BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Medis - Ketrin Surya Nurseha BAB II

BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Medis 1. Kehamilan a. Definisi Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional (FOGI),

  kehamilan definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

  Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan. Kehamilan terbagi dalam 3 angka Trimester dimana Trimester ke- 1 berlangsung dalam 12 minggu, Trimester ke-2 15 minggu (Minggu ke-13 hingga ke-27), Trimester ke-3 13 minggu (Minggu ke-28 hingga ke-40)(Prawirohardjo,2014;h.213).

  Kehamilan merupakan waktu transisi, yaitu suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir (Varney,2014;h.501)

  Dari dua efinisi disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi dan implementasi. Dalam prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui

  10 sel telur (ovum) betul-betul penuh perjuangan, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan

2. Tanda dan Tanda kehamilan

  Menurut Rustam Mochtar (2012;35) tanda-tanda kehamilan adalah sebagai berikut: a.

  Tanda- tanda presumtif 1)

  Amenore( tidak mendapat haid) Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid (HT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP), yang dihitung dengan mengunakan rumus dari Naegele

2) Mual dan muntah (nausea and vomiting).

  Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness (sakit pagi). Apabila timbul mual dan muntah berlebihan karena kehamilan, disebut hiperemesis gravidarum.

  3) Mengidam ( ingin makan makanan khusus)

  4) Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada bulan-bulan triwulan pertama. Mereka juga tidak tahan suatu bau-bauan.

  5) Pingsan

  Jika berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat, seorang wanita yang sedang hamil dapat pingsan.

  6) Tidak selera makan( anoreksia)

  Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu makan timbul kembali 7)

  Lelah 8)

  Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. 9)

  Miksi sering karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala itu akan hilang pada akhir kehamilan, gejala tersebut muncul kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.

  10) Konstipasi / obstitusi karena tonus otot – otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid.

  11) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kartikostiroid plasenta, dijumpai dimuka (chloasma gravidarum), aerola payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra)

  12) Pemekaran vena-vena (Varises) dapat jadi pada kaki, betis, dan vulva, biasanya dijumpai paa triwulan akhir. b.

  Tanda- Tanda kemungkinan Hamil 1)

  Perut membesar 2)

  Uterus Membesar Karena terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi rahim.

  3) Tanda Hegar

  Ditemukan serviks dan isthmus uteri yang lunak pada pemeriksaan bimanual saat usia kehamilan 4 sampai 6 minggu.

  4) Tanda Chadwick

  Perubahan warna menjadi kebiruan yang terlihat dan porsio vagina dan labia. Tanda tersebut timbul akibat pelebaran vena karena peningkatan kadar estrogen

  5) Tanda Piskacek

  Pembesaran dan pelunakan rahim ke salah satu sisi rahim yang berdekatan dengan tube uterine. Biasanya ini di temukan di usia kehamilan 7 sampai 8 minggu. 6)

  Braxton Hicks Kontraksi - kontraksi kecil uterus jika di rangsang.

  7) Fenomena bandul atau pantulan balik. Hal ini dapat dikenali dengan jalan menekan tubuh melalui dinding abdomen atau tangan pemeriksa. Fenomena bandul jenis ini disebut ballotement in toto.

  Jenis lain dari pantulan ini adalah ballotement kepala yaitu hanya kepala janin yang terdorong dan memantul kemali ke dinding uterus atau tangan pemeriksa setelah memindahkan dan menerima tekanan balik cairan ketuban di dalam kavum uteri c. Tanda Pasti Hamil

  1) Gerakan janin yang dilihat dari atau dirasa juga bagian bagian janin

  2) Denyut jantung janin yang dibuktikan dengan:

  a) Didengar dengan stetoskop-monoaural laennec

  b) Dicacat dan didengar engan alat Doppler

  c) Dicatat dengan feto-elektronikardiogram

  d) Dilihat dari ultrasonografi d.

  Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Perempuan Hamil Menurut (Rustam Mochar,2012;h29-30) mengatakan Perubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil adalah sebagai berikut: 1)

  Sistem reproduksi

  a) Uterus

  Ukuran Rahim membesar akibat hipertrofi dan hyperplasia otot polos Rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi desidua.

  Ukuran pada kehamilan cukup bulan 30 x 20 cm dengan kepasitas lebih dari 4000cc. Berat, berat uterus naik secara luar biasa dari semula yang berbobot 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40 minggu). Bentuk dan konsistensi, pada bulan – bulan pertama kehamilan rahim berbentuk seperti buah alpukat, pada kehamilan 4 bulan rahim berbentuk bulat dan pada akhir kehamilan seperti bujur telur. Rahim yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam, pada kehamilan 2 bulan sebesar telur bebek, dan kehamilan 3 bulan sebesar telur angsa. Pada minggu pertama, isthimus rahim mengalami hipertrofi dan bertambah panjang sehingga jika diraba terasa lebih lunak. Hal ini disebut Hegar. Pada kehamilan 5 bulan, rahim teraba seperti berisi cairan ketuban, dinding rahim terasa tipis oleh kafena itu bagian-bagian janin dapat diraba melalui dinding perut dan dinding rahim.

  b) Serviks

  Satu bulan setelah konsepsi servik akan menjadi lebih lunak kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks, bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan hyperplasia pada kelenjar–kelenjaar serviks (prawihardjo,2010;h.177). Hal tersebut menjadikan serviks bertambah vaskularisasinya dn menjadi lunak yang disebut sebagai tanda goodell. Kelenjar endoservikal memebesar mengeluarkan pembuluh darah, maka endoservikal berubah warna menjadi livid atau kebiruan yang disebut tana chadwick(Rustam mochtar,2012;h.29-30) c) Indung Telur

