Efektivitas metode pembelajaran dalam hal perubahan konsep dengan eksperimen terbimbing menggunakan lembar kegiatan siswa pada pokok bahasan getaran - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN

DALAM HAL PERUBAHAN KONSEP DENGAN EKSPERIMEN TERBIMBING

MENGGUNAKAN LEMBAR KEGIATAN SISWA

PADA POKOK BAHASAN GETARAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Agata Sriyani

  

NIM. 031424009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PERSEMBAHAN

  ! "#

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

Agata Sriyani, “Efektivitas Pembelajaran Dalam hal Perubahan Konsep

Dengan Metode Eksperimen Terbimbing Menggunakan Lembar Kegiatan

Siswa Pada Pokok Bahasan Getaran”. Skripsi. Program Studi Pendidikan

Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta. 2008.

  Penelitian ini dilakukan dari tanggal 14 September sampai 30 September 2007 di SMP Kansius Bambanglipuro Bantul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran fisika pada pokok bahasan getaran dengan metode eksperimen terbimbing menggunakan lembar kegiatan siswa, dalam hal perubahan konsep.

  Data perubahan konsep siswa diperoleh dengan memberikan pretes dan postes. Perubahan konsep diketahui dengan membandingkan mean pretes dan postes dengan menggunakan tes-T dengan taraf significan 0.05. Efektivitas perubahan konsep dinyatakan dengan prosentase rata-rata perubahan konsep seluruh siswa kemudian dibandingkan dengan kriteria yang sudah ditentukan.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, metode pembelajaran dengan eksperimen terbimbing menggunakan lembar kegiatan siswa pada penelitian ini mampu meningkatkan pemahaman siswa akan tetapi efektivitasnya rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ABSTRACT

Agata Sriyani, ”The Effectiveness of Teaching and Learning Process on

Vibration Using Guidance Experimental and the Students’ Worksheets in the

Case of Concepts’ Changing.” Physics Education Study Program,

Mathematics Teachers Training and Education Faculty. Sanata Dharma

University. Yogyakarta. 2008.

  The research is done at September 14th up to September 30th, 2007 in Kanisius Junior High School Bambanglipuro Bantul . The purpose of this research is to find out the effectiveness of physics teaching and learning process on vibration using guidance experimental and the students’ worksheets in the case of concepts’ changing.

  Data of the students’ concepts changing is collected by pretest and postest. The concepts’ changing is tested by comparing the mean of pretest and postest using T-test with significant level 0,05. The effectiviness of teaching and learning process in the case of concepts’ changing is stated by the average of percentage of all students’ concepts changing then, compared with the defined criteria.

  The result of the research shows that the teaching-learning process using guidance experimental and students’ worksheets can increase students’ understanding but the effectiviness of teaching and learning process in the case of concepts’ changing is low.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberi berkat yang begitu melimpah. Semua ini karena kasih karuniaNya, sehingga skripsi yang berjudul EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN DALAM HAL PERUBAHAN KONSEP DENGAN EKSPERIMEN TERBIMBING MENGGUNAKAN LEMBAR KEGIATAN SISWA PADA POKOK BAHASAN GETARAN, ini dapat selesai.

  Penelitian ini merupakan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini tidak dapat selesai tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Drs. Fr. Y. Kartika Budi, M. Pd. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dengan sabar dalam penyusunan skripsi ini.

  2. Drs. Y Bambang Agung Santoso, selaku kepala sekolah SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul, yang telah memberikan izin, sehingga penulis dapat melakukan penelitian.

  3. Bapak Agustinus Dibyo Sriyanto, S. Pd. selaku guru mata pelajaran Fisika SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul yang telah banyak membantu selama proses penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4. Segenap siswa SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul yang telah ikut ambil bagian dalam penelitian.

  5. Asih, Lusia dan Yeni yang telah membantu proses dokumentasi jalannya penelitian.

  6. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu per satu.

  Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta menyempurnakan tulisan ini. Akhir kata semoga penelitian ini bermanfaat bagi setiap pembaca.

