EFEKTIVITAS METODE PROYEK DAN DISCOVERY DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER ANAK USIA DINI.

(1)

EFEKTIVITAS METODE PROYEK DAN DISCOVERY DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER ANAK USIA DINI (Studi Kuasi Eksperimen Nilai Karakter Rasa Hormat dan Tanggungjawab

Pada Anak TK di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang)

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan Anak Usia Dini

Nama

Aas Hasanah

NIM 1302924

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “EFEKTIVITAS METODE PROYEK DAN DISCOVERY DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER ANAK USIA DINI (Studi Kuasi Eksperimen Nilai Karakter Rasa Hormat dan Tanggungjawab Pada Anak TK di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Mei 2015 Yang Membuat Pernyataan,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

EFEKTIVITAS METODE PROYEK DAN DISCOVERY DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER ANAK USIA DINI (Studi Kuasi Eksperimen Nilai Karakter Rasa Hormat dan Tanggungjawab

Pada Anak TK di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang)

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing,

Prof. Dr. H. Rahman, M.Pd.

NIP 19570401 198412 1 001

Mengetahui

Ketua Prodi Magister Pendidikan Anak Usia Dini Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia,

Vina Adriany, M.Ed.Ph.D.


(4)

ABSTRAK

Karakter yang berkualitas harus distimulasi dan dibina sejak usia dini. Karena usia dini merupakan masa yang baik bagi pembentukan karakter bila gagal menanamkan karakter sejak dini maka akan mempengaruhi kepribadian selanjutnya. Nilai karakter yang penting dikembangkan terhadap anak yaitu nilai rasa hormat dan tanggungjawab. Dua nilai karakter ini mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai rasa hormat dan tanggungjawab dapat mewakili dan menumbuhkan nilai-nilai karakter lainnya yang berlaku secara universal. Banyak faktor yang mempengaruhi pengembangan karakter anak, diantaranya metode mengajar. Dalam hal ini peneliti mencoba meyodorkan metode proyek dan metode discovery untuk pengembangkan karakter anak. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang 1) Kondisi awal karakter rasa hormat dan tanggungjawab anak. 2) Efektifitas metode proyek dalam mengembangkan karakter anak. 3) Efektifitas metode discovery dalam mengembangkan karakter anak. 4) Perbedaan efektifitas metode proyek dan metode discovery terhadap pengembangan karakter anak. Penelitian ini dilakukan karena melihat fenomena dilapangan bahwa karakter anak saat ini sudah merosot. Sehingga peneliti melakukan penelitian mengenai karakter anak. Metode penelitian yang digunakan dengan metode kuasi eksperimen. Sampel penelitian yaitu TK Kemala Bhayangkari 22 sebagai kelompok eksperimen, dan TK Kartika XIX-24 sebagai kelompok control. Dengan subjek penelitian kelompok eksperimen 24 anak dan kelompok control 23 anak. Hasil penelitian nilai karakter rasa hormat pada metode proyek meningkat sebesar 26,17 dan tanggungjawab meningkat 24,08. sedangkan nilai rasa hormat pada metode discovery mencapai peningkatan 10,96 dan tanggungjawab meningkat 6,39. Dengan demikian dapat dilihat metode proyek lebih efektif dibandingkan metode discovery dalam peningkatan karakter anak.

Kata Kunci : Metode Proyek, Metode Discovery, Nilai Karakter Rasa Hormat dan Tanggungjawab


(5)

ABSTRACT

Character should be stimulated and developed since early childhood, for early childhood is the best age for character development. Failure to cultivate character since early age, Will affect children’s future personality. Among characters that are necessary to be developed in young children are respect and responsibility. These two characters play significant roles because both respect and responsibility can influence other values. There are many factors affecting children’s character development, one of which is teaching method. In this regard, the researcher attempted to propose project and discovery methods for children’s character development. The research aimed to describe: 1) The initial condition of the respect and responsibility character among children; 2) The effectiveness of project method in developing children’s character; 3) The effectiveness of discovery method in developing children’s character; and 4) The difference in the effectiveness between project and discovery method in developing children’s character. The research is opted by the phenomena in the field that showsa decline in children’s character. Hence, the researcher conducted research on children’s character. The method adopted was quasi-experimental. The sample consisted of students from TK (Kindergarten) KemalaBhayangkari 22 as the experimental group and TK Kartika XIX-24 as the control group. The experimental group comprised 24 research subjects and control class of 23 subject. The results showed that the mean for children’s respect and responsibility developed through project method were 26.17 and 24.08, respectively. Meanwhile, the mean for respect and responsibility developed through discovery method were 10.96 and 6.39, respectively. Hence, it can be seen that the project method was more effective compared to discovery method in developing children’s characters.

Keywords : Project Method, Discovery Method, Character Values of Respect and Responsibility


(6)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Proyek ... 7

1. Pengertian Metode Proyek ... 7

2. Karakteristik Metode Proyek ... 8

3. Tujuan Metode Proyek ... 10

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Proyek ... 11

5. Pelaksanaan Kegiatan Metode Proyek ... 13

B. Metode Discovery ... 18

1. Pengertian Metode Discovery ... 18

2. Fungsi dan Tujuan Metode Discovery ... 21

3. Keunggulan dan Kelemahan Metode Discovery ... 22


(7)

Halaman

C. Karakter ... 25

1. Pengertian Karakter ... 25

2. Komponen Karakter Yang Baik ... 26

D. Nilai Karakter Rasa Hormat dan Tanggung Jawab ... 29

1. Karakter Rasa Hormat ... 29

2. Karakter Tanggung Jawab ... 30

3. Bentuk-bentuk Nilai Rasa Hormat dan Tanggungjawab 30

E. Hubungan Metode Proyek dan Metode Discovery Terhadap Nilai Karakter Rasa Hormat dan Tanggungjawab ... 31

F. Kerangka Berpikir ... 33

G. Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 36

B. Prosedur Penelitian ... 37

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 39

D. Definisi Operasional ... 42

E. Instrumen Penelitian ... 42

F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 50

1. Pengumpulan Data ... 50

2. Pengolahan Data ... 53

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Awal Karakter Rasa Hormat Dan Tanggung Jawab. 55 B. Deskripsi Aplikasi Metode Proyek dan Metode Discovery .. 56

1. Metode Proyek ... 56

2. Metode Discovery ... 60

C. Deskripsi Pelaksanaan Metode Proyek ... 62

D. Deskripsi Pelaksanaan Metode Discovery ... 68

E. Hasil Penelitian ... 70

1. Data Rekapitulasi Kuantitatif Kelompok Eksperimen (Metode Proyek) ... 70


(8)

Halaman 2. Data Rekapitulasi Kuantitatif Kelompok Kontrol

(Metode Discovery)... 78

3. Uji T Independen Karakter Rasa Hormat ... 88

4. Nilai Karakter Tanggungjawab Metode Proyek ... 91

5. Data Rekapitulasi Kuantitatif Karakter Tanggungjawab Kelompok Control (Metode Discovery) ... 100

6. Data Rekapitulasi Karakter Tanggungjawab Metode Discovery ... 109

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 112

1. Deskripsi Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Proyek ... 112

2. Efektifitas Metode Proyek Dalam Pengembangan Karakter Rasa Hormat dan Tanggungjawab ... 113

3. Efektifitas Metode Discovery Dalam Pengembangan Karakter Rasa Hormat dan Tanggungjawab Anak ... 113

4. Perbandingan Efektifitas Metode Proyek dan Metode Discovery Dalam Peningkatan Karakter Rasa Hormat dan Tanggungjawab Anak ... 114

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 117

B. Implikasi ... 118

C. Rekomendasi ... 119

DAFTAR PUSTAKA ... 120

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 124


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian ... 41

Tabel 3.2 Instrument Penelitian ... 43

Tabel 3.3 Uji Validitas Rasa Hormat ... 47

Tabel 3.4 Uji Validitas Tanggungjawab ... 48

Tabel 3.5 Uji Reliabilitas Rasa Hormat ... 49

Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Tanggungjawab ... 49

Tabel 3.7 Pedoman Observasi Karakter Anak ... 51

Tabel 4.1 Daftar Pertanyaan Anak ... 58

Tabel 4.2 Aktifitas Guru dan Anak ... 61

Tabel 4.3 Data Rekapitulasi Kuantitatif Kelompok Eksperimen (Metode Proyek) ... 70

Tabel 4.4 Uji Normalitas Pretest Rasa Hormat ... 71

Tabel 4.5 Uji Tes Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 72

Tabel 4.6 Uji Normalitas Posttest Karakter Rasa Hormat ... 73

Tabel 4.7 Normalitas Posttest Rasa Hormat Kolmogorov-Smirnov ... 75

Tabel 4.8 Uji t Berpasangan Rasa Hormat Metode Proyek ... 76

Tabel 4.9 Uji Korelasi Pretest dan Posttest Rasa Hormat ... 77

Tabel 4.10 Uji Beda Pretest dan Posttest Rasa Hormat ... 77

Tabel 4.11 Rekapitulasi Kuantitatif Rasa Hormat Metode Discovery ... 78

Tabel 4.12 Uji Normailtas Data Pretest Karakter Rasa Hormat ... 79

Tabel 4.13 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 81

Tabel 4.14 Uji Normalitas Posttest Karakter Rasa Hormat ... 82

Tabel 4.15 Uji Normalitas Rasa Hormat Kolmogorov-Smirnov ... 84

Tabel 4.16 Uji t Berpasangan Rasa Hormat Discovery ... 85

Tabel 4.17 Uji Korelasi Pretest dan Posttest Rasa Hormat ... 86

Tabel 4.18 Uji Beda Pretest dan Posttes Rasa Hormat ... 86

Tabel 4.19 Data Rekapitulasi Peningkatan Rasa Hormat ... 88

Tabel 4.20 Uji t Group Statistics Independen Rasa Hormat ... 88


(10)

