Efektivitas pembelajaran IPA pada materi pokok proses pembentukan tanah karena pelapukan pada siswa kelas V SD Kanisius Kintelan I melalui metode inkuiri terbimibing dalam hal pencapaian hasil belajar - USD Repository
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI POKOK PROSES
PEMBENTUKAN TANAH KARENA PELAPUKAN PADA SISWA
KELAS V SD KANISIUS KINTELAN I MELALUI METODE INKUIRI
TERBIMBING DALAM HAL PENCAPAIAN HASIL BELAJAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Disusun oleh:
Yuli Widyaningsih 081134177
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI POKOK PROSES
PEMBENTUKAN TANAH KARENA PELAPUKAN PADA SISWA
KELAS V SD KANISIUS KINTELAN I MELALUI METODE INKUIRI
TERBIMBING DALAM HAL PENCAPAIAN HASIL BELAJAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Disusun oleh:
Yuli Widyaningsih 081134177
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan unt uk:
♣ Kedua orang t uaku Bapak Surot o dan I bu Sukast ini. ♣ Adikku Dwi Ari Yani. ♣
Bapak I bu guru SD Kanisius Kint elan I Yogyakart a.
♣ Teman- t emanku semua.MOTTO
“Aku t idak t akut badai, karena aku sedang belaj ar mengemudikan
kapalku. ”
(Hellen Keller)
“Ket ika hidup menggempurmu j at uh, kau punya dua pilihan, t et ap
t ersungkur at au bangkit . ”
“J ika kau menginginkan pelangi, maka kau harus mau menerima
huj an. ”
(Dolly Part on)
ABSTRAK
Yuli Widyaningsih, 081134177. 2010. Efektivitas Pembelajaran IPApada Materi Pokok Proses Pembentukan Tanah karena Pelapukan pada
Siswa Kelas V SD Kanisius Kintelan I melalui Metode Inkuiri Terbimbing
dalam Hal Pencapaian Hasil Belajar.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran proses pembentukan tanah karena pelapukan pada siswa kelas V SD Kanisius Kintelan I dengan metode inkuiri terbimbing dalam hal pencapaian hasil belajar efektif.
Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta pada bulan April 2010. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah peserta didik kelas V di SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode inkuiri terbimbing dalam mata pelajaran IPA materi pokok proses pembentukan tanah karena pelapukan dan KKM yang akan dicapai adalah 62.
Teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan pretes dan postes. Setelah dilakukan pretes dan postes maka diadakan pengujian perbedaan mean skor pretes dan mean skor postes.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pembelajaran proses pembentukan tanah karena pelapukan menggunakan metode inkuiri terbimbing dalam hal pencapaian hasil belajar sangat efektif. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar. Pada waktu dilakukan pretes hanya delapan siswa dari tiga puluh dua siswa atau 25 % siswa yang mencapai KKM sedangkan setelah dilakukan pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing dan dilakukan pretes banyak siswa yang mencapai KKM yaitu dua puluh tujuh siswa dari tiga puluh dua siswa atau 84, 37 % siswa yang mencapai KKM. Sedangkan untuk mean pretes ( x ) adalah 50,8 ; mean postes ( x ) adalah 76,6 dan t obs adalah 1 2
11,12. Setelah dilakukan uji t dengan taraf signifikansi 5 % maka harga kritisnya adalah 2,042. Hal ini berarti H di tolak dan berarti ada perbedaan secara signifikan antara mean pretes dan mean postes.
Kata kunci : proses pembentukan tanah, pelapukan, metode inkuiri terbimbing, hasil belajar
ABSTRACT
Yuli Widyaningsih, 081134177. 2010. The Effectiveness of Science TeachingLearning Activity on the topic of Soil Forming Process Caused by Weathering for
the Grade V Elementary School Students of SD Kanisius Kintelan I Using Guided
Inquiry Method in terms of the Students’ Learning Achievement.The objective of the research is to find out the effectiveness of teaching learning
activity using guided inquiry method in teaching Soil Forming Process Caused by
Weathering for the grade V elementary school students of SD Kanisius Kintelan I. The
effectiveness is measured by observing the result of the students’ learning achievement.The research was conducted in April 2010 at SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta.
