KADAR KALSIUM DARAH PADA WANITA MENOPAUSE (Studi Di DesaPuloLor RT.07/RW.02 Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

KADAR KALSIUM DARAH PADA WANITA MENOPAUSE

  

(Studi Di Desa Pulo Lor RT.07/RW.02 Kecamatan Jombang

Kabupaten Jombang)

KARYA TULIS ILMIAH

  

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

KADAR KALSIUM DARAH PADA WANITA MENOPAUSE

  

(Studi Di Desa Pulo Lor RT.07/RW.02 Kecamatan Jombang

Kabupaten Jombang)

  Karya Tulis Ilmiah: Diajukan Dalam Rangka Memenuhi persyaratan

  Menyelesaikan Studi di Program Studi Diploma III Analis Kesehatan

NURUL HABIBAH 14.131.0025

  

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017

  RIWAYAT HIDUP Data Pribadi

  Nama : Nurul Habibah Tempat Tanggal Lahir : Banyuwangi, 29 Mei 1995 Jenis Kelamin : Perempuan Ayah : Muslimin Nama Ibu : Karsinem Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Agama : Islam Anak Ke : Ke 2 dari 3 Bersaudara Nama Alamat : Dusun Sidorukun RT.003 RW.002, Desa

  Buluagung, Kecamatan Siliragung, Kabupaten Banyuwangi

  Riwayat Pendidikan

  1. SD Darussalam Blokagung : Lulus 2008

  2. MTs N Pesanggaran : Lulus 2011

  3. MAN Pesanggaran : Lulus 2014

  4. STIKes ICMe Jombang : Masuk 2014

KATA PENGANTAR

  Segala puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Kadar Kalsium Darah Pada Wanita Menopause di Desa Pulo Lor RT.07/RW.02 Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

  ” dapat diselesaikan.

  Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam penelitian yang dilakukan peneliti untuk menyelesaikan Diploma III Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang. Penulis menyadari sepenuhnya tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat selesai. Untuk itu, dengan rasa bangga perkenankan penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada H. Bambang Tutuko, S.H., S.Kep., Ns., M.H selaku Ketua STIKes ICMe Jombang, Erni Setiyorini, S.KM., M.M selaku Kaprodi D-III Analis Kesehatan, Inayatur Rosyidah, S.Kep, Ns.,M.Kep selaku pembimbing utama, Evi Puspita Sari, S.ST., M.Imun selaku pembimbing anggota, yang telah membantu dalam proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis hingga terselesaikannya pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

  Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dengan itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

  Jombang, Juli 2017 Nurul Hbibah

  MOTTO

“segala kesuksesaan dari pribadi kita sendiri, asal kita yakin

dan berusaha pasti bisa dan terlewati semua. Orang tua akan

selalu mendo’akan”.

  LEMBAR PERSEMBAHAN Alhamdulillah puji syukur atas segala Rahmad-Mu Ya Allah SWT...

  Engkau berikan kemudahan dalam setiap langkah hidupku... Pada lembar persembahan ini penulis ingin menyempatkan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang sangat mendukung penulis dalam pembuatan dan penyusunan Karya Tulis ini, yaitu :

  1. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan semangat, kepercayaan dan harapan dalam diri saya. Yang tidak pernah bosan menegur, men asehati, menyayangi dan mendo’akan setiap langkah hidup saya. “Inilah hasil terbaik dari kemampuan saya”.

2. Teman dan Sahabat STIKes ICMe Jombang saya yang selalu memberikan semangat, membantu dan mendo’akan.

  3. Dosen serta pembimbing yang selalu sabar dalam mengajari dan membimbing saya.

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................... i HALAMAN JUDUL DALAM .................................................................. ii SURAT PERNYATAAN ....................................................................... iii LEMBAR PERSETUJUAN KTI ............................................................ iv PENGESAHAN PENGUJI ................................................................... v RIWAYAT HIDUP ................................................................................ vi KATA PENGANTAR ............................................................................ vii MOTTO .............................................................................................. viii LEMBAR PERSEMBAHAN .................................................................. ix DAFTAR ISI ......................................................................................... x DAFTAR TABEL .................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN .......................................................................

  1 1.1 Latar Belakang ........................................................................

  1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................

  4 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................

  4 1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................

  4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................

  6 2.1 Menopause .............................................................................

  6 2.2 Penurunan Kadar Kalsium ......................................................

  16 2.3 Jaringan periodontal ...............................................................

  23 BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ....................................................

  37 3.1 Kerangka Konseptual ..............................................................

  37 3.2 Keterangan konsep .................................................................

  38

  BAB IV METODE PENELITIAN ...........................................................

  39 4.1 Desain Penelitian ....................................................................

  39 4.2 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................

  39 4.3 Kerangka kerja .......................................................................

  40 4.4 Populasi, sampel dan sampling ...............................................

  41 4.5 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel .........................

  42 4.6 Instrumen Penelitian dan Cara penelitian ................................

  43 4.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data .....................................

  47 4.8 Etika penelitian .......................................................................

