PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2010 2011
commit to user
iPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh:
UMI KRISNAWATI NIM K7407150
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
(2)
commit to user
iiPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh:
UMI KRISNAWATI NIM K7407150
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
(3)
commit to user
iii(4)
commit to user
iv(5)
commit to user
v(6)
commit to user
viABSTRAK
Umi Krisnawati. “ PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2010/2011”. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Juni 2011.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz pada mata pelajaran akuntansi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Teras Boyolali.
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Penelitian ini dilakukan dengan kolaborasi antara
peneliti, guru kelas, dan melibatkan partisipasi siswa. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Teras Boyolali tahun pelajaran 2010/2011, yang berjumlah 38 siswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui kegiatan berupa: (a) observasi, (b) wawancara, (c) tes, (d) dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (a) perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) observasi dan interpretasi (d) analisis dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti pada siklus I telah mencapai indikator kinerja lebih dari 70% siswa telah mencapai standar ketuntasan belajar minimal yaitu 72,00. Nilai rata-rata setelah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz untuk ranah kognitif mengalami peningkatan angka sebesar 9,48 (rata-rata nilai sebelum siklus I yaitu 71,57, rata-rata nilai siklus I 81,05). Pada siklus II jumlah siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar minimal sebanyak 36 siswa untuk ranah kognitifnya dengan nilai rata-rata 92,36. Pada siklus II ini terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 11,31 (nilai rata-rata siklus I 81,05, nilai rata-rata siklus II 92,36). Nilai rata-rata setelah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz untuk ranah psikomotorik mengalami peningkatan angka sebesar 15,66 (sebelum siklus I yaitu 61,18, nilai siklus I 76,84). Pada siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 5,66 (rata-rata nilai siklus I 76,84, nilai rata-rata siklus II 82,50). Minat siswa terhadap pelajaran akuntansi mengalami peningkatan yang ditunjukkan peningkatan hasil belajar ranah afektifnya, sebelum diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe
Team Quiz 5,26% siswa yang cukup minat dalam belajar akuntansi, 81,57% siswa
minat dalam belajar akuntansi, dan 13,16% siswa sangat minat dalam mempelajari akuntansi, sedangkan setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz
terdapat 55,26% siswa minat dalam mempelajari akuntansi dan sisanya sebanyak 44,74% siswa sangat berminat dalam mempelajari akuntansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
(7)
commit to user
vii ABSTRACTUmi Krisnawati.” THE IMPLEMENTATION OF TEAM QUIZ
TYPE COOPERATIVE STUDYING TO INCREASE THE RESULT OF STUDYING ACCOUNTING IN THE ELEVENTH GRADE STUDENT OF
SMAN 1 TERAS BOYOLALI AT 2010/2011 ACADEMIC YEAR”. Thesis,
Surakarta: Education and Teacher Training Faculty. Sebelas Maret University. June 2011.
The purpose of this research is to understand whether the implementation of quiz team type cooperative studying can increase the result of studying accounting in the eleventh grade student of the second social science in SMAN 1 Teras, Boyolali.
The kind of this research which is done by the researcher is Clasroom Action Research. It is done by colaboration between the researcher, the teacher, and involving the participant of student. The subject of this research is the eleventh grade student of the second social science in SMAN 1 Teras Boyolali in 2010/2011 academic year. The total of partisipant is 38 students. The technique of collecting data is done by the activities such as: (a) observation, (b) interview, (c) test, (d) documentation. The procedure of research includes: (a) planning, (b) action, (c) observation and interpretation, (d) analysis and reflection.
Based on the research result, it can be concluded that the implementation of Quiz Team type cooperative studying can increase the result of studying student. It can be provenin the first cycle. It has achieved the indicator more than 70% students who have got the standart of minimal studying completeness namely 72,00. The mean score after the implementation of quiz team type cooperative studying for cognitive domain increases namely 9,48 (the mean score before the first cycle namely 71,56, the mean score in the first cycle namely 81,05). In the second cycle, the student get the standart of minimal studying completeness namely 36 students for cognitive domain with the mean namely 92,36. In the second cycle, it increases with the mean score namely 11,31 (the mean score in the first cycle is 81,05, the mean score in the second cycle is 92,36). The mean score after the implementation of quiz team type cooperative studying for psycomotoric domain increases namely 15,66 (before the first cycle is 61,18, the score in the first cycle is 76,84). In the second cycle there is an improvement in the mean score namely 5,66 (the mean score in the first cycle is 76,84, the mean score in the second cycle is 82,50). The interest of student to acoounting subject increases that is shown by improving the result of studying in affective domain before the implementation of team quiz type cooperative studying 5,26% the students have enough interest in studying accounting, 81,57% the students have interest in studying accounting, 13,16% the students have big interest in studying accounting . Applied team quiz type cooperative studying it can be achieved 55,26% the students who have interest in studying accounting and the remainder is 44,74% the students who have big interest in studying accounting. Therefore, it can be concluded that the implementation of team quiz type cooperative studying can increases the result of studying student.
(8)
commit to user
viii MOTTOYakinlah bahwa dunia ini adalah tempat cobaan ujian, tantangan dan kesedihan karena itu, terimalah ia apa adanya dan mintalah pertolongan kepada Allah SWT
Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik. Mereka hanya berusaha menjadikan terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.
(9)
commit to user
ixPERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :
- Ibu dan bapakku tersayang, yang selalu mendoakan dan menyayangiku dengan sepenuh hati.
- Adik-adikku tercinta, terima kasih atas nasehat, doa dan semangatnya. Love you all.
- Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd terima kasih untuk dorongan dan bimbingannya selama ini
- Drs. Sukirman, MM terima kasih untuk bimbingannya selama ini
- Sahabat-sahabatku Ika, Kiki, Wuri, Erna, Selly, Sarah, Mahmudah, Wanda, Novi, Rizkyworo, Yamti. thanks for all.
- Teman seperjuangan Pendidikan Ekonomi kelas C 2007 - Teman seperjuangan di BKK Akuntansi 2007
(10)
commit to user
xKATA PENGANTAR
Segala puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya serta dengan usaha yang sungguh-sungguh, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Syaiful Bachri, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M. Pd, selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana. 4. Prof. Dr. Sigit Santosa, M. Pd, selaku pembimbing I yang telah memberikan
banyak sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.
5. Drs. Sukirman, MM, selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik.
6. Tim penguji skripsi yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk menguji penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan ujian skripsi guna menyelesaikan studi di bangku kuliah
7. Suwarno, S.Pd, M.H , selaku Kepala SMA Negeri 1 Teras Boyolali, yang memberikan ijin penelitian skripsi ini.
8. Ihdati Khoiriyah, S. Pd, selaku guru mata pelajaran akuntansi yang membimbing dalam pelaksanaan penelitian ini serta guru dan staff karyawan, dan siswa XI IPS2 yang membantu penulisan skripsi ini.
(11)
commit to user
xi9. Ibu Bapak tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun spiritual, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi peneliti hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Adik-adikku tersayang (Krisna Ari Nugroho, Krisnia Novia Safitri) yang membuatku selalu bersemangat
11. Mas Slamet, Mb Titik, Mas Yoyox, Mba Sisi, Mba Ida, Mba Maya, Wahyu, Laras, Nur, Fida, yang selalu memberikan do’a dan semangat.