  Yogyakarta, 14 Februari 2008 Penulis

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ….………………..………………………………………...i

  

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………..…………...ii

HALAMAN PENGESAHAN …..………………...…………………………….iii

HALAMAN PERSEMBAHAN…..…..………………………………………...iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………...…….v

ABSTAK………………………………...…………………………………….…vi

ABSTRACT…………………………………………………………………......vii

KATA PENGANTAR …………………………...………………………….…..ix

DAFTAR ISI…………………………………………………………….……….xi

DAFTAR TABEL……………………………………………...…………..…..xiv

DAFTAR GAMBAR…………………………...……………………………….xv

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………….……....…..xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………………………1 B. Perumusan Masalah……………………………………………………3 C. Pembatasan Masalah…………………………………………………..3 D. Tujuan Penelitian………………………………………………………3 E. Manfaat Penelitian……………………………………………………..4 BAB II DASAR TEORI A. KBK dan KTSP………………………………………………………..5 A.1 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)………………………5 A.2 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)……………..6

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI B. Konsep dan Definisi……………………………………………………7

  C. Perubahan Konsep……………………………………………………10

  D. Pembelajaran yang Efektif…………………………………………...11

  E. Metode Inquiry dan Eksperimen…………………………………….13

  F. LKS (Lembar Kegiatan Siswa)………………………………………20

  G. Evaluasi………………………………………………………………..21

  H. Getaran………………………………………….……………………..25 H.1 Getaran pada pegas……………………….…………………….26 H.2 Getaran pada ayunan…………………………………………..29

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian………………………………………………………..31 B. Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………….31 C. Obyek Penelitian……………………………………………………...31 D. Ubahan………………………………………………………………...32 E. Perlakuan……………………………………………………………...32 F. Pengumpulan Data……………………………………………………32 G. Instrumen……………………………………………………………...33 H. Metodologi Analisis Data……………………………………………..34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Pelaksanan Penelitian…………………………………….40 B. Deskripsi Data…………………………..................................... ........ 44 C. Analisis Data ………………………………………………………… 46

  1. Analisis Pemahaman konsep awal dan akhir seluruh siswa ......46

  2. Analisis Perubahan Konsep Siswa……….………………………46

  3. Deskripsi Efektivitas Metode Pembelajaran………………..….50

  D. Pembahasan…………………………………………………………...52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan …..……………………………………………………….57 B. Saran ……………………….………………………………………….57 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..59 LAMPIRAN…………………………………………………………………….61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Skor Jawaban Siswa …………………….………………… 35 Tabel 2. Analisis Pretes dan Postes ……...…………………………..36

Tabel 3. Skor Perubahan Konsep …………………….…………….. 38

Tabel 4. Kualifikasi Perubahan Konsep dan Effektivitas

  Pembelajaran……………………………………………….. 39 Tabel 5 . Mean dan Standar Deviasi …...………………………..… 44 Tabel 6. Analisis Data Skor Pretes dan Skor Postes……….……… 47

Tabel 7. Analisis Perubahan Konsep Siswa ………………..………. 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Grafik Simpangan Vs Waktu pada Gerak Harmonik Teredam………….…………………. 25 Gambar 2. Grafik Energi Vs Simpangan pada Gerak Harmonik Sederhana……………………………………. 26

Gambar 3. Ayunan Sederhana………………………………………. 29

Gambar 4. Grafik Pemahaman Konsep Awal Seluruh Siswa .……. 44

Gambar 5. Grafik Pemahaman Konsep Akhir Seluruh Siswa .……. 45

Gambar 4. Grafik Perubahan Konsep Seluruh Siswa ..………….…. 45

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

  Lampiran 1. Kisi-kisi Rancangan Soal-soal Pretes dan Postes Menurut Indikator Hasil Belajar dan Aspek yang Diukur…………………………………………………. 61 Lampiran 2. Soal pretes…………………………………………………....63

Lampiran 3. Soal Postes…………………………………………………....67

Lampiran 4. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)……………………………...71

Lampiran 5. Kriteria Pengelompokan Jawaban Pretes …………………82

Lampiran 6. Kriteria Pengelompokan Jawaban Postes ………………... 85

Lampiran 7. Daftar Analisis Skor Pretes …….……………….…………88 Lampiran 8. Daftar Analisis Skor Postes ……..…………………………90

