DOCRPIJM 199e90559c BAB IIIBab 3 RTRW sbg Arahan Spasial Lap Akhir RPI2JM Banjar

  BAB RENCANA TATARUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL

3.1. RTRW NASIONAL

3.1.1. Rencana Struktur Ruang Nasional

  Sesuai dengan lingkup perencanaan RTRWN yang meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka arahan RTRWN yang akan dijadikan sebagai acuan adalah kebijakan dan rencana yang ditetapkan lokasinya di Provinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten Banjar, sebagai berikut : A.

  Sistem Perkotaan Nasional

  • Pusat Kegiatan Nasional (PKN) : Bakjarmasin • Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) : 1. Amuntai

  2. Martapura

  3. Marabahan

  4. Kotabaru

B. Jalan Bebas Hambatan 1.

  Banjarmasin-Liang Anggang 2. Liang Anggang –Pelaihari 3. Kuala Kapuas –Banjarmasin 4. Marabahan – Banjarmasin 5. Liang Anggang – Martapura 6.

  13. Pelaihari – Pagatan 7.

  14. Pagatan – Batulicin 8. Batulicin – Tanah Grogot (Kuaro)

  C. Pelabuhan Sebagai Simpul TransportasiLaut Nasional

  • Pelabuhan Internasional : Pelabuhan Banjarmasin • Pelabuhan Nasional : Pelabuhan Batulicin

  D. Bandar Udara Sebagai Simpul Transportasi Udara Nasional

  • Pusat Penyebaran Sekunder : Bandara Syamsuddin Noor • Pusat Penyebaran Tersier : Bandara Stagen

  E. Wilayah Sungai

  • Wilayah Sungai Barito - Kapuas

LAPORAN AKHIR

  F. Kawasan Lindung Nasional

  • Suaka Margasatwa Pleihari - Martapura • Suaka Margasatwa Kuala Lupak • Cagar Alam Teluk Kelumpang, Selat Laut, Selat Sebuku • Cagar Alam Teluk Pamukan • Cagar Alam Sungai Lulan Dan Sungai Bulan • Cagar Alam Teluk Pamukan • Taman Hutan Raya Sultan Adam • Taman Wisata Alam Pleihari Tanah Laut • Taman Wisata Alam Laut Pulau Laut Barat – Selatan dan Pulau Sembilan

  G. Kawasan Andalan Nasional

  • Kawasan Kandangan dan sekitarnya
  • Kawasan Banjarmasin Raya dan sekitarnya
  • Kawasan Batulicin • Kawasan Andalan Laut Pulau Laut

  H. Kawasan Strategis Nasional

  • Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Batulicin Dari arahan RTRW Nsional tersebut diatas, maka kebijakan nasional yang terkait dan bersinggungan langsung dengan wilayah Kabupaten Banjar adalah sebagai berikut : 1.

  Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Martapura 2. Jalan Bebas Hambatan Banjarmasin-Liang Anggang, Liang Anggang–Pelaihari dan Liang

  Anggang

  • – Martapura 3.

  Suaka Margasatwa Pleihari – Martapura dan Taman Hutan Raya Sultan Adam 4. Kawasan Andalan Nasional Banjarmasin Raya dan sekitarnya

3.2. ARAHAN RTRW PULAU KALIMANTAN

  Rencana Tata Ruang Wilayah Pulau Kalimantan disyahkan pada tanggal 5 Januari 2012 dalam bentuk Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2012 tanggal 5 Januari 2012 tentang RTRW Pulau Kalimantan.

  Arahan RTRW Pulau Kalimantan berupa rencana struktur ruang, rencana infrastruktur dan rencana pemanfaatan ruang di Provinsi Kalimantan Selatan sebagai berikut :

A. Rencana Struktur Ruang Pulau Kalimantan

  • Pusat industri hilir pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit dankaret di PKN

  Banjarmasin,

  • Pusat industri pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit dan karet diPKW Amuntai,

  PKW Martapura, PKW Marabahan, dan PKW Kotabaru

LAPORAN AKHIR

  / Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai Arahan Spasial III-3

Gambar 3.1. Rencana Struktur Ruang Nasional

LAPORAN AKHIR

  / Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai Arahan Spasial III-4

Gambar 3.2. Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional

LAPORAN AKHIR

  • Pusat industri pengolahan danindustri jasa hasil pertanian tanaman pangan PKNBanjarmasin, PKW Amuntai, PKW Martapura, PKW Marabahan, dan PKWKotabaru.
  • Pusat industri pengolahan danindustri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan di

  PKN Banjarmasin, PKW Martapura, PKW Marabahan, dan PKW Kotabaru

  • Pusat pengembangan ekowisata di PKN Banjarmasin, dan PKW Kotabaru • Pusat pengembangan wisata budaya di PKN Banjarmasin, dan PKW Amuntai • Pusat kegiatan ekonomi di PKN Banjarmasin,PKW Martapura, dan PKW Marabahan

B. Rencana Pengembangan Infrastruktur

  • Pengembangan jaringan drainase di PKN dan PKW yang terintegrasi dengansungai diPKN Banjarmasin yang terintegrasi dengan Sungai Barito • Pengembangan jaringan jalan arteri primer pada Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan, yang menghubungkan: 1.

  Sei Pinyuh - Pontianak - Tayan - Nanga Tayap - Kudangan –Penopa - Nanga Bulik - Pangkalan Bun - Sampit - Kotabesi - Kasongan -Palangkaraya - Pulang Pisau - Kuala Kapuas - Banjarmasin

  • – Liang Anggang; 2.

  Liang Anggang - Pelaihari - Pagatan - Batulicin - Batuaji – TanahGrogot – Kuaro 3. Muara Teweh–Ampah-Tamiang Layang-Kelua, Barabai-Mabuun; Simpang Serapat-

  Benua Anyar

  • Pengembangan jaringan jalan nasional yang menghubungkan kawasan perkotaan nasional dengan pelabuhan dan bandar udara untuk mendukung pemasaran dan distribusi produk unggulan: 1.

