PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT.

(1)

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL

DEVELOPMENT

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan IPA

Disusun oleh :

Aisyah Hasyim 1302683

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM MAGISTER (S2)


(2)

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

TAHUN 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL

DEVELOPMENT

Oleh

Aisyah Hasyim, S.Pd.

Universitas Pendidikan Indonesia, 2015

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

 Aisyah Hasyim 2015 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

HALAMAN PENGESAHAN TESIS

AISYAH HASYIM

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL

DEVELOPMENT

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Dr. Sjaeful Anwar NIP. 196208201987031002

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan IPA


(4)

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dr. Phil. Ari Widodo, M.Ed.

NIP. 196705271992031001

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Tema Laut untuk Siswa SMP Melalui Four Steps Teaching Material Development ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar

karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,


(5)

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan tesis ini. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya yang mengikuti sunah-sunahnya sampai akhir zaman. Aamin. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan IPA pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Tesis ini berjudul “Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Tema Laut untuk Siswa SMP Melalui Four Steps Teaching Material Development”. Tesis ini memaparkan bagaimana bahan ajar IPA terpadu yang betema laut dikembangkan dan penguasaan konsep siswa setelah belajar menggunakan bahan ajar yang dikembangkan ini sebagai bahan ajar pendamping. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Penulis menyadari akan segala keterbatasan dan kekurangan dari tesis ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi pengembangan pembelajaran di masa depan.


(6)

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bandung, Oktober 2015

Penulis

UCAPAN TERIMAKASIH

Dalam penyelesaian tesis ini, penulis tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan dorongan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Sjaeful Anwar., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan sabar dan kesungguhan sampai terselesaikannya tesis ini.

2. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan IPA yang telah terlibat dalam proses validasi pada penyusunan bahan ajar dan memberikan bimbingan ilmunya selama penulis menjalani perkuliahan di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Bapak/Ibu guru SMP yang terlibat sebagai validator dalam uji kelayakan bahan ajar.

4. Bapak dan Ibu yang sangat saya sayangi, Bapak H. Achmad Hasjim dan Ibu Hj. Nur Maslamah. Terimakasih atas doa dan segala dukungan yang telah diberikan.

5. Adik saya, M. N. Alam Hasyim. Terimakasih atas doa dan dukungannya. 6. Teman-teman saya di kelas IPA A (Siklon) 2013. Terimakasih atas doa dan

kebersamaannya.


(7)

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis menjadikan amal kebaikan dan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang lebih baik. Aamiin.


(8)

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL

DEVELOPMENT

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar IPA terpadu tema laut yang berfungsi untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketidaktersediaan bahan ajar IPA tematik terpadu yang relevan dengan keadaan geografis lingkungan pembelajaran, salah satunya yaitu lingkungan dekat laut. Penelitian ini menggunakan metode Research and Developmet. Pengembangan bahan ajar menggunakan metode Four Steps Teaching Material and Development yang terdiri dari tahap seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi. Pada tahap seleksi diperoleh draft kumpulan materi satu dengan kesesuaian rata-rata antara indikator, uraian konsep, dan pengembangan nilai-nilai yang terkait sebesar 88% atau termasuk dalam kategori sangat sesuai. Pada tahap strukturisasi dilakukan penyusunan struktur bahan ajar melalui pembuatan peta konsep, struktur makro, dan multipel representasi. Pada tahap karakterisasi dilakukan uji keterpahaman yang meliputi tes penulisan ide pokok paragraf dan angket keterpahaman oleh 79 siswa SMP kelas VII, diperoleh hasil 11% paragraf bahan ajar memiliki karakter sulit. Hasil karakterisasi digunakan sebagai dasar reduksi pada konsep yang memiliki karakter sulit. Berdasarkan uji kelayakan diperoleh rerata kelayakan bahan ajar 3,6 dengan kriteria sangat layak. Nilai hasil evaluasi pemahaman konsep siswa setelah menggunakan bahan ajar sebagai bahan ajar penunjang yaitu 72 atau termasuk dalam kategori nilai di atas Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) yaitu 65. Efektivitas penggunaan bahan ajar yang dikembangkan terhadap pemahaman konsep siswa yaitu sebesar 0,85 atau termasuk dalam kategori large effect.

Kata kunci: bahan ajar, IPA terpadu, tema laut, Four Steps Teaching Material Development


(9)

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

OCEAN THEME INTEGRATED SCIENCE TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT FOR JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENT THROUGH

FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

ABSTRACT

This study aims to produce Sea Theme teaching material with integrated science which serves to enhance the student’s undestanding of the concept. This study is motivated by unavailability of thematic integrated science teaching material which relevant with learner’s geographical environment, one of them is the environment which close to the sea. This study uses Research and Developmet (R&D) method. This study use Four Steps Teaching Material and Development. The ocean theme teching material development consists of selecting, structuring, characterizing, and didactic reducing steps. The selecting step produce the first draft of teaching material which has suitability score of indicators, description of concept, and description of related values is 88%. In the structuring step, there is three things to do, which is making concept map, macrostructure, and multiple representation. In the characterizing step, there is understanding test which include main idea writing test and understanding questionnaire which done by 79 seventh grade student, then the result is 11% paragraphs of the teaching material have difficult character. These result are used as a basis for reduction in the next step. The eligibility test has the result that this teaching material’s eligibility score is 3,6. It’s mean that this teaching material is very eligibility. Based on the student’s undestanding test after used this teaching material as a suplement teaching material, it reach 72 point or include in the category value above KKM. The effectiveness of the use of teaching materials developed for students' understanding of the concept is equal to 0.85 or included in the large effect category.

Key words: teaching material, integrated science, ocean theme, Four Steps Teaching Material Development


(10)

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Halaman

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Definisi Operasional... 11

G. Struktur Organiasasi Tesis ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Bahan Ajar ... 14

B. Bahan Ajar IPA Terpadu ... 16

C. Bahan Ajar IPA Terpadu Tema Laut ... 17

D. Model Pengembangan Bahan Ajar... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 34

B. Prosedur Penelitian ... 37

C. Tempat dan Subjek Penelitian ... 38

D. Instrumen Penelitian ... 38

E. Prosedur Penelitian ... 42

F. Teknik Pengumpulan Data ... 43

G. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Proses Pengembangan Bahan Ajar Melalui Four Steps Teaching Material Development ... 49

2. Kelayakan Bahan Ajar IPA Terpadu yang Dikembangkan ... 56

3. Pemahaman Konsep Siswa Setelah Belajar Menggunakan Bahan Ajar IPA Terpadu Tema Laut yang Dikembangkan ... 57

4. Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep ... 57 B. Pembahasan


(11)

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Proses Pengembangan Bahan Ajar Melalui Four Steps Teaching

Material Development ... 57

2. Kelayakan Bahan Ajar IPA Terpadu yang Dikembangkan ... 75

3. Pemahaman Konsep Siswa Setelah Belajar Menggunakan Bahan Ajar IPA Terpadu Tema Laut yang Dikembangkan ... 92

4. Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep ... 94

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 96

B. Saran... ... ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99


(12)

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kriteria Skor Penilaian Validasi Kelayakan ... 40

3.2 Tafsiran Koefisien Reliabilitas ... 41

3.3 Kriteria Koefisien Validitas ... 41

3.4 Kriteria Interval Daya Pembeda ... 41

3.5 Kriteria Interval Tingkat Kesukaran ... 42

3.6 Kriteria Persentase Kesesuaian ... 45

3.4 Interpretasi Indeks Tingkat Kesukaran Paragraf ... 46

3.5 Interpretasi Skala Persentasi Angket Keterpahaman Siswa ... 46

3.6 Kriteria Validasi Analisis Nilai Rata-rata ... 47

3.7 Persentase Skor dan Tingkat Pemahaman Konsep ... 48

3.8 Kriteria Effect Size ... 48

4.1 Hasil Validasi Tahap Seleksi ... 49

4.2 Sistematika Bahan Ajar ... 50

4.3 Contoh Multipel Representasi dari Konsep-konsep yang Terdapat pada Bahan Ajar IPA Tema Laut ... 53

4.4 Jumlah Paragraf yang Harus Direduksi ... 55

4.5 Hasil Uji Kelayakan Bahan Ajar Tema Laut ... 56

4.6 Rata-rata Nilai Evaluasi pada Setiap Indikator ... 57

4.7 Perhitungan Effect Size ... 57

4.8 Kompetensi Dasar dan Indikator Sebelum Divalidasi ... 59

4.9 Kompetensi Dasar dan Indikator Setelah Divalidasi ... 61

4.10 Rubrik Penilaian Karakterisasi ... 66

4.11 Contoh Paragraf yang Harus Direduksi ... 67

4.12 Contoh Kisi-kisi Reduksi Konsep pada Bahan Ajar ... 68

4.13 Hasil Uji Kelayakan Isi Bahan Ajar Tema Laut... 76

4.14 Hasil Uji Kelayakan Kebahasaan Bahan Ajar Tema Laut ... 82

4.15 Hasil Uji Kelayakan Komponen Penyajian Bahan Ajar Tema Laut ... 87

4.16 Hasil Uji Kelayakan Keterpaduan Bahan Ajar Tema Laut ... 90


(13)