Lampiran 9. Daftar Skor Pretes Siswa ………….…..……………………92

Lampiran 10. Daftar Skor Postes Siswa ………….….……………………94

Lampiran 11. Daftar Skor Perubahan Konsep Siswa ………...……….…98

Lampiran 12. Analisis Perubahan Konsep Seluruh Siswa …...…………104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang sekarang ini digunakan

  sebenarnya adalah kurikulum berbasis kompetensi yang difokuskan kepada sekolah dalam hal penyusunannya. Seperti halnya kurikulum berbasis kompetensi (KBK), kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) berbasis kompetensi yaitu memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu pada peserta didik. Menurut kurikulum berbasis kompetensi, belajar merupakan perubahan dari tidak bisa menjadi bisa melakukan. Dan menurut teori konstruktivisme, pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan begitu saja dari orang yang mempunyai pengetahuan (guru) ke orang yang belum memiliki pengetahuan (siswa). Setiap orang harus mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui pengalaman dan interaksi mereka dengan lingkungan. Hal ini memberikan implikasi terhadap metode pembelajaran yaitu pembelajaran haruslah berpusat pada siswa dan metode pembelajaran haruslah dipilih agar siswa memiliki pengalaman-pengalaman belajar yang membantu proses pembentukan konsep mereka secara aktif dan mandiri.

  Usaha yang dapat dilakukan agar siswa dapat terbantu dalam perubahan konsep adalah dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

  Salah satu metode pembelajaran yang aktif melibatkan siswa adalah metode pembelajaran dengan menggunakan eksperimen. Metode pembelajaran seperti ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  melibatkan siswa secara aktif membangun sendiri konsep mereka. Metode eksperimen membantu merangsang siswa agar lebih berminat terlibat aktif dalam proses pembelajaran melalui kegiatan-kegiatan seperti: mengamati, mengukur, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan.

  Penelitian ini dikhususkan pada metode pembelajaran dengan menggunakan eksperimen terbimbing. Untuk mengoptimalkan keterlibatan siswa akan digunakan lembar kegiatan siswa (LKS) yang berisi langkah-langkah eksperimen yang harus diikuti siswa dan juga pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa agar siswa pada akhirnya dapat memperoleh pemahaman yang lengkap mengenai konsep yang hendak disampaikan. Kegiatan-kegiatan dalam lembar kegiatan siswa (LKS) misalnya berupa membaca uraian, menjawab pertanyaan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Dengan adanya lembar kegiatan siswa (LKS) proses pembelajaran diharapkan akan dapat berlangsung efektif dan siswa akan terbantu dalam proses pembentukan konsepnya. Melalui pertanyaan-pertanyaan dalam lembar kegiatan siswa (LKS), siswa dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang hendak disampaikan.

  Konsep yang tidak hanya sekedar diberikan oleh guru tetapi seolah-olah ditemukan sendiri oleh siswa akan lebih bermakna dan akan lebih bertahan dalam pikiran siswa.

  Berdasarkan uraian di atas, peneliti berminat untuk mengkaji apakah metode pembelajaran dengan eksperimen terbimbing menggunakan lembar kegiatan siswa (LKS) dapat sungguh-sungguh efektif dalam hal perubahan konsep siswa. Untuk itu maka penelitian ini mencoba mencari jawaban dari pertanyaan tersebut dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  penulisan skripsi dengan judul “Efektivitas Pembelajaran Dalam Hal Perubahan Konsep dengan Metode Eksperimen Terbimbing Menggunakan Lembar Kegiatan Siswa Pada Pokok Bahasan Getaran”.

  B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah metode pembelajaran dengan eksperimen terbimbing menggunakan lembar kegiatan siswa efektif dalam hal perubahan konsep siswa.

  C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini materi pelajaran akan dibatasi hanya pada materi getaran.