The research participants were grade V students of this elementary school. The research
scrutinized the use of closed inquiry method in teaching learning activity to teach Science
(IPA), on the topic of Soil Forming Process Caused by Weathering. KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal ) or ‘the criteria of the minimum score to be passed’ that wanted to
be reached was 62. The research used pre-test and post-test as the data gathering
technique. Having done the pre-test and post-test, the researcher measured the difference
between the mean of pre-test scores and the mean of post-test scores.The result of the research is that teaching Science on the topic of Soil Forming
Process Caused by Weathering using closed inquiry method is fairly effective. It is
proved by the increase of learning achievement. When pre-test was conducted, there were
only eight students of thirty students who fulfilled the KKM, or it was 25% of the
students reaching KKM. However, in the post-test, which was conducted after the
teaching learning activity using closed inquiry method was done, there were twenty seven
students of thirty students who fulfilled the KKM, or it was 84,37% of the students
reaching KKM. The pre-tests’ mean x ) was 5,08; the post-tests’ mean x ) was 7,66
( ( 1 2
and the t obs was 11,7. After the t test was conducted on the significance scale 5%, the
critical point was 2,042. It means H was not applicable and it means there was a
significant difference between the pre-tests’ mean and the post-tests’ mean.Keywords: Soil Forming Process, Weathering, Guided Inquiry Method, Learning Result
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberkati dan menyertai hingga selesainya skripsi ini. Terima kasih atas orang-orang yang dikirim-Nya untuk memberikan dorongan dan semangat kepada penulis. Terutama pada kedua orang tua, bapak dan ibu dosen yang selalu setia mendampingi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Saya sungguh menyadari bahwa selesainya penyusunan skripsi ini karena dukungan dan pertolongan banyak pihak. Secara khusus saya mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dekan Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D.
2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M. Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang selalu mendorong mahasiswa PGSD untuk menyelesaikan skripsi.
3. Ibu Dra. Maslicah Asy’ari, M. Pd. selaku Pembimbing I dan Bapak Drs. Fr. Kartika Budi, M.Pd. selaku Pembimbing II, yang dengan sabar memberikan bimbingan, semangat, dan mengarahkan saya selama saya menyelesaikan skripsi ini.
4. Para dosen, baik dosen PGSD maupun dosen USD pada umumnya, yang telah membekali saya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan selalu terbuka untuk membimbing saya selama saya menempuh studi.
5. Ibu Marciana Sarwi, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Kintelan I yang telah mendukung, memberi kesempatan, dan izin kepada saya untuk mengadakan penelitian.
6. Bapak Albertus Saptoro, S.Pd. sebagai guru kelas V SD Kanisius Kintelan I yang telah membantu peneliti dalam penelitian.
7. Para guru SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta dan para siswa kelas V yang dengan gembira menerima kehadiran saya, sehingga memperlancar proses penelitian.
8. Keluarga saya, Ayahnda Suroto, S.Ag., Ibunda Sukastini dan Adikku Dwi Ari Yani yang selalu mendoakan dan mendukung saya.
9. Teman-teman di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, khususnya angkatan 2008 S1 kelas sore, yang selalu mendukung saya dalam menyelesaikan studi ini.
10. Komunitas guru SD Kanisius Kintelan I is the best ( Ibu Sarwi, Pak Al.
Sapto, Pak Juwadi, Pak Agung Tri Puspita, Pak Harmaji, Mbok Harmaji, Ibu Heryanti, Ibu Th. Supriyanti, Ibu Very, Ibu Wahyu, Ibu Septi, Ibu Lilik, Ibu Lastri, dan Ibu Siska) yang telah memberikan semangat, doa dan dukungan kepada penulis.
11. Komunitas Kos Mbah Harjo (Mbah Harjo, Mbak Endah, Krisna, Wahyu, Titin, Mbak Rina, dan Ristya) yang selalu membuat penulis semangat dan tetap tersenyum untuk menyelesaikan skripsi.
