EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LISTRIK STATIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA RADIO

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LISTRIK STATIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA RADIO SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Fisika

  Disusun Oleh : Galatha Prila Danisworo NIM : 041424024 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  NOKTURNO kubiarkan cahaya bintang memilikimu… kubiarkan angin, yang pucat dan tak habis-habisnya gelisah, tiba-tiba menjelma isyarat, merebutmu… entah kapan kau bisa kutangkap… 1972 Mata Jendela Sapardi Djoko Damono

  WOMAN was created from the rib of man, not from his head to be above him… not from his feet to be walked upon… but, from his side to be equal… near his arm to be protected… and close to his heart, to be loved… hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, Lembaran-lembaran yang hampir saja tak berguna ini, aku untai menjadi karya yang sederhana, aku persembahkan kepada:

  Hyang Jagad yang telah memenjarakanku dalam kasih, kepada Ibunda tercinta, keluarga yang selalu mendukungku, sahabat-sahabat yang selalu tersenyum dan meneguhkan, kampus tercinta Universitas Sanata Dharma, dan semesta karya agung-Nya.

ABSTRAK GALATHA PRILA DANISWORO. 2009. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LISTRIK STATIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA RADIO.

  Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah pembelajaran dengan media radio efektif membantu siswa dalam mempelajari Listrik Statis. Penelitian ini dilaksanakan di studio Radio Masdha FM pada bulan Agustus sampai September 2008. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas

  IX SMP Kanisius Kalasan yang terdiri dari 30 siswa. Seluruh siswa diberi treatmen pengajaran dengan menggunakan media radio. Instrumen penelitian yang digunakan adalah (1) kuisioner untuk meneliti minat siswa dan (2) soal-soal test untuk meneliti prestasi siswa.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa memiliki minat yang baik dalam mengikuti pembelajaran Listrik Statis dengan menggunakan media radio dan prestasi belajar siswa meningkat setelah mengikuti pembelajaran Listrik Statis dengan menggunakan media radio.

  Oleh karena efektivitas pengajaran ditentukan oleh tingkat minat belajar dan prestasi belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan media radio efektif dalam mempelajari Listrik Statis.

  

ABSTRACT

GALATHA PRILA DANISWORO. 2009. EFFECTIVITY IN LEARNING

STATIC ELECTRICITY USING RADIO STATION.

  The purpose of this research is to know whether the learning method using radio station broadcasting can help students to learn static electricity. The research had been held in Masdha FM radio station in August to

  September. Population and sample used in this research was students from IX grade of Kanisius Kalasan junior high school that consisted of 30 students. All students were given a learning treatment using radio station broadcasting. Research instruments used here were (1) questionnaires to know the students’ interest and (2) test exercises to know the students’ comprehension.

  The results of this research shows that students have the good interest in following static electricity learning using radio station broadcasting media and the students’ comprehension have increased after following this learning activity using radio broadcasting media.

  Because of the learning effectivity is based by learning interest and student comprehension, so it can be concluded that the learning method using radio station broadcasting media is effective.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Allah Bapa atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika.

  Setelah penulis selesai menjalani proses pembuatan skripsi yang tidak sebentar, yang berjudul ‘Efektivitas Pembelajaran Listrik Statis Dengan Menggunakan Media Radio’ ini, yang tersisa dalam benak penulis hanyalah rasa syukur yang mendalam kepada Hyang Jagad. Rahmat dan kasih-Nya telah membantu penulis dalam menyusun setiap kata yang ada dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menghaturkan puji syukur yang setinggi- tingginya kepada Hyang Jagad, yang telah memperhatikan hamba-Nya yang selalu memohon pertolongan.

  Perkenankanlah pula penulis menghaturkan terima kasih kepada :

  1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D sebagai dosen pembimbing atas segala bimbingan, bantuan, kesabaran, dan memberikan banyak koreksi kepada penulis sampai terselesaikannya skripsi ini.

  2. Segenap dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma, khususnya dosen-dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Fisika: Romo

  3. Bapak Yusup Indrianto P., S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Kanisius Kalasan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di SMP Kanisius Kalasan.

  4. Ibu F. Charuniawati selaku Guru Fisika di SMP Kanisius Kalasan yang telah memberikan kesempatan, kerjasama, dan dukungan untuk mengadakan penelitian.

  5. Radio Masdha FM yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk on air dalam melakukan penelitian.

  6. Kedua orang tua: Bapak Yohanes Capistrano Sunyoto Tupiyono dan Ibu Elisabeth Suparti yang telah membantu Tuhan dalam menciptakan kehidupan baru pada penulis; yang selalu memperhatikan, membimbing, dan menjaga penulis; yang selalu memberikan dukungan moril dan materiil kepada penulis.

  7. Kakakku yang gokil, konyol, dan kocak: Yohanes Barbarigo Danu Kristiyono yang selalu mendukung langkah penulis dan memberikan kasih sayang melalui candaan dan penghiburannya.

  8. Keluarga besar: Mbah Kakung, Mbah Uti, Om To, Tante Ida, Alm. Dek Theo, Dek Hanan, Bulek Dewi, Om Sus, Bulek Noke’, Pak Zuguz, Ci’Om, Kak Rino, Kak Erick, Dimas, Mbak Watiex yang telah

  9. Benedictus Danang Putrajati, yang pernah menemani perjalanan penulis dan mengajarkan penulis merangkai dan memaknai hidup.

