Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini - Test Repository
NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM
NOVEL PERTEMUAN DUA HATI KARYA NH. DINI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh
DIAN ADI PERMANA
111 10 046
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2016
MOTTO
dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena
Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu
tidak akan sampai setinggi gunung.
(Al- Qur’an Surat Al-Isra ayat: 37)
Dan…
“Sesungguhnya akhlak yang baik, menyebabkan kebahagiaan dunia dan
akhirat
”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada : 1.
Bapak dan Ibu tercinta, Sarmanta dan Sunarni yang telah mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.
2. Kakakku mas Aban yang selalu mendukungku untuk semua kegiatanku khususnya kuliah.
3. Pak dhe budhe dan semua saudaraku yang telah memberikan banyak motivasi dan nasehat bermanfaat, terimakasih juga atas doanya.
4. Almarhumah Bu Agustin guru SMA yang telah menjadi teladan baik dalam menjalankan kewajiban umat muslim untuk taat beribadah kepada Allah SWT.
5. Segenap keluarga besar STUDENT SPORT CLUB (SSC), terimakasih atas semua nilai dan kenangan yang indah untuk dikenang selama ini dan untuk seterusnya.
6. Mas Danang, mas Fahmi, mas Teguh, mas Ulil, mas Rifki, mas Rohmad, mas Baqi, mas Anwar, mas Asyuri, mas Rohman, mas Khoiruzad, mas Anad, mas Arifin, mbak Endang, mbak Erlina terimakasih selalu menjadi teman dan guru banyak hal dalam dunia perkuliahan maupun organisasi.
7. Teman-teman Futsal IAIN Salatiga (Zulfikar, Toyib, Daryanto, Barok, Afrizan, Yusuf, Wildan, Megar, Taufan, Rafael, Arafat, Ardhani, Joko), terimakasih banyak sudah menjadi tim dan keluarga untuk berjuang bersama mengharumkan kampus kita IAIN Salatiga.
8. Sedulur-sedulur PKM I yang tidak bisa penulis sebut satu-persatu, terimakasih telah menjadi teman dalam berproses.
9. Dan terimakasih banyak untuk Talitha Samantha Rahma, yang telah meberikan cinta kasih serta dukungan dan doa.
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya.Shalawat dan salam tercurah kepada khatamul anbiya Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Skripsi yang berjudul “NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL PERTEMUAN DUA HATI
KARYA NH. DINI” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Dalam proses penulisan skripsi ini banyak bimbingan dan juga arahan serta saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah meberikan bantuan-bantuannya, khususnya kepada: 1.
Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam 4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan tulus, ikhlas membimbing penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.
5. Segenap dosen dan karyawan IAIN Salatiga
6. Ibu dan Bapakku tercinta dan keluarga yang tak pernah berhenti mendo’akan dan memberikan motivasi kepada penulis sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan lancar 7. Teman-teman Student Sport Club (SSC) IAIN Salatiga
Semoga kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri dan semoga apa yang tertulis dalam skripsi ini memberikan manfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya. Aamiin.
Salatiga, 07 September 2016 Peneliti
Dian Adi Permana NIM: 111 10 046
ABSTRAK
Permana, Dian Adi. 2016. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini . Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Imam Mas Arum, M.Pd.
Kata Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Pertemuan Dua Hati, Nh. Dini.
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati posisi yang penting, karena akhlak merupakan mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia dengan makhluk lainnya, baik akan hilang derajat kemanusiaannya, kemudian jika suatu Negara yang masing-masing manusia sudah tidak berakhlak, maka kehidupan bangsa dan masyarakat menjadi rusak.
Tujuan skripsi ini adalah mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat pada novel Pertemuan dua hati karya Nh. Dini, mendeskripsikan karakter tokoh utama pendidik yang patut diteladani, mendeskripsikan implikasi nilai-nilai pendidikan akhlak pada kehidupan sehari-hari. Penulis pun memilih novel ini karena merupakan salah satu karya yang mampu menarik hati dan minat pembacanya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Novel Pertemuan Dua Hati ini menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang terjadi, sikap dan pandangan yang menggejala di masyarakat. Tekhnik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan memilih bahan, membaca dan memahami, mencari dan mengidentifikasi, dan memasukkan hasil identifikasi data ke dalam klasifikasi nilai pendidikan akhlak.