12. Teman-teman asisten peneliti dosen mata pelajaran IPA (Mbak Raras, Mbak Vitalis, Hartini, dan Wiyan) yang selalu mendukung dan memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna seperti kata pepatah “Tak Ada Gading yang Tak Retak”. Oleh karena itu masukan / saran yang membangun tetap penulis harapkan. Semoga karya yang belum sempurna ini dapat mendorong rekan-rekan mahasiswa prodi PGSD untuk menghasilkan penelitian pembelajaran yang lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN PESEMBAHAN ........................................................................ iv HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................... vii ABSTRAK ........................................ .............................................................. viii ABSTRACT ....................................................... ............................................. ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................ ................................................... xiii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1 1.1. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1 1.2. Pembatasan Masalah ...............................................................
3 1.3. Perumusan Masalah ................................................................
3 1.4. Batasan Pengertian .................................................................
4 1.5. Tujuan Penelitian ....................................................................
4 1.6. Manfaat Penelitian ..................................................................
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................
15 2.5.1. Pengertian Metode Inkuiri Terbimbing ........................
20 2.6.3. Pelapukan .....................................................................
19 2.6.2. Batuan ...........................................................................
19 2.6.1. Tanah ............................................................................
19 2.6. Pembentukan Tanah ................................................................
18 2.5.4. Kelemahan Metode Inkuiri Terbimbing ......................
15 2.5.3. Kelebihan Metode Inkuiri Terbimbing .........................
2.5.2. Langkah – Langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri Terbimbing ....................................................................
15
13 2.5. Metode Inkuiri Terbimbing .....................................................
7 2.1. Belajar .....................................................................................
12 2.4.4. Prinsip – Prinsip Metode Inkuiri ..................................
11 2.4.3. Ciri – Ciri Metode Inkuiri .............................................
10 2.4.2. Macam – Macam Metode Inkuiri ................................
10 2.4.1. Pengertian Metode Inkuiri ............................................
9 2.4. Metode Inkuiri ........................................................................
8 2.3.2. Macam – Macam Metode Pembelajaran .....................
8 2.3.1. Pengertian Metode Pembelajaran .................................
8 2.3. Metode Pembelajaran .............................................................
7 2.2. Hasil Belajar ...........................................................................
21
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................
23 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................
23 3.2. Subyek Penelitian ...................................................................
23 3.3. Peubah .....................................................................................
23 3.3.1. Jenis Peubah .................................................................
23 3.3.2. Definisi Operasional Peubah ........................................
24 3.4. Desain (Rancangan) Penelitian ................................................
24 3.5. Perlakuan (Treatment) .............................................................
24 3.6. Pengumpulan Data dan Instrumen ...........................................
25 3.7. Penyusunan Instrumen .............................................................
25
3.7.1. Penyusunan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP ...............................................................................
26 3.7.2. Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS) ......................
29 3.7.3. Penyusunan Soal – Soal Pretes dan Postes ...................
31 3.8. Metode Analisis Data ..............................................................
33 3.8.1. Skoring .........................................................................
33 x ) ......................................
3.8.2. Menghitung Mean Pretes ( 1
34 x ) .....................................
3.8.3. Menghitung Mean Postes ( 2
34
3.8.4. Menguji Perbedaan Mean Skor Pretes dan Mean Skor Postes ...........................................................................
34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................
36
4.1. Hasil Penelitian ........................................................................
36 4.2. Pembahasan .............................................................................
44 BAB V PENUTUP .........................................................................................
46 5.1. Kesimpulan ..............................................................................
46 5.2. Saran ........................................................................................
47 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
48 Lampiran .........................................................................................
50
DAFTAR TABEL
A. Tabel 1 Data dan Instrumen ...................................................................25 B. Tabel 2 Kisi – Kisi Penyusunan Soal ....................................................