  Proses ovulasi kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditanda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan relatif minimal (Prawirohardjo,2014;h.178)

  d) Vagina dan Perineum

  (Prawirohardjo,2014;h.178) menjelaskan bahwa selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas pada kulit dan otoy-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal sebagai tanda chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikata dan hipertrofi dari sel-sel otot polos.

  e) Kulit

  (Menurut Prawirohardjo,2014;h.179) Pada dinding kulit perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan terkadang juga akan dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain striae kemerhan itu sering kali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dan steiae gravidarum sebelumnya. Selain itu, terjadi perubahan pula di garis pertengahan perut (Inea alba) yang akan berubah bertambah hitam kecoklatan yang disebut linea nigra 2)

  Payudara Payudara akan bertambah ukurannya di vena-vena yang dibawah kulit akan terlihat jelas. Puting payudara akan membesar, kehitaman dan tegak. Aerola akan lebih besar dan kehitaman, kelenjar montgomery akan membesar dan cenderung menonjol keluar. Jika payudara semakin membesar, striae seperti yang terlihat pada perut akan muncul juga di payudara ( prawirohardjo,2014;h.179)

  Sistem kardiovaaskuler paa minggu kelima cadiac output akan menigkat dan perubahan ini terjadi utuk mengurangi resistensi vaskuler sistemik. Selain itu, denut jantung juga mengalami peningkatan. Antara minggu ke-10 dan minggu ke-20 terjadi peningkatan estrogen dan progesterone juga akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan penurunan resistensi vascular perifer. Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior an aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang. Penekanan vena ke jantung. Akibatnya, terjadi penurrunan preload dan cardiac output menyebabkan terjadinya hipotensi arterial dikenal sebagai sindrom hipotensi supine dan pada keadaan yang cukup beratakan mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran (Prawirohardjo, 2014;h.182-183).

  Penekanan pada aorta ini juga akan mengurangi aliran darah Uteroplasenta ke injal. Selama trimester terakhir posisi terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan dengan posisi miring kiri. Oleh karena itulah mengapa bu hamil tidak dianjurkan dalam posisi terlentang pada akhir kehamilan.

  3) Sistem Respirasi

  Frekuensi pernafasan hanya mengalami sedikit perubahan pada kehamilan tetapi volume tidal, volume ventilasi per menit dan pengambilan oksigen permenit akan bertambah secara segnifikan pada kehamilan lanjut. Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada minggu ke 3-37 dan akan kembali hampir seperti semula sebelum hamil alam 24 minggu setelah persalinan (Prawirohardjo,2014;h.185)

  4) Traktus digestivus

  Prawirohardjo(2010;h.185) menjelaskan perubahan yang nyata akan terjadi pada penirunan motilitas oto polos pada traktus digestivus dan penuarunan sekresi asam hidroklorid dan peptin di lambung sehingga akan menimbulkan gejala berupa pyrosisi (heartburn) yang disebabakan oleh refkluks asam lambung ke esophagus bawah sebagai akibat perubahan posisi lambung dan menurunnya tonus sfingter esophagusb bagian bawah. Mual terjadi karena penurunan motiltas usus besar.

  5) Traktus Urinarius

  Ginajal akan membesar, glomerular filtration rate, dan renal plasma flow juga akan meningkat. Pada ekskresi akan ditemukan kadar asam amnion dan vitamin yang larut dalam air dalam jumlah yang lebih banyak. Glukosuria juga merupaka hal yang umum terjadi, akan tetapi kewaspadaan terhadap penyakit diabeetes militus tetap harus diwaspadai.Sementara itu, proteinuria dan hematuria merupakan suatu hal yang abnormal pada fungsi renal akan dijumpai peningkatan creatinine clereance leih tinggi yaitu 30%. 6)

  Sistem Endokrin Kelenjar tyroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada saat persalinan akibat dari hierplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi. Kelenjar adrenal pada kehamilan normal akan mengecil, sedangkan hormone andostenodin, testosterone, dioksikortokossteron, aldosterone, dan kortisol akan mengikat(prawirohardjo,2014;h186). e.

  Pemeriksaan Antenatal Care ANC adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetric untuk optimilisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (prawirohardjo,2014; h.278) Menurut Mochtar 2012;h.38 1)

  Tujuan umum adalah menyampaikan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam masa kehamilan, persalinan, dengan demikian didapatkan ibu dan anak yang sehat

  2) Tujuan khusus

  a) Mengenali dan menangani penylit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan, dan nifas.

  b) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin c)

  Menuurunkan angka mobiditas dan mortalitas ibu dan anak dan

  d) Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas, dan laktasi.

  Bila kehamilan termasuk risiko tinggi perhatian dan jadwal kunjungan harus lebih ketat. dan bila kehamilan normal jadwal asuhan cukup 4 kali. Dalam bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal di beri kode K yang merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3, K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali saat kunjungan antenatal hingg usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas 36 minggu (prawirohardji,2014;h.279)

Tabel 2.1 kunjungan antenatal care

  Kunjungan ke Umur kehamilan

  Tujuan I 16 minggu a.

  Penapisan dan pengobatan anemia b. Perencanaan persalinan c. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

  II dan III 24-28 minggu dan 32 minggu a.

  Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya b. Penapisan preeklamsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan c.

  Mengulang perencanaan persalinan

  IV 36 minggu sampai lahir a.

