PERAN M ASJID DALAM PEM BERDAYAAN KESEJAHTERAAN M ASYARAKAT DI M ASJID NURUS SA’ADAH DLIKO INDAH KECAM ATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2010 - Test Repository

  

PE R A N M A SJID D A L A M PE M B E R D A Y A A N

K E SE JA H T E R A A N M A SY A R A K A T D I M A SJID

N U R U S S A ’A D A H D L IK O IN D A H K E C A M A T A N

SID O R E JO K O TA SA L A T IG A T A H U N 2010

  S K R IP S I

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

E M M H KURNIAWATI

  111 06 048 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM N EG ERI (STAIN) SALATIGA

  2010

  

P E R A N M A SJID D A L A M P E M B E R D A Y A A N

K E SE JA H T E R A A N M A SY A R A K A T D I M A SJID

N U R U S S A ’A D A H D L IK O IN D A H K E C A M A T A N

SID O R E JO K O T A SA L A T IG A T A H U N 201 0

  JURUSAN TARBIYAH PROG RA M STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TIN G G I AGAMA ISLA M N EG ERI (STAIN)

  SALATIGA

  

2010

SK R IP S I

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  Oleh ENDAH KURNIAWATI 111 06 048 m Suwardi, M. Pd Dosen STAIN Salatiga

  NOTA PEM BIM BIN G Lampiran : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi

  Sdr. END AH KURNIAW A TI N IM : 11106048

  Kepada

  Y th. K etua STAIN Salatiga di Tempat

  Assalam u'alaikum Wr. Wb

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : ENDAH KURNIAWATI NIM : 11106048 Jurusan/prodi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam Judul : PERA N M A SJID DALAM PEM BERDAYAAN

  K ESEJA H TER A A N MASYARAKAT D I M A SJID NURUS SA’ADAH D LIK O INDAH KECAM ATAN S ID O R E JO K O TA SALA TIGA TAHUN 2010

  Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut di atas segera di munaqosahkan. Demikian harap menjadi periksa.

  Assalam u'alaikum Wr. Wb

  DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

P E N G E S A H A N

SK R IPSI Saudari ; Endah K um iawati dengan N om or In d n k M ahasisw a : 111

06 048 y a n g berjudul PER A N M A SJID DA LAM PEM BER D A Y A A N

K ESEJA H TER A A N M ASY ARA K A T D I M A SJID N U R U S SA ’AD AH

DLIK O IN D A H K ECAM ATA N SID O R EJO K O TA SA LA TIG A TA H U N

2010 telah dintunaqosahkan dalam Sid ang P an itia U jian , Jurusan T arbiyah

Sekolah T in ggi A gam a Islam N egeri S alatiga, p ad a h ari S ela sa , ta n g g a l 31

A gu stus 2010. D an telah diterim a seb agai bagian d a ri syarat-syarat un tuk

m em peroleh gela r Sarjana dalam Ilm u T arbiyah.

  Salatiga,

  31 A gustus 2010

  21 Ramadhan 1431 H

Panitia Ujian

K etua Sidang Sekretaris Sid ang

  P en rS u san ti. M .Si D ra. S iti A sdiuoh . M .Si

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertaiKia tangan di bawah ini: Nam a Endah K um iawati NIM 11106048 Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agam a Islam Program Studi

M enyatakan bahwa skripsi yang saya tu lis in i benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tu lis orang lain. Pendapat atau tem uan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilm iah.

  Salatiga, A gustus 2010 Yang M enyatakan, Endah K um iawati

  

MOTTO

M u la ild k d e n g a n tu lu s , H a siln ya a k a n m en g a ka r. M u la ilu k d en g a n fo k u s ,

H a siln ya a k a n m en yeka r.

  

J fid u p a d d la k p e rju a n g a n , p e rju a n g a n u n tu k jn e m u la i k e k id u p a n , p e rju a n g a n

u n tu k m e m p e r ta k a n k g n H idup, d a n p e rju a n g a n u n tu k jm e n g a k k ir i H idup.

J fid u p d e n g a n m u lia a ta u m a ti d e n g a n s y a k id d tja ta n -J fy a

  

K ATA PENGANTAR

j i l ^UU

  I Ucapan Syukur Alham duiillahirobbil ‘aiaminy sebab Allah-lah yang menguasai semua benda yang ada di langit maupun di bumi, baik yang terlihat maupun yang ghaib, sehingga Allah SWT., telah melapangkan jalan kepada kita semua untuk menyelesaikan tugas dalam perjalanan hidup ini dan kepada penulis khususnya untuk menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw., sebagai teladan ummat, tak lupa kepada keluarganya, sahabat dan orang-orang yang mnegikuti petunjuk dan arahnya.

  c%ri£cu£ujtr <7ZtiCcu/G*fr

  Berkat karunia yang Allah berikan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang bertujuan untuk mendapatkan gelar sazjana di STAIN Salatiga.

  Ungkapan terima kasih, jazakallah khoiron kastiro dan penghargaan yang

  1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku ketua STAIN Salatiga

  4. Suwardi, M.Pd selaku pembimbing yang dengan tulus dan sabar telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk mengarahkan penulis dalam skripsi ini 5. Seluruh Bapak Ibu dosen STAIN Salatiga.