  48 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………… 36

  5.1 Hasil Penel itiuan…………………………………………………… 36

  5.2 Pembahasan……………………………………………………….. 40

  BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………… 42

  6.1 KESIMPULAN……………………………………………………. 42

  6.2 SARAN……………………………………………………………. 42 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 2.1 Definisi operasional

  43 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan lama tidak

  36 menstruasi di Desa Pulo Lor RT.07/RW.02 Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang tanggal 25 Juli 2017

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan kebiasaan

  37 merokok di Desa Pulo Lor RT.07/RW.02 Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang tanggal 25 Juli 2017

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan konsumsi

  37 sayur dan susu untuk penambahan kalsium darah di Desa Pulo Lor RT.07/RW.02 Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang tanggal 25 Juli 2017

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan melakukan

  38 olahraga seminggu 3 kali di Desa Pulo Lor RT.07/RW.02 Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang tanggal 25 Juli 2017

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kadar

  38 kalsium Darah Pada Wanita Menopause di Desa Pulo Lor RT.07/RW.02 Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang tanggal 25 Juli 2017

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman

Gambar 3.1 Kerangka konseptual

  23 Gambar 4.1 Kerangka kerja

  26

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian Lampiran 2 Surat Balasan Ijin Penelitian Lampiran 3 Lembar Bimbingan KTI Lampiran 4 Pemberitahuan Siap Seminar Lampiran 5 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 6 Lembar Pernyataan Bersedia Menjadi Responden Lampiran 7 Informed Consent Lampiran 8 Kuesioner Lampiran 9 Standar Operasional Prosedur Lampiran 10 Hasil Uji SPSS Lampiran 11 Lembar observasi Lampiran 12 Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 13 Hasil Laboratorium Lampiran 14 Lembar Pernyataan Bebas Plagiasi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Menopause merupakan salah satu proses dalam siklus reproduksi alamiah yang akan dialami setiap perempuan selain pubertas, kehamilan dan menstruasi. Menopause dapat menyebabkan perubahan fisik maupun psikologis (Widyastuti, 2010). Salah satu masalah kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian serius pada lanjut usia ialah osteoporosis yang merupakan penyakit yang ditandai dengan penurunan kepadatan tulang.

  Kalsium merupakan mineral utama pembentuk tulang yang diperlukan untuk mengatur kontraksi dan relaksasi otot, terlibat dalam transmisi saraf, membantu pembekuan darah, serta mengatur hormon-hormon dalam tubuh dan faktor pertumbuhan. Diatas umur 50 tahun, jumlah kandungan kalsium dalam tubuh akan menyusut sebanyak 30%. Kehilangan akan mencapai 50% ketika mencapai umur 65 tahun dan selanjutnya akan mengalami masalah kekurangan kalsium. penurunan kepadatan tulang juga terjadi pada wanita pascamenopause karena indung telur mengalami penurunan produksi hormon estrogen yang akan diikuti dengan meningkatnya kalsium yang terbuang dari tubuh (Kosnayani, 2010).

  Menurut proyeksi penduduk Indonesi tahun 2000-2010 oleh Badan Pusat Statistik, jumlah perempuan berusia di atas 50 tahun adalah 20,9 juta orang. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah perempuan yang hidup dalam usia menopause di Indonesia 30,3 juta orang. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2025 diperkirakan akan ada 60 juta wanita menopause (Baziad, 2010). Jumlah Populasi wanita menopause di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2008 sebesr 69,43% dan meningkat pada tahun 2010 menjadi 69,65% (Kemenkes RI, 2013). Pada tahun 2009 jumlah wanita menopause di

  2 Jawa Timur sebanyak 6.017.61 orang namun hanya 39,53% yang telah mendapatkan pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang tanggal 17 Desember 2016, mendapatkan hasil bahwasanya tiga wanita menopause diantaranya dua wanita menopause dengan umur 53 tahun dan 56 tahun mengalami perubahan fisik seperti perubahan di dalam rongga mulut, seperti penyakit periodontal sebesar 70% , dan kadar kalsiumnya mendapatkan hasil 7,6 mg/dl. Berdasarkan jurnal Desmon Limawan Gambaran Kadar Kalsium Serum Pada Usia 60-74 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado tahun 2015. didapatkan hasil penelitian menunjukan 3,84% responden memiliki kadar kalsium serum yang rendah (hipokalsemia). Rendahnya kadar kalsium di Indonesia berdasarkan data WHO (2004) yang dikutip oleh Karolina MS adalah 19,7% dari jumlah lanjut usia atau sekitar 3,6 juta orang, wanita menopause dengan kelompok umur 65 tahun ke atas mengalami kehilangan seluruh gigi mencapai 17,6%.

  Kekurangan kalsium dapat memicu kontraksi otot yang tidak stabil sehingga mengakibatkan kram otot. Di atas umur 50 tahun, jumlah kandungan kalsium dalam tubuh akan menyusut sebanyak 30%. Kehilangan akan mencapai 50% ketika mencapai umur 70 tahun dan selanjutnya akan mengalami masalah kekurangan kalsium. Penurunan kepadatan tulang juga terjadi pada wanita pascamenopause karena indung telur mengalami penurunan produksi hormon estrogen yang akan diikuti dengan meningkatnya kalsium yang terbuang dari tubuh (Darningsih, 2014).

  Tubuh memerlukan kalsium karena setiap hari, tubuh kehilangan mineral tersebut melalui pengelupasan kulit, kuku, rambut, dan juga melalui urine dan feses. Kehilangan kalsium harus diganti melalui makanan yang ……..

  3 dikonsumsi oleh tubuh Untuk menunjang kesehatan tulang dan aktivitas tubuh yang lain setiap individu tidak memiliki kebutuhan yang sama. Usia dan kondisi kesehatan menjadi faktor yang menentukan. Cara yang paling efektif adalah dengan menyesuaikan kebutuhan sehari-hari kalsium (Muliana, 2012).

  Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin meneliti tentang “Kadar Kalsium Darah Pada Wanita Menopause di Desa Pulo Lor RT.07/RW.02 Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang ”.

  1.2 Rumusan masalah

  Berdasarkan uraian dari latar belakang maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimana Kadar Kalsium Darah Pada Wanita Menopause di Desa Pulo Lor RT.07/RW.02 Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang?”.

  1.3 Tujuan Penelitian

  Untuk mengetahui Kadar Kalsium Darah Pada Wanita Menopause di Desa Pulo Lor RT.07/RW.02 Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.

  1.3 Manfaat Penelitian

  1.4.1 Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu kesehatan khususnya di bidang kimia klinik.

  ……..

  ……..

  4

  1.4.2 Praktis

  a. Bagi peneliti selanjutnya Hasil dari penelitian diharapkan dapat dijadikan data awal penelitian berikutnya mengenai kadar kalsium darah pada wanita menopause b. Bagi petugas laboratorium

  Menambah pengetahuan dan informasi tentang kadar kalsium darah pada wanita menopause c. Bagi instansi pendidikan (dosen)

  Dapat digunakan sebagai masukan untuk lebih menambah materi atau wawasan tentang kadar kalsium darah pada wanita menopause

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Menopause

  2.1.1 Definisi Menopause adalah berhentinya menstruasi secara definitif atau berhentinya jika ovarium tidak lagi menghasilkan esterogen, yaitu hormon

yang membuat wanita menjadi benar murni wanita (Herawati,2009).

  Menopause adalah haid terakhir yang dialami oleh seorang wanita yang masih dipengaruhi oleh hormone reproduksi yang terjadi pada usia menjelang atau pada suai lima puluhan (Vina, 2010)

  2.1.2 Tahapan Menopause (Fase Menopause) Menurut Herawati (2009) tahapan menopause adalah :

  1. Fase Pramenopause (Klimakterium) Pada fase ini seseorang wanita akan mengalami kekacauan pola menstruasi, terjadinya perubahan psikologis atau kejiwaan. Terjadi perubahan fisik yang berlangsung selama 4-5 tahun, pada usia antara 48-55 tahun.

  2. Fase Menopause Terhentinya menstruasi. Perubahan dan keluhan psikologis dan fisik semakin menonjol, berlangsung sekitar 3-4 tahun pada usia 56-60 tahun.

  3. Fase Postmenopause Terjadi pada usia di atas 60 tahun, wanita beradaptasi terhadap

perubahan psikologis dan fisik, keluhan semakin berkurang.

  6

  2.1.3 Gejala sindroma pre menopause Menurut Proverawati (2010) gejala sindroma pre menopause a. Gangguan vasomotor Hot flush (perasaan panas dari dada hingga wajah), wajah dan leher menjadi berkeringat. Kulit menjadi kemerahan muncul di dada dan lengan terasa panas (hot flushes) terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun sebelum dan sesudah berhentinya menstruasi.

  b. Night sweat (keringatan di malam hari) Keringat dingin dan gemetaran juga dapat terjadi. Selama 30 detik sampai dengan 5 menit.

  c. Dryness vaginal (kekeringan di malam hari) Area genital yang kering dan bisa sebagai bahan perubahan kadar estrogen. Kekeringan ini dapat membuat area genital. Infeksi vaginal dapat menjadi lebih umum.

  d. Penurunan daya ingat dan mudah tersinggung Penurunan kadar estrogen berpengaruh terhadap neurotransmiter yang ada di otak. Neutotransmiter yang terdapat di otak antara lain: dopamin, serotonin dan endorfin. Neutransmter ini berfungsi dalam menunjang proses kehidupan. Dopamin mempunyai fungsi untuk

mempengaruhi emosi, sistem kekebalan tubuh, dan seksual.

  e. Insomnia (susah tidur) Beberapa wanita mengalami kesulitan saat tidur, mereka tidak dapat tidur dengan mudah atau mungkin bangun terlalu dini. Mereka mungkin perlu pergi ke kamar mandi terlalu dini. Mereka mungkin perlu ke kamar mandi di tengah malam, kemudian menemukan mereka tidak dapat kembali tidur. Hot flushes juga dapat menyebabkan perempuan terbangun dan tidur. Selain itu kesulitan ……..

  7

  tidur dapat disebabkan karena rendahnya kadar serotinin pada masa pre menopause. Kadar serotin dipengaruhi oleh kadar endorfin.

  f. Gejala akibat kelainan metabolik Meliputi kelainan metabolisme lemak di hati. Penurunan kadar estrogen menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol LDL dan menurunnya kadar kolestrol HDL.

  g. Depresi (rasa cemas) Depresi ataupun stress sering terjadi pada wanita yang berada pada masa pre menopause. Hal ini terkait dengan penurunan hormon estrogen sehingga menyebabkan wanita mengalami depresi ataupun stress. Turunnya homon estrogen menyebabkan turunnya neurotransmiter di dalam otak, neurotransmiter di dalam otak tersebut mempengaruhi suasana hati sehingga jika neurotransmiter ini kadarnya rendah, maka akan muncul perasaan cemas yang merupakan pencetus terjadinya depresi ataupun stress.

  h. Fatigue (mudah lelah) Rasa lelah sering kali muncul ketika menjelang masa pre menopause karena terjadi perubahan hormonal pada wanita yaitu terutama hormon estrogen. i. Penurunan libido Faktor-faktor yang berkaitan dengan penurunan libido pada wanita usia pertengahan begitu kompleks, termasuk depresi, gangguan tidur dan keringat malam hari. Semuanya merupakan gejala-gejala umum masa transisi menopause dan awal menopause. Keringat malam dapat mengganggu tidur dan kekurangan tidur dan kekurangan tidur mengurangi energi tidur dan kekurangan tidur mengurangi energi untuk yang lain, termasuk aktivitas seks.

