-hariku selama ini dalam suka maupun
duka.
12. Sahabat-sahabatku, Novi, Ratna, Yamti, Puput dan Kiki terima kasih buat
senyum, doa dan semangatnya. Kalian selalu mewarnai hari-hariku dan
membuatku tersenyum.
13. Semua teman-teman seperjuangan khususnya teman-teman akuntansi ’07
kelas A dikala skripsi yang selalu membuatku bisa tersenyum.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Surakarta,

April 2011

Penulis

xi

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

JUDUL …………………………………………………………………….

i

HALAMAN PENGAJUAN ……………………………………………… ii
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………… iii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………. iv
HALAMAN REVISI ……………………………………………………... v
ABSTRAK ………………………………………………………………… vi
MOTTO …………………………………………………………………… viii
PERSEMBAHAN ………………………………………………………… ix
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. x
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… xii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. xvi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………..xvii
BAB I

PENDAHULUAN ……………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………. 1
B. Identifikasi Masalah ……………………………………………….. 6
C. Pembatasan Masalah ………………………………………………. 6
D. Rumusan Masalah …………………………………………………. 7
E. Tujuan Penelitian ………………………………………………….. 7
F. Manfaat Penelitian …………………………………………………. 7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………. 9

A. Landasan Teori …………………………………………………….. 9
1. Hakikat Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI …………………..

9

a. Pengertian Belajar …………………………………………... 9
b. Pengertian Pembelajaran …………………………………... 11
c. Metode Pembelajaran ………………………………………. 13
d. Metode Pembelajaran Kooperatif …………………………... 15
xii

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

e. Metode Pembelajaran Kooperatif TAI ……………………… 18
2. Hakikat Prestasi Belajar ………………………………………… 22
a. Pengertian Prestasi Belajar …………………………............ 22
b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ………… 23
c. Fungsi Prestasi ……………………………………………… 25
3. Hakikat Akuntansi ……………………………………………… 25
B. Hasil Penelitian yang Relevan …………………………………….. 26
C. Kerangka Berpikir ………………………………………………… 28
D. Hipotesis ………………………………………………………….. 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………… 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………… 30
1. Tempat Penelitian ………………………………………………. 30
2. Waktu Penelitian ………………………………………………... 30
B. Subyek dan Obyek Penelitian ……………………………………… 31
1. Subyek Penelitian ………………………………………………. 31
2. Obyek Penelitian ……………………………………………….. 31
C. Sumber Data ……………………………………………………….. 31
D. Pendekatan Penelitian ……………………………………………… 32
E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………… 35
F. Prosedur Penelitian ………………………………………………… 36
G. Proses Penelitian …………………………………………………… 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………. 41
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ………………………………………... 41
1. Sejarah dan Perkembangan SMA N I Nogosari, Boyolali ……… 41
2. Identitas Sekolah ………………………………………………... 42
3. Visi dan Misi SMA N I Nogosari Kabupaten Boyolali…………. 42
4. Sarana dan Prasarana ……………………………………………. 43
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI di
SMA N I Nogosari Kabupaten Boyolali …………………………… 44
xiii

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

1. Ditinjau dari segi Siswa ………………………………………… 44
2. Ditinjau dari segi Guru ………………………………………….. 45
C. Deskripsi Hasil Penelitian ………………………………………….. 45
1. Siklus I …………………………………………………………... 46
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ………………………………. 46
b. Pelaksanaan Tindakan I ……………………………………… 49
c. Observasi dan Interpretasi …………………………………… 52
d. Analisa dan Refleksi Tindakan ……………………………… 53
2. Siklus II …………………………………………………………. 54
a. Perencanaan Tindakan Siklus II……………………………… 54
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ……………………………… 57
c. Observasi dan Interpretasi …………………………………… 59
d. Analisa dan Refleksi Tindakan ……………………………… 60
D. Pembahasan ……………………………………………………….. 61
BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN…………………….. 66

