Kesadaran Hukum Lalu Lintas PKN (2)
BAB I
A. Latar Belakang
Masih banyak masyarakat di Inonesia yang tidak
sadar akan
peraturan lalu lintas, terutama masyarakat yang berada dalam pedesaan
yang tidak terlalu memperhatikan akan hukum-hukum lalu lintas. Padahal
peraturan lalu lintas sudah di sosialisasikan seluruh media massa, baik
media cetak maupun elektronik. Dan tidak kurang-kurangnya Polisi
mengadakan operasi atau tilangan guna pengguna jalan raya baik sepeda
motor, mobil, truk dan bus agar mematuhi seluruh peraturan saat brada di
jalan raya dan melengkapi surat-surat saat berkendara, sperti SIM (surat
izin mengemudi), STNK, KTP dan yang paling penting untuk pengguna
sepeda motor adalah helm SNI.
Jalan raya menjadi hal utama yang paling petnting dalam
transportasi darat. Maka dari itulah pemerintah sangat begitu memikirkan
keselamatan pengguna jalan raya, tapi mengapa masyarakat yang
diperhatikan itu malah menyepelekan atau bahkan acuh tidak acuh
terhadap peraturan itu ? Padahal hakikatnya semua yang dilakukan
pemerintah adalah upaya untuk mengurangi kasus kecelakaan yang sering
terjadi dan semata-mata hanya untuk keselamatan pengguna jalan raya.
Selanjutnya, sudah berapa banyak masyarakat yang menjadi
korban kecelakaan dengan berbagai macam kasus, seperti : kecelakaan
biasa terjadi pada pengendara truk karena kelelahan dan ngantuk,
pengendara yang mabuk dan hilang kosentrasi, atau bahkan korban
kecelakaan bus umum yang sopirnya ugal-ugalan, dan masih banyak kasus
lagi yang terjadi.
Maka dari itu, sebagai warga masyarakat Indonesia baik dan cinta
Indonesia wajib patuh akan hukum Negara Indonesia yang telah
disepakati.
B. Teori judul
Landasan hukum negara Indonesia :
a. UUD 1945
b. Ketetapan MPR No. II/MPR.1999 tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara
c. Undang-Undang No. 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia (Jo. UU No.
I Tahun 1998)
d. Undang-Undang No. 20 Tahun 1982 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.
Hukum merupakan suatu tindakan yang brfungsi sebagai
pengendali sosial. Agar supaya dapat dibedakan antara hukum dengan
kaidah-kaidah lainnya, maka dikenal adanya empat tanda hukum atau
atributes of low. Yaitu :
Attribute of authority
Attribute of intention of universal application
Attribute of obligation
Attribute of sanction
Sistem hukum nasional secara sistematis dibangun untuk
didayagunakan sebagai sarana merekayasa berbagai segi kehidupan rakyat.
Pendayagunaan hukum undang-undang dalam perannya sebagai “a tool of
social engineering” telah menjadikan kebijakan negara tidak berwajah
ramah pada berlakunya hukum rakyat tradisional, yang secara umum
dianggap menghalangi terwujudnya signifikasi hukum undang-undang.
Sedangkan lalu lintas di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2009
tentang lalu lintas dan Angkuta jalan didefisikan sebagai gerak kendaraan
dan orang di ruang lalu lintas jalan. Sedang ruang lalu lintas jalan adalah
prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang atau
barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung. Dan definisi menurut
kamus besar Bahasa Indonesia adalah :
Berjalan / bolak-balik/ hilir mudik atau kendaraan
Perhubungan antara sebuah tempat dengan tempat yang lain
( dengan jalan pelayaran, kereta api, dll )
Komponen lalu lintas
MANUSIA
KENDARAAN
JALAN
Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai
pengguna, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan
kendaraan yang memenuhi persyaratan kelayakan dikemudikan oleh
pengemudi mengikuti aturan lalu lintas yang ditetapkan berdasar peraturan
perundang-undang yang menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan
melalui jalan yang memenuhi persyaratan geometrik.
BAB II
A. Data ( Hasil Wawancara)
Data di ambil dari salah satu polisi yang mengatur lalu lintas di Kabupaten
Ngawi.
Narasumber
Nama
: Bp.
