Bab III - DOCRPIJM 1480390398BAB 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai Arahan Spasial RPI2JM

Bab III Rencana Tata Ruang WilayahSebagai Arahan Spasial RPI2JM RencanaTataRuang Wilayah memuatarahanstrukturruang

  • 2019

  RE N CA N A P R O G RA M

  IN

  V E S T A S

  I IN F RA S T RU K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A BU P A T E N T A K A L A R T A H U N 201

  5

  P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T A K A L A R PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

  danpolaruang.Strukturruang adalahsusunan pusat-pusat permukiman dansistemjaringanprasaranadansaranayang berfungsi sebagaipendukung kegiatansosialekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkanpolaruangadalahdistribusi peruntukan ruangdalamsuatuwilayahyangmeliputi peruntukan ruanguntukfungsilindungdanperuntukan ruang untukfungsibudidaya.Pembangunan bidangCiptaKarya harusmemperhatikan arahanstrukturdanpolaruangyang tertuangdalamRTRW, selainuntukmewujudkanpermukiman yanglayakhunidanberkelanjutan jugadapatmewujudkan tujuandaripenyelenggaraan penataanruangyaitu keharmonisanantaralingkunganalamdan lingkunganbuatan, keterpaduan dalampenggunaan sumberdayaalamdan sumberdaya buatandenganmemperhatikansumberdaya manusia, serta pelindunganfungsi ruang dan pencegahan dampaknegatifterhadaplingkungan akibatpemanfaatan ruang.

3.5 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

  RencanaTata RuangW ilayahNasional(RTRWN)disusun melaluiPeraturanPemerintahNo.

  26 Tahun2008 tentang RencanaTataRuangWilayahNasional (RTRWN)yang dijadikansebagaipedomanuntuk:

  

Kegiatan Wilayah (PKW) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk

melayani kegiatan skala Provinsi atau beberapa Kabupaten/Kota. Yang

mana Kabupaten/kota yang masuk kedalam PKW yakni Pangkajene,

Jeneponto, Palopo, Watampone, Bulukumba, Barru, Parepare sehingga

  c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatanruangdiwilayahnasional.

  2. PenetapanPusatKegiatanWilayah(PKW) Berdasarkan PeraturanPemerintahNo. 26 Tahun2008 tentang

RencanaTataRuangWilayahNasional (RTRWN) bahwa penetapan Pusat

  

Kegiatan Nasional (PKN) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk

melayani kegiatan skala internasional, Nasional atau beberapa Provinsi.

Yang mana untuk Propinsi Sulawesi Selatan yang masuk kedalam

kawasan PKN yakni Makassar-Sungguminasa-Takalar-Maros

(Mamminasata). Dengan masuknya Kabupaten Takalar sebagai PKN

maka diharapkan bahwa Kabupaten Takalar bisa menjadi kawasan

perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri

dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa propinsi, khususnya

Propinsi Sulawesi Selatan.

  1. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Berdasarkan PeraturanPemerintahNo. 26 Tahun2008 tentang

RencanaTataRuangWilayahNasional (RTRWN) bahwa penetapan Pusat

  g. Penataanruangwilayahprovinsidankabupaten/kota. Arahan yang harus

diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM

kabupaten/kota adalah sebagaiberikut:

Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti

kedalam RPI2-JM Kabupaten Takalar adalah Kabupaten Takalar sebagai berikut :

  f. Penataanruangkawasanstrategisnasional,dan

  d. Perwujudanketerpaduan,keterkaitan,dankeseimbangan perkembangan antarwilayahprovinsi,sertakeserasian antarsektor, e. Penetapanlokasidanfungsiruanguntukinvestasi.

  b. Penyusunanrencana pembangunanjangka menengah nasional,

  RE N CA N A P R O G RA M

  a. Penyusunanrencana pembangunan jangka panjang nasional,

  P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T A K A L A R PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

  • 2019

  5

  I IN F RA S T RU K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A BU P A T E N T A K A L A R T A H U N 201

  V E S T A S

  IN

  • 2019

  RE N CA N A P R O G RA M

  IN

  V E S T A S

  I IN F RA S T RU K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A BU P A T E N T A K A L A R T A H U N 201

  5

  P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T A K A L A R PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019 Kabupaten Takalar tidak masuk kedalam PKW.

  3. PenetapanPusatKegiatanStrategisNasional(PKSN)

Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 RTRWN terkait Pusat

Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara bahwa Propinsi Sulawesi Selatan tidak termasuk kedalam PKSN maka Kabupaten Takalar juga tidak termasuk kedalam PKSN.

