PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (STUDI KASUS PADA SISWA SDN KAUMAN KIDUL KECAMATAN SIDOREJO SALATIGA TAHUN 2010 - Test Repository

  

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA

  (Studi Kasus pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga Tahun 2010)

  

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh:

AMINAH

  

NIM: 11408020

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 Eks Hal : Naskah Skripsi

  Saudara Aminah

  Kepada Yth: Ketua STAIN Salatiga Di - Salatiga

  A SSA LA M U A L A IK U M , W R .W B

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : Aminah NIM : 11408020 Jurusan : Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam Judul : PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP

  MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus Pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga) Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosvahkan.

  Demikian agar menjadi perhatian.

  W ASSALAM U ALAIKU M WR.W B , Pembimbing

KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721

  Website:

P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudara : AMINAH dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11408020 yang beijudul: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus Pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga) Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  25 September 2010 M Salatiga,

  16 Syawal 1431 H Panitia Ujian

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : AMINAH NIM : 11408020

  Judul Skripsi : PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus Pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan

  Sidorejo Salatiga) Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesaijanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis di dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

  Salatiga, 25 September 2010 Yang Menyatakan

  J IIC A m MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali

orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan saling berpesan dengan

kebenaran dan saling berpesan dengan kesabaran.

(Q.S. Al- ‘Ashr: 1-3)

  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Suamiku tersayang, yang telah memberikan inspirasi bagiku

  

2. Anak-anakku tercinta, yang selalu membimbing, mendo'akan dan

memberikan segalanya baik moral maupun spritual bagi kelancaran studiku, semoga Allah senantiasa meridhoinya.

  KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Rahman dan Rahim yang telah mengangkat manusia dengan berbagai keistimewaan. Dan dengan hanya petunjuk serta tuntunan-Nya, penulis mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi ini bisa terselesaikan.

  Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Amin Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini bukanlah merupakan tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat. Akhirnya dengan berbekal kekuatan serta kemauan dan bantuan dari berbagai pihak, maka terselesaikanlah skripsi yang sederhanan ini dengan judul “PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus Pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga).

  Dengan tersusunnya skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih yang tiada taranya kepada:

  1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Ekstensi.

  3. Bapak Drs. Juz'an, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing, yang dengan keikhlasannya telah memberikan bimbingan hingga tersusunnya skripsi ini.

  4. Rekan-rekan mahasiswa STAIN Salatiga, yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan studi.

  5. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitasnya.

  Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo’a, semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin.

  Akhirnya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan atau bahkan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi pembaca pada umumnya.

  

A m in - am in ya robbal ‘aiam in

  Salatiga, September 2010 Penulis

  Aminah

  DAFTAR ISI

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  B A BI

  

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Hidup berkeluarga dihayati oleh hampir seluruh umat manusia. Bahkan orang yang hidup sebatang kara pun pernah mengalami suasana hidup dalam keluarga. Maka sudah selayaknya jika hidup dalam sebuah keluarga memberikan warna atau kontribusi tersendiri dalam pembentukan akhlak seseorang. Hidup dalam keluarga tidak hanya dilihat sebagai urusan pribadi maupun urusan kemasyarakatan. Akan tetapi hidup dalam keluarga sebagai cara hidup yang sesuai dengan rencana dan kehendak Allah SWT.

  Pandangan semacam ini akan mempunyai arti/dampak positif pada penghayatan hidup berkeluarga. Seluruh anggota keluarga tidak hanya pada penghayatan hidup berkeluarga. Seluruh anggota keluarga tidak hanya dipandang sebagai partner hidup. Namun mereka juga amanat dari Allah Swt yang harus di jaga. Diam penjagaannya tentu harus sesuai dengan kaidah yang telah diberikan dari sang pemberi amanat tersebut.

  Keyakinan semacam ini akan mendorong kepada seseorang untuk lebih menjaga dan menjalankan amanat tersebut secara serius, hati - hati dan tidak sembarangan. Sebab mereka sadar akan amanat tersebut dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban.

  3 Anak yang dilahirkan itu telah membawa fitrah (kecenderungan untuk

  percaya kepada Allah), maka orangtuanyalah yang menjadikan anak tersebut Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. Imam Tirmidzi)2

  Berhasil tidaknya, baik buruknya anak sangat tergantung pada orang tua sebagai figur utama proses pendidikan dan pembentukan moral atau akhlak anak. Selaras dengan pendapat Dr. Zakiyah Darajat, sebagai berikut:

  “Orang tua adalah Pembina pribadi yang utama dalam hidup kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur yang dengan sendirinya masuk kedalam pribadi yang tumbuh.3

  Dalam berbicara pendidikan paling tidak ada dua sifat pendidikan yang dapat dikemukakan disini pendidikan selalu bersifat antisipataris artinya selalu mengacu kepada masa depan dan selaku mempersiapkan generasi muda untuk kehidupan masa yang akan datang. Kondisi pendidikan pada waktu sekarang akan memberikan pengaruh kondisi kehidupan pada masa depan, sehingga gambaran kehidupan masa yang akan datang.

