PERLINDUNGAN KHUSUS BAGI PEKERJA WANITA (SUATU STUDI BERDASARKAN DATA DI PT FILTRONA INDONESIA) Repository - UNAIR REPOSITORY

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

  

H E R I S A M S U R I

PERLINDUNGAN KHUSUS

BAGI PEKERJA WANITA

(SU ATU STUD1 BERDASARKAN DATA DI PT FILTRONA IND ONESIA)

  

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA

S U R A B A Y A 1993

  P E R U ND UN GAN KHUSUS BAGI PEKERJA ff ANITA ( SUATU STUDI BERDASARKAN DATA DI PT FILTRONA INDONESIA ) SKRIPSI DIAJUKAN DNTUK IfiELENGKAPI TUGAS DAN MEMENUHI SYARAT SYARAT UNTUK MENCAPAI GELAR SARJANA HUKUM

  0 L E H HERI SAMSURI

  038712621

  PAKULTAS HOKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA S U R A B A Y A 1 9 9 3

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  TELAH DIPERTAHANKAN DALAM SUATU UJIAN YANG DILAKTJKAN OLEH TIM PENGUJI SKRIPSI JURUSAN HUKUW PERDATA PAKUI/TAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA Sabtu, 24 Juli 1993 Maehsira Ali, S.H Sekretarxs Anggota Maarten teendert Souhoka, S.H., , MS. MS. Anggota

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KATA PENGANTAR

  Dengan raengucapkan syukur alhamdulillah saya pan- jatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat dan karu- nia yang telah dilimpahkan kepada saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan rencana, Setelah melalui bermacam-macam hambatan dan kesu- karan akhimya skripsi ini terselesaikan juga. Semua ini berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak dan kare- na rahmat Allah swt. Karena itu, dengan lebih dahulu me- ngucapkan puji syukur kehadirat Allah swt, maka saya sam- paikan rasa hormat dan terimakasih kepada : - Dekan Pakultas Hukum Universitas Airlangga beserta staf yang telah memberikan keraudahan-kemudahan dalam raenye- lesaikan skripsi ini. - Pimpinan FT Filtrona Indonesia yang telah memberikan ijin dan kemudahan dalam memperoleh data yang saya per- lukan. - Pimpinan Perpustakaan Universitas Airlangga beserta staf yang telah memberikan kemudahan dalam memperoleh bahan-bahan penulisan skripsi ini. - Bapak Maarten Leendert Souhoka, S.H., MS.’,,selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabarannya telah membe;- rikan bimbingan.

  

i i i

  • - Bapak Harjono, S,H.t MCL., bapak Indiarsoro, S.H., dan bapak Machsun Ali, S.H., MS. selaku dosen penguji yang telah berkenan untuk menguji skripsi ini. - Seluruh Staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Airlang- ga yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan di bidang hukum atau yang lainnya. - Bapak, Ibu dan saudara-saudaraku yang telah memberikan bekal, semangat dan dorongan moral sehingga penyusunan skripsi ini berjalan dengan lancar. - Kepada rekan-rekan Resimen Mahasiswa Yon 801 dan rekan- rekan Tae Kwondo Universitas Airlangga yang telah membe­ rikan dorongan dan bantuan baik moril maupun materiil. Akhimya, skripsi ini mudah-raudahan dapat berguna bagl masyarakat ilmiah dan masyarakat luas pada uimimnya serta dapat memenuhi fungsinya, Amien. Surabaya, 5 Agustus 1993 Penyusun, Heri Samsuri

  

iv

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  ABSTRAK

  Berhasilnya gerakan emansipasi wanita dalam menentukan persamaan hak antara pria

dan wanita telah membawa pengaruh yang besar dalam mengisi kesempatan kerja yang ada

dan dalam hal kebijaksanaan tentang ketenagakerjaan di Indonesia. Bidang-bidang pekerjaan

yang semula didominasi pekerja pria sekarang sudah diisi pekerja wanita. Hal ini didukung

oleh peraturan-peraturan hukum yang berlaku. Pasal 27 ayat 2 UU No. 1 Th. 1974 tentang

Perkawinan yang menyatakan bahwa antara suami dan istri mempunyai hak yang sama untuk

melakukan perbuatan hukum. Ini berarti ketentuan pasal 1330 KUHPerdata yang menyatakan

bahwa pihak wanita tidak cakap melakukan perjanjian kerja sudah tidak sesuai lagi dengan

perkembangan hak wanita dewasa ini, hanya saja untuk pelaksanaannya, dalam hubungan

kerja, mereka tetap terikat dengan ketentuan-ketentuan ketenagakerjaan/perburuhan.

  Dalam hal pemerataan kesempatan kerja di Indonesia antara pria dan wanita sudah

seimbang, demikian pula dalam hal persamaan hak dan kewajiban. Hal tersebut dapat kita

lihat dari banyaknya pekerja wanita yang bekerja di perusahaan-perusahaan, bahkan tidak

jarang pada perusahaan-perusahaan yang memerlukan ketekunan dan kehati-hatian serta

keluwesan jumlah pekerja wanitanya lebih banyak daripada jumlah pekerja pria, seperti pada

perusahaan tekstil, perusahaan/industri elektronika, industri pengalengan makanan.

  Pendayagunaan tenaga kerja dalam kaitannya dengan Hubungan Industrial Pancasila dikenal asas partnership (kerjasama).