  4. PenetapanKawasanStrategisNasional(KSN)

Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN kawasan

strategis yang ditetapkan dalam RTRW Nasional yang juga disebut

  Kawasan Strategis Nasional (KSN) dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, serta pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, KSN dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi terdiri atas Kawasan Metropolitan Mamminasata yang terdiri atas Kota Makassar, kawasan-kawasan perkotaan di masing-masing Kabupaten Maros, Gowa dan Takalar; dan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Parepare yang terdiri atas Kota Parepare, Kabupaten Sidrap, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Pinrang dan Kabupaten Barru. Kabupaten Takalar termasuk KSN dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi maka diharapkan Kabupaten Takalar :  memilikipotensiekonomicepattumbuh,  memilikisektor unggulanyangdapat menggerakkanpertumbuhanekonominasional,  memilikipotensiekspor,  didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjangkegiatanekonomi,  memilikikegiatanekonomiyangmemanfaatkan teknologitinggi,  berfungsi untuk mempertahankan tingkatproduksi pangan nasional dalam rangka mewujudkanketahananpangannasional,

  • 2019

  RE N CA N A P R O G RA M

  IN

  V E S T A S

  I IN F RA S T RU K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A BU P A T E N T A K A L A R T A H U N 201

  5

  P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T A K A L A R PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

 berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi

sumberenergidalamrangka mewujudkanketahananenerginasional,atau  ditetapkan untukmempercepat pertumbuhankawasantertinggal.

4.5 RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)

  

BeberapaarahanyangharusdiperhatikandariRTRWKSNPerpres No. 55 Tahun

2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar dalampenyusunanRPI2-JMCiptaKaryaKabupaten Takalar adalahsebagaiberikut:

  1. Cakupan deliniasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN Seluruh wilayah Kabupaten Takalar yang mencakup 9 (sembilan)

wilayah kecamatan, meliputi Kecamatan Mangarabombang, Kecamatan

Mappakasunggu, Kecamatan Sanrobone, Kecamatan Polombangkeng

Selatan, Kecamatan Pattallassang, Kecamatan Polombangkeng Utara,

Kecamatan Galesong Selatan, Kecamatan Galesong, dan Kecamatan

Galesong Utara. Arahan Kepentingan Penetapan KSN yang berupa :

 meningkatkan pelestarian situs warisan budaya lokal yang beragam;

 mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya

alam dan kegiatan budi daya unggulan sebagai penggerak utama di Kawasan Timur Indonesia;

 mengelola pemanfaatan sumber daya alam sesuai daya dukung dan

daya tampung lingkungan hidup;

 mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di

sekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara;

 mengembangkan zona penyangga yang memisahkan antara kawasan

peruntukan pertahanan dan keamanan negara dengan kawasan budi daya terbangun di sekitarnya;

 mengembangkan kegiatan budi daya tidak terbangun yang berfungsi

sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budi daya terbangun;

 merehabilitasi dan merevitalisasi kawasan lindung yang mengalami

kerusakan fungsi lindung;

 mengendalikan pengembangan Kawasan Perkotaan Mamminasata,

khususnya di kawasan pantai dan daerah irigasi teknis; dan

  • 2019

  RE N CA N A P R O G RA M

  IN

  V E S T A S

  I IN F RA S T RU K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A BU P A T E N T A K A L A R T A H U N 201

  5

  P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T A K A L A R PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019  mewajibkan instansi Pemerintah dan pemerintah daerah

melaksanakan kajian lingkungan hidup strategis dalam rangka

penyusunan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atauprogram yang

berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup di

Kawasan Perkotaan Mamminasata sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

  2. Arahanpengembanganstrukturruangterkait keciptakaryaansepertipengembanganprasarana saranaairminum,air limbah,persampahan,dan drainase  pengembangan dan peningkatan sistem jaringan energi yang meliputi

jaringan pipa minyak, jaringan pipa gas bumi, jaringan pembangkit

tenaga listrik, dan jaringan transmisi tenaga listrik;  pengembangan dan peningkatan sistem jaringan telekomunikasi terestrial dan jaringan telekomunikasi satelit;  pengembangan dan peningkatan sistem jaringan prasarana yang

meliputi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), sistem saluran

drainase, sistem jaringan air limbah, dan sistem pengelolaan persam-

pahan; dan

3. Indikasiprogramsebagaioperasionalisasirencana polaruangkhususnyauntuk bidangCiptaKarya.

   rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan fungsi-fungsi lindung pada

kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan

bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam,

kawasan pelestarian alam, dan kawasan cagar budaya, kawasan

rawan bencana alam, kawasan lindung geologi, dan kawasan lindung

lainnya;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan

perumahan kepadatan tinggi, kepadatan sedang, dan kepadatan

rendah;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pemerintahan provinsi;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pemerintahan kabupaten, kota, dan/atau kecamatan;

  • 2019

  RE N CA N A P R O G RA M

  IN

  V E S T A S

  I IN F RA S T RU K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A BU P A T E N T A K A L A R T A H U N 201