A. Simpulan……………………………………………………………. 66
B. Implikasi……………………………………………………………. 67
C. Saran………………………………………………………………… 68
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 70
LAMPIRAN ………………………………………………………………. 72

xiv

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel
1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian ………………………….. 30
2. Indikator Ketercapaian ……………………………………………………. 39
3. Sarana dan Prasarana SMA N I Nogosari, Boyolali………………………. 43
4. Nilai Awal Siswa sebelum Penerapan TAI ………………………………. 46
5. Rincian Hasil Observasi Keaktifan Siswa ………………………………… 62
6. Rincian Hasil Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa ………………………… 62
7. Daftar Nama Siswa Kelas XI IPS 1 SMA N I Nogosari Boyolali………… 75
8. Daftar Kelompok Belajar TAI …………………………………………….. 76
9. Perolehan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I……………………… 90
10. Perolehan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ………………………. 93
11. Peningkatan Hasil Belajar Kelompok Siklus I ……………………………. 95
12. Perolehan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II …………………….110
13. Perolehan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ………………………113
14. Peningkatan Hasil Belajar Kelompok Siklus II ……………………………115

xv

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar
1. Kerangka Pemikiran ……………………………………………………….. 29
2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas …………………………………………. 34
3. Grafik Hasil Penelitian Siklus I dan II …………………………………….. 64
4. Suasana Pembelajaran Siklus I……………………………………………... 89
5. Evaluasi Siklus I …………………………………………………………… 89
6. Suasana Pembelajaran Siklus II …………………………………………….113
7. Evaluasi Siklus II …………………………………………………………..113

xvi

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Catatan Lapangan 1 ………………………………………… 73

Lampiran 2.

Daftar Nama Siswa Kelas XI IPS 1 SMA N I Nogosari …….. 75

Lampiran 3.

Kelompok Belajar Team Assisted Individualization…………… 76

Lampiran 4.

Catatan Lapangan 2 ………………………………………….. 78

Lampiran 5.

Catatan Lapangan 3 ………………………………………….. 79

Lampiran 6.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ………………… 81

Lampiran 7.

Soal Evaluasi Siklus I………………………………………… 87

Lampiran 8.

Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ……………………….. 88

Lampiran 9.

Suasana Pembelajaran Siklus I ………………………………. 89

Lampiran 10. Perolehan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I………… 90
Lampiran 11. Perolehan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ………….. 93
Lampiran 12. Peningkatan Hasil Belajar Kelompok Siklus I ………………. 95
Lampiran 13. Catatan Lapangan 4 ………………………………………….. 97
Lampiran 14. Catatan Lapangan 5 ………………………………………….. 98
Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ……………….. 100
Lampiran 16. Soal Evaluasi Siklus II ……………………………………….. 106
Lampiran 17. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ……………………… 107
Lampiran 18. Suasana Pembelajaran TAI Siklus II ………………………… 109
Lampiran 19. Perolehan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ……….. 110
Lampiran 20. Perolehan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II…………. 113
Lampiran 21. Peningkatan Hasil Belajar Kelompok Siklus II ……………… 115
Lampiran 22. Pedoman Wawancara Siswa …………………………………. 116
Lampiran 23. Hasil Wawancara Siswa I ……………………………………. 117
Lampiran 24. Hasil Wawancara Siswa 2 ……………………………………. 118
Lampiran 25. Hasil Wawancara Siswa 3 …………………………………… 119