  10. Stephanus Berlian Wibisono, yang pernah menemani perjalanan penulis dan memberikan canda tawa yang tak tergantikan.

  11. Robertus Bellarminus Yohari Listyawan, yang pernah mengisi 30 hari penulis, terima kasih atas keindahan yang diberikan.

  12. Jonathan Bara Diska Putra Krisnanto, yang telah membantu penulis untuk tidak skeptis dan mau menerima satu paket penulis apa adanya, terima kasih atas kesabarannya yang mendewasakan.

  13. Teman-teman terdekat: Mamie Oyo, Ivana, Cyrilla, Unggul, Aynie Minoel, Dian, Shasa, Iken, Wima, Ida, Levina, Marley, Undul Paul, Koko Andri, Teguh Hun2, Fr. Atoer ”wall-E” (makasii buanged yaa

  nyod... ), Fr. Palma, Gothetz, Nyonyach, Teetow, Tejo, Utoy. Terima kasih telah mau berbagi peristiwa kehidupan dengan penulis.

  14. Teman-teman Pendidikan Fisika 2004: Made Dolly, Mbak Hetty, Dinul, Konyil, Undul Paul, Koko Andri, Teguh Hun2, Pet-pet, Bene, Heru, Astri, Aris, Uwil, Ita Uwil, Ita Cicik, Ucok, Fitrex, Bajuri, San, Sil, Mas Ery, Budi, Ndraz, Dwi Wahyu, Dwi Astutik, Rusmy, Ochi, Siska, Woro Kecil, Retha, Meta, Ika, Rini, Iken, Fredy, Deny, Jastjust, Wulan,

  15. Teman-teman radio dan entertainment: Pakdhe Felix, Alfa Aresta, Ogep, Berli, Cumi, Titan, Tian, Dithe, Gaga, Lexa, Antox, Martin, Agung, Budi, Abel, Flora, Yudith, Anthonia Mumun, Cik Dee2, Cik Nyit2, Rangga, Caca, Mae, Reno, Tommy, Orlie, Mayient, Henta, Mbak Rossa L.A. Lights dan Djarum Black. Terima kasih atas segala kesempatan yang diberikan.

  16. Teman-teman KKN Kelompok 2 Cangkring: Maz Nino, Koko Andri, Candra, Fhery, Marley Intan Mbokdhe, Buk Heti, Buk Rina, Buk Iin.

  Terima kasih untuk 30 hari yang ruaaarr biasaaa !!!

  17. Keluarga Wayan: Pak dan Bu Wayan, Mbak Dian, Mbak Galuh, dan Nyoman yang selama ini selalu membantu, menghibur, dan menjadi saudara baru bagi penulis.

  18. Teman-teman Altri College: Maz Daniel dan Ciek Imee; John de Britto

  161 : Ozzie dan Martin; STECE: Ira, Renny, YanYan, Anin, Sita, Ellend,

  Ita, Hellen; BOSA: Evi, Vindy, Hana, Venny, Lianita, Grisel, Agung, Denny, Theo, Khrisna, Hariadi, Focus; PL: Galuh dan Stefi.

  19. Bajajku B 4265 ZX yang selalu setia saat panas maupun hujan.

  20. Satpam-satpam kampus Paingan...matur nuwun atas kemudahannya untuk parkir di mana pun...hehehe.

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii MOTTO dan PERSEMBAHAN ........................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi PERNYATAAN PESETUJUAN PUBLIKASI .................................................... vii ABSTRAK ............................................................................................................ viii ABSTRACT .......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .......................................................................................... x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ................................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvii

  BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1 B. Landasan Teori............................................................................................ 3 C. Rumusan Masalah ..................................................................................... 22 D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 23

  BAB II METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 25 A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 25 B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 25 C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 25 D. Treatment .................................................................................................. 26 E. Instrumen Penelitian .................................................................................. 27 F. Validitas Instrumen ................................................................................... 28 G. Rancangan Kegiatan Pengajaran ............................................................... 29 H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 31 BAB III DATA DAN ANALISIS ......................................................................... 37 A. Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 37 B. Data .......................................................................................................... 40 C. Analisis Data dan Pembahasan ................................................................. 44 BAB IV KESIMPULAN ...................................................................................... 53 A. Kesimpulan .............................................................................................. 53 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 53 C. Saran ......................................................................................................... 54 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 55 LAMPIRAN .......................................................................................................... 57

  

DAFTAR TABEL

  Tabel I.1. Pengelompokan gelombang radio menurut frekuensinya ............. ………9 Tabel II.1 Rancangan Kegiatan Pengajaran .................................................. …… .29 Tabel III.1. Pelaksanaan Siaran di Radio Masdha FM ................................... ……...38 Tabel III.2. Data siswa yang berminat belajar dengan menggunakan media radio ....40 Tabel III.3. Data skor siswa untuk pretest-postest pada materi Apa itu dan bagaimana

  terjadinya listrik statis, jenis muatan listrik, contoh-contoh peristiwa yang disebabkan oleh listrik statis, dan Hukum Kekekalan Muatan Listrik

  ……….......................................................................................................42 Tabel III.4. Data skor siswa untuk pre-test dan post-test pada materi Manfaat listrik

  statis, terjadinya petir, dan penangkal petir .................................. ……...43

  Tabel III.5. Hasil analisis data skor siswa untuk pretest-postest pada materi Apa itu

  dan bagaimana terjadinya listrik statis, jenis muatan listrik, contoh- contoh peristiwa yang disebabkan oleh listrik statis, dan Hukum Kekekalan Muatan Listrik ……………………………………………..47

  Tabel III.6. Hasil analisis data skor siswa untuk pretest-postest pada materi Manfaat

  listrik statis, terjadinya petir, dan penangkal petir .................... ……...50

  Tabel III.7. Pengelompokan siswa yang berminat dan prestasinya ................ ……...52

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Surat permohonan izin untuk melakukan penelitian di SMP Kanisius Kalasan ....................................................................................