12. Ika, Kiki, Wuri, Erna, Selly, Sarah, Mahmudah, Wanda, Novi, Rizkyworo, Yamti yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan doannya
13. Semua teman-teman seperjuangan Pendidikan Akuntansi ’07, terima kasih buat senyum dan doanya.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, Juni 2011
(12)
commit to user
xii DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN REVISI ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
HALAMAN ABSTRAK... vi
HALAMAN MOTTO ... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR... xv
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Perumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II. LANDASAN TEORI ... 6
A. Tinjauan Pustaka ... 6
1. Hakikat belajar... 6
a. Definisi Belajar ... 6
b. Faktor-faktor Belajar ... 7
c. Prinsip Belajar... 7
2. Hakikat Pembelajaran ... 8
3. Pembelajaran Kooperatif ... 8
(13)
commit to user
xiiib. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif ... 10
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif ... 11
d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 11
e. Pembelajaran Kooperatif tipe Team Quiz ... 12
4. Keaktifan Siswa ... 12
a. Pengertian Keaktifan Belajar... 12
b. Ciri-ciri Keaktifan Belajar... 13
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keaktifan Belajar ... 14
5. Hasil Belajar ... 14
a. Pengertian Hasil Belajar ... 14
b. Fungsi Hasil Belajar... 15
c. Tujuan Penilaian Hasil Belajar ... 16
d. Aspek-aspek Hasil Belajar ... 17
e. Penilaian Hasil Belajar ... 17
6. Mata Pelajaran Akuntansi ... 22
B. Penelitian Yang Relevan ... 23
C. Kerangka Berpikir ... 24
D. Hipotesis Tindakan ... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27
B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 28
C. Sumber Data ... 29
D. Pendekatan Penelitian ... 29
E. Teknik Pengumpulan Data ... 33
F. Prosedur Penelitian... 35
G. Proses Penelitian... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 39
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 48
(14)
commit to user
xivBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 70
B. Saran ... 71
C. Implikasi ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 74 LAMPIRAN
(15)
commit to user
xvDAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir. . . 25
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas . . . 31
Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Teras Boyolali. . . 44
Gambar 4. Grafik Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif. . . 62
Gambar 5. Grafik Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif. . . 64
Gambar 6. Penilaian Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik. . . 65
Gambar 7. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa. . . 67
Gambar 8. Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa. . . 68
Gambar 9. Grafik Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif. . . 163
Gambar 10. Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif. . . .. 166
Gambar 11. Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik. . . 169
Gambar 13. Siswa Sedang Melaksanakan Team Quiz. . . 175
(16)
commit to user
xviDAFTAR TABEL
Tabel 1 Kategori Ketertarikan Siswa Pada Mata Pelajaran ... 19
Tabel 2 Penskoran Tes Psikomotorik ... 22
Tabel 3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian... 28
Tabel 4 Indikator Ketercapaian Belajar Siswa ... 37
Tabel 5 Penilaian Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif ... 61
Tabel 6 Penilaian Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif ... 64
Tabel 7 Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik... 65
Tabel 8 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ... 67
Tabel 9 Prosentase Keaktifan Siswa Kelas XI IPS 2 ... 68
Tabel 10 Daftar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Teras ... 77
Tabel 11 Pedoman Wawancara ... 79
Tabel 12 Hasil Observasi Awal Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif... 83
Tabel 13 Hasil Belajar Siswa Sebelum Team Quiz ... 88
Tabel 14 Lembar Observasi Awal Penilaian Ranah Psikomotorik ... 90
Tabel 15 Observasi Awal Keaktifan Siswa Sebelum Diterapkan Team Quiz 93
Tabel 16 Penilaian Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus I ... 109
Tabel 17 Lembar Observasi Awal Penilaian Ranah Psikomotorik ... 111
Tabel 18 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Saat Siklus I ... 115
Tabel 19 Nilai Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Siklus II... 142
Tabel 20 Lembar Observasi Awal Penilaian Ranah Psikomotorik ... 144
Tabel 21 Hasil Observasi Akhir Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif ... 150
Tabel 22 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Saat Siklus II ... 153
Tabel 23 Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif ... 161
Tabel 24 Prosentase Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif ... 163
Tabel 25 Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif... 164
Tabel 26 Prosentase Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif ... 166
Tabel 27 Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik ... 167
(17)
commit to user
xviiDAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Teras Boyolali ... 76
Lampiran 2 Daftar Siswa XI IPS 2 SMA Negeri 1 Teras Boyolali... 77
Lampiran 3 Pedoman Wawancara pada Guru ... 79
Lampiran 4 Pedoman Wawancara pada Siswa... 80
Lampiran 5 Tes Penilaian Ranah Afektif Sebelum Diterapkan Team Quiz. 81
Lampiran 6 Penilaian Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Sebelum ... 83
Diterapkan Team Quiz... 83
Lampiran 7 Catatan Lapangan I ... 86
Lampiran 8 Hasil Belajar Siswa Sebelum Team Quiz... 88
Lampiran 9 Lembar Observasi Awal Penilaian Ranah Psikomotorik ... 90
Lampiran 10 Observasi Awal Keaktifan Siswa Sebelum Diterapkan ... 93
Team Quiz ... 93
Lampiran 11 RPP Siklus I... 96
Lampiran 12 Pembagian Siswa dalam Tim Kuis ... 103
Lampiran 13 Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus I ... 104
Lampiran 14 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 106
Siswa Siklus I ... 106
Lampiran 15 Nilai Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Siklus I... 109
Lampiran 16 Lembar Observasi Penilaian Ranah Psikomotorik Siklus I... 111
Lampiran 17 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Saat Siklus I... 115
Lampiran 18 Lembar Observasi Pengamatan pada Guru Siklus I... 117
Lampiran 19 Catatan Lapangan 2... 119
Lampiran 20 RPP Siklus II... 125
Lampiran 21 Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus II ... 137
Lampiran 22 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 139
Siswa Siklus II... 139
Lampiran 23 Nilai Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Siklus II ... 142
(18)
commit to user
xviiiLampiran 25 Tes Penilaian Ranah Afektif Setelah Diterapkan Team Quiz .. 148
Lampiran 26 Penilaian Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Setelah... 150
Diterapkan Team Quiz ... 150
Lampiran 27 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Saat Siklus II ... 153
Lampiran 28 Lembar Observasi Pengamatan pada Guru Siklus II ... 155
Lampiran 29 Catatan Lapangan 3... 157
Lampiran 30 Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif... 161
Lampiran 31 Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif... 164
Lampiran 32 Kenaikan Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik ... 167
Lampiran 33 Hasil Wawancara dengan Guru Akuntansi ... 170
Lampiran 34 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 172
(19)
commit to user
1 BAB I PENDAHULUANA.Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor penentu dalam kehidupan manusia. Manusia sejak lahir memiliki fitrah untuk mencari tahu terhadap apa yang selama ini belum diketahui. Tantangan globalisasi mendorong manusia untuk mengetahui setiap informasi yang berkembang. Kemampuan dalam memperoleh informasi secara tepat akan menjadikan manusia sebagai seseorang yang siap memegang kendali dalam persaingan global. Dalam rangka inilah manusia memerlukan kompetensi yang tinggi sehingga dapat membawanya pada tahap pencapaian pengetahuan yang unggul dalam pendidikan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut adanya perubahan dan perkembangan dalam segala bidang kehidupan terutama dalam bidang pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam memperbaiki kualitas sumber daya manusia. Upaya peningkatan kualitas pendidikan diharapkan dapat meningkatkan harkat dan martabat Indonesia. Oleh karena itu peningkatan dan pembaharuan bidang pendidikan harus terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang semakin baik.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Konteks pembaruan pendidikan, ada tiga unsur utama yang perlu disoroti, yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, dan efektivitas metode pembelajaran.
Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah guna meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan mengadakan perubahan KBK (Kurikulum
(20)
commit to user
Berbasis Kompetensi) menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), bukan hanya itu saja peningkatan efektivitas metode pembelajaran juga harus dilakukan. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari upaya seorang guru dalam menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif.
Efektivitas suatu pembelajaran dapat dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran yang inovatif dimana siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran, siswa dituntut untuk menemukan konsep-konsep baru, siswa dituntut dapat berpikir kritis, dan siswa dituntut dapat bekerjasama dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan di SMA Negeri 1 Teras Boyolali sebagai obyek yang akan diteliti, metode pembelajaran yang sering dipakai pada mata pelajaran akuntansi masih bersifat teacher centered dengan menggunakan metode yang masih konvensional, akibatnya siswa menjadi pasif dan motivasi belajar siswapun relatif rendah. Siswa diajarkan bagaimana cara untuk mendapatkan informasi sendiri baik itu dari guru, teman, buku referensi, ataupun sumber lain yang mendukung dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu perlu dilaksanakan inovasi pembelajaran yang bertujuan untuk lebih meningkatkan kemandirian sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara pembelajaran kooperatif.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1 Teras Boyolali kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 menemukan masalah yaitu kurangnya minat siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini karena metode yang digunakan guru dalam mengajar masih bersifat konvensional sehingga perlunya adanya variasi pembelajaran agar siswa tertarik terhadap mata pelajaran akuntansi. Dengan adanya variasi pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi belajar siswa yang dapat meningkatkan hasil belajar mereka.
Berdasarkan hasil ulangan harian siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 belum memenuhi standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran akuntansi, yaitu nilai 72,00). Peneliti bersama guru akuntansi kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 mengidentifikasi adanya minat dan motivasi belajar siswa yang masih rendah, siswa kurang termotivasi untuk belajar karena pembelajaran akuntansi berlangsung secara monoton tanpa ada variasi tertentu. Hal tersebut
(21)
commit to user
mengakibatkan sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam memahami penjelasan materi yang disampaikan oleh guru.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka perlu dikembangkan suatu metode pembelajaran yang mana mampu melibatkan peran serta siswa secara menyeluruh sehingga kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. Selain itu, melalui pemilihan metode pembelajaran tersebut diharapkan sumber informasi yang diterima siswa tidak hanya dari guru tetapi dari teman pun mereka dapat memperoleh informasi yang berguna dan juga dapat meningkatkan peran serta dan keaktifan siswa dalam mempelajari dan menelaah ilmu yang ada terutama mata pelajaran akuntansi, sehingga nantinya akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2.
Peneliti telah berdiskusi dengan Ibu Ihdati Khoiriyah S.Pd selaku guru mata pelajaran akuntansi kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Menurut Sunal dan Hans pada Isjoni (2009: 15) mengatakan bahwa “Pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi khusus dirancang untuk memberikan dorongan kepada peserta didik agar bekerjasama selama proses pembelajaran.”
Pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mudah untuk diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz dapat menumbukan rasa tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan siswa dalam belajar.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Pembelajaran kooperatif Tipe Team Quiz untuk meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011.”
(22)
commit to user
B.Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Apa penyebab siswa kurang berminat dalam pembelajaran akuntansi? 2. Bagaimana keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akuntansi?
3. Apakah pembelajaran akuntansi didalam kelas bersifat monoton dan tidak menarik bagi siswa?
4. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa?
C.Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian pada identifikasi masalah di atas, permasalahan yang muncul terlampau luas. Oleh karena keterbatasan penulis dalam hal biaya, tenaga dan waktu maka penulis hanya membatasi pada masalah berikut:
1. Masalah rendahnya hasil belajar siswa
2. Masalah rendahnya minat siswa dalam proses pembelajaran akuntansi 3. Masalah rendahnya keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. 4. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz
D.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan, apakah dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Teras Boyolali tahun pelajaran 2010/2011?
E.Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
(23)
commit to user
akuntansi untuk siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Teras Boyolali
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi pendidikan mengenai kegunaan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz
b. Diharapkan mampu digunakan sebagai pedoman bagi penelitian yang sejenis 2. Manfaat Praktis
a. Siswa
Dapat digunakan sebagai informasi atau alternatif lain dalam strategi belajar yang lebih efektif
b. Sekolah
Diharapkan mampu memberikan inspirasi dan rujukan bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran khususnya mata pelajaran ekonomi akuntansi
(24)
commit to user
6 BAB II LANDASAN TEORIA. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Belajar a. Definisi Belajar
Belajar akan membawa perubahan pada individu yang belajar. Perubahan tersebut meliputi pengetahuan sikap, kecakapan, dan lain-lain. Seseorang yang telah mengalami proses belajar tidaklah sama keadaannya apabila dibandingkan keadaan pada saat sebelum belajar, individu akan lebih mampu menghadapi kesulitan, memecahkan masalah atau menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya. Skiner (dalam Muhibbin Syah, 2005: 90) berpendapat bahwa “Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif “.
Witherington (dalam Ngalim Purwanto, 2004: 84) mengemukakan “Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian“. Menurut Hilgard (dalam Oemar Hamalik, 2003: 156) menegaskan bahwa “Belajar dapat dirumuskan sebagai perubahan perilaku yang relatif permanen, yang terjadi karena pengalaman”.
Dengan belajar, menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sebagai akibat dari adanya usaha, sehingga pada tahap akhir akan didapatkan keterampilan, kecakapan, dan pengetahuan baru. W.S. Winkel (2007: 59) mengatakan bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaktif aktif dengan lingkungan yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap”.Muhibbin Syah (2005: 68) “ Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif “.
(25)
commit to user
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan suatu perubahan pada diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, suatu keberhasilan dan kegagalan merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh subyek belajar. Keberhasilan dan kegagalan ini sendiri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Muhibbin Syah (2009: 132) menyatakan bahwa”faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi tiga macam”.Faktor-faktor tersebut adalah:
1) Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. Terdiri dari dua aspek yaitu:
(a) Aspek Fisiologis
• Tonus jasmani
• Mata dan telinga (b) Aspek Psikologis
• Intelegensi
• Sikap
• Minat
• Bakat
• Motivasi
2) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. Terdiri dari dua macam, yaitu:
(a) Lingkungan sosial
• Keluarga
• Guru dan Staf
• Teman
(b) Lingkungan non sosial
• Rumah
• Sekolah
• Peralatan
• Alam
3) Faktor pendekatan belajar(approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
c. Prinsip-prinsip belajar
Prinsip-prinsip belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1994: 42) adalah : • Perhatian dan Motivasi
• Keaktifan Siswa
• Keterlibatan langsung atau Berpengalaman
• Pengulangan
(26)
commit to user
• Balikan dan Penguatan • Perbedaan Individual
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah proses perubahan yang ada dalam diri individu sehingga mengarah pada penguasaan ketrampilan, kecakapan, kemahiran, kepandaian, pengetahuan baru dan sikap yang diperoleh, disimpan, dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku.
2. Hakikat Pembelajaran
Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran. Guru dituntut untuk menguasai berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. Pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalam tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Pembelajaran dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi penting, apakah yang dibicarakan tentang mengajar di kelas, di luar kelas, atau mengawasi anak-anak. Pembelajaran menggambarkan keseluruhan urutan alur langkah yang diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran. Bentuk pembelajarannya menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan oleh guru atau siswa, urutan kegiatan-kegiatan tersebut dan tugas-tugas khusus apa yang perlu dilakukan oleh siswa. Setiap pendekatan memberikan peran yang berbeda kepada siswa, ruang fisik, dan sistem sosial kelas.
3. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berasal dari kata kooperatif yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.
Cooperative Learning adalah suatu pembelajaran di mana siswa
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah empat sampai enam orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. (Slavin, dalam Isjoni 2008: 150).
(27)
commit to user
Menurut Johnson, (dalam Isjoni, 2008) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif mengandung arti bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu.
Anita Lie (2000) menyebut pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong-royong yaitu kelompok pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok yang didalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri dari 4 5 orang saja.
Terdapat banyak alasan mengapa pembelajaran kooperatif mampu memasuki praktek pendidikan. Selain bukti-bukti nyata tentang keberhasilan pendekatan, pada masa sekarang masyarakat pendidikan semakin menyadari betapa pentingnya para siswa berlatih berfikir, memecahkan masalah, serta menggabungkan kemampuan dan keahlian. Pendekatan ini sangat cocok diterapkan didalam kelas yang siswanya mempunyai kemampuan bervariasi karena dapat mencampurkan kemampuan setiap siswa, sehingga diharapkan tercipta suatu kerja sama dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas. Pembelajaran kooperatif mengelompokkan siswa dengan tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang berhasil dan mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademik.
Menurut Isjoni (2009: 27) beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah:
1) Setiap anggota memiliki peran.
2) Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa.
3) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya.
4) Guru membantu mengembangkan keterampilan interpersonal kelompok
5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
b. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
Kerja kelompok belum tentu identik dengan cooperative learning. Hal ini tergantung bagaimana proses belajar yang terjadi dalam kelompok. Roger dan David Johson (Anita Lie, 2008: 31-37) mengatakan bahwa untuk
(28)
commit to user
mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur cooperative learning yang diterapkan, yaitu:
1) Saling ketergantungan positif
Keberhasilan kelompok dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa, sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka. Penilaian juga dilakukan dengan cara yang unik. Setiap siswa mendapat nilainya sendiri dan nilai kelompok. Nilai kelompok dibentuk dari sumbangan tiap anggota. Dengan demikian siswa yang mempunyai kemampuan yang kurang begitu baik terpacu untuk memberikan sumbangan nilai yang baik. 2) Tanggung Jawab Perseorangan
Tanggung jawab perseorangan merupakan akibat langsung dari saling ketergantungan positif. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model cooperative learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.
3) Tatap Muka
Setiap kelompok diberi kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Melalui proses ini siswa dapat membagikan pengalaman yang telah dialaminya. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing. Sinergi tidak didapatkan begitu saja terjadi dalam sekejab, tetapi melalui proses yang cukup panjang. Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi.
4) Komunikasi antar anggota.
Keberhasilan suatu kelompok dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka mengutarakan pendapat mereka.
5) Evaluasi proses kelompok
Perlu disediakannya waktu khusus untuk melaksanakan evaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya dapat bekerja sama dengan lebih efektif.
c. Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran Kooperatif
Dalam menggunakan pembelajaran kooperatif di dalam kelas terdapat beberapa konsep yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh guru. Guru sebagai perancang dan pelaksana pembelajaran dalam menggunakan model ini harus memperhatikan beberapa konsep dasar yang merupakan dasar-dasar
(29)
commit to user
konseptual penggunaan pembelajaran kooperatif. Menurut Etin Solihatin (2007: 7) prinsip-prinsip dasar pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1) Perumusan tujuan belajar siswa harus jelas
2) Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar 3) Ketergantungan yang bersifat positif
4) Interaksi yang bersifat terbuka 5) Tanggung jawab individu 6) Kelompok bersifat heterogen
7) Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif 8) Tindak lanjut
9) Kepuasan dalam belajar
d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran cooperative learning dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya terdapat tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum Ibrahim,dkk (Isjoni, 2009: 27-28), yaitu:
1) Hasil belajar akademik
Meskipun cooperative learning mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit.
2) Penerimaan terhadap perbedaan individu
Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.
3) Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting cooperative learning adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi. Keterampilan sosial penting dimiliki siswa, karena saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.
e. Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Quiz
Pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan oleh Mel Silbermen. Pembelajaran Team Quiz dapat merangsang siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok yang anggotanya memiliki tanggung jawab sama. Pembelajaran Team Quiz bertujuan untuk memotivasi siswa dalam
(30)
commit to user
pembelajaran. Prosedur pembelajaran dengan menggunakan tipe Team Quiz
adalah sebagai berikut:
1) Pilihlah topik yang dapat disampaikan dalam tiga segmen 2) Bagilah siswa menjadi tiga kelompok besar yaitu A, B, dan C
3) Sampaikan kepada siswa format penyampaian pelajaran kemudian mulai penyampaian materi. Batasi penyampaian materi maksimal 10 menit 4) Setelah penyampaian materi, minta kelompok A menyiapkan pertanyaan
berkaitan dengan materi yang baru saja disampaikan. Kelompok B dan C menggunakan waktunya untuk membuka catatan mereka lagi.
5) Mintalah kelompok A untuk memberikan pertanyaan kepada kelompok B. Jika kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan lempar pertanyaan tersebut kepada kelompok C
6) Kelompok A memberikan pertanyaan kepada kelompok C, jika kelompok C tidak dapat menjawab, lemparkan pertanyaan kepada kelompok B 7) Jika tanya jawab selesai, lanjutkan pelajaran kedua dan tunjuk kelompok B
untuk kelompok penanya. Lakukan seperti proses untuk kelompok A 8) Setelah kelompok B selesai dengan pertanyaannya, lanjutkan penyampaian
materi pelajaran ketiga dan tunjuk kelompok C sebagai kelompok penanya 9) Mengakhiri pelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan jelaskan
sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru.
4. Keaktifan Belajar a. Pengertian Keaktifan Belajar
Keaktifan belajar berarti suatu usaha atau kerja yang dilakukan dengan tekun dalam pembelajaran. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Poewodarminto, 1992: 17) “Keaktifan adalah kegiatan.” Pada penelitian ini keaktifan yang dimaksudkan adalah keaktifan belajar siswa. Keaktifan belajar siswa adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa yang dapat membawa perubahan kearah yang lebih pada diri siswa karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungan.
(31)
commit to user
Keaktifan itu ada yang dapat diamati dan ada pula yang tidak diamati secara langsung, setiap proses pembelajaran melalui asimilasi, akomodasi kognitif untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk keterampilan (motorik, kognitif, dan sosial) penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap.
Menurut Nana Sudjana (2008: 61) keaktifan siswa dalam kegiatan belajar dapat dilihat dalam:
1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya 2) Terlibat dalam pemecahan masalah
3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi
4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah
5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru 6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya 7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenisnya
8) Kesempatan menggunakan/ menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugasnya/ persoalan yang dihadapi
b. Ciri-ciri Keaktifan Belajar
Berikut ini merupakan ciri-ciri dari keaktifan belajar pada diri seorang siswa:
1) Keinginan dan keberanian menampilkan perasaan
2) Keinginan dan keberanian serta kesempatan berprestasi dalam kegiatan baik persiapan, proses dan kelanjutan belajar
3) Kebebasan dan keleluasaan melakukan hal tersebut diatas tanpa tekanan guru atau pihak lain
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keaktifan Belajar
Mengenai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap hasil belajar, ada lima hal yang mempengaruhi keaktifan belajar, yakni:
1) Stimulus Belajar 2) Perhatian dan motivasi 3) Respon yang dipelajarinya 4) Penguatan
(32)
commit to user
5) Pemakaian dan pemindahan5. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar berasal dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil artinya sesuatu yang diadakan, atau akibat dari sesuatu. Belajar artinya perubahan tingkah laku, atau berusaha memperoleh.