  D. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran pada pokok bahasan getaran dengan metode eksperimen terbimbing menggunakan lembar kegiatan siswa dalam hal perubahan konsep siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Manfaat Penelitian

  • Bagi peneliti

  Menambah pengalaman dalam menerapkan teori yang diperoleh selama perkuliahan, serta memperluas pengetahuan dan wawasan tentang pembelajaran fisika yang menekankan pada perubahan konsep untuk membentuk konsep baru.

  • Bagi guru atau calon guru

  Hasil penelitian ini secara teoritis dipakai sebagai pertimbangan dalam mengembangkan pembelajaran fisika, guru/calon guru termotivasi untuk semakin kreatif dalam menciptakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II DASAR TEORI A. Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran A.1 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Kompetensi dapat diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai

  dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak (Mulyasa, 2003: 38). Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh dari pendidikan atau latihan.

  Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu (Mulyasa, 2003: 39). Dalam kurikulum berbasis kompetensi, belajar merupakan perubahan dari tidak bisa menjadi bisa melakukan, kurikulum berbasis kompetensi memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran perlu diarahkan agar peserta didik terbantu menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Hal ini memberikan implikasi terhadap pembelajaran, yaitu perlu diupayakan terciptanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  lingkungan belajar yang kondusif dengan memilih metode dan media pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik.

  Dalam kurikulum berbasis kompetensi guru tidak lagi berperan sebagai aktor/aktris utama dalam proses pembelajaran, karena proses pembelajaran dapat dilakukan dengan mendayagunakan aneka ragam sumber belajar (Mulyasa, 2003: 47). Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi guru harus mampu menggali potensi diri dan bakat peserta didik sehingga mampu mencari dan menemukan ilmu pengetahuannya sendiri. Dengan kata lain, para guru dituntut untuk mambuat rencana pembelajaran yang dapat menumbuhkan potensi siswanya. Untuk itu proses pembelajaran harus mengacu pada beberapa prinsip, yaitu: berpusat pada siswa, belajar dengan melakukan, mengembangkan keingintahuan, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan mengembangkan kreativitas siswa.

  A.2 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

  Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Pendidikan (BSNP) (M. Umar Muslim, www.duniaguru.com).

  Seperti halnya kurikulum berbasis kompetensi, kurikulum tingkat satuan pendidikan berbasis pada kompetensi. Perbedaannya adalah kurikulum tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  satuan pendidikan lebih ditekankan pada sekolah untuk mendesain kurikulumnya, sementara pada kurikulum berbasis kompetensi masih didominasi oleh pusat.

  Kurikulum tingkat satuan pendidikan memberikan kebebasan yang besar kepada sekolah untuk menyelenggarakan program pendidikan yang sesuai dengan (1) kondisi lingkungan sekolah, (2) kemampuan peserta didik, (3) sumber belajar yang tersedia, dan (4) kekhasan daerah. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan guru diberi kebebasan untuk memanfaatkan berbagai metode pembelajaran yang dapat membangkitkan minat, perhatian, dan kreativitas peserta didik. Karena dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan guru berfungsi sebagai fasilitator dan pembelajaran berpusat pada peserta didik sehingga metode ceramah perlu dikurangi (M. Umar Muslim, www.duniaguru.com). Dalam prakteknya proses pembelajaran dapat dilakukan dengan model demonstrasi di depan kelas, pengamatan, percobaan dan eksperimen di laboratorium.

B. Konsep dan Definisi

  Konsep merupakan abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antara manusia yang memungkinkan manusia berfikir (Euwe Van de Berg, 1991: 8). Konsep seseorang mengenai sesuatu memungkinkan ia mampu berkomunikasi dengan oran lain. Seiring berjalannya waktu, konsep seseorang mengalami perkembangan melalui pengalaman-pengalaman belajar yang dialaminya. Dalam proses pembelajaran konsep seorang siswa diharapkan akan selalu mengalami perkembangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Vygotsky membedakan konsep menjadi dua yaitu konsep spontan dan konsep saintifik (Suparno, 2000:18). Konsep spontan adalah konsep yang diperoleh dari pengalaman hidup sehari-hari yang kadang-kadang tidak sesuai dengan konsep yang sebenarnya. Sedangkan konsep saintifik adalah konsep yang didapat secara sistimatik, yaitu melalui suatu proses pengumpulan data, analisis data, dan menarik kesimpulan. Dalam kegiatan belajar, konsep spontan ini diubah menjadi konsep saintifik. Hal ini tidak berarti bahwa pendidik harus menolak konsep spontan siswa, karena meskipun konsep spontan kadang sering tidak sesuai dengan konsep ilmiah namun konsep spontan seringkali berguna dalam komunikasi sehari-hari. Tugas seorang pendidik dalam hal ini adalah membantu agar pemahaman siswa berkembang semakin mendekati pemahaman para ilmuwan (Suparno, 1997: 53).