  Sesungghuhnya sudah terlihat dengan jelas oleh pendidikan yang diberikan pada masa sekarang.

  Dalam rangka menanamkan nilai-nilai moral atau akhlak pada anak tentu membutuhkan sebuah proses yang cukup panjang. Melibatkan banyak aspek dan peran keluarga, sebagai lembaga pendidikan pertama bagi anak.

  2 Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung, Pustaka Setia, 2009) him. 219

  3 Zakiyah Darojat. Ilmu Jiwa Agam a (Jakarta Bulan Bintang 1970) Him 56

  5 menghargai antara anggota keluarga, orang tua akan selaluberusaha untuk membantu kesulitan anak. Hal ini juga akan berdampak pada jiw a anak untuk selalu termotivasi melakukan akativitas-aktivitas belajar yang dapat meningkatkan kemampuan atau potensi yang dimilikinya secara optimal.

  Dengan latar belakang pada uraian diatas, penulis mencoba mangadakan penelitian secara ilmiah dengan judul “PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

  SISWA (Studi Kasus Pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga)”.

B. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari salah tafsir dalam memahami judul diatas, maka perluadanya pembatasan dan penjelasan masalah istilah terlebih dahulu mengenai judul tersebut.

  Adapun penegasan istilah dan penjelasannnya adalah sebagai berikut:

  1. Keharmonisan keluarga Keharmonisan berasal dari kata harmonis, yang diartikan selaras, 6 serasi.

  Keharmonisan diartikan hal (keadaan) selaras atau serasi keselarasannya, keserasiannya.6

  7 Keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup dalam tempat tinggal bersama, dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin,

  6 Poerwardaminta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta, Balai Pustaka, 1983). Him 387

  7 Wojo Wasito.Kamus Lengkap, (Bandung, Hasta, 1980).hlm 73

  6 sehingga teijadi mempengaruhi, memperhatikan, menyerah diri, melengkapi dan menyempurnakan. Dan itu terkandung peran dan fungsi orang tua dalam keluarga.8

  The fam ily as a married couple or other group o f adult kinsfolk who cooperate economically and in the bring up o f children, and all or most o f whom share a common dwelling.9

  “Keluarga sebagai sebuah pasangan suami istri atau kelompok - kelompok keluarga orang dewasa yang mereka bekeija sama memenuhi kebutuhan ekonomi dan dalam mendidik anak-anak, serta seluruh anggota atau sebagian besar anggotanya bertempat tinggal (hidup) bersama.”

  Sedangkan yang dimaksud keharmonisan keluarga dalam penilaian ini adalah keselarasan atau keserasian hubungan dalam keluarga yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan dan dapat dilakukan sengan efektif, sehingga menunjang tercapainya kehidupan keluarga yang harmonis.10 *

  Adapun indicator - indicator dari variable keharmonisan keluarga adalah:

  a. Seluruh anggota keluarga taat menjalankan ibadah

  b. Hubungan antar anggota keluarga akrab

  c. Orang tua mengingatkan dan mengawasi belajar anak

  d. Saling menghormati anggota keluarga

  

' Muh. Shahib. Pola Asuh Orang Tua dalam membentuk Anak Mengembangkan Disiplin

Diri,(Jakarta, Rineka Cipta, 1998), him 17-18

  9 Ariene s skolnik and Jerome skolnik Fam ily an Transition, (Canada, Ron Newcomer and Associates, 1983). Page 26

  10 Hasan Basri. Keluarga Sakinah Tinjauan Psikologi dan Agama, ( Yogyakarta, Pustaka Pelajar,

  9 D. Tujuan Penelitian Suatu penelitian ilmiah tertentu mempunyai tujuan tertentu, demikian pula dalam penelitian ini, y aitu :

  1. Untuk mengetahui keharmoisan keluarga pada siswa SDN Kauman Kidul Kec. Sidorejo Salatiga 2. Untuk mengetahui motivasi belajar pada siswa SDN Kauman Kidul Kec.

  Sidorejo Salatiga

  3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar pada siswa SDN Kauman Kidul Kec. Sidorejo Salatiga E. Hipotesis

  Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti,tetapi masih harus dibuktikan atau ditegaskan, atau diuji kebenarannya.15 *

  Berangkat dari permasalahan yang telah peneliti uraikan diatas untuk memperoleh jawaban sementara, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut “Ada hubungan positif antara keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa. Atau dengan kata lain semakin baik keharmonisan keluarga semakin baik pula motivasi belajar siswa”.