  58 Lampiran 2. Surat permohonan izin untuk melakukan penelitian di Radio Masdha FM ...........................................................................................

  59 Lampiran 3. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMP Kanisius Kalasan ............................................................................................................

  60 Lampiran 4. Surat keterangan telah melakukan penelitian di Radio Masdha FM .....................................................................................................

  61 Lampiran 5. Proses Kegiatan Mengajar Listrik Statis Dengan Media Radio ....................................................................................................

  62 Lampiran 6. Kuisioner Minat .......................................................................... 118 Lampiran 7. Soal-soal Tes dan Jawabannya ................................................... 120 Lampiran 8. Kuisioner Benar-benar mendengarkan On Air ........................... 124 Lampiran 9. SMS Inbox .................................................................................. 126

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak kejadian-kejadian di alam yang dapat dijelaskan dengan teori Fisika, misalnya : terjadinya petir, kelembaman, kuat arus listrik, dan benda

  jatuh bebas. Druxes, Born, dan Siemsen (1986:12) mendefinisikan “ fisika

  sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha menguraikan serta menjelaskan hukum-hukum alam, dan kejadian dalam alam menurut pemikiran manusia “.

  Para penemu fisika dalam menemukan suatu teori fisika, biasanya menggunakan metode ilmiah. Menurut Amien (1987:14) metode ilmiah dijelaskan sebagai berikut :

  Metode ilmiah adalah metode yang biasanya diikuti oleh ilmuwan

dalam memecahkan suatu problem. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

  1. Mengidentifikasi masalah

  2. Merumuskan hipotesis

  3. Mendisain dan melaksanakan eksperimen

  4. Observasi

  5. Mengumpulkan dan menganalis data

  6. Mengulang kembali eksperimen untuk mencocokkan/membuktikan

  Metode ilmiah ini sudah sering sekali digunakan dalam pembelajaran fisika di sekolah. Pada umumnya pengajaran fisika di sekolah dilakukan dengan metode ceramah dan mencatat. Dengan metode ini guru banyak mendominasi kegiatan pengajaran dengan hanya memberi pengetahuan kepada siswa. Model ceramah ini mengakibatkan pelajaran fisika kurang disenangi dan membosankan bagi siswa.

  Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu diciptakan pengajaran yang lebih menyenangkan, di mana siswa dapat lebih antusias, lebih tertarik, dan bersemangat untuk belajar fisika. Untuk menciptakan kegiatan pengajaran yang berbeda dari sebelumnya dan dapat menarik perhatian siswa, maka guru harus dapat menggunakan media pengajaran yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa. Selama ini penggunaan media dalam pembelajaran fisika sangat minim digunakan. Guru masih belum berani untuk memberikan variasi yang berbeda dalam penggunaan media pembelajaran fisika. Salah satu media yang jarang sekali digunakan yaitu dengan menggunakan media radio.

  Pada umumnya kita telah mengetahui bahwa sekarang ini radio merupakan salah satu media untuk komunikasi dan juga hiburan. Program radio adalah semua acara yang disiarkan melalui radio. Program radio dapat berbentuk : berita, sandiwara, kesenian, musik, dsb.

  Pendidikan dengan menggunakan radio dapat memberi variasi baru memberi suatu kesegaran baru bagi siswa karena siswa tidak hanya belajar memahami pengetahuan sekaligus juga dapat memberikan hiburan tersendiri bagi mereka karena adanya musik. Musik dapat memberikan semangat dan motivasi tersendiri bila seseorang jenuh dengan suatu hal. Oleh karena itu, dengan adanya musik maka siswa dapat termotivasi kembali untuk belajar dan memahami pengetahuan.

B. Landasan Teori 1. Hakikat Belajar Mengajar

  Dalam periode duapuluh tahun terakhir ini, filsafat konstruktivisme sangat mempengaruhi perkembangan penelitian dan praktik pendidikan sains dan matematika di dunia (Suparno, 1997:49). Menurut filsafat konstruktivisme, belajar berarti suatu proses aktif mengkonstruksi ilmu pengetahuan (Suparno, 1997:61) dan mengajar adalah membantu siswa agar proses konstruksi tersebut berjalan lancar (Suparno, 1997:49). Dengan demikian, dalam proses belajar mengajar lebih menekankan pada bagaimana siswa itu menginteraksi informasi-informasi yang merupakan hasil dari pengalaman mereka, serta bagaimana proses pemahaman dasar siswa mengenai informasi-informasi yang mereka peroleh itu mereka ungkapkan secara individual.

  Dalam proses belajar mengajar, hasil akhir pembelajaran bukanlah bergantung dari apa yang diberikan oleh guru kepada siswa melainkan lebih bergantung hasil interaksi siswa terhadap informasi dan bagaimana pengalaman dasar siswa dalam mengungkapkan pengetahuan secara individu.

2. Pengajaran Efektif

  Pengajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing pelajaran di dalam kehidupan, yakni membimbing perkembangan diri sesuai dengan tugas-tugas perkembangan yang harus dijalankan oleh pelajar itu (Surakhmad 1982:14). Pengajaran terdiri dari dua macam kegiatan, yaitu kegiatan belajar dan kegiatan mengajar. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa sedangkan mengajar dilakukan oleh guru.

