KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMIDENGUE HEMORRAGIC FEVER GRADE 2 DENGAN HIPERTERMI DI RUANG MELATI RSUD BANGIL PASURUAN

  

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG

MENGALAMIDENGUE HEMORRAGIC FEVER GRADE 2 DENGAN

HIPERTERMI DI RUANG MELATI

RSUD BANGIL

PASURUAN

  

OLEH:

NOVIA PUTRI MAYASARI

141210027

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017

  

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI

DENGUE HEMORRAGIC FEVER GRADE 2 DENGAN

HIPERTERMI DI RUANG MELATI

RSUD BANGIL

PASURUAN

  

OLEH:

NOVIA PUTRI MAYASARI

141210027

  

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI

DENGUE HEMORRAGIC FEVER GRADE 2DENGAN HIPERTERMI

DI RUANG MELATI

RSUD BANGIL

PASURUAN

  Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

  Insan Cendekia Medika Jombang

  

Oleh :

NOVIA PUTRI MAYASARI

NIM : 141210027

  

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

MOTTO

  “Yakinlah tidak ada hasil yang sia-sia selama kita mau berusaha, mengasah kemampuan, berdoa & berkarya”

  

PERSEMBAHAN

  Karya Tulis Ilmia (Laporan Kasus) ini saya ucapkan terimakasih dan saya persembahkan kepada:

  1. Terimakasih kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya saya bisa menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancer.

2. Terimakasih untuk kedua orang tua yang selalu mendukng dan mendo’akan yang terbaik untukku dalam berkarir demi masa depanku.

  3. Terimakasih untukdosen pembimbing yang selama ini sudah banyak memberikan saran dan masukan tentang materi dalam penyelesaian tugas ini.

  4. Terimakasih untuk sahabat-sahabat yang juga sealu menyemangati untuk menyelesaikan tugas ini.

  5. Terimakasih untuk teman sejawat yang sama-sama berjuang dan selalu saling mendukung agar terselesainya tugas akhir ini secara bersama-sama.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan

  Keperawatan pada Klien yang Mengalami Dengue Hemorragic Fever Grade 2 dengan Hipertermi” sesuai dengan waktu yang ditentukan. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.

  Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat Bapak H. Bambang Tutuko, SH.,S.Kep.,Ns.,MH.selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Media Jombang. Maharani Tri P., S.Kep., Ns., MM. selaku Kepala Program Studi Diploma III Keperawatan STIKes ICMe Jombang dan dosen pembimbing Afif Hidayatul Arham, S. Kep., Ns. selaku dosen pembimbing Studi KasusKarya Tulis Ilmiah yang telah penulis teliti. Kepala Diklat RSUD Bangil yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengambil data dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, motivasi, kekuatan, dan nasehat selama menempuh pendidikan di STIKes ICMe Jombang hingga terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini.Dan tidak lupa kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan dan bantuannya dalam menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk penulis sangat diharapkan demi kesempurnaan penulis di masa yang akan datang.

  Jombang, Juni 2017 Penulis

  

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI

DENGUE HEMORRAGIC FEVER GRADE 2DENGAN HIPERTERMI

DI RUANG MELATI

RSUD BANGIL

PASURUAN

Oleh :

Novia Putri Mayasari

  Penyakit Dengue maupun penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi yang banyak dan sering berjangkit di daerah tropis, termasuk penyakit Infeksi Tropis (Tropic Infection).Dengue menyebar dengan cepat, menyerang banyak orang selama masa epidemi, sehingga menurunkan produktivitas kerja dan banyak menimbulkan kematian. DHF diperkirakan mencapai 3,9 milyar orang di 128 negara dan salah satunya adalah di indonesia angka kematian 0,83 %. Salah satu penyebabnya adalah hipertermi, yang berlangsung secara mendadak selama 5-7 hari.Tujuan dilakukan untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami DHF grade 2 dengan masalah hipertermi di Ruang Melati RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan.

  Desain penelitian ini adalah Deskriptif dengan menggunakan metode studi kasus. Penelitian diambil dari RSUD Bangil Pasuruan sebanyak 2 klien dengan diagnosa hipertermi berhubungan dengan proses penyakit. Pengolahan pre survei data diambil dari ruang Melati di RSUD Bangil.

  Berdasarkan hasil penelitian pada dua klien yang berbeda didapatkan bahwa klien yang mengalami DHF memiliki masalah yang sama yaitu hipertermi. Pada pemeriksaan fisik ditemukan perbedaan yaitu klien 1 terdapat bintik kemerahan pada kulit, sedangkan klien 2 terdapat mimisan 1 kali.Pada implementasi ada perbedaan terapi yang diberikan pada klien 1 dan klien 2.