Halaman

Tabel 4.22 Data Rekapitulasi Tanggungjawab ... 91

Tabel 4.23 Uji Normalitas Pretest Karakter Tanggungjawab ... 92

Tabel 4.24 Uji Normalitas Pretest Tanggungjawab Kolmogorov-Smirnov ... 93

Tabel 4.25 Uji Normalitas Posttest Tanggungjawab ... 94

Tabel 4.26 Uji Normalitas Tanggungjawab Kolmogorov-Smirnov ... 96

Tabel 4.27 Uji t Berpasangan Tanggungjawab ... 97

Tabel 4.28 Uji Korelasi Pretest dan Postest Tanggungjawab ... 98

Tabel 4.29 Uji Beda Pretest dan Posttest Tanggungjawab ... 98

Tabel 4.30 Rekapitulasi Kuantitatif Tanggungjawab Metode Discovery ... 100

Tabel 4.31 Uji Normalitas Pretest Tanggungjawab ... 100

Tabel 4.32 Uji Normalitas Pretest Tanggungjawab Kolmogorov-Smirnov ... 102

Tabel 4.33 Uji Normalitas Posttest Tanggungjawab ... 103

Tabel 4.34 Uji Normalitas Posttest Tanggungjawab Kolmogorov-Smirnov . 105 Tabel 4.35 Uji t Berpasangan Prestes dan Posttes Tanggungjawab ... 106

Tabel 4.36 Uji Korelasi Pretest dan Posttes Tanggungjawab ... 107

Tabel 4.37 Uji Beda Pretest dan Postest Tanggungjawab ... 107

Tabel 4.38 Data Rekapitulasi Tanggungjawab Metode Discovery ... 109

Tabel 4.39 Uji t Group Statistics Independen Tanggungjawab ... 109


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Sintak Model Pembelajaran Berbasis Proyek ... 14

Gambar 2.2 Alur Kegiatan Proyek ... 16

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ... 34

Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 36

Gambar 3.2 Bagan Prosedur Penelitian ... 38

Gambar 4.1 Plot Pretest Rasa Hormat Metode Proyek ... 73

Gambar 4.2 Plot Posttest Rasa Hormat Metode Proyek ... 76

Gambar 4.3 Plot Pretest Rasa Hormat Metode Discovery ... 82

Gambar 4.4 Plot Posttest Hormat Metode Discovery ... 85

Gambar 4.5 Plot Pretest Tanggungjawab ... 94

Gambar 4.6 Plot Posttest Tanggungjawab ... 97

Gambar 4.7 Plot Pretest Tanggungjawab ... 103


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rekap Hasil Observasi Metode Discovery ... 124

Lampiran 2 Rekap Hasil Observasi Metode Proyek ... 136

Lampiran 3 Rekapitulasi Hasil Observasi Awal (Pretest) Pengembangan Karakter Rasa Hormat Kelas Kontrol ... 159

Lampiran 4 Rekapitulasi Hasil Observasi Akhir (Posttest) Pengembangan Karakter Rasa Hormat Kelas Kontrol ... 150

Lampiran 5 Rekapitulasi Hasil Observasi Awal (Pretest) Pengembangan Karakter Tanggungjawab Kelas Eksperimen ... 151

Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Observasi Akhir (Posttest) Pengembangan Karakter Tanggungjawab Kelas Eksperimen ... 152

Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Observasi Awal (Pretest) Pengembangan Karakter Tanggungjawab Kelas Eksperimen ... 153

Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Observasi Akhir (Posttest) Pengembangan Karakter Tanggungjawab Kelas Eksperimen ... 154

Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Observasi Awal (Pretest) Pengembangan Karakter Rasa Hormat Kelas Eksperimen ... 155

Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Observasi Akhir (Posttest) Pengembangan Karakter Rasa Hormat Kelas Eksperimen ... 156

Lampiran 11 SK Pengangkatan Pembimbing Penulisan Tesis Program Magister (S2) ... 157

Lampiran 12 Surat Observasi Lapangan ... 159

Lampiran 13 Surat Rekomendasi / Izin Penelitian ... 160

Lampiran 14 Foto-foto Kegiatan ... 161

Lampiran 15 Hasil Uji Validasi Item Rasa Hormat ... 183

Lampiran 16 Hasil Uji Validasi Item Rasa Hormat ... 185

Lampiran 17 Webbing Topik ... 187

Lampiran 18 Webbing Kegiatan ... 188


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan karakter penting untuk ditanamkan disetiap lembaga sekolah sejak dini karena pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral atau pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Banyak pakar yang mengatakan bahwa faktor moral merupakan hal utama yang harus dibangun terlebih dahulu agar dapat membangun masyarakat yang tertib, aman dan sejahtera. Sehingga salah satu tugas utama seorang pendidik atau guru mengajarkan nilai-nilai moral pada anak. Nilai-nilai moral yang ditanamkan pada anak akan membentuk karakter yang merupakan fondasi yang sangat penting untuk membentuk masyarakat yang beradab.

Karakter yang berkualitas harus dibentuk dan dibina sejak usia dini. Karena usia dini merupakan masa yang baik bagi pembentukan karakter bila gagal menanamkan karakter sejak dini maka akan mempengaruhi kepribadian selanjutnya. Seperti yang diutarakan oleh Megawangi bahwa “kegagalan penanaman karakter sejak dini akan membentuk peribadi yang bermasalah dimasa

dewasa kelak.”

Nilai karakter yang yang penting dikembangkan terhadap anak yaitu nilai rasa hormat dan tanggungjawab. Dua nilai karakter ini mempunyai peranan yang sangat penting karena apabila anak telah memiliki nilai rasa hormat maka akan bias menyesuaikan diri dalam lingkungan serta akan tumbuh rasa empati, saling menyayangi yang merupakan nilai dasar dari kehidup anatar sesama. Sedangkan nilai tanggung jawab dalam diri seseorang merupakan komitmen dirinya terhadap apa yang sedang dilakukan sehingga dapat mencapai tujuan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Lickona (2012, hlm. 69) dalam pendidikan moral ada dua nilai moral yang utama yang dijadikan dasar hukum moral yaitu nilai rasa hormat dan tanggung jawab. Nilai rasa hormat dan tanggungjawab dapat mewakili dan menumbuhkan nilai-nilai karakter lainnya yang berlaku secara universal.


(14)

2

Data tahun 2012 menurut Kesuma, dkk. (2012) bahwa pelajar saat ini mencerminkan moral yang rusak dengan ditandai tauran antar pelajar, maraknya seks bebas, peredaran narkoba, peredaran video porno pada kalangan pelajar. Penulis juga melihat perilaku anak–anak saat ini tidak mencerminkan karakter dimana masih terdengar anak mengucapkan kata-kata yang kasar saat berbicara sesama temannya, tidak mau berbagi saat memainkan mainan, masih terlihat membuang sampah tidak pada tempatnya, tidak memperhatikan saat guru berbicara, datang ke sekolah selalu terlambat, tidak membereskan mainan atau alat-alat setelah digunakan, masih banyak anak yang tidak mengucapkan salam saat bertemu guru dan teman. Perilaku-perilaku di atas menunjukan bahwa rasa hormat dan tanggungjawab anak masih rendah.

Perilaku yang mencerminkan merosotnya moral anak-anak sekarang tentunya akan menimbulkan permasalahan. Karena seharusnya sejak anak usia dini memiliki karakter yang baik agar anak dapat berinteraksi dalam lingkungannya dan diterima keberadannya oleh temannya sehingga anak merasa nyaman dan dapat hidup bahagia. Melihat kondisi seperti yang dipaparkan di atas maka kita sebagai guru sangat penting untuk mencari solusi agar permasalahan karakter yang dihadapi anak saat ini bisa terpecahkan. Banyak faktor yang mempengaruhi pengembangan karakter anak, diantaranya metode mengajar yang dilaksanakan oleh guru, seperti yang di kemukakan oleh Moeslichatun (2004, hlm. 9) “bahwa metode merupakan cara yang fungsinya merupakan alat untuk

mencapai tujuan.” Dari kutipan tersebut, peneliti simpulkan bahwa untuk keberhasilan pembelajaran salah satunya ditentukan oleh metode pembelajaran, dengan alasan metode merupakan penghubung antara anak didik dengan guru. Jadi metode dapat dijadikan feedback bagi kelangsungan proses pembelajaran.

Peneliti mencoba meyodorkan metode pembelajaran yaitu Metode Proyek dan Metode Discovery untuk mengembangkan karakter anak. Metode Proyek memungkinkan anak untuk memahami berbagai hal seperti tanggung jawab, kemandirian, toleransi, kejujuran, memecahkan masalah. Menurut Moeslichatoen (2004) “metode proyek dapat dilakukan pada anak untuk memberikan pengalaman belajar dan mengembangkan sikap positif seperti sikap mandiri,


(15)

3

memicu rasa ingin tahu anak terhadap sesuatu dan memecahkan persoalan serta dirangsang untuk berinteraksi dengan lingkungan atau temannya. Hal ini menjadi peluang untuk guru dalam mengajarkan nilai sosial yang memunculkan nilai-nilai karakter pada anak.

