BAB I PENDAHULUAN - Analisis Kesadaran Hukum Masyarakat Kota Pekanbaru dalam Berlalu Lintas di Jalan Raya.

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan

pembangunan

nasional di satu sisi telah meningkatkan

kesejahteraan masyarakat banyak, tetapi seiring dengan itu pula disisi yang lain
menghendaki pemenuhan kebutuhan infrastruktur yang semakin berkualitas. Salah satu
kebutuhan infrastruktur tersebut adalah adanya sistem transportasi yang berkualitas untuk
memenuhi kesejahteraan

masyarakat luas dan sekaligus mendukimg berjalarmya

momentum pembangunan nasional selama ini.
Transportasi ini juga berperan penting dan memiliki nilai strategis untuk
memantapkan perwujudan wawasan nusantara dan memperkukuh ketahanan nasional

maupun usaha-usaha

untuk mempererat

hubungan

antara

bangsa

sebagaimana

diamanatkan dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.'
Aspek hukum merupakan aspek yang paling banyak dituding sebagai penyebab
terjadinya krisis multidimesi yang pemah mengancurkan

sendi-sendi kehidupan

bangsa Indonesia beberapa waktu lalu. Ketidakefektifan peraturan hukum serta mandul
dan boroknya kinerja aparat penegak hukimi merupakan faktor yang dianggap paling

berpengaruh menyebabkan runtuhnya stabilitas sosial dan ekonomi yang ada.
Salah satu roda perekonomian yang berperan penting adalah transportasi jalan
yang memiliki fungsi penting dalam memperlancar gerak setiap subjek yang berada di
dalam wilayah negara Indonesia ini. Di dalam GBHN sendiri telah ditegaskan bahwa

' Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota,zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFE
Sistem Transportasi Kota, (Jakarta : Departemen
Perhubungan Republik Indonesia, 1998). him. 5

1

pembangunan perhubungan termasuk lalu lintas dan angkutan jalan diarahkan imtuk
memperlancar roda perekonomian nasional.
Pembangvinan sektor perhubungan perlu dilaksanakan secara terpadu dengan
sektor lain dan dengan memperhatikan kemampuan, sumber alam dan lingkungan serta
menghemat energi. Amanat GBHN ini jelas mengingat kan kepada setiap pihak yang
bertanggung jawab dalam politik perhubungan jalan yang memadai sehingga di satu
pihak akan mempermudah para pemakai jalan untuk memanfaatkaimya secara maksimal
dan di pihak lain akan membuat keselamatan mereka ketika mempergunakan jalan
tersebut. Dan diantara sekian banyak permasalahan hukum yang tengah diupayakan

pemecahannya, masalah rendanya kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas juga
merupakan masalah yang perlu kiranya mendapat perhatian serius dari pemerintah dan
perlu segera dicarikan penyelesaiannya. Hal ini dikarenakan semakin tingginya tingkat
kecelakaan lalu lintas yang teijadi akhir-akhir ini.^
Pekanbaru merupakan daerah yang mulai perkembang dan jumlah penduduk
setiap tahuimya bertambah pesat, disamping itu daerah ini terdapat banyak perusahaan
besar sehingga volume kendaraan berrmotorpun semakin banyak. Di beberapa ruas jalan
di Pekanbaru sudah mulai sering terlihat kemacetan kendaraan yang cukup panjang pada
waktu-waktu tertentu. Hal ini selain disebabkan tidak sebandingnya volume kendaraan
dengan kapasitas jalan-jalan yang ada, juga dipicu oleh kurangnya kesadaran dan perilaku
disiplin para pemakai jalan dalam berlalu lintas. Akibatnya sejumlah kecelakaan lalu
lintas sering teijadi dan kadang merenggut korban yang tidak sedikit.
Selain itu persiapan dari infrastruktur yang ada yakni perangkat yang menunjang
pelaksanaan tertib lalu lintas belum memadai dan tingkat pemahaman masyarakat masih
agak rendah dalam berlalu lintas terutama dalam hal perlengkapan kendaraan bermotor