  ……..

  8

  j. Drypareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual) Hal ini terjadi karena vagina menjadi pendek menyempit, hilang elastisitas, epitelnya tipis dan mudah trauma karena kurang lubrikasi. k. Inkontinensia urin (beser) Beberapa perempuan memiliki risiko lebih terhadap adanya infeksi saluran urin. Masalah lain yang muncul adalah kesulitan untuk menampung air seni yang cukup lama hingga dapat sampai ke kamar mandi. l. Ketidakteraturan siklus haid Adanya gangguan siklus haid seperti polymenorrhoea, olygomenorrhea, amenorrhorea dan metrorragia, hal ini terjadi karena kadar estrogen menurun saat pre menopause. m. Gejala kelainan metabolisme mineral Mudah terjadi fraktur pada tulang, akibat ketidakseimbangan absorpsi dan resorbsi mineral terutama kalsium. Bila hal ini berlangsung lama, dapat mengakibatkan osteporosis. Osteoprososis yang terjadi secara cepat paling sering terjadi pada tahun-tahun premenopause (Proverawati, 2010).

  2.1.4 Faktor yang berpengaruh terhadap gejala pre menopause Adapun faktor yang berpengaruh terhadap gejala menopause antara lain:

  a. Faktor psikis Perubahan-perubahan psikologis maupun fisik, berhubungan dengan kadar estrogen, gejala yang menonjol adalah berkurangnya tenaga dana gairah, berkurangnya konsentrasi dan kemampuan akademik, timbulnya perubahan emosi seperti mudah tersinggung, susah tidur, rasa kekurangan, rasa sepi, ketakutan, keganasan, tidak sabar lagi

  ……..

  9

  dan lain-lain. Perubahan psikis ini berbeda-beda tergantung dari kemampuan emosi seperti mudah tersinggung, susah tidur, rasa kekurangan, rasa sepi, ketakutan, keganasan, tidak sabar lagi dan lain-lain. Perubahan psikis ini berbeda-beda tergantung dari kemampuan si wanita untuk menyesuaikan diri.

  b. Sosial ekonomi Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan pendidikan. Apabila faktor-faktor tersebut cukup baik, akan mengurangi beban fisiologis, psikologis, kesehatan akan faktor klimakterium sebagai faktor fisiologis.

  c. Budaya dan lingkungan Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuikan diri dengan fase klimakaterium dini.

  d. Faktor lain Wanita yang belum menikah, wanita karier baik yang sudah atau belum berumah tangga, menstruasi pertama, yang terlambat berpengaruh terhadap keluhan. Keluhan klimkaterium yang ringan. (Proverawati, 2010).

  2.1.5 Penatalaksanaan menghadapi menopause Menurut Manuaba (2009) penatalaksanaan menghadapi menopause dibagi menjadi 5 yaitu:

  a. Menghindari perubahan kejiwaan Perubahan dan gejolak jiwa menghadapi klimakterium sampai senium dapat dihindari dengan keharmonisan keluarga dan saling pengertian. Di tengah keluarga yang harmonis, kesiapan menerima proses penuaan makin besar tanpa menghadapi gejala klinis yang berarti.

  ……..

  10

  b. Menghindari penuaan kulit terlalu cepat

Makin tua umur kulit semakin tipis, makin sensitive terhadap sinar

matahari, lapisan lemak bawah kulitnya longgar sehinggat keriput dan kering di daerah wajah, dagu dan leher.

  c. Menyesuaikan pola makan

Makanan yang diperlukan, sekedar dapat mempertahankan proses

pergantian jaringan yang rusak dan mengelupas. Bila pola makan masih tetap seperti berumur 35-40 tahun, dapat dipastikan kelebihan yang disimpan dalam bentuk pada bokong, payudara, dan perut. Berat badan meningkat, sehingga keindahan tubuh berkurang. Disamping itu, kelebihan makan dalam keadaan tubuh serba kekurangan hormone dan kemampuan metabolisme, dapat menimbulkan penyakit kencing manis, hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit jantung koroner yang diikuti gagal jantung. Dianjurkan pola makan vegetarian (makan hanya buah, sayur) sehingga bahan ampas dan serat lebih banyak.

  d. Mempertahankan aktivitas fisik

Berolahraga pada lansia diperlukan asalkan disesuaikan dengan

kemampuan yang ada. Tempat senam untuk menambah jasmani banyak dibuka, sehingga dapat dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan. Mengikuti senam kesegaran jasmani sebanyak dua kali seminggu sudah cukup untuk mempertahankan kebugaran fisik.

  

Sekalipun banyak dibuka pusat kesegaran jasmani, untuk menghemat

waktu, dapat dilakukan senam di rumah tanpa memerlukan ruangan yang luas. Dengan demikian aktivitas fisik untuk meningkatkan dapat dilakukan setiap hari, selama 10-15 menit.

  ……..