Hasil penelitian dapat penulis simpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini meliputi: Akhlak manusia terhadap Allah SWT yaitu, tawakal,
khauf dan raja’, bertaubat,
bersyukur. Akhlak manusia terhadap sesama manusia yaitu, shidiq, amanah, sabar, khusnudzon, optimis, disiplin, tanggung jawab. Akhlak manusia terhadap lingkungan yaitu, menjaga dan tidak merusak, memanfaatkan dengan baik.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN LOGO .................................................................................. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. iii PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................... v MOTTO .................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ..................................................................................... vii KATA PENGANTAR .............................................................................. viii ABSTRAK ................................................................................................ x DAFTAR ISI ............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN A.
1 Latar Belakang Masalah ....................................................
B.
8 Fokus Penelitian ................................................................
C.
8 Tujuan Penelitian ...............................................................
D.
9 Manfaat Penelitian .............................................................
E.
10 Metode Penelitian ..............................................................
F.
12 Penegasan Istilah ...............................................................
G.
13 Sistematika Penulisan Skripsi............................................
BAB II KAJIAN TEORI A.
15 Konsep Pendidikan Akhlak ...............................................
B.
22 Tujuan Pendidikan Akhlak ................................................
C.
23 Metode Pendidikan Akhlak ...............................................
D.
24 Biografi Nh. Dini ...............................................................
E.
28 Karakteristik Novel Nh. Dini ............................................
F.
29 Karya-karya Nh. Dini ........................................................
G.
32 Unsur Intrinsik Novel ........................................................
H.
41 Sinopsis Novel ...................................................................
BAB III HASIL TEMUAN A.
44 Nilai-nilai Pendidikan Akhlak...........................................
1.
46 Akhlak manusia terhadap Allah SWT.........................
a.
46 Tawakal .................................................................
b.
47 Khauf dan raja’ .....................................................
c.
47 Bertaubat ...............................................................
d.
47 Bersyukur ..............................................................
2.
48 Akhlak manusia terhadap sesama manusia .................
a.
48 Shidiq ....................................................................
b.
48 Amanah .................................................................
c.
49 Sabar ......................................................................
d.
49 Khusnudzon ..........................................................
e.
51 Optimis .................................................................. Disiplin ..................................................................
g.
52 Tanggung Jawab....................................................
3.
54 Akhlak manusia terhadap lingkungan .........................
a.
54 Menjaga dan Tidak Merusak .................................
b.
55 Memanfaatkan dengan Baik ..................................
B.
57 Karakter tokoh utama pendidik .........................................
BAB IV ANALISIS DATA A.
59 Nilai-nilai Pendidikan Akhlak ...........................................
1.
59 Akhlak Manusia terhadap Allah SWT .......................
a.
59 Tawakal ...............................................................
b.
60 Khauf dan Raja’ ..................................................
c.
63 Bertaubat .............................................................
d.
64 Bersyukur ............................................................
2.
65 Akhlak Manusia terhadap Sesama Manusia ...............
a.
65 Shidiq ..................................................................
b.
66 Amanah ...............................................................
c.
68 Sabar ....................................................................
d.
69 Khusnudzon .........................................................
e.
70 Optimis ................................................................
f.
71 Disiplin ................................................................
g.
72 Tanggung Jawab ..................................................
3.
73 Akhlak Manusia Terhadap Lingkungan .....................
a.
73 Menjaga dan Tidak Merusak ............................... Memanfaatkan dengan Baik ................................
B.
76 Karakter Tokoh Utama Pendidik .......................................
1.
76 Ibu Suci .......................................................................
a.
76 Tidak mudah menyerah .......................................
b.
76 Sabar ....................................................................
2.
76 Waksito .......................................................................
a.
76 Jahil .....................................................................
b.
77 Mudah Emosi (Marah) ........................................
C.
Relevansi Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kehidupan Sehari-hari .........................................................................
77 BAB V PENUTUP A.
80 Kesimpulan ........................................................................
B.
81 Saran ..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati posisi yang
penting, karena akhlak merupakan mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia dengan makhluk lainnya, baik akan hilang derajat kemanusiaannya, kemudian jika suatu Negara yang masing-masing manusia sudah tidak berakhlak, maka kehidupan bangsa dan masyarakat menjadi rusak.