Metode proyek dapat dijadikan solusi untuk pengembangan nilai karakter rasa hormat dan tanggungjawab anak usia dsini karena metode proyek dapat memberikan stimulasi pada anak melalui kegiatan interaksi baik antara anak dengan anak maupun anak dengan guru. Ketika anak sedang menyiapkan suatu proyek anak dituntut untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap anak dalam menghadapi permasalahan yang dihadapinya. Dengan mengerjakan proyek dengan kelompoknya memungkinkan anak-anak untuk bekerjasama saling mendengarkan saran dan pendapat baik dari guru maupun dari teman, dapat saling membantu dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kelompoknya, memiliki tugas masing-masing dalam kelompok.

Hal tersebut tentu akan melatih rasa empati, kerjasama, tanggungjawab terhadap tugas, saling menghormati sehingga dapat diterima dalam kelompoknya dan dapat menyelesaikan tugasnya untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut Moeslihatoen, 2004 dalam Pujiastuti, R. (t.t hlm. 41) metode proyek merupakan cara memberikan pengalaman belajar dengan menghadapkan anak pada persoalan keseharian yang harus diselesaikan dan cocok untuk mengembangkan dimensi kognitif, social, motoric, kreatif dan emosional anak.

Metode proyek berhubungan dengan masalah untuk memperoleh hasil belajar dan sikap anak dengan cara mengerjakan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan bersama. Tindakan-tindakan tersebut bisa berupa membuat prodak sesuai dengan minat anak. kegiatan proyek bisa memicu rasa ingin tahu anak terhadap persoalan yang dihadapi karena berawal dari minat anak.

Metode proyek dalam kegiatannya melibatkan anak secara aktif terutama dalam sikap mengembangkan nilai karakter rasa hormat dan tanggungjawab anak. Interaksi yang dilakukan anak secara langsung membuat anak harus saling menghormati baik dengan teman maupun dengan guru. Kemudian dalam menyelesaikan sebuah proyek akan menuntut anak untuk bertanggungjawab terhadap peran dan tugasnya masing-masing sehingga akan melatih anak dalam


(16)

4

mengembangkan nilai karakter tanggungjawab. Dengan demikian diharapkan dengan menggunakan metode proyek dapat mengembangkan nilai karakter rasa hormat dan tanggungjawab anak. Menurut Lickona (2012) nilai karakter rasa hormat dan tanggung jawab merupakan dua nilai karakter yang sangat penting untuk ditanamkan di setiap sekolah oleh guru karena dua nilai tersebut dasar nilai karakter yang bisa mengembangkan karakter lainnya pada anak seperti empati, kerjasama, toleransi, disiplin.

Peneliti juga mencoba akan melakukan penelitian dengan mencoba Metode Discovery, hal ini dikarenakan metode ini cocok digunakan untuk anak-anak usia dini karena sesuai dengan karakteristik anak-anak usia dini dimana metode ini dapat mengembangkan rasa ingin tahu, menjelajah atau mengeksplorasi. Bruner dalam Arends (2008, hlm. 48) mengungkapkan “discovery learning merupakan sebuah model pembelajaran yang menekankan pentingnya membantu siswa untuk memahami struktur atau ide-ide kunci suatu disiplin ilmu, kebutuhan akan keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar.”

Berdasarkan studi lapangan peneliti menemukan hasil penelitian sebelumnya mengenai metode proyek seperti yang dilakukan oleh Christianti, M. (2012) mengenai pembelajaran anak usia dini dengan pendekatan proyek. Metode penelitian melalui studi kasus dengan hasil penelitian melalui penerapan pendekatan proyek sikap tanggungjawab, kemandirian, motivasi belajar muncul pada diri anak.

Sedangkan Astawa, dkk. (2015) dengan penelitian yang berjudul pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap sikap ilmiah dan konsepdiri siswa SMP. Metode penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan desain penelitian post-test only control group design. Hasil penelitian model pembelajaran berbasis proyek lebih efektif meningkatkan sikap ilmiah dan konsep diri siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Melalui pendekatan metode proyek sikap tanggungjawab, kerjasama, menghargai orang lain, tekun, kritis, rasa ingin tahu setelah di uji statistic mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Menurut Rahayu. (2012) penelitian yang berjudul pengembangan kemampuan tanggungjawab melalui metode proyek pada anak kelompok A di


(17)

5

TK Pertiwi Somopuro Jogonan Klaten. metode penelitian melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan hasil penelitian selama dua silkus terbukti tanggungjawab anak mengalami peningkatan.

Menurut Arbiah, S. dkk. (2013) tentang penerapan metode proyek untuk meningkatkan sikap tanggungjawab anak di TK IT Nurhidayah melalui Penelitian Tindakan Kelas. Hasil penelitiannya selama tiga siklus melalui penerapan metode proyek sikap tanggungjawab anak meningkat. Hal ini selaras dengan apa yang akan dilakukan peneliti membuktikan bahwa metode proyek efektif dalam mengembangkan karakter tanggungjawab anak.

Sedangkan Wilda, M. (2012). Penelitian yang berjudul peningkatan keaktifan siswa melalui penerapan metode discovery dalam pembelajaran Pkn. Metode penelitian yang digunakan melalui Penelitian Tindakan Kelas. Dengan sabjek penelitian kelas XII di SMAN 2 Lengayang. Hasil temuan penelitian penerapan metode discovery dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam sikap tanggungjawab, saling menghargai, kerjasama, berpikir analisis dalam pelajaran Pkn.

Adanya penelitian terdahulu yang selaras dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, maka semakin menguatkan motivasi peneliti untuk melakukan penelitian karakter nilai rasa hormat dan tanggungjawab anak. Secara lebih spesifik peneliti tertarik untuk membandingkan antara metode proyek dan metode discovery dalam pengembangan karakter anak. Hal ini yang dikemas dalam sebuah judul penelitian sebagai berikut : “EFEKTIVITAS METODE PROYEK DAN DISCOVERY DALAM PENGEMBANGKAN KARAKTER ANAK USIA DINI PADA ANAK TK DI KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KAB. SUMEDANG.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, rumusan masalah penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi nilai karakter rasa hormat dan tanggungjawab anak sebelum diberikan perlakuan melalui metode proyek dan metode discovery?


(18)

6

2. Bagaimana kondisi nilai karakter rasa hormat dan tanggungjawab anak setelah diberi perlakuan metode proyek ?

3. Bagaimana kondisi nilai karakter rasa hormat dan tanggungjawab anak setelah diberi perlakuan metode discovery?

4. Apakah metode proyek lebih efektif dibandingkan dengan metode discovery?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang hal-hal sebagai berikut:

1. Kondisi karakter rasa hormat dan tanggungjawab anak sebelum penerapan metode proyek dan metode discovery

2. Efektifitas metode proyek dalam mengembangkan karakter anak. 3. Efektifitas metode discovery dalam mengembangkan karakter anak.

4. Perbedaan efektifitas metode proyek dengan metode discovery terhadap pengembangan karakter anak.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam upaya pengembangan pendidikan anak usia dini, khususnya dalam pengembangan karakter anak usia dini. Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi praktisi

PAUD dan wawasan keilmuan dalam bidang pengembangan karakter rasa hormat dan tanggungjawab anak usia dini; dan

2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dapat dijadikan rujukan bagi guru dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat bagi anak usia dini dalam pengembangan karakter rasa hormat dan tanggungjawab anak.


(19)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Alasan peneliti menggunakan eksperimen karena harus melakukan uji coba dua macam metode pembelajaran kepada dua kelompok sampel, yaitu metode proyek dan metode discovery. Sehubungan dengan hal tersebut, Surakhmad (1994) mengatakan bereksperimen merupakan mengadakan percobaan untuk melihat hasil terhadap variabel-variabel yang menjadi penyelidikan.

Adapun penelitian yang di gunakan dengan menggunakan penelitian quasi experimental design, dimana peneliti menggunakan kelas ekperimen dan kelas kontrol pada metode proyek dan metode discovery. Desian penelitian menggunakan pretest-posttes control group design dapat digambarkan menurut McMillan & Schumacher, (1997 hlm. 463) :

Kelompok Pretes Perlakuan Posttes

A O1 X1 O2

B O1 X2 O2

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keteranagn :

A : Kelompok Eksperimen B : Kelompok Kontrol X1 : Metode Proyek

X2 : Metode Discovery

O1 : Tes Awal

O2 : Tes Akhir

TK kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terpilih diberi pretest dan posttes. Kelompok eksperimen diberi perlakuan metode proyek (X1) dan kelas


(20)

37

B. Prosedur Penelitian

Penelitian ini diawali dengan menyiapkan rencana penelitian kedalam bentuk proposal. Proposal tersebut selanjutnya diajukan untuk diseminarkan agar mendapat persetujuan dan selanjutnya dapat melanjutkan keproses bimbingan bersama pembimbing yang telah ditunjuk oleh akademik.

Tahap selanjutnya mengajukan izin penelitian dengan melibatkan dinas pendidikan Kabupaten Sumedang dan TK yang bersangkutan. Pelaksanaan penelitian pertama melakukan studi pendahuluan terhadap TK kelompok eksperimen, dan TK kelompok kontrol dilakukan pada minggu pertama bulan maret selama satu minggu. Kemudiana peneliti menyiapkan program untuk melakukan pretes dengan menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH). Pelaksanaan proses penelitian ini dilakukan pada minggu kedua bulan Maret.