15 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.(Jakarta, Rineka Cipta,

  11 Populasi yang penulis jadikan objek adalah seluruh siswa SDN Kauman Kidul Kec. Sidorejo Salatiga yang beijumlah 157 siswa. Dalam pengambilan sampel, Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa bila populasinya besar (lebih dari 100 orang), maka dapat diambil 1 0 - 1 5 % atau 20 - 25% atau lebih.18

  Pada penelitian ini peneliti mengambil 10% dari jumlah populasu. Jadi sampel dalam penelitian ini beijumlah 16 Siswa.

  2. Teknik pengumpulan Data

  a. Metode angket atau kuesioner Kuesioner adalah sejumlah perorangan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal - hal yang diketahui.19 Metode ini penulis gunakan sebagai metode pokok untuk mencari data tentang keharmonisan keluarga dan motivasi data tentang keharmonisan keluarga dan motivasi belajar siswa.

  b. Metode Interview atau wawancara Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lesan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (Interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara.20

  Metode ini penulis gunakan sebagai metode bantu untuk memperoleh informasi mengenai kondisi keharmonisan keluarga siswa dan motivasi belajar siswa dirumah secara Tanya jawab (lisan).

  18 Ibid, him 73

  19 Ibid, him 140

  12 c. Metode Dokumentasi

  Dokumentasi berasa dari kata dokumen, yang artinya barang - barang tertulis.

  Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan- peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.21 Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data mengenai Sekolah SDN Kauman Kidul Kec. Sidorejo Salatiga.

  3. Analisis Data Dalam menganalisa data, penulis menetapkan dua variabel, yaitu :

  • Variabel x, yaitu variable keharmonisan keluarga
  • Variabel y, yaitu variable motivasi belajar Adapun tehnis analisa datanya sebagai berikut:

  a. Analisis Pendahuluan Tahap ini diadakan perhitungan awal dari data yang diperoleh dari hasil angket tentang keharmonisan keluarga dan motivasi belajar siswa.

  Untuk menganalisanya peneliti menggunakan rum us: F

  P = x 100% N

  Keterangan: P : Prosentase F : Jumlah Objek

  BAB n

KAJIAN PUSTAKA

A. Keharmonisan Kelnarga

  Keluarga merupakan satu organisasi sosial yang paling penting dalam kelompok sosial dan keluarga merupakan lembaga di dalam masyarakat yang paling utama bertanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan sosial dan kelestarian biologis anak manusia1. Keharmonisan keluarga itu akan terwujud apabila masing-masing unsur dalam keluarga itu dapat berfungsi dan berperan sebagimana mestinya dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai agama kita, maka interaksi sosial yang harmonis antar unsur dalam keluarga itu akan dapat diciptakan2.

  Dalam kehidupan berkeluarga antara suami istri dituntut adanya hubungan yang baik dalam arti diperlukan suasana yang harmonis yaitu dengan menciptakan saling pengertian, saling terbuka, saling menjaga, saling menghargai dan saling memenuhi kebutuhan. Setiap orangtua bertanggung jaw ab juga memikirkan dan mengusahakan agar senantiasa terciptakan dan terpelihara suatu hubungan antara orangtua dengan anak yang baik, efektif dan menambah kebaikan dan keharmonisan hidup dalam keluarga, sebab telah menjadi bahan kesadaran para orangtua bahwa hanya dengan hubungan yang baik kegiatan pendidikan dapat dilaksanakan dengan efektif dan dapat menunjang terciptanya kehidupan keluarga yang

1 Kartini Kartono, Psikologi Perkembangan Keluarga, Jakarta, Graha Ilmu, 2003, him. 62

  17

  1. Aspek-Aspek Keharm onisan K eluarga Enam aspek sebagai suatu pegangan hubungan perkawinan bahagia adalah6* a. Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga.