  Mengajar pada hakikatnya adalah membimbing aktivitas belajar siswa. Aktivitas siswa dalam belajar sangat diperlukan agar belajar menjadi efektif dan dapat membawa hasil yang optimal. Agar dapat mengajar secara efektif, guru harus meningkatkan kesempatan belajar siswa dan meningkatkan mutu mengajarnya.

  Kesempatan belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Misalnya, guru menunjukkan keseriusan dalam mengajar sehingga dapat menumbuhkan minat dan semangat siswa

  Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang mampu mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar dan dapat memberikan hasil belajar yang optimal. Untuk mengaktifkan siswa dalam belajar, diperlukan minat belajar siswa.

3. Minat

  Highard memberi rumusan tentang minat sebagai berikut: “interest is

  persisting tendency to pay attention and enjoy some activities or contents”

  (Slameto, 2003:57). Dari kutipan di atas, minat didefinisikan sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati beberapa kegiatan.

  Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya dalam belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak akan melakukan sesuatu (Usman, 1990:22).

  Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat sangat diperlukan agar pengajaran berlangsung efektif, karena semakin tinggi minat siswa terhadap materi yang diajarkan guru maka semakin tinggi pula kemauan siswa

4. Media Pembelajaran

  Media adalah sebuah alat yang berfungsi menyampaikan pesan (Boove, 1997 dalam. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar.

  Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.

  Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajar. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu, media juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan dan umpan balik.

  Pembelajaran interaktif dalam sistem pendidikan jarak jauh memiliki karakteristik utama keterpisahan fisik antara pengajar dan pembelajar yang pada umumnya mengurang interaksi langsung antara pengajar dan pembelajar. Sejumlah institusi pendidikan jarak jauh di dunia berupaya untuk menciptakan komunikasi yang interaktif melalui berbagai cara, misalnya mendesain bahan pembelajar dan memanfaatkan media tertentu yang dapat menjadi sarana interaksi antara pengajar dan pembelajar.

  Sistem pendidikan jarak jauh memiliki enam elemen kunci yang sekaligus merupakan karakteristik dari sistem tersebut, yaitu pemisahan antara guru dan pembelajar, pengaruh institusi pendidikan, penggunaan media yang menghubungkan guru dan pembelajar, berlangsungnya komunikasi dua arah antara guru dan pembelajar, memperhatikan pembelajar sebagai individu yang belajar, dan pendidikan sebagai suatu industri (Keegan, 1980 dalam

  Penggunaan media dalam sistem pendidikan jarak jauh berfungsi sebagai sarana yang menghubungkan antara pengajar dan pembelajar. Hal ini disebabkan adanya pemisahan secara fisik antara pengajar dan pembelajar dalam melakukan aktivitas belajar mengajar. Banyak jenis media yang dapat digunakan dalam sistem belajar jarak jauh. Secara umum media yang sering digunakan sebagai delivery mode dalam sistem pendidikan jarak jauh adalah media cetak, siaran radio, siaran televisi, konferensi komputer, surat elektronik (e-mail), video interaktif, telekomunikasi melalui satelit, dan teknologi komputer multimedia.

  Media cetak, siaran radio, dan siaran televisi telah banyak digunakan utama siaran radio dan siaran televisi adalah pada kemampuannya menjangkau khalayak dalam wilayah geografis yang luas.

5. Radio

  Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat melalui ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan media pengangkut (seperti molekul udara).

a. Gelombang Radio Gelombang radio merupakan bagian dari gelombang elektromagnetik.

  Spektrum gelombang elektromagnetik meliputi gelombang radio pada frekuensi rendah; gelombang cahaya, sinar x, dan sinar gamma pada frekuensi menengah; dan sinar kosmik pada frekuensi tinggi. Gelombang radio dibagi menjadi beberapa bagian menurut frekuensinya karena memiliki sifat yang berbeda-beda, sehingga pemanfaatannya juga berbeda.

  Nama Frekuensi Panjang Nama Penggunaan gelombang lain

  VLF Very Low < 30 KHz > 10 km Maritim, kapal Frequency selam LF Low Frequency 30 – 300 KHz 10 – 1 km LW Maritim, navigasi MF Middle 300 – 3000 KHz 1000 – 100 m MW AM, amatir

  Frequency

HF High Frequency 3 – 30 MHz 100 – 10 m SW SW, SSB, amatir

  

VHF Very High 30 – 300 MHz 10 – 1 m FM, TV, pesawat

Frequency terbang

UHF Ultra High 300 – 3000 MHz 1000 – 100 mm TV, HP, WLAN,

  Frequency satelit SHF Super High 3 – 30 GHz 100 – 10 mm Satelit, radar,

  Frequency ruang angkasa EHF Extreme High 30 – 300 GHz 10 – 1 mm Satelit, ruang

  Frequency angkasa

  Tabel I.1. Pengelompokan gelombang radio menurut frekuensinya Siaran dipancarkan dengan menggunakan sinyal pembawa (carrier) frekuensi tinggi yang dimodulasi dengan sinyal suara (audio) secara

  

Amplitudo Modulation (AM) atau Frequency Modulation (FM). Amplitudo

modulation (AM) mengubah amplitudo sinyal pembawa, sedangkan frequency

modulation (FM) mengubah frekuensi sinyal pembawa. Setelah diperkuat tersebut pesawat penerima harus di-tune pada frekuensi sinyal pembawa (misalnya 95 MHz). Sinyal yang telah diperkuat kemudian dipisahkan dengan demodulator sehingga didapatkan sinyal suara (audio). Selanjutnya sinyal audio ini diperkuat dan disalurkan ke speaker sehingga dapat didengar.

