PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT.
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
|
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL
DEVELOPMENT
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh Ifah Silfianah NIM 1302468
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
(2)
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
|
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN
MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
Oleh Ifah Silfianah
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia
pada Sekolah Pascasarjana
© Ifah Silfianah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin penulis.
(3)
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
(4)
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
|
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Pengembangan
Bahan Ajar Kimia untuk Siswa SMK Bidang Keahlian Kesehatan Program Keahlian Keperawatan Melalui Four Steps Teaching Material Development” ini beserta seluruh isinya benar-benar karya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,
Ifah Silfianah
(5)
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
|
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL
DEVELOPMENT ABSTRAK
Penelitian ini didasarkan atas adanya kesulitan guru mendapatkan bahan ajar kimia yang relevan untuk siswa SMK program keahlian keperawatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kriteria bahan ajar kimia, peta materi kimia, proses pengembangan, keterpahaman, dan kelayakan produk bahan ajar kimia yang dikembangkan untuk siswa SMK kesehatan program keahlian keperawatan. Metode yang digunakan yaitu Research & Development (R&D) sampai pada tahapan uji lapangan skala kecil dan revisi produk. Obyek penelitian ini adalah bahan ajar kimia untuk siswa SMK program keahlian keperawatan sedangkan subyek penelitian melibatkan satu kelas siswa, tiga guru kimia, dan delapan guru keperawatan di SMK kesehatan program keahlian keperawatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria bahan ajar kimia untuk siswa SMK keperawatan adalah mengungkap pengetahuan dasar kimia dalam konteks yang relevan dengan kebutuhan program keahlian keperawatan dan materi yang disajikan menunjang keterampilan keperawatan. Hasil pemetaan materi kimia menunjukkan bahwa materi kimia yang relevan dengan program keahlian keperawatan diantaranya materi dan perubahannya; unsur, senyawa, dan campuran; reaksi kimia; larutan; asam basa; laju reaksi; termokimia, sifat koligatif larutan; sistem koloid; hidrokarbon dan turunannya; makromolekul (polimer); biomolekul; atom; hidrolisis; larutan penyangga; kimia lingkungan dan kimia nuklir. Bahan ajar kimia dalam penelitian ini dikembangkan melalui Four Steps Teaching Material Development dengan tahapan seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi. Hasil yang diperoleh pada tahapan seleksi berupa indikator dan konsep hasil dari pengembangan Kompetensi Dasar (KD); dan nilai. Pada tahapan strukturisasi, diperoleh peta konsep, struktur makro, dan multipel representasi. Pada tahapan strukturisasi teridentifikasi teks sulit yang berupa gambar dan konsep tentang karakteristik rumus kimia senyawa dan definisi campuran. Pada tahap reduksi diperoleh teks sulit yang telah tereduksi. Gambar dan tabel yang sulit direduksi dengan memberikan penjelasan terhadap gambar dan tabel tersebut. Sementara itu materi rumus kimia senyawa direduksi dengan partikularisasi dan penjelasan dengan gambar. Materi definisi campuran direduksi dengan partikularisasi dan penggunaan percobaan. Berdasarkan hasil uji keterpahaman, sebagian besar siswa dapat memahami materi dengan baik. Berdasarkan hasil uji kelayakan bahan ajar kimia untuk siswa SMK program keahlian keperawatan, dapat dinyatakan bahwa bahan ajar yang dikembangkan telah memenuhi kriteria kelayakan menurut BSNP (2014) berdasarkan aspek isi, penyajian, kebahasaan, maupun kegrafikaan.
(6)
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
|
CHEMISTRY MATERIAL DEVELOPMENT FOR STUDENTS AT VOCATIONAL HIGH SCHOOL MAJORING IN THE HEALTH OF
NURSERY PROGRAM THROUGH FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
ABSTRACT
This research was done owing to the difficulty faced by the teacher in getting the relevant materials of chemistry for teaching students at vocational high school particularly in the nursery program. This research was aimed at knowing the criteria of teaching materials for chemistry, its material mapping, development process, understandability, and the product suitability to the students at vocational high school majoring in the health of nursery program. The method used in this research was Research & Development (R&D) up to the field testing stage using the small scale and product revision. The object of this research was the teaching materials of chemistry used in teaching the students at the vocational high school majoring in the health of nursery program. In addition, the subject employed was a class of students, three chemistry teachers, and eight nursery teachers at the concerned school. The result of the research indicated that the criteria of chemistry teaching materials for the researched students was to express the basic understanding of chemistry in the relevant context to the needs of the nursery program in which the materials presented should support the nursery skills. The result of materials mapping indicated that the materials relevant to the nursery program were, among others, substance, compound, and mixture; chemical reaction; solution; chemical acid and base; reaction rate; thermochemistry; colligative characteristics of solution; colloid system; hydrocarbon and its derivation; macromolecular (polymer); biomolecules; atom; hydrolysis; buffer solution; environmental and nuclear chemistry. The teaching materials in this research were developed through Four Steps Teaching Material Development consisting of selection, structurization, characterization, and reduction. The result gotten in the selection stage was in terms of the indicators and the concepts derived from the development of Basic Competence and the score. In the structurization stage, the researcher structured the concept mapping, macro structure, and the multiple representation. In this stage, there were several texts assumed to be difficult in which it could be found in the picture and the concept of the characteristics of chemical compound formula and the definition of the mixture. Furthermore, in the reduction stage, the texts considered difficult was reduced. The difficult pictures and the tables was reduced by giving explanation delineating these two. Meanwhile, the chemical compound formula was reduced through particularization and explanation with pictures. The teaching materials regarding the definition of the mixtures was reduced through particularization and the trial use. Based on the understandability test, majority of the students can understand the materials well. Then, based on the suitability test, the teaching materials for these students had fulfilled the criteria of suitability based on the BSNP (National Standard Board of Education) (2014) seen from content aspect, display, language, and graphic aspect.
(7)
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
|
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN ………..…………
PERNYATAAN ……….…...…… iii iv
KATA PENGANTAR ………... v
UCAPAN TERIMA KASIH ……….…...…… vi
ABSTRAK ……….……… viii
DAFTAR ISI ……….……… x
DAFTAR TABEL ……….……… xii
DAFTAR GAMBAR ……….……… xiv
DAFTAR LAMPIRAN ……….……… xv
BAB I PENDAHULUAN ……….………. 1
A. Latar Belakang Masalah .………...….……… 1
B. Rumusan Masalah ……….. 5
C. Tujuan Penelitian ……….……...…… D. Pembatasan Masalah ……….. 5 6 E. Manfaat Penelitian ……….…………. F. Struktur Organisasi Tesis ……… 6 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA ………....……… 9
A. Sekolah Menengah Kejuruan ……… B. Kurikulum SMK ……… C. Bahan Ajar ……….………. 9 10 11 D. Pengembangan Bahan Ajar ……….…………...……… 14
E. Penelitian Terdahulu ...……….……. 24
BAB III METODE PENELITIAN ………..…… 26
A. Desain Penelitian ……….………….. 26
B. Obyek,Subyek,dan Tempat Penelitian ……….. 26
C. Prosedur Penelitian ……… D. Alur Penelitian ……… 26 27 E. Definisi Operasional ……….. 28
(8)
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
|
G. Proses Pengembangan Instrumen ………..
H. Teknik Pengumpulan Data ……….………
I. Teknik Analisis Data ………..
29 30 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 33
A. Kriteria Bahan Ajar Kimia untuk Siswa SMK Program Keahlian
Keperawatan ………...
B. Peta Materi Kimia pada Mata Pelajaran SMK Program Keahlian
Keperawatan ………...
33
34 C. Pengembangan Bahan Ajar Kimia untuk Siswa SMK Program
Keahlian Keperawatan dengan Four Steps Teaching Materials Development ………... 52 D. Keterpahaman Bahan Ajar Kimia untuk SMK Bidang Keahlian
Kesehatan Program Keahlian Keperawatan ……… E. Kelayakan Bahan Ajar Kimia untuk SMK Bidang Keahlian
Kesehatan Program Keahlian Keperawatan ……… 71
75 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 86
A. Simpulan ……… 86
B. Implikasi dan Rekomendasi ………. 87
DAFTAR PUSTAKA ……… 89
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……….…….. BIODATA PENULIS ………
94 281
(9)
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
|
DAFTAR TABEL
Hal 2.1 Struktur Kurikulum SMK Bidang Keahlian Kesehatan Program
Keahlian Keperawatan ... 11 3.1
3.2 4.1
Nilai Kritis untuk Content Validity Ratio (CVR) ………
Teknik Pengumpulan Data ………..
