Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SDN Tamanan 1 Yogyakarta - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI PADA MATA PELAJARAN IPA SDN TAMANAN I YOGYAKARTA SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  Disusun oleh : Nama : Anggarwati Risca Putantri NIM : 091134039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

  

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013

  

HALAMAN PERSETUJUAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

HALAMAN PENGESAHAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, penulis persembahkan karya sederhana ini kepada:

  1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayahNya serta kemudahan dalam setiap langkah yang telah penulis tempuh sampai saat ini.

  2. Ayah dan ibu yang tanpa henti mendoakan dan menyayangiku, atas semua pengorbanan dan kesabaran mengantarku sampai kini.

  3. Adikku dan saudara yang telah mendukung saya selama ini

  4. Teman-temanku PGSD 2009

  5. Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

MOTTO

  Berangkat dengan penuh keyakinan Berjalan dengan penuh keikhlasan

  Istiqomah dalam menghadapi cobaan

  • -noname-

  

“Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala-bantuan itu melainkan

sebagai kabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu

karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha

Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Ali Imran: 123-126)

J adikanlah sabar dan shalatmu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah

  beserta orang- orang yang sabar” (Al-Baqarah: 153)

  

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

Putantri, Anggarwati Risca.(2013). Pengaruh penggunaan metode inkuiri

terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran

  IPA SDN Tamanan I Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

  Kata kunci: metode inkuiri, proses kognitif Bloom, kemampuan mengingat, kemampuan memahami, mata pelajaran IPA.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya terhadap kemampuan kognitif mengingat dan memahami pada siswa kelas V SDN Tamanan I Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

  Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi-experimental design tipe nonequivalent control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Tamanan I yang terdiri dari siswa kelas VA sebanyak 29 anak sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VB sebanyak 25 anak sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pretest dan

  

posttest yang terdiri dari 2 soal essai yaitu satu soal untuk kemampuan mengingat

  dan satu soal untuk kemampuan memahami. Analisis data menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 dengan lima langkah yaitu uji perbedaan skor

  

pretest , uji perbedaan skor pretest ke posttest, uji selisih skor pretest dan posttest,

  uji besar pengaruh(size effect), dan uji retensiposttest pertama dan posttest keduapada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) kemampuan mengingat 0,008 atau < 0,05 dengan nilai M = -1,00 ,

  

SE = 0,36 , t(52) = -2,78.. Pada uji besar pengaruh juga menunjukkan bahwa

  metode inkuiri memberikan pengaruh yang dikategori besar yaitu dengan nilai r = 0,76. Pada uji retensitreatment atau perlakuan menunjukkan kekonsistensian yang baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol atau dengan kata lain tidak mengalami penurunan yang signifikan dari skor posttestI ke posttestII. Hal ini ditunjukkan harga M = -,017, SE = 0,19, Sig. (2-tailed) = 0,401 pada kelompok eksperimen dan M = -0,63, SE = 0,34, Sig. (2-tailed) = 0,074 pada kelompok kontrol.

  Hasil yang kedua adalah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami.Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,020 dnengan nilai M = -0,73 , SE = 0,30 , t(52) = -2,4. Pada uji besar pengaruh juga menunjukkan bahwa metode inkuiri memberikan pengaruh yang dikategori besar yaitu dengan nilai r = 0,76. Pada uji retensitreatment atau perlakuan menunjukkan kekonsistensian yang baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol atau dengan kata lain tidak mengalami penurunan yang signifikan dari skor posttestI ke posttestII. Hal ini ditunjukkan harga M = -0,12,

  

SE = 0,24, Sig. (2-tailed) = 0,629 pada kelompok eksperimen dan M = 0,12, SE =

  0,26, Sig. (2-tailed) = 0,657 pada kelompok kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

Putantri, Anggarwati Risca. (2013). Influence of the Use Inquiry method

toward the ability to remember and understand for science subject in th

  5 grade Tamanan I Yogyakarta Elememtary School. Yogyakarta: Sanata Dharma University

  Keywords: inquiry method, Bloom’s cognitive ability, remember ability, understand ability, science.