Alamat
: Jalan Baiturrohman N0. 45 Beran 1 Ngawi
Pangkat / jabatan
:
Pewawancara
Nama
: Nida Alfina D. N. J
Aamat
: Jalan. A.Yani Gang Manyar N0. 30 Beran, Ngawi
Pangkat
: Mahasiswi STAIN Kediri
Diselenggarakan pada :
Hari / tanggal : Minggu, 23 November 2014
Hasil wawancara
1. Kesadaran hukum tentang lalu lintas, apakah masih rendah di kota
Ngawi ini ?
Masih, bahkan sangat rendah.
Buktinya saja, selalu Kabupaten Ngawi yang mengalami angka tertingi seJawa Timur setiap tahunnya dalam kasus kecelakaan. Dan sudah berapa
banyak korban yang meninggal dunia dalam kasus itu, dari mulai anakanak, remaja, bahkan sampai kakek-kakek yang menjadi korban.
2. Faktor apakah yang mempengaruhinya ?
a. Faktor dalam
Diri sendiri, karena lebih gampang, cepat dengan menggunakan
sepeda motor padahal bnyak anak yang belum mencapai usia 17
tahun. Padahal usia remaja emosionalnya masih labil dan masih
belum bisa terfokus. Maka dari itu, kasus kecelakaan lebih banyak
terjadi pada anak remaja.
b. Faktor luar
Pertama, budaya. Karena di masyarakat sudah terbudaya
pengendara sepeda motor tidak menggunakan helm, atau bahkan
banyak anak sekolah yang belum cukup umur berangkat sekolah
mengendarai sepeda motor yang pasti belum berhak untuk
mendapatkan SIM.
3. Apakah upaya pemerintah Kabupaten Ngawi dalam menyikapi
masalah tersebut ?
Pertama, memberikan sosialisasi pada masyarakat terutama anak sekolah
yang masih dibawah 17 tahun, tentang pentingnya mentaati peraturan
hukum lalu lintas yang berlaku, akibatnya apabila terjadi kecelakaan dan
denda bagi yang tidak mempunyai SIM tetapi mengendarai sepeda motor.
Kedua, mengadakan operasi atau tilangan pada pengendara di suatu titik
tempat dan dadakan.
4. Adakah harapan Bapak terhadap masyarakat atau pemerintah
Kabupaten Ngawi ?
Pastilah ada,
Saya berharap masyarakat Ngawi mematuhi peraturan yang ada, karena
semua peraturan itu semata-mata hanya untuk keselamatan, kemakmuran
dan kesejahteraan masyarakat. Apabila hukum dapat dipatudi dengan baik
tidaklah aparat kepolisian akan membuat sulit.
Kalau kalian memang cinta dan sayang Negara Republik Indonesia,
patuhilah hukum-hukum yang berlaku, bukan hanya mengatakan “ Aku
cinta Indonesia”
Jika hukum di Indonesia sudah berjalan sesuai dengan keinginan UUD
1945 pastilah Indonesia akan menjadi Negara yang maksmur dan
sejahtera.
B. Analisis
o Kesadaran hukum lalu lintas di Kabupaten Ngawi masih sangat
rendah karena beberapa faktor, diantaranya budaya.
o Mayoritas yang melanggar lalu lintas adalah anak sekolah yang
usianya dibawah 17 tahun.
BAB III
A. Kesimpulan
Hukum lalu lintas belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan
keinginan Pemerintah
Subyek pelanggaran mayoritas dilakukan oleh anak remaja usia
dibawah 17 tahun
Apabila hukum ditaati dengan baik, tidakmungkin apabila
Indonesia menjadi sangat makmur dan sejahtera
B . Referensi
Landasan Hukum
a. UUD 1945
1) Pembukaan UUD 1945, khusus pada alinea kedua da keempat, yang
memuat cita-cita tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentang
kemerdekaannya.
2) Pasal 27(1) menyatakan bahwa “segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan serta wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
3) Pasal 30 (1) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara”.
b. Ketetapan MPR No. II/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara
c. Undang-Undang No. 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia (Jo. UU No.
