Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan: Dana
BAB IX ASPEK PEMBIAYAAN Sesuai PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kota Pagar Alam, diamanatkan bahwa kewenangan pembangunan bidang Cipta Karya merupakan
tanggung jawab Pemerintah Kota Pagar Alam . Oleh karena itu, Pemerintah Kota Pagar Alam terus didorong untuk meningkatkan belanja pembangunan prasarana Cipta Karya agar kualitas lingkungan permukiman di daerah meningkat. Di samping membangun prasarana baru , pemerintah daerah perlu juga perlu mengalokasikan anggaran belanja untuk pengoperasian, pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana yang telah terbangun.
Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiscal dalam mendanai pembangunan infrastruktu r permukiman. Pemerintah daerah cenderung meminta dukungan pendanaan pemerintah pusat, namun perlu dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya dilakukan sebagai stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh karena itu, alternative pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu dikembangkan untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan pemerintah daerah. Dengan adanya pemahaman mengenai keuangan daerah, diharapkan dapat disusun langkah-langkah peningkatan inve stasi pembangunan bidang Cipta Karya di daerah. o Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPIJM pada dasarnya bertujuan untuk :
Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam melaksanakan o pembangunan bidang Cipta Karya, Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari masyarakat dan sektor o swasta untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya, Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya.
9.1 Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya
Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam peraturan dan perundangan terkait, antara lain: o
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah : Pemerintah daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah ot onom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan p emerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, o yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk mend ukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja o Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan: Dana
Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum, criteria khusus, dan o kriteria teknis
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kota Pagar Alam : Urusan pemerintaha n yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.
Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk Kota Pagar Alam merupakan urusan yang berskala Kota Pagar Alam meliputi 26 urusan termasuk bidang pe kerjaan umum Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan yang merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai o dengan urusan yang didesentralisasikan
Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah: Sumber
pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Dae rah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan : a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan
APBD tahun sebelumnya;
b. memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5; c. persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;
d. tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari pemerintah; e. pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan o persetujuan DPRD
Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerin tah dengan
Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres 56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur o air minum, infrastruktur air limbah permukiman dan prasarana persampahan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri 21/2011): Struktur APBD terdiri dari :
a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.
b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pemb iayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran
Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan o
Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah sebagai Berikut :
Bidang Infrastruktur Air Minum a. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan system penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/ target Millenium Development Goals (MDGs) yang mempertimbangkan :
Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah; 1. Tingkat kerawanan air minum 2.
Bidang Infrastruktur Sanitasi b. DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk program peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi sasaran/target MDGs yang dengan kriteria teknis : kerawanan sanitasi;
1.
2. cakupan pelayanan sanitasi
Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan o
Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenanangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri: Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN, Kementerian PU memb entuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yang diselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada RPIJM bidang infrastruktur ke-PU-an yang te lah Disepakati Gubernur sebagai wakil Pemerintah mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan kementerian yang dilaksanakan di daerah dalam rangka keterpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintas sektor. Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, d apat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPIJM meliputi : Dana APBN , meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan a. Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dan a Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi. Dana APBD Provinsi , meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan b. dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional. Dana APBD Kota Pagar Alam , meliputi dana daerah untuk urusan bersama c. (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala Kota Pagar Alam. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan d. swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR). Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.
e.
Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri f. Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pem bangunan, pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada. Oleh karena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secara terpadu sehingga optimal dan memberi manfaat ya ng sebesar- besarnya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.
9.2 Profil APBD Kota Pagar Alam
Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kota Pagar Alam selama 3-5 tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun te rakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut :
Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung
a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah dana Perimbangan, b.dan Pendapatan Lain yang Sah
Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan c. pengeluaran.