^ Ibid,zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
him. 8

2


seperti helm, lampu, Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Surat Izin Mengemudi
(SIM) dan sebagainya.
Namun kalau kita lihat dari jumlah kasus kecelakaan yang teijadi di jalan raya di
sebabkan oleh faktor manusia, sebagai penyebab kecelakaan lalu lintas temyata lebih
banyak berasal dari kalangan pengemudi. Kalangan pemakai jalan tersebut umumnya
lengah, ngantuk, tidak terampil, lelah, mabuk, kecepatan tinggi, tidak menjaga jarak,
mengejar waktu, mengejar setoran, melanggar

rambu-rambu, semua ini karena

kurangnya kesadaran dan disiplin dalam mengendarai kendaraan di jalan. Mereka yang
tidak disiplin bukan yang berpendidikan rendah saja tetapi banyak juga yang memiliki
pendidikan tinggi.
Sedangkan faktor kendaraan menepati peringkat kedua misalnya ban pecah,
kerusakan rem, kerusakan stir, lampu tidak berfungsi dan sebagainya. Faktor jalan
menepati peringkat tiga misalnya persimpangan jalan sempit, akses yang tidak terkontrol,
rambu lalu lintas kurang dan Iain-lain. Faktor terakhir adalah lingkungan, misalnya
interaksi kendaraan dengan pejalan kaki, gelap, hujan, kabut asap, dan sebagainya.^
Sementara itu berdasarkan data laka lantas kota Pekanbaru bahwa pada tahun

2008 kecelakaan meningkat 20 % dari tahun 2007 dapat kita lihat dalam tabel dibawah
ini:

' Naning,zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Kesadaran Hukum Masyarakat dalam Berlalu Lintas, (Jakarta: Rajawali, 1993) him. 14

3

Tabel I.l
Data Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Pekanbaru
(Januari - Desember Tahun 2008)
Korban
No

Bulan

Jml
Laka

Selra Tabrak Ket

MD

LB

LR

KM

Lari

1

Januari

7

3

7


-

Rp. 15.750.000,-

2

1

2

Februari

1

-

1

-


Rp.

3

-

3

Maret

7

8

7

-

Rp. 3.100.000,-


2

1

4

April

4

7

1

4

Rp. 7.500.000,-

3


1

5

Mei

4

5

1

1

Rp. 8.000.000,-

2

-


6

Juni

5

6

4

-

Rp. 8.600.000,-

7

1

7

Juli

6

5

3

1

Rp. 3.600.000,-

4

-

8

Agust

6

7

2

2

Rp. 4.800.000,-

4

2

9

Sept

7

5

2

3

Rp. 3.600.000,-

4

2

10 Okt

4

2

1

2

Rp. 2.200.000,-

4

-

11 Nop

4

4

3

-

Rp.12.300.000,-

3

2

12 Des

7

6

1

2

Rp. 10.700.000,-

5

1

62

58

33

15

Rp.72.950.000,-

43

11

Jumlah

-

Sumber Data Poltabes Kota Pekanbaru, 2009.
Keterangan:
MD : Meninggal Dunia

L B : Luka Berat

LR : Luka Ringan

K M : Kerugian Materil

4

r
Angka kecelakaan lalu lintas di kota Pekanbaru pada tahun 2008 mencapai 222
kasus, mengakibatkan 58 korban meninggal dunia, 33 luka berat, 15 luka ringan, dan
kerugian material Rp.72.950.000,-. Dan pada tahun 2009 jumlah kasus kecelakaan
meningkat, dapat kita lihat pada tabel dibawah i n i :
Tabel 1.2
Data Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Pekanbaru
(Januari - Desember Tahun 2009)
Korban
No

Bulan

Seira Tabrak Ket

Jml
Laka

MD

LB

LR

KM

Lari

1

Januari

7

5

3

-

Rp. 4.400.000,-

6

2

2

Februari

12

11

4

3

Rp.12.150.000,-

4

2

3

Maret

4

3

2

6

Rp. 1.800.000,-

4

1

4

April

7

8

1

2

Rp. 7.350.000,-

7

1

5

Mei

5

5

4

5

Rp. 15.000.000,-

3

2

6

Juni

12

5

9

7

Rp.30.700.000,-

7

4

7

Juli

9

7

6

4

Rp. 3.100.000,-

6

2

8

Agust

5

6

4

12

Rp.l 1.250.000,-

7

1

9

Sept

4

3

3

-

Rp. 2.500.000,-

7

1

10 Okt

7

4

4

5

Rp.28.700.000,-

3

-

11 Nop

5

4

3

5

Rp. 8.600.000,-

3

-

12 Des

11

9

2

6

Rp.23.215.000,-

8

-

88

70

45

55

Rp.148.775.000,.

65

16

Jumlah

Sumber Data Poltabes Kota Pekanbaru, 2008.
5

Keterangan
MD : Meninggal Dunia

LB : Luka Berat

LR : Luka Ringan

K M : Kerugian Materil

Angka kecelakaan lalu lintas di kota Pekanbaru pada tahun 2009 mencapai 339
kasus, mengakibatkan 70 korban meninggal dunia, 45 luka berat, 55 luka ringan, dan
kerugian material Rp. 148.775.000,Maka berdasarkan latar berlakang masalah diatas penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul :zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
"Analisis Kesadaran Hukum Masyarakat Kota
Pekanbaru Dalam Berlalu Lintas di Jalan Raya " .Dalam hal ini akan difokuskan pada
bagaimana implementasi Undang-Undang No.22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas di
Jalan Raya di Kota Pekanbaru.

2.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan I ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui Bentuk-Bentuk Pelanggaran Lalu Lintas yang teijadi di
Kota Pekanbaru
1. Untuk Mentahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pelanggaran lalu
lintas di jalan raya.

2.

Luaran

;

Penelitian ini akan berguna bagi pengembangan ilmu hukum pada umumnya dan
secara khusus berguna bagi para praktisi hukum, terutama aparat kepolisian yang akan

menegakkan hokum terhadap pelanggaran Undang-Undang lalu lintas dijalan raya. Analisis
terhadap implementasi ketentuan Undang-undang lalu lintas jalan raya sebagaimana
dimaksud akan dimuat dalam jumal.
3.

Metode Penelitian:

Metode penelitian adalah cara yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan secara
sistematis. Oleh karena itu penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1. Pendekatan masalah penelitian
a. Jenis dan sifat penelitian
Melihat dari judul penelitian ini, metode yang digimakan, dalam penelitian ini
tergolong ke dalam penelitian yang menggunakan metode yuridis Empiris, yaitu
penelitian terhadap efektivitas hukum dilapangan. Dan penelitian ini bersifat
deskriptif, yaitu memberikan gambaran tentang bagaimana semestinya ketentuan
undang-undang diterapkan dilapangan.
b. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Wilayah Hukum Kepolisian Kota Pekanbaru.
2. Metode dan alat pengumpulan data
Sumber data dalam laporan penelitian ini adalah :
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh sendiri secara langsung dari sumber utama /
responden atau dari hasil observasi sendiri kemudian diolah kembali oleh penulis.
2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari bahan perpustakaan serta
peraturan perundang-undangan, buku-buku, literatiu-e serta pendapat para ahli
yang berkaitan dengan masalah penelitian ini.

7

Sedangkan mengenai teknik pengumpulan data adalah dengan melakukan :
a.

wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung dengan responden,
dalam hal ini dengan Lanit Lalu Lintas Poltabes Pekanbaru.

b.

Studi kepustakaan, yaitu dengan cara mencari literatur-literatur yang berkaitan
dengan penelitian ini.

3. Analisis Data
Data yang telah diperoleh baik dari hasil studi kepustakaan akan dianalisis dengan
menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif pada dasamya berarti penyorotan terhadap
masalah serta usaha pemecahannya, yang dilakukan dengan upaya-upaya yang banyak
didasarkan pada pengukuran yang memecahkan objek penelitian ke dalam unsur-unsur
tertentu, untuk kemudian ditarik suatu generalisasi yang seluas mungkin ruang Hngkupnya.
Pendekatan kualitatif sebenamya merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data
deskriptif, yaitu apa yang dinyatakan

tertulis .(Soerjono Soekanto, 2006: hal.32). Dari

pembahasan tersebut, penulis menarik kesimpulan dari penelitian ini secara deduktif yaitu
penarikan kesimpulan dari yang bersifat umum kepada yang khusus.

8