  Menurut Neil Bolton, konsep diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yakni konsep-konsep fisis (physical concepts), konsep-konsep logika matematika (logico-mathematical concepts), konsep-konsep filosofis (philosophical concepts). Konsep fisis adalah konsep yang menunjuk lansung pada obyeknya (benda, besaran, proses dari benda atau besaran, sifat-sifat dari besaran atau benda, relasi antar besaran-besaran); konsep matematis adalah konsep yang tidak menunjuk langsung pada obyek, namun mengacu pada struktur perilaku dan operasi dalam menangani obyek (Kartika Budi, 1987: 236-237). Mobil, massa mobil, bentuk dan warna mobil, kecepatan dari mobil saat mobil bergerak semuanya merupakan konsep fisis, sedangkan jarak tempuh mobil yang bergarak lurus beraturan adalah perkalian antara kecepatan dan waktu tempuh merupakan konsep logika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  matematis karena konsep ini tidak berhubungan dengan cara menghitung jarak yang ditempuh mobil dan bukan berhubungan langsung dengan obyek (mobil).

  Konsep ketiga yaitu konsep filosofis adalah konsep yang berhubungan dengan kualitas, misalnya baik, indah, cantik, jujur dan lain sebaginya. Konsep filosofis dapat dibedakan menurut derajatnya, misalnya konsep cantik dapat dibedakan menjadi sangat cantik, cukup cantik dan agak cantik. Dalam kegiatan belajar mengajar fisika, yang dihadapi adalah konsep fisis sedangkan konsep logika matematis merupakan alat.

  Suatu konsep akan menjadi jelas dan mudah dimengerti apabila dinyatakan dengan definisi yang baik. Definisi adalah pengertian yang mendeskripsikan arti dari suatu istilah atau suatu konsep yang telah atau akan dipakai, yang dapat membedakan dengan tegas pengertian dari suatu istilah yang satu dengan yang lain (Kartika Budi, 1992:14). Ketepatan definisi terletak pada ketepatsamaan antara pendefinisi dan yang didefinisikan (Kartika Budi, 1987: 240). Definisi yang baik adalah definisi yang memuat semua ciri essensial dari konsep yang hendak didefinisikan. Misalnya, konsep kalor memiliki ciri essensial: kalor merupakan bentuk energi dan kalor dapat berpidah jika terdapat perbedaan suhu. Dengan memperhatikan ciri-ciri yang dimiliki kalor, maka kalor dapat didefinisikan sebagai berikut: kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain karena adanya perbedaan suhu di antara kedua tempat tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Perubahan Konsep

  Konsep seseorang mengenai sesuatu bisa saja tidak sesuai dengan konsep ilmiah, atau sering disebut miskonsepsi. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan miskonsepsi, di antaranya adalah karena pengalaman sehari-hari, buku, dan proses pengajaran yang tidak memungkinkan terbentuknya konsep dengan baik. Misalnya saja seorang anak beranggapan bahwa matahari itu mengitari bumi, konsep ini diperoleh dari pengalaman sehari-hari bahwa mataharilah yang seakan berjalan mengitari bumi, setiap pagi matahari terbit di timur dan tenggelam di barat. Konsep seseorang sangat mungkin mengalami perkembangan dan perubahan. Seiring dengan berjalannya waktu konsep seseorang dapat terus mengalami perubahan.

  Perubahan konsep terjadi ketika konsep seseorang yang awalnya kurang lengkap berubah menjadi lebih lengkap, konsep yang awalnya salah berubah menjadi konsep yang benar tetapi mungkin masih belum lengkap atau bahkan konsep yang awalnya salah berubah menjadi konsep yang benar dan lengkap.