Tabel 9.1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun TerakhirPE P EN ND DA AP PA AT TA AN N D DA AE ER RA AH H 22000088 22000099 22001100 22001111 22001122 Rpp R % % R Rpp % % Rpp R % % Rpp R % % Rpp R % % P Peennddaappaattaann A Assllii D Daaeerraahh
77..440077..998866 1155..443333..228855 77..999900..779999 Pajak Daerah 22..555577..003366 44 112200 225599 66..114455..002277 -
- Retribusi Daerah
44..885500..995500 1111 331133 002266 11..884455..777722
- Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Lain-Lain PAD - Daannaa P D Peerriim mbbaannggaann
331122..331166..003333 441133..111100..883311 448833..333388..115577 110000..330033..882255 - Dana Bagi Hasil 160 833 957 118888 ..995511..778877 Dana Alokasi Umum -
117766..331111..220088 230 330 874 226688..991111..889900
- - Dana Alokasi Khusus
3355..770011..000000 21 946 000 2255..447744..448800 LLaaiinn--LLaaiinn P Peennddaappaattaann D Daaeerraahh yyaanngg S Saahh 33..881100..777722 15 015 992 4466..112277..225599
- Pendapatan Hibah - Dana Darurat - DBH Pajak dari Pemda Lainnya Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus -
- Bantuan Keuangan Provinsi/ Pemda Lain Pendapatan Lainnya - Toottaall P T Peennddaappaattaann
332233..553344..779933 444433..556600..110088 553377..445566..221155 Keterangan: % persentase komponen pendapatan terhadap total pendapatan daerah
Rencana program Investasi Infrastuktur Jangka Menengah 2015-2019 IX-7
Tabel 9.2 Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
BE B ELLA AN NJJA A D DA AE ER RA AH H 22000088 22000099 22001100 22001111 22001122
Rpp R % % Rpp R % % Rpp R % % Rpp R % % R Rpp % % Beellaannjjaa T B Tiiddaakk LLaannggssuunngg Belanja Pegawai221144..115577..558866 3399,,66 Belanja Bunga
00
00 Belanja Subsidi
00
00 Belanja Hibah 88..995500..445500 11,,66 Belanja Bantuan Sosial
444422..663300 00,,0088 Bantuan Pemda lain
00
00 Belanja Tidak Terduga 337722..449911 00,,0066 BeellaannjjaaLLaannggssuunngg B
Belanja Pegawai 1155..557733..117777 22,,88 Belanja Barang & Jasa
112200..448844..663300 2222,,33 Belanja Modal 118800..881188..449911 3333,,44 T Toottaall B Beellaannjjaa 554400..779999..445555
Rencana program Investasi Infrastuktur Jangka Menengah 2015-2019 IX-8
Tabel 9.3 Perkembangan Pembiayaan Daerah dalam 5 Tahun TerakhirPE P EM MB BIIA AY YA AA AN N D DA AE ER RA AH H 22000088 22000099 22001100 22001111 22001122 Rpp R % % Rpp R % % R Rpp % % Rpp R % % Rpp R % % Peenneerriim P maaaann P Peem mbbiiaayyaaaann Penggunaan SiLPA
Pencairan Dana Cadangan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Penerimaan Pinjaman dan Obligasi Daerah Penerimaan Kembali Pinjaman
- - Piutang Daerah
Peennggeelluuaarraann P P Peem mbbiiaayyaaaann Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal Pembayaran Pokok Pinjaman Pemberian Pinjaman Daerah T O T O T T A A LL
- *) Dalam Proses Pendataan
Rencana program Investasi Infrastuktur Jangka Menengah 2015-2019 IX-9
Pos-pos pendapatan dan belanja perlu diolah ke dalam bentuk grafik proporsi untuk melihat perkembangan proporsi sumber penerimaan dan pengeluaran selama lim a tahun terakhir berdasarkan Standar Akuntasi Pemerintah (PP No. 71 Tahun 2010) seperti gambar 9.1.
9.2 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3-5 tahun terakhir nyang bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan masyarakat / swasta.
9.2.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBN dalam 5 Tahun Terakhir
Meskipun pembangunan in fratruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulant kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke dae rah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan pada suatu Kota Pagar Alam perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di daerah tersebut.