xvii

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, karena
pendidikan itu menyangkut kelangsungan hidup manusia. Manusia tidak cukup
hanya tumbuh dan berkembang dengan dorongan instingnya saja, melainkan perlu
bimbingan dan pengarahan dari luar dirinya (pendidikan) agar ia menjadi manusia
sempurna. Konsep pendidikan terasa semakin penting ketika seseorang harus
memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja. Karena yang bersangkutan
harus mampu menerapkan apa yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini
maupun yang akan datang. Melalui pendidikan diharapkan terbentuknya sumber
daya manusia yang memiliki etos kerja, produktivitas, dan mampu menguasai
serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, kualitas
pendidikan perlu ditingkatkan, khususnya kualitas pembelajaran.
Pembelajaran merupakan usaha sadar dan aktif dari guru terhadap siswa, agar
siswa berkeinginan untuk belajar sehingga terjadi perubahan tingkah laku sesuai
dengan keadaan dan kemampuan siswa. Menurut Muhibbin Syah (2006:248),
bahwa dalam setiap proses pembelajaran di sekolah sekurang-kurangnya
melibatkan empat komponen pokok, yaitu: 1) individu siswa; 2) guru; 3) ruang
kelas; 4) kelompok siswa. Melalui interaksi antara guru dengan siswa dan
interaksi antara sesama siswa dalam proses pembelajaran akan menimbulkan
perubahan perilaku siswa baik yang berdimensi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Oleh karena itu, guru sebaiknya menerapkan sebuah metode yang
relevan dengan kebutuhan. Kalau mengajar yang digunakan guru dalam
mengelola pembelajaran tepat, maka peluang memperoleh hasil pembelajaran
siswa yang sesuai dengan harapan pun akan lebih besar.
Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia belum terlaksana secara optimal.
Khususnya dilihat dari proses pembelajaran di kelas. Masih banyak proses
pembelajaran di kelas yang didominasi peran guru (teacher centered). Guru lebih
banyak menempatkan siswa sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2
Demikian juga proses pembelajaran, umumnya belum menerapkan pembelajaran
sampai anak menguasai materi pembelajaran. Akibatnya tidak aneh bila banyak
siswa yang tidak menguasai materi pembelajaran meskipun sudah tamat dari
sekolah.
Guru berperan penting dalam memperbaiki proses pembelajaran. Salah
satunya pada pembelajaran akuntansi. Mata pelajaran akuntansi diberikan di
Sekolah Menengah Atas khususnya pada jurusan Ilmu Sosial. Mata pelajaran ini
memerlukan suatu pemahaman, tidak hanya sekedar mendengar dan mencatat.
Salah satu materi pelajaran akuntansi yang membutuhkan pemahaman, ketelitian
dan kecermatan dalam proses pembelajaran adalah siklus akuntansi. Siklus
akuntansi merupakan suatu materi pelajaran yang membahas mengenai tahaptahap kegiatan mulai dari terjadinya transaksi sampai dengan penyusunan laporan
keuangan, sehingga laporan tersebut dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan baik pihak intern maupun ekstern.
Karena akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
sosial yang membutuhkan hitungan dan pemahaman konsep, maka guru
melakukan berbagai upaya untuk menanamkan konsep materi pada ingatan siswa,
tetapi hasilnya masih banyak siswa yang belum mampu menangkap penjelasan
guru. Hal ini disebabkan karena proses transfer ilmu pengetahuan yang dilakukan
oleh siswa dalam proses belajar mengajar adalah sekedar mendengar dan mencatat
apa yang disampaikan guru yang menyebabkan siswa menjadi bosan sehingga
materi tidak terserap dengan baik.
Agar proses belajar mengajar berhasil sesuai dengan tujuan pembelajaran,
maka guru harus lebih kreatif dalam menciptakan dan memilih metode
pembelajaran yang menyenangkan siswa. Apabila metode pembelajaran yang
digunakan guru menyenangkan siswa, maka siswa akan lebih termotivasi dan
tidak malas dalam mengikuti pelajaran. Metode pembelajaran yang dipilih
hendaknya yang relevan dengan materi yang disampaikan, disesuaikan dengan
tipe belajar siswa dan kondisi siswa pada saat itu serta sarana dan prasarana yang
ada, sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Agar proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, maka guru harus mampu

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

3
memotivasi seluruh siswanya untuk belajar dan saling membantu satu sama lain.
Dan juga guru harus mampu mengelola proses pembelajaran dengan baik
sehingga siswa dapat memahami konsep materi yang diberikan.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti dalam proses belajar
mengajar di kelas XI IPS 1 SMA N I Nogosari Kabupaten Boyolali, ditemukan
permasalahan-permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar khusunya mata
pelajaran akuntansi. Sebagai mata pelajaran pokok bagi siswa jurusan Ilmu Sosial,
akuntansi harus benar-benar dikuasai siswa. Tetapi kenyataannya masih banyak
siswa yang belum memahami konsep akuntansi yang paling dasar sehingga dalam
mengikuti materi selanjutnya siswa masih merasa kesulitan dan menyebabkan
prestasi belajar tidak optimal. Hal ini terlihat dari nilai ulangan harian akuntansi
yang belum tercapai maksimal, nilai rata-rata kelas yang masih dibawah KKM
yaitu 65,06 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 40 dan siswa yang belum
mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan ada 10 siswa atau 31,25%.
Rendahnya prestasi belajar siswa ini mungkin disebabkan proses
pembelajaran yang masih di dominasi oleh guru. Guru masih menggunakan
metode