  Siaran AM menggunakan gelombang menengah (Middle Wave) pada frekuensi 535–1705 KHz. Gelombang AM pada malam hari dapat menjangkau daerah yang jauh tetapi mudah terpengaruh oleh kondisi cuaca. Sebaliknya siaran FM yang menggunakan VHF pada frekuensi 88–108 MHz lebih kebal terhadap gangguan cuaca tetapi mudah terhalang oleh gunung, bangunan bertingkat atau kelengkungan bumi karena sifat pancarannya yang lurus (line of sight). Daerah dimana penerimaan kurang baik dibanding daerah sekitarnya disebut Blank Spot.

b. Penemuan

  Dasar teori dari perambatan gelombang elektromagnetik pertama kali dijelaskan oleh James Clerk Maxwell pada tahun 1873 dalam papernya di Royal Society mengenai teori dinamika medan elektromagnetik (A dynamical

  

theory of the electromagnetic field) , berdasarkan hasil kerja penelitiannya

antara 1861 dan 1865.

  Pada 1878, David E. Hughes adalah orang pertama yang mengirimkan dan menerima gelombang radio ketika ia menemukan bahwa keseimbangan mendemonstrasikan penemuannya kepada Royal Society pada 1880 tetapi dikatakan bahwa itu hanyalah induksi.

  Antara 1886 dan 1888, Heinrich Rudolf Hertz adalah orang yang pertama kali membuktikan teori Maxwell melalui eksperimen. Ia memperagakan bahwa radiasi radio memiliki seluruh properti gelombang (sekarang disebut gelombang Hertzian) dan menemukan bahwa persamaan elektromegnetik dapat diformulasikan ke persamaan turunan parsial yang disebut persamaan gelombang.

c. Keuntungan dan Kerugian

  Pada umumnya kita telah mengetahui bahwa sekarang ini radio merupakan salah satu media untuk komunikasi dan juga hiburan. Program radio ialah semua acara yang disiarkan melalui radio, misalnya berita dan kesenian.

1) Keuntungan-keuntungan

  Radio merupakan cara yang tercepat untuk menyampaikan informasi dibandingkan dengan sepucuk surat yang dikirimkan melalui pos atau dibandingkan dengan TV yang lebih sempit daerah jangkauannya, sehingga harus disampaikan melalui alat pemancar lain dalam bentuk video-tape. Itu berarti membutuhkan waktu untuk pengangkutannya.

  Program radio mempunyai daerah jangkauan yang luas. Gelombang negara yang sedang berkembang, radio terdapat dimana-mana, sedangkan TV hanya dimiliki oleh beberapa orang saja yang memang sanggup membelinya.

  Berita-berita (informasi) melalui radio dapat dilengkapi dengan acara-acara yang menarik, misalnya musik. Dengan demikian, pendidikan dapat dibuat dalam bentuk hiburan.

  Siaran radio dapat membuat atau mengembangkan imajinasi sendiri bagi para pendengarnya. Bahkan mereka juga merasa lebih puas mendengarkan siaran radio dengan imajinasi yang mereka bangun daripada menonton acara di TV. Saat ini banyak orang lebih senang mendengarkan siaran radio daripada TV karena mereka dapat mengerjakan hal lain daripada hanya sekedar menonton TV.

  Radio merupakan sarana komunikasi yang paling akrab. Radio dapat menjadi teman bila kita sedang melakukan perjalanan. Bahkan jika kita merasa sendirian maka radio akan berbicara serta menghampiri kita. Sedangkan TV tidak sebaik “kawan” radio. TV terlalu besar sehingga tidak mudah membawanya. Di dalam rumah, TV mempunyai tempat tersendiri.

  Oleh karena itu, TV tidak bisa menghampiri kita, kalau mau menonton, kita harus menghampiri tempat tersebut.

  Pendidikan dengan menggunakan radio dapat memberi variasi baru dalam memahami pengetahuan karena selama ini siswa hanya belajar dengan memahami pengetahuan sekaligus juga dapat memberikan hiburan tersendiri bagi mereka karena adanya musik. Musik dapat memberikan semangat dan motivasi tersendiri bila seseorang jenuh dengan suatu hal. Oleh karena itu, dengan adanya musik maka siswa dapat termotivasi kembali untuk belajar dan memahami pengetahuan.

2) Kerugian-kerugian

  Kerugian-kerugian dari radio antara lain:

  a) Radio tidak dapat dilihat sehingga seolah-olah pendengar menjadi buta.

  b) Jika dibandingkan dengan surat kabar, maka radio lebih mahal harganya.

  c) Informasi-informasi radio mudah masuk ke telinga kanan dan keluar melalui telinga kiri, karena itu mudah dilupakan.

  Kesannya kurang berpengaruh.

  d) Tidak semua hal dapat diinformasikan karena waktu sangat berharga dan pendengar hanya mengkonsentrasikan diri pada saat tertentu saja.