Prosedur penelitian secara rinci diadopsi dari Riduwan (2013) terdiri dari tiga tahap, yaitu (1) Tahap Persiapan, (2) Tahap Pelaksanaan, (3) Tahap Analisis Data. Ketiga tahap-tahap tersebut diuraiakan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan, yaitu mengembangkan perangkat pembelajaran yang dikonsultasikan dengan ahli materi, menyusun instrumen dan memvalidasi isinya, kemudian melaksanakan pre test kepada siswa kelas sampel.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini diawali dengan pemberian pre test, yang dilaksanakan sebelum di berikan perlakuan kepada anak. Pre test ini diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dengan tujuan untuk melihat perilaku awal anak. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan melaksanakan proses pembelajaran di TK B sebagai kelas eksperimen dan TK K sebagai kelas control.

3. Tahap Analisis Data

Setelah data terkumpul kemudian melakukan pengolahan data dengan menghitung normalitas data, homogenitas data dan uji hipotesis. Perhitungan ini menggunakan program SPSS 20.


(21)

38

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai participant observation dimana peneliti selain melakukan observasi terhadap subjek penelitian juga terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini sebagai pertimbangan untuk mengetahui keefektifan metode proyek dan metode discovery. Secara lengkap prosedur penelitian yang peneliti laksanakan dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk langkah-langkah atau alur penelitian seperti pada yang tampak pada bagan Prosedur Penelitian berikut :

Gambar 3.2 Bagan Prosedur Penelitian

Penyusunan Instrumen dan Bahan Ajar

Uji coba Instrumen

Analisis Hasil Ujicoba Instrumen

Perbaikan

Tes awal (Pre test)

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Metode discovery

Metode proyek

Post Test Post Test

Data

Analisis Data

Temuan

KESIMPULAN Identifikasi Masalah


(22)

39

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

Pemilihan TK sebagai tempat penelitian dilakukan dengan purposif di Kecamatan Sumedang Selatan. Peneliti dalam menentukan sampling dengan menentukan kriteria tertentu agar diperoleh TK yang memadai atau homogen untuk dijadikan subjek penelitian dalam mengujicobakan metode baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Berikut ini ada beberapa kriteria bagi pemilihan homogenitas lokasi subjek penelitian sebagai persyaratannya uji coba penelitian.

1. Latar belakang orang tua peserta didik diambil dari berbagai latar belakang setaus ekonomi.

2. Profil guru berdasarkan kualifikasi akademik dan pengalaman kerja. 3. Waktu pembelajaran

4. Profil sarana prasarana sekolah 5. Fungsi TK sebagai gugus inti.

Berdasarkan kriteria tersebut dan hasil konsultasi dengan UPTD Kecamatan Sumedang Selatan maka terpilih dua TK yang menjadi lokasi penelitian sebagai sampel untuk melakukan uji metode proyek dan metode discovery yaitu TK Kemala bayangkari dan TK kartika XIX-24. Kedua Profil TK sebagai berikut :

1. Profil TK Kemala Bhayangkari 22

TK Kemala Bhayangkari 22 merupakan salah satu TK yang ada di kecamatan sumedang selatan Kabupaten Sumedang yaitu tepatnya di Jln. Prabu geusan ulun No. 04 kelurahan Regol wetan Kecamatan Sumedang selatan Kabupaten Sumedang. TK Kemala Bhayangkari 22 didirikan pada tanggal 3 Oktober 1957.

TK Kemala Bhayangkari 22 melayani anak usia 4-6 tahun berasal dari keluarga dengan mayoritas pekerjaan orang tua sebagai pedagang, pegawai swasta dan PNS. Dengan latar belakang pendidikan orang tua sekitar 38 % lulusan S1, 37 % D2 dan 25% SLTA.

TK Kemala Bhayangkari 22 dikelola oleh satu orang kepala sekolah dan enam tenaga pengajar atau guru dengan kualifikasi lulusan S1 PG-PAUD sebanyak 5 orang, dan SMA 2orang. Status guru 3 sebagai PNS dan 4 orang tenaga sukwan.


(23)

40

Hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru, kurikulum yang digunakan mengacu kepada Permen no. 58 tahun 2009. Waktu pembelajaran dilakukan 5 hari dalam seminggu mulai dari jam 7.30 sampai dengan jam 10 WIB. Program pembelajaran bertujuan untuk membantu anak didik untuk mengembangkan aspek nilai agama dan moral, social emosional, bahasa, kemandirian, kognitif, motoric dan seni agar anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan dasar.

Sarana dan prasarana yang dimiliki TK Kemala Bhayangkari 22 yaitu 1 ruang kepala sekolah, 4 ruang kelas, 1 ruang UKS, 1 gudang, 3 ruang toilet dan 2 ruang tempat tunggu orang tua, serta halaman untuk kegiatan bermain anak. Meja guru 4 set, kursi dan meja anak 100 set, lemari 6 buah, papan tulis 7 buah, loker 8 buah, shofa 1 set dan APE dalam dan luar.

TK Kemala Bhayangkari 22 sebagai keberadaan dalam gugus PAUD sebagai gugus inti dimana memiliki peranan untuk mengkoordinasikan kegiatan – kegiatan yang diprogramkan di PKG serta tempat untuk mengembangkan kurikulum dan meningkatkan profesionalisme guru TK.

2. Profil TK Kartika XIX

TK Kartika XIX-24 merupakan salah satu TK yang ada di kecamatan sumedang selatan Kabupaten Sumedang yaitu tepatnya di Jln. Pangeran kornel No. 164 KODIM 0610 Kelurahan pasanggrahan Kec. Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. TK kartika XIX-24 didirikan pada tanggal 5 november 1958.

TK Kartika XIX-24 melayani anak usia 4-6 tahun yang berasal dari keluarga dengan mayoritas pekerjaan orang tua sebagai pedagang, pegawai swasta dan PNS. Dengan latar belakang pendidikan orang tua sekitar 33 % lulusan S1, 40 % D2 dan 27% SLTA.

TK Kartika XIX-24 dikelola oleh satu orang kepala sekolah dan enam tenaga pengajar atau guru dengan kualifikasi lulusan S1 PG-PAUD sebanyak 2 orang, D2 PGTK sebanyak 3 orang, dan SMA 1 orang. Status guru 3 sebagai PNS dan 4 orang tenaga sukwan.


(24)

41

Hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru, kurikulum yang digunakan mengacu kepada Permen no. 58 tahun 2009. Waktu pembelajaran dilakukan 5 hari dalam seminggu mulai dari jam 7.30 sampai dengan jam 10 WIB. Program pembelajaran bertujuan untuk membantu anak didik untuk mengembangkan aspek nilai agama dan moral, social emosional, bahasa, kemandirian, kognitif, motoric dan seni agar anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan dasar.

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh TK Kartika XIX-24 yaitu satu 1 ruang kepala sekolah, ruang belajar 3 kelas, 1 ruang UKS, dapur, 2 toilet dan halaman untuk kegiatan bermain anak-anak. Meja dan kursi anak sebanyak 90 set, meja guru 5 set, APE dalam dan luar, loker 3 buah, 3 buah lemari untuk menyimpan mainan, dan shofa 1 set.

TK Kartika XIX-24 keberadaan dalam gugus PAUD sebagai gugus inti dimana memiliki peranan untuk mengkoordinasikan kegiatan – kegiatan yang diprogramkan di PKG serta tempat untuk mengembangkan kurikulum dan meningkatkan profesionalisme guru TK.

Setelah terpilih TK untuk mengujikan metode pembelajaran, selanjutnya menentukan TK untuk kelompok eksperimen dan kelompok control. Pemilihan kelompok dilakukan dengan menggunakan teknik random dengan mengundi kedua TK tersebut.

Hasil undian sehingga didapatkan nama TK sebagai subjek penelitian untuk mengujikan metode pembelajaran yang dapat di lihat dalam table 3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1

Lokasi dan Subjek Penelitian

TK Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Nama TK Kemala Bhayangkari 22 TK Kartika XIX - 24 Alamat Jln. Prabu Geusan Ulun No. 04

Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan

Jln. Pangeran Kornel No. 164 KODIM 0610 Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan

Sumedang Selatan


(25)

42

D. Definisi Operasional

Untuk menemukan dan memilih rumusan operasional sebagai pegangan dalam menyusun instrument dan melaksanakan penilitian, dibawah ini dijelaskan variabel dalam penelitian ini.

1. Metode Proyek merupakan suatu strategi pembelajaran yang dirancang untuk memberikan pengalaman belajar pada anak Tk dengan cara melibatkan anak secara aktif untuk berinteraksi dengan teman dan guru dalam suatu kegiatan dengan membuat suatu prodak secara bersama-sama setelah anak melakukan karya wisata atau kunjungan pada suatu objek yang diminati anak. Proyek yang dilakukan anak-anak yaitu membuat perlengkapan kantor pos. tema yang di ambil dalam kegiaytan proyek yaitu tema pekerjaan dengan sub tema profesi topic yang diambil yaitu tukang pos. Tema dipelajari melalui kegiatan observasi, penugasan, eksperimen.Dalam kegiatannya anak mempunyai tugas masaing-masing dan dilkukan secara bersama-sama untuk menghasilkan suatu prodak untuk mencapai tujuan bersama.

2. Metode Discovery merupakan suatu strategi pembelajaran yang dirancang untuk memberikan pengalaman belajar pada anak secara individu dengan melibatkan anak secara aktif untuk melakukan penemuan dan penyeklidikan tentang perlengkapan yang ada di kantor pos sehingga menemukan konsep secara mandiri tentang kantor pos dan pengetahuan yang berhubungan dengan kantor pos.

