IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN KITAB FATHUL QARIB DI PONDOK PESANTREN SALAFIYAH ANNIBROS AL-HASYIMREKSOSARI SURUH KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI DiajukanUntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan Islam

  

IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM

PEMBELAJARAN KITAB FATHUL QARIB

DI PONDOK PESANTREN SALAFIYAH

ANNIBROS AL-HASYIMREKSOSARI

SURUH KABUPATEN SEMARANG

  

SKRIPSI

DiajukanUntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan Islam

(S.Pd.I)

  

Oleh:

LAILA AROFATUH MUFIDAH

NIM: 111111225

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2015

  

MOTTO

Segala sesuatu membutuhkan proses

Dan Segala sesuatu membutuhkan usaha dan doa.

  

Selanjutnya kita serahkan pada Allah SWT

Yakinlah tidak ada usaha yang sia-sia.

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan untuk:

  1. Kedua orang tua tercinta yaitu bapak Mufid Saifudin dan ibu Umi Sa’adah, yang senantiasa selalu mencurahkan kasih sayang, mendidik dan membimbingku

  , dan do’a restunya yang tak pernah putus serta nasihat- nasihatnya yang selalu kurindukan.

  2. Ketiga adikku tercinta Nur Aini Zulfa, Muhammad Safik Sodiq, dan Ahmad Asiqur Rahmanyang senantiasa selalu membuatku semangat dalam belajar dan membuatku lebih bertanggungjawab dalam segala hal.

  3. Tunanganku yang sedang bertugas di Makassar yang selalu memberiku semangat untuk menyelasaikan skripsi ini Andi Agustian.

  4. Keluarga besarku yang tak henti- hentinya memberi semangat dan bimbingan kepadaku.

  5. Kepada beliau IbuDra. Ulfah Susilowati, M.SI selaku pembimbing skripsi yang senantiasa selalu mengarahkan dan membimbingku dengan penuh ketulusan dan kesabaran.

  6. Dan untuk semua teman angkatan 2011 dan sahabatku Faizatul Ummah yang selalu ada saat aku sedih maupun bahagia.

  

KATA PENGANTAR

ِمْيِحهرلا ِنَمْح هرلا ِ هاللَّ ِمْسِب

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, serta hidayah- Nya skripsi dengan judul Implementasi Metode Sorogan dalam Pembelajaran Kitab Fathul

  

Qarib di Pondok Pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim Reksosari Suruh Kab.

Semarang Tahun 2015 bisa diselesaikan. Sholawat dan salam penulis haturkan

  kepada bagindan Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW, serta kepada para sahabat, keluarga, dan orang yang senantiasa mengikuti dan mengamalkan ajaran- ajaran Beliau.

  Penulis mengakui dan sadar bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak terkait. Sungguh menjadi kebahagiaan yang tiada tara penulis rasakan setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih dengan setulusnya kepada: 1.

  Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

  3. Dra. Ulfah Susilawati, M. SI. selaku pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing, dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

  4. Teman- teman mahasiswa jurusan PAI angkatan 2011yang telah bersedia meluangkan waktunya membantu penulis dalam pengambilan data skripsi ini.

  5. Sahabat- sahabatku tercinta yang telah memberikan bekal baik material maupun spiritual.

6. Seluruh pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu- persatu.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, banyak kekurangan yang perlu diperbaiki baik dalam isi maupun metodologi. Untuk itu penulis selalu mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak guna kebaikan penulisan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis sendiri khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 25 September 2015 Laila Arofatul Mufidah NIM. 11111225

  

ABSTRAK

Mufidah, Laila Arofatul. 2015. Implementasi Metode Sorogan dalam Pembelajaran Kitab

  Fathul Qarib di Pondok Pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim Reksosari Suruh Kab. Semarang Tahun 2015. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Ulfah Susilawati, M.Si.

  Kata Kunci: Internet, Perpustakaan, kitabdan Hasil Belajar Metode sorogan adalah metode yang dilaksanakan dengan cara santri satu persatu

mendatangi kyai yang akan membacakan beberapa baris kitab bahasa Arab dan

mengartikannya kedalam bahasa tertentu, kemudian santri mengulangi dan

menerjemahkan seperti yang dilakukan kyai. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui:(1) Bagaimanakah Proses Pelaksanaan Metode Sorogan dalam Pembelajaran

Kitab Fathul Qarib di Pondok Pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim Reksosari Suruh

Kab. Semarang Tahun 2015, (2) apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam

prose pelaksanaan Metode Sorogan dalam Pembelajaran Kitab Fathul Qarib di Pondok

Pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim Reksosari Suruh Kab. Semarang Tahun 2015.