ceramah

dan

demonstrasi

dalam

menyampaikan

materi

yang

mengakibatkan siswa mudah merasa jenuh dan malas sehingga tidak ada motivasi
untuk mengikuti pembelajaran akuntansi. Hal ini sejalan dengan apa yang
dituliskan Popham dan Baker (2003:81) bahwa “Guru-guru yang mempunyai
kebiasaan membacakan catatan ceramah secara harfiah tergolong orang yang
paling membosankan”. Selain itu, terbatasnya sarana dan prasarana di sekolah dan
media pembelajaran yang dipakai cenderung manual, juga menjadi kendala dalam
mencapai proses pembelajaran yang optimal.
Masih banyak siswa yang malas untuk belajar memahami akuntansi,
karena akuntansi merupakan pelajaran yang dianggap sulit sehingga akuntansi
menjadi pelajaran yang menakutkan dan membosankan. Untuk tugas-tugas rumah
yang diberikan guru, mayoritas siswa masih menyepelekan dan baru mengerjakan
di dalam kelas sebelum pelajaran akuntansi dimulai. Ini menunjukkan rendahnya
tanggung jawab siswa dalam mengikuti pelajaran akuntansi. Interaksi antara guru
dengan siswa di dalam kelas juga masih kurang. Siswa tidak bertanya jika diberi

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

4
kesempatan bertanya dan apabila diberi pertanyaan, siswa membutuhkan waktu
yang lama untuk menjawab. Siswa cenderung malu untuk mengungkapkan idenya
dan merasa acuh pada materi yang belum mereka pahami. Kondisi yang demikian
mencerminkan masih rendahnya partisipasi siswa selama proses pembelajaran.
Kurangnya partisipasi siswa ini disebabkan karena kurangnya motivasi belajar.
Motivasi belajar yang rendah disebabkan proses pembelajaran yang berlangsung
masih monoton dan tidak membangkitkan semangat siswa untuk belajar.
Pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa lebih menekankan
pentingnya proses belajar siswa disamping hasil belajar yang dicapainya.
Asumsinya adalah bahwa proses belajar yang optimal memungkinkan hasil
belajar yang optimal pula. Namun hasil belajar yang optimal tidak selamanya
merupakan akibat proses belajar (Sriyono, 1992:58). Maka dari itu, seorang guru
harus kreatif dalam mencari metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
materi pelajaran agar prestasi belajar siswa tidak hanya tercermin pada nilai akhir
saja tetapi juga dapat dilihat saat siswa mengikuti aktivitas pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka kewajiban guru adalah bagaimana
menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan sekaligus mampu
menanamkan konsep materi dengan baik dan menggugah minat siswa serta
mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dengan metode pembelajaran yang
tepat. Pentingnya peran pendidikan menuntut semua pihak yang terkait untuk
memperbaiki unsur-unsurnya termasuk menciptakan proses pembelajaran yang
inovatif untuk mencapai kompetensi peserta didik.
Pemilihan metode mengajar yang tepat akan menciptakan situasi belajar
yang menyenangkan dan mendukung kelancaran proses belajar mengajar sehingga
siswa

akan

lebih

termotivasi

untuk

belajar.

Pemilihan

metode

perlu

memperhatikan beberapa hal seperti materi yang disampaikan, tujuannya, waktu
yang tersedia, dan banyaknya siswa serta hal-hal yang berkaitan dengan proses
belajar mengajar. Metode yang dapat dipakai guru dalam mengajar antara lain:
metode ceramah, metode tanya jawab, metode kerja kelompok, metode pemberian
tugas, metode demonstrasi, eksperimen, simulasi, inkuiri dan sebagainya. Guru
yang baik harus menguasai bermacam-macam metode mengajar sehingga dapat