  Kegiatan yang dilakukan sama dengan kunjungan II dan III b.

  Mengenali adanya kelainana letak dan presentasinya c.

  Maemantapkan rencana persalinan d.

  Mengenali tanda-tanda persalinan Prawirohardjo,2009; h.98 Pada Kementrian Kesehatan Indonesia 2016;h.103-104 dijelaskan bahwa pelayanan antenatal yang dilakukan diupayakan memenuhi standar kualitas, yaitu : 1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. 2) Pengukuran tekanan darah. 3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA). 4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri). 5)

  Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi.

  6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan. 7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ). 8)

  Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga berencana).

  9) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya).

  10) Tatalaksana kasus. (Kementrian Kesehatan Indonesia 2016; h.103- 104).

  f.

  Palpasi Abdomen – Manuver Leopod Pemeriksaan abdomen dapat dilakukan secara sistematis dengan menggunakan empat maneuver yang diperkenalkan oleh Leopold pada tahun Ibu berada pada posisi supinasi dan dalam posisi yang 1894. nyaman serta bagian perut terbuka. Maneuver ini sulit atau bahkan tidak dapat dilakukan dan diinterpretasikan jika pasien obesitas, jika cairan amnion berlebihan, atau jika plasenta terletak di bagian anterior. 1)

  Manuver pertama memungkinkan identifikasi posisi janin, yaitu sefalik atau podalik yang menempati fundus uterus. Bokong memberikan sensasi massa besar nodular, sedangkan kepala terasa keras dan bulat serta lebih mudah bergerak dan dapat diayun

  2) Manuver kedua dilakukan setelah penentuan letak janin, dengan meletakkan telapak tangan di slah satu sisi abdomen ibu, dengan lengan memberikan tekanan lembut tetapi dalam. Pada satu sisi, dirasakan struktur yang keras dan resisten punggung. Pada sisi lain, dirasakan bagian kecil irregular yang mudah digerakkan ekstremitas janin. Dengan memperhatikan apakah punggung terarah ke anterior, atau posterior, dapat ditentukan orientasi janin

  3) Maneuver ketiga dilakukan dengan cara ibu jari dan jari-jari satu tangan menggenggam bagian terbawah abdomen ibu, tepat di atas simfisis pubis. Jika bagian terendah janin tedak engaged, akan terasa massa yang dapat digerakkan biasanya kepala. Perbedaan antara kepala dan bokong ditentukan seperti pada maneuver pertama.

  Namun, jika bagian terendah janin telah masuk jalan lahir (engag hasil manuver ini hanya menunjukkan bahwa bagian terendah polus janin berada di dalam pelvis, dan rinciannya ditentukan melalui maneuver keempat 4)

  Untuk melakukan manuver keempat, pemeriksa menghadap kearah kaki ibu dan, dengan ujung tiga jari pertama masing-masing tangan, memberikan tekanan yang dalam searah aksis aperture pelvis superior. Pada berbagai keadaan, ketika kepala telah beralan turun ke dalam pelvis, bagian anterior bahu mudah dibedakan melalui maneuver ketiga (Manuaba, 2012; h.167-168) g.

  20

  8 40 2-3 jari bawah px

  36

  7 36 1-2 jari bawah px

  32

  32 Pertengahan pusat dan pr ocessus xifoideus (px)

  6

  28

  5 28 4 jari diatas pusat

  24

  4 24 2 jari diatas pusat

  20 Di umbilikus

  TFU Berdasarkan Kehamilan

  3

  16

  16 Pertengahan pusat simfisis

  2

  12

  1 12 3 jari atas simfisis

  Umur Kehamilan (minggu)

  Tinggi Fundus Unteri (Leopold)

  Tinggi Fundus Uteri (cm)

  (Manuaba, 2010; h. 166) No .

Tabel 2.2 TFU berdasarkan kehamilan

  40 Rumus menghitung Tafsiran berat janin adalah Divergen TFU-11x155, Konvergen TFU-12x155 h. Komplikasi

  Komplikasi Kehamilan (Rustam mochtar 2012;h.141) 1)

  Hiperemesis Gravidarum Adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.

  Tanda dan tingkat

  a) Tingkat I ringan yait mual muntah terus menurus menyebabkan lemah, tidak mau makan, berat badan turun, dan rasa nyeri epigastrium, nadi cepat, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering dan mata cekung.

  b) Tingkat II sedang yaitu mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lemah sama seperti tingkat satu dan disertai dengan hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Daat pula terjadi asetonuria, dan dari nafas keluar bau aseton

  c) Tingkat III berat yaitu keadaan umum jelek, keadaan umum samnolen sampai koma.

  2) Toksemia gravidarum

  Digunakan untuk kumpulan gejala-gejala dalam kehamilan yang merupakan trias HPE (hipertensi, proeinuria, dan edema) Klasifikasi :

  a) Pre eklamsi

  (1) Ringan jika disertai tekanan darah 140/90 mmHg diikuti protein urin +1

  (2) Berat jika tekanan darah 160/110 mmHg dan diikuti protein urin lebih dari +2 b)

  Hipertensi esensial (1)

  Tanpa ada komplikasi

  (2) Superimposed pre-eklampsia

  c) Eklamsi kelanjutan dari preeklamsi berat yang mengakibatkan pasien kejang

  3) Abortus (keguguran) adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Umur kehamilan kurang dari 28 minggu.

  a) Abortus immines yaitu keguguran belum terjadi sehingga masih bisa dipertahankan b)

  Abortus insipiens adalah proses keguguran yang sedang berlangsung c)

  Abortus inkompletus (keguguran bersisa)

  d) Abortus kompletus (keguguran lengkap) e) Missed abortion (janin yang telah mati didalamnya)

  4) Kelainan letak kehamilan (kehamilan ektopik)

  Kehamilan dengan hasil konsepsi berimplantasi diluar endometrium rahim.