Untuk mencapai akhlak yang baik, manusia bisa mencapainya melalui dua cara. M. Yatimin Abdullah menjabarkannya sebagai berikut.
Pertama, melalui karunia Tuhan yang menciptakan manusia dengan fitrahnya yang sempurna, akhlak yang baik, serta nafsu syahwat yang tunduk kepada akal dan agama. Manusia tersebut dapat memperoleh ilmu tanpa belajar dan tanpa melalui proses pendidikan. Manusia yang tergolong ke dalam kelompok ini adalah para nabi dan rasul Allah. Kedua, melalui cara berjuang secara bersungguh-sungguh (mujahadah) dan latihan (riyadhah), yakni membiasakan diri melakukan akhlak-akhlak mulia, ini yang dapat dilakukan oleh manusia biasa, yaitu dengan belajar terus menerus berlatih (M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur'an: 2007).
Dari pernyataan di atas dapat terlihat bahwa salah satu cara untuk mencapai akhlak yang baik adalah melalui pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara
” (Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003).
Dari definisi di atas tampak bahwa pendidikan akhlak merupakan
bagian integral dari keseluruhan sistem pendidikan nasional. Sehingga sama penting dan tidak dipisahkan dengan aspek-aspek lainnya seperti spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan ketrampilan.
Pendidikan akhlak dalam ajaran agama Islam merupakan kaidah untuk mengerjakan perbuatan baik dan buruk yang tertera dalam Al- Qur’an dan hadits. Sesungguhnya sejalan dengan semangat ajaran Al-
Qur’an dan hadits yang amat menekankan kepada perbaikan mental spiritual, moral, dan akhlak manusia.
Abuddin Nata mengatakan “bahwa inti dari ajaran Islam adalah akhlak mulia yang bertumpu pada hubungan yang harmonis dan seimbang antara manusia dan Tuhan, dan antara manusia dengan manusia. Demikian ajaran yang dibawa Rasulullah SAW pada intinya adalah menyempurnakan akhlak yang mulia (Abuddin Nata, 1975: 8).
Nabi Muhammad SAW merupakan manusia utama yang menjadi teladan akhlak yang ideal bagi umat Islam. Firman Allah SWT:
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Q.S. al-Ahzab/33:21)
Di dalam Al- Qur’an dijelaskan pula firman Allah SWT :
Artinya:
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar (Muhammad) berbudi pekerti yang agung” (Q.S. Al-Qalam:4)
Pembentukan kepribadian muslim dalam pendidikan akhlak merupakan pembentukan kepribadian yang utuh, menyeluruh dan berimbang.
Pembentukan kepribadian mauslim sebagai individu adalah bentuk kepribadian yang diarahkan kepada peningkatan dan pengembangan faktor dasar (bawaan) dan faktor ajar (lingkungan), dengan berpedoman kepada nilai-nilai keislaman.
Pendidikan juga merupakan bimbingan dan asuhan terhadap peserta didik agar setelah menerima bimbingan dan asuhan tersebut, para peserta didik mampu memahami, menghayati dan mengmalkan ajaran agama. Lebih dari itu, peserta didik juga menjadikan ajaran agama tersebut sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup didunia maupun akhirat.
Mengingat pentingnya pendidikan akhlak untuk terciptanya lingkungan yang harmonis, diperlukan upaya serius untuk menanamkan nilai- nilai tersebut.
Selain Al- Qur’an dan hadits yang merupakan acuan utama dalam pendidikan akhlak terpuji, karya sastra juga dapat dijadikan rujukan, mengingat di dalam karya sastra sering termuat pesan atau amanat untuk berbuat baik.
Membaca karya sastra memungkinkan seseorang mendapatkan masukan tentang manusia atau masyarakat dan menimbulkan pikiran dan motivasi untuk berbuat sesuatu bagi manusia atau masyarakat itu, dalam diri manusia sebagai pribadi dan anggota masyarakat timbul kepedulian terhadap apa yang dihadapi masyarakat.
Imam Al-Ghazali, sebagaimana dikutip oleh Zainuddin, dkk. Berpendapat bahwa kesustraan termasuk ke dalam salah satu faktor lingkungan. Karya sastra berupa buku-buku yang berisi cerita yang baik, benar dan mulia akan membawa pengaruh dan peranan yang sangat penting dalam pembentukan watak perilaku dan kepribadian anak (Zainuddin, 2001: Telaah Sastra).