  The research was conducted to identify the effect of inquiry method on the th

students’ ability to evaluate and create. The study was conducted among the 5

graders at Tamanan I Yogyakarta Primary School in the academic year of

2012/2013 during the science class discussing the nature of light. This was a

quasi experimental research with a non-equivalent control group design. The

sample of this research was an experimental group of 25 students (class A) and a

control group of 29 students (class B). For data collecting, the research used a

st

pre-test and a post-test consisting of 2 essay questions; the 1 question was to

nd

measure the ability to remember and the 2 was to measure the ability to

understand. The data were analyzed using IBM SPSS Statistics 20 with 5 steps of

analysis namely: 1) pretest score differences, 2) pretest-posttest scores

differences, 3) group scores differences, 4) effect size test, and 5) retention test.

  The result of the analysis showed there was influence from the use of inquiry

method on the ability to remember, indicated by sig value (2-tailed) of0,008 or

<0,05 , by M = -1,00 , SE = 0,36 , t(52) = -2,78.The statistical analysis on the

effect size resulted on an r value of 0,76, which falls into the category of big.

Nevertheless, the treatment retention test showed good consistency in both the

experimental group and the control group, or in other words, the students did not

experience a significant decline from the first posttest score to second posttest. It

was shown bythe M = -,017, SE = 0,19, Sig. (2-tailed) = 0,401 in the experimental

group and M = -0,63, SE = 0,34, Sig. (2-tailed) = 0,074 in the control group.

  The result of the analysis showed there was influence from the use of inquiry

method on the ability to understand, indicated by sig value (2-tailed) of0,020 or

<0,05 , by M = -0,73 , SE = 0,30 , t(52) = -2,4.The statistical analysis on the effect

size resulted on an r value of 0,76, which falls into the category of big.

Nevertheless, the treatment retention test showed good consistency in both the

experimental group and the control group, or in other words, the students did not

experience a significant decline from the first posttest score to second posttest. It

was shown bythe M = -0,12, SE = 0,24, Sig. (2-tailed) = 0,629 in the experimental

group and dan M = 0,12, SE = 0,26, Sig. (2-tailed) = 0,657 in the control group.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PRAKATA

  Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa telah melimpahkan karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikanskripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN METODE

  INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI PADA MATA PELAJARAN IPA SDN TAMANAN I YOGYAKARTA” ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati penulis mengucapkan terimakasih kepada :

  1. Rohandi,Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

  2. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus dosen pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan, masukan yang sangat bermanfaat dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

  3. E.Catur Rismiati, S.Pd.,MA.,Ed.D., Wakil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah membantu dalam proses pembuatan karya ilmiah ini.

  4. Agnes Herlina D.H,S.Si.,M.T.,M.Sc, dosen pembimbing II yang telah membimbing dalam pembuatan karya ilmiah ini.

  5. Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd, dosen pembimbing III yang telah memberikan saran yang membangun dalam pembuatan karya ilmiah ini.

  6. Srini Supriyanti, S.Pd.SD, Kepala Sekolah SDN Tamanan I yang telah memberikan dukungan serta ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SDN Tamanan I.

  7. Teguh Heru P, A.Ma.Pd, guru mata pelajaran IPA kelas V SDN Tamanan I yang telah bekerja sama serta memberikan waktu dan tenaganya sebagai guru mitra dalam penelitian kolaboratif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  8. Siswa kelas VA dan VB SDN Tamanan I, yang bersedia bekerja sama dalam penelitian ini.

  9. Bapakku Tri Suharso,S.Pd., ibuku Nining Herwati,S.Pd. dan adikku Mascot Dwi Saputra, yang selalu memberikandoa, kasih sayang,dukungan dan bimbingan kepada penulis.

  10. Teman-teman penelitian kolaboratif IPA (Yuni, Berek, Pram, Dita, Shiro, Era, Santi, Rita, Paulin, Erming, Lia, Sri, Danang, Ika), yang selalu berbagi pengetahuan, semangat dan keceriaan kepada penulis.

  11. Teman-teman PPL SDN Tamanan I, yang memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.

  12. Teman-teman PGSD USD kelas A angkatan 2009 yang selalu memberikan inspirasi dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

  13. Sekretariat PGSD yang selalu membantu dalam hal administrasi dan segala keperluan unruk menyelesaikan karya ilmiah ini.

  Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan karya ilmiah ini. Untuk itu, penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran dari semua pihak. Besar harapan penulis semoga semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma khususnya dan bagi semua pihak yang membutuhkan pada umumnya.