  Untuk menjawab pertanyaan diatas, penelitian menggunakan pendekatan kualitatif.

Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode observasi, metode

wawancara dan metode dokumentasi. Objek peneliti adalah pengasuh, pengurus, dan

sebagian santri di pondok pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim Reksosari Suruh.

  Temuan peneliti adalah (a) Proses Pelaksanaan Metode Sorogan dalam

Pembelajaran Kitab Fathul Qarib di Pondok Pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim

Reksosari Suruh Semarang. Proses pelaksanaan pembelajaran di pondok pesantren

Salafiyah Annibros AlHasyim sudah berjalan dengan baik dan lancar, hal ini dibuktikan

dengan rencana pembelajaran yang tertuang dalam bentuk jadwal. Metode sorogan

dilaksanakan dengan santri satu persatu menyodorkan kita bnya kepada kyai, kemudian

kyai membacakan beberapa bagian dari kitab itu, dan santri mengulang bacaannya

dibawah tuntutan kyai sampai santri benar-benar dapat membacanya dengan baik. Bagi

santri yang sudah menguasai materi pelajaranya, maka akan ditambahkan materi baru.

Proses evaluasi dalam metode sorogan dilaksanakan secara langsung oleh kyai, apabila

ada santri yang salah, kyai langsung membenarkan kesalahan santri.(b)Faktor Pendukung

dan Faktor Penghambat dalam Metode Sorogan dalam Pembelajaran Kitab Fathul Qarib

di Pondok Pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim Reksosari Suruh Semarang. Faktor

pendukungnya yaitukyai lebih bisa mengawasi dan membimbing santri secara langsung,

santri akan lebih mudah menguasai isi kitab, terjalinya hubungan yang harmonis antara

kyai dengan santri, kesalahan santri dalam membaca kitab dapat langsung diluruskan dan

dibenarkan oleh kyai, bertambahnya kemampuan gramatika (nahwu shorof) dan

pembendaharaan kosa kata bahasa Arab santri, dan kesempatan untuk lebih berkembang

bagi santri yang aktif dan memiliki kemampuan lebih dalam menerima materi dari santri

lainya. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu minimnya pengajar, menghabiskan

banyak waktu, karena waktu untuk istirahat bagi santri dan kyai berkurang, metode

sorogan dianggap kurang efisien karena kyai hanya menangani satu santri, dan dalam

pembelajaran ini membuat santri mudah bosan.

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL ............................................................................................................. i LEMBAR BERLOGO ......................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iii PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ v MOTTO ............................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii ABSTRAK ............................................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

  BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Fokus Penelitian .................................................................................. 6 C. TujuanPenelitian ................................................................................. 6 D. Kegunaan Penelitian............................................................................ 7 E. Penegasan Istilah ................................................................................. 8 F. Metode Penelitian................................................................................ 10 G. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................. 16 BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 19 A. Pembelajaran di Pondok Pesantren ..................................................... 19 1. Pengertian Pembelajaran ............................................................... 19 2. Pengertian Pondok Pesantren ........................................................ 20 3. Unsur-unsur Pondok Pesantren ..................................................... 21 4. Metode Pembelajaran di Pondok Pesantren .................................. 21 5. Tujuan Pembelajaran di Pondok Pesantren ................................... 28 B. Metode Sorogan .................................................................................. 29 1. Pengertian Metode Sorogan .......................................................... 29 2. Penerapan Metode Sorogan........................................................... 31 3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Sorogan ............................... 32 C. Kitab Fathul Qarib............................................................................... 33 1. Pengertian Kitab Fathul Qarib ...................................................... 33 2. Ruang Lingkup Pembahasan Kitab Fathul Qarib ......................... 33 3. Isi Kitab Fathul Qarib.................................................................... 33 4. Tujuan Mempelajari Kitab Fathul Qarib ....................................... 36 BAB III PAPARAN DATA .................................................................................. 37 A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim Reksosari Suruh Semarang ................................................................. 37 1. Sejarah Singkat berdirinya ............................................................ 37 2. Letak Geografis ............................................................................. 39 3. Visi dan Misi ................................................................................ 40

  6. Keadaan Sarana dan Prasarana.................................................... . 47 7.

  Tahun Ajaran dan Penerimaan Santri........................................... 49 8. Jenjang Pendidikan dan Jumalh Santri......................................... 50 9. Kurikulum Pendidikan Pondok Pesantren................................... 53 B. Metode Sorogan dalam Pembelajaran Kitab Fathul Qarib di pondok

  Pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim .......................................... 56 1.

