RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA

d

RENCANA PROGRAM INVESTASI
JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA

KABUPATEN BENGKALIS
TAHUN 2017-2021

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

BAB IV – ANALISIS SOSIAL EKONOMI
DAN LINGKUNGAN

4.1.
4.1.1.

Analisis Sosial
KSM Lingkungan


1. Pengertian KSM
Panitia

Kelompok Swadaya Masyarakat disingkat KSM adalah kumpulan

orang/masyarakat yang menyatukan diri secara

sukarela dalam kelompok

dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya kepentingan dan
kebutuhan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan
tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan PANITIA adalah sebutan bagi KSM yang
mengelola kegiatan Lingkungan (pembangunan sarana dan prasarana) dalam
program PNPM Mandiri Perkotaan.
Panitia merupakan suatu kelompok

kemasyarakatan yang ada di kel/desa

setempat, bukan di kel/desa lain. Kelompok ini tumbuh dan berkembang serta
diakui keberadaannya dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat.

KSM/PANITIA ini dapat merupakan kelompok swadaya yang sudah tumbuh
sejak lama atau baru dibentuk karena adanya kesamaan kepentingan dan
kebutuhan dalam kelompok tersebut. Jadi

bukan organisasi yang

dibentuk

karena mengejar keuntungan (finansial) dari melaksanakan kegiatan proyek
PNPM Mandiri Perkotaan.
Perkotaan

mempunyai

KSM yang dikembangkan dalam PNPM Mandiri
filosofi,

yaitu

”KSM


adalah

Yang

Mengusulkan/Merencanakan, Melaksanakan dan Memanfaatkan & Memelihara
Sarana dan prasarananya sendiri”. Artinya bahwa KSM sendirilah yang
merencanakan kegiatannya, melaksanakan proses pembangunan apa yang
sudah direncanakannya dan memanfaatkan & memelihara hasil kegiatan
pembangunan (sarana & prasarana) yang telah dibangunnya.
KSM/PANITIA dibentuk oleh masyarakat dan beranggotakan masyarakat itu
sendiri.

Organisasi ini biasanya dibentuk berdasarkan kepentingan tertentu

atau sebagai wadah bagi suatu kelompok yang ada dalam masyarakat.
Organisasi kemasyarakatan ini misalnya, Lembaga Adat, Karang Taruna, PKK,

1


Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

Kelompok Tani, Kelompok Nelayan, Kelompok Pedagang dan sejenisnya yang
sungguh – sungguh mengemban dan mengupayakan perwujudan kepentingan
masyarakat

desa/kelurahan.

KSM

bisa

merupakan

pengembangan

dari

organisasi kemasyarakatan yang sudah ada atau pembentukan organisasi baru.

Tatacara pembentukan/pengembangan KSM dapat dilihat dalam buku Pedoman
Teknis Pembentukan/Pengembangan KSM PNPM Mandiri Perkotaan.
2. Mengapa KSM/Panitia perlu dilibatkan dalam PNPM Mandiri
Perkotaan?
a. Memberikan kesempatan kepada masyarakat ikut berpartisipasi dalam
perencanaan pembangunan sarana & prasarana di wilayahnya.
b. Meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat baik dalam hal
pengelolaan pembangunan yang bersifat teknis maupun dalam hal
berorganisasi.
c. Menumbuhkan rasa tanggung jawab masyarakat terhadap prasarana yang
akan dibangun.
d. Memberikan peluang dan kesempatan berfungsinya gerakan keswadayaan
modal masyarakat untuk turut serta di dalam proses pembangunan,
seperti

menyumbangkan tanah

atau tanaman yang terkena proyek,

sumbangan bahan/alat yang dibutuhkan, ikut bekerja langsung, dll.

e. Dalam rangka lebih mendaya gunakan dan melibatkan organisasi/lembaga
kemasyarakatan yang ada terkait dengan pembangunan daerahnya
(kel/desa).
2. Peran

KSM/PANITIA

pada

tahap

Persiapan

&

Perencanaan

Pembangunan Infrasrtuktur
Peran KSM/Panitia dalam tahap kegiatan Persiapan & Perencanaan Teknis
kegiatan pembangunan sarana & prasarana, antara lain adalah :

a. Membangun/Mengembangkan Organisasi KSM/PANITIA;
b. Melakukan Perencanaan Teknis Pembangunan sarana & prasarana;
c. Mensosialisasikan program PNPM;
d. Mendorong masyarakat untuk berswadaya dalam pelaksanaan dan
pemeliharaan sarana & prasarana yang dibangun diwilayahnya;
3. Kriteria bagi KSM sehingga terpilih menjadi pelaksana kegiatan

2

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

Kriteria kelayakan Panitia untuk menjadi pelaksana kegiatan pembangunan
sarana & prasarana, dapat dilihat dari dua aspek yang harus dipenuhi dari
Aspek Organisasi KSM dan Manajemen & Teknis Kegiatannya, yaitu :
a. Memiliki struktur organisasi pengurus, anggota dan aturan main
organisasinya;
b. Anggota KSM minimal 30% adalah perempuan;
c. Mendaftarkan diri pada BKM/LKM setempat dan Dinyatakan Layak oleh
BKM/LKM;

d. Merupakan Pemanfaat & Pemelihara Infrastruktur yang dibangun;
Secara

umum

mekanisme

pelaksanaan

kegiatan

yang

dilakukan

oleh

KSM/PANITIA dalam Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan sarana & prasarana,
mencakup 3 tahapan yaitu a). Tahap Persiapan & Perencanaan Teknis, b).
tahap pelaksanaan pembangunan dan c). tahap pasca konstruksi (pemanfaatan

& pemeliharaan). Masing-masing tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Tahap Persiapan dan Perencanaan Teknis, mencakup :
• Mengikuti Pelatihan-pelatihan/Coaching yang diselenggarakan oleh Tim
KMW & UPL
• Pengorganisasian KSM/Panitia : Pada tahap ini, KSM/Panitia pada
dasarnya
KSM/Panitia

melaksanakan
agar

dapat

kegiatan–kegiatan
mengikuti

atau

persiapan

melaksanakan

organisasi
kegiatan

pembangunan infrastruktur di Kelurahan/desanya. Beberapa kegiatan
yang harus dilakukan disini adalah mencakup:
-

Pembentukan/Pengembangan Organisasi KSM/Panitia;

-

Pendaftaran KSM/Panitia ke BKM/LKM;

-

Registrasi KSM/Panitia oleh BKM/LKM : KSM/Panitia mendapatkan
nomor registrasi/pendaftaran sebagai calon pelaksana kegiatan
pembangunan infrastruktur.