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Model ADDIE diadaptasi dari Principles of Instructionsl Design ... 19

2.2 Model pengembangan bahan ajar Dick and Carey (2001) ... 23

3.1 Langkah-langkah Metode Research and Development menurut Sugiyono (2009) ... 34

3.2 Langkah-langkah Metode Research and Development menurut Sugiyono (2009) yang telah diadaptasi ... 35

3.3 Alur Pengembangan Bahan Ajar ... 37

4.1 Peta Konsep Air Laut ... 51

4.2 Struktur Makro Bab 1. Air Laut ... 52

4.3 Diagram Batang Kelayakan Bahan Ajar ... 56

4.4 Bagan keterkaitan materi pada tema laut melalui tipe keterpaduan webbed ... 58

4.5 Bagan Alur Proses Seleksi ... 59

4.6 Bagan Alur Proses Strukturisasi ... 63

4.7 Bagan Alur Proses Karakterisasi ... 66

4.8 Halaman Pendahuluan ... 70

4.9 Fitur Key Words pada Awal Bab ... 70

4.10 Fitur The Scene pada Awal Bab. ... 71

4.11 Tabel SK – KD - Indikator Pada Bab. ... 71

4.12 Fitur Why? di Dalam Bahan Ajar. ... 72

4.13 Fitur News di Dalam Bahan Ajar ... 72

4.14 Fitur Good to Know di Dalam Bahan Ajar ... 72

4.15 Fitur Let’s Do It! di Dalam Bahan Ajar ... 73

4.16 Fitur Let’s Make It! di Dalam Bahan Ajar ... 73

4.17 Fitur Reflection di Dalam Bahan Ajar ... 74

4.18 Fitur Rangkuman pada Akhir Bab ... 74

4.19 Fitur Evaluation pada Akhir Bab ... 74

4.20 Halaman Buatlah Mind Map-mu! pada Akhir Bab ... 75

4.21 Halaman Peta Konsep ... 75

4.22 Diagram Batang Kelayakan Isi Bahan Ajar ... 77


(14)

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.24 Diagram Batang Kelayakan Komponen Penyajian Bahan Ajar ... 87

4.25 Diagram Batang Kelayakan Keterpaduan Bahan Ajar ... 90

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1 Instrumen Tahap Seleksi ... 104

2 Hasil Tahap Strukturisasi ... 131

3 Instrumen Karakterisasi Bahan Ajar ... 148

4 Data Hasil Karakterisasi ... 181

5 Proporsi Tingkat Kesukaran Paragraf Berdasarkan Tes Penulisan Ide Pokok ... 187

6 Persentase Tingkat Kesukaran Paragraf Berdasarkan Angket Keterpahaman ... 188

7 Kisi-kisi Reduksi Didaktis ... 189

8 Halaman Petunjuk Penggunaan Buku ... 196

9 Hasil Tes Penulisan Ide Pokok ... 200

10 Instrumen Validasi Kelayakan Bahan Ajar IPA Tema Laut Kelas VII .. 201

11 Hasil Validitas, Reliabilitas, dan Kisi-kisi Soal Uji Coba Pemahaman Konsep ... 207

12 Draft Kumpulan Materi 1 ... 213

13 Kisi-kisi Soal Pemahaman Konsep Siswa Setelah Menggunakan Bahan Ajar ... 231

14 Hasil Penyekoran Jawaban Soal Uji Pemahaman Konsep ... 235

15 Skor Kelayakan Bahan Ajar ... 236

16 Uji Statistik Data Pretest dan Posttest ... 241

17 Pengolahan Effect Size ... 242


(15)

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembelajaran yang efektif tidak hanya akan meningkatkan minat siswa pada mata pelajaran tetapi juga dapat meningkatkan prestasi siswa. Dalam hal ini, untuk mencapai proses pembelajaran yang efektif dibutuhkan bahan ajar. Bahan ajar adalah alat bantu dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk memfasilitasi kegiatan pembelajarannya sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran (Nwike, 2013). Bahan ajar memberikan banyak kemudahan kepada guru dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa secara akurat, tepat, jelas, dan dapat dimengerti dalam membangun bagan ilmu pengetahuan dan memungkinkan siswa untuk memahami ide-ide yang kompleks menjadi sederhana (Saglam, 2011).

Disadari atau tidak, bahan ajar yang dalam hal ini adalah buku teks telah sangat mendominasi pembelajaran di sekolah-sekolah (Jobrack, 2011). Bahkan buku teks telah melampaui penyebaran informasi oleh media lain di sekolah. Buku teks memainkan peran penting terhadap apa yang diajarkan bahkan metode apa yang digunakan untuk mengajar siswa (Robinson, 2014). Bahan ajar dapat memberikan guru dan siswa pengalaman belajar. Bahan ajar juga dapat menjadi solusi terhadap hambatan bahasa dan memudahkan kesulitan sehingga pada akhirnya menjadikan pelajaran menjadi lebih bermakna. Bahan ajar dapat menghemat waktu dan dengan demikian memungkinkan siswa mencapai tujuan pembelajaran secara lebih cepat dan efektif. Bahan ajar juga dapat membantu menyederhanakan dan menekankan fakta serta memperjelas permasalahan yang dapat dijadikan bahan belajar bagi siswa. Selain itu, bahan ajar dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas metode pembelajaran (Kamal, 2013).

Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual akan menjadikan proses belajar lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan


(16)

2

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sisi bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang relevan akan membentuk skema kognitif sehingga anak memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar IPA, kebulatan pandangan tentang kehidupan, dunia nyata, dan fenomena alam dapat direfleksikan melalui pembelajaran terpadu (Pusat Kurikulum, 2006).

IPA terpadu telah menjadi bahan kajian di tengah kalangan peneliti pendidikan sejak puluhan tahun yang lalu (Chisman, 1990). Hal ini terbukti pada telah diselenggarakannya konferensi internasional IPA terpadu yang pertama pada tahun 1968 dan berlangsung di Droujba, Bulgaria. Konferensi ini diselenggarakan atas dukungan Unesco. Fensham dalam Chisman (1990) menyatakan model kurikulum untuk IPA terpadu pada tingkat pendidikan dasar dan menengah harus berfokus pada pengetahuan alam yang faktual dan teoritis untuk meningkatkan kemampuan menyelidiki dan menalar. Kemampuan penyelidikan dan penalaran ini berdampak pada sikap terhadap ilmu pengetahuan serta hubungan ilmu pengetahuan di dalam masyarakat.

Berbagai penelitian mengenai IPA terpadu telah dilakukan, salah satunya adalah “The Project Integrated Science for 12-1 6 Year Olds” yang dilakukan oleh National Institute for Curriculum Development di Belanda. Di dalam penelitian tersebut dirancang sebuah pembelajaran yang menarik dan bermanfaat untuk kehidupan siswa di masa yang akan datang. Tujuan utama dari penelitian ini agar siswa dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilan ilmiah mereka yang meliputi mata pelajaran biologi, kimia, fisika, geografi, dan teknologi pertanian dalam kehidupan sehari-hari. Masalah besar yang dijumpai pada awal proyek ini adalah tidak tersedianya bahan ajar yang memadai. Sehingga kemudian diputuskan untuk melakukan pengembangan bahan ajar pada dua tahun pertama dari penelitian. Karakteristik penting dari bahan ajar yang dikembangkan adalah kontekstual, berorientasi, dan terpadu. Selain itu, bahan ajar juga harus dapat memotivasi siswa dan sesuai untuk semua tingkatan siswa (Boersma, 1990).

Faktor bahan ajar dalam pembelajaran IPA terpadu merupakan masalah tersendiri karena bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran IPA terpadu memiliki karakteristik yang berbeda dengan bahan ajar pada pembelajaran yang


(17)

3

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terpisah-pisah antar bidang IPA. Menanggapi hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menerbitkan buku mata pelajaran IPA kelas VII yang disusun untuk membantu siswa dalam mempelajari dan memahami konsep IPA sesuai kompetensi dasar yang diharapkan dalam kurikulum. Pemerintah mewajibkan penggunaan buku IPA kelas VII SMP yang telah diterbitkan oleh Kemendikbud tersebut di seluruh Indonesia.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Syatriana, dkk dalam Anwar (2015) ditemukan bahwa umumnya guru-guru di Indonesia tidak mempertimbangkan bahan ajar yang digunakan. Guru enggan memilih bahan ajar yang sesuai sehingga berakibat pada penggunaan bahan ajar yang diwajibkan oleh pemerintah saja. Keberadaan satu buku untuk seluruh siswa SMP kelas VII di Indonesia dinilai kurang mencukupi kebutuhan pembelajaran. Dibutuhkan bahan ajar sebagai sumber referensi lain bagi siswa.