  Kegiatan di pondok pesantren...................................................... 56 2. Pelaksanaan pembelajaran di pondok pesantren .......................... 57 3. Metode yang digunakan dalam pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren......................................................................... 57

  4. Proses pembelajaran menggunakan metode sorogan.................... 58 5.

  Tujuan pembelajaran menggunakan metode sorogan................... 59 6. Kitab yang digunakan dalam metode sorogan.............................. 60 C. Faktor yang Mempengaruhi Metode Sorogan dalam Pembelajaran

  Kitab Fathul Qarib di pondok Pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim........................................................................................... 61 1.

  Faktor Pendukung......................................................................... 61 2. Faktor Penghambat....................................................................... 62 3. Solusi untuk mengatasi hambatan................................................. 63

  BAB IV ANALISIS DATA................................................................................. 65 A. Analisis Metode Sorogan dalam Pembelajaran Kitab Fathul Qarib di Pondok Pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim..........................65 B.

  Faktor yang mempengaruhi Metode Sorogan dalam Pembelajaran Kitab Fathul Qarib di Pondok Pesantren

  Salafiyah Annibros Al-Hasyim .......................................................... 67

  BAB V PENUTUP ................................................................................................ 72 A. Kesimpulan......................................................................................... 72 B. Saran .................................................................................................. 73 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  DAFTAR TABEL 1.

  Struktur Organisasi Kepengurusan........................................ 37 2. Tabel Keadaan Ustadz Pondok Pesantren.............................. 39 3. Tabel Rekapitulasi Santri Putra............................................. 45

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara muslim terbesar di dunia, dimana

  penduduk Indonesia mayoritas adalah muslim. Oleh sebab itu maka lembaga yang berkembang di Indonesia banyak di warnai dengan pola pendidikan Islam.Pendididkan Islam di Indonesia, jika kita melihat dari sejarahnya dan perkembanganya hingga saat ini banyak mengalami kemajuan dalam berbagai hal diantaranya adalah dalam pelaksanaanya, terdapat berbagai jenjang dan jalur pendidikan. Berbagai jenjang dan jalur yang dapat di tempuh dalam proses pendidikan adalah melalui berbagai jalur pendidikan. Di antaranya jalur tersebut adalah pendidikan informal, jalur pendidikan formal, dan jalur pendidikan non-formal.

  Jalur pendidikan informal adalah jalur pendidikan yang dilaksanakan melalui pendidikan keluarga, dengan menentukan dan melibatkan anggota keluarga sebagai pendidik kodrati (Nawawi, 1993:185). Melalui jalur ini peran utama yang dilibatkan dalam proses pendidikan adalah keluarga, terutama ayah dan ibu.

  Jalur pendidikan formal di sebut juga jalur sekolah, dari jenjang terendah sampai jenjang tertinggi, termasuk juga madrasah dan sekolah.

  Sekolah atau sejenisnya merupakan lembaga formal, karena kegiatanya dilakukan secara sengaja, berencana dan sistematis, dalam rangka membantu sebagai khalifah di muka bumi (Nawawi, 1993:194). Melalui jalur sekolah seorang siswa akan berkembang dan akan menambah wawasan untuk dirinya.

  Jalur pendidikan non-formal di sebut pendidikan luar sekolah, yang berpengaruh langsung atau tidak atau tidak langsung pada perkembangan anak-anak. Di dalam jalur ini terdapat kegiatan kursus-kursus, baik di bidang umum maupun khusus di bidang keagamaan misalnya di pondok pesantren (Nawawi, 1993:204).

  Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang dipimpin oleh seseorang ulama atau kyai yang di dalamnya terdapat berbagai macam kegiatan yang melibatkan para santri dan kyai (Dhofier, 1994:44).Melalui jalur pesantren seorang santri akan di didik mandiri yaitu dengan tinggal sementara di pondok pesantren. Dan di pesantren mereka akan dituntut untuk mengikuti kegiatan yang ada di pondok pesantren yaitu mengikuti pelajaran tentang agama Islam dan menerpakanya dalam kehidupan sehari-hari baik untuk dirinya sendiri dan untuk lingkungan sekitar.

  Dari segi historis pesantren tidak hanya identik dengan makna keislaman, tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia. Sebab, lembaga yang serupa pesantren ini sebenarnya sudah ada sejak pada masa kekuasaan Hindhu-Budha (Nurcholish, 1997:3). Model pendidikan pesantren tentu sedikit banyak juga terpengaruh oleh model pendidikan pola ritual Hindhu- Budha.

  Hal ini terbukti dari sistem pengajaran yang diterapkan di pesantren. Terdapat kemiripan dengan tata laksana pengajaran dalam ritual keagamaan Hindhu, dimana terdapat penghormatan yang besar oleh murid (santri) kepada gurunya (kyai).