I Tahun 1998)
d. Dalam pasal 18 (a) disebutkan bahwa hak dan kewajiban warga negara
yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya bela negara
diselenggarakan melalui pendidikan Pendahuluan Bela Negara sebagai
bagian tak terpisahkan dalam sistem Pendidikan nasional.
e. Dalam pasal 19 (2) disebutkan bahwa Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara wajib diikuti oleh setiap warga negara dan dilaksanakan secara
bertahap. Tahap awal pada tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan
menengah ada dalam gerakan pramuka. Tahap lanjutan pada tingkat
pendidikan tinggi ada dalam bentuk Pendidikan Kewiraan.
Menurut penjelasan UUD 1945, negara Indonesia adalah negara hukum.
Negara
ukum
berdasarkan
Pancasila
dan
bukan
berdasarkan
ataskekuasaan. Sifat negara hukum hanya dapat ditunjukkan jikalau alat
perlengkapan-perlengkapannya bertindak menurut dan terikat kepada
aturan- aturan yang ditentukan lebih dahulu oleh alat-alat perlengkapan
yang dikuasai untukmengadakan aturan-aturan itu.
Ciri-ciri suatu negara Hukum adalah :
a. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung
persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi dan
kebudayaan.
b. Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain
dan tidak memihak.
c. Jaminan kepastian hukum, yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya
dapat
dipahami,
dapat
dilaksanakandan
dan
aman
dalam
melaksanakannya.
Pancasila sebagai dasar negara yang mencerminkan jiwa bangsa
Indonesia harus menjiwai semua peraturan hukum dan pelaksanaannya,
ketentuan ini menunjukkan bahwa di negara Indonesia dijamin adanya
perlindungan hak-hak asasi manusia berdasarkan ketentuan hukum, bukan
kemauan seseorang yang menjadi dasar kekuasaan. Menjadi suau
kewajiban bagi setiap penyelenggaraan negara untuk menegakkan keadilan
dan kebenaran berdasarkan Pancasila yang selanjutnya melakukan
pedomanperaturan-peraturan pelaksanaan. Di samping itu, sifat hukum
ang berdasarkan Pancasila, hukum mempunyai fungsi penganyoman agar
cita-cita luhur bangsa Indonesiatercapai dan terpelihara.
Namun demikian, untuk menegakkan hukum demi keadilan dan
kebenaran perlu adanya badan-badan kehakiman yang kokoh kuat yang
tidakmudah dipengaruhi oleh lembaga-lembaga lainnya. Pemimpin
eksekutif(Presiden) wajib bekerja sama dengan badan-badankehakiman
untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan sehat.
Dalam era reformasi dewasa ini bangsa Indonesia benar-benar akan
mengembalikan peranan hukum, aparat penegak hukum beserta seluruh
sistem peraturan erundang-undangan akan dikembalikan pada dasar-dasar
negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 hasil
amandemen 2002 yang mengemban aanat demokrasi dan perlindungan
hak-hak asasi manusia.
Adapun pembangunan hukum di Indonesia sesuai dengan tujuan
negara hukum, diarahkan pada terwujudnya sistem hukum yang mengabdi
pada kepentigan nasional terutama rakyat, malalui penyusunan materi
hukum yang bersumberkan pada Pancasila sebagai sumber filosofinya dan
UUD 945 sebagai dasar onstitusinya, serta aspirasi rakyat sebagai sumber
materinya.
Hukum merupakan suatu tndakan yang berfungsi sebagai
pengendalian sosial. Agar supaya dapat dibedakan antara hukum dengan
kaidah-kaidah lainnya, maka dikenal adanya empat tanda hukum atau
attributes of law :
a. Attribute of authority, yaitu bahwa hukum merupakan keputusankeputusan dari pihak-pihak yang berkuasa dalam masyarakat,
keputusan-keputusan
yang
mana
ditujukkan
untuk
mengatasi
ketegangan-ketegangan yang terjadi di dalam masyarakat.
b. Attribute of obligation yang berarti bahwa keputusan-keputusan
penguasa harus berisikan kewajiban-kewajiban pihak-pihak kesatu
terhadap pihak kedua. Dalam hal ini semua pihak harus masih yang di
dalam keadaan hidup.
c. Attribute of intention of universal application yang atinya adalah
bahwa keputusan-keputusan yang mempunyai daya jangkauyang
panjang untuk masa-masa mendatang.