Hasil Wawancara Guru Keperawatan dan Guru Kimia tentang
Relevansi Materi Kimia terhadap Materi di Keperawatan ………….
30 30
35 4.2 Keterkaitan Materi-Materi pada Mata Pelajaran Anatomi dan
Fisiologi dengan Materi Kimia ………... 40 4.3 Keterkaitan Materi-Materi pada Mata Pelajaran Kebutuhan Dasar
Manusia dengan Materi Kimia ……….………... 44 4.4 Keterkaitan Materi-Materi pada Mata Pelajaran K3LH dengan
Materi Kimia ………... 44 4.5 Keterkaitan Materi-Materi pada Mata Pelajaran Ilmu Penyakit
dengan Materi Kimia ………... 45
4.6 Keterkaitan Materi-Materi pada Mata Pelajaran Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan dengan Materi Kimia ……… 47 4.7 Keterkaitan Materi-Materi pada Mata Pelajaran Kesehatan
Reproduksi dengan Materi Kimia ………... 48 4.8 Keterkaitan Materi-Materi pada Mata Pelajaran Tumbuh Kembang
Manusia dengan Materi Kimia ……….……... 49 4.9 Keterkaitan Materi-Materi pada Mata Pelajaran Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan Materi Kimia ………... 49 4.10 Materi Kimia dalam Konteks Keperawatan ……… 51 4.11 Buku-Buku yang Digunakan dalam Seleksi Materi Unsur, Senyawa,
dan Campuran... 53 4.12 Kompetensi Dasar pada Materi Unsur, Senyawa, dan Campuran
Hasil Revisi ………...……….………... 56 4.13 Indikator Materi Unsur, Senyawa, dan Campuran Hasil Revisi
(10)
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
|
4.14 Hasil Uji Keterpahaman Bahan Ajar Pada Materi Unsur …... 60
4.15 Hasil Uji Keterpahaman Bahan Ajar Pada Materi Senyawa ... 60
4.16 Hasil Uji Keterpahaman Bahan Ajar Pada Materi Campuran ... 61
4.17 Karakteristik Materi Unsur, Senyawa dan Campuran ... 62
4.18 Kisi-Kisi Reduksi Didaktik Teks Berdasarkan Karakteristik Kesulitan Teks…...…... 60
4.19 Reduksi Didaktik Teks ... 66
4.20 Keterpahaman Bahan Ajar Subpokok Bahasan Unsur ……….... 71
4.21 Keterpahaman Bahan Ajar Subpokok Bahasan Senyawa …...…….... 73
4.22 Keterpahaman Bahan Ajar Subpokok Bahasan Campuran …………. 74
4.23 Komponen Uji Kelayakan Isi Bahan Ajar Materi Unsur, Senyawa, dan Campuran ……….… 75
4.24 Kompoonen Uji Kelayakan Penyajian Bahan Ajar Materi Unsur, Senyawa, dan Campuran ………. 80
4.25 Kompoonen Uji Kelayakan Kebahasaan Bahan Ajar Materi Unsur, Senyawa, dan Campuran ………. 81
4.26 Kompoonen Uji Kelayakan Kegrafikaan Bahan Ajar Materi Unsur, Senyawa, dan Campuran ………. 82
(11)
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
|
DAFTAR GAMBAR
Hal 3.1
4.1
4.2
4.3 4.4
4.5
4.6 4.7
Alur Penelitian …………...………..………....…………...
Fitur “Mari Sejenak Merenung” dalam Bahan Ajar Materi Unsur,
Senyawa, dan Campuran ……….
Fitur “Pojok Diskusi” dalam Bahan Ajar Materi Unsur, Senyawa,
dan Campuran ……….
Uraian Materi yang Menyajikan Dimensi Sikap Sosial ………..
Fitur “Sekilas Kimia” Pada Bahan Ajar Materi Unsur, Senyawa, dan
Campuran ………....
Uraian Materi yang Mengajak Peserta Didik untuk Bertanggung Jawab dalam Penggunaan Bahan dan Alat Kimia ………..
Fitur “Aktivitas Kimia” yang terdapat dalam Bahan Ajar…………..
Fitur “Proyek Kimia” yang terdapat dalam Bahan Ajar……….
27
77
77 78
78
79 79 79
(12)
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
|
DAFTAR LAMPIRAN
Hal 1. Lembar Instrumen Wawancara untuk Guru Kimia, dan Guru
Keperawatan tentang Relevansi Materi Kimia terhadap Materi
Keperawatan ………..………....………… 94
2. Hasil Pemetaan Materi Kimia terhadap Materi di Keperawatan ……... 102 3. Seleksi Bahan Ajar Materi Unsur, Senyawa, dan Campuran ………… 105 4. Instrumen Validasi Tahap Seleksi Berdasarkan Indikator dan Konsep.. 122 5. Analisis Nilai pada Materi Unsur, Senyawa, dan Campuran …….…… 154 6. Draf Hasil Seleksi Bahan Ajar Unsur, Senyawa dan Campuran ……... 165 7 Instrumen Validasi Tahap Strukturisasi Bahan Ajar ………. 174 8. Peta Konsep Unsur, Senyawa dan Campuran ……… 180 9. Struktur Makro Unsur, Senyawa dan Campuran ………... 181
10. Multiple Representasi Unsur, Senyawa dan Campuran …….………… 182
11. Draf Hasil Strukturisasi Bahan Ajar Unsur, Senyawa dan Campuran… 184 12. Instrumen Keterpahaman Bahan Ajar ………... 193 13. Instrumen Validasi Karakterisasi (Kesesuaian Konsep Dengan Ide
Pokok) ……… 210
14. Hasil Keterpahaman Bahan Ajar Materi Unsur, Senyawa dan
Campuran ………... 230
15. Instrumen Kelayakan Bahan Ajar Materi Unsur, Senyawa, dan
Campuran ………... 234
16. Bahan Ajar ………. 240
(13)
1
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kimia merupakan salah satu mata pelajaran dasar bidang keahlian di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kesehatan program keahlian keperawatan seperti yang dituangkan dalam Permendikbud No. 60 Tahun 2014. Mata pelajaran dasar bidang keahlian bertujuan untuk membantu siswa memahami mata pelajaran bidang keahlian kesehatan. Seperti yang diungkapkan oleh Scalisse, dkk. (2006, hlm. 171) bahwa kimia sering dipandang sebagai sebuah pengetahuan dasar yang diperlukan untuk profesi kesehatan, tidak hanya untuk dokter tetapi juga untuk perawat, dan profesi lain yang terlibat dalam bidang kesehatan.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Silfianah (2015, hlm. 3) yang melakukan wawancara kepada beberapa guru kimia yang mengajar di salah satu SMK kesehatan program keahlian keperawatan di Bandung. Berdasarkan hasil wawancara, guru menyatakan bahwa mata pelajaran kimia dapat menunjang mata pelajaran di program keahlian keperawatan karena banyak aplikasi kimia di bidang keperawatan. Hasil wawancara terhadap guru juga didukung oleh hasil wawancara terhadap siswa yang dilakukan peneliti. Siswa menyatakan bahwa materi kimia sangat menunjang mata pelajaran di keperawatan karena kimia dapat dijadikan sebagai dasar untuk mempelajari materi-materi di keahlian keperawatan.