  5) Ketuban pecah dini

  Adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan multi kurang dari 5cm.

  6) Perdarahan antepartum

  Adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu 7)

  Kehamilan dengan Anemia, Hamil lewat bulan, dan kekurangan energi kronis a)

  Anemia pada kehamilan Anemia pada kehamlan aalah anemia karena kekurangan zat besi, dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah, bahkan murah. Menurut WHO, kejadian anemia kehamilan berkisar antara 20 dan 89% dengan menentukan Hb 11g%(g/dl) sebagai dasarnya. Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sahli. Hasil pemeriksaan Hb

  Hb11g% Tidak anemia Hb9-10g% anemia ringan Hb7-8g% anemia sedang

  Hb<7g% anemia berat

  b) Kehamilan lewat bulan

  Beragam istilah digunakan untuk menggambarkan kehamilan yang berlangsung melebihi 42 minggu, antara lain kehamilan memanjang, kehamilan lewat bulan, kehamilan postterem. Definisi standar untuk kehamilan lewat bulan adalah 294 hari setelah haid terakhir, atau 280 hari setelah ovulasi.

  Kriteria untuk mendiagnosis kehamilan lewat bulan dipenuhi apabila tidak terjadi dalam 2 minggu setelah tanggal persalinan yang ditetapkan, beberapa ahli menyatakan bahwa kehamilan dapat dia anggap memanjang pada usia 41 minggu karena angka morbiditas dan mortalitas neonatus meningkat setelah usia kehamilan 40 minggu hingga 41 minggu.( Varney,2007) c)

  Kekurangan Energi Kronis (1)

  Definisi Kekurangan energi kronis pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko komplikasinseperti anemia, perdarahan, dan rentan terhadap penyakit infeksi. Kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan nanti oleh ibu hamil sangat dipengaruhi oleh keadaan gizi ibu baik sebelum dan selama hamil. (Husin,

  2014,h.268) Ibu hamil yang mempnyai nilai pengukuran lingkar lengan Menurut buku KMS pemeriksaan lingkar lengan atas dilakukan untuk mengetahui status gizi pada ibu hamil nilai normalnya tidak kurang dari 23,5cm.

  (2) Faktor-faktor predisposisi yang menyebabkan kurang energi kronis pada ibu hamil yaitu adalah faktor sosial ekonomi

  (pendapatan keluarga, pendidikan), faktor biologis (usia hamil, jarak kehamilan, paritas), faktor pola konsumsi dan faktor perilaku (Sophia, 2009)

  (3) Akibat yang timbul karena KEK pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya. Pengaruh kurang energi kronis pada ibu yaitu akan terjadi KKP (Kurang Kalori Protein), anemia, produksi ASI berkurang, pada persalinan pengaruhnya pada persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), perdarahan.

  Terhadap janin antara lain menimbulkan keguguran/abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (Purwitasari, 2009).

  (4) Resiko Ibu hamil yang menderita kurang energi kronis kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Pada keadaan ini banyak ibu yang meninggal karena perdarahan, sehingga akan meningkatkan angka kematian ibu dan bayi (Chinue, 2009).

  (5) Menanggulangi masalah dan mencegah dampak dari kurang energi kronis pada ibu hamil, maka diperlukan upaya pencegahan supaya ibu hamil tidak mengalami kurang energi kronis yaitu mengusahakan agar ibu hamil memeriksakan kehamilan secara rutin sejak hamil muda untuk mendeteksi secara dini kejadian kurang energi kronis, dan penyuluhan tentang asupan nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil.

  Dalam menanggulangi KEK pada ibu hamil, maka dilakukan upaya pencegahan dan pengobatan yaitu mengusahakan agar ibu hamil memeriksakan kehamilan secara rutin sejak hamil muda untuk mendeteksi secara dini kejadian kurang energi kronis, memberikan penyuluhan tentang makanan bergizi pada ibu hamil, pemberdayaan ekonomi masyarakat sehingga mereka mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka, terutama dalam mencukupi kebutuhan akan makanan bergizi.

  Peningkatan variasi dan jumlah makanan. Oleh karena itu kandungan zat gizi pada setiap jenis makanan berbeda-beda, dan tidak ada satu pun jenis makanan yang mengandung zat gizi secara lengkap, maka untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar zat gizi diperlukan konsumsi makanan yang beragam. Selain itu, karena kebutuhan energi dan zat gizi lainnya pada ibu hamil dan ibu menyusui meningkat maka jumlah konsumsi makanan mereka harus bertambah. Kebutuhan energi pada saat hamil meningkat sehingga pengurangan beban kerja pada wanita sangat dibutuhkan 2. Persalinan a.

  Pengertian Persalinan adalah rangkaian yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progesif pada serviks, dan di akhiri dengan pelahiran plasenta(Varney,2008)

  Persalinan (Partus=labor) adalah proses pengeluaran produk konsepsi yang viable melalui jalan lahir. (Rustam mochtar,2012h.71) b.

  Tujuan asuhan persalinan Menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi dan asuhan sayang ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya terinteegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang semisal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang di inginkan(optimal),(APN,2014) c.