Perencanaan Teknis/Penyusunan Usulan Kegiatan : pada tahap ini
KSM/Panitia melaksanakan/membuat rencana teknis kegiatan yang lebih
rinci dan detail yang menjadi muatan/substansi usulan kegiatan KSM.
Beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh KSM/Panitia pada tahap
ini mencakup :
-

Penyediaan Lahan,

3

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

-

Survey dan Identifikasi : dilakukan untuk Swadaya Masyarakat,
Teknik Infrastruktur, Harga Satuan Upah/Bahan/Alat, serta Calon
Tenaga Kerja;

-

Dokumentasi (Photo-photo) Infrastruktur kondisi awal/nol prosen
(0%);

-

Pembuatan Desain/gambar-gambar perencanaan sederhana;

-

Pengamanan Dampak Lingkungan dan Sosial

-

Pembuatan Rencana Anggaran Biaya (RAB) PelaksanaanPekerjaan;

-

Pembuatan Rencana Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan;

-

Pembuatan Rencana Pengadaan Bahan/Alat’

-

Penyusunan Struktur Organisasi & Tim Pelaksana Pekerjaan;

-

Penyusunan Dokumen Proposal Pelaksanaan Kegiatan.

Keseluruhan kegiatan tahap ini pada dasarnya adalah merupakan
serangkaian kegiatan penyusunan usulan kegiatan (Proposal).
b. Tahap Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur (Tahap Konstruksi)
• Persiapan Pelaksanaan Konstruksi, meliputi kegiatan :
-

Membentuk Struktur Organisasi & Pengurus Pemanfaatan &
Pemeliharaan (Pengelola) prasarana (termasuk rencana kerja dan
aturan mainnya);

-

Mengikuti Musyawarah Persiapan Pelaksanaan Konstruksi (MP2K);

-

Melaksanakan penandatanganan Surat Perjanjian Pemanfaatan
Dana kegiatan Lingkungan (SPPD-L);

-

Mengikuti Kegiatan Coaching/Pelatihan Teknis dan Administrasi atau
On The Job Trainning yang diselenggarakan oleh Tim Fasilitator
dan UPL;

-

Pembuatan & Pemasangan Papan Nama Kegiatan dilokasi proyek;

-

Sosialisasi Kegiatan KSM/Panitia kepada warga.

• Pelaksanaan Konstruksi;
Pada

tahap

ini,

KSM/panitia

melaksanakan

kegiatan-kegiatan

pembangunan infrastruktur dan melakukan pengendalian terhadap
pelaksanaan

kegiatan-kegiatan

tersebut.

dilakukan pada tahap ini meliputi :
-

Pencairan Dana (Uang Muka dan Termin)

-

Mobilisasi Tenaga Kerja/Bahan/Alat;

4

Kegiatan-kegiatan

yang

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

-

Melaksanakan kegiatan pembangunan Prasarana/fisik;

-

Supervisi kegiatan Konstruksi

-

Musyawarah Pengadaan Bahan dan Alat (bila ada);

-

Membuat Administrasi/Laporan Harian, Mingguan;

-

Membuat Dokumentasi (Photo-photo) kondisi 50%, 100%;

-

Pemantauan Dampak Lingkungan kondisi 50%, 100%;

-

Melakukan Rapat Evaluasi Kemajuan Mingguan Lapangan;

-

Melakukan Pemeriksaan & Membuat Berita Acara Penyelesaian
Pekerjaan (BAP2);

-

Menyusun & menyampaikan laporan Akhir/Pertanggungjawaban
Pelaksanaan Kegiatan kepada BKM/UPL.

c. Tahap Pasca Konstruksi, yaitu pelaksanaan Pemanfaatan & Pemeliharaan
sarana & prasarana yang telah dibangun.

4.1.2.

PNPM Mandiri
Sebagai program Nasional, PNPM Mandiri menjadi

acuan

pelaksanaan

program-pro-gram penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat
yang berupaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat se-cara mandiri dan
berkelanjutan menuju kesejahteraan. Tujuan tersebut diterjemahkan PNPM Mandiri
Perkotaan ke dalam empat sasaran :
1. Terbangunnya Lembaga Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang dipercaya,
aspiratif,

representatif

dan

akuntabel

untuk

mendorong

tumbuh

dan

berkembangnya partisipasi dan kemandirian masyarakat
2. Tersedianya

Perencanaan

Jangka

Menengah

Program

Penanggulangan

Kemiskinan (PJM Pronangkis) sebagai wadah untuk mewujudkan sinergi
berbagai program penanggulangan kemiskinan yang komprehensif dan sesuai
dengan aspirasi serta kebutuhan masyarakat dalam

rangka pengembangan

lingkungan pemukiman yang sehat, serasi, berjati diri dan berkelanjutan.
3. Terbangunnya Forum BKM

tingkat Kecamatan dan Kota

untuk mengawal

terwujudnya berbagai program daerah.
4. Terwujudnya kontribusi pendanaan dari Pemerintah Kota dalam PNPM Mandiri
Perkotaan sesuai kapasitas fiskal daerah.
Adapun siklus-siklus tersebut adalah:

5

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

1. Pemetaan Sosial dan Sosialisasi Awal Dalam

konteks

perencanaan

pembangunan di masyarakat, pemetaan sosial merupakan bagian paling
penting untuk menentukan kerangka strategi operasional di masyarakat.
Pemetaan sosial adalah sebuah upaya untuk membantu pelaku pembangunan
menghimpun

informasi secara cepat dan akurat. Dalam kaitan dengan

pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan, pemetaan sosial sangat penting untuk
merancang kerangka starategi operasional disemua tahapan proses (siklus)
PNPM Mandiri Perkotaan serta melakukan strategi dalam sosialisasi, sehingga
berdasarkan hasil pemetaan swadaya tersebut diharapkan seluruh proses
tahapan

pelaksanaan

siklus

PNPM

MP

dapat

difasilitasi

dengan

baik

(Departemen Pekerjaan Umum, Pedoman Teknis Pelaksanaan Pemetaan Sosial
dan Sosialisasi Awal,edisi Maret 2008. P. 1-2).
2. Rembug Kesiapan Masyarakat
serangkaian

(RKM) Rembug Kesiapan Masyarakat adalah

rembug/pertemuan

warga

yang

di-selenggarakan

oleh

masyarakat dan pe-rangkat kelurahan bekerjasama dengan fasi-litator atau
pendamping. Siklus ini merupakan tahap belajar awal di masyarakat dimana
masyarakat belajar untuk menggali kebersa-maan diantara mereka dengan
mengambil keputusan bersama untuk menerima atau menolak PNPM Mandiri
Perkotaan

(Departemen Pekerjaan Umum, Pedoman Teknis Pe-laksanaan

Rembug Kesiapan Masyarakat, edisi Maret 2008. P. 3).
3. Refleksi Kemiskinan

(RK) Refleksi Kemiskinan adalah suatu proses dimana

masyarakat bertemu dan berdiskusi dalam

suatu

kelompok

mengartikan kemiskinan berdasarkan pemahaman yang mereka

untuk
temukan

dimasyarakat. Masyarakat melakukan pembelajaran kembali untuk melihat
bagaimana kemiskinan di RT nya pada khususnya serta Kelurahan Simpang
Tetap darul Ihsan dan Kelurahan Bukit Datuk pada umumnya.
4. Pemetaan Swadaya (PS)
Kegiatan Pemetaan Swadaya pada PNPM Mandiri Perkotaan pada dasarnya
bertujuan untuk memberikan kesempatan belajar bagi masyarakat (khususnya
masyarakat miskin) untuk mengenali persoalan yang mereka hadapi serta
mampu merumuskan gagasan kebutuhannya sebagai upaya penanggulangan
kemiskinanya serta memahami potensi yang dimilikinya