Seorang perawat pada dasarnya sedang merawat pasien yang sedang sakit. James, Baker, dan Swain (2008, hlm. x) menyatakan bahwa membantu pasien mengembalikan temperatur tubuh, volume cairan, komposisi kimia yang normal dan konsentrasi elektrolit, nutrien, atau pH yang tepat merupakan peran vital bagi perawat. Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa profesi keperawatan berkaitan erat dengan kimia. Cree & Riscmiller (2006, hlm. 72, 101-102) menyatakan bahwa siswa keperawatan perlu memahami proses yang begitu kompleks yang berlangsung di dalam tubuh pasien yang tengah dirawat. Tubuh manusia kenyataannya merupakan kumpulan atom, ion, dan molekul. Perawat pemula akan semakin menyadari hal ini karena ia mulai mengkaji hasil pemeriksaan darah, yang mungkin banyak menyebutkan tentang berbagai
(14)
2
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
elektrolit, protein serum yang berlainan, glukosa, trigliseria, kolesterol, dan lain-lain. Siswa keperawatan perlu memahami tentang atom yang merupakan bagian terkecil dari materi yang menyusun tubuh. Siswa juga perlu memahami tentang unsur, senyawa yang terdapat dan diperlukan dalam tubuh, misalnya oksigen, karbon, hidrogen, nitrogen, kalsium, kalium, natrium klorida, dan lain-lain. Keseimbangan elektrolit yang terganggu dalam tubuh dapat berakibat fatal, oleh karena itu siswa keperawatan perlu mempelajari elektrolit. Asam basa, biomolekul dan reaksi-reaksi kimia perlu dipahami pula oleh siswa keperawatan karena mereka akan merawat seorang pasien dengan berbagai masalah yang disebabkan tidak berfungsinya salah satu atau beberapa bagian tubuh. Dengan demikian, siswa perlu memahami konsep kimia dengan baik agar dapat diaplikasikan dalam mempelajari mata pelajaran-mata pelajaran di program keahlian keperawatan.
Agar siswa dapat mempelajari materi kimia dengan baik, maka diperlukan pembelajaran kimia yang relevan dengan kesehatan. Penelitian yang dilakukan oleh El-Farargy (2009, hlm. 257-258) dalam konteks keperawatan dan Bloom, Halpin, & Reiter (2011, hlm. 749) pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam konteks farmasi menyatakan bahwa pembelajaran kimia yang relevan membantu siswa menghubungkan pengetahuan kimia dengan aplikasi di bidang keperawatan dan farmasi. Hal tersebut dapat meningkatkan prestasi siswa. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Caon & Treagust (1993, hlm. 259) bahwa kunci untuk meningkatkan prestasi siswa keperawatan dalam belajar sains, termasuk kimia adalah meyakinkan mereka tentang relevansi sains (kimia) pada keperawatan.
Pembelajaran kimia yang relevan dengan kesehatan tidak terlepas dari adanya bahan ajar kimia yang relevan. Menurut Anwar (2014, hlm. 1), bahan ajar merupakan salah satu komponen utama pembelajaran, selain guru dan siswa. Oleh karena itu, dalam menunjang tercapainya pembelajaran yang optimal, bahan ajar (materi pengajaran) merupakan komponen yang sangat penting. Birisci & Metin (2010, hlm. 3) menyatakan bahwa bahan ajar yang dikembangkan untuk pembelajaran mempunyai peranan yang penting dalam membuat pembelajaran aktif. Salah satu prinsip yang digunakan dalam membuat bahan ajar untuk siswa kesehatan adalah mendemonstrasikan relevansi kimia pada kehidupan nyata siswa
(15)
3
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
dan profesi kesehatan sehingga meningkatkan motivasi siswa dalam belajar kimia (Hall & Evans, 2006, hlm. 186). Hal ini didukung oleh Holbrook (2005, hlm. 8) yang menyatakan bahwa guru harus menyediakan bahan ajar yang relevan dengan dunia nyata siswa agar pembelajaran menjadi penuh makna bagi siswa. Bahkan, penggunaaan bahan ajar yang revelan dengan bidang kesehatan dan kehidupan sehari-hari siswa dalam pembelajaran kimia terbukti dapat meningkatkan nilai kimia siswa SMA secara signifikan dan meningkatkan motivasi siswa (Godin, dkk. 2012, hlm.170; Bloom, Halpin, & Reiter, 2011, hlm. 749; Vaino, Holbrook, & Rannikmae, hlm. 417).
Saat ini buku kimia yang ada kurang relevan untuk SMK. Buku kimia yang relevan dengan SMK dirasakan sulit diperoleh. Menurut Silfianah (2011, hlm. 6), salah satu SMK di Surabaya pada pembelajaran kimia menggunakan sumber belajar berupa penuntun praktikum. Siswa hanya mendapat materi dari penjelasan guru kemudian merangkumnya. Baik guru maupun siswa merasa kesulitan mendapatkan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Sari (2014, hlm. 97) yang mengkonstruksi buku ajar kimia di SMK. Hasil penelitiannya menunjukkan belum terdapatnya buku ajar kimia yang sesuai dan guru masih menggunakan buku SMA untuk mengajarkan materi kimia di SMK. Meskipun saat ini telah tersedia buku BSE kimia untuk SMK Kesehatan, buku tersebut masih berisi materi kimia secara umum, dan tidak dihubungkan dengan materi kesehatan. Buku kimia yang revelan dengan kesehatan diperlukan untuk membantu siswa memahami konsep-konsep kimia dan dapat diaplikasikan di bidang kesehatan.
Kenyataan di lapangan menunjukkan guru-guru mengalami kesulitan mendapatkan bahan ajar yang relevan dengan keperawatan. Buku kimia yang digunakan adalah buku kimia SMA yang disesuaikan dengan silabus, dan buku-buku kimia SMK kelompok teknologi, pertanian, dan kesehatan. Seorang guru berpendapat bahwa buku tersebut tidak relevan dengan materi di program keahlian keperawatan. Sementara itu, menurut 2 orang guru yang lainnya, buku tersebut berisi materi kimia umum, hanya sedikit relevansinya, misalnya dalam salah satu buku di kelas XI tentang koloid (dialisis), di kelas X tentang perubahan materi. Siswa memperoleh materi dari penjelasan guru atau guru yang
(16)
4
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
memberikan fotokopi materi dari buku yang disesuaikan dengan silabus. Semua guru yang diwawancarai menyatakan diperlukannya bahan ajar yang relevan dengan keperawatan karena belum ada buku kimia yang relevan dan bahan ajar yang ada jarang yang aplikatif (materinya berisi kimia umum). Menurut guru, adanya bahan ajar yang relevan dengan keperawatan diharapkan dapat mempermudah guru dan siswa dalam pembelajaran (Silfianah, 2015, hlm. 3).
Hasil wawancara dengan guru tentang kebutuhan bahan ajar siswa didukung oleh hasil wawancara dengan siswa. Bahan ajar yang digunakan siswa berupa buku paket kimia untuk SMK/SMAK dan bentuk elektronik. Menurut siswa, buku yang digunakan bahasanya sulit dipahami dan materinya terlalu banyak. Selain itu, buku kimia yang digunakan membahas materi kimia bersifat umum, tidak dikaitkan dengan materi di keperawatan. Siswa merasa perlu adanya bahan ajar yang mengkaitkan materi kimia dengan materi di keperawatan (Silfianah, 2015, hlm. 3).
Selain mempertimbangkan relevansi materi, adanya keluasan dan kedalaman materi juga perlu dipertimbangkan. Menurut Anwar (2014, hlm. 2), bahan ajar perlu mendapat perhatian yang khusus, sebab masih banyak bahan ajar baik keluasannya maupun kedalamannya yang belum sesuai dengan tingkat perkembangan siswa sehingga tidak mudah dipahami oleh siswa. Hasil penelitian Silfianah (2015, hlm. 4) yang mewawancarai guru-guru kimia yang mengajar kimia Di SMK bidang keahlian kesehatan program keahlian keperawatan menunjukkan bahwa materi kimia yang disampaikan untuk siswa SMK sebaiknya tidak seluas materi kimia untuk siswa SMA. Jenjang pengetahuan yang sebaiknya ada dalam materi kimia SMK adalah jenjang C1-C4 (menghafal, ,memahami, menerapkan, dan menganalisis), namun lebih banyak di C1-C3. Selain itu, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2014 telah menetapkan kriteria kelayakan bahan ajar aspek isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikaan. Oleh Karena itu bahan ajar yang dikembangkan juga perlu mempertimbangkan aspek kelayakan bahan ajar yang telah ditetapkan BSNP.