32 C. Tabel 3 Kriteria Penyekoran ..................................................................
33 D. Tabel 4 Hasil Pretes ...............................................................................
36 E. Tabel 5 Hasil Postes ..............................................................................
38 F. Tabel 6 Peningkatan Hasil Belajar ........................................................
40
DAFTAR LAMPIRAN
A. Lampiran 1 RPP
B. Lampiran 2 LKS
C. Lampiran 3 Soal Pretes dan Postes
D. Lampiran 4 Kunci Jawaban Soal Pretes dan Soal Postes
E. Lampiran 5 LKS yang Sudah Terisi Siswa
F. Lampiran 6 Pekerjaan Siswa yang Sudah Dikoreksi
G. Lampiran 7 Foto Kegiatan Belajar Siswa
H. Lampiran 8 Surat Izin Melakukan Penelitian
I. Lampiran 9 Surat Izin Telah Melakukan Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang sering dilakukan di sekolah-sekolah. Dalam proses pembelajaran di sekolah kegiatannya adalah melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan supaya siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Kegiatan ini mempunyai tujuan yaitu menuju pada perubahan tingkah laku intelektual, moral, maupun sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan di atas diperlukan suatu metodologi pembelajaran. Metodologi pembelajaran terbagi menjadi dua aspek yaitu metode mengajar dan media pembelajaran. Dua hal ini sangat mempengaruhi atau menentukan keberhasilan dalam pembelajaran.
Pemilihan metode mengajar yang tepat selain dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran juga dapat membuat siswa mengenal berbagai macam cara belajar sehingga siswa tidak akan bosan dalam pembelajaran. Metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran antara lain adalah metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab, metode inkuiri, dan metode karyawisata. Berbagai macam metode ini dapat digunakan dalam pembelajaran baik di Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Menengah Atas, maupun
Perguruan Tinggi dan dapat digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran.
Di Sekolah Dasar pada umumnya guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan metode ceramah dirasa oleh para guru lebih efektif dan dapat membuat siswa lebih mudah menerima pelajaran atau dapat membuat siswa lebih jelas dalam menerima pelajaran yang diajarkan oleh guru. Akan tetapi pada kenyataannya pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah justru membuat siswa tidak aktif dalam pembelajaran dan siswa tidak dapat menemukan sendiri apa yang dipelajarinya.
Dalam pembelajaran IPA pun guru juga lebih banyak menggunakan metode ceramah. Padahal tujuan dari pembelajaran IPA dalam kurikulum, siswa diharapkan dapat memiliki kemampuan sebagai berikut: memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya, mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan dan teknologi, mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah
satu ciptaan Tuhan, memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
Pembelajaran IPA dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode inkuiri terbimbing. Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing siswa diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran IPA di atas, selain itu dapat melatih siswa menemukan sendiri tentang apa yang sedang dipelajarinya dan dapat melatih siswa untuk lebih kreatif. Oleh karena itu penulis tertarik untuk memilih judul “Efektivitas Pembelajaran IPA pada Materi Pokok Proses
Pembentukan Tanah karena Pelapukan Pada Siswa Kelas V SD Kanisius Kintelan I melalui Metode Inkuiri Terbimbing dalam Hal Pencapaian Hasil Belajar”.
1.2. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi hanya pada usaha pencapaian hasil belajar siswa kelas V SD Kanisius Kintelan I tentang proses pembentukan tanah karena pelapukan melalui metode inkuiri terbimbing. Selain itu juga hanya dibatasi pada kompetensi dasar 7.1. yaitu Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.
1.3. Perumusan Masalah
Masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut : Apakah pembelajaran proses pembentukan tanah karena pelapukan pada siswa kelas V SD Kanisius Kintelan I dengan metode inkuiri terbimbing efektif dalam pencapaian hasil belajar siswa?
1.4.
Batasan Pengertian
Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan tidak menimbulkan multi tafsir tentang suatu istilah (konsep) yang akan dipakai, kiranya perlu diberi batasan pengertian.
