BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATEN - DOCRPIJM 1503114955BAB 6 Kerangka Kelembagaan Banyuasin

BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATEN Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai

  hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPIJM agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan Masyarakat.

  Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

  Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPIJM pada pemerintahan Kabupaten Banyuasin: 1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 2) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

  Urusan Pemerintahan; 3) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi

  Daerah; 4) Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014;

  

5) Peraturan Presiden Republik Indonesia N omor 81 Tahun 2010 Tentang

Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;

  6) Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional; 7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang

  Standar Pelayanan Minimum; 8) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk

  Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah; 9) Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar

  Pelayanan Perkotaan; 10) Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan

  Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil;

  Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusa n pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang/sub bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.

6.1 Kerangka Kelembagaan

  Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya. Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan k ewenangan daerah di bidang Pekerjaan Umum serta melaksanakan tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah dan/atau pemerintah provinsi. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi:

  Perumusan k ebijakan teknis sesuai kewenangan di bidang pekerjaan

  • umum; Pengelolaan dan fasilitasi di bidang pekerjaan umum;
  • Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum sesuai bidang
  • pekerjaan umum; Pembinaan pelaksanaan tugas sesuai dengan bidang pekerjaan umum;
  • Pengendalian dan pembinaan UPTD dalam lingkup tugasnya; dan
  • Pelaksanaan tugas lain yang diberikan bupati sesuai tugas pokok dan
  • fungsinya.

  Secara sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan pemerintah Kabupaten Banyuasin yang menangani bidang Cipt a Karya dapat diuraikan sebagai berikut.

  Struktur Organisasi 6.1.1.

  Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud dalam pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah d aerah yang menangani bidang Cipta Karya. Susunan struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya terdiri dari:

  Kepala Dinas; dan  Sekretariat, membawahi: 

  Sub Bagian Umum dan Perlengkapan; - Sub Bagian Kepegawaian; dan - Sub Bagian Keuangan. -

  Kabid Perencanaan dan Program, membawahi: 

  Seksi Perencanaan Program; - Seksi Perencanaan Teknis; -

  Bidang Tata Ruang Tata Bangunan, membawahi: 

  Seksi Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang; - Seksi Tata Bangunan; - Seksi Pembinaan Teknis/Konstruksi. -

  Bidang Permukiman, Perumahan dan Pe nyehatan Lingkungan ,  membawahi:

  Seksi Prasarana Permukiman dan Perumahan; - Seksi Prasarana Penyehatan Lingkungan; - Seksi Pengembangan Fasilitas Umum. -

  Bidang Pengendalian dan Operasional, membawahi: 

  Seksi Pengujian Kualitas Bangunan dan Bahan; - Seksi Pengendalian dan Pengawasan; - Seksi Evaluasi/Pelaporan. -

  Kelompok Jabatan Fungsional. 

  

6.1.2. Potensi dan Persoalan yang Terkait dengan Organisasi dan Tata

Laksana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

  Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

  Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka m enghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

  Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan. Dengan mengacu pada tabel berikut, dapat dicantumkan penjabaran peran masing- masing instansi dalam pembangunan bidang Cipta Karya.

Tabel 6.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya

  Peran Instansi dalam Unit / Bagian yang Menangani No Instansi Pembangunan Cipta Karya Pembangunan Bidang CK

  1 Dinas Pekerjaan  Perencanaan program  Bidang Perencanaan dan  Umum

  Program  Penyusunan DED bidang penataan bangunan Bidang tata Bangunan 

   Penyusunan masterplan  Pengembangan RTH  Pengawasan teknis  Monev

  2 Dinas Penataan  Perencanaan tata ruang  Bidang Perencanaan dan  Ruang dan

  Program  Monev Pertanahan

   Bidang Tata Ruang

  

3 Dinas Perumahan  Penanganan permukiman  Bidang Perencanaan dan 

dan Kawasan kumuh Program Permukiman

   Pengembangan kasiba  Bidang Permukiman dan lisiba  Bidang Perumahan  Pengembangan  Penyehatan Lingkungan permukiman baru  Pengembangan perumahan bagi MBR  Pengelolaan persampahan dan sanitasi Monev

  

  4 Bappeda dan Litbang  Perencanaan program  Bidang Perencanaan Koordinasi lintas sektoral Bidang Penganggaran

 

  Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.