  Sejalan dengan itu pendayagunaan pekerja/buruh wanita harus diselaraskan dengan asas tersebut.

  Selanjutnya agar dapat tercipta suatu hubungan kerja yang selaras dengan asas

partnership tersebut di atas buruh perlu dilindungi dari tindakan sewenang-wenang pengusaha

sebaliknya pengusaha perlu pula dilindungi dari tuntutan buruh yang tidak masuk akal.

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  DAFTAR ISI halaman KATA PENGANTAR..................................... .iii DAFTAR ISI ......................................... v

  BAB I : PENDAHULUAN .............................. 1

  1. Permasalahan ; Latar Belakang dan Rumusannya....... ..................... 1

  2. Penjelasan Judul ...................... .10

  3. Alasan Pemilihan J u d u l ..................10 4* Tujuan Penulisan ...................... .14

  5. Met ode : (a) Pendekatan M a s a l a h ........ .14 (b) Sumber D a t a ........ ...... 14 (c) Prosedur Pengumpulan D a t a .......................15 (d) Analisis D a t a ......... .... 16

  6. Pertanggungjawaban Sistematika......... 16

  BAB XI: : RUANG LINGKUP KERJA W A N I T A .................20

  1. Wanita Di berbagai Bidang K e r j a ........ .22

  2. Wanita Sebagai B u r u h ........... ....... .28

  BAB III : PERLINDUNGAN KHUSUS BAGI PEKERJA WANITA MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN ...... .34

  1. Larangan Kerja Bagi W a n i t a .... ........ .39

  2. Pembataean Pekerjaan Wanita Pada Mai am Hari .......................... ....... .45

  

v

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  3. Waktu Istirahat Khusus Bagi Pekerja W a n i t a ................................. 51 4 . Larangan. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Bagi Pekerja Wanita Karena Menikah, Hsmil atau Melahirkan ........................ 58

  5. Pengawasan Ket enagakerjaan Terpadu ....... 63

  BAB XV J PERLINDUNGAN KHUSUS BAGI PEKERJA WANITA DALAM P R A K T E K ............................. 76

  1. Tata Cara Mempekerjakan Pekerja Wanita Pada Mai am Hari ...................... .

  81

  2. Penerapan Peraturan Perlindungan Khusus Bagi Pekerja Wanita di PT Filtrona Indonesia................ ............. 86

  BAB V ! PENUTUP

  1. Kesimpulan............................. 93

  2. Saran-saran............................ 94 DAJTAR B A C A A N ....................................... 95 LAMPIRAN : 1. Ijin Kerja Mai am Bagi Wanita............

  2. Surat Permohonan Ijin Ker;ja Malam Bagi W a n i t a ...... ......................... .

  

vi

  ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA L

  L I i\ j , h'& ujjrjsi AKJMi*.-' r

   ^a-s^cttas L f .■ f v W . ,V> \ iV J i i • i. M i t «■■!'' v ,. ;v

  BAB I P E N D A H U L U A N

  1. Latar Belakang ; Permaaalahan dan Pembahasannya Di dalam GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara) Bab

  IV Pola Umura Pelita V menyebutkan bahwa : Pengembangan sumber daya maausia perlu diselenggara- kan terarah dan terpadu diberbagai bidang yang menca- kup terutama kesehatan, gisi, pendidikan dan latihan serta penyediaan lapangan kerja. Dengan demikian da­ pat ditingkatkan kualitas manusia Indonesia serta pen- dayagunaan jumlah penduduk yang besar sebagai salah satu modal dasar pembangunan Nasional. Pembangunan sumber daya manusia ditujukan untuk mewujudkan manu­ sia pembangunan yang berbudi luhur, tangguh cerdas, dan terampil, mandiri dan memiliki kesetiakawanan,be­ kerja keras, produktif,kreatif dan inofatif, berdisi- plin serta berorientasi kemasa depan untuk mencipta- kan kehidupan yang lebih baik. Peningkatan kualitas sumber daya manusia diselaraskan dengan persyaratan keterampilan, keahlian dan profesi yang dibutuhkan dalam 8emua sektor pembangunan. 1 Selanjutnya pengembangan sumber daya manusia dalam hubungannya dengan ketenagaker jaan digariskan sebagai be­ rikut : Pengembangan ketenagaker jaan sebagai bagi an dari upaya pengembangan sumber daya manusia diarahkan pada pe­ ningkatan harkat martabat dan kemamp an manusia serta kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenaga­ ker jaan merupakan upaya yang sifatnya menyeluruh di- semua sektor dan daerah, serta ditujukan pada perlua- san lapangan kerja dan pemerataan kesempatan kerja, ^Bahan Penataran dan Bahan Referensi Penataran Ma- hasiswa Baru 1991 - 1992, UUD 1945, P-4 dan GBHN, h. 179.

