BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja - ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DITINJAU DARI RENTABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-201 - UMBY repository

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja

  2.1.1 Pengertian Kinerja

  Menurut Sandy (2015:12) kinerja adalah memberikan pengertian bahwa kinerja atau prestasi kerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebuh dahulu dan disepakati bersama. Pengertian kerja menurut Moeheriono (2012:95) kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi.

  Berdasarkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja erat kaitannya dengan hasil pekerjaan seseorang atau organisasi dan dalam hasil pekerjaan tersebut dapat menyangkut kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu.

  2.1.2 Tujuan Penialaian Kinerja

  Menurut Husnan (2011) tujuan penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih.

  2 Untuk mengetahui tingkat Solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jengka pendek maupun jangka panjang.

  3. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas atau rentabilitas, yaitu menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

  4. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar deviden secara teratu kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.

2.1.3 Manfaat Penilaian Kinerja

  Manfaat penilaian kerja menurut Husnan (2011) adalah sebagai berikut : 1.

  Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan.

  2. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunkan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.

  3. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang.

  4. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya.

  5. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

2.2 Laporan Keuangan

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan

  Sebelum manajer perusahaan mengambil keputusan, manajer keuangan perlu memahami kondisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan pada mulanya digunakan sebagai hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan suatu perusahaan, selanjutnya laporan keuangan digunakan juga sebagai dasar untuk menentukan atau meneliti posisi dan kesehatan keuangan perusahaan. Disamping manajer keuangan, beberapa pihak diluar perusahaan juga perlu memahami kondisi keuangan perusahaan diantaranya adalah calon investor dan kreditur.

  Definisi tentang laporan keuangan telah banyak dikemukakan oleh para ahli dan praktisi bisnis diantaranya menurut Martono dan Agus (2010:51) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu, kemudian menurut Fahmi (2012:2) laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut.

  Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyajikan laporan kemajuan perusahaan secara periodik. Manajemen perlu mengetahui bagaimana perkembangan investasi dalam perusahaan dan hasil-hasil yang telah dicapai selama jangka waktu yang diamati. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1) menyatakan bahwa laporan keuangan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian intregal dari laporan keuangan.

  Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang dilaksanakan secara konsisten serta dibuat dan disajikan dalam bentuk neraca dan laporan laba rugi.

2.2.2 Sifat Laporan Keuangan

  Pencatatan yang dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan harus dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku demikian pula dalam hal penyusunan laporan keuangan didasarkan pada sifat laporan keuangan itu

  Menurut Kasmir (2014:11), dalam prakteknya sifat laporan keuangan dibuat :

1. Berisfat historis; dan 2.

  Menyeluruh Berisfat historis yaitu bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau data yang sudah lewat dari masa sekarang. Misalnya laporan keuangan disusun berdasarkan data satu, dua atau beberapa tahun kebelakang atau periode sebelumnya.

  Kemudian, bersifat menyeluruh maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian- sebagian (tidak lengkap) tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu perusahaan.

2.2.3 Bentuk-bentuk Laporan Keuangan

  Laporan keuangan menurut Martani (2012) terdiri dari komponen- komponen berikut ini:

1. Neraca 2.

  Laporan laba rugi 3. Laporan arus kas 4. Laporan perubahan ekuitas

2.2.3.1 Neraca

  Bentuk atau susunan neraca di antara perusahaan tidak ada keseragaman, neraca digunakan untuk menunjukkan posisi keuangan perusahaan. Neraca menunjukkan aktiva, hutang dan modal sendiri suatu perusahaan pada periode terakhir akuntansi. Menurut Sutrisno (2008:9), neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu. Neraca digunakan untuk menunjukkan posisi keuangan perusahaan, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada akhir tahun fiskal atau tahun kalender sehingga neraca sering disebut balance sheet.

  Definisi lain neraca yang dikemukakan oleh Abdul Halim dan Sarwoko (2008:38) merupakan neraca yang menunjukkan ativa, utang dan modal sendiri suatu perusahaan pada hari terakhir periode akuntansi.

  Bentuk umum atau susunan neraca yang banyak dipakai antara lain : a.