  6. Seluruh civitas akademika STAIN Salatiga.

  7. Bapak Busri Suparto dan Ibu Surami sebagai pendidik sejati hingga akhir hayat.

  8. Kepada saudara-saudaraku yang telah memberikan dukungan baik moril maupun material.

  9. Bp. Indriyatno selaku Ketua Pengurus Masjid yang telah memberikan izin untuk penelitian.

  10. Seluruh anggota masjid yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

  Semoga Allah membalas amal kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dengan limpahan keberkahan di dunia dan di akherat. Semoga srkipsi yang sederhana ini mampu memberikan manfaat untuk menuju kebaikan dalam hidup ini. Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan maka saran kritik sangat diharapkan ar penulisan skripsi ini lebih baik.

  Salatiga, Agustus 2010

  

A B ST R A K

K um iaw ati, Endah. 2010.

  Perm M asjid D alam Pem berdayaan K esejahteraan M asyarakat di M asjid N uras Sa’adah D lik o Indah K ecam atan Sidorejo K ota Salatiga Tahun 2010. Srkipsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agam a Islam . Sekolah T inggi A gam a Islam N egeri Salatiga. Pem bim bing: Suwardi, M .Pd. Kata K ifflci: peran m ag id dan pem berdayaan kesejahteraan m asyarakat Penelitian ini merupakan upaya untuk m engetahui peran m asjid N uras

  

Sa’adah D liko Indah dalam pem berdayaan kesejahteraan m asyarakat Pertanyaan

utama yang ingin diketahui m elalui penelitian ini adalah (1 ) bagaim ana peran

M ag id N tm is Sa’adah? (2 ) bagaim ana pem berdayaan kesejahteraan

masyarakatnya?

  Untuk m enjawab pertanyaan tersebut m aka penelitian ini m enggunakan pendekatan kualitatif. Tem uan penelitian ini menunjukkan bahwa peran M asjid N uras Sa’adah dalam memberdayakan taraf kesejahteraan m asyarakat,

  

a) M asjid yang m em iliki fungsi yang m ultifim gsi. M asjid bukan hanya tem pat

untuk m enjalankan ibadah saja, namun digunakan untuk kegiatan kem asyarakatan.

  

b) Pem berdayaan masyarakat m elalui program-program yang ada pada m asjid ini

baik dari segi keislam annya, so sia l, pendidikan, dan pelayanan kesehatannya yang bertujuan untuk kemakmuran masyarakat.

c ) Pem berdayaan kesejahteraan m asyarakat dalam so sia l berupa beasisw a,

bidang kesehatan berupa pengobatan gratis dan bidang pendidikan berapa perpustakaan.

d) M enanggulangi m asalah yang ada dengan tetap m enyesuaikan kebutuhan masyarakat.

  DAFTAR ISI PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iv

  

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

   B. Peran Masjid Nurussa’adah Dliko Indah Salatiga Dalam

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA

  DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

  

  

  

  

  

  DAFTAR LAM PIRAN Lampiran 1 Transkip Wawancara

  Hasil Observasi Lampiran II

  Surat Ijin Penelitian Lampiran III

  Surat Keterangan Penelitian Lampiran IV SKK.

  Lampiran V

  BABI

  

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah A.

  Terbinanya iman seorang muslim merupakan modal dasar bagi

terbentuknya masyarakat muslim. Karena itu, pembinaaan pribadi muslim

harus ditindaklanjuti kearah pembinaan suatu masyarakat Islam. Masjid dapat

digunakan sebagai sarana pembinaan masyarakat Islam. (Yani, 2009:25)

  Masjid merupakan tempat ibadah bagi umat Islam. Fungsi masjid yang

disebut multifungai berarti bahwa masjid bukan hanya digunakan sebagai

tempat beribadah saja. Namun, dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang

lain. Tempat ibadah yang tidak ada bandingannya di agama-agama lain, dalam

hal kesederhanaanya, keberhasilannya, ketenagaannya dan dalam

menggembala syi’ar tauhid. Dengan demikian, masjid menjadi pusat

kehidupan bagi umat Islam.

  Masjid terlihat hanya digunakan untuk melakukan ibadah shalat

semata. Padahal bila masjid difungsikan dengan baik dan benar seperti yang di

contohkan oleh Nabi pada masa itu, sungguh bangunan masjid bukan hanya

menghiasi suatu pemukiman masyarakat ataupun di pinggiran jalan raya/kota,

melainkan akan membawa keberkahan bagi siapapun, sendiri/individu atau

masyarakat.

  Banyak hal yang dapat dipelajari dari sebuah masjid, dari segi

bangunan yang megah dan berarsitektur khas corak Islamnya hingga kegiatan-

  2 kegiatan yang berada disekitar masjid. Masjid Nurus Sa’adah ini salah satu Masjid JamP yang berlokasi di Perumahan Dliko Indah Blotongan Salatiga, memiliki bangunan yang cukup megah dan banyak memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar masjid.