(Departemen

Pekerjaan Umum, Pedoman Teknis Pelaksanaan Pemetaan Swadaya, edisi
Maret 2008. P. 2). Pada giliran berikutnya diharapkan masyarakat secara

6

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

bersama-sama memiliki kesadaran

untuk memecahkan

persoalan-persoalan

tersebut dengan memahami potensi bersama.
4. Pembentukan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)
Badan Keswadayaan Masyarakat adalah lembaga pimpinan kolektif yang
representatif, mengakar, dan dapat dipercaya oleh masyarakat dalam
mengemban amanah warga untuk penaggulangan kemiskinan diwilayahnya.
Sebagai sebuah

lembaga yang mengakar, BKM yang akan dibangun dalam

rangka pelaksanaan PNPM MP tersebut adalah lembaga yang memiliki ciri-ciri
sukarela,

kesetaraan,

kemitraan,

transparan,

akuntabel,

demokrasi,

kemandirian, otonomi, semangat saling membantu yang dibentuk, dimiliki,
dikelola, dan diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan bersama masyarakat
(Departemen

Pekerjaan

Umum,

Pedoman

Teknis

Pembentukan

Badan

Keswadayaan Masyarakat , edisi Maret 2008. P. 3).
5. Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan (PJM
Pronangkis)
Pada dasarnya pemberdayaan dilakukan untuk mengubah masyarakat agar
menjadi

lebih

mampu

mengembangkan

untuk

menganalisis

potensi-potensi

dan

keadaannya

keterampilan

sendiri

mereka

serta
untuk

meningkatkan kehidupan.
Perencanaan partisipatif PJM Pronangkis dilakukan sebagai alat pembelajaran
masyarakat agar

lebih mampu dalam menganalisis dari hasil kajian-kajian

pemetaan swadaya dan masyarakat mampu belajar menuangkan ke-dalam
bentuk program jangka menengah dan rencana

tahunan

(Departemen

Pekerjaan Umum, Pedoman Teknis Perencanaan Partisipatif PJM Pronangkis,
edisi Maret 2008. P.4)
6. Pembentukan/Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
Pembentukan KSM pada dasarnya menjadi bagian dari proses belajar
masyarakat dalam
serangkaian

pengorganisasian

kegiatan

untuk

kelompok

membangun

yaitu menggambarkan

kelompok-kelompok

swadaya

masyarakat yang dilakukan oleh masyarakat sendiri, sehingga tumbuh ikatan
kebersamaan yang cukup kuat, sebagai sarana menumbuhkan solidaritas dan
kepedulian

diantara masyarakat,

serta media

belajar

bersama dalam

memecahkan persoalannya secara mandiri (Departemen Pekerjaan Umum,

7

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

Pedoman Teknis Pembentukan/Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat,
edisi Maret 2008. P. 1-2)
7. Pencairan BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) dan Pelaksanaan Kegiatan.
Proses pembelajaran masyarakat untuk menanggulangi masalah kemiskinan
dilakukan melalui praktek langsung di lapangan oleh masyarakat dengan
melaksanakan apa yang sudah direncanakan di dalam PJM Pronangkis. Dalam
praktek ini masyarakat diberikan stimulan dana yang dinamai Bantuan
Langsung Masyarakat (BLM). Dan dengan dana BLM ini, diharapkan kegiatan
yang

ada

di

masyarakat

dapat

dilaksanakan

kepemimpinan masyarakat yang mengakar,
tersebut

dengan

baik.

Lembaga

representatif dan dipercaya

(secara generik disebut Badan Keswadayaan Masyarakat atau

disingkat BKM) dibentuk melalui kesadaran kritis masyarakat untuk menggali
kembali nilai-nilai luhur kemanusiaan dan nilai-nilai kemasyarakatan sebagai
pondasi modal sosial (capital social) kehidupan masyarakat. BKM ini diharapkan
mampu menjadi wadah perjuangan kaum miskin dalam menyuarakan aspirasi
dan kebutuhan mereka, sekaligus menjadi motor bagi upaya penanggulangan
kemiskinan yang dijalankan oleh masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan,
mulai dari proses penentuan kebutuhan pengambilan keputusan, proses
penyusunan

program,

pelaksanaan

program

hingga

pemanfaatan

dan

pemeliharaan. Tiap BKM bersama masyarakat telah menyusun Perencanaan
Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan (yang kemudian lebih
dikenal

sebagai PJM Pro nangkis) secara partisipatif, sebagai prakarsa

masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan diwilayahnya secara mandiri.
Atas fasilitas pemerintah dan prakarsa masyarakat, BKM-BKM

ini mulai

menjalin kemitraan dengan berbagai instansi pemerintah dan kelompok peduli
setempat.
Karakteristik kemiskinan seperti tersebut di atas dan krisis ekonomi yang terjadi
telah men yadarkan semua pihak bahwa pendekatan dan cara yang dipilih dalam
penanggulangan kemiskinan selama ini perlu diperbaiki, yaitu ke arah pengokohan
kelembagaan masyarakat Keberdayaan kelembagaan masyarakat

ini dibutuhkan

dalam rangka membangun organisasi masyarakat warga yang benar-benar mampu
menjadi wadah

perjuangan

kaum miskin, yang mandiri dan berkelanjutan dalam

menyuarakan aspirasi serta kebutuhan mereka dan mampu mempengaruhi proses
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan publik di tingkat lokal,

8

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

baik aspek sosial, ekonomi maupun

lingkungan,

termasuk perumahan dan

permukiman.
Melalui pendekatan kelembagaan masyarakat dan penyediaan dana bantuan
langsung ke masyarakat kelurahan sasaran, PNPM Mandiri cukup mampu mendorong
dan

memperkuat

partisipasi

serta

kepedulian

masyarakat

setempat

secara

terorganisasi dalam penanggulangan kemiskinan. Artinya, Program penanggulangan
kemiskinan berpotensial sebagai “gerakan masyarakat”, yakni dari, oleh dan untuk
masyarakat.

4.1.3.