6. Listrik Statis

  Pada saat hujan turun, pernahkah Anda melihat petir? Petir adalah udara. Apabila seorang tersambar petir, maka tubuh orang tersebut akan terbakar. Akibat berbahayanya petir, maka gedung-gedung bertingkat yang cukup tinggi dilengkapi dengan penangkal petir. Apa yang menyebabkan terjadinya petir? Mengapa tubuh orang yang tersambar petir terbakar? Mengapa gedung-gedung bertingkat yang tinggi dilengkapi dengan penangkal petir?

a. Muatan Listrik

  Kadang-kadang kita merasa tangan kita tersengat listrik. Pernahkah Anda terkejut ketika tangan Anda menyentuh layar TV? Apakah yang menyebabkan peristiwa sengatan yang kadang-kadang disertai rasa sakit itu? Sengatan itu merupakan akibat yang ditimbulkan oleh listrik statis. Petir yang Anda lihat pada saat hujan juga merupakan contoh peristiwa alam yang disebabkan oleh listrik statis. Apakah listrik statis itu?

1) Terjadinya Listrik Statis

  Kata “listrik” dalam bahasa Inggris electric, berasal dari bahasa Yunani elektron, yang berarti “amber”. Amber adalah pohon damar yang membatu, dan pengetahuan kuno membuktikan bahwa jika Anda menggosok batang amber dengan sebatang kain maka amber menarik potongan daun kecil-kecil atau debu. Batang karet keras, batang kaca, atau penggaris plastik jika digosok dengan sepotong kain juga akan menimbulkan “efek amber” atau kering atau ketika menyetrika baju nilon. Pada setiap kasus tadi, suatu benda menjadi “bermuatan” listrik karena proses gosokan dan dikatakan memiliki muatan listrik.

2) Jenis Muatan Listrik dan Hukum Kekekalan Muatan Listrik

  Benjamin Franklin (1706-1790), seorang saintis asal Amerika, menyatakan bahwa ada dua jenis muatan listrik yaitu muatan positif dan muatan negatif. Franklin mengusulkan bahwa jumlah muatan yang dihasilkan oleh suatu benda melalui proses penggosokan, adalah sama dengan jumlah muatan positif dan negatif yang dihasilkan. Jumlah bersih muatan yang dihasilkan oleh suatu benda selama proses penggosokan adalah nol. Contoh, ketika penggaris plastik digosok dengan kain wol, plastik memperoleh muatan negatif dan kain wol memperoleh memperoleh muatan positif dengan jumlah yang sama. Muatan-muatan tersebut dipisahkan, namun jumlah kedua jenis muatan adalah sama. Ini adalah contoh dari suatu hukum yang berlaku sampai sekarang, yang dikenal dengan nama hukum kekekalan muatan listrik, yang berbunyi “jumlah bersih muatan listrik yang dihasilkan pada dua benda yang

  berbeda dalam suatu proses penggosokan adalah nol”. Jika suatu benda atau

  suatu daerah ruang memperoleh muatan positif, maka akan dihasilkan sejumlah muatan negatif dengan jumlah yang sama pada daerah atau benda di sekitarnya.

3) Muatan Listrik dalam Suatu Atom

  Atom terdiri dari muatan positif di dalam inti, dikelilingi satu atau lebih elektron. Inti berisi proton-proton bermuatan positif, dan neutron yang tidak bermuatan listrik. Besarnya muatan proton dan elektron adalah sama, tetapi tandanya berlawanan. Oleh karena itu, atom-atom netral berisi proton- proton dan elektron-elektron dengan jumlah yang sama. Meskipun demikian, suatu atom kadang-kadang akan kehilangan satu atau lebih elektron, atau akan memperoleh elektron-elektron ekstra. Pada kasus ini, atom akan bermuatan positif atau negatif, dan disebut ion.

  Umumnya, ketika benda dimuati melalui gosokan, benda-benda akan mempertahankan muatannya hanya sebentar, kemudian kembali ke keadaan netral. Ke mana muatan pergi? Dalam beberapa kasus, hal ini dinetralkan oleh ion-ion bermuatan di udara (misalnya, oleh tumbukan dengan partikel-partikel bermuatan, yang kita kenal sebagai sinar kosmik dari ruang angkasa yang mencapai bumi). Hal yang penting diketahui bahwa muatan dapat lepas ke inti air di udara. Ini karena molekul-molekul air adalah polar. Molekul air mempunyai muatan yang berlawanan pada ujung yang berbeda maka disebut sebuah molekul polar. Meskipun molekul-molekul air adalah netral, muatan molekul-molekul air tidaklah disalurkan secara seragam. Jadi elektron- elektron ekstra pada penggaris plastik dapat lepas ke udara karena ditarik elektron air dari molekul-molekul udara ke benda-benda bermuatan positif tersebut. Pada udara kering, listrik statis lebih mudah diperoleh karena udara berisi lebih sedikit molekul-molekul yang dapat berpindah. Pada udara lembab adalah sulit untuk membuat benda bermuatan tahan lama.

4) Cara Memperoleh Muatan Listrik

  Bila sebuah benda logam bermuatan positif disentuhkan dengan benda logam lain yang tidak bermuatan (netral), maka elektron-elektron bebas dalam logam yang netral akan ditarik menuju logam yang bermuatan positif. Sekarang logam yang netral tersebut kehilangan beberapa elektronnya, maka logam ini akan bermuatan positif. Proses demikian disebut memuati dengan cara konduksi atau dengan cara kontak dan kedua benda logam tersebut akhirnya memiliki muatan dengan tanda yang sama.