3. Karakter merupakan suatu sikap positif yang melekat pada diri anak yang ditunjukan melalui perilaku saling menghormati sesama teman dan guru serta memiliki sikap tanggung jawab dalam setiap tindakanyang dilakukan secara terus menerus selama kegiatan pembelajaran sehingga nilai rasa hormat dan tanggungjawab melekat pada diri anak yang dapat di impementasikan dalam kehidupan sehari-harinya.

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat ukur untuk melakukan penilaian terhadap anak, melalui instrument ini akan didapatkan nilai atau secor terhadap perkembamngan karakter anak. Instrument penelitiat dibuat dari variable


(26)

43

penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Variable yang menjadi penelitian tersebut di uraikan melalui definisi oprasional kemudian ditentukan indicator yang akan diukur.

Tabel 3.2

Instrument Penelitian

Variabel Definisi

Operasional Dimensi Indikator Butir Item

Teknik Pengumpulan Data No. Item Karakter anak Melakukan tindakan-tindakan yang benar yang berhubungan dengan diri anak dan orang lain Rasa hormat

1. Anak dapat

menghormati diri sendiri

1. Anak bangga

terhadap dirinya sendiri

2. Anak tidak mudah putus asa saat membuat kotak surat, membuat amplop, perangko dan melipat kertas surat .

3. Anak bangga

terhadap hasil karya yang dibuatnya sendiri saat kegiatan membuat benda-benda yang ada dikantor pos. Observasi Observasi Observasi 1 2 3

2. 4. Anak menjaga

hasil karyanya sendiri dengan menyimpannya dengan baik di tempat yang telah di sediakan guru


(27)

44

Variabel Definisi

Operasional Dimensi Indikator Butir Item

Teknik Pengumpulan

Data

No. Item

3. Anak dapat

menghormati orang lain

1. Anak bangga

terhadap hasil karya temannya dengan memberikan pujian kepada setiap hasil karya temannya.

2. Anak menjaga

hasil karya temannya dengan tidak merusaknya

3. Anak berbicara

santun kepada teman

4. Anak berbicara

santun kepada guru selama kegiatan pembelajaran

5. Anak

mengucapkan terima kasih saat diberi sesuatu oleh guru 6. Anak mengucapkan terimakasih saat diberi sesuatu oleh teman

Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi 5 6 7 8 9 10 7. Anak bekerjasama dengan teman saat kegiatan membuat benda-benda yang ada di kantor pos.


(28)

45

Variabel Definisi

Operasional Dimensi Indikator Butir Item

Teknik Pengumpulan Data No. Item 8. Anak bekerjasama dengan teman saat bermain peran sebagai pegawai kantor pos dan nasabah

9. Anak

bekerjasama dengan guru saat persiapan bermain peran 10.Anak tertib

saat

mengunjungi kantor pos 11.Anak sabar

menunggu giliran saat berbicara dengan petugas kantor pos Observasi Observasi Observasi Observasi 12 13 14 15 Tanggung jawab

1. Anak dapat

merespon orang lain secara positif 1. Anak memberikan bantuan kepada temann saat teman kesulitan dalam membuat kotak surat, membuat amplop, membuat prangko, dan melipat surat Observasi 16

2. Anak berbagi media yang digunakan dengan teman saat kegiatan pembelajaran


(29)

46

Variabel Definisi

Operasional Dimensi Indikator Item Observasi

Teknik Pengumpul

an Data

No. Item

2. Anak dapat

mentaati aturan 1. Anak menyimpan alat-alat ketempatnya dengan rapih setelah selesai kegiatan pembelajaran 2. Anak menyelesaikan kegiatan yang di tugaskan guru sampai selesai

3. Anak datang ke sekolah tepat waktu Observasi 0bservasi observasi 18 19 20

3. Anak memiliki rasa peduli

1. Anak menjaga

kebersihan diri dengan mencuci tangan sendiri setelah selesai kegiatan

2. Anak mencuci

tangan sebelum makan

3. Anak mencuci

tangan setelah makan 4. Anak membuang sampah pada tempatnya

5. Anak menjaga

barang miliknya dengan menyimpan di ketempatnya setelah digunakan Observasi observasi Observasi Observasi Observasi 21 22 23 24 25


(30)

47

Variabel Definisi

Operasional Dimensi Indikator Item Observasi

Teknik Pengumpulan

Data

No. Item

6. Anak menjaga

barang teman dengan tidak merusaknya

7. Anak menjaga

barang teman dengan menyimpan barang ketempatnya.

Observasi

Observasi

26

27

a. Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumenn yang dibuat kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing setelah mendapat persetujuan kemudian di uji cobakan dan dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

Uji Validitas dan Reliabilitas yang dilakukan peneliti untuk menguji keabsahan data dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, kriteria utama terhadap data penelitian adalah valid dan reliabilitas. Dengan demikian data yang dinyatakan valid adalah data yang tidak berbeda anatar data yang dilaporkan peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Sedangkan reliabilitas berkenaan dengan konsistensi data. (Sugiyono, 2010)

Adapun hasil validitas sebagai berikut :

Tabel 3.3

Uji Validitas Rasa Hormat

No. Item r Validitas

A I.I 0,671 valid

A I.2 0,650 valid

A I.3 0,701 valid

A I.4 0,673 valid

A II.1 0,720 valid

A II.2 0,767 valid

A II.3 0,592 valid


(31)

48

No. Item r Validitas

A II.5 0,745 valid

A II.6 0,784 valid

A II.7 0,784 valid

A II.8 0,805 valid

A II.9 0,787 valid

A II.10 0,703 valid

A II.11 0,602 valid

Ketentuan item valid apabila r hitung lebih besar dari r table. Diketahui r table dengan jumlah data uji coba N= 24 dengan df 23 adalah 0,396

Tabel 3.4

Uji validitas tanggungjawab

No item r validitas

B I.I 0,886 valid

B I.2 0,864 valid

B II.1 0,774 valid

B II.2 0,728 valid

B II.3 0,790 valid

B III.1 0,828 valid

B III.2 0,868 valid

B III.3 0,868 valid

B III.4 0,905 valid

B III.5 0,743 valid

B III.6 0,481 valid

B III.7 0,610 valid

Ketentuan item valid apabila r hitung lebih besar dari r table, diketahui r table dengan jumlah data uji coba N= 24 dengan df 23 adalah 0,396


(32)

49

b. Uji Reliabilitas

Tabel 3.5

Uji Reliabilitas Rasa Hormat

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

,931 ,933 15

Output ini sebagai hasil dari analisis reliabilitas dengan teknik Cronbach Alpha. Untuk menentukan suatu instrument reliable atau tidak maka bisa menggunakan batas nilai Alpha 0,6. Menurut Sekaran (1992), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik. Dapat diketahui nilai Cronbach Alpha untuk variable posttest rasa hormat sebesar 0.931.karena nilainya lebih dari 0,6, maka dapat disimpulkan bahwa instrument penelitian telah reliable.

Tabel 3.6

Uji Reliabilitas Tanggung Jawab Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

,941 ,941 12

Output ini sebagai hasil dari analisis reliabilitas dengan teknik Cronbach Alpha. Untuk menentukan suatu instrument reliable atau tidak maka bisa menggunakan batas nilai Alpha 0,6. Menurut Sekaran (1992), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik. Dapat diketahui nilai Cronbach Alpha untuk variable pretest tanggungjawab sebesar 0.941. karena nilainya lebih dari 0,6, maka dapat disimpulkan bahwa instrument penelitian telah reliable.


(33)

50

F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data, yaitu dengan menggunakan teknik observasi, catatan anekdot dan dokumentasi. Peneliti menggunakan pedoman observasi untuk mendapatkan informasi tentang prilaku

anak. Observasi berdasarkan Wahyudin & Agustin (2011) : “Pengamatan

(observasi) adalah suatu teknik yang dapat dilakukan guru untuk mendapatkan berbagai informasi atau data tentang perkembangan dan permasalahan anak. Melalui pengamatan, guru dapat mengetahui bagaimana perubahan yang terjadi

pada anak dalam satu waktu tertentu.”

Selain untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap peneliti pun menggunakan pedoman penugasan untuk melihat kemampuan anak dalam melaksanakan kegiatan yang ditugaskan oleh guru. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Wahyudin & Agustin (2011) penugasan merupakan cara penilaian dengan memberikan tugas harian (daily learning) yang harus dikerjakan anak baik secara perorangan maupun kelompok.

Untuk lebih melengkapi data-data penelitian tentang karakter anak peneliti pun menggunakan catatan anekdot untuk mencatat prilaku-prilaku anak yang muncul diluar dua pedoman teknik pengumpulan data di atas. Catatan anekdot merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi terhadap peristiwa yang terjadi di sekolah saat proses kegiatan maupun disaat diluar proses kegiatan belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Wahyudin & Agustin (2011), yaitu catatan anekdot adalah suatu teknik pengumpulan data yang bersifat pengamatan dimana guru sebagai pengamat dan hanya mencatat berbagai peristiwa yang berlangsung selama proses kegiatan belajar dan ketika anak bermain di luar tempat belajar.