Hasil belajar merupakan tujuan yang ingin dicapai seseorang ketika ia melakukan sebuah kegiatan pembelajaran. Setelah terjadi kegiatan belajar mengajar, perlu bagi seorang pendidik mengetahui keberhasilan kegiatan belajar mengajar tersebut, sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami dan menerima berbagai hal yang telah disampaikan oleh guru. Menurut Oemar Hamalik (2008: 30) “bukti bahwa seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti”. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah, sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek dan hasil belajar akan tampak pada perubahan aspek-aspek tersebut. Aspek-aspek itu antara lain pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apersepsi, emosional hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap.
Nana Sudjana (2005: 3) mengungkapkan “Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris”. Menurut Bloom dalam Angkowo dan Kosasih (2007: 53) mendefinisikan ”Hasil belajar mencakup tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik”.
1) Ranah kognitif
Ranah kognitif ada enam aspek: pengetahuan yaitu mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan; pemahaman yaitu mencakup kemampuan untuk makna dan arti dari bahan yang dipelajari; penerapan yaitu mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus yang konkret dan baru;
(33)
commit to user
analisa yaitu mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian, sehingga struktur organisasinya dapat dipahami dengan baik; sintesa yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru; dan evaluasi.
2) Ranahafektif
Ranah afektif ada lima aspek: penerimaan yaitu mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu; partisipasi mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan; penilaian yaitu mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu; organisasi yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan; dan pembentukan pola hidup yaitu mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi pegangan yang nyata dalam kehidupan.
3) Ranahpsikomotor
Ranah psikomotorik meliputi; kesiapan yaitu kesediaan untuk melatih diri tentang keterampilan tertentu: meniru; yaitu kemampuan untuk melakukan sesuai dengan contoh yang dilihat walaupun belum tahu maknanya; membiasakan yaitu mampu melakukan modifikasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan; dan menciptakan yaitu mampu membuat sendiri suatu karya.
Jadi hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan.
b. Fungsi Hasil Belajar
Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa. Oleh karena itu, dalam penilaian hendaknya diperiksa sejauh mana perubahan tingkah laku siswa setelah mengalami proses belajar. Dengan mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, dapat diambil tindakan perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan siswa yang bersangkutan. Oleh sebab itu, penilaian hasil dari proses belajar mengajar saling berkaitan satu sama lain, yang mana hasil belajar dicapai siswa merupakan akibat pembelajaran yang ditempuhnya. Menurut Muhhibin Syah (2006: 142), evaluasi hasil belajar memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku raport.
(34)
commit to user
2. Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan .3. Fungsi diagnistik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program perbaikan pengajaran.
4. Sumber data BP untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan dan penyuluhan
5. Bahan pertimbangan pengembangan pada yang akan datang meliputi pengembangan kurikulum, metode, dan alat-alat PBM
c. Tujuan Penilaian Hasil Belajar
Sejalan dengan fungsi penilaian diatas maka tujuan dari penilaian hasil belajar adalah untuk:
1) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya.
2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, dalam aspek intelektual, sosial, emosional, moral, dan keterampilan yakni sejauh mana keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa kearah tujuan pendidikan yang diharapkan. Keberhasilan pendidikan dan pembelajaran penting artinya mengingat peranannya sebagai upaya membudayakan manusia, dalam hal ini para siswa agar menjadi manusia yang berkualitas.
3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pembelajaran serta strategi pelaksanaannya. Kegagalan para siswa dalam hasil belajar yang dicapainya hendaknya tidak dipandang sebagai kekurangan pada diri siswa semata-mata, tetapi juga bisa disebabkan oleh program pembelajaran yang diberikan kepadanya atau oleh kesalahan strategi dalam melaksanakan program tersebut. 4) Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah, masyarakat, dan para orang tua siswa. Dalam mempertanggungjawabkan hasil-hasil yang telah dicapainya, sekolah memberikan laporan berbagai kekuatan dan kelemahan pelaksanaan sistem pendidikan serta kendala yang dihadapinya.
(35)
commit to user
Menurut Agus Suprijono (2009: 5) ”Hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.” Menurut pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan.
2) Kemampuan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitif sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut.
e. Penilaian Hasil Belajar
Dalam penilaian hasil belajar siswa dapat dibagi menjadi dua macam yaitu penilaian tes dan penilaian non tes.
1) Tes
Tes hasil belajar menurut Ngalim Purwanto (2009: 66) merupakan “Tes penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa.” Tes diujikan setelah siswa memperoleh sejumlah materi sebelumnya dan pengujian dilakukan untuk mengetahui penguasaan siswa atas materi tersebut. Macam-macam tes menurut Ngalim Purwanto (2009: 67) yaitu:
(a) Tes Formatif
Tes formatif digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti proses belajar mengajar. Setiap pokok bahasan membentuk perilaku tertentu sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pembelajarannya
(36)
commit to user
Tes sumatif digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa atas semua jumlah materi yang disampaikan dalam satuan waktu tertentu seperti semester
(c) Tes Diagnostik
Tes diagnostik digunakan untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang mengalami masalah dan menelusuri jenis masalah yang dihadapi. (d) Tes Penempatan
Tes penempatan adalah pengumpulan data tes hasil belajar yang diperlukan untuk menempatkan siswa dalam kelompok siswa sesuai dengan minat dan bakatnya.
2) Non Tes
Penilaian non tes merupakan prosedur yang dilalui untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik, minat, sifat, dan kepribadian. Menurut Ngalim Purwanto (2009: 69) penilaian non tes melalui:
(a) Pengamatan, yakni alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku siswa, baik perorangan maupun kelompok, di kelas maupun diluar kelas
(b) Skala sikap, yaitu penilaian yang digunakan untuk mengungkapkan sikap siswa melalui pengerjaan tugas tertulis dengan soal-soal yang lebih mengukur daya nalar atau pendapat siswa
(c) Angket, yaitu alat penilaian yang menyajikan tugas-tugas atau mengerjakan dengan cara tertulis
(d) Catatan harian, yaitu catatan mengenai perilaku siswa yang dipandang mempunyai kaitan dengan perkembangan pribadinya
(e) Daftar cek, yaitu suatu daftar yang dipergunakan untuk mengecek terhadap perilaku siswa telah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.
Dalam penelitian ini untuk menilai keaktifan siswa dilakukan dengan melakukan observasi di kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Aspek yang dinilai adalah keaktifan siswa dalam memberikan pertanyaan, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan, keaktifan siswa dalam mengikuti kuis kelompok, dan kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi. Sedangkan untuk penilaian hasil belajar siswa, peneliti melakukan penilaian tes dan non tes. Untuk pengukuran ranah kognitif, peneliti melakukan tes tertulis kepada siswa dengan memberikan evaluasi di setiap akhir siklus. Pada saat evaluasi akhir siklus I dan siklus II peneliti memberikan tes dalam bentuk esai.