Pada kenyataannya, tidak sedikit buku pelajaran yang beredar belum menunjukkan keterpaduan antar bidang kajian IPA. Misalnya pada analisis yang dilakukan Noeraida (2015) terhadap Buku BSE yaitu Buku Pembelajaran IPA Terpadu dan Kontekstual yang ditulis oleh Fauziah, dkk., dan Buku Alam Sekitar: IPA Terpadu yang ditulis oleh Puspita, dkk. Hasil analisis menunjukkan bahwa materi atau topik yang terdapat dalam buku-buku tersebut telah sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) di dalam Kurikulum 2006. Namun buku tersebut belum menujukkan keterpaduan antara Fisika, Biologi, Kimia, dan IPBA (Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa).

Kesenjangan yang terjadi antara penyajian IPA secara terpadu yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan fakta di lapangan bahwa bahan ajar IPA yang beredar di pasaran belum menyajikan keterpaduan IPA secara sepenuhnya perlu dicari solusinya. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengembangan bahan ajar secara sistematis, sesuai antara keluasan dan kedalaman materi, sesuai dengan sistematika kurikulum yang telah ditetapkan. Selain itu juga sesuai dengan prinsip pengembangan IPA terpadu yang melatih siswa untuk dapat menemukan sendiri


(18)

4

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh (holistik), bermakna, otentik, dan aktif (Depdiknas, 2013).

Dari penelitian yang dilakukan oleh Listyawati (2012) diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan perangkat IPA terpadu yang telah dikembangkan dengan karakteristik berbasis lingkungan dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa secara efektif. Selain itu, berdasarkan penelitian terhadap bahan ajar IPA terpadu yang dilakukan oleh Yuliati (2013) diperoleh hasil penelitian bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada siswa SMP yang menggunakan bahan ajar IPA terpadu dengan siswa SMP yang menggunakan bahan ajar IPA yang terpisah bidang kajiannya, dan bahan ajar IPA terpadu efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

Pembelajaran IPA terpadu dikemas dengan tema atau topik tentang suatu wacana yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah dipahami dan dikenali oleh siswa. Misalnya tema laut dapat mengaitkan beberapa materi pokok di SMP kelas VII seperti klasifikasi zat, campuran, kalor, dan ekosistem. Melalui tema laut, banyak hal konkret yang dapat dikaji oleh siswa. Misalnya peninjauan laut sebagai suatu ekosistem yang terdiri dari satuan-satuan ekosistem yang saling berinteraksi. Selain itu, bagian paling penting dari laut yaitu air laut itu sendiri yang merupakan campuran karena memiliki kandungan garam sekitar 3,5% (Nontji, 1986). Fenomena bagaimana pengaruh kalor dari Matahari sehingga dapat terbentuk pergerakan air laut dan terjadinya siklus hidrologi dapat menjadi bahan kajian dalam pembelajaran sehingga menciptakan pembelajaran yang autentik.

Indonesia memiliki kondisi geografis yang beraneka ragam, mulai dari daerah pegunungan yang terdapat di dataran tinggi sampai dengan daerah laut dan pesisir yang terdapat di dataran rendah. Mengetahui keadaan geografis tersebut, sebaiknya bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran disesuaikan dengan kondisi geografis lingkungan pembelajaran karena hal ini berkaitan dengan pengalaman langsung dan hasil pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki luas wilayah laut


(19)

5

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang lebih besar daripada luas daratan. Total panjang garis pantai Indonesia adalah terpanjang di dunia. Nontji (1986) menyatakan bahwa masa depan kita akan lebih banyak ditentukan pada kemampuan memanfaatkan sumber daya laut. Peserta didik, mahasiswa, dan masyarakat umumnya didorong agar lebih banyak mempelajari, memahami, mencintai, dan menggeluti masalah-masalah kelautan. Bercermin dari negara Jepang yang juga merupakan negara kepulauan, para ahli di bidang kelautan Jepang mengungkapkan bahwa anak-anak sebagai pemikul tanggung jawab untuk generasi yang akan datang, wajib mendapatkan pendidikan kelautan di sekolah. Saat ini, sebagian besar pendidikan kelautan di Jepang berasal dari antusiasme guru atau kehawatiran regional pada wilayah geografis tertentu (Akiyama, 2008).

Tema laut sebagai sumber kehidupan digunakan oleh Winanti (2014) dalam penelitian pengembangan yang dilakukannya untuk mengembangkan buku paket pembelajaran IPA terpadu model webbed dengan strategi REACT untuk siswa SMP kelas VII. Hasil penelitian menunjukkan buku yang dikembangkang terdiri dari 5 sub tema yang terjalin berdasarkan kronologis materi yang akan disampaikan dan mewakili bidang fisika, kimia, dan biologi. Hasil penilaian pakar melalui 2 validator ahli dari kalangan dosen dan 2 validator dari kalangan guru SMP telah memberikan penilaian rata-rata 88 yang berarti layak untuk digunakan sebagai bahan ajar IPA terpadu kelas VII SMP.

Ema & Ajayi dalam Iwu (2011) berpendapat bahwa bahan ajar dapat menciptakan perubahan dan kemajuan apabila guru memiliki pengetahuan dan memahami bagaimana cara memanfaatkannya. Hal ini berhubungan dengan kreativitas guru dalam memilih, mengembangkan, dan menggunakan bahan ajar secara efektif. Bahan ajar yang efektif berhubungan dengan model pengembangan bahan ajar yang digunakan. Sampai saat ini beberapa model pengembangan bahan ajar telah dikembangkan oleh para peneliti. Menurut Dooley dalam Ozdilek dan Ozkan (2009), secara umum proses pengembangan bahan ajar terdiri dari analisis, perancangan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi langkah-langkah. Menurut Dooley, Zheng, dan Smaldino dalam Ozdilek dan Ozkan (2009), dalam melakukan pengembangan terdapat kemungkinan untuk menerapkan model


(20)

6

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tunggal atau menggabungkan lebih dari satu model seperti model yang digambarkan oleh Dick dan Carey (2005), Kemp, Morrison, dan Ross (2005), Smith dan Ragan (1998), dan ADDIE. Model ini memiliki langkah-langkah umum yang ditekankan oleh Dooley (2005) (analisis, perancangan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi) dan empat komponen umum yang ditunjukkan oleh Zheng dan Smaldino (2003) yaitu pertimbangan siswa, organisasi konten, strategi pembelajaran, dan evaluasi.

Pada model Dick and Carey (2001), terdapat sepuluh langkah yang dilakukan, yaitu: (1) identifikasi tujuan; (2) analisis instruksional; (3) identifikasi tingkah laku awal dan karakter siswa; (4) merumuskan tujuan pembelajaran; (5) pengembangan tes acuan standar; (6) pengembangan strategi pembelajaran; (7) pengembangan pembelajaran; (8) perancangan dan pelaksanaan evaluasi formatif; (9) penulisan perangkat; (10) revisi pengajaran. Meskipun disebut sebagai model pengembagan bahan ajar namun model ini secara umum sebagai model pengembangan perangkat pembelajaran.

Dalam pengembangan bahan ajar model ADDIE (Ono, 2011) terdiri dari lima langkah yaitu: (1) analyze; (2) design; (3) development; (4) implementation; (5) evaluation. Pada tahap analyze dilakukan identifikasi tujuan instruksional dan sasaran pembelajaran. Pada tahap design dilakukan penentuan sasaran, instrumen penilaian, latihan, konten, dan analisis terkait materi pembelajaran. Pada tahap development dilakukan pembuatan bahan ajar yang sesuai dengan tahap design. Pada tahap implementation dilakukan uji coba melalui penilaian ahli dan penggunaan terbatas. Pada tahap evaluation dilakukan evaluasi terhadap penilaian yang dilakukan pada tahap implementation serta dilakukan perbaikan bahan ajar.

Sedangkan pada model Jolly dan Bolitho (Tomsilon, 1998), terdapat langkah-langkah pengembangan sebagai berikut: (1) identifikasi kebutuhan terhadap pengembangan bahan ajar; (2) eksplorasi kebutuhan; (3) realisasi kontekstual; (4) realisasi pedagogik; (5) produksi bahan ajar, dan (6) penggunaan bahan ajar oleh siswa yang kemudian diperoleh tanggapan sebagai revisi terhadap bahan ajar.