  Sebuah keluarga yang harmonis ditandai dengan terciptanya kehidupan beragama dalam rumah tersebut. Hal ini penting karena dalam agama terdapat nilai-nilai moral dan etika kehidupan. Berdasarkan beberapa penelitian ditemukan bahwa keluarga yang tidak religius yang penanaman komitmennya rendah atau tanpa nilai agama sama sekali cenderung terjadi pertentangan konflik dan percekcokan dalam keluarga, dengan suasana yang seperti ini, maka anak akan merasa tidak betah di rumah dan kemungkinan besar anak akan mencari lingkungan lain yang dapat menerimanya.

  b. Mempunyai waktu bersama keluarga Keluarga yang harmonis selalu menyediakan waktu untuk bersama keluarganya, baik itu hanya sekedar berkumpul, makan bersama, menemani anak bermain dan mendengarkan masalah dan keluhan- keluhan anak, dalam kebersamaan ini anak akan merasa dirinya dibutuhkan dan diperhatikan oleh orangtuanya, sehingga anak akan betah tinggal di rumah.

  c. Mempunyai komunikasi yang baik antar anggota keluarga

  19 Hubungan yang erat antar anggota keluarga juga menentukan harmonisnya sebuah keluarga, apabila dalam suatu keluarga tidak memiliki hubungan yang erat maka antar anggota keluarga tidak ada lagi rasa saling memiliki dan rasa kebersamaan akan kurang.

  Hubungan yang erat antar anggota keluarga ini dapat diwujudkan dengan adanya kebersamaan, komunikasi yang baik antar anggota keluarga dan saling menghargai.

  Keenam aspek tersebut mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang lainnya. Proses tumbuh kembang anak sangat ditentukan dari berfungsi tidaknya keenam aspek di atas, untuk menciptakan keluarga harmonis peran dan fungsi orangtua sangat menentukan, keluarga yang tidak bahagia atau tidak harmonis akan mengakibatkan persentase anak menjadi nakal semakin tinggi7.

  2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keharmonisan Keluarga

  a. Komunikasi interpersonal Komunikasi interpersonal merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keharmonisan keluarga, karena menurut Hurlock komunikasi akan menjadikan seseorang mampu mengemukakan pendapat dan pandangannya, sehingga mudah untuk memahami orang lain dan sebaliknya tanpa adanya komunikasi kemungkinan

  7 M. H aw aii, Op.Cit, hal. 68

  20 besar dapat menyebabkan teijadinya kesalahpahaman yang memicu teijadinya konflik8, b. Tingkat ekonomi keluarga.

  Menurut beberapa penelitian, tingkat ekonomi keluarga juga merupakan salah satu faktor yang menentukan keharmonisan keluarga. Semakin tinggi sumber ekonomi keluarga akan mendukung tingginya stabilitas dan kebahagian keluarga, tetapi tidak berarti rendahnya tingkat ekonomi keluarga merupakan indikasi tidak bahagianya keluarga. Tingkat ekonomi hanya berpengaruh trerhadap kebahagian keluarga apabila berada pada taraf yang sangat rendah sehingga kebutuhan dasar saja tidak terpenuhi dan inilah nantinya yang akan menimbulkan konflik dalam keluarga.

  c. Sikap orangtua Sikap orangtua juga berpengaruh terhadap keharmonisan keluarga terutama hubungan orangtua dengan anak-anaknya. Orangtua dengan sikap yang otoriter akan membuat suasana dalam keluarga menjadi tegang dan anak merasa tertekan, anak tidak diberi kebebasan untuk mengeluarkan pendapatnya, semua keputusan ada ditangan orangtuanya sehingga membuat remaja itu merasa tidak mempunyai peran dan merasa kurang dihargai dan kurang kasih sayang serta memandang orangtuanya tidak bijaksana. Orangtua yang permisif

  Elizabeth T. Hurlock, Op.Cit, hal. 28

  21 cenderung mendidik anak terlalu bebas dan tidak terkontrol karena apa yang dilakukan anak tidak pernah mendapat bimbingan dari orangtua. Kedua sikap tersebut cenderung memberikan peluang yang besar untuk menjadikan anak berperilaku menyimpang, sedangkan orangtua yang bersikap demokratis dapat menjadi pendorong perkembangan anak kearah yang lebih positif, d. Ukuran keluarga

  Jumlah anak dalam satu keluarga cara orangtua mengontrol perilaku anak, menetapkan aturan, mengasuh dan perlakuan efektif orangtua terhadap anak. Keluarga yang lebih kecil mempunyai kemungkinan lebih besar untuk memperlakukan anaknya secara demokratis dan lebih baik untuk kelekatan anak dengan orangtua.

B. Belajar Mengajar

  Belajar merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Setiap saat dalam kehidupan teijadi suatu proses belajar mengajar, baik disengaja maupun tidak disengaja, disadari atu tidak disadari. Proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil, yang pada umumnya disebut hasil pengajaran atau hasil belajar. Proses belajar mengajar harus dilakukan dengan sadar, disengaja dan terorganisisr dengan baik agar diperoleh hasil yang optimal. Belajar sering kali diartikan kegiatan seseorang yang tampak dalam wujud duduk di kelas, mendengarkan guru yang sedang mengajar, membaca buku, atau menghafal sesuatu yang diperoleh di sekolah.

  Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam

  23 psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.

  Cri-ciri tentang kegiatan belajar sebagai berikut: 1) belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar, baik actual maupun potensial; 2) perubahan itu pada dasarnya adalah diperolehnya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama; 3) perubahan itu teijadi karena suatu usaha12.

  Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sesuatu proses yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku dalam diri manusia. Perubahan ini akan membentuk kemampuan sikap dan perilaku hidupnya.

  Belajar di bidang pendidikan berhubungan dengan kegiatan mengajar. Pengertian yang umum dipahami orang terutama mereka yang awam dalam bidang-bidang studi kependidikan ialah bahwa mengajar itu merupakan penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa.

  Proses belajar mengajar adalah sebuah kegiatan yang integral (utuh) dan terpadu antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar. Poses belajar mengajar memiliki empat komponen yaitu tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian.

  Keempat komponen tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri tetapi saling

12 Ibid, hal. 16

  24 berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain.

  Poses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya. Proses belajar mengajar adalah suatu interaksi antara guru dengan siswa yang saling berhubungan dan saling berpengaruh sehingga menumbuhkan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan tertentu. Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor intern (faktor yang berasal dari dalam diri) dan faktor ekstern (faktor yang berasal dari luar).

  Fktor intern terdiri dari faktor jasmaniah dan faktor psikologis, sedangkan faktor ekstern terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor sekolah antara lain meliputi metode mengajar, alat atau media pembelajaran, kurikulum dan lain-lain. Faktor keberhasilan pendidikan di sekolah salah satunya menjadi tanggung jawab guru sebagai fasilitator. Hal lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar ialah beberapa sifat peserta didik dalam belajar yaitu : cepat dalam belajar, lambat dalam belajar, anak kreatif anak drop out dan anak berprestasi kurang.

  Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru tersebut mengajarkan pengetahuan terhadap anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak.

  Faktor guru sangat berperan dalam proses belajar mengajar. Guru yang dapat mengembangkan metode mengajar dan media pembelajaran

  25 sangat membantu siswa dalam menerima materi pelajaran sehingga prestasi belajarpun meningkat. Keberhasilan proses belajar mengajar dapat ditingkatkan apabila guru mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar,

  C. Motivasi Belajar Pada hakekatnya belajar adalah hasil dari proses interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar. Belajar dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti mengalami, mengerjakan, memahami, dan sebagainya. Sehingga berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar yang di alami siswa. Maka pemahaman yang benar mengenai belajar mutlak diperlukan oleh pendidik.

  Belajar merupakan aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Perubahan bersifat relatif konstan dan berbekas13. Menurut Oemar Hamalik, ’’Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman”14.

  Menurut Slameto, “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu pembahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam 13 Budiningsih, B elajar dan M engajar, Jakarta, Graha Ilmu, 2002, him. 7.

14 Oemar Hamalik, Strategi B elajar Mengajar, Jakarta, Bina Cipta, 2003, him. 14.

  26 interaksi dengan lingkungannya”15. Sedangkan menurut A. Suhaenah Supamo, ’’Belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya”16.

  Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan keterampilan. Menurut Rogers dalam Dalyono belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggung jawab terhadap proses belajar tersebut17. Suradi dalam Sardinian juga menyatakan bahwa salah satu ciri terjadinya proses belajar adalah ditandai dengan adanya aktivitas siswa18. Jadi suatu siswa dikatakan telah mengalami belajar jika siswa tersebut ikut terlibat secara langsung atau mengalami sendiri proses pembelajaran sehingga dalam diri siswa tersebut teijadi perubahan baik dalam hal penambahan pengetahuan, keterampilan maupun teijadi perubahan tingkah laku ataupun sikap.

  Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang relatif menetap.

  Aktivitas siswa dalam belajar tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim teijadi dalam pembelajaran pada umumnya.

  15 Slameto, B elajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta, Rineka Cipta, 1998, him. 18.

  16 Ibid, him. 2.

  

17 Dalyono, Pendekatan dalam Pembelajaran, Bandung, Bina Insani, 1997, him. 54.

  18 Sardinian, Konsep B elajar M engejar, Bandung, Tarsito, 2001, him. 62.

  27 Aktivitas tersebut hendaknya mencakup aktivitas yang bersifat fisik atau jasmani maupun mental atau rohani. Diedrich dalam menyatakan ada 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut19:

  1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekeijaan orang lain.

  2. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

  3. Listening activities, sebagai contoh adalah mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, interupsi.

  4. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

  5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

  6. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain, berkebun, bertemak.