  1

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  2

  peningkatan mutu dan kemampuan serta perlindungan tenaga kerja. 2 Bari uraian di at as dapat disimpulkan bahwa manual a Indonesia yang berkualitas sebagai sumber daya pembangunan Nasional adalah manusia yang berbudi luhur, tangguh, cer­ das dan terampil, mandiri dan memiliki rasa kesetiakawanan bekerja keras, kreatif dan inofatif, berdisiplin serta berorientasi ke masa depan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Usaha menciptakan manusia yang berkuali­ tas ini merupakan proses pembangunan manusia Indonesia jangka panjang. Dalam hal pembangunan ketenagakerjaan se­ bagai bagi an dari upaya pengembsngan sumber daya manusia harus memperhatikan keadaan tenaga kerja khususnya peker- ja wanita yang secara kodrati mempunyai fungsl reproduksi yang sangat menentukan kualitas manusia nantinya. Secara kodrati keadaan fisik wanita adalah. relatif lemah. Terutama saat hsmil, melahirkan, dan haid. Wanita setelah kawin berkedudukan sebagai ibu rum ah tangga di dalam keluarganya. Sehingga apabila wanita yang sudah ber- keluarga akan bekerja maka ia harus membagi waktu dan te- naganya antara pekerjaannya dan kewajibannya sebagai ibu rum ah tangga.

  2Ibid.. h. 199 - 200.

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  3 Di dalam masa pembangunan dewasa int peranan tenaga kerja menduduki tempat yang penting dslam menunjang pemba-

ngunan nasional. Oleh karenany&'perlu diadakan pengaturan

sebaik-baiknya yang menyangkat berbagai hal dibidang kete­

nagaker jaan, terutama guna menjamln kedudukan soslal eko- nomis tenaga kerja.

  Bertitik tolak dari maksud yang terkandung dalam

  pasal 27 ayat 2 Undang-undang Dasar 1945, pemerintah raene- tapkan berbagai ketentuan yang pada dasarnya menjamin ter- penuhinya hak setiap warga negara untuk dapat mengisi ke- serapatan kerja yang ada dan untuk dapat hidup layak seba - gai manusia.

  14 Th.

  

Di bidang perlindungan tenaga kerja, UU No.

1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok ketenagakerjaan me- netapkan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlin- dungan atas keselamatan, kesehatan, kesuailaan, pemeliha »• raan moral kerja serta perlakuan yangsesuai dengan marta - bat manusia dan moral agama. pancasila, sebagai sumber dari segala sumber hukum,

di dalaranya terkandung nilai-nilai persamaan hak, persama-

an kewajiban, persamaan derajat antara sesama manusia. Hal

ini terdapat pula dalam berbagai peraturan perudang-undangan

yang berlaku yang menunjukkan tidak adanya diskrirainasi di

dalara hukum. Ini berarti bahwa setiap tenaga kerja Indone­

sia mendapat perlindungan hukum tanpa perbedaan karena ada-

  4 nya perbedaan apapapun, termasuk karena perbedaan jenis ke- lamin.

  Ketentuan perlindungan hukum fundamental (mendasar) sebagaimana tercantura dalam Jfokok pikiran Fertama yang ter­ kandung dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 (alinea 4) adalah sebagai berikut :

  "melindungii segenap bangsa Indonesia dan seluruh turn- pah darah Indonesia dengan berazas atas persatuan de­ ngan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”

  Adapun tugas hukum nasional adalah raenurabuhkan dan

memelihara penyelenggaraan keadilan sosial, sekaligus me-

llndungi kondisi keadilan sosial yang telah dlcapai. peraturan perundang-undangan tentang Tenaga Kerja

Khususnya ketentuan yang berkaitan dengan dan yang berla­

ku bagi pekerja ■. wanita, berfungsi untuk menumbuhkan

serta memelihara penyelenggaraan keadilan sosial tersebut

yaitu demi terselenggaranya dan terpenuhinya hak dan kewa­

jiban* Ini berarti akan tercapainya kondisi yang saling

menguntungkan sercara seimbang antara pemberi kerja dan te­

naga kerja itu sendiri. perlindungan hukum sebagaimana di dalam Pokok-pokok

Pikiran Fertama pembukaan UUD 1-945 telah tercermin dalam

  Batang Tubuh UUD 1945 antara lain dalam pasal 27, yang ber- bunyi sebagai berikut :

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  5

  1. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukura dan pemerintahan itu dengantidak ada kecualinya .

  Ketentuan-ketentuan tersebut di atas mencerminkan

tidak adanya diskriminasi, dan hal tersebut sesuai dengan

prlnsip pckok dalam pasal 2 UTX No. 14- Th, 1969 tentang Ke­ tentuan-ketentuan pokok Tenaga Kerja, bahwa r dalam menja­ lankan undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya tidak boleh diadakan diskriminasi.

  Berangkat dari prinsip tersebut maka pada dasarnya setiap orang selaku anggota masyarakat baik pria maupun

wanita ataupun sebagai peraberi kerja maupun tenaga kerja

itu sendixi berhak atas perlindungan yang sama (tanpa dis­

kriminasi) » Selain persamaara yang telah saya kemukakan di-

atas, baik pria maupun wanita berkewajiban berpartisipasl

dalam usaha mentfapai tujuan pembangunan, Tetapi karena kon-

disi/keadaan alamiah wanita dapat mengurangi partislpasi

aktif dalam pembangunan, oleh karenanya dlsatu pihak peran-

nya perlu ditingkatkan, dllala pihak wanita perlu d Hindu-

ngi.