  Siapapun orangnya bila berada di dalam masjid tidak terlihat mana yang kaya, mana yang miskin, pendidikan rendah maupun tinggi ataupun orang pengusaha maupun buruh. Semua yang berada di dalam masjid tampak sama sehingga tidak ada rasa minder antar satu dengan yang lainnya. Disini mereka saling menghargai, menghormati dan saling mendahulukan kepentingan saudara daripada kepentingan pribadinya.

  Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah : 18 yang berbunyi:

  a SlSjIl

  IH Uul o?

   IA& u' ^ V} jjj

  Artinya .* ’’Sesungguhnya yang memakmurkan m asjid AUah hanyalah orang-

  orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apapun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. ” (Q.S. At-

  T aubah : 18). Telah jelas Allah memberikan petunjuknya kepada manusia di muka

  3

  

mematuhi peraturan Allah dan dapat menjaga keinginannya dari hal-hal yang

dilarang oleh Allah.

  Orang-orang yang bertaqwa dan beriman adalah orang yang berilmu

dan senantiasa mengamalkan ilmunya dalam kesehariaannya, sehingga

perilaku/tindakan, dan ucapannya dapat dicontoh oleh masyarakat dan akan

membawa pengaruh yang positif terhadap masyarakat. Sedangkan orang-

orang yang tidak bertaqwa dan beriman mereka hanya mementingkan

kepentingan dirinya sendiri, nilai kepedulian yang kurang dan senantiasa

cenderung pada hal negatif..

  Manakala kita akan mewujudkan masyarakat yang mengagumkan

sebagaimana yang dicapai Rosulullah saw., maka masjid merupakan sarana

terpenting untuk dimanfaatkan, sehingga, nantinya masyarakat Islam adalah

masyarakat yang hatinya selalu terpaut dengan masjid. Hati yang selalu

terpaut dengan masjid itulah yang menyebabkan kaum muslimin tidak berani

dan tidak mau menyimpang dari jalan Allah. Sehingga, wajar saja orang yang

seperti itu akan mendapatkan perlindungan dari Allah SWT., pada hari akhirat

yang pada waktu itu tidak ada perlindungan selain perlindungan dari

Allah SWT.

  Orang yang hatinya terkait dengan masjid dalam bukunya Amirudin

dan Supardi (2001: 16), artinya walaupun mereka melakukan berbagai

kegiatan dalam rangka usaha mencari ririti Allah di luar masjid, namun

hatinya tetap di masjid. Artinya kalau kegiatan sudah selesai mereka segera

  4

  

kembali ke masjid untuk beribadah dengan beriktikaf, belajar ataupun

melakukan berbagai aktivitas lain di masjid.

  Masjid Nurus Sa’adah ini selain tampak dari segi pengajaran dan

pendidikannya juga sebagai basis perbaikan dan bimbingan masyarakat.

Aktivitas masjid telah menyentuh dan melibatkan kelompok jama’ah mulai

dari anak-anak, remaja, pemuda, orang dewasa, sampai orang tua, sehingga

manakala jama’ah memiliki masalah dalam hidupnya, aktivitas masjid dapat

membantu mengatasinya.

  Salah satu aktivitas masjid ini adalah sudah terdapat program di bidang

sosial, pendidikan dan kesehatan yang dapat membantu mensejahterakan

masyarakat sekitar yang notabene masih membutuhkan banyak bantuan dan

perhatian. Misalnya, pengobatan gratis bagi masyarakat yang sakit, pemberian

beasiswa untuk anak-anak yang kurang mampu untuk sekolah dan

keperpustakaan masjid yang dapat digunakan untuk memperluas wawasan

jam a’ah, sehingga kesehajteraan mereka terpenuhi. Walaupun hanya dalam

bidang tertentu.

  Suatu masyarakat dapat dikatakan sebagai masyarakat yang sejahtera

bila dalam masyarakat tersebut tidak terdapat keributan atau kekacauan di

dalamnya. Pentingnya nilai kesejahteraan bagi masyarakat di segala bidang

akan memunculkan sikap positif. Dimana masyarakat akan merasa aman,

nyaman, dan tentram berada dalam lingkungan tersebut. Walaupun dalam

lingkungan tersebut terdapat berbagai macam perbedaan suku, bangsa maupun

  5 agama. Namun, akan terlihat damai dan sentosa bila dipenuhi dengan sikap saling toleransi antar sesama.

  Kesejahteraan dalam suatu masyarakat dapat dibentuk melalui masjid diungkapkan oleh Deputi Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Neddy Refinaldi (Tabloid Republika, 21 Mei 2010: 4), menurut dia, “Masjid merupakan tempat disemaikannya segala sesuatu yang bernilai kebajikan dan kemaslahatan ummat, baik yang berdimensi ukhrawi maupun duniawi dalam sebuah garis kebijakan manajemen masjid.

  Masyarakat yang sejahtera termasuk masyarakat yang ideal yakni masyarakat yang di dalamnya mendapat naungan dari Allah serta mendapat ridho-Nya. Berdasarkan uraian di tersebut atas peneliti ingin mencoba melakukan penelitian dengan judul PERAN MASJID DALAM PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI MASJID NURUS SA’ADAH DLIKO INDAH KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2010.