1.4.1. Hasil Belajar adalah perubahan tingkah laku bila seseorang telah belajar, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Oemar Hamalik dalam
http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-
dan-definisi.html ).1.4.2. Proses pembentukan tanah adalah tahapan-tahapan terbentuknya tanah.
1.4.3. Pelapukan adalah proses, cara, perbuatan menjadi lapuk (Departemen Pendidikan Nasional, 2005 : 640).
1.4.4. Metode inkuiri terbimbing adalah cara belajar siswa dimana siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang ada dengan bimbingan guru.
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : Efektifitas pembelajaran
IPA siswa kelas V SD Kanisius Kintelan I tentang proses pembentukan tanah karena pelapukan dengan metode inkuiri terbimbing.
1.6.
Manfaat Penelitian
1.6.1. Bagi peneliti sendiri
a. Membuka wawasan baru tentang metode inkuiri terbimbing yang dapat digunakan selain metode ceramah yang biasa digunakan selama ini.
b. Merupakan pengalaman baru yang dapat dikembangkan untuk pembelajaran materi lain atau bidang studi lain bila memungkinkan.
1.6.2. Bagi siswa Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah siswa memiliki pengalaman baru dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga diharapkan dapat mengurangi kejenuhan atau kebosanan, serta prestasi belajar diharapkan dapat meningkat.
1.6.3. Bagi guru lain Manfaat penelitian ini bagi guru lain adalah merupakan masukan yang dapat memotivasi untuk melakukan penelitian dengan metode yang sama, pada bidang studi lain, materi lain dan kelas yang lain.
1.6.4. Bagi sekolah Menambah dokumen hasil penelitian yang dapat menambah bahan bacaan di perpustakaan sekolah yang diharapkan dapat memberi inspirasi dan memacu guru melakukan penelitian yang sama maupun penelitian lain.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Belajar
Menurut Sugihartono, dkk (2007 : 74) belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan menurut Hilgard dalam Wina Sanjaya (2008 : 88) belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan, baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan ilmiah.
Dalam Modul Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar yang disusun oleh Wens Tanlain (2007 : 1) menyebutkan bahwa tujuan belajar adalah untuk memporelah:
2.1.1. Kemampuan menguasai informasi (pengetahuan)
2.1.2. Kemampuan memahami (pemahaman)
2.1.3. Kemampuan memecahkan masalah (prinsip)
2.1.4. Kemampuan mengerjakan sesuatu (keterampilan)
2.1.5. Kemampuan menghayati sesuatu yang berharga (sikap) Jadi yang dimaksud dengan belajar itu adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya (lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah) dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
2.2.
Hasil Belajar
Hasil Belajar adalah perubahan tingkah laku bila seseorang telah belajar, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Oemar Hamalik dalam http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan- definisi.html). Selain itu hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Abdurrahman dalam Asep Jihad dan Abduk Haris, 2009 : 14).
2.3. Metode Pembelajaran
2.3.1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metodologi pembelajaran digunakan dalam pembelajaran baik di Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Menengah Atas, maupun Perguruan Tinggi. Pengertian dari metodologi pembelajaran adalah metode dan teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksinya dengan siswa agar bahan pembelajaran sampai kepada siswa, sehingga siswa menguasai tujuan pembelajaran (Sudjana & Rivai, 1990 : 1).
Metodologi pembelajaran terdiri dari dua bagian penting yaitu metode pembelajaran dan media pembelajaran. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan satuan atau unit materi pelajaran dengan memusatkan pada kesuluruhan proses atau situasi belajar untuk mencapai tujuan (Moh. Amien, 1987 : 98).
2.3.2.