Adapun pengumpulan data menggunakan pedoman observasi sebagai berikut :


(34)

51

Tabel 3.7

Pedoman Observasi Karakter Anak

Nama Anak : _________________________ Usia / Kelompok : _________________________ Hari, Tanggal : _________________________

No. Aspek yang Diobservasi

Hasil Observasi

TM JM Kd SM SSM

A. Oleh observer rasa hormat anak terlihat

I. Anak dapat menghormati diri sendiri 1. Anak bangga terhadap dirinya sendiri

2. Anak tidak mudah putus asa saat membuat kotak surat, membuat amplop, perangko dan melipat kertas surat . 3. Anak bangga terhadap hasil karya yang dibuatnya sendiri

saat kegiatan membuat benda-benda yang ada dikantor pos. 4. Anak menjaga hasil karyanya sendiri dengan

menyimpannya dengan baik di tempat yang telah di sediakan guru

II. Anak dapat menghormati orang lain

1. Anak bangga terhadap hasil karya temannya dengan memberikan pujian kepada setiap hasil karya temannya. 2. Anak menjaga hasil karya temannya dengan tidak

merusaknya

3. Anak berbicara santun kepada teman

4. Anak berbicara santun kepada guru selama kegiatan pembelajaran

5. Anak mengucapkan terima kasih saat diberi sesuatu oleh guru

6. Anak mengucapkan terimakasih saat diberi sesuatu oleh teman

7. Anak bekerjasama dengan teman saat kegiatan membuat benda-benda yang ada di kantor pos.

8. Anak bekerjasama dengan teman saat bermain peran sebagai pegawai kantor pos dan nasabah

9. Anak bekerjasama dengan guru saat persiapan bermain peran

10. Anak tertib saat mengunjungi kantor pos

11. Anak sabar menunggu giliran saat berbicara dengan petugas kantor pos


(35)

52

No. Aspek yang Diobservasi

Hasil Observasi

TM JM Kd SM SSM

B. Oleh observer tanggungjawab anak terlihat

I. Anak dapat merespon orang lain secara positif

1. Anak memberikan bantuan kepada temann saat teman kesulitan dalam membuat kotak surat, membuat amplop, membuat prangko, dan melipat surat

2. Anak berbagi media yang digunakan dengan teman saat kegiatan pembelajaran

II. Anak dapat mentaati aturan

1. Anak menyimpan alat-alat ketempatnya dengan rapih setelah selesai kegiatan pembelajaran

2. Anak menyelesaikan kegiatan yang di tugaskan guru sampai selesai

3. Anak datang ke sekolah tepat waktu III. Anak memiliki rasa peduli

1. Anak menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan sendiri setelah selesai kegiatan

2. Anak mencuci tangan sebelum makan 3. Anak mencuci tangan setelah makan 4. Anak membuang sampah pada tempatnya

5. Anak menjaga barang miliknya dengan menyimpan di ketempatnya setelah digunakan

6. Anak menjaga barang teman dengan tidak merusaknya 7. Anak menjaga barang teman dengan menyimpan barang

ketempatnya

Data kualitatif hasil observasi diubah menjadi data kualitatif dengan memakai skala Likert dengan ketentuan sebagai berikut :

TM = Tidak Muncul diberi skor : (1) JM = Jarang Muncul diberi skor : (2) Kd = Kadang-kadang diberi skor : (3) SM = Sering Muncul diberi skor : (4) SSM = Sering Sekali Muncul diberi skor : (5)


(36)

53

Berdasarkan lembar observasi maka untuk karakter rasa hormat akan didapat nilai minimal 15 dan nilai maksimal 75 dengan memiliki rentang atau range sebesar 60.

Untuk menentukan klasifikasi rata-rata maka range dibagi 5 yaitu 12. Dengan Kriteria data sebagai berikut :

15 – 27 : sangat rendah 27 – 39 : rendah

39 – 51 : cukup 51 – 63 : baik 63 – 75 : sangat baik

Sedangkan untuk karakter rasa tanggungjawab akan di peroleh nilai minimal 12 dan nilai maksimal 60 dengan memiliki rentang atau range sebesar 48. Untuk menentukan klasifikasi rata-rata maka range dibagi 5 yaitu 9,6. Dengan Kriteria data sebagai berikut :

12 – 21,6 : sangat rendah 21,6 – 31,2 : rendah

31,2 – 40,8 : cukup 40,8 – 50,4 : baik 50,4 – 60 : sangat baik

2. Pengolahan Data

Setelah data diperoleh, langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dengan menggunakan perhitungan statistic untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis. Pengolahan data yang dilakukan peneliti menggunakan program SPSS 20. Adapun data yang di olah adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah kedua data penelitian diambil dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.

b. Uji Beda

1) Uji t Berpasangan

Uji t Berpasangan dilakukan untuk menguji adanya perbedaan 2 rata-rata antara pretest dan posttes baik di kelompok eksperimen maupun di


(37)

54

kelompok kontrol. Melalui Uji t Berpasangan ini akan diketahui peningkatan rata-rata antara pretes dan postes metode proyek dan discovery terhadap karakter rasa hormat dan tanggung jawab.

2) Uji t Independen

Uji t Independen ini untuk mengetahui perbedaan rata-rata efektifitas antar metode proyek dan metode discovery. Uji t independen ini untuk menjawab hipotesis yang dilajukan peneliti. Yaitu mengetahui metode mana yang lebih efektif antara metode proyek dan discovery.


(38)

117

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Efektivitas Metode Proyek dan Metode Discovery dalam Pengembangan Karakter Anak Usia Dini”, dapat disimpulkan sebagai berikut :

Kondisi obyektif karakter rasa hormat dan tanggungjawab anak sebelum dilakukan tindakan masih rendah, hal ini dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan kurang menstimulan perilaku anak. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terlihat monoton guru hanya memberikan penugasan yang terlalu terpokus kepada segi akademik anak saja. Selain itu belum adanya penilaian khusus terhadap karakter anak.

Pelaksanaan metode proyek dalam mengembangkan karakter rasa hormat dan tanggungjawab anak yang dirancang oleh peneliti dapat dilaksanakan sesuai rencana. Kegiatan pembelajaran yang disiapkan guru sesuai dengan minat anak membuat anak merasa senang dan tidak bosan, serta kegiatan yang dilakukan dengan memberikan pekerjaan kepada anak menstimulan anak untuk bersikap tanggungjawab untuk menyelesaikan pekerjaannya serta melalui kegiatan berkelompok menstimulan anak belajar untuk saling menghormati. Sehingga dapat disimpulkan metode proyek efektif dalam meningkatkan karakter rasa hormat dan tanggungjawab anak.

Sedangkan pelaksanaan metode discovery dalam mengembangkan karakter rasa hormat dan tanggungjawab anak dirancang oleh peneliti kemudian dilaksanakan sesuai rencana. Kegiatan pembelajaran yang diberikan kepada anak memberikan keleluasaan anak untuk berpikir dan menemukan sesuatu membuat anak aktif untuk berpikir dan berrtindak. Dengan kegiatan yang menuntut anak untuk melakukan sesuatu dan berpikir ini merupakan kegiatan yang bagus untuk menstimulan anak secara akademik. Namun disamping itu yang paling terpenting dalam melakukan kegiatan tersebut terjalin interaksi anak yang menstimulan anak untuk saling menghormati serta menstimulan anak untuk bertanggungjawab dalam menyelesai akan tugas. Sehingga dapat disimpulkan metode discovery efektif dalam meningkatkan karakter rasa hormat dan tanggungjawab anak.


(39)

118

Setelah diuji kedua metode antara metode proyek dan metode discovery, kedua metode tersebut dapat meningkatkan karakter rasa hormat dan tanggungjawab anak. Dalam hal anak dapat menghargai hasil karya temannya, mengucapkan terima kasih saat diberi sesuatu kepada temannya, mau mengatakan maaf bila melakukan kesalahan dalam kegiatan kelompok, tidak berkata kasar, dapat menyelesaikan tugasnya, memenuhi aturan, menyimpan alat-alat setelah digunakan, jadi hasil penelitian menunjukan bahwa metode proyek dan metode discovery dapat meningkatkan karakter rasa hormat dan tanggungjawab, namun dalam peningkatannya metode proyek lebih tinggi dalam pengembangan karakter rasa hormat dan tanggungjawab dibandingkan dengan metode discovery. Hal ini dikarenakan metode discovery kurang mengembangkan nilai karakter karena lebih mengembangkan aspek kognitif anak adapun nilai karakter rasa hormat dan tanggungjawab itu sebagai aspek penyerta dari pelaksanaan metode discovery. Sehingga dapat disimpulkan metode proyek lebih efektif dibanding metode discovery dalam peningkatkan karakter rasa hormat dan tanggungjawab.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang dipaparkan di atas, maka implikasi terhadap pembelajaran anak usia dini adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode proyek merupakan bukan suatu kegiatan yang mengganti kurikulum sekolah tetapi salah satu metode yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang bisa dipadukan dengan program sekolah yang telah ada. Dengan menggunakan penilaian secara terus menerus terhadap sikap dan proses anak sehingga guru mengetahui kemajuan sikap anak dan hasil belajar anak. Alat penilaian yang bisa dijadikan pilihan untuk melihat sikap anak yaitu dengan menggunakan observasi.

2. Pembelajaran dengan menggunakan metode proyek selain dapat mengembangkan nilai karakter rasa hormat dan tanggungjawab juga dapat meningkatkan motivasi anak dalam mengikuti setiap kegiatan pembelajaran, meningkatkan kreatifitas anak karena kegiatan metode proyek kegiatannya berdasarkan pada minat anak dan menghasilkan sebuah karya atau produk.


(40)

119

3. Metode proyek meskipun sedikit memberikan tantangan pada guru dalam menyiapkan kurikulum selama proyek berlangsung akan tetapi hal positif yang dapat diambil bagi guru yaitu dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam menyiapkan perencanaan pembelajaran dan menyediakan media pembelajaran bagi anak sehingga kegiatan pembelajaran bervariasi tidak monoton dan dapat menarik rasa ingin tahu dan minat belajar anak.