(37)
commit to user
Untuk penilaian ranah afektif dilakukan dengan menyebar angket kepada siswa. Penyebaran angket dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum penerapan Team Quiz dan angket yang kedua diberikan setelah diterapkannya pembelajaran Team Quiz
selesai dilaksanakan. Penilaian ranah afektif dengan menyebarkan angket bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ketertarikan siswa mempelajari akuntansi. Skor yang diberikan untuk ranah afektif umumnya dibuat dalam bentuk skala bertingkat yaitu dengan rentang nilai antara 1-5 tergantung arah pertanyaan atau pernyataannya. Misal untuk jawaban sangat setuju mendapat skor 5, jawaban setuju mendapat skor 4, jawaban kurang setuju mendapat skor 3, jawaban tidak setuju mendapat skor 2, dan jawaban sangat tidak setuju mendapat skor 1. Apabila menggunakan 20 butir pernyataan atau pertanyaan maka akan diperoleh skor maksimum 100 dan skor minimum 20. Kategori yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Kategori Ketertarikan Siswa Pada Mata Pelajaran
Skor Kriteria
0 - 20 Tidak Berminat
21 - 40 Kurang Berminat
41 - 60 Cukup Berminat
61 - 80 Berminat
81 - 100 Sangat Berminat
(Sumber, Asep Jihad, 2009: 89)
Apabila seorang siswa menjawab pertanyaan suatu angket berkaitan dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran akuntansi dan memperoleh skor 85 berarti siswa tersebut sangat berminat terhadap pelajaran akuntansi.
Untuk menilai ranah psikomotorik dilakukan dengan pengamatan yang cermat dan obyektif, serta menggunakan pedoman pengamatan yang berisi aspek yang diamati dan berbobot masing-masing. Pengamatan yang dilakukan untuk memberi nilai pada ranah psikomotorik siswa dilakukan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu mulai dari pemberian materi sampai dengan dilakukannya evaluasi akhir atau post test pada setiap siklus. Misalkan pada pertemuan masing-masing siklus siswa bekerjasama dalam diskusi kelompok,
(38)
commit to user
guru dapat mengamati psikomotor siswa . Skor yang diberikan kepada siswa yaitu dengan rentang 1-5, dengan perincian sebagai berikut: skor 5 (baik sekali) untuk siswa yang bekerjasama dengan baik, menghargai pendapat teman dan mau memberikan penjelasan kepada teman sekelompok yang mengalami kesulitan terhadap suatu masalah yang sedang dipelajari. Skor 4 (baik) akan diperoleh siswa jika siswa dapat bekerjasama dengan baik, menghargai pendapat dari teman namun kurang sabar menghadapi teman yang mengalami kesulitan. Skor 3 (cukup) jika siswa dapat bekerjasama dengan baik namun kurang menghargai pendapat teman dalam satu kelompok. Skor 2 (kurang) jika siswa kurang dapat bekerjasama dengan siswa dalam satu kelompok. Skor 1 (kurang sekali) jika siswa sama sekali tidak dapat bekerjasama dengan baik.
Dalam penilaian ranah psikomotorik ini peneliti juga mengamati siswa saat memberikan pertanyaan kepada kelompok lain. Skor yang diberikan dengan rentang nilai 1-5. Skor 5 (baik sekali) akan diperoleh jika siswa memberikan pertanyaan dengan cepat dan penuh percaya diri dan sesuai dengan materi yang dipelajari. Skor 4 (baik) akan diperoleh jika siswa memberikan pertanyaan dengan cepat dan penuh percaya diri namun pertanyaan yang diberikan terlalu panjang. Skor 3 (cukup) akan diperoleh jika siswa memberikan pertanyaan dengan ragu-ragu walaupun pertanyaan sesuai dengan materi. Skor 2 (kurang) akan diperoleh jika siswa memberikan pertanyaan dengan kurang yakin dan menyimpang dari materi yang disampaikan. Skor 1 (kurang sekali) akan diperoleh jika siswa sama sekali tidak membuat pertanyaan untuk diberikan kepada kelompok lain.
Ketika melaksanakan kuis kelompok atau tim kuis, siswa juga diamati untuk dinilai psikomotoriknya yaitu bagaimana kecepatan dan keberanian dari masing-masing siswa untuk menjawab pertanyaan dalam kuis kelompok. Skor yang diberikan yaitu dengan rentang 1-5 dengan rincian sebagai berikut: skor 5 (baik sekali) akan diperoleh jika siswa cepat menjawab pertanyaan yang diberikan kelompok lain dan jawabannya benar. Skor 4 (baik) akan diperoleh jika siswa cepat menjawab pertanyaan dari kelompok lain dan jawabannya mendekati kebenarannya. Skor 3 (cukup) akan diperoleh jika siswa masih memerlukan waktu sejenak untuk berfikir dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain dan
(39)
commit to user
jawabannya benar. Skor 2 (kurang) akan diperoleh jika siswa membutuhkan waktu yang lama untuk menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Skor 1 (kurang sekali) akan diperoleh jika siswa tidak mau menjawab pertanyaan yang diberikan kelompok lain.
Dalam penilaian ranah psikomotorik ini peneliti juga mengamati siswa saat mengerjakan post tes (evaluasi diakhir siklus). Aspek yang diamati yaitu meliputi kecepatan siswa dalam menyelesaikan evaluasi dan kerapian pekerjaan siswa. Skor yang diberikan dengan rentang nilai 1-5. Skor 5 (baik sekali) akan diperoleh siswa jika dia dapat menyelesaikan tes dalam waktu yang cepat dan pekerjaannya pun rapi tanpa coretan. Skor 4 (baik) akan diperoleh siswa jika dia cepat mengerjakan tes namun pekerjaan sedikit coretan. Skor 3 (cukup) akan diperoleh jika dia menyelesaikan tes tepat waktu dan pekerjaannya sedikit coretan. Skor 2 (kurang) untuk siswa yang belum menyelesaikan tesnya sesuai waktu yang ditentukan namun pekerjaannya rapi. Skor 1 (kurang sekali) akan diperoleh siswa jika dia tidak dapat menyelesaikan tes sesuai waktu yang telah ditentukan dan pekerjaannya pun terdapat banyak coret-coretan. Contoh model penskorannya adalah sebagai berikut:
(40)
commit to user
Tabel 2 . Penskoran Tes Psikomotorik:Aspek yang diamati
No Nama Siswa Kerjasama Kecepatan Kecepatan Kecepatan dalam memberikan menjawab dan diskusi pertanyaan pertanyaan kerapian
kelompok pekerjaan
saat evaluasi tertulis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (Sumber: bentuk tabel diolah sendiri berdasarkan acuan Asep Jihad, 2009)
6. Mata Pelajaran Akuntansi
Akuntansi (Acoounting) berasal dari bahasa Inggris “to account” yang artinya memperhitungkan, dari pengelola perusahaan kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya untuk menjalankan kegiatan perusahaan tersebut. Menurut Arnie Fajar (2005:130), akuntansi merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang suatu sistem yang menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan melalui proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut.
(41)
commit to user
Ruang lingkup mata pelajaran akuntansi dimulai dari dasar-dasar konseptual, struktur, dan siklus akuntansi. Fungsi mata pelajaran akuntansi di SMA salah satunya adalah mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap, rasional, teliti, jujur, dan bertanggungjawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokkan, pengiktisaran transaksi keuangan, dan penyusunan laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
B. Penelitian yang Relevan
1. Dalvi, S.Pd.I (2006) dalam jurnal guru yang berjudul “Upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran agama dengan menggunakan metode belajar aktif tipe kuis tim di kelas VI.B MI Diniyah Puteri Padang Panjang semester ganjil tahun pelajaran 2005/2006. Berdasarkan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa metode belajar aktif terbukti dapat meningkatkan keaktifan siswa dan hasil pembelajaran agama, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar agama dan partisipasi siswa dan memberikan pertanyaan dan menjawab soal dari kelompok lain.