  5

  P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T A K A L A R PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala internasional, nasional, dan regional;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pelayanan pendidikan tinggi;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pelayanan pendidikan tinggi;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pelayanan kesehatan skala internasional, nasional, dan regional;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan industri manufaktur;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan industri perikanan;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang regional;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pelayanan transportasi laut internasional, nasional, dan regional;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan peruntukan pelayanan transportasi udara internasional dan nasional;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan pertahanan dan keamanan negara;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan pariwisata;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan pertanian;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan perkebunan;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan perikanan;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan peternakan;

3.3 Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau

  • 2019

  RE N CA N A P R O G RA M

  IN

  V E S T A S

  I IN F RA S T RU K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A BU P A T E N T A K A L A R T A H U N 201

  5

  P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T A K A L A R PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan agro industri;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan hutan produksi;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan permukiman nelayan tradisional;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan pertemuan, pameran, dan sosial budaya;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan pada Zona P1, Zona P2, Zona P3, Zona P4, dan Zona P5; dan  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan lokasi dan jalur evakuasi untuk kawasan rawan bencana.

  

RencanaTataRuang(RTR)Pulaumerupakan rencanarinci

danoperasionalisasidari RTRWN.Adapunarahan yangharus diperhatikan dariRTRPulauuntukpenyusunanRPI2-JM Kabupaten Takalaradalah:

  

5. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang Kabupaten

Takalar antara lain mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

  

6. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan

batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.

  

7. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang

Kabupaten Takalar khususnya untuk bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.

3.4 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Selatan

  

RencanaTata RuangWilayah(RTRW)ProvinsiSulawesi Selatanditetapkan

melalui Peraturan Daerah ProvinsiSulawesi Selatan, dan beberapa arahan yang

  • 2019

  RE N CA N A P R O G RA M

  IN

  V E S T A S

  I IN F RA S T RU K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A BU P A T E N T A K A L A R T A H U N 201

  5

  P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T A K A L A R PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019 harus diperhatikandari RTRW ProvinsiSulawesi Selatanuntuk penyusunanRPI2- JMKabupaten Takalaradalah:

1. Rencana Struktur Ruang Wilayah Propinsi

  • 2019
    • – Lariang, WS Kaluku – Karama, WS

      Saddang, WS Pompengan – Larona, WS Lasolo – Sampara dengan

      rincian sebagai berikut :

  RE N CA N A P R O G RA M

  IN

  V E S T A S

  I IN F RA S T RU K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A BU P A T E N T A K A L A R T A H U N 201

  5

  P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T A K A L A R PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

  1) Rencana Sistem Jaringan Sumberdaya Air Rencana sistem jaringan sumberdaya air wilayah Provinsi :

 sistem jaringan sumberdaya air nasional meliputi WS, DAS,

bendungan, DI dan DR;

 sistem jaringan sumberdaya air lintas Provinsi meliputi WS, DAS;

 sistem jaringan sumberdaya air Provinsi terdiri atas bendung,

bendungan, DI dan Instalasi Pengolahan Air (IPA);  sistem pengelolaan sumberdaya air.

  2) Rencana sistem jaringan sumberdaya air nasional yang terkait

dengan wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38

huruf a, merupakan jaringan prasarana sumberdaya air strategis

nasional yang meliputi: Wilayah Sungai (WS) Walanae – Cenranae,

dan WS Jeneberang.

 WS Walanae - Cenranae meliputi DAS Walanae, DAS Cenranae,

DAS Paremang, DAS Bajo, DAS Awo, DAS Peneki, DAS Keera, DAS Ranang, DAS Larompong, DAS Gilireng, DAS Noling, DAS Suli dan DAS Suto.

  

 WS Jeneberang meliputi DAS Jeberang, DAS Jeneponto, DAS

Maros, DAS Matulu, DAS Salangketo, DAS Tangka, DAS Aparang, DAS Pamukulu dan DAS Selayar.

  3) Rencana sistem jaringan sumberdaya air lintas Provinsi yang terkait

dengan wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38

huruf b meliputi : WS Palu

   WS Palu – Lariang, meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS.) Palu, DAS. Lariang, DAS. Watutela, DAS. Pasangkayu, DAS. Mesangka, DAS. Surumba, DAS. Sibayu, dan DAS. Tambu;  WS Kaluku – Karama, meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS.) Kaluku, DAS. Karama, DAS. Babbalalang, DAS. Malunda, DAS. Mandar;

  • 2019

  RE N CA N A P R O G RA M

  IN

  V E S T A S

  I IN F RA S T RU K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A BU P A T E N T A K A L A R T A H U N 201

  5

  P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T A K A L A R PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019  WS Saddang meliputi DAS Saddang, DAS Mamasa, DAS

Rapang, DAS Libukasi, DAS Galang-galang, DAS Lisu, DAS

Barru, DAS Lakepo, DAS Lampoko, DAS Kariango, DAS

Pangkajene, PAS Bone-Bone, DAS Sigeri, DAS Karajae, dan DAS

Malipi;  WS Pompengan – Larona meliputi DAS Pompengan, DAS Larona,

DAS Kalaena, DAS Latupa, DAS Bua, DAS Lamasi, DAS

Makawa, DAS Bungadidi, DAS Kebo, DAS Rongkong dan DAS

Balease;  WS Lasolo – Sampara, meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS.)