  Kesimpulan berdasarkan evaluasi pada asuhan keperawatan dengan masalah hipertermi pada klien 1 dan klien 2bahwa pada gejala yang timbul setelah terjangkit penyakit ini disertai dengan hipertermi dan bintik kemerahan pada kulit, perdarahan dihidung (mimisan), terjadi perbedaan perkembangan klien 1 masalah hipertermi teratasi sedangkan klien 2 masalah belum teratasi. Jadi pada klien 2 masih memerlukan implementasi lanjutan karena masalahnya belum teratasi seluruhnya.

  Kata Kunci :Asuhan Keperawatan,Dengue Hemorragic Fever, Hipertermi.

  

ABSTRACT

NURSING CARE TO CLIENT WITH DENGUE HAEMORRAGIC FEVER

(DHF) GRADE 2 WITH HIPERTERMI IN MELATIROOM

BANGIL HOSPITAL

  

PASURUAN

By :

Novia Putri Mayasari

  Dengue disease and Dengue Hemorrhagic fever are infectious diseases

that are frequent and often contagious in the tropics, including tropical infectious

diseases (Tropic Infection). Dengue spread rapidly, striking many people during

the epidemic, resulting in lower labor productivity and many deaths. DHF is

estimated to reach 3.9 billion people in 128 countries and one of them is in

Indonesia the mortality rate is 0.83%. One of the causes is hyperthermia, which

lasts for 5-7 days. The aim is to carry out nursing care on clients who have DHF

grade 2 with hyperthermic problems in melati Room RSUD Bangil Pasuruan

Regency .

   The design of this research is descriptive by using case study method. The

study was taken from RSUD Bangil Pasuruan as many as 2 clients with

hyperthermia diagnosis related to disease process. Processing pre survey data

taken from space Melati at RSUD Bangil.

  Based on the results of research on two different clients found that clients

who experience DHF have the same problem that is heat (hypertermi). On the

physical examination found that the difference of client 1 there is a reddish spots

on the skin, while the client 2 there is a nosebleed once. In the implementation

there are different therapies given to clients 1 and client 2.

  Conclusions based on evaluation of nursing care with hyperthermic

problems in clients 1 and client 2 that the symptoms that arise after contracting

the disease is accompanied by heat (hyperthermia) and skin reddish spots,

bleeding nose (nosebleed), there are differences in client development 1

hypertermi problems resolved While client 2 is still fever. So on client 2 still

require further implementation because the problem is not solved entirely.

  Keywords :Nursing care, Dengue Hemorrhagic Fever, Hyperthermi.

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN JUDUL DALAM ................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN .......................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... v

RIWAYAT HIDUP ................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

ABSTRAK ............................................................................................... ix

ABSTRACT ............................................................................................... x

DAFTAR ISI ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ........................................... xvii

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

  1.2 Batasan Masalah ........................................................................ 4

  1.3 Rumusan Masalah ..................................................................... 4

  1.4Tujuan ......................................................................................... 4

  1.5Manfaat ....................................................................................... 5

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  2.1.1Pengertian DHF ....................................................................... 7