Evaluasi Program Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan terbagi menjadi dua bagian yaitu kegiatan

yang sifatnya fisik seperti pembangunan sarana dan prasarana, serta kegiatan
non fisik seperti pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan dan
pendidikan. Untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat sendiri terdapat beberapa
kegiatan diantaranya: keterampilan jahit menjahit dan pelatihan
Sementara

untuk

kegiatan

pembangunan

sarana

dan

pertanian.

prasarana

meliputi

pembangunan Paud serta pembuatan parit dan satu jembatan ulin. Dari kegiatan
di

periode

tersebut

peneliti ingin

mengevaluasi

bagaimana

pencapaian

keberhasilan kegiatan tersebut.
Evaluasi

Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Ditinjau Dari Indikator Sukses

Mandiri Perdesaan

Tingkat Partisipasi Masyarakat Masyarakat sangat

mendukung kegiatan PNPM mandiri Perdesaan ,

karena kegiatan ini dianggap

dapat menyatu dengan masyarakat, masyarakat yang merencanakan, masyarakat
yang

melaksanakan,

gedung yang

dan

telah

masyarakat

dibangun

yang menikmatinya,

dapat

misalnya

digunakan masyarakat

sesuai

gedungdengan

keperluannya, selain itu kegiatan PNPM mandiri perdesaan ini mengutamakan
dibidang pendidikan dan kesehatan seperti memberikan pelatihan keterampilanketerampilan masyarakat dan pembangunan sarana kesehatan seperti posyandu.
Secara

keseluruhan

masyarakat desa

Teluk Belitung

mendukung

dan proaktif

dalam kegiatan karena mereka selalu dilibatkan dalam perencanaan kegiatan,
pelaksanaan

kegiatan,

dan penyampaian

hasil

kegiatan

yang

nantinya dapat

dirasakan sendiri hasilnya oleh masyarakat.
Tingkat Perkembangan Kelembagaan Dalam pelaksanaan PNPM perdesaan
di setiap desa terdapat kader pemberdayaan masyarakat desa (KPMD),. Kader

9

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

pemberdayaan masyarakat desa yang
sosialisasi,

akan

memandu

telah

terpilih

dalam musyawarah

serangkaian tahapan

kegiatan

desa

PNPM mandiri

perdesaan yang diawali dengan proses penggalian gagasan ditingkat dusun dan
kelompok masyarakat.

Sebelum

melakukan

tugasnya mereka

akan

diberikan

pelatihan-pelatihan agar memiliki pemahaman dalam menjalakan tugasnya. Dalam
pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan terdapat kader pemberdayaan masyarakat,
mereka adalah warga terpilih yang memfasilitasi dan memandu masyarakat dalam
pelaksanaan PNPM mandiri perdesaan Untuk memberikan bekal bagi kader-kader
pemberdayaan masyarakat dilakukan pelatihan hal ini juga mempermudah dalam
mendampingi masyarakat dan fasilitator kecamatan dalam tahapan kegiatan, Secara
keseluruhan dalam peningkatan kelembagaan dilakukan sesuai dengan prosedur
yang terdapat dalam pedoman teknik operasional, baik itu pelatihan-pelatihan
bagi kader pemberdayaan masyarakat desa dan pemilihan tim pengelola kegiatan.
Secara

keseluruhan

dalam membangun

sarana

dan

prasarana

Tim

Pengelola Kegiatan selalu melibatkan masyarakat, Tim pengelola kegiatan juga
selalu kooperatif dengan masyarakat baik dalam menerima usulan warga maupun
dalam hal transparansi keuangan.

4.1.4.

Pemantauan dan Evaluasi ( Tahap E)
Pemantauan dan Evaluasi perbaikan sanitasi dan proses perbaikannya

memungkinkan suatu kota bisa mempertahankan kemajuan tetap pada jalurnya.
Termasuk pembelajaran

terhadap pekerjaan

yang dinilai tidak berhasil. Banyak

indikator yang dapat dimonitor, sebagai bagian dari pelaksanaan strategi sanitasi dan
hubungannya

dengan

rencana

tindak.

Kombinasi

empat

indikator

sederhana

berikut ini memperlihatkan bagaimana keberhasilan upaya pemberdayaan masyarakat
dengan pelibatan jender dan kemiskinan. Melalui peta sosial dan sanitasi, masyarakat
dapat memantau sendiri indikator akses terhadap sanitasi bagi semua.
Sementara untuk 3 indikator lainnya, masyarakat dan kader menggunakan
skala nilai MPA dengan skala dari 0 (tidak diinginkan) sampai 4 (situasi ideal). Skala ini
menunjukkan sejauh mana masyarakat telah mencapai kemajuan dalam hal
pemberdayaan, kesetaraan

jender, dan keterlibatan masyarakat miskin dalam

layanan sanitasi. Pantauan terhadap kinerja teknis layanan sanitasi dilakukan melalui
sistem pemantauan dan evaluasi sanitasi kota yang lebih luas.

10

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

4.2.

Analisis Ekonomi
Sumbangan terbesar pada tahun 2015 dihasilkan oleh kategori Pertambangan

dan

Penggalian

kemudian

kategori

Industri

Pengolahan,

kategori

Pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan, kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
dan Motor, dan kategori Konstruksi. Sementara peranan kategori lainnya di bawah 1
persen.
Perekonomian Bengkalis pada tahun 2015 masih mengalami perlambatan
seperti yang terjadi pada tahun 2012, 2013 dan 2014. Namun laju pertumbuhan PDRB
Bengkalis tahun 2015 mengalami peningkatan mencapai -2,74 persen, sedangkan
tahun 2014 sebesar -3,85 persen. Melambatnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Bengkalis pada tiga tahun terakhir ini dipengaruhi oleh adanya penurunan laju
pertumbuhan produksi minyak bumi di Kabupaten Bengkalis, dimana kategori
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi merupakan kategori yang memberikan kontribusi
terbesar pada perekonomian di wilayah ini.
Pada tahun 2015 tercatat, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh
kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 10,01 persen. Sedangkan seluruh
kategori ekonomi PDRB yang lain pada tahun 2015 mencatat pertumbuhan yang
positif kecuali pada kategori Pertambangan dan Penggalian yang mengalami
perlambatan -5,07 persen dan kategori Jasa Keuangan dan Asuransi yang juga
mengalami perlambatan -5,51 persen. Adapun kategori-kategori lainnya berturut-turut
mencatat pertumbuhan yang positif, di antaranya kategori Konstruksi sebesar 8,84
persen, kategori Jasa Lainnya 8,79 persen, kategori Jasa Perusahaan 8,57 persen,
kategori Informasi dan Komunikasi 8,01 persen, kategori Jasa Pendidikan 7,98 persen,
kategori Real Estat 6,57 persen, kategori Transportasi dan Pergudangan 7,39 persen,
kategori Industri Pengolahan 6,51 persen, kategori Pengadaan Listrik dan Gas 5,44
persen, kategori Transportasi dan Pergudangan sebesar 4,83 persen, kategori
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosia Wajib sebesar 3,40 persen,
kategori Industri Pengolahan 2,99 persen, kategori Pengadaan Air, Pengolahan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2,86 persen, kategori Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 2,55 persen, kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor sebesar 1,88 persen dan yang terakhir kategori Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan 0,03.
PDRB per kapita Bengkalis mencapai 249,09 juta Rupiah dengan pertumbuhan
sebesar 43,52 persen pada tahun 2011 dan mengalami perlambatan terkait penurunan

11

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

lifting minyak di Kabupaten Bengkalis pada tahun 2012-2015 ditunjukkan dengan
pertumbuhan PDRB Per kapita berturut-turut 11,52; 8,80; 4,30 dan -19,50 persen.

4.3.