Tabel 9.4 Tabel APBN Cipta Karya di Kota Pagar Alam dalam 5 Tahun Terakhir (dalam ribu)Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi Sektor 2009 2010 2011 2012 2013 Pengembangan Air Minum Pengembangan PLP Pengembangan 675.000 2.000.000 Permukiman Penataan Bangunan & 500.000 1.500.000 Lingkungan Total 1.175.000 1.500.000 2.000.000
- *Dalam Ribuan
Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk mendukung pendanaan p embangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.
Prioritas nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di pe rdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang di selenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu dilihat alokasi dalam 5 tahun terakhir sehingga bisa dianalisis perkembangannya.
Tabel 9.5 Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kota Pagar Alam
dalam 5 Tahun Terakhir
Jenis DAK 2009 2010 2011 2012 2013
DAK Air Minum847.451 1.280.138 - DAK Sanitasi
- 2.199.263 734.800
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBD dalam 5
Tahun TerakhirPemerintah Kota Pagar Alam memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan Pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan
Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada. Perlu disusun tabel proporsi berdasarkan sektor-sektor
Cipta Karya yang ada.
Tabel 9.6 Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun Terakhir 2009 2010 2011 2012 2013 SektorAlokasi Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi APBD APBD APBD APBD APBD % % % % % Sektor Pengembangan Air Minum Pengembangan PPLP Pengembangan Permukiman Penataan Bangunan dan Lingkungan Total Belanja APBD Bidang Cipta Karya Total Belanja APBD
- *) Dalam Proses Pendataan
Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan APBN di Kota Pagar Alam. DDUB ini menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya. Oleh sebab itu, perkembangan besaran DDUB dalam 3-5 tahun terakhir perlu diketahui untuk melihat komitmen pemerintah daerah. Perkembangan DDUB dapat dijabarkan dalam tabel 9.7
Tabel 9.7 Perkembangan DDUB dalam 5 Tahun Terakhir (dalam ribuan)2009 2010 2011 2012 2013 Sektor
Alokasi DD Alokasi DD Alokasi DD Alokasi DD Alokasi DD UB UB UB UB UB APBN APBN APBN APBN APBN Sektor
Pengembangan Air Minum Pengembangan PPLP Pengembangan Permukiman Penataan Bangunan dan Lingkungan
Total
- *) Dalam Proses Pendataan
9.3.2 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun Terakhir
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah ( profit oriented ). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan d aerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya
Dalam bagian ini disajikan kinerja perusahaan daerah yang bergerak di bidang Cipta Karya berdasarkan aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasi dan aspek sumber daya manusia. Khusus untuk PDAM, indikator tersebut telah ditetapkan BPP- SPAM untuk diketahui apakah perusahaan daerah memiliki status sehat, kurang sehat atau sakit.
Di samping itu, pada bagian ini dicantumkan juga nilai dan volume kegiatan pembangunan, o perasi dan pemeliharaan prasarana secara umum yang dilaksanakan oleh perusahaan daerah yang ada di Kota Pagar Alam dalam 3-5 tahun terakhir
9.3.3. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari Swasta dalam 5 Tahun Terakhir
Sehubungan deng an terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi cost-recovery atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery . Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No.67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta PermenPPN No. 3 Tahun 2012 Te ntang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal
Di beberapa daerah, skema pembiayaan alternatif ini sudah banyak dilakukan untuk menunjang pembangunan Cipta Karya di daerah. Informasi kegiatan-kegiatan eksisting perlu dipahami untuk melihat potensi pembiayaan dari dunia usaha di daerah tersebut.
Tabel 9.8
Perkembangan KPS Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun Terakhir
Komponen Nilai Skema Kegiatan Tahun Satuan Volume Ket. KPS (Rp) Pembiayaan* Pengembangan Air Minum
- …
- …
Pengembangan PPLP
- …
- …
Pengembangan Permukiman
- …
- …
Penataan Bangunan dan Lingkungan
- …
- …
- *Dalam Proses Pendataan
9.4 Proyeksi dan Rencana Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPIJM) maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan daerah, dan rencana kerjasama pemerintah dan swasta.