  Kyai adalah sebuah elemen dari beberapa elemen dasar sebuah pesantren. Begitu pentingnya keberadaan seorang kyai dalam lingkungan sebuah pondok pesantren, hingga dapat diibaratkan jantung bagi kehidupan manusia. Kyai dapat juga dikatakan tokoh non formal yang ucapan-ucapan dan seluruh perilakunya akan di contoh oleh komunitas di sekitarnya. Kyai berfungsi sebagai sosok model atau teladan yang baik (uswah hasanah) tidak saja bagi para santri tetapi juga bagi seluruh komunitas di sekitar pesantren (Nurcholish, 1997:3).

  Dalam pembelajaran di pesantren diterapkan berbagai metode serta model. Model dan metode tersebut diterapkan dengan melihat situasi kondiri dan kepentingan dari masing-masing pesantren. Berbagai metode tersebut diantaranya adalah metode sorogan, dan metode wetonan atau bandongan.

  Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Saerozi (2013:31) metode sorogan diterapkan pada santri tingkat rendah. Mereka, seorang demi seorang dengan membawa kitabnya, maju menghadap guru masing-masing. Guru membacakan salah satu kalimat dalam Bahasa Arab, kemudian santri harus menerjemahkan dan menerangkan maksud kalimat tersebut. Aktivitas santri dalam metode tersebut adalah menyimak kitab dan memberikan tanda- tandakhusus secara langsung pada teksnya. Keterampilan memberi tanda itu disebut ngesahi.

  Para santri yang sudah mampu mengikuti pelajaran dari seorang kyai akan duduk berkumpul mengitari kyai. Ketika kyai tersebut membaca kitab, santri memberikan tanda pada kitabnya. Inilah yang disebut dengan metode wetonan . Di Sumatra dikenal dengan metode halaqoh.

  Dalam proses pembelajaran wetonan, kyai memberikan pelajaran terus-menerus. Setiap kali tatap muka, kyai selalu memberikan pelajaran baru.

  Namun ia jarang mengevaluasi tingkat pemahaman santrinya. Para santri pun pada umumnya sangat jarang melakukan tanya jawab dengan kyai. Tanya jawab dengan kyai hanya di lakukan oleh santri yang penguasaan pelajaranya sudah benar-benar tinggi. Sedangkan santri yang biasa-biasa saja mearsa cukup bertanya pada guru bantu. Dari sinilah di ketahui bahwa hubungan antara santri dengan kyai dan guru bantu pada umumnya bercorak ketaatan tanpa batas. Ketaatan seperti ini sangat kondusif bagi tumbuhnya sikap taqlid (Saerozi, 2013:31-32).

  Salah satu upaya untuk mempersiapkan para santri sebagai penerus ulama’ adalah mampu menguasai kitab kuning. Antara lain dengan mengajarkan kepada mereka bagaimana mereka dapat membaca kitab kuning dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah nahwu dan shorof. Kemudian dapat memahami isinya dengan baik agar nantinya mereka memiliki pengetahuan agama Islam yang mampu serta dapat menjawab setiap permasalahan yang muncul.

  Kendala yang muncul dalam mempelajari dan memahami kitab

  

kuning, bagi para santri antara lain, bahwa para santri belum memahami ilmu

  

nahwu dan shorof yang dijadikan alat atau kunci utama untuk membaca kitab

kuning . Sehingga, dalam pembelajaran mereka sangat lambat. Dengan

  demikian, mereka tidak bisa memahami kitab kuning secara baik sebab bahasanya saja tidak menguasai. Sehingga hasilpembelajaran kitab

  

kuning tidak maksimal, termasuk pondok pesantren Salafiyah Annibros Al-

  Hasyim. Menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi penulis sebagai santri di pondok tersebut ketika mengamati masih ada generasi muda di era moderen, yang mau menyempatkan waktu untuk mempelajari dan mendalami

  

kitabkuning . Meskipun kesibukan atau aktifitas para santri banyak yang

  padat. mayoritas santri di pondok pesantren Salafiyah AnnibrosAl-Hasyim bukan hanya belajar khusus mempelajari kitab kuning. Akan tetapi, mereka para santri juga belajar di sekolah umum. Disisi lain kebanyakan para santri juga berasal dari luar daerah, ada juga yang berasal dari luar Jawa, diantaranya berasal dari daerah Sumatra.

  Kitab kuning yang di pelajari di pesantren dan yang dalam pembelajarannya menggunakan metode sorogan salah satunya adalah kitab Fathul Qarib. Kitab Fathul Qarib karangan Syech Muhammad bin Qasim as- Syafi’i RA adalah termasuk kitab kuning. Pembahasan kitab ini mengenai ruang lingkup fiqih.