Aspek Lingkungan

4.3.1.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

A. Tahap Persiapan
Tahap ini merupakan tahap pertama dalam proses KLHS. Dalam tahapan ini
minimal ada 2 kegiatan, yaitu (1) Membentuk Pokja Pengendalian Lingkungan, dan (2)
Mengidentifikasi pemangku kepentingan yang akan dilibatkan dalam proses KLHS.
Berdasarkan Penjelasan Pasal 15 UU PPLH, secara teknis proses penapisan
KLHS RTRW Kabupaten Bengkalis, dilakukan dengan mempertimbangkan isu-isu
pokok sebagai berikut:
1. Perubahan iklim;
2. Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati;
3. Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor,
kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan;
4. Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam;
5. Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan;
6. Peningkatan jumlah penduduk

miskin atau terancamnya keberlanjutan

penghidupan sekelompok masyarakat;
7. Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.
Proses penyusunan KLHS RTRW dalam penjabaran isu-isu pokok di Kabupaten
Bengkalis disesuaikan dengan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Kabupaten
Bengkalis Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Bengkalis tahun 2011–2031. Proses ini dilakukan secara internal oleh Tim Ahli dan
beberapa undangan dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD).
Inti kegiatan ini ialah melakukan diskusi yang dilakukan bersama Tim Ahli,
masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Tujuan identifikasi masyarakat dan
pemangku kepentingan adalah:
1. Menentukan secara tepat pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan
KLHS;
2. Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan UU PPLH;

12

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

3. Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau
program memperoleh legitimasi atau penerimaan oleh publik agar masyarakat
dan pemangku kepentingan
Pemangku Kepentingan pada Penyusunan KLHS RTRW Kabupaten Bengkalis
telah melibatkan beberapa pihak yang memiliki kepentingan terkait dengan kebijakan,
rencana, dan/atau program yang tertuang dalam Raperda RTRW Kabupaten
Bengkalis. Pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan KLHS memiliki latar belakang
profesi dan disiplin ilmu yang beragam dan dapat mewakili unsur pemerintah,
akademisi, LSM dan/atau tokoh masyarakat. Peran dan tugas dari pihak yang terlibat
tersebut adalah mengidentifikasi isu yang berhubungan dengan pembangunan
berkelanjutan dan mengidentifikasi serta memberikan telaah terhadap kebijakan,
rencana, program yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan. Pihak-pihak
yang berkepentingan dalam proses Kajian Lingkungan Hidup Strategis RTRW
Kabupaten Bengkalis adalah sebagai berikut :
Pemangku Kepentingan Terkait Pengambil Keputusan : Bupati Kabupaten Bengkalis
Instansi yang terlibat dalam penyusunan

:

1.

Badan Perencanaan Pembangunan (BAPPEDA) Kab. Bengkalis

2.

Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Bengkalis

3.

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kab. Bengkalis

4.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran Kab.
Bengkalis

5.

Badan Pengelolaan Perbatasan Kab. Bengkalis

6.

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Bengkalis

7.

Dinas PU Kab. Bengkalis

8.

Dinas Tata Kota, Tata Ruang dan pemukiman Kab. Bengkalis

9.

Dinas Perkebunan dan kehutanan Kab. Bengkalis

10. Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Bengkalis
11. Dinas Pertanian dan peternakan Kab. Bengkalis
12. Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Bengkalis
13. Wakil dari perguruan tinggi (Universitas Riau)
14. LSM, Tokoh masyarakat dan stakeholder lainnya
Hasil dari persiapan selanjutnya akan dibahas pada proses Identifikasi dan
Analisis Isu Strategis yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Tahap ini
sangat penting untuk memastikan isu-isu yang diidentifikasi memiliki dasar yang kuat.

13

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

B. Tahap Identifikasi dan Analisis Data Isu Strategis
Melakukan identifikasi lebih lanjut dan menganalisis secara mendalam isu
strategis KLHS RTRW Kabupaten Bengkalis yang dikelompokkan menjadi beberapa
Tahapan antara lain:
1. Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan:
• Penetapan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang meliputi aspek sosial,
ekonomi, dan lingkungan hidup atau keterkaitan antar ketiga aspek tersebut;
• pembahasan fokus terhadap isu signifikan; dan
• membantu penentuan capaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Hasil identifikasi Kajian/Rencana/Progran dalam RTRW Kabupaten Bengkalis,
maka teridentifikasi beberapa isu sebagai berikut :
• Perubahan iklim;
• Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati;
• Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor,
kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan;
• Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam;
• Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan;
• Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan
penghidupan sekelompok masyarakat;
• Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.
Deskripsi dari tema isu pembangunan berkelanjutan disajikan pada Tabel 7.1.
Tabel 7.1
Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan
No
1

Pengelompokan Isu-isu
Pembangunan
Berkelanjutan
Perubahan iklim

Penjelasan Singkat/Logis
Perubahan iklim global telah menjadi masalah lama yang tak
kunjung teratasi di dunia ini. Sehingga menjadi perhatian
berbagai pihak baik di tingkat global, regional, maupun lokal.
Semakin tingginya aktifitas manusia dan kemajuan teknologi
industri saat ini akan semakin mempercepat terjadinya
perubahan iklim. IPCC menyatakan pada tahun 2005 terjadi
peningkatan suhu di dunia 0,6-0,7 sedangkan di Asia lebih
tinggi, yaitu 1,0. Selanjutnya terjadi penurunan jumlah
ketersediaan air di negera-negera tropis sebesar 10-30
persen. Secara umum yang dirasakan saat ini adalah semakin
panjangnya musim panas dan semakin pendeknya musim

14

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

No

Pengelompokan Isu-isu
Pembangunan
Berkelanjutan

Penjelasan Singkat/Logis
hujan, selain itu maraknya badai dan banjir di kota-kota besar
(el Nino) di seluruh dunia. Peningkatan cuaca secara ekstrem,
tentunya sangat dirasakan di negara-negara tropis. Hal ini
juga dirasakan di wilayah Indonesia, kota-kota yang dulunya
dikenal sejuk dan dingin saat ini mulai terasa semakin panas.
Bahkan untuk pertama kalinya sejak 30 tahun terakhir suhu di
Provinsi Riau pada tahun 2013 pernah mencapai 37 0C.

2

Kerusakan, kemerosotan,
dan/atau kepunahan
keanekaragaman hayati;