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

5
memilih dan menentukan metode yang tepat yang harus diterapkan pada materi
pelajaran tertentu.
Untuk mencapai kualitas pembelajaran yang optimal

diperlukan

pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan. Saat ini metode pembelajaran yang
banyak diperbincangkan adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif
(cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan
kondisi belajar. Sifat belajar dalam pembelajaran kooperatif menuntut semua
siswa aktif dalam belajar dan harus selalu memperhatikan temannya untuk dapat
berkompetisi dengan kelompok lain.
Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa pendekatan, yang salah satunya
adalah pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization). Model
pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran yang membentuk
kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk
saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan. Model ini
menerapkan bimbingan antar teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab
terhadap siswa yang lemah dan juga dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam
kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan
ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi.
Penerapan pembelajaran kooperatif TAI (Team Assisted Individualization)
diharapkan akan mampu membawa siswa mencapai prestasi belajar yang baik,
khususnya dalam mata pelajaran akuntansi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul :
“IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DALAM

UPAYA

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI
IPS 1 SMA NEGERI I NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN
PELAJARAN 2010/2011”

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

6

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Pemahaman siswa terhadap konsep dasar akuntansi masih kurang. Hal ini
disebabkan proses pembelajaran akuntansi yang dilaksanakan kurang menarik
dan membosankan siswa. Sehingga motivasi belajar siswa juga rendah.
2. Rendahnya motivasi siswa untuk belajar tersebut menyebabkan partisipasi
siswa didalam kelas menjadi kurang. Sehingga pembelajaran menjadi
monoton karena tidak ada interaksi antara guru dengan siswa.
3. Prestasi belajar akuntansi siswa masih rendah. Hal ini tercermin dari belum
terampilnya siswa dalam mengerjakan akuntansi.
4. Guru masih kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran akuntansi yang
tepat untuk meningkatkan motivasi, partisipasi dan hasil belajar siswa.

C. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang teridentifikasi dapat dikaji secara mendalam, maka
perlu dilakukan pembatasan masalah. Pada penelitian ini masalah yang akan
penulis kaji lebih dalam adalah tentang penggunaan pendekatan dalam
pembelajaran yang tepat untuk membangun motivasi dan meningkatkan
pemahaman mereka pada mata pelajaran akuntansi, yaitu dengan:
1. Penggunaan pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran akuntansi, dalam
penelitian ini dilakukan dengan tipe Team Assisted Individualization (TAI)
yang dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan
pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual, yaitu setiap siswa secara
individu belajar materi yang sudah dipersiapkan guru kemudian hasil belajar
dibawa ke kelompok untuk didiskusikan. Tiap individu bertanggung jawab atas
keberhasilan kelompoknya.
2. Dalam pembelajaran ini, penilaian dilakukan dengan menilai proses dan hasil
belajar. Proses pembelajaran yang dimaksud adalah proses kegiatan belajar
mengajar dikelas yang dalam penelitian ini akan dibatasi pada keaktifan dan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

7
keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan prestasi belajar
adalah perubahan yang tercermin dalam diri siswa terutama yang tercermin
dalam bidang kognitif, dalam hal ini adalah nilai yang diperoleh setelah
mengikuti proses pembelajaran.
3. Mata Pelajaran akuntansi dalam hal ini adalah mata pelajaran yang berupa
kegiatan pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, dan pelaporan atas
transaksi keuangan yang terjadi di perusahaan jasa.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka permasalahan
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Apakah penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas
XI IPS 1 SMA Negeri I Nogosari Kabupaten Boyolali tahun pelajaran
2010/2011?”

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS 1
SMA Negeri I Nogosari Kabupaten Boyolali melalui pendekatan pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization).
2. Untuk mengetahui sejauh mana metode TAI (Team Assisted Individualization)
dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS 1 SMA
Negeri I Nogosari Kabupaten Boyolali.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi dunia
pendidikan yang dapat ditinjau dari dua segi, yaitu:
1. Manfaat Teoritis

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

8
a. Sebagai bahan acuan bagi para praktisi pendidikan untuk penelitian metode
pembelajaran kooperatif lebih lanjut.
b. Untuk memberikan kajian tentang pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) terhadap pencapaian hasil
belajar siswa yang optimal.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Menjadi mudah dalam belajar dan memahami konsep mata pelajaran
Akuntansi yang disampaikan oleh guru, sehingga hasil belajar siswa akan
optimal.
b. Bagi Guru
Memberi masukan kepada guru khusunya guru SMA Negeri I
Nogosari Kabupaten Boyolali dalam mengembangkan suatu metode
pembelajaran yang berorientasi pada keterlibatan aktif siswa pada kegiatan
belajar mengajar dengan guru berfungsi sebagai fasilitator, yang membantu
agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran secara efektif sehingga
dapat mencapai kompetensi secara optimal.
c. Bagi Peneliti
Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah peneliti terima di
bangku kuliah khususnya yang berkaitan dengan akuntansi, serta untuk
membekali peneliti sebagai calon guru untuk menentukan model mengajar
yang tepat.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka

1. Hakekat Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah proses untuk memiliki pengetahuan. Pengertian belajar
meliputi dua hal yaitu proses dan hasil. Proses sebagai perubahan internal
dalam diri individu merupakan inti dari belajar, sedangkan hasil belajar
diwujudkan dalam perbuatan dan hasilnya dapat di ukur yang merupakan
perubahan atau perkembangan dalam diri individu yang dapat berupa sikapsikap, nilai-nilai, dan tingkah laku intelektualnya. Oemar Hamalik (2001:52)
mengemukakan “Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu
melalui interaksi dengan lingkungannya”.
Sejalan dengan itu, Martinis Yamin (2007:98) mengemukakan
“Belajar adalah perubahan perilaku seseorang akibat pengalaman yang ia
dapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca, dan meniru”. Dari kedua
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
dimana terjadi perubahan dalam tingkah laku individu yang belajar sebagai
akibat dari pengalaman. Belajar itu pada hakekatnya merupakan penyesuaianpenyesuaian terhadap lingkungan, yaitu untuk menangkap respon yang tepat.
Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut
individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah: (1) kognitif yaitu
kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran
terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis
dan evaluasi; (2) afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan,
emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari
kategori penerimaan, partisipasi, penilaian/penentuan sikap, organisasi dan
pembentukan pola hidup; dan psikomotorik yaitu kemampuan yang
mengutamakan ketrampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan,

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

10
dan kreatifitas. Orang dapat mengamati tingkah laku orang telah belajar
setelah membandingkan sebelum belajar.
Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang
spesifik seperti yang dikemukan oleh Syaiful Sagala (2009:53) sebagai
berikut:
1) Belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang
berfungsi terus-menerus, yang berpengaruh pada proses belajar selanjutnya.
2) Belajar hanya terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual
3) Belajar merupakan kegiatan yang bertujuan, yaitu arah yang ingin dicapai
melalui proses belajar.
4) Belajar menghasilkan perubahan yang menyeluruh, melibatkan keseluruhan
tingkah laku secara integral.
5) Belajar adalah proses interaksi
6) Belajar berlangsung dari yang paling sederhana sampai pada kompleks.
Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan
makna yang terkandung dalam belajar. Dengan kemampuan berubah melalui
belajar itu, manusia secara bebas dapat memilih, mengeksplorasi, memilih,
dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk kehidupannya. Menurut
Sardiman (2007:27) bahwa secara umum tujuan belajar itu ada tiga jenis,
yaitu:
1. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan pengetahuan
dan kemampuan berfikir merupakan dua hal yang tidak bisa
dipisahkan, artinya tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir
tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan
memperkaya pengetahuan.
2. Penanaman konsep dan keterampilan.
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu
keterampilan, yakni keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani.
Keterampilan jasmani adalah keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat,
diamati, sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan gerak dari
seseorang yang sedang belajar. Sedangkan keterampilan rohani lebih
abstrak menyangkut keterampilan berfikir serta kreativitas untuk
menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.
3. Pembentukan sikap
Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas
dari soal penanaman nilai-nilai. Oleh karena itu, guru tidak hanya
sekedar “pengajar” tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan
memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

11
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem
lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Sistem lingkungan belajar
ini sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masingmasing akan saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu misalnya tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa
yang memainkan peranan, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana belajar
mengajar yang tersedia. Komponen-komponen sistem lingkungan itu saling
mempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki
profil yang unik dan kompleks. Jadi, untuk mencapai tujuan belajar tertentu
harus diciptakan sistem lingkungan belajar yang tertentu pula.

b. Pengertian Pembelajaran
Menurut Dewi Salma (2004:19) “Pembelajaran diartikan sebagai
kegiatan belajar mengajar konvensional dimana guru dan peserta didik
langsung berinteraksi”. Sedangkan menurut Driscoll dalam Robert Slavin
(2008:179) “Pembelajaran biasanya didefinisikan sebagai perubahan dalam
diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman”. Berdasarkan kedua
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian pembelajaran adalah
suatu proses interaksi edukatif antara seorang guru dengan siswa, dengan
tujuan yang jelas sehingga menyebabkan perubahan pada diri siswa, tentunya
perubahan dari yang tidak baik menjadi lebih baik.
Perubahan yang disebabkan oleh perkembangan bukanlah contoh
pembelajaran. Namun, manusia melakukan begitu banyak pembelajaran sejak
hari pertama kelahiran mereka sehingga pembelajaran dan perkembangan
mempunyai kaitan yang tidak terpisahkan. Pembelajaran terjadi dengan
banyak cara. Kadang-kadang pembelajaran bersifat intensional ket, seperti ika
siswa memperoleh informasi yang disajikan di ruang kelas atau mereka
melihat sesuatu di internet. Persoalan yang dihadapi para pendidik bukanlah
bagaimana mengupayakan siswa belajar, siswa sudah terlibat dalam
pembelajaran setiap saat mereka terbangun. Sebaliknya, persoalannya ialah
bagaimana membantu siswa mempelajari informasi, keterampilan, dan konsep

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

12
tertentu yang akan bermanfaat dalam kehidupan dewasa. Bagaiman kita
menyajikan kepada siswa rangsangan yang menjadi sasaran untuk
memusatkan perhatian dan upaya mental mereka sehingga mereka akan
memperoleh kemampuan yang penting.
Proses pembelajaran aktivitasnya dalam bentuk interaksi belajar
mengajar dalam suasana interaksi edukatif, yaitu interaksi yang sadar akan
tujuan, artinya interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu tujuan tertentu
setidaknya adalah pencapaian tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan pada satuan pelajaran. Maka dari itu, dalam
pembelajaran guru harus memahami hakekat materi pelajaran yang
diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan
berfikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat
merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran
yang matang oleh guru.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar
dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh
peserta didik atau murid. Peranan guru bukan semata-mata memberikan
informasi, melainkan juga mengarahkan dan member fasilitas belajar agar
proses belajar lebih memadai. Proses pembelajaran pada awalnya meminta
guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi
kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar
belakang sosial, ekonominya dan lain sebagainya. Kesiapan guru untuk
mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama
penyampaian materi belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan
pembelajaran. Syaiful Sagala (2009:63) menyebutkan bahwa suatu proses
pembelajaran mempunyai dua karakteristik, yaitu:
1) Dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara
maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat,
akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

2) Dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya
jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

13
meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya
kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh
pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.
Agar pembelajaran tetap pada suasana yang dinamis, guru perlu
merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapainya dalam
melaksanakan pembelajaran. Tujuan ini bukan hanya mengenai bahan materi
ajar yang harus dikuasai oleh guru, akan tetapi juga keterampilan emosional
dan sosial dalam menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran. Dalam
proses pembelajaran itu dikembangkan melalui pola pembelajaran yang
menggambarkan kedudukan serta peran guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Guru sebagai sumber belajar, penentu metode belajar, dan juga
penilai kemajuan belajar meminta para guru untuk menjadikan pembelajaran
lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.

c. Metode Pembelajaran
Kata lain dari metode adalah “cara/teknik” atau lebih luas dapat
diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Dewi Salma (2004:66) “Metode
pembelajaran merupakan teknik penyajian yang dipilih dan diterapkan seiring
dengan pemanfaatan media dan sumber belajar”. Sedangkan menurut Tardif
dalam Muhibbin Syah (2006:201) “Metode mengajar adalah cara yang berisi
prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan pendidikan, khusunya kegiatan
penyajian materi pelajaran kepada siswa”.
Berdasarkan pendapat tersebut maka penulis menyimpulkan metode
pembelajaran adalah suatu cara/teknik dalam kegiatan pendidikan untuk
memberikan kemudahan bagi guru dalam menyampaikan materi dan bagi
siswa untuk menerima materi, yang disesuaikan dengan media dan sumber
yang ada. Selain itu, metode sering diterapkan secara kombinasi, tidak tunggal
sehingga keterbatasan suatu metode dapat diatasi dengan metode lainnya.