d. Attribute of sanction yan menentukan bahwa keputusan-keputusan dari
pihak yang berkuasa harus dikuatkan dengan sanksi yang didasarkan
pada kekuasaan masyarakat yang nyata.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 22 TAHUN 2009
TENTANG
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
Menimbang :
a. bahwa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran strategis dalam
mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya
memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. bahwa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai bagian dari sistem
transportasi nasional harus dikembangkan potensi dan perannya untuk
mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu
lintas dan Angkutan Jalan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi
dan pengembangan wilayah;
c. bahwa perkembangan lingkungan strategis nasional dan internasional
menuntut penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, otonomi daerah,
serta akuntabilitas penyelenggaraan negara
d. bahwa Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi, perubahan
lingkungan strategis, dan kebutuhan penyelenggaraan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan saat ini sehingga perlu diganti dengan undang- undang yang
baru
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Mengingat : Pasal 5 ayat (1) serta Pasal 20 ayat (1) dan ayat (2) UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Dengan
Persetujuan
Bersama
DEWAN
PERWAKILAN
RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA DAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
UNDANG-UNDANG TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
JALAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri
atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Kendaraan, Pengemudi,
Pengguna Jalan, serta pengelolaannya.
2. Lalu Lintas adalah gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas
Jalan.
3. Angkutan adalah perpindahan orang dan/ atau barang dari satu tempat ke
tempat lain dengan menggunakan Kendaraan di Ruang Lalu Lintas Jalan.
4. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah serangkaian Simpul dan/
atau ruang kegiatan yang saling terhubungkan untuk penyelenggaraan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.
5. Simpul adalah tempat yang diperuntukkan bagi pergantian antarmoda dan
intermoda yang berupa Terminal, stasiun kereta api, pelabuhan laut,
pelabuhan sungai dan danau, dan/ atau bandar udara.
6. Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah Ruang Lalu Lintas,
Terminal, dan Perlengkapan Jalan yang meliputi marka, rambu, Alat
Pemberi Isyarat Lalu Lintas, alat pengendali dan pengaman Pengguna Jalan,
alat pengawasan dan pengamanan Jalan, serta fasilitas pendukung.
7. Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas
Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor.
8. Kendaraan Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan oleh
peralatan mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di atas rel.
9. Kendaraan Tidak Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan
oleh tenaga manusia dan/ atau hewan, dll.
A. Latar Belakang
Masih banyak masyarakat di Inonesia yang tidak
sadar akan
peraturan lalu lintas, terutama masyarakat yang berada dalam pedesaan
yang tidak terlalu memperhatikan akan hukum-hukum lalu lintas. Padahal
peraturan lalu lintas sudah di sosialisasikan seluruh media massa, baik
media cetak maupun elektronik. Dan tidak kurang-kurangnya Polisi
mengadakan operasi atau tilangan guna pengguna jalan raya baik sepeda
motor, mobil, truk dan bus agar mematuhi seluruh peraturan saat brada di
jalan raya dan melengkapi surat-surat saat berkendara, sperti SIM (surat
izin mengemudi), STNK, KTP dan yang paling penting untuk pengguna
sepeda motor adalah helm SNI.
Jalan raya menjadi hal utama yang paling petnting dalam
transportasi darat. Maka dari itulah pemerintah sangat begitu memikirkan
keselamatan pengguna jalan raya, tapi mengapa masyarakat yang
diperhatikan itu malah menyepelekan atau bahkan acuh tidak acuh
terhadap peraturan itu ? Padahal hakikatnya semua yang dilakukan
pemerintah adalah upaya untuk mengurangi kasus kecelakaan yang sering
terjadi dan semata-mata hanya untuk keselamatan pengguna jalan raya.
Selanjutnya, sudah berapa banyak masyarakat yang menjadi
korban kecelakaan dengan berbagai macam kasus, seperti : kecelakaan
biasa terjadi pada pengendara truk karena kelelahan dan ngantuk,
pengendara yang mabuk dan hilang kosentrasi, atau bahkan korban
kecelakaan bus umum yang sopirnya ugal-ugalan, dan masih banyak kasus
lagi yang terjadi.
Maka dari itu, sebagai warga masyarakat Indonesia baik dan cinta
Indonesia wajib patuh akan hukum Negara Indonesia yang telah
disepakati.
B. Teori judul
Landasan hukum negara Indonesia :
a. UUD 1945
b. Ketetapan MPR No. II/MPR.1999 tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara
c. Undang-Undang No. 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia (Jo. UU No.