Salah satu bentuk karya sastra yang berkembang pesat di Indonesia adalah novel. Jakob Sumardjo menyatakan bahwa novel merupakan bentuk karya sastra yang banyak dibaca daripada bentuk yang lain, semisal puisi (Jakob Sumardjo, 1991: Apresiasi Kesusastraan).
Akan tetapi, jika diamati kenyataan pendidikan dewasa ini, tampak adanya gejala-gejala yang menunjukan rendahnya kualitas akhlak para peserta didik, dapat dilihat dari contoh berikut ini, tawuran antar pelajar, seks bebas para remaja, penyalahgunaan obat-obat terlarang di dalam usia sekolah.
Banyak sekali realita penyimpangan akhlak yang kita jumpai baik itu dilingkungan sekitar maupun dari kabar berita, terutama pada kalangan siswa sekolah maupun pelajar. Mulai dari penyimpangan akhlak tercela yang terkecil hingga yang dianggap sudah melewati batas. Bisa kita ambil contoh dalam kehidupan sekitar kita yaitu pengaruh seks bebas ataupun pelecehan seksual. Seks bebas atau pelecehan seksual baru-baru ini sedang marak terjadi dimana-mana. Bukan hanya orang dewasa dan remaja yang menjadi korban pengaruh seks bebas dan pelecehan seksual, tapi hal tersebut sudah tidak memandang usia, anak dibawah umur sekalipun ikut menjadi korban seks bebas dan pelecehan seksual. Kejadian itu terjadi bukan hanya di lingkungan masyarakat, tapi sudah banyak terjadi juga di lingkungan sekolah. Guru yang seharusnya bertanggung jawab untuk mendidik siswa-siswanya menjadi pribadi yang berakhlak, banyak yang menjadi pelaku pelecehan seksual terhadap siswanya sendiri.
Bagaimana hal tersebut bisa terjadi ? Sebuah pertanyan bagi semua orang yang peduli akan pendidikan akhlak terpuji. Banyak faktor yang mempengaruhi bagaimana hal tersebut bisa terjadi dan sudah tidak memandang usia para pelaku ataupun korban dari pengaruh seks bebas dan pelecehan seksual. Salah satu faktornya adalah kurangnya perhatian orang tua dalam memberikan pendidikan akhlak terhadap anak, perilaku akhlak terpuji sejak dini harus ditanamkan pada diri anak agar kelak dia bisa menjadi pribadi yang beriman dan barakhlak terpuji. Dan itu semua berkaitan erat dengan pendidikan agama Islam atau agama Islam sendiri yang berpedoman Al-
Qur’an dan hadits. Faktor yang lain bisa datang dari pengaruh akses internet yang tidak terbatas bisa diakses melalui website-website yang bebas untuk dicari. Dari beberapa contoh penyimpangan ahklak di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa kejadian tersebut disebabkan karena minimnya pendidikan akhlak yang terpuji pada diri manusia.
Masalah di atas tentu memerlukan solusi. Dalam hal ini, suatu tindakan perlu ditempuh agar dapat menjaga individu kepada terjaminnya akhlak generasi penerus harapan bangsa serta dapat menciptakan dan sekaligus memelihara ketentraman dan kebahagiaan di tengah-tengah masyarakat.
Dari sekian realita di atas, maka di sini penulis mengangkat tema tentang pendidikan akhlak. Peneliti memilih novel ini sebagai bahan kajian penelitian, karena novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini merupakan novel yang memiliki pelajaran bermakna akan nilai-nilai kehidupan.
Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini menyajikan kisah inspiratif yang dapat
dijadikan sebagai pelajaran hidup yang bermakna. Memiliki nilai-nilai pendidikan yang sangat tinggi. Tapi pada novel ini, pengarang menyajikan alur cerita yang mampu mengubah suatu hal yang tak mungkin menjadi mungkin.