Berdasarkan beberapa permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka diperlukan bahan ajar kimia untuk siswa SMK kesehatan yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bahan ajar yang relevan, mudah
(17)
5
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
dipahami oleh siswa, sesuai dengan kriteria kelayakan isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikaan. Anwar (2014, hlm. 2) menyatakan bahwa di dalam proses pengolahan bahan ajar, ada empat tahap yang harus ditempuh sebelum bahan ajar itu layak disampaikan ke siswa. Empat tahap tersebut disebut sebagai 4S TMD (Four Steps Teaching Material Development) yang terdiri dari proses seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi. Proses pengolahan bahan ajar ini merupakan cara pengolahan bahan ajar sehingga siap dipelajari oleh siswa sebagai bahan ajar mandiri. Pada penelitian ini, tahapan tersebut dipilih karena tahapan tersebut merupakan tahapan yang terstruktur dan sistematis, dimulai dari mengkaji kurikulum, analisis nilai, penyusunan struktur konsep, identifikasi konsep sulit, dan perlakuan untuk mereduksi konsep sulit.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa adanya bahan ajar kimia yang relevan diharapkan dapat membantu siswa SMK keperawatan agar dapat belajar kimia secara optimal. Namun, guru dan siswa kesulitan mendapatkan bahan ajar kimia yang relevan dengan keperawatan. Oleh karena itu, peneliti merasa perlu mengembangkan bahan ajar kimia untuk siswa SMK kesehatan program keahlian keperawatan agar dapat mempermudah siswa dalam belajar kimia. Judul yang diambil peneliti adalah ”Pengembangan Bahan Ajar Kimia untuk Siswa SMK Kesehatan Program Keahlian Keperawatan melalui Four Steps Teaching Material Development”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka masalah pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana proses pengembangan dan produk bahan ajar kimia untuk siswa SMK bidang keahlian kesehatan program keahlian keperawatan yang dikembangkan melalui Four Steps
Teaching Material Development?”
Adapun pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kriteria bahan ajar kimia untuk siswa SMK bidang keahlian kesehatan program keahlian keperawatan?
2. Bagaimana peta materi-materi kimia untuk SMK bidang keahlian kesehatan program keahlian keperawatan?
(18)
6
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
3. Bagaimana pengembangan bahan ajar kimia untuk siswa SMK bidang keahlian kesehatan program keahlian keperawatan dengan Four Steps Teaching Material Development?
4. Bagaimana keterpahaman bahan ajar kimia untuk siswa SMK bidang keahlian kesehatan program keahlian keperawatan yang telah dikembangkan?
5. Bagaimana kelayakan berdasarkan kriteria isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikaan bahan ajar kimia untuk siswa SMK bidang keahlian kesehatan program keahlian keperawatan yang telah dikembangkan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kriteria bahan ajar kimia untuk siswa SMK bidang keahlian kesehatan program keahlian keperawatan.
2. Mengetahui peta materi-materi kimia untuk SMK bidang keahlian kesehatan program keahlian keperawatan.
3. Mendeskripsikan pengembangan bahan ajar kimia untuk siswa SMK bidang keahlian kesehatan program keahlian keperawatan.
4. Mengetahui keterpahaman bahan ajar kimia yang dikembangkan untuk siswa SMK bidang keahlian kesehatan program keahlian keperawatan melalui Four Steps Teaching Material Development.
5. Mengetahui kelayakan bahan ajar kimia yang dikembangkan untuk siswa SMK bidang keahlian kesehatan program keahlian keperawatan yang dikembangkan melalui Four Steps Teaching Material Development berdasarkan kriteria isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikaan.
6. Menghasilkan bahan ajar kimia untuk siswa SMK bidang keahlian kesehatan program keahlian keperawatan.
D. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah pengembangan bahan ajar kimia hanya mencakup satu materi pokok dari materi-materi kimia yang yang relevan dengan SMK bidang keahlian kesehatan program keahlian keperawatan.
(19)
7
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis : memberikan suatu model pengembangan bahan ajar kimia untuk menambah perbendaharaan pengembangan bahan ajar.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru : sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran agar dapat meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.
b. Bagi siswa : memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar dalam pembelajaran klasikal, individual, maupun kelompok.
c. Bagi peneliti lain : sebagai salah satu referensi untuk mengembangkan penelitian sejenis yang terkait dengan pengembangan bahan ajar kimia di SMK.
3. Manfaat dari segi kebijakan : sebagai masukan pada pembuat kebijakan untuk menetapkan implementasi kurikulum yang lebih konkrit, khususnya kurikulum kimia di SMK.
F. Struktur Organisasi Tesis
Tesis ini memuat beberapa bab, dimulai dari bab pertama sampai bab kelima. Susunan tesis yang lebih rinci diuraikan sebagai berikut:
1. Bab pertama berupa pendahuluan yang berisi tentang landasan dasar diperlukannya penelitian ini. Dalam bab ini berisi latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah yang diajukan, tujuan penelitian, pembatasan masalah, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis.
2. Bab kedua berupa uraian mengenai kajian teori dari sekolah menengah kejuruan (SMK), kurikulum SMK, bahan ajar, pengembangan bahan ajar, dan penelitian terdahulu.
3. Bab ketiga berupa metode penelitian yang dilakukan oleh penulis sebagai upaya untuk menemukan jawaban penelitian. Bab ini berisi uraian tentang beberapa hal seperti:
a. Desain penelitian.
b. Obyek, subyek, dan tempat penelitian c. Prosedur penelitian
(20)
8
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
d. Alur penelitian e. Definisi operasional f. Instrumen penelitian
g. Proses pengembangan instrumen h. Teknik pengumpulan data, dan i. Teknik analisis data
4. Bab keempat berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian yang diuraikan menjadi lima bagian. Bagian pertama menguraikan hasil dan pembahasan tentang kriteria bahan ajar kimia untuk siswa SMK program keahlian keperawatan. Bagian kedua menguraikan peta materi kimia pada mata pelajaran di SMK program keahlian keperawatan. Bagian ketiga menguraikan tentang proses pengembangan bahan ajar kimia untuk siswa SMK program keahlian keperawatan. Bagian keempat berisi hasil dan pembahasan tentang keterpahaman bahan ajar kimia yang telah dikembangkan. Bagian terakhir, kelima, menguraikan tentang hasil dan pembahasan tentang kelayakan bahan ajar kimia yang telah dikembangkan.
5. Bab kelima berisi simpulan hasil penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian. Pada bab ini juga di uraikan kebermanfaatan temuan penelitian bagi perkembangan pembelajaran kimia, khususnya di SMK. Sebagai penutup, penulis menguraikan beberapa rekomendasi bagi peneliti lain yang akan mengembangkan bahan ajar kimia untuk SMK.
(21)
26
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Research & Development (R&D). Menurut Gall, Gall, & Borg (2003, hlm. 569) Research & Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk, diuji coba, dan dievaluasi sehingga menghasilkan produk yang berkualitas atau efektif. Dalam penelitian ini, produk yang dimaksud adalah bahan ajar kimia untuk siswa SMK bidang keahlian kesehatan program keahlian keperawatan.
B. Obyek, Subyek dan Tempat penelitian
Obyek penelitian ini adalah bahan ajar kimia untuk siswa SMK keperawatan yang diolah melalui 4S TMD (Four Steps Teaching Material Development). Subyek penelitian ini adalah satu kelas siswa keperawatan, tiga guru kimia, dan delapan guru keperawatan di salah satu SMK kesehatan di Bandung.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian pengembangan menurut Gall & Borg, dapat dilakukan dengan 5 langkah utama yaitu:
1. melakukan analisis produk yang akan dikembangkan 2. mengembangkan produk
3. validasi ahli dan revisi
4. ujicoba lapangan skala kecil dan revisi produk 5. ujicoba lapangan skala besar dan produk akhir (Puslitjaknov, 2008, hlm. 11)
Penelitian ini dibatasi sampai pada tahapan keempat yaitu ujicoba lapangan skala kecil dan revisi produk. Pada tahap pertama yaitu analisis produk yang akan dikembangkan, dilakukan analisis kebutuhan bahan ajar siswa dan analisis relevansi materi kimia pada program keahlian keperawatan. Pada tahap kedua (pengembangan produk), tahap ketiga (validasi dan revisi), dan tahap keempat (ujicoba lapangan skala kecil dan revisi produk) dilakukan tahapan
(22)
27
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
pengembangan bahan ajar dengan tahapan 4S TMD. Alur penelitian disajikan pada Gambar 3.1 berikut.