2. Eni Kurniawati (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Usaha Peningkatan Keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz Siswa kelas VII SMP 1 Banyudono (Penelitian Tindakan Kelas). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa(1) proses pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz berjalan dengan baik, dimana siswa terlibat aktif dalam presentasi materi dan tanya jawab, (2) keaktifan siswa kelas VII F mengalami peningkatan melalui pembelajaran kooperatif tipe team quiz. Peningkatannya sebagai berikut: (a) Siswa yang bertanya sebelum dikenai tindakan sebesar 7,5%, dan pada putaran terakhir mencapai 42,5%; (b) Siswa yang menjawab pertanyaan sebelum dikenai tindakan sebesar 12,5%, dan pada putaran terakhir mencapai 45%; (c) Siswa yang mengeluarkan ide sebelum dikenai tindakan sebesar 2,5%, dan pada putaran terakhir mencapai 20%; (d) Siswa yang mengerjakan PR sebelum dikenai tindakan sebesar 75%, dan pada putaran terakhir mencapai 92,5%. Dengan
(42)
commit to user
demikian penerapan pembelajaran kooperatif tipe team quiz dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang relevan diatas adalah sama-sama menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz yang dapat membangkitkan minat dan semangat siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan masalah dan tema dalam penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Untuk mengetahui keberhasilan siswa selama mengikuti proses belajar perlu dilakukan evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara kontinyu. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal diperlukan langkah-langkah nyata. Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diuraikan kerangka pemikiran dalam penelitian ini bahwa hasil belajar siswa yang dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya pemilihan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang dipilih harus mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa dan tidak menimbulkan kejenuhan bagi siswa saat belajar. Oleh karena itu, guru harus membuat variasi atau kombinasi model mengajar inovatif yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Sesuai judul penelitian yang diambil, yaitu Penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe Team Quiz untuk meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
(43)
commit to user
Gambar 1. Alur Kerangka Berfikir Penelitian Tindakan Kelas
Proses pembelajaran konvensional yang dilakukan selama ini hanya didominasi oleh guru. Siswa hanya pasif menerima ilmu pengetahuan yang telah diberikan oleh guru, sehingga siswa sendiri tidak dapat berkembang secara mandiri. Tidak adanya varisi dalam pembelajaran akuntansi mengakibatkan siswa kurang berminat terhadap mata pelajaran tersebut. Selain itu siswa juga akan mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan karena kurangnya keaktifan siswa dalam bertanya maupun diskusi. Hal tersebut dapat berakibat rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
Untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz. Dalam pembelajaran ini siswa yang sudah
Pembelajaran konvensional Hasil belajar siswa rendah
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe
Team Quiz.
1. Presentasi kelas yang dilakukan oleh guru 2. Siswa dibagi menjadi beberapa tim atau kelompok. Masing-masing tim terdiri dari enam tim. Setiap tim memiliki anggota yang heterogen
3. Memberikan kesempatan kepada setiap tim membuat pertanyaan dan jawaban untuk diberikan kepada tim lain
4. Melaksanakan tim kuis Peningkatan hasil
(44)
commit to user
paham terhadap materi yang dipelajari harus membantu teman dalam satu kelompok agar semua anggota dalam kelompok kompak dalam memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan pendapat atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan dan masih perlu diuji kebenarannya. Berdasarkan uraian sebelumnya maka penulis mengajukan hipotesis bahwa “Metode pembelajaran Team
Quiz dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1
(45)
commit to user
27 BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Teras Boyolali, yang beralamat di Jl.Raya Sudimoro-Teras Km 02 Boyolali. Sekolah ini dipimpin oleh Bapak Drs.Suwarno. Penelitian ini difokuskan pada kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial, yang mana kelas XI dibagi kedalam empat kelas yaitu kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 1, kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2, kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 3, kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 4. Dalam empat kelas tersebut ditemukan adanya permasalahan dalam kegiatan belajar-mengajar khususnya mata pelajaran Akuntansi. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil salah satu subyek yaitu siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 dengan jumlah siswa 38 siswa pada semester 2 tahun ajaran 2010/2011
Alasan peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Teras Boyolali dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Hasil pengamatan awal peneliti di kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru masih tergolong rendah, akibatnya hasil belajar siswa kurang optimal. b. Kualitas proses dan hasil belajar akuntansi kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2
yang belum optimal, sehingga perlu dilakukan penelitian dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz dengan harapan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 dapat meningkat.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang direncakan untuk kegiatan penelitian ini adalah pada bulan Januari sampai bulan Juni 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
(46)
commit to user
Tabel 3: Rincian Kegiatan, Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian Bulan Jenis Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei Juni
1. Persiapan Penelitian a. Penyusunan
Judul
b. Penyusunan
Proposal
c. Perijinan
2. Perencanaan
Tindakan
3. Implementasi
Tindakan:
a. Siklus I
b. Siklus II
4. Review
5. Penyusunan Laporan
B.Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial, yang mana kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial dibagi kedalam empat kelas yaitu kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 1, kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2, kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 3, kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 4. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil salah satu subyek yaitu siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 dengan jumlah siswa 38 siswa pada semester 2 tahun ajaran 2010/2011.
2. Obyek Penelitian
Objek penelitian merupakan berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses belajar mengajar yang terdiri dari:
(47)
commit to user
a. Pemilihan strategi atau model pembelajaran.b. Pelaksanaan strategi atau model pembelajaran yang dipilih, yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz.
c. Suasana belajar saat berlangsung proses belajar mengajar d. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
e. Materi pelajaran yaitu Pencatatan dan pembukuan perusahaan jasa f. Hasil pembelajaran
C.Sumber Data
Sumber data merupakan suatu sumber dimana data dapat diperoleh. Dalam memilih sumber data, peneliti harus benar-benar berpikir mengenai kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya. Sumber data dalam penelitian ini, antara lain:
1. Informan
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini yang menjadi informan adalah guru mata pelajaran Akuntansi kelas XI yaitu Ibu Ihdati Khoiriyah, S.Pd tahun pelajaran 2010/2011
2. Tempat atau lokasi
Tempat atau lokasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sekolah ruang kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Teras Boyolali.
3. Peristiwa
Melalui pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti dapat mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara langsung. Peristiwa dalam penelitian ini adalah proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Akuntansi
4. Dokumen atau arsip
Dokumen atau arsip juga merupakan sumber data yang penting artinya dalam penelitian tindakan kelas. Dokumen atau arsip sebagai sumber data yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu: Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan hasil pekerjaan siswa kelas XI
(48)
commit to user
Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Teras Boyolali tahun pelajaran 2010/2011.
D.Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang dilaksanakan oleh penulis adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Istilah dalam Bahasa Inggris adalah Classroom ActionResearch (CAR) yang mengandung pengertian suatu kegiatan penelitian yang dilakukan kelas. Penelitian Tindakan Kelas pertama kali dilakukan oleh Kurt Kewin yang untuk mendeskripsikan penelitian yang merupakan perpaduan dari pendekatan eksperimental dalam bidang ilmu sosial dan program tindakan sosial untuk menanggapi permasalahan sosial. Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 3), pengertian Penelitian Tindakan Kelas adalah “Suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.” Sedangkan menurut Zainal Aqib (2009: 18) menyatakan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan.”