B. Rum usan M asalah

  Berdasarkan judul penelitian di atas maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah:

  1. Bagaimana peran Masjid Nurussa’adah dalam pemberdayaan

  6

  3. Bagaimana alternative pemecahan masalah yang dilakukan Masjid Nurussa’adah Dliko Indah Salatiga dalam pemberdayaan kesejahteraan masyarakat?

  C . Fokus P enelitian

  Dalam penelitian ini, permasalahan yang penulis tekankan adalah mengenai Peran Masjid Nurussa’adah Dliko Indah Salatiga dalam pemberdayaan kesejahteraan masyarakat.

  D . Tujuan penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat penulis rumuskan tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini, yaitu:

  1. Untuk mengetahui peran Masjid Nurussa’adah di lingkungan Dliko Indah Salatiga.

7. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang teijadi pada Masjid Nurussa’adah dalam memberdayakan kesejahteraan masyarakat.

  3. Untuk mengetahui cara pemecahan masalah yang dilakukan masjid Nurussa’ackh dalam pemberdayaan kesejahteraan masyarakat.

  7

  E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat atau pengaruh terhadap peneliti dan yang hendak diteliti:

1. Bagi pihak peneliti

  a. Peneliti dapat mempelajari sistemati masjid dalam melakukan pemberdayaan masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan, pendidikan dan sosial.

b. Peneliti dapat mengetahui seberapa besar pengaruh pengelolaan masjid terhadap masyarakat.

  2. Bagi pihak yang diteliti Memberikan gambaran tentang pengelolaan masjid yang dapat di fungsikan oleh masyarakat dan dapat diterapkan oleh masyarakat yang lain melalui peran dan fungsi masjid, dan bagaimana mengatasi masalah yang ada.

3. Bagi masyarakat umum

  a. Memudahkan masyarakat dan memberikan pelayanan kesehatan dan sosial yang strategis.

  b. Mendidik masyarakat secara internal.

  F. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian dalam memahami

judul skripsi di atas maka penulis akan memberikan batasan pengertian

  8

  

tentang istilah-istilah sebagai variabel yang berkaitan dengan judul di atas,

y a itu :

1. P eran M asjid

  Dalam Kamus Bahasa Indoneisa (2007: 641) peran diartikan

sebagai pemain, perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh yang

berkedudukan di masyarakat.

  M asjid adalah kata benda yang menunjukkan tem pat (d la r a f

m a ka n ) yang berasal dari kata "sa ja d a ” yang m emiliki arti tempat sujud

(Roqib, 2005: 71).

  Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2007: 719) bahwa kata masjid bermakna rumah atau bangunan tem pat bersembahyang orang Islam. Oleh karena itu, peran m asjid dapat diartikan bahwa masjid bukan hanya sebagai tempa: yang digunakan oleh umat Islam untuk melakukan

shalat, melainkan sekaligus digunakan untuk memerankannya dalam

berbagai aktivitas kemayarakatan.

2. P em b erd ayaan K esejah teraan M asyarak at

a. P em berdayaan

  Dalam K amus Bahasa Indonesia (2007: 242) disebutkan bahwa

pemberdayaan adalah proses, cara, perbuatan memberdayakan.

Pemberdayaan m asyarakat secara lugas dapat diartikan sebagai suatu proses yang m embangun m anusia atau masyarakat melalui pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku

  9 masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat fhttD://’vww.ziddu.comi.

  Disimpulkan dalam bukunya Rofiq (2005: 34) pemberdayaan adalah serangkaian proses dalam upaya meningkatkan kemampuan dalam mencapai kemakmuran dan kesejahteraan.

  b. Kesejahtearaan Disebutkan dalam kamus Bahasa Indonesia (2007: 1011) bahwa kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera, keamanan, keselamatan, dan ketentraman.

  c. Masyarakat Masyarakat adalah sekumpulan orang-orang yang hidup dalam jama’ah pada suatu daerah tertentu (Amirudin dan Supardi, 2001:10).

  Disebutkan dalam Kamus Bahasa Indonesia (2007: 721) bahwa masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebuadayaan yang mereka anggap sama.

  Jadi, pemberdayaan kesejahteraan masyarakat adalah proses menuju keadaan masyarakat yang sejahtera, aman, selamat, dan tentram dalam suatu daerah tertentu / masyarakat.

  G. Metode Penelitian

  1. Pendekatan Penelitian

  10 sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang berperilaku yang dapat diamati (Moleong, 2008:4).

  Penelitian kualitatif dari sisi definisi lainnya dikemukakan bahwa hal itu merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku individu atau kelompok orang (Moleong, 2008: 5). Tujuan penelitian kualitatif tidak selalu mencari sebab akibat sesuatu, tetapi lebih berupaya memahami situasi tertentu (Moleong, 2008: iii). Disebutkan pula oleh Moleong (2008: 10) bahwa pendekatan kualitatif ini digunakan sebagai metode untuk menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden.

  Landasan pendekatan kualitatif ini adalah berdasarkan pada fenomenologi yang menurut Hasserl dalam bukunya Moleong (2008: 14) diartikan sebagai suatu studi tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang. Peneliti dalam pandangan fenomenologi berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi-situasi tertentu. (Moleong, 2008:17)

2. K ehadiran Peneliti

  Peneliti telah melakukan penelitian dengan metode observasi

  11 Peran peneliti di sini sebagai pengamat penuh. Dimana peneliti melakukan pengamatan terhadap kondisi masjid secara fisik dan lingkungan sekitarnya dan melakukan wawancara kepada beberapa informan.