9.4.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan
Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya. Adapun langkah-langkah proyeksi APBD ke depan adalah sebagai berikut sebagai Berikut : Menentukan presentase pertum buhan per pos pendapatan Setiap pos pendapatan dihitung rata-rata pertumbuhannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Y = Nilai tahun ini -1 Y = Nilai 1 tahun sebelumnya -2 Y = Nilai 2 tahun sebelumnya Dalam menentukan presentase pertumbuhan dih itung setiap pos pendapatan yang terdiri dari PAD, Dana Perimbangan (DAU, DAK, DBH), dan Lain-lain pendapatan yang sah.
Menghitung proyeksi sumber pendapatan dalam 5 tahun ke depan Setelah diketahui tingkat pertumbuhan pos pendapatan maka dapat dihitung nilai proyeksi pada 5 tahun ke depan dengan menggunakan rumus proyeksi geometris sebagai berikut : Y n = Nilai pada tahun n r = % pertumbuhan Y = Nilai pada tahun ini n = tahun ke n (1-5) Menjumlahkan Pendapatan dalam APBD tiap tahun dan menghitung kapa sitas daerah dalam pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya Setelah didapatkan nilai untuk setiap pos pendapatan, dapat dihitung total pendapatan. Apabila diasumsikan bahwa total pendapatan sama dengan total belanja dan diasumsikan pula bahwa proporsi bel anja bidang Cipta Karya terhadap APBD sama dengan eksisting (Tabel 9.6) maka dapat diketahui proyeksi kapasitas daerah dalam mengalokasikan anggaran untuk bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan.
Adapun hasil dari proses perhitungan tersebut, disajikan dalam tabel 6.9
Tabel 9.9 Proyeksi Pendapatan APBD Pagar Alam dalam 5 Tahun ke Depan Realisasi (Dlm Juta) Proyeksi (dlm juta) % Komponen APBD Pertumb 2012/2013 uhan 2010/2011 2011/2012 2013/2014 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018
Pendapatan Asli Daerah 7,408 15,433 7,990 30.05% 10,391 20,782 31,173 41,564 51,955
Dana Alokasi Umum 176,311 230,330 188,951 6.34% 200,924 401,848 602,773 803,697 1,004,621
Dana Bagi Hasil 100,304 160,834 273,277 65.13% 451,260 902,520 1,353,780 1,805,041 2,256,301
Dana Alokasi Khusus 35,701 21,946 25,474 -11.23% 22,614 45,228 67,843 90,457 113,071
Dana Alokasi Khusus AirMinum 800 847 1,280 28.50% 1,645 3,290 4,934 6,579 8,224
Dana Alokasi KhususSanitasi 1,000 2,199 734 26.64% 930 1,859 2,789 3,718 4,648
Lain-lain PendapatanDaerah yang Sah 12,000 15,015 46,127 116.17% 99,711 199,421 299,132 398,843 498,553
T O T A L A P B D 333,524 446,604 543,833 27.84% 695,223 1,390,446 2,085,669 2,780,891 3,476,114 Sumber : Analisa, 2013
Dari data proyeksi APBD tersebut, dapat dinilai kapasitas keuangan daerah dengan metode analisis Net Public Saving dan kemampuan pinjaman daerah (DSCR)
Net Public Saving Net Public Saving atau Tabungan Pemerintah adalah sisa dari total penerimaan
daerahsetelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat. Dengan kata lain, NPS merupakan sejumlah dana yang tersedia untuk pembangunan. Be sarnya NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk bidang PU/Cipta Karya. Berdasarkan proyeksi APBD, dapat dihitung NPS dalam 3-5 tahun ke depan untuk melihat kemampuan anggaran pemerintah berinvestasi dalam bidang Cipta Karya. Adapun rumus perhit ungan NPS adalah sebagai berikut :
Net Public Saving = Total Penerimaan daerah - Belanja Wajib NPS = (PAD+DAU+DBH+DAK) - (Belanja mengikat + Kewajiban Daerah)
- Belanja mengikat adalah belanja yang harus dipenuhi/tidak bisa dihindari oleh Pemerintah
Daerah dalam tahun anggaran bersangkutan seperti belanja pegawai, belanja barang, belanja bunga, belanja subsidi, belanja bagi hasil serta belanja lain yang mengikat sesuai peraturan daerah yang berlaku.