Novel ini tidak hanya menghibur namun juga menyajikan kisah-kisah keteladanan dari para tokohnya yang bisa diambil nilai-nilainya bagi kehidupan khususnya pendidikan akhlak. Juga contoh keteladanan yang bisa diambil dari tokoh para pendidiknya seperti Ibu Suci guru yang penyabar dan pantang menyerah. Hal tersebut bisa dilihat dari petikan dalam novel
Pertemuan Dua Hati berikut ini:
“Meskipun kemampuan otakku memadai, namun bapak tidak menyanggupi untuk membiayai, adikku tiga orang dan kuputuskan untuk bekerja guna menambah pemasukan uang” (Nh. Dini, 1997:10).
Dari petikan novel di atas dapat dilihat bahwa sosok Ibu Suci pantang menyerah, ia tidak ingin membebani orang tuanya untuk membiayainya melanjutkan pendidikan. Dengan tekat dan kegigihannya ibu suci berniat dan memutuskan untuk bekerja agar bisa melanjutkan sekolah dan tidak memberatkan hidupnya kepada kedua orang tuanya. Ibu Suci adalah sosok yang sabar, adapun bukti kutipannya sebagai berikut:
“Beberapa kali ku tanya pada muridku, namun tetap tidak ada jawaban. Aku berusaha bersikap sebiasa mungkin, tanpa mendesak, tanpa memperlihatkan keherananku” (Nh. Dini, 1997:26)
Dari kutipan tersebut, maka bisa terlihat bahwa bu Suci tidak ingin mendesak para muridnya untuk memberikan informasi. Ia memilih untuk bersabar dan mengganti cara lain, agar semua pertanyaan dipikirannya dapat terjawab. Kisah-kisah tersebut diceritakan dengan bahasa yang menarik sehingga tidak membosankan ketika dibaca dan yang lebih penting secara tidak langsung kisah-kisah tersebut mengispirasi dan memotivasi karena syarat dengan nilai-nilai pendidikan khususnya pendidikan akhlak.
Dengan melihat realita dari novel Pertemuan Dua Hati yang penuh dengan pelajaran dan makna. Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM
NOVEL PERTEMUAN DUA HATI KARYA NH. DINI sebagai sebuah karya
sastra yang syarat dengan nilai-nilai pendidikan khususnya pendidikan akhlak.
B. Fokus Penelitian
Rumusan masalah berisi penegasan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya melalui penelitian. Didalamnya tercakup keseluruhan ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah (Maslikhah,2013:302). Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam novel
Pertemuan Dua Hati karya NH. Dini? 2.
Bagaimanakah karakter tokoh utama pendidik yang patut diteladani dalam novel Pertemuan Dua Hati karya NH. Dini?
3. Bagaimanakah relevansi nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam novel Pertemuan Dua Hati karya NH. Dini?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan pernyataan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada rumusan masalah. Perbedaannya terletak pada bentuk keilmuannya dalam rumusan masalah, kalimatnya berbentuk pertanyaan, maka dalam tujuan penelitian berbentuk kalimat pernyataan. (STAIN Salatiga, 2008:16). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mendeskripsikan bagaimanakah nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam novel Pertemuan Dua Hati karya NH. Dini.
2. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah karakter tokoh utama pendidik yang patut diteladani dalam novel Pertemuan Dua Hati karya NH. Dini.
3. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah implikasi nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam novel Pertemuan Dua Hati karya NH.
Dini pada kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat, adapun beberapa manfaatnya yaitu:
1. Kegunaan bagi penulis adalah untuk memperkaya wawasan keilmuan, khususnya dalam bidang pendidikan akhlak.
2. Bagi para pembaca, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan dalam mengembangkan pendidikan akhlak di Indonesia.
3. Bagi IAIN Salatiga, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan dalam bidang pendidikan Islam.
E. Metode Penelitian
Adapun metode penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian
Skripsi ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library
reseach ) dengan mengacu pada buku-buku, artikel, dan dokumen- dokumen lain yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan akhlak.
2. Sumber Data
Sumber data merupakan tempat ditemukannya data-data yang akan ditulis. Adapun sumber data dalam penelitian ini berupa: a.
Data primer Data primer merupakan literatur yang membahas secara langsung objek permasalahan pada penelitian ini, yaitu novel
Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini (PT Gramedia Pustaka Utama,
1997: cetakan kesepuluh) b. Data sekunder
Data sekunder merupakan sumber penunjang yang dijadikan alat untuk membantu penelitian, yaitu berupa buku-buku atau sumber-sumber dari penulis lain yang berbicara tentang pendidikan, akhlak dan teori fiksi.