  Kitab ini diajarkan dibanyak pesantren sebagai kitab fiqih dasar, disamping mempelajari kitab ushul fiqh, kitab fiqih mazhab Syafi’i ini ditulis ulang dalam format blog dan rujukan terjemahan karya KH. Imron Abu Amar terbitan Menara Kudus (kitab terjemahan Fathul Qarib).

  Bertolak dari paparan diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di pondok pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim Reksosari, kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang ini, dengan mengambil judul “

  

Implementasi Metode Sorogan Dalam Pembelajaran Ktab Fathul Qarib

di Pondok Pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim Reksosari,

kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang tahun 2015”.

B. Fokus Penelitian 1.

  Bagaimana proses pelaksanaan metode sorogan dalam pembelajaran kitab Fathul Qarib di pondok Pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim Reksosari, kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang? 2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat penerapan metode sorogan dalam pembelajaran kitab Fathul Qarib di pondok Pesantren

  Salafiyah Annibros Al-Hasyim Reksosari, kecamatan Suruh, Kabupaten

  Semarang? C.

   Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui proses pelaksanaan metode sorogan dalam pembelajaran kitab Fathul Qarib di pondok Pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim Reksosari, kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang.

  2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat penerapan metode sorogan dalam pembelajaran kitab Fathul Qarib di pondok

  Pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim Reksosari, kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang.

  D. kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian diharapkan dapat berguna baik yang bersifat teoritis maupun praktis, antara lain adalah:

  1. Teoritis Dapat menambahkan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang metode sorogan dalam pembelajaran kitab Fathul Qarib di pondok Pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim Reksosari, kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang.

  2. Praktis a.

  Sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan metode sorogan dalam pembelajaran kitab Fathul Qarib di pondok pesantren

  Salafiyah Annibros Al-Hasyim Reksosari, kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang.

  b.

  Dapat dijadikan sebagai masukan pembelajaran kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan di pondok pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim Reksosari, kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang.

E. Penegasan Istilah 1.

  Implementasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Implementasi berarti pelaksanaan atau penerapan. Susilo mengatakan bahwa implementasi merupakan suatu penerapan, ide, konsep, kebijaksanaan, inovasi, dalam suatu tindahan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa peruubahan pengetahuan, ketrampilan maupun nilai dan sikap (2007:174).

  Dalam penelitian ini implementasi diartikan sebagai pelaksana atau penerapan dari metode sorogan.

  2. Metode Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa

  “metode” adalah “cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksana kegiatan guna mencapai kegiatan yang telah ditentukan”.

  Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa metode mengandung arti adanya urutan kerja yang terencana, sistematis, dan merupakan hasil eksperimen ilmiah guna mencapai tujuan yang telah direncanakan (Arief, 2002: 87).

  3. Sorogan Sorogan berasal dari bahasa jawa “sorog” artinya sodor. Jadi sorogan mempunyai arti “sodoran”. Sorogan adalah pengajian yang merupakan permintaan dari sesorang atau beberapa orang santri kepada kyainya untuk di ajarkan kitab (Yasmadi, 2002:67).

  4. Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistematik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik di kelas maupun diluar kelas (Azra, 1999:111).

  Pembelajaran ialah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistematik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik di kelas maupun di luar kelas (Arifin, 2011:10).

  5. Fathul Qarib Kitab Fathul Qarib adalah kitab fiqih karangan Syech

  Muhammad bin Qasim as- Syafi’i RA. Kitab ini diajarkan dibanyak pesantren sebagai kitab fiqih dasar, disamping mempelajari kitab ushul fiqh, kitab fiqih mazhab Syafi’i ini ditulis ulang dalam format blog dan rujukan terjemahan katya KH. Imron Abu Amar terbitan Menara Kudus (kitab terjemahan Fathul Qarib).

F. Metode Penelitian 1.

  Jenis dan pendekatan penelitian Penelitian ini termasuk penelitian lapangan. Di sini penulis mengumpulkan data dari lapangan dengan mengadakan penyelidikan secara langsung di lapangan untuk mencari berbagai masalah yang ada relevansinya dengan penelitian ini (Muhadjir, 2002:38).

  Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif yaitu penelitian dengan melakukan penyelidikan yang hati-hati, sistematika dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan dapat digumakan dengan segera untuk keperluan tertentu (Nazir, 1993:30).

2. Lokasi Penelitian

  Lokasi penelitianya adalah Pondok Pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim Reksosari, kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang 3. Instrumen Penelitian

  Dalam penelitian kualitatif yang menjadi intrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human

  instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan

  sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat membuat kesimpulan atas temuanya (Sugiyono, 2009:222). Begitu pula yang dikatakan oleh Moleong yaitu, peneliti sebagai intrumen karena ia merupakan peneliti sekaligus pelaksanaan, pelaksanaan pengumpulan data analisis dan penafsiran data dan akhirnya menjadi pelopor-pelopor hasil penelitianya. Pengertian intrumen atau alat penelitian di sini tepat karena ia menjadi segalanya dari seluruh proses penelitian (2009:121).