  Penulis

  

DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR TABEL

  

  

  

  

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR GAMBAR

  

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR LAMPIRAN

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

BAB I

PENDAHULUAN Pada bab I ini akan dibahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang Penelitian

  Pendidikan yang baik memiliki tujuan yang dapat mengembangkan kemampuan siswa. Dua tujuan pendidikan menurut Mayer dan Wittrock (1996) dalam Anderson dan Krathwohl (2010: 94 ) adalah meretensi, yaitu kemampuan untuk mengingat materi pelajaran sampai jangka waktu tertentu sama seperti materi yang diajarkan sedangkan mentransfer yaitu kemampuan menggunakan apa yang telah dipelajari guna menyelesaikan masalah-masalah baru, menjawab pertanyaan-pertanyaan baru, atau memudahkan pembelajaran materi pelajaran baru.Dari tujuan pendidikan tersebut diharapkansiswa memiliki kemampuan kognitif yaitu kemampuan mengingat dan kemampuan memahami yang baik. Siswa yang dapat mengembangkan dengan baik kemampuan mengingat menurut Anderson dan Krathwohl (2010:99-105) dapat menggunakan pengetahuan yang telah dipelajari dalam jangka panjang sedangkan pada kemampuan memahami siswa dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran buku atau layar komputer.

  Pada pengamatan yang dilakukan pada tanggal 10 Januari 2013 sampai dengan 14 Januari 2013 di SDN Tamanan I, peneliti menemukan proses pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) masih bersifat hafalan dan kurang mengembangkan proses. Menurut Daradjat (dalam Simamora, 1985:55) penggunaan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran dapat membuat siswa menjadi pasif. Selain itu, siswa dalam memperoleh pengetahuanhanya mengacu pada buku yang kemudian dijelaskan oleh guru tanpa ada kegiatan yang melibatkan siswa. Pengetahuan abstrak dari buku yang dijelaskan gurumenyebabkan siswa kurang paham dari mana diperoleh pengetahuan tersebut sehingga kesulitanmenggunakan kembali pengetahuan yang sebelumnya sudah dipelajari. Akibat dari siswa yang pasif terlihat dari banyaknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  siswa ketika diberikan pertanyaan tidak dapat menjawab pertanyaan sesuai materi yang baru saja dibahas. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa kurang mengerti materi yang disampaikan guru sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan

  

mengingat dan kemampuan memahami. Berdasarkan realita tersebut perlu adanya

  penelitian yang menggunakan metode pembelajaran inovatif untuk mengetahui pengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami.

  Untuk mengatasi rendahnya kemampuan mengingat dan memahami pada siswa tersebut, peneliti menggunakan metode pembelajaran inovatif yang diduga dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan mengingat dan kemampuan memahami yaitu dengan metode inkuiri. Pengajaran inkuiri meliputi pengalaman-pengalaman untuk menjamin bahwa siswa dapat mengembangkan proses (Amien, 1987:127). Dalam mengembangkan proses pada metode inkuiri ini siswa akan mengalami langsung pengetahuan yang didapatkannya pada proses pembelajaran. Selain itu, siswa diajak untuk memunculkan suatu permasalahan yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari dan menyepakati bersama. Permasalahan yang telah ditentukan akan dilanjutkan dengan perumusan masalah yang dibuat oleh siswa. Dengan menggunakan pengetahuan-pengetahuan siswa sebelumnya, guru sebagai fasilitator dan motivator dalam metode inkuiri ini mendorong siswa untuk merumuskan hipotesis atas permasalahan yang telah disepakati bersama. Hipotesis yang telah disusun oleh siswa dilanjutkan dengan pengujian hipotesis dengan pembuktian berupa eksperimen. Hasil eksperimen yang diperoleh siswa akan membuktikan atau menolak hipotesis yang telah disusun oleh siswa. Dari situ akan didapatkan kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah yang sudah disepakati. Melalui metode inkuiri ini siswa terlibat dalam memperoleh pengetahuan sehingga metode inkuiri dapat memfasilitasi siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan mengingat dan memahami dengan baik.

  Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami siswa SD Tamanan I pada semester genap Tahun Ajaran 20012/2013 pada Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya model, dengan Kompetensi Dasar

  6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Untuk mengetahui pengaruh metode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami tersebut, peneliti menggunakanjenis quasi-experimentaldesign dengan tipe non equivalen control

  

group design , yaitu membandingkan kelompok kontrol dengan kelompok

eksperimen.

  1.2 Rumusan Masalah

  1.2.1 Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan

  mengingat pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V

  SDN Tamanan I Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2012/2013?

  1.2.2 Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan

  memahami pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V

  SDN Tamanan I Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2012/2013?

  1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan

  mengingat pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SDN Tamanan I Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2012/2013.

  1.3.2 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiriterhadap kemampuan

  memahami pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SDN Tamanan I Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2012/2013.

  1.4 Manfaat Penelitian

  Serangkaian penelitian ini akan bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain siswa, guru, sekolah, peneliti dan masyarakat. Manfaat tersebut antara lain:

  1.4.1 Bagi Siswa Mempunyai pengalaman melakukan pembelajaran menggunakan metode inkuiri.

  1.4.2 Bagi Guru Menambah wawasan guru mengenai metode inkuiri sehingga dapat memberikan inspirasi dalam mengajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1.4.3 Bagi Sekolah Penelitian ini dapat menambah satu bacaan yang dapat dimanfaatkan untuk guru-guru sebagai contoh penelitian eksperimental. Dapat memacu untuk mengembangkan model-model pembelajaran inovatif lainya dalam upaya mengembangkan sekolah sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

  1.4.4 Bagi Peneliti Memberikan pengalaman yang berharga dalam menerapkan metode inovatif pada pembelajaran

  1.4.5 Bagi Masyarakat Sebagai sumber memperluas wawasan tentang model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas pembelajar.

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

BAB II

LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahaslandasan teori, penelitian terdahuluyang relevan,

  kerangka berpikir, dan hipotesis. Landasan teori membahas teori-teori yang relevan dan hasil penelitian sebelumnya yang berisi pengalaman penelitian yang pernah ada. Selanjutnya dirumuskan kerangka berpikir dan hipotesis yang berisi dugaan sementara dari rumusan masalah.

  2.1 Kajian Pustaka

  2.1.1 Teori-teori yang Relevan

  2.1.1.1 Metode Inkuiri 1. Pengertian Metode Inkuiri

  Strategi pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya (2006:194) merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Penekanan proses pada pembelajaran dengan metode inkuiri membantu siswa mendalami secara langsung materi sehingga memiliki kemampuan mengingat dan memahami yang baik.

  2. Prinsip-Prinsip Penggunaan Metode Inkuiri

  Proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri akan lebih terlihat apabila mengacu pada prinsip-prinsip penggunaan metode inkuiri. Prinsip-prinsip penggunaan metode inkuiri (Sanjaya, 2006:197-199) sebagai berikut:

  a. Berorientasi pada pengembangan intelektual Strategi pembelajaran inkuiri selain beorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.

  b. Prinsip interaksi Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi baik interaksi antarsiswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi siswa dengan lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c. Prinsip bertanya Peran guru dalam strategi pembelajaran inkuiri ini adalah sebagai penanya. Kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.

  d. Prinsip belajar untuk berpikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta akan tetapi belajar adalah proses berpikir yakni mengembangkan seluruh potensi otak.

  e. Prinsip keterbukaan Kebebasan dalam mencoba sesuai dengan perkembangan logika dan nalarnya.

3. Macam Inkuiri

  Macam inkuiri menurut Amien (dalam Sriningsih, 2011:7-8) yaitu : a.

   Guided Discovery-Inquiry Guided Discovery-Inquiry atau sering disebut inkuiri terbimbing ini

  merupakan metode yang pelaksanaannya guru memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa.

  b.

   Modified Inquiry Modified Inquiry ini merupakan metode yang memberikan

  kebebasan siswa untuk memecahkan masalah melalui pengamatan, eksplorasi danatau prosedur penelitian untuk memperoleh jawaban. Guru dalam metode inkuiri ini memberikan masalah, merupakan sumber untuk menemukan cara-cara yang tepat dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada jawaban.

  c.

   Free Inquiry Free Inqiuiry ini siswa mengidentifikasi dan merumuskan masalah

  yang akan dipelajari d.