(21)

7

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu juga terdapat model pengembangan bahan ajar yang dikenal dengan Four Steps Teaching Material Development (Anwar, 2014). Pada model ini terdapat empat tahap yang harus dilakukan. Tahapan tersebut adalah seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi. Keempat tahapan tersebut merupakan tahapan bagaimana bahan ajar diolah sehingga siap disajikan oleh guru sebagai bahan mengajar atau dipelajari oleh siswa sebagai bahan ajar mandiri. Pada proses seleksi di dalam Four Steps Teaching Material Development, pengembang bahan ajar dituntut untuk memilih berbagai informasi yang diperlukan sehingga informasi yang diambil merupakan informasi yang diperlukan dan berhubungan langsung dengan materi bahan ajar. Proses ini juga termasuk menyeleksi materi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku, termasuk di dalamnya berbagai nilai (value) dan kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Materi yang diseleksi kemudian dikompilasi dalam bentuk draft bahan ajar yang kemudian dibuat strukturya sehingga dapat sesuai dengan sistematika keilmuan serta tahapan penyampaian materi. Dari materi yang telah terstruktur, setiap materi dalam bahan ajar akan memiliki karakteristik yang khas berdasarkan tingkat kesulitannya. Penentuan karakteristik bahan ajar ini disebut dengan karakterisasi. Bahan ajar yang memiliki karakteristik sulit perlu diperlakukan khusus sehingga bahan ajar tersebut menjadi mudah menurut siswa. Tahap perlakuan sebagai upaya mengolah bahan ajar yang sulit menjadi mudah berdasakan tingkat kesulitannya disebut dengan tahap reduksi atau reduksi didaktik. Pada proses ini, bahan ajar direduksi secara didaktis dengan pertimbangan aspek psikologis dan keilmuan agar dapat dipahami dengan mudah oleh siswa.

Jika ditinjau secara umum, Four Steps Teaching Material Development memiliki langkah-langkah yang jelas pada setiap tahapannya. Hal ini menunjukkan bahwa model pengembangan ini didesain untuk pengembangan bahan ajar untuk siswa. Berbeda dengan model pengembangan lainnya yang memberikan langkah-langkah umum yang dapat digunakan untuk pengembangan bahan ajar, kegiatan pembelajaran, dan alat evaluasi (Anwar, 2015).


(22)

8

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Four Steps Teaching Material Development memiliki perbedaan dengan model pengembangan yang lain yaitu tahap karakterisasi dan reduksi didaktik. Melalui karakterisasi, bahan ajar yang dihasilkan dapat mengakomodir kesenjangan antara konsep-konsep yang dipaparkan dalam bahan ajar dengan konsumen utama bahan ajar itu sendiri yaitu siswa. Pengembang bahan ajar dapat mengetahui konsep-konsep yang masih sulit dipahami oleh siswa. Dengan demikian, pengembang bahan ajar dapat melakukan upaya perbaikan agar bahan ajar yang dihasilkan dapat sesuai dengan tingkat perkembangan pengetahuan dan psikologis siswa.

Hal ini didukung oleh berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa untuk menjadi efektif, desain pengembangan bahan ajar harus mempertimbangkan karakteristik peserta didik. Moallem dalam Ozdilek dan Ozkan (2009) menekankan bahwa perbedaan individu peserta didik sangat penting dalam pembelajaran. Demikian pula Carnie dalam Ozdilek dan Ozkan (2009) mengemukakan bahwa penyebab potensi rendahnya tingkat prestasi siswa adalah bahwa karakteristik belajar mereka tidak cocok dengan desain bahan ajar dan praktek mengajar. Oleh karena itu, akan sangat penting untuk mempertimbangkan kebutuhan peserta didik ketika mengatur konten dengan tujuan untuk memudahkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hashim dalam Ozdilek dan Ozkan (2009) berpendapat bahwa tujuan bahan ajar dapat tercapai apabila keterampilan dan pengetahuan siswa meningkat setelah belajar menggunakan bahan ajar tersebut.

Hal lain yang membedakan antara Four Steps Teaching Material Development dengan model pengembangan yang lain yaitu terdapatnya tahap reduksi didaktis. Menurut Anwar (2014) reduksi didaktis adalah usaha untuk mereduksi tingkat kesulitan suatu bahan ajar menjadi bahan ajar yang mudah. Keberhasilan siswa dalam memahami suatu konsep yang terdapat pada bahan ajar ditentukan oleh kemampuan siswa dalam menyimpan abstraksi konsep-konsep dalam struktur kognitifnya. Oleh karena itu reduksi didaktid perlu dilakukan secara psikologis, artinya materi subjek tersebut diolah sesuai dengan tingkat dan kemampuan berpikir siswa.


(23)

9

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengembangan bahan ajar dengan menggunakan Four Steps Teaching Material Development telah dilakukan semenjak tahun 2013. Penelitian pengembangan dengan menggunakan Four Steps Teaching Material Development diawali pada mata pelajaran kimia. Penelitian tersebut dilakukan oleh Marfuah (2013), Susilawati (2014), dan Rustinah (2014) yang mengembangkan bahan ajar kimia untuk siswa SMA. Penelitian yang dilakukan oleh ketiga peneliti tersebut terbatas sampai produksi bahan ajar (Anwar, 2015).

Penelitian pengembangan bahan ajar untuk IPA terpadu menggunakan Four Steps Teaching Material Development dilakukan mulai tahun 2015. Penelitian tersebut diawali oleh Arifin (2015) yang mengembangkan bahan ajar IPA terpadu untuk SMP dengan tema udara. Tema udara diusung oleh Arifin (2015) karena dekat dengan kehidupan siswa. Selain itu, kompetensi dasar yang terdapat pada kelas VII kurikulum 2013 dapat dipadukan untuk membentuk tema udara. Hasil penelitian menunjukkan proses reduksi didaktik menggunakan analogi, partikularisasi, dan penggunaan gambar atau ilustrasi. Penelitian yang dilakukan terbatas sampai produksi bahan ajar (Anwar, 2015).

Penelitian pengembangan bahan ajar IPA terpadu menggunakan Four Steps Teaching Material Development selanjutnya dilakukan oleh Anwar (2015). Penelitian tersebut mengembangkan bahan ajar IPA terpadu berbentuk modul untuk SMP dengan tema pemanasan global. Hasil nilai kelayakan bahan ajar yang dikembangkan sebesar 89% dan 96% yang termasuk dalam kategori sangat layak menurut kriteria kelayakan BSNP. Selain itu, hasil evaluasi untuk mengetahui katerpahaman siswa setelah menggunakan bahan ajar secara mandiri sebesar 47% dengan kategori instruksional. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penggunaan modul yang telah dikembangkan masih memerlukan pendampingan dan petunjuk guru sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar oleh siswa.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti

menetapkan judul “Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Tema Laut untuk Siswa SMP Melalui Four Steps Teaching Material Development” dalam penelitian ini.


(24)

10

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah penelitian ini adalah: “Bagaimanakah pengembangan bahan ajar tema laut melalui Four Steps Teaching Material Development?”

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, untuk memperjelas dan mengarahkan penelitian yang dilakukan, maka dapat dijabarkan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses pengembangan bahan ajar tema laut melalui Four Steps Teaching Material Development?

2. Bagaimanakah kelayakan bahan ajar tema laut yang dikembangkan berdasarkan komponen evaluasi yang meliputi kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan keterpaduan?

3. Bagaimanakah pemahaman konsep siswa setelah menggunakan bahan ajar IPA terpadu tema laut yang dikembangkan sebagai bahan ajar pendamping? 4. Bagaimanakah efektivitas penggunaan bahan ajar IPA terpadu tema laut

yang dikembangkan sebagai bahan ajar pendamping?

C. PEMBATASAN MASALAH

Agar masalah yang diteliti tidak terlalu meluas, maka dilakukan pembatasan masalah. Batasan-batasan masalah yang dimaksud yaitu sebagai berikut:

1. Bahan ajar yang dikembangkan adalah bahan ajar IPA terpadu untuk siswa SMP kelas VII yang disusun melalui metode Four Steps Teaching Material Development dengan tipe keterpaduan webbed.

2. Bedasarkan kriteria kelayakan dari BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) terdapat empat kriteria kelayakan yang meliputi kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan. Pada penelitian ini, kelayakan yang dikembangkan hanya mengacu pada kriteria kelayakan menurut BSNP yang dibatasi pada kelayakan isi, kebahasaan, dan penyajian.

3. Pemahaman konsep siswa yang diukur dalam penelitian ini hanya meliputi satu kompetensi dasar, yaitu pada kompetensi dasar yang sedang dipelajari siswa di kelas.


(25)

11

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Studi penelitian dan pengembangan ini dilakukan hanya sampai pada tahap uji coba produk secara terbatas dan revisi. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu penelitian.

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dipaparkan, secara umum penelitian ini bertujan untuk menghasilkan bahan ajar IPA terpadu tema laut untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar.

2. Manfaat Praktis

Manfaat dari penelitian ini adalah tersedianya bahan ajar IPA terpadu tema laut. Beberapa manfaat penelitian ini adalah:

a. Bagi Siswa

Bahan ajar IPA terpadu yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi salah satu media belajar siswa secara mandiri sehingga dapat meningkatkan minat siswa terhadap IPA. Penggunaan tema laut sesuai dengan kondisi geografis lingkungan pembelajaran daerah di dekat laut karena hal ini berkaitan dengan pengalaman langsung dan hasil pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

b. Bagi Guru

Sebagai bahan ajar yang dapat dipertimbangkan guru untuk diberikan kepada siswa dimana konsep-konsep IPA disampaikan melalui tema laut bersifat terpadu dan tematik sehingga diharapkan guru termotivasi untuk menyusun bahan ajar terpadu secara mandiri.

c. Bagi Sekolah

Dapat membantu menciptakan inovasi panduan pengembangan bahan ajar pada proses pembelajaran serta sebagai bahan pertimbangan dalam memilih bahan ajar untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.


(26)

12

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. DEFINISI OPERASIONAL

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, berikut ini definisi operasional yang terkait yaitu sebagai berikut:

1. Bahan ajar

Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar cetak berupa buku penunjang siswa. Bahan ajar yang telah dikembangkan kemudian divalidasi kelayakan berdasarkan standar kelayakan dari BSNP oleh guru IPA SMP, dosen ahli, dan ahli bahasa.

2. Kelayakan bahan ajar

Kelayakan bahan ajar adalah kelayakan yang ditinjau dari aspek isi, bahasa, dan penyajian melalui penilaian yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) serta kelayakan keterpaduan yang mengacu pada pengertian keterpaduan menurut Forgaty (1991) dan karakteristik keterpaduan oleh Hilda Karli dan Margaretha (2002).

3. Keterpahaman

Keterpahaman adalah kemampuan suatu informasi untuk dapat dicerna maknanya oleh pembaca. Uji keterpahaman dilakukan pada tahap karakterisasi. Uji keterpahaman dilakukan melalui uji penulisan ide pokok dan angket keterpahaman paragraf.

4. Pemahaman konsep

Pemahaman konsep adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami arti dari konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya. Uji pemahaman konsep pada penelitian ini dilakukan setelah siswa belajar dengan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan sebagai bahan ajar pendamping. Pemahaman konsep siswa diukur dengan menggunakan soal evaluasi.

5. Efektivitas bahan ajar

Efektivitas bahan ajar adalah sejauh mana bahan ajar dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan pemahaman konsep siswa. Efektivitas bahan


(27)

13

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ajar diukur dengan menggunakan rumus effect size berdasarkan nilai pretest dan postes siswa.

6. Tahapan pengembangan bahan ajar

Dalam proses pengembangan bahan ajar ini menggunakan empat tahapan pengembangan bahan ajar atau Four Steps Teaching Material Development yang meliputi tahapan seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktis.

G. STRUKTUR ORGANISASI TESIS

Pada bab I dipaparkan mengenai latar belakang dari penelitian yang meliputi alasan pengembangan bahan ajar IPA terpadu, pemilihan tema laut, dan pemilihan Four Steps Teaching Material Development sebagai cara pengembangan bahan ajar. Selain itu juga dipaparkan mengenai rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional dari penelitian yang dilakukan.

Pada bab II dipaparkan mengenai kajian pustakan yang berkaitan dengan jenis-jenis bahan ajar serta bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu dijelaskan pula mengenai tahapan pengembangan bahan ajar yang meliputi proses seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktik. Tipe keterpaduan webbed yang digunakan untuk mengembangkan bahan ajar. Tema laut juga dijelaskan ditinjau dari distribusi materi dalam tipe keterpaduan webbed yang digunakan.

Pada bab III dipaparkan mengenai metode penelitian yang digunakan yaitu desain penelitian berupa metode penelitian dan pengembangan atau research and development. Desain ini digunakan karena penelitian ini bertujuan menghasilkan bahan ajar IPA terpadu berupa buku pengayaan siswa pada tema laut. Selain itu, dijelaskan pula mengenai subjek dan objek penelitian, prosedur penelitian, serta teknik analisis data penelitian.

Pada bab IV dijelaskan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Pemaparannya meliputi proses pengembangan bahan ajar melalui Four Steps Teaching Material Development, kelayakan bahan ajar berdasarkan standar


(28)

14

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelayakan BSNP, pemahaman konsep siswa setelah menggunakan bahan ajar, dan efektivitas bahan ajar dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Pada bab V dipaparkan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Selain itu dipaparkan pula mengenai saran-saran yang dapat digunakan untuk kepentingan penelitian selanjutnya.


(29)

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009). Penelitian dan pengembangan dirancang untuk memperoleh suatu produk. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan misalnya kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul, sistem evaluasi, model uji kompetensi, dan lain-lain. Target produk yang dikembangkan dalam penelitian pengembangan ini adalah bahan ajar tema laut untuk SMP kelas VII. Komponen tersebut meliputi kelayakan isi, kebahasaan, dan penyajian bahan ajar.

Penelitian ini menggunakan Metode Research and Development. Namun tidak semua tahapan dilakukan. Karena keterbatasan waktu penelitian, pada penelitian ini hanya dilakukan sampai pada tahap revisi produk setelah melakukan uji coba produk.

Gambar 3.1 Langkah-langkah Metode Research and Development menurut Sugiyono (2009).

Potensi dan Masalah

Pengumpul-an Data

Desain Produk

Validasi Desain

Revisi Desain Uji Coba

Produk Revisi

Produk Uji Coba

Pemakaian

Revisi Produk

Produksi Massal


(30)

35

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan demikian, pada penelitian ini langkah-langkah metode Research and Development menurut Sugiyono (2009) yang telah diadaptasi dapat digambarkan pada gambar 3.2 berikut ini.

Gambar 3.2 Langkah-langkah Metode Research and Development menurut Sugiyono (2009) yang telah diadaptasi.

Langkah-langkah penelitian metode pengembangan diawali dari menentukan potensi masalah. Pada konteks penelitian ini yang dimaksud potensi yaitu bahan ajar IPA terpadu tematik yang dapat menyajikan IPA sebagai pengetahuan yang holistik. Namun masalah yang terdapat di lapangan, hingga saat ini bahan ajar IPA yang digunakan di sekolah belum sepenuhnya tematik terpadu seperti yang diharapkan oleh kurikulum. Oleh karena itu, perlu dikembangkan bahan ajar IPA terpadu yang tematik sehingga siswa dapat mempelajari IPA sebagai pengetahuan yang holistik, tidak terpisah-pisah, dengan mengaitkannya pada tema pemersatu.

Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data sebagai proses penelitian pendahuluan. Hal ini dilakukan dengan melakukan wawancara terkait bahan ajar yang digunakan oleh guru IPA di sekolah. Dalam Sugiyono (2009) disebutkan bahwa wawancara dapat digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti.

Langkah berikutnya yaitu penyusunan desain produk bahan ajar. Dalam hal ini, penyusunan bahan ajar dilakukan menggunakan Four Steps Teaching Material Development yang secara rinci dijabarkan dalam empat tahap yaitu seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktik.

Potensi dan Masalah

Pengumpul-an Data

Desain Produk

Validasi Desain

Revisi Desain Uji Coba

Produk Revisi Produk


(31)

36

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah rancangan desain dibuat, langkah selanjutnya yaitu melakukan validasi desain. Validasi desain dilakukan dengan menggunakan angket validasi yang diberikan kepada guru IPA, dosen, dan ahli bahasa. Angket validasi ini mengacu pada standar bahan ajar yang baik menurut BSNP. Dengan demikian diharapkan bashan ajar yang dihasilkan menjadi bahan ajar yang sesuai untuk siswa. Berdasarkan hasil validasi ini kemudian diperoleh masukan dan komentar yang dapat digunakan untuk melakukan revisi desain.

Setelah dilakukan revisi desain, langkah selanjutnya yaitu melakukan uji coba produk bahan ajar yang dihasilkan. Uji coba produk dilakukan melalui uji coba pemakaian bahan ajar dilakukan oleh 39 orang siswa SMP kelas VII dengan cara memberikan bahan ajar kepada siswa untuk dapat dipelajari sebagai bahan ajar penunjang kemudian dilakukan tes pemahaman konsep kepada siswa.


(32)

37

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. PROSEDUR PENELITIAN

Validasi Desain Karakterisasi Strukturisasi Identifikasi karakter materi Pengembangan Instrumen karakterisasi Uji coba keterpahaman

Identifikasi Materi (Sulit, Rumit, Abstrak) Analisis KI dan KD

Pengembangan indikator

Analisi buku teks fisika, kimia, biologi

Pemilihan materi berdasarkan indikator

Analisis nilai terkait IPA Kompilasi materi Draft kumpulan materi 1 Validasi Materi (KD-Indikator-Materi)

Four Steps Teaching Material Developmet

Peta Konsep Struktur Makro Multipel representatsi

Draft kumpulan materi 2 Penyusunan draft bahan ajar Reduksi didaktik Kisi-kisi reduksi didaktik Validasi kelayakan bahan ajar Bahan ajar IPA terpadu

tema laut Tahapan Uji

Coba Uji coba pemakaian bahan ajar

Pengumpulan data Pengolahan data Analisis data

Seleksi

Revisi bahan ajar Tahap Revisi

Produk

Reduksi

Desain Produk

Analisis kurikulum dan analisis buku IPA di lapangan (kendala) Potensi dan Masalah

Pengumpulan Data Wawancara dengan guru mengenai

bahan ajar yang digunakan

Kajian literatur model pengembangan bahan ajar

Kajian Four Steps Teaching Material


(33)

38

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.3 Alur Pengembangan Bahan Ajar

C. TEMPAT DAN SUBJEK PENELITIAN

1. Tempat Penelitian

Lokasi yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Beji, Kabupaten Pasuruan.

2. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah bahan ajar IPA Terpadu Tema Laut yang dikembangkan menggunakan Four Steps Teaching Material Development.

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen tahap seleksi diberikan kepada 5 orang dosen sebagai validator. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini secara umum berupa instrumen non tes, yang meliputi:

1. Instrumen tahap seleksi

Terdapat tiga macam instrumen pada tahap seleksi yang meliputi: a. Instrumen kesesuaian kompetensi dasar dengan indikator b. Instrumen kesesuaian indikator dengan uraian konsep

c. Instrumen kesesuaian uraian konsep dengan nilai yang terkait pada konsep

Instrumen ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang kesesuaian konsep dan nilai yang terkandung dengan tuntutan indikator dan KD. Instrumen dapat dilihat pada Lampiran 1.

2. Instrumen tahap strukturisasi

Instrumen tahap strukturisasi diberikan kepada 3 orang dosen sebagai validator. Terdapat tiga macam instrumen pada tahap strukturisasi yang meliputi:

a. Instrumen validasi peta konsep b. Instrumen validasi struktur makro c. Instrumen validasi multipel representasi


(34)

39

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen validasi tahap strukturisasi digunakan untuk mendapat masukan dari ahli tentang kesesuaian peta konsep dan struktur makro dengan sistematika bahan ajar yang disusun. Instrumen validasi multipel representasi digunakan untuk melihat kesesuaian antara level makroskopis, submikroskopis, dan simbolik dari konsep yang terdapat pada bahan ajar. Instrumen dapat dilihat pada Lampiran 2.

3. Instrumen tahap karakterisasi

Instrumen tahap karakterisasi diberikan kepada 78 siswa SMP kelas VII. Terdapat dua macam instrumen pada tahap strukturisasi yang meliputi angket keterpahaman paragraf dan instrumen penulisan ide pokok paragraf. Instrumen karakterisasi dikembangan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keterpahaman siswa terhadap bahan ajar yang dikembangkan, apakah termasuk mudah atau sulit menurut siswa. Instrumen dapat dilihat pada Lampiran 3.

4. Instrumen kelayakan bahan ajar

Instrumen kelayakan bahan ajar diberikan kepada 7 orang guru IPA SMP dan 2 orang dosen serta terdapat tambahan 2 orang ahli bahasa untuk menilai komponen kebahasaan. Instrumen kelayakan bahan ajar diadaptasi dari kriteria kelayakan buku teks pelajaran berdasarkan Depdiknas (2008) meliputi:

a) Lembar instrumen kelayakan isi

Instrumen kelayakan isi meliputi beberapa komponen yaitu kesesuaian materi yang dijabarkan pada setiap bab dengan SK dan KD, akurasi materi, kemutakhiran, kandungan wawasan produktivitas, kandungan rangsangan keingintahuan, kandungan wawasan kebinekaan termasuk, dan kandungan wawasan kontekstual.

b) Lembar instrumen aspek kebahasaan

Pada instrumen aspek kebahasaan, selain diberikan kepada 7 orang guru IPA SMP dan 2 orang dosen, juga diberikan kepada 1 orang dosen Bahasa Indonesia dan 1 orang guru bahasa Indonesia SMP sebagai ahli bahasa. Instrumen aspek kebahasaan meliputi kesesuaian bahasa yang digunakan


(35)

40

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahan ajar dengan perkembangan peserta didik, aspek komunikatif, aspek dialogis dan interaktif, kelugasan, koherensi dan keruntutan alur berpikir, kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia dan konsistensi penggunaan istilah dan simbol atau lambang.

c) Lembar instrumen aspek penyajian

Instrumen aspek penyajian meliputi beberapa komponen yaitu teknik penyajian, pendukung penyajian materi (meliputi gambar, teks, tabel, ilustrasi, glosarium, indeks, daftar pustaka, dan rangkuman), dan penyajian bahan ajar.

d) Instrumen keterpaduan bahan ajar

Instrumen keterpaduan bahan ajar diturunkan dari pengertian IPA terpadu menurut Fogarty (1991) dalam bukunya How to Integrated the Curricula dan ciri-ciri pembelajaran IPA terpadu menurut Hilda dan Karli Margaretha (2002) dalam bukunya Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Jilid 1 dan 2.

Penilaian instrumen kelayakan dan keterpaduan bahan ajar menggunakan skala likert dengan 0 sebagai skor terendah dan 4 sebagai skor tertinggi. Berikut ini Tabel 3.1 menyajikan kriteria skor penilaiannya yang diadaptasi dari Arikunto (2002).

Tabel 3.1

Kriteria Skor Penilaian Validasi Kelayakan

Skor Kriteria Penilaian

4 sangat baik / sangat layak / sangat sesuai

3 baik / layak / menarik / sesuai

2 kurang baik / kurang layak / kurang menarik / kurang sesuai 1 tidak baik / tidak layak / tidak menarik / tidak sesuai

0 sangat tidak baik / sangat tidak layak / sangat tidak menarik / sangat tidak sesuai

5. Instrumen pemahaman konsep siswa

Pemahaman konsep siswa diuji melalui soal evaluasi. Kisi-kisi soal evaluasi telah divalidasi oleh 3 orang dosen dan kemudian diujikan kepada 39 siswa untuk mengetahui validitas dan reabilitasnya. Instrumen evaluasi ini


(36)

41

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan soal-soal yang digunakan untuk menguji keterpahaman siswa setelah menggunakan bahan ajar. Soal-soal yang digunakan pada evaluasi telah diuji nilai reliabilitas dan validitasnya seperti pada lampiran 11. Reliabilitas adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang (Firman, 2000). Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2009). Uji reliabilitas dan validitas tes pilihan ganda dilakukan menggunakan program Anantes versi 4,9 for Windows. Ukuran untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat reliabilitas digunakan indeks korelasi reliabilitas seperti pada Tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2 Tafsiran Koefisien Reliabilitas

Koefisien korelasi Kriteria

0,80 < r ≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 < r ≤ 0,80 Tinggi

0,40 < r ≤ 0,60 Cukup

0,20 < r ≤ 0,40 Rendah

0,00 < r ≤ 0,20 Sangat rendah

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui apakah sebuah instrumen telah mampu mengukur apa yang seharusnya apa yang seharusnya dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2013). Untuk mengetahui tingkat validitas digunakan kriteria koefisien validitas seperti pada Tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.3 Kriteria Koefisien Validitas

Koefisien korelasi Kriteria

0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi 0,40 < rxy ≤ 0,60 Sedang 0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah 0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat rendah

rxy ≤ 0,00 Tidak valid

Sumber: Suherman dan Sukjaya (1990) Untuk mengetahui interval daya pembeda menurut Arikunto (2011) dapat diinterpretasikan dengan kriteria sebagai berikut:


(37)

42

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Interval Kriteria

0,00 – 0,20 Jelek 0,20 – 0,40 Cukup 0,40 – 0,70 Baik 0,70 – 1,00 Baik sekali

Sumber: Arikunto, 2011 Untuk mengetahui indeks tingkat kesukaran soal menurut Arikunto (2011) dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Interval Tingkat Kesukaran

Interval P Kriteria

0,00 < P ≤ 0,30 Sukar

0,30 < P ≤ 0,70 Sedang

0,70 < P ≤ 1,00 Mudah

Sumber: Arikunto (2011)

E. PROSEDUR PENELITIAN

1. Tahap persiapan

a. Pengajuan dan pengesahan judul penelitian pada dosen pembimbing. b. Melakukan analisis kurikulum SMP.

c. Menentukan tema laut sebagai tema yang akan dikembangkan sebagai bahan ajar.

d. Merumuskan indikator pada tema laut. e. Penyusunan proposal penelitian.

f. Pengajuan dan pengesahan proposal penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Menyusun bahan ajar yang dimulai dari tahap seleksi. Setelah terbentuk draft kumpulan materi satu, dilakukan validasi. Dari hasil validasi dilakukan revisi terhadap draft kumpulan materi satu.

b. Melakukan strukturisasi bahan ajar. Setelah dilakukan strukturisasi, kemudian dilakukan divalidasi dan revisi setelahnya.

c. Menyusun instrumen karakterisasi bahan ajar.

d. Melakukan tahapan karakterisasi bahan ajar. Dalam hal ini, dilakukan pengumpulan data keterpahaman siswa terhadap bahan ajar.


(38)

43

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Melakukan reduksi didaktik berdasarkan hasil karakterisasi.

g. Menyusun instrumen validasi kelayakan bahan ajar yang meliputi instrumen aspel kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan keterpaduan bahan ajar.

h. Pengumpulan data kelayakan bahan ajar melalui pemberian angket kepada guru, dosen, dan ahli bahasa.

i. Melakukan revisi bahan ajar berdasarkan uji kelayakan bahan ajar.

j. Melakukan uji coba terbatas yaitu penggunaan bahan ajar sebagai bahan ajar penunjang di kelas oleh siswa.

3. Tahap Penyelesaian

a. Melakukan analisis data hasil penelitian yaitu data uji coba terbatas. b. Membahas hasil penelitian.

c. Menyimpulkan data hasil penelitian. d. Memberi saran hasil penelitian.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Studi pustaka

Dalam melakukan studi pustaka atau menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan diteliti, peneliti menggunakan beberapa sumber informasi diantaranya, buku-buku ilmiah yang berhubungan dengan kelautan, fisika, kimia, biologi, jurnal penelitian, ensiklopedia, dan sumber tertulis baik tercetak ataupun elektronik yang lain.

2. Validasi kesesuaian isi dengan kurikulum

Validasi kesesuaian isi dengan kurikulum dilakukan oleh 5 orang dosen yang ahli di bidang yang terkait. Validasi kesesuaian isi dengan kurikulum dilakukan pada tahap seleksi. Validasi kesesuaian isi dengan kurikulum yang dimaksud adalah kesesuaian uraian konsep dan nilai yang terkait dengan indikator dan KD. Kesesuaian isi dengan kurikulum dilihat melalui lembar validasi yang diisi oleh dosen yang ahli di bidang bahan ajar dan konsep yang terkait.


(39)

44

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Uji karakterisasi bahan ajar

Uji karakterisasi bahan ajar dilakukan kepada 78 siswa kelas VII SMP Negeri 1 Beji. Uji karakterisasi bahan ajar dilakukan untuk mengetahui tingkat keterpahaman siswa terhadap bahan ajar. Uji karakterisasi dilakukan dengan memberikan tes penulisan ide pokok dan angket keterpahaman bahan ajar. Data hasil tes penulisan ide pokok dan angket kelayakan bahan ajar kemudian diolah dan dianalisis untuk digunakan sebagai dasar melakukan reduksi didaktis.

4. Uji kelayakan bahan ajar

Uji kelayakan bahan ajar dilakukan oleh 7 orang guru IPA SMP, 2 orang dosen ahli, dan 2 orang ahli bahasa yang meliputi dosen Bahasa Indonesia dan guru Bahasa Indonesia SMP. Kelayakan bahan ajar dilihat melalui data hasil angket yang telah diisi oleh para validator. Aspek yang dinilai melalui angket uji kelayakan bahan ajar meliputi aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan keterpaduan bahan ajar.

5. Uji pemahaman konsep siswa

Uji pemahaman konsep dilakukan kepada 39 orang siswa SMP kelas VII. Pemahaman konsep siswa diukur setelah memberikan bahan ajar kepada siswa untuk menggunakannya sebagai bahan ajar pendamping yang kemudian dilakukan uji pemahaman konsep melalui soal pilihan ganda.

6. Uji efektivitas

Penentuan efektivitas bahan ajar dilakukan dengan mengukur effect size (ukuran dampak). Perhitungan effect size dimaksudkan untuk mengetahui besarnya pengaruh penggunaan bahan ajar terhadap peningkatan pemahaman konsep siswa.

G. TEKNIK ANALISIS DATA

Setelah data diperoleh dari penyebaran instrumen, langkah berikutnya yaitu melakukan analisis data. Langkah-langkah analisis data yang dilakukan terhadap data yang diperoleh yaitu sebagai berikut.

1. Analisis instrumen kesesuaian indikator dengan kompetensi dasar. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah bahan ajar yang disusun telah sesuai


(40)

45

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan kurikulum dan KD yang digunakan. Analisis ini dilakukan pada tahap seleksi. Hasil akhir tingkat kesesuaian ini berupa persentasi yang diinterpretasikan oleh Arikunto (2010) pada tabel 3.6 berikut ini.

Tabel 3.6

Kriteria Persentase Kesesuaian Kesesuaian

Kriteria (%)

Kriteria Kesesuaian

0 – 20 Sangat kurang sesuai

21 – 40 Kurang sesuai

41 – 60 Cukup sesuai

61 – 80 Sesuai

81 – 100 Sangat sesuai

2. Analisis data hasil validasi peta konsep, struktur makro, dan multipel representasi. Analisis data ini berupa deskripsi dan masukan dari validator. Hasil analisis digunakan untuk memperbaiki peta konsep, struktur makto, dan multipel representasi yang belum sesuai menurut ahli.

3. Analisis data hasil karakterisasi bahan ajar. Hasil analisis data karakterisasi digunakan sebagai dasar dalam melakukan reduksi didaktik terhadap paragraf yang termasuk kategori sulit dipahami oleh siswa. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:

a) Teknik analisis data tes penulisan ide pokok

Tingkat kesukaran paragraf dinyatakan dalam bentuk indeks, semakin besar indeks tingkat kesukaran suatu paragraf semakin mudah paragraf tersebut. Tingkat kesukaran paragraf atau disebut juga tingkat kemudahan paragraf dapat ditentukan dengan rumus:

= �

�� (Arikunto, 2012)


(41)

46

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan: P = Proporsi

B = banyaknya siswa menjawab benar JS = jumlah peserta tes

Kriteria kesukaran paragraf berpedoman pada Tabel 3.7 berikut ini:

Tabel 3.7 Interpretasi Indeks Tingkat Kesukaran Paragraf

Indeks Tingkat Kesukaran

0,00 < P ≤ 0,30 Sukar

0,30 < P ≤ 0,70 Sedang

0,70 < P ≤ 1,00 Mudah

(Arikunto, 2012) b) Teknik analisis data angket keterpahaman paragraf

Data angket keterpahaman paragraf dianalisis menggunakan persentase dengan persamaan berikut ini:

= � % Keterangan:

Q = persentase siswa yang mengisi angket setiap kategori y = jumlah siswa yang mengisi angket setiap kategori N = jumlah siswa secara keseluruhan

(Sugiyono, 2014) Angket keterpahaman terdiri dari dua kategori yaitu mudah dan sulit. Skala persentasi berdasarkan interpretasi data tersebut dapat digambarkan dalam Tabel 3.8 berikut ini:

Tabel 3.8


(42)

47

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indeks Tingkat Kesukaran

50% < P ≤ 100% Mudah

0% < P ≤ 50% Sulit

4. Analisis data angket kelayakan bahan ajar. Data angket kelayakan bahan ajar menggunakan skala likert, teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan nilai rata-rata. Penentuan teknik analisis nilai rata-rata menyatakan bahwa untuk mengetahui peringkat nilai akhir pada setiap butir angket penelitian, jumlah nilai yang diperoleh dibagi dengan benyaknya responden yang menjawab angket penelitian tersebut. Berdasarkan pendapat tersebut, rumus untuk menghitung nilai rata-rata adalah sebagai berikut:

̅ = ∑ Keterangan:

̅ = Nilai rata-rata perindikator

Σx = Jumlah total nilai jawaban dari validator n = Banyaknya validator

(Arikunto, 2002) Kesimpulan dari hasil uji coba produk bahan ajar dikembangkan berdasarkan kriteria kelayakan. Kriteria penilaian angket yang digunakan adalah skor 0-4 dimana skor 0 menunjukkan skor terendah dan skor 4 menunjukkan skor tertinggi. Kriteria validasi analisis rata-rata dengan menggunakan rentang yang dapat diketahui melalui rumus berikut:

� = � � ��� − �

Adapun kriteria validasi analisis rata-rata yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut:


(1)

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2014). Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT. Refika Aditama.

Akiyama, Masahiro. (2008). Grand Design for Ocean Education in the 21st Century: Ocean Education Curriculum and Unit Plans. The Nippon Foundation.

Anwar, Khoirul. (2015). Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Menggunakan Four Steps Teaching Material Development dengan Tema Pemanasan Global. Tesis. Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Anwar, Sjaeful. (2014). Pengolahan Bahan Ajar. Bahan perkulihan tidak diterbitkan. Bandung: PPs Universitas Pendidikan Indonesia.

Ardianto, D. (2013). Kesiapan Menjelang Kurikulum 2013, studi kasus tentang pembelajaran IPA Terpadu di SMP. UPI: Tidak diterbitkan.

Arifin. (2015). Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu dengan Tema Udara Menggunakan Four Steps Teaching Material Development. Tesis. Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arlitasari, O. (2013). Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Berbasis Saling

Temas dengan Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Barus, Salsalina. (2013). Hubungan Tingkat Keterbacaan Wacana dengan Kemampuan Menemukan Ide Pokok Paragraf Siswa Kelas X SMA Negeri 1


(2)

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namo Rambe Tahun Pembelajaran 2013/2014. Tesis. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. Boersma, Kerst, Rob J. de Kievit, Paul M. Pilgrim. (1990). Reflections On The

Development of Integrated Science Teaching Projects For 4- 16 Year Olds. New Trends in Integrated Science Teaching Vol VI (3). Unesco.

Chen, W., P. Cone, Theeresa & L. Cone, Stephen. (2010). Students’ Voices and Learning Experiences in an Integrated Unit. Kinesiology. University of Michigan, Ann Arbor dan Health and Exercise Science, Rowan University, Glassboro: USA.

Chisman, Dennis G. (1990). What Is Integrated Science Teaching: Its Beginnings And Its Place Today. New Trends in Integrated Science Teaching Vol VI (1). Unesco.

Cohen, J. (1969). Statistical Power Analysis for The Behavioral Science. NY: Academic Press in.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Dick, W., Carey, L., & Carey, J. (2001). The Systematic Design of Instruction (5th ed). Allyn & Bacon.

Dunst, C, J, et. al. (2004). Guidelines for Calculating Effect Sixe for Practice Base Research Synthesize. Centroscope, 3(1), hlm. 1-10.

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Fogarty, R. (1991). The Mindful School: How to Integrate The Curricula. Palatine Illinois. IRI/Skylight Publishing, Inc.

Heinrich, dkk. (1996). Instructional Media and Technologies for Learning (5th ed). New York: Macmillan.


(3)

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Iwu, Rosemary U., Ijioma, et al. (2011). Teaching Aids: A Panacea for Effective Instructional Delivery in Biology. Department of Biology, Alvan Ikoku Federal College of Education, Owerri. Imo State, Nigeria. Researcher, Volume 3(2). Tersedia di www.sciencepub.net/researcher.

Jobrack, B. (2011). Tyranny of the textbook: An Insider exposes how education materials undermine reform. Lanham, MD: Rowman & Littlefield.

Kamal, Sulaiman deen Olawale. (2013). The Use of Instructional Materials for Efective Learning of Islamic Studies. Jihat al-Islam Volume 6 (January-June 2013) No.2

Karli, Hilda dan Margaretha Sri Yuliariatiningsih. (2002). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Jilid 1 dan 2. Bina Media Informasi.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Bahan Ajar Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015 Mata Pelajaran IPA SMP/MTS. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Press Workshop: Implementasi Kurikulum 2013. Paparan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tidak diterbitkan. Pondok Cabe, 14 Januari 2014.

Kumala, Dewi. (2013). Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu dengan Setting Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kinerja Ilmiah Siswa. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Program Studi Pendidikan IPA, Program Pascasarjana: Universitas Pendidikan Ganesha.

Listyawati. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu di SMP. Journal of Innovative Science, Volume 1, Nomor 1.


(4)

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Morrison, G. R., Ross, S. M., & Kemp, J. E. (2004). Design Affective Instruction (4th ed). Hoboken, NJ: John Wiley & Sons, Inc.

Noeraida. (2015). Penggunaan Bahan Ajar IPA Terpadu Tipe Integrated Dalam Pembelajaran Tema Sinar Matahari dan Kehidupan di Bumi untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa. Tesis. Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Nontji, Anugerah. (1986). Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Nwike, Matthew C. & Cathrine, Onyejegbu. (2013). Effect of Use of Instructional Materials on Students Cognitive Achievement in Agricultural Science. Journal of Educational and Social Research, Volume 3(5) August 2013. ONO, Tomonori. (2011). The Construction of an Instructional Design Model for

Medical English Education in Japan. Research Articles. Graduate School of Education, International Christian University.

Ozdilek, Zehra & Ozkan, Muhlis. (2009). The Effect of Applying Elements of Instructional Design on Teaching Material for The Subject of Classification of Mater. The Turkish Online Journal of Education Technology – TOJET, January 2009, Volume 8(1).

Purwanto, Ngalim. (2009). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Robinson, T. Jared., Lane Fischer, David Wiley, and John Hilton III. (2014). Educational Researcher 43 (2), 341-351.

Rosmaini. (2009). Keterbacaan Buku Teks. Artikel. Universitas Negeri Medan Saglam, Halil Ibrahim. (2011). An Investigation on Teaching Materials Used in

Social Studies Lesson. The Turkish Online Journal of Education Technology – TOJET, January 2011, Volume 10(1).

Salirawati, Das. (2009). Pembelajaran IPA Terpadu untuk Mendukung Kreativitas Siswa. Makalah. Diberikan pada Seminar Prodi IPA dengan tema


(5)

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Pengembangan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Rumpun IPA” pada hari Sabtu, 15 Agustus 2009, di Ruang Seminar Lt. 2 FMIPA UNY.

Sinaga, Parlindungan. (2014). Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi. Disertasi. Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Sitepu. (2012). Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta.

Tomlinson, Brian. (1998). Materials Development in Language Teaching. United Kingdom: Cambridge University Press.

UNESCO. (1990). New Trends in Integrated Science Teaching Volume VI. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization 7 place de Fontenoy, 75700 Paris.

Wahyudi, Benny Satria, dkk. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Problem Based Learning pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri Grujugan Bondowoso. Pancaran, 3 (3), hlm. 83-92.

Wahyudi, Benny Satria, dkk. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Problem Based Learning pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan


(6)

Aisyah Hasyim, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri Grujugan Bondowoso. Pancaran, 3(3) hlm. 83-92.

Winanti, Yuli. (2014). Pengembangan Buku Paket Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Strategi REACT pada Tema Laut Sebagai Sumber Kehidupan untuk Meningkatkan Berpikir Kreatif dan Bermakna Siswa SMP Kelas VII. Tesis. Program Studi Pendidikan Fisika. Program Pascasarjana: Universitas Negeri Malang.

Yuliati. (2013). Efektivitas Bahan Ajar IPA Terpadu Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang.

Yusmanita, E. (2013). Konstruksi Bahan Ajar Sel Volta pada Baterai Li-Ion Ramah Lingkungan Berbasis Literasi Sains. Tesis. Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT).

7 9 47

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU DENGAN FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT PADA TEMA BUNYI DAN APLIKASINYA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA SMP.

1 1 24

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT.

4 31 43

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU DENGAN TEMA CUACA MENGGUNAKAN FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4S TMD) - repository UPI T IPA 1302588 Title

0 0 4

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT - repository UPI T IPA 1302683 Title

1 1 7

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU DENGAN FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT PADA TEMA BUNYI DAN APLIKASINYA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA SMP - repository UPI T IPA 1302510 Title

0 0 3

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA CAHAYA DAN WARNA MENGGUNAKAN 4 STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4S TMD) UNTUK PEMBELAJARAN IPA SMP - repository UPI T IPA 1302450 Title

0 0 3

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU MENGGUNAKAN FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT DENGAN TEMA PEMANASAN GLOBAL - repository UPI T IPA 1302932 Title

0 1 4

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT) - repository UPI T IPA 1302595 Title

0 0 3

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA UDARA BERBASIS NILAI RELIGIUS MENGGUNAKAN 4 STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT - repository UPI

0 0 1