Lasolo, DAS. Sampara, DAS. Lalindu, DAS. Aopa, DAS. Tinombo,

DAS. Luhumbuti, DAS. Landawe, DAS. Amesiu 4) Rencana Bendungan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf a meliputi: Bendungan Batubassi, Bendungan Balambano dan Bendungan Karebbe (Kabupaten Luwu Timur); Bendungan Bilibili (Kabupaten Gowa), Bendungan Kalola (Kabupaten Wajo), dan Bendungan Sanrego (Kabupaten Bone) 5) Rencana DI kewenangan pusat lintas kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf a meliputi: DI Kampili/Bisua (Kabupaten Gowa dan Takalar), DI Bila Kalola (Kabupaten Sidrap), DI Kalola Kalosi (Kabupaten Wajo dan Sidrap), DI Awo (Kabupaten Wajo dan Sidrap), DI Saddang Sidrap (Kabupaten Sidrap dan Pinrang), DI Saddang Pinrang (Kabupaten Sidrap dan Pinrang), DI Lekopaccing (Kabupaten Maros dan Kota Makassar), DI Lamasi Kanan/Kiri (Kabupaten Luwu dan Luwu Utara), DI Jeneberang/Kampili (Kabupaten Gowa);

  6) Rencana DI kewenangan pusat utuh kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf a meliputi: DI Bontomanai (Kabupaten Bulukumba), DI Bayang-bayang (Kabupaten Bulukumba), DI Kelara (Kabupaten Jeneponto), DI Pammukulu (Kabupaten Takalar), DI Bantimurung (Kabupaten Maros), DI Tabo- tabo (Kabupaten Pangkep), DI Sanrego, DI Pattiro, DI Palakka dan DI Ponreponre (Kabupaten Bone), DI Langkemme, DI Tinco

  • 2019

  RE N CA N A P R O G RA M

  IN

  V E S T A S

  I IN F RA S T RU K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A BU P A T E N T A K A L A R T A H U N 201

  5

  P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T A K A L A R PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019 Kiri/Kanan, DI Paddange, DI Lawo, dan DI Walanae (Kabupaten Soppeng), DI Wajo (Kabupaten Wajo), DI Bulucenrana, DI Bulutimorang, DI Gelirang, DI S. Baranti dan DI S. Sidenreng (Kabupaten Sidrap), DI Padang Sappa I, DI Padang Sappa II, DI Bajo, DI Kalaera Kiri dan DI Kalaera Kanan I (Kabupaten Luwu) , DI Kalaera II (Kabupaten Toraja), DI Rongkong/Malangke, DI Baliase dan DI Bungadidi (Kabupaten Luwu Utara), DI Kalaena dan DI Kalaena Kiri/Kanan (Kabupaten Luwu Timur)

  7) Rencana jaringan DR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf a meliputi: DR Barebbo (Kabupaten Bone), DR Sajoanging (Kabupaten Wajo), dan DR Maros Utara (Kabupaten Maros). 8) Rencana sistem jaringan sumberdaya air Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38huruf c meliputi:

   Bendung meliputi Bendung Taccipi di Kabupaten Pinrang dan Bendungan Sungai Batu Pute di Kabupaten Barru  DI kewenangan Provinsi lintas kabupaten meliputi: DI Bilibili

(Kabupaten Gowa), DI Cilallang (Kabupaten Wajo), DI Tubu

Ampak (Kabupaten Luwu Utara);  DI kewenangan Provinsi utuh meliputi: DI Bettu dan DI

Bontonyeleng (Kabupaten Bulukumba), DI Jenemarung

(Kabupaten Takalar), DI Aparang I, DI Kalamisu dan DI Aparang

Hulu (Kabupaten Sinjai), DI Padaelo dan DI Leang Lonrong

(Kabupaten Pangkep), DI Matajang (Kabupaten Barru), DI Jaling,

DI Salomeko, DI Unyi dan DI Selliccopobulu (Kabupaten Bone), DI

Leworeng, DI Latenreng, DI Salo Bunne (Kabupaten Soppeng), DI

Cenrana, DI Belawa, dan DI Cilellang (Kabupaten Wajo), DI

Alekarajae, DI Torere dan DI Baranti (Kabupaten Sidrap), DI

  

Padang Alipang, DI Kalaena, DI Lengkong Pini dan DI Makawa

(Kabupaten Luwu), DI Bone-bone dan DI Kanjiro (Kabupaten

Luwu Utara), DI Sunggeni dan DI Tomini (Kabupaten Luwu Timur)

   IPA Provinsi meliputi seluruh kabupaten dan kota di wilayah Provinsi.