  2.1.5 Patofisiologi ........................................................................... 9

  2.1.6 Pathway .................................................................................. 12

  2.1.7 Komplikasi ............................................................................. 13

  2.1.8 Pemeriksaan Penunjang .......................................................... 13

  2.1.9 Penatalaksanaan ..................................................................... 14

  2.2 KonsepHipertermi

  2.2.1 Definisi ................................................................................... 15

  2.2.2 Batasan Karakteristik ............................................................. 15

  2.2.3 Faktor Yang Berhubungan ..................................................... 16

  2.2.4 Manifestasi Klinis .................................................................. 17

  2.3 Konsep Asuhan Keperawatan .......................................................... 17

  2.3.1 Pengkajian .............................................................................. 17

  2.3.2 Diagnosa Keperawatan ........................................................... 20

  2.3.3 Intervensi Keperawatan .......................................................... 21

  2.3.4 Implementasi .......................................................................... 24

  2.3.5 Evaluasi .................................................................................. 24

  BAB III METODE PENELITIAN

  3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 25

  3.2 Batasan Istilah .................................................................................. 25

  3.3 Partisipan .......................................................................................... 26

  3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 26

  3.5 Pengumpulan Data ........................................................................... 27

  3.6 Uji Keabsahan Data .......................................................................... 27

  3.7 Analisa Data ..................................................................................... 27

  3.8 Etik Penelitian .................................................................................. 28

  4.1.2 Pengkajian .............................................................................. 40

  4.1.3 Terapi Obat ............................................................................. 46

  4.1.4 Analisa Data ........................................................................... 46

  4.1.5 Diagnosa Keperawatan ........................................................... 46

  4.1.6 Perencanaan ............................................................................ 47

  4.1.7 Pelaksanaan ............................................................................ 48

  4.1.8 Evaluasi .................................................................................. 51

  4.2 Pembahasan ...................................................................................... 52

  4.2.1 Pengkajian .............................................................................. 52

  4.2.2 Diagnosa Keperawatan ........................................................... 55

  4.2.3 Intervensi Keperawatan .......................................................... 56

  4.2.4 Implementasi Keperawatan ................................................... 56

  4.2.5 Evaluasi .................................................................................. 58

  BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 60

  5.2 Saran ................................................................................................. 62

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  No Daftar Tabel Hal

  2.1 Intervensi Keperawatan ........................................................................ 21

  4.1 Identitas Klien ...................................................................................... 40

  4.2 Riwayat Klien....................................................................................... 41

  4.3 Perubahan Pola Kesehatan ................................................................... 41

  4.4 Pemeriksaan Fisik ................................................................................ 42

  4.5 Hasil Pemeriksaan dan Diagnostik....................................................... 45

  4.6 Terapi Obat........................................................................................... 45

  4.7 Analisa Data ......................................................................................... 46

  4.8 Diagnosa Keperawatan.......................................................................... 46

  4.9 Perencanaan........................................................................................... 47

  4.10 Pelaksanaan ......................................................................................... 48

  4.11 Evaluasi ............................................................................................... 51

  DAFTAR GAMBAR

  No Daftar Gambar Hal

  2.1 Pathway DHF ....................................................................................... 12

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 JadwalPelaksanaanLaporanKasus Lampiran 2 Permohonan menjadi responden Lampiran 3 Persetujuan menjadi responden Lampiran 4 Format pengkajian Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Lembar Surat Pre survey data, Studi Pendahuluan dan Penelitian Lampiran 6 Lembar Surat Persetujuan Pengambilan Data Lampiran 7 Rekomendasi Penelitian Lampiran 8 Surat Pernyataan ke Badan Kesehatan Bangsa dan Politik Lampiran 9 Data jumlah Kasus DBD di RSUD Bangil Lampiran 10 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 11 Lembar surat Keterangan selesai Penelitian Lampiran 12 Pernyataan Bebas Plagiasi

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

  LAMBANG 1. % : Persentase 2. : Lebih kecil dari atau sama dengan

  ≤ 3. < : Lebih kecil dari 4. > : Lebih besar dari

  o

  5. C : Derajat Celsius

  o

  6. F : Derajat Fahrenheit 7. m : Meter 8. cm : Sentimeter

  9. N : Normal 10. ul :Mikroliter 11. gr : Desiliter

  12. Meq : Miliequivalen 13. dl : delusion

  SINGKATAN

  1. WHO : World Health Organization

  2. DHF : Dengue Hemorragic Fever

  3. DBD : Demam Berdarah Dengue

  4. DD : Demam Dengue

  5. DSS : Dengue Shock Syndrome

  6. DEN : Serotipe Dengue

  7. USG : Ultrasonografi

  8. BCG : Bacille Calmette Guerin

  9. TD : Tekanan Darah

  10. RR : Respiratory Rate

  15. RS : RumahSakit 16. SGPT : Serum Glutamic Piruvic Transaminase

  17. SGOT : Serum Glutamic Oksaloasetat Transaminase

  18. IgM : Imunoglobulin M

  19. IgG :Imunoglobulin G

  20. NIC : Nursing Interventions Classification

  21. NOC : Nursing Outcomes Classification

  22. NANDA : Nort American Nursing Diagnosis Association

  23. WBC : White Blood Cell

  24. Dll : Dan lain-lain

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Demam berdarah atau biasa dikenal dengan DHF (Dengue haemorragic

  Fever ) merupakan suatu penyakit yang dapat memicu kematian disebabkan

  oleh nyamuk Aedes Aegypti betina, nyamuk ini merupakan spesies nyamuk tropis dan subtropis, dan bisa hidup pada daerah yang ketinggiannya mencapai 2200 m diatas permukaan laut (Price & Wilson, 2007). Demam Berdarah

  Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis.Negara Indonesia

  sebagai negara dengan kasus DHF tertinggi di Asia Tenggara. Dalam hal itu masalah yang sering muncul pada infeksi pertama oleh virus dengue yaitu Hipertermi (demam), sebagian besar penderita akan mengalami demam mendadak antara 39-40

  C, sesudah 5-7 hari demam akan berakhir tetapi kemudian kambuh lagi,biasanya terlihat lesu, disertai sakit kepala pada bagian depan kepala, nyeri bagian belakang mata, dan persendian, terlebih lagi disertai perdarahan dan kadang-kadang syok. Dengue menyebar dengan cepat, menyerang banyak orang selama masa epidemi, sehingga menurunkan produktifvitas kerja dan banyak menimbulkan kematian (Soedarto, 2012).

  Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2015, penelitian terbaru menunjukkan 390 juta infeksi dengue pertahun dimana 96 juta bermanifestasi klinis dengan berbagai derajat. Penelitian lain menyatakan,

  2 kematian sebanyak 1.071 orang (IR/Angka kesakitan= 50,75 per 100.000 penduduk dan CFR/angka kematian= 0,83%). Dibandingkan tahun 2014 dengan kasus sebanyak 100.347 serta IR 39,80 terjadi peningkatan kasus pada tahun 2015. Selama periode tahun 2009 sampai tahun 2015 jumlah kabupaten/kota terjangkit DBD cenderung meningkat. Pada tahun 2014,di Jawa Timur jumlah kasus sebanyak 9.273 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 107 orang (IR/Angka kesakitan= 24,07 per 100.000 penduduk dan CFR/angka kematian= 1,15%). Sedangkan pada tahun 2015, jumlah kematian tertinggi terjadi di Jawa Timur sebanyak 283 kematian, diikuti oleh Jawa Tengah (255 kematian) dan Kalimantan Timur (65 kematian) (Profil Kesehatan Indonesia, 2015).Pada tahun 2015 ditemukan 227 kasus DHF diantara 194.815 penduduk Kota Pasuruan atau IR sebesar 116,5 per 100.000 penduduk. Insiden Rate/IR DHF tahun 2015 ini menunjukkan peningkatan dari IR DBD tahun-tahun sebelumnya. Secara berturut-turut angka IR DBD di Kota Pasuruan dari tahun 2011 sampai dengan 2015 adalah 41; 49,46; 103,25; 65,12 dan 116,52 per 100.000 penduduk (Profil Kesehatan Kota Pasuruan, 2015).Selama September 2016-januari 2017 data jumlah kasus DBD di Rawat inap RSUD Bangil Pasuruan tercatat 1122 kasus DBD.

  Demam dengue terjadi sesudah gigitan oleh nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi virus. Nyamuk yang mudah dikenali karena badan dan kakinya mempunyai bercak-bercak putih ini berkembang biak pada genangan air bersih

  3 diri di dalam kelenjar limfe badan. Sesudah jumlah virus cukup untuk menyebabkan terjadinya gejala, penderita akan menunjukkan gejala klinis, yang terjadi di sekitar 4-6 hari sesudah masuknya virus (Soedarto, 2012). Setelah itu terjadi respon antibodi yang menimbulkan kompleks antigen antibodi, kemudian badan menjadi panas akibat toksin tersebut hipotalamus tidak bisa terkontrol yang akhirnya menjadi panas tinggi dan demam. Demam yang tidak segera diatasi akan menyababkan kejang demam, dehidrasi, dan gangguan tumbuh kembang pada anak (Andra & Yessie, 2013).

  Dengan masalah-masalah yang ada pada kasus DHF, yang salah satunya yaitu hipertermi maka perlu upaya-upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Di rumah sakit peran perawat untuk mencegah terjadinya komplikasi saat terjadi suatu renjatan suhu tubuh yaitu dengan menganjurkan pasien untuk mengonsumsi air putih yang banyak, berikan pasien selimut atau pakaian ringan tergantung pada fase demam, fasilitas istirahat, terapkan pembatasan aktivitas jika di perlukan, selalu mengobservasi suhu dan tanda-tanda vital lainnya, selain itu pemberian antipiretik juga dapat dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh (Gloria et al, 2016). Tetapi sebagian besar penderita demam dengue dapat dirawat di rumah. Keluarga perlu di beri penjelasan bagi penderita agar dianjurkan untuk beristirahat, banyak minum, dan mendapatkan makanan yang bergizi.Jika memungkinkan penderita diberi minum larutan garam oralit (yang biasa diberikan pada penderita diare). Pemberian cairan

  4 meningkat. Jika penderita menunjukkan perkembangan dengan tanda-tanda yang membahayakan jiwa, penderita harus segera dirujuk ke rumah sakit (Soedarto, 2012).Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang penyakit DHF (Dengue haemorragic Fever) dalam sebuah Karya Tulis yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Klien DHF (Dengue haemorragic Fever ) dengan masalah Hipertermi di RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan.

  1.2 Batasan Masalah

  Asuhan keperawatan pada klien yang mengalami DHF grade 2 dengan masalah Hipertermi di Ruang Melati RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan.

  1.3 Rumusan Masalah

  ”Bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami DHF grade 2 dengan masalah hipertermi di Ruang Melati RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan.”.

  1.4 Tujuan

  1.4.1 Tujuan Umum Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami DHF

  

grade 2 dengan masalah hipertermi di Ruang Melati RSUD Bangil Kabupaten

Pasuruan.