3. Tekhnik Pengumpulan Data pustaka yaitu dengan menganalisis isi. Pada analisis ini peneliti kemudian mencatat dokumen-dokumen yang diambil dari data primer yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Datanya berupa novel, maka peneliti mencoba menelaah isi novel. Adapun langkah- langkah pengumpulan data dalam novel Pertemuan Dua Hati yaitu: a.
Membaca secara cermat novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini, b. Menentukan unsur intrinsik dalam novel Pertemuan Dua Hati, c. Mencatat kalimat yang menggambarkan adanya nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini, d.
Menganalisis nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini.
4. Analisis Data a.
Metode Analisis Isi (Content Analysis) Yaitu sebuah analisis yang digunakan untuk mengungkap, memahami, dan menangkap isi karya sastra. Dalam karya sastra, isi yang dimaksud adalah pesan-pesan yang disampaikan pengarang melalui karya sastranya. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa karya sastra yang mampu mencerminkan pesan positif kepada para pembacanya.
b.
Metode Deskriptif Yaitu suatu cara yang digunakan untuk membahas objek penelitian secara apa adanya berdasarkan data-data yang diperoleh. .
Adapun tekhnik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif. Dengan analisis kualitatif akan diperoleh gambaran sistematik mengenai isi suatu dokumen. Dokumen tersebut diteliti isinya kemudian diklasifikasikan menurut kriteria atau pola tertentu. Yang hendak dicapai dalam analisis ini adalah menjelaskan pokok-pokok penting dalam sebuah manuskrip atau dokumen.
F. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap penelitian di atas, maka penulis berusaha menjelaskan dari berbagai istilah pokok yang terkandung dalam judul tersebut, yaitu: 1.
Nilai Nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Poerwadarminto, 1999:667). Nilai (value/qimah) dalam pandangan Brubacher tidak terbatas ruang lingkupnya. Nilai tersebut sangat erat dengan pengertian-pengertian dan aktivitas manusia yang kompleks sehingga sulit ditentukan batasannya (Muhaimin, 1993:109).
Maksudnya kualitas yang membangkitkan respon penghargaan. Nilai itu praktis dan efektif dalam jiwa dan tindakan manusia dan melembaga secara obyektif di dalam masyarakat (Muhaimin, 1993:110).
Jadi manusia hidup di dunia tidak akan terlepas dari adanya ikatan nilai. Karena nilai itu merekat pada manusia dan mampu memberi arti bagi manusia.
Pendidikan Akhlak Pendidikan akhlak dalam ajaran agama Islam merupakan kaidah untuk mengerjakan perbuatan baik dan buruk yang tertera dalam Al-
Qur’an dan hadits. Sesungguhnya sejalan dengan semangat ajaran Al- Qur’an dan hadits yang amat menekankan kepada perbaikan mental spiritual, moral, dan akhlak manusia.
3. Novel Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif.
Biasanya dalam bentuk cerita (Maslikhah, 2013:126). Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra prosa fiksi, mengandung beberapa unsur pokok, yaitu: pengarang atau narator, isi penciptaan, media penyampaian isi berupa bahasa, dan elemen-elemen fiksional atau unsur-unsur intrinsik yang membangun karya fiksi itu sendiri sehingga menjadi suatu wacana. Pada sisi lain, dalam rangka memaparkan isi, pengarang akan memaparkannya melalui penjelasan atau komentar, dialog maupun monolog, dan melalui perbuatan atau action (Aminuddin, 1991:66).
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi yang disusun terbagi dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman daftar lampiran. lima bab yang rinciannya sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan: Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan penelitian.
Bab II Biografi Novel: Dalam bab ini akan di uraikan mengenai, Biografi NH. Dini, karakteristik novel NH. Dini, karya-karya NH. Dini, unsur-unsur intrinsik novel, Sinopsis Novel Pertemuan Dua Hati. Bab III Hasil Temuan: Dalam bab ini akan di uraikan hasil temuan penulis mengenai: Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Novel Pertemuan Dua Hati dan karakter tokoh utama pendidik dalam Novel Pertemuan Dua Hati.