D. Alur Penelitian
Mengkaji relevansi materi kimia dengan mata pelajaran dasar dan paket keahlian keperawatan Mengkaji silabus kimia dan mata pelajaran dasar dan paket
keahlian di SMKprogram keahlian keperawatan Mengkaji kurikulum SMK program
keahlian keperawatan
Pemetaan materi kimia di keperawatan
Analisis KI dan KD Analisis buku teks kimia SMK
dan buku kimia terjemahan
Pengembangan indikator
Pemilihan materi berdasarkan indikator
Analisis nilai Kompilasi materi
menjadi draf 1 Validasi materi
Peta konsep Struktur makro Multipel representasi
Draf kumpulan 2 Penyusunan instrumen karakterisasi Validasi instrumen karakterisasi Revisi instrumen karakterisasi Uji coba lapangan Analisis hasil ujicoba Penyusunan kisi-kisi reduksi didaktik Reduksi didaktik Penyusunan draf 3 Penyusunan instrumen kelayakan bahan ajar Uji kelayakan
Bahan ajar Analisis Simpulan
Analisis produk yang akan dikembangkan
Pengembangan, Validasi ahli dan
revisi, ujicoba lapangan skala kecil
dan revisi produk
Gambar 3.1. Alur Penelitian
Karak-terisasi Strukturisasi Reduksi didaktik Seleksi
(23)
28
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
E. Definisi Operasional
1. Pengembangan bahan ajar merupakan usaha untuk mendesain dan mnghasilkan bahan ajar (Gall, Gall, & Borg, 2003, hlm. 569) .Pengembangan bahan ajar kimia untuk SMK kesehatan program keahlian keperawatan adalah pengembangan bahan ajar kimia yang dimulai dengan mengkaji relevansi materi kimia di keperawatan dan analisis kebutuhan bahan ajar siswa yang dilanjutkan dengan pembuatan bahan ajar. Bahan ajar yang dikembangkan dilakukan dengan mengkaitkan materi kimia dengan materi di keperawatan. 2. Langkah 4S TMD merupakan langkah pengembangan bahan ajar yang
dimulai dari tahapan seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktik. Secara keseluruhan, tahapan tersebut adalah analisis KI dan KD, pengembangan indikator, analisis materi berdasarkan indikator, penyusunan materi berdasarkan struktur keilmuwan, identifikasi karakteristik materi, dan pengurangan tingkat kesulitan materi (Anwar, 2014, hlm. 2).
3. Kelayakan bahan ajar merupakan kesesuaian bahan ajar berdasarkan kriteria aspek isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikaan (BSNP, 2014).
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data meliputi: 1. Lembar wawancara relevansi materi kimia terhadap materi di keperawatan
Instrumen ini digunakan untuk memetakan materi-materi kimia yang relevan dengan materi-materi di keperawatan. Instrumen wawancara relevansi materi kimia terhadap materi di keperawatan disajikan pada lampiran 1.
2. Lembar validasi kesesuaian materi (KD-indikator-konsep-konsep-nilai) 3. Lembar validasi kelayakan peta konsep, struktur makro, dan multipel
representasi
4. Lembar validasi kesesuaian konsep dengan penulisan ide pokok 5. Lembar nstrumen keterpahaman
Instrumen digunakan untuk mengetahui keterpahaman siswa terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Instrumen ini berupa instrument penulisan ide pokok. Penulisan ide pokok oleh siswa dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami suatu paragraf. Selain itu, terdapat angket keterpahaman siswa dengan pilihan jawaban, mudah, sedang, dan
(24)
29
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
sulit. Angket ini digunakan sebagai data pendukung jawaban siswa terhadap jawaban penulisan ide pokok.
6. Instrumen validasi kelayakan bahan ajar
Instrumen validasi diberikan kepada guru kimia yang mengajar di SMK kesehatan. Instrumen kelayakan bahan ajar pada peneltian ini diadaptasi dari BSNP (2014) berupa angket yang terdiri dari aspek isi, penyajian materi, kebahasaan, dan kegrafikaan.
G. Proses Pengembangan Instrumen
Instrumen wawancara relevansi materi kimia terhadap materi kimia di keperawatan, sebelumnya diuji validitasnya terlebih dahulu. Definisi validitas pengukuran menurut Wiersma (2009, hlm. 357) adalah tingkat instrumen dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Firman (2013) menyatakan alat ukur yang baik harus memiliki validitas yang tinggi. Validitas suatu alat ukur menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat ukur tersebut.
Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji validitas isi. Firman (2013) menyatakan bahwa validitas isi adalah validitas suatu alat ukur
dipandang dari segi “isi” bahan yang dicakup oleh alat ukur tersebut. Cara menilai atau menyelidiki validitas isi suatu alat ukur ialah dengan mengundang judgement (timbangan) kelompok ahli dalam bidang yang diukur. Pada penelitian ini instrumen wawancara kebutuhan bahan ajar dan relevansi materi kimia divalidasi oleh 5 dosen ahli dalam bidang pendidikan kimia. Perolehan hasil validasi selanjutnya dihitung dengan menggunakan CVR (Content Validity Ratio).
CVR (Content Validity Ratio) digunakan untuk mengukur indeks keshahihan berdasarkan validasi isi secara kuantitatif. Validasi isi berkenaan dengan kevalidan suatu alat ukur dipandang dari segi isi (content) materi pelajaran yang melibatkan para ahli untuk menilai. Rumus CVR adalah :
CVR = Keterangan :
ne : jumlah ahli yang setuju
(25)
30
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
Wilson, Pan, dan Schumsky (2012, hlm. 206) dalam analisis perhitungan terhadap nilai CVRtabel, diperoleh nilai baru untuk CVRtabel yang merupakan acuan dari CVRtabel Lawshe (1975) seperti yang tertera pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Nilai kritis untuk Content Validity Ratio (CVR) Nilai signifikan untuk uji satu pihak (one tailed test)
0,10 0,05 0,025 0,01
Nilai signifikan untuk uji dua pihak (two tailed test)
N 0,20 0,10 0,05 0,02
5 0,573 0,736 0,877 0,990
6 0,523 0,672 0.800 0,990
7 0,485 0,622 0,741 0,974
8 0,453 0,582 0,693 0,911
Penelitian ini menggunakan validator sebanyak 5 orang dengan α = 0,05 sehingga nilai kritis untuk uji satu pihak adalah 0,736. Butir pertanyaan dalam instrumen wawancara relevansi materi kimia terhadap materi di keperawatan dalam penelitian ini yang digunakan adalah yang memiliki nilai CVR di atas 0,736.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data No. Alat Pengumpul
Data Jenis data Sumber Data
1 Wawancara
Relevansi materi kimia terhadap meteri di keperawatan
Guru-guru kimia dan guru-guru mata pelajaran dasar program dan paket
keahlian keperawatan 2 Reviu/Validasi Kelayakan materi
Dosen Pendidikan Kimia Kelayakan peta konsep,
struktur makro, dan multipel representasi Kesesuaian konsep dengan penulisan ide pokok
Kelayakan bahan ajar Guru Kimia 3 Angket Respon keterpahaman
siswa dan penulisan ide pokok
(26)
31
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
Keterangan tentang teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara relevansi materi kimia dilakukan pada 3 guru kimia dan guru-guru mata pelajaran di program keahlian keperawatan. Guru keperawatan yang diwawancarai adalah guru yang mengajar pada mata pelajaran (1) anatomi dan fisiologi, (2) kebutuhan dasar manusia, (3) K3LH / keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup, (4) ilmu penyakit, (5) keterampilan dasar tindakan keperawatan, (6) kesehatan reproduksi, (7) tumbuh kembang manusia, dan (8) ilmu kesehatan masyarakat.
2. Pengumpulan data pada aspek keterpahaman dilakukan dengan cara:
a. Siswa menuliskan ide pokok dari tiap materi yang terdapat dalam bahan ajar asam basa pada kolom yang disediakan;
b. Siswa menentukan tingkat keterpahaman terhadap materi, gambar, dan tabel pada bahan ajar ( mudah, sedang, dan sulit).
I. Teknik Analisis Data 1. Analisis Hasil Wawancara
Hasil wawancara kebutuhan bahan ajar dan relevansi materi dianalisis secara deskriptif.