  Teori perubahan konsep membedakan dua macam perubahan konsep: perubahan yang kuat dan perubahan yang lemah (Suparno, 1997:59). Perubahan konsep yang kuat disebut akomodasi, perubahan ini terjadi bila siswa mengubah konsep yang dimilikinya karena konsep lama tidak mampu menjelaskan fenomena yang dihadapi. Sedangkan perubahan konsep yang lemah disebut asimilasi, terjadi ketika seseorang hanya mengadakan perluasan skema konsep yang lama saat berhadapan dengan fenomena baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Untuk memungkinkan perubahan konsep, diperlukan situasi anomali yaitu suatu keadaan yang menciptakan ketidakseimbangan dalam pikiran manusia atau yang menantang seseorang untuk berfikir (Suparno, 1997: 60). Prinsip utama dalam perubahan konsep adalah bahwa siswa diberi pengalaman belajar yang menujukkan pertentangan konsep mereka. Atau dengan memakai istilah Piaget dapat dikatakan bahwa pertentangan pengalaman baru dengan konsep yang salah akan menyebabkan akomodasi, yaitu penyesuaian struktur kognitif (otak) yang menghasilkan konsep baru yang lebih tepat (Euwe Van de Berg, 1991: 6). Dengan dihadapkan pada situasi yang menunjukkan kesalahan konsep awal siswa, siswa akan tertantang untuk mengubah konsep awal mereka. Proses perubahan konsep akan terjadi ketika peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran, dengan demikian perlu diciptakan lingkungan belajar yang merangsang siswa untuk ikut berfikir secara aktif.

D. Pembelajaran yang Efektif Kualitas suatu pembelajaran ditunjukkan dari hasil dan proses pembelajaran.

  Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang proses pembelajarannya selalu aktif melibatkan siswa dan pada akhir proses pembelajaran menghasilkan perubahan positif konsep siswa. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas bila seluruh atau setidak-tidaknya (75%) peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sedangkan dari segi hasil pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas bila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  (Mulyasa, 2004: 101). Suatu strategi adalah efektif bila dapat melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran dan mereka berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Kartika Budi, 2001: 48). Untuk dapat menciptakan pembelajaran yang efektif baik dari segi proses maupun hasil, maka tugas seorang guru adalah menyediakan pengalaman belajar yang selalu melibatkan siswa secara aktif.

  Untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif dari segi proses, guru mempunyai peran sebagai mediator dan fasilitator. Dalam (Suparno, 1997: 66), fungsi mediator dan fasilitator dapat dijabarkan dalam beberapa tugas sebagai berikut:

  1. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggungjawab dalam membuat rancangan, proses dan penelitian.

  Demonstrasi, eksperimen dan praktikum merupakan beberapa metode pembelajaran yang sebisa mungkin perlu dikembangkan oleh guru.

  2. Memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya. Guru perlu menyediakan pengalaman konflik sehingga siswa terangsang berfikir secara produktif.

  3. Memonitor, mengevaluasi dan menujukkan apakah pemikiran siswa jalan atau tidak. Guru membantu mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Sedangkan dari segi hasil, tugas pendidik adalah merancang proses pembelajaran yang memberi tantangan kepada siswa, agar terdapat ketidakpuasan terhadap konsep yang telah ada sehingga tahap perubahan konsep bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  berlangsung. Praktik pendidikan yang bersifat hafalan seperti yang selama ini berlangsung jelas tidak memadai lagi, bahkan bertentangan dengan hakikat pengetahuan dan proses belajar itu sendiri (Paul Subianto, 2007). Dalam hal ini mengajar diartikan sebagai proses membantu siswa membentuk pengetahuannya sendiri. Tugas guru dalam proses ini lebih menjadi mitra yang aktif bertanya, merangsang pemikiran, menciptakan persoalan, membiarkan murid mengungkapkan gagasan dan konsepnya, serta kritis menguji konsep murid (Suparno, 1997: 72).