  Kala persalinan Menurut Rustam mochtar,2012; h.71-73 menjelaskan proses persainan terdiri dari 4 kala yaitu kala I waktu pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10cm, kala II pengeluaran janin sewaktu uterus dengan kekuatan His ditambah kekuatan mendorong janin keluar hingga lahir. Kala III Waktu pelepasan plasenta dan pengeluaran Uri, Kala IV Mulai dari lahirnya uri, selama 1-2 jam.

  1) Kala I ( kala pembukaan)

  Inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (Bloody show) karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement).

  Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler di sekitar servikalis akibat pergeseran seketika serviks mendatar dan membuka. Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu:

  a) Fase laten yaitu pembukaan serviks yang berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm, lamanya 7-8 jam b)

  Fase aktif yaitu berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase (1)

  Periode akselerasi berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4cm-5cm

  (2) Periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 5-9cm

  (3) Periode deselarasi yaitu lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 9-10 cm (lengkap)

  Proses membukanya serviks disebut dengan berbagai istilah, melembek (softening), menipis (thinned out), terobliterasi (obliterated), mend atar dan tertarik ke atas ( effaced and taken up), dan membuka (dilatation)

  2) Kala II ( Kala pengeluaran janin)

  Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat, cepat, dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun dan masuk ke ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang mulai lengkung ferleks menimbulkan rasa mengedan. Karena pada rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus membuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan perineum meregang. Dengan his dan mengedan yang terpimpin, akan lahir kepala diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi berlangsung selama 1 ½ jam, pada multi ½ - 1 jam.

  3) Kala III ( kala pengeluaran uri )

  Setelah bayi lahir, kontraksi Rahhim bersifat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi 2 kali lebih tebal dari sebelumnya. Beberapan saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam 5- 10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina, dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc. 4)

  Kala IV Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi uri lahir untuk mengamati keadaan ibu, terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum

  Lamanya persalinan pada primi dan multi dapat dilihat pada tabel dibawah

Tabel 2.3 Lamanya persalinan pada primi dan multi

  

Primi Multi

Kala I 13 Jam 7 Jam Kala II I jam ½ Jam Kala III ½ jam ¼ jam Lama persalinan 14 Jam 7/4 Jam

  d.

  Proses adaptasi fisiologi dan psikologi persalinan (Johariyah, 2012; h.39) 1)

  Proses adaptasi fisiologi

  a) Perubahan organ reproduksi

  (1) Otot uterus

  (a) Distribusi otot polos tidak merata di uterus. (b)

  Paling banyak di Segmen Atas Rahim (SAR) perbandingan otot polos jaringan ikat 90:10.

  (c) Di Segmen Bawah Rahim (SBR) 20:80, sehingga kontraksi uterus paling kuat pada SAR.

  (d) Memiliki 3 lapisan anatomis: paling luar (longitudinal dan srikuler), lapisan tenga berbentuk spiral dan banyak terdapat vaskularisasi lapisan dalam berbentuk longitudinal.

  (2) Kontraksi uterus.

  (a) Pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul kontraksi.

  (b) Kontraksi Braxton hicks dirasakan pada akhir kehamilan. (c)

  Mulai usia kehamilan 7minggu ireguler, tidak tersinkronasi, fokal, frekueensi tinggi, intensitas jarang.

  (d) Pada pertengahan kehamilan sampai dengan minggu sebelum aterm, intensitas emakin meningkat.

  (3) Keadaan SAR dan SBR.

  (a) SAR dibentuk oleh corpus uteri. (b) SBR dibentuk dari isthmus uteri. (c) Dalam persalinan SAR dan SBR makin jelas. (d) SAR memegang peranan aktif. (e) SBR memegang peranan pasif.

  (4) Perubahan bentuk Rahim.

  Pada setiap kontraksi sumbu panjang Rahim bertambah panjang sedangkan ukuran melintang berkurang. Pertumbuhan uterus pada kehamilan dan persalinan. (a) Berat uterus.

  (i) Pada saat sebelum hamil berat uterus sekitar 50 gram pada nulipara, dan 60-70 gram pada multipara.

  (ii) Pada saat hamil berat uterus akan meningkat menjadi 20 kali lipat menjadi sekitar 1000 gram.

  (iii) Pada kehamilan uterus mengalami hyperplasia yang dikarenakan pengaruh estrogen, kemudian mengalami hipertrofi sehingga terjadi perubahan bentuk bundar menjadi silindris.

  (iv) Faal ligamentum rotundum dalam persalinan adalah pada tiap kontraksi, fundus yang tadinya bersandar pada tulang punggung pindah ke depan mendesak dinding perut depan ke depan

  (b) Perubahan pada serviks.

  Terjadi pendataran dan pembukaan serviks (i)

  Pendataran adalah : pemendekan dari canalis servikalis, yang semula berupa saluran yang panjangnya beberapa mm sampai 3 cm, menjadi satu lubang saja dengan pinggir yang tipis.

  (ii) Pembukaan adalah pembesaran dari ostium externum yang tadinya berupa suatu lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubang yang dapat dilalui janin.

  (iii) Serviks mengandung konsentasi kolagen yang sangat tinggi, dan kondisi serviks menutup rapat sampai sebelum pengeluaran janin.

  (iv) Setelah persalinan, serviks kembali kaku karena ikatan antara glikopretein dengan kolagen.