  4. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah: a.

  Data Primer Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2009:225). Adapun sumber data langsung peneliti dapatkan dari pengasuh, pengurus, dan santri.

  b.

  Data Sekunder Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2009:225).

  Dokumen yang digunakan meliputi lokasi pondok pesantren, profil pondok pesantren, sejarah pondok pesantren, visi-misi pondok pesantren. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah ditemukan.

  5. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data tentang metode sorogan dalam pembelajaran kitab kuning yang di laksanakan dalam dunia pendidikan di pondok pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim penulis menggunakan metode sebagai berikut: a.

  Metode Pengamatan (Observasi) Metode observasi adalah suatu metode penelitian yang di gunakan dengan jalan pengamatan suatu objek dengan seluruh indra, jadi observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, pendengaran, peraba, dan pengecap (Arikunto, 1999:146). Lebih fokus lagi metode yang digunakan adalah pendekatan pengamatan peserta yaitu, pendekatan yang bercirikan suatu periode interaksi sosial yang intensif antara penelitian dengan subyeknya, di dalam lingkungan subyek itu (Furchan, 1992:23).

  Metode ini digunakan penulis sebagai metode utama dalam mengumpulkan sebuah data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini. Jalan yang dilakukan penulis yaitu dengan cara pengamatan secara langsung terhadap pondok pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim Reksosari, Suruh, Kabupaten Semarang.

  Dalam pengamatan ini yang diamati secara umum adalah, semua kegiatan yang ada dalam pesantren. Akan tetapi, yang lebih fokus adalah metode sorogan dalam pembelajaran kitab fathul qarib yang dilakukan oleh pesantren ini.

  b.

  Metode Wawancara/interview Interview adalah kegiatan pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada responden (Arikunto, 1999:146). Antara lain kiai atau pengasuh, para ustadz dan para santri dengan maksud di wawancarai mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, dan kepedulian (Moleong, 2002:135). Metode ini di gunakan penulis sebagai metode bantu dalam melakukan observasi yaitu, selain melakukan pengamatan, penulis juga langsung bertanya terhadap responden apabila terdapat sesuatu yang ingin di ketahui.

  c.

  Metode Dokumentasi Metode dokumentasi kami pergunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, bahan yang tertulis atau film. Namun dalam penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan pribadi yaitu tempat orang mengungkapkan dengan kata-kata sendiri, pandangan mereka tentang seluruh kehidupan mereka atau beberapa aspek tentang diri mereka sendiri (Furchan,1992:25).

6. Analisis Data

  Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2009:244).

  Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dilapangan adalah sebagai berikut: a.

  Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan peneliti dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi b.

  Reduksi Data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, mengfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya (Muhadjir, 2002:6).

  c.

  Penyajian Data Penyajian data disini dibatasi sebagai sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan (Miles, 1992:16). Penyajian data ini dilakukan supaya data dapat terorganisasikan dan mudah dipahami.

  d.

  Penarikan Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada (Sugiyono,

  2009:253).

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Dalam memperoleh keabsahan data, maka peneliti menggunakan teknik trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2009:331). Ada dua macam trianggulasi yang digunakan, yaitu: a.

  Trianggulasi sumber data Trianggulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama (Sugiyono,

  2011:241).

  b.

  Trianggulasi metode Trianggulasi metode dilakukan dengan cara mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik penggumpulan dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama (Moleong, 2011:331).

8. Tahap-tahap penelitian

  Menurut Moloeng (2009:127-128) tahap-tahap penelitian kualitatif harus memuat: a.

  Tahap Pra Lapangan Tahap pra lapangan yaitu memperhatikan segala macam persoalan dan segala macam persiapan sebelum peneliti terjun kedalam kegiatan penelitian berupa: menyusun rancangan penelitian, mengurus perizinan kepada pihak pondok pesantren

  Salafiyah Annibros Al-Hasyim, menjajaki dan menilai keadaan,

  memilih dan memanfaatkan informasi, serta menyiapkan perlengkapan penelitian.

  b.

  Pada tahap ini peneliti harus bersungguh-sungguh dalam memahami latar penelitian dan mempersiapkan diri dengan segala daya dan upayanya, memasuki lapangan dengan berperan serta sambil mengumpulkan data.

  c.