  PKN Banjarmasin dengan Pelabuhan Banjarmasin dan Bandara Syamsuddin Noor 2. PKW Kotabaru dengan Pelabuhan Batulicin dan Bandara Stagen;

  • Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan untuk melayani PKN sebagaipusat pertumbuhan utama meliputi jaringan jalan bebas hambatan antarkota yangmenghubungkan: 1.

  Banjarmasin-Liang Anggang, Liang Anggang-Pelaihari, Kuala Kapuas-Banjarmasin; 2. Marabahan-Banjarmasin, Liang Anggang-Martapura, Pelaihari-Pagatan, Pagatan-

  Batulicin, dan Batulicin-Tanah Grogot (Kuaro);

  • Pengembangan jaringan jalan nasional yang terpadu dengan jaringan kereta api, pelabuhan, bandar udara, serta transportasi sungai dan penyeberangan untuk membuka keterisolasian wilayah Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan yang terpadu dengan Pelabuhan Banjarmasin dan Pelabuhan Batulicin • Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan yang terpadu dengan Bandara Syamsuddin Noor dan Bandara Stagen.

LAPORAN AKHIR

  • Jaringan Jalan Lintas Tengah dan Selatan yang terpadu dengan jaringan transportasi

  Sungai Barito

  • Jaringan Kereta Api Lintas Selatan Bagian Timur : Balikpapan-Tanah Grogot–Tanjung-

  Ampah, Batulicin-Pelaihari-Banjarmasin-Kuala Kapuas-Pulang Pisau-Palangkaraya

  • Pengembangan jaringan transportasi sungai untuk melayani PKN, PKW, dan kawasan permukiman pada bagian hulu sungai dilakukan di: 1.

  jaringan transportasi Sungai Barito yang menghubungkan PKW Muara Teweh dan PKW Buntok dengan PKN Banjarmasin 2. jaringan transportasi Sungai Nagara yang menghubungkan PKW Amuntai dengan

  PKN Banjarmasin

  • Pengembangan jaringan transportasi sungai untuk melayani pengangkutan batubara, hasil hutan, dan komoditas unggulan lainnya pada jaringan transportasi Sungai Barito • Pengembangan jaringan transportasi penyeberangan untuk membuka keterisolasian wilayah pulau-pulau kecil terluar, meningkatkan keterkaitan antar provinsi di Pulau Kalimantan dengan di luar Pulau Kalimantan dan antar Negara, menghubungkan Batulicin-Garongkong (Pulau Sulawesi), Batulicin-Barru (Pulau Sulawesi), Banjarmasin- Semarang (Pulau Jawa) dan Banjarmasin-Lamongan (Pulau Jawa);
  • Pengembangan dan pemantapan pelabuhan yang melayani kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan kawasan andalan menuju pasar nasional/internasional : 1.

  Pelabuhan Banjarmasin sebagai pelabuhan utama untuk melayani : a.

  PKN Banjarmasin, PKW Marabahan dan PKW Martapura sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya, b.

  PKW Amuntai sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Kandangan dan Sekitarnya, 2. Pelabuhan Batulicin sebagai pelabuhan pengumpul untuk melayani PKW Kotabaru sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Batulicin dan Kawasan Andalan Laut

  Pulau Laut;

  • Pengembangan akses dan jasa kepelabuhanan di sepanjang Alur LautKepulauan

  Indonesia I dan Alur Laut Kepulauan Indonesia II dilakukan di Pelabuhan Banjarmasin (Kota Banjarmasin) dan Pelabuhan Batulicin (KabupatenTanah Bumbu)

  • Pemanfaatan bersama pelabuhan guna kepentingan pertahanan dan keamanan negara dilakukan di sekitar Pelabuhan Banjarmasin dan Pelabuhan Batulicin • Pengembangan alur pelayaran yang menghubungkan antar pelabuhan meliputi alur pelayaran yang menghubungkan Pelabuhan Banjarmasin dan Pelabuhan Batulicin

LAPORAN AKHIR

  • Pengembangan sarana bantu navigasi pelayaran pada kawasan konservasi perairan yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi TWA Laut Pulau Laut Barat-Selatan dan Pulau Sembilan (Kabupaten Kotabaru).
  • Pengembangan dan pemantapan bandar udara yang terpadu dengan sistem jaringan transportasi darat untuk meningkatkan keterkaitan antarwilayah yaitu di : 1.

  Bandar Udara Syamsuddin Noor sebagai Bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan sekunder yang terpadu dengan pengembangan Jaringan Jalan Lintas Selatan dan Jaringan Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Timur; 2. Bandar Udara Stagen sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier yang terpadu dengan pengembangan Jaringan Jalan Lintas Selatan

  • Pengembangan bandar udara untuk melayani kawasan perkotaan nasional sebagai pintu gerbang internasional dalam rangka mendukung kegiatan ekowisata, wisata budaya, dan industri dilakukan Bandar Udara Syamsuddin Noor • Pemanfaatan bersama bandar udara guna kepentingan pertahanan dan keamanan negara dilakukan di Bandara Syamsuddin Noor dan Bandara Stagen • Jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Tanah Laut-Banjar Baru-Banjarmasin-

  Barito-Kuala Kapuas-Pulang Pisau-Katingan-Kotawaringin Timur-Seruyan- Kotawaringin Barat-Lamandau-Ketapang-Pontianak dan jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Natuna-Pontianak-Palangkaraya-Banjarmasin,

  • Pengembangan jaringan pipa transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi untuk melayani kawasan andalan jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Kutai - Penajam PaserUtara - Paser - Kotabaru - Tanah Bumbu - Tanah Laut • Jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Tanah Laut - Banjar Baru- Banjarmasin -

  Barito Kuala - Kapuas - Pulang Pisau - Katingan - Kotawaringin Timur - Seruyan - Kotawaringin Barat - Lamandau -Ketapang - Pontianak, jaringan pipa transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi Natuna

  • – Pontianak – Palangkaraya-Banjarmasin
    • Pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru berupa PLTU Asam-asam, PLTA