2. Analisis hasil validasi kesesuaian materi, angket validasi kelayakan peta konsep, struktur makro dan multipel representasi, dan angket validasi kesesuaian konsep dengan penulisan ide pokok dianalisis secara deskriptif. 3. Analisis keterpahaman bahan ajar
Data yang diperoleh dari uji aspek keterpahamn bahan ajar diolah melalui tahapan berikut ini:
a. Mengelompokkan tingkat keterpahaman materi menurut siswa menjadi kategori mudah, sedang, dan sulit.
b. Menghitung persentase tingkat keterpahaman materi, gambar, dan atau tabel tiap kategori.
c. Memberikan skor tiap ide pokok yang dituliskan oleh siswa. Setiap ide pokok yang benar diberi skor 1 dan ide pokok yang salah diberi skor 0.
d. Menghitung persentase jawaban ide pokok siswa.
e. Mendeskripsikan data yang diperoleh untuk mengetahui tingkat keterpahaman bahan ajar.
(27)
32
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
4. Analisis hasil validasi kelayakan bahan ajar
Data hasil validasi terhadap bahan ajar yang dikembangkan, dianalisis secara deskriptif.
(28)
86
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal berikut:
1. Kriteria bahan ajar kimia untuk siswa SMK keperawatan adalah mengungkap pengetahuan dasar kimia dalam konteks yang relevan dengan kebutuhan program keahlian keperawatan dan materi yang disajikan menunjang keterampilan keperawatan.
2. Berdasarkan hasil pemetaan materi kimia di keperawatan, materi kimia yang relevan dengan dengan program keahlian keperawatan diantaranya materi dan perubahannya; unsur, senyawa, dan campuran; reaksi kimia; larutan; asam basa; laju reaksi; termokimia, sifat koligatif larutan; sistem koloid; hidrokarbon dan turunannya; makromolekul (polimer); biomolekul; atom; hidrolisis; larutan penyangga; kimia lingkungan dan kimia nuklir.
3. Pengembangan bahan ajar kimia untuk siswa SMK kesehatan program keahlian keperawatan dilakukan dengan tahapan seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi. Hasil yang diperoleh pada tahapan seleksi berupa indikator dan konsep hasil dari pengembangan Kompetensi Dasar (KD); dan nilai. Kemampuan yang dituntut dalam KD dan indikator antara lain menjelaskan dan mengklasifikan unsur, senyawa, dan campuran; menuliskan simbol kimia unsur dan rumus kimia senyawa; dan menganalisis fungsi unsur dan senyawa penyusun tubuh serta fungsi campuran untuk kesehatan tubuh. Nilai yang ditanamkan pada konsep unsur, senyawa, dan campuran adalah religius, disiplin, rasa ingin tahu, komunikatif atau bersahabat, kreatif, dan mandiri. Hasil yang diperoleh pada tahapan strukturisasi berupa peta konsep, struktur makro, dan multipel representasi dari materi unsur, senyawa, dan campuran. Penyusunan peta konsep diperoleh diperoleh konsep unsur, senyawa, dan campuran diletakkan di bawah konsep yang paling inklusif yaitu konsep materi. Konsep-konsep yang kurang inklusif diletakkan di bawah konsep unsur, senyawa, dan campuran. Hasil penyusunan struktrur makro berupa konsep unsur, senyawa, dan campuran secara urut pada dimensi progresi. Selanjutnya tiap konsep diperinci dan diperdalam pada
(29)
87
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
dimensi elaborasi. Hasil penyusunan multipel representasi berupa penjelasan konsep unsur, senyawa, dan campuran pada level makroskopik, submikroskopik, dan simbolik. Hasil karakterisasi menunjukkan konsep yang sulit karena kompleks adalah tabel periodik klasifikasi unsur, gambar air, definisi campuran, dan gambar campuran homogen antara air dengan garam dapur. Konsep yang sulit karena kompleks adalah konsep karakteristik rumus kimia senyawa, dan gambar tentang rumus kimia senyawa. Pada tahapan reduksi, dilakukan reduksi materi yang sulit. Gambar dan tabel yang sulit direduksi dengan memberikan penjelasan terhadap gambar dan tabel tersebut. Sementara itu materi rumus kimia senyawa direduksi dengan partikularisasi dan penjelasan dengan gambar. Materi definisi campuran direduksi dengan partikularisasi dan penggunaan percobaan. Setelah reduksi, dilakukan uji kelayakan bahan ajar.
4. Berdasarkan hasil uji keterpahaman, sebagian besar siswa dapat menuliskan ide pokok dengan benar. Teks yang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa adalah teks yang berupa gambar. Siswa sulit menafsikan makna dari gambar yang disajikan. Adapun uraian konsep yang sulit adalah konsep tentang karakteristik rumus kimia senyawa, dan definisi campuran.
5. Berdasarkan hasil uji kelayakan bahan ajar kimia untuk siswa SMK program keahlian keperawatan, dapat dinyatakan bahwa bahan ajar yang dikembangkan telah memenuhi kriteria kelayakan menurut BSNP (2014) berdasarkan aspek isi, penyajian, kebahasaan, maupun kegrafikaan.
B. Implikasi Dan Rekomendasi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan bahan ajar kimia, khususnya untuk siswa SMK bidang keahlian kesehata program keahlian keperawatan. Bahan ajar yang dikembangkan memperhatikan aspek relevansi kimia dengan materi keperawatan. Hal itu dimaksudkan agar siswa memahami keterkaitan materi kimia dengan materi di keperawatan sehingga siswa termotivasi dalam mempelajari kimia. Dengan demikian siswa dapat memahami materi kimia dengan baik dan benar. Adanya pemahaman kimia yang baik diharapkan dapat membantu siswa memahami materi-materi di keperawatan. Sebagaimana diketahui bahwa kimia adalah materi
(30)
88
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
dasar yang diperlukan untuk siswa kesehatan, termasuk kimia. Selama ini, guru mengalami kesuliatan mendapatkan bahan ajar yang relevan dengan keperawatan. Oleh karena itu, adanya bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini diharapkan juga dapat membantu guru dalam pembelajaran dan memotivasi siswa dalam belajar kimia dengan mengaitkan materi kimia di keperawatan.
Adapun rekomendasi-rekomendasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang menguji keterpahaman bahan ajar yang telah dibuat pada beberapa siswa di beberapa sekolah SMK kesehatan program keahlian keperawatan
2. Penelitain lanjutan yang menguji efektivitas bahan ajar dirasa perlu agar diketahui efektivitas bahan ajar yang dikembangkan
3. Penelitian-penelitian pengembangan bahan ajar kimia untuk siswa SMK keperawatan yang lain dapat dilakukan pada materi kimia lain dengan mempertimbangkan aspek relevansi materi kimia di keperawatan
4. Adanya penelitian lain tentang bahan ajar kimia di SMK pada bidang keahlian ataupun program keahlian yang lain dengan mempertimbangkan aspek relevansi kimia pada bidang keahlian ataupun program keahlian tersebut.
(31)
89
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. (2012). Pembelajaran membaca berbasis pendidikan karakter. Bandung: PT Refika Aditama.
Abidin, Y. (2014). Desain sistem pembelajaran : dalam konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT Refika Aditama.
Anthony, C.P & Thobodeau, G.A. (1983). Textbook of anatomy & physiology. London: The C.V. Mosby Company.
Anwar, S. (2014). Pengolahan bahan ajar : Bahan perkuliahan bahan ajar. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Apriliani, M. Y. (2015). Pengembangan prosedur tahap karakterisasi pengolahan bahan ajar 4STMD (four steps teaching material development) dan aplikasinya pada pokok bahasan laju reaksi. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Birisci, S. & Metin, M. (2010). Developing an instructional material using a concept cartoon adapted to the 5E model : a sample of teaching erosion. Journal of Asia-Pasific Forum on Science Learning &Teaching, 11(1), hlm. 1-16.
Bloom, R. D., Halpin, M.J & Reiter, J. (2011). Teaching high school chemistry in the context of pharmacology helps both teachers and students learn. Journal of Chemical Education. 88, hlm. 744-750.
BSNP. (2014). Instrumen Penilaian Buku Tahun 2014. Jakarta : BSNP. (Online). http://bsnp-indonesia.org/id/?p=1340.