  Tahap Analisis Data Pada tahap ini dianalisiskan konsep analisis data juga dipersoalkan bahwa analisis data itu dibimbing oleh usaha untuk menemukan data dan kesimpulan.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan skripsi untuk mempermudah jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi skripsi, maka penulis perlu merumuskan skripsi ini. Yang meliputi tiga bagian.

1. Bagian Muka

  Pada bagian muka ini yang meliputi: halaman judul, skripsi, halaman nota persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi tabel dan halaman daftar lampiran.

2. Bagian Isi

  Bagian isi terdiri dari beberapa bagian bab, yaitu: BAB I:PENDAHULUAN

  Berisi latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penulisan, serta sistematika penulisan.

  BAB II:LANDASAN TEORI Meliputi:Pengertian pembelajaran, Pengertian pondok pesantren, Macam-macam pondok pesantren, Berbagai metode yang ada di pondok pesantren, Pengertian metode sorogan, Penerapan metode sorogan, Kekurangan dan kelebihan metode sorogan, pengertian kitab fathul qarib, ruang lingkup pembahasan kitab fathul qarib, Isi kitab fathul qarib.

  BAB III:PAPARAN DATA Meliputi: Gambaran umum pondok pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim, Metode sorogan dalam pembelajaran Kitab Fathul Qarib di pondok pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim dan faktor pendukung dan faktor penghambat metode sorogan dalam pembelajaran kitab Fathul Qarib di pondok pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim.

  BAB IV:PEMBAHASAN Meliputi:proses pelaksanaan metode sorogan dalam pembelajaran kitab Fathul Qarib di pondok pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim, faktor pendukung dan faktor penghambat metode sorogan dalam pembelajaran kitab Fathul Qarib di pondok pesantren

  Salafiyah Annibros Al-Hasyim, solusi yang di tempuh dalam mengatasi faktor penghambat.

  BAB V:PENUTUP Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

3. Bagian Akhir

  Pada bagian akhir, akan dilampirkan daftar pustaka, daftar riwayat hidup dan lampiran-lampiran yang relevan dengan penelitian.

  

BAB III

PAPARAN DATA A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim Reksosari, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang 1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Salafiyah Annibros Al- Hasyim Reksosari, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Pondok Pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim berdiri pada

  tahun 1940. Pendirinya adalah KH. Hasyim bersama istri beliau yang bernama H. Nyai Siti Khoiriyah. Pondok pesantren tersebut berdiri di atas tanah milik pribadi yang mendapat dorongan dari masyarakat sekitar. KH. Hasyim pada mulanya pertama kali menerima dan menampung para santri putra dari lingkungan sekitar dan beberapa lama kemudian diikuti oleh santri putra dari daerah lainya. Adapun santri putri waktu itu dikelola oleh Kyai Abdul Syukur yang sekarang sudah berdiri sendiri pondok pesantren putri dan pondok pesantren tersebut bernama pondok Pesantren Darul Ulum Reksosari Suruh, yang sekarang dipimpin oleh Kyai Khalim.

  Seiring dengan perkembangan zaman pondok pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim dituntut pula untuk menampung aspirasi masyarakat yang membutuhkan pendidikan lebih mapan lagi. Untuk itu pada tahun 1950 KH. Hasyim bersama para tokok ulama’ sekitar mendirikan Madrasah Diniyah dengan materi pelajaran khusus pelajaran agama saja.

  Adapun lama belajar adalah 5 tahun pendidikan ini diwajibkan bagi santri

  Melihat keadaan santri pondok Salafiyah Annibros Al-Hasyim kebanyakan membantu orang tua dan bekerja di lingkungan masyarakat sekitar pondok maka pengajian Madrasah Diniyah dimulai ba’do Ashar (15.

30 RIB) kemudian dilanjutkan ba’da Magrib sampai ba’da Isya’ ( jam

  21.00 WIB). Setelah itu istirahat dan dilanjutkan lagi ba’da Subuh sampai jam 06.00 pagi. Proses pendidikan madrasah ini hanya dapat berjalan sampai tahun 1961. Sebab KH. Hasyim wafat dan pada waktu itu belum ada yang siap menggantikan kedudukanya.

  Pondok pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim mengalami kekosongan pengasuh sampai pada tahun 1967, selama itu santri morat

  

maret tidak bisa menetap di pondok. Pada tahun 1967, cucu dari KH.

  Hasyim pulang dari pesantren Klasem dan langsung diminta oleh para kyai sekitar untuk menempati kedudukan KH. Hasyim yakni sebagai pengasuh pondok pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim.