   Invitation into Inquiry Invitation into Inquiry ini merupakan proses pemecahanmasalah

  serupa dengan cara-cara umum yang diikuti oleh para ilmuwan. Cara-cara tersebut yaitu merancang eksperimen, merumuskan hipotesis, menetapkan kontrol, menentukan sebab akibat, menginterpretasikan data, dan menentukan kesimpulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  e.

   Inquiry Role Approach Inquiry Role Approach ini merupakan metode yang melibatkan

  siswa dalam tim. Tim bekerja sama dalam memecahkan yang berkaitan dengan topik.

  Berdasarkan macam-macam metode inkuiri yang telah dijelaskan oleh Amien diatas Guided Discovery-Inquiry atau inkuiri terbimbing merupakan inkuiri yang sesuai dengan karakter siswa-siswi untuk pendidikan dasar. Dalam inkuiri terbimbing ini siswa-siswi masih mendapatkan bimbingan dalam pembelajaran. Peneliti akan membahas pada sub bab berikutnya.

4. Metode Inkuiri Terbimbing

  Eggen(2012:177) menjelaskan bahwa temuan terbimbing merupakan satu pendekatan mengajar dimana guru memberi siswa contoh-contoh spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut. Kindsvatter, Wilen, dan Ishler (dalam Suparno, 2007:68) menyatakan bahwa metode inkuiri terbimbing adalah inquiry yang banyak diarahkan oleh guru.

  Keuntungan dari inkuiri terbimbing (Amien, 1987:133) yaitu :

  a. Pengajaran menjadi studentcentered

  b. Membentuk dan mengembangkan konsep diri

  c. Tingkat pengharapan bertambah

  d. Mengembangkan bakat individu

  e. Menghindari cara belajar tradisional

  f. Mengakomodasi dan mengasilmilasi informasi 5.

   Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri

  Menurut Trianto (2009:114-115) langkah kegiatan inkuiri adalah sebagai berikut: a. Merumuskan masalah

  b. Mengamati atau melakukan observasi

  c. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  d. Mengomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audiensi yang lain.

  Menurut Sanjaya (dalam Aryani, 2011: 9-10), langkah-langkah inkuiri adalah: a. Orientasi

  b. Merumuskan masalah

  c. Mengajukan hipotesis

  d. Mengumpulkan data

  e. Menguji hipotesis

  f. Merumuskan kesimpulan Berdasarkan uraian di atas, langkah pembelajaran inkuiri yang digunakandalam penelitian ini adalah: 1) Orientasi

  Orientasi merupakan langkah yang pertama kali dilakukan guru untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada materi yang akan di bahas. Kemampuan awal siswa dapat membantu guru dalam mengarahkan materi. 2) Mengajukan pertanyaan atau permasalahan

  Pada langkah ini, guru membimbing siswa untuk mencari masalah yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas. 3) Merumuskan hipotesis

  Pada langkah merumuskan hipotesis, guru membimbing siswa untuk menentukan jawaban sementara dari permasalahan yang dibahas. 4) Melakukan percobaan

  Pada langkah melakukan percobaan, siswa mengumpulkan data- data yang dibutuhkan dengan melakukan percobaan, menganalisis data yang diperoleh, dan membahas hasil percobaan yang telah dilakukan dengan bimbingan dari guru. 5) Membuat kesimpulan

  Pada langkah membuat kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil percobaan yang dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6) Mempresentasikan hasil Pada tahap ini, siswa melaporkan hasil percobaannya di depan kelas.

  7) Evaluasi Pada langkah evaluasi, guru, dan siswa mengevaluasi proses dan hasil selama pembelajaran berlangsung.

  Berikut langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Orientasi

  Pada orientasi guru memberikan pengantar dengan menunjukkan hal yang sesuai dengan materi. Misalnya, guru menunjukkan sedotan yang dimasukan ke dalam gelas berisi air. Guru melakukan tanya jawab tentang peristiwa tersebut untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

  b. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan Pada langkah ini siswa didampingi guru membuat pertanyaan berdasarkan pada langkah orientasi. Pertanyaan menggunakan kata tanya

  “apakah”. Misalnya, “Apakah sedotan yang dimasukan kedalam gelas yang berisi air terlihat pat ah?”

  c. Merumuskan hipotesis Pada langkah ini siswa didampingi guru membuat hipotesis berdasarkan pertanyaan yang telah dibuat. Misalnya, “sedotan yang dimasukan ke dalam gelas yang berisi air terlihat patah”. Dalam langkah merumuskan hipotesis ini guru membimbing siswa berdasarkan pengalaman yang dimiliki siswa.

  d. Melakukan percobaan Siswa membuktikan hipotesis yang telah dibuat. Guru membimbing siswa untuk menentukan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan.

  e. Membuat kesimpulan Pada langkah ini siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  f.