  7. Mental activities, sebagai contoh misalnya mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

  8. Emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, gembira, bersemangat, berani, tenang, gugup.

19 Ibid, him. 68.

  28 Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar dengan berbagai aktivitas seperti diuraikan di atas, akan menciptakan suasana belajar yang tidak membosankan dan kegiatan belajar mengajar akan beijalan maksimal.

  Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan kegiatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa20, Tujuan belajar sangat penting dalam sistem pembelajaran, karena semua komponen yang ada dalam sistem pembelajaran dilaksanakan atas dasar pencapaian tujuan belajar. Jadi tujuan belajar adalah suatu komponen sistem pembelajaran yang menunjukkan hasil belajar siswa tercipta setelah melakukan kegiatan belajar.

  Tujuan belajar secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1) Tujuan instruksional (instructional effects), biasanya berbentuk ketrampilan dan pengetahuan; 2) Tujuan pengiring (nurturant

  

effects), merupakan hasil sampingan belajar, misalnya kemampuan berpikir

kritis, kreatif, dan sikap terbuka.

  Belajar merupakan suatu proses di mana siswa dengan kemampuan awal yang dimilikinya, akan mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga didapatkan kemampuan akhir yang lebih baik atau tercapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal diperlukan komponen-komponen PBM yang berupa sarana dan prasarana, guru, kurikulum dan lingkungan yang memadai dan mendukung. Sedangkan

20 Oemar Hamalik,

  29 untuk mengukur keberhasilan sebuah proses belajar mengajar diperlukan program evaluasi yang terstruktur dan terencana.

  Rianto menggambarkan bagan sistem pengajaran sebagai berikut:21 Gambar 1. Bagan Sistem Pengajaran

  Setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang khas yaitu hasil belajar. Hasil belajar adalah tingkat pencapaian siswa terhadap tujuan yang telah ditetapkan disetiap mata pelajaran dalam waktu tertentu22. Keberhasilan seseorang dalam mempelajari sesuatu sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Slameto faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu23.

  1. Faktor intern

  a. Kesehatan

  21 Bambang Riyanto, Psikologi Pengajaran, Bandung, Alfabeta, 2004, him. 16.

  22 Suharsimi Arikunto, D isiplin dalam Pem belajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2002, him. .

  37

  23 Slameto, Op.cit, him. 84.

  30 Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan fungsi alat indera serta tubuhnya.

  b. Inteligensi dan bakat Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Inteleginsi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingakat inteleginsi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat inteleginsi yang rendah. Bakat merupakan kemampuan untuk belajar. Seperti juga inteleginsi, bakat juga mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya maka hasil belajarnya juga akan lebih baik.

  c. Minat dan motivasi Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa

  31 senang. Bahan pelajaran yang menarik minat belajar siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.

  Motivasi adalah penggerak atau dorongan untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Menurut Nasution motivasi dapat berasal dari dalam diri (motivasi intrinsik) maupun dari luar (motivasi ekstrinsik)24. Motivasi bukan saja penting karena menjadi faktor penyebab belajar, namun juga memperlancar belajar dan hasil belajar. Oleh karena itu guru diharapkan mengetahui kapan siswa perlu dimotivasi dan bentuk motivasi yang harus diberikan agar proses pembelajaran beijalan lancar dan berhasil optimal.

  Sardinian menyebutkan ada sebelas bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu memberi angka, hadiah, saingan atau kompetisi, ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan yang diakui25,

  d. Kematangan dan kesiapan Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kematangan dan kesiapan siswa

  24 S. Nasution,

Psikologi Pendidikan, Yogyakarta, Kanisius, 1996, him. 14.

  25 Sardinian, O p.cit, him. 48.

  32 untuk mempelajari sesuatu yang baru akan mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut.

  2. Faktor ekstern

  a. Keluarga Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya bagi keberhasilan seorang siswa dalam belajar. Keadaan ekonomi keluarga, cara orang tua mendidik, hubungan anak dengan orang tua, suasana rumah, dan latar belakang budaya (pendidikan orang tua) akan ikut menentukan keberhasilan belajar siswa.

  b. Sekolah Keadaan sekolah tempat belajar turut berpengaruh pada tingkat keberhasilan belajar. Kondisi sekolah, metode mengajar guru, kurikulum, tata tertib sekolah, serta hubungan guru dengan siswa dan siswa dengan siswa akan mempengaruhi motivasi belajar siswa sehingga hasil beiajarpun terpengaruh.

  c. Masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu teijadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat yang berupa kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentu kehidupan masyarakat

  Motivasi ialah dorongan untuk mendapatkan efek yang maksimal26. Dengan demikian motivasi belajar adalah bahwa motivasi

26 Surayin,

  Kamus Umum Bahasa Indonesia, Yrama Widya, Bandung, 2007, him. 174

  33 kesungguhan berkaitan dengan perubahan tingkah laku sebagai akibat bertambahnya pengetahuan dan keterampilan serta sikap pada diri seseorang.