  Adapun nama cucu KH. Hasyim itu adalah K. M. Nur Salim Mawardi dengan istrinya Nyai Mudrikah dan enam putra, setiap hari secara tidak langsung beliau selalu memberikan contoh kepada santri- santrinya untuk bercocok tanam atau bertani di sawah. Kiai Mawardi menduduki sebagai pengasuh pondok pesantren selama 33 tahun sampai tahun 1999. Karena sakit dan akhirnya meninggal dunia, kemudian diganti putra beliau yang pertama yaitu K.M. Nur Salim Mawardi pada tahun 2000.

  Selang lima tahun K. M. Nur Salim Mawardi memimpin yang tepatnya pada tahun 2005 beliau mengaktifkan kembali kegiatan-kegiatan yang ada baik Madrasah Diniyah maupun pengajian pondok, selain itu beliau juga membekali santrinya ketrampilan yang berupa kegiatan extra pesantren antara lain: khitobiyah, qiroatul Qur’an, kaligrafi dan lainya.

  Meskipun pondok ini merupakan pondok salafy atau tradisional akan tetapi untuk ketrampilan lebih ditekankan bahkan dijadikan kurikulum tambahan yang wajib di ikuti oleh semua santri terutama ketrampilan pertanian yaitu bercocok tanam dan permebelan.

2. Letak Geografis

  Berdasarkan observasi yang dilakukan ternyata pondok pesantren

  Salafiyah Annibros Al-Hasyim di tengah-tengah desa Reksosari

  Kelurahan Reksosari, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Lokasi ini terletak kurang lebih 1 km di tengah-tengah desa yang cukup padat penduduknya, sehingga dari arah Barat dan Timur lokasi dibatasi oleh rumah-rumah penduduk, sedang dari arah Utara dibatasi persawahan.

  Sementara dari arah selatan dibatasi dengan jalan alternatif Gemolong- Tingkir.

  Pondok pesantren ini mempunyai luas 4000 m lahan praktik atau persawahan yang terletak disebelah Utara pondok dengan keadaan tanah yang subur serta cuaca yang sejuk dan nyaman. Hal ini sangat mendukung proses penanaman padi, sayur-sayuran serta tanaman lainya (Hasil wawancara tanggal 12 juni 2015).

3. Visi da Misi

  Visi dan misi pendiikan dari sistem pendidikan yang ada di seluruh pondok pesantren berbeda-beda belum ada keseragaman antara pondok pesantren yang satu dengan pondok pesantren yang lainya. Secara umum dapat dikatakan bahwa cita-cita dari Ulama dalam mendirikan pondok pesantren adalah untuk mencetak insan-insan muslim yang tafaqquh fi al-

  

ddin, insan-insan muslim yang mendukung ajaran Allah secara utuh

(kaffah).

  Adapun yang menjadi visi pondok pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim ini adalah: mempertahankan sifat wirai yang telah lama dipegang oleh para ulama’ Salafy.

  Sikap wirai (menjaga kehormatan dan kewibawaan diri sendiri) tersebut antara lain: a.

  Keikhlasan Keikhlasan disini mempunyai arti kebersihan hati dari segala perbuatan yang tidak baik, sehingga akan terciptalah hidup gotong royong dan saling membantu satu sama lainnya, serta persatuan di kalangan para santri dalam menegakkan ajaran Islam seperti yang di perintahkan dalam Al- Qur’an dan Hadist.

  b.

  Kesederhanaan Hidup sederhana dan hemat benar-benar diterapkan dalam kehidupan pesantren dan demikian juga dalam semangat tolong menolong amat terasa di kalangan para santri di pondok ini yaitu mereka mencuci pakaian sendiri, membersihkan kamar tidurnya sendiri, menyetrika baju sendiri, mencuci piring sendiri, mandi rela antri dan bahkan tidak sedikit dari mereka yang memasak sendiri.

  c.

  Mewujudkan Lembaga Sosial Pendidikan yang Islami Bermutu Tinggi dan Amanah Misi pendidikan pondok pesantren Salafiyah Annibros Al-

  Hasyim, secara umum yaitu membina para santri agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran-ajaran Islam serta menanamkan rasa keagamaan tersebut di berbagai segi kehidupan, sehingga menjadi orang yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.

  Sedangkan misi pendidikan pondok pesantren Salafiyah Annibros Al-Hasyim secara khusus dapat disebutkan sebagai berikut: a.

  Mendidik para santri untuk menjadi Insan muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlaq mulia, memiliki kecerdasan ketrampilan serta sehat lahir batin.

  b.

  Mendidik para santri untuk menjadikan manusia muslim selaku kader- kader ulama dan muballigh berjiwa ikhlas, tangguh serta berjuang menegakkan kebenaran Islam.

  c.

  Mendidik para santri untuk menjadi yang dapat membangun dirinya sendiri dan masyarakatnya untuk membangun, meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat lingkunganya dalam rangka membangun masyarakat bangsanya (Hasil wawancara dengan