9) Sistem pengelolaan sumberdaya air sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 38 huruf d meliputi

  • 2019

  RE N CA N A P R O G RA M

  IN

  V E S T A S

  I IN F RA S T RU K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A BU P A T E N T A K A L A R T A H U N 201

  5

  P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T A K A L A R PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

   Proses penyusunan dan penetapan kebijakan, pola, dan rencana pengelolaan sumberdaya air;  Pelaksanaan konstruksi prasarana sumberdaya air, operasi dan pemeliharaan sumberdaya air; dan  Konservasi sumberdaya air dan pendayagunaan sumberdaya air serta pengendalian daya rusak air.

  h. Sistem pengelolaan sumberdaya air direncanakan secara khusus dalam sektor sumberdaya air meliputi: WS Walanae – Cenranae, WS Jeneberang, WS Saddang, dan WS Pompengan – Larona. i. Kriteria sistem jaringan sumberdaya air di Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 dicantumkan dalam

  Lampiran II.5 Kriteria Sistem Jaringan Sumberdaya Air, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. j. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Persampahan Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam meliputi:

   lokasi TPA regional diarahkan untuk melayani lebih dari satu

kawasan perkotaan kabupaten/kota, yang dalam hal ini di

Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa yang melayani

kawasan Metropolitan Mamminasata.

   fungsi TPA regional sebagai tempat pengolahan sampah dan industri daur ulang. k. Kriteria sistem jaringan prasarana persampahan di Wilayah Provinsi dicantumkan dalam Lampiran II.6 Kriteria Sistem Jaringan Prasarana

  Persampahan, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini l. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Sanitasi Wilayah Provinsi meliputi:

   Rencana Sistem Perpipaan Air Limbah Provinsi diarahkan ke

sistem kluster yang berada di kawasan Metropolitan

Mamminasata.

  • 2019

  RE N CA N A P R O G RA M

  IN

  V E S T A S

  I IN F RA S T RU K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A BU P A T E N T A K A L A R T A H U N 201

  5

  P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T A K A L A R PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

 Rencana Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) Provinsi

diarahkan ke sistem kluster yang berada di kawasan Metropolitan Mamminasata.

  

 Rencana Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Provinsi

diarahkan ke sistem kluster yang berada di perkotaan Metropolitan Mamminasata.

2. Rencana Pola Ruang Wilayah Propinsi

  a. Kawasan pertambangan merupakan kawasan yang potensil dimanfaatkan untuk budidaya pertambangan meliputi:

 Kawasan potensil tambang logam meliputi: tambang emas di

wilayah pertambangan Kabupaten Luwu dan Kabupaten Luwu Timur, serta tambang emas plaser di Kabupaten Luwu Utara; tambang besi di Kabupaten Luwu Timur dan tambang pasir besi di Kabupaten Takalar dan Kabupaten Jeneponto; tambang Kromit di Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Barru; tambang nikkel di Kabupaten Luwu Timur; tambang tembaga di Kabupaten Toraja dan Kabupaten Toraja Utara, serta tambang timbal di Kabupaten Tana Toraja.

  

 Kawasan potensil tambang non logam (bebatuan) meliputi:

tambang andesit di Kabupaten Pangkep dan Kabupaten Bone; tambang basal di Kabupaten Pangkep, Kabupaten Bone dan Kabupaten Sinjai; tambang batubara di Kabupaten Toraja Utara; tambang jasper di Kabupaten Bone; tambang marmer dan kapur bahan semen di Kabupaten Pangkep, Kabupaten Maros dan Kabupaten Bone; tambang batu dan pasir di Kabupaten Pangkep, Kabupaten Gowa, Kabupaten Sinjai dan Kabupaten Kepulauan Selayar.

  

 Kawasan potensil tambang minyak dan gas bumi (Migas)

meliputi: Blok Bone Utara di Kabupaten Luwu dan Kota Palopo, Blok Enrekang di Kabupaten Tana Toraja, Enrekang dan Pinrang, Blok Sengkang di Kabupaten Wajo, Sidrap, Soppeng dan Bone, Blok Bone di Teluk Bone, dan Blok Sigeri di Selat

  • 2019

  RE N CA N A P R O G RA M

  IN

  V E S T A S

  I IN F RA S T RU K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A BU P A T E N T A K A L A R T A H U N 201

  5

  P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T A K A L A R PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019 Makassar, Blok Kambuno di laut Kabupaten Bone, Sinjai dan Bulukumba, Blok Selayar di laut Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Kepulauan Selayar, Blok Karaengta di laut Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Takalar dan Kabupaten Kepulauan Selayar.

  b. Kawasan industri merupakan kawasan yang potensil dimanfaatkan untuk kegiatan industri yang meliputi:

 Kawasan industri skala besar meliputi: kawasan potensil usaha

industri di Kota Makassar, Kota Parepare, Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Maros, dan Kabupaten Gowa;