  Mempresentasikan hasil Kesimpulan yang telah dibuat siswa kemudian dilaporkan hasil percobaannya di depan kelas.

  g. Evaluasi Pada langkah evaluasi, guru dan siswa mengevaluasi proses dan hasil selama pembelajaran berlangsung.

2.1.1.2 Proses Kognitif Mengingat dan Memahami 1. Proses Kognitif Benjamin S. Bloom

  Berdasarkan tahapan taksonomi Bloom (Anderson, 2010:43) dimensi proses kognitif dibagi menjadi beberapa ketegori dengan tingkatan proses-proses kognitif yang dimiliki oleh para siswa yang terdapat dalam tujuan di bidang pendidikan. Proses kognitif Bloom (Anderson,2010:99) diuraikan dalam 6 tahap proses kognitif, yaitu:

  a. Mengingat Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Proses kognitif mengingat meliputimengenali dan mengingat kembali.

  b. Memahami Proses memahami adalah mengonstruksi makna dari pembelajaran yang telah diperoleh, baik yang bersifat lisan, tulisan maupun grafis. Proses memahami meliputi menafsirkan,mencontohkan,mengklasifikasikan,merangkum,menyimpulk an,menjelaskan.

  c. Mengaplikasi Proses mengaplikasi adalah menerapkan atau menggunakan suatu prosedur. Proses kognitif mengaplikasi meliputi mengeksekusi dan mengimplementasikan.

  d. Menganalisis Proses menganalisis adalah memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhan dari struktur tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Proses kognitif menganalisis meliputi: membedakan,mengorganisasi, dan mengatribusikan.

  e. Mengevaluasi Proses mengevaluasi adalah mengambil keputusan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya. Proses koginitif meliputi memeriksa dan mengritik.

  f. Mencipta Proses mencipta adalah proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang fungsional. Proses mencipta ini membentuk suatu produk yang orisinal.

2. Kemampuan Mengingat dan Kemampuan Memahami

  Dalam penelitian ini akan digunakan dan dibahas lebih lanjut kemampuan mengingat dan kemampuan memahami.

  a. Kemampuan Mengingat Kemampuan mengingat merupakan kemampuan mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang yang dibutuhkan. Kemampuan

  

mengingat dapat dibagi atau dikategorikan menjadi dua kegiatan yaitu mengenali

  dan mengingat kembali. Dalam penelitian ini kedua kegiatan tersebut diuraikan menjadi 4 kegiatan, yaitu: 1) Mengenali merupakan suatu proses mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang sesuai dengan pengetahuan yang dibutuhkan, kemudian dibandingkan dengan pengetahuan baru yang diperoleh. 2) Mengidentifikasi merupakan suatu proses menentukan suatu hal berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki. 3) Mengingat kembali merupakan suatu proses panjang menggunakan pengetahuan yang ada dari memori jangka panjang. 4) Mengambil merupakan suatu prosesmengambil pengetahuan yang ada dari memori jangka panjang. Pengetahuan yang diambil adalah pengetahuan yang dibutuhkan untuk memperoleh informasi yang dikehendaki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  b. Kemampuan Memahami Menurut Anderson (2010:105) kemampuan memahami merupakan suatu proses kognitif yang berkaitan dengan kemampuan mentransfer suatu pengetahuan. Siswa yang mampu mengonstruksi atau membangun makna dari pesan pembelajaran baik secara lisan maupun tertulis, siswa dapat dikatakan memiliki kemampuan memahami. Tahap memahami dikategorikan menjadi tujuh kegiatan antara lain:menafsirkan, mencontoh, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, menjelaskan. Dalam penelitian ini hanya digunakan kategori sebagai berikut:

  1) Menafsirkan, merupakan proses mengubah satu bentuk gambaran menjadi bentuk lainnya. 2) Mencontohkan, merupakan proses menemukan contoh atau ilustrasi tentang konsep atau prinsip. 3) Mengklasifikasikan, merupakan proses menentukan satu kategori. 4) Menjelaskan, merupakan proses membuat model sebab-akibat dalam sebuah sistem