  11

  e. Mempertahankan aktivitas seksual Masa klimakterium, menopause dan senium, bukan merupakan halangan untuk melakukan aktivitas seksual. Pada masa klimakterium, menopause dan senium, pasangan masih dapat menikmati hubungan seksual, sekalipun sudah dapat digunakan kuantitasnya sangat berkurang. Yang menjadi perhatian dalam hubungan seksual pada masa klimakterium dan menopause adalah kualitasnya. Oleh karena kegairahan seks sudah menurun, kemampuan untuk memberikan rangsangan di tempat erotik sudah berkurang sedangan wanita sulit untuk dirangsang. Untuk mencapai tingkat eksotik sulit tercapai dan memerlukan waktu dan kesabaran kedua belah pihat. Dalam situati demikian memang diperlukan pengertian yang baik oleh karena keadaan tersebut sudah merupakan perubahan alami. Untuk dapat mencapai dan memberikan fantasi erotik yang lebih sempurna, memerlukan fantasi, melihat adegan film yang dapat meningkatkan gairah seks. Dengan pengertian terbatas dan hanya untuk kepentingan keharmonisan keluarga diharapkan pemutaran film erotik tidak disalahartikan.

2.1.6 Dampak keluhan menopause

  1. Perdarahan Perdarahan yang terjadi pada wanita menjelang menopause adalah perdarahan yang datangnya tidak teratur tidak seperti menstruasi yang datangnya teratur dan jumlahnya lebih banyak.

  2. Rasa panas dan keringat malam Penyebabnya diperkirakan terjadi karena menurunnya hormon estrogen menjadi salah satu pemicu timbulnya rasa panas ini.

  ……..

  12

  3. Gejala perkemihan Uretra yang merupakan saluran air seni yang menyalurkan air seni keluar tubuh mengalami penipisan dan pengurangan elastisitas yang menyebabkan wanita menopause rentan terkena infeksi saluran kencing.

  4. Gejala emosional dan kognitif Gejala emosional dan kognitif yang wanita menopause muncul secara bervariasi berbeda setiap individunya sehingga sangat sulit untuk menentukan gejala apa yang akan muncup pada seorang wanita menopause.

  5. Perubahan pada kegiatan seks Pada saat seorang wanita mengalami menopause sering muncul rasa khawatir terhadap dirinya, banyak wanita akan merasa takut kehilangan pasangannya karena ciri khas seorang wanita yaitu mengandung dan melahirkan telah hilang dari dirinya.

  6. Perubahan kulit Salah satu fungsi estrogen adalah untuk menjaga elastisitas kulit, sehingga saat fungsi ovarium menurun yang berakibat langsung menurunnya pula kadar estrogen dalam tubuh mengakibatkan jaringan lemak bawah kulit akan menipis, kulit akan terasa berkerut, tidak elastis lagi dan tipis.

  7. Sulit tidur Sulit tidak pada wanita menopause terjadi karena adanya gejolak rasa panas dan berkeringat pada malam hari.

  8. Perubahan pada mulut Perubahan yang terjadi pada indra pengecapan adalah hilangnya kepekaan pada lidah dalam merasakan sesuatu, variasi perubahan ini ……..

  13

  akan bermacam-macam, terkadang makanan asin di rasakan tawar atau bahkan sebaliknya makanan tawar dirasakan asin.

  9. Osteoporosi Fungsi ovarium yang menurun membuat hormon estrogen dan progesteron berkurang sehingga menyebabkan zat kalsium atau kapur tidak dapat disimpan dalam tulang.

  10. Peningkatan berat badan Perubahan fisik yang terjadi pada wanita menopause membuat wanita menopuase menjadi malas beraktifitas dan malas berolahraga, banyak wanita menopuase mengkonsumsi makanan dengan menu tidak seimbang, berlebihan, dan tidak sesuai kebutuhan, hal ini mengakibatkan menjadi gemuk.

  11. Daya ingat berkurang Wanita yang sebelum menopause mempunyai daya ingat yang tajam akan mengalami penurunan daya ingat saat menopause.

  12. Kecemasan Kecemasan yang dialami oleh wanita menopause adalah rasa khawatir tentang perubahannya tentang kehidupan pribadinya dan juga tentang ketidakmampuannya lagi untuk melakukan sesuatu seorang diri.

  13. Stress Banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita menopause, perubahan itu membuat kebanyakan wanita menopause menjadi stress karena tidak bisa menyesuaikan dirinya dengan perubahan itu.

  ……..

  14

  14. Depresi Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita menopause terkadang menjadi atau masalah bagi seorang wanita menopause (Vina, 2010).

  2.1.7 Cara Mengatasi sindroma pre menopause Menurut Bandiyah (2009) cara mengatasi menopause dibagi menjadi 5 yaitu:

  a. Terapi penggantian hormone (TPH) bertujuan untuk mengganti hormone yang mulai menghilang agar efek-efek menopause dapat diatasi.

  b. Berkonsultasi pada ahli kandungan untuk membantu anda mempertimbangkan risiko TPH dan menemukan penanganan yang paling tepat untuk anda. Walaupun efek samping yang akan muncul telah diketahui, kini anda bisa mendapatkan pengobatan yang disesuaikan dengan keadaan anda untuk menghilangkan atau

memperkecil efek samping. Ingat bahwa setiap wanita berbeda.

c. Diet tradisional Asia tampaknya memberi keuntungan yang penting.

  Diet Asia ini : 1) Mengandung kurang dari 20% kalori yang berasal dari lemak.

  2) Membatasi masukan daging. 3) Kaya akan berbagai macam buah, sayur serta kacang-kacangan. 4) Memasukkan menu dari tahu atau olahan kedelai paling tidak sekali sehari.

  5) Produk olahan kedelai mengandung fitoestrogen, yang merupakan sebuah tipe hormone tanaman yang diyakini bermanfaat bagi menopause. Namun demikian, preparat tersebut belum terbukti demikian, preparat tersebut belum terbukti keuntungannya untuk

  ……..