  Kusan, PLTA Riam Kanan dan PLTA M Noor

  • Pengembangan pembangkit listrik pada mulut tambang kawasan pertambangan batubara Kabupaten Tabalong, Balangan, Kotabaru, Tanah Bumbu, Tanah Laut, Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Tapin.
  • Pengembangan dan rehabilitasi jaringan transmisi tenaga listrik untuk melayani kawasan perkotaan nasional, kawasan andalan, kawasan terisolasi, dan kawasan perbatasan Negara.
  • Pengembangan jaringan terestrial yang menghubungkan antar pusat perkotaan nasional dan melayani kawasan andalan, jaringan pelayanan pusat pertumbuhan di pantai selatan

LAPORAN AKHIR

  Kalimantan yang menghubungkan PKN Banjarmasin, PKW Marabahan, PKW Martapura, PKW Amuntai dan PKW Kotabaru serta Kawasan Andalan Kandangan dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya, dan Kawasan Andalan Batulicin

  • WS Barito Kapuas yang melayani PKN Banjarmasin, PKW Kuala Kapuas, PKW Buntok,

  PKW Muara Teweh, PKW Martapura, PKW Marabahan, Kawasan Andalan Buntok, Kawasan Andalan Muara Teweh, Kawasan Andalan Kuala Kapuas, Kawasan Andalan Kandangan dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya

  • Rehabilitasi DAS kritis DAS Barito pada WS Barito-Kapuas
  • Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan imbuhan air tanah dan pelepasan air tanah pada daerah cekungan air tanah (CAT) Palangkaraya-Banjarmasin
  • Pemeliharaan dan pengembangan bendungan beserta waduknyauntuk mempertahankan daya tampung air Waduk Riam Kanan yang melayani PKN Banjarmasin, PKW Martapura dan Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya;
  • Pemeliharaan dan peningkatan jaringan irigasi teknis pada DI untuk meningkatkan luasan lahan pertanian pangan dilakukan di jaringan irigasi pada DI Riam Kanan, DI Tapin, DI Telaga Langsat, DI Sungai Bungur, dan DI Batulicin.

C. Kawasan Lindung Nasional

Tabel 3.1. Rencana Kawasan Lindung RTRW Pulau Kalimantan di Provinsi Kalimantan

  Selatan Kab. Kab. Kab. Kab.

  Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kota Kota Rencana Kawasan Lindung Tanah Barito Balang- Taba-

  Banjar Tapin HSS HSU HST Tanbu Ktbr Bjms Bjbr Laut Kuala an long

  Perlindungan & pelestarian keane- karagaman hayati tumbuhan dan

  V V

  V V

  V V

  V V satwa endemik kawasan di kawasan hutan lindung Pemertahanan luasan kawasan bervegetasi hutan tetap yang

  V V

  V V

  V V

  V V memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya Pengendalian keg. pemanfaatan

  V V

  V V

  V V

  V V ruang di kawasan hutan lindung Rehabilitasi kawasan berfungsi lindung yang terdegradasi dalam

  V V

  V V

  V V

  V V rangka memelihara keseimbangan ekosistem pulau Pemertahanan permukiman masya- rakat adat dan penyediaan akses

  V V

  V V

  V V

  V V bagi masyarakat adat yang tidak mengganggu kaw berfungsi lindung Pemertahanan & peningkatan fungsi kawasan resapan air, Hulu Sungai Barito khususnya pada hulu sungai Pengendalian keg. pemanfaatan

  Hulu Sungai Barito ruang di kawasan resapan air Pengendalian perkembangan kaw. sempadan Sungai Kapuas, sempadan Sungai Barito, sempadan Sungai Murung, terbangun yg mengganggu dan/atau sempadan Sungai Martapura, sempadan Sungai Riam Kanan, sempadan Sungai merusak fungsi sempadan sungai Riam Kiwa, sempadan Sungai Nagara, sempadan Sungai Tapin di WS Barito-Kapuas

LAPORAN AKHIR

  Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kota Kota

  Rencana Kawasan Lindung Tanah Barito Balang- Taba- Banjar Tapin HSS HSU HST Tanbu Ktbr Bjms Bjbr

  Laut Kuala an long Pengendalian pemanfaatan ruang Danau Bangkau (Kabupaten Hulu SungaiSelatan dan Kabupaten Hulu Sungai pada kawasan sekitar danau atau Tengah), Danau Bitin (KabupatenHulu Sungai Utara), Waduk RiamKanan wadukyang berpotensi mengganggu (Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru) dan/atau merusak fungsi kawasan sekitardanau atau waduk Suaka Margasatwa Pelaihari

  V Martapura Suaka Margasatwa Kuala Lupak

  V

  • – Cagar Alam Teluk Kelumpang

  V Selat Laut

  • – Selat Sebuku Cagar Alam Teluk Pamukan

  V Cagar Alam Sungai Lulan dan

  V Sungai Bulan Taman Hutan Raya Sultan Adam

  V V Taman Wisata AlamPelaihari

  V CagarAlam Gunung Sebatung

  V TamanWisata Alam Laut Pulau Laut

  V Barat-Selatan dan Pulau Sembilan Pelestarian kawasan cagar budaya

  V dan ilmu pengetahuan Loksado Pasar Terapung

  V Pemertahanan kawasan pantai berhutan bakau di wilayah pesisir

  V V

  V V

  V untukperlindungan pantai dan kelestarian biota laut Pengembangan jaringan drainase yang terintegrasi dgn sungai pada

  V V V kawasan perkotaan yg rawan banjir

  Pemertahanan fungsi kawasan cagar alam geologi yang memiliki keunikan

  V V bentang alam berupa karst kawasan rawan gerakan tanah

  V V

  V V

  V V

  V Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya terbangun pada

  V V

  V V

  V V

  V V

  V V

  V kawasanimbuhan air tanah (CAT) Palangkaraya-Banjarmasin koridor ekosistem burung endemik yg menghubungkan antar ekosistem pesisir, yang menghubungkan CA Teluk Kelumpang-Selat Laut-Selat

  V V

  V Sebuku, CA Sungai Lulan dan Sungai Bulan, CA Teluk Pamukan, Tahura SultanAdam dan TWA Pelaihari

  Sumber :Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2012 tanggal 5 Januari 2012 tentang RTRW Pulau Kalimantan

D. Kawasan Budidaya

Tabel 3.2. Rencana Kawasan Budidaya RTRW Pulau Kalimantan di Provinsi Kalimantan Selatan Kab. Kab. Kab. Kab.

  Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kota Kota Rencana Kawasan Budidaya Tanah Barito Balang- Taba-

  Banjar Tapin HSS HSU HST Tanbu Ktbr Bjms Bjbr Laut Kuala an long

  Pengembangan kaw. peruntukan hutan yang didukung dgn industry pengolahan dengan prinsip

  V V

  V V

  V V

  V V

  V berkelanjutan dilakukan pada kawasan peruntukan hutan Pemertahanan luasan kawasan

  V V

  V V

  V V

  V V

  V V

LAPORAN AKHIR

  Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kota Kota

  Rencana Kawasan Budidaya Tanah Barito Balang- Taba- Banjar Tapin HSS HSU HST Tanbu Ktbr Bjms Bjbr

  Laut Kuala an long peruntukan pertanian beririgasi, rawa pasang surut & sawah non irigasi, termasuk yg merupakan lahan pertanian pangan berkelanjutan Pengendalian alih fungsi lahan kaw.

  V V

  V V

  V V

  V V

  V V pertanian sawah menjadi non sawah Pengembangan kawasan

  V V

  V V

  V V

  V V

  V V peruntukan pertanian Pengembangan kawasan budi daya

  V V

  V V

  V V

  V perkebunan kelapa sawit Pengembangan kawasan budi daya

  V V

  V V

  V V

  V V

  V perkebunan karet Pengembangan sentra produksi

  V V

  V V perikanan Pengembangan kawasan

  V V

  V V

  V V minapolitan berbasis masyarakat Pengembangan kegiatan perikanan

  V V

  V V budi daya kawasan peruntukan

  V V

  V V

  V V pertambangan mineral kawasan peruntukan

  V V

  V V

  V V

  V V

  V V

  V V pertambangan batubara kawasan peruntukan

  V V

  V V

  V V

  V V

  V V pertambangan minyak & gas bumi Pengembangan kaw. peruntukan industri pengolahan hasil pertambangan mineral, batubara,

  V serta minyak dan gas bumi yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu pengembangan industri pengolahan kelapa sawit dan karet

  V V

  V V

  V padakawasan peruntukan industri pengembangan industri pengolahan hasil hutan pada

  V kawasanperuntukan industri pengembangan industri pengolahan & industri jasa hasil pertanian

  V V

  V V tanaman pangan pada kawasan peruntukan industri pengembangan industri pengolahan & industri jasa hasil perikanan pada

  V V

  V kawasan peruntukan industry Pengembangan & pemanfaatan kaw ekowisata berbasis ekosistem kehidupan orang utan, bekantan,

  V V meranti, anggrek, serta satwa dan tumbuhan endemik kaw. lainnya Pengembangan prasarana dan sarana pendukung kegiatan ekowisata padazona pemanfaatan

  V V di kawasan konservasi dengan prinsip-prinsipberkelanjutan Pelestarian kawasan permukiman

  V berbasis budaya Kalimantan Pengembangan prasarana & sarana

  V V

  V LAPORAN AKHIR Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kota Kota

  Rencana Kawasan Budidaya Tanah Barito Balang- Taba- Banjar Tapin HSS HSU HST Tanbu Ktbr Bjms Bjbr

  Laut Kuala an long transportasi yang menghubungkan antara kawasan ekowisata, wisata budaya, obyek wisata lainnya, dankawasan perkotaan Pengembangan kaw. peruntukan permukiman di kawasan perkotaan yang didukung oleh Prasarana dan

  V V

  V V

  V sarana perkotaan yang adaptif terhadapancaman bencana banjir Pengembangan kawasan untuk keg. sektor unggulan kehutanan, terma- suk kegiatan industri pengolahan

  V hasil hutan, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana Pengembangan kawasan untuk keg. sektor unggulan pertanian, termasuk kegiatan industri pengolahan hasil

  V V

  V V

  V pertanian, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana Pengembangan kaw. untuk keg. sektor unggulan perkebunan, terma suk kegiatan industri pengolahan

  V V

  V V

  V V hasil perkebunan, permukiman, serta jaringan prasarana & sarana Pengembangan kawasan untuk keg. sektor unggulan perikanan, terma- suk kegiatan industri pengolahan

  V V

  V V

  V V

  V hasil perikanan, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana Pengembangan kawasan untuk kegiatan sektor unggulan pertam- bangan, termasuk kegiatan industri pengolahan pertambangan, lokasi pembuangan tailing dgn memper-

  V hatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, permu- kiman, serta jaringan prasarana dan sarana Pengembangan kawasan untuk kegiatan industri dan permukiman,

  V V

  V V

  V V sertajaringan prasarana dan sarana Pengembangan kawasan untuk keg.. sektor unggulan pariwisata, termasuk kegiatan pendukung

  V V

  V V

  V V

  V V

  V V pariwisata, permukiman, serta jaringanprasarana dan sarana

  Sumber :Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2012 tanggal 5 Januari 2012 tentang RTRW Pulau Kalimantan Berdasarkan paparan diatas, maka kedudukan Kabupaten Banjar dalam RTRW Pulau

  Kalimantan direncanakan atau diarahkan memegang peranan dan fungsi sebagai berikut :

A. Rencana Struktur Ruang Pulau Kalimantan

  • Pusat industri pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit dan karet • Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan.