  (c) Perubahan vagina dan dasar panggul. Dalam kala l ketuban ikut merenggangkan bagian atas vagina yang sejak kehamilan mengalami perubahan sehingga dapat di lalui oleh anak. Setelah ketuban pecah, segala perubahan akan terjadi, terutama pada dasar panggul di timbulkan oleh bagian depan janin. Oleh bagian depan janin yang maju, dasar panggul diregang menjadi saluran dengan dinding- dinding yang tipis.

b) Perubahan system kardiovaskuler.

  (1) Tekanan darah

  (a) Pada setiap kontraksi 400 ml darah di keluarkan dari uterus ke dalam system vaskuler maternal. Sehingga meningkatkan cardiac output curah jantung (volume darah yang di pompa keluar oleh jantung) 10-15% pada kala I.

  (b) Kenaikan terjadi selama kontraksi (sistolik rata-rata naik 15, 10-15 mmHg. Diastolic 5-10 mmHg antara kontraksi tekanan darah normal kembali.

  (c) Rasa sakit, takut dan cemas akan meningkatkan tekanan darah.

  (2) Detak jantung.

  (a) Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung secara dramatis naik selama kontraksi.

  Antara kontraksi detak jantung sedikit meningkat daripada sebelum persalinan.

  (b) Denyut nadi pada kala l adalah <100x/menit. (3) Perubahan metabolism.

  Metabolism aerobic dan anaerobic akan secara berangsur meningkat disebabkan kekhawatiran dan aktivitas otot skeletal.

  Peningkatan ini direfleksikan dengan peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, output kardiak, pernafasan dan kehilangan cairan yang mempengaruhi fungsi renal. (4) Perubahan suhu tubuh.

  (a) Berhubungan karena peningkatan metabolism, pengeluaran energy ekstra (berasal dari metabolism glikogen di dalam otot) terutama saat terjadi kontraksi. Suhu tubuh sedikit meningkat selama persalinan terutama selama dan setelah persalinan.

  (b) Kenaikan suhu tidak boleh lebih dari 1-2 F (0,5-1 c). (c) Suhu tubuh kala l berkisar <38°C. (5) Perubahan pernafasan.

  (1) Berhubungan dengan peningkatan metabolism, kenaikan kecil pada laju pernafasan dianggap normal. Hiperventilasi yang lama dianggap tidak normal.

  (2) sulit untuk mendapatkan penemuan angka yang akurat mengenai pernafasan karena angka dan iramanya di pengaruhi oleh rasa tegang, rasa nyeri, kekhawatiran, serta penggunaan teknik-teknik bernafas. (6) Perubahan system renal.

  (1) Poliuri sering terjadi selama persalinan mungkin disebabkan output kardiac, peningkatan angka filtrasi glomerular dan peningkatan aliran plasma renal. Protein urin dianggap biasa dalam persalinan.

  (2) Kandung kemih harus sering di evaluasi setiap 2 jam untuk melihat apakah kandung kencing penuh dan harus dikosongkan karena akan memperlambat penurunan bagian terendah. Selain itu trauma terhadap kandung kemih dari tekanan yang terus berlangsung akan menyebabkan hipotoni kandung kemih serta retensi urin selama masa segera setelah pasca persalinan. (7)

  Perubahan gastrointestinal (1)

  Motilitas lambung dan absorpsi makanan padat secara substansial berkurang selama persalinan.

  (2) Pengeluaran getah perut kurang menyebabkan aktivitas pencernaan hampir berhenti dan pengosongan lambung menjadi sangat lamban.

  (3) Rasa mual muntah-muntah biasa terjadi sampai berakhirnya kala l persalinan.

  (8) Perubahan hematologi.

  Haemoglobin meningkat sampa 1,2 gr100ml selama persalinan dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah pascapersalinan kecuali ada perdarahan post partum.

  (9) Perubahan endokrin

  System endokrin akan di aktifkan selama persalinan dimana terjadi penurunan kadar progesterone dan peningkatan kadar estrogen, prostaglandin dan oksitosin.

  (10) Perubahan system musculoskeletal.

  Akibat peningkatan aktivitas otot menyebabkan terjadinya nyeri pinggang dan sendi, yang merupakan akibat dari peningkatan kelemahan sendi saat kehamilan aterm. Pada saat persalinan ibu bersalin dapat merasakan kram kaki,

c) Proses adaptasi psikologi.

  (1) Banyak wanita normal merasakan kegairahan dan kegembiraan disaat-saat merasakan kesakitan-kesakitan pertama menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itu lah benar- benar terjadi suatu rasa kebanggan atas kelahirkan anaknya. Khususnya rasa lega itu berlangsung ketika proses persalinan mulai, mereka seolah- olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu "keadaan yang belum pasti ibu kini benar-benar akan terjadi atau terealistir secara konkret.

  (2) Seorang wanita dalam proses kelahiran bayinya merasa tidak sabar mengikuti irama naluriah, dan mau mengatur sendiri, biasanya mereka menolak nasehat-nasehat dari luar. Sikap- sikap yang berlebihan ini pada hakekatnya merupakan ekspresi dari mekanisme melawan kekuatan. Jika rasa sakit yang di alami pertama-tama menjelang kelahiran ini disertai banyak ketegangan batin dan rasa cemas atau ketakutan yang berlebihan, atau disertai kecenderungan yang sangat kuat untuk lebih aktif dan mau mengatur sendiri proses kelahiran bayinya.

  (3) Wanita mungkin menjadi takut dan khawatir jika dia berada pada lingkungan yang baru 1asing, diberi obat, lingkungan

  Rumasakit yang tidak menyenangkan, tidak mempunyai otonomi sendiri, kehilangan identitas dan kurang perhatian.