- Kewajiban daerah antara lain pembayaran pokok pinja man, pembayaran kegiatan lanjutan,
serta kewajiban daerah lain sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku.
Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah (Debt Service Coverage Ratio)
Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang digunakan untuk menutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus kas. Pinjaman Daerah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan Masyarakat (obligasi). Berdasarkan PP No.
30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah, Pemerintah Daerah wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut : o Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak o melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya; Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan o pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah o Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan kepada Pemerintah, Pemerintah Daerah juga wajib memenuhi persyaratan tidak me mpunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari Pemerintah
Salah satu persyaratan dalam permohonan pinjaman adalah rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau dikenal dengan Debt Service Cost Ratio (DSCR). Berdasarka n peraturan yang berlaku, DSCR minimal adalah 2,5. DSCR ini menunjukan kemampuan pemerintah untuk membayar pinjaman, sekaligus memberikan gambaran kapasitas keuangan pemerintah. Oleh karena itu, DSCR dalam 3-5 tahun ke depan perlu dianalisis dalam RPIJM dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : PAD = Pendapatan Asli Daerah DAU = Dana Alokasi Umum DBH = Dana Bagi Hasil DBHDR = DBH Dana Reboisasi
9.4.2 Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah
Beberapa Kota Pa gar Alam memiliki perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya seperti air minum, air limbah maupun persampahan. Dalam hal ini, perusahaan daerah tersebut umumnya memiliki rencana dalam lima tahun ke depan dalam bentuk business plan . Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui kontribusi perusahaan daerah untuk pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan sesuai jangka waktu RPIJM.
9.4.3 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang CK
Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah Daerah perlu menyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya untuk ditawarkan ke pihak swasta. Daftar proyek potensial tersebut disusun ber dasarkan identifikasi usulan program dan kegiatan setiap sektor serta tingkat kelayakan ekonomi dan finansial dari programtersebut. Rencana kerjasama pemerintah dan swasta bidang Cipta Karya terangkum dalam tabel di bawah ini
Tabel 9.10 Proyek Potensial yang Dapat Dibiayai dengan KPS dalam 5 Tahun Ke DepanBiaya Kegiatan Kelayakan Nama Kegiatan Deskripsi Kegiatan Keterangan (Rp) Finansial IRR = ...
- *Dalam Proses Pendataan
9.5 Analisis Tingkat Ketersediaan Dana dan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pemb iayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha dan masyarakat. Kemudian, perlu dirumuskan strat egi peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya dengan mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.
9.5.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah
Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan program dan kegiatan yang ada dalam RPIJM dapat dihitung melalui hasil analisis yang telah dilakukan dengan penjabaran sebagai berikut Proyeksi dana dari pemerintah pusat (APBN) dengan menggunakan asumsi trend historis maksimal 10% dari tahun sebelumnya Proyeksi dana dari pemerintah daerah (APBD) berdasarkan hasil perhitungan pada bagian 9.4.1 Rencana pembiayaan dari perusahaan daerah berdasarkan analisis pada bagian 9.4.2 Hasil identifikasi kegiatan potensial untuk dibiayai melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta berdasarkan bagian 9.4.3
9.5.2 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
Dalam rangka perce patan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPIJM, maka Pemerintah Daerah perlu men yusun suatu set strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Oleh karena itu pada bagian ini, Satgas RPIJM daerah agar merumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya, yang meliputi beberapa aspek antara lain:
1. Strategi peningkatan DDUB oleh Kota Pagar Alam dan provinsi;
2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi pengunaan anggaran;
3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah;
4. Strategi peningkatan peran masyaraka t dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya;
5. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabiltasi infrastruktur permukiman yang sudah ada;
6. Strategi pengembangan infrastruktur skala regional.