  Bila benda yang bermuatan positif didekatkan pada batang logam yang netral, tetapi tidak disentuhkan, maka elektron-elektron batang logam yang netral tidak meninggalkan batang, namun elektron-elektron tersebut bergerak dalam logam menuju benda yang bermuatan, dan meninggalkan muatan positif pada ujung yang berlawanan. Muatan tersebut dikatakan telah diinduksikan pada kedua ujung batang logam. Proses demikian disebut memuati dengan cara induksi. Tentu saja tidak ada muatan yang dihasilkan dalam batang tetapi muatan dipisahkan. Jumlah muatan pada batang logam bagian, kita akan memiliki dua benda yang bermuatan, satu bermuatan positif dan yang lain bermuatan negatif.

  b. Elektroskop

  Elektroskop adalah suatu piranti yang dapat digunakan untuk mendeteksi muatan. Daun-daun elektroskop akan mengembang apabila kepala elektroskop dimuati baik dengan cara induksi maupun dengan cara konduksi.

  c. Manfaat Listrik Statis

  Banyak sekali manfaat penggunaan listrik statis dalam kehidupan sehari-hari, contohnya adalah sebagai berikut: 1) Generator Van de Graaff Muatan listrik yang diperoleh melalui cara menggosok sangat kecil.

  Untuk memperoleh muatan listrik yang sangat besar digunakan generator Van de Graaff. Pada generator Van de Graaff terdapat roda pemutar yang digerakkan oleh motor listrik, yang memutar pita karet. Gesekan antara pita karet dan roda pemutar menyebabkan pita karet bermuatan listrik. Muatan listrik ini ditampung pada bola logam. Karena pita karet bergerak terus-menerus, muatan listrik ini semakin besar.

  2) Penggumpal asap Alat ini membersihkan partikel-partikel abu hasil pembakaran gas sehingga mengurangi pencemaran udara. Alat penggumpal asap terdiri dibuat bermuatan positif sehingga akan menarik dan menggumpalkan partikel abu yang bermuatan negatif. Gumpalan-gumpalan abu itu kemudian jatuh ke dasar cerobong sehingga mudah dibersihkan. Teknik penggumpal asap ini sering digunakan dalam pabrik baja, pabrik semen, dan industri kimia yang banyak mengeluarkan asap.

  3) Cat semprot Butiran cat dari aerosol menjadi bermuatan ketika bergesekan dengan mulut pipa semprot dan udara. Bila benda yang akan di cat diberi muatan yang berlawanan, maka butiran cat akan tertarik ke badan benda. Hasil semprotan ini akan menjangkau seluruh benda. Metode tersebut sangat efektif, efisien, dan murah.

  4) Mesin fotokopi Mesin fotokopi Xerox (1960) menggunakan daya tarik muatan listrik berbeda. Di bagian tengahnya terdapat sebuah pelat logam khusus berlapiskan zat yang disebut selenium. Suatu pola muatan positif pada pelat menggambarkan bidang hitam yang akan digandakan, menarik partikel bermuatan negatif dari bubuk hitam halus yang disebut toner. Toner tersebut menjadi bermuatan karena berhubungan dengan butir- butir gelas kecil di baki pengembang. Pola toner dipindahkan ke atas secarik kertas kosong dan dipanggang di atasnya. Dalam mesin fotokopi berputar. Prosesnya sama dengan mesin buatan tahun 1960-an, tetapi perbedaannya sekarang semuanya berlangsung secara otomatis.

  5) Printer laser Manfaat lain dari listrik statis adalah digunakan sebagai printer laser. Bagian utama printer laser terdiri atas fuser, drum photoreceptor,

  corona wire, laser, dan toner. Kelebihan printer laser dibandingkan

  dengan printer inkjet adalah lebih cepat, lebih akurat, dan lebih ekonomis.

  Ketika drum yang bermuatan positif berputar, laser bersinar melintasi permukaan yang tidak bermuatan. Laser akan menggambar pada kertas yang bermuatan negatif. Setelah melewati drum yang berputar, kertas akan melewati fuser. Pada bagian fuser ini kertas akan mengalami pemanasan sehingga menyebabkan kertas terasa panas saat keluar dari printer.

d. Pengosongan Muatan Listrik

  Loncatan muatan listrik terjadi pada saat muatan listrik bergerak secara bersama-sama. Kejadian ini disebut pengosongan listrik statis. Pengosongan itu ditunjukkan oleh sambaran petir. Petir adalah contoh loncatan muatan listrik statis yang besar.

  Muatan listrik dapat hilang dengan pengosongan. Pengosongan terjadi benda ke benda lain disebut penetralan atau pengosongan muatan statis. Pengosongan itu lazim juga disebut pentanahan karena muatan itu sering dikosongkan dengan cara menyalurkan ke tanah.

  Pengosongan muatan statis di udara dapat terjadi sangat besar sehingga menimbulkan suara dahsyat yang kita sebut guntur.

e. Penangkal Petir

  Prinsip kerja penangkal petir memanfaatkan sifat-sifat muatan listrik yang terkumpul pada bagian yang lancip. Penangkal petir biasanya berupa tonggak yang dipasang paku-paku runcing terbuat dari tembaga dan diletakkan pada bagian atap gedung serta salah satu ujungnya dihubungkan dengan lempeng logam yang ditanam di dalam tanah.

  Penangkal petir melindungi gedung dari sambaran petir melalui dua cara berikut:  Loncatan elektron dari awan mengalir melalui penangkal petir dan masuk ke dalam tanah. Bumi dapat menampung elektron dalam jumlah tak terbatas.