  Faktor motivasi belajar diantaranya adalah27:

  a. Kegiatan belajar yang dilakukan

  b. Latihan atau ulangan, artinya siswa akan intensif belajar jika ada ulangan atau latihan c. Kepuasan dan kesenangan. Seseorang intensif belajar karena dengan belajar seseorang memperoleh kepuasan atau kesenangan d. Pengalaman masa lampau

  e. Kesiapan dan kesediaan belajar

  f. Minat dan Usaha

  g. Fisiologis h. Intelegensi atau kecerdasan.

D. Pengaruh Keharmonisan Keluarga terhadap Motivasi Belajar Siswa

  Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat, yang merupakan bentuk dari sebuah perkawinan. Setiap keluarga tentu mendambakan bahagia lahir dan batin. Namun demikian, ternyata tidak mudah untuk mencapai tujuan tersebut. Keharmonisan dalam sebuah keluarga akan tercipta manakala diantara anggota keluarga melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara seimbang. Hal ini dapat dilihat dari

27 Oemar Hamalik,

  34 keakraban hubungan atau komunikasi yang baik antara orang tua dan anak- anaknya.

  Keharmonisan dalam sebuah keluarga sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, baik dari segi fisik maupun psikis.

  Dalam hal ini orang tua mempunyai tanggung jawab dalam mendidik anak dengan sebaik-baiknya. Karena lingkungan pertama bagi pembelajaran dan pendidikan anak adalah keluarga.

  Seorang anak yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga harmonis, cenderung mempunyai motivasi belajar yang lebih tinggi. Hal tersebut dikarenakan dalam keluarga terjalin hubungan yang serasi dan selaras antara orangtua dan anak.

  Situasi keluarga yang harmonis akan mendorong anak untuk lebih senang di rumah dan melakukan aktifitas atau kegiatan belajar yang dapat memberikan dampak positif bagi dirinya sendiri dalam meraih cita-citanya. Kesulitan atau permasalahan dalam belajar yang dialami anak akan mudah dicari jalan keluarnya karena orangtua berperan aktif dalam melakukan pengawasan dan bimbingan dalam proses belajar anak.

  Dari uraian di atas menunjukkan bahwa keharmonisan keluarga berpengaruh terhadap motivasi belajar anak, dengan kata lain semakin harmonis sebuah keluarga maka motivasi belajar anak juga akan mengalami peningkatan.

  

BAB m

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SD N Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Kota

Salatiga

  1. Profil Sekolah SD N Kauman Kidul

  a. Nama Sekolah 1995

  c. Dibuka tahun

  d. Status Sekolah : Negeri

  e. Luas tanah : 2282 m2 684 m2 f. Luas bangunan

  2. Letak Geografis SD N Kauman Kidul terletak di Kecamatan Sidorejo Kota

  Salatiga. Sekarang ini telah mempunyai gedung yang permanen. Adapun secara geografis area tanahnya berbatasan dengan rumah penduduk.

  Dilihat dari letak geografis sangatlah strategis karena berada lingkungan pemukiman. Hal ini memungkinkan terciptanya suasana yang tenang karena jauh dari keramaian sehingga proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik.

  36

  6 Muslikhatun PNS Gr Agama

  12 Adhi Sulistyo WB WB

  11 Shinta Listyana, SS WB WB

  10 Ismiyati PNS Gr Kelas

  9 Umi Zumaroh PNS Gr Kelas

  8 Yanu Swastika, S.Or PNS Gr Penjas

  7 Hery Darmanto, S.PdSD PNS Gr Kelas

  Gr Agama

  3. Keadaan Guru SD N Kauman Kidul Guru SD N Kauman Kidul beijumlah 12 orang dan 1 orang penjaga wiyata bhakti. Untuk lebih lengkapnya akan diuraikan dalam tabel berikut.

  5 Aminah PNS

  4 Siti Aisyah PNS Gr Kelas

  3 Rusmiyati PNS Gr Kelas

  2 Siti Rochaya PNS Gr Kelas

  1 Drs. Budi Haryanto PNS Kepala sekolah

  Nama Status Keterangan

  TABEL 1 DAFTAR GURU SD N KAUMAN KIDUL No

  4. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana banyak membantu dan memperlancar jalannya pendidikan serta meningkatkan mutu dan kualitas sekolah yang bersangkutan tentu saja digunakan sesuai dengan keadaan dan situasi sekolah.