Caon, M. & Treagust, D. (1993). Why Do Some Nursing Students Find Their Science Course Difficult?. Journal of Nursing Education, 32(6), hlm. 255-259.
Cree, L. & Rischmiller, S. (2006). Sains dalam keperawatan (science in nursing): fisika, kimia, biologi. Diterjemahkan oleh Palupi Widyatusti. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Jakarta: Depdikbud.
Devetak, I., Vogrine, J., & , S. & Glazar, S.A. (2009). Assessing 16-year-old student’s understanding of aqueous solution at submicroscopic level. Research in Science Education, 39, hlm. 157-179.
(32)
90
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
El-Farargy N. (2009). Chemistry for student nurses : Application based learning. Journal of Chemistry Education Research and Practice. 10, hlm. 250-260. Firman, H. (2013). Evaluasi pembelajaran kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan
Kimia Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Pendidikan Indonesia.
Gall, M.D.,Gall, J.P., & Borg, W. (2003). Educational research. An Introduction. Boston: Pearson Education.
Ganong, W.F. (2008). Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Green, J.H. (2002). Pengantar fisiologi tubuh manusia. Tangerang : Binarupa Aksara.
Godin,E.A. et al. (2014). Alcohol pharmacology education partnership: using chemistry and biology concepts to educate high school students about alcohol. Journal of Chemical Education. 91, hlm. 165-172.
Hall, P. & Evans, W. (2006). Open learning support for foundation chemistry as taught to health science students. Journal of Chemistry Education Research and Practice, 7(3), hlm. 185-194.
Harjanto. (2008). Perencanaan pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hidayat, A. A. A. (2009). Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Holbrook, J. (2005). “Making chemistry teaching relevant”. Journal of Chemical
Education International. 6(1), hlm. 1-12.
Ibrahim, R. & Syaodih, S. (2010). Perencanaan pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Ika, L. (2013). Pengembangan bahan ajar berbasis kompetensi. Padang: Akademia Permata.
James, J., Baker, C., & Swain, H. (2008). Prinsip-prinsip sains untuk keperawatan. Diterjemahkan oleh Indah Retno Wardhani. Jakarta : Erlangga.
Kern, A.L., et.al. (2010). A qualitative report of the ways high school chemistry students attempt to represent a chemical reaction at the atomic/molecular level. Chemistry Education Research and Practice, 11, hlm. 165-172.
(33)
91
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
Kunandar. (2009). Guru profesional : implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) dan sukses dalam sertifikasi guru. Jakarta : Rajawali Press.
Lawshe, C. H. (1975). A quantitative approach to content validity. content validity II. A Conference Held at Bowling Green State University, July 18, 1975, 28, hlm. 563-575.
Lickona, T. (2012). Educating for character: Mendidik untuk membentuk karakter. Diterjemahkan Oleh Juma Abdu Wamaungo. Jakarta: Bumi Aksara.
Mader, S.,S. & Windelspecht, M. (2014). Human biology. Thirteenth Edition. New York: McGrawHill.
Majid, A dan Andayani, D. (2012). Pendidikan karakter perspektif islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mortaki, S. (2012). The Contribution of Vocational Education and Training n the Preservation and Diffusion of Cultural Heritage in Greece: The Case of the
Specialty “Guardian of Museums and Archaeological Sites. International
Journal of Humanities and Social Science, 2(24), hlm. 51-58. Mulia, R. M. (2005). Kesehatan lingkungan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Mulyana, R. (2011). Mengartikulasikan pendidikan nilai. Bandung: Alfabeta. Ozdemir Atac, I.B. & Kabapnar F. (2011). Secondary student’s use of
submolecular representation: how compatable they are with the accepted models. Western Anatolia Journal of Educational Science. ISSN 1308-8971.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Permendikbud No.60 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan / Madrasah Aliyah Kejuruan. Prastowo A. (2013). Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Jogjakarta:
DIVA Press.
Puslitjaknov, Tim. (2008). Metode penelitian pengembangan. Jakarta: Pusat Penelitian dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.
Rahayu, S. & Kita, M. (2010). An analysis of Indonesian and Japanese student’s understanding of macroscopic and submicroscopic levels of representing matter and its change. International Journal of Science & Mathematic Education, 8, hlm. 667-688.
(34)
92
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
Ramnarain, U. & Joseph, Aleyamma. (2012). Learning difficulties experience by grade 12 South African students in the chemical representation of phenomena. Chemistry Education Research and Practice, 13, hlm. 462-470.
Reksoatmodjo, T. N. (2010). Pengembangan kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan. Bandung: Refika Aditama.
Samani, M. & Hariyanto. (2013). Konsep dan model pendidikan karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, W. (2011). Kurikulum dan pembelajaran : Teori dan praktik pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Sari, N.I. (2014). Konstruksi buku ajar senyawa organik smk program keahlian agrobisnis rumput laut. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Scalisse, K. et al. (2006). Contrasting the expectations for student understanding of chemistry with levels achieved : a brief case-study of student nurses. Journal of Chemistry Education Research and Practice. 7(3), hlm. 170-184.
Setiadi, (2007). Anatomi dan fisiologi manusia. Yogyakarta: Graha ilmu.
Setiadi. (2014). Penerapan analisis wacana dalam pengembangan bahan ajar. Materi pokok pada kegiatan workshop penulisan bahan ajar di jurusan pendidikan kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Silfianah, (2015). Analisis kebutuhan bahan ajar untuk siswa SMK Bidang Keahlian Kesehatan Program Keahlian Keperawatan. Laporan Penelitian. Silfianah. (2011). Pengembangan Lembar Kerja Siswa berbasis pembelajaran
langsung untuk siswa SMK Analis Kimia. (Skripsi). Universitas Negeri Surabaya.
Situmorang, M. (2013). Pengembangan buku ajar kimia SMA melalui inovasi pembelajaran dan integrasi pendidikan karakter untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung.
Snowman & McCown, 2012. Psychology applied to teaching. Thirteenth edition. Warsworth: Cengage Learning.
Somadayo, S. (2011). Strategi dan teknik dalam pembelajaran membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu.
(35)
93
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
Stojanovska, M.I., Soptrajanov, B.T., & Petrusevski, V.M. (2012). Adressing mis conceptions about the particulate nature of matter among Secondary-School and High-Secondary-School students in the Republic of Macedonia. Scientific Research, 39(3), hlm. 619-631.
Tortora, G.J. & Derrickson, B. (2011). Principles of anatomy & physiology : organization, support and movement, and control system of the human body. 13th Edition. Hoboken : John Wiley & Sons.
Triyono, dkk. (2009). Pengembangan Bahan Ajar. Materi Diklat Training of Trainer Calon Tenaga Pengajar/Dosen Lingkungan Badiklat Perhubungan. Magelang : Kerjasama Badan Diklat Departemen Perhubungan dengan Magister Sistem dan Teknik Transportasi Universitas Gadjah Mada dan Akademi Militer Magelang.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Vaino, K., Holbrook,J., & Rannikmae,M. (2012). Stimulating Students’ instrinsic motivation for learning chemistry through the use of context-based Learning modules. Chemistry Education Research and Practice. 13, hlm. 410-419.
Wiersma, W. & Stephen G.J. (2009). Research methods in Education. Ninth Edition. Boston: Pearson Education, Inc.
Wiguna, F.W. (2014). Kajian teoritik tahap strukturisasi pengolahan bahan ajar 4s tmd dilihat dar aspek filosofis, aspek psikologis, aspek didaktis dan aplikasinya pada pokok bahasan larutan asam basa. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Wilson, R., Pan, W., & Schumsky, D.A. (2012). Recalculation of the critical
values for lawshe’s content validity ratio. Measurement and Evaluation in
Counseling and Development, 45(3), hlm. 197-210.
Yakmaci-Guzel, B. & Adadan, E. (2013). Use of multiple representations in developing preservice chemistry teachers’s understanding of the structure of matter. International Journal of Enviromental & Science Education. 8 (1), hlm. 109-130.