Komponen dalam sebuah kelas yang dapat dikaji melalui PTK antara lain siswa, guru, materi pelajaran, peralatan, hasil pembelajaran, lingkungan, dan pengelolaan. Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 110) ciri pokok Penelitian Tindakan Kelas, yaitu:
1. Inkuiri Reflektif
Kegiatan penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas dan pengambilan tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
2. Kolaboratif
Kegiatan penelitian yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh peneliti dari luar kelas, tetapi peneliti harus berkolaborasi dengan guru.
3. Reflektif
PTK lebih menekankan pada proses refleksi terhadap proses dan hasil tindakan.
Untuk memahami apa yang dimaksud PTK, perlu diketahui karakteristik dari PTK itu sendiri. Menurut Suyadi (2010: 23) karakteristik PTK meliputi:
(49)
commit to user
1) Guru merasa bahwa ada permasalahan yang mendesak untuk segera diselesaikan didalam kelasnya
2) Refleksi Diri
3) Penelitian Tindakan Kelas dilakukan didalam kelas sehingga fokus perhatian adalah proses pembelajaran antara guru dan siswa melalui interaksi
4) Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus.
Berdasarkan definisi tersebut penelitian tindakan kelas dapat diartikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui empat langkah utama yang saling berkaitan, yaitu: 1) Perencanaan Tindakan, 2) Pelaksanaan Tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi
Perencanaan
Refleksi Siklus I Pelaksanaan
Perencanaan
Siklus II
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
Siklus n
(50)
commit to user
Gambar.2. Siklus PTK (Suharsimi Arikunto, 2009: 16)
Keterangan: Rinci kegiatan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi cara menganalisis masalah
2) Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan 3) Merumuskan masalah secara jelas
4) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan.
5) Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrument pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu.
6) Membuat secara rinci rancangan tindakan
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Skenario atau rancangan tindakan yang akan dilakukan, hendaknya dijabarkan secara rinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan menjelaskan (a) Langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan, (b) kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru, (c) kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa, (d) rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan, (e) jenis instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data / pengamatan disertai dengan penjelasan rinci bagaimana menggunakannya. c. Observasi
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan. Pengumpulan data ini dilaksanakan dengan menggunakan format
(1)
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Teras Boyolali. Indikator peningkatan hasil belajar siswa antara lain:
a. Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru, hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa untuk ranah kognitif siswa yang tuntas sebelum diterapkan Team Quiz
adalah 63,16%, pada siklus I siswa yang tuntas sebesar 86,84% dan pada siklus II siswa yang tuntas sebesar 94,74%.
b. Minat siswa terhadap pembelajaran akuntansi meningkat, hal ini dapat dilihat dari penilaian ranah afektif siswa, sebelum diterapkan pembelajaran
Team Quiz 5,26% siswa yang cukup minat dalam belajar akuntansi, 81,58%
siswa minat dan 13,16% siswa sangat minat dalam mempelajari akuntansi, sedangkan setelah diterapkan pembelajaran Team Quiz terdapat 55,26% siswa minat dalam mempelajari akuntansi dan sisanya sebanyak 44,74% siswa sangat minat dalam mempelajari akuntansi.
c. Keterampilan siswa juga mengalami peningkatan yang dapat dilihat dari penilaian ranah psikomotorik siswa, sebelum diterapkan pembelajaran Team Quiz, nilai rata-rata siswa untuk ranah psikomotorik sebesar 61,18, pada siklus I nilai rata-rata mereka sebesar 77,76 dan siklus II nilai rata-rata mereka menjadi 82,50.
d. Selain ketiga ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) diatas berdasarkan observasi kelas siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menunjukkan peningkatan dari 28,07% (sebelum diterapkan pembelajaran Team
(2)
Quiz) menjadi 71,05% (pada siklus I), dan 88,60% (siklus II). Siswa sudah tidak malu dalam mengemukakan pendapatnya baik dengan guru maupun dengan teman yang lainnya, senang berdiskusi dengan temannya.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan diatas dapat dikaji implikasinya baik implikasi teoretis maupun implikasi praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoretis
Secara teoretis hasil penelitian ini terbukti empirik, kegiatan pembelajaran akuntansi pada materi kertas kerja dan laporan keuangan dengan menggunakan pembelajaran Team Quiz dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari segi keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik dari penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik siswanya. Hal tersebut karena pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz selalu melibatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, baik ketika menjawab pertanyaan dari guru, bekerjasama dalam tim maupun pada saat mengikuti kuis kelompok
2. Implikasi Praktis
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan suatu proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor yang berkaitan satu sama lainnya. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa, faktor dari pihak guru antara lain dalam mengembangkan dan menjelaskan suatu materi, kemampuan guru dalam mengembangkan strategi dan model serta metode pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola kelas pada saat pembelajaran berlangsung, serta kemampuan guru dalam meningkatkan minat dan semangat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan faktor yang berasal dari siswa antara lain minat, antusias belajar dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat digunakan
(3)
sebagai pertimbangan bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran ini dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari disesuaikan dengan materi pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas baik proses maupun hasil dari pembelajaran akuntansi. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru dapat menerapkan berbagai model dan metode pembelajaran yang baru, inovatif, dan menyenangkan yang dapat memacu siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi sekolah
a. Lebih mengusahakan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar.
b. Hendaknya mendorong dan memberikan motivasi kepada guru untuk selalu berusaha mengembangkan model dan metode pembelajaran yang menjadikan siswa untuk aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran
2. Bagi guru
a. Guru diharapkan senantiasa meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan dan menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas dengan menerapkan pembelajaran inovatif, sehingga proses dan hasil pembelajaran dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimiliki.
b. Hendaknya selalu mengembangkan model dan metode pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk aktif dan lebih mudah dalam materi pembelajaran. c. Guru diharapkan mampu memberikan motivasi pada siswa untuk belajar dengan
menimbulkan minat yang ada dalam diri siswa, sehingga siswa akan belajar dengan rasa senang tanpa harus dipaksa.
(4)
3. Bagi siswa
a. Siswa hendaknya mempunyai kesadaran akan pentingnya hasil belajar dan berusaha untuk meningkatkan minat belajar dan keaktifannya dalam proses pembelajaran.
b. Hendaknya siswa dapat bekerjasama dalam arti positif, baik dengan guru maupun dengan siswa yang lain dalam proses belajar mengajar.
c. Siswa diharapkan tidak mudah putus asa ketika mengalami hambatan dalam belajar dan dapat bekerjasama dalam arti yang positif, baik dengan guru maupun dengan siswa yang lain dalam proses belajar mengajar.
(5)
DAFTAR PUSTAKA Anita Lie. 2000.Cooperatif Learning. Jakarta: PT Grasindo
. 2008. Cooperatif Learning. Jakarta: PT Grasindo
Arnie Fajar. 2005. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Agus Suprijono. 2009. Cooperatif Learning. Yogyakarta. PT Pustaka Pelajar Angkowo dan Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Dalvi. 2006. Upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran
agama dengan menggunakan metode belajar aktif tipe tim kuis. Sumatra Barat:
Jurnal Guru
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Etin Solihatin. 2007. Cooperatif Learning. Jakarta: PT Bumi Aksara Isjoni. 2008. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar . 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada . 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nana Syaodih Sukmadinata. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
(6)
Ngalim Purwanto. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Oemar Hamalik. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta: Bumi Aksara
. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Suharsimi Arikunto. 2005.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Suharsimi Arikunto. 2007. Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta : Bumi Aksara. Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press WS Winkel. 2007. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: PT Gramedia