   Jika molekul-molekul udara bermuatan listrik positif yang berkumpul di sekitar ujung runcing penangkal petir mengalir ke luar, maka muatan listrik induksi pada atap berkurang dan sebagian muatan negatif pada awan menjadi netral sehingga kemungkinan

  Batang logam penangkal petir sering dipasang di atas atap rumah bertingkat atau di atas bangunan tinggi dan dihubungkan ke dalam tanah melalui kabel logam. Penangkal petir melindungi rumah dan bangunan tinggi tersebut dari kerusakan oleh energi listrik yang besar di dalam petir.

  Penangkal petir ini menyediakan suatu jalan aman (pentanahan) agar arus listrik petir mengalir masuk ke dalam tanah bukan melewati rumah atau bangunan lain. Penangkal petir merupakan contoh pengosongan muatan listrik statis yang tidak menimbulkan kerusakan. Pada saat terjadi petir, pengosongan listrik statis dari bagian bawah awan yang bermuatan ke bumi akan melewati batang penangkal petir. Muatan listrik akan mengalir ke bawah dengan aman melalui kabel logam dan masuk ke dalam tanah.

C. Rumusan Masalah

  Masalah yang akan diteliti adalah :

  1. Bagaimana minat siswa dalam mengikuti pembelajaran Listrik Statis dengan media radio?

  2. Apakah pembelajaran Listrik Statis dengan media radio dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?

  D. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk :

  1. Mengetahui bagaimana minat siswa dalam mengikuti pembelajaran Listrik Statis dengan media radio.

  2. Mengetahui apakah pembelajaran dengan media radio dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

  E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman mengajar dengan menggunakan media radio.

  2. Bagi Guru dan Calon Guru

  • Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan di dalam memilih media pembelajaran fisika.
  • Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan apakah media radio akan baik dipakai dalam pengajaran fisika.

F. Sistematika Penulisan

  Bab I Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, landasan teori, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

  Bab II Metodologi Penelitan Bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, treatment, instrumen penelitian, validitas instrumen, rancangan kegiatan pengajaran, dan teknik analisis data.

  Bab III Data dan Analisis Data Bab ini berisikan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, terdiri dari pelaksanaan penelitian, data, analisis data dan pembahasan.

  Bab IV Penutup Dalam bab ini penulis menyajikan kesimpulan dari analisis data,

BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran. Data-data yang ada dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian disajikan secara deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : Studio Radio Masdha FM dan SMP Kanisius Kalasan. Waktu : Agustus 2008 – September 2008. C. Populasi dan Sampel Populasi : Seluruh siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan. Sampel : 30 siswa. Seluruh siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan berjumlah 63 orang yang terdiri dari kelas IXA berjumlah 31 orang dan IXB berjumlah 32 orang. Peneliti hanya menggunakan sampel kelas IXA karena rekomendasi dari Guru Fisika SMP Kanisius Kalasan. Dipilih kelas IXA karena karakteristik siswa-

  siswanya mendukung untuk digunakan sebagai sampel penelitian. Dari kelas IXA yang berjumlah 31 orang, sampel yang digunakan hanya berjumlah 30 orang karena 1 orang siswa tidak hadir saat diadakannya pre-test untuk on air 4.

  Radio Masdha terletak di Kampus III USD Paingan dan memiliki jangkauan siaran ke arah timur. Jadi daerah sekitar Kalasan dapat menerima siaran Radio Masdha. Siswa yang bersekolah di SMP Kanisius Kalasan sebagian besar bertempat tinggal di daerah sekitar Kalasan atau di daerah yang masih bisa menangkap siaran Radio Masdha. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk menggunakan siswa SMP Kanisius Kalasan sebagai sampel penelitian.

D. Treatment

  Penelitian ini menggunakan treatment terhadap sampel. Treatmentnya adalah melakukan pengajaran dengan menggunakan media radio. Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan pengajaran, maka peneliti membuat rencana pengajaran yang berupa rundown siaran yang terdiri dari kegiatan mengajar dan alokasi waktu. Langkah-langkah penelitian :

  1. Peneliti mengajar dengan cara siaran (on air) di studio radio Masdha FM. Peneliti siaran selama lima kali kesempatan. Masing-masing kesempatan selama 60 menit. Format siaran dapat berupa talkshow atau interview. Penentuan treatment ini peneliti pilih karena siswa. Sebelum siaran, peneliti memberikan test untuk mengetahui kemampuan atau pengetahuan dasar siswa (pre-test).

  2. Setelah selesai siaran, peneliti memberikan tes (post-test) kepada siswa dan memberikan kuisioner untuk mengetahui sejauh mana siswa berminat dalam proses pembelajaran tersebut. Post-test dilaksanakan selama 30 menit.

  3. Peneliti menganalisis apakah siswa yang belajar dengan menggunakan media radio memiliki prestasi yang baik.

  4. Peneliti menganalisis apakah siswa yang belajar dengan menggunakan media radio memiliki minat belajar yang tinggi.

E. Instrumen Penelitian

  Instrumen dalam penelitian ini yaitu kuisioner dan soal pre-test maupun post-test.

1. Kuisioner

  Instrumen ini bertujuan untuk mengukur minat siswa terhadap kegiatan belajar Listrik Statis. Kuisioner ini disusun berdasarkan pengertian minat belajar siswa yaitu kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati pelajaran fisika. Kuisioner ini terdiri dari 15 pertanyaan yang berupa soal pilihan ganda. Masing-masing soal memiliki skor 4 sehingga skor Contoh kuisioner: Jika pelajaran fisika diajarkan dengan cara mendengarkan siaran radio, menurut Anda? a. sangat menarik

  c. kurang menarik

  b. menarik

  d. tidak menarik 2.