LAPORAN AKHIR

  • Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan
  • Pusat kegiatan ekonomi

B. Rencana Pengembangan Infrastruktur

  • Pengembangan jaringan jalan arteri primer pada Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan, yang menghubungkan : Sei Pinyuh - Pontianak - Tayan - Nanga Tayap - Kudangan – Penopa - Nanga Bulik - Pangkalan Bun - Sampit - Kotabesi - Kasongan -

  Palangkaraya - Pulang Pisau - Kuala Kapuas - Banjarmasin

  • – Liang Anggang;
    • Pengembangan jaringan jalan nasional yang menghubungkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pertumbuhan dengan pelabuhan dan bandar udara untuk mendukung pemasaran dan distribusi produk unggulan meliputi jaringan jalan arteri primer yang menghubungkan: PKN Banjarmasin dengan Pelabuhan Banjarmasin dan Bandar Udara Syamsuddin Noor,
    • Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan untuk melayani PKN sebagai pusat pertumbuhan utama meliputi jaringan jalan bebas hambatan antarkota yang menghubungkan : Banjarmasin - Liang Anggang, Liang Anggang - Pelaihari, Liang Anggang –Martapura.
    • Pengembangan jaringan jalan nasional yang terpadu dengan jaringan jalur kereta api, pelabuhan, bandar udara, serta transportasi sungai dan penyeberangan untuk membuka keterisolasian wilayah Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan yang terpadu dengan Pelabuhan Banjarmasin (Kota Banjarmasin)
    • Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Timur yang melalui

  Balikpapan - Tanah Grogot

  • – Tanjung - Ampah, Batulicin - Pelaihari - Banjarmasin - Kuala Kapuas - Pulang Pisau - Palangkaraya • Jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Tanah Laut - Banjar Baru - Banjarmasin -

  Barito - Kuala Kapuas - Pulang Pisau - Katingan - Kotawaringin Timur - Seruyan - Kotawaringin Barat - Lamandau - Ketapang - Pontianak dan jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Natuna-Pontianak- Palangkaraya-Banjarmasin,

  • Jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Tanah Laut - Banjar Baru - Banjarmasin -

  Barito Kuala - Kapuas - Pulang Pisau - Katingan - Kotawaringin Timur - Seruyan - Kotawaringin Barat - Lamandau - Ketapang - Pontianak,

  • Pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru PLTA Riam Kanan (Kabupaten

  Banjar) dan PLTA M Noor(Kabupaten Banjar),

  • Pengembangan dan rehabilitasi jaringan transmisi tenaga listrik untuk melayani kawasan perkotaan nasional, kawasan andalan, kawasan terisolasi, dan kawasan perbatasan negara jaringan transmisi pengumpan tenaga listrik SUTT Martapura - Amuntai

LAPORAN AKHIR

  • Pengembangan jaringan terestrial yang menghubungkan antarpusat perkotaan nasional dan melayani kawasan andalan Jaringan Pelayanan Pusat Pertumbuhan di Pantai Selatan Kalimantan • Pemeliharaan dan pengembangan bendungan beserta waduknya untuk mempertahankan daya tampung air Waduk Riam Kanan

  C. Kawasan Lindung Nasional

  • Perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati tumbuhan dan satwa endemik kawasan di kawasan hutan lindung
  • Pemertahanan luasan kawasan bervegetasi hutan tetap yang memberikan
  • perlindungan terhadap kawasan bawahannya
  • Pengendalian kegiatan pemanfaatan ruang di kawasan hutan lindung
  • Rehabilitasi kawasan berfungsi lindung yang terdegradasi dalam rangka memelihara keseimbangan ekosistem pulau
  • Pemertahanan permukiman masyarakat adat dan penyediaan akses bagi masyarakat adat yang tidak mengganggu kawasan berfungsi lindung
  • Pemertahanan dan peningkatan fungsi kawasan resapan air, khususnya pada hulu sungai
  • Pengendalian kegiatan pemanfaatan ruang di kawasan resapan air
  • Pengendalian perkembangan kawasan terbangun yang mengganggu dan/atau merusak fungsi sempadan sungai
  • Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan sekitar danau atau waduk yang berpotensi mengganggu dan/ atau merusak fungsi kawasan sekitar danau atau waduk
  • Taman Hutan Raya Sultan Adam • Pemertahanan kawasan pantai berhutan bakau di wilayah pesisir untuk perlindungan pantai dan kelestarian biota laut
  • Pengembangan jaringan drainase yang terintegrasi dengan sungai pada kawasan perkotaan yang rawan banjir
  • kawasan rawan gerakan tanah
  • Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya terbangun pada kawasan imbuhan air tanah (CAT) Palangkaraya-Banjarmasin
  • koridor ekosistem burung endemik yg menghubungkan antar ekosistem pesisir, yang menghubungkan CA Teluk Kelumpang-Selat Laut-Selat Sebuku, CA Sungai Lulan dan Sungai Bulan, CA Teluk Pamukan, Tahura Sultan Adam dan TWA Pelaihari

  D. Kawasan Budidaya

  • Pengembangan kawasan peruntukan hutan yang didukung dengan industri pengolahan dengan prinsip berkelanjutan dilakukan pada kawasan peruntukan hutan

LAPORAN AKHIR

  • Pemertahanan luasan kawasan peruntukan pertanian beririgasi, rawa pasang surut dan sawah non irigasi, termasuk yang merupakan lahan pertanian pangan berkelanjutan
  • Pengendalian alih fungsi lahan kawasan pertanian sawah menjadi non sawah
  • Pengembangan kawasan peruntukan pertanian
  • Pengembangan kawasan budi daya perkebunan kelapa sawit
  • Pengembangan kawasan budi daya perkebunan karet
  • Pengembangan sentra produksi perikanan
  • Pengembangan kawasan minapolitan berbasis masyarakat
  • Pengembangan kawasan peruntukan pertambangan mineral
  • Pengembangan kawasan peruntukan pertambangan batubara
  • Pengembangan kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi
  • Pengembangan kawasan peruntukan industri pengolahan hasil pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas bumi yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu
  • pengembangan industri pengolahan kelapa sawit dan karet pada kawasan peruntukan industri
  • Pengembangan dan pemanfaatan kawasan ekowisata berbasis ekosistem kehidupan orang utan, bekantan, meranti, anggrek, serta satwa dan tumbuhan endemik kawasan lainnya
  • Pengembangan prasarana dan sarana pendukung kegiatan ekowisata pada zona pemanfaatan di kawasan konservasi dengan prinsip-prinsip berkelanjutan
  • Pengembangan kawasan peruntukan permukiman di kawasan perkotaan yang didukung oleh Prasarana dan sarana perkotaan yang adaptif terhadap ancaman bencana banjir
  • Pengembangan kawasan untuk kegiatan sektor unggulan pertanian, termasuk kegiatan industri pengolahan hasil pertanian, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana
  • Pengembangan kawasan untuk kegiatan sektor unggulan perkebunan, termasuk kegiatan industri pengolahan hasil perkebunan, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana
  • Pengembangan kawasan untuk kegiatan sektor unggulan perikanan, termasuk kegiatan industri pengolahan hasil perikanan, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana
  • Pengembangan kawasan untuk kegiatan industri dan permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana
  • Pengembangan kawasan untuk kegiatan sektor unggulan pariwisata, termasuk kegiatan pendukung pariwisata, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana

LAPORAN AKHIR

  3.3. ARAHAN RTRW PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

  Kebijaksanaan RTRW Provinsi Kalimantan Selatan mengacu pada dokumen Revisi RTRW Provinsi Kalimantan Selatan 2006-2026, yang hingga saat ini masih dalam proses pembahasan/pengesahan di DPRD Provinsi Kalimantan Selatan.

  3.3.1. Rencana Struktur Ruang

  1. Pengembangan Sistem Pusat Permukiman yang terkait dengan Kabupaten Banjar : a. mendayagunakan secara optimal posisi strategis Kota Martapura pada jalan trans

  Kalimantan poros selatan dan Kota Martapura pada alur Sungai Martapura yang menjadi satu kesatuan koridor darat dan sungai dengan Kota Banjarmasin; b. mengembangkan Kota Martapura dan daerah sekitarnya yang saling bersinergi menjadi kawasan perkotaan Metropolitan Banjarmasin/Banjarmasin Raya yang berfungsi menjadi kawasan perkotaan, industri, perdagangan dan jasa; c. meningkatkan penguatan dan pengembangan fungsi Kota Martapura sebagai pusat pelayanan orientasi layanan regional wilayah terutama untuk layanan kesehatan, pendidikan pondok pesantren, pariwisata, industri, perdagangan dan jasa yang memberikan dukungan pelayanan bagi Kota Banjarmasin; d. mengendalikan perkembangan pembangunan fisik kota Martapura terutama sepanjang koridor jalan utama dan kawasan lindung sempadan jalan, sempadan sungai, sempadan pantai dari kegiatan budidaya sehingga mencerminkan ciri spesifik kota air;

Tabel 3.3. Arahan Sistem Pusat-Pusat Permukiman

  Sistem Pusat Permukiman (Sistem Kota-Kota) Pusat No. Pelayanan

PKN PKW PKL

  1. Primer Banjarmasin Barabai Kotabaru

  2. Sekunder Batulicin Amuntai, Marabahan, Rantau, Kandangan, Paringin, Pelaihari Tanjung

  Banjarbaru, Seluruh ibukota kecamatan se Kalsel selain ibukota 3. - Tersier

  Martapura kecamatan dalam PKN dan PKW

   Sumber: Revisi RTRWP 2006-2026

  2. Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Wilayah yang terkait dengan Kabupaten Banjar :

  a. Strategi Dan Perwujudan Pengembangan Sistem Jaringan Jalan 1)

  Pengembangan sistem jaringan jalan arteri primer dengan status jalan nasional,yaitu:Batas Kal-Teng (Kab. Kapuas) - Anjir Serapat -Banjarmasin - Liang Anggang - Banjarbaru

  • – Martapura – Simpang Empat - Rantau – Kandangan – Pantai Hambawang - Barabai – Kapar Kias – Mantimin – Paringin – Dahai – Tanjung -

  Mabu’un –– Muara Uya - Batu Babi - Batas Kal-Tim (Kab. Paser Panajam); 2)

  Pembangunan, peningkatan dan pengembangan sistem jaringan jalan kolektor sekunder dan tersier dengan status jalan Provinsi meliputi:

  LAPORAN AKHIR

  • Banjarmasin
    • – Martapura;
    • – Aranio;

  • Banjarmasin
  • Gambut – Pulau Sari ;
  • Liang Anggang
    • – Trisakti ; 3)

  Pembangunan dan peningkatan jalan lingkar dalam kabupaten/kota, meliputi :

  • Lingkar barat Banjarmasin; Lingkar utara Banjarmasin – Trans Kalimantan; Jalan Martapura Lama – Banjarmasin;
  • Lingkar Kecamatan Simpang Empat – Karang Intan – Cempaka – Banjarbaru -

  Liang Anggang - Trisakti;

  • Jalan lingkar Astambul – Bincau; Jalan lingkar Astambul – Kalampayan; 4)

  Pembangunan, peningkatan dan pengembangan jaringan jalan yang menghubungkan antara bagian barat dengan tengah Kalimantan Selatan dan antara bagian tengah dengan timur-tenggara Kalimantan Selatan, yaitu Simpang Empat Pangaron

  • – Sungai Loban – Pagatan;

  5) Pembangunan, peningkatan dan pengembangan pada ruas-ruas jalan khusus angkutan komoditi yang mendukung kelancaran arus distribusi dari sentra-sentra produksi pertanian dalam arti luas, sentra produksi energi dan mineral yang dikelola oleh pihak swasta/investor menuju pelabuhan khusus, yang nantinya akan dipersiapkan menjadi cikal bakal jalan umum apabila masa kontrak investor telah berakhir dan atau adanya kepentingan pengembangan wilayah, yaitu Jl. A Yani Km 71 Simpang Empat Pengaron Kabupaten Banjar - Sungai Barito;

6) Pembangunan Jalan Tol dalam Kawasan Metropolitan Banjarmasin.

  b.