  3 . L okasi dan W aktu Penelitian

  Lokasi penelitian ini berada di Perumahan Dliko Indah yang terletak di Kelurahan Blotongan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 31 Mei - 31 Juli 2010.

  4. Sum ber Data

  Dalam peneliti memperoleh data dilakukan dengan melalui wawancara, observasi langsung dan pengumpulan data-data tertulis sebagai dokumentasi. Adapun pihak-pihak yang menjadi informennya peneliti melakukan wawancara kepada Ketua Pengurus Masjid, Pengelola Bidang Sosial dan Pengelola Zakat, Infaq dan Shadaqah, serta penjaga masjidnya.

  5. Prosedur Pengum pulan D ata a . M e to d e In te r v ie w A V a w a n c a r a

  Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara bertatap muka langsung antara interviewer dan interviewee. Sutrisno lebih lanjut mengatakan bahwa metode ini adalah salah satu cara atau

  12 Wawancara ini penulis ajukan kepada pihak-pihak yang dianggap tahu tentang situasi dan kondisi pelaksanaan usaha yang dilakukan Masjid Nurussa’adah dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.

  Dalam hal ini penulis mengambil informan sebagai pihak yang bisa diwawancarai antara lain: 1) Bapak Indriyatno selaku ketua umum pengelola Masjid Nurus

  Sa’adah ini. Disini beliau sekaligus menjabat sebagai ketua Paguyuban RW XI di perumahan ini. Rumah beliau ini agak jauh untuk menuju masjid sekitar 10 meter. Tapi beliau tetap semangat untuk ke masjid. Beliau juga termasuk salah satu anggota komite di SMAK N 2 Salatiga.

  2) Bapak Didik Boediono, beliau selaku pengelola Bidang Sosial karena Bapak Totok yang seharusnya menangani dalam bidang ini sedang ke Jakarta untuk urusan keija, maka beliaulah yang menggantikannya. Beliau bekerja di salah satu Bank di Salatiga, yakni BRI. 3) Bapak Muhdi, beliau adalah sekretaris pengurus masjid ini.

  Sebagaimana sekretaris pada umumnya, beliau memegang semua berkas-berkas masjid. Namun juga yang mengelola Zakat Fitrah,

  13 4) Sdr. Hariyanto, beliau adalah penjaga masjid ini. Beliau masih duduk di bangku sekolah kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat di Salatiga.

  b. Metode Observasi Metode observasi adalah metode dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi dalam Skripsi Pangestuti, 2003). Metode ini digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang peran

  Masjid Nurussa’adah Dliko Indah Kota Salatiga dalam meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. Hal yang bisa peneliti amati adalah mengenai perpustakaan masjid serta lingkungan.

  c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah pengumpulan data penelitian dengan bersumber pada tulisan (Arikunto, 2002: 94). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan dokumen-dokumen yang telah ada guna memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian.

  Winamo Surakhmad dalam Skripsi Pangestuti (2003) menjelaskan bahwa metode ini merupakan laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa dan tertulis dengan sengaja untuk menyimpan atau meneruskan keterangan-keterangan mengenai peristiwa tersebut.

  14 Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, foto, notulen rapat dan sebagainya.

  Metode ini digunakan untuk memperoleh data tertulis mengenai stuktur organisasi, susunan pengurus masjid, kepanitiaan- kepanitiaan dalam kegiatan (panitia idul fitri dan panitia idul adha), penyaluran zakat maal, zakat fitrah, infaq, dan shadaqah, serta panyaluran hewan kurban baik yang dikelola melalui masjid maupun yang disalurkan sendiri, dan daftar buku perpustakaan.

6. A nalisis Data

  Analisis data merupakan suatu analisis untuk mencari atau mengumpulkan data deskriptif serta data aktual. Maka dalam pengolahan data penulis menganalisa isinya (Suryabrata, 1995: 6-65). Dalam penelitian kualitatif ini analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data.

  Adapun analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif, dengan langkah-langkah:

a. Pengum pulan D ata

  Usaha yang dilakukan untuk memperoleh data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Kualitas data ditentukan oleh

  15 cukup variabel dan valid. (Sumardi dalam Skripsi Nur Asmaiyah, 2009:14)

  b. Reduksi Data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakkan, tranformasi kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data di sini bukanlah suatu hal yang terlepas dari analisis data tetapi merupakan bagian dari analisis data. (A.Michael dalam Skripsi Nur Asmaiyah, 2009: 14)

  c. Penyajian Data Penyajian data di sini dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. (A.Michael dalam Skripsi Nur Asmaiyah, 2009: 15)

  d. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan dalam pandangan ini hanyalah sebagian dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverivikasi pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisa seslama menulis dan merupakan suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan dan mungkin begitu sekdama dan akan memakan tenaga dengan peninjauan kembali itu. (A.Michael dalam Skripsi Nur

  16 Dan keempat komponen analisa diatas, prosesnya saling berhubungan dan berlangsung terus menerus salama penelitian dilakukan.