Bab IV Analisis Data: Dalam bab ini akan disajikan analisis mengenai: Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam novel Pertemuan Dua Hati yang meliputi, Akhlak manusia terhadap Allah, akhlak manusia terhadap sesama manusia, akhlak terhadap lingkungan dan implikasi nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Pertemuan Dua Hati di kehidupan sehari-hari.
Bab V Penutup: Bab penutup berisi kesimpulan dan saran
BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Pendidikan Akhlak 1. Pengertian Pendidikan Akhlak Istilah p
endidikan berasal dari kata “didik”, yang artinya “memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran” (KBBI, 2008: 425)
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 menyebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (UU RI No. 20, 2003: 2-3). Sedangkan arti pendidikan menurut istilah yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan beraneka ragam. Di antaranya sebagai berikut: Menurut Marimba sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Tafsir pendidikan adalah “Bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama” (Ahmad Tafsir, 1994: 24)
Sementara itu, Ahmad Tafsir mendefinisikan pendidikan sebagai “pengembangan pribadi dalam semua aspeknya”. Dengan penjelasan bahwa yang dimaksud pengembangan pribadi ialah yang mencakup pendidikan oleh diri sendiri, pendidikan oleh lingkungan, dan pendidikan oleh orang lain (guru). Seluruh aspek mencakup jasmani, akal, dan hati.
Jelasnya pendidikan adalah bimbingan yang diberikan kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal (Ahmad Tafsir, 1994: 26-27) Tokoh Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara sebagaimana dikutip oleh Abuddin nata berpendapat bahwa :
Pendidikan adalah usaha yang dilakukan denngan penuh keinsyafan yang ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan manusia. Pendidikan tidak hanya bersifat pelaku pembangunan tetapi sering merupakan perjuangan pula. Pendidikan berarti memelihara hidup tumbuh kea rah kemajuan, tidak boleh melanjutkan keadaan kemarin menururt alam kemarin. Pendidikan adalah usaha kebudayaan, berasas peradaban, yakni memjukan hidup agar mempertinggi derajat kemanusiaan (Abuddin Nata, 2003: 11). M. Ngalim Purwanto mendefinisiskan pendidikan sebagai “segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kea rah kedewasaan.” Atau lebih jelas lagi, pendidikan ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat (M. Ngalim Purwanto, 2006: 10).
Dari definisi-definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu proses atau usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiaannya dalam membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi muda, agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan sifat hakiki dan ciri-ciri kemanusiaannya.
Selanjutnya pengertian akhlak, ditinjau dari segi bahasa pengertian akhlak diambil dari bahasa arab khuluqun yang berarti perangai, tingkah laku, adat atau tabi’at (Muhammad Alim, 2006: 151).
Adapun akhlak menurut istilah dapat dilihat menurut pendapat para pakar sebagai berikut: Ibn Maskawih secara singkat mendefinisikan akhlak sebagai:
“Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan tanpa memerlu kan pemikiran dan pertimbangan” (RosihonAnwar, 2010: 13) Menurut Imam al-Ghazali, akhlak ialah:
“Sikap yang mengakar dalam jiwa manusia yang darinya lahir berbagai
perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pikiran dan
pertimbangan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik dan
terpuji, baik dari segi akal syara’, maka ia disebut akhlak yang baik. Dan
jika yang lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut disebut
akhlak yang buruk.” (Rosihan Anwar, 2010: 13).Menurut Ahmad Amin memberikan definisi, bahwa akhlak adalah:
“Sementara orang membuat definisi akhlak, bahwa yang disebut akhlak
ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya kehendak itu bila membiasakan
sesuatu, maka kebiasaan itu dinamaka n akhlak” (Ahmad Mustofa, 2007:13).
Sedangkan menurut M. Abdullah Diroz mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut:
“Akhlak adalah suatu kesatuan dalam kehendak yang mantap, kekuatan
dan kehendak mana berkombinasi membawa kecenderungan pada
pemilihan pihak yang benar (dalam hal akhlak yang baik) atau pihak yang
jahat (dalam hal akhlak yang jahat) (Ahmad Mustofa, 2007: 14).Selanjutnya menurut Abdullah Diroz, perbuatan-perbuatan manusia dapat dianggap sebagai manifestasi dari akhlaknya, apabila dipenuhi dua syarat, yaitu: a.