  15

  mengatasi osteoporosis dan efek kardiovaskuler akibat menopause.

  d. Hindari faktor-faktor yang memicu gejala-gejala menopause anda, kemerahan pada wajah dapat dipicu oleh makanan yang panas atau pedas. Alkohol, kafein dan gula juga dapat memicu kemerahan pada wajah.

  e. Krim vagina dan jel dapat digunakan untuk mengurangi kekeringan dan rasa gatal pada vagina. Preparat tersebut juga dapat digunakan pada saat berhubungan seksual, untuk mengurangi rasa sakit.

2.2 Penurunan kadar kalsium

  2.2.1 Definisi Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh. Sekitar 99 persen total kalsium dalam tubuh ditemukan dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi terutama dalam bentuk hidroksiapatit, hanya sebagian kecil dalam plasma cairan ekstravaskuler (Syafiq, 2007).

  Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh. Kalsium dibutuhkan di semua jaringan tubuh, khususnya tulang.

  Sekitar 99% kalsium tubuh berada pada tulang dan sisanya tersebar di seluruh tubuh dalam aneka cairan tubuh (Ernes, 2006).

  Asupan kalsium yang cukup dapat membantu melindungi tulang sepanjang hidup kita. Pada anak-anak dan remaja, asupan kalsium yang cukup dapat membantu memproduksi massa tulang yang lebih tinggi. Massa tulang yang maksimum yang pernah dicapai seseorang biasanya saat berusia 25 tahun. Pada orang dewasa (sampai awal empat puluhan), asupan kalsium yang cukup dapat membantu mempertahankan kepadatan tulang, khususnya di bagian pinggul, tempat sebagian besar

  ……..

  ……..

  16 pengeroposan terjadi. Di kalangan wanita pramenopause, pascamenopause dan tua, asupan kalsium yang cukup dapat mengurangi laju pengeroposan tulang meskipun tidak benar-benar mencegah pengeroposan tulang (Felicia, 2009).

  2.2.2 Fungsi kalsium Kalsium mempunyai peranan yang penting dalam tubuh, yaitu dalam pembentukan tulang dan gigi, dalam pengaturan fugsi sel pada cairan ekstraseluler dan intraseluler seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpulan darah dan menjaga permeabilitas membran sel. Selain itu, kalsium juga mengatur pekerjaan hormon-hormon dan faktor pertumbuhan (Endang, 2011).

  1. Pembentukan tulang Kalsium dalam tulang mempunyai dua fungsi : a. Sebagai bagian integral dari struktur tulang.

  b. Sebagai tempat menyimpan kalsium. Menurut Endang (2011) faktor yang mempengaruhi penulangan adalah genetik (untuk menentukan massa tulang), hormon seks dan aktivitas fisik (mempengaruhi metabolisme tulang) dan berat badan berbanding terbalik dengan risiko patah tulang.

  2. Pembentukan gigi Mineral yang membentuk dentin dan email yang merupakan bagian tengah dan luar dari gigi adalah mineral yang sama dengan pembentuk tulang, yaitu hidroksiapatit. Namun, kristal dalam gigi lebih padat dan kadar airnya lebih rendah. Proten dalam email gigi adalah keratin, sedangkan dalam dentin adalah kolagen. Pertukaran antara kalsium gigi dan kalsium yang terdapat dalam lapisan dentin. Sedikit pertukaran kalsium selama masa pembentukan gigi dapat

  17 menyebabkan meningkatnya kerentanan terhadap kerusakan gigi (Endang, 2011).

  3. Pertumbuhan Kalsium secara nyata diperlukan untuk pertumbuhan karena merupakan bagian penting dalam pembentukan tulang dan gigi, juga dibutuhkan dalam jumlah yang lebih kecil untuk mendukung fungsi sel dalam tubuh. Penelitian di Jepang menyebutkan dengan orang yang diet rendah kalsium lebih pendek dibandingkan dengan orang yang diet kalsium yang adekuat. Diet rendah kalsium berarti rendah protein, dan protein juga dibutuhkan untuk pertumbuhan termasuk pembentukan tulang. Namun, secara jelas belum dapat dibuktikan bahwa kekurangan kalsium menyebabkan gagal pertumbuhan karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Dalam masa pertumbuhan ukuran tulang, kandungan kalsium dan kebutuhan kalsium meningkat. Setelah pertumbuhan berhenti, kemungkinan fase dimana penambahan jumlah tulang dan kalsium (puncak penambahan massa tulang) bersama akan tetap bertambah sampai usia sekitar 30 tahun.

  4. Pembentukan darah Bila terjadi luka, ion kalsium di dalam darah merangsang pembebasan fosfolipida dari platelet darah yang terluka. Tromboplastin ini mengatalisis perubahan protrombin bagian darah normal, menjadi trombin kemudian membantu perubahan fibrinogen, bagian lain dari darah, menjadi fibrin yang merupakan gumpalan darah. (Endang, 2011).

  ……..

  18

  2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi kalsium

  1. Konsumsi makanan Pada dasarnya intake makanan dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri, dapat berupa emosi/kejiwaan yang memiliki sifat kebiasaan. Sementara itu, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar manusia, seperti ketersediaan bahan pangan yang ada di alam sekitarnya serta kondisi sosial ekonomi yang memenuhi tingkat daya beli manusia terhadap bahan pangan.