2.1.1.3 Mata Pelajaran IPA 1. Hakekat IPA

  Iskandar (2001:1) mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Alam(IPA) sebagai mata pelajaran tentang penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan. Mempelajari IPA tidak hanya berkaitan dengan alam dan prosedur penelitian, namun berkaitan juga dengan hakikat IPA. Hakikat IPA, antara lain

  IPA sebagai produk, IPA sebagai proses, dan IPA sebagai teori (Iskandar, 2001:3- 8).

  a. IPA sebagai produk

  IPA disebut sebagai produk karena IPA selalu menghasilkan pengetahuan baru yang berdasarkan proses yang sistematik. Produk- produk IPA antara lain yaitu fakta, konsep, prinsip, dan hukum. Fakta dalam IPA yaitu pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar- benar ada atau peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif. Konsep IPA adalah suatu ide yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menggabungkan fakta-faktayang ada sehingga saling berhubungan. Prinsip IPA adalah deskripsi yang paling tepat tentang objek atau kejadian. Hukum sering merupakan prinsip-prinsip yang sudah mengalami pengujian.

  b. IPA sebagai Proses

  IPA dikatakan sebagai proses karena pada pembelajaran, cara kerja untuk memperoleh suatu hasil dalam IPA mengembangkan keterampilan- keterampilan dalam penyelidikan. Keterampilan proses dalam IPA berkaitan dengan mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesis, membuat grafik, melakukan eksperimen.

  c. IPA sebagai dimensi sikap

  IPA disebut sebagai dimensi sikap karena IPA mengembangkan kemampuan sikap yang dimiliki siswa seperti rasa ingin tahu, ketelitian, dan rasa tanggung jawab.

2. Tujuan Pembelajaran IPA

  Tujuan pembelajaran IPA yaitu untuk membantu setiap orang agar mempunyaisikap ilmiah. Beberapa sikap ilmiah (Iskandar, 2001:12) antara lain, yaitu :

  a. Objektif terhadap fakta artinya tidak dicampuri oleh perasaan dalam mengungkapakan sesuatu, sesuai dengan fakta.

  b. Tidak tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan sebelum ada banyak bukti yang menguatkan data.

  c. Berhati terbuka artinya mempertimbangkan penemuan orang lain sekalipun pendapat orang lain bertentangan dengan penemuan diri sendiri.

  d. Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat.

  e. Bersifat hati-hati.

  f. Ingin menyelidiki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.1.4 Materi Ajar Kelas V Materi ajar kelas V yang diteliti yaitu pada Standar Kompetensi 6.

  “Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/mode”dan Kompetensi Dasar 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya kelas. Menurut Hermana (2009:134-1139), cahaya memiliki 4 sifat.

  1. Cahaya merambat lurus Cahaya dapat merambat lurus apabila ada benda yang menghalangi, cahaya tersebut tidak dapat terlihat. Contoh dalam kehidupan sehari-hari dan ada disekitar kita yang menunjukkan bahwa benda dapat merambat lurus adalah lampu pemancar mercusuar, cahaya dari proyektor film dapat dipancarkan ke layar, cahaya dari senter.

  Gb.1 Cahaya mercusuar (Sumber: Azmiyawati, 2008:111)

  Gb.2 Cahaya senter (Sumber: Azmiyawati, 2008:111)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Cahaya menembus benda bening Benda-benda yang dapat ditembus oleh cahaya disebut benda bening. Macam-macam benda bening adalah kaca, air, kertas mika, gelas bening, kertas plastik, dan sebagainya. Benda-benda yang tidak dapat ditembus oleh cayaha disebut benda gelap yang termasuk benda gelap yaitu kayu, buku, meja, dan sebagainya.

  3. Cahaya dapat dipantulkan Pemantulan cahaya dikategorikan dalam dua jenis :

  a. Pemantulan Baur Pemantulan baur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata

  Gb.3 Pemantulan baur (Sumber: Azmiyawati, 2008:112)

  b. Pemantulan Teratur Pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang rata, licin, dan mengkilap.