(36)
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
LAMPIRAN 1. LEMBAR INSTRUMEN WAWANCARA UNTUK GURU KIMIA, DAN GURU KEPERAWATAN TENTANG RELEVANSI MATERI KIMIA TERHADAP MATERI KEPERAWATAN
Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pendapat Anda tentang relevansi (kesesuaian) materi kimia berikut ini dengan materi-materi keperawatan? a. Materi dan Perubahannya (wujud materi dan perubahannya
Pengelompokan materi berdasarkan wujudnya
Pengelompokan materi berdasarkan susunannya
Sifat materi (kimia dan fisis)
Perubahan materi (perubahan fisis dan kimia) b. Unsur, senyawa, dan campuran
Unsur (nama unsur, lambang unsur, unsur di alam)
Senyawa
Campuran
Perbedaan unsur, senyawa dan campuran
Teknik pemisahan campuran c. Persamaan reaksi
(37)
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
Pertanyaan Jawaban
d. Teori atom dan konfigurasi elektron
Atom dan lambang atom
Perkembangan teori atom (Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr, dan mekanika kuantum)
Konfigurasi elektron
Tabel periodik e. Ikatan Kimia
Ikatan ion
Ikatan kovalen
Kepolaran molekul
f. Tata Nama Senyawa Sederhana
Penamaan senyawa biner
Penamaan senyawa ion,
Penamaan senyawa terner g. Hukum Dasar Kimia
Hukum kekekalan massa
(38)
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
Pertanyaan Jawaban
Hukum perbandingan berganda
Hukum perbandingan volume h. Konsep Mol
Atomic Relative Mass (Ar)
Molecule Relative Mass (Mr)
Mol
Hubungan persamaan reaksi dengan mol zat
Hubungan mol dengan massa dan volume i. Reaksi Kimia
Reaksi pembentukan (reaksi pengabungan)
Reaksi penguraian
Reaksi pengendapan
Reaksi pertukaran tunggal (pendesakan)
Reaksi metatesis (reaksi pertukaran ganda)
Reaksi netralisasi
Reaksi pembakaran,
(39)
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
Pertanyaan Jawaban
Reaksi kesetimbangan j. Elektrokimia
Sel volta (sel primer, sel skunder)
Sel elektrolisis
Hukum Faraday
Korosi dan pencegahannya
Penyepuhan logam k. Larutan
Macam-macam larutan
Konsentrasi Larutan
Larutan elektrolit dan non elekrolit l. Asam Basa
Teori asam basa
Ciri-ciri asam basa
Derajat kekuatan asam basa
pH asam basa
(40)
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
Pertanyaan Jawaban
Larutan penyangga m. Kesetimbangan Kimia
Kesetimbangan dinamis
Prinsip kesetimbangan
Tetapan kesetimbangan
Faktor-faktor penyebab pergeseran kesetimbangan
Reaksi kesetimbangan di industri kimia n. Laju Reaksi
Laju reaksi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi (pengaruh suhu pada metabolisme tubuh)
Hukum-Hukum laju reaksi
Orde reaksi
Aplikasi laju reaksi (peranan luas permukaan dan katalis heterogen)
o. Termokimia
(41)
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
Pertanyaan Jawaban
Reaksi endoterm
Entalpi reaksi dan perubahannya
Hukum Hess
p. Sifat koligatif larutan non elektrolit dan elektrolit
Penurunan tekanan uap
Kenaikan titik didih
Penurunan titik beku
Tekanan osmotik
Aplikasi sifat koligatif (penjernihan air dengan osmosis balik, cairan infus)
q. Sistem Koloid
Macam-macam koloid
Pembuatan koloid
Sifat-sifat koloid
Aplikasi koloid (pembersihan darah dengan dialisis) r. Hidrokarbon dan turunanannya
(42)
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
Pertanyaan Jawaban
Tatanama senyawa hidrokarbon
Isomer
Kegunaan senyawa hidrokarbon
Penggolongan senyawa hidrokarbon
alkohol, alkanon, aldehid, eter, asam karboksilat, ester s. Makromolekul (polimer)
Monomer
Polimerisasi
Klasifikasi polimer
Tatanama polimer
Sifat-sifat polimer t. Biomolekul
Karbohidrat
Lemak
Protein
u. Pemisahan Kimia dan Analisis Kuantitatif (pemisahan zat dari campuran dan mengukur kadar suatu zat)
(43)
Ifah Silfianah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT
Pertanyaan Jawaban
Pemisahan (pengayakan, filtrasi, sentrifugasi, kristalisasi, dan destilasi)
Gravimetri
Volumetri
2. Selain materi kimia yang disebutkan di atas, adakah materi kimia lain yang relevan (sesuai) dan dibutuhkan untuk memahami materi-materi di program keahlian keperawatan? Jika ada, apa dan bagaimana relevansinya terhadap materi keperawatan? Misalnya kimia nuklir
3. Dari materi kimia yang diajarkan, adakah materi kimia yang tidak relevan (sesuai) dengan materi-materi di program keahlian keperawatan? Jika ada, materi kimia apa? Sebutkan!
Bandung, Februari 2015
(1)
Pertanyaan Jawaban
Hukum perbandingan berganda
Hukum perbandingan volume
h. Konsep Mol
Atomic Relative Mass (Ar)
Molecule Relative Mass (Mr)
Mol
Hubungan persamaan reaksi dengan mol zat
Hubungan mol dengan massa dan volume
i. Reaksi Kimia
Reaksi pembentukan (reaksi pengabungan)
Reaksi penguraian
Reaksi pengendapan
Reaksi pertukaran tunggal (pendesakan)
Reaksi metatesis (reaksi pertukaran ganda)
Reaksi netralisasi
Reaksi pembakaran,
(2)
Pertanyaan Jawaban
Reaksi kesetimbangan
j. Elektrokimia
Sel volta (sel primer, sel skunder)
Sel elektrolisis
Hukum Faraday
Korosi dan pencegahannya
Penyepuhan logam
k. Larutan
Macam-macam larutan
Konsentrasi Larutan
Larutan elektrolit dan non elekrolit
l. Asam Basa
Teori asam basa
Ciri-ciri asam basa
Derajat kekuatan asam basa
pH asam basa
(3)
Pertanyaan Jawaban
Larutan penyangga
m. Kesetimbangan Kimia
Kesetimbangan dinamis
Prinsip kesetimbangan
Tetapan kesetimbangan
Faktor-faktor penyebab pergeseran kesetimbangan
Reaksi kesetimbangan di industri kimia
n. Laju Reaksi
Laju reaksi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi
(pengaruh suhu pada metabolisme tubuh)
Hukum-Hukum laju reaksi
Orde reaksi
Aplikasi laju reaksi (peranan luas permukaan dan katalis
heterogen)
o. Termokimia
(4)
Pertanyaan Jawaban
Reaksi endoterm
Entalpi reaksi dan perubahannya
Hukum Hess
p. Sifat koligatif larutan non elektrolit dan elektrolit
Penurunan tekanan uap
Kenaikan titik didih
Penurunan titik beku
Tekanan osmotik
Aplikasi sifat koligatif (penjernihan air dengan osmosis
balik, cairan infus)
q. Sistem Koloid
Macam-macam koloid
Pembuatan koloid
Sifat-sifat koloid
Aplikasi koloid (pembersihan darah dengan dialisis)
r. Hidrokarbon dan turunanannya
(5)
Pertanyaan Jawaban
Tatanama senyawa hidrokarbon
Isomer
Kegunaan senyawa hidrokarbon
Penggolongan senyawa hidrokarbon
alkohol, alkanon, aldehid, eter, asam karboksilat, ester
s. Makromolekul (polimer)
Monomer
Polimerisasi
Klasifikasi polimer
Tatanama polimer
Sifat-sifat polimer
t. Biomolekul
Karbohidrat
Lemak
Protein
u. Pemisahan Kimia dan Analisis Kuantitatif (pemisahan zat
(6)
Pertanyaan Jawaban
Pemisahan (pengayakan, filtrasi,
sentrifugasi, kristalisasi, dan destilasi)
Gravimetri
Volumetri
2. Selain materi kimia yang disebutkan di atas, adakah materi
kimia lain yang relevan (sesuai) dan dibutuhkan untuk memahami materi-materi di program keahlian keperawatan? Jika ada, apa dan bagaimana relevansinya terhadap materi keperawatan? Misalnya kimia nuklir
3. Dari materi kimia yang diajarkan, adakah materi kimia yang
tidak relevan (sesuai) dengan materi-materi di program keahlian keperawatan? Jika ada, materi kimia apa? Sebutkan!
Bandung, Februari 2015