  2. Pendidikan dan pengetahuan Latar belakang pendidikan seseorang merupakan salah satu unsur penting yang dapat mempengaruhi kedaaan gizinya karena dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang gizi yang dimiliki lebih baik. Sering masalah gizi timbul karena ketidaktahuan atau kurang informasi tentang gizi yang memadai. Seseorang dengan pendidikan rendah belum tentu kurang mampu menyusun makanan yang memenuhi persyaratan gizi dibandingkan dengan orang olain yang pendidikannya lebih tinggi.

  Karena sekalipun berpendidikan rendah, kalau orang tersebut rajin mendengarkan atau melihat informasi mengenai gizi, bukan mustahil pengetahuan gizinya akan lebih baik (Endang, 2011). Perlu dipertimbangkan bahwa faktor tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh. Hal ini bisa dijadikan landasan untuk membedakan metode penyuluhan yang tepat. Dlam kepentingan gizi keluarga, pendidikan amat diperlukan agar ……..

  19 seseorang lebih tanggap terhadap adanya masalah gizi di dalam keluarga dan bisa mengambil tindakan secepatnya (Endang, 2011).

  3. Jenis kelamin Kebutuhan zat gizi anak laki-laki berbeda dengan nak perempuan dan biasanya lebih tinggi karena anak laki-laki memiliki aktivitas fisik yang lebih tinggi. Anak laki-laki biasanya mendapatkan prioritas yang lebih tinggi dalam hal makanan dibandingkan anak perempuan.

  4. Sosial ekonomi Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah tingkat sosial ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga. Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga, harga bahan makanan itu sendiri, serta tingkat pengelolaan sumber daya lahan dan pekarangan. Keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya (Endang, 2011).

  5. Aktivitas fisik Kebutuhan kalsium akan meningkat pada orang yang tingkat aktivitas fisiknya (olahraga) cukup dengan jenis olahraga dapat meningkatkan densitas tulang, seperti basket, sepak bola, lari, jalan kaki dan lain- lain. Dengan meningkatnya aktivitas fisik olahraga, diharapkan konsumsi kalsium juga akan meningkat sehingga kebutuhan kalsiumnya dapat terpenuhi. Selain itu tingkat aktivitas fisik seseorang seseorang berpengaruh baik terhadap absorpsi kalsium. Stres fisik dan mental cenderung menurunkan absorpsi kalsium dalam usus halus dan meningkatkan ekskresi kalsium dalam urin (Endang, 2011).

  ……..

  20

  2.2.4 Dampak kekurangan kalsium Kehilangan sebagian kalsium harian melalui ekresi (urine dan feses), keringat, dan paru-paru saat kita bernapas adalah hal yang normal. Oleh karena itu, kita harus mengonsumsi cukup kalsium setiap hari untuk mengembalikan kalsium yang hilang. Pada kebanyakan orang yang sehat, pola makan yang mengikuti rekomendasi asupan kalsium yang tepat dapat mengembalikan kalsium yang hilang setiap harinya (Felicia, 2009).

  Jika kebutuhan kalsium tidak bisa dipenuhi, tubuh akan mengambil kalsium dari tulang yang berfungsi sebagai gudang penyimpanan utama kalsium untuk mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah. Mempertahankan kadar kalsium sangat penting agar jantung, pembuluh darah, persarafan, dan otot dapat berfungsi dengan normal. Jika diperlukan tubuh akan mengorbankan tulang (sehingga membuat tulang menjadi lemah dan rentan patah) demi mempertahankan fungsi tubuh yang lebih vital bagi kelangsungan hidup (Felicia, 2009).

  2.2.5. Sumber Kalsium Jika kita bijak dalam memilih makanan, memperoleh asupan kalsium optimal dari makanan sangatlah memungkinkan. Susu dan produk olahannya seperti yogurt dan keju serta campuran makanan yang mengandung keju memiliki kandungan tertinggi per takaran saji. Susu kedelai dan beras, yogurt, tofu, dan keju mengandung jumlah kalsium yang setara dengan kalsium dalam produk-produk olahan susu sapi.

  Produk ikan kaleng yang menyertakan tulangnya (salmon atau sarden) juga mengandung banyak kalsium, tetapi irisan ikan segar tanpa tulang bukan sumber kalsium tinggi.

  ……..

  21 Sejumlah sayuran juga banyak mengandung kalsium, khususnya bok choy (kubis cina), lobak cina, kangkung, bayam, dan brokoli.

  Sementara sayuran dan buah yang mengandung sedikit kalsium ada banyak, termasuk buncis, jeruk, minyak wijen, minyak zaitun, lemon, dan bawang putih.

  Ada sejumlah orang yang fanatik percaya bahwa susu adalah satu-satunya sumber kalsium dan ada juga yang percaya bahwa susu mempunyai efek merugikan bagi kesehatan. Keduanya salah dan keduanya tidak bertanggung jawab terhadap kampanye gencar mereka yang dipasang di tempat umum dan iklan.

  Seperti yang telah disebutkan di atas, ada banyak cara untuk mendapatkan kalsium selain dari susu (Felicia, 2009).

  Banyak orang bingung memilih makanan yang diperkaya dengan kalsium karena kandungan kalsium dalam setiap produk sangat bervariasi. Sebagai contoh, jus jeruk yang diperkaya dengan kalsium mengandung kalsium antara 300 dan 400 mg per takaran saji, sama atau lebih besar dibandingkan susu dengan kuantitas yang sama. Beberapa sereal yang diperkaya dengan kalsium bahkan mengandung kalsium per takaran saji yang lebih besar dari susu, sampai 1000 mg per takaran saji.