  7. Pengecekan K eabsahan Data

  Dalam penelitian ini peneliti berusaha memperoleh keabsahan temuannya. Tehnik yang dipakai untuk menguji keabsahan temuan tersebut yaitu tehnik triangulasi. Tehnik triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

  (Moleong, 2008:8).

  8. Tahap-Tahap P enelitian

  a. Kegiatan administratif yang meliputi, pengajuan izin operasional untuk penelitian dari ketua STAIN Salatiga kepada pihak masjid yaitu Masjid Nurussa’adah, menyusun pedoman wawancara dan melakukan administrasi lainnya b. Kegiatan Lapangan yaitu meliputi:

  1) Survei awal untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian yaitu Masjid Nurussa’adah Dliko Indah Salatiga. Menemui pengurus masjid yang akan dijadikan subyek penelitian.

  2) Melakukan observasi langsung kelapangan dengan melakukan wawancara kepada para responden atau informen sebagai langkah

  17

  4) Melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulan-kesimpulan sebagai deskriptif temuanpenelitian. 5) Menyusun laporan akhir untuk dijilid dan dilaporkan.

  U . Sistem atika Laporan Penelitian

  

Bab I ' Pendahuluan, meliputi: latar belakang maslaah, rumusan masalah,

fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan

istilah, metode penelitian, sistematika penulisan skripsi.

  

Bab II Kajian Pustaka, meliputi: pengertian masjid, ayat-ayat tentang

memakmurkan masjid, urgensi peran dan fungsi masjid, aplikasi peran dan fungsi masjid, hambatan-hambatan yang pernah dilalui serta cara mengatasi masalah yang dihadapi dan peran masyarakatnya.

  

Bab III Laporan Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi: sejarah

berdirinya masjid, peran Masjid Nurussa’adah, program pengambangan kesehatan, pendidikan, dan sosial, struktur organisasi masjid, serta sarana dan prasarana masjid, hambatan dan cara pemecahan masalah.

Bab VI Penutup m eliputi: kesimpulan, kata penutup. Daftar pustaka Daftar riwayat hidup Lampiran-lampiran

  BAB

  n

KAJIAN PUSTAKA

  A. Pengertian Masjid Masjid adalah kata benda yang menunjukkan tempat (dlaraf makan) yang berasal dari kata "sajada” yang memiliki arti tempat sujud (Roqib,

  2005:71).

  Masjid adalah rumah Allah yang sering digunakan untuk berbagai tujuan yang kadangkala menyebabkan fungsinya menjadi kabur sebagai tempat pengabdian kepada Allah SWT. (Amirudin dan Supardi, 2001 :viii)

  Masjid bagi orang-orang beriman bagaikan air dengan ikan, karena itu masjid dapat didefinisikan sebagai ” bangunan yang didirikan oleh orang-orang yang beriman, tempat mereka melaksanakan ibadahnya semata-mata untuk mencari ridho Allah (Amirudin dan Supardi, 2001:8). Itu berarti, jiwa atau ruh keislaman seorang muslim tidak akan kokoh kalau tidak suka ke masjid atau tidak memperoleh pembinaan dari masjid. (Yani, 2009:22)

  Drs. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthi dalam bukunya Ahmad Yani menyatakan, sebagai berikut:

  Tidak heran jika masjid merupakan asas utama dan terpenting bagi pembentukan masyarakat Islam. Karena masyarakat muslim tidak akan tersentuh secara kokoh dan rapi kecuali dengan adanya komitmen

  19 diberi awalan ’m a\ sehingga teijadilah isim makan. Isim makan yang menyebabkan perubahan bentuk sajada menjadi masjidu. Masjid.

  Masjid secara bahasa berarti tempat yang digunakan untuk sujud, Selanjutnya, makna di sini dipakai untuk pengertian sebuah bangunan yang didirikan untuk tempat berkumpul kaum muslim guna mengetjakan shalat. (Al- Qahthani, 2003:1)

  Menurut Az-Zarkashi rahimahullah dalam bukunya Al-Qahthani (2003:1) berkata:

  Karena sujud merupakan rangkaian shalat yang paling mulia, mengingat betapa betapa dekatnya seorang hamba dengan Tuhannya ketika sujud, maka tempat tersebut dinamakan masjid dan tidak dinamakan marka’ (tempat ruku’). Arti masjid dikhususkan sebagai tempat yang disediakan untuk mengetjakan shalat lima waktu, sehingga tanah lapang yang biasa digunakan untuk mengerjakan shalat hari raya Idul Fitri, Idul Adha, dan lainnya tidak dinamakan masjid. Masjid dalam pengertian syar’i adalah tempat sujud yang disediakan untuk mengerjakan shalat lima waktu untuk selamanya. (Al-Qahthani, 2003:1) Asal arti masjid adalah setiap tempat di bumi yang digunakan untuk sujud kepada Allah. Ini berdasarkan hadits Abu Dzar, ra, dari Nabi saw., beliau bersabda:

  J A;»»»» alll dllS :Jla A jt aill j (jfr :'j l p tf\'J*l\

  : JU : 'JJ j - j V 1

  0 iCLall A

  j

  I

  ii

  ClllS ( 6 3 / 2 ‘f ) .ri>*»i<

  Artinya : "Diriwayatkan dari Abi Dzarr r.a. berkata : “Saya bertanya wahai

  Rasulullah, Masjid apakah yang pertama kali dibangun di muka

  20

  • •waktu pembuatan antara kedua masjid itu?" Beliau menjawab, “Empat puluh tahun, dan dimana saja kamu mendapatkan waktu shalat, hendaklah kamu kerjakan shalat itu karena ia adalah masjid " (HR.Muslim) Masjid merupakan rumah Allah yang sangat spesial bagi umat Islam.