I Tahun 1998)
d. Undang-Undang No. 20 Tahun 1982 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.
Hukum merupakan suatu tindakan yang brfungsi sebagai
pengendali sosial. Agar supaya dapat dibedakan antara hukum dengan
kaidah-kaidah lainnya, maka dikenal adanya empat tanda hukum atau
atributes of low. Yaitu :
Attribute of authority
Attribute of intention of universal application
Attribute of obligation
Attribute of sanction
Sistem hukum nasional secara sistematis dibangun untuk
didayagunakan sebagai sarana merekayasa berbagai segi kehidupan rakyat.
Pendayagunaan hukum undang-undang dalam perannya sebagai “a tool of
social engineering” telah menjadikan kebijakan negara tidak berwajah
ramah pada berlakunya hukum rakyat tradisional, yang secara umum
dianggap menghalangi terwujudnya signifikasi hukum undang-undang.
Sedangkan lalu lintas di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2009
tentang lalu lintas dan Angkuta jalan didefisikan sebagai gerak kendaraan
dan orang di ruang lalu lintas jalan. Sedang ruang lalu lintas jalan adalah
prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang atau
barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung. Dan definisi menurut
kamus besar Bahasa Indonesia adalah :
Berjalan / bolak-balik/ hilir mudik atau kendaraan
Perhubungan antara sebuah tempat dengan tempat yang lain
( dengan jalan pelayaran, kereta api, dll )
Komponen lalu lintas
MANUSIA
KENDARAAN
JALAN
Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai
pengguna, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan
kendaraan yang memenuhi persyaratan kelayakan dikemudikan oleh
pengemudi mengikuti aturan lalu lintas yang ditetapkan berdasar peraturan
perundang-undang yang menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan
melalui jalan yang memenuhi persyaratan geometrik.
BAB II
A. Data ( Hasil Wawancara)
Data di ambil dari salah satu polisi yang mengatur lalu lintas di Kabupaten
Ngawi.
Narasumber
Nama
: Bp.
Alamat
: Jalan Baiturrohman N0. 45 Beran 1 Ngawi
Pangkat / jabatan
:
Pewawancara
Nama
: Nida Alfina D. N. J
Aamat
: Jalan. A.Yani Gang Manyar N0. 30 Beran, Ngawi
Pangkat
: Mahasiswi STAIN Kediri
Diselenggarakan pada :
Hari / tanggal : Minggu, 23 November 2014
Hasil wawancara
1. Kesadaran hukum tentang lalu lintas, apakah masih rendah di kota
Ngawi ini ?
Masih, bahkan sangat rendah.
Buktinya saja, selalu Kabupaten Ngawi yang mengalami angka tertingi seJawa Timur setiap tahunnya dalam kasus kecelakaan. Dan sudah berapa
banyak korban yang meninggal dunia dalam kasus itu, dari mulai anakanak, remaja, bahkan sampai kakek-kakek yang menjadi korban.
2. Faktor apakah yang mempengaruhinya ?
a. Faktor dalam
Diri sendiri, karena lebih gampang, cepat dengan menggunakan
sepeda motor padahal bnyak anak yang belum mencapai usia 17
tahun. Padahal usia remaja emosionalnya masih labil dan masih
belum bisa terfokus. Maka dari itu, kasus kecelakaan lebih banyak
terjadi pada anak remaja.
b. Faktor luar
Pertama, budaya. Karena di masyarakat sudah terbudaya
pengendara sepeda motor tidak menggunakan helm, atau bahkan
banyak anak sekolah yang belum cukup umur berangkat sekolah
mengendarai sepeda motor yang pasti belum berhak untuk
mendapatkan SIM.
3. Apakah upaya pemerintah Kabupaten Ngawi dalam menyikapi
masalah tersebut ?
Pertama, memberikan sosialisasi pada masyarakat terutama anak sekolah
yang masih dibawah 17 tahun, tentang pentingnya mentaati peraturan
hukum lalu lintas yang berlaku, akibatnya apabila terjadi kecelakaan dan
denda bagi yang tidak mempunyai SIM tetapi mengendarai sepeda motor.
Kedua, mengadakan operasi atau tilangan pada pengendara di suatu titik
tempat dan dadakan.