Macam-macam Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran terdiri dari berbagai macam. Macam- macam metode pembelajaran adalah sebagai berikut (Omi Kartawidjaja, 1988 : 32) :
a. Metode ceramah Metode ceramah adalah metode mengajar dimana siswa hanya pasif mendengarkan cermah guru. Dalam pembelajaran hanya terpusat oleh guru atau yang lebih dominan dalam pembelajaran adalah guru.
b. Metode demonstrasi Metode demonstrasi adalah proses dalam pembelajaran dimana seseorang diminta untuk berbuat sesuatu di hadapan orang lain.
c. Metode tanya jawab Metode tanya jawab adalah metode mengajar dan tes lisan didasarkan atas pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dan disusun oleh guru yang harus dijawab oleh siswa.
d. Metode inkuiri Metode inkuiri adalah cara belajar dimana siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang ada.
e. Metode studi lapangan Metode studi lapangan adalah cara melakukan kegiatan pembelajaran dengan melakukan perjalanan ke suatu tempat di
mana bahan pelajaran harus diobservasi dan dipelajari secara langsung.
f. Metode diskusi Metode diskusi adalah aktivitas pembelajaran di mana orang- orang mengadakan pembicaraan untuk membagi informasi tentang topik atau masalah atau mencari jawaban yang memungkinkan, atau untuk pemecahan masalah.
g. Metode simulasi Metode simulasi adalah metode pembelajaran dimana siswa mengadakan model simulasi dari situasi kehidupan sebenarnya.
h. Metode problem solving Metode problem solving adalah metode belajar yang melatih siswa berfikir kritis dan memecahkan masalah. i. Metode team teaching
Metode team teaching adalah pengaturan pembelajaran dimana dua atau lebih guru secara bersama membuat rencana, mengajar, dan mengevaluasi sekelompok siswa.
2.4. Metode Inkuiri
2.4.1. Pengertian Metode Inkuiri
Inkuiri berasal dari bahasa inggris ”inquiry”, yang secara harafiah berarti penyelidikan. Metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara
kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Wina Sanjaya, 2006 : 196).
Menurut Oemar Hamalik (2001:219) Pembelajaran menggunakan metode inkuiri siswa dilatih untuk bertindak sebagai seorang ilmuwan, melakukan eksperimen, dan mampu melakukan proses berinkuiri yaitu : a. Mengajukan pertanyaan – pertanyaan tentang gejala alami.
b. Merumuskan masalah – masalah.
c. Merumuskan hipotesis-hipotesis.
d. Merancang pendekatan investigatif yang meliputi eksperimen.
e. Melaksanakan eksperimen f. Mensintesiskan pengetahuan.
2.4.2. Macam-macam Metode Inkuiri
Metode inkuiri terdiri dari tiga macam yaitu (http://jonipalaran.blogspot.com/2008/11/model-pembelajaran- inkuiri.html): a. Inquiry terpimpin atau terbimbing (guide inquiry)
Peserta didik memperoleh pedoman berupa pertanyaan- pertanyaan yang membimbing. Pendekatan ini digunakan terutama bagi peserta didik yang belum berpengalaman, guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Dalam pelaksanaannya sebagian besar perencaan dibuat guru dan peserta didik tidak merumuskan permasalahan.
b. Inquiry bebas (free inquiry) Pada metode ini peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Peserta didik harus dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki.
c. Inquiry bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry) Pada metode ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.
2.4.3. Ciri-ciri Metode Inkuiri
Menurut Wina Sanjaya (2006 : 196-197) ciri-ciri metode inkuiri adalah sebagai berikut: a. Metode inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya metode inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pembelajaran itu sendiri.
b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self
belief ). Guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai
fasilitator dan motivator belajar siswa. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan teknik bertanya, karena dalam proses pembelajaran dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa.
c. Tujuan dari penggunaan metode inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
2.4.4. Prinsip-prinsip Metode Inkuiri
Prinsip-prinsip metode inkuiri menurut Wina Sanjaya (2006 : 196) adalah sebagai berikut:
a. Berorientasi pada pengembangan intelektual Metode pembelajaran inkuiri selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauhmana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.
b. Prinsip interaksi Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.
c. Prinsip bertanya Peran guru yang harus dilakukan dalam mengembangkan model inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk mejawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.
d. Prinsip belajar untuk berfikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
e. Prinsip keterbukaan Siswa perlu diberi kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai
kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.