  Beberapa wanita menganggap persalinan lebih tidak realistis sehingga mereka merasa gagal dan kecewa.

  (4) Pada multigravida sering kuatir/ cemas terhadap anak-anaknya yang tinggal dirumah, dalam hal ini bidan bisa berbuat banyak untuk menghilangkan kecemasan ini.

  e.

  Mekanisme persalinan Mekanisme persalinan normal adalah pergerakan kepala janin dal am rongga dasar panggul untuk menyesuaikan diri dengan luas panggul sehingga kepala dapat lahir secara spontan. Diameter terbesar dalam ukuran panggul ibu.

  Ada tiga ukuran diameter kepala janin yang digunakan sebagai patokan dalam mekanisme ersalinan normal, antara lain : 1)

  Jarak biparietal

  Merupakan diameter melintang terbesar dari kepala janin, dipakai di dalam definisi penguncian (engagment) 2)

  Jarak suboksipito bregmatik Jarak antara batas dari leher dan oksiput ke anterior fontanel , ini adalah diameter yang bersangkutan dengan presentasi kepala.

  3) Jarak oksipitomental

  Merupakan diameter terbesar dari kepala janin, adalah diameter yang bersangkutan dengan hal presentasi dahi. (ari sulistyawati dan esti nugraheni 2010; h.109-110).

  Mekanisme persalinan normal terbagi dalam beberapa tahap gerakan kepala janin didalam panggul yang diikuti dengan lahirnya seluruh anggota badan bayi. (ari sulistyawati dan esti nugraheni 2010; h.110). 1)

  Penurunan kepala Terjadi selama proses persalinan karena daya dorong dari kontraksi uterus yang efektif posisi, serta kekuatan meneran dari pasien. 2)

  Penguncian (engagment) Tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari kepala janin telah melalui lubang masuk panggul pasien.

  3) Fleksi

  Dalam roses masuknya kepala janin ke dalam panggul, fleksi menjadi hal yang sangat pentig karena dengan fleksi diameter kepala janin terkecil dapat bergerak melalui panggul dan terus menuju dasar panggul. Pada sat kepala bertemu dengan dasar panggul, tahananya akan meningkatkan fleksi menjadi bertambah besar yang sangat diperukan agar saat sampai dasar pangggul kepala janin sudah dalam keadaan fleksi maksimal. 4)

  Putaran paksi dalam Putaran internal dari kepala janin akan membuat diameter anteroposterior (yang lebih panjang) dari kepala menyesuaikan diri dengan diameter anteroposterior dari panggul pasien. Kepala akan berputar dari arah diameter kanan, miring kearah diameter PAP dari panggul tetapi bahu tetap miring kiri, dengan demikian hubungan normal antara panjang kepala janin dengan panjang dari bahu akan berubah dan leher aka berputar 45 derajat. Hubungan anatara kepala dan panggul ini akan terus berlanjut selama kepala janin masih berada didalam panggul.

  Pada umumnya rotasi penuh dari kepala ini akan terjadi ketika kepala telah sampai didasar panggul atau segera setelah itu. Putaran kepala yang dini kadang-kadang terjadi pada multipara atau pasien yang mempunyai kontraksi efisien.

5) Lahirnya kepala dengan cara ekstensi.

  Cara kelahiran ini untuk kepala dengan posisi oksiput posterior. Proses ini terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul, diamana gaya tersebut membentuk lengkungan carus, yang mengarahkan kepla ke atas menuju lorong vulva. Bagian leher belakang dibawah oksiput akan bergeser ke bawah simfisis pubis dan bekerja sebagai titik poros. Uterus yang berkontraksi kemudian memberikan tekanan tambahan di kepala yang menyebabkanya ekstensi lebih lanjut saat lubang vulva vagina membuka lebar.

  6) Putaran paksi luar

  Putaran ini terjadi secara bersamaan dengan putaran internal dari bahu. Pada saat kepala janin menapai dasar panggul , ahu kan mengalami perputaran dalam arah yang sama dengan kepala janin terlatak dalam diameter yang besara dari rongga panggul. Bahu anterior akan terlihat pada lubang vulva-vagina, dimana ia akan bergeser dibawah simfisis pububis.

  7) Lahirnya bahu dan seluruh anggota badan bayi

  Bahu posterior akan menggembungkan perineum dan kemudian dilahirkan dengan cara fleksi lateral. Setelah bahu dilahirkan, seluruh tubuh janin lainya akan dilahirkan mengikuti sumbu carus.

  f.

  Tanda gejala persalinan (Varney, 2008h.672-674) 1)

  Lightening

  Adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis minor. Pada presentasi sefaalik, kepala bayi biasanya menancap (engaged setelah lightening. Wanita sering menyebut lightening sebagai "kepala bayi sudah turun". Lightening dapat menimbulkan rasa tidak nyaman akibat tekanan bagian presentasi pada struktur di area pelvis minor seperti: a)

  Ibu jadi sering berkemih karena kandung kemih di tekan sehingga ruang yang tersisa untuk ekspansi berkurang b)

  Perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluruh, yang membuat ibu merasa tidak enak dan timbul sensasi terus- menerus bahwa sesuatu perlu di keluarkan atau ia perlu defekasi.

  c) Kram pada tungkai, yang di sebabkan oleh tekanan bagian presentasi pada saraf yang menjalar melalui foramen iskiadikum mayor dan menuju ke tungkai.

  d) Peningkatan statis vena yang menghasilkan edema dependen akibat tekanan bagian presentasi pada pelvis minor menghambat aliran balik darah dari ekstremitas bawah.