Metode pembelajaran secara garis besar dapat dikelompokkan dalam:

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

14
a) Melekat dengan penyajian guru, diantaranya metode ceramah, demonstrasi,
tanya jawab
b) Terkait dengan proses belajar seperti belajar kolaboratif, diskusi tim,
belajar mandiri, metode proyek, metode belajar berbasis masalah
c) Berbasis teknologi, seperti diskusi lewat internet pada kelas maya
Saat ini, ada beberapa metode belajar yang dianggap inovatif terhadap
perkembangan kemampuan kognitif dan kemandirian siswa. Beberapa metode
yang dianjurkan untuk digunakan ialah:
a) Belajar Berbasis Masalah (problem-based learning)
Metode ini mendorong siswa untuk memecahkan masalah dalam berbagai
situasi. Metode belajar berbasi masalah melatih ketajaman pola piker
metakognitif, yakni kemampuan strategis dalam memecahkan masalah.
b) Belajar Proyek (project-based learning)
Belajar proyek adalah metode yang melatih kemampuan siswa untuk
melaksanakan suatu kegiatan di lapangan. Proyek yang dikembangkan
dapat pekerjaan atau kegiatan sebenarnya atau berupa simulasi kegiatan.
c) Belajar Kolaboratif
Metode belajar kolaboratif ditekankan agar siswa mampu berlatih menjadi
pimpinan dan membina koordinasi antar teman sekelasnya. Biasanya
belajar kolaboratif diarahkan untuk meningkatkan prestasi timnya. Tim
yang berprestasi tinggi adalah tim yang mendapat dukungan dan upaya
bersama dari anggotanya.
Di dalam kenyataan, cara (metode) mengajar yang digunakan guru
untuk menyampaikan informasi atau message lisan kepada siswa berbeda
dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai
pengetahuan, keterampilan, serta sikap. Seperti yang dituliskan Roestiyah
(2001:1) bahwa:
Metode yang digunakan untuk memotivasi siswa agar mampu
menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah yang
dihadapi ataupu untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan
metode yang digunakan untuk tujuan agar siswa mampu berpikir dan
mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam menghadapi segala
persoalan.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

15

Tidak ada satupun metode mengajar yang dapat dipandang sempurna
dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang studi,
karena setiap metode mengajar pasti memiliki keunggulan dan kelemahan
yang khas. Namun kenyataan ini tidak bisa dijadikan argumen mengapa
seorang guru gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar, seorang
guru yang profesional dan kreatif justru hanya akan memilih metode mengajar
yang lebih tepat setelah menetapkan topik pembahasan, materi, dan tujuan
pengajaran serta jenis kegiatan belajar siswa yang dibutuhkan.

d. Metode Pembelajaran Kooperatif
Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah salah satu
bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstrukvis. Cooperative
learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan
tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama
dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam cooperative
learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam
kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Slavin dalam Isjoni (2009:12) mengatakan “Cooperative learning
adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang
dengan

struktur

kelompok

heterogen”.

Etin

&

Raharjo

(2007:4)

mengemukakan:
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sikap atau perilaku bersama dalam
bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang
teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana
keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap
anggotan kelompok itu sendiri.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan siswa sebagai
anggota kelompok keci

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008 2009

0 7 172

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI COLOMADU TAHUN 2010 2011

0 2 85

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 2011

9 47 79

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2010 2011

0 32 93

PENDAHULUAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS 4 DI SMA NEGERI JUMAPOLO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 1 9

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI AKUN JARI PADA SISWA KELAS XI IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 20

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 KALASAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

1 2 286

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) BERBANTU MEDIA ULAR TANGGA AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 SLEMAN TAHUN AJA

0 1 244

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 PLERET TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 258