  Oleh karena itu Rosulullah mengajarkan dan mencontohkan adab atau etika setiap kali datang ke masjid. Begitu masuk masjid, Rosulullah langsung mendirikan sholat tahiyyatul masjid sebanyak dua rakaat. (Assidiq, Republika,

  14 Mei 2010:11) Secara bahasa masjid berarti tempat sujud. Masjid merupakan suatu bangunan, gedung atau suatu lingkungan yang berpagar sekelilingnya yang didirikan secara khusus sebagai tempat beribadah kepada Allah SWT, khususnya untuk mengerjakan shalat. (Republika, 21 Mei 2010:2)

  Istilah masjid berasal dari kata sajada, yasjudu yang bararti sujud atau menyembah. Masjid merupakan Baitullah atau rumah Allah, sehingga orang yang memasuki masjid disunnahkan mengerjakan shalat tahiyyatul masjid (menghormati masjid) sebanyak dua rakaat. (Republika, 21 Mei 2010:2)

  Menurut Bapak Sunardi dalam Buletin Lokal STAIN, Ed.8, (2010:2) mengatakan: Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, namun juga dapat berperan dalam membangun kesejahteraan ummat. Banyak cara dan juga banyak hal yang dapat dikembangkan disitu. Kita sebagai seorang muslim hendaknya sadar untuk memakmurkan masjid. Memakmurkan masjid berarti membangun, mamperkuat bangunannya dan memperbaiki bagian-bagian yang rusak (secara meterial) dan memakmurkannya dalam aspek immaterial (moril), mendirikan shalat, berdzikir, mencari ilmu dan aktivitas lainnya seperti TPQ, pendirian sekolah terpadu, koperasi, poliklinik, bank syari’ah, unit penggalian dana dan pendistribusiannya, dll.

  21

  Direktur Jendral Bimas Islam Kementrian Agama, Prof Nasaruddin Umar, dalam Republika (21 Mei 2010), mengingatkan, keagungan masjid tidak terletak pada bangunan fisiknya, melainkan bagaimana masjid dapat difungsikan sebagai pusat pemberdayaan ummat dan pemngembangan peradaban.

  Hal ini tampak dalam kehidupan di masa sekarang banyak masjid yang mewah namun angker karena sepi, tidak ada aktivitas apapun. Sebaliknya adapula masjid yang sedang-sedang saja, bahkan sangat sederhana bangunannya tetapi aktivitasnya padat, terutama digerakkan oleh generasi mudanya.

  Masjid merupakan salah satu karya budaya ummat Islam dibidang tehnologi konstruksi dan arsitektur. Tak heran jika masjid merupakan ciri atau simbol dari sebuah kota Islam, semakin maju sebuah kota Islam, maka bangunan masjidnya pun semakin magah dan besar.

  Masjid juga merupakan salah satu corak dan perwujudan perkembangan kesenian Islam dan dipandang sebagai salah satu kebudayaan Islam yang terpenting. Perwujudan bangunan masjid pun melambangkan cermin kecintaan ummat Islam kepada Tuhannya dan menjadi bukti tingkat perkembangan kebudayaan Islam.

  Sebagaimana yang sudah dipahami bahwa masjid mempunyai kaitan erat dengan masalah keimanan dan pembinaan ummat bagi kaum muslimin agar dapat memberikan peranan yang dominan dalam pembangunan negara.

  2 2

  Terbinanya iman seorang Muslim merupakan modal dasar dagi terbentuknya masyarakat Muslim. Karena itu, pembinaan pribadi Muslim harus ditindaklanjuti ke arah pembinaan sauatu masyarakat yang Islami, Masjid dapat dimanfaatkan sebagai darana pembinaan masyarakat Islam.

  Karena itulah dalam pengelolaan masjid dituntut adanya usaha yang lebih serius atau disebut dengan "manajemen yang profesional” dan sesuai dengan kaidah-kaidah syari’at Islamiyah.

  Dalam pelaksanaan manajemen masjid yang profesional tentu dengan menggunakan tehnik-tehnik dan peralatan manajemen yang berupa: manusia

  

(man), uang (money), bahan (material), mesin (mechine), tata cara (method)

dan penyampaian hasil usaha dari masjid dinikmati oleh umat (marketing).

  (Amirudin dan Supardi, 2001:24) Untuk memudahkan dalam mengelola masjid tentu tidak lepas dari sebuah struktur organisai dari masjid itu sendiri. Pentingnya peran pemimpin dalam sebuah masjid akan berpengaruh pada proses manajemen masjid dalam mencapai tujuan organisasi masjid.