Keanekaragaman hayati mencakup daerah yang luas mulai
dari daratan dan lautan. Mulai dari yang dapat dilihat oleh
mata (makroorganisme) sampai yang tidak terlihat
(mikroorganisme). Mencakup berbagai ekosistem mulai dari
berhutan dan tidak berhutan. Ekosistem berhutan sendiri
terdiri dari hutan dataran rendah, hutan rawa, hutan
pegunungan dan hutan mangrove. Namun keanekaragaman
hayati mulai terancam dengan adanya pemanfaatan yang
berlebihan terhadap sumberdaya hayati, fragmentasi habitat
oleh kegiatan perkebunan dan pertanian, desertifikasi
(penggurunan), simplifikasi ekosistem dan gene pool serta
ancaman invasi spesies luar. Ancaman ini menyebabkan
terjadinya perubahan kelimpahan dan keanekaragaman
hayati. Disamping itu deforestasi yang terjadi menyebabkan
berkurangnya keanekaragaman hayati yang terkonsentrasi di
kawasan-kawasan hutan.
Frekuensi kebakaran hutan yang akan meningkat akibat
tingginya suhu bumi juga akan menjadi salah satu faktor
punahnya berbagai flora dan fauna. Indonesia merupakan
negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.
Namun saat ini bencana kebakaran hutan yang terjadi setiap
tahunnya dapat mengancam musnahnya keanekaragaman
hayati indonesia.
Setiap makhluk hidup memiliki tingkat toleransi terhadap
perubahan lingkungan hidupnya. Dampak dari kegiatan
pembangunan yang terlihat, yaitu pemanasan global dengan
meningkatnya suhu di permukaan bumi, dan secara perlahan
mengubah pola cuaca yang pada akhirnya dapat mengubah
model iklim. Tingginya suhu di permukaan bumi akibat
perubahan iklim dan pemanasan global menyebabkan
banyaknya spesies-spesies yang mati akibat tidak mampu
untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang terjadi
secara ekstrim. Punahnya sebagian spesies flora dan fauna
akan menganggu keseimbangan ekosistem.

3

Peningkatan intensitas dan
cakupan wilayah bencana
banjir, longsor, kekeringan,
dan/atau kebakaran hutan
dan lahan;

Akibat kebakaran hutan dan lahan menyebabkan kerusakan
ekosistem dan sistem hidrologi, serta gangguan asap terhadap
kesehatan dan keamanan manusia dan makhluk hidup lainnya
yang berada di areal pembakaran. Sedangkan pada tingkat
nasional dan regional, kebakaran hutan dan lahan dapat
mempengaruhi
kelancaran
transportasi,
terganggunya
kegiatan
perekonomian
masyarakat,
terganggunya
biodiversitas, hilangnya karbon yang berada pada lahan

15

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

No

Pengelompokan Isu-isu
Pembangunan
Berkelanjutan

Penjelasan Singkat/Logis
gambut serta dapat menimbulkan pencemaran asap lintas
batas ke negara tetangga.
Kegiatan Alih fungsi lahan oleh manusia juga dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem yang berdampak pada
bencana Banjir/Longsor.

4

Penurunan mutu dan
kelimpahan sumber daya
alam

5

Peningkatan alih fungsi
kawasan hutan dan/atau
lahan

6

Peningkatan jumlah
penduduk miskin atau
terancamnya keberlanjutan
penghidupan sekelompok
masyarakat;

7

Peningkatan risiko terhadap
kesehatan dan keselamatan

Pemanfaatan sumberdaya alam masih menjadi modal dasar
pembangunan Indonesia saat ini dan masih diandalkan di
masa yang akan datang. Oleh sebab itu, penggunaan
sumberdaya alam tersebut harus dilakukan secara bijak,
karena kegiatan pembangunan secara terus-menerus yang
memanfaatkan sumber daya alam sekitar berdampak pada
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam tersebut.
Pemanfaatan sumberdaya alam dilandasi oleh azas
pembangunan berkelanjutan yang meliputi tiga pilar, yaitu
menguntungkan secara ekonomi (economically viable),
diterima secara sosial (socially acceptable), dan ramah
lingkungan (environmentally sound). Penerapan prinsip
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan pada berbagai
aktivitas pembangunan dari awal perencanaan dapat
mencegah kerusakan lingkungan dan mengendalikan dampak
negatif sebaliknya mengembangkan dampak positif.
Hampir semua aktivitas manusia melibatkan penggunaan
lahan. Karena jumlah dan aktivitas manusia bertambah
dengan cepat maka lahan menjadi sumber daya yang langka
dimana
kelangkaan
lahan
ini
akan
berimplikasi
terhadapKondisi lingkungan sekitar. Pertambahan jumlah
penduduk serta berkembangnya kegiatan perekonomian
menyebabkan penggunaan terhadap lahan semakin tinggi
untuk berbagai keperluan seperti pertanian, perkebunan,
pemukiman, industri, dan sebagainya. Dalam kondisi ini, lahan
merupakan hambatan dalam penggunaannya dibeberapa
tempat, tingginya frekuensi terhadap penggunaan lahan ini
telah menimbulkan persoalan yang kompleks dan dapat
berakibat pada terjadinya bencana.
Ditengah krisis ekonomi global yang melanda dunia pada saat
ini, Indonesia diharapkan tetap mampu mempertahankan
pertumbuhan ekonominya yang positif dalam rangka
mensejahterakan masyarakat sebagaimana diamanatkan
dalam Undang-Undang Dasar 1945. Namun demikian, bukan
hanya pertumbuhan ekonomi semata yang menjadi tujuan
pembangunan
Indonesia,
selain
pertumbuhan
yang
berkualitas, masyarakat juga memerlukan pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan
sejatinya dicapai dengan meminimalkan degradasi lingkungan
dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas
ekonomi. Dampak dari pembangunan ekonomi terhadap
lingkungan selama ini sudah terlihat dari beberapa indikator
degradasi lingkungan baik pada air, udara, lahan dan hutan,
pesisir dan lautan serta keanekaragaman hayati.
Isu Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan
manusia dapat terjadi melalui berbagai macam kegiatan

16

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

No

Pengelompokan Isu-isu
Pembangunan
Berkelanjutan
manusia

Penjelasan Singkat/Logis
pembangunan yang dilakukan oleh manusia. Perubahan iklim
juga dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan manusia.
Diantaranya menyebabkan polusi udara yang akhirnya
menurunkan fungsi dari paru-paru. Seperti semakin
meningkatnya kasus asma. Selain itu juga dapat
menyebabkan meningkatnya penyebaran penyakit yang
menular.

Tabel 7.2
Rumusan Kebijakan, Rencana dan/atau Program RTRW Kabupaten Bengkalis
No
1

Kebijakan/Rencana
Pengembangan ekonomi wilayah berbasis
potensi sumber daya alam, penciptaan
nilai tambah dan keunggulan lokasi

2

Pengembangan sistem perkotaan untuk
mewujudkan keterpaduan wilayah daratan
dengan wilayah lautan dalam konstelasi
regional, nasional, dan internasional (lintas
batas negara)

3

Pengembangan prasarana dan sarana
dasar untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi dan meningkatkan interaksi antar
wilayah

Strategi
mengembangkan kawasan produksi tanaman
pangan, holtikultura, dan perkebunan
menetapkan dan mengembangkan lahan untuk
pertanian pangan berkelanjutan
mengembangkan
pusat
agrobisnis
untuk
mendukung dan mendorong laju pertumbuhan
ekonomi wilayah kabupaten
mengembangkan kawasan produksi perikanan
melalui konsep minapolitan
mengembangkan pengelolaan hasil hutan
mengembangkan kawasan pariwisata
mengembangkan industri berbasis perkebunan
dan perikanan
meningkatkan rehabilitasi dan konservasi lahan
kawasan migas yang habis produksi menjadi
kawasan permukiman yang produktif
menetapkan fungsi dan peran perkotaan secara
berjenjang
menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan,
antara kawasan perkotaan dan kawasan
perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan
wilayah di sekitarnya
mengembangkan pusat pertumbuhan baru di
kawasan yang belum terlayani oleh pusat
pertumbuhan
mengembangkan
kawasan
pertumbuhan
ekonomi di wilayah perbatasan negara
mendorong kawasan perkotaan dan pusat
pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih
efektif dalam pengembangan wilayah di
sekitarnya
mengembangan sistem transportasi antar moda
untuk merangkai dan meningkatkan aksesibilitas
wilayah daratan dengan wilayah kepulauan
mengembangkan keterkaitan dan keterpaduan
sistem transportasi regional, nasional, dan
internasional (lintas batas negara)
meningkatkan dan mengembangkan layanan