  1.4.2 Tujuan Khusus

  a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien yang mengalami DHF grade 2 dengan masalah hipertermi di Ruang Melati RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan.

  5 c. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami

  DHF grade 2 dengan masalah hipertermi di Ruang Melati RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan.

  d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami DHF grade 2 dengan masalah hipertermi di Ruang Melati RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan.

  e. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien yang mengalami DHF grade 2 dengan masalah hipertermi di Ruang Melati RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan.

1.5 Manfaat

  1.5.1 Manfaat teoritis Menambah khasanah keilmuan untuk perkembangan pengetahuan dan menambah wawasan dalam mencari pemecahan masalah pada klien yang mengalami DHF grade 2 dengan masalah hipertermi diRuang Melati RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan.

  1.5.2 Manfaat praktis

  a. Bagi klien Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan apa yang telah dipelajari dalam penanganan kasus Hipertermi yang dialami dengan kasus nyata dalam pelaksanaan keperawatan, seperti cara untuk mengendalikan hipertermi tersebut.

  6 Hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan dan referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan pada klien dengan Hipertermi.

  c. Bagi perawat Asuhan keperawatan ini dapat dijadikan dasar infomasi dan pertimbangan untuk menambah pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam meningkatkan pelayanan perawatan pada klien hipertermi.

  d. Bagi Peneliti selanjutnya Asuhan keperawatan ini dapat dijadikan dasar infomasi dan petimbangan peneliti selanjutnya untuk menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada kasus DHFdengan masalah hipertermi.

  7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar DHF

  2.1.1 Pengertian DHF Penyakit DHF adalah penyakit yang ditandai dengan demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas dan berlangsung terus menerus selama 2-7 hari, maifestasi perdarahan termasuk uji tourniquet positif, trombositopeni, dan hemokosentrasi (peningkatan hematocrit

  ≤20 %) (Andra saferi Wijaya, 2013).

  Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis, terutama asia tenggara, Amerika tengah, Amerika dan Karibia. Host alami DBD adalah manusia, agentnya adalah virus dengue yang termasuk ke dalam famili

  Flaviridae dan genus Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, Den-2,

  Den3 dan Den -41, ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi, khususnya nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus 2 yang terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia (Lestari, 2007).

  Menurut Soedarto (2012) DHF (Dengue haemorragic Fever) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang dapat menyebabkan kematian dan disebabkan oleh empat serotipe virus dari genus

  Flavivirus, virus RNA dari keluarga Flaviviridae. Infeksi oleh satu serotipe

  8

  

serotipe virus dengue lainnya. Pada waktu terjadi epidemik di dalam darah

seorang penderita dapat beredar lebih dari satu serotipe virus dengue.

  Menurut Cris Tanto (2014) Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut akibat infeksi virus dengue, dengan manifestasi yang sangat bervariasi, mulai dari demam akut hingga sindrom renjatan yang dapat menyebabkan modalitas.

  2.1.2 Klasifikasi

   Menurut Suriadi tahun 2010 (dikutip dalam Kurniawati 2016) derajat

  penyakit DHF di klasifiksikan menjadi 4 golongan, yaitu : a) Derajat I : demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan.

  Uji tourniquet positif, trombositopenia dan hemokonsentrasi.

  b) Derajat II : sama dengan derajat I, ditambah gejala perdarahan spontan.

  c) Derajat III : ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (>120 x/mnt) tekanan nadi sempit (<120 mmHg).

  d) Derajat IV : nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teratur.

  2.1.3 Etiologi

   Penyakit demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD)

  disebabkan oleh virus dengue yang termasuk kelompok B Arthood Borne

  

Virus (Arboviroses) yang sekarang dikenal sebagai Flavivirus, family

Flaviricae, dan mepunyai 4 jenis serotipe yaitu : DEN-1, DEN-2,DEN-

  3,DEN-4. Infeksi salah satu serotipeakan menimbulkan antibodi terhadap

  9

  serotipe

  DEN-3 serotipe terbanyak, infeksi salah satu yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberkan perlindungan yang memadai terhadap lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah epidemis dengue

  serotipe

  dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya.Keempat serotipe virusdengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia (Sudoyo Aru,dkk 2009.Dikutip dari buku NANDA Nic-Noc Jilid 1, 2016).

  2.1.4 Tanda dan gejala

  A. Mayor (Harus ada) 1) uhu tubuh lebih tinggi dari , C secara oral atau , C.

  B. Minor (Mungkin ada) 1) Kulit kemerah-merahan 2) Hangat pada saat disentuh 3) Peningkatan frekuensi pernafasan 4) Takikardi 5) Menggigil atau merinding 6) Dehidrasi 7) Rasa sakit dan nyeri yang spesifik atau menyeluruh (mis. Sakit kepala) 8) Malaise atau keletihan atau kelemahan 9) Kehilangan selera makan

  10

  2.1.5 Patofisiologi Virus dengue ditransmisi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau

  

Aedes albopictu s. Vektor tersebut tersebar meluas di daerah tropis dan sub

  tropis di berbagai belahan dunia. Virus dengue masuk ke sirkulasi perifer manusia melalui gigitan nyamuk. Virus akan berada di dalam darah sejak fase akut/fase demam hingga klinis demam menghilang. Demam tersebut diakibatan oleh virus yang masuk melalui kulit yang terigigit nyamuk menyebabkan viremia yang dapat menstimulasi sel makro DMN untuk produksi pirogen endogen lalu masuk ke hipotalamus yang dapat mengacaukan termogulasi menjadikan pasien hiperpireksia sehingga dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh (hipertermi).

  Secara klinis, perjalanan penyakit dengue dibagi menjadi tiga, yaitu fase demam (febrile), fase kritis, dan fase penyembuhan.Fase demam berlangsung pada demam hari ke-1 hingga ke 3, fase kritis terjadi pada dmam hari ke-3 hingga 7, dan fase penyembuhan terjadi setelah demam hari ke-6 sampai

  7.Perjalanan penyakit tersebut menentukan dinamika perubahan tanda dan gejala klinis pada pasien dengan infeksi demam berdarah dengue (DBD).

  Demam merupakan tanda utama infeksi dengue, terjadi mendadak tinggi, selama 2-7 hari.Demam juga disertai gejala konstitusional lainnya seperti lesu, tidak mau makan dan muntah. Pada DHF, terjadi peningkatan permeabilitas vaskuler yang menyebabkan kebocoran plasma ke jaringan,

  11 akanterjadi pada fase kritis dan berlangsung maksimal 48 jam. Hal tersebut yang menjadi alasan mengapa cairan diberikan maksimal 48 jam.

  Patofisiologi primer DBD dan dengue syock syndrome (DSS) adalah peningkatan akut permeabilitas vaskuler yang mengarah ke kebocoran plasma ke dalam ruang ekstravaskuler, sehingga menimbulkan hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah.Pada kasus berat, volume plasma menurun lebih dari 20%, hal ini didukung penemuan post mortem meliputi efusi pleura, hemokonsentrasi dan hipoproteinemi.

  Kebocoran plasma terjadi akibat disfungsi endotel serta peran kompleks dari sistem imun : monosit dan sel T, sistem kompelemen, serta produksi mediator inflamasi dan sitokin lainnya. Trombosiopenia pun terjadi akibat beberapa mekaisme yang kompleks, seperti gangguan megakariositopoiesis (akibat infeksi sel hematopoietic), serta peningkatan destruksi dan konsumsi trombosit.

  Pada kasus DHF, tanda hepatomegali dan kelainan fungsi hati lebih sering ditemukan.Manifestasi perdarahan yang sering di jumpai yaitu perdarahan kulit (petekie) da mimisan (epitaksis). Tanda perdarahan lainnya yang patut diwaspadai antara lain melena, hematemesis, dan hematuria. Pada kasus perdarahan spontan maka dapat di lakukan uji turniket (Cris Tanto, 2014, dikutip dalam Kurniawati, 2016).

  Perdarahan tersebut terjadi pada organ anak ginjal suprarenalis.Kelenjar

  12 mengalami perdarahan sehingga fungsinya terganggu, produksi hormon penangkal syok tubuh akan berkurang. Kondisi itu yang menjadikan pasien lebih rentan masuk kedalam syok, oleh karena mekanisme pertahanan syok tubuhnya sudah kacau (Handrawan Nadesul, 2007).

  13

  Plasma ke ekstravaskuler Volume plasma turun

  Metabolisme selan aerob

  Hepatomegali Pembesaran kapsul hati

  Trombositopenia Perdarahan

  Dimusnahkan oleh System RE

  a C 5a

  Mengalami metabolisme Histamin dilepaskan oleh C 3

  Kehilangan fungsi Agregasinya dan

  Depresi sumsum tulang Trombosit

  Lambat Hiperpireksia

  Hipoksia jaringan Mobilitas usus

  

PERUBAHAN PERFUSI

JARINGAN PERIFER

  Hematokrit meningkat Aliran darah ke jantung

  Peningkatan permeabilitas PO (Plasma leakage)

  2.1.6 Pathway

  Komplek antibodi virus Aktivitas komplemen

  Masuk hipotalamus Mengacaukan termoregulasi

  Stimulasi sel makrotag DMN untuk produksi pirogen endogen

  Tergigit nyamuk Viremia

  Vektor aedes aegepti Virus yang masuk Melalui kulit yang

  Deperesi sumsum tulang Perdarahan trombositopenia

  Renjatan hipovolemi, hipotensi Asidosis metabolik

  Permeabilitas membran meningkat Kebocoran plasma hipovolemia

  Dehidrasi Anti hisamin dilepaskan

  Aktivasi komplemen Demam anoreksi muntah

  Infeksi virus dengue Kompleks virus-antibodi

Gambar 2.1 : Sumber (Riyawan, 2013)

PENINGKATAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

  14

  2.1.7 Komplikasi Komplikasi demam berdarah dengue menurut Chris Tanto (2014) dikutip dalam kurniawati tahun 2016.

  a. Ensefalopati dengue : edema otak dan alkalosis. Dapat terjadi baik pada syok maupn tanpa syok.

  b. Kelainan ginjal : akibat syok berkepanjangan.

  c. Edema paru : akibat pemberian cairan berlebihan.

  2.1.8 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang demam berdarah dengue menurut Chris Tanto

  (2014) dikutip dalam kurniawati tahun 2016 :

  a. Laboratorium (sesuaikan dengan perjalanan penyakit) : pada hari ke-3 umumnya leukosit menurun atau normal, hematokrit, mulai meningkat (hemokonsentrasi), dan trombositopenia terjadi pada hari ke 3-7. Pada pemeriksaan jenis leukosit, ditemukan limfositosis (peningkatan 15%) mulai hari ke-3, ditandai adanya limfosit atipik.

  b. Uji serologi : uji hemaglutinasi inhibisi dilakukan saat fase akut dan fase konvalesens.

  1). Infeksi primer. Titer serum akut <1:20 dan serum konvalesens naik 4x atau lebih tetapi tidak melebihi 1:1280.

  2). Infeksi sekunder. Titer serum akut <1:20 dan serum konvalesens 1:2560 atau serum akut 1:20 dan konvalesens naik 4x atau lebih.

  15 c. Pemeriksaan radiologis untuk mendeteksi adanya efusi pleura : Rontgen toraks posisi right lateral decubitus, USG.

  2.1.9 Penatalaksanaan Berdasarkan rekomendasi WHO 2011, prinsip umum terapi dengue ialah sebagai berikut : a. Pada fase demam, dapat diberikan antipiretik + cairan rumatan / atau cairan oral apabila anak masih mau minum, pemantauan dilakukan setiap 12-24 jam. a.aMedikamentosa

  Antipiretik dapat diberikan, dianjurkan pemberian parasetamol bukan aspirin, diusahakan tidak memberikan obat-obat yang tidak diperlukan (misalnya antasid, anti emetik) untuk mengurangi beban detoksifikasi obat dalam hati, kortikosteroid diberikan pada DBD ensefalopati apabila terdapat perdarahan saluran cerna kortikosteroid tidak diberikan, antibiotik diberikan untuk DBD ensefalopati. a.bSupportif Cairan

  Cairan per oral + cairan intravena rumatan per hari + 5% deficit, diberikan untuk 48 jam atau lebih, kecepatan cairan IV disesuaikan dengan kecepatan kehilangan plasma, sesuai keadaan klinis, tanda vital, diuresis, dan hematokrit b. Pemberian cairan kristaloid isotonic selama periode kritis, kecuali

  16 c. Penggunaan cairan koloid hiperonkotik, misalnya dekstran 40, dapat dipertimbangkan pada pasien dengan kebocoran plasma yang berat, dan tidak ada perbaikan yang adekuat setelah pemberian kristaloid.

  d. Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan rumatan di tambah dengan 5% untuk dehidrasi. Jumlah tersebut hanya untuk menjaga agar volume intravascular dan sirkulasi tetap adekuat.

  e. Durasi pemberian terapi, cairan intravena tidak boleh melebihi 24-48 jam pada kasus syok. Pada kasus tanpa syok, durasi terapi tidak lebih dari 60-72 jam.

  f. Pada pasien obesitas, perhitungan volume cairan sebaiknya menggunakan berat badan ideal.

  g. Pemberian cairan selalu disesuaikan dengan kondisi klinis. Kebutuhan cairan intravena pada anak berbeda dengan dewasa h. Pemberian tranfusi trombosit tidak direkomendasikan pada anak.

2.2 Konsep Hipertermi

  2.2.1 Definisi Suhu inti tubuh di atas kisaran normal di oral karena kegagalan termoregulasi (Nanda, 2015-2017).

  Hipertermi adalah keadaan ketika individu mengalami atau beresiko

  o o

  mengalami kenaikan suhu

  C) per oral atau 38,8 C tubuh , C ( 00

  o

  (101

  F) per rektal yang sifatnya menetap karena factor eksternal (Lynda Juall

  17

  2.2.2 Macam-macam suhu Macam-macam suhu tubuh menurut (Tamsuri Anas, 2007) :

  a. Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C

  b. Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36

  • – 37,5°C

  c. Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5

  • – 40°C

  d. Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh, dikenal suhu inti (core

  

temperatur ), yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial,

  toraks, rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan relatif konstan (sekitar 37°C). selain itu, ada suhu permukaan (surface

  

temperatur ), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan sub kutan, dan

lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C.

  2.2.3 Batasan karakteristik

  a. Apnea

  b. Bayi tidak dapat mempertahankan menyusu, pada dewasa nafsu makan berkurang c. Gelisah

  d. Hipotensi

  e. Kejang

  f. Koma

  g. Kulit kemerahan

  18 k. Stupor l. Takikardi m. Takipnea n. Vasodilatasi

  (Nanda, 2015-2017)

  2.2.4 Faktor yang berhubungan

  a. Aktivitas berlebihan

  b. Dehidrasi

  c. Iskemia

  d. Pakaian yang tidak sesuai

  e. Peningkatan laju metabolism

  f. Penurunan perspirasi

  g. Penyakit

  h. Sepsis i. Suhu lingkungan tinggi j. Trauma

  (Nanda, 2015-2017)

  2.2.5 Manifestasi Klinis

  o o

  a) Gelisah (suhu lebih tinggi dari 37,8 C-40 C).

  b) Kulit kemerahan

  c) Hangat pada sentuhan

  19

2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Klien DHF

  2.3.1 Pengkajian

  a. Identitas klien : terdiri dari nama, alamat, umur, status, diagnosa medis, tanggal MRS, keluarga yang dapat dihubungi, catatan kedatangan, no RM.

  b. Riwayat kesehatan klien 1) Keluhan utama

  Biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan demam lebih dari 3 hari, tidak mau makan, terdapat bintik merah pada tubuh.

  2) Riwayat kesehatan sekarang

  a) Suhu tubuh meningkat sehingga menggigil yang menyebabkan sakit kepala.

  b) Tidak nafsu makan, mual muntah, sakit saat menelan, dan lemah.

  c) Nyeri otot dan persendian.

  d) Konstipasi dan bisa juga diare.

  e) Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor.

  f) Batuk ringan.

  g) Mata terasa pegal, sering mengeluarkan air mata (lakrimasi), foto fobia.

  h) Ruam pada kulit (kemerahan).

  20 3) Riwayat kesehatan dahulu

  a) Pernah menderita DHF

  b) Riwayat kurang gizi

  c) Riwayat aktivitas sehari-hari

  d) Pola hidup (life style)

  c. Riwayat kesehatan keluarga Adanya penderita DHF dalam keluarga

  d. Pemeriksaan fisik 1) Pengkajian umum

  a) Tingkat kesadaran : komposmentis, apatis, somnolen, sopor, koma.

  b) Keadaan umum : sakit ringan, sedang, berat.

  c) Keadaan gizi : tinggi badan dan berat badan dengan gizi baik, sedang, buruk.

  d) Tanda-tanda vital : suhu meningkat, tekanan darah pada DF & DHF dapat meningkat, sedangkan pada DSS dapat menurun, nadi pada DF & DHF takikardi, sedangkan pada DSS dapat menurun, nadi pada DSS dapat cepat dan lemah serta ada proses penyembuhan brakikardi, pernafasan dapat normal dan meningkat, pada DSS cepat dan dangkal. 2) Pengkajian sistem tubuh

Dokumen yang terkait

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN FEBRIS CONVULSION DENGAN MASALAH HIPERTERMIA DI RUANG ANAK RSUD BANGIL

0 1 6

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn S DENGAN “ASMA BRONKHIAL” DI RUANG JABAL NUR DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURABAYA

0 1 15

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN SINDROM KORONER AKUT DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS DI RUANG ICU RSUD IBNU SINA GRESIK

0 1 18

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ASFIKSIA NEONATORUMDENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS DI RUANG PERINATOLOGIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL PASURUAN

1 2 97

KARYA TULIS ILMIAH: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL JANTUNG DENGAN MASALAH INTOLERANSI AKTIVITAS DI RUANG CVCU RSUD BANGIL PASURUAN

1 5 87

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TUBERKULOSIS PARU DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS Di RUANG MELATI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL PASURUAN

0 2 102

KARYA TULIS ILMIAH: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGUE HEMORRAGIC FEVER GRADE II DENGAN KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL PASURUAN

0 2 111

KARYA TULIS ILMIAH: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES MELITUS DENGAN MASALAH INTOLERANSI AKTIVITAS DI RUANG MELATI RSUD BANGIL PASURUAN

2 31 108

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA TIPE MANIK DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

0 3 103

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIARE DENGAN MASALAH KEKURANGAN VOLUME CAIRAN DI RUANG ANAK RSUD BANGIL PASURUAN

0 1 118