  Metode pembelajaran dengan menggunakan eksperimen terbimbing merupakan salah satu metode pembelajaran yang memungkinkan tercapainya pembelajaran yang efektif baik dari segi proses maupun hasil. Metode pembelajaran dengan eksperimen terbimbing memberikan banyak peluang bagi siswa untuk terlibat aktif dalam proses perubahan konsep mereka. Selama proses pembelajaran siswa dituntut untuk melakukan serangkaian kegiatan mulai dari merangkai alat eksperimen, melakukan pengamatan, mengumpulkan data, menganalisis dan menarik kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh sendiri oleh siswa akan tersimpan menjadi konsep yang jauh lebih bermakna dibandingkan konsep yang diterima begitu saja oleh siswa.

E. Metode Inquiry dan Eksperimen

  Menurut Schmidt, inquiry adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis (Muslimin Ibrahim). Menurut Kindsvatter, Wilen dan Ishler Inquiry adalah model pengajaran di mana guru melibatkan kemampuan berfikir kritis siswa untuk menganalisis dan memecahkan persoalan secara sistematis (Suparno, 2007: 65). Metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang mampu melibatkan siswa aktif berfikir serta menemukan sendiri pengertian yang diharapkan melalui pengumpulan data dan tes hipotesis.

  Inquiry sebagai salah satu strategi pembelajaran mengutamakan proses

  penemuan dalam kegiatan pembelajarannya untuk memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu di dalam pembelajaran inquiry guru harus selalu merancang kegiatan yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan penemuan di dalam mengajarkan materi pelajaran yang diajarkan. Peran guru di dalam pembelajaran inquiry lebih sebagai pemberi bimbingan, arahan jika diperlukan oleh siswa. Dalam proses inquiry siswa dituntut bertanggungjawab penuh terhadap proses belajarnya.

  Kindsvatter, Wilen, & Ishler dalam Suparno (2007: 65) menjelaskan langkah- langkah metode inquiry sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi dan mengklarifikasi persoalan.

  2. Membuat hipotesis.

  3. Mengumpulkan data.

  4. Menganalisis data.

  5. Mengambil kesimpulan. Pembelajaran inquiry dapat dimulai dengan mengajukan persoalan yang relevan. Berdasarkan persoalan tersebut, siswa diminta memberikan penjelasan sementara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  (hipotesis). Langkah selanjutnya siswa mengumpulkan dan menganalisis data untuk membuktikan hipotesis mereka. Kemudian langkah terakhir adalah menarik kesimpulan apakah hipotesis awal mereka diterima atau tidak berdasarkan analisis data yang mereka lakukan.

  Sund (1973: 160-161, Vaidya, 1976: 139) dalam (Kartika Budi, 2001: 48) eksperimen yaitu percobaan yang dilakukan untuk memperoleh data, sehingga proses analisis dan kesimpulan dapat berlangsung. Pembelajaran dengan metode eksperimen sungguh melibatkan siswa dalam proses penemuan suatu konsep melalui serangkaian kegiatan dan pertanyaan yang mengarahkan siswa agar sampai pada suatu pengertian. Dengan demikian siswa akan merasa puas dan yakin karena seakan-akan menemukan sendiri suatu teori. Dengan eksperimen siswa akan melalui proses-proses mental seperti, mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, dan menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan mereka.

  Eksperimen dalam pelajaran fisika dapat dibedakan menurut tempat dan cara melakukannya:

  1. Eksperimen murid: ini biasanya dilakukan oleh para murid sendiri dalam suatu kelompok, eksperimen semacam ini (yang sederhana) menyenangkan dan bersifat mendorong.

  2. Eksperimen demonstrasi: Guru fisika telah menyiapkan suatu eksperimen untuk diperlihatkan kepada para murid. Peran para murid adalah memperhatikan benar-benar pelaksanaan eksperimen, dan bila mungkin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  membantu pelaksanaanya. Kemudian para murid secara bersama-sama mendiskusikan hasil eksperimen.