  Pengembangan sistem jaringan pelayanan angkutan umum dan terminal meliputi: 1)

  Pengembangan sistem jaringan pelayanan angkutan umum Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) yang belum terlayani, yaitu:Banjarmasin

  • – Bandara SyamsuddinNoor; Martapura – Cempaka – Pelaihari; Liang Anggang – Trisakti;

  2) Pengembangan terminal meliputi:

  • Terminal Tipe A Jalan A. Yani KM 17, Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar;
  • Terminal Tipe B yaitu pembangunan dan pemindahan Terminal Batuah Martapura,
  • Terminal Tipe C

  3. pengembangan sistem jaringan kereta api a.

  Pembangunan jalur kereta api untuk angkutan barang pada sentra-sentra produksi terutama untuk komoditas sumberdaya mineral dan batubara serta komoditas pertanian pada sebelah barat dan timur-tenggara Pegunungan Meratus, yaitu di Simpang Empat - Pandak Daun.

LAPORAN AKHIR

  Pembangunan stasiun besar kereta api sebagai simpul jaringan jalur kereta api diarahkan pada ibukota provinsi, kabupaten/kota se Kalimantan Selatan;

  4. Pengembangan sistem jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan. pemantapan, peningkatan, pemeliharaan jaringan sungai primer, yaitu Sungai Martapura yang menghubungkan Kota Banjarmasin

  • – Martapura;

  5. Pengembangan Sistem Jaringan Energi Dan Tenaga Listrik Strategi Pengembangan sistem jaringan prasarana energi dan tenaga listrik Provinsi Kalimantan Selatan berasal dari waduk Riam Kanan di Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar.

  6. Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Sumberdaya Air a.

  Pengembangan irigasi Riam Kanan dengan air yang bersumber dari bendungan riam kanan yang mengairi sawah di Kecamatan Karang Intan, Landasan Ulin, Gambut, Kertak Hanyar, Sungai Tabuk dan Aluh-Aluh; b. Pengembangan irigasi daerah rawa di Kabupaten Banjar; c. Pemeliharaan jaringan irigasi strategis yaitu jaringan irigasi Riam Kananserta pemeliharaan jaringan irigasi yang menjadi kewenngan Provinsi, baik irigasi non pasang surut maupun irigasi pasang surut.

3.3.2. Strategi Pengelolaan Pola Ruang

1. Strategi Pengelolaan Ruang Kawasan Lindung

  LAPORAN AKHIR b.

  Mempertahankan formasi hutan lindung Pegunungan Meratus yang memanjang dan menjadi satu kesatuan dari Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Tanah Bumbu sampai Kabupaten Kotabaru;

  2) Mempertahankan kawasan hutan lindung dan kawasan bergambut;

  3) Mempertahankan kawasan resapan air Taman Hutan Raya Sultan Adam dengan bendungan Riam Kanan dan Pegunungan Meratus;

  4) Melakukan enclave terbatas dan proporsional terhadap besaran luasan hutan lindung yang dipergunakan untuk keberadaan permukiman penduduk lokal, penghargaan dan legalisasi terhadap hak-hak masyarakat seperti pada kawasan hutan lindung Riam Kanan yang termasuk kedalam Tahura Sultan Adam;

  5) Menutup aksessibilitas yang terhubung dengan hutan lindung untuk moda transportasi tertentu terutama untuk perijinan penguasaan lahan/hutan yang telah habis masa perijinanannya atau terjadinya stagnasi produksi dalam jangka waktu yang tidak menentu.

  b. Pengelolaan ruang pada kawasan yang memberikan perlindungan setempat :

  Strategi pengelolaan pola ruang kawasan lndung yang terkait dengan Kabupaten Banjar :

  a.. Pengelolaan ruang pada kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya: 1)

  2) kawasan pantai berhutan bakau, yaitu di Kecamatan Aluh-Aluh; 3) kawasan sempadan sungai pada sepanjang kiri – kanan yang lebarnya 100 m pada sungai-sungai besar yaitu Sungai Martapura, Sungai Riam Kanan, dan Riam Kiwa,;

  1) Kawasan sempadan pantai di Kecamatan Aluh-Aluh, yang lebarnya proporsional dengan bentuk fisik pantai minimal 100 m dari titik pasang tertinggi dengan keseluruhan panjang pantai;

  4) kawasan sekitar danau dan waduk sepanjang tepi waduk/danau yang lebarnya proporsional antara 50

  • –100 m dari titik tertinggi ke arah darat Waduk Riam Kanan;

c. Pengelolaan ruang pada kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya :

  Pelestarian Alam berupa Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam; 2)

  Memperkuat kemitraan dengan masyarakat sekitarnya terutama masyarakat petambak sehingga mengurangi konflik kepentingan suatu kawasan.

  d.

  1) Meningkatkan dan mengembangkan untuk tujuan pariwisata pada kawasan

  Martapura; 2) kawasan rawan bencana angin puting baliung; 3) kawasan rawan bencana kebakaran hutan dan lahan, meliputi kebakaran pada kawasan hutan, lahan kritis, padang alang-alang, lahan bergambut, perkebunan dan kawasan pertanian lahan kering yang terjadi pada musim kemarau;

  4) Kawasan rawan sedimentasi pada muara alur Sungai Barito dan Waduk Riam Kanan.