4. Tema kegiatan pembelajaran melaui metode proyek di tentukan berdasarkan minta anak, anak diberi kesempatan untuk menentukan dan memilih sendiri kegiatan pembelajaran. Hal ini metode proyek selain dapat meningkatkan rasa hormat dan tanggung jawab anak, akan tetapi karena pembelajaran berpusat pada anak sehingga motivasi belajar anak menjadi meningkat, memunculkan sikap kretifitas anak.

C. Rekomendasi

Ada beberapa hal yang dapat menja direkomendasi, yaitu antara lain : 1. Bagi Guru

Telah terbukti bahwa metode proyek lebih efektif secara signifikan dalam meningkatkan karakter rasa hormat dan tanggung jawab anak dibanding dengan metode discovery, maka metode proyek direkomendasikan untuk digunakan oleh guru-guru sebagai salah satu metode pembelajaran dalam meningkatkan karakter rasa hormat dan tanggungjawab anak.

2. Bagi Peneliti

Bagi Peneliti walaupun hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang cukup baik yaitu dapat meningkatkan karakter rasa hormat dan tanggungjawab disarankan kepada peneliti berikutnya untuk meneliti dengan memperluas aspek karakter lainnya seperti kejujuran, kedisiplinan dan cinta lingkungan sehingga karakter anak akan terstimulasi semakin lebih komprehensif.


(41)

120

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y (2014) Desain Sistem Pembelajaran dalam Konsek Kurikulum 2013. Bandung : Refika Aditama.

Ani, dkk. (2013). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Metode Discovery Learning untuk Pemahaman Sains pada Anak TK B. Diakses dari Journal of Primary Education Dua (2013) [online] http://journal.unnes.ac.id/SJU/ index.php.jpe

Aqib, Z. (2011) Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif anak Bangsa . Bandung : Yrma Widya.

Arbiah S. dkk. (2013) Penerapan Metode Proyek untuk Meningkatkan Sikap Tanggungjawab pada Anak Kelompok A TK IT Nur Hidayah Surakarta Tahun 2013/2014. [Online] Journal diakses pada tanggal 22 Juni 2015. Arends, R.I. (2008). Learning to Teach. Jogjakarta: Pustaka Pelajar

Astawa dkk. ( ) Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Sikap Ilmiah dan Konsep Diri Siswa SMP. Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan IPA Volume 5 Tahun 2015.

Azhar.(1991). Model pembelajaran discovery.[online]. Diakses dari http:// faizalnizbah.blogspot.com/2013/05/model-pembelajaran-discovery.html. Crisanti. (2011). Pembelajaran Anak Usia Dini dengan Pendekatan Proyek.

[online] Journal Dinamika Pendidikan No. 02/Tahun XVJJJ/September 2011. Diakses pada tanggal 22 Juni 2015.

Eliasa, I. E. (__).Pentingnya Kelekatan Orangtua Dalam Internal Working Model Untuk Pembentukan Karakter Anak. [online]. Diakses dari http:// staff.uny.co.id.

Eliasa, I. ( ). Pentingnya Kelekatan Orangtua Dalam Internal Working Model untuk Pembentukan Karakter Anak (Kajian Teori dari John Bowlby). Emi Marini. (2013). Meningkatkan Kompetensi Sosial Anak Usia Dini Melalui

Penerapan Metode Proyek. Jurnal UPI.repository.upi.edu.perpustakaan. upi.ed

Erlita Lusiana. (2012). Membangun Pemahaman Karakter Kejujuran Melalui Permainan Tradisional pada Anak Usia Dini di Kota Pati. Journal of Early Childhood Education Paper 1 (1). (2012)


(42)

121

Hardiani, N. (2012). Pentingnya Pendidikan karakter Sejak Dini. [online]. Diakses dari http:/nencyhardini.blogspot.com/2012/12/pentingnya-pendidikan-karakter-sejak.html.

Ikhsan (2011). Penerapan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kreatifitas Anak Usia Dini. (Tesis) Sekolah Pascasarjana UPI.

Isriani & Puspita. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Famila. Istiqomah dkk. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Metode

Discovery Learning Untuk Pemahaman Sains Pada Anak TK B. diakses [online] di http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpe.

Katz & Helm. (2001). Young Investigations: The Project Approach In The Early Years. Teachers College, Columbia University.Teacher Collage Press. Katz & Chard (1989). Engaging Children`s Mind: The Project Approach, new

Jersey: ablex.

Kementerian Pendidikan & Kebudayaan, (2013). Model Pembelajaran Berbasis Penemutan (Discovery Learning) di Sekolah Dasar. Kurikulum 2013. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kesuma, dkk.(2012). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Lickona, T. (2012). Educating for Character. Mendidik untuk Membentuik Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

Majid, A. (2014). Strategi Pembelajaran. Rosada : Bandung.

Masitoh, dkk. (2005). Strategi Pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas.

Mc Millan & Schumacher, (1997). Research in Education a Conceptual Introduction. Longman New York & London.

Megawangi, R (2003) Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat Untuk Membangun Bangsa. Indonesia Heritage Foundation.

Moeslichatoen, R. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Minium dan Bear (1993). Statistical Reasioning in Psychology and Education. New York. Inc.


(43)

122

Nosalm Agustin. (2012). Model Pembelajaran Discovery. [online] diakses darihttp:nosalmathedu10.blogspot.com/2012/07/mode-pembeelajaran-discovery-learning.html.

Priyanto D. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta.

Podomi, A. (2013) Pengaruh Metode Pembelajaran Discovery dalam Meningkatkan Keterampilan Teknik Dasar Mae Geri Cundan pada Cabang Olahrata Karate. (Skripsi) Universitas Negeri Gorontalo

Rahayu. (2012) Pengembangan Kemampuan Bertanggungjawab Melalui Metode Proyek pada Anak Kelompok A di TK Pertiwi Somopuro Jogonalan Klaten Tahun 2012/2013. [online] Journal diakses pada tanggal 22 Juni 2015. Rahayu Puji Astuti. ( ). Penerapan Metode Proyek Dalam Over Extension dan

Under Extension. Upaya Awal Bagi Anak Usia Dini untuk Merespon Sitauasi Global. Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.

Riduwan. (2013). Metode dan Tehnik Penyususnan Tesis.Bandung: Alfabeta. Roopnarine & Johnson. (2011). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Berbagai

Pendekatan Edisi Kimia. Kencana : Jakarta.

Roopnarine & Johnson. (1993). Approaches to Early Childhood Education. Mc Millan Publishing Company. New York.

Samani & Hariyanto. (2012). Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Setiasih.O. (2010).Metode pembelajaran proyek berbasis lingkungan perkembangan untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah.Desertasi. Pascasarjana Universitas pendidikan Indonesia, Bandung.

Sudijono, A. (2012). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, Winarwono. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Tehnik. Bandung: Tarsito.

Suryosubroto. (2002). Metode discovery Learning.[online]. Diakses dari http//nilaieka. Blogspot.com/2010/01/ metode discovery learning.Html. 2010.


(44)

123

Suyanto. (2010). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Publishing.

Syamsuardi (2011). Menanamkan Kedisiplinan Dalam Bentuk Karakter dan Pengembangan Kemandirian Anak. Jurnal [online] diakses dari umn.digiliib.umn.syamsuardi.

Tuti Andriani. (2012). Permainan Tradisional untuk Membentuk Karakter Anak Usia Dini. Jurnal Sosial Budaya Volume 9 No. 1.

UPI. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI Tahun Akademi 2014/2015. Bandung : UPI.

Wahyudin & Agustin (2011). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Refika Aditama : Bandung.

Wibowo, A. (2013). Pendidikan Karakter Usia Dini. (Strategi Membangun Karakter di Usia Emas). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Winda M. (2012) Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Penerapan Metode Discovery Dalam Pembelajaran PKn di Kelas X2 SMA Negeri 2 Lengayang Pesisir Selatan. [online] Journal Tingkap Volume X No. 1 Tahun 2014 diakses pada tanggal 22 Juni 2015.

Yuliana, P. (2013) Metode3 Projek Basid Learning pada Pembelajaran Tematik Integritis dalam implementasi nilai-nilai karakter. Dalam Hartati, dkk. (Editor). Poseding, Confrensi Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar SPS UPI. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.


(1)

Setelah diuji kedua metode antara metode proyek dan metode discovery, kedua metode tersebut dapat meningkatkan karakter rasa hormat dan tanggungjawab anak. Dalam hal anak dapat menghargai hasil karya temannya, mengucapkan terima kasih saat diberi sesuatu kepada temannya, mau mengatakan maaf bila melakukan kesalahan dalam kegiatan kelompok, tidak berkata kasar, dapat menyelesaikan tugasnya, memenuhi aturan, menyimpan alat-alat setelah digunakan, jadi hasil penelitian menunjukan bahwa metode proyek dan metode discovery dapat meningkatkan karakter rasa hormat dan tanggungjawab, namun dalam peningkatannya metode proyek lebih tinggi dalam pengembangan karakter rasa hormat dan tanggungjawab dibandingkan dengan metode discovery. Hal ini dikarenakan metode discovery kurang mengembangkan nilai karakter karena lebih mengembangkan aspek kognitif anak adapun nilai karakter rasa hormat dan tanggungjawab itu sebagai aspek penyerta dari pelaksanaan metode discovery. Sehingga dapat disimpulkan metode proyek lebih efektif dibanding metode discovery dalam peningkatkan karakter rasa hormat dan tanggungjawab.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang dipaparkan di atas, maka implikasi terhadap pembelajaran anak usia dini adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode proyek merupakan bukan suatu kegiatan yang mengganti kurikulum sekolah tetapi salah satu metode yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang bisa dipadukan dengan program sekolah yang telah ada. Dengan menggunakan penilaian secara terus menerus terhadap sikap dan proses anak sehingga guru mengetahui kemajuan sikap anak dan hasil belajar anak. Alat penilaian yang bisa dijadikan pilihan untuk melihat sikap anak yaitu dengan menggunakan observasi.