  Berdasarkan keterlibatan guru, metode eksperimen juga dapat dibedakan menjadi eksperimen bebas dan eksperimen terbimbing. Pada proses pembelajaran dengan eksperimen bebas, guru tidak memberikan petunjuk percobaan secara terperinci, siswalah yang aktif dan guru berperan sebagai fasilitator (kurang dominan). Siswa harus lebih banyak berfikir sendiri bagaimana akan merangkai alat, apa yang harus diamati, data yang diperlukan, bagaimana menganalisis data dan menyimpulkannya. Dalam eksperimen terbimbing, seluruh jalannya percobaan telah dirancang oleh guru. Tugas guru dalam eksperimen terbimbing adalah: 1. Memilih eksperimen apa yang akan ditugaskan kepada siswa.

  2. Merencanakan langkah-langkah percobaan, seperti: apa tujuannya, peralatan yang digunakan, bagaimana merangkai percobaan, data yang harus dikumpulkan, bagaimana menganalisis data dan apa kesimpulannya.

  3. Mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan sehingga pada saat siswa melakukan eksperimen semua berjalan dengan lancar.

  4. Pada saat percobaan sendiri guru dapat berkeliling melihat bagaimana siswa melakukan percobaannya dan memberikan masukan kepada siswa.

  5. Bila ada peralatan yang macet guru membantu siswa agar peralatan dapat jalan dengan baik.

  6. Membantu siswa dalam menarik kesimpulan dengan percobaan yang dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  7. Guru sebaiknya menyiapkan petunjuk dan langkah percobaan dalam satu lembar kerja sehingga memudahkan siswa bekerja.

  (Suparno, 2007: 78-79) Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengajaran eksperimen siswa (terbimbing), karena sangat penting mengikutsertakan siswa saat melakukan eksperimen dan jika melihat kemampuan siswa, siswa masih sangat memerlukan bimbingan dari guru saat melakukan eksperimen. Pada penelitian ini siswa melakukan eksperimen dengan pengarahan guru, dan petunjuk-petunjuk eksperimen yang telah disiapkan oleh guru berupa lembar kerja siswa.

  Prosedur eksperimen terbimbing adalah persiapan, palaksanaan dan evaluasi. Pada langkah persiapan guru menyusun langkah eksperimen yang akan dilakukan siswa sehingga siswa akan sungguh-sungguh terlibat aktif. Langkah-langkah eksperimen tersebut disusun dalam sebuah lembar kerja siswa yang juga memuat pertanyaan-pertanyaan mengarah yang dimaksudkan untuk membimbing siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang menjadi tujuan pembelajaran.

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode pemebelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep getaran dan gelombang

0 17 140

Pembelajaran dengan metode diskoveri terbimbing dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan asam basa : studi eksperimen di SMP Islamiyah Ciputat

0 3 180

Efektivitas pemanfaatan video dalam pembelajaran pokok bahasan bandul matematis pada siswa SMP dan SMA.

0 2 119

Peningkatan pemahaman siswa mengenai getaran melalui pembelajaran dengan metode eksperimen pada siswa kelas VIII-A SMP Kanisius Juwana.

0 3 180

Efektivitas pembelajaran IPA tentang perpindahan dan penghantar panas dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing dalam hal pencapaian hasil belajar pada siswa kelas IV SD Kanisius Prontakan.

0 0 163

Latihan soal terbimbing dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa pada pokok bahasan kalor - USD Repository

0 0 103

Pengaruh metode pembelajaran kooperatif-stad dengan setting outdoor mathematics terhadap aktivitas, minat, dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan pokok bahasan perbandingan trigonometri - USD Repository

0 1 198

Efektivitas pembelajaran fisika di SMP pada pokok bahasan pesawat sederhana dengan metode demonstrasi dan tekanan dengan metode eksperimen menggunakan lembar kegiatan siswa pada siswa kelas VII semester II SMP Pangudi Luhur Boro - USD Repository

0 3 175

Pengembangan konsep vektor secara bertahap pada siswa sekolah menengah atas kelas X semester 1 melalui pertanyaan-pertanyaan dalam lembar kegiatan siswa - USD Repository

0 0 98

Pembentukan konsep siswa tentang hukum Ohm, hambatan kawat, dan rangkaian seri paralel menggunakan metode eksperimen terbimbing - USD Repository

0 8 170