  Bentuk skontro / bentuk rekening (account form) adalah bentuk neraca yang mengelompokkan aktiva bersebelahan dengan kelompok hutang dan modal.

  b.

  Bentuk vertikal / bentuk laporan (report form) adalah bentuk neraca yang mengelompokkan aktiva disebelah atas kelompok hutang dan modal.

2.2.3.2 Laporan Laba Rugi

  Laporan laba rugi merupakan laporan yang menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan pada periode tertentu sebagaimana halnya neraca, laporan laba rugi juga disusun tiap akhir tahun. Menurut Sutrisno (2008:10), laporan rugi laba adalah laporan yang menunjukkan hasil kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu.

  Komponen laba rugi meliputi : a.

  Pendapatan / Penjualan b. Harga Pokok Penjualan c. Biaya Pemasaran d. Biaya Administrasi dan Umum

  Pendapatan Luar Usaha e.

  Biaya Luar Usaha Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa laporan laba rugi merupakan suatu daftar perusahaan dimana didalamnya didasarkan atas semua pendapatan dan biaya-biaya sedemikian rupa yang terjadi pad periode tertentu yang disusun secara sistematis sehingga dengan mudah dapat diketahui apakah perusahaan tersebut mengalami laba rugi.

2.2.3.3 Laporan Arus Kas

  Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Tujuan informasi arus kas adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama suatu periode akuntansi.

  Menurut pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 2 Tahun 2009, arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2013). Pengertian arus kas masuk dan arus kas keluar adalah aliran kas masuk (cash inflow) merupakan dimana sumber-sumber kas diperoleh sedangkan arus kas keluar (cas outflow) merupakan kebutuhan kas untuk pembayaran-pembayaran (Martono dan Harjito, 2012)

  Arus kas masuk (cash inflow) dan arus kas keluar (cash outflow) terbagi menjadi dua bagian, antara lain : a.

  Arus Kas Masuk (cash inflow)

  • Bersifat rutin, misalnya penerimaan dari hasil penjualan secara tunai, penerimaan piutang yang telah dijadwalkan sesuai dengan penjualan kredit yang dilakukan, dan lain-lain.
  • Bersifat tidak rutin, misalnya penerimaan uang sewa gedung, penerimaan modal saham, penerimaan utang atau kredit, penerimaan bunga, dan lain-lain.

  b.

  Arus Kas Keluar (cash outflow)

  • Bersifat rutin, misalnya pembelian bahan baku dan bahan pembantu, membayar upah dan gaji, membeli peralatan kantor habis pakai, dan lain-lain.
  • Berifat tidak rutin, misalnya pembelian aset, pembayaran angsuran utang, pembayaran deviden, dan lain-lain

2.2.3.4 Laporan Perubahan Ekuitas

  Menurut Martani (2012:126) menyatakan laporan perubahan ekuitas merupakan salah satu unsur laporan keuangan yang lengkap yang harus disajikan oleh suatu perusahaan. Laporan perubahan ekuitas menyajikan informasi tentang perubahan ekuuitas perusahaan antara awal dan akhir periode pelaporan yang mencerminkan naik turunnya aset neto perusahaan selama periode. Perubahan ekuitas yang berasal dari kinerja perusahaan menggambarkan jumlah total penghasilan dan beban (termasuk keuntungan dan kerugian) yang diakibatkan oleh aktivitas perusahaan selama periode tersebut.

2.2.4 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

2.2.4.1 Tujuan Laporan Keuangan

  Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu.

  Adapun komponen-komponen laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:2) adalah sebagai berikut : 1.

  Neraca 2. Laporan laba rugi 3. Laporan perubahan ekuitas 4. Laporan arus kas 5. Catatan atas laporan keuangan

  Menurut Kasmir (2012:10) mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah :

  1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki oleh perusahaan pada saat ini

  2. Memberikan informasi tentang jenis, jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki oleh perusahaan pada saat ini

  3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu

  4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu

  5. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen pada suatu periode tertentu

6. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan 7.

  Informasi keuangan lainnya.

  Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi dengan melihat kalangan pengguna laporan keuangan dan bagi manajemen dapat mempertanggungjawabkan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

2.2.4.2 Manfaat Analisis Laporan Keuangan

  Pemakai laporan keuangan menjadi sasaran yang bermanfaat bagi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberian pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Beberapa manfaat yang diperoleh dari pembuatan laporan keuangan seperti yang dikemukakan oleh Fahmi (2012:26) yang menyatakan bahwa dengan adanya laporan keuangan yang disediakan pihak manajemen perusahaan maka sangat membantu pihak pemegang saham dalam proses pengambilan keputusan dan sangat berguna dalam melihat kondisi pada saat ini maupun dijadikan sebagai alat untuk memprediksi kondisi masa yang akan datang.

  Menurut Harahab (2009:195), manfaat analisis laporan keuangan dikemukakan sebagai berikut : a.

  Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam secara daripada yang terdapat pada laporan keuangan biasa b.

  Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit) c.

  Dapat mngetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan d. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan e.

  Mengetahui sifat-sifat hubungan pada akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat dilapangan seperti untuk prediksi dan peningkatan f. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan, dengan perkataan lain yang dimasudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain: 1.

  Dapat menilai prestasi perusahaan 2. Dapat memproyeksi laporan perusahaan

  3. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu: 1)

  Posisi keuangan (Aset, Neraca dan Ekuitas) 2)

  Hasil Usaha Perusahaan (Hasil atau Beban) 3)

  Likuiditas 4)

  Solvabilitas 5)

  Rentabilitas 4. Menilai perkembangan dari waktu ke waktu 5. Menilai struktur keuangan dan arus dana g. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

2.3 Analisis Rasio Keuangan

2.3.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

  Analisa yang dilakukan terhadap laporan keuangan akan memberikan kemudahan bagi manajemen maupun pihak-pihak lain dalam mengambil keputusan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Menganalisa kondisi keuangan perusahaan dibutuhkan rasio-rasio keungan untuk menyederhanakan perhitungan sesuai informasi yang diperlukan, pengertian rasio keuangan menurut (Harahap 2013:297) adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan, kemudian menurut Fahmi (2012:108) rasio keuangan hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi dimasa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan.

  Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan analisis rasio keuangan adalah proses yang digunakan untuk mengetahui apakah posisi keuangan dan hasil-hasil yang diperoleh suatu perusahaan sesuai yang ditargetkan manajemen atau tidak dan dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan dapat menunjukkan kondisi keuangan perusahaan tersebut.

  2.3.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan

  Ada rasio yang biasa digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu rasio rentablitas, rasio solvabilitas, dan rasio likuiditas. Menurut Sunyoto (2013) untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan financial suatu perusahaan, perlu diadakan interprestasi atau analisis terhadap data financial dari perusahaan yang bersangkutan, yang tercermin dalam laporan keuangannya.

  2.3.3 Rasio Rentabilitas

  Rasio pada dasarnya mempelajari bagian relatif antara modal pinjaman yang diberikan oleh kreditor dan modal sendiri oleh pemegang saham, sedangkan rentabilitas menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Menurut Riyanto (2011:59) rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandigan antara laba dengan aktiva atau modal yang merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada periode tertentu. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa rentabilitas merupakan perbandingan antara laba dengan modal yang menghasilkan laba tersebut. Untuk mengukur rentabilitas suatu perusahaan dapat dipergunakan : a.

  Rentabilitas Modal Sendiri Laba pada umumnya merupakan faktor utama yang paling banyak diperhatikan oleh para pemilik perusahaan, maka salah satu diantara cara untuk mengukur hasil usaha perusahaan yang paling komprehensif adalah rasio rentabilitas modal sendiri yang berupa angka persentase yang menunjukan perbandingan antara besarnya laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan untuk suatu periode tertentu dengan modal sendiri.

  Rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba yang tesedia bagi pemilik modal sendiri disuatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut. Menurut Riyanto (2011:44) rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan.

  Rentabilitas Modal Sendiri atau Return on Equity (ROE) . Rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri, karena itu dipergunakan laba setelah pajak angka modal sendiri juga sebaiknya dipergunakan angka rata-rata.