Perbuatan-perbuatan itu dilakukan berulang kali dalam yang sama, sehingga menjadi kebiasaan.
b.
Perbuatan-perbuatan itu dilakukan karena dorongan emosi-emosi jiwanya, bukan karena adanya tekanan-tekanan yang datang dari luar seperti paksaan orang lain sehingga menimbulakan ketakutan, atau bujukan dengan harapan-harapan yang indah-indah dan lain sebagainya (Ahmad Mustofa, 2007: 14).
Jika diperhatikan dengan seksama ketiga definisi menurut para pakar di atas berbeda kata-katanya, tetapi sebenarnya tidak berjauhan maksudnya, bahkan berdekatan artinya satu sama lain, ketiga definisi di atas saling melengkapi yakni suatu sikap yang tertanam kuat dalam jiwa yang nampak dalam perbuatan lahiriah yang dilakukan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran lagi dan sudah menjadi kebiasaan.
Dari definisi pendidikan dan akhlak di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian pendidikan akhlak ialah usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik untuk membentuk tabiat yang baik pada peserta didik sehingga terbentuk manusia yang taat kepada Allah.
2. Dasar Pendidikan Akhlak
Dasar secara bahasa berarti “fundamen, pokok atau pangkal suatu pend apat (ajaran,aturan), atau asas” (KBBI: 318). Lebih lanjut dikatakan bahwa dasar adalah “landasan berdirinya sesuatu yang berfungsi memberikan arah k epada tujuan yang akan dicapai” (Ramayulis, 1994: 12).
Adapun yang menjadi dasar akhlak dalam Islam adalah Al- Qur’an dan sunnah.
a.
Al-Qur’an Secara etimologi Al-
Qur’an artinya bacaan. Kata dasarnya qara-
a, yang artinya membaca. Al- Qur’an bukan hanya untuk dibaca, akan tetapi isinya harus diamalkan. Oleh karena itu Al-
Qur’an dinamakan kitab yang ditetapkan atau diwajibkan untuk dilaksanakan. Adapun pengertian Al-
Qur’an dari segi istilah, para ahli memberikan definisi sebagai berikut: Al-
Qur’an merupakan wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan cara berangsur angsur dimulai di Mekkah dan disudahi di Madinah menggunakan lafal bahasa arab dan maknanya yang benar, sebagai petunjuk-petunjuk bagi manusia (Muhammad Alim, 2006: 171-172). Al- Qur’an diturunkan untuk menjadi pegangan bagi manusia yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, kitab suci Al-
Qur’an tidak pernah membisu untuk menjawab setiap permasalahan hidup manusia. Namun pertimbangan dan petunjuk Al- Qur’an baru bisa ditangkap jika manusia secara bijak dan cermat dapat mengenal sifat-sifat yang dikandungnya dengan metode yang tepat.
Di antaranya ayat Al- Qur’an yang menjadi dasar pendidikan akhlak adalah seperti ayat di bawah ini:
“Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat
yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang
demikian itu termasuk perkara yng penting. Dan janganlah kamu
memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah
berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai
orang- orang yang sombong dan membanggakan diri.” (Q.S.Luqman/31 : 1-18) Isi kandungan Al-
Qur’an, pada garis besarnya mengandung pokok-pokok ajaran sebagai berikut:
1. Prinsip-prinsip akidah (keimanan), seperti iman kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari akhir, qadha dan qadar.
2. Prinsip-prinsip syariah yakni hukum yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan makhluk lainnya atau alam sekitarnya.
3. Janji dan ancaman.
4. Ilmu pengetahuan.
5. Sejarah atau kisah masa lalu.
b.
Sunnah Dasar pendidikan akhlak berikutnya adalah sunnah. Menurut bahasa, sunnah berarti “perjalanan atau sejarah, baik atau buruk masih bersifat umum”. Sedangkan menurut istilah, sunnah berarti “segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi atau kepada seorang sahabat atau seorang setelahnya (
tabi’in), baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan, dan sifat” (Abdul Majid Khon: 4-5).
Sebagai contoh kewajiban melaksanakan ibadah shalat dalam surat Al-baqarah ayat 43 Allah berfirman:
Artinya:
“Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang- orang yang ruku”.