  Gb.4 Pemantulan teratur (Sumber: Azmiyawati, 2008:111)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Berdasarkan permukaanya, cermin dikelompokkan menjadi 3 yaitu:

  a. Cermin datar Cermin datar yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya datar dan tidak melengkung. Sifat cermin datar adalah ukuran sama, tegak, maya, atau semu. Contohnya adalah cermin tata rias

  Gb.5 Cermin datar (Sumber: Azmiyawati, 2008:113)

  Gb.6 Penampang cermin datar (Sumber: Azmiyawati, 2008:113)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  b. Cermin cekung Cermin cekung yaitu cermin yang bidang pantulnya melengkung ke arah dalam. Sifat bayangan benda pada cermin cekung adalah bayangan tegak,lebih besar, dan semu (maya). Contoh penggunaan cermin cekung pada reflektor lampu senter.

  Gb. 7 Penampang cermin cekung (Sumber: Azmiyawati, 2008:114)

  Gb.8 Penggunaan cermin cekung (Sumber: Azmiyawati, 2008:114)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c. Cermin cembung Cermin cembung yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya melengkung ke arah keluar. Sifat dari cermin cembung adalah maya, tegak, dan lebih kecil. Contohnya adalah pada penggunaan spion kendaraan.

  Gb. 9 Penampang dan penggunaan cermin cembung (Sumber: Azmiyawati, 2008:113)

  4. Cahaya dapat dibiaskan Pembiasan cahaya sering terjadi di kehidupan sehari-hari kita. Misalnya sedotan yang kita masukan ke dalam gelas yang berisi air maka sedotan tersebut terlihat patah. Hal itu bisa terjadi karena adanya perbedaan kerapatan zat. Peristiwa pembelokan arah rambatan cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut pembiasan.

  Gb.10 Rambatan Cahaya (Sumbe

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Gb.11 Pembiasan cahaya (Sumbe

  

  5. Cahaya dapat diuraikan Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi). Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna. Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih.Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan sehingga terbentukwarna-warna pelangi. Spektrum cahaya terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

  Gb.12 Penguraian Cahaya Putih

  

  (Sumbe

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Gb.13 Pelangi (Sumbe

2.2 Penelitian sebelumnya

  Berikut merupakan penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

2.2.1 Metode Inkuiri

  Rapi (2008) meneliti penggunaan model pembelajaran dan penalaran formal terhadap penguasaan konsep fisika dan sikap ilmiah siswa SMAN 4 Singaraja. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan

  

nonequivalent control group design . Hasil analisis menunjukkan bahwa (1)

  penguasaan konsep fisika siswa yang belajar menggunakan metode inkuiri lebih baik daripada siswa yang belajar melalui model pembelajaran konvensional dengan nilai rata-rata siswa dengan pembelajaran inkuiri 64,370 sedangkan nilai rata-rata dengan pembelajaran konvensional 57,041 namun tidak terdapat pengaruh interaktif antara model pembelajaran dan penalaran formal dalam meningkatkan penguasaan konsep fisika maupun dalam mengembangkan sikap ilmiah.

  Ningsih (2012) meneliti peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa menggunakan metode inkuiri pada mata pelajaran Pkn. Hasil penelitian dengan menggunakanmetode inkuiriini, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari adanya peningkatan persentase aktivitas siswa dan rata-rata hasil belajar siswa tiap siklus. Persentase aktivitas belajar siswa pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  siklus I sebesar 46,55 %, meningkat pada siklus II sebesar 61,55 %, dan meningkat lagi pada siklus III sebesar 78,43 %. Begitu pula rata-rata hasil belajar siswa yang selalu meningkat dari 57,62 pada siklus I, menjadi 63,46 pada siklus

  II, dan 70,75 pada siklus III. Peningkatan tiap siklusnya memperoleh 5,84 pada siklus I ke siklus II, dan 7,3 pada siklus II ke siklus III.

  Lestari (2011) meneliti penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA terhadap pretasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif. Subjek penelitian yang diteliti adalah kelas VA dan VB SDK Ganjuran Yogyakarta dengan jumlah 54 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanyapengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa dengan ditunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 atau (< 0,05) dan pengaruh penerapan metode kognitif terhadap kemampuan berpikir kritis kognitif ditunjukkan dengan harga Sig.(2- tailed) 0,000 atau < 0,05.

2.2.2 Proses Kognitif