4. Adakah harapan Bapak terhadap masyarakat atau pemerintah
Kabupaten Ngawi ?
Pastilah ada,
Saya berharap masyarakat Ngawi mematuhi peraturan yang ada, karena
semua peraturan itu semata-mata hanya untuk keselamatan, kemakmuran
dan kesejahteraan masyarakat. Apabila hukum dapat dipatudi dengan baik
tidaklah aparat kepolisian akan membuat sulit.
Kalau kalian memang cinta dan sayang Negara Republik Indonesia,
patuhilah hukum-hukum yang berlaku, bukan hanya mengatakan “ Aku
cinta Indonesia”
Jika hukum di Indonesia sudah berjalan sesuai dengan keinginan UUD
1945 pastilah Indonesia akan menjadi Negara yang maksmur dan
sejahtera.
B. Analisis
o Kesadaran hukum lalu lintas di Kabupaten Ngawi masih sangat
rendah karena beberapa faktor, diantaranya budaya.
o Mayoritas yang melanggar lalu lintas adalah anak sekolah yang
usianya dibawah 17 tahun.
BAB III
A. Kesimpulan
Hukum lalu lintas belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan
keinginan Pemerintah
Subyek pelanggaran mayoritas dilakukan oleh anak remaja usia
dibawah 17 tahun
Apabila hukum ditaati dengan baik, tidakmungkin apabila
Indonesia menjadi sangat makmur dan sejahtera
B . Referensi
Landasan Hukum
a. UUD 1945
1) Pembukaan UUD 1945, khusus pada alinea kedua da keempat, yang
memuat cita-cita tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentang
kemerdekaannya.
2) Pasal 27(1) menyatakan bahwa “segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan serta wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
3) Pasal 30 (1) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara”.
b. Ketetapan MPR No. II/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara
c. Undang-Undang No. 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia (Jo. UU No.
I Tahun 1998)
d. Dalam pasal 18 (a) disebutkan bahwa hak dan kewajiban warga negara
yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya bela negara
diselenggarakan melalui pendidikan Pendahuluan Bela Negara sebagai
bagian tak terpisahkan dalam sistem Pendidikan nasional.
e. Dalam pasal 19 (2) disebutkan bahwa Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara wajib diikuti oleh setiap warga negara dan dilaksanakan secara
bertahap. Tahap awal pada tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan
menengah ada dalam gerakan pramuka. Tahap lanjutan pada tingkat
pendidikan tinggi ada dalam bentuk Pendidikan Kewiraan.
Menurut penjelasan UUD 1945, negara Indonesia adalah negara hukum.
Negara
ukum
berdasarkan
Pancasila
dan
bukan
berdasarkan
ataskekuasaan. Sifat negara hukum hanya dapat ditunjukkan jikalau alat
perlengkapan-perlengkapannya bertindak menurut dan terikat kepada
aturan- aturan yang ditentukan lebih dahulu oleh alat-alat perlengkapan
yang dikuasai untukmengadakan aturan-aturan itu.
Ciri-ciri suatu negara Hukum adalah :
a. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung
persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi dan
kebudayaan.
b. Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain
dan tidak memihak.
c. Jaminan kepastian hukum, yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya
dapat
dipahami,
dapat
dilaksanakandan
dan
aman
dalam
melaksanakannya.
Pancasila sebagai dasar negara yang mencerminkan jiwa bangsa
Indonesia harus menjiwai semua peraturan hukum dan pelaksanaannya,
ketentuan ini menunjukkan bahwa di negara Indonesia dijamin adanya
perlindungan hak-hak asasi manusia berdasarkan ketentuan hukum, bukan
kemauan seseorang yang menjadi dasar kekuasaan. Menjadi suau
kewajiban bagi setiap penyelenggaraan negara untuk menegakkan keadilan
dan kebenaran berdasarkan Pancasila yang selanjutnya melakukan
pedomanperaturan-peraturan pelaksanaan. Di samping itu, sifat hukum
ang berdasarkan Pancasila, hukum mempunyai fungsi penganyoman agar
cita-cita luhur bangsa Indonesiatercapai dan terpelihara.
Namun demikian, untuk menegakkan hukum demi keadilan dan
kebenaran perlu adanya badan-badan kehakiman yang kokoh kuat yang
tidakmudah dipengaruhi oleh lembaga-lembaga lainnya. Pemimpin
eksekutif(Presiden) wajib bekerja sama dengan badan-badankehakiman
untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan sehat.