17

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

No

Kebijakan/Rencana

4

Pengembangan wilayah berwawasan
lingkungan, budaya dan mitigasi bencana

5

Pengembangan kawasan strategis
kabupaten untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi wilayah dan
pelestarian lingkungan hidup

6

Peningkatan fungsi kawasan pertanahan
dan keamanan Negara

Strategi
jaringan sumber daya energi, air minum,
telekomunikasi dan sistem prasarana pengairan
untuk mendukung simpul ekonomi dan
perdesaan
meningkatkan dan mengembangkan layanan
jaringan air limbah, drainase, dan persampahan
pada pusat-pusat pertumbuhan wilayah
meningkatkan dan melestarikan fungsi lindung
seluruh kawasan konservasi dan biosfer
meningkatkan
kelestarian
dan
upaya
penanggulangan kerusakan kawasan pantai, dan
hutan mangrove
meningkatkan peran serta masyarakat dan
swasta dalam memelihara kawasan lindung
mengembangan kawasan budidaya sesuai
dengan daya dukung dan daya tampung
ruangnya
meningkatakan layanan prasarana permukiman
secara berjenjang
mencegah dan mengendalikan kawasan rawan
bencana melalui system peringatan dini; dan
mengembangkan sarana evakuasi bencana
mempertahankan dan mengembangkan kawasan
strategis kabupaten
melestarikan
situs-situs
budaya
dan
mengembangan pusat pelestarian budaya
melayu
mengendalikan alih fungsi lahan pada kawasan
lindung
mengembangakan sistem prasarana energi
terbarukan dan tak terbarukan
mengembangkan dan mendukung pertumbuhan
kawasan andalan nasional
meningkatkan dan mengembangkan pusat jasa
serta perdagangan berskala wilayah, nasional
dan internasional
mendukung penetapan kawasan peruntukan
pertanahan dan keamanan
mengembangkan budidaya secara selektif di
dalam dan di sekitar kawasan untuk menjaga
fungsi pertanahan dan keamanan
Mengembangkan kawasan lindung dan/atau
kawasan budidaya secara selectif didalam dan di
sekitar kawasan pertanahan dan keamanan
Negara sebagai zona penyangga
Memelihara dan menjaga aset-aset pertanahan
dan keamanan

2. Identifikasi Kebijakan, Rencana dan/atau Program RTRW
Tahap identifikasi kebijakan, rencana, dan/atau program disusun maupun
dievaluasi dengan tujuan untuk mengetahui dan menentukan muatan dan

18

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

substansi rancangan kebijakan, rencana, dan/atau program yang perlu ditelaah
pengaruhnya terhadap lingkungan hidup dan diberi muatan pertimbangan
aspek pembangunan berkelanjutan. Sedangkan tujuan identifikasi kebijakan,
rencana, dan/atau program pada saat evaluasi adalah mengevaluasi muatan
dan

substansi

kebijakan,

rencana,

dan/atau

program

yang

telah

diimplementasikan yang memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup.
Setiap kebijakan, rencana, dan/atau program memiliki unsur korelasi satu sama
lain yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu dipahami unsur korelasi
tersebut, serta pada tingkatan apa (apakah pada tingkatan kebijakan, rencana,
atau program) pengaruh terhadap isu pembangunan berkelanjutan dapat
terjadi.
Selanjutnya, berdasarkan kebutuhan terhadap penyusunan KLHS RTRWK
Bengkalis, maka dari sekian banyak Kebijakan, Rencana, maupun Program,
dilakukan perumusan ulang sehingga lahirlah KRP yang terkait dengan isu-isu
yang telah ditetapkan di atas. Namun demikian, perumusan KRP ini secara
substansi tidak berbeda dengan KRP yang tertuang dalam dokumen Raperda
maupun naskah akademis RTRWK Bengkalis. Adapun Kebijakan, Rencana,
Program yang dapat diidentifikasi menimbulkan dampak lingkungan yang dapat
ditelaah dapat dilihat pada Tabel berikut.

19

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

Tabel 7.3
Identifikasi Kebijakan, Rencana dan/atau Program beserta Dampaknya Terhadap Isu Pembangunan Berkelanjutan

NO

Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana
banjir, longsor,
kekeringan,
dan/atau
kebakaran
hutan dan
lahan

Penurunan
mutu dan
kelimpahan
sumber daya
alam

Peningkatan
alih fungsi
kawasan
hutan
dan/atau
lahan

Peningkatan
jumlah
penduduk
miskin atau
terancamnya
keberlanjutan
penghidupan
sekelompok
masyarakat

Peningkatan
risiko
terhadap
kesehatan
dan
keselamatan
manusia

Frekuesnsi
Dampak
(-)

Kebijakan

Perubahan
iklim

Kerusakan,
kemerosota,
atau kepunahan
keanekaragaman
hayati

Kebijakan/Strategi

1

2

3

4

5

6

7

(-)

1.5

e. mengembangkan pengelolaan hasil
hutan

-

-

-

-

-

-

0

5

1.7

g. mengembangkan industry berbasis
perkebunan dan perikanan

-

-

-

-

-

0

-

5

5.5

e. mengembangkan dan mendukung
pertumbuhan kawasan andalan nasional

-

-

-

-

-

0

-

5

-

-

-

-

-

0

-

5

-

-

-

-

-

0

0

5

-

-

-

-

-

0

0

5

-

-

-

-

-

0

0

5

5.6

1.1

1.2

2.5

f. meningkatkan dan mengembangkan
pusat jasa serta perdagangan berskala
wilayah, nasional dan internasional
a. mengembangkan kawasan produksi
tanaman pangan, holtikultura, dan
perkebunan
b. menetapkan dan mengembangkan
lahan untuk pertanian pangan
berkelanjutan.
e. mendorong kawasan perkotaan dan
pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif
dan lebih efektif dalam pengembangan
wilayah di sekitarnya.