 Kawasan aglomerasi industri skala kecil dan menengah meliputi:

Kota Palopo, Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Luwu, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Sidrap, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Barru, Kabupaten Bone, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Bantaeng dan Kabupaten Jeneponto.

  c. Rencana pengembangan kawasan pariwisata merupakan kawasan yang potensil dikembangkan sebagai tujuan maupun obyek wisata meliputi rencana-rencana pengembangan:  Taman Wisata Alam (TWA) berskala nasional meliputi TWA Danau Matano – Mahalona dan TWA Danau Towuti (Kabupaten Luwu

Timur), TWA Malino (Kabupaten Gowa), TWA Cani Sirenreng

(Kabupaten Bone), TWA Lejja (Kabupaten Soppeng), TWA Laut

Kepulauan Kapoposang (Kabupaten Pangkep), Taman Nasional

Laut Takabonerate (Kabupaten Kepulauan Selayar), TMN

Bantimurung – Bulusarang (Kabupaten Maros dan Pangkep),

Taman Buru Ko’mara (Kabupaten Takalar) dan Taman Buru

Bangkala (Kabupaten Jeneponto);  Taman Wisata Alam (TWA) berskala Provinsi meliputi TWA Danau

Tempe - Sidenreng (Kabupaten Wajo dan Sidrap), TWA Laut

Kepulauan Spermode yang terletak di wilayah Mamminasata, TWA

Kebun Raya Enrekang; TWA Kebun Raya Pucak (Kabupaten

  • 2019

  RE N CA N A P R O G RA M

  IN

  V E S T A S

  I IN F RA S T RU K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A BU P A T E N T A K A L A R T A H U N 201

  5

  P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T A K A L A R PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

Maros), TWA Sungai Saddang (Kabupaten Tana Toraja dan

Enrekang), Tahura Abdul Latief (Kabupaten Sinjai), Tahura

Nanggala (Kota Palopo);

   Taman Wisata Budaya (TWB) skala nasional meliputi TWB

perdesaan tradisional di Kabupaten-kabupaten Toraja Utara dan

Tana Toraja;  Taman Wisata Budaya (TWB) skala Provinsi meliputi TWB

Permukiman Adat Ammatoa Kajang (Kabupaten Bulukumba),

Taman Miniatur Sulawei Selatan di Situs Pusat Kerajaan Gowa

Benteng Sombaopu (Kota Makassar dan Kabupaten Gowa); Wisata

pelabuhan perahu tradisional Paotere (Kota Makassar), Pusat

industri perahu tradisional Pinisi (Kabupaten Bulukumba);  Taman Wisata Sejarah meliputi Fort Rotterdam, Situs Benteng

Tallo, Makam Raja-raja Gowa, Makam Raja-raja Tallo, Makam

Syech Yusuf (Kota Makassar), Masjid Tua Katangka (Kabupaten

Gowa), Museum Saoraja Lapawawoi Karaeng Sigeri (Kabupaten

Bone), Masjid Jami Tua Palopo (Kota Palopo), Taman prasejarah

Batu Pakek Gong (Kabupaten Sinjai)

  d. Rencana permukiman merupakan kawasan yang potensil dikembangkan sebagai kawasan permukiman yang meliputi :  kawasan permukiman perkotaan didominasi oleh kegiatan non

agraris dengan tatanan kawasan permukiman yang terdiri dari

sumberdaya buatan seperti perumahan, fasilitas sosial, fasilitas

umum, prasarana dan sarana perkotaan.

   bangunan permukiman di tengah kota terutama di PKN dan PKW

yang padat penduduknya diarahkan pembangunan perumahannya

vertikal.

   pola permukiman perkotaan yang paling rawan terhadap tsunami

harus menyediakan tempat evakuasi pengungsi bencana alam baik

berupa lapangan terbuka di tem pat ketinggian ≥30 m di atas permukaan laut atau berupa bukit penyelamatan.

   pada PKN Metropolitan Mamminasata direncanakan pengembangan Kota Baru Mamminasata.

  • 2019

  RE N CA N A P R O G RA M

  IN

  V E S T A S

  I IN F RA S T RU K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A BU P A T E N T A K A L A R T A H U N 201

  5

  P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T A K A L A R PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

3. Penetapan Kawasan Strategis

   KSN di wilayah Provinsi KSN dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi dan KSN dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi berupa Kawasan Sorowako dan sekitarnya.

   kawasan pengembangan budidaya alternatif komoditi perkebunan unggulan kakao, kelapa sawit, kopi Robusta, jambu mete dan jarak di masing-masing Kabupaten: Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Barru, Pangkep, Maros, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bulukumba, Enrekang, Tana Toraja, Toraja Utara dan Kepulauan Selayar.