  Tidak adanya diskriminasi seperti tersebut di atas

nampak pula dalam landasan operasional yang merupakan ke -

btjaksanaan umum sebagaimana tertuang dalam GBHIT Bab IT

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  6

  huruf D tentang "Peranan wanita dalam pembangunan” antara lain digariskan bahwa : "Pembangunan yang menyeluruh memasyarakatkan ikut sertanya pria dan wanita secara maksimal di segala bidang. Dalam rangka ini wanita mempunyai hak, ke­ wajiban dan kesempatan yang sama dengan pria untuk ikut serta dalam segala kegiatan pembangunan". "Peranan wanita dalam pembangunan berkembang sela^ ras dan serasi dengan perkembangan tanggung jawab dan peranannya dalam mewujudkan dan mengembangkan keluarga sehat dan sejaht era, termasuk pengembangan generasi rnuda terutama anak dan remaja dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya." 3 Makna yang terkandung dalam landasan operasional tersebut di atas memberikan petunjuk bahwa kelompok wani­ ta kehadirannya dalam masyarakat mempunyai potensi dalam gerak pembangunan. Dan ia mempunyai peran yang lain, yai­ tu melahirkan keturunan yang dikaitkan dengan kewajiban­ nya untuk membina generasi muda, anak-anak dan remaja, se^ bagai generasi penerus. Jadi, walaupun peran dan tanggung jawab wanita da­ lam pembangunan men jadi semakin besar, namun tidak boleh mengurangi peranannya dalam pembinaan keluarga dan pembi­ naan generasi penerus dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya. Sebagaimana kita ketahui peraturan perundang-un - dangan yang berlaku telah menjamin persamaan hak dan ke- ^Ibid.t h. 220.

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  7

  wajiban antara pria dan wanita. Nanrun di saroping itu di- dal'am hukum perburuhan terdapat beberapa ketentuan yang khusus mengatur kedudukan pekerja wanita yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

  1. Ada norma-norma kesusilaan yang berakar dalam kebu- dayaan yang perlu diperhatikan dalam mendayagunakan pekerja wanita.

  2. Ada pekerjaan-pekerjaan yang dapat membahayakan ke- sehatan wanita.

  3. Wanita mempunyai fungsi reproduksi yang lain dari pria. Selama hamil dan pada saat bersalin atau gu­ gur kandungan wanita berada dalam kondisi fisik yang memerlukan perawatan khusus. Disamping itu ada wanita yang pada waktu haid mengalami gengguan kese- hatan. 4 Oleh karena hal itu, maka diupayakan untuk memberi­ kan perlindungan yang khusus bagi pekerja wanita melalui peraturan-peraturan yang sifatnya melarang dan atau mem- batasi dalam mempekerjakan pekerja wanita di perusahaan- perusahaan dan dengan memberikan kelonggaran dan fasilitas tertentu. Adanya peraturan-peraturan yang memperlakukan se­ cara khusus bagi pekerja wanita tersebut tidak dapat di- katakan suatu diskriminasi, tetapi merupakan hal yang wajar mengingat bahwa kodrat wanita mengharuskan adanya perlakuan yang berbeda dengan pria. Seperti yang dikata- kan Harjito Notodipuro bahwa tindakan perlindungan mela- ^Patimah Yunus, "Pelaksanaan Peraturan Perundang- undangan bagi Perlindungan Tenaga Kerja Wanita di Indo­ nesia Dalam P r a k t e k Hukum dan Pembangunan* Pebruari 1992, h. 64.

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  8

  lui peraturan-peraturan perundangan itu dikarenakan si fat jasmaniah dari wanita. Dan hal itu tidak dapat dipandang sebagai suatu diskriminasi. Perlindungan tersebut adalah untuk kepentingan pekerja wanita itu sendiri agar dapat bekerja dengan baik sesuai dengan harkat, kodrat, dan martabatnya sebagai kaum wanita yang berperan ganda seba­ gai ibu sekaligus pekerja. Dalam hukum perburuhan peraturan-peraturan menge­ nai perlindungan tenaga kerja secara umum berlau pula ba­ gi pekerja wanita. Selain itu ada ketentuan-ketentuan khusus yang ditujukan untuk melindungi pekerja wanita, antara lain : UU No. 1 Th. 1951 tentang pemyataan berla- kunya UU No. 12 Th. 1948 untuk seluruh Indonesia, UU No*

  14 Th. 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Ketenaga­ ker jaan, dan peraturan-peraturan pelaksanaannya. Dalam garis besarnya bentuk perlindungan bagi pe­ kerja wanita dapat dikelompokkan menjadi

  1. Perlindungan yang bertujuan menjaga fisik wanita terhadap kemungkianan akibat buruk dari pekerjaan yang berat.

  2. Perlindungan yang bertujuan untuk menjaga kelangsu- ngan fUngsi reproduksi yang sehat.

  3. Perlindungan fungsi ibu dan istri.

  4. Penghapusan perbedaan perlakuan terhadap wanita. Harjito Notodipuro, Perananan Wanita Dalam Masa Pembangunan di Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1979, h. i47 . . . ^Patimah Yunus, op. cit.. h. 65.

  9 Dalam praktek sehari-hari terayata pelaksanaan pe-

  raturan-paraturan perlindungan itu belum secara menyelu- ruh dan konsekuen dilaksanakan oleh mereka yang terkait, yaitu, pihak pemerintah sebagai pembuat undang-undang, pe­ ngusaha, dan pekerja wanita sebagai pelaksana undang-un- dang. Seperti yang kita lihat dewasa ini bahwa masalah ketenagakerjaan/perburuhan kita masih diwarnai adanya pe- ngaruh liberalisms, adanya asas kebebasan berkontrak. De­ ngan adanya kebebasan mengadakan perjanjian kerja posisi pengusaha/majikan cenderung lebih dominan daripada peker­ ja, mengakibatkan pengusaha/majikan dapat menentukan per- syaratan kerja yang menguntungkan baginya. Bertolak dari adanya hak yang sama antara pria dan wanita dalam melakukan perbuatan hukum khususnya dalam hal melakukan kerja dan telah. adanya peraturan-peraturan perlindungan khusus bagi pekerja wanita serta dihubungkan dengan judul skripsi ini, maka permasalahan yang akan sa­ ya bahas dalam skripsi ini adalah t

  1. Sejauh msnakah ruang lingkup kerja yang dapat dila- kukan wanita?

  2. Bagaimanakah pengaturan perlindungan khusus bagi pekerja wanita di dalam peraturan perundang-undang­ an?

  1

  3. Bagaimanakah pelaksanaan peraturan-peraturan per-

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  10

  lindungan khusus tersebut dalam praktek?

  2. Penjelasan Judul Skripsi yang saya susun ini berjudul s PERLINDU­ NGAN KHUSUS BAOI PEKERJA WANITA. Yang dimaksud dengan perlindungan khusus dalam judul skripsi ini adalah berba­ gai upaya yang diarahkan untuk melindungi, memelihara, dan menjaga secara khusus bagi pekerja wanita melalui peratu­ ran perundang-undangan agar norma-norma perlindungan yang layak bagi kemanusiaan dapat berfungsi sebagaimana mesti- nya. Sedangkan yang dimaksud dengan pekerja wanita ada­ lah tiap-tiap wanita yang melakukan pekerjaan di dalam hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

  3. Alasan Pemilihan Judul Berhasilnya gerakan emansipasi wanita dalam menen- tukan persamaan hak antara pria dan wanita telah membawa pengaruh yang besar dalam mengisi kesempatan kerja yang ada dan dalam hal kebi jaksanaan tentang ketenagaker jaan di Indonesia. Bidang-bidang pekerjaan yang semula didomi- nasi pekerja pria sekarang sudah diisi pekerja wanita. Hal ini didukung oleh peraturan-peraturan hukum yang berlaku.

  Pasal 27 ayat 2 UU No. 1 Th. 1974 tentang Perkawinan yang ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  11

  menyat akan bahwa antara suami dan istri mempunyai hak yang sama untuk melakukan perbuatan hukum. ini berarti ketentuan pasal 1330 KUHPerdata yang menyatakan bahwa pi­ hak wanita tidak cakap melakukan perjanjian kerja sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan hak wanita dewasa ini, hanya saja untuk pelaksanaannya, dalam hubungan ker­ ja, mereka tetap terikat dengan ketentuan-ketentuan kete­ nagaker j aan/p e rburuhan. Dalam hal pemerataan kesempatan kerja di Indonesia antara pria dan wanita sudah seimbang, demikian pula dalam

  7 hal persamaan hak dan kewajiban. Hal tersebut dapat kita lihat dari banyaknya pekerja wanita yang bekerja di pe- rusahaan-perusahaan, bahka tidak jarang pada perusahaan- perusahaan yang memerlukan ketekunan dan kehati-hatian serta keluwesan juralah pekerja wanitanya lebih banyak da­ ri pada jumlah pekerja pria, seperti pada perusahaan teks- til, perusahaan/industri elektronika, industri pengalengan m akan an. Pendayagunaan tenaga kerja*dalam kaitannya dengan Hubungan Industrial Pancasila dikenal asas partnership (kerjasama) yang diwujudkan sebagai berikut : 7"Tenaga Kerja Wanita", Hubungan Industrial Panca­ sila dan Serba Aspek Ketenagaker.iaan, Badan Penerbit Buku Hubungan Indusrial Pancasila, 19oY, h. 744.

  rj-'-n/*•?•• ■ - !_> '..I ■ ■ J

  12

  a. Buruh dan pengusaha/pimpinan perusahaan adalah teman seperjuangan dalam produksi yang berarti balk buruh maupun pengusaha/pimpinan perusahaan wajib bekerja- sama serta saling membantu di dalam kelancaran usaha meningkatkan kesejahteraan dan menaikkan produksi.

  b. Buruh dan pengusaha/pimpinan perusahaan adalah teman seperjuangan dalam keuntungan yang berarti keuntungan yang diterima perusahaan dinikmati bersaxna dengan ba­ gi an yang layak dan serasi.

  c. Buruh dan pengusaha/pimpinan perusahaan adalah teman seperjuangan di dalam tanggung jawab yang meliputi :

  1. Tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa

  2. Tanggung jawab kepada Bangsa dan Negara

  3. Tanggung jawab kepada masyarakat sekelilingnya

  4. Tanggung jawab kepada buruh serta keluarganya

  5. Tanggung jawab kepada perusahaan dimana buruh be­ kerja, 8 Sejalan dengan itu pendayagunaan pekerja/buruh wa­ nita harus diselaraskan dengan asas tersebut. Selanjutnya agar dapat tercipta suatu hubungan kerja yang selaras dengan asas partnership tersebut di atas buruh perlu dilindungi dari tindakan sewenang-wenang pengusaha sebaliknya pengusaha perlu pula dilindungi dari tuntutan buruh yang tidak masuk akal. konsekuensinya pengaturan hukum perburuhan khususnya pe- ngaturan perlindungan tenaga kerja harus selaras dan se- jiwa dengan asas itu. Dewasa ini khusus bagi pekerja wa­ nita telah mendapat perlindungan sesuai dengan kodrat ke- wanitaan dan kesusilaannya. Perlindungan itu tertuang da­ lam berbagai peraturan perburuhan yang berlaku. Dengan adanya asas partnership itu, maka sebagai O Badan Pembinaan Hukum Nasional, Simposium Hukum Perburuhan, Cet. 1, Bina Cipta, Jakarta, h. 22.

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  13 Di dalam praktek pendayagunaan pekerja wanita, raa-

  flih banyak pengusaha/pimpinan perusahaan yang tidak atau ytsimm memperlakukan pekerja wanita sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tetapi tidak sedikit pe­ ngusaha yang sudah dan masih berusaha untuk memperlakukan pekerja wanita sesuai dengan kemanusiaan dan peraturan ketenagaker jaan yang berlaku. Segala uraian yang saya kemukakan di atas adalah alasan saya dalam menentukan judul skripsi ini. Dalam skripsi ini, saya akan membahas usaha perlin­ dungan khusus bagi pekerja wanita yang dikarenakan si fat jasmaniah dan kodratnya, bukan perlindungan kerja dalam keselamatan kerja atau kesehatan kerja,. walaupun perlin­ dungan yang dimaksud dalam skripsi ini secara tidak lang- sung ada hubungannya dengan kesehatan pekerja. Tinjauannya dalam praktek, saya akan membatasi penerapan peraturan- peraturan perlindungan itu hanya pada PT Eiltrona Indone­ sia.

  4. Tu.iuan Penulisan Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk meleng- kapi tugas dan persyaratan untuk mencapai* gelar Sarjana Hukum. Disamping itu bertujuan pula untuk memberikan sum- bangan pemikiran dalam masalah ketenagakerjaan khususnya perlindungan khusus bagi pekerja wanita, yang kemungkinan

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  14

  dapat bermanfaat bagi perusahaan/pengusaha, pekerja wani­ ta, masyarakat, dan pemerintah dalam usaha pembinaan dan pengembangan perlindungan kerja sebagai sebagai salah sa­ tu bidang pengembangan hukum perburuhan/^cet enagaker jaan.

  5. Metode

  a. Pendekatan Masalah Dalam membahas permasalahan skripsi ini saya meng- gunakan pendekatan secara yuridis formal, yaitu, pendeka­ tan berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain UU No. 1 Th. 1951 tentang pemyataan berlakunya UU Kerja No. 12 Th. 1948 untuk seluruh Indone­ sia, UU No. 14 Th. 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Ket enagaker j aan.

  b. Sumber Data Data yang saya pergunakan untuk menyusun skripsi ini diperoleh dari t

  • - Buku-buku liter at ur yang ada kaitannya dengan permasala- han skripsi ini, bahan-bahan perkuliahan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peraturan perundang- undangan tersebut antara lain : - UU No. 1 Th. 1951 tentang Pemyataan Berlakunya UU Kerja No. 12 Th. 1948 untuk seluruh Indonesia. - UU No. 14 Th. 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Ket enagakerj aan.

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  15

  • - PP No. 4 Th. 1951 tentang Pernyataan Berlakunya PP No. 7 Th. 1948 sebagaimana telah diubah dengan PP No. 12 Th. 1950 dan PP No. 13 Th. 1950 dari Republik Indonesia untuk seluruh Indonesia. - Staatsblad No. 647 Th. 1925 tentang Pembatasan Kerja Anak dan Kerja bagi Wanita. - Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-03/taEN/l989 tentang Larangan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bagi pekerja wanita karena menikah, hamil atau melahirkan. - Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-03/1WENA984 tentang Pengawasan Ketenagaker jaan Terpadu. - Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-04/taENA989 tentang Tata Cara Mempekerjakan Pekerja Wanita Pada Malam Hari. - Pengamatan Lapangan, yaitu, dengan mengadakan peneliti- an secara langsung di PT Filtrona Indonesia.

  c. Prosedur Pengumpulan Data Pelaksanaan pengumpulan data yang saya pergunakan untuk menyusuan skripsi ini memakai cara : - Tinjauan Kepustakaan, yaitu, suatu cara pengumpulan da­ ta dengan membaca, mempelajari buku-buku karya pengarang yang ahli dibidangnya, peraturan perundang-undangan yang berlaku yang berkaitan dengan permasalahan skripsi ini. - Wawancara Individual, yaitu, suatu cara wawancara dimana yang diwawancarai menghadap langsung secara perseorangan

  16 Pewawancara hanya seorang dan yang di wawancarai juga se-

  q orang. Dalam hal ini yang saya wawancarai adalah General Manager PT Filtrona Indonesia di Surabaya*

  d, Analisa Data Dalam menganalisis data, saya menggunakan met ode deskriptif komparatif, yaitu, suatu metode analisis dengan memaparkan fakta-fakta yang ada dan membandingkan- nya dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  6. Pert anggung.i awaban Si st ematika ' Dalam membahas permasalahan skripsi ini saya akan membahas : pertama, tentang ruang lingkup kerja'yang da­ pat dilakukan pekerja wanita. Xedua, saya akan membahas pengaturan perlindungan khusus bagi pekerja wanita di da­ lam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketiga, saya akan membahas pelaksanaan peraturan-peraturan perlin­ dungan khusus bagi pekerja wanita dalam praktek, yaitu, pelaksanaannya di PT Filtrona Indonesia. Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari li­ ma bab yang masing-masing bab terdiri dari sub-sub bab, yaitu : - Bab I : Pendahuluan, di dalam bab ini saya akan mengu- raikan garis besar permasalahan, penjelasan q ^Komaruddinj Metode Penulisan Skripsi dan Tesis. Angkasa Bandung, 1986, h. 133. " " .. .

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  17

  judul, alasan pemilihan judul, tujuan penuli­ san, met ode, dan pertanggungjawaban sistema- tika. - £ab II i Di dalam bab ini saya akan membahas tentang ruang lingjcup kerja bagi wanita. Dasar yang dipakai sebagai pertimbangan dalam pembahasan ini adalah keadaan sifat jasmaniah, kesusila- an, dan kodrat wanita dalam melakukan kerja, akan sampai sejauh mana dapat mempengaruhi atau menentukan lapangan pekerjaan yang dapat dilakukan pekerja wanita. Bab ini terdiri da­ ri dua sub bab pembahasan, pertama membahas tentang berbagai bidang kerja yang telah di- duduki oleh pekerja wanita, kedua membahas tentang wanita sebagai buruh. - Bab III : Di dalam bab ini saya akan menguraikan tentang perlindungan apa saja yang secara khusus di- berikan pekerja wanita melalui peraturan per- undang-undangan ketenagaker jaan berlaku. Bab ini terdiri dari lima sub bab pembahasan, ya- itu : - kesatu, membahas tentang larangan kerja ba­ gi pekerja wanita. - kedua, membahas tentang pembatasan kerja bagi pekerja wanita.

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  18

  • - ketiga, membahas tentang waktu istirahat khusus bagi pekerja wanita, - keempat,membahas tentang larangan Pemutusan Hubungan Kerja bagi pekerja wanita karena menikah, hamil atau melahirkan. - kelima, membahas tentang pengawasan ketentu- an-ketentuan perlindungan khusus bagi peker­ ja wanita, - Bab IV : Di dalam bab ini saya akan membahas tentang bagaimana pelaksanaan peraturan-peraturan per­ lindungan yang khusus bagi pekerja wanita itu dalam praktek sehari-hari khususnya di PT Fil­ trona Indonesia. Sehingga dapat diketahui se- berapa jauh penerapan peraturan-peraturan itu dalam praktek sehari-hari. Bab ini terdiri da­ ri dua sub bab pembahasan, yaitu : - kesatu, membahas tentang tata cara mempeker­ jakan pekerja wanita pada malam hari menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER- 04/taENA989. . - kedua, membahas tentang penerapan peraturan perlindungan khusus bagi pekerja wanita di PT Filtrona Indonesia. - Bab . V : Bab ini merupakan bab penutup. Di dalamnya saya akan mengemukakan tentang kesimpulan da-

  19

  ri skripsi ini dan saran-saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi perusahaan/pengusaha, pekerja wanita, dan bagi pembinaan dan pengem­ bangan hukum perburuhan.

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  20 BAB II

  RUANG LINGKUP KERJA PEKERJA WANITA Wanita Indonesia merupakan bagian dari sumber da- ya manusia yang diharapkan partisipasinya dalam pemba^ ngunan nasional. Pemerintah Indonesia, melalui berbagai peraturan perundang-undangan, telah memperhatikan seca­ ra sungguh-sungguh kedudukan dan peranan wanita sebagai bagian dari seluruh angkatan kerja nasional. Pada prinsipnya wanita mempunyai hak yang sama dengan pria untuk bekerja di Bidang apapun. Hanya saja ada beberapa bidang pekerjaan tertentu yang dibatasi atau dilarang dilakukan oleh wanita. Sebenarnya pembatasan atau larangan itu berarti menghilangkan kesempatan wani­ ta untuk menambah penghasilan keluarga. Ini berarti me- ngurangi peran mereka untuk. meningkatkan kesejahteraan keluarga yang pada akhiraya berpengaruh pada peningkatan pembangunan nasional. Adanya pembatasan dan larangan kerja tertentu bagi wanita dimaksudkan untuk melindungi kesehatan, keselama- tan, kesusilaan, dan martabatnya sebagai wanita. Karena, dalam melakukan aktifitas kerja,wanita,,dipengaruM oleh faktor-faktor tertentu yang bersumber dari sifat alamiah dan kodrat wanita itu sendiri. Faktor-faktor tertentu

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  21

  tersebut adalah - Haid, situasi fisis tertentu pada wanita yang ter- jadi secara berkala; - Kehamilan; - Melahirkan/keguguran; - Peranan ibu, baik fisis (seperti menyueui) maupun - psikis(pengasuhan, kasih sayang) dalam rumah tangga. Di dalam UUD 1945 perlindungan hak wanita secara umum dapat kita lihat pada : - Kalimat pertama bagi an kedua pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan bahwa ... penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri-kemanusi- aan dan peri-keadilan. - Dalam Bab X pasal 27 ayat 1 menyebutkan bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pe­ merintahan itu dengan tidak ada keou&linya. - Dalam Bab X pasal 27 ayat 2 menyebutkan bahwa tiap- tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan pen^ii- dupan yang layak bagi kemanusiaan. . - Dalam Bab XII pasal 30 ayatiM menyebutkan bahwa ti­ ap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta "Tenaga Kerja Wanita", op. cit. h. 747#

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

22 dalam usaha membela negara.

  • - Dalam Bab XIII pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengaja- ran. Kata tiap-tiap warga negara dalam ket entuan-ket en- tuan di atas dapat berarti pria maupun wanita. Dari ke- tentuan-ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa antara pria dan wanita mempunyai hak dan kewajiban yang sama tanpa perbedaan. Ini berarti, dalam hal mengisi kesempa- tan kerja yang ada, wanita dan pria mampunyai hak yang sama tanpa perbedaan. Wanita dapat terjun dalam berbagai bidang pekerjaan sejajar dengan pria, baik dalam bidang pemerintahan, swasta, maupun kerumahtanggaan. I •-Wanita di Berbagai Bidang Kerja Menurut konsep dari Biro Pusat Statistik dalam pendataan tenaga kerja tahun 1991* pengertian tenaga kerja adalah sama dengan angkatan kerja. Selanjutnya dikatakan bahwa yang termasuk angkatan kerja, yaitu, penduduk yang berusia di atas 10 tahun yang bekerja, pu- nya pekerjaan sementara tidak bekerja j dan yang masih mencarx pekerjaan. Selanjutnya menurut data Biro Pusat Statistik 1991, data angkatan kerja di Indonesia tahun 1991 adalah seba-

  t. .v -

  i

  3 I

  23

  gal berikut - juinleh angkat en kerja pria ' * 48,376.381 - jural ah angkaten kerje wanita ** 30,079*167 Total « 78.455.548 Selanjutnya dilihat dari lokasi/tempat kerja da^* pat digolongkan s

  1. Angcatan kerja pria/wanita yang bekerja di daerah kota, misalnya, dalam bidang jasa (sebagai guru, perawat, pembantu rum ah tangga) dan dalam bidang perdagangan, rumah makan, perhotelan. 2, Angkatan kerja pria/wanita yang bekerja di daerah pe- desaan. Pada umumnya bekerja dalam bidang pertanian, petemakan, perikanan, dan perkebunan. Menurut data statistik 1991» angjkatan kerja di daerah perkotaan adalah sebagai berikut t - jumlah angkat an kerja pria ** 13*807.207 - jumlah angkat an kerja wanita «* 7.509.390 Total « 21.316.597 Angkatan kerja di daerah pedesaan, sebagai berikut t - jumlah angkat an kerja pria «e 34.569.174 - jumlah angkat an kerja wanita *= 22.569.777 Total * 57.138.951 ^ B i r o Pusat Statistik Jakarta, Data Statistik Angkatan Keria Indonesia 1991, Jakarta, h* 65 - 73.

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  24 Bari data di atas dapa$ ditarik kesimpulan bahwa

  dari seluruh angkatan kerja wanita di Indonesia hampir 75# ada di daerah pedesaan, sedangkan yang 25# ada di daerah perkotaan. Dengan adanya ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945 yang menjemin persamaan hak dan kewajiban antara pria dan wanita, pekerja wanita, dewasa ini, telah beav ada dan bekerja di berbagai bidang pekerjaan sejajar dengan pekerja pria. Dalam bidang-bidang kerja yang mereka masuki telah menunjukkan prestaei yang tidak ka- lah dengan tenaga kerja pria. Beberapa bidang kerja yang telah diduduki pe­ kerja wanita antara lain sebagai berikut t

  1. Bidang Politik Para pekerja wanita Inddnesia saat ini telah ban-

  • * yak yang mampu terjun ke pekerjaan-pekerjaan dalam bidang politik, antara lain banyak yang men jadi wakil-wakil rak- yat di lembaga legislatif baik di pusat maupun di daerah. Hal ini dimungkinkan karena adanya hak yang sama. ant era pria dan wanita untuk memilih dan dipilih, seperti yang diatur dalam undang-undang pemilu. Di Baden Eksekutif telah ada menteri wanita, yaitu Menteri Sosial Ny. Inten Suweno, dan Menteri Negara Urusan Peranan- Wanita, yaitu,

  Mien Sugandi. Adanya menteri negara.yang mengurusi peranan wanita menunjukkan bahwa peranan wanita di Indonesia

  25

  mendapat tempat yang penting dalam pembangunan Nasional* Sehingga dirasa perlu adanya menteri negara seorang wanita* Di badan Yudikatif telah banyak pula wanita yang berkedudukan sebagai hakim Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, dan Mahkamah Agung. 2* Bidang Sosial Bidang pekerjaan-pekerjaan sosial saat ini banyak pula yang telah diduduki pekerja wanita disamping pekerja pria, antara lain, bidang seni budaya, olah raga, kepemudaan, pendidikan, pengajaran, kesejahteraan sosial, keagamaan. 3* Bidang hukum Di bidang hukum, pakarja wanita telah banyak yang menduduki pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan hukum, antara lain, sebagai hakim, jaksa, pengacara, n6- taris, penasehat hukum, konsultan hukum. Hal ini dimung- kinkan karena telah banyak sarjana hukum, not aria wanita.

  4. Bidang Pendidikan Tidak adanya diskriminasi dalam hal pendidikan antara pria dan wanitatelah dijamln di dalam pasal 31 ayat 1 UUD 1945 yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran. Pria dan wanita mem­ punyai hak yang sama dalam menempuh pendidikan sampai