6.1.3. Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia

  Tujuan analisis kebutuhan sumber daya m anusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya.

  Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur merupakan pr ogram ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi ya ng menangani bidang Cipta Karya sesuai dengan struktur organisasi yang baru (tahun 2017) terdiri dari 4 dinas dan Badan yaitu :

  1) Dinas Pekerjaan Umum 2) Dinas Penataan Ruang dan Pertanahan 3) Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman 4) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian

  Pembangunan

6.1.3.1. Analisis Kelembagaan

  a. Masalah yang Dihadapi

  Permasalahan yang sering dihadapi antara lain masih terbatasnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan dari aparatur/sumber daya manusia (SDM) yang menangani/mengelola Bidang Cipta Karya di Kabupaten Banyuasin. Peningkatan pendidikan formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dll masih sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas ( capacity building ) sehingga kualitas SDM Bidang Cipta Karya semakin tahun semakin meningkat. Selain masih terbatasnya SDM Bidang Cipta Karya, pr asarana dan sarana kerja juga masih terbatas seperti: ruang kerja, perangkat komputer, perangkat survey, kendaraan operasional dll sehingga belum optimal dalam pelaksanaan kerja.

  b. Analisis Permasalahan

  Pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Banyuasin sangat dibutuhkan sehingga mampu mengikuti perkembangan waktu, informasi dan teknologi. Peningkatan SDM melalui pendidikan formal, pelatihan, kursus singkat dll sangat diperlukan sehingga perlu dipersiapkan S DM yang mau dan mampu dalam meningkatkan kapasitasnya. Pengembangan teknologi dan informasi Bidang Cipta Karya sangat cepat dan ini perlu kecepatan pula dalam menangkap dan meresponnya.

  Untuk itu peningkatan SDM Bidang Cipta Karya di Kabupaten Banyuasin sangat dibutuhkan. Bantuan teknis berupa pelatihan, kursus singkat (persampahan, air minum, tata bangunan dan lingkungan, dll) dan peningkatan pendidikan formal (dari pendidikan S-1 ke S-2) serta dukungan dari Departemen Pekerjaan Umum dalam pengembangan d an peningkatan kapasitas ( capacity building ) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Banyuasin masih sangat dibutuhkan.

  6.1.3.2. Rencana Pengembangan Kelembagaan

  Bagian ini menguraikan rencana dan usulan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Ka rya. Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis sebelumnya, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strategi meliputi strategi pengembangan organisasi, strategi pengembangan tata laksana, dan strategi pengembangan sumber daya manusia. Berdasarkan stra tegi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencana pengembangan kelembagaan di daerah.

  6.1.3.3. Rencana Pengembangan Keorganisasian

  Untuk merumuskan renc ana pengembangan keorganisasian didasarkan pada efektifitas dan efisiensi yang akan tercipta dari penataan struktur organisasi dan tupoksinya. Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Pemda, serta meny usun analisis jabatan dan beban kerja dalam rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi di masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya.

  6.1.3.4. Rencana Pengembangan Tata Laksana

  Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, antara lain diperlukan evaluasi tata laksana pengembangan standar dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Dae rah, khususnya di bidang Cipta Karya.

  6.1.3.5. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM )

  Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan organ isasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi. Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan peningkatan jenjang pendidika n serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang keciptakaryaan, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya.

  6.1.3.6. Usulan Program

  Usulan program dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building ) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Banyuasin ditekankan pada pelatihan dan kursus singkat, seperti pengelolaan persampahan, air minum, bangunan gedung, dll yang diharapkan selama 5 (lima) tahun ke depan ada peningkatan kualitas SDM. Diharapkan dari peningkatan kapasitas SDM Bidang Cipta Karya ini, dapat diimplementasikan dalam aktivitas kerja dan pelayanan ke masyarakat.

6.2 Kerangka Regulasi

  Bagian ini berisikan gambaran umum kerangka regulasi yang sudah ada dan regulasi yang diperlukan Daerah dalam pelaksanaan tugas, fungsi, serta kewenangannya pada pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.