   kawasan pengembangan budidaya rumput laut meliputi wilayah perairan pantai dan atau tambak di masing-masing Kabupaten: Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, Bone, Luwu, Palopo, Luwu utara, dan Luwu Timur;  Kawasan Industri (KI) skala besar meliputi: kawasan-kawasan industri di wilayah Metropolitan Mamminasata yang terdiri atas KI Makassar (Kota Makassar), KI Maros (Kabupaten Maros), KI Gowa (Kabupaten Gowa), KI Takalar (Kabupaten Takalar), selain dari pada itu diarahkan pengembangan KI Parepare (Kota Parepare), pabrik pengolahan nikel Sorowako (Kabupaten Luwu Timur), pabrik semen Tonasa (Kabupaten Pangkep), pabrik semen Bosowa (Kabupaten Maros);  Kawasan bendungan-bendungan dan Bendungan Karebbe (Kabupaten Luwu Timur).  Kawasan andalan darat : kawasan andalan Palopo dan sekitarnya dengan sektor unggulan : pariwisata, perkebunan, pertanian, dan perikanan

3.5 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Takalar

  SesuaidenganamanatUUNo.26Tahun2007,RencanaTata

RuangWilayah(RTRW)Kabupaten Takalarditetapkanoleh

PeraturanDaerahKabupaten Takalar.Adapunarahandalam RTRWKabupaten

  • 2019

  RE N CA N A P R O G RA M

  IN

  V E S T A S

  I IN F RA S T RU K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A BU P A T E N T A K A L A R T A H U N 201

  5

  P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T A K A L A R PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019 Takalaryangperludiperhatikan dalam penyusunanRPI2-JMKabupaten Takalar adalahsebagaiberikut:

a. Rencana Stuktur Ruang Wilayah

  Sistem prasarana pengelolaan lingkungan sebagaimana dimaksud : 1) Sistem pengelolaan persampahan;

 Sistem pengelolaan persampahanditetapkan dalam rangka

mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah guna meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas

lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.

  

 Sistem pengelolaan persampahan terdiri atas Tempat

Penampungan Sementara (TPS) sampah, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), dan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah.

  

 Lokasi TPS sampah dilengkapi dengan fasilitas pemilahan

sampahterdiri atas TPS sampah organik dan TPS sampah anorganik direncanakan pada unit lingkungan permukiman dan pusat-pusat kegiatan perkotaan;

 Lokasi TPST ditetapkan di Kawasan Perkotaan Takalar

Kecamatan Pattalassang;

 Lokasi TPA ditetapkan di Balang Kecamatan Polombangkeng

Selatan.

2) Sistem penyediaan air minum;

  

 Sistem penyediaan air minum (SPAM) dilakukan melalui sistem

jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan;  Sistem jaringan perpipaan terdiri atas:

   unit air baku yang bersumber dari Sungai Pappa dan Sungai Gamanti;

   unit produksi air minum meliputi: IPA Pattalassang di Kecamatan Pattalassang dengan kapasitas terpasang 35 (tiga puluh lima) Liter/Detik, dan kapasitas produksi 30 (tiga puluh) Liter/Detik.; dan

  • 2019

  RE N CA N A P R O G RA M

  IN

  V E S T A S

  I IN F RA S T RU K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A BU P A T E N T A K A L A R T A H U N 201

  5

  P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T A K A L A R PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

   unit distribusi yang menyalurkan air minum melalui pipa distribusi langsung ke rumah-rumah, fasilitas umum dan fasilitas sosial;  Sistem jaringan bukan jaringan perpipaan yang meliputi sumur

dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan,

terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau

bangunan perlindungan mata air diatur sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;  Pengelolaan SPAM dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3) Sistem jaringan air limbah;

   Sistem jaringan air limbahditetapkan dalam rangka pengurangan,

pemanfaatan kembali, dan pengolahan air limbah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;  Sistem jaringan air limbah meliputi sistem pembuangan air limbah setempat dan sistem pembuangan air limbah terpusat;  Sistem pembuangan air limbah setempatdilakukan secara

individual melalui pengolahan dan pembuangan air limbah

setempat serta dikembangkan pada kawasan yang belum

memiliki sistem pembuangan air limbah terpusat;  Sistem pembuangan air limbah terpusat dilakukan secara kolektif

melalui jaringan pengumpulan air limbah, pengolahan, serta

pembuangan air limbah secara terpusat;  Sistem pembuangan air limbah terpusatmeliputi Instalasi

Pengolahan Air Limbah (IPAL) beserta jaringan air limbah

Galesong yang melayani Kawasan Industri Takalar dan kawasan

permukiman Galesong;  Sistem pembuangan air limbah terpusat dilaksanakan dengan

memperhatikan aspek teknis, lingkungan, dan sosial-budaya

masyarakat setempat, serta dilengkapi dengan zona penyangga;

dan  Sistem pembuangan air limbah terpusat dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

4) Sistem jaringan drainase;