  Menurut Husnan (2006:74) perhitungan rentabilitas modal sendiri ini adalah dengan membandingkan besarnya modal sendiri yang

  Laba bersih sesudah pajak

  Rasio modal sendiri = x 100%

  Modal sendiri

  Rasio rentabilitas modal sendiri merupakan rasio rentabilitas yang paling komprehensif. Rasio keuangan ini terbentuk oleh keseluruhan hasil kebijakan dan kegiatan perusahaan. Rasio rentabilitas modal sendiri yang tinggi menandakan tingginya keberhasilan pucuk pimpinan perusahaan dalam mengemban misi dari pada pemiliknya, yaitu laba per rupiah modal yang ditanamkan oleh perusahaan.

  b.

  Rentabilitas Ekonomi Menurut Riyanto (2011:33) rentabilitas ekonomi ialah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam presentase. Oleh karena itu, pengertian rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efesiensi penggunaan dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba.

  Modal yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonmi hanyalah modal yang bekerja didalam perusahaan (operating capital

  assets ). Dengan demikian yang ditanamkan dalam perusahaan lain atau

  modal yang ditanamkan dalam efek (kecuali perusahaan efek) tidak diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha (net

  Rasio rentabilitas ekonomi dirumuskan sebagai berikut :

  Laba bersih sesudah pajak

  Rentabilitas ekonomi (ROA) = x 100%

  Total aktiva 1.

  Sebagai salah satu kegunaanya yang prinsipil adalah sifatnya yang menyeluruh. Jika perusahaan sudah menjalakna praktik akuntansi yang baik maka manajemen dengan menggunakan teknik analisis

  rate of return on investments (ROI) dapat mengukur efisiensi dan efisiensi bagian penjualan.

  2. Jika perusahaan dapat mempunyai dapat industri sehingga dapat diperoleh rasio industri maka dengan analisis ROI ini dapat dibandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis. Sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya berada dibawah, sama, atau di atas rata-ratanya.

2.3.4 Rasio Solvabilitas

  Rasio solvabilitas merupakan rasio yang mengukur sampai sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Menurut Kasmir (2010:112) rasio solvabilitas atau leverage ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan kewajibannya baik jangka panjang maupun pendek apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).

  Adapun jenis rasio solvabilitas menurut Kasmir (2010:112) antara lain : a.

   Debt to Assets Ratio (Debt Ratio) Merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva dengan cara membandingkan antara total utang dengan total aktiva.

  Rumus untuk mencari Debt to Assets Ratio (Debt Ratio) dapat digunakan sebagai berikut :

  Total Hutang Debt to Assets Ratio (Debt Ratio) = x 100%

  Total Aktiva b.

  Debt to Equity Ratio Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dan ekuitas.

  Untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.

  Rumus untuk mencari Debt to Equity Ratio dapat digunakan sebagai berikut :

  Total Hutang Debt to Equity Ratio = x 100%

  Total Ekuitas

2.3.5 Rasio Likuiditas

  Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka pendeknya, baik kewajiban dalam membiayai proses produksi maupun kewajiban keluar perusahaan. Weston dalam Kasmir (2010:110) menyebutkan bahwa rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban utang jangka pendek.

  Artinya perusahaan ditagih, mampu untuk memenuhi utang tersebut, terutama utang yang sudah jatuh tempo. Jenis-jenis rasio likuiditas menurut Kasmir (2010:110) yang dapat digunakan terdiri dari: a.

  Current ratio (Rasio lancar)

  Current ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

  mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutup kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.

  Rumus yang digunakan untuk mencari rasio lancar yaitu :

  Aktiva lancar

  = x 100%

  Current ratio Hutang lancar

  b. Cash Ratio (Rasio kas) Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersediannya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening atau giro atau tabungan yang ada di bank. Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya.

  Rumus untuk mencari Rasio kas (Cash ratio) dapat digunakan sebagai berikut:

  Cash Ratio = x100%

  c. Quick Ratio (Rasio singkat)

  

Quick ratio disebut juga acid test ratio, ini menunjukkan

  kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang segera harus merupakan perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar.

  Atau rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk direakisir menjadi uang kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat direalisir menjadi uang kas.

  Rumus yang digunakan untuk mencari Quick ratio yaitu :

  Quick ratio =

  x 100% Berdasarkan pernyataan tersebut, diantara analisis rasio yang digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan, terdapat tiga rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Ketiga rasio tersebut meliputi:

1. Rentabilitas

  Rasio rentabilitas dapat digunakan pada perusahaan meliputi: a.