2.5. Metode Inkuiri Terbimbing
2.5.1. Pengertian Metode Inkuiri Terbimbing
Metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Wina Sanjaya, 2006 : 196). Dari pengertian inkuiri tersebut berarti pembelajaran menggunakan metode inkuiri siswa diminta menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan.
Sedangkan pengertian dari metode inkuiri terbimbing adalah cara belajar siswa dimana siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang ada dengan bimbingan guru. Jadi tugas guru disini adalah membimbing siswa dan mengarah siswa dalam menemukan jawaban dari suatu permasalahan yang dicari siswa.
2.5.2. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri Terbimbing
Langkah – langkah pelaksanaan metode inkuiri terbimbing menurut Wina Sanjaya (2006 : 201) adalah : a. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses
pembelajaran, guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah.
Beberapa hal yang perlu dijelaskan dalam tahap orientasi adalah sebagai berikut: Menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar.
b. Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah adalah sebagai berikut: Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka- teki yang jawabannya pasti.
Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa.
c. Mengajukan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
d. Mengumpulkan data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
e. Menguji hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yag diberikan.
f. Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
2.5.3. Kelebihan Metode Inkuiri Terbimbing
Kelebihan metode inkuiri (inkuiri terbimbing) menurut Omi Kartawidjaja (1988 : 39) adalah :
a. Jika siswa secara aktif menemukan informasi dan pengetahuan, maka daya ingat siswa akan apa yang ditemukannya akan meningkat.
b. Membantu siswa menemukan fakta dan objek serta mencatat penemuannya.
c. Siswa dapat mengembangkan perhatiannya pada apa yang dipelajarinya.
d. Siswa dapat mengembangkan keterampilan dan sikap yang merupakan dasar tuntutan belajar sendiri.
e. Melatih siswa membuat suatu kesimpulan tentang apa yang mereka pelajari.
f. Tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar karena siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber.
2.5.4. Kelemahan Metode Inkuiri Terbimbing
Metode inkuiri terbimbing selain mempunyai kekuatan juga mempunya kelemahan. Kelemahan dari penggunaan metode inkuiri (inkuiri terbimbing) menurut Omi Kartawidjaja (1988 : 40) adalah sebagai berikut : a. Membiarkan siswa menemukan sendiri jawaban masalah memakan waktu yang lama.
b. Siswa sering mengalami kekecewaan atau kehilangan arah, sebelum masalah terpecahkan.
c. Terkadang ada beberapa siswa yang tidak bekerja untuk memecahkan masalah yang dicari.
2.6. Pembentukan Tanah 2.6.1. Tanah
Menurut Dodo Hermana (2009 : 163) tanah terbentuk adanya akibat pelapukan batuan. Batuan akan mengalami pelapukan menjadi butiran-butiran yang sangat halus. Lama-kelamaan butiran-butiran halus akan semakin banyak dan terbentuklah tanah.
Tanah sesungguhnya berlapis-lapis seperti kue lapis. Lapisan tanah ada empat lapis yaitu lapisan atas (tanah humus), lapisan bawah (tanah liat), lapisan tengah (tanah pasir), dan lapisan batuan dasar.
2.6.2.
Batuan
a. Pengertian Batuan Menurut Dodo Hermana (2009 : 159) batuan pada mulanya berasal dari magma. Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi. Lapisan kerak bumi pada dasarnya (sebagian besar) terbentuk dari batuan (Haryanto, 2004 : 199).
Sedangkan menurut Choiril Azmiyawati, dkk (2008 : 124) batuan memiliki berbagai sifat. Sifat batuan yang satu dengan batuan yang lain berbeda. Sifat batuan tersebut meliputi bentuk, warna, kekerasan, kasar atau halus dan mengkilap atau tidak permukaan batuan.
b. Jenis-jenis Batuan Jenis-jenis batuan ada tiga macam yaitu (Choiril Azmiyawati, dkk, 2008 : 125):
Batuan Beku (Batuan Magma/Vulkanik) Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Contoh batuan beku adalah batu obsidian, batu granit, batu basal, batu andesit, dan batu apung. Batuan endapan (Batuan sedimen)
Batuan edapan adalah batuan yang terbentuk dari endapan hasil pelapukan batuan. Contoh batuan endapan adalah batu konglomerat, batu breksi, batu pasir, batu serpih, dan batu kapur.