  Lightening menyebabkan tinggi fundus menurun ke posisi

  yang sama dengan posisi fundus pada usia kehamilan 8 bulan. Pada kondisi ini, anda tidak lagi dapat melakukan pemeriksaan ballotte terhadap kepala janin yang sebelumnya dapat di gerakan di atas simfisis pubis pada palpasi abdomen. Pada langkah keempat pemeriksaan leopold ini, jari jari anda yang sebelumnya merapat sekarang akan memisah lebar.

  Pada primigravida biasanya lightening terjadi sebelum persalinan. Hal ini kemungkinan di sebabkan peningkatan intensitas kontraksi Braxton hicks dan tonus otot abdomen yang baik, yang memang lebih sering di temukan pada primigravida.

  Dengan mengetahui lightening sudah terjadi, bidan mendapat kepastian bahwa perubahan tubuh yang di alami ibu normal sehingga bidan dapat menjelaskan mengapa hal itu terjadi

  2) Perubahan serviks

  Mendekati persalinan, serviks semakin matang selama masa hamil serviks dalam keadaan menutup, panjang, dan lunak, sekarang serviks masih lunak, dengan konsistensi seperti pudding, dan mengalami sedikit penipisan (effacement) dan kemungkinan sedikit dilatasi. Evaluasi kematangan serviks akan tergantung pada individu wanita dan laritasnya, contoh pada masa hamil, serviks ibu multipara secara normal pembukaan 2cm, sedangkan pada primigravida dalam kondisi normal serviks menutup.

  Perubahan serviks diduga terjadi akibat peningkatan intensitas kontraksi Braxton hicks. Serviks menjadi matang selama periode yang berbeda-beda sebalum persalinan. Kematangan serviks mengindikasikan kesiapannya untuk persalinan.

  3) Persalinan palsu

  Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang memberi pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya timbul akibat kontraksi Braxton hicks yang tidak nyeri, yang terjadi sejak sekitar 6 minggu kehamilan.

  Persalinan palsu dapat terjadi selama berhari-hari atau secara intermiten bahkan tiga atauempat minggu sebelum awitan persalinan sejati. Persalinan palsu sangat nyeri dan wanita dapat mengalami kurang tidur , kekurangan energy dalam menghadapinya.

  4) Ketuban pecah dini

  Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala satu persalinan. Apabila terjadi sebelum awitan persalinan, kondisi tersebut disebut ketuban pecah dini (KPD). Hal ini dialami oleh sekitar 12% wanita ham Kurang lebih 80% wanita yang mendekati usia kehamilan cukup bulan dan mengalami KPD mulai mengalami persalinan spontan mereka dalam waktu 24 jam.

  5) Bloody show

  Plak lendir deseklresi serviks sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir serviks pada awal kehamilan. Plak ini menjadi sawar pelindung dan menutup jalan lahir selama kehamilan.Pengeluaran plak lendir inilah yang dimaksud sebagai bloody show.

  Bloody show paling sering terlihatsebagai rabas lendir

  bercampur darah yang lengket dan harus dibedakan dengan cermat dari perdarahan murni. Ketika melihat rabas tersebut, wanita seringkali berfikir bahwa ia melihat tanda persalinan. Kadang- kadang seluruh plak lendir dikeluarkan dalam bentuk masa. Plak yang berlangsung dan terlihat pada vagina sering kali disangka tali pusat yang lepas oleh tenaga obstetric yang belum berpengalaman Padahal, umumnya tali pusat dikeluarkan dalam satu sampai dua hari.

  Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan terjadi biasanya dalam 24 hingga 48 jam. Akan tetapi, bloody show bukan merupakan tanda persalinan yang bermakna jika pemeriksaan vagina sudah dilakukan 48 jam sebelumnya karena rabas lendir yang bercampur darah selama waktu tersebut mungkin akibat trauma kecil terhadap, atau perusak plak lendir saat pemeriksaan tersebut dilakukan. 6)

  Lonjakan energy Banyak wanita mengalami lonjakan energy kurang lebih 24 sampai 48 jam sebelum awitan persalinan. Setelah beberapa hari dan minggu merasa letih secara fisik dan lelah karena hamil, mereka terjaga pada suatu hari dan menemukan diri mereka bertenaga penuh. Umumnya, para wanita ini merasa enerjik selama beberapa jam sehingga mereka semangat melakukan berbagai akktifitas yang sebelumnya tidak mampu mereka lakukan, tetapi saatini mereka merasa perlu melakukannya sebelum kedatangan bayi. Akibatnya, mereka memasuki masa persalinan dalam keadaan letih dan sering kali persalinan menjadi sulit dan lama. 7)

  Gangguan saluran cerna Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan mencerna, mual, dan muntah, diduga hal-hal tersebut merupakan gejala menjelang persalinan walaupun belum ada penjelasan untuk hal ini.

  g.

  60 langkah Persalinan 60 langkah persalinan menurut Prawirohardjo 2014 yaitu : 1)

  Mengamati tanda dan gejala persalinan kala II (a)

  Ibu mempunyai keinginan untuk meneran (b)

  Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan/vaginanya.

  (c) Perenium menonjol. (d)

  Vulva vagina dan sfingter anal membuka 2)

  Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap di gunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.

3) Mengenakan baju penutup atau clemek plastik yang bersih.

  4) Melepaskan semua perhiasan yang di pakai di bawah siku, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai / pribadi yang bersih.

  5) Memakai sarung tangan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.