2. Pembelajaran dengan menggunakan metode proyek selain dapat mengembangkan nilai karakter rasa hormat dan tanggungjawab juga dapat meningkatkan motivasi anak dalam mengikuti setiap kegiatan pembelajaran, meningkatkan kreatifitas anak karena kegiatan metode proyek kegiatannya berdasarkan pada minat anak dan menghasilkan sebuah karya atau produk.


(2)

3. Metode proyek meskipun sedikit memberikan tantangan pada guru dalam menyiapkan kurikulum selama proyek berlangsung akan tetapi hal positif yang dapat diambil bagi guru yaitu dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam menyiapkan perencanaan pembelajaran dan menyediakan media pembelajaran bagi anak sehingga kegiatan pembelajaran bervariasi tidak monoton dan dapat menarik rasa ingin tahu dan minat belajar anak.

4. Tema kegiatan pembelajaran melaui metode proyek di tentukan berdasarkan minta anak, anak diberi kesempatan untuk menentukan dan memilih sendiri kegiatan pembelajaran. Hal ini metode proyek selain dapat meningkatkan rasa hormat dan tanggung jawab anak, akan tetapi karena pembelajaran berpusat pada anak sehingga motivasi belajar anak menjadi meningkat, memunculkan sikap kretifitas anak.

C. Rekomendasi

Ada beberapa hal yang dapat menja direkomendasi, yaitu antara lain : 1. Bagi Guru

Telah terbukti bahwa metode proyek lebih efektif secara signifikan dalam meningkatkan karakter rasa hormat dan tanggung jawab anak dibanding dengan metode discovery, maka metode proyek direkomendasikan untuk digunakan oleh guru-guru sebagai salah satu metode pembelajaran dalam meningkatkan karakter rasa hormat dan tanggungjawab anak.

2. Bagi Peneliti

Bagi Peneliti walaupun hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang cukup baik yaitu dapat meningkatkan karakter rasa hormat dan tanggungjawab disarankan kepada peneliti berikutnya untuk meneliti dengan memperluas aspek karakter lainnya seperti kejujuran, kedisiplinan dan cinta lingkungan sehingga karakter anak akan terstimulasi semakin lebih komprehensif.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y (2014) Desain Sistem Pembelajaran dalam Konsek Kurikulum 2013. Bandung : Refika Aditama.

Ani, dkk. (2013). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Metode Discovery Learning untuk Pemahaman Sains pada Anak TK B. Diakses dari Journal of Primary Education Dua (2013) [online] http://journal.unnes.ac.id/SJU/ index.php.jpe

Aqib, Z. (2011) Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif anak Bangsa . Bandung : Yrma Widya.

Arbiah S. dkk. (2013) Penerapan Metode Proyek untuk Meningkatkan Sikap Tanggungjawab pada Anak Kelompok A TK IT Nur Hidayah Surakarta Tahun 2013/2014. [Online] Journal diakses pada tanggal 22 Juni 2015. Arends, R.I. (2008). Learning to Teach. Jogjakarta: Pustaka Pelajar

Astawa dkk. ( ) Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Sikap Ilmiah dan Konsep Diri Siswa SMP. Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan IPA Volume 5 Tahun 2015.

Azhar.(1991). Model pembelajaran discovery.[online]. Diakses dari http:// faizalnizbah.blogspot.com/2013/05/model-pembelajaran-discovery.html. Crisanti. (2011). Pembelajaran Anak Usia Dini dengan Pendekatan Proyek.

[online] Journal Dinamika Pendidikan No. 02/Tahun XVJJJ/September 2011. Diakses pada tanggal 22 Juni 2015.

Eliasa, I. E. (__).Pentingnya Kelekatan Orangtua Dalam Internal Working Model Untuk Pembentukan Karakter Anak. [online]. Diakses dari http:// staff.uny.co.id.

Eliasa, I. ( ). Pentingnya Kelekatan Orangtua Dalam Internal Working Model untuk Pembentukan Karakter Anak (Kajian Teori dari John Bowlby). Emi Marini. (2013). Meningkatkan Kompetensi Sosial Anak Usia Dini Melalui

Penerapan Metode Proyek. Jurnal UPI.repository.upi.edu.perpustakaan. upi.ed

Erlita Lusiana. (2012). Membangun Pemahaman Karakter Kejujuran Melalui Permainan Tradisional pada Anak Usia Dini di Kota Pati. Journal of Early Childhood Education Paper 1 (1). (2012)


(4)

Hardiani, N. (2012). Pentingnya Pendidikan karakter Sejak Dini. [online]. Diakses dari http:/nencyhardini.blogspot.com/2012/12/pentingnya-pendidikan-karakter-sejak.html.

Ikhsan (2011). Penerapan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kreatifitas Anak Usia Dini. (Tesis) Sekolah Pascasarjana UPI.

Isriani & Puspita. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Famila.

Istiqomah dkk. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Metode Discovery Learning Untuk Pemahaman Sains Pada Anak TK B. diakses [online] di http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpe.

Katz & Helm. (2001). Young Investigations: The Project Approach In The Early Years. Teachers College, Columbia University.Teacher Collage Press.

Katz & Chard (1989). Engaging Children`s Mind: The Project Approach, new Jersey: ablex.

Kementerian Pendidikan & Kebudayaan, (2013). Model Pembelajaran Berbasis Penemutan (Discovery Learning) di Sekolah Dasar. Kurikulum 2013. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kesuma, dkk.(2012). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Lickona, T. (2012). Educating for Character. Mendidik untuk Membentuik Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

Majid, A. (2014). Strategi Pembelajaran. Rosada : Bandung.

Masitoh, dkk. (2005). Strategi Pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas.

Mc Millan & Schumacher, (1997). Research in Education a Conceptual Introduction. Longman New York & London.

Megawangi, R (2003) Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat Untuk Membangun Bangsa. Indonesia Heritage Foundation.

Moeslichatoen, R. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Minium dan Bear (1993). Statistical Reasioning in Psychology and Education. New York. Inc.


(5)

Nosalm Agustin. (2012). Model Pembelajaran Discovery. [online] diakses darihttp:nosalmathedu10.blogspot.com/2012/07/mode-pembeelajaran-discovery-learning.html.

Priyanto D. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta.

Podomi, A. (2013) Pengaruh Metode Pembelajaran Discovery dalam Meningkatkan Keterampilan Teknik Dasar Mae Geri Cundan pada Cabang Olahrata Karate. (Skripsi) Universitas Negeri Gorontalo

Rahayu. (2012) Pengembangan Kemampuan Bertanggungjawab Melalui Metode Proyek pada Anak Kelompok A di TK Pertiwi Somopuro Jogonalan Klaten Tahun 2012/2013. [online] Journal diakses pada tanggal 22 Juni 2015. Rahayu Puji Astuti. ( ). Penerapan Metode Proyek Dalam Over Extension dan

Under Extension. Upaya Awal Bagi Anak Usia Dini untuk Merespon Sitauasi Global. Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.

Riduwan. (2013). Metode dan Tehnik Penyususnan Tesis.Bandung: Alfabeta.

Roopnarine & Johnson. (2011). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Berbagai Pendekatan Edisi Kimia. Kencana : Jakarta.

Roopnarine & Johnson. (1993). Approaches to Early Childhood Education. Mc Millan Publishing Company. New York.

Samani & Hariyanto. (2012). Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Setiasih.O. (2010).Metode pembelajaran proyek berbasis lingkungan perkembangan untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah.Desertasi. Pascasarjana Universitas pendidikan Indonesia, Bandung.

Sudijono, A. (2012). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, Winarwono. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Tehnik. Bandung: Tarsito.

Suryosubroto. (2002). Metode discovery Learning.[online]. Diakses dari http//nilaieka. Blogspot.com/2010/01/ metode discovery learning.Html. 2010.


(6)

Suyanto. (2010). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Publishing.

Syamsuardi (2011). Menanamkan Kedisiplinan Dalam Bentuk Karakter dan Pengembangan Kemandirian Anak. Jurnal [online] diakses dari umn.digiliib.umn.syamsuardi.

Tuti Andriani. (2012). Permainan Tradisional untuk Membentuk Karakter Anak Usia Dini. Jurnal Sosial Budaya Volume 9 No. 1.

UPI. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI Tahun Akademi 2014/2015. Bandung : UPI.

Wahyudin & Agustin (2011). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Refika Aditama : Bandung.

Wibowo, A. (2013). Pendidikan Karakter Usia Dini. (Strategi Membangun Karakter di Usia Emas). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Winda M. (2012) Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Penerapan Metode Discovery Dalam Pembelajaran PKn di Kelas X2 SMA Negeri 2 Lengayang Pesisir Selatan. [online] Journal Tingkap Volume X No. 1 Tahun 2014 diakses pada tanggal 22 Juni 2015.

Yuliana, P. (2013) Metode3 Projek Basid Learning pada Pembelajaran Tematik Integritis dalam implementasi nilai-nilai karakter. Dalam Hartati, dkk. (Editor). Poseding, Confrensi Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar SPS UPI. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.