  • 2019

  RE N CA N A P R O G RA M

  IN

  V E S T A S

  I IN F RA S T RU K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A BU P A T E N T A K A L A R T A H U N 201

  5

  P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T A K A L A R PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

  

 Sistem jaringan drainase meliputi sistem saluran drainase

primer, system saluran drainase sekunder dan system drainase tersier yang ditetapkan dalam rangka mengurangi genangan air dan mendukung pengendalian banjir, terutama di kawasan permukiman, kawasan industri, kawasan perdagangan, dan kawasan pariwisata;

 Sistem saluran drainase primerdikembangkan melalui saluran

pembuangan utama meliputi Sungai Pappa, dan Sungai Gamanti; dan

 Sistem jaringan drainase dilaksanakan secara terpadu dengan

sistem pengendalian banjir 5) Jalur evakuasi bencana;

b. Rencana Pola Ruang Wilayah

  1) Kawasan ruang terbuka hijau huruf d, berupa Ruang Terbuka Hijau

Kawasan Perkotaan (RTHKP) yang ditetapkan menyebar dan

seimbang dengan memperhatikan fungsi ekologis, social budaya,

estetika, dan ekonomi dengan ketentuan RTH publik paling sedikit

20% (dua puluh persen) dan RTH privat paling sedikit 10% (sepuluh

persen) dari luas kawasan perkotaan Kabupaten Takalar.

2) Arahan pengembangan struktur ruang te rkait keciptakaryaan yakni “

  

a) Kawasan peruntukan permukiman,terdiri atas kawasan

peruntukan permukiman perkotaan dan kawasan peruntukan permukiman perdesaan

  

b) Kawasan peruntukan permukiman perkotaan berupa kawasan

permukiman yang didominasi oleh kegiatan non agraris dengan tatanan kawasan permukiman yang terdiri dari sumberdaya buatan seperti perumahan, fasilitas sosial, fasilitas umum, serta prasarana wilayah perkotaan lainnya.

  

c) Kawasan peruntukan permukiman perkotaanditetapkan di

sebagian wilayah Kecamatan Pattalassang, sebagian wilayah

  • 2019

  RE N CA N A P R O G RA M

  IN

  V E S T A S

  I IN F RA S T RU K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A BU P A T E N T A K A L A R T A H U N 201

  5

  P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T A K A L A R PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019 Kecamatan Galesong, dan sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Utara;

d) Kawasan peruntukan permukiman perdesaan berupa kawasan

permukiman yang didominasi oleh kegiatan agraris dengan kondisi kepadatan bangunan, penduduk yang rendah dan kurang intensif dalam pemanfaatan daerah terbangun.

  

e) Kawasan peruntukan permukiman perdesaan ditetapkan pada

sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Utara, sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Selatan, sebagian wilayah Kecamatan Mappakasunggu, sebagian wilayah Kecamatan Mangarabombang, sebagian wilayah Kecamatan Galesong Selatan, sebagian wilayah Kecamatan Galesong, sebagian wilayah Kecamatan Sanrobone, dan sebagian wilayah Galesong Utara.

c. Penetapan Kawasan Strategis

  1) Kawasan strategis Kabupaten Takalar merupakan bagian wilayah

Kabupaten Takalar yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena

mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota di bidang

ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

2) Kawasan strategis di wilayah Kabupaten Takalar meliputi:

   Kawasan Strategis Nasional; Kawasan Strategis Nasional dengan sudut kepentingan ekonomi Kawasan Perkotaan Mamminasata yang mencakup seluruh wilayah Kabupaten Takalar;  Kawasan Strategis Provinsi

 KSP dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi;

1) kawasan lahan pangan berkelanjutan ditetapkan pada di sebagian Kecamatan Polombangkeng Utara, sebagian Kecamatan Polombangkeng Selatan, sebagian Kecamatan Mappakasunggu, sebagian Kecamatan Mangarabombang, dan sebagian Kecamatan Galesong;

  • 2019

  RE N CA N A P R O G RA M

  IN

  V E S T A S

  I IN F RA S T RU K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A BU P A T E N T A K A L A R T A H U N 201

  5

  P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T A K A L A R PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

2) kawasan pengembangan budidaya alternatif komoditas

perkebunan unggulan kopi robusta dan kakao ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Selatan, sebagian wilayah Polombangkeng Utara,

  

3) kawasan pengembangan budidaya rumput laut

ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Mangarabombang, sebagian wilayah Kecamatan Mappakasunggu, sebagian wilayah Kecamatan Sanrobone, sebagian wilayah Kecamatan Galesong Selatan,

  

4) kawasan industri skala besar ditetapkan di Kawasan

Industri Takalar di Kecamatan Galesong Utara dan Kecamatan Polombangkeng Utara.  KSPdengan sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi tinggi; Kawasan Penambangan Minyak Blok Karaengta

ditetapkan di wilayah perairan Selat Makassar Kabupaten