  2.2.6 Kekurangan dan Kelebihan Kalsium Dampak negatif kekurangan kalsium kerap tidak kelihatan sebelum mereka mencapai usia dewasa. Kekurangan kalsium saat remaja merupakan penyebab osteoporosis di usia tua. Kekurangan kalsiium dapat menyebabkan:

  1. Karies dentis (kerusakan gigi).

  2. Pertumbuhan tulang menjadi tidak sempurna.

  3. Sukar terjadi penggumpalan darah.

  ……..

  22

  4. Terjadinya kekejangan otot.

  Selain akibat kekurangn kalsium di atas, akibat ketidakseimbangan kalsium dan fosfor juga dapat menimbulkan kerugian.

  Karena fosfor dapat meningkatkan hormon paratiroid. Jika ketidakseimbangan ini tidak diatasi, maka kekurangan kalsium terus terjadi sementara penumpukan fosfor juga terus berlanjut (Lane, 2010).

  Tubuh orang dewasa mengandung sekitar 1200 gram kalsium, terutama terdapat dalam tulang. Secara umum, toksisitas kalsium jarang ditemukan. Tidak ada efek negatif yang ditemukan pada orang dewasa sehat yang mengkonsumsi kalsium sampai 2500 mg per hari (Arisman, 2010).

  Namun konsumsi kalsium yang berlebihan dapat menyebabkan sulit buang air besar (konstipasi) dan menggnggu penyerapan mineral seperti zat besi, seng, dan tembaga. Kelebihan kalsium jangka panjang akan menyebabkan resiko hiperkalsemia, batu ginjal dan gangguan fungsi ginjal. Oleh karena itu konsumsi suplemen kalsium jauh di atas kebutuhan sebaiknya dihindari. Disarankan konsumsi kalsium per hari tidak melebihi 2500 mg (Hardiansyah, 2010).

  ……..

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

  Kerangka konseptual adalah suatu uraian dan visualisasi konsep- konsep variabel-variabel yang akan diukur (diteliti) (Notoatmodjo, 2010).

  Faktor yang Kadar kalsium mempengaruhi darah kadar kalsium darah

  1. Konsumsi makanan

  2. Pendidikan dan pengetahuan

  3. Jenis kelamin

  4. Sosial ekonomi Aktivitas fisik

  Tinggi Normal Rendah Keterangan :

  : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Kadar Kalsium Darah Pada

  Wanita Menopause di Desa Pulo Lor RT.07/RW.02 Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

  24

3.2 Keterangan kerangka konseptual

  Pada saat wanita mengalami menopause akan terjadi pengurangan kadar kalsium darah yang bisa berdampak pada Sukar terjadi penggumpalan darah, pertumbuhan tulang menjadi tidak sempurna, Terjadinya kekejangan otot, Kerusakan gigi (jaringan periodontal).

  ……..

BAB IV METODE PENELITIAN

  4.1 Desain Penelitian

  Desain penelitian adalah sesuatu yang vital dalam penelitian yang digunakan sebagai petunjuk peneliti dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab suatu pertanyaan (Nursalam, 2013).

  Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif Penelitian deskriptif adalah suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran/mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini (Nursalam, 2013).

  4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

  4.2.1 Waktu penelitian Penelitian ini dimulai dari perencanaan (pembuatan proposal) hingga pembuatan laporan akhir, yaitu dari bulan Desember hingga Juli 2017.

  4.2.2 Tempat penelitian Penelitian ini tentang Kadar Kalsium Darah Pada Wanita Menopause di Desa Pulo Lor RT.07/RW.02 Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.

  ……..

  26

4.3 Kerangka Kerja

  Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian yang berbentuk kerangka hingga analisis data (Hidayat, 2015).

Gambar 4.3 Kerangka Kerja penentuan Kadar Kalsium Darah Pada Wanita Menopause di Desa Pulo Lor RT.07/RW.02 Kecamatan Jombang

  Kabupaten Jombang

Penyusunan

proposal

  Populasi

  Semua wanita menopause di Desa Pulo Lor RT.07/RW.02 Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang yang berjumlah 32 orang

  

Sampel

  Sebagian wanita menopause di Desa Pulo Lor RT.07/RW.02 Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang yang berjumlah 15 orang

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP SIKAP LANSIA DALAM MENGUNJUNGI POSYANDU LANSIA (Studi di Desa Jabon Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 12

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU DALAM PELAKSANAAN SENAM HAMIL (Studi Di Desa Jombang, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 12

KADAR HEMOGLOBIN PADA PETANI YANG TERPAPAR PESTISIDA (Studi Di Dusun Banjardowo Desa Banjardowo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 8 81

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN HIPERTENSI PADA PRA LANSIA USIA 45-55 TAHUN (Studi di Kelurahan Kaliwungu kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 101

EFEKTIFITAS SENAM TAI CHI TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA LANSIA (Di Dusun Mojongapit Desa Mojongapit Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 88

PENGARUH JUS MELON TERHADAP PENURUNAN HIPERTENSI PADA LANSIA (Studi di Posyandu Lansia Desa Plandi Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 106

GAMBARAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 (Studi Kasus di Puskesmas Mojoagung Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

1 2 85

IDENTIFIKASI BAKTERI Proteus sp. PADA AIR KOLAM RENANG (Studi di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 76

HUBUNGAN ANTARA SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2 (Di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 122

PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 (Studi Di Puskesmas Mojoagung Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

4 48 77