Dalam era reformasi dewasa ini bangsa Indonesia benar-benar akan
mengembalikan peranan hukum, aparat penegak hukum beserta seluruh
sistem peraturan erundang-undangan akan dikembalikan pada dasar-dasar
negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 hasil
amandemen 2002 yang mengemban aanat demokrasi dan perlindungan
hak-hak asasi manusia.
Adapun pembangunan hukum di Indonesia sesuai dengan tujuan
negara hukum, diarahkan pada terwujudnya sistem hukum yang mengabdi
pada kepentigan nasional terutama rakyat, malalui penyusunan materi
hukum yang bersumberkan pada Pancasila sebagai sumber filosofinya dan
UUD 945 sebagai dasar onstitusinya, serta aspirasi rakyat sebagai sumber
materinya.
Hukum merupakan suatu tndakan yang berfungsi sebagai
pengendalian sosial. Agar supaya dapat dibedakan antara hukum dengan
kaidah-kaidah lainnya, maka dikenal adanya empat tanda hukum atau
attributes of law :
a. Attribute of authority, yaitu bahwa hukum merupakan keputusankeputusan dari pihak-pihak yang berkuasa dalam masyarakat,
keputusan-keputusan
yang
mana
ditujukkan
untuk
mengatasi
ketegangan-ketegangan yang terjadi di dalam masyarakat.
b. Attribute of obligation yang berarti bahwa keputusan-keputusan
penguasa harus berisikan kewajiban-kewajiban pihak-pihak kesatu
terhadap pihak kedua. Dalam hal ini semua pihak harus masih yang di
dalam keadaan hidup.
c. Attribute of intention of universal application yang atinya adalah
bahwa keputusan-keputusan yang mempunyai daya jangkauyang
panjang untuk masa-masa mendatang.
d. Attribute of sanction yan menentukan bahwa keputusan-keputusan dari
pihak yang berkuasa harus dikuatkan dengan sanksi yang didasarkan
pada kekuasaan masyarakat yang nyata.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 22 TAHUN 2009
TENTANG
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
Menimbang :
a. bahwa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran strategis dalam
mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya
memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. bahwa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai bagian dari sistem
transportasi nasional harus dikembangkan potensi dan perannya untuk
mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu
lintas dan Angkutan Jalan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi
dan pengembangan wilayah;
c. bahwa perkembangan lingkungan strategis nasional dan internasional
menuntut penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, otonomi daerah,
serta akuntabilitas penyelenggaraan negara
d. bahwa Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi, perubahan
lingkungan strategis, dan kebutuhan penyelenggaraan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan saat ini sehingga perlu diganti dengan undang- undang yang
baru
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Mengingat : Pasal 5 ayat (1) serta Pasal 20 ayat (1) dan ayat (2) UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Dengan
Persetujuan
Bersama
DEWAN
PERWAKILAN
RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA DAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
UNDANG-UNDANG TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
JALAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri
atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Kendaraan, Pengemudi,
Pengguna Jalan, serta pengelolaannya.
2. Lalu Lintas adalah gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas
Jalan.
3. Angkutan adalah perpindahan orang dan/ atau barang dari satu tempat ke
tempat lain dengan menggunakan Kendaraan di Ruang Lalu Lintas Jalan.
4. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah serangkaian Simpul dan/
atau ruang kegiatan yang saling terhubungkan untuk penyelenggaraan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.
5. Simpul adalah tempat yang diperuntukkan bagi pergantian antarmoda dan
intermoda yang berupa Terminal, stasiun kereta api, pelabuhan laut,
pelabuhan sungai dan danau, dan/ atau bandar udara.
6. Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah Ruang Lalu Lintas,
Terminal, dan Perlengkapan Jalan yang meliputi marka, rambu, Alat
Pemberi Isyarat Lalu Lintas, alat pengendali dan pengaman Pengguna Jalan,
alat pengawasan dan pengamanan Jalan, serta fasilitas pendukung.
7. Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas
Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor.
8. Kendaraan Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan oleh
peralatan mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di atas rel.
9. Kendaraan Tidak Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan
oleh tenaga manusia dan/ atau hewan, dll.