20

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

NO

4.1
5.1
2.3

Kebijakan

Kebijakan/Strategi
d. mengembangan kawasan budidaya
sesuai dengan daya dukung dan daya
tampung ruangnya
a. mempertahankan dan mengembangkan
kawasan strategis kabupaten
c. mengembangkan pusat pertumbuhan
baru di kawasan yang belum terlayani
oleh pusat pertumbuhan

Perubahan
iklim

Kerusakan,
kemerosota,
atau kepunahan
keanekaragaman
hayati

Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana
banjir, longsor,
kekeringan,
dan/atau
kebakaran
hutan dan
lahan

1

2

-

Penurunan
mutu dan
kelimpahan
sumber daya
alam

Peningkatan
alih fungsi
kawasan
hutan
dan/atau
lahan

Peningkatan
jumlah
penduduk
miskin atau
terancamnya
keberlanjutan
penghidupan
sekelompok
masyarakat

Peningkatan
risiko
terhadap
kesehatan
dan
keselamatan
manusia

Frekuesnsi
Dampak
(-)

3

4

5

6

7

(-)

-

-

-

-

0

0

5

-

-

-

-

-

0

0

5

-

-

-

0

-

0

0

4

5.2

d. mengembangakan sistem prasarana
energi terbarukan dan tak terbarukan

-

-

0

-

-

0

0

4

2.1

a. menetapkan fungsi dan peran perkotaan
secara berjenjang.

-

-

0

0

-

0

0

3

1.4

d. mengembangkan kawasan produksi
perikanan melalui konsep minapolitan

0

-

0

-

0

0

0

2

0

-

0

-

-

0

0

3

0

0

-

-

-

0

0

3

-

0

0

0

-

0

0

2

1.3

4.5
3.1

c. mengembangkan pusat agrobisnis untuk
mendukung dan mendorong laju
pertumbuhan ekonomi wilayah
kabupaten
e. meningkatkan layanan prasarana
permukiman secara berjenjang.
a. mengembangan sistem transportasi
antar moda untuk merangkai dan
meningkatkan aksesibilitas wilayah

21

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

NO

1.6
2.4

3.4

2.2

3.2

3.3

Perubahan
iklim

Kerusakan,
kemerosota,
atau kepunahan
keanekaragaman
hayati

Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana
banjir, longsor,
kekeringan,
dan/atau
kebakaran
hutan dan
lahan

Kebijakan/Strategi
daratan dengan wilayah kepulauan.

1

2

f. mengembangkan kawasan pariwisata.

0

Kebijakan

d. mengembangkan kawasan
pertumbuhan ekonomi di wilayah
perbatasan negara.
d. meningkatkan dan mengembangkan
layanan jaringan air limbah, drainase,
dan persampahan pada pusat-pusat
pertumbuhan wilayah.
b. menjaga keterkaitan antar kawasan
perkotaan, antara kawasan perkotaan
dan kawasan perdesaan, serta antara
kawasan perkotaan dan wilayah di
sekitarnya.
b. mengembangkan keterkaitan dan
keterpaduan sistem transportasi regional,
nasional, dan internasional (lintas batas
negara).
c. meningkatkan dan mengembangkan
layanan jaringan sumber daya energi, air
minum, telekomunikasi dan sistem
prasarana pengairan untuk mendukung
simpul ekonomi dan perdesaan.

Penurunan
mutu dan
kelimpahan
sumber daya
alam

Peningkatan
alih fungsi
kawasan
hutan
dan/atau
lahan

Peningkatan
jumlah
penduduk
miskin atau
terancamnya
keberlanjutan
penghidupan
sekelompok
masyarakat

Peningkatan
risiko
terhadap
kesehatan
dan
keselamatan
manusia

Frekuesnsi
Dampak
(-)

3

4

5

6

7

(-)

-

0

0

-

0

0

2

0

-

0

0

-

0

0

2

0

0

0

-

0

0

-

2

0

0

0

0

-

0

0

1

0

0

0

0

-

0

0

1

0

0

0

0

-

0

0

1

22

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

Tabel 7.4
Identifikasi Kebijakan, Rencana dan/atau Program yang Menimbulkan Dampak Terhadap Isu Pembangunan Berkelanjutan
NO

Kebijakan/Rencana

Strategi
mengembangkan kawasan
produksi tanaman pangan,
holtikultura,
dan
perkebunan



Program
Mengembangkan sistem tumpang sari pada lahan
pertanian tadah hujan
Mengembangkan lahan pertanian tanaman
hultikultura
Menata kembali kawasan perkebunan sawit
Membuka kawasan perkebunan musiman
Mengembangkan kanal pada kawasan perkebunan
lahan gambut
Mengembangkan perkebunan rakyat





Mempertahankan lahan pertanian produktif
Mengembangkan lahan pertanian berkelanjutan
Membuka lahan pertanian baru







1

Pengembangan
ekonomi wilayah
berbasis potensi
sumber daya alam,
penciptaan nilai
tambah dan
keunggulan lokasi

menetapkan
dan
mengembangkan
lahan
untuk pertanian pangan
berkelanjutan
mengembangkan
pusat
agrobisnis
untuk
mendukung
dan
mendorong
laju
pertumbuhan
ekonomi
wilayah kabupaten
mengembangkan kawasan
produksi perikanan melalui
konsep minapolitan

Rehablitasi saluran irigasi pada sentra pertanian





mengembangkan
pengelolaan hasil hutan

Lokasi





Penetapan daerah sentra pengembangan budibaya
perikanan air tawar
Penetapan daerah sentra pengembangan budidaya
perikanan tangkap
Penetapan kawasan minapolitan meliputi:
Perencanaan study kelayakan; Penyusunan Master
Plan Kawasan; Pengembangan sarana dan
prasarana
Mempertahankan hutan produksi yang berfungsi
sebagai pelindung bawahannya;
Mempertahankan pola penebangan pilihan
Merehabilitasi lahan kritis dengan pohon yang
ekonomis

23

Kawasan hutan produksi tetap dengan luas
kurang lebih 232.624 ha tersebar di seluruh
wilayah kecamatan

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

NO

Kebijakan/Rencana

Strategi




mengembangkan kawasan
pariwisata







mengembangkan industri
berbasis perkebunan dan
perikanan













Program
Mempertahankan hutan rakyat yang berfungsi
sebagai pelindung bawahannya
Mempertahankan pola penebangan pilih
Rehabilitasi lahan kritis dengan pohon yang
eonomis
Peningkatan partisispasi rakyat dalam
mempertahankan hutan
Penetapan kawasan unggulan ,andalan,potensi
pengembangan pariwisata
Perlindungan situs peningalan budaya
Pengembangan infastruktur pendukung objek
wisata
Peningkatan peran serta masyarakat dalam
menjaga kelestarian obyek wisata
Peningkatan peran serta masyarakat dalam
menjaga kelestarian objek wisata, dan daya
jual/saing
Pra studi kelayakan dan master plan kawasan
industri
Menyusun masterplan dan detail eninering desain
kawasan perdagangan dan jasa
Analisa dampak lingkungan
Pembebasan dan pematangan lahan kawasan
industri
Promosi investasi industri pengolahanagro industri
Mempercepat proses perizinan untuk investasi
Mempersiapkan sumberdaya manuasia yang
handal
Menjadikan industri sebagai basis ekonomi dimasa
mendatang
Membuka kesempatan yang selauas-luasnya pada
investor dalam berinvestasi pada sektor industri
dengan kemudahan pengurusan perijinan,
pendirian Indutri baru
Pengembangan klaster-klaster menengah, industri
kecil dan mikro

24

Lokasi

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

NO

Kebijakan/Rencana

Strate