  2. Strategi Pengelolaan Ruang Kawasan Budidaya Arahan rencana pengembangan kawasan budidaya di Kabupaten Banjar adalah : a. kawasan peruntukan hutan produksi terdiri dari hutan produksi terbatas (HPT) dan hutan produksi konversi (HPK) b. kawasan pertanian terdiri dari : kawasan pertanian tanaman pangan lahan basah, mempersiapkan kawasan pengembangan pertanian pangan berkelanjutan untuk melindungi alih fungsi kawasan pertanian, dan kawasan pertanian lahan sawah irigasi

  c. kawasan perkebunan meliputi perkebunan besar swasta maupun perkebunan besar

  pemerintah dan perkebunan rakyat d. kawasan perikanan dan kelautan meliputi Kawasan Laut Aluh-Aluh dan sekitarnya, daerah tangkapan nener dan benur di Sungai Musang, daerah pendaratan ikan di Aluh-Aluh e. kawasan peruntukan peternakan yaitu daerah pengembangan unggas; f. kawasan peruntukan pariwisata : obyek wisata alam Tahura Sultan Adam dan Lembah

  Kahung, obyek wisata buatan/atraksi Pasar Terapung Lok Baintan, obyek wisata religius Syech Muhammad Arsyad Al Banjari Kalampayan dan mesjid Al Karomah Martapura g. kawasan peruntukan permukiman yaitu : pusat-pusat permukiman perkotaan dan

  Pengelolaan ruang pada kawasan rawan bencana : 1) kawasan rawan bencana banjir, meliputi kawasan sepanjang Sungai Barito dan Sungai

LAPORAN AKHIR

  perdesaan termasuk permukiman transmigrasi dalam wilayah PKN, PKW dan PKL h. kawasan peruntukan industri meliputi : zona industri Matraman yang berorientasi pada industri perkebunan, industri logam dan lain i. kawasan peruntukan pertambangan yaitu : kawasan pertambangan batubara, minyak bumi dan gas.

3.3.3. Kawasan Strategis Provinsi Kalimantan Selatan

  Kawasan strategis Provinsi Kalimantan Selatan di Kabupaten Banjar terdiri dari : 1. Kawasan Pegunungan Meratus, yaitu kawasan hutan lindung yang memanjang dari

  Kabupaten Kotabaru sampai dengan Kabupaten Banjar termasuk Kawasan Tahura Sultan Adam dan Kawasan Loksado yang merupakan permukiman masyarakat asli Suku Dayak dengan pola kehidupan budaya lokal;

  2. Kawasan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, yaitu kawasan terbuka sepanjang pantai timur– tenggara wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dengan berbagai pola pemanfaatan ruang baik lindung maupun budidaya; 3. Kawasan Rawa Potensial Batang Banyu yang bercirikan kawasan rawa spesifik lokal berupa kawasan rawa pasang surut, rawa monoton dan rawa gambut;

  4. Kawasan Metropolitan Banjar Bakula yang menjadi wilayah perembetan perkotaan (urban

  sprawl) dan yang sedang dan akan berkembang menjadi wilayah perkotaan; 5.

  Kawasan Pembangkit Energi Listrik, yaitu kawasan yang memproduksi energi listrik untuk keperluan wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dan sekitarnya, meliputi PLTA Riam Kanan;

  6. Kawasan Agropolitan, yaitu kawasan yang merupakan produsen hasil pertanian dan hortikultura.

3.4. RTRW KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

  Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentinganpertahanan dan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

  Sesuai dengan amanat dalam PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), bahwa kawasan strategis nasional (KSN) di Provinsi Kalimantan Selatan hanya ditetapkan 1 lokasi yaitu Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) Batulicin (Lampiran X PP. No. 26 Tahun 2008) yang berlokasi di Kabupaten Tanah Bumbu.

  Dengan demikian mengingat KSN tersebut berada diluar wilayah Kabupaten Banjar, maka terkait dengan penyusunan RPI2-JM Kabupaten Banjar ini tidak ada arahan kawasan strategis nasional yang dapat dikutip dalam kebijakan tersebut di Kabupaten Banjar. Untuk itu ulasan tentang KSN digantikan dengan Kawasan Stretagis Provinsi (KSP) Metropolitan Banjar Bakula

LAPORAN AKHIR

3.4.1. Kawasan Perencanaan Metropolitan Banjar Bakula

3.4.2. Rencana Sistem Pusat Pelayanan

  b. Mekarsari i. Astambul

  g. Martapura Timur n. Bumi Makmur Sumber : Dokumen RTR Metropolitan Banjar Bakula

  f. Beruntung Baru m. Tambang Ulang

  e. Mandastana l. Kurau

  d. Anjir Muara k. Karang Intan

  c. Anjir Pasar j. Mataraman

  a. Tabunganen h. Martapura Barat

  f. Tamban

  e. Aluh-Aluh

  d. Sungai Tabuk

  c. Gambut-Kertak Hanyar

  b. Bati-Bati

  a. Alalak

  b. Banjarbaru

  c. Martapura

  a. Banjarmasin

  PKL (Kota Satelit) Kota Kecil

  Pusat Kegiatan Nasional./ PKN (Kota Inti)

Tabel 3.4. Pusat Pelayanan Kawasan Metropolitan Banjar Bakula

  Rencana pusat pelayanan di kawasan Metropolitan Banjar Bakula adalah :

  11. Kecamatan Mataraman 6. Kecamatan Gambut

  10. Kecamatan Astambul 5. Kecamatan Kertak Hanyar

  9. Kecamatan Beruntung Baru 4. Kecamatan Karang Intan

  8. Kecamatan Aluh-Aluh 3. Kecamatan Martapura Timur

  2. Kecamatan Martapura Barat

  7. Kecamatan Sungai Tabuk

  1. Kecamatan Martapura Kota

  Lingkup wilayah Metropolitan Banjar Bakula mencakup 5 wilayah Kabupaten/Kota, yaitu Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, sebagian wilayah Kabupaten Banjar, sebagian wilayah Kabupaten Barito Kuala dan sebagian wilayah Kabupaten Tanah Laut, dengan luas kawasan sekitar 337.800 Ha meliputi 32 kecamatan. Untuk wilayah Kabupaten Banjar terdapat 11 kecamatan yang masuk dalam wilayah pengembangan Metropolitan Banjar Bakula, yaitu :

Tabel 3.5. Fungsi Pusat Pelayanan Kawasan Metropolitan Banjar Bakula

  • – Ke rta k ha n ya r Pe rk ota a n A luh

PUSAT KEGIATAN FUNGSI KAWASAN

  • a luh Pe rk ota a n Sun ga i Ta b uk Pe rk ota a n B

  Pusat kegiatan perdagangan intan regional & nasional  Pusat jasa pariwisata nasional  Pusat perkantoran kabupaten  Pusat perdagangan dan jasa regional

  

Pe

rk

ota

a

n