  Dalam bukunya Amirudin dan Supardi (2001:28-29) pemilihan pemimpin dalam masyarakat Islam tidak boleh dilakukan dengan kriteria disenangi atau tidak disenangi dari pribadi seseorang. Allah SWT., telah memberikan pengarahan mengenai pemimpin ini sebagai berikut:

  23

  Islamiyah sesuai dengan ajaran orang kafir tersebut. Orang yang seperti ini

tidak boleh diangkat sebagi pemimpin sesuai dengan petunjuk Allah SWT

dari ayat berikut ini;

  • illJjl tijJjl ZsJ i*1-*'* O
  • 5'd»l Oj f r ? ^ r ? (A j^ C rT * c /" H

  Artinya : ”/fai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani meiyadi pemimpin- pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak

  (Q.S Al- memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.M a id a h : 51)

  

2. Jangan M engambil Perlindungan Dan Penolong Selain Allah Yang

M aha Kuasa

  ' j u l i &

  < *. ,.r t^illjajT j j j y f \ 4 * 3 ^ .

  "Jjl

  Artinya: “Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka;

  (Q.S Al-Baqarah: 257) mereka kekal di dalamnya ”

  24 Sedangkan kriteria untuk memilih imam pada sebuah masjid yang akan mengimami shalat telah ada petunjuk tersendiri Dari Abi Mas’ud r.a berkata, bahwa Rosulullah saw., bersabda:

  j C

  Kalau kita menyebut atau mendengar kata masjid, tentu yang terpikirkan adalah bangunannya, takmir atau pengurus masjid yang bertugas sebagai manager dalam pengelolaan masjid tersebut Masjid tidak hanya berperan sebagai tempat mengeijakan ibadah shalat saja, namun masjid juga dapat berperan sebagai “Islam ic Center” tempat membina hubungan manusia

  bersabda: “Orangyang paling berhak menjadi iman shalat dalam suatu kaum adalah orang paling hafal Al-Qur ’an. Jika mereka sama dalam hal itu, yang paling mengetahui tentang sunnah, kalau mereka sama salam hal itu, yang paling dahulu hijrah, kalau mereka sama dalam hal itu, yang lebih dahulu masuk Islam. Dan janganlah seseorang menjadi Imam dalam kekuasaan orang lain, dan jangan pula duduk diatas tempat duduk tuan rumah, kecuali dengan izinnya. ’ (Shahih M uslim , 189)

  j j j v j A jU a lL Artinya : “Diriwayatkan dari Abu M as’ud Al-Anshori r.a. : Rasulullah saw.,

  A

  ju o jS f i

  V ! 4

  V J tLaL* f o i s t s c » t S

  K

  <^1** M J j j j ij

  m

  A I

  i

  U

  j

  U ) ^ I j l l S

  l

   JIS ;JIS 4JC- M if***j (g jL-oiVI Ayu** (jz S I ^ fA J) jS ? J U ii j k A t J j j o ) 4

5 I J ^ ^ W

B. Urgensi Peran Dan Fungsi Masjid

  25 tempat ibadah, tempat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Namun peran masjid itu multifungsi. Disamping sebagai tempat ibadah juga sebagai tempat berkumpulnya orang Muslim.

  Masjid yang memiliki peran yang multi fungsi yakni bukan hanya digunakan untuk ibadah shalat saja namun untuk kegiatan social. Beberapa fungsi dan peran masjid dijelaskan dalam bukunya Ahmad Yani (2009) dan Gazalba (1976) yang dominan dalam kehidupan umat Islam, beberapa di antaranya adalah:

1. Dilihat dari artinya masjid adalah tempat sujud atau tempat shalat.

  Setiap hari jum’at, masjid digunakan sebagai tempat melaksanakan shalat jum ’at. Pada hari-haru besar ummat Islam, masjid juga digunakan sebagai shalat hari raya.

  Di malam bulan Ramadhan masjid-masjid penuh dengan orang yang menjalankan ibadah shalat tarawih berjama’ah. Terlebih pada bulan ini pula banyak jama’ah Muslim yang melakukan I’tikaf bersama dalam sebuah masjid.

  Masjid adalah tempat orang-orang Muslim berkumpul.

  2. Salah satu tempat untuk berkumpulnya orang-orang Muslim adalah di masjid. Mereka berkumpul tidak hanya secara fisik, namun juga mempertemukan hati dan pikiran mereka. Hubungan di dalam masjid itulah yang senantiasa mendekatkan hati mereka. Hal ini mempunyai

  26

  3. Masjid sebagai tempat memberi dan menerima addin.

  Nabi Muhammad banyak menerima wahyu dalam kurun Madinah di masjid dan menerangkan hukum-hukum Islam di dalamnya. Selain daripada bidang agama, bidang yang lain seperti social, politik, dan ekonomi pun diajarkan di masjid.

  Di masjid pula biasanya diumumkan hal-hal penting yang menyangkut hidup masyarakat muslim, misalnya, peristiwa-peristiwa duka cita yang terjadi disekitar masyarakat, pemberian zakat, aktivitas keijabakti atau gotong royong masyarakat, dan lain-lain.

  4. Di masjid ditempatkan baitul maal.