  38 Kursi Guru 24 unit f.

  187 unit

  g- Meja Siswa 94 unit h. Kursi Siswa 6 unit i. Papan Tulis

  5. Keadaan Siswa Jumlah siswa SD N Kauman Kidul pada tahun 2009/2010 beijumlah 1S9 orang terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan.

  Perincian selengkapnya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: TABEL III DAFTAR JUMLAH SISWA SD N KAUMAN KIDUL

  No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

  1 I

  15

  21

  36

  2 II

  9

  12

  21

  3

  14

  8

  22

  m

  4 IV

  13

  17

  30

  5 V

  13

  13

  26

  6 VI

  12

  12

  24 Jumlah

  76 83 159

B. Keadaan Responden

  1. Daftar Nama Responden Jumlah siswa SD N Kauman Kidul pada tahun pelajaran 2009/2010 adalah 159 anak. Penulis disini mengambil sampel 20 anak kelas IV-VI secara acak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel sebagai berikut:

  39 TABEL IV DAFTAR NAMA RESPONDEN

  Responden Jenis Kelamin No

  1 Ari Rahayu P

  2 Ahmad Faizal L

  3 Fendi Iswara L

  4 Shyla Sukmawati P P

  5 Syafa'ati Rizky Dirga Fardanur Rahman

  6 L

  7 Danang Prabawa L

  8 Asti Metta Dellia P

  9 Edi Suryanto L

  10 Risdiyanto L

  11 Okta Galuh Andrian L

  12 Dian Novitasari P

  13 Bagus Ekadilah L

  14 Yolandhita P

  15 Novia Kumia P

  16 M. Zakaria Hanif L

  17 Kusuma Alif L

  18 Alfani Bagus L

  19 Rixy Dicky Yoga L

  20 Maemonah P

  40

  11 A B A B A A A A B C A C A A A

  19 A B A B A A A A B A A B A A A

  18 A B A B A A A A A A A B A A A

  17 A B A B A A A A B B A B A A A

  16 A B A B A A A A B A A B A A A

  15 A B A B A A A A B A A B A A A

  14 B C A B A A A A C A A B A A A

  13 A B A C A A A A B A C B A A A

  12 A A C B A A A A B A A A A B A

  10 A B A A B C A A A A A A A A A

  2. Jawaban Responden tentang Angket Keharmonisan keluarga TABEL V

  9 A B B B B A A B B A A A A B A

  8 A A B B A A A A C A A B A A A

  7 A B A B A C A A B A B C A A A

  5 A B A C A A A A C A A B A A A 6 A B A B A B A A C C A B A A A

  4 A B A A A A A A A A A A B A A

  3 B B A C A C C A B A A A A B A

  No No Soal Angket Responden 1 2 3 4 5 6

7

8 8 10 11 12 13 14 15 1 B A A B A A A C B A A A A A A 2 A B A C A A A A A A A B A A A

  Daftar Jawaban Angket Keharmonisan keluarga

  20 A B A B A A A A C A A A A A B

  

BABIY

ANALISIS DATA

A. Analisis Data

  Untuk membuktikan ada tidaknya hubungan keharmonisan keluarga statistik karena data yang terkumpul beijumlah banyak dan bersifat kualitatif. Adapun dalam menganalisis data tersebut menggunakan teknik korelasi product moment dengan rumus:

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MOTIVASI BELAJAR RENDAH (STUDI KASUS PADA SISWA MAN JEMBER 1)

0 11 2

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Muhasiye

1 3 8

PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK (STUDI KASUS DI MTS NURUL ISLAM RINGIN LARIK MUSUK BOYOLALI TAHUN 2006) - Test Repository

0 2 85

PENGARUH PENGHASILAN ORANG TUA TERHADAP MINAT MELANJUTKAN SEKOLAH SISWA MAN I SALATIGA TAHUN 2008 - Test Repository

0 2 90

PENGARUH INTENSITAS IBADAH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI (STUDI KASUS PADA SDN PULUTAN 01 KOTA SALATIGA TAHUN 2010) - Test Repository

1 0 64

TINGKAT PERHATIAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 2 NGADIMULYO KEC. KEDU KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2010 - Test Repository

0 2 94

HUBUNGAN POLA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA DENGAN PERILAKU DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH (STUDI KASUS DI SDN MANGGIHAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 86

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR MATAP PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU SISWA (STUDI KASUS PADA SDN BATUR 01 KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 72

PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 01 SALATIGA TAHUN 2007/2008 - Test Repository

0 1 125

PENGARUH INTERAKSI KEBERAGAMAAN DALAM KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS V SDN UNGARAN 05 KECAMATAN UNGARAN BARAT, KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 1 88