  Rentabilitas Modal Sendiri (Return On Equity) b. Rentabilitas Ekonomi (Return Of Investment) 2. Solvabilitas

  Rasio solvabilitas yang dapat digunakan pada perusahaan meliputi: a.

  Debt to Assets Ratio b.

  Debt to Equity Ratio 3. Likuiditas

  Rasio Likuiditas yang dapat digunakan pada perusahaan meliputi: a.

  Current Ratio b. Cash Ratio c. Quick Ratio

2.4 Penelitian Terdahulu

  Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu yang mengkaji antara lain: Tabel 2.1

  Penelitian Terdahulu Variabel yang

  Nama dan Judul Peneliti Hasil Penelitian digunakan Isha Kusuma Astuti (2013) Hasil penelitian Penilaian Kinerja Keuangan Rasio Likuiditas, menunjukkan bahwa Perusahaan Melalui Analisis Rasio Rentabilitas, perusahaan mengalami Rasio Pada Perusahaan Rasio Solvabilitas perbedaan kinerja dari Telekomunikasi tahun ke tahun Agustinus Ribo (2013) Rasio Likuiditas (CR, Hasilnya kinerja Analisis Laporan Keuangan QTR, NWC), Rasio keuangan dari tahun ke Untuk Menilai Kinerja Solvabilitas (DAR, tahun kurang baik dan Keuangan Perusahaan DER, EM, IC), Rasio terkesan menurun Telekomunikasi yang Rentabilitas (GPM, Terdaftar Di BEI NPM, ROA, ROE,

  EPS Asri Wiastuti dan Dr Palti Rasio Likuiditas, Kemampuan rata rata Marulitua Sitorus (2015) Solvabilitas, industri PT Telkom Analisis Kinerja Laporan Rentabilitas, dan secara keseluruhan Keuangan pada Perusahaan Aktivitas terbilang baik.

  Komunikasi PT. Telkom Pendekatan Rasio Keuangan Rata-Rata Industri

  Sumber : Kumpulan penelitian terdahulu

  Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah objek yang lebih tertuju pada satu tempat pengamatan dan periode tahun pengamatan. Pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Astuti (2013), Ribo (2013), serta Widiastuti dan Dr. Paiti (2015) penelitian dilakukan dengan membandingkan kinerja keuangan antar perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi yang terdaftar di BEI. Sedangkan dalam penelitian ini objek yang digunakan untuk penelitian dan analisis kinerja keuangannya adalah PT Telekomunikasi Indonesia dan tidak membandingkan dengan perusahaan lain.

2.5 Kerangka Pemikiran

  Kinerja keuangan merupakan penilaian terhadap prestasi yang dapat dicapai dalam melakukan kegiatan usaha berdasarkan kondisi keuangan yang ada pada tahun berjalan. Menurut Rudianto (2013:189) kinerja keuangan adalah hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam menjalankan funginya mengelola aset perusahaan secara efektif selama periode tertentu.

  Dalam menganalisis kinerja keuangan ada beberapa alat analisis yaitu menggunakan rasio keuangan, menurut Sutrisno (2012:215) rasio keuangan diperoleh dengan cara menghubungkan elemen-elemen laporan antara lain rasio likuiditas, rasio rentabilitas dan rasio solvabilitas. Kerangka pemikiran :

  KINERJA KEUANGAN RASIO YANG DIGUNAKAN DALAM MENGUKUR RASIO KEUANGAN RASIO RASIO RASIO LIKUIDITAS SOLVABILITAS RENTABILITAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT TELEKOMUNIKASI

  INDONESIA

  Tabel 2.2 Bagan kerangka pemikiran

Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk

3 19 41

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

1 5 40

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT UNILEVER INDONESIA TBK

0 1 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja - Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

0 1 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - ANALISIS PERBEDAAN INDIKATOR KINERJA KEUANGAN BANK DEVISA DAN NON DEVISA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM MILIK NEGARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015 - Perbanas Institutional Repository

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN DAN DAMPAK AKUISISI PADA PERUSAHAAN PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 29

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan Perusahaan 2.1.1 Pengertian Kinerja

0 2 30

PENGARUH RASIO RENTABILITAS, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 18