Batuan malihan (Metamorf) Batuan malihan berasal dari batuan sedimen yang mengalami perubahan. Batuan ini mengalami perubahan karena mendapat panas dan tekanan dari dalam bumi. Contoh batuan malihan adalah batu genes, batu marmer, dan batu sabak.
2.6.3. Pelapukan
Menurut choiril Azmiyawati, dkk, (2008 : 128) batuan memerlukan waktu yang lama untuk berubah menjadi tanah karena pelapukan. Pelapukan terdiri dari tiga macam yaitu:
a. Pelapukan Fisika Pelapukan fisika adalah pelapukan yang disebabkan oleh berbagai faktor alam. Faktor alam tersebut adalah angin, air, perubahan suhu dan gelombang laut.
Angin pada waktu bertiup kencang dapat mengikis batuan sedikit demi sedikit. Selain itu angin juga dapat menggerakkan batuan sehingga pada waktu batuan bergerak maka akan bergesekkan dengan batuan yang lain dan ini menyebabkan batuan mengalami penggerusan.
Perubahan suhu juga dapat menyebabkan pelapukan. Perubahan suhu panas menjadi dingin atau sebaliknya menyebabkan batuan retak dan kemudian hancur menjadi tanah (Cipto Suwongso, 2010 : 38).
b. Pelapukan Kimia Pelapukan batuan dapat disebabkan oleh bahan kimia.
Misalnya batu yang secara terus menerus terkena zat asam dapat berubah menjadi tanah. Menurut AF. Fatoni (2010 : 43) air selain menjadi penyebab pelapukan secara fisika juga merupakan penyebab pelapukan secara kimia. Air tersusun oleh unsur-unsur kimia.
c. Pelapukan Biologi Pelapukan biologi disebabkan oleh tumbuhan atau lumut yang menempel di pernukaan batuan. Tumbuhan merambat dan lumut menempel dipermukaan batuan. Tumbuhan merambat akan menimbulkan lubang-lubang pada batuan tempat akarnya melekat.
Lubang-lubang ini lama-kelamaan bertambah besar dan banyak. Dengan demikian batuan akhirnya akan hancur.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan dari tanggal 16 April 2010 sampai 28 April 2010 di SD Kanisius Kintelan I. SD Kanisius Kintelan I beralamat di Jalan Ireda No. 18 Yogyakarta.
3.2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah semua siswa Kelas V SD Kanisius Kintelan I. Siswa kelas V berjumlah 32 siswa, yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
3.3. Peubah 3.3.1. Jenis Peubah
Dalam penelitian ini terdapat dua peubah, yaitu (1) pembelajaran dengan metode inkuiri, ( 2 ) hasil belajar siswa.
Metode inkuiri merupakan peubah bebas, sedangkan hasil belajar siswa merupakan peubah terikat.
3.3.2.
Definisi Operasional Peubah
1. Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing adalah cara belajar dimana siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang ada dengan bimbingan guru.
2. Hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku bila seseorang telah belajar, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Oemar Hamalik dalam
http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar- pengertian-dan-definisi.html ).
3.4. Desain (Rancangan) Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian praeksperimen tanpa kelompok pembanding, dengan pretes dan postes. Desain penelitian yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
Pretes (X ) Proses pembelajaran Postes (X )
1
2
dengan metode inkuiri Terbimbing dibandingkan
3.5. Perlakuan (Treatment)
Secara berturut-turut siswa kelas V mendapat perlakuan yang pertama dikenai pretes. Pretes akan dilaksanakan satu hari sebelum
pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing. Perlakuan kedua siswa dikenai pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing dan yang terakhir siswa akan dikenai postes.
3.6. Pengumpulan Data dan Instrumen