3.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) - DOCRPIJM 799bc803ca BAB IIIBAB 3 RTRW SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2JM
Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola
ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan
sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional,
sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah
yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang
untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus
memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW,
selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga
dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu
keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan
dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan
memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan
pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.3.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui
Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk : Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah
nasional,Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor,Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi, f. Penataan ruang
kawasan strategis nasional, dan
3.1.1 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah
Nasional A. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Nasional Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan :1. Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan
2. Keharmonisa antara lingkungan alam dan lingkungan buatan
3. Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota
4. Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan, ruang udara termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
5. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan kbupaten/kota dalam rangka perlindungan fungsi ruang dan penceghan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang
6. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat
7. Keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah
8. Keseimbangan dan keserasian kegiatan antar sektor
9. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional RTRWN menjadi pedoman untuk :
1. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional
2. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional
3. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional
4. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar wilayah provinsi, serta keserasian antar sektor
5. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi
6. Penataan ruang kawasan strategis nasional
7. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota
B. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional, meliputi
1. Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi :
Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhirarki Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah nasional
2. Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah meliputi : Menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah disekitarnya Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat pertumbuhan Mengendalikan perkembangan kota-kota pantai Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah disekitarnya
C. Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi :
Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung
- Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup
- Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup
Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya
- Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budi daya
- Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan
Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis nasional
- Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Strategi : o Menetapkan kawasan strategis nasional berfungsi lindung o Mencegah pemanfaatan ruang di kawasan strategis nasional yang o Membatasi pemanfaatan ruang disekitar kawasan strategis nasional yang berpotansi mengurangi fungsi lindung kawasan o Membatasi pengembangan sarana dan prasarana di dalam dan disekitar kawasan strategis nasional yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya o Mengembangkan kegiatan budi daya tidak terbangun disekitar kawasan strategis nasional yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budi daya terbangun o
Merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis nasional. kawasan tertinggal untuk mengurangi Pengembangan
- kesenjangan tingkat perkembangan antar kawasan Strategi : sumber daya alam secara optimal dan o Memanfaatkan berkelanjutan o Membuka akses dan meningkatkan aksesbilitas antar kawasan tertinggal dan pusat pertumbuhan wilayah o Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi masyarakat
o Meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan
o Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan kegiatan ekonomi.
3.1.2 Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional
Rencana struktur ruang wilayah nasional meliputi :
a. Sistem perkotaan nasional
b. Sistem jaringan transportasi nasional
c. Sistem jaringan energi nasional
d. Sistem jaringan telekomunikasi nasional e. Sistem jaringan sumber daya air.
Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut: kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional, Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kriteria: Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN, Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atauKawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Kriteria: Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga, Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga, Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan:
Pertahanan dan keamanan, diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional, diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau merupakan wilayah kedaulatan Negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas. Pertumbuhan ekonomi, memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh, memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional, memiliki potensi ekspor, didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,
memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,
berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional, berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atauditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
Sosial dan budaya merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional, merupakan prioritas peningkatan kualitas social dan budaya serta jati diri bangsa, merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan,merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,
memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan, memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara, memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup rawan bencana alam nasional sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.Tabel 3.1 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Nasional (PKN dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 Tentang RTRWNNO PROVINSI PKN PKW (1) (2) (3) (4)
1 Nanggroe Aceh Lhokseumawe Sabang, Banda Aceh, Takengon, Darussalam Meulaboh
2 Sumatera Utara Kawasan Perkotaan Medan- Tebingtinggi, Sidikalang, Binjai-Deli-Serdang-Karo Pematang Siantar, Balige, (Mebidangro) Rantau Prapat, Kisaran, Gunung
Balige, Padang Sidempuan, Sibolga
3 Sumatera Barat Padang Pariaman, Sawahlunto, Muarasiberut, Bukittinggi, Solok
4 Riau Pekanbaru, Dumai Bangkinang, Teluk Kuantan, Bengkalis, Bagan Siapiapi, Tembilahan, Rengat, Pangkalan Kerinci, Pasir Pangarayan, Siak Sri Indrapura
5 Kepulauan Riau Batam Tanjung Pinang, Terempa, Daik Lingga, Dabo-Pulau Singkep, Tanjung Balai Karimun
6 Jambi Jambi Kuala Tungkal, Sarolangun, Muarabungo, Muara Bulian
7 Sumatera Selatan Palembang Muara Enim, Kayuagung, Baturaja, Prabumulih, Lubuk Linggau, Sekayu, Lahat
NO PROVINSI PKN PKW
Mataram Praya, raya, Sumbawa Besar
Pangkajene, Jeneponto, Palopo, Watampone, Bulukumba, Barru, Parepare
27 Sulawesi Selatan Kawasan Perkotaan Makassar- Sungguminahasa-Takalar-
26 Sulawesi Tenggah Palu Poso, Luwuk, Buol, Kolonedale, Tolitoli, Donggala
Tomohon, Tondano, Kotamobagu
25 Sulawesi Utara Kawasan Perkotaan Manado-Bitung
24 Gorontalo Gorontalo Isimu, Kuandang, Tilamuta
Tanjung Redeb, Sangata, Nunukan, Tanjung Selor, Malinau, Tanlumbis, Tanah Grogot, Sendawar
23 Kalimantan Timur Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong- Samarinda-Bontang, Tarakan
22 Kalimantan Selatan Banjarmasin Amuntai, Martapura, Marabahan, Kotabaru
21 Kalimantan Tengah Palangkaraya Kuala Kapuas, Pangkalan Bun, Buntok, Muarateweh, Sampit
20 Kalimantan Barat Pontianak Mempawah, Singkawang, Sambas, Ketapang, Putussibau, Entikong, Sanggau, Sintang
Kupang Soe, Kefamenanu, Ende, Maumere, Waingapu, Ruteng, Labuan Bajo
19 Nusa Tenggara Timur
8 Bengkulu Bengkulu, Manna, Muko-Muko, Curup
9 Bangka Belitung Pangkal Pinang, Muntok, Tanjung Pandan, Manggar
Singaraja, Semarapura, Negara
17 Bali Kawasan Perkotaan Denpasar-Bangli-Gianyar- Tabanan (Sarbagita)
Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, Pacitan
16 Jawa Timur Kawasan Perkotaan (Gerbangkertosusila)Malang
Yogyakarta Bantul, Sleman
15 Daerah Istimewa Yogyakarta
Boyolali, Klaten, Salatiga, Tegal, Pekalongan, Kudus, Cepu, Magelang, Wonosobo, Kebumen, Purwokerto
14 Jawa Tengah Surakarta, Kawasan Perkotaan Semarang- Kendal-Demak-Ungaran- Purwodadi (Kedungsepur), Cilacap
Sukabumi, Cikampek-Cikopo, Pelabuhanratu, Indramayu, Kadipaten, Tasikmalaya, Pangandaran
13 Jawa Barat Kawasan Perkotaan Bandung Raya, Cirebon
12 Banten Serang, Cilegon Pandeglang, Rangkas Bitung
Kawasan Perkotaan Jabodetabek
11 DKI Jakarta-Jawa Barat-Banten
10 Lampung Bandar Lampung Metro, Kalianda, Liwa, Menggala, Kotabumi, Kota Agung
18 Nusa Tenggara Barat
NO PROVINSI PKN PKW
28 Sulawesi Barat Mamuju, Majene, Pasangkayu
29 Sulawesi Tenggara Kendari Unaaha, Lasolo, Bau-Bau, Raha, Kolaka
30 Maluku Ambon Masohi, Werinama, Kairatu, Tual, Namlea, Wahai, Bula
31 Maluku Utara Ternate Tidore, Tobelo, Labuha, Sanana
32 Papua Barat Sorong Fak-Fak, Manokwari, Ayamaru
33 Papua Jayapura, Timika Biak, Nabire, Muting, Bade, Merauke, Sarmi, Arso, Wamena
Tabel 3.2 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 Tentang RTRWNNO PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL STATUS PROVINSI (1) (2) (3) (4)
2 Kota Dumai I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan Fungsi (Tahap I)
I/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
1 Kota Sabang I/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
14 Simanggaris I/A/2 : Kalimantan Timur
Kalimantan Timur
I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan Fungsi
13 Nunukan (Ibukota Kabupaten Nunukan)
Kalimantan Barat
II/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap II)
12 Jasa (Kab. Sintang)
Kalimantan Barat
I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan Fungsi (Tahap I)
Kalimantan Barat 11 Entikong (Kab. Sanggau)
I/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
Kalimantan Barat 10 Nangabadau (Kab. Kapuas Hulu)
Kalimantan Barat 9 Jagoi Babang )Kab. Bengkayang)
Riau
I/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
Nusa Tenggara Timur 8 Paloh-Aruk (Kab. Sambas)
I/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
7 Kefamenanu (Ibukota Kab. Timor Tenggah Utara)
Namggroe Aceh Darussalam
II/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap II)
6 Kalabahi (Ibukota Kab. Alor)
Nusa Tenggara Timur
I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan Fungsi (Tahap I)
5 Atambua (Ibukota Kab. Belu)
Kep. Riau
I/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
Kep. Riau 4 Ranai (Ibukota Kab. Natuna)
3 Kota Batam I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan Fungsi (Tahap I)
Nusa Tenggara Timur
NO PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL STATUS PROVINSI
Nunukan Fungsi (Tahap I)
I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan Fungsi (Tahap I)
Maluku
23 Daruba (Kabupaten Pulau Morotai)
I/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
Maluku Utara
24 Kota Jayapura I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan Fungsi (Tahap I)
Papua
25 Kota Tanah Merah (Ibukota Kabupaten Tanah Merah)
26 Kota Merauke (Ibukota Kabupaten Merauke)
Papua
22 Dobo (Kabupaten Kepulauan Aru)
I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan Fungsi (Tahap I)
Papua
Tabel 3.3 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 Tentang RTRWN1 Kawasan industry Lhokseumawe
Ekonomi Kota Lhokseumawe Nanggroe Aceh Darussala m
2 Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Ekonomi Kota Sabang Nanggroe Aceh Darussala m
II/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap II)
Maluku
15 Long Midang (Kabupaten Nunukan)
18 Melonguane (Ibukota Kabupaten Talaud)
I/A/2 : Pengembangan/Peningkatan Fungsi (Tahap I)
Kalimantan Timur
16 Long Pahangai (Kabupaten Kutai Barat)
II/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap II)
Kalimantan Timur
17 Long Nawan (Kabupaten Malinau)
II/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap II)
Kalimantan Timur
I/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
II/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap II)
Sulawesi Utara
19 Tahuna (Ibukota Kabupaten Kep.
Sangihe) I/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
Sulawesi Utara
20 Saumlaki (Kabupaten Maluku Tenggara Barat)
I/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
Maluku
21 Ilwaki (Kabupaten Maluku Barat Daya)
NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL SUDUT KEPENTINGAN KOTA/KABUPATEN PROVINSI STATUS HUKUM (1) (2) (3) (4) (5) (6)
NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL SUDUT KEPENTINGAN KOTA/KABUPATEN PROVINSI STATUS HUKUM
Ekonomi Kota Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo
Simalungun, Sumatera Utara
Humbang Hasundutan, Kab. Dairi, Kab. Karo, Kab.
Kab. Samosir, Kab. Tapanuli Utara, Kab.
Lingkungan Hidup
7 Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya
62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo
Perpres No.
Sumatera Utara
6 Kawasan Perkotaan Meda
3 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Banda Aceh Darussalam
Kota Sabang Nanggroe Aceh Darussala m dan Sumatera Utara
Pertahanan dan Keamanan
5 Kawasan Perbatasan LauRI termasuk 2 pulau kecil terlua (Pulau Rondo daBerhala) dengannegara India / Thailand / Malaysia
Naggroe Aceh Darussala m
13 Kabupaten (Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Ace Singkil, Subulussalam,Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tengah Bener Meriah Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang)
Lingkungan Hidup
4 Kawasan Ekosistem Leuser
Ekonomi Kota Banda Aceh Naggroe Aceh Darussala m
- – Binjai – Deli Serdang – Karo (Mebidangro)
NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL SUDUT KEPENTINGAN KOTA/KABUPATEN PROVINSI STATUS HUKUM
Kab. Bintan, Kab. Natuna, Kab. Kep.
Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu,
Kab. Kerinci, Kota Padang, Kab. Lubuk Linggau, Kab.
Lingkungan Hidup
13 Kawasan Lingkungan HidupTaman Nasional
87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun
Perpres No.
Kepulauan Riau
Ekonomi Kab. Bintan, Kab. Natuna, Kab. Karimun, Kota Batam
12 Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun
Kepulauan Riau
Anambas, Kab. Karimun, Kota Batam
Barat
8 Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara
11 Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 20 pulau kecil terluar (Pulau Sentut, Tokong Malang Biru, Damar, Mangkai, Tokong Nanas, Tokong Belayar, Tokong Boro, Semiun, Sebetul, Sekatung, Senua, Subi Kecil, Kepala,Batu Mandi, Iyu Kecil, Karimun Kecil, Nipa, Pelampong, Batu Berhanti, dan Nongsa) dengan negara Malaysia /Vietnam / Singapura
Riau
Kab. Rokan Hilir
Lingkungan Hidup
10 Kawasan Hutan Lindung Mahato
Riau
Kab. Kuantan Singingi dan Kab. Indragiri Hulu
Lingkungan Hidup
9 Kawasan Hutan Lindung Bukit Batabuh
Kab. Agam Sumatera Barat
Kototabang Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL SUDUT KEPENTINGAN KOTA/KABUPATEN PROVINSI STATUS HUKUM
86 Tahun 2011 tentang Pengemban g an Kawasan Strategis dan Infrastrukt ur Selat Sunda
54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak,
Perpres No.
DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat
Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Bekasi, Kab.
Ekonomi Kota Jakarta (Utara, Selatan, Barat, Timur, Pusat), Kota Bogor, Kab. Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang, Kab.
20 Kawasan Perkotaan Jabodetabek Punjur termasuk Kepulauan Seribu
DKI Jakarta
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
19 Kawasan Fasilitas Pengolahan Data dan Satelit
DKI Jakarta
Kota Jakarta Pusat
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
18 Kawasan Instalasi Lingkungan dan Cuaca
Selatan
14 Kawasan Taman Nasional Berbak
Ekonomi Kota Serang, Kota Bandar Lampung
17 Kawasan Selat Sunda
Jambi
Soralangu, Kab. Muaratebo, Kab. Batanghari
Lingkungan Hidup Kab.
16 Kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas
Jambi dan Riau
Kab. Indragiri Hulu, Kab. Indragiri Hilir, Kab. Tanjung Jabung Barat,Kab. Tebo
Lingkungan Hidup
15 Kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh
Jambi
Kab. Muaro Jambi
Lingkungan Hidup
Lampung dan Banten Perpres No.
NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL SUDUT KEPENTINGAN KOTA/KABUPATEN PROVINSI STATUS HUKUM
Grobogan Jawa Tengah
Lingkungan Hidup Kab.
Pangancaran, Kab. Ciamis, Kab. Cilacap
Jawa Barat dan Jawa Tengah
28 Kawasan Perkotaan Kendal
Salatiga
Ekonomi Kab. Kendal, Kab. Demak, Kab.
Semarang, Kota Salatiga, Kota Semarang, Kab.
29 Kawasan Borobudur dan Sekitarnya
27 Kawasan Pangandaran
Lingkungan Hidup Kab.
Magelang Jawa Tengah
30 Kawasan Candi Prambanan
Lingkungan Hidup
Kab. Klaten, Kab. Sleman
Jawa Tengah
31 Kawasan Taman Lingkungan Kab. Sleman, Jawa
Segara Anakan
Jawa Barat
21 Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung
Kab. Garut Jawa Barat
Ekonomi Kota Bandung, Kab. Bandung
Jawa Barat
22 Kawasan Fasilitas Uji Terbang Roket Pamengpeuk
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
Kab. Garut Jawa Barat
23 Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Pamengpeuk
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
24 Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara
Kabupaten Pangandaran
Tanjung Sari Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi Kab.
Sumedang Jawa Barat
25 Kawasan Stasiun Telecomand
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
Jawa Barat
26 Kawasan Stasiun Bumi Penerima Satelit Mikro
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
- – Kalipuncang –
- – Nusakambangan (Pacangsanak)
- – Demak – Ungaran –
- – Semarang - Purwodadi (Kedung Sepur)
NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL SUDUT KEPENTINGAN KOTA/KABUPATEN PROVINSI STATUS HUKUM
Ekonomi Kab. Gresik, Kab.
Kab. Klaten, Kab. Boyolali, Kab.
Magelang Istimewa Yogyakarta
32 Kawasan Perkotaan Gresik
Bangkalan, Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo,Kab.
- – Bangkalan – Mojokerto –
Surabaya
- – Sidoarjo – Lamongan (Gerbangkertosusi la)
- – Badung – Gianyar - Tabanan (Sarbagita)
Nusa Tenggara Barat
Ekonomi Kab. Ngada Nusa Tenggara Timur
39 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Mbay
Nusa Tenggara Barat
Kab. Lombok Utara, Kab. Lombok Tengah, Kab. Lombok Timur
Lingkungan Hidup
38 Kawasan Gunung Rinjani
Nusa Tenggara Barat
Manggarai Barat
Lingkungan Hidup Kab.
37 Kawasan Taman Nasional Komodo
Ekonomi Kab. Bima, Kab. Dompu
Lamongan Jawa Timur
36 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Bima
45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan
Bali Perpres No.
35 Kawasan Perkotaan Denpasar
Pandeglang Banten
Lingkungan Hidup Kab.
34 Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon
Kab. Pasuruan Jawa Timur
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
33 Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Watukosek
Ekonomi Kota Denpasar, Kab. Badung, Kab. Gianyar, Kab. Tabanan
NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL SUDUT KEPENTINGAN KOTA/KABUPATEN PROVINSI STATUS HUKUM
Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan
46 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Daerah Aliran Sungai Kahayan Kapuas dan Barito
Ekonomi Kota Palangkaraya, Kab. Pulang Pisau, Kab.
Kapuas, Kab. Barito Selatan
Kalimantan Tengah
47 Kawasan Taman Nasional Tanjung Putting
Lingkungan Hidup Kab.
Kalimantan Tengah
Kab. Sambas, Kab. Kapuas Hulu, Kab.
48 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Batulicin Ekonomi Kab.
Kotabaru, Kab. Tanah Bumbu
Kalimantan Selatan
49 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Samarinda,
Ekonomi Kota Samarinda, Kab. Kutai
Kalimantan Timur
Sanggau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur
RI dengan negara Timor Leste
Keamanan Tengah Utara, Kab. Belu
Ekonomi Kab. Sanggau Kalimantan Barat
Timur
41 Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 5 pulau kecil terluar (Pulau Alor, Batek, Dana, Ndana, dan Mangudu) dengan negara Timor Leste/Australia
Pertahanan dan Keamanan
Kab. Kupang, Kab. Timor Tengah Utara, Kab. Belu
Nusa Tenggara Timur
42 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Khatulistiwa
43 Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Pontianak
45 Kawasan Perbatasan Darat RI dan Jantung Kalimantan (Heart of Borneo)
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
Kota Pontianak
Kalimantan Barat
44 Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun
Lingkungan Hidup
Kab. Kapuas Hulu
Kalimantan Barat
Pertahanan dan Keamanan
NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL SUDUT KEPENTINGAN KOTA/KABUPATEN PROVINSI STATUS HUKUM
Balikpapan
50 Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 18 pulau kecil terluar (Pulau Sebatik, Gosong Makasar, Maratua, Sambit, Lingian, Salando, Dolangan, Bangkit, Mantewaru, Makalehi, Kawalusu, Kawio, Marore, Batu Bawaikang, Miangas, Marampit, Intata, dan Kakarutan) dengan Negara Malaysia dan Philipina
Pertahanan dan Keamanan
Kab. Nunukan, Kab. Berau, Kab. Tolitoli, Kab. Boolang Mongondow Utara, Kab.
Kep. Sitaro, Kab. Kep. Sangihe, Kab. Sangihe Talaud, Kab. Kep. Talaud
Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara)
51 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Manado
Kota Bitung Sulawesi Utara
- – Bitung Ekonomi Kota Manado,
Lingkungan Hidup Kab.
Minahasa,Kab . Minahasa Utara, Kota Tomohon, Kota Manado
52 Kawasan Konservasi dan Wisata Daerah Aliran Sungai Tondano
53 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Batui
Ekonomi Kab. Banggai Sulawesi Tengah
54 Kawasan Poso dan Sekitarnya Sosial Budaya Kab. Poso Sulawesi
Tengah
55 Kawasan Kritis Lingkungan Balingara
LingkunganHidup Kab. Tojo Una-Una
Sulawesi Tengah
56 Kawasan Kritis Lingkungan Buol Lambunu
Lingkungan Hidup
Kabupaten Buol, Kabupaten Donggala , Kabupaten Parigi Moutong , Kabupaten Toli-Toli
Sulawesi Tengah
Sulawesi Utara
NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL SUDUT KEPENTINGAN KOTA/KABUPATEN PROVINSI STATUS HUKUM
Makassar
Kab. Maros, Kab. Gowa, Kab. Takalar
Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sunggumin as
- – Maros – Sungguminasa – Takalar (Mamminasata)
58 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Parepare
Lingkungan Hidup
Maluku dan Papua
Prov. Maluku: Kab. Maluku tenggara, Kota Tual, Kab. Kep. Aru, Kab. Maluku
Pertahanan dan Keamanan
66 Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 20 pulau kecil terluar (Pulau Ararkula,
Sosial Budaya Kab. Maluku Tengah Maluku
65 Kawasan Laut Banda
Maluku
Ekonomi Pulau Seram Kab. Maluku Tengah
64 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Seram
Sulawesi Tenggara
Kota Kendari, Kab. Kolaka, Kab. Buton,
63 Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa - Watumohai dan Rawa Tinondo
Ekonomi Kota ParePare, Kab.
Sulawesi Tenggara
a, Takalar
62 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Buton, Kolaka, dan Kendari
Sosial Budaya Kab. Luwu Sulawesi Selatan
61 Kawasan Soroakodan Sekitarnya
Kota ParePare Sulawesi Selatan
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
60 Kawasan Stasiun Bumi Sumber Alam Parepare
Toraja Utara Sulawesi Selatan
59 Kawasan Toraja dan Sekitarnya Sosial Budaya Kab. Tana Toraja, Kab.
Barru Sulawesi Selatan
Ekonomi Kab. Buton, Kab. Kolaka, Kota Kendari
NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL SUDUT KEPENTINGAN KOTA/KABUPATEN PROVINSI STATUS HUKUM
PenggunaanSumber dayaAlam dan Teknologi Tinggi
Papua
Kab. Mimika, Kab. Asmat, Kab. Nduga, Kab. Yahukimo,
Lingkungan Hidup
73 Kawasan Taman Nasional Lorentz
72 Kawasan Timika Sosial Budaya Kab. Mimika Papua
Papua
Kab. Biak Numfor
PenggunaanSumber dayaAlam dan Teknologi Tinggi
71 Kawasan Stasiun Telemetry Tracking and Command Wahana Peluncur Satelit
Papua
Kab. Biak Numfor
Kultubai Utara, Kultubai Selatan, Karang, Enu, Batu Goyang, Larat, Asutubun, Selaru, Batarkusu, Masela, Miatimiarang, Leti, Kisar, Wetar, Liran, Kolepon, dan Laag) dengan negara Timor Leste/Australia
Maluku Barat Daya, Prov. Papua: Kab. Merauke
Papua
Ekonomi Kab. Biak Numfor
69 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Biak
Papua Barat
Kab. Raja Ampat
Lingkungan Hidup
68 Kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati Raja Ampat
Jayapura Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua
Halmahera, Kab. Sorong, Kab. Biak Numfor, Kab.
Pertahanan dan Keamanan Kab.
67 Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 8 pulau kecil terluar (Pulau Jiew, Budd, Fani, Miossu, Fanildo, Bras, Bepondi, dan Liki) dengan negara Palau
70 Kawasan Stasiun Bumi Satelit Cuaca dan Lingkungan
NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL SUDUT KEPENTINGAN KOTA/KABUPATEN PROVINSI STATUS HUKUM Puncak Jaya, Kab.
Pertahanan dan Keamanan
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007
Tentang Penataan Ruang, Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah
yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat
penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan
negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang
telah ditetapkan sebagai warisan dunia. Dalam hal pelaksanaan penataan ruang
KSN, kewenangan Pemerintah mencakup :Ket : *)Penentuan Kabupaten/kota yang menjadi wilayah deliniasi KSN masih dapat berubah sebelum Perpres RTRW KSN ditetapkan
Nanggroe Aceh Darussala m, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat
Tasikmalaya, Prov. Jateng: Kab. Cilacap, Prov. Jatim: Kab. Jember, Kab. Trenggalek, Prov. NTB: Kab. Lombok Barat
Tanggamus, Prov. Banten: Kab. Pandeglang, Prov. Jabar: Kab.
Mentawai,Prov.Bengkulu: Kab. Bengkulu Utara, Prov.Lampung: Kab.
Prov. NAD: Kab. Simelue, Kab. Aceh Barat, Kab.Aceh Besar, Prov Sumut:Kab. Nias, Prov Sumbar:Kab. Kep.
76 Kawasan Perbatasan Negara termasuk 19 pulau kecil terluar (Pulau Simeulucut, Salaut Besar, Raya, Rusa, Benggala, Simuk, Wunga, Sibarubaru, Sinyaunyau, Enggano, Mega, Batu Kecil, Deli, Manuk, Nusa Kambangan, Barung, Sekel, Panehan, dan Sophialouisa) yang berhadapan dengan laut lepas
Puncak, Kab. Paniai
Papua
Boven Digoel, Kab. Merauke
Keerom, Kab. Pegunungan Bintang, Kab.
Pertahanan dan Keamanan Kota Jayapura, Kab.
75 Kawasan Perbatasan Darat RI dengan negara Papua Nugini
Kab. Tel. Bintuni Papua
Lingkungan Hidup
74 Kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati Teluk Bintuni
3.2 RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)
perencanaan tata ruang kawasan strategis nasional, pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional, dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional.
Gambar 3.1 Kedudukan RTR KSN dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalPelaksanaan kegiatan ini diharapkan dapat membantu mewujudkan
penyelesaian RTR KSN dalam bentuk perpres sehingga memiliki landasan
hukum yang jelas dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang,
dalam kaitannya dengan kebijakan penataan ruang KSN dalam RTRWN yang diantaranya adalah :
Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara;
Pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat; Pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya bangsa; dan
Pelestarian dan peningkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan sebagai
warisan dunia, cagar biosfer, dan ramsar.Fungsi RTRKSN yaitu sebagai :
Alat koordinasi dalam penyelenggaraan penataan ruang pada KSN yang
diselenggarakan oleh seluruh pemangku kepentingan;Acuan dalam sinkronisasi program Pemerintah dengan pemerintah provinsi
dan kabupaten/kota, serta swasta dan masyarakat dalam rangka pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkanKSN;
Dasar pengendalian pemanfaatan ruang KSN, termasuk acuan penentuan
ketentuan perizinan pemanfaatan ruang dalam RTRW provinsi dan RTRW kabupaten/kota dan dapat dijadikan dasar penerbitan perizinan sepanjang skala informasi RTR KSN setara dengan kedalaman RTRW yang seharusnya menjadi dasar perizinandalam hal peraturan daerah(perda)tentang RTRW provinsi dan RTRW kabupaten/kota belum berlaku.Manfaat Manfaat RTRKSN yaitu untuk : Mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam lingkup KSN;
Mewujudkan keserasian pembangunan KSN dengan wilayah sekitarnya dan
wilayah provinsi dan kabupaten/kota dimana KSN berada; dan Menjamin Terwujudnya tata ruang KSN yang berkualitas.Isu strategis nasional merupakan hal-hal yang menjadi kepentingan
nasional pada suatu kawasan sehingga kawasan tersebut perlu ditetapkan
sebagai KSN. Isu strategis nasional dikelompokkan berdasarkan sudut
kepentingan strategis nasional yaitu 1) pertahanan dan keamanan, 2)
pertumbuhan ekonomi, 3) sosial dan budaya, 4) pendayagunaan sumber daya
alam (SDA)dan/atau teknologi tinggi, dan 5) fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup. Proses merumuskan isu strategis nasional dapat dilakukan melalui
pendekatan top down dan/atau bottom up.Isu strategis nasional dapat berasal dari cara pandang Pemerintah
terhadap potensi maupunpermasalahan di daerah yang dianggap memiliki nilai
strategis nasional (pendekatan top down), dan/atau berdasarkan permasalahan
yang diusulkan oleh daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah untuk
diangkat menjadi isu strategis nasional (pendekatan bottom up).Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam penyusunan RPI2-JM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut: Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa: Ekonomi
Lingkungan Hidup Sosial Budaya Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi Pertahanan dan Keamanan
Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: Arahan pengembangan pola ruang: Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya. Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai berikut:
Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan;Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo;Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan
Infrastruktur Selat Sunda;Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam,
Bintan, dan Karimun.Tabel 3.4 Penentuan Muatan RTR KSN berdasarkan Tipologi KSNSumber : Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional
3.3 Arahan RTRW Pulau
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan
operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR
Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup
arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan
wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.
Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya
untuk bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah: Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi;
Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan;
Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera;
3.3.1 Definisi Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan merupakan rencana rinci
dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) berisi tujuan, kebijakan
dan strategi penataan ruang, rencana struktur dan pola ruang, pemanfaatan
dan pengendalian pemanfaatan ruang, strategi operasionalisasi perwujudan
struktur dan pola ruang, serta indikasi program jangka menengah lima tahun.3.3.2 Fungsi Rencana Tata Ruang Kepulauan Terhadap RPI2JM Arahan pemanfaatan ruang Pulau/Kepulauan dan KSN merupakan acuan
dalam mewujudkan struktur ruang dan pola ruang (yang memuat rincian
indikasi program utama, indikasi sumber pendanaan, indikasi instansi
pelaksana, dan indikasi waktu pelaksanaan), sehinga untuk operasionalisasinya
perlu disusun Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM).3.3.3 Kedudukan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan disusun untuk
melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang Nomor 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang dan ketentuan Pasal 123 ayat (4) Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional. Dalam aturan persebut RTR Pulau/Kepulauan dan KSN disusun
sebagai perangkat operasional dan